Download - Makalah Analisis 3
5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 1/8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Problem dunia pendidikan terus menjadi pembahasan hangat yang masih
selalu dicari solusinya oleh para pakar. Mulai dari kondisi peserta didik yang
diselimuti degradasi moralitas serta mutunya yang masih tertinggal dibandingkan
dengan Negara-negara lain, hingga system pendidikan yang seolah tidak memiliki
konsep yang jelas dan terus mencari bentuk seiring dengan pergantian para
pengemban kebijakan dunia pendidikan.1
Kondisi riil yang memprihatinkan itu, menurut sebagian pemerhati dan
pakar pendidikan sebagai akibat dari lemahnya pijakan dunia pendidikan, bahkan
mungkin dunia pada umumnya. Bukti yang paling nyata adalah ketika dunia
pendidikan yang dikatakan bermutu sekalipun, hanya melahirkan insan encer
otaknya, tapi memprihatinkan mental dan moralnya. Indikasi yang tampak vulgar
di depan mata adalah kejahatan sistematik yang merusak sendi-sendi kehidupan
justru dilakukan orang-orang pandai yang kosong jiwanya dari nilai-nilai
kebajikan. Singkatnya problem mendasar dari dunia pendidikan adalah krisis asas
atau landasan yang seharusnya menjadi ruhnya. Dan ini tidak memperkecualikan
institusi pendidikan Islam yang sebagiannya juga mengalami krisis identitas.
Pendidikan karakter bukanlah sebuah proses menghafal materi soal ujian,
dan teknik-teknik menjawabnya. Pendidikan karakter memerlukan pembiasaan.
Pembiasaan untuk berbuat baik; pembiasaan untuk berlaku jujur, ksatria; malu
berbuat curang; malu bersikap malas; malu membiarkan lingkungan kotor.
Karakter tidak terbentuk secara instant tetapi harus dilatih secara serius dan proposionalagar mencapai bentuk serta kekuatan yang idial.2
Pendidikan sebagai lembaga pendidikan formal turut bertanggung jawab
dalam pembentukan karakter (character building ) generasi bangsa. Pentingnya
pendidikan karakter juga terlihat jelas dalam tujuan pendidikan nasional dimana
1 Suroso Abdussalam,S.Pd, M.Pd, Pengantar Penerbit, Arah dan Asas Pendidikan Islam,
Bekasi Barat: Sukses Publishing, 2011, hal. 52
DR. Adian Husaini, Pendidikan Islam Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab,Depok, Komonitas NuuN, 2011, hal. 2
5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 2/8
indikator utamanya adalah mewujudkan manusia yang beriman, bertaqwa dan
berakhlak mulia (pasal 3 UU No. 20 Thn 2003 tentang Sisdiknas).
Namun, selama ini oritentasi pendidikan kita lebih berorientasi pada aspek
kognitif semata. Pendidikan dianggap berhasil dan favorit bilamana pendidikan
tersebut menghasilkan lulusan yang memperoleh angka atau nilai tinggi,
khususnya hasil akhir ujian nasional. Pendidikan pun menyibukkan dirinya
dengan berbagai program “Sukses UN”, mulai dari tambahan jam pelajaran,
kerjasama dengan lembaga kursus atau Bimbel, dan masih banyak lagi yang
lainya.
Sadar akan fenomena itu, pemerintah telah mencanangkan pendidikan
budaya karakter bangsa (PBKB) yang menginginkan terbentuknya karakter
bangsa Indonesia yang dulunya selalu menjadi kebanggaan: ramah tamah, sopan
santun, gotong royong, dan sebagainya, yang kini nyaris hilang dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Akan tetapi, formulasi pendidikan karaktar yang
ditawarkan masih membutuhkan kajian yang mendalam, terutama relevansinya
dengan karakter daerah masing-masing.
Dalam perspektif Islam, hakikat pendidikan karakter adalah pendidikan
ruhaniyah atau pendidikan akhlak. Rujukan utama akhlak tersebut adalah
Alquran. Hal ini bisa dipahami dari pertanyaan sahabat yang pernah diajukan
kepada Siti A’isyah tentang akhlak Nabi Muhammad SAW, maka
A’isyah radhiyallahu ‘anha menjawab: kana khuluquhu Alquran, akhlaknya
adalah Alquran (HR. Abu Dawud dan Muslim).
