Download - MAKALAH ANION
BAB IDASAR TEORI
1.1 Pengertian Analisis kualitatif
Analisa kimia terdiri dari analisa kualitatif dan kuantitatif.
1). Analisa kualitatif
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan.
Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
selektif, sensitif, dan pereaksi spesifik. Pereaksi-pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui
jenis anion / kation suatu larutan. Analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur
atau ion yang terdapat dalam suatu sampel.
2) Analisa kuantitatif
Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat
tunggal atau campuran. Terdapat dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan
estimasi komponen-komponen suatu senyawa. Langkah identifikasi ini dikenal sebagai
analisis kualitatif sedangkan estimasinya adalah analisi kuantitatif.
Untuk kali ini yang akan dibahas adalah spesifikasi dari analisa kualitatif. Analisa
kualitatif itu sendiri terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu analisa kualitatif anion dan analisa
kualitatif kation. Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation. Analisa anion
bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Analisa anion dapat juga digunakan
dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam pemeriksaan darah, urin, dan sebagainya.
Analisa kualitatif anion
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel.
Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat
dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan
untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
Analisa kualitatif kation
Analisa kation adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel.
Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat
dalam suatu sampel. Jadi, analisa kation secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan
untuk mengetahui adanya kation serta jenis kation apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
1.2 Macam-macam kelompok anion
Untuk anion dikelompokkan ke dalam beberapa kelas, diantaranya:
Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN-.
Anion okso diskret seperti : NO3-, SO42-.
Anion polimer okso seperti : silikat, borat, atau posfat yang terkondensasi.
Anion kompleks halida seperti : TaF6 dan kompleks anion yang berbasa banyak
seperti oksalat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam larutan.
Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya
modifikasi kecil. Dengan memperhatikan daftar kelarutan berbagai garam dalam air dan
pelarut yang lain, jenis anion yang terdapat dalam larutan bisa diperkirakan. Misalnya garam
sulfida tidak larut dalam asam, garam karbonat tidak larut dalam sulfida.
Untuk mendeteksi anion tidak diperlukan metode sistematik seperti pada kation. Anion
dapat dipisahkan dalam golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan garam
peraknya, garam kalsium atau bariumnya dan garam zinknya. Namun, ini hanya dianggap
berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan pada metode ini.
1.3 Proses identifikasi
Proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam proses yang melibatkan identifikasi
produk-produk yang mudah menguap, dan proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam
larutan. Secara kasar, reagensia atau pereaksi yang dapat dipakai adalah :
- Zat kimia kualitas teknis
- Reagensia C.P, seringkali jauh lebih murni daripada reagensia U.S.P
- Reagensia U.S.P yaitu memenuhi persyaratan kemurnian yang ditetapkan oleh
United States Pharmacopoeia.
- Zat kimia bermutu reagensia (reagent-grade) memenuhi spesifikasi yang ditetapkan
oleh Komite Reagensia Analitis dari Masyarakat Kimia Amerika Serikat.
Pengujian anion dalam larutan hendaknya dilakukan menurut urutan
- Uji sulfat
- Uji untuk zat pereduksi
- Uji untuk zat pengoksidasi
- Uji dengan larutan perak nitrat
- Uji dengan larutan Kalsium klorida
- Uji dengan larutan besi (III) klorida
Untuk keperluan sampel didihkan dengan larutan Na2CO3 jenuh, praktis semua ion
logam mengendap sebagai karbonat, dan filtrat atau ekstrak soda dipakai untuk
pengujian anion.
