LAPORAN AKHIR
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT (Cover Depan)/(Jilid Softcover Hijau)
PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN GURU MATEMATIKA SMP
DAN MTS SWASTA DALAM MENYUSUN BAHAN AJAR
BERBANTUAN MATHEMATICS EDUCATION SOFTWARE
DI KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG
PENYUSUN
Dr. Rina Oktaviyanthi, S. Pd., M. Pd. (NIDN. 0412108506)Kelompok KKM 13
UNIVERSITAS SERANG RAYA
2018
i
LAPORAN AKHIR
KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT
PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN GURU MATEMATIKA SMP DAN MTS SWASTA DALAM MENYUSUN BAHAN AJAR
BERBANTUAN MATHEMATICS EDUCATION SOFTWAREDI KECAMATAN TAKTAKAN KOTA SERANG
PENYUSUN
Dr. Rina Oktaviyanthi, S. Pd., M. Pd. (NIDN. 0412108506)
KKM Kelompok 13
Nimas Ayuningtyas 11215207 Teknik InformatikaHardian Sandi 11215004 Teknik InformatikaAndreanTaufiq 11314025 Sistem KomputerWahyu Nugroho 21215024 Teknik IndustriAlfisyahri 21215095 Teknik IndustriWahyu Wijaya 21215173 Teknik IndustriMuhammad Ihsan Kamil 21215197 Teknik IndustriFikri Tri Fhadillah 21215223 Teknik IndustriSetyo Triananto 21115025 Teknik KimiaLussiana Suwarno 21115026 Teknik KimiaEvi Sofiani Lestari 31115137 AkutansiM Yusup Ardabili 31115215 AkutansiTri Yoga Prakasa 31215208 Manajemen BisnisIstian Ariyanto 31215340 Manajemen BisnisFransiska Amelia Paulin 51115010 KomunikasiDini Sekar Sari 51115075 Komunikasi
UNIVERSITAS SERANG RAYA
2018
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Pemberdayaan Keterampilan Guru Matematika SMP dan MTS Swasta dalam Menyusun Bahan Ajar Berbantuan Mathematics Education Software di Kecamatan Taktakan Kota Serang
PelaksanaNama : Dr. Rina Oktaviyanthi, S. Pd., M. Pd.Perguruan Tinggi : Universitas Serang RayaNIDN : 0412108506Jabatan Fungsional : LektorProgam Studi : Pendidikan Matematika
Anggota : Jika ada
Serang, 10 Juli 2019
Ketua
(Dr. Rina Oktaviyanthi, S. Pd., M. Pd.)
Menyetujui,
Dekan Fakultas----
(----------)
Kepala Desa
(Asep Saefudin, SE)
Menyetujui,
Ketua LPPM
(Dr. Rina Oktaviyanthi, M.Pd)
iii
RINGKASAN
Perkembangan ICT pada sektor pendidikan memberikan peluang baru, pengaruh baik dan kontribusi positif dalam peningkatan kualitas pada proses kegiatan belajar mengajar siswa termasuk pembelajaran matematika. Hal tersebut menjadi tantangan bagi guru sebagai pemegang sentral dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk itu mengembangkan dan meningkatkan profesionalisme pedagogis guru dalam mengintegrasikan teknologi pada pembelajaran merupakan upaya yang mutlak dilakukan. Fokus utama program pengabdian ini adalah memberikan sosialisasi dan pelatihan baik secara teori maupun praktik dalam pengembangan bahan ajar matematika berbantuan Mathematics Education Software yang bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan keterampilan guru matematika khususnya pada jenjang SMP dan MTS di sekolah swasta Kecamatan Taktakan Kota Serang. Target khusus yang diharapkan tercapai melalui program pengabdian ini yaitu perbaikan kualitas pembelajaran, peningkatan kompetensi pedagogik dan pengembangan profesionalisme guru matematika SMP dan MTS swasta. Adapun metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah metode Apprenticeship Participatory Learning and Action. Semua tahapan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat ini sudah 100% dilaksanakan dan telah menghasilkan luaran diantaranya yaitu (1) data mengenai wawasan dan pengetahuan guru matematika dalam mengintegrasikan ICT dalam pembelajaran matematika, (2) publikasi (published) pada repositori Universitas Serang Raya, (3) publikasi (in press) pada jurnal pengabdian Wirakrama Parahita Universitas Serang Raya, dan (4) publikasi (published) pada Seminar Nasional Riset Terapan (SENASSET) 2017 Universitas Serang Raya.
Kata Kunci: Program Kemitraan Masyarakat, Apprenticeship Participatory Learning and Action, Mathematics Education Software
iv
PRAKATA
Alhamdulillahirrobbil’alamiin, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Alloh Subhanahuwata’ala, karena hanya dengan limpahan
rahmat dan hidayahNya tim PKM dapat menyelesaikan penulisan laporan
kemajuan dari program pengabdian ini. Fokus utama program kemitraan di tiga
sekolah, SMPS Darunajah, SMPIT Nurul Ihsan dan MTSS SA Hidayatul Athfal
ini adalah memberikan sosialisasi dan pelatihan baik secara teori maupun praktik
dalam pengembangan bahan ajar matematika berbantuan Mathematics Education
Software yang bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan keterampilan
guru matematika khususnya pada jenjang SMP dan MTS di sekolah swasta
Kecamatan Taktakan Kota Serang.
