i
LEGITIMASI REKAYASA ARTIFISIAL FITUR BEBATUAN
DAN BEBATUAN KARANG MENJADI PULAU BUATAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Kristen Satya Wacana
Christian Bonya Argata Susatyo
NIM : 312014102
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
Februari 2019
ii
iii
iv
v
vi
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
dimaksudkan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada Program Studi Ilmu
Hukum Universitas Kristen Satya Wacana. Dalam usaha untuk menyelesaikan
penelitian ini, penulis tidak lupa atas dukungan berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini secara maksimal dan oleh
karena itu penulis ingin mengucapkan teirma kasih kepada berbagai pihak yang
sudah mendukung penulis baik secara materiel maupun moral. Pada kesempatan
ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Tuhan Semesta Alam yang atas segala misteri keilahian-Nya dan kasih-Nya
mengilhami penulis dalam penelitian ini sehingga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi umat manusia dan perkembangan hukum laut
internasional.
2. Kedua orang tua penulis, (Alm.) Budi Susatyo, S.H., dan Elizabeth Wiwin
Wahyu Kushartanti, yang dengan sabar mendukung penulis untuk
menyelesaikan penelitian ini dan terkhusus untuk ayah saya, maafkan
anakmu yang tidak bisa lulus tepat waktu.
3. Tante penulis, Dra. Tri Widyani P, M.Si., yang telah berkenan untuk
membiayai kuliah penulis dari awal hingga akhir.
4. Bapak Arie Siswanto, S.H., yang berkenan untuk menjadi pembimbing
penulis dalam penelitian ini.
5. Bapak Dr. Titon Slamet Kurnia, S.H., M.H., dan Ibu Ninon Melatyugra,
S.H., M.H., yang telah berkenan menjadi dosen penguji dan memberikan
nasihat dan saran untuk menyelesaikan penelitian ini.
6. Sahabat-sahabat dan rekan seperjuangan mahasiswa angkatan 2014 seperti
Apri, Dennis, Yosef, Hafiz, Ais, Dias, Adrian, Widi, Iqbal, Ghea, Chikita,
Regina, Steven, Doli, Kristin, Theresa, Mahmud, Edward, Hendrik, Selvi,
Virna, Mendra, Niken, Aldi, Moses, Bunga, Yesa, Olin, Aditya, Aristo,
Bram, Catur, Daniel, Deborah, Dian, Rambu, Dwi Christy, Didieb, Lien,
Nikita, Ica, Priscylla, Rosario, Yunita, dan Sari.
7. Adik-adik angkatan yang telah memberikan dukungan moral kepada penulis
seperti Bagus, Eric Sanjaya, Erick Pangidja, Deby, Devy, Abigail,
viii
Elizabeth, Ruth, Rara, Bunga, Salomo, Grace Margareth, Margareth Purba,
Rona, Agra, Paksi, dan Ica Saragih.
8. Teman-teman kos Cemara 2 seperti Godwin, Amos, Dito, Mas Galih,
Pampei, Anggit, Yosua, Anes, dan Alta.
9. Kakak-kakak yang telah memberikan wejangan dan inspirasi di dalam
organisasi Lembaga Kemahasiswaan seperti Kak Rani, Kak Alan, Kak
Enjel, Kak Indra, Kak Vincent, Kak Clara, Kak Ica, dan Kak Kristiani.
10. Dan tiap-tiap pribadi lain yang telah berkenan untuk memberikan semangat
bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak aspek dalam penelitian yang tidak
tersentuh oleh penulis dikarenakan keterbatasan penulis dan masih kurangnya ilmu
yang dikuasai penulis untuk memberikan analisa yang baik. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang budiman. Namun, penulis
berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan penerangan yang baru dalam
aspek hukum laut internasional atas isu yang penulis angkat.
