Download - LP IBU PERSALINAN FISIOLOGIS.doc
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN PERSALINAN NORMAL
I. PENGERTIAN
Persalinan normal adalah proses kelahiran bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan ari) yang dapat hidup ke dunia luar dan rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Rustam Mohtar, 1998)
II. SEBAB-SEBAB YANG MENIMBULKAN PERSALINAN
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan dengan factor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi.
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.III. FAKTOR PENTING DALAM PERSALINAN1. Passanger yaitu besarnya anak, presentasi dan posisi
2. Passageway yaitu bentuk dan ukuran panggul, peregangan SBR, pembukaan serviks, kemampuan meregang vagina dan introitus
3. Powers yaitu kontraksi uterus ( kekuatannya, lamanya dan frekuensinya ), tenaga untuk meneran
4. Plasenta yaitu tempat insersi plasenta
5. Psikologi yaitu perubahan psikologi yang terjadi
IV. MEKANISME PERSALINAN
Gerakan utama pada presentasi vertex
1. Engagement
Diameter biparietal melewati pap
Nullipara terjadi 2 minggu sebelum sebelum persalinan
Multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan
Kebanyakan kepala masuk panggul dengan sutura sagitalis melintang pada pap-flexi-ringan2. Descent ( turunnya kepala )
Turunnya presentasi pada inlet
Turunnya kepala disebabkan oleh tekanan cairan ketuban, tekanan langsung oleh fundus pada bokong, kontraksi diafragma dan otot perut, melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus.
3. Flexi
Dengan majunya kepala maka kepala mendapat tahanan dari serviks, dinding panggul, atau dasar panggul sehingga terjadi fleksi.
4. Putaran Paksi Dalam
Bagian terendah memutar ke depan ke bawah symphisis
Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir Terjadi bersamaan dengan majunya kepala
Rotasi muka-belakang secara lengkap terjadi setelah terjadi setelah kepala di dasar panggul
5. Extensi
Defleksi kepala
Karena sumbu PBP mengarah ke depan ke atas6. Putaran Paksi Luar
Setelah kepala lahir, kepala memutar kembali ke ke arah punggung anak, untuk menghilangkan torsi akibat putaran paksi dalam
Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka-belakang PBP
7. Ekspulsi
Bahu depan sampai di bawah symphisis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang
Bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.V. TANDA-TANDA PERMULAAN PERSALINAN
a. Lightening /setting/dropping yaitu kepala turun memasuki PAP,terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar ,fundus uteri menurun
c. Perasaan sering atau susah kencing karena tertekan oleh bagian terbawah janin.
d. Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus kadang-kadang disebut fase labor pains
e. Serviks menjasi lembek,mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah
VI. WOCKALA I
V. TANDA-TANDA IN PARTU
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, serimg, dan teratur.
b. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian servik.
c. Kadang-kadang ketuban pecah.
d. Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar.
VI. FISIOLOGI PERSALINAN NORMAL
Proses persalinan terdiri dari empat kala, yaitu :
a. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lender bercampur darah servik mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi menjadi 2 fase :
1. Fase laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks bertahap. Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan kurang dari 4cm, biasanya berlangsung dibawah hingga 8 jam.
2. Fase aktif
Serviks membuka dari 4-10 cm, biasanya dengan kecepatan 1cm per jam atau lebih hingga pembukaan lengkap 10 cm. Fase ini dibagi menjadi 3 subfase, yaitu :
a) Periode akselerasi (fase percepatan): dari pembukaan 3-4 cm yang dicapai dalam waktu 2 jam,
b) Pembukaan dilatasi maksimal: dari pembukaan 4-9 cm dalam 2 jamc) Periode deselerasi ( kurangnya kecepatan ) dari pembukaan 9-10 cm selama 2 jam.b. Kala II (pengeluaran janin)
Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap ( 10 cm ) dan berakhir dengan lahirnya bayi. His terkoordinir lebih cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa mengedan karena tekanan pada rectum, sehingga merasa seperti mau BAB dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang, dengan his mengedan yang terpimpin dan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin, kala II pada primi 1 - 2 jam, pada multi - 1 jam.c. Kala III (pengeluaran plasenta)
Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri sehingga pusat uteri menjadi tebal 2x sebelumnya. Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas.Tanda-tanda lepasnya plasenta : perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, semburan darah tiba-tiba.Manajemen aktif kala III : pemberian suntikan oksitosin, melakukan penegangan tali pusat terkendali, pemijatan fundus uteri.d. Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu. Pengaluasan selama 2 jam setelah bayi dan uri lahir, mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya peradarahan post partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan refraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obatan oksitosin.
