A. RESKI AYU ASTARI
70200110002
AMALIAH CHAIRUL NUSU
70200110007
ANDHIKA SAPUTRA
70200110009
ANDIKA LONDOH
70200110018
HASRITA EKA SAPUTRI
70200110037
KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2011
PEMBAHASAN
A. VIRUS
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus
hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel
makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri .
Virus dipelajari dalam virologi berarti “racun”. Dianggap bentuk peralihan benda mati
dengan makhluk hidup.
Ciri-ciri:
Makhluk hidup:
Dapat berkembangbiak di dalam sel inang hidup.
Memiliki struktur tubuh; kepala (kapsid), isi (DNA & RNA).
Benda mati:
Dapat dikristalkan.
Ukurannya sangat kecil (ultramikroskopis), sekitar 2-300 milimikron, lebih
kecil dari bakteri (10 mikron).
Tidak memiliki bagian yang hidup pada sebuah sel yaitu protoplasma (inti &
sitoplasma).
Reproduksi virus:
Daur litik (pecah)
Adsorbsi. Penempelan serabut ekor virus ke sel inang.
Fase injeksi/fase infeksi/penetrasi sel inang. DNA virus masuk ke dalam sel
inang.
Fase sintesis/eklifase. DNA virus mengambil alih kendala kehidupan,
mereplikasi DNA dan selanjutnya DNA virus menyusun protein virus yang
akan dijadikan kapsid.
Fase Perakitan. Bagian-bagian kapsid itu dirakit menjadi kapsid virus yang
utuh sedangkan DNA virus masuk di dalamnya.
Fase Litik. Dinding sel bakteri hancur oleh enzim lisozim, sel bakteri
menyerap air sehingga sel membengkak dan akhirnya pecah.
Daur Lisogenik
Adsorbsi.
Fase injeksi.
Fase penggabungan. DNA virus menyisip ke dalam DNA bakteri (melakukan
penggabungan).
Fase pembelahan. Setelah menyisip, DNA virus tidak aktif (profag). Bakteri
membelah diri, terbentuklah 2 sel bakteri yang mengandung profag yang
identik.
Fase sintesis. Profag bisa aktif misalnya karena adanya radiasi atau pengaruh
zat kimia bakteri, mensintesis protein untuk membuat kapsid.
Fase perakitan.
Fase litik.
Struktur virus
Dikelompokkan menjadi 3 subunit yaitu:
a. Simetri kubik (adenovirus tersusun dalam bentuk icosahedrons yaitu 20 sisi yang
solid dimana setiap sisinya dibentuk segitiga sama sisi.
b. Simetri heliks (ortomik sovirus) capsomer yang mengelilingi asal nukleatnya
berbentuk heliks atau spiral yang membentuk nukleokapsid tubuler.
Contoh: pada sebagian besar virus RNA mamalia
c. Virus dengan struktur kompleks (poxvirus)
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Termasuk salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel darah putih (sel T).
Retrovirus adalah virus ARN hewan yang mempunyai tahap ADN. Virus tersebut
mempunyai suatu enzim, yaitu enzim transkriptase balik yang mengubah rantai
tunggal ARN (sebagai cetakan) menjadi rantai ganda kopian ADN (cADN).
Selanjutnya, cADN bergabung dengan ADN inang mengikuti replikasi ADN inang.
Pada saat ADN inang mengalami replikasi, secara langsung ADN virus ikut
mengalami replikasi.
Virus herpes
Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin
menjadi mARN.
Virus influenza
Siklus replikasi virus influenza hampir sama dengan siklus replikasi virus herpes.
Hanya saja, pada virus influenza materi genetiknya berupa rantai tunggal ARN yang
kemudian mengalami replikasi menjadi mARN.
Paramyxovirus
Paramyxovirus adalah semacam virus ARN yang selanjutnya mengalami replikasi
menjadi mARN. Paramyxovirus merupakan penyebab penyakit campak dan gondong.
Peranan virus dalam kehidupan
Beberapa virus ada yang dapat dimanfaatkan dalam rekombinasi genetika. Melalui terapi
gen, gen jahat (penyebab infeksi) yang terdapat dalam virus diubah menjadi gen baik
(penyembuh). Baru-baru ini David Sanders, seorang profesor biologi pada Purdue's
School of Science berhasil menjinakkan cangkang luar virus Ebola sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada sel yang sakit (paru-paru). Meskipun
demikian, kebanyakan virus bersifat merugikan terhadap kehidupan manusia, hewan, dan
tumbuhan.
