Download - Luka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini perawatan luka telah mengalami perkembangan yang sangat pesat
terutama dalam dua dekade terakhir ini. Teknologi dalam bidang kesehatan juga
memberikan kontribusi yang sangat untuk menunjang praktek perawatan luka ini.
Disamping itu manajemen perawatan luka ini berkaitan dengan perubahan profil pasien,
dimana pasien dengan kondisi penyakit degeneratif dan kelainan metabolik semakin
banyak ditemukan. Kondisi tersebut biasanya sering menyertai kekompleksan suatu luka
dimana perawatan yang tepat diperlukan agar proses penyembuhan bisa tercapai dengan
optimal.
Dengan demikian, perawat dituntut untuk mempunyai pengetahuan dan keterampilan
yang adekuat terkait dengan proses perawatan luka yang dimulai dari pengkajian yang
komprehensif, perencanaan intervensi yang tepat, implementasi tindakan, evaluasi hasil
yang ditemukan selama perawatan serta dokumentasi hasil yang sistematis. Disamping
itu perawat juga berkaitan dengan biaya perawatan luka yang efektif. Manajemen
perawatan luka modern sangat mengedepankan hal tersebut. Hal ini ditunjang dengan
semakin banyaknya inovasi terbaru dalam perkembangan produk-produk yang bisa
dipakai dalam merawat luka. Dalam hal ini, perawat dituntut untuk memahami produk-
produk tersebut dengan baik sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan yang
sesuai dengan kebutuhan pasien.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perawatan luka modern ?
2. Bagaimana teknik perawatan luka modern ?
3. Apa kelebihan dan kekurangan perawatan luka modern ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar kami mengerti, mengetahui dan
dapat mempraktikan perawatan luka modern.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Luka dan Klasifikasi
Secara definisi suatu luka adalah terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena
adanya cedera atau pembedahan. Luka ini bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur
anatomis, sifat, proses penyembuhan dan lama penyembuhan. Adapun berdasarkan sifat
yaitu : abrasi, kontusio, insisi, laserasi, terbuka, penetrasi, puncture, sepsis, dll.
Sedangkan klasifikasi berdasarkan struktur lapisan kulit meliputi: superfisial, yang
melibatkan lapisan epidermis;partial thickness, yang melibatkan lapisan epidermis dan
dermis; dan full thickness yang melibatkan epidermis, dermis, lapisan lemak, fascia dan
bahkan sampai ke tulang.Berdasarkan proses penyembuhan, dapat dikategorikan menjadi
tiga, yaitu:
a) Healing by primary intention
Tepi luka bisa menyatu kembali, permukan bersih, biasanya terjadi karena
suatu insisi, tidak ada jaringan yang hilang. Penyembuhan luka berlangsung
dari bagian internal ke ekseternal.
b) Healing by secondary intention
Terdapat sebagian jaringan yang hilang, proses penyembuhan akan
berlangsung mulai dari pembentukan jaringan granulasi pada dasar luka dan
sekitarnya.
c) Delayed primary healing (tertiary healing)
Penyembuhan luka berlangsung lambat, biasanya sering disertai dengan
infeksi, diperlukan penutupan luka secara manual.
Berdasarkan klasifikasi berdasarkan lama penyembuhan bisa dibedakan menjadi dua
yaitu: akut dan kronis. Luka dikatakan akut jika penyembuhan yang terjadi dalam jangka
waktu 2-3 minggu. Sedangkan luka kronis adalah segala jenis luka yang tidak tanda-
tanda untuk sembuh dalam jangka lebih dari 4-6 minggu. Luka insisi bisa dikategorikan
luka akut jika proses penyembuhan berlangsung sesuai dengan kaidah penyembuhan
2
normal tetapi bisa juga dikatakan luka kronis jika mengalami keterlambatan
penyembuhan (delayed healing) atau jika menunjukkan tanda-tanda infeksi.
