Download - Makalah Keren Maturasi Bayi
PENGUKURAN MATURASI BAYI BARU LAHIR
Bayi baru lahir harus memenuhi sejumlah tugas perkembangan untuk memperoleh
dan mempertahankan eksistensi fisik secara terpisah dari ibunya. Perubahan biologis
besar yang terjadi saat bayi lahir memungkinkan transisi dari lingkungan intrauterine ke
ekstrauterin. Perubahan ini menjadi dasar pertumbuhan dan perkembangan di kemudian
hari.
I. KARAKTERISTIK BIOLOGIS
Pada kehamilan cukup bulan, berbagai sistem fisiologis dan anatomi mencapai
tingkat perkembangan dan fungsi yang memungkinkan janin memiliki eksistensi
terpisah dari ibunya. Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai
usianya 28 hari, merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada
BBL.
a. System Kardiovaskuler
Napas pertama yang dilakukan BBL membuat paru-paru berkembang dan
menurunkan resistensi vaskuler pulmoner, sehingga darah paru mengalir.
Frekuensi denyut jantung bayi berkisar antara 120 dan 160x/ menit. Frekuensi
saat bayi tidur berbeda dari frekuensi saat bayi bangun. Pada usia 1 minggu,
frekuensi denyut jantung bayi rata-rata ialah 128x/ menit saat tidur dan 163x/ menit
saat bangun. Pada usia 1 bulan, frekuensi 138x/ menit saat tidur dan 167x/ menit
saat bangun.
Bunyi jantung bayi setelah lahir mencerminkan suatu rangkaian kerja pompa
jantung. Bunyi jantung terdengar sebagai suara “ lub, dub, lub, dub“. Bunyi “lub”
dikaitkan dengan penutupan katup mitral dan tricuspid pada permulaan sistol dan
bunyi “dub” dikaitkan dengan penutupan katup aortic dan katup pulmoner pada
akhir sistol. Bunyi “lub” merupakan bunyi jantung pertama dan bunyi “dub”
merupakan bunyi jantung kedua. Siklus normal jantung bermula dari sistol (Guyton,
1991).
Pada kehamilan cukup bulan, jantung janin terletak di tengah puncak kepala
dan bokong. Tekanan darah BBL 78/42 mmHg. Tekanan darah akan berbeda dari
hari ke hari selama bulan pertama kehamilan. Tekanan darah sistolik bayi sering
menurun (sekitar 15 mmHg) selama 1 jam pertama setelah lahir. Menangis dan
bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah sistolik.
b. System Hematopoesis
Saat bayi lahir, nilai rata-rata Hb, hematokrit, dan RBC lebih tinggi dari nilai
normal orang dewasa. Hb BBL berkisar antara 14,5-22,5 g/dl. Hematokrit bervariasi
dari 44%-72% dan hitung RBC berkisar antara 5-7,5 juta/ mm3. Secara berturut-
turut, Hb dan hitung RBC menurun sampai mencapai kadar rata-rata 11-17 g/dl dan
4,2-5,2/ mm3 pada akhir bulan.
c. System pernapasan
Paru-paru bayi cukup bulan mengandung sekitar 20 ml cairan/ kg. Tarikan
napas pertama terjadi karena refleks yang dipicu oleh perubahan tekanan,
pendinginan, bunyi, cahaya, dan sensasi lain yang berkaitan dengan proses
kelahiran.
Bayi baru lahir biasanya bernapas melalui hidung. Respon bayi terhadap
obstruksi hidung ialah membuka mulut untuk mempertahankan jalan napas.
Kebanyakan bayi tidak memiliki respon ini sampai berusia 3 minggu. Oleh karena
itu, asfiksia dan sianosis dapat terjadi akibat obstruksi hidung.
Alveoli paru janin dilapisi surfaktan. Ekspansi paru mempercepat sekresi
surfaktan. Fungsi surfaktan adalah untuk menurunkan tegangan permukaan. System
surfaktan berkembanng sewaktu janin berkembang di dalam rahim. Maturitas paru-
paru janin dapat ditentukan dengan memeriksa rasio lesitin/ sfingomielin (L/S) dan
kadar fosfolipid lain di dalam cairan amniotil. Fosfatidilgliserol muncul pada
minggu ke 35 dan ke 36. konsentrasi lesitin dan sfingomielin meningkat seirng
peningkatan usia kehamilan.
d. System Ginjal
Pada bulan ke 4 kehidupan janin, ginjal terbentuk. Pada BBL hampir semua
massa yang teraba di abdomen berasal dari ginjal.
