Download - Law Enforcement Meeting Papua
5
2.Perdagangan Illegal Spesies Papua :
Hasil studi perdagangan Illegal TSL di Papua
dan Pulau Jawa
By Chairul SalehWWF Indonesia
5
2.
Beberapa Fakta• Papua merupakan salah satu pulau di Indonesa yang memiliki keanekaragaman
hayati tinggi dengan nilai endemitas yang tinggi
• Keunikan dan endemisitas yang tinggi membuat permintaan terhadap spesies dari Papua cukup tinggi baik nasional maupun intenrasional
• Salah satu ancaman terhadap kelestarian berbagai spesies dari Papua adalah perdagangan illegal, disamping hilangnya habitat.
KSBK (2002): Pada periode Jnauari-Maret 2001 sebanyak 403 ekor Nuri Kepala Hiytan dan 174 Kakatua Jambl Kuning diperdagangkan di 5 pasar burung di Jawa.
• Perdagangan ilegal spesies Papua memiliki jaringan luas mulai dari beberapa kota di Papua hingga ke Jakarta dan Surabaya, baik sebagai tujuan maupun sebagai transit.
5
2.
Studi perdagangan spesies Papua
• Studi perdagangan spesies Papua diilakukan pada bulan Juni dan Juli 2010 di enam wilayah di Papua dan Papu Barat meliputi Kota dan Kabupaten Jayapura, Kabupaten Timika, Kabupaten Merauke, Kota dan Kabupaten Sorong, Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Jayawijaya.
• Studi juga dilakukan di Jakarta dan Surabaya pada bulan Agustus dan September 2010 di enam pasar burung di Jakarta dan Surabaya, meliputi PB Cipinang, PB Pramuka, PB Barito, PB Jatinegara, PB Turi Surabaya dan PS Bratang
• Tujuan studi adalah untuk mengetahui perdagangan spesies Papua baik di Papua maupun di Jawa
• Metoda yang digunakan observasi dan wawancara
5
2.
Hasil Studi : Papua • Sedikitnya 46 jenis satwa liar elah didata dalam studi
perdagangan ini.dan 17 diantaranya merupakan satwa dilndungi
• Jenis kakatua, nuri dan bayan merupakan jenis yang paling banyak diminati untuk diperdagangkan
• Jenis burung Cendrawasih biasanya diperdagangkan dalam bentuk kulitnya, meskipun ada juga perdagangan dalm bentuk hidup
• Ular sanca hijau Papua dan biawak hijau merupakan jenis reptil yang banyak diperjual-belikan.
• Kura-kura moncong babi (Carettochelys insculpta) banyak diselundupkan keluar dari Papua dari wilayah Merauke, Mappi, Asmat dan Timika
• Penyeludupan satwa dilakukan dengan memberikan infromasi yang berbeda satwa yang akan dikirim
• .
5
2.
Hasil Studi : Papua • Perdagangan satwa liar dan tumbuhan asli Papua secara
legal mengalami penurunan sejak kasus flu burung ditemukan.
• Motivasi usaha perdagangan satwa liar dan tumbuhan asli Papua sebagian besar karena faktor ekonomi
• Perdgangan satwa dilindungi dilakukan tidak secara ternag-terangan, kecuali di kabupaten Manokawari
• Di Manokwari . Nuri dan Kakatua yang dieprdagngkan dibawa dari Pulau Numfor
• Di Merauke perdagangan cendrawasih dilakukan dalam bentuk awetan
• Di kabupaten Jayawijaya, perdagangn burung cendrwasih dilakukan secara diam-diam dengan menawarkan kepada
tamu hotel
5
2.
