Baku Mutu Lingkungan
Makalah
Diajukan sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Hukum Lingkungan
Dosen : Dr.Syamsuharya Bethan, S.H.,M.H
Oleh :
Zainal Abidin
430.200.12.2868
SEKOLAH TINGGI HUKUM GALUNGGUNG TASIKMALAYA
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, tak lupa sholawat serta salam terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW kepada keluarganya, sahabatnya serta kita selaku umatnya yang taat kepada ajarannya sampai akhir zaman, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu untuk memenuhi salah satu tugas Hukum Lingkungan.
Makalah ini berisikan Tema tentang Baku Mutu Lingkungan dengan Judul Asap kendaraan yang melampaui batas mutu lingkungan, saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan rekan Sekolah Tinggi Hukum Galunggung Tasikmalaya pada khususnya.
Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu dalam proses penyusunan makalah ini, sehingga saya dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan makalah ini.
Tasikmalaya, 13 Januari 2014
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar................................................................................ i
Daftar isi.................................................................................. ii
A. PENDAHULUAN
- Latar Belakang..................................................................... 1
- Fakta Kasus.......................................................................... 3
- Pandangan........................................................................... 3
B. PEMBAHASAN
C. PENUTUP
- Kesimpulan............................................................................ 9
- Saran..................................................................................... 9
Daftar Pusaka......................................................................... 10
ii
A. PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Baku mutu lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat
atau bahan pencemar terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan
terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
Menurut pengertian secara pokok, baku mutu adalah peraturan
pemerintah yang harus dilaksanakan yang berisi spesifikasi dari jumlah bahan
pencemar yang boleh dibuang atau jumlah kandungan yang boleh berada dalam
media ambien. Secara objektif, baku mutu merupakan sasaran ke arah mana suatu
pengelolaan lingkungan ditujukan. Kriteria baku mutu adalah kompilasi atau hasil
dari suatu pengolahan data ilmiah yang akan digunakan untuk menentukan apakah
suatu kualitas air atau udara yang ada dapat digunakan sesuai objektif penggunaan
tertentu.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh
berbagai aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian
terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan.
Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-
mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam
lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai
bahan kimia termasuk logam berat.
1
Kemampuan lingkungan sering diistilahkan dengan daya dukung lingkungan, daya
toleransi dan daya tenggang, atau istilah asingnya disebut carrying capacity.
Sehubungan dengan batu mutu lingkungan, ada istilah nilai ambang batas yang
merupakan batas-batas daya dukung, daya tenggang dan daya toleransi atau
kemampuan lingkungan. Nilai ambang batas tertinggi atau terendah dari kandungan
zat-zat, makhluk hidup atau komponen-komponen lain dalam setiap interaksi yang
berkenaan dengan lingkungan khususnya yang mempengaruhi mutu lingkungan.
Jadi jika terjadi kondisi lingkungan yang telah melebihi nilai ambang batas (batas
maksimum dan minimum) yang telah ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan
maka dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut telah tercemar.
Adanya peraturan perundangan (nasional maupun daerah) yang
mengatur baku mutu serta peruntukan lingkungan memungkinkan pengendalian
pencemaran lebih efektif karena toleransi dan atau keberadaan unsur pencemar
dalam media (maupun limbah) dapat ditentukan apakah masih dalam batas toleransi
di bawah nilai ambang batas (NAB) atau telah melampaui.
Dasar hukum baku mutu lingkungan terdapat dalam Undang-undang No.
4 Tahun 1982 Pasal 15 yang berbunyi sebagai berikut: “Perlindungan lingkungan
hidup dilakukan berdasarkan baku mutu lingkungan yang diatur dengan peraturan
perundang-undangan.”
Adapun penjelasannya sebagai berikut:“Agar dapat ditentukan telah
terjadi kerusakan lingkungan hidup perlu ditetapkan baku mutu lingkungan, baik
penetapan kriteria kualitas lingkungan hidup maupun kualitas buangan atau limbah.
Kriteria dan pembakuan ini dapat berbeda untuk setiap lingkungan, wilayah atau
waktu mengingat akan perbedaan tata gunanya. Perubahan keadaan lingkungan
setempat serta perkembangan teknologi akan mempengaruhi kriteria dan
pembakuan yang telah ditetapkan.”