Biasanya sejumlah kecil urine terdapat dalam kandung kemih bayi saat lahir,
tetapi BBL mungkin tidak mengeluarkan urine selama 12-24jam. Umumnya bayi
cukup bulan mengeluarkan urine 15-60 ml/kg/hari. Kadang-kadang bercak merah
muda terlihat pada popok. Bercak ini muncul akibat Krista asam urat dan
merupakan hal yang normal.
e. System cerna
BBL cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan
mengabsorpsi protein dan karbohidrat sederhana, serta mengemulsi lemak. Pada
BBL dengan hidrasi yang adekuat membrane mukosa mulutnyas lembab dan
berwarna merah muda. Pengeluaran air liur sering terlihat selama beberapa jam
pertama setelah bayi lahir. BBL melakukan 3-4 isapan kecil setiap kali menghisap.
BBL tidak mampu memindahkan makanan dari bibir ke faring, sehingga putting
susu harus diletakkan cukup dalam di mulut bayi.
Saat bayi lahir, tidak terdapat bakteri dalam saluran cernanya. Segera setelah
lahir, orifisium oral dan orifisium anal memungkinkan bakteri dan udara masuk.
Bising usus bayi dapat didengar 1 jam setelah lahir. Kapasitas lambung bervariasi
dari 30-90 ml, tergantung pada ukuran bayi.
Tinja
Saat lahir, usus bayi bagian bawah penuh dengan mekonium yang dibentuk
selama janin dalam kandungan. Mekonium berwarna hijau kehitaman,
konsistensinya kental, dan mengandung darah samara. Mekonium yang keluar
pertama steril, tetapi beberapa jam kemudian semua mekonium yang keluar
mengandung bakteri.
Jumlah feses BBL bervariasi selama minggu pertama dan jumlah paling banyak
adalah antara hari ke 3 dan ke 6 yang disebut dengan feses transisi (fese kecil-kecil,
berwarna coklat sampai hijau akibat adanya mekonium).
f. System Hepatika
Penyimpanan Besi
Hati janin (yang berfungsi sebagai produksi Hb setelah lahir) mulai
menyimpan besi sejak masih dalam kandungan. Apabila ibu mendapat cukup
asupan besi selama hamil, bayi akan memiliki simpanan besi yang dapat bertahan
sampai bulan ke 5 kehidupannya di luar rahim.
Pembentukan dan metabolisme bilirubin
Bilirubin merupakan hasil katabolisme Heme yang berasal dari Hb,
mioglobin, enzyme citocrom, katalase dan pirrolase. Bilirubin dihasilkan dari
penghancuran Hb yang berasal dari eritrosit. Katabolisme 1 gr Hb menghasilkan
34 mg bilirubin. Katabolisme terjadi di RES (retikulo endotel sistem) masuk ke
darah secara difusi. Kemudian akan berikatan dengan albumin, lalu masuk ke
hepar. Bilirubin yang terikat albumin tidak dapat melewati Blood Brain Barier dan
tidak bersifat toksin.
Di dalam sel hati, bilirubin berikatan dengan protein glutation transferase,
protein Z, yang kemudian ditranspor ke smooth retikulo endotel untuk konjugasi.
Bilirubin yang terkonjugasi masuk ke kandung empedu dan kemudian masuk ke
intestine bercampur dengan bakterri flora normal dan berubah menjadi urobilin
yang dapat ditemui dalam feses.
g. System Imun
Sel-sel yang menyuplai imunitas bayi berkembang pada awal kehidupan janin,
tapi tidak aktif selama beberapa bulan. Selama 3 bulan pertama kehidupan, bayi
dilindungi oleh kekebalan pasif yang diterima dari ibu terutama pada bayi yang
menyusui mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
h. Sistem Integumen
Bayi cukup bulan memiliki kulit kemerahan (merah daging) beberapa jam
setalah lahir, setelah itu warna kulit memucat menjadi warna normal. Kulit sering
terlihat berbecak, terutama terlihat disekitar ekstremitas. Tangan dan kaki terlihat
sedikit sianotik. Warna kebiruan ini, akrosianotik, disebabkan oleh ketidakstabilan
vasomotor, statis kapiler, dan kadar hemoglobin yang tinggi. Keaadan ini normal
dan bersifat sementara dan bertahan selama 7-10 hari, terutama bila terpajan pada
udara dingin. Bayi yang baru lahir yang sehat dan cukup bulan tampak gemuk. Kulit
mungkin agak ketat, disebabkan oleh retensi cairan. Lanugo halus dapat terlihat
diwajah, bahu dan punggung. Edema wajah dan ekimosis dapat timbul akibat
presentasi muka atau kelahiran dengan forcep. Petekie dapat timbul jika ditekan
pada daerah tersebut. Jika terdapat diseluruh tubuh, laporkan pada dokter ahli anak,
karena dapat mengindikasikan masalah.
Kaput Suksedaneum
Merupakan edema pada kulit kepala yang ditemukan dini. Tekanan vertex
yang lama pada serviks menyebabkan pembuluh darah mendapat penekanan,
sehingga memperlambat aliran balik vena dan membuat cairan jaringan di kulit
kepala meningkat, sehingga terjadi pembengkakkan edema. Tonjolan edema yang
terlihat saat bayi lahir, memanjang sesuai denagn garis sutura tulang tengkorak
dan lenyap secara spontan dalam 3 sampai 4 hari.
