Download - LTM_PBL 2_Muhammad Ade Rahman_1206207205.pdf
LTM MPKB–PBL 2 Nama : Muhammad Ade Rahman NPM : 1206207205 Fakultas : Kedokteran Judul : Sistem Persinyalan Perkeretaapian di daerah Jakarta dan sekitarnya.
1 Universitas Indonesia, 2012
Deskripsi :
1. Sistem persinyalan kereta api adalah sistem yang mengontrol pergerakan kereta api
yang berada di jalurnya.
2. Elemen pergerakan kereta api terdiri dari rel biasa dan wesel.
3. Wesel adalah titik temu suatu percabangan rel yang diatur untuk memberikan arah
percabangan rel agar kereta api sampai pada tempat tujuan yang dikehendak.
4. Wesel juga sering disebut stir dari kereta api tersebut.
5. Wesel dapat digunakan jika ada perangkat tambahan yang membantu memberikan
isyarat atau sinyal kepada wesel oleh masinis kereta api untuk bergerak atau berhenti.
6. Sinyal yang dimaksud berupa sinyal masuk, sinyal keluar, dan sinyal muka
berdasarkan pergerakan kereta terhadap stasiun
7. Sinyal masuk mengisyaratkan masinis yang datang menuju stasiun
8. Sinyal keluar mengisyaratkan masinis yang akan pergi menuju stasiun lain
9. Sinyal muka mengisyaratkan pendahuluan kepada masinis untuk menentukan berhenti
di depan sinyal masuk atau jalan melewati sinyal masuk
10. Berdasarkan pergerakan lokal kereta, sinyal yang digunakan adalah sinyal langsir.
11. Sinyal langsir mempunyai maksud sinyal yang dipakai dalam perpindahan jalur
kereta, perpindahan posisi atau penyusunan suatu rangkaian kereta.
12. Ketika kereta ingin bergerak atau sedang bergerak, wesel memberikan arah kereta
menuju jalur yang tidak ada kereta lain yang melintas dengan arah yang berlawanan
supaya tidak terjadi tabrakan
13. Hal ini perlu dilengkapi oleh perangkat yang dapat mendeteksi kereta api berada pada
suatu jalur agar efisien.
14. Dalam sistem persinyalan ini, ada penanggung jawab berdasarkan tujuannya, yaitu
datangnya kereta ke stasiun dan tujuan kereta menuju stasiun lain.
15. Kedatangan kereta di stasiun akan ada tindak lanjut oleh Petugas Pengatur Pergerakan
Kereta(PPPK), yang mempunyai hak dan kewajiban penuh di wilayah stasiun
16. Kepergian kereta ke stasiun lain akan diinformasikan oleh petugas di stasiun ke
petugas di stasiun tujuan selanjutnya dengan cara permintaan izin, dilengkapi dengan
2 Universitas Indonesia, 2012
operasi sinyal oleh kedua stasiun untuk memberikan jalur yang sama secara interlock
atau saling mengunci.
17. Sistem interlock antar 2 stasiun disebut sistem blok.
18. Sistem blok ada 2 macam, blok permisif dan terbuka.
19. Sistem blok permisif mempunyai maksud mengajukan permintaan izin langsung dari
PPPK di stasiun kepada stasiun selanjutnya yang menyebabkan penguncian
sinyal(operasi sinyal) terlepas dan melangsungkan keberangkatan kereta api menuju
stasiun selanjutnya secara remote oleh stasiun selanjutnya.(diatur oleh stasiun
selanjutnya)
20. Sistem blok terbuka adalah sistem yang menghubungkan stasiun asal dan tujuan
secara otomatis yang secara remote dioperasikan atau diatur oleh stasiun asal.
21. Seperti stasiun A akan memberangkatkan kereta melewati jalur A, secara otomatis
sinyal berangkat akan mengunci jalur A sehingga stasiun selanjutnya(B) tidak bisa
melewati jalur A dengan arah berlawanan secara remote.
22. Ada persyaratan failsafe yang terintegrasi pada sistem persinyalan serta perangkat
penyusun sistem tersebut. Failsafe adalah sistem keselamatan yang diperuntukan
pengguna untuk tidak mendapatkan efek dari permasalahan pada sistem persinyalan
23. Sistem persinyalan perkeretaapian di Jakarta dan sekitarnya akan dijelaskan dalam 2
macam berdasarkan basis teknologinya, yaitu sistem persinyalan mekanik dan
sistem persinyalan elektrik.
24. Sistem persinyalan mekanik membutuhkan perangkat persinyalan dalam ruangan
dan luar ruangan, serta menggunakan sistem blok permisif.
25. Perangkat persinyalan dalam ruangan mekanik berupa meja atau lemari mistar dan
perangkat sistem blok(sistem blok permisif).