- Kelompok nitrat
- Kelompok sulfat
- Kelompok halogenida
- Kelompok lain
1.4 Reaksi Anion
1.4.1 Anion golongan A
Cl-
1. Cl- + AgNO3 → AgCl ↓ putih + NO3-
AgCl + 2NH3 → Ag(NH3)2 + Cl-
2. Cl- + Pb(CH3COO)2 → PbCl2 putih + 2 CH3COO-
I-
1. I- + AgNO3 → AgI putih + NO3-
2. 2I- + Pb(CH3COO)2 → PbI2 + 2 CH3COO-
SCN-
1. SCN- + AgNO3 → AgSCN putih + NO3
2. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-
3. SCN- + Pb(CH3 COO)2 → Pb(SCN)2 putih + 2CH3COO-
1.4.2 Golongan B
S2-
1. S2- + AgNO3 → Ag2S ↓ hitam + 2NO3
2. S2- + FeCl3 → FeS hitam + HNO3
3. S2- + Pb(CH3COO)2 → PbSO4 hitam + 2CH3COO-
1.4.3 Golongan C
CH3 COO-
1. CH3COO- + H2SO4 → CH3 COOH + SO4
2. CH3COO- + 3FeCl3 + 2H2O→ (CH3COO)6 + 2HCl + 4H2O
1.4.4 Golongan D
SO32-
1. SO32- + AgNO3 → Ag2SO3 putih + 2 NO3
Ag2SO3 + 2HNO3 → 2AgNO3 + H2SO4
2. SO32- + Ba(NO3 )2 → BaSO3 putih + 2NO3
BaSO3 + 2HNO3 → Ba(NO3)2 + H2SO3
3. SO32- + Pb(CH3COO)2 → PbSO3 putih + 2CH3 COO-
PbSO3 + 2HNO3 → Pb(NO3) 2 + H2SO3
CO32-
1. CO32- + AgNO3 → Ag2CO3 putih + 2NO3
-
Ag2CO3 + 2NO3- → 2AgNO3 + H2CO3
2. CO32- + Mg(SO4)2 → MgCO3 putih + 2SO4
2-
1.4.5 Golongan E
S2O3
1. S2O32- + FeCl3 → Fe(S2O3 )3 Cl + 2Cl-
2. Pb(CH3COO)2 → PbS2O3 putih + 2CH3COO-
1.4.6 Golongan F
PO43-
1. PO43- + Ba(NO3 )2 → Ba3(PO4 )2 putih + 2NO3
-
2. PO43- + FeCl3 → FePO4 putih kuning + 3 Cl-
1.4.7 Golongan G
NO32-
1. Anion NO32- → ↓ coklat tipis + FeSO4 + H2SO4 P.
2. NO32- + 4H2SO4 + 6FeSO4 → 6Fe + 2NO + 4SO4 + 4H2O
BAB II
PRINSIP
Analisis anion dilakukan dengan mengamati perubahan spesifik dari sampel yang diuji meliputi
perubahan warna/terjadinya gas/bau dari sampel yang diuji, atas penambahan asam sulfat encer
atau pekat. Untuk menganalisis anion dalam larutan, maka harus bebas dari logam berat dengan
cara menambah larutan Na2CO3 jenuh, lalu dididihkan. Dalam hal ini logam-logam tersebut akan
terlarutkan sebagai garam karbonat, sedangkan anionnya terlarut sebagai garam natrium.
Analisis kuantitatif fokus kajiannya adalah penetapan banyaknya suatu zat tertentu (analit) yang ada
dalam sampel. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode analisis adalah tujuan analisis,
macam dan jumlah bahan yang dianalisis, ketepatan dan ketelitian yang diinginkan, lamanya waktu
yang diperlukan untuk analisis, dan peralatan yang tersedia. Misalnya apabila sampel terlalu kecil
kadarnya, maka sensitivitas menjadi dasar pemilihan metode analisis. Kriteria utama yang perlu
diperhatikan dalam suatu analisis adalah ketepatan, ketelitian, dan selektifitas.
Beberapa anion menunjukkan kenampakan yang sama dalam pemeriksaan. Untuk itu, analisa
anion mutlak digunakan untuk mengidentifikasi masing-masing anion yang ada. Analisis anion
diawali dengan uji pendahuluan untuk memperoleh gambaran ada tidaknya anion tertentu atau
kelompok anion yang memiliki sifat-sifat yang sama. Selanjutnya diikuti dengan proses analisis yang
merupakan uji spesifik dari anion tertentu. Beberapa uji pendahuluan dan uji identifikasi dapat
dilakukan dalam fasa padatan, tetapi untuk memperoleh validitas pengujian yang tinggi biasanya
dilakukan dalam keadaan larutan.