Sefalhematoma
Adalah kumpulan darah diantara tulang tengkorak dan periosteumnya
sehingga tidak pernah melewati garis sutura kepala. Perdarahan dapat terjadi pada
kelahiran spontan akibat penekanan pada tulang panggul ibu. Kelahiran dengan
forcep rendah dan rotasi forsep yang sulit juga dapat mengakibatkan perdarahan.
Benjolan akan terlihat beberapa jam setelah lahir pada hari pertama bayi lahir
atau setelah kaput suksedaneum mengecil. Sefalhematoma mencapai ukuran
paling besar pada hari ke-2 atau ke-3, pada saat itu perdarahan telah berhenti.
Sefalhematoma akan lenyap dengan spontan dalam 3-6 minggu. Keadaan ini tidak
diaspirasi karena dikhawatirkan akan terjadi infeksi bila kulit ditusuk jarum.
Nevi
Dikenal sebagai gigitan burung bangau, berwarna merah muda dan mudah
memutih. Terlihat pada kelopak mata bagian atas, hidung, bagian atas bibir, tulang
oksipital bawah dan tengkuk. Tanda ini tidak memiliki makna klinis dan biasanya
akan lenyap antara tahun pertama dan kedua.
Tanda strawberi atau nervus vaskulasa merupakan jenis hemangioma kapiler
kedua yang paling sering muncul. Lesi ini dapat menetap sampai anak masuk
sekolah atau kadang lebih lama. Tanda ini menempati seluruh lapisan dermal dan
subdermal.
Bercak port wine atau nervus flameus. Dapat diobservasi saat bayi lahir.
Bercak ini berwarna merah sampai ungu, ukuran, bentuk dan lokasinya berbeda-
beda dan tidak meninggi.
Eritema toksikum
Disebut juga eritema neonaturum yang merupakan suatu ruam sementara yang
diduga respon inflamasi. Ruam ini akan terlihat pada bayi cukup bulan, 3 minggu
pertama setelah lahir. Kondisi ini mengejutkan tapi tidak memiliki makna klinis
dan tidak perlu diobati.
i. System Reproduksi
Wanita
Pada bayi baru lahir cukup bulan labia myora dan minora menutupi
vestibulum. Pada bayi premature, klitoris menonjol dan labia mayora kecil dan
terbuka.
Pria
Testis turun ke dalam skrotum pada 90% bayi baru lahir laki-laki. Terdapat
rugae yang melapisi kantong skrotum. Hidrokel (penimbunan cairan disekitar
testis) sering terjadi dan biasanya akan mengecil tanpa pengobatan.
j. System Skelet
Kepala bayi cukup bulan berukuran ¼ panjang tubuh. Lengan sedikit lebih
panjang dari pada tungkai. Wajah relative kecil terhadap ukuran tengkorak. Pada
bayi baru lahir, lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit disatukan,
sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung.
Ekstremitas harus simetris. Harus terdapat kuku jari tangan dan jari kaki.
Garis-garis telapak tangan dan kaki sudah terlihat.
k. Sistem Neuromuskuler
Aktivitas motorik spontan dapat muncul dalam bentuk tremor sementara
dimulut dan dagu, terutama saat menangis dan pada ekstremitas terutama pada
lengan dan tangan.
Apabila bayi baru lahir diletakkan di atas permukaan yang keras dengan
wajah menghadap ke bawah, bayi akan memutar kepalanya kesamping untuk
mempertahankan jalan nafas. Bayi berusaha mengangkat kepalanya supaya tetap
sejajar dengan tubuhnya bila kedua lengan ditarik keatas hingga kepala terangkat.
II. KARAKTERISTIK PERILAKU
Bayi baru lahir yang sehat harus mampu menjali fungsi biologis dan fungsi
perilaku supaya dapat tumbuh dengan normal. Karakteristik perilaku membentuk
dasar kemampuan sosial bayi baru lahir.
a. Siklus Tidur Terjaga
Bayi baru lahir tidur 17 jam sehari dengan periode terjaga yang semakin hari
semakin panjang. Pada minggu ke-4 beberapa bayi mulai terjaga di antara waktu
pemberian makan.
Keadaan Perilaku dan Perilaku MenetapKARAKTERISTIK KEADAAN
Keadaan Aktivitas Tubuh
Gerak Mata
Mimik Wajah Pola Napas
Tingkat Respon
Keadaan TidurTidur Dalam
Sangat nyenyak, tetapi kadang-kadang terkejut
Tidak ada
Tanpa mimik wajah, kadang-kadang melakukan gerakan menghisap dengan interval teratur
Lancar dan teratur
Ambang ter-dapat stimulus sangat tinggi, sehingga ha-nya stimulus yang meng-ganggu dan intensitasnya tinggi yang akan memba-ngunkan bayi
Tidur ringan
Beberapa gerakan tubuh
Gerakan mata cepat (REM), mata berkedut di balik kelopak mata
Dapat tersenyum dan mengeluarkan suara rewel atau menangis
Tidak teratur
Lebih respon-sif terhadap stimulus inter-nal dan ekster-nal. Saat sti-mulus muncul bayi dapat tetap berada dalam keadaan tidur ringan, kembali ke tidur dalam, atau terjaga sampai menga-ntuk.
