Download - Lapresmi Mikrobbio Bhn Pgn
LABORATORIUM TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN “VETERAN”JAWA TIMUR
Pratikum : mikrobiologi panganPercobaan : uji mikrobiologi bahan panganTanggal : 11-12-2012Pembimbing :
Nama NPM/Semester Romb / Group NPM/Teman Praktek
:::::
Permatasari1033010020/V2/H1033010021/wahyu TP10330100 / Ilham Azis
LAPORAN RESMI
BAB I
PENDAHULUAN
Uji mikrobiologi produk produk olahan sayuran dan buah-buahan dilakukan tergantung jenis
produknya. Pada sayuran/ buah beku, uji yang dilakukan terutama adalah :
1. Jumlah mikroorganisme aerobic
2. Jumlah kapang dan khamir
3. Jumlah koliform
Uji mikrobiologi pada berbagai produk olahan susu pada prinsipnya adalah menghitung
jumlah mikroorganisme menggunakan metode tuang. Pada susu bubuk, susu kental manis,
dan mentega dapat dilakukan perhitungan jumlah kapang dan khamir.
Pada produk-produk olahan telur, uji yang dilakukan terdiri dari :
1. Jumlah mikroorganisme aerobic
2. Jumlah kapang dan khamir
3. Jumlah koliform dan uji kualitatif salmonella
Uji mikrobiologi yang dilakuakn terhadap produk-produk olahan daging dan ikan pada
prinsipnya hamper sama yaitu terdiri dari :
1. Jumlah mikroorganisme aerobic
2. Jumlah baktreri patogen misalnya salmonella, staphylococcus, dsb .
3. Jumlah koliform.
TUJUAN : agar mahasiswa mengetahui banyaknya mikroba yang dapat tumbuh dalam
penyimpanan suatu bahan pangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitunganlangsung maupun
tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah
mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpamemberikan perlakuan
terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yangdiketahui dari cara tidak langsung
terlebih dahulu harus memberikan perlakuantertentu sebelum dilakukan perhitungan.
Perhitungan secara langsung, dapatdilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah
dengan membuat preparat darisuatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak
diwarnai) dan penggunaanruang hitung (counting chamber ). Sedangkan perhitungan cara
tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang
masihhidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara
yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count /TPC), perhitungan
melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode),
dankalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Dwidjoseputro, 1994).
Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada
cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah
terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri).
Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi
(confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama,
keberadaan coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini
mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Metode perhitungan MPN sering
digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam
tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang
peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, sehubungan
dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan mengubah ammonium menjadi
nitrat (Lim, 1998).
Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam
contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat.
Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif
koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa
dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan
analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform
dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode perhitungan secara tidak
langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan
berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang
dapat hidup yang terdapat pada sampel (Plummer, 1987).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh
(growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada
umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang
digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan
95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai
MPN tertinggi (Lim, 1998).
Menurut Plummer (1987), ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung
atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan, yang dapat
dibedakan atas beberapa kelompok yaitu:
a. Perhitungan jumlah sel
1. Hitungan mikroskopik
2. Hitungan cawan
3. MPN (Most Probable Number)
b. Perhitungan massa sel secara langsung
1. Volumetrik
2. Gravimetrik
3. Kekeruhan (turbidimetri)
c. Perhitungan massa sel secara tidak langsung
1. Analisis komponen sel
2. Analisis produk katabolisme
3. Analisis konsumsi nutrient
Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh
yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan
terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN digunakan
medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah
tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan
waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang diletakkan
pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas (Fardiaz, 1993).
Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah
berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu
tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau
terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini
digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Kemudian dari
hasil perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah
bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan
koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform dalam sampel yang diuji.
Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk
menentukan jumlah koliform dalam sampel (Pakadang, S, 2010).