2.2 Proses Penyembuhan Luka
1) Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa terjadi
tumpang tindih (overlap)
2) Proses penyembuhan luka tergantung pada jenis jaringan yang rusak serta
penyebab luka tersebut
3) Fase penyembuhan luka :
a) Fase inflamasi :
Hari ke 0-5
Respon segera setelah terjadi injuri pembekuan darah untuk
mencegah kehilangan darah
Karakteristik : tumor, rubor, dolor, color, functio laesa
Fase awal terjadi haemostasis
Fase akhir terjadi fagositosis
Lama fase ini bisa singkat jika tidak terjadi infeksi
b) Fase proliferasi or epitelisasi
Hari 3 – 14
Disebut juga dengan fase granulasi o.k adanya pembentukan jaringan
granulasi pada luka luka nampak merah segar, mengkilat
Jaringan granulasi terdiri dari kombinasi : Fibroblasts, sel inflamasi,
pembuluh darah yang baru, fibronectin and hyularonic acid
Epitelisasi terjadi pada 24 jam pertama ditandai dengan penebalan
lapisan epidermis pada tepian luka
Epitelisasi terjadi pada 48 jam pertama pada luka insisi
c) Fase maturasi atau remodeling
Berlangsung dari beberapa minggu s.d 2 tahun
3
Terbentuknya kolagen yang baru yang mengubah bentuk luka serta
peningkatan kekuatan jaringan (tensile strength)
Terbentuk jaringan parut (scar tissue) 50-80% sama kuatnya dengan
jaringan sebelumnya
Terdapat pengurangan secara bertahap pada aktivitas selular and
vaskularisasi jaringan yang mengalami perbaikan
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan Luka
Status Imunologi
Kadar gula darah (impaired white cell function)
Hidrasi (slows metabolism)
Nutritisi
Kadar albumin darah (‘building blocks’ for repair, colloid osmotic pressure –
oedema)
Suplai oksigen dan vaskularisasi
Nyeri (causes vasoconstriction)
Corticosteroids (depress immune function)
2.4 Pengkajian Luka
a) Kondisi Luka
1. Warna dasar kulit
Slough (yellow)
Necrotic tissue (black)
Infected tissue (green)
Granulating tissue (red)
Epithelialising (pink)
2. Lokasi ukuran dan kedalaman luka
3. Eksudat dan bau
4. Tanda-tanda infeksi
5. Keadaan kulit sekitar luka : warna dan kelembaban
6. Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung
4
b) Status nutrisi klien : BMI, kadar albumin
c) Status vascular : Hb, TcO2
d) Status imunitas: terapi kortikosteroid atau obat-obatan immunosupresan yang lain
e) Penyakit yang mendasari : diabetes atau kelainan vaskularisasi lainnya
2.5 Perencanaan
A. Pemilihan Balutan Luka
Balutan luka (wound dressings) secara khusus telah mengalami perkembangan
yang sangat pesat selama hampir dua dekade ini. Revolusi dalam perawatan luka
ini dimulai dengan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh Professor G.D
Winter pada tahun 1962 yang dipublikasikan dalam jurnal Nature tentang keadaan
lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka. Menurut Gitarja (2002),
adapun alasan dari teori perawatan luka dengan suasana lembab ini antara lain:
1. Mempercepat fibrinolisis
Fibrin yang terbentuk pada luka kronis dapat dihilangkan lebih cepat oleh
netrofil dan sel endotel dalam suasana lembab.
2. Mempercepat angiogenesis
Dalam keadaan hipoksia pada perawatan luka tertutup akan
merangsang lebih pembentukan pembuluh darah dengan lebih cepat.
3. Menurunkan resiko infeksi
Kejadian infeksi ternyata relatif lebih rendah jika dibandingkan
dengan perawatan kering.
4. Mempercepat pembentukan Growth factor
Growth factor berperan pada proses penyembuhan luka untuk membentuk
stratum corneum dan angiogenesis, dimana produksi komponen tersebut
lebih cepat terbentuk dalam lingkungan yang lembab.
5. Mempercepat terjadinya pembentukan sel aktif.
Pada keadaan lembab, invasi netrofil yang diikuti oleh makrofag,
monosit dan limfosit ke daerah luka berfungsi lebih dini.