Keadaan Terjaga Mengan-tuk
Tingkat akti-vitas berva-
Mata terbuka
Dapat memperlihat-
Tidak teratur
Bayi bereaksi terhadap
riasi, dise-lingi kea-daan terkejut ringan dari waktu ke waktu.
dan kadang-kadang tertutup, kelopak mata berat,tampak berkaca-kaca
kan beberapa mimik wajah; seringkali tidak ada mimik wajah dan tampak tidur nyenyak
stimulus walaupun terhadap stimulus tertunda. Keadaan berubah setelah stimulasi diberikan dengan sering
Waspada-tenang
Minimal Mata bersinar dan melebar
Wajah tampak cerah, bersinar
Teratur Perhatian bayi paling banyak tercurah pada lingkungan, memfokuskan perhatian pada setiap stimulus yang ada. Keadaan terjaga optimal
Waspada-aktif
Banyak aktivitas tubuh; memperlihatkan periode rewel
Mata terbuka, tetapi tidak terlalu cerah
Banyak mimik wajah; wajah tidak secerah pada keadaan waspada-tenang
Tidak teratur
Semakin peka terhadap stimulus yang menganggu (rasa lapar, letih, ribut, penanganan yang berlebihan)
Menangis Aktivitas motorik meningkat disertai perubahan warna
Mata tertutup erat atau terbuka
Menyeringai Lebih tidak teratur
Respon ekstrim terhadap stimulus tidak menyenangkan yang berasal dari dalam atau luar
b. Perilaku Sensori
1. Penglihatan
Pupil bayi bereaksi terhadap rangsangan cahaya sehingga refleks mengedip
mudah.
Kelenjar air mata biasanya belum berfungsi sampai bayi berusia 2-4 minggu.
Jarak pandang paling jelas17-20 cm
BBL sensitif tehadap cahaya dengan mengerutkan wajah bila suatu cahaya
terang diarahkan ke wajahnya dan akan memalingkan kepala ke cahaya
yang teduh.
Respon terhadap gerakan dilihat bila suatu obyek yang terang (bahkan pada
usia 15 menit), mereka akan mengikuti objek tersebut dengan matanya dan
sebagian bayi akan memalingkan kepalanya untuk melakukan hal tersebut.
2. Pendengaran
1 menit setelah bayi lahir cairan ammnion keluar dari telinga, pendengaran
bayi sama dengan pendengaran orang dewasa.
Bayi berespon terhadap suara ibunya.
3. Sentuhan
Wajah, terutama mulut, tangan dan telapak kaki merupakan daerah yang
paling sensitif terhadap sentuhan, misalnya sentuhan ujung jari, mengusap-
usap wajah dengan lembut, dan memijat punggung. Refleks dapat
ditunjukkan dengan memukul-mukul. Trauma atau stress lahir serta obat-
obatan depresan yang dipakai ibu mmenggurangi sensitivitas bayi terhadap
stimulus sentuhan atau stimulus nyeri.
4. Pengecap
Bayi baru lahir memilki sistem kecap yang berkembang baik
Larutan yang hambar tidak membuat bayi berespons, sedangakan larutan
yang manis membuat bayi mengisap dengan bersemangat. Larutan asam
membuat bayi menggerakkan bibirnya dan larutan pahit membuat bayi
marah.
5. Penciuman
Indera penciuman bayi baru lahir sudah berkembang baik saat bayi lahir
dengan memberi reaksi yang sama dengan reaksi orang dewasa, bila diberi
bau yang menyenangkan.
Bayi yang disusui mampu membaui ASI dan dapat membedakan ibunya dari
ibu yang lain yang juga menyusui.
c. Respon terhadap stimulus lingkungan
Temperamen
BBL memiliki reseptor sensoris yang mampu memberikan respon selektif
terhadap berbagai stimulus yang terdapat di lingkungan internal dan
eksternal.
Habituasi
Merupakan mekanisme proteksi. Habituasi membuat bayi terbiasa dengan
stimulus lingkungan. Bayi baru lahir yang diberi stimulus baru akan
membuka matanya lebar-lebar dan mengarahkan pandangannya untuk
sesaat, tetapi pada akhirnya ia menjadi tidak tertarik lagi.
Kemampuan berhabituasi memungkinkan bayi baru lahir menyeleksi
stimulus yang meningkatkan kemampuannya mempelajari dunia sosial,
sehingga menghindari rasa berlebihan.