2
- Fakta Kasus
Dari Kantor Kepolisian Republik Indonesia mencatat pada tahun 2012
jumlah dari mobil penumpang ada 8.891.041, Bis ada 2.250.109, Truk ada
4.687.789, Sepeda Motor 61.078.188, dan total keseluruhan ada 76.907.127.
Data tersebut juga mengalami peningkatan tiap tahunnya dan tahun ini tentunya
jumlah dari kendaraan bermotor di indonesia sudah bertambah banyak.
- Pandangan
Udara yang bersih merupakan kebutuhan bagi manusia. Manusia
membutuhkan udara yang bersih, membutuhkan oksigen yang bersih tanpa
tercemar dengan gas – gas yang dapat membahayakan bagi kita semua.
Pemerintah seharusnya menerapkan peraturan bagi kendaraan pribadi untuk
membatasi jumlah kendaraan termasuk motor dan mobil dan menegaskan
kepada rakyat indonesia agar tidak bertambahnya kendaraan lebih dari dua unit.
B. PEMBAHASAN
Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh peralatan
teknik untuk pergerakannya, dan digunakan untuk trasprotasi. Umumnya
kendaraan bermotor menggunakan mesin pembakaran dalam.
Kendaraan bermotor memiliki berbagai macam keuntungan diantaranya
adalah kita menjadi lebih mudah bergerak dan mempercepat jarak tempuh dari
suatu tempat ke tempat lainnya yang berjarak cukup jauh. Tetapi, kembali lagi
segala sesuatunya pasti memiliki nilai positif dan negatif. Begitupun dengan
kendaraan bermotor. Dan diantaranya kerugian yang diakibatkan oleh kendaraan
bermotor adalah kemacetan. Diperkirakan ada sekitar 11 juta kendaraan
bermotor yang melintas dijalan Jabodetabek setiap harinya.
3
Jika dibandingkan dengan panjang dan luas jalan yang disediakan ternayata
tidaklah sebanding dengan kendaraan yang melintasinya. Hasilnya, tentu saja
kita harus mengjadapi kondisi mengantri di jalan atau macet, dan tentunya ada
waktu yang terbuang. Adapun kerugian lainnya adalah polusi yang dikeluarkan
dari asap kendaraan dan kecelekaan lalulintas.
Pembakaran didalam kendaraan bermotor dapat terjadi apabila terdapat
bahan bakar, oksigen dan proses pembakaran. Tetapi tiga cara tersebut tidak
menjamin terjadinya pembakaran sempurna. Untuk itu harus diatur jumlah
oksigen atau udara dan jumlah bahan bakar yang akan dibakar dengan
perbandingan tertentu. Pembakaran dapat sempurna jika udara dan bahan bakar
dalam perbandingan yang ideal atau campuran yang mudah terbakar dengan
nyala api dan semua oksigen dan bahan bakar terbakar tanpa sisa. Campuran
bahan dan udara yang ideal adalah 15 kg udara dengan 1 kg bensin atau 900
liter udara dengan 1 liter bensin. Tetapi dalam prakteknya, pembakaran pada
motor tidak akan pernah sempurna, maka pada gas buang sisa hasil
pembakaran selalu terdapat sisa oksigen dan bahan bakar. Dan hasil gas buang
yang lainnya adalah gas karbon monoksida (Co) dan karbon dioksida (Co2) .
Karbon dioksida (Co2) dan karbon monoksida (Co) adalah zat atau bahan yang
dapat mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan.
Karbon monoksida (Co) adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa, dan
sukar larut dalam air. Gas karbon monoksida (Co) dihasilkan dari proses
pembakaran bahan bakar yang terjadi akibat kekurangan oksigen atau udara dari
jumlah yang diperlukan. Gas karbon monoksida (Co) ini bersifat racun bagi tubuh
karena bila masuk ke dalam darah, Co dapat bereaksi dengan Hemoglobin (Hb)
untuk membentuk karboksihemoglobin (COHb). Bila reaksi tersebut terjadi, maka
kemampuan darah mengangkut gas oksigen (O2) untuk kepentingan pembakaran
dalam tubuh akan menjadi ini diberkurang. Hal ini disebabkan kemampuan Hb
untuk mengikat Co jauh lebih besar dibandingkan kemampuan Hb untuk
mengikat gas O2.