5
Pada dasarnya prinsip pemilihan balutan yang akan digunakan untuk
membalut luka harus memenuhi kaidah-kaidah berikut ini:
1) Kapasitas balutan untuk dapat menyerap cairan yang dikeluarkan
oleh luka (absorbing)
2) Kemampuan balutan untuk mengangkat jaringan nekrotik dan
mengurangi resiko terjadinya kontaminasi mikroorganisme (non
viable tissue removal)
3) Meningkatkan kemampuan rehidrasi luka (wound rehydration)
4) Melindungi dari kehilangan panas tubuh akibat penguapan
5) Kemampuan atau potensi sebagai sarana pengangkut atau
pendistribusian antibiotic ke seluruh bagian luka (Hartmann, 1999;
Ovington, 1999)
Dasar pemilihan terapi harus berdasarkan pada :
Apakah suplai telah tersedia?
Bagaimana cara memilih terapi yang tepat?
Bagaimana dengan keterlibatan pasien untuk memilih?
Bagaimana dengan pertimbangan biaya?
Apakah sesuai dengan SOP yang berlaku?
Bagaimana cara mengevaluasi?
B. Jenis-jenis balutan dan terapi alternative lainnya
1) Film Dressing
Semi-permeable primary atau secondary dressings
Clear polyurethane yang disertai perekat adhesive
Conformable, anti robek atau tergores
Tidak menyerap eksudat
Indikasi : luka dgn epitelisasi, low exudate, luka insisi
Kontraindikasi : luka terinfeksi, eksudat banyak
Contoh: Tegaderm, Op-site, Mefilm
6
2) Hydrocolloid
Pectin, gelatin, carboxymethylcellulose dan elastomers
autolysis untuk mengangkat jaringan nekrotik atau slough
Occlusive –> hypoxic environment untuk mensupport
angiogenesis
Waterproof
Indikasi : luka dengan epitelisasi, eksudat minimal
Kontraindikasi : luka yang terinfeksi atau luka grade III-IV
Contoh: Duoderm extra thin, Hydrocoll, Comfeel
3) Alginate
Terbuat dari rumput laut
Membentuk gel diatas permukaan luka
Mudah diangkat dan dibersihkan
Bisa menyebabkan nyeri
Membantu untuk mengangkat jaringan mati
Tersedia dalam bentuk lembaran dan pita
Indikasi : luka dengan eksudat sedang s.d berat
Kontraindikasi : luka dengan jaringan nekrotik dan kering
Contoh : Kaltostat, Sorbalgon, Sorbsan
4) Foam Dressings
Polyurethane
Non-adherent wound contact layer
Highly absorptive
Semi-permeable
Jenis bervariasi
Adhesive dan non-adhesive
Indikasi : eksudat sedang s.d berat
7
Kontraindikasi : luka dengan eksudat minimal, jaringan nekrotik
hitam
Contoh : Cutinova, Lyofoam, Tielle, Allevyn, Versiva
5) Terapi alternative
Zinc Oxide (ZnO cream)
Madu (Honey)
Sugar paste (gula)
Larvae therapy/Maggot Therapy
Vacuum Assisted Closure
Hyperbaric Oxygen
2.6 Implementasi
A. Luka dengan eksudat & jaringan nekrotik (sloughy wound)
Bertujuan untuk melunakkan dan mengangkat jaringan mati (slough
tissue)
Sel-sel mati terakumulasi dalam eksudat
Untuk merangsang granulasi
Mengkaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
Balutan yang dipakai antara lain: hydrogels, hydrocolloids, alginates
dan hydrofibre dressings
B. Luka Nekrotik
Bertujuan untuk melunakan dan mengangkat jaringan nekrotik (eschar)
Berikan lingkungan yg kondusif u/autolysis
Kaji kedalaman luka dan jumlah eksudat
Hydrogels, hydrocolloid dressings
C. Luka terinfeksi
Bertujuan untuk mengurangi eksudat, bau dan mempercepat penyembuhan
luka
Identifikasi tanda-tanda klinis dari infeksi pada luka
Wound culture – systemic antibiotics
8
Kontrol eksudat dan bau
Ganti balutan tiap hari
Hydrogel, hydrofibre, alginate, metronidazole gel (0,75%), carbon
dressings, silver dressings
D. Luka Granulasi
Bertujuan untuk meningkatkan proses granulasi, melindungi jaringan
yang baru, jaga kelembaban luka
kedalaman luka dan jumlah eksudat
Moist wound surface – non-adherent dressing