Konsolasi
Menangis merupakan salah satu inisiatif bayi dalam mengurangi stress yang
dialaminya. Gerakan tangan kearah mulut umum, dengan atau tanpa
menghisap. Bayi juga terjaga jika diberi stimulus suara, bunyi atau stimulus
visual.
Iritabilitas
Beberapa bayi baru lahir menangis lebih lama dan lebih keras daripada bayi
yang lain. Mereka mudah marah akibat suara asing, rasa lapar, basah atau
pengalaman baru dan mereka berespon dengan intens.
Menangis
Menangis pada bayi berarti berkomunikasi dan bisa menunjukkan rasa lapar,
nyeri, keinginan untuk diperhatikan atau rasa tidak puas.
Menggendong bayi
Saat digendong bayi akan menyesuaikan tubuhnya dengan bentuk lekukan
tubuh si pemberi perawatan.
III. PENGUKURAN MATURASI BAYI BARU LAHIR
Karakteristik biologis terlihat melalui pengkajian fisik. Pengkajian fisik
yang dilakukan perawat meliputi apgar score, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
neurologis refleks bayi baru lahir.
1. Apgar Score
Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5
variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek).
Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar pada tahun 1950.
Apgar score dilakukan pada :
• 1 menit kelahiran
yaitu untuk memberi kesempatan pd bayi untuk memulai perubahan
• Menit ke-5
• Menit ke-10
penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu
tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas
pada masa mendatang, nilai yg rendah berhubungan dg kondisi neurologis
APGAR SCORE
TANDA 0 1 2
Appearance Biru,pucat Badan
pucat,tungkai
biru
Semuanya
merah muda
Pulse Tidak teraba < 100 > 100
Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
Activity Lemas/lumpuh Gerakan
sedikit/fleksi
tungkai
Aktif/fleksi
tungkai
baik/reaksi
melawan
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak
teratur
Baik, menangis
kuat
Preosedur penilaian APGAR
Pastikan pencahayaan baik
Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat &
simultan. Jumlahkan hasilnya
Lakukan tindakan dengan cepat & tepat sesuai dengan hasilnya
Ulangi pada menit ke-5
Ulangi pada menit ke-10
Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai
Penilaian
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
Nilai tertinggi adalah 10
Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik
Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan
tindakan resusitasi
Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan
resusitasi segera sampai ventilasi
2. Pengkajian Fisik Bayi Baru Lahir
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang bertujuan untuk memastikan
normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi
melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang
diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan,
dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Prinsip Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
Pastikan pencahayaan baik
Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa
(jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera
selimuti kembali dengan cepat
Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
Peralatan dan Perlengkapan
1. kapas
2. senter
3. termometer
4. stetoskop
5. selimut bayi
6. bengkok
7. timbangan bayi
8. pita ukur/metlin
9. pengukur panjang badan
Prosedur
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor
lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan
neonatal
3. Susunalat secara ergonomis
4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan
handuk bersih
5. Memakai sarung tangan
6. Letakkan bayi pada tempat yang rata
Setelah melakukan prosedur di atas maka dilanjutkan dengan :
a. Pengukuran Anthopometri
1. Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol
sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus
bayi.
Gambar 1 Timbangan berat badan bayi
2. Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai
tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan
yang tidak lentur.
Gambar 2 Pengukuran panjang badan
(Bennet & Brown, 1999)
3. Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke
dahi.
Gambar 3 Pengukuran Lingkar kepala
4. Ukur lingkar dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada
(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)
b. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya
normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi
preterm,moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan
letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut
moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari
sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya.
Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada
mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan
tekanan intakranial, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi.
Terkadang teraba fontanel ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal
ini terjadi karena adanya trisomi 21
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal
hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali,
kraniotabes dan sebagainya
Gambar 4 Kelainan pada pemeriksaan kepala
(Bennet & Brown, 1999)
2. Wajah
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini
dikarenakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas
seperti sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan
wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
3. Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai
pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil
harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci
(kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya defek retina
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus
dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami
sindrom down
4. Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih
dari 2,5 cm.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral,
fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring
Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini
kemungkinan adanya sifilis kongenital
Periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan
( Depkes Ri,2003 )
5. Mulut
Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil
menunjukkan mikrognatia
Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang
berasal dari dasar mulut)
Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara
palatum keras dan lunak
Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi
akibatvEpistein’s pearl atau gigi
Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema
otak atau tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk
(tanda foote)
Bibir sumbing (Bennet & Brown, 1999)
6. Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas
dibagia atas
Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set
ears) terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan
dengan abnormalitas ginjal
7. Leher
Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya.
Pergerakannya harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan
kemungkinan ada kelainan tulang leher
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada
fleksus brakhialis
Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa
adanya pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan
adanya kemungkinan trisomi 21.
8. Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi
yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan
adanya fraktur
9. Tangan
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara meluruskan kedua
lengan ke bawah
Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan
adanya kerusakan neurologis atau fraktur
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah
berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau tercabut
sehingga menimbulkan luka dan perdarahan
10. Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau
hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal dinding dada dan abdomen
bergerak secara bersamaan.Tarikan sternum atau interkostal pada saat
bernapas perlu diperhatikan
Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan
tampak simetris
Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal
11. Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan
gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya pembengkakan
Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau
tumor lainnya
Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel
atau ductus omfaloentriskus persisten
(Lodermik, Jensen 2005)
12. Genitalia
Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi
lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan
fimosis
Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini
disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
(Lodermik, Jensen 2005)
13. Anus dan rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya
Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai 48 jam
belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon
atau obstruksi saluran pencernaan
14. Tungkai
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan keduanya dan bandingkan
Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan berkaitan
dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis.
Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki
15. Spinal
Periksa spinal dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda
abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil
berambut yang dapat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau
kolumna vertebra
(Lodermik, Jensen 2005)
16. Kulit
Perhatikan kondisi kuli bayi.
Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
Periksa adanya pembekakan
Perhatinan adanya vernik kaseosa
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang
bulan
Setelah dilakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik dilanjutkan
dengan :
7. Jelaskan pada ibu atau kelurga tentang hasil pemeriksaan
8. Rapikan bayi
9. Bereskan alat
10. Lakukan pendokumentasian tindakan dan hasil pemeriksaan
3. Pemeriksaan Neurologis Reflex pada bayi baru lahir
REFLEKS MENIMBULKAN RESPONS KETERANGAN
REFLEKS YANG KHASMengisap dan membuka mulut (rooting)
Menelan.
Menggen-gam.Telapak tangan.
Telapak kaki.
Menjulur-kan lidah.
Glabellar (Myerson’s
Leher
Sentuh bibir, pipi atau sudut mulut bayi dengan putting.
Beri bayi minum; menelan biasanya menyertai mengisap dan mendapat cairan.
Tempatkan jari pada telapak tangan.
Tempatkan jari pada pangkal jari kaki.
Sentuh atau tekan ujung lidah.
Ketuk dahi, batang hidung, atau maksila bayi baru lahir yang matanya sedang terbuka.
Pada saat bayi
Bayi menoleh kearah stimulus, membuka mulutnya, memasukkan puting dan menghisap.
Menelan biasanya diatur oleh menghisap dan biasanya terjadi tanpa tersedak, batuk, atau muntah.
Jari-jari bayi menggengam jari-jari pemeriksa; jari-jari menekuk ke bawah.
Bayi baru lahir menjulurkan lidah keluar.
Bayi baru lahir akan mengejapkan mata pada 4 sampai 5 ketukan pertama.
Jika bayi
Sulit atau tidak mungkin menghasilkan refleks ini jika bayi telah diberi minum; jika lemah atau tidak ada, pertimbangkan adanya prematuritas atau kelainan neurologis. Bimbingan orang tua.Hindari mengarahkan kepala ke payudara atau putting; biarkan bayi membuka mulutnya. Hilang setelah 3 atau 4 bulan, tetapi dapat menetap sampai usia 1 tahun.
Jika lemah atau tidak ada, dapat menunjukkan prematuritas atau defek neurologis. Menghisap dan menelan sering tidak terkoordinasi pada bayi prematur.
Respons telapak tangan menurun pada usia 3-4 bulan; orang tua menikmati konyak ini dengan bayi; respons telapak kaki berkurang pada usia 8 bulan.
Hilang pada sekitar usia 4 bulan.
Kedipan yang terus-menerus pada ketukan berulang menunjukkan adanya gangguan ekstrapiramidal.
Respons pada tungkai lebih
tonik atau ”fencing”.
Moro.
jatuh tertidur atau dalam keadaan tidur, dengan cepat putar kepala ke arah satu sisi.
Gendong bayi dalam posisi setengah duduk; biarkan kepala dan badan jatuh ke belakang dengan sudut sedikitnya 30 derajat. Tempatkan bayi pada permukaan yang rata; hentakkan permukaan untuk mengejutkan bayi.
menghadap ke sisi kiri,lengan dan kaki pada satu sisi itu akan lurus; sedangkan lengan dan tungkainya akan berada dalam posisi fleksi (putar kepala ke arah kanan dan ekstremitas akan mengambil postur yang berlawanan).
Abduksi dan ekstensi simestris lengan; jari-jari mengembang seperti kipas dan membentuk huruf C dengan ibu jari dan jari telunjuk; mungkn terlihat adanya sedikit tremor; lengan teraduksi dalam gerakan memeluk dan kembali dalam posisi fleksi dan gerakan yang rileks. Tungkai dapat mengikuti pola respons yang sama.Bayi prematur tidak ”memeluk”
konsisten. Respons lengkap akan hilang pada usia 3-4 bulan; respons sebagian mungkin masih terlihat sampai usia 3-4 tahun. Setelah 6 mgg, respons yang menetap merupakan tanda kemungkinan serebral palsi.