Bakteri koliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain dengan
kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran bakteri
patogen. Penentuan koliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah
koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Keuntungan
mendeteksi koliform adalah jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi
bakteri patogenik lain. Koliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai
indikator adanya pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan,
susu dan produk-produk susu. Pada saat perhitungan koloni, apabila jumlah koloni yang di
temukan kurang dari standart yang telah di tetapkan, maka suatu sampel bisa di katakan
murni (Umbreit, 1960).
Beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga
diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan
bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji
konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri
coliform: berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Bakteri coliform adalah golongan
bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah
bakteri indicator keberadaan bakteri patogenik lainnya. Lebih tepatnya, sebenarnya bakteri
coliform fecal adalah bakteri indicator adanya pencemaran bakteri pathogen. Penentuan
coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi
positif dengan keberadaan bakteri pathogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih
murah, cepat dan sederhana daripada mndeteksi bakteri patogenik lain (Lim, 1998).
Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah bakteri
coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut sebagai coliform fekal.
Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji E.coli karena hanya
memerlukan uji penduga yang merupakan tahap pertama uji E.coli (Penn, 1991).
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi kualitas air
minum. Kelompok bakteri coliform, antara lain Eschericia coli, Enterrobacter aerogenes,
dan Citrobacter fruendi. Keberadaan bakteri di dalam air minum itu menunjukkan tingkat
sanitasi rendah. Keberadaan bakteri ini juga menunjukkan adanya bakteri pathogen lain
misalnya, Shigella, yang menyebabkan diare hingga muntaber (Lim, 1998).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
BAHAN
Daging
Air sawi
Yoghurt
ALAT
Petridish
Pipet mikro
Incubator
CARA KERJA
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
KEL SAMPLE PENGAMATAN PCA PDA KETERANGAN
A,H Air sawi 104 20 Gagal Warna : bening
106 17 Gagal Bentuk : bulat
B,I Daging 104 200 61 Warna : bening
106 39 158 Bentuk : bulat
C,J Yoghurt 104 >300 >300 Warna : bening
106 129 230 Bentuk : bulat
D,K Air sawi 104 16 Gagal Warna : bening
106 50 Gagal Bentuk : bulat
E,L Daging 104 120 183 Warna : bening
106 87 196 Bentuk : bulat
GAMBAR
KEL PCA 104 PCA 106 PDA 104 PDA 106
A,H
B,I
C,J
D,K
E,L
BAB V
PEMBAHASAN
Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan
membuat preparat dari austu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber). Praktikum ini menggunakan perhitungan
secara langsung. Penghitungan koloni secara langsung, dilakukan agar mengetahui secara
langsung juga. Penghitungan ini dikatakan tidak akurat jumlah mikroba yang di dalam
sampel, karena hanya berdasarkan pada mikroba yang ada. Mikroba yang ada pada media
ataupun sampel yang terhitung tidak hanya mikroba yang hidup, mungkin saja mikroba
yang mati juga terhitung.
Pada praktiukum kali ini diperlukan kesabaran untuk menunggu media dingin baru
masuk ke incubator. Karena pada preaktikum kali ini ditemukan beberapa sample yang
rusak dikarenakan media kurang dingin pada saat masuk incubator. Sehingga bakteri tidak
dapat tumbuh.
BAB VI
KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini kita menguji tumbuhnya bakteri pada bahan pangan baik
sayur maupun daging dengan dua media yaitu PDA dan PCA. Pada praktikum kali ini
diperoleh hasil yang memiliki bakteri paling banyak dan paling cepat tumbuh adalah mikroba
pada daging.
Pada praktikum kali ini juga dibutuhkan kesabatan untuk menunggu media yang ada
dalam petridish hingga dingin. Dikarenakan apabila media masuk incubator dalam keadaan
basah hasilnya adalah sampel akan hancur dan bakteri tidak dapat tumbuh.
DAFTAR PUSTAKA
http://felicity-novalia70.blogspot.com/2011/12/laporanpraktikum-haritanggal-sabtu-
24.html
http://disachem.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikum-mikrobiologi-uji.html