Selama kegiatan, penulis banyak memperoleh bantuan dan dukungan dari
beberapa pihak. Peneliti ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. H. Hamdan., M.M., selaku Rektor Universitas Serang Raya yang telah
memberikan dukungan kepada kegiatan KKM Universitas Serang Raya.
2. Rina Oktaviyanthi, S.Pd., M.Pd selaku Ketua Lembaga Penelitian dan
Pengabdian (LPPM) Universitas Serang Raya yang telah memberikan arahan
dan tuntunan dalam melaksanakan kegiatan KKM.
3. Bapak Asep Saefudin, SE., selaku Kepala Desa Pageragung yang telah
memberikan ijin pelaksanaan KKM di Desa Pageragung.
4. Bapak Sugeri, selaku Ketua RW Kampung Simangu yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama kegiatan pengabdian melalui program KKM.
5. Semua pihak yang telah membantu dan mensupport kegiatan ini sehingga
kegiatan ini berjalan dengan lancar.
Akhir kata, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi berbagai pihak.
Serang, 10 Juli 2018
Team Penulis
v
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................. iii
PRAKATA ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL
.......................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iii
LAMPIRAN............................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Analisis Situasi............................................................................ 1
1.2 Permasalahan Mitra ............................................................,,,...... 3
1.3 Tujuan Kegiatan Pengabdian ..............................................,....... 4
BAB II. METODE PELAKSANAAN ..................................................... 5
BAB III. HASIL YANG DICAPAI............................................................ 7
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 17
LAMPIRAN ............................................................................................. . 18
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. ........................................................................................................ 2
Tabel 1.2. ........................................................................................................ 3
Tabel 3.1 ........................................................................................................ 7
Tabel 3.2. ........................................................................................................ 8
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. ...................................................................................................... 2
Gambar 1.2. ...................................................................................................... 3
Gambar 3.1 ...................................................................................................... 7
Gambar 3.2. ...................................................................................................... 8
viii
LAMPIRAN
Photo Kegiatan.................................................................................................... 18
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Kecamatan Taktakan merupakan salah satu dari enam kecamatan yang
berada di wilayah administratif Kota Serang dan terletak di sebelah barat
daya kota Serang dengan 12 desa/kelurahan. Secara geografis kecamatan
Taktakan berlokasi di daerah pegunungan dengan kontur jalan berkelok dan
menanjak. Kegiatan pengabdian masyarakat PKM ini bekerjasama dengan tiga
mitra SMP dan MTS swasta dari 18 sekolah menengah pertama swasta atau
sederajat yang berada di Kecamatan Taktakan Kota Serang, yaitu SMPS
Darunajah yang terletak di Desa Pancur, SMPS IT Nurul Ihsan yang berlokasi di
Desa Panggungjati, dan MTSS Satu Atap Hidayatul Athfal yang terdapat di Desa
Cilowong.
SMPS Darunajah sebagai mitra pertama kegiatan pengabdian ini adalah
salah satu sekolah menengah pertama swasta yang terletak di Desa Pancur,
Kecamatan Taktakan, Kota Serang dan berjarak ± 8,8 Km dari Universitas Serang
Raya dan ± 7,2 Km dari Alun-alun Kota Serang (pusat kota). Lokasi SMPS
Darunajah berada jauh dari jalan utama dan tidak terakses oleh kendaraan
angkutan umum. Keadaan jalan yang berbatu, sempit dan hanya dapat dilalui oleh
satu mobil, maka untuk dapat sampai ke sekolah tersebut tim PKM menggunakan
motor sebagai alat transportasi. Jika malam datang, jalan menuju sekolah sangat
gelap karena lampu penerangan jalan hanya sampai di jalan utama saja. Letak
sekolah yang berada di pedalaman memang diperuntukkan bagi anak-anak warga
kampung yang tidak memiliki cukup biaya menjangkau sekolahan di
perkotaan. Berdasarkan data dari kepala sekolah SMPS Darunajah, jumlah siswa
yang tercatat sebagai murid di sekolah tersebut berjumlah ± 100 orang anak
dengan masing-masing tigkatan memiliki dua kelas.
Mitra kedua kegiatan pengabdian ini yaitu SMPS IT Nurul Ihsan yang
masih berada di kawasan Kecamatan Taktakan, tepatnya di Desa Panggungjati.