Ada sejak lahir; respons lengkap mungkin masih terlihat sampai usia 8 mgg; pada usia 8-18 mgg hanya berupa gerakan mendadak tubuh; hilang pada usia 6 bulan,jika tidak ada hambatan perkembangan neurologis; mungkin tidak lengkap, jika bayi sangat terlelap; berikan bimbingan kepada orang tua tentang respons yang normal. Respons asimetris; kemungkinan cedera pada pleksus brakialis, klavikula atau humerus. Respons yang menetap setelah 6 bulan; kemungkinan kerusakan otak.
Melangkah atau ”berjalan”.
Merang-kak.
Tendon dalam.
Ekstensi menyilang.
Pegang bayi secara vertikal, biarkan salah satu kaki menyentuh permukaan meja.
Baringkan bayi baru lahir di atas perutnya (tengkurap).
Pergunakan jari sebagai pengganti palu perkusi untuk menimbulkan refleks lutut; bayi baru lahir harus dalam keadaan rileks.
Bayi harus dalam posisi supine;luruskan satu tungkai;tekan lutut ke dalam,
sempurna, tetapi sebaliknya, lengan jatuh ke belakang karena lemah.
Bayi akan melakukan gerakan,seperti berjalan, kaki akan bergantian fleksi dan ekstensi; bayi aterm akan berjalan dengan telapak kakinya dan bayi prematur akan berjalan dengan ujung jari-jarinya.
Bayi baru lahir akan melakukan gerakan merangkak dengan menggunakan lengan dan tungkainya.
Refleks lutut akan timbul; meskipun bayi baru lahir dalam keadaan rileks, reaksi menyeluruh yang tidak selektif dapat terjadi.
Tungkai yang lain akan flexi, aduksi dan kemudian ekstensi.
Dalam keadaan normal akan tetap ada sampai usia 3-4 mgg.
Harus hilang pada usia sekitar 6 minggu.
4. Intrepretasi Skala Ballard baru dalam maturitas Bayi Baru lahir
a. Skala Ballard dan Kegunaannya
Skala Ballard baru adalah revisi dari skala asli, dapat digunakan pada bayi
baru lahir usia gestasi 20 minggu. Alat ini mempunyai bagian fisik dan
neuromuskular yang sama tetapi mencakup skor -1 dan -2 yang menunjukkan
tanda bayi sangat prematur, seperti penyatuan keloptak mata, jaringan payudara
tidak dapat dipersepsikan; kulit transparan lembab; tidak ada lanugo; dan sudut
square window lebih dari 90 derajat. Pemeriksaan bayi dengan uisa gestasi 20
minggu atau kurang harus dilakukan pada usia postnatal kurang dari 12 jam.
Untuk bayi dengan usia gestasi kurang dari 26 minggu, pemeriksaan dapat
dilakukan sampai 96 jam setelah kelahiran, dalam 2 sampai 8 jam. Skala tersebut
memperkirakan usia gestasi 2 sampai 4 hari pada bayi dengan gestasi kurang dari
37 minggu, khususnya antara gestasi 32 sampai 37 minggu. Maturitas neurologis
memerlukan pengujian ulang setelah bayi stabil. Skala usia gestasi Ballard
mempunyai validitas lebih besar jika dilakukan sebelum usia 96 jam pada bayi
preterm. Hal ini penting juga untuk mencatat bahwa status bayi dan periode
reaktivasi akan mempengaruhi rentang neuromuskular. Bayi pada tahap kedua
periode pertama reaktivasi dapat tidak memiliki skor neuromuskular yang akurat.
b. Interpretasi Skala Ballard
Maturitas Neuromuskular
1) Posture
Caranya : Dengan bayi tenang dalam posisi telentang, observasi
derajat fleksi lengan dan kaki.
Score :
→ Lengan dan kaki ekstensi = 0
→ Lutut dan pinggul fleksi lemah atau sedang = 1
→ Lutut dan pinggul fleksi lemah hingga kuat= 2
→ Kaki fleksi dan abduksi, lengan fleksi lemah= 3
→ Kaki dan lengan fleksi penuh = 4
2) Square Window
Dengan cara : Fleksikan tangan pada pergelangan tangan. berikan
tekanan yang lembut dengan menggunakan ibu jari dan jari ketiga untuk
mendapakan fleksi sebisa mungkin. ukur sudut antara dasar ibu jari dan
lengan bawah.
Score :
→ >90º= –1
→ 90º = 0
→ 60º = 1
→ 45º = 2
→ 30º = 3
→ 0º = 4
3) Arm Recoil
Dengan Cara : Bayi terlentang, fleksikan dengan penuh kedua lengan
bawah pada lengan atas, tahan selama 5 detik ; kemudian dorong kebawah
lengan untuk ekstensi penuh dan lepaskan lengan dengan cepat. Observasi
kecepatan recoil dan intensitas recoil untuk status Fleksi.
