Download - LATAR BELAKANG.doc

Transcript

LATAR BELAKANG

Dekstrometorfan (DMP)adalah suatu obat penekan batuk (anti tusif) yang dapat diperoleh secara bebas, dan banyak dijumpai pada sediaan obat batuk maupun flu. Dosis dewasa adalah 15-30 mg, diminum 3-4 kali sehari. Efek anti batuknya bisa bertahan 5-6 jam setelah penggunaan per-oral. Jika digunakan sesuai aturan, jarang menimbulkan efek samping yang berarti. Secara kimia,DMP(D-3-methoxy-N-methyl-morphinan)adalah suatu dekstro isomer darilevomethorphan, suatu derivat morfin semisintetik. Walaupun strukturnya mirip narkotik, DMP tidak beraksi pada reseptor opiat sub tipemu(seperti halnya morfin atau heroin), tetapi ia beraksi pada reseptor opiat subtipesigma,sehingga efek ketergantungannya relatif kecil. Pada dosis besar, efek farmakologi DMP menyerupai PCPatauketaminyang merupakan antagonis reseptor NMDA.DMP sering disalahgunakan karena pada dosis besar ia menyebabkan efekeuforiadan halusinasi penglihatan maupun pendengaran. Intoksikasi atau overdosis DMP dapat menyebabkan hiper-eksitabilitas, kelelahan, berkeringat, bicara kacau, hipertensi, dan mata melotot(nystagmus).Apalagi jika digunakan bersama dengan alkohol, efeknya bisa sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.

Penelitian yang dilakukan beberapa tahun terakhir ini menunjukkan bahwa dektrometrofan sering disalahgunakan karena dalam dosis besar dapat menimbulkan efek euphoria dan halusinasi atau dalam bahasa yang lazim digunakan masyarakat adalah nge-fly. Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan dosis besar dari DMP ini tidaklah ringan. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa overdosis DMP dapat menyebabkan hiper-eksitabilitas, hipertensi, dan lain-lain. Penyalahgunaan ini kebanyakan dilakukan oleh pelajar SMP,SMA dan anak putus sekolah.Mereka mengkonsumsi tablet DMP biasanya bisa mencapai 20 tablet atau 300 mg perhari, padahal dosis normal untuk orang dewasa hanya 45-90 mg perhari. Dengan mengkonsumsi 300 mg perhari, efek yang akan ditimbulkan adalah gangguan persepsi visual dan hilangnya koordinasi.

Kondisi tersebut jelas menyalahi nilai-nilai pancasila yang kita miliki, terutama sila pertama dan kedua. Sila pertama merupakan sila ketuhanan, dimana kita sebagai warga Indonesia yang baik harus tetap mematuhi peraturan Tuhan/ agama kita. Konsumsi DMP yang berlebihan jelas merupakan pelanggaran karena kita sama saja mengkonsumsi barang haram. Sedangkan kaitannya dengan sil kedua yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradap, tindakan ini melanggar nilai manusia yang beradab. Manusia yang beradab tentunya tidak akan melakukan hal-hal negatif tersebut. Dengan kita mengkonsumsi DMP yang berlebih, efek yang ditimbulkan bukan hanya berefek pada dirinya namun juga berefek pada orang disekitarnya. Orang yang nge-fly atau mabuk pasti akan melakukan hal-hal negatif diluar kesadarannya. Sebagai apoteker peran kita adalah ikut mengawasi distibusi DMP pada masyarakat walau obat ini dapat diperoleh tanpa resep dokter. Tindakan ini tentunya memerlukan bantuan dari BPOM sebagai badan pengawas obat untuk memperbaiki regulasi dari DMP ini kepada masyarakat.


Top Related