VII. ASUHAN KEPERAWATANA. Kala I ( kala pembukaan )
1. Kala I ( fase laten )
Pengkajian
a) Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
b) Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
c) Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau terdiri dari flek lendir.Prioritas Keperawatan
a) Mungkin kesiapan emosi dan fisik klien atau pasangan terhadap persalinan.
b) Meningkatkan dan mempermudah kemajuan persalinan normal
c) Mendukung kemampaun koping klien atau pasangan.
d) Mencegah komplikasi maternal atau janin.
Diagnosa Keperawatan
a) Risiko tinggi terhadap ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.
b) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan, ketersediaan pilihan b/d kurang mengingat informasi yang diberikan, keslahan interpretasi informasi.
c) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang dan kontaminasi fekal.
d) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
e) Risiko tinggi terhadap koping individu tak efektif b/d ketidakadekuatan system pendukung.
f) Risiko tinggi terhadap cedera janin b/d hipoksia jaringan atau hiperkapnia/ infeksi.
Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1
1. Orientasikan klien pada lingkungan, staf, dan prosedur.
2. Berikan informasi tentang perubahan psikologis dan fisiologis pada persalinan.
3. Kaji tingkat dan penyebab ansietas
4. Pantau nadi dan tekanan darah sesuai indikasi.
5. Anjurkan klien mengungkapkan perasaannya
Diagnosa 2
1. Kaji persiapan, tingkat pengetahuan, dan harapan klien.
2. Beri informasi dan kemajuan persalinan normal.
3. Demontrasikan teknik pernafasan atau relaksasi dengan tepat untuk setiap fase persalinan.
Diagnosa 3
1. Pantau masukan dan haluaran.
2. Pantau suhu setiap 4 jam atau lebih sering bila suhu tinggi, pantau tanda-tanda vital. DJJ sesuai indikasi.
3. Kaji produksi mucus dan turgor kulit.
4. Kolaborasi pemberian cairan parenteral.
5. Pantau kadar hematokrit.
Diagnosa 4
1. Kaji latar belakang budaya klien.
2. Tekankan pentingnya mencuci tangan yang baik.
3. Gunakan teknik aseptic saat pemeriksaan vagina.
4. Lakukan perawatan perineal setelah eliminasi.
5. Kaji sekresi vagina, pantau tanda-tanda vital.
Diagnosa 5
1. Melakukan manuver Leopold untuk memantau posisi janin berbaring.
2. Pantau DJJ secara manual.
3. Catat kemajuan persalinan.
4. Berikan perawatan perineal, ganti pembalut bila basah.
5. Kolaborasi pemberian O2 melalui masker wajah, bantu klien sesuai kebutuhan siapkan untuk intervensi bedah.B. Kala I (fase aktif)
Pengkajian
a. Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
b. Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
c. Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
d. Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.
e. Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada multipara)Prioritas Keperwatan
a. Meningkatkan dan memudahkan kemajuan normal dari persalinan
b. Mendukung kemampuan koping klien/pasangan
c. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan janinDiagnosa dan Intervensi Keperwatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan dilatasi jaringan/hipoksia.
Intervensi:
Kaji derajat ketidaknyaman secara verbal dan nonverbal
Bantu menggunakan teknik pernafasan dan relaksasi
Bantu tindakan kenyamanan seperti gerak punggung/kaki
Anjurkan klien berkemih 1-2 jam
Dukung keputusan klien menggunakan obat-obatan atau tidak.
2. Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik kandung kemih.
Intervensi:
Palpasi di atas simpisis pubis
Ralat dan bandingkan masukan dan haluaran
Anjurkan upaya berkemih sedikitnya 1-2 jam
Posisikan klien tegaj dan cucurkan air hangat di atas perineum
Ukur suhu dan nadi, kaji adanya peningkatan
Kaji kekeringan kulit dan membrane mukosa
Evaluasi:
Klien dapat bebas dari cedera kandung kemih
3. Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.
Intervensi:
Tentukan pemahaman dan harapan terhadap proses persalinan
Anjurkan mengungkapkan perasaan
Beri anjuran kuat terhadap mekanisme koping positif dan bantu relaksasi
4. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan pertambahan mobilitas gastrik.
Intervensi:
Pantau aktivitas uterus secara manual
Lakukan tirah baring saat persalinan menjadi intensif
Hindari meninggikan klien tanpa perhatian
Tempatkan klien pada posisi tegak, miring ke kiri
Berikan perawatan perineal selama 4 jam
Pantau suhu dan nadi
Kolaborasi pemberian antibiotik (IV)
5. Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay oksigen dan aliran darah.