Konsep pendidikan Islam yang bersumber dari al Qur’an dan al-Sunnah
melahirkan berbagai teori dan system pendidikan yang bersifat komprhensif,
intregralistik dan holistik.. pendidikan Islam bersifat komprehensif diartikanmeingkupi seluruh ranah pendidikan. Pendidikan bersifat integralistik diartikan
tidak mengenal dikhotomi antara ilmu pengetahuan umum dan ilmu pengetahuan
agama. Pendidikan Islam bersifat holistik dalam pengertian meliputi seluruh aspek
kehidupan dengan prinsip pendidikan seumur hidup (long life education) yang
dimulai sejak hidup dalam kandungan hingga berakhirnya kehidupan; min al-
mahdi ila al-lahdi.3
3
Dr. H.A. Rahmat Rosyady, SH., MH., Pendidikan Islam dalam Perspektif Kebijakan Pendidikan Nasional , Bogor, Penerbit UIKA, 2011, hal. 1
5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 3/8
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan lebih terarah, maka permasalahan pokok dalam makalah
ini akan dirumuskan yaitu:
1. Bagaimana Problem Pendidikan Islam?
2. Bagaimana Dasar Pendidikan Al-Qur’an?
3. Bagaiaman Relevansinya Terhadap Pendidikan Nasional?
C. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kepustakaan (library
research), yaitu penelitian yang mengumpulkan data dan informasi dengan
bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam kepustakaan (buku).4
Jenis penelitian ini untuk membedakan dengan penelitian lapangan (field
research). Penelitian ini juga disebut penelitian kualitatif, oleh karena itu, metode
yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan menggunakan teknik penulisan
deskriptif. Hal ini dimaksudkan tidak untuk menguji hepotesis tertentu, tetapi
hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variable, gejala atau keadaan5
2. Sumber Data
Mengingat studi ini seluruhnya bersifat kepustakaan, maka sumbernyapun
berupa sumber kepustakaan. Sumber tersebut antara lain:
a. Sumber Primer
1. Rahmat, Rosyadi.A, Pendidikan Islam Dalam Perspektif Kebijakan Pendidikan
Nasional , Penerbit UIKA, Bogor, 2011.
2. Abuddin, Nata, Pendidikan Dalam Perspektif al-Qur’an, UIN Jakarta Press,
Jakarta, 2005.
b. Data Sekunder
1.
3. Teknik Penggalian Data
4
Suharsini Arikunto, Managemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta 1995, hal 332.5 Ibid, hal, 310.
5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 4/8
Data yang diperlukan dalam studi kepustakaan ini digali dari sumbernya
melalui riset kepustakaan ( Library Research) yaitu mempelajari dan menelaah
secara mendalam kandungan karya dari Rahmat Rosyadi dan Abuddin Nata, yang
termuat dalam sumber primer. Di samping itu, peneliti juga mempelajari dan
menelaah buku-buku dan tulisan-tulisan serta karya ilmiah lainnya yang terkait
dengan pokok masalah yang diteliti. Kemudian data yang telah terhimpun dibahas
dan dianalisa.
4. Pengumpulan dan Analisa Data
Agar penelitian ini dapat terarah sistematis, maka penelitian ini dilakukan
melalui langkah kerja metodologis sebagai berikut:
a. Mengumpulakan data yang relevan dengan pemaknaan Pendidikan Berkarakter
al-Qur’an dan Pendidikan Islam. Oleh karena itu buku acuan yang dijadikan
sumber penulisan bukan hanya terbatas pada tulisan Rahmat Rosyadi dan
Abuddin Nata saja, tetapi mencakup buku tentang pendidikan berkarakter al-
Qur’an dan pendidikan Islam secara umum menurut para ahli, dan juga buku-
buku lainnya.
b. Memproses data yang terkumpul untuk diklasifikasikan berdasar kesamaan
tema dan masalah, kemudian diberi tanda khusus untuk memudahkan
pengeditan (editing), sekaligus disiapkan secara sistematis.