Treatment overgranulasi
Hydrocolloids, foams, alginates
E. Luka epitelisasi
Bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk “re-
surfacing”
Transparent films, hydrocolloids
Balutan tidak terlalu sering diganti
F. Balutan kombinasi
Tujuan Tindakan
Rehidrasi
Hydrogel + film
atau hanya hydrocolloid
Debridement (deslough)
Hydrogel + film/foam
Atau hanya hydrocolloid
Atau alginate + film/foam
Atau hydrofibre + film/foam
Manage eksudat sedang
s.d berat
Extra absorbent foam
Atau extra absorbent alginate + foam
9
Atau hydrofibre + foam
Atau cavity filler plus foam
2.7 Evaluasi dan Monitoring Luka
a) Dimensi luka : size, depth, length, width
b) Photography
c) Wound assessment charts
d) Frekuensi pengkajian
e) Plan of care
2.8 Dokumentasi Perawatan Luka
Potential masalah
Komunikasi yang adekuat
Continuity of care
Mengkaji perkembangan terapi atau masalah lain yang timbul
Harus bersifat faktual, tidak subjektif
Wound assessment charts
BAB III
PEMBAHASAN
10
3.1 Pengertian Perawatan Luka Modern
Luka adalah suatau gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997). luka
adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membrane dan tulang atau organ tubuh lain
(Kozier, 1995). luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang
disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan,
sengatan listrik atau gigitan hewan (R. Sjamsu Hidayat, 1997). luka adalah terganggunya
(disruption) integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara
tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficilak
atau dalam. (Menurut Koiner dan Taylan), ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul
:
1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ
2. Respon stress simpatis
3. Pendarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
3.2 Teknik Perawatan Luka Modern
3.2.1 Perawatan Pada Luka Gigitan Ular
Perawatan untuk gigitan ular adalah sebagai variabel sebagai gigitan itu
sendiri. Yang paling umum dan metode efektif adalah melalui antivenom, serum
yang terbuat dari racun ular. Beberapa spesies antivenom adalah spesifik
(monovalen) sementara beberapa yang dibuat untuk digunakan dengan berbagai
spesies dalam pikiran (polyvalent). DiAmerika Serikat misalnya, semua jenis ular
berbisa lubang ular beludak, dengan pengecualian pada ular karang. Untuk
menghasilkan antivenom, campuran dari venoms dari berbagai spesies ular
derik, copperheads, dan cottonmouths disuntikkan ke dalam tubuh seekor kuda
dalam dosis yang semakin meningkat sampai kuda itu diimunisasi. Darah
kemudian diekstraksi dari kuda diimunisasi dan beku-kering. Hal ini dilarutkan
dengan air steril dan menjadi antivenom. Untuk alasan ini, orang-orang yang
alergi terhadap kuda tidak dapat diobati dengan menggunakan antivenom.
11
Antivenom untuk spesies yang lebih berbahaya
(seperti mambas, taipans, dan kobra) dibuat dengan cara yang sama di India,
Afrika Selatan, dan Australia, meskipun antivenoms ini adalah spesies-spesifik.
1. Setelah memastikan pasien dan penonton telah keluar dari jangkauan
serang ular, orang yang digigit harus diyakinkan dan dibujuk
untuk berbaring dan tetap diam. Banyak yang akan ketakutan, takut mati
tiba-tiba dan, dalam suasana hati ini, mereka dapat bersikap tidak rasional
atau bahkan histeris. Dasar untuk meyakinkan adalah kenyataan bahwa
banyak gigitan berbisa tidak menghasilkan efek langsung. Perkembangan
yang relatif lambat untuk berakibat fatal (hitungan jam setelah gigitan
elapid, hari untuk gigitan viper) dan pengobatan medis modern sudah
efektif.