Intervensi:
Kaji adanya kondisi yang menurunkan situasi uteri plasenta
Pantau DJJ dengan segera bila pecah ketuban
Instuksikan untuk tirah baring bila presentasi tidak masuk pelvis
Pantau turunnya janin pada jalan lahir
Kaji perubahan DJJ selama kontraksiC. Kala I (Fase Derelasi)
Pengkajian
a. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg, nadi meningkat.
b. Integritas ego
Perilaku peka, mengalami kesulitan mempertahankan kontrol memerlukan pengingat tentang pernafasan.
c. Makan/cairan
Mual/muntah dapat terjadi.
d. Nyeri/ketidaknyamanan
Kontraksi uterus kuat, terjadi setiap 2-3 menit, ketidaknyamanan hebat pada masa area abdomen dan sacral klien sangat gelisah, karena nyeri dan ketakutan, memar kaki dapat terjadi.
e. Keamanan
Irama jantung janin dapat terdengar tepat di atas simpisis pubis.
f. Seksualitas
Diatas seviks 8-10 cm, tampilan darah dalam jumlah berlebihan.Prioritas Keperawatan
a. Meningkatkan kesejahteraan janin dan maternal
b. Member dukungan fisik dan maternal
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut b/d tekanan mekanik dari bagian presentasi
Intervensi:
Kaji tingkat kenyamanan
Pantau frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi uterus
Berikan lingkungan yang tenang
Pantau dilatasi servik
Anjurkan klien untuk berkemih
Pantau tanda vital dan DJJ
2. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d penurunan aliran darah vena.
Intervensi:
Kaji tekanan darah dan nadi di antara kontraksi
Perhatikan ada dan luasnya udema
Catat masukan parentral dan oral dan haluaran
Pantau tanda vital
Evaluasi:
Klien akan mempertahankan tanda vital sesuai tahap persalinan
Akan menunjukkan DJJ dalam batas normal
3. Risiko terhadap kehilangan volume cairan b/d kehilangan cairan/hemorage berlebihan
Intervensi:
Pantau tekanan darah dan nadi tiap 15 menit
Kaji tingkat ansietas klien.
Ukur suhu setiap 4 jam
Catat haluaran dan masukan
Ukur jumlah dan haluaran dan masukan
Lepaskan pakaian yang berlebihan
Kaji jumlah dan lokasi edema, kadar hematokrit dan perubahan prilaku
4. Keletihan b/d ketidaknyamanan atau nyeri ditandai dengan pengungkapan kemampuan berkonsentrasi terganggu, emosi labil, perubahan kemampuan koping
Intervensi :
Kaji derajat keletihan
Sediakan lingkungan yang redup dan tidak membingungkan klien
Pertahankan supaya klien tetap mendapatkan informasi tentang kemajuan persalinan
Evaluasi :
Klien akan tampak rileks dan tenang
Klien dapat melaporkan rasa nyeri terkontrol
B. Kala II ( Pengeluaran )
Pengkajian
a). Aktivitas / istirahat
Melaporkan kelelahan
Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik relaksasi
Lingkaran hitam di bawah mata
b). Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
c). Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
d). Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
e). Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat merintih / menangis selama kntraksi
Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 2 menit
f). Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
g). Seksualitas
Servik dilatasi penuh (10 cm)
Peningkatan perdarahan pervaginam
Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
Diagnosa dan Intervensi
1. Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi ditandai dengan pengungkapan prilaku distraksi (gelisah), wajah menahan nyeri.
Intervensi :
Identifikasi derajat ketidaknyamanan
Berikan tanda/ tindakan kenyamanan seperti perawatan kulit, mulut, perineal dan alat-alat tahun yang kering
Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk mengedan
Pantau tanda vital ibu dan DJJ
Kolaborasi pemasangan kateter dan anastesi
Evaluasi :
Klien akan dapat mengungkapkan penurunan nyeri
Klien akan menggunakan teknik yang tepat untuk mempertahankan control istirahat
2. Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena ditandai dengan variasi tekanan
darah, perubahan frekuensi nadi, penurunan haluaran urine dan bradikardi janin
Intervensi :
Pantau tekanan darah dan nadi tiap 5 15 menit
Anjurkan pasien untuk inhalasi dan ekhalasi selama upaya mengedan
Pantau DJJ setiap kontraksi
Anjurkan klien / pasangan memilih posisi persalinan yang mengoptimalkan sirkulasi
Evaluasi :
Klien akan mempertahankan tanda vital yang tepat terhadap tahap persalinan
Klien akan menggunakan teknik untuk peningkatan aliran balik vaskuler
3. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi hipertonik
Intervensi :
Bantu klien dan pasangan pada posisi tepat
Bantu klien sesuai kebutuhan
Kolaborasi epiostomi garis tengah atau medic lateral
Kolaborasi terhadap pemantauan kandung kemih dan kateterisasi
Evaluasi :
Klien tampak mengejanC.Kala III ( pengeluaran placenta )
Pengkajian
a) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
b) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali normal dengan cepat
Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
Nadi melambat
c) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 300 ml
d) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
e) Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
Tali pusat memanjang pada muara vagina
Diagnosa dan intervensi keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang pembatasan masukan oral, muntah.