1
Jarak sekolah dari Universitas Serang Raya ± 6,1 Km dan ± 4,6 Km dari pusat
kota. Lokasi SMPS IT Nurul Ihsan ini lebih dekat dari pusat kota dibandingkan
jarak mitra pertama dari pusat kota, namun karakteristik jalan yang harus
ditempuh menuju sekolah ini tidak jauh berbeda dengan jalan menuju mitra
pertama. Terbatasnya akses kendaraan angkutan umum menyebabkan sulitnya
menjangkau sekolah ini. Kondisi jalan berbatu dengan situasi jalan menanjak dan
menurun membuat perjalanan menuju sekolah ini semakin menantang. Meskipun
jarak sekolah dengan pusat kota terbilang dekat namun sekolah ini jauh dari jalan
utama. Lampu penerangan jalan terbilang cukup untuk menerangi jalan ketika
malam menjelang. Sama halnya dengan mitra pertama, pendirian SMPS IT Nurul
Ihsan pun didirikan untuk kebutuhan sekolah anak-anak warga desa sekitar yang
memiliki kendala biaya untuk melanjutkan sekolah di perkotaan. Saat ditemui di
kantornya, kepala sekolah SMPS IT Nurul Ihsan menginformasikan bahwa dalam
kurun satu tahun kebelakang ada penurunan jumlah siswa dari tahun sebelumnya,
sehingga tahun 2015 sekolah ini hanya memiliki ± 93 orang siswa dengan masing-
masing tingkatan satu kelas.
MTSS Satu Atap Hidayatul Athfal sebagai mitra ketiga kegiatan pengabdian
ini memiliki lokasi yang lebih baik dan lebih mudah dijangkau dengan kendaraan
angkutan umum daripada dua mitra lainnya. Sekolah ini berada di Desa Cilowong
± 8,3 Km dari Universitas Serang Raya dan ± 11,4 Km dari pusat kota Serang.
Meskipun jarak sekolah ini yang paling jauh dari pusat kota diantara semua mitra,
namun letaknya berada tepat di pinggir jalan utama Taktakan dan dapat dijangkau
dengan kendaraan angkutan umum sehingga akses menuju lokasi ini lebih cepat.
MTSS Satu Atap Hidayatul Athfal dibangun tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan anak-anak warga sekitar Desa Cilowong, melainkan
menjadi salah satu tujuan sekolah anak-anak warga desa lainnya, karena
kemudahan akses menuju sekolah tersebut. Ada ± 250 orang anak tercatat
sebagai siswa di sekolah ini yang duduk di kelas 1, 2 dan 3 dengan masing-
masing tingkatan tiga kelas. Dari ketiga mitra kegiatan pengabdian ini, MTSS
Satu Atap Hidayatul Athfal yang memiliki jumlah siswa terbanyak dan akses
termudah menuju sekolah.
2
Secara umum sekolah-sekolah yang berstatus SMP/ MTS swasta dan SMP
satu atap masih tergolong sekolah dengan fasilitas terbatas dan kualitas
pembelajaran yang belum optimal. Keterbatasan dan ketidakoptimalan ini
mengakibatkan kemampuan guru dalam mengembangkan ide kreatif dan inovatif
dalam pembelajaran khususnya bidang studi matematika menjadi terhambat
sehingga berdampak pada output pembelajaran di kelas yaitu rendahnya kualitas
pembelajaran matematika. Kurangnya kegiatan pelatihan untuk mengembangkan
keterampilan dalam membuat bahan ajar khususnya yang memanfaatkan ICT dan
Mathematics Education Software menyebabkan tidak terasah dan tidak
berkembangnya kompetensi pedagogik guru. Hasil wawancara singkat dengan
ketiga kepala sekolah mitra PKM terungkap bahwa frekuensi keterlibatan guru
dalam mengikuti pelatihan pengembangan kompetensi pedagogik khususnya
dalam hal mengembangkan bahan ajar berbantuan ICT baik skala regional
maupun nasional masih sangat minim. Hal tersebut menjadikan guru tidak up to
date terhadap perkembangan informasi khususnya mengenai software belajar
matematika yang dapat dimanfaatkan tanpa berbayar. Kurangnya dukungan
pendanaan disebutkan pula sebagai salah satu faktor yang melatarbelakangi
masalah tersebut.
Penggunaan teknologi dalam dekade terakhir ini sangat pesat, tidak
terkecuali dalam pendidikan yang dapat meningkatkan pembelajaran bermakna
lebih baik daripada pembelajaran tradisional. Pembelajaran matematika
berbantuan teknologi dapat membantu peserta didik untuk terlibat lebih luas
menghubungkan dunia sekolah dengan dunia nyata, memberikan display dinamis
terkait beberapa representasi, model interaktif dan simulasi dari suatu materi
belajar (Time dalam Ashburn & Floden, 2006). Kegiatan pembelajaran
matematika yang masih bersifat konvensional lebih banyak memberikan efek
bosan pada peserta didik. Dengan cara mengintegrasikan teknologi ke dalam
proses pengajaran dan pembelajaran matematika, diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam memahami ide-ide kompleks dan
mampu mengonstruksi pemecahan masalah matematika (Oktaviyanthi, 2015).
Namun untuk mengintegrasikan pembelajaran matematika berbantuan teknologi
3
memerlukan guru yang memiliki kemampuan dalam ICT. Kekurangpahaman guru
dalam bidang teknologi ini akan berdampak pada ketidakmampuan guru dalam
merancang bahan ajar matematika berbantuan teknologi. Hal ini akan
berakibat pula pada kualitas pembelajaran matematika peserta didik di kelas.
