Download - LP Antenatal
A. Pengertian
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu
manajemen kehamilan di mana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik
(Wiknjosastro, 2002 dikutip dari Ningsih, 2012). Antenatal care merupakan
pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Selama antenatal care dilakukan
pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada ibu.
B. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala (keluhan) normal pada wanita hamil adalah:
a. Tanda Subjektif ( Resunitif Sign )
1) Mual, Muntah (Mengidam)
2) Lelah
3) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
4) Konstipasi dan obstipasi
5) Pigmentasi kulit
6) Adanya varises
7) Morning Sicknees
8) Emesis gravidarum
9) Kaki kram
10) Varises tampak
11) Sesak bagian bawah
12) Pinggang pegal
13) Edema
14) Hemoroid
15) Tanda chadwik ( Bercak keunguan pada vagina )
16) Leukore ( Keputihan )
17) Amenore ( Tidak Haid )
b. Tandan Psti Hamil
1) HSG (+)
2) USG (+)
3) DJJ (+)
4) Teraba Gerakan Janin
5) X-Ray : ada Rangka
C. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam
sel telur, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta sel sperma
bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel
telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang oleh tuba
falofi.
Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk
mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang
paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel sperma dan kemudian
bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi/fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin,
dipersiapkan uri (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel sperma), pembuahan
(konsepsi/fertilitas), nidasi dan plasenta.
a. Sel telur (ovum) : Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi
ovum terjadi di geneta-bridge.
b. Sel mani (spermatozoa) : Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas
kepala, berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus), leher yang
menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat
bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.
c. Pembuahan (konsepsi/fertilitas) ; Pembuahan adalah suatu peristiwa
penyatu antara sel mani dengan sel telur di tuba pallofi.
d. Nidasi (implantasi ) ; Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil
konsepsi ke dalam endometrium.
D. HPHT
HPHP di hitung dari hari pertama Haid terakhir ibu.
E. ADAPTASI FISIK DAN PSIKOLOGIS KEHAMILAN
1. Perubahan/adaptasi fisik
a. Uterus
Ukuran: untuk memodifikasi pertumbuhan janin, rahim membesar
akibat hipertropi otot polos rahim.
Berat: berat uterus naik drastis dari 30 gr menjadi 1000 gr pada
akhir kehamilan.
Bentuk dan konsistensi: pada bulan pertama kehamilan bentuk
rahim seperti buah alpukat, pada kehamilan keempat berbentuk
bulat dan akhir kehamilan seperti telur. Uterus yang tidak hamil
kira-kira sebesar telur bebek dan kehamilan sebesar telur angsa.
b. Indung Telur
Ovulasi terhenti, masa terdapat korpus liteum graviditas sampai
terbentuknya, yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesterone.
c. Vagina dan vulva
Karena pengaruh estrogen terjadi perubahan pada vagina dan vulva
akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau
kebiruan yang disebut tanda chadwik.
d. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan
robeknya serabut elastis dibawah kulit.
e. System sirkulasi darah
Volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir
trimester pertama, volume darah akan bertambah banyak kira-kira
25 % dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah
jantung yang meningkat sebanyak ± 30%.
Protein darah, gambaran protein dalam serum berubah, jumlah
protein albumin dan gama globulin menurun dalam triwulan
pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan.
Hitung jenis volume plasma darah, jumlah eritrosit cenderung
meningkat untuk memenuhi kebutuhan transportasi O2 yang sangat
diperlukan selama kehamilan.
Nadi dan Tekanan darah cenderung menurun terutama selama
trimester kedua dan kemudian akan meningkat lagi seperti pada
pra-hamil.
Jantung, pompa jantung mulai naik kira-kira 30 % setelah
kehamilan 3 bulan menurun lagi, pada minggu-minggu akhir
kehamilan.
f. System pernafasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak nafas dan pendek. Hal
ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat
pembesaran uterus.
g. Saluran pencernaan
Salvias meningkat pada trimester pertama, mengeluh mual dan
muntah, tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga
mortilitas dan makanan lebih lama berada dalam saluran pencernaan.