Score :
→ Ekstensi 180º = 0
→ Fleksi min/rendah, 140-180º = 1
→ Fleksi kecil, 110-140º = 2
→ Fleksi sedang, 90-100º = 3
→ Flexion penuh, < 90º = 4
4) Popliteal Angle
Dengan cara : Dengan bayi telentang, pelvis datar pada permukaan.
Fleksikan kaki pada paha dan kemudian fleksikan paha pada abdomen.
Lalu Sambil menahan lutut dengan ibu jari dengan jari telunjuk,
ekstensikan kaki dengan jari telunjuk tangan yang lain. Ukur derajat sudut
di belakang popliteal.
Score :
→ 180º = -1
→ 160º = 0
→ 140º = 1
→ 120º = 2
→ 100º = 3
→ 90º = 4
→ <90º = 5
5) Scarf Sign
Dengan cara : Dengan bayi telentang, tahan kepala dalam garis
tengah tengah dengan satu tangan; gunakan tangan lain untuk mendorong
lengan bayi melewati bahu sehingga tangan bayi menyentuh bahu yang
lain (Pengkajian dengan menarik tangan melewati tubuh ke arah yang
berlawanan). Tentukan lokasi siku dalam hubungannya dengan garis
tengah.
Score :
→ Siku mencapai atau dekat dengan bahu lain = -1
→ Siku melewati garis axilla anterior bahu lain = 0
→ Siku mencapai garis axilla anterior bahu lain = 1
→ Siku pada garis tengah = 2
→ Siku tidak mencapai garis tengah = 3
→ Situ tidak melewati garis axilla proksimal = 4
6) Heel to Ear
Dengan Cara : Dengan bayi telentang dan pelvis datar pada
permukaan keras, lalu dorong kaki ke arah telinga pada posisi yang sama
tanpa memaksa (menarik tumit ke telinga tanpa paksaan). Ukur jarak
telapak kaki dari telinga dan derajat fleksi lutut (sama dengan sudut
popliteal).
Score :
→ 180º = -1
→ 160º = 0
→ 140º = 1
→ 120º = 2
→ 90º = 3
→ <90º = 4
Maturitas Fisik
1) Skin
Score :
-1 = lembab, Sangat lembut/rapuh, transparan
0 = merah gelatinosa, transparan
1 = merah muda lembut, vena terlihat
2 = pengupasan superficial atau ruam beberapa vena
3 = daerah dan bersisik
4 = sangat bersisik, tidak tampak pembuluh darah
5 = berbulu, bersisik, keriput
2) Lanugo
Score :
-1 = tidak ada
0 = jarang
1 = banyak
2 = tipis
3 = daerah yang botak
4 = kebanyakan botak
3) Plantar Surface
Score :
-2 = < 40 mm
-1 = 40-50 mm
0 = tidak ada garis
1 = tanda merah pucat
2 = hanya terdapat garis transversal anterior
3 = garis anterior 2/3
4 = garis menutupi seluruh telapak kaki
4) Breast
Score :
-1 = tidak mudah diperiksa
0 = mudah diperiksa
1 = aerola datar, tidak ada tonjolan
2 = aerola kecil-kecil, tonjolan 1-2 mm
3 = aerola meninggi, tonjolan 3-4 mm
4 = aerola penuh, tonjolan 5-10 mm
5) Eye/Ear
Score :
-2 = kelopak mata tertutup rapat
-1 = kelopak mata menyatu
0 = kelopak mata terbuka, pina datar, tetap melipat
1 = pina agak menekuk, lunak dengan rekoil lambat
2 = pina dengan lekukan sempurna, lunak tetapi rekoil sempurna
3 = berbentuk dan padat dengan rekoil yang cepat
4 = kartilago tebal, telinga kaku
6) Genitals (male)
Score :
-1 = Skrotum kempis, lembut
0 = Skrotum kosong, tidak ada rugae
1 = testis naik/di atas, rugae jarang
2 = testis desenden, ada sedikit rugae
3 = testis di bawah, rugae banyak
4 = testis didalam, rugae dalam
7) Genitals (female)
Score :
-1 = klitoris menonjol, labia kempis/gepeng
0 = klitoris menonjol, labia minora kecil
1 = klitoris menonjol, labia minora besar
2 = labia minora dan mayora sama-sama menonjol
3 = labia mayora besar, labia minora kecil
4 = labia mayora menutupi klitoris dan labia minora
Maturity Rating
Dengan cara : Jumlahkan masing-masing score maturitas neuromuskuler
dan fisik, setelah itu cocokkan dengan tabel nilai maturitas usia gestasi bayi. Maka
akan didapatkan nilai maturitas bayi baru lahir .