Salatiga, 14 Februari 2019
Penulis,
Christian Bonya Argata Susatyo
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Semesta Alam atas karunia-Nya karena telah
mengilhami dan menerangi penulis untuk menyelesaikan skripsi dengan judul:
“Legitimasi Rekayasa Artifisial Fitur Bebatuan Dan Bebatuan Karang
Menjadi Pulau Buatan”. Skripsi ini tersusun atas 4 (empat) bab di mana pada bab
pertama, penulis menguraikan isu hukum yang penulis angkat dan rumusan masalah
yang penulis pertanyakan. Pada bagian kedua, penulis mengklasifikasikan zona-
zona maritim yang terdapat di dalam hukum laut internasional, prinsip-prinsip
fundamental dan kontruksi teori dan kepentingan negara pantai atas zona-zona
maritim ini, dan juga melihat bagaimana hubungan antara Konvensi Hukum Laut
Laut tahun 1958 dengan Konvensi Hukum laut 1982 mengatur zona-zona maritim
ini. Pada bab ketiga, penulis berusaha untuk memberikan unsur pembeda yang
digunakan oleh penulis untuk mengklasifikasikan pulau alamiah dan pulau buatan,
dilema yang terdapat di dalam KHL 1982 untuk menjustifikasi kewenangan negara
pantai untuk merekayasa fitur alamiahnya. Dan pada bab terakhir, penulis
memberikan kesimpulan dan saran sebagai solusi kritis atas isu ini.
Akhir kata, penulis berharap bahwa penelitian dapat memberikan
perkembangan dan menjadi kritik terhadap Hukum Laut Internasional modern saat
ini.
Salatiga, 14 Februari 2019
Penulis,
Christian Bonya Argata Susatyo
x
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ..............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii
LEMBAR PENGUJIAN .....................................................................................iii
LEMBAR ORISINALITAS ...............................................................................iv
UCAPAN TERIMA KASIH ...............................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................viii
MOTTO ..............................................................................................................xi
DAFTAR PERATURAN/KASUS .....................................................................xii
ABSTRAK ..........................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................10
C. Tujuan Penelitian ................................................................................11
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................11
E. Metode Penelitian ...............................................................................11
1. Sifat Penelitian ........................................................................11
2. Metode Pendekatan.................................................................12
3. Bahan Hukum .........................................................................13
4. Metode Pengumpulan Bahan Hukum .....................................14
5. Unit Amatan ...........................................................................14
6. Metode Analisis ......................................................................14
BAB II ZONA MARITIM HUKUM LAUT INTERNASIONAL ................16
A. Sumber Hukum Laut Internasional.....................................................16
B. Zona Maritim Sebelum dan Setelah KHL 1958 dan KHL 1982 ........28
a. Laut Teritorial dan Zona Tambahan Negara Pantai dan Negara
Kepulauan ..................................................................................29
a) Konsep dan Teori Laut Teritorial dan Zona Tambahan ..29
xi
b) Laut Teritorial dan Zona Tambahan dalam Perbandingan
KHL 1958 dan KHL 1982...............................................41
b. Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen..........................55
a) Keberadaan Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen
sebagai Solusi atas Konflik Sumber Daya Alam Hayati dan
Non Hayati di atas Laut...................................................55
b) Kedaulatan dan Hak Berdaulat Negara Pantai di atas Landas
Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif ..........................63
c) Hak dan Kewajiban Negara Pantai atas Landas Kontinen dan
Zona Ekonomi Eksklusif .................................................74
c. Laut Lepas dan Kawasan Dasar Laut
a) Evolusi Konsep Laut Lepas dan Hak dan Kewajiban Negara
Pantai di Laut Lepas ........................................................79
b) Pemanfaatan Sumber Daya Ekonomi di Dasar Laut
Berdasarkan Prinsip Common Heritage of Mankind ......92
BAB III PULAU, PULAU BUATAN, DAN BEBATUAN KARANG ..........104
A. Rezim Pulau di dalam Hukum Laut Internasional ..................................104
B. Dilema Pasal 121 ayat (3) KHL 1982 tentang Bebatuan Karang ...........113
a) Kompleksitas Pasal 121 ayat (3) KHL 1982 ...............................113
b) Studi Putusan terhadap Penafsiran dan Penginterpretasian Pasal 122
ayat (3) KHL 1982 ......................................................................123