Absorbsi makanan baik namun akan menimbulkan obstipasi, gejala
muntah.
h. Tulang dan gigi
Persendia panggul akan terasa longgar, karena ligament-ligamen
melunak. Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang sendi apabila
pemberian makanan dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin,
kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk
memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup tinggi tidak
akan kekurang kalsium. Gingivitis kehamilan adalah gangguan yang
disebabkan oleh factor lain seperti hygiene yang buruk disekitar
mulut.
i. Kulit
Pada kulit terdapat pigmentasi:
1) Wajah: disebut topeng kahmilan (Cloasma Gravidarum )
2) Payudara: Putting susu dan aerola mamae
3) Perut: Line Nigra, Strice
j. Kalenjar Endokrin
1) Kalenjar Tiroid: dapat membesar sendiri
2) Kalenjar Hipofisis: dapat membesar terutama lobus anterior
3) Kalenjar Adrenal: Tidak dapat dipengaruhi
k. Metabolisme
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu
wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi:
1) Tingkat metabolisme basal (BMR) pada wanita hamil meningkat
10-20 %, terutama pada trimester akhir.
2) Keseimbangan asam alkali sedikit mengalami perubahan
konsentrasi alkali.
2. Reaksi Psikologis
a. TRIMESTER I
Umumnya wanita hamil pada periode ini mengalami reaksi psikologis
dan emosional. Wanita yang pertama hamil ditunjukan adanya rasa
kecemasan dan kegusaran.
b. TRIMESTER II
Perubahan psikologis pada trimester II. Sudah menerima kehamilan
dengan baik, perasaan cemas kembali muncul kembali kertika melihat
keadaan perut yang semakin membesar.
c. TRIMESTER III
Perubahan psikologis pada trimester III. Bertambahnya usia kehamilan
akan mengakibatkan perasaan tidak nyaman, dan pada saat akan
melahirkan akan muncul dan mulai dirasakan bayangan negative mulai
mengahantui.
F. PEMERIKSAAN IBU HAMIL
1. Anamnese
a. Anamnese identitas istri dan suami
b. Anamnese umum :
1) Tentang keluhan-keluhan, nafsu makan, tidur, miksi, defekasi,
perkawinan dan sebagainya.
2) Tentang haid, kapan mendapat haid terakhir (HT). bila hari pertama
haid terakhir diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tunggal
persalinan.
2. Pemeriksaan fisik
a. Teknik inspeksi
Daerah muka
Adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau merah,
adakah oedema pada wajah, bagaimana keadaan lidah dan gigi.
Leher
Apakah vena terbendung di leher (mis : pada penyakit jantung) apakah
kelenjar gondok membesar atau kelenjar limpa membengkak.
Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan areola mammae,
keadaan putting susu, adakah colostrums.
Perut
Perut membesar kedapat atau kesamping (pada ascites perut membesar
ke samping), keadaan pusat, pigmentasi linea alba, nampak ada gerakan
anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau jaringan
parut.
Vulva
Keadaan perineum, adakah varises, tanda Chadwick, condiloma, flour
albus.
Anggota gerak bawah
Adakah ascites, oedema, luka, cykatrik pada lipat paha.
b. Tekhnik palpasi
Maksud periksa palpasi adalah: Untuk menentukan besarnya rahim
(tuanya kehamilan) dan untuk menentukan letaknya anak dalam
rahim. Macam-macam palpasi, ada tiga macam yaitu :
Palpasi menurut Leopold, terdiri atas 4 bagian :
Leopold I
1) Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha
2) Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah muka
klien
3) Rahim dibawah ke tengah
4) Tinggi fundus uteri ditentukan
5) Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus uteri.
Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat bokong adalah
lunak, kurang bundar dan kurang melenting, pada letak lintang
fundus uteri kosong. Variasi menurut knebel : menentukan letak
kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain di
atas simfisis.
Leopold II
1) Kedua tangan pindah ke samping
2) Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
3) Tentukan letak punggung anak
4) Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung anak
dan dimana letaknya bagian-bagian kecil).
Variasi menurut poudin : menentukan letak punggung dengan
satu tangan menekan di fundus.
Leopold III
1) Dipergunakan satu tangan saja
2) Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
3) Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan apakah
bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu
atas panggul).
Variasi menurut Ahlfeld : menentukan letak punggung dengan
pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.
Leopold IV
1) Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si
penderita.
2) Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian
bawah.
3) Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu
atas panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam
rongga panggul.
4) Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan :
Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar
kepala sudah melewati pintu atas panggul). Kedua tangan pada
pinggir kepala convergent (ukuran terbesar kepala belum
melewati pintu atas panggul). Leopold IV untuk menentukan
bagian yang terendah dan berapa masuknya bagian yang
bawah ke dalam rongga panggul.
3. Penampilan umum
Dapat dilakukan dengan pemeriksaan umum
Tujuan :
a. Untuk mengetahui keadaan umum ibu
b. Untuk mentehahui adanya kelainan-kelainan yang dapat mempengaruhi
kehamilan
c. Untuk membantu menetapkan diagnosis.
Dilakukan pada : Ibu yang pertama kali datang periksa dan Ibu yang
akan melahirkan dan belum pernah memeriksakan diri.
Macam-macam pemeriksaan
a. Bagaimana keadaan umum klien, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,
kesadaran
b. Adakah anemia, cyanosis, ikterus dan dyspnoe
c. Keadaaan jantung dan keadaan paru
d. Adakah oedema
e. Tekanan darah
f. Berat badan
g. Pemeriksaan laboratorium
4. Pemeriksaan semua sistem : dilakukan dengan anamneses
5. Pemeriksaan panggul luar
Tujuan :
a. Untuk mengetahui panggul seseorang normal atau tidak
b. Untuk memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya
c. Untuk mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang
Pemeriksaan panggul dilakukan :
a. Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil (primigravida)
b. Pada ibu multipara, bila ada kelainan-kelainan pada persalinan yang
lalu
c. Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan
diri terutama pada primipara
Ukuran-ukuran panggul luar yang penting :
a. Distantia spinarum
Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran
normal 23 – 26 cm.
b. Distantia cristarum
Jarak yang terpanjang antara crista iliaka kanan dan kiri, ukuran
normal : 26 – 29 cm.
c. Distantia tuburum
Ukuran melintang pintu buah panggul jarak antara tuberositas ischii
kanan dan kiri, ukuran normal : 10,5 – 11 cm.
d. Conyugata eksterm
Jarak antara pinggir atas syimpisis dan ujung prosesus spinosus (ruas
tulang lumbal lima).Lingkar panggul
e. Jarak dari pinggir atas sympisis melalui spina iliaka anterior superior
kanan ke pertengahan trochanter mayor kiri, kepertengahan spina
iliaca anterior superior kiri, kemudian kembali ke atas sympisis, ukur
normal : 80 – 90 cm.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Riwayat Keperawatan
1. Aktivitas atau istirahat
Tekanan darah agak lebih rendah dari pada normal ( 8 – 12 minggu),
kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan teakhir.
Denyut nadi dmeningkat 10 – 15 cm. murmur sistolik pendek dapat
terjadi sehubungan dengan peningkatan volume, varises, sedikit edema
ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada trimester
terakhir).
2. Integritas ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi/frekuensi defekasi, peningkatan frekuensi
perkemihan, urinalisis, peningkatan berat jenis, hemoroid
4. Makanan/cairan
Mual dan muntah terutam apada trimester pertama : nyeri ulu hati umum
terjadi, penambahan BB 2 - 4 kg trimester pertama.
5. Nyeri/ketidaknyamanan
Kramkaki, nyeri tekan dan bengkak pada payudara, kontraksi Braxton
hicks terlihat setelah 28 minggu, nyeri punggung.
6. Pernapasan
Hidung tersumbat, mukosa lebih kental daripada normal, frekuensi
pernapasan dapat meningkat relative terhadap ukuran/tinggi uterus,
pernapasan torakal.
7. Keamanan
Suhu 98 – 99,6 F (36,1 – 37,6 C), irama jantung janin terdengar dengan
daptone (mulai 10 – 12 minggu) atau fetoskop ( 17 – 20 minggu),
gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu, sensasi
gerakan janin pada abdomen diantara 16 – 20 minggu, ballottement ada
pada bukan keempat dan kelima.
8. Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon/aktivitas seksual, leukarea
mungkin ada, peningkatan progresif pada ukuran uterus, perubahan
payudara : pembesaran jaringan adipose, peningkatan vaskularitas, lunak
bila di palpasi, kolostrum dapat setelah 12 minggu, perubahan pigmentasi
: kloasma, linea nigra, striae gravidarum, tanda-tanda goodell, hegar,
Chadwick positif.