B. PARASIT
Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan produktivitas hewan yang
ditumpanginya. Parasit dapat menyerang manusia dan hewan, seperti menyerang kulit
manusia.
Adaptasi parasit
Adaptasi ini dapat bersifat morfologi dan biologi. Hasil dari penyesuaian ini
menyebabkan terbentuknya spesies parasit yang tempatnya pada tubuh hospes (inang)
tertentu dan sifat keparasitannya khas.
1. Adaptasi morfologi adalah adaptasi yang disertai dengan adanya perubahan tubuh
sehingga memungkinkan untuk hidupnya parasit dalam hospes. Adaptasi morfologi
dapat dibedakan menjadi;
a. Modifikasi degenerasi, pada adaptasi ini terjadi reduksi bahkan benar-benar
terjadi degenerasi alat atau bagian tubuh dan jaringan-jaringan yang mempunyai
hubungan fisiologis. Contoh: mirasidium dari cacing hati Fasciola gigantica akan
melepas silianya agar bisa menyesuaikan diri dan berkembang didalam tubuh
siput air tawar Lymnaea sp.
b. Modifikasi neoformasi, pada adaptasi ini susunan bagian tubuh mengalami
modifikasi untuk menjadi alat khusus. Contoh kutu yang hidup pada unggas dan
mamalia ujung kakinya ada yang dilengkapi dengan cakar ada yang tidak
(disesuaikan untuk melekat pada bulu atau rambut). Protozoa yang hidup didalam
darah dan diluar sel darah juga mengalami modifikasi neoformasi, dimana yang
hidup diluar sel darah merah seperti Trypanosoma sp memiliki membrane
undulans untuk bisa bergerak, sedangkan yang ada didalam sel darah merah
seperti Babesia sp, Anaplasma sp tidak memiliki membrane undulans karena
tidak perlu untuk bergerak.
2. Adaptasi biologi, adaptasi ini lebih memungkinkan untuk tahannya hidup parasit pada
tempat predileksinya. Contoh: parasit cacing saluran pencernaan mempunyai
kemampuan mengeluarkan antikinase yang berfungsi menetralkan getah pancreas
hospes, seandainya parasit tidak bisa menetralkannya niscaya parasit akan mati
tercerna. Dalam adaptasi biologi parasit mempunyai bermacam – macam
kecendrungan hayati untuk bereaksi atau menanggapi secara khusus terhadap
rangsangan dari luar.
Siklus hidup parasit
Siklus hidup (daur hidup) parasit adalah serangkaian fase (stadium) dari parasit untuk
kelangsungan hidupnya. Mengenai siklus hidup parasit sangatlah penting, karena
pengendalian penyakit parasit tanpa dilandasi dengan pengetahuan siklus hidup parasit
adalah sia – sia.
Siklus hidup parasit secara umum dapat dibedakan menjadi :
1. Siklus hidup secara langsung, untuk melangsungan hidup parasit memerlukan hanya
satu hospes (hospes definitif) dan parasit ini biasanya memiliki fase bebas. Contoh
cacing Ascaris suum yang menginfeksi babi, cacing dewasa bertelur dan keluar
bersama tinja dan mencemari lingkungan, telur mengalami perkembangan dimana di
dalam telur terbentuk larva stadium 1 dan 2 yang bersifat infektif dan akhirnya
tertelan lagi oleh babi dan berkembang menjadi dewasa. Disini hanya memerluka satu
hospes babi dan perkembangan telur terjadi diluar tubuh babi (fase bebas).
2. Siklus hidup secara tidak langsung, untuk kelangsungan hidup parasit membutuhkan
satu hospes definitive dan satu atau lebih hospes intermedier. Contoh cacing hati
Fasciola gigantica yang menginfeksi sapi, cacing dewasa yang berpredileksi didalam
kantung empedu bertelur dan keluar bersama tinja dan mencemari lingkungan, dari
dalam telur akan keluar mirasidium yang harus membutuhkan hospes intermedier
siput Lymnaea sp untuk berkembang menjadi sporokista, redia dan serkaria, serkaria
akan keluar dari tubuh siput dan menempel pada rumput menjadi Metaserkaria
infektif dan akhirnya harus tertelan oleh sapi.