26. Meja mistar merupakan pengontrol sistem persinyalan mekanik yang memberikan
arahan pada kereta menuju jalur yang sesuai dengan kondisi saling mengunci atau
sistem interloking.
27. Perangkat persinyalan luar ruangan mekanik berupa perangkat sinyal mekanik dan
pemindah wesel mekanik.
28. Perangkat sinyal mekanik dihubungkan ke tuas penggerak sinyal pada meja mistar
oleh rantai dan kawat logam.
29. Pemindah wesel mekanik dilakukan oleh sistem interloking yang terintegrasi pada
meja mistar.
3 Universitas Indonesia, 2012
30. Kelebihan dari sistem persinyalan mekanik adalah sistem yang mempunyai dampak
kerusakan yang sedikit ketika adanya petir, suku cadang yang murah, dan
menggunakan energi secara hemat. Akan tetapi, kekurangan dari sistem ini adalah
tidak mengetahui keberadaan kereta api, pelayanan dengan waktu yang lama, dan
kemungkinan besar terjadi kesalahan manusia.
31. Sistem persinyalan elektrik mempunyai aplikasi berupa Solid State Interlocking
(SSI) ditunjang dengan aplikasi lainnya berupa Centralized Train Supervisory untuk
memantau pergerakan kereta api secara terpusat. Sinyal yang dihasilkan SSI memiliki
peran yang penting karena dapat menjangkau area yang panjang, sistem petak blok
yang terbuka, interlocking yang terpusat , mendeteksi kereta api dengan penggunaan
penjejak sirkuit sehingga perlunya impedance bond (IB) dan kabel di sepanjang jalur,
serta sumber daya listrik yang mempunyai tegangan 6 kilovolt.
32. Sistem persinyalan elektrik menggunakan sinyal warna cahaya, pendeteksi kereta,
dan penggerak wesel listrik.
33. Sinyal warna cahaya ada 2 tipe, yaitu lampu pijar dan Light Emitting Diode(LED).
Sinyal lampu pijar menggunakan filamen utama dan cadangan jika filamen utama
putus.
34. Sinyal berwarna merah menandakan kereta harus berhenti, warna hijau untuk jalan,
dan lainnya sama seperti warna lampu lalu lintas kendaraan bermotor.
35. Sinyal lainnya seperti speed indicator, sinyal darurat, dan sinyal langsir adalah
bagian dari sistem persinyalan elektrik.
36. Speed indicator adalah sinyal untuk mengarahkan kereta ke posisi wesel yang ingin
dilalui dengan kesepatan dibawah 30 km/jam. Ada 2 macam, variable speed indicator
yang menandakan kereta melewati posisi belok pada wesel atau tidak dengan menyala
atau tidaknya lampu variable speed indicator, dan fixed speed indicator yang
menandakan kereta melalui posisi belok pada wesel.
37. Sinyal darurat memiliki peran jika lampu utama hijau kuning tidak menyala akibat
gangguan yang tidak berbahaya bagi pergerakan kereta. Jika gangguan tersebut
merudak sinyal darurat, kereta melakukan perjalanan dengan melanggar prosedur
sinyal dengan syarat jalur kereta yang ingin dilalui aman dan kecepatan kereta pelan.
38. Sinyal langsir berperan sebagai pengatur lokal pergerakan kereta sama seperti
penjelasan sebelumnya. Sinyal langsir digabung oleh 2 macam sinyal, yaitu sinyal
utama(sinyal keluar) dan sinyal langsir yang berdiri sendiri.
4 Universitas Indonesia, 2012
39. Pendeteksi kereta ada 2 macam, yaitu track circuit dan axle counter. Track circuit
melakukan perannya dengan cara menyisipkan alat track circuit ke jalur kereta yang
jika alat tersebut dilalui kereta, alat akan mengalami perubahan daya listrik yang
menghasilkan kontak ke stasiun. Sedangkan axle counter melakukan perannya dengan
memasangkan alat wheel detector ke titik rel yang manjadi sensor roda kereta dan
dikirikan ke alat evaluator yang ada di ruang peralatan stasiun.
40. Kelebihan dari sistem persinyalan elektrik adalah pelayanan yang cepat, mempunyai
redundancy system, dan aman. Akan tetapi, kekurangan sistem persinyalan elektrik
adalah peralatan mudah usang, harga peralatan yang mahal, dan penggunaan sumber
tegangan listrik yang rawan terjadi petir yang merusak sistem.
Referensi :
1. PT. Len Industri. Buletin Len No. 6 Edisi Maret 2011. Page 16-25.
2. Wihdan Hidayat. Sistem KRL dibangun sejak 1994 [Internet]. [Diakses pada
tanggal 28 November 2012, pukul 11.23]. Available from :
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-
nasional/12/07/17/m7b4ay-sistem-krl-dibangun-sejak-1994