9. Interaksi Sosial
Bingung/meragukan perubahan yang ada di antisipasi, tahap
maturasi/perkembangan bervariasi tapi dapat mundur dengan stressor
kehamilan. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif
dan mendukung sampai disfungsional.
10. Penyuluhan/pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung
pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, keinginan terhadap anak,
stabilitas ekonomik.
B. Pemeriksaan Diagnostik
1. Golongan darah
ABO dan RH untuk mengidentifikasi resiko terhadap inkompatibilitas
2. Usap vagina/rectal
Tes untuk neisseria gonorrhoea, Chlamydia
3. Tes serologi
Menentukan adanya sifilis, penyakit hubungan kelamin.
4. Skrining
Terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
5. Titer rubella
Menunjukkan imunitas
6. Papanicoloan Smear
Mengidentifikasi neoplasia, herpeks simplex tipe II
7. Urinalisis
Skrin untuk kondisi medis (mis : pemastian kehamilan, infeksi, diabetes,
penyakit ginjal).
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b/d adanya faktor-faktor resiko khusus, krisis situasi, ancaman
pada konsep diri, konflik disadari dan tidak disadari tentang nilai-nilai
esensial dan tujuan hidup, kurang informasi.
Tujuan : Kecemasan berkurang/hilang
Intervensi :
a. Kaji, sifat, sumber dan manifestasi kecemasan
R/ mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan
arah dan kemungkinan pilihan / intervensi.
b. Berikan informasi tentang penyimpangan genetic khusus, resiko
yang dalam reproduksi dan ketersediaan tindakan/pilihan diagnosa.
R/ dapat menghilangkan ansietas berkenaan dengan ketidaktahuan
dan membantu keluarga mengenai stress, membuat keputusan, dan
beradaptasi secara positif terhadap pilihan.
c. Kembangkan sikap berbagi rasa secara terus menerus.
R/ kesempatan bagi klien/pasangan untuk memuji pemecahan
situasi. Tingkat kecemasan biasanya lebih tinggi pada pasangan
yang telah melahirkan anak dengan penyimpangan kromosom.
d. Berikan bimbingan antisipasi dalam hal perubahan fisik/psikologis.
R/ dapat menghilangkan kecemasan/ depresi pada pasangan.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan napsu makan,
mual/muntah, tidak mengenal peningkatan kebutuhan metabolic.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/sekarang
dengan menggunakan batasan 24 jam, perhatikan kondisi rambut,
kuku dan kulit.
R/ kesejahteraan janin/ibu tergantung pada nutrisi ibu selama
kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum kehamilan.
b. Berikan informasi tertulis/verbal yang tepat tentang diet prenatal dan
suplemen vitaminzat besi setiap hari.
R/ Meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang
c. Perhatikan adanya mengidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan
dan tingkat motivasi untuk makanannya.
R/ memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin
dibiasakan pada kebutuhan psikologis, fenomena budaya, respon
terhadap lapar, dan atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi.
d. Timbang BB klien. berikan informasi tentang penambahan prenatal
yang optimum.
R/ ketidakadekuatan penambahan berat badan prenatal dan atau
dibawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko
retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR) pada janin dengan
BBLR.
e. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
R/ mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negative pada
status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan
janin.
3. Kekurangan volume cairan b/d output berlebihan (muntah),
peningkatan kebutuhan cairan.
Tujuan : Kebutuhan volume cairan terpenuhi.
Intervensi :
a. Tentukan frekuensi/beratnya mual/muntah.
R/ peningkatan kadar hormone gonadotropin khorionik (HCG)
perubahan metabolisme KH dan penurunan motilistas gastric
memperberat mual dan muntah pada trimester pertama.
b. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain (ex ; ulkus
peptikum, gastritis, kolesistitis)
R/ membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk
mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi
c. Kaji suhu dan turgor kulit, membrane mukosa, TD, suhu,
masukan/haluran.
R/ indikasi dalam membantu untuk mengevaluasi
tingkat/kebutuhan hidrasi.
d. Anjurkan klien mempertahankan masukan/haluaran, tes urin dan
penurunan BB setiap hari.
R/ membantu dalam menentukan adanya muntah yang tidak dapat
dikontrol.
e. Anjurkan peningkatan masukan minuman berkarbonat, makan
enam kali sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi
karbohidrat (popcorn, roti kering sebelum bangun tidur.