1. South China Sea Arbitration (Filipina v. Tiongkok) .......123
2. Territorial Maritime Dispute (Nikaragua v. Kolombia) ..132
3. Maritime Delimitation in the Black Sea (Romania v.
Ukraina)...........................................................................136
c) Kesimpulan ................................................................................139
C. Rekayasa Fitur Bebatuan Karang dan Elevasi Surut
menjadi Pulau Buatan .............................................................................141
a) Unsur Buatan sebagai Unsur Normatif Pulau Buatan .................143
b) Legitimasi Pembangunan Pulau Buatan di Bebatuan Karang
dan Pengaruhnya terhadap Delimitasi Zona Maritim
Negara Pantai ..............................................................................152
xii
BAB IV PENUTUP ...........................................................................................171
A. Kesimpulan .............................................................................................171
B. Saran ........................................................................................................173
DAFTAR BACAAN ..........................................................................................175
xiii
MOTTO
Felix qui potuit rerum cognoscere causas
Berbahagialah orang yang memahami sebab musabab segala sesuatu
Publius Vergilius Maro, Georgics, Buku 2
… manusia kuno merasakan dirinya tidak dapat dipisahkan dengan Kosmos
dan irama kosmik, sedangkan manusia modern menyatakan bahwa dia
hanya berhubungan dengan sejarah
Mircea Eliade, Mitos Gerak Kembali yang Abadi: Kosmos dan sejarah
xiv
DAFTAR PERATURAN/KASUS
PERJANJIAN INTERNASIONAL
Konvensi Chigago tentang Penerbangan Sipil Internasional tahun 1944
Konvensi PBB tentang Laut Teritorial tahun 1958
Konvensi PBB tentang Landas Kontinen tahun 1958
Konvensi PBB tentang Laut Lepas tahun 1958
Konvensi PBB tentang Penangkapan Ikan dan Konservasi Sumber Daya Hayati di
Laut Lepas tahun 1958
Konvensi PBB tentang Hukum Laut Internasional tahun 1982
PUTUSAN
North Atlantic Coast Fisheries Case (1910) XI R.I.A.A 167, p. 180
S.S. Lotus (Fr. v. Turk.), 1927 P.C.I.J. (ser. A) No. 10 (Sept. 7)
Island of Palmas case (1928), II R.I.A.A 829, p. 839
North Sea Continental Shelf, Judgment, I.C.J. Reports 1969, p. 3
Concerning the Continental Shelf (Tunis. v. Libyan Arab Jamahiriya), 1982 I.CJ.
123 (Feb. 24) (separate opinion of Judge Jimenez de Arechaga)
Maritime Delimitation and Territorial Questions between Qatar and Bahrain (Qatar
v. Bahrain), Judgement, ICJ Report 1994
MIV "SAIGA" (No. 2) (Saint Vincent and the Grenadines v. Guinea), Judgment,
ITLOS Reports 1999, p. 10
Sovereignty over Pulau Ligitan and Pulau Sipadan (Indonesia/Malaysia),
Judgment, I. C.J. Reports 2002, p. 625
Territorial and Maritime Dispute between Nicaragua and Honduras in the
Caribbean Sea (Nicaragua v. Honduras), Judgment, I.C.J. Reports 2007, p.
659
Maritime Delimitation in the Black Sea (Romania v. Ukraine), Judgment, ICJ
Reports 2009
Territorial and Maritime Dispute (Nicaragua v. Colombia), Judgment, I.C.J.
Reports 2012, p. 624
Maritime Dispute (Peru v. Chile), Judgment, I.C.J. Reports 2014, p. 3
xv
,
M/V “Virginia G” (Panama/Guinea-Bissau), Judgment, ITLOS Reports 2014, p. 4,
para. 113
South China Sea Arbitration (Philippines v China) (Award) (UNCLOS Arbitral
Tribunal, Case No 2013-19, 12 July 2016) (‘Merits Award')
,
xvi
ABSTRAK
Tulisan ini akan membahas legitimasi pembangunan pulau buatan yang
diselenggarakan dengan merekayasa secara artifisial/buatan fitur-fitur alamiahnya
seperti bebatuan dan bebatuan karang. Dalam penelitian ini, penulis berpendapat
bahwa rezim pulau buatan yang diatur di dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut
Internasional tahun 1982 (baca: KHL 1982) belum bisa memberikan suatu
penjelasan definitif terhadap legalitas pembangunan pulau buatan di atas bebatuan
karang. Hal ini diakibatkan karena KHL 1982 tidak memiliki definisi mengenai
pulau buatan, dilema yang terdapat di dalam pasal 121 ayat (3) KHL 1982, dan
tidak terdapatnya perbedaan secara normatif atas pulau buatan dan pulau alamiah.
Kata kunci: KHL 1982, Pulau Buatan, Pulau, Bebatuan Karang, dan Bebatu
1