5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 5/8
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Pokok-Pokok Masalah
1. Problematika Pendidikan Islam
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan Nasional sudah
mencanangkan penerapan pendidikan karakter untuk semua tingkat pendidikan,
mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi. Menurut Mendiknas, Prof. Muhammad
Nuh, pembentukan karakter perlu dilakukan sejak usia dini. Jika karakter sudah
terbentuk sejak usia dini, kata mendiknas, maka tidak mudah untuk mengubah
karakter seseoarang. Ia juga berharap, pendidikan karakter dapat membangun
kepribadian bangsa. Mendiknasmengungkapakan hal ini saat berbicara pada
pertemuan Pimpinan Pascasarjana Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) se-Indonesia di Auditorium Universitas Negeri Medan (Unimed), Sabtu
(15/4/2010)6
Munculnya gagasan progam pendidikan karakter di Indonesia dapat
dimaklumi. Sebab, selama ini dirasakan, proses pendidikan dirasakan belum
berhasil membangun manusia Indonesia yang berkarakter. Bahkan, banyak yang
menyebut pendidikan telah gagal, karena banyak lulusan sekolah atau sarjana
yang piawai dalam menjawab soal ujian, berotak cerdas, namun mental dan
moralnya lemah.
Hal ini mengindikasikan bahwa, manusia dewasa sebagai “out put ” system
pendidikan nasional belum sebagaimana yang diharapkan. Ini terjadi disebabkan
system pendidikan yang ditetapkan, kurikulum yang dirancang, system
pembelajaran yang dilaksanakan dan tenaga pendidik atau kependidikan, berikut para pengambil kebijakan pendidikan, terperangkap dalam arena dikotomi
pendidikan, yakni antara pendidikan agama7 dan iptek berada di dalam lembah
yang berbeda. Bahkan realitanya, Iptek yang steril dari nilai aqidah,dirancang dan
diterapkan kepada anak didik, bahkan lebih banyak mendominasinya.
6 DR. Adian Husaini, Pendidikan Islam Membentuk Manusia Berkarakter dan Beradab,
Depok, Komonitas NuuN, 2011, hal. 377 Pendidikan agama yang dimaksud adalah agama Islam.
5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 6/8
Dikotomi pendidikan sebagai wujud pemikiran sekularisme8 di dalam
dunia pendidikan telah melahirkan manusia dewasa yang cerdas otaknya, akan
tetapi kosong jiwanya; menguasai iptek akan tetapi lupa kepada Allah SWT yang
telah memberikan karunia itu; otak atau pemikiran menjadi penentu hokum selain
Allah SWT dan saat bersamaan membuang ke belakang (cuek) terhadap syariat
Islam; al-Qur’an dan as- Sunnah diletakkan dibelakang; hawa nafsu (syahwat dan
syubhat atau kerancuan di dalam beragama) menjadi sesuatu yang diberi angina
segar dan berkembang pesat serta akhlaq yang buruk telah menjadi pemandangan
umum sehari-hari.9
Padahal dalam masalah pendidikan, yakni pendidikan Islam Ahmad Tafsir
mengatakan bahwa, pengertian pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang
berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawa oleh nabi Muhammad
saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu
dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada al-Qur’an dan hadits serta akal. Jika
demikian, maka ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan
al-Qur’an, hadits dan akal. Penggunaan dasar ini haruslah berurutan: al-Qur’an
lebih dahulu; bila tidak ada atau tidak jelas di dalam al-Qur’an maka harus dicari
di dalam hadits; bila juga tidak jelas atau tidak ada dalam hadits barulah
digunakan akal (pemikiran), tetapi temuan akal tidak boleh bertentangan dengan
al-Qur’an dan atau hadits.10
Demikian pula Abuddin Nata juga mengatakan bahwa, pendidikan Islam
adalah pendidikan yang dalam pelaksanaannya berdasarkan pada ajaran Islam.