R/ membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan
menurunkan keasaman lambung.
4. Resiko tinggi pola napas tidak efektif b/d penekanan/pergeseran
diafragma.
Tujuan : Pola pernapasan tak efektif tak terjadi.
Intervensi :
a. Kaji status pernapasan (mis : sesak napas pada pergerakan tenaga
kesehatan)
R/ menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada kira-kira
60% klien normal meskipun kapasitas vital meningkat, fungsi
pernapasan diubah saat kemampuan difragma untuk turun pada
inspirasi berkurang oleh pembesaran uterus.
b. Dapatkan riwayat dan pantau masalah medis yang terjadi/ ada
sebelumnya (mis : alergi, rhinitis, asthma, masalah sinus, dan
tuberculosis).
R/ masalah lain dapat terus mengubah pola pernapasan dan
menurunkan oksigenasi jaringan ibu/janin.
c. Berikan informasi tentang rasional untuk kesulitan pernapasan dan
program aktivitas latihan yang realistis. Anjurkan sering istirahat,
tambah waktu untuk melakukan aktivitas tertentu, dan latihan
ringan seperti berjalan.
R/ menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang
disebabkan oleh kelebihan.
d. Tinjau ulang tindakan yang dapat dilakukan pasien untuk
mengurangi masalah : mis ; postur yang baik, menghindari
merokok, makan sedikit tapi lebih sering, dengan menggunakan
posisi semi – fowler, untuk duduk atau tidur bila gejala berat.
R/ postur yang baik dan makan sedikit membantu memaksimalkan
penurunan diafragmatik meningkatkan ketersediaan ruang untuk
ekspansi paru. Merokok menurunkan persediaan oksigen untuk
pertukaran ibu-janin, pengubahan posisi tegak dapat meningkatkan
ekspansi paru sesuai penurunan uterus gravida.
5. Perubahan eliminasi urin b/d penekanan pada vesika urinaria.
Tujuan : Perubahan eliminasi teratasi
Intervensi :
a. Berikan informasi tentang perubahan perkemihan sehubungan
dengan trimester ketiga.
R/ membantu klien memahami alas an fisiologi dan frekuensi
berkemih dan/nokturia pembesaran uterus trimester ketiga
menurunkan kapasitas kandung kemih mengakibatkan sering
berkemih.
b. Berikan informasi mengenaia perlunya masukan cairan 6 – 8 gelas
sehari.
R/ mempertahankan tingkat cairan dan perfusi ginjal adekuat yang
mengurangi natrium diet untuk mempertahankan status isotonic
c. Berikan informasi mengenai bahaya menggunakan diuretic dan
penghilangan natrium dan diet.
R/ kehilangan/pembatasan natrium dapat menekan regulator
rennin-angiotensin- aldosteron dan kadar cairan, mengakibatkan
dehidrasi/hipovolemia berat.
d. Anjurkan klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur,
perhatikan keluhan-keluhan nokturia.
R/ meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang
mengalami edema dependent, edema berkurang pada pagi hari pada
kasus edema fisiologi.
e. Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine dalam
waktu yang lama.
R/ posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena cava dan
menurunkan aliran vena.
6. Gangguan pola tidur b/d stress psikologik, perubahan pola tingkat
aktivitas, sesak.
Tujuan : Pola tidur teratur.
Intervensi :
a. Tinjau ulang kebutuhan perubahan tidur normal berkenaan dengan
kehamilan, teruskan pola tidur saat ini.
R/ membantu mengidentifikasi kebutuhan menetapkan pola tidur
yang berbeda waktu tidur malam dan tidur siang lebih dini.
b. Kaji tingkat insomnia dan respons klien terhadap penurunan tidur,
anjurkan alat Bantu untuk tidur seperti teknik relaksasi, membaca,
mandi air hangat, dan penurunan aktivitas tepat sebelum
beristirahat.
R/ ansietas yang berlebihan, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik,
nokturia, dan aktivitas janin dapat mempersulit tidur.
c. Perhatikan keluhan kesulitan bernapas karena posisi. Anjurkan
tidur pada posisi semi fowler.