2. Luka gigitan tidak boleh dirusak dengan cara apapun. Menyeka sekali
dengan kain basah untuk menghilangkan racun permukaan tidak
berbahaya (ataupun baik), tetapi lukatidak boleh dipijat.
3. Semua cincin atau perhiasan lainnya pada bagian tungkai yang digigit,
terutama pada jari-jari, harus dilepas, karena mereka dapat bertindak
sebagai turniket jika edema berkembang.
4. Anggota tubuh yang digigit harus tidak bergerak / seefektif mungkin.
Menggunakan sanggahan / gendongan.
5. Jika ada gangguan fungsi vital, seperti masalah pada pernapasan, sirkulasi,
fungsi jantung, ini adalah prioritas. Secara khusus, untuk gigitan
menyebabkan flaccid paralysis, termasuk kelumpuhan pernapasan, baik
jalan napas dan pernapasan dapat terganggu, memerlukan perawatan
mendesak, yang mungkin termasuk teknik transfer udara mulut ke masker
(mulut ke mulut). Segera cari bantuan medis.
6. Jangan gunakan turniket, memotong, menghisap atau menyakiti luka atau
menerapkan bahan kimia atau sengatan listrik.
7. Hindari asupan peroral, alcohol tidak boleh sama sekali. Tidak ada obat
penenang di luar rumah sakit. Jika ada akan cukup penundaan sebelum
12
mencapai bantuan medis, yang diukur dalam beberapa jam ke hari,
kemudian beri air putih melalui mulut untuk mencegah dehidrasi.
8. Jika ular penggigit telah dibunuh, harus dibawa dengan pasien untuk
identifikasi. Tapi hati-hati untuk menghindari menyentuh kepala, bahkan
sebuah ular mati dapat meracuni . Tidak dianjurkan upaya mengejar ular
ke dalam semak-semak karena risiko gigitan lebih lanjut.
9. Korban gigitan ular harus diangkut secepat dan sepasif mungkin ke
tempat terdekat di mana mereka dapat dilihat oleh orang yang terlatih
secara medis (apotik, klinik atau rumah sakit). Anggota tubuh yang digigit
tidak boleh digerakkan karena kontraksi otot akan meningkatkan
penyerapan racun sistemik. Jika tidak ada kendaraan bermotor atau perahu
tersedia, pasien dapat dibawa di atas tandu, pada boncengan sepeda motor
atau palang sepeda atau pada punggung seseorang.
10. Paling tradisional, dan biasanya dilakukan, adalah langkah-langkah
pertolongan pertama yang tidak berguna dan berbahaya. Antara lain
cauterization lokal, insisi, eksisi, amputasi, menghisap melalui mulut,
pompa vakum atau jarum suntik, penerapan kejutan listrik atau es
(cryotherapy), penggunaan jamu tradisional, ilmu gaib dan solusi lainnya
termasuk menelan produk-produk tumbuhan dan bagian-bagian ular,
beberapa sayatan, tato dan lainnya.
3.2.2 Perawatan Pada Luka Kanker
Luka kanker atau dikenal sebagai
Fungating wound merupakan
kerusakan integritas kulit yang
disebabkan oleh infiltrasi sel maligna.
Luka kanker adalah salah satu luka kronik yang berhubungan dengan kanker
stadium lanjut. Kanker merupakan penyebab dasar dari luka kanker sehingga
tindakan medis yang dilakukan ditujukan untuk mengurangi tumor dan juga
13
mengurangi ukuran luka kanker dan mengatasi gejala yang muncul.
Penatalaksanaan akan tergantung pada jenis kanker, bagian tubuh yang
dipengaruhi dan bagaiman perkembangan kanker lebih lanjut. Tindakan medis
yang umum, antara lain; radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal dan
pembedahan (6).
1. Radioterapi; menggunakan high-energy rays yang dapat menghancurkan
sel kanker. Dapat membantu menyusutkan tumor dan mengeringkan
cairan luka yang banyak. Efek sampingnya akan menimbulkan kemerahan
sekitar kulit dan menjadi kering. Gejala tersebut akan hilang setelah
beberapa minggu .