Vektor
Vektor berarti pembawa atau pengangkut. Vektor adalah organisme yang memindahkan
parasit stadium infektif dari penderita ke organisme penerima.
Secara umum vektor dapat dibedakan menjadi:
a. Vektor mekanik, bila agen penyakit tidak mengalami perkembangbiakan dalam tubuh
vektor.
b. Vektor biologik, bila agen penyakit mengalami perkembangbiakan atau pendewasaan
dalam tubuh vektor. Kalau didalam tubuh vektor hanya terjadi pendewasaan saja dari
agen penyakit disebut: Cyclodevelopmental dan apabila selain terjadi pendewasaan
juga terjadi perkembang biakan (penggandaan, perbanyakan) dari agen penyakit
disebut Cyclopropagative dan apabila dalam tubuh vektor hanya terjadi
perkembangbiakan dari agen penyakit disebut Propagative.
Cara penularan parasit
Secara umum parasit dapat ditularkan dengan dua cara, yaitu secara Vertikal dan
Horizontal.
Penularan secara vertikal adalah penularan yang terjadi melalui induk kepada anak
yang baru dilahirkannya. Penularan dengan cara ini dapat terjadi melalui: telur, air
susu atau plasenta.
Penularan secara horizontal adalah cara penularan yang umumnya terjadi antara
individu yang satu dengan individu yang lainnya, atau termasuk juga yang melalui
bahan-bahan tercemar. Berkaitan dengan hal ini, cara penularan tersebut dapat terjadi
melalui:
o Kontak langsung adalah penularan yang terjadi karena adanya kontak fisik
antara dua individu atau lebih. Contoh: penularan kutu, tungau.
o Kontak tidak langsung adalah penularan yang terjadi bukan karena terjadinya
kontak fisik antara individu, melainkan karena sarana lain seperti (bahan yang
tercemar oleh parasit atau parasit sendiri yang aktif mencari hospes)
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh parasit
Penyakit parasit adalah infeksi yang disebabkan dan ditularkan oleh parasit. Parasit
seringkali menetapkan target pada organ vital dan beberapa sistem dengan mengubah
fungsi tubuh yang normal. Jadi parasit memainkan peran sebagai suatu pembawa
beberapa penyakit yang paling berbahaya dan mematikan dalam ilmu kedokteran. Berikut
adalah latar belakang singkat dan pengenalan pada beberapa penyakit parasit yang paling
umum.
Malaria
Malaria ini bisa dibilang sebagai penyakit paling mematikan di dunia karena
membunuh antara 1-3.000.000 orang dan memakan korban 250 juta orang setiap
tahun pada skala dunia. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina. Jadi,
dalam waktu sekitar seminggu atau lebih atau pada saat infeksi malaria telah
menyebar di dalam tubuh terutama pada sel darah merah, pasien menunjukkan gejala
seperti demam, sakit kepala dan bahkan halusinasi. Sebaliknya, terlepas dari
kemajuan pesat dalam teknologi kedokteran, vaksin yang secara langsung dapat
menangkal efek malaria belum dibuat. Meskipun demikian, ada banyak metode
tentang cara untuk mencegah malaria seperti obat-obatan profilaksis, pemberantasan
nyamuk melalui merokok dan atau bentuk lain dari langkah-langkah pencegahan.
Kutu pada Badan
Dikenal sebagai Pediculosis dan disebabkan oleh kutu pengisap darah dan serangga
parasit lainnya. Ada tiga kategorisasi dari pediculosis yaitu pediculosis capitis,
pediculosis corporis dan pediculosis pubis. Pediculosis capitis atau kutu kepala
adalah bentuk kutu badan yang paling umum dan biasanya terlihat pada anak usia 3-
10 tahun. Seringkali terdapat pada anak perempuan karena memiliki rambut panjang
sebagai tempat penampungan kutu. Pediculosis corporis adalah infeksi kutu dalam
tubuh manusia. Selain itu, kutu tubuh adalah ancaman yang jauh lebih besar karena
bisa mengakibatkan komplikasi yang lebih serius seperti tifus. Pediculosis pubis di
sisi lain adalah infestasi kutu pada rambut kemaluan dan bagian privat dari tubuh
seseorang.