No Species
Lokasi KeteranganJay
apura
Timika
Merauke
Sorong
Manokwari
Wamena
Burung
1 Cacatua galerita (Kakatua Jambul Kuning) + - - + + - D
2 Casuarius casuarius (Kasuari) - - + - - - D
3 Electus roratus (Bayan) - - - + + - D
4 Lorius lorry (Nuri Kepala Hitam) + + - + + - D
5 Paradisea minor (Cenderawasih) - - + - - + D
Jumlah 2 1 2 3 3 1
Reptil
1 Crocodylus novaeguineae (Buaya Air Tawar)+ + + + - - D
2 Crocodylus porosus (Buaya Muara) - + + + - - D
3Elseya novaeguineae (Kura-kura leher pendek)
+ - + - - + D
4 Varanus prasinus (Biawak hijau) + - + - - - D
5 Condropython viridis (Ular Sanca Hijau) + - + - - + D
Jumlah 4 2 5 2 0 2
Mammalia
1 Cervus timorensis (Rusa) - - + + - - D
2 Dorcopsis spp. (Kangguru) - - + + - + D
3 Mallomys gunung (Tikus Raksasa Gunung)- - - - - + D
5 Phalanger spp. (Kuskus) - - - - - + D
6 Spilocuscus maculates (Kuskus Totol) + - + + + - D
7 Zaglossus bruijni (Landak Papua) - - - - - + D
Jumlah 1 0 3 3 1 4
5
2.No Lokasi
Jumlah Motivasi Frekuensi
Suplier
Plasma
Pencari
Ekonom
iKonsumsi Rutin Jaran
g
1 Kota Jayapura 1 0 3 4 0 1 3
2 Kabupaten Jayapura 0 0 8 8 0 0 8
3 Kabupaten Timika 3 0 2 5 0 0 5
4 Kabupaten Merauke 4 8 36 48 0 28 20
5 Kota Sorong 5 0 0 5 0 4 1
6 Kabupaten Sorong 1 0 1 2 0 1 1
7 Kabupaten Manokwari 0 0 2 2 0 2 0
8 Kabupaten Jayawijaya 1 0 8 6 3 1 8
Jumlah 15 8 60 80 3 37 46
Data perbandingan jumlah, motivasi dan frekuensi penjualan di lokasi penelitian, pada bulan Juni-Juli 2010..
• Suplier adalah pedagang yang perdagangannya antar propinsi, plasma adalah pengumpul di lokasi yang jauh dari kota, sedangkan pencari adalah orang yang berburu satwa liar maupun tumbuhan asli Papua
5
2.
Hasil Studi : Jawa
•1. Block 1: 8.160 ha (0.33 ind./km2)
• Perdagangan satwa asal Papua terutama berasal dari 3 daerah disana yaitu Merauke, Biak dan Sorong
• Intensitas pengiriman satwa setiap satu/dua minggu sekali tergantung jumlah satwa
• Diketahui sekitar 38 jenis satwa asal Papua yang diperdagangkan dan 21 diantaranya merupakan jenis satwa dilindungi.
• Dalam kurun waktu 3 minggu, sekitar 2000-an ekor spesies asal Papua di perdagangakan di Jakarta
• Satwa dilindungi perdagangan yang paling sering di jual adalah jenis kakatua Raja dan Cendrawasih untuk tujuan perdagangan di Malaysia Dan Thailand
5
2.
Lalu lintas perdagangan satwa asal Papua
Sorong (II)
Asal satwa burung
Kapal penumpang PELNI
Biak (III)
Satwa asal papua Reptile via pesawat
Jakarta (VI)
Penerima dan pengeriman ke luar negeri
Makasar (IV)
Transit satwa dan pengiriman ke surabaya dan filipina
Surabaya (V)
Penerima dari makasar dan pengriman ke jakarta dan luar negeri
Maroke (I)
Asal satwa Papua Burung dan Reptile (kapal Laut)
5
2.
Hasil Studi : Jawa
•1. Block 1: 8.160 ha (0.33 ind./km2)Transportasi yang digunakan untuk membawa
satwa dari Papua menggunakan Kapal Laut dan pesawat udara yaitu pesawat udara langsung ke Jakarta dengan kapal Laut PELNI atau kapal kayu nelayan, transit Surabaya dan dilanjutkan menggunakan Bus dan kereta api dari Surabaya.
Nilai perdagangan di Jakarta dalam periode 3 minggu (dari 38 jenis satwa yang diperdagangkan) sekitar 1 miliar rupiah, sedangkan di Surabaya mencapaiu sekitar Rp. 500, 000,-
Para pedagang yang sering melakukan transaksi satwa sekitar 10-20 orang yang berasal dari mayoritas domisili Jawa Timur.
5
2.
Rekomendasi • Perlu dilakukan monitoring secara berkala perdagangan spesies di
Papua untuk mendukung proses penegakan hukum.
• Perlu studi tentang potensi jenis-jenis satwa liar secara mendetail sebelum diterbitkan kuota perdagangannya.
• Perlu pelatihan identifikasi jenis-jenis satwa dan tumbuhan asli Papua kepada petugas terkait di lapangan.
• Perlu dihentikan perdagangan ilegal satwa asal Papua baik ditingkat asal, di tempat tujuan/transit dan pada titik-titik penyelundupan.
•ck 1: 8.160 ha (0.33 ind./km2)