R/ pada posisi rekumben, pembesaran uterus serta organ abdomen
menekan diafragma hingga membatasi ekspansi paru, penggunaan
posisi semi fowler memungkinkan diafragma menueun, membantu
mengembangkan ekspansi paru dengan optimal.
d. Evaluasi tingkat kelelahan, anjurkan klien untuk istirahat
R/ peningkatan retensi cairan, penambahan berat badan dan
pertumbuhan janin semua memperberat perasaan lelah, khususnya
pada multipara dengan anak lain dan atau kebutuhan lain.
7. Nyeri b/d perubahan fisik, pengaruh hormonal
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang
Intervensi :
a. Kaji secara terus menerus ketidaknyamanan klien.
R/ data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan
b. Kaji status pernapasan klien.
R/ penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan diafragma,
mengakibatkan dispnea khususnya pada multigravida, yang tidak
mengalami kelegaan dengan ikatan antara bayi dalam
kandungannya.
c. Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan
perubahan cara jalan.
R/ lordosis dan regangan otot disebabkan pengaruh hormone
(relaxing-progesteron) pada sambungan pelvis dan perpindahan
pusat gravitasi sesuai dengan pembesaran uterus.
d. Perhatikan adanya kram pada kaki. Anjurkan klien untuk
meluruskan kaki dan mengangkat telapak kaki bagian dalam ke
posisi dorsofleksi, menurunkan masukan susu, sering mengganti
posisi dan menghindari berdiri/duduk lama.
R/ menurunkan ketidaknyamanan berkenaan dengan perubahan
kadar kalsium/ ketidakseimbangan kalsium-fosfor atau karena
tekanan dari pembesaran uterus, pada saraf yang menyuplai
ekstremitas bawah.
e. Kaji adanya/frekuensi konsistensi Braxton hicks. Berikan informasi
mengenai fisiologi aktivitas uterus.
R/ kontraksi ini dapat menciptakan ketidaknyamanan pada
multigravida pada trimester II maupun ke-III. Primigravida
biasanya tidak mengalami ketidaknyamanan ini sampai trimester
akhir. Saat efek perubahan progesterone pada aktivitas uterus
menurun dan kadar oksitosin meningkat.
8. Kelebihan volume cairan b/d perubahan, mekanisme regulator, retensi
natrium/air.
Tujuan : Kelebihan volume cairan teratasi.
Intervensi :
a. Pantau berat badan secara teratur.
R/ mendeteksi perubahan berat badan kelebihan dan retensi cairan
yang tidak kelihatan yang potensial patologis.
b. Kaji adanya tanda-tanda HAK, perhatikan tekanan darah, pantau
lokasi/luasnya edema, masukan atau haluaran cairan.
R/ indicator edema patologis, meskipun HKK karena retensi cairan
berlebihan biasanya tidak terlihat sampai akhir minggu ke-10
kehamilan, dapat terjadi diawal khususnya pada klien dengan
frekuensi predisposisi seperti DM, penyakit ginjal.
c. Berikan informasi tentang diet (mis ; peningkatan protein, tidak
menambahkan garam meja, menghindari makanan dan minuman
tinggi natrium).
R/ nutrisi adekuat, khususnya peningkatan protein menurunkan
kemungkinan HAK natrium berlebihan dapat memperberat retensi
air (terlalu sedikit natrium dapat mengakibatkan dehidrasi).
d. Anjurkan meninggikan ekstremitas secara periodic selama sehari.
R/ edema fisiologis dari ektremitas bawah terjadi di penghujung
hari adalah normal, tetapi harus dapat diatasi dengan tindakan
sederhana.
9. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan.
Tujuan : Klien dapat toleransi terhadap aktivitas.
Intervensi :
a. Tentukan siklus tidur bangun yang normal dan komitmen terhadap
pekerjaan, keluarga, komunitas dan diri sendiri.
R/ membantu menyusun prioritas yang realistic dan waktu untuk
menguji komitmen.
b. Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam setiap hari.
R/ istirahat untuk memenuhi kebutuhan metabolic berkenaan
dengan pertumbuhan jaringan ibu/janin.
c. Pantau kadar Hb. Jelaskan peran zar besi dalam tubuh ; anjurkan
mengkonsumsi suplemen zat besi setiap hari, sesuai indikasi.
R/ kadar Hb rendah mengakibatkan kelelahan lebih besar karena
penurunan jumlah pembawa oksigen.