Intervensi :
Instruksikan klien untuk mendorong pada kontraksi
Kaji tanda vital setelah pemberian oksitosin
Palpasi uterus
Kaji tanda dan gejala shock
Massase uterus dengan perlahan setelah pengeluaran plasenta
Kolaborasi pemberian cairan parentral
Evaluasi :
Klien dapat mendemontrasikan kontraksi adekuat dari uterus.
2. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
Intervensi :
Palpasi fundus uteri dan massase dengan perlahan
Kaji irama pernafasan
Bersihkan vulva dan perineum dengan air dan larutan antiseptic
Kaji prilaku klien dan perubahan system saraf pusat Dapatkan sampel darah tali pusat, kirim ke laboratorium untuk menentukan golongan darah bayi Kolaborasi pemberian cairan parenteral
3. Resiko tinggi terhadap proses keluarga b/d terjadi transisi (perubahan anggota keluarga)
Intervensi:
Fasilitas interaksi antara klien atau pasangan dengan bayi baru lahir
Beri klien dan ayah kesempatan untuk menggendong bayi
Diskusi proses normal dari persalinan tahap III
Diskusi rutinitas periode pemulihan selama 4 jam pertama
Evaluasi:
Klien akan mendemonstrasikan perilaku yang menandakan kesiapan untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses mengedan
4. Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan ditandai dengan penggunaan, pengungkapan, perubahan tonus otot dan gelisah
Intervensi:
Bantu penggunaan teknik pernapasan
Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan
Ganti pakaian dan liner basah
Berikan selimut penghangat
Kolaborasi perbaikan episiotomiD. Kala IV
Pengkajian
a). Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
b). Sirkulasi
Nadi biasanya lambat (sampai 50-70 x/mnt). Tekanan darah bervariasi mungkin lebih rendah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervaginam 600-800 ml untuk section caesaria
c). Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
d). Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
e). Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
f). Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal
g). Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
h). Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
i). Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin pada abdomen, paha dan payudara.Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan
1. Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi atau peningkatan anggota keluarga
Intervensi:
Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh bayi
Anjurkan ayah untk menggendong bayi
Observasi dan catat interaksi bayi
Anjurkan dan bantu pemberian ASI, tergantung pada pilihan klien
2. Risiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ ketegangan mioma uteri dari mekanisme homeostatic
Intervensi:
Tempatkan klien pada posisi rekumben
Kaji hal yang memperberat kejadian intrapartal
Perhatikan jenis persalinan dan anastesi, kehilangan daripada persalinan
Kaji tekanan darah dan nadi setiap 15 menit
Dengan perlahan massase fundus bila lunak
Kaji jumlah, warna dan sifat aliran lokhea
3. Nyeri akut b/d efek hormon, trauma mekanis/ edema jaringan, kelelahan fisik dengan psikologis ansietas
Intervensi:
Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan
Beri informasi yang tepat tentang perawatan selama periode pascapartum
Lakukan tindakan kenyamanan
Anjurkan penggunaan teknik relaksasi
Beri analgesic sesuai kemampuanDAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta: EGC
Manuaba, IB. 2001. Konsep Obstetri dan Ginekologi Sosial Indonesia. Jakarta: EGC
Wiknjosostro hanita. 2002. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana PrawirohardjoMengetahui
Pembimbing PraktekI.A. Tantrawati, SST
NIP. 195805051981032003
Denpasar, 1 Juni 2011
Mahasiswa
Ayu Dian Ratna Utami NIM.P07120009009
Mengetahui
Pembimbing Akademik
Nengah Runiari, M. Kep.Sp.Mat
NIP. 197202191994012001
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN PERSALINAN NORMAL
OLEH :
AYU DIAN RATNA UTAMI
PO7120009009
II REGULER
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
TAHUN 2011
Penurunan kadar progesteron, peningkatan kadar oksitosin, keregangan otot-otot rahim, pengaruh janin, prostaglandin yang diberikan secara IV, plasenta tua
Kontraksi Uterus
Dilatasi, penipisan serviks, iskemik rahim
Penurunan O2 ke dalam plasenta
Risiko Gangguan Pertukaran Gas Janin
Saraf spinal T XI dan T XII
Korteks serebri
Nyeri perut bagian bawah, penyebaran daerah punggung dan paha
Peningkatan metabolisme
Kurang informasi mengenai berapa lama nyeri, cara mengatasi nyeri dan cemas ibu
Kurang Pengetahuan
Nyeri
Risiko Kelelahan
Cemas