Demam Katamaya
Schistosomiasis atau demam Katamaya adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh
cacing parasit yang disebut trematoda. Penyakit ini adalah umum di tempat-tempat
yang dekat dengan perairan terbuka seperti danau dan sungai-sungai yang terdapat
siput. Gejala penyakit kronis ini termasuk sakit perut, diare, batuk, demam, kelelahan
dan luka kelamin.
Amubiasis
Amubiasis disebabkan oleh amuba dan biasanya menginfeksi saluran pencernaan
manusia. Penyakit ini ditularkan oleh parasit dalam berbagai cara dan menurut
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), amubiasis
menyebabkan 70.000 kematian setiap tahunnya di seluruh dunia.
→ Materi Tambahan
IMUNISASI
Tuhan menciptakan setiap makhluk hidup dengan kemampuan untuk mempertahankan
diri terhadap ancaman dari luar dirinya. Salah satu ancaman terhadap manusia adalah penyakit,
terutama penyakit infeksi yang dibawa oleh berbagai macam mikroba seperti virus, bakteri,
parasit, jamur. Tubuh mempunyai cara dan alat untuk mengatasi penyakit sampai batas tertentu.
Beberapa jenis penyakit seperti pilek, batuk, dan cacar air dapat sembuh sendiri tanpa
pengobatan. Dalam hal ini dikatakan bahwa sistem pertahanan tubuh (sistem imun) orang
tersebut cukup baik untuk mengatasi dan mengalahkan kuman-kuman penyakit itu. Tetapi bila
kuman penyakit itu ganas, sistem pertahanan tubuh (terutama pada anak-anak atau pada orang
dewasa dengan daya tahan tubuh yang lemah) tidak mampu mencegah kuman itu berkembang
biak, sehingga dapat mengakibatkan penyakit berat yang membawa kepada cacat atau kematian.
Apakah yang dimaksudkan dengan sistem imun? Kata imun berasal dari bahasa Latin
‘immunitas’ yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para
senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan
terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya
berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit
menular. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-
zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda
asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh.
Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka
sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya,
reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum
mempunyai "pengalaman." Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah
mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi
dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada
beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi.
Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut,
atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah
atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada
penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah
pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk
merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau
campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar
antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum)
pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang
baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah
placenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.
Sesuai dengan program pemerintah, anak-anak wajib mendapatkan imunisasi dasar
terhadap tujuh macam penyakit yaitu TBC, difteria, tetanus, batuk rejan (pertusis), polio, campak
(measles, morbili) dan hepatitis B. Sedangkan imunisasi terhadap penyakit lain seperti
gondongan (mumps), campak Jerman (rubella), tifus, radang selaput otak (meningitis) Hib,
hepatitis A, cacar air (chicken pox, varicella) dan rabies tidak diwajibkan, tetapi dianjurkan.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan
tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit
berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara
bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan
hidup anak.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka
penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu
seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain
sebagainya.
Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus
atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik atau minum /
telan. Setelah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk
melawan penyakit tersebut dengan membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa terus ada di
dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.
Keberhasilan Imunisasi tergantung faktor:
1. Status Imun Penjamu
2. Genetic
3. Kualitas vaksin di antaranya:
a. cara pemberian
b. Dosis vaksin
c. Frekuensi Pemberian
d. Ajuvan: Zat yang meningkatkan respon imun terhadap Ag
e. Jenis Vaksin
Macam-macam imunisasi:
Imunisasi bcg
Imunisasi hepatitis b
Munisasi campak
Imunisasi mmr
Imunisasi typhus
Imunisasi varicella
Imunisasi hepatitis a
Vaksin combo
Referensi
Brotowidjojo, M.D (1987). Parasit dan Parasitisme. Pt. Melton Putra Jakarta
Dunn, M (1978). Veterinari helminthology. 2nd Ed. Butler and Tanner Ltd. Frome and London
Soulsby, E.J.L (1982). Helminths, Arthropods and Protozoa of Domesticated Animals. 7th Ed.
Bailliere Tindal London.
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Parasit&action=edit§ion=1
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Virus&action=edit§ion=1
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Virus&action=edit§ion=8
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Virus&action=edit§ion=14
http://id.shvoong.com/tags/penyakit-yang-disebabkan-oleh-parasit
staff.unud.ac.id/~suratma/wp-content/uploads/2009/…/keparasitan.doc
http://www.ceriwis.info/forumdisplay.php?s=fbf39e91af979986e941e4b2d0467c75&f=269
http://www.cpddokter.com