4
Persentase gas Co sebanyak 0,3% sudah merupakan racun yang sangat
berbahaya karena apabila terhirup selama setengah jam secara terus menerus
dapat mengakibatkan kematian. Selain itu kandungan COHb dalam darah dapat
mengakibatkan terganggunya sistem urat syaraf dan fungsi tubuh pada
konsentrasi rendah (2-10%) antara lain : penampilan agak tidak normal,
mempengaruhi sistem syaraf sentral, reaksi panca indera tidak normal, benda
kelihatan agak kabur, perubahan fungsi jantung dan pulmonadi. Jika terdapat
konsentrasi tinggi COHb dalam darah (>10%) dapat mengakibatkan kematian.
Pengaruh konsentrasi gas CO di udara sampai dengan 100 ppm terhadap
tanaman. Besarnya emisi gas Co untuk mesin bensin yang menggunakan
karburator berkisar antara 1,5% - 3,5% dan untuk mesin yang menggunakan EFI
(Electronic Fuel Injection) berkisar antara 0,5% - 1,5%. Gas ini akan dihasilkan
bila karbon yang terdapat dalam bensin terbakar tidak sempurna karena
kekurangan oksigen. Hal ini terjadi apabila campuran udara dan bahan bakar
lebih gemuk dari campuran stoichiometric, dan dapat terjadi selama idliing, pada
beban rendah dan output maksimum.
Karbon dioksida (Co2) adalah gas atmosfer yang terdiri dari satu atom
karbon dan dua atom oksigen. Karbondioksida merupakan senyawa kimia yang
banyak ditemukan dengan formula gas Co2 . karbondioksida merupakan salah
satu bahan pencemar di udara. Karbondioksida ditimbulkan dari pembakaran
bahan organik dengan oksigen dalamjumlah yang cukup. Gas Co2 juga dihasilkan
oleh perbagai mikroorganisme, dan hasil pernapasan seluler. Tumbuhan
menggunakan karbondioksida untuk fotosintesis, untuk membentuk karbohidrat
dan gas O2. Dampak pelepasan karbondioksida tidak dipahami oleh semua
orang karena gas tersebut tidak berbau dan bukan toksik. Konsentrasi
karbondioksida di atmosfer telah meningkat dari kira-kira 280 ppm pada abad ke
-18 (sebelum era revolusi industri) menjadi 379 ppm pada tahun 2005.
5
Menjelang tahun 2009 kadarnya meningkat menjadi 700 ppm Jika cara
hidup manusia terus berlangsung seperti sekarang. Secara bandingan, planet
lain seperti marikh, suhunya kira-kira 400o C dan 90% atmosfernya adalah
karbondioksida. Gas karbondioksida yang terlalau menyebabkan udara panas di
bumi terperangkap dan akhirnya suhu bumi meningkat dan lingkungan menjadi
panas. Penyusutan lapisan ozon juga menyebabkan pemanasan global.
Dampaknya adalah permukaan bumi menjadi panas, ekosistem terganggu, banjir
sering terjadi, dan juga terjadinya fenomena alam yang tidak normal.1
Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan
turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan
telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara
tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak
terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya
terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga, illegal logging,
dan kebakaran hutan.
Asap kendaraan bermotor mengandung beberapa zat yang berbahaya
bagi manusia dan lingkungan, diantaranya adalah karbon dioksida, karbon
monoksida, oksida nitrogen dan oksida belerang. Berikut ini kerugian yang
ditimbulkan gas-gas tersebut:
1. Karbon dioksida. Karbon dioksida tergolong gas rumah kaca, sehingga
peningkatan kadar karbon dioksida di udara dapat mengakibatkan
peningkatan suhu permukaan bumi.
2. Karbon monoksida. Gas ini bersifat racun, dapat menyebabkan rasa sakit
pada mata, saluran pernafasan dan paru-paru. Jika masuk ke dalam darah
melalui pernafasan, karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin dalam
darah membentuk COHb (karboksihemoglobin).