Beberapa anion tidak stabil dalam larutan asam, atau bereaksi satu sama lain dalam suasana asam.
Bila terjadi keaadaan asam, maka analisis anion harus dilakukan dalam suasana basa.
Analisis kualitatif sebagian besar didasarkan pada kesetimbangan untuk memisahkan dan
mengidentifikasi ion yang sejenis. Kesetimbangan yang sering digunakan dalam analisis anion yaitu
kesetimbangan asam basa,kesetimbangan heterogen, kesetimbangan redoks dan kesetimbangan ion
kompleks.
Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan identifikasi. Kedua aspek
ini dilandasi oleh kelarutan, keasaman pembentukan senyawa kompleks, oksidasi reduksi, sifat
penguapan dan ekstraksi. Sifat-sifat ini sebagai sifat periodik menunjukkan kecenderungan dalam
kelarutan klorida, sulfide, hidroksida karbonat sulfat dan garam-garam lainnya dari logam.
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan ketika melakukan uji kualitatif anion adalah:
A. Analisis Pendahuluan
Pada cuplikan dilakukan”Pemeriksaan pendahuluan” yaitu pengamatan sifat fisika yaitu
warna, bau, bentuk Kristal (Pemeriksaan Organoleptis dengan menggunakan panca indera,
dan tes kelarutan dalam air. Uji pendauluan biasanya dilakukan pada cuplikan padat, sedangkan
untuk larutan dilakukan penguapan terlebih dahulu. Analisa kering adalah uji yang dilakukan dalam
keadaan kering, yaitu tanpa melarutkan sample. Beberapa anion bereaksi dengan asam basa atau
bereaksi secara reduksi oksidasi sering menghasilkan perubahan warna atau perubahan gas.
Table 1 Analisa Pendahuluan untuk ANION
ANION REAGEN H2SO4 (6 M) HNO3 (6 M) HCl(6 M)
CO3 2-
Dengan pereaksi tersebut tanpa di panaskan akan di hasilkan gas CO2
yang tidak berwarna dan tidak berbau.
SO32-
Dalam keadaan tanpa di panaskan akan terjadi pergolakan pada larutan dihasilkan gas SO3 dengan bau yang khas seperti hasil bakaran sulfur(S)tanpa warna.
NO22-
-tanpa di panaskan akan terjadi pergolakan (mendidih)-dihasilkan gas NO2 warna coklat-larutan waena biru bila di gunakan reagen H2SO4 dan HNO3 dan akan berwarna kuning
I-
Bila digunakan HNO3 tanpa pemanasan akan di hasilkan larutan warna kuning dan gas I2 berwarna ungu, bila di reaksikan akan di hasilkan larutan warna gelap dengan asam sulfat di panaskan akan di hasilkan larutan kuning dengan asam nitrat di panaskan akan di hasilkan larutan warna jingga dan gas berwarna jingga.
Br-Dengan asam nitrat di panaskan terjadi pergolakan dengan cepat di hasilkan gas NO2 warna coklat
SCN- Dengan asam sulfat dan HCl maka pergolakan akan lebih sedikit
CrO4-
Dihasilkan larutan warna kuning dari semua reagen tanpa pemanasan
S2- Dihasilkan gas H2s dengan semua reagen tanpa pemanasan , tanpa HNO3 di hasilkan gas NO2 berwarna coklat
C2H3O
Dengan semua reagen asam yang di larutkan berbau asam cuka. Mudah untuk mendeteksi, memasukan batang pengaduk dalam larutan panas kemudian cium baunya.