2. Kemoterapi; menggunakan obat anti kanker untuk menghancurkan sel
kanker. Membantu mengurangi ukuran tumor yang menyebabkan luka dan
mengurangi beberapa gejala.
3. Terapi hormonal; mempengaruhi produksi beberapa hormonal penyebab
kanker, atau menghambat kerja dari hormonal dan membantu
memperlambat pertumbuhan kanker. Terapi ini juga dapat memperbaiki
beberapa gejala.
4. Pembedahan; tergantung ukuran dan posisi tumor, kemungkinan dapat
dipindahkan atau tidak, dapat diambil sebagian atau keseluruhannya
dengan pembedahan. Berisiko terjadinya perdarahan karena sel kanker
sering menyebabkan kerusakan pembuluh darah. Oleh karena itu
pembedahan memerlukan persiapan yang matang dari tim medis.
Berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan perawat untuk
mengendalikan gejala dalam perawatan luka kanker:
1. Eksudat yang berlebihan; dapat digunakan balutan yang menyerap eksudat
banyak seperti hidroselulosa (Aquacel), foam, gammge dan lainnya.
Usahakan balutanyang digunakan tidak melekat pada luka untuk
menghindari perdarahan ketika membuka balutan. Eksudat juga akan
14
menyebabkan kulit sekitar luka lecet, untuk itu dapat digunakan film
barrier atau cream (zink cream atau metcovazin cream dll).
2. Bau tidak sedap; ditimbulkan akibat infeksi bakteri. Balutan yang dapat
digunakan adalah yang mengandung silver yang dapat mengurangi
pertumbuhan bakteri, dan efektif mengontrol bau. Charcoal dressing
(Carboflex dll) juga dapat digunakan untuk mengontrol bau. Jika bahan
yang digunakan terlalu mahal maka dapat digunakan metode alami
menggunakan madu asli atau pasta gula yang dapat mencegah
pertumbuhan bakteri (6). Penggunakan aromaterapi untuk lingkungan
sekitar juga dapat membantu mengendalikan bau tidak sedap dan dapat
meningkatkan kenyamanan pasien.
3. Nyeri; disebabkan kerusakan saraf akibat kanker atau akibat dressing yang
melekat pada kulit. Obat anti nyeri/ analgetik dapat diberikan sebelum
perawatan dan memilih balutan yang tidak lengket pada luka akan
membantu mengurangi nyeri pada pasien luka kanker.
4. Perdarahan; diakibatkan oleh sel kanker yang merusak pembuluh darah
kapiler. Memilih balutan/dressing yang tidak melekat pada luka akan
mengurangi resiko perdarahan ketika membuka balutan. Selain itu juga
dapat digunakan balutan yang mengandung kalsium alginat (kaltostat,
suprasorb A, seasorb dll) yang dapat menghentikan perdarahan minor. Jika
perdarahan tidak berhenti maka dapat digunakan adrenalin dan tekan
lembut pada daerah yang perdarahan
5. Gatal; disebakan oleh kulit yang meregang dan ujung saraf yang teriritasi
oleh kanker. Dapat diberikan anti histamin, TENS machine ( membantu
merangsang otak mengeluarkan endorphin/painkiller), menggunakan
lembaran hidrogel untuk menghidrasi kulit dan krim mentol
3.2.3 Perawatan Pada Luka Infeksi Kulit Akibat Mikroorganisme
15
1. Jelaskan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan. Jawab
pertanyaan pasien.
2. Minta bantuan untuk mengganti balutan pada bayi dan anak kecil
3. Jaga privasi dan tutup jendela/pintu kamar
4. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang menyenangkan. Bukan
hanya pada daerah luka, gunakan selimut mandi untuk menutup pasien
jika perlu.
5. Tempatkan tempat sampah pada tempat yang dapat dijangkau. Bisa
dipasang pada sisi tempat tidur.
6. Angkat plester atau pembalut.
7. Jika menggunakan plester angkat dengan cara menarik dari kulit dengan
hati-hati kearah luka. Gunakan bensin untuk melepaskan jika perlu.