6
1 Sudrajad, Agung., Pencemaran Udara, suatu pendahuluan. Majalah INOVASI PPI Jepang. 2006.
3. Oksida Belerang Belerang oksida, apabila terisap oleh pernapasan, akan
berekasi dengan air dalam sluran pernapasan dan membentuk asam sulfat
yang akan merusak jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Oksidasi belerang
juga dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan hujan asam.
4. Oksida nitrogen. NOx bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan
menimbulkan fenomena asap-kabut atau smog. Smog menyebabkan
berkurangnya daya pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan,
membuat tanaman layu, serta menurunkan kualitas materi.
5. Nitrogen Monoksida (NO). Zat ini elemahkan sistem pernapasan paru dan
saluran nafas sehingga paru mudah terserang infeksi.2
Dalam keputusan PP No. 41 tahun 1999 ditentukan, bahwa perlindungan
mutu udara ambien didasarkan pada baku mutu udara ambien, baku mutu emisi,
ambang batas emisi gas buang, baku tingkat gangguan, ambang batas tingkat
kebisingan dan Indeks Standar Pencemar Udara. Baku mutu udara ambien
nasional ditetapkan sebagai batas maksimum mutu udara ambien untuk
mencegah pencemaran terjadinya udara dan baku mutu udara ambien nasional
ini dapat ditinjau kembali setelah lima tahun.
Sementara baku mutu udara ambien daerah ditetapkan berdasarkan
pertimbangan status mutu udara ambien di daerah yang bersangkutan. Gubernur
menetapkan baku mutu udara ambien daerah berdasarkan baku mutu udara
ambien nasional. Baku mutu udara ambien daerah ini pun dapat ditinjau kembali
setelah lima tahun.
Status mutu udara ambien ini ditetapkan berdasarkan inventarisasi
dan/atau penelitian terhadap mutu udara ambien, potensi sumber pencemar
udara, kondisi meteorologis dan geografis, serta tata guna tanah.3
7
2 Inurfitriana, I. 2010. Dampak polusi udara bagi kesehatan. Pontianak3 Muhammad Erwin, SH., M.Hum., Hukum Lingkungan Dalam sistem kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup, PT. Refika Aditama. Jl. Mengger Girang No.98, Bandung, 2008. Hal 74.
Isilah pencemaran mulai dipergunakan untuk pertama kalinya guna
menerjemahkan istilah asing “pollution”, pada seminar biologi II di ciawi – Bogor,
tahun 1970. Sejak itu mulailah istilah ini menyebar dan merata dalam bahasa
Indonesia, baik dalam penggunaan di mass – media atau dipergunakan
dilembaga – lembaga resmi serta di dalam Rencana Pembangunan Nasional
(REPELITA II) dan seterusnya.
Secara mendasar dalam pencemaran terkandung pengertian pengotoran
(contamination), pemburukan (deterioration).
Pengotoran dan pemburukan terhadap sesuatu semakin lama akan kian
menghancurkan apa yang dikotori atau diburukan, sehingga akhirnya dapat
memusnahkan, setiap sasaran yang dikotorinya.
Lingkungan hidup alam fisik yang meliputi kehidupan manusia, hewan dan
tumbuh – tumbuhan dapat menjadi sasaran dari pencemaran.
Jika hal ini terjadi, maka terjadilah pencemaran lingkungan. Linkungan
yang tercemar, dpat berupa pencemaran air disekitar daerah tertentu, dapat
mengenai sebagian bumi disekitar daerah tertentu, yang disebabkan oleh
tindakan manusia disengaja atau tidak, dan umumnya melalui bekerjanya alat –
peralatan teknologi modern. Dengan berbagai efek sampingan termasuk yang
dapat berkaitan terhadap pencemaran lingkungan fisik alamiah yang dapat
membahayakan kehidupan manusia dan isi alam semesta lainnya.
Maka dari itu, kehancuran hewan dan tumbuh – tumbuhan secara
langsung akhirnya berakibat terhadap manusia secara lebih luas lagi.4
Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia.
Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi
mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan
faktor lain yang semuanya ini membuat pola emisi menjadi rumit.
8
4 Sudjono D. S.H., “pengamanan hukum terhadap pencemaran lingkungan akibat industri”, Alumni, Bandung, 1979. Hal 21 – 22.
Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar
bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda
proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin. Secara visual selalu terlihat
asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar, yang
umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin.
Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari senyawa
yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida dan upa air, tetapi
didalamnya terkandung juga senyawa lain dengan jumlah yang cukup be sar
yang dapat membahayakan gas buang membahayakan kesehatan maupun
lingkungan. Bahan pencemar yang terutama terdapat didalam gas buang buang
kendaraan bermotor adalah karbon monoksida (CO), berbagai senyawa
hindrokarbon, berbagai oksida nitrogen (NOx) dan sulfur (SOx), dan partikulat
debu termasuk timbel (PB). Bahan bakar tertentu seperti hidrokarbon dan timbel
organik, dilepaskan keudara karena adanya penguapan dari sistem bahan bakar.
Lalu lintas kendaraan bermotor, juga dapat meningkatkan kadar partikular debu
yang berasal dari permukaan jalan, komponen ban dan rem. Setelah berada di
udara, beberapa senyawa yang terkandung dalam gas buang kendaraan
bermotor dapat berubah karena terjadinya suatu reaksi, misalnya dengan sinar
matahari dan uap air, atau juga antara senyawa-senyawa tersebut satu sama
lain.
Proses reaksi tersebut ada yang berlangsung cepat dan terjadi saat itu
juga dilingkungan jalan raya, dan adapula yang berlangsung dengan lambat.
Reaksi kimia di atmosfer kadangkala berlangsung dalam sua tu rantai reaksi
yang panjang dan rumit, dan menghasilkan produk akhir yang dapat lebih aktif
atau lebih lemah dibandingkan senyawa aslinya. Sebagai contoh, adanya reaksi
di udara yang mengubah nitrogen monoksida (NO) yang terkandung di dalam
gas buang kendaraan bermotor menjadi nitrogen dioksida (NO2 ) yang lebih
reaktif, dan reaksi kimia antara berbagai oksida nitrogen dengan senyawa
hidrokarbon yang menghasilkan ozon dan oksida lain, yang dapat menyebabkan
asap awan fotokimi (photochemical smog).
9
Pembentukan smog ini kadang tidak terjadi di tempat asal sumber (kota), tetapi
dapat terbentuk dipinggiran kota. Jarak pembentukan smog ini tergantung pada
kondisi reaksi dan kecepatan angin.5
C. PENUTUP
- Kesimpulan
Beberapa simpulan yang bisa penulis peroleh adalah:
1. Asap kendaraan bermotor merupakan penyebab utama
pencemaran udara dengan kontribusi sebesar 60-70%
disbanding penyebab lainnya.
2. Asap kendaraan bermotor mengandung zat-zat yang berbahaya
bagi manusia dan lingkungan, antara lain karbon dioksida,
karbon monoksida, oksida belerang, oksida nitrogen, dan
nitrogen monoksida.
3. Upaya mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan
mencanangkan beberapa pasal belum berjalan dengan baik
sehingga semakin menyebabkan kesemerawutan pencemaran
udara.
4. Salah satu cara yang paling mudah untuk mengurangi asap
kendaraan bermotor antara lain program “bike to work”, serta
“one man one tree” sebagai salah satu cara untuk mengurangi
dampak dari asap tersebut.
10
5 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengertian Pencemaran Udara.
- Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Masyarakat harus mengurangi angka kepemilikan dan pemakaian kendaraan
bermotor.
2. Perlunya ketegasan dalam penegakan hukum dan tindak lanjut terhadap staf
pemerintah yang lalai dalam menegakan hukum tersebut.
3. Harus lebih banyak organisasi atau lembaga yang mengadakan seminar
mengenai bahaya asap kendaraan bermotor terhadap kelestarian lingkungan.
11
Daftar Pustaka
- Sudrajad, Agung., Pencemaran Udara, suatu pendahuluan. Majalah INOVASI PPI Jepang. 2006.
- Inurfitriana, I. 2010. Dampak polusi udara bagi kesehatan. Pontianak
- Muhammad Erwin, SH., M.Hum., Hukum Lingkungan Dalam sistem
kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup, PT. Refika Aditama. Jl.
Mengger Girang No.98, Bandung, 2008. Hal 74.
- Sudjono D. S.H., “pengamanan hukum terhadap pencemaran lingkungan akibat industri”, Alumni, Bandung, 1979. Hal 21 – 22.
- Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengertian Pencemaran
Udara