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi dan situasi sekolah
mitra baik dari lokasi yang mayoritas jauh dari pusat kota maupun belum
optimalnya dukungan kegiatan pengembangan kemampuan dan keterampilan guru
melalui pelatihan khususnya dalam mengembangkan bahan ajar berbantuan
Mathematics Education Software untuk perbaikan kualitas pembelajaran
matematika, peningkatan kompetensi pedagodik dan pengembangan
profesionalisme guru matematika SMP dan MTS swasta, maka kepala sekolah
mitra dan tim pelaksana PKM memandang perlu untuk diadakannya
kegiatan pengabdian dengan melibatkan guru matematika di sekolah mitra
tersebut. Kegiatan PKM ini melibatkan tiga mitra, namun tetap akan melibatkan
semua guru matematika yang ada di SMP dan MTS swasta Kecamatan Taktakan
Kota Serang.
1.2 Permasalahan Mitra
Melalui obesrvasi, survey lapangan dan wawancara dengan mitra kegiatan
pengabdian, diketahui beberapa permasalahan yang disepakati oleh pihak mitra
dan tim pelaksana pengabdian untuk diselesaikan, diantaranya yaitu:
a. Jangkauan teknologi yang terbatas sehingga pihak sekolah maupun guru
masih kekurangan akses informasi perkembangan terbaru khususnya mengenai
ICT pembelajaran matematika.
b. Lemahnya kemampuan daya kreasi dan inovasi guru dalam
merancang pembelajaran matematika berbantuan ICT.
c. Mayoritas guru belum pernah mendapatkan kesempatan mengikuti
pelatihan pemanfaatan Mathematics Education Software yang dapat digunakan
sebagai media pembelajaran matematika.
4
d. Belum optimalnya kompetensi pedagogik guru dalam mengelola
pembelajaran berbantuan ICT.
e. Keinginan pihak sekolah dan harapan guru untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran yang dalam kurun waktu lima tahun ini masih terbilang
biasa bahkan cenderung rendah, dan meningkatkan kompetensi pedagodik serta
profesionalisme guru namun terkendala oleh faktor-faktor utama seperti tidak
adanya alokasi dana untuk kegiatan pelatihan guru atau memasang software
belajar matematika, fasilitas sekolah yang kurang mendukung, akses teknologi
yang tidak terjangkau dan lain- lain.
1.3 Tujuan Kegiatan Pengabdian
Berdasarkan uraian analisis situasi pada bab sebelumnya dan dengan
mempertimbangkan masalah yang dihadapi mitra PKM, dapat diketahui bahwa
titik berat masalah mitra PKM terletak pada minimnya pengalaman guru dan
terbatasnya dukungan lembaga dalam mengeksplorasi kemampuan dan
keterampilan mengembangkan bahan ajar berbantuan ICT. Untuk
menanggulangi hal tersebut, tim PKM mengusulkan alternatif pemecahan
masalah melalui kegiatan pendampingan dan bimbingan secara aktif dan
berkelanjutan kepada guru matematika SMP dan MTSS swasta di Kecamatan
Taktakan Kota Serang melalui serangkaian pelatihan teoritis maupun praktis.
5
BAB II
METODE PELAKSANAAN
Metode yang digunakan adalah Apprenticeship Participatory Learning and
Action, yatiu penggabungan metode pemagangan (apprenticeship) dengan
proses belajar dan praktik secara partisipasif. Apprenticeship dapat diartikan
sebagai masa kerja magang seseorang pada seorang ahli (expert) dalam suatu
perusahaan atau rumah produksi. Metode ini merupakan metode pelatihan
kaum muda dalam bidang pendidikan, perdagangan, kerajinan, pertanian,
bisnis, dan lain-lain (Onyima, J. dkk., 2000). Pemagangan kerja dipandang
sebagai salah satu metode yang efektif dalam menjadikan seseorang ahli dalam
bidang yang ditekuni karena belajar langsung dari ahlinya (Horn, D., 2014).
Sementara Participatory Learning Action merupakan bentuk baru dari metode
pemberdayaan masyarakat yang sebelumnya lebih dikenal dengan ‘Learning by
Doing’ atau belajar sambil bekerja (Phuyal, 2008; IIED, 2013). Participatory
Learning Action merupakan proses belajar secara berkelompok yang dilakukan
secara interaktif dalam suatu proses kerja (Appel dkk, 2012). Kegiatan PKM
berkonsep Apprenticeship Participatory Learning and Action ini dilakukan
dengan memagangkan guru-guru matematika selaku mitra PKM dengan proses
belajar berkelompok dan interaktif dengan harapan peserta PKM mendapat lebih
banyak pengetahuan dan pengalaman dalam menjalani kegiatan pelatihan.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini akan dilaksanakan melalui tiga tahap
yaitu tahap awal, tahap inti dan tahap akhir. Secara umum tahapan kegiatan
pengabdian ini sebagai berikut:
1. Tahap awal. Kegiatan pada tahap ini meliputi (a) observasi dan survey
lapangan dilakukan sebagai analisis awal untuk mendapat informasi
mendalam dan menyeluruh mengenai permasalahan mitra dan mencari solusi
yang dibutuhkan dan tepat sasaran; (b) kelengkapan administrasi dilakukan
sebagai prosedur formal untuk melegalkan kegiatan pengabdian; dan (c)
6
merancang kegiatan inti dan menyusun modul pelatihan yang sesuai dengan
kebutuhan mitra dan sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi.