B.Pemeriksaan anion secara sistematis (golongan) GOL AgNO3 0.1 M endapan
yang terjadiBaNO3 0.1 M endapan yang terjadi
Anion
1 ↓Putih kuning ,tidak larutDalam asam nitrat
Tidak ada endapan
Cl-, Br-, I-, SCN-
2↓ Larut dalam asam nitrat 1M
Tidak ada endapan S22-, NO2
2-
3 ↓ Putih, larut dalam HNO3
↓Putih, larut dalam HNO3
SO32-
4 ↓Cokelat keemasan, larut dalam asam nitrat
↓Putih, larut dalam HNO3
PO42-, CrO4
2-
5 Tidak ada endapan Tidak ada endapan MnO4
6Tidak ada endapan ↓ Putih, tidak larut
dalam HNO3
SO42-
Setelah golongan anion di temukan , maka di lakukan test spesifik
C. Analisa anion dengan reaksi spesifika. Cl- : Ag+ + Cl+ → AgCl(s) ↓ putih , larut dalam amoniak berlebihb. Br- : Ag + + Br+ → AgBr(s) ↓ kuning putih, larur dalam (NH4)2CO3
Larutan Br- akan merduksi MnO4- menjadi Mn- dalam suasana asam menghasilkan Br2
- yang berwarna orange. 10 Br-
(aq) + 16 H+ + 2Mn2-(aq) ditambahkan larutan carbon tetra clorida. Br2-
dapat larut dalam CCl4 menghasilkan warna kecoklatan.c. I- : Ag+ + I- → AgI ↓ kuning, larut dalam (NH4)CO3
Fe3+ + I- → ½ I2 + Fe2+ ↓ coklat I dapat membirukan laritan kanji atau I dalam CCl menghasilkan warna ultra violetd. SCN- : Fe3+ + 3 SCN- → Fe (SCN)3 ↓merah batae. S2- :Pb2+ + S2- → PbS(s) ↓ hitamf. NO- : I- + NO-
2 + 2 H+ → ½ I2 + NO + H2O NO2
- + Fe2+ + 2 H+ → NO + Fe3+ + HO Fe2++ NO + SO4
2- → [FeNO]SO4 coklatg. CH3COO- : CH3COONa + KHSO → CH3COOH + NaKS4
h . SO32- : 2(MnO4) + 5(SO3)2- + 6H+ → 2Mn2+ + 5 SO4 + 3H2O
(CrO)2- + (3SO)2- + 8H+ → 2Cr2+ + 3(SO)2- + 4H2Oi. CO3
2- : CO3- + Ca2+ → CaCO3 (s) putih, endapan ini larut dengan larutan asam kuat
CaCO +2HCl → CaCl + HO + COj. PO4
- : Mg2+ + NH4 + + PO- → Mg(NH4)(PO4) ↓ putih 12(NH) MoO + 23 H+ + PO- → (NH4)3(PMo12O40)(s) + H2O ↓ kuningk. C2O4
2- : Ca2+ + C2O42- → CaC2 (s) putih,
5(COO2)2-+2 MnO42- + 16 H+ → 10 CO2 + 2Mn+ + 8H2O endapan oksalat
violet.
l. MnO : sama dengan oksalat. MnO- bila di reaksikan dengan ion SO3- dalam suasana
asam akan menghasilkan warna ungu dan MnO4
-
2(MnO4)-+ 5 SO3 2- + 6 H+ → 2 Mn2+ + 6(SO4)2- + 3H2O Violet bening m. SO4
2- : Ba2+ + SO32- → BaSO(s) ↓ putih, tidak larut dalam asam kuat.
n. CrO42- : 2 Ag+ + (CrO4)2- → AgCrO4 (s) ↓ merah, tidak larut dalam asetat tetapi
larut dalam asam kuat dengan amoniak.
BAB III
APLIKASI
Penggunaan kromatografi sebagai penerapan uji kualitatif anion dan aplikasinya pada
berbagai bidang kehidupan adalah sebagai berikut :
a. Dalam bidang bioteknologi
Kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar. Misalnya dalam penentuan, baik
kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering
menjadi obyek molekul yang harus di-purified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam
bio-farmasi. Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting
seperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya.
Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya
sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal
untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi obat
tersebut sehingga bisa bertahan lama.
b. Pada bidang klinik
Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam
menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat
mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat
diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui
konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing, darah dan
fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu
penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat.
Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama
bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri,
manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu
yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan dengan teknik
kromatografi.
Dengan alasan-alasan inilah, kromatografi kemudian menjadi pilihan utama dalam membantu
mengatasi permasalahan dalam dunia bioteknologi, farmasi, klinik dan kehidupan manusia
secara umum.
c. Pada bidang forensik
Aplikasi kromatografi pada bidang forensik pun sangat membantu, terutama dilihat dari
segi keamanan. Masih lekat dalam ingatan kita, sebuah peristiwa Black September Tragedy
mengguncang Amerika pada tanggal 11 September 2001 yang ditandai dengan runtuhnya dua
gedung kesayangan pemerintah Amerika Serikat. Demikian halnya di Indonesia yang marak
dengan aksi peledakan bom yang terjadi di mana-mana. Perhatian dunia pun akhirnya mulai
beralih dengan adanya peristiwa-peristiwa pengeboman/peledakan tersebut ke bahaya
explosive (bahan peledak) dengan peningkatan yang cukup tajam.
Kini kromatrografi menjadi hal yang sangat penting dalam menganalisis berbagai bahan-
bahan kimia yang terkandung dalam bahan peledak. Hal ini didorong karena dengan semakin
cepat diketahuinya bahan-bahan dasar apa saja bahan peledak, maka akan makin
mempercepat diambilnya tindakan oleh bagian keamanan untuk mengatasi daerah-daerah
yang terkena ledakan serta antisipasi meluasnya efek radiasi yang kemungkinan akan
mengena tubuh manusia di sekitar lokasi ledakan. Lebih jauh lagi, efek negatifnya terhadap
lingkungan juga bisa segera diketahui.
Pada dasarnya setiap bahan peledak, baru akan meledak jika terjadi benturan, gesekan,
getaran atau adanya perubahan suhu yang meningkat. Dengan terjadinya hal-hal seperti ini,
memberikan peluang bahan peledak tersebut berubah manjadi zat lain yang lebih stabil yang
diikuti dengan tekanan yang tinggi, yang bisa menghasilkan ledakan dahsyat atau bahkan
munculnya percikan api.
Ada banyak bahan kimia yang biasa digunakan dalam bahan peledak, baik bahan peledak
yang kerkekuatan tinggi maupun rendah, beberapa diantaranya adalah 2,4,6-trinitrotoluene
(TNT), siklonit (RDX), tetril, pentaeritritol tetranitrat (PETN) dan tetritol serta beberapa
anion lain seperti perklorat, klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate dan tiosianat.
Dapat dikatakan bahwa analisis organic ion (ion organik) dan inorganic ion (ion
anorganik) memainkan peranan yang sangat penting pada saat investigasi lokasi ledakan bom
berlangsung. Pendeteksian ion-ion anorganik misalnya, setelah pengeboman berlangsung,
akan memberikan harapan karena tidak semua material dari bahan peledak tersebut ikut
meledak pada saat terjadi ledakan.
Bahan-bahan anorganik seperti klorat, klorida, nitrat, nitrit, sulfate, tiosianat, dan
perklorat adalah bahan-bahan kimia yang biasa digunakan sebagai oksidator untuk low
explosive (bahan peledak berkekuatan rendah).
Pada gambar di bawah ini adalah kromatogram dari analisis menggunakan metode
kromatografi ion pada sampel standar yang telah diketahui ion-ionnya serta konsentrasi yang
terkandung di dalamnya dan gambar kedua adalah kromatogram dari ekstrak serpihan sebuah
ledakan bom.
Gambar 1: Sampel standar yang diketahui anion dan konsentrasinya : (1) Cl -, (2) NO2-, (3)
ClO3-, (4) NO3
-, (5) SO4-2, (6) SCN- dan (7) ClO4
-
Gambar 2: Kromatogram dari ekstrak serpihan sebuah ledakan : (1) Cl-, (2) ClO3-, (3) SO4
-2
dan (4) puncak yang tidak diketahui 1).