8. Keluarkan balutan atau surgipad dengan tangan jika balutan kering atau
menggunakan sarung tangan jika balutan lembab. Angkat balutan
menjauhi pasien.
9. Tempatkan balutan yang kotor dalam kantong plastik.
10. Buka set steril
11. Tempatkan pembungkus steril di samping luka
12. Angkat balutan paling dalam dengan pinset dan perhatikan jangan sampai
mengeluarkan drain atau mengenai luka insisi. Jika gaas dililitkan pada
drain gunakan 2 pasang pinset, satu untuk mengangkat gaas dan satu untuk
memegang drain.
13. Catat jenis drainnya bila ada, banyaknya jahitan dan keadaan luka.
14. Buang kantong plastik. Untuk menghindari dari kontaminasi ujung pinset
dimasukkan dalam kantong kertas, sesudah memasang balutan pinset
dijauhkan dari daerah steril.
16
15. Membersihkan luka menggunakan pinset jaringan atau arteri dan kapas
dilembabkan dengan anti septik, lalu letakkan pinset ujungnya labih
rendah daripada pegangannya. Gunakan satu kapas satu kali mengoles,
bersihkan dari insisi kearah drain :
a) Bersihkan dari atas ke bawah daripada insisi dan dari tengah keluar
Luka dan Perawatannya
b) Jika ada drain bersihakan sesudah insisi
c) Untuk luka yang tidak teratur seperti dekubitus ulcer, bersihkan dari
tengah luka kearah luar, gunakan pergerakan melingkar.
16. Ulangi pembersihan sampai semua drainage terangkat.
17. Olesi zalf atau powder. Ratakan powder diatas luka dan gunakan alat
steril.
18. Gunakan satu balutan dengan plester atau pembalut
19. Amnkan balutan dengan plester atau pembalut
20. Bantu pasien dalam pemberian posisi yang menyenangkan.
21. Angkat peralatan dan kantong plastik yang berisi balutan kotor. Bersihkan
alat dan buang sampah dengan baik.
22. Cuci tangan
23. Laporkan adanya perubahan pada luka atau drainage kepada perawat yang
bertanggung jawab. Catat penggantian balutan, kaji keadaan luka dan
respon pasien.
3.3 Kelebihan dan Kekurangan Perawatan Luka Modern
3.3.1 Kelebihan Perawatan Luka Modern
a) Balutan tidak perlu diganti
b) Dapat mempercepat proses penyembuhan luka
c) Saat diganti balutan rasa sakit minimal
d) Menggunakan balutan sesuai kebutuhan luka
e) Efektif dan efisien dalam biaya
3.3.2 Kekurangan Perawatan Luka Modern
a) Untuk kalangan menengah ke bawah itu sangat mahal
17
b) Mengandung bahan kimia
c) Sulit di dapat
d) Membutuhkan penanganan yang sedikit komplek mengingat cara ini
tergantung pada alat dan teknik
BAB IV
PENUTUP
18
4.1 Simpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah perawatan luka merupakan suatu tindakan
pembersihan luka dengan menggunakan prinsip bersih ataupun steril agar tidak
terkontaminasi oleh bakteri dan terkena infeksi.
Luka adalah suatau gangguan dari kondisi normal pada kulit (Taylor, 1997). luka
adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membrane dan tulang atau organ tubuh lain
(Kozier, 1995). luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang
disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan,
sengatan listrik atau gigitan hewan (R. Sjamsu Hidayat, 1997). luka adalah terganggunya
(disruption) integritas normal dari kulit dan jaringan di bawahnya yang terjadi secara
tiba-tiba atau disengaja, tertutup atau terbuka, bersih atau terkontaminasi, superficilak
atau dalam. (Menurut Koiner dan Taylan), ketika luka timbul, beberapa efek akan
muncul.
Daftar Pustaka
19
http://dharmamuliacare.wordpress.com/tag/perawatan-luka-modern/
http://kesehatanperawat.blog.com/2010/01/29/askep-perawatan-luka/
http://www.perawatluka.com/?page_id=102
20