2. Tahap inti. Dalam tahap kedua ini, fokus kegiatan pengabdian dilakukan yaitu
pendampingan dan bimbingan kepada mitra melalui serangkaian pelatihan.
Ada lima kegiatan pelatihan yang akan diikuti oleh mitra, yaitu (a) knowledge
sharing penggunaan ICT dalam proses KBM matematika; (b) sosialisasi
urgensi menggunakan bahan ajar berbantuan ICT dalam pembelajaran
matematika; (c) pengenalan Mathematics Education Software; (d) eksplorasi
Mathematics Education Software dan implementasinya pada pembuatan bahan
ajar; dan (e) praktik pembuatan dan penyusunan bahan ajar matematika
berbantuan Mathematics Education Software.
3. Tahap akhir. Ada tiga kegiatan dalam tahap ini yaitu (a) evaluasi kegiatan
yang akan dilakukan per kegiatan dan secara menyeluruh; (b) penyusunan
laporan akhir; dan (c) publikasi hasil kegiatan pada jurnal/prosiding atau
media masa.
7
BAB III
HASIL YANG DICAPAI
Kegiatan pengabdian secara keseluruhan telah berjalan 70 – 85% dimulai
dari penandatanganan kontrak Hibah Penelitian dan Pengabdian Pada
Masyarakat Dikti 2017 antara LPPM Unsera dengan Kopertis IV tertanggal 21
April 2017 sampai pengunggahan laporan kemajuan dan monev eksternal.
Berdasarkan uraian pada bab 3 mengenai metode pelaksanaan kegiatan
pengabdian yang terdiri atas tiga tahap, maka hasil kegiatan akan dipaparkan per
tahap kegiatan.
a. Tahap awal
Pada tahap awal kegiatan, ada tiga agenda utama yang dilakukan tim PKM
yaitu (1) observasi dan survey lapangan; (2) kelengkapan administrasi; dan (3)
merancang kegiatan inti dan menyusun modul pelatihan.
Kegiatan observasi dan survey lapangan dilakukan dua kali yaitu ketika
tahap pengajuan proposal kegiatan pada DRPM dan sesudah pengumuman
pemenang hibah tahun 2017 diinformasikan melalui Simlitabmas. Kegiatan
obesrvasi dan survey lapangan ketika tahap pengajuan proposal dilakukan sebagai
(1) analisis awal untuk mendapat informasi mendalam dan menyeluruh mengenai
permasalahan mitra dan (2) mencari solusi yang dibutuhkan dan tepat sasaran.
Sementara kegiatan observasi dan survey lapangan sesudah pengumuman
pemenang hibah 2017 diinformasikan melalui Simlitabmas ditujukan untuk (1)
pemberitahuan bahwa proposal PKM telah diterima dan akan segera dilaksanakan,
(2) memohon kerjasama mitra dalam membantu mewujudkan kegiatan
pengabdian, dan (3) mempererat hubungan kerja antara pihak sekolah dengan
Universitas Serang Raya.
8
Tabel 5.1 Rincian Kegiatan Tahap Awal
Tahap Kegiatan Tanggal Uraian Kegiatan Penanggung Jawab
Tahap Awal
08 Mei2017
Rapat tim PKM ke-1:merancang kegiatan
Rina Oktaviyanthi,M.Pd.
17 Mei2017
Rapat tim PKM ke-2:mengumpulkan materi pelatihan
Eva Safaah, S.T., M.Kom.
05 Juni2017
Rapat tim PKM ke-3:menyusun modul pelatihan
Eva Safaah, S.T.,M.Kom.
14 Juni2017
Rapat tim PKM ke-4: finishingdan cetak modul pelatihan
Ria Noviana Agus,M.Pd.
19 Juni2017
Rapat tim PKM ke-5:melengkapi administrasikegiatan PKM dan persiapan observasi ke lembaga mitra
Ria Noviana Agus, M.Pd.