Karena ajaran Islam berdasarkan al-Qur’an, al-Sunnah, pendapat ulama serta
warisan sejarah, maka pendidikan Islam-pun mendasarkan diri pada al-Qur’an, al-
Sunnah, pendapat para ulama serta warisan sejarah tersebut.Dengan demikian, perbedaan pendidikan Islam dengan pendidikan
lainnya, ditentukan oleh adanya dasar ajaran Islam tersebut. Jika pendidikan
lainnya didasarkan pada pemikiran rasional yang sekuler dan impristik semata,
maka pendidikan Islam selain menggunakan pertimbangan rasional dan data
8 Pendidikan yang hanya berorientasi pada keduniaan atau kebendaan dan
mengesampingkan unsur Ilahiyah.9 Suroso Abdussalam,S.Pd, M.Pd, Pengantar Penerbit, Arah dan Asas Pendidikan Islam,
Bekasi Barat: Sukses Publishing, 2011, hal. 21-2310
DR. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung, RemajaRosdakarya, 1994, hal. 12
5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 7/8
empiris juga berdasarkan pada al-Qur’an, al-Sunnah, pendapat para ulama dan
sejarah tersebut.11
2. Al-Qur’an Sebagai Dasar Pendidikan Islam
Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang telah diwahyukan-Nya kepada
nabi Muhammad bagi seluruh umat manusia. Al-Qur’an, merupakan petunjuk
yang lengkap, pedoman bagi manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia dan bersifat universal. Keuniversalan ajarannya mencakup ilmu
pengetahuan yang tinggi dan sekaligus merupakan mulia yang esensinya tidak
dapat dimengerti, kecuali bagi orang yang berjiwa suci dan berakal cerdas.
Rujukan di atas memberikan kesimpulan yang jelas akan orientasi yang
dimuat dan dikembangkan al-Qur’an bagi kepentingan manusia dalam
melaksanakan amanat yang diberikan Allah SWT. Oleh karena itu, pelaksanaan
pendidikan Islam harus senantiasa mengacu pada sumber yang termuat dalam al-
Qur’an. Dengan berpegang kepada nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur’an-
terutama dalam pelaksanaan pendidikan Islam- akan mampu mengarahkan dan
mengantarkan manusia bersifat dinamis-kreatif, serta mampu mencapai esensi
nilai-nilai ‘ubudiyah pada Khaliqnya. Dengan sikap ini, maka proses pendidikan
Islam akan senantiasa terarah dan mampu menciptakan dan mengantarkan out
putnya sebagai manusia berkualitas dan bertanggungjawab terhadap semua
aktivitas yang dilakukannya. Hal ini dapat dilihat, bahwa hamper dua pertiga dari
ayat al-Qur’an mengandung nilai-nilai yang membudayakanmanusia dan
memotivasi manusia untuk mengembangkan lewat proses pendidikan.12
Selanjutnya karena pandangan hidup (teologi) seorang muslim
berdasarkan pada al-Qur’an dan al-Sunnah, maka yang menjadi dasar pendidikanIslam adalah al-Qur’an dan al-Sunnah tersebut. Hal yang demikian dilakukan,
karena dalam teologi umat Islam, al-Qur’an dan al-Sunnah diyakini mengandung
kebenaran mutlak yang bersifat transendental, universal dan eternal (abadi),
11 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA., Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta,
UIN Jakarta Press, 2005, hal. 1512
DR. Samsul Nizar, M.A, Pengantar Dasar-Dasar Pemikiran Pendidikan Islam , Jakarta,Gaya Media Pratama,2001, hal.95-96
5/12/2018 Makalah Analisis 3 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-analisis-3 8/8
sehingga secara aqidah diyakini oleh pemeluknya akan selalu sesuai dengan fitrah
manusia, artinya memenuhi kebutuhan manusia kapan dan di mana saja.13
Muhammad dalam segala kesempatan selalu mendorong aktivitas belajar
dengan mengedepankan perbuatan dan ucapannya, bi’amalih wa qaulih. Dengan
kesadaran bahwa dirinya diutus sebagai seorang “guru’, Muhammad mendidik
umatnya melalui ketentuan yang telah digariskan al-Qur’an sebagai pedoman
umum pendidikan.
Al-Qur’an mengandung nilai-nilai yang membudayakan manusia sebagai
motivasi kependidikan bagi mereka. Al-Qur’an mengisyaratkan secara jelas
implikasi-implikasi kependidikan yang bergaya imperatif, motivatif dan persuasif
sebagai system dan metode melaksanakan misi kependidikan. Implikasi
kependidikan yang terdapat di dalam al-Qur’an melahirkan asas-asas pendidikan
yang sifatnya integralistik. Dari salah satu asas pendidikan al-Qur’an, yang
disebut asas holistik ‘Syumul ’ dalam implementasinya memunculkan konsep
pendidikan.14
13 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, MA., Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an, Jakarta,
UIN Jakarta Press, 2005, hal. 50.14
Moh. Slamet Untung, MA, Menelusuri Metode Pendidikan ala Rasulullah, Semarang:Pustaka Rizki Putra, 2007, hal. 110.