Gambar 1 dan 2. Perbandingan kromatogram dari sebuah analisis menggunakan
teknik kromatografi ion.
d. Dalam bidang lingkungan
Dalam masalah lingkungan, sebagai konsekuensi majunya peradaban manusia, berarti
permasalahan pun semakin “maju”. Salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh
negara-negara berkembang dan utamanya negara maju adalah persoalan global warming
(pemanasan global). Menurut survei National Institute for Environmental Studies, Japan,
tahun 2006 lalu, bahwa masyarakat di Jepang memperkirakan tingkat pemanasan global
merupakan masalah lingkungan paling serius dan tingkatannya hampir 7 kali lipat dari satu
dekade yang lalu saat polling kali pertama dilakukan pada tahun 1997). Seiring dengan hal
itu, permasalahan lingkungan pun semakin meningkat. Disinilah, teknik kromatografi
mengambil peran paling penting dalam environmental analysis (analisis lingkungan) ini.
Pada dasarnya permasalahan lingkungan bisa dibagi ke dalam 3 bagian : water hygiene,
soil hygiene dan air hygiene. Sebagai contoh, kualitas air (misal : air ledeng, air sungai, air
danau, air permukaan) dapat diketahui salah satunya dengan mengetahui jenis anion dan
kation yang terkandung dalam sampel air tersebut sekaligus jumlahnya. Apakah mengandung
logam-logam berbahaya atau tidak.
Demikian halnya pada daerah yang terkena acid rain (hujan asam). Antisipasi dini dapat
dilakukan dengan mengetahui secara dini kandungan sulfate ion, SO42- (ion sulfat) dan
nitrogen trioxide ion, NO3- (nitrogen trioksida) yang terdapat dalam air hujan tersebut.
Terbentuknya hujan asam disebabkan gas sulfur oxide, SOx dengan uap air dan membentuk
asam sulfat (H2SO4), demikian pula nitrogen oxide NOx dapat membentuk asam nitrat
(HNO3) di udara. Reaksi-rekasi ini mengambil waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari di
udara hingga akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam.
Di beberapa negara maju seperti Jepang, Amerika, Eropa, Kanada, dan beberapa negara
lainnya, monitoring udara dan air hujan menjadi sangat penting tidak hanya untuk
memperkirakan efek dari polusi itu tapi yang lebih penting lagi adalah memonitor progress
(perkembangan) control polusi dari global ecology (ekologi global).
Kontrol kondisi air hujan ini menjadi penting karena beberapa efek yang fatal yang
mungkin bisa terjadi, di antaranya jatuhnya hujan asam dapat meningkatkan keasaman danau,
sungai, bendungan yang pada akhirnya mungin dapat menyebabkan kematian pada kehidupan
air. Demikian pula keasaman pada tanah dapat meningkat dan merembes ke air permukaan
tanah yaitu sumber air minum sehari-hari.
Gambar 3 mengilustrasikan sebuah kromatogram dari analisis air hujan yang diambil dari
salah satu kota besar di Jepang dalam rangka memonitor kandungan anion sebagai penyebab
utama terjadinya hujan asam
Gambar 3 Pemonitoran kandungan anion dalam sampel air hujan. Sampel A menunjukkan
kromatogram untuk standar sampel yang diketahui ion dan konsentrasinya : (1) 0.6 mM Cl - ;
(2) 0.2 mM SO42- dan (3) 0.2 mM NO3
- . Sampel B menunjukkan kromatogram untuk sampel
air hujan
e. Aplikasi pada bidang lain
Sebenarnya masih sangat banyak aplikasi kromatografi untuk menganalisa kandungan
anion dalam bidang-bidang keilmuan lainnya. Beberapa aplikasi tersebut misalnya dalam
industri kertas, pertambangan, proses logam, petrokimia, pertanian, kedokteran dan lain-lain.
KESIMPULAN
Analisa kimia terdiri dari analisa kualitatif dan kuantitatif.
1). Analisa kualitatif
Analisa kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu
cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya
dalam larutan.
2) Analisa kuantitatif
Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu
zat tunggal atau campuran.
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam
sampel.
Analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui
adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.