10 Juli2017
Pertemuan dengan mitra PKMSMPSS Darunajah dan MTSSSatu Atap Hidayatul Athfal untuk membahas pelaksanaan kegiatan
Tim PKM
12 Juli2017
Pertemuan dengan mitra PKM SMPIT Nurul Ihsan untukmembahas pelaksanaan kegiatan
Tim PKM
Tahap awal program PKM telah mencapai 100%. Adapun hasil yang
diperoleh pada tahap awal ini antara lain (1) jadwal fix kegiatan pengabdian baik
kegiatan inti maupun kegiatan pendampingan, (2) modul pelatihan yang akan
dijadikan panduan dalam menyusun bahan ajar berbantuan Mathematics
Education Software, dan (3) jumlah guru matematika yang mengikuti program
pengabdian.
b. Tahap inti
Fokus pada tahap inti ini adalah kegiatan terpusat dan kegiatan
pendampingan- bimbingan kepada guru matematika yang menjadi peserta
pengabdian melalui serangkaian pelatihan. Sebelumnya telah diuraikan ada lima
kegiatan pelatihan utama yang diikuti guru matematika baik teori maupun praktik.
Kegiatan inti dijadwalkan dari tanggal 22 Juli 2017 – 18 September 2017 dengan
9
jumlah total pertemuan 12 kali yang terbagi ke dalam dua jenis pertemuan yaitu 6
kali terpusat dan 6 kali pendampingan.
Tabel 5.2 Rincian Kegiatan Tahap Inti
Tahap
KegiataTanggal
Uraian Kegiatan Jenis dan TempatKegiata
Penanggung
Jawa
Tahap Inti
22 Juli 2017
Knowledge sharingpenggunaan ICT dalam prosesKBM matematika
Terpusat, UnseraRinaOktaviyanthi,M.Pd.
29 Juli 2017
Sosialisasi urgensimenggunakan bahan ajar berbantuan ICT dalam
Terpusat, UnseraRina Oktaviyanthi, M.Pd.
05 Agustus2017
Pengenalan MathematicsEducation Software
Terpusat, UnseraEva Safaah,S.T., M.Kom.
12 Agustus2017
Eksplorasi MathematicsEducation Software danimplementasinya pada pembuatan
Terpusat, UnseraEva Safaah, S.T., M.Kom.
19 Agustus2017
Knowldege sharingkomponen bahan ajarberbantuan MathematicsEducation Software
Terpusat, Unsera Ria NovianaAgus, M.Pd.
26 Agustus2017
Praktik pembuatan danpenyusunan bahan ajarmatematika berbantuan
Terpusat, Unsera Ria NovianaAgus, M.Pd.
02 September2017
Pembahasan bahan ajar yangbiasa digunakan dan diskusi penggunaan Microsoft
Pendampingan, SMPS Darunajah
Eva Safaah, S.T., M.Kom.
04 September2017
Pembahasan bahan ajar yang biasa digunakan dan diskusipenggunaan Microsoft
Pendampingan, SMPIT Nurul Ihsan
Ria NovianaAgus, M.Pd.
07 September2017
Pembahasan bahan ajar yangbiasa digunakan dan diskusipenggunaan Microsoft
Pendampingan, MTSS SA Hidayatul Athfal
Rina Oktaviyanthi, M.Pd.
11 September2017
Penyusunan bahan ajardengan MathematicsEducation Software
Pendampingan, SMPS Darunajah
Eva Safaah,S.T.,M.Kom.
10
14 September2017
Penyusunan bahan ajardengan MathematicsEducation Software
Pendampingan,SMPIT NurulIhsan
Ria NovianaAgus, M.Pd.
18 September2017
Penyusunan bahan ajardengan MathematicsEducation Software
Pendampingan,MTSS SAHidayatul Athfal
RinaOktaviyanthi,M.Pd.
September 2017 yang terdiri atas kegiatan terpusat dan pendampingan
telah selesai dilaksanakan. Hal ini berarti kegiatan PKM tahap inti telah mencapai
100%. Adapun yang dihasilkan pada tahap inti ini adalah data mentah
mengenai pemahaman dan perspektif guru, tanggapan dan saran guru, dan
keefektifan kegiatan pelatihan.
c. Tahap akhir
Pada tahap ini dilakukan evaluasi dengan mengolah data yang diperoleh
pada tahap inti melalui observasi, penyebaran angket dan wawancara. Adapun
hasil pengolahan data berupa (1) persentase hasil observasi pemahaman guru, (2)
persentase hasil angket pemahaman, (3) data perspektif guru, (4) rekapitulasi
angket tanggapan dan saran guru, dan (5) keefektifan kegiatan pelatihan.
Jumlah guru matematika yang menjadi mitra PKM sebanyak 25 orang dari
tiga sekolah SMP dan MTs Swasta di Kecamatan Taktakan yaitu SMPS
Darunajah, SMPIT Nurul Ihsan dan SMPS Satu Atap Hidayatul Athfal. Dari ke-
25 orang guru tersebut, mayoritas (72%) belum pernah menggunakan
Mathematics Education Software jenis dan bentuk apapun dalam pembelajaran
matematika. Berikut keterangan guru matematika mitra PKM.
Tabel 5.3 Distribusi Guru Matematika Mitra PKMJumlah Guru Penggunaan MES
Sekolah Jenis Kelamin Pernah Belum PernahP L P L P L
SMPS Darunajah 4 3 0 1 4 2SMPIT Nurul Ihsan 5 3 1 1 4 2SMPS SA Hidayatul Athfal 6 4 1 2 5 2Persentase 60% 40% 28% 72%
11
Hasil observasi pemahaman guru matematika terhadap materi pelatihan
dapat dilihat pada tabel 5.4. Dari persentase pada tabel tersebut dapat diketahui
bahwa nilai rata-rata pemahaman guru sebagai partisipan kegiatan PKM
berdasarkan hasil pengamatan observer untuk kegiatan Terpusat sebesar 44% dan
untuk kegiatan pendampingan sebesar 62%. Terdapat selisih 18% antara kegiatan
terpusat dengan kegiatan pendampingan. Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan
pendampingan memiliki porsi cukup besar dalam proses pemahaman guru dalam
menyusun bahan ajar matematika berbantuan Mathematics Education Software.
Namun indikasi tersebut perlu dievaluasi dan dikaji lebih dalam untuk
menghasilkan kesimpulan yang valid dan reliable.
Tabel 5.4 Persentase Hasil Observasi Pemahaman
Aspek yang diamatiPersentas
eKegiatanTerpusat
KegiatanPendampingan
Guru mengungkapkan makna implementasi ICT dalamproses KBM matematika
60% 80%
Guru menyatakan poin-poin penting penggunaan ICTdalam interaksi belajar mengajar
40% 60%
Guru mengklasifikasikan Mathematics EducationSoftware berdasarkan interaksinya
28% 52%
Guru mengutarakan keutamaan menggunakan bahan ajarberbantuan Mathematics Education Software pada interaksi
48% 68%
Guru menyebutkan bahan ajar yang diperlukan untukdigunakan dalam pembelajaran matematika berbantuan
80% 92%
Guru menyusun bahan ajar matematika yang sesuaidengan software matematika yang dipilih
28% 48%
Guru membandingkan penggunaan bahan ajar tanpa ICTdengan yang berbantuan ICT
60% 84%
Guru menyusun komponen bahan ajar matematikaberbantuan Mathematics Education Software berdasarkan materi dan
68% 92%
Rata-rata 44% 62%
Adapun hasil pemahaman guru berdasarkan penyebaran angket dapat
dilihat pada tabel 5.5 di bawah ini. Dalam tabel tersebut digambarkan pemahaman
guru sebagai partisipan kegiatan PKM yang dijaring melalui angket. Dari hasil
angket diinformasikan bahwa rata-rata pemahaman guru matematika dalam
12
program PKM untuk kegiatan terpusat sebesar 53% dan untuk kegiatan
pendampingan sebesar 73,5%. Terdapat selisih 9% untuk hasil pemahaman guru
matematika pada kegiatan terpusat dan sebesar 11,5% pada kegiatan
pendampingan berdasarkan observasi dan angket.
Hasil angket menunjukkan persentase yang lebih besar dari hasil observasi.
Hal ini dimungkinkan terjadi karena kegiatan pengamatan tidak dilakukan secara
spesifik satu persatu partisipan, melainkan secara umum yang akurasinya tidak
setepat penjaringan data angket yang diberikan personal kepada partisipan.
Namun secara umum kegiatan pendampingan memiliki persentase lebih
besar daripada kegiatan terpusat baik ditinjau dari hasil observasi maupun
penjaringan angket.
Tabel 5.5 Persentase Hasil Angket Pemahaman
PertanyaanPersentas
eKegiatanTerpusat
KegiatanPendampingan
Saya dapat mengungkapkan makna implementasi ICTdalam proses KBM matematika
52% 68%
Saya dapat menyatakan poin-poin penting penggunaanICT dalam interaksi belajar mengajar
32% 72%
Saya dapat mengklasifikasikan Mathematics EducationSoftware berdasarkan interaksinya
40% 40%
Saya dapat mengutarakan keutamaan menggunakan bahanajar berbantuan Mathematics Education Software pada
40% 80%
Saya dapat menyebutkan bahan ajar yang diperlukanuntuk digunakan dalam pembelajaran matematika
72% 88%
Saya dapat menyusun bahan ajar matematika yang sesuaidengan software matematika yang dipilih
44% 60%
Saya dapat membandingkan penggunaan bahan ajar tanpaICT dengan yang berbantuan ICT
68% 92%
Saya dapat menyusun komponen bahan ajar matematikaberbantuan Mathematics Education Software berdasarkan materi dan
76% 88%
Rata-rata 53% 73,5%
Perspektif guru matematika terhadap penggunaan Mathematics Education
Software ditelusuri dalam survey berdasarkan serangkaian pernyataan yang
13
mencerminkan sikap positif terhadap MES dimana guru menunjukkan setuju atau
tidak setuju. Secara umum, guru menyepakati bahwa menggunakan Mathematics
Education Software membuat mereka lebih efektif dalam kegiatan pengajaran
(73,8%), dan membantu kesulitan mereka dalam menyampaikan materi (80,5%),
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran lebih variatif (55,6%), dan
guru mampu memenuhi kebutuhan belajar siswa yang berbariasi (48,6%).
Sementara, 42% responden mengungkapkan bahwa dengan menggunakan
Mathematics Education Software mereka membutuhkan lebih banyak waktu dari
waktu normal yang telah disediakan, dan 46,4% dari mereka tidak setuju
menggunakan Mathematics Education Software ini karena akan menambah beban
tanggungjawab instruksional/ pengajaran. Secara umum, guru menyadari
bahwa dengan MES siswanya dapat lebih aktif dan tdak bergantung pada buku
teks sehingga daya imajinasi dan kreatif siswa dapat lebih berkembang (38,2%).
Untuk melihat keefektifan kegiatan pelatihan, maka dilakukan uji Paired
Sample t-test dengan menggunakan SPSS. Output tabel 5.8 menyajikan deskripsi
dari pasangan variabel yang meliputi rata-rata (mean) sebelum pelatihan 53.02
dengan standar deviasi7.32 dan sesudah pelatihan rata-rata 82.36 dengan standar
deviasi 6.39. Tabel 5.9 menggambarkan hasil korelasi antara kedua variabel yaitu
0.71 dengan nilai probabilitas (sig.) 0.002. Karena nilai probabilitas < 0.005 hal
ini menyatakan bahwa korelasi antara sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan
berhubungan secara nyata. Untuk mengambil keputusan maka perlu dibuat
hipotesis yaitu:
H0= rata-rata sebelum dan sesudah pelatihan tidak berbeda
H1= rata-rata sebelum dan sesudah pelatihan berbeda
Berdasarkan perbandingan nilai probabilitas (sig.), jika probabilitas >
0.005 maka H0 diterima dan sebaliknya jika nilai probabilitas < 0.005 maka H0
ditolak. Dari tabel 5.10 terlihat bahwa t hitung -6.369 dengan nilai probabilitas
0.000. Oleh karena probabilitas 0.000 < 0.005 maka H0 ditolak yang berarti
sebelum dan sesudah pelatihan tidak sama atau berbeda nyata.
BAB IV
14
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari keseluruhan hasil kegiatan
kemitraan ini antara lain:
a. Secara keseluruhan program telah berjalan 100%, artinya semua tahap
kegiatan kemitraan telah dilakukan dengan sabaik-baiknya mulai dari tahap
awal hingga tahap akhir.
b. Capaian luaran dalam hal ini publikasi kegiatan telah sesuai target yang
meliputi (1) data berupa persentase hasil observasi pemahaman guru,
persentase hasil angket pemahaman, data perspektif guru, rekapitulasi angket
tanggapan dan saran guru, dan keefektifan kegiatan pelatihan; (2) publikasi
(published) pada media elektronik repositori Universitas Serang Raya
yang dapat diakses melalui laman http://www.newsera.co.id/unsera-
latih-guru-matematika-smp-dan-mts-susun-buku- ajar/; (3) artikel (accepted)
di jurnal pengabdian masyarakat Wirakrama Parahita Universitas Serang Raya
yang dalam proses editing untuk terbitan Desember 2017; dan (4) artikel
(published) di Seminar Nasional Riset Terapan (SENASSET) 2017,
diselenggarakan oleh LPPM Universitas Serang Raya, tanggal 25 November
2017, http://e-jurnal.lppmunsera.org/index.php/senasset/article/view/454/480.
4.2. Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan dari program kemitraan masyarakat
ini
a. Secara tatap muka kegiatan pelatihan menyusun penggunaan bahan ajar
berbantuan ICT ini memberikan respon positif dari guru-guru matematika di
sekolah mitra yang pelaksanaannya secara kontinu sangat diharapkan.
b. Kegiatan ini tidak hanya diminati oleh guru-guru matematika di sekolah
mitra, melainkan di kalangan guru di luar sekolah mitra. Oleh karena itu
jangkauan area sekolah mitra yang diikutsertakan pada kegiatan ini diharapkan
dapat bertambah dengan anggaran yang juga sesuai.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Jauhari, J. (2010). Upaya pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM)
dengan memanfaatkan e-commerce. Jurnal Sistem Informasi, 2(1), 159–168.
Kristiyanti, M. (2012). Peran strategis usaha kecil menengah (UKM) dalam
pembangunan nasional. Majalah Ilmiah Informatika, 3(1), 63–89.
Kuncoro, M. (2000). Usaha Kecil di Indonesia: Profil, Masalah dan Strategi
Pemberdayaan. Sumber, 7, 6–8.
Resalawati, A. (2012). Pengaruh perkembangan usaha kecil menengah terhadap
pertumbuhan ekonomi pada sektor UKM di Indonesia. Fak. Ekonomi dan
Bisnis UIN Syrif Hidayatullah Jakarta.
Siswanto, T. (2013). Optimalisasi sosial media sebagai media pemasaran usaha
kecil menengah. Jurnal Liquidity, 2(1), 80–86.
Sya’roni, D. A. W., & Sudirham, J. J. (2012). Kreativitas dan Inovasi Penentu
Kompetensi Pelaku Usaha Kecil. Jurnal Manajemen Teknologi, 11(01), 1–
17.
LAMPIRAN
17
Lampiran 1. Photo Kegiatan
18