Download - Lapres g2 Kita
LAPORAN RESMI
TETAPAN PEGAS (G2)
Anggota praktikan :
1. Ichsanul Huda
1112100008
2. Pulung Subuh Nur Baity1112100009
3. Roihatur Rohmah
1112100055
4. Muhammad Adi Putra1112100056
5. Rahmat Ilmi Haqqiqi
1112100057
6. Pramudiana
11121000587. Viki Darma Al Ghozali1112100059
8. Bayu Dwi Hatmoko
1112100060
9. Ipa Kristin Esuru
1112108706
Asisten :
Iftihatur 1109100006FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2012 2013
DAFTAR ISIHALAMAN JUDULiDAFTAR ISIiiABSTRAKiiiBAB 1 PENDAHULUAN1.1Latar Belakang 11.2 Permasalahan1
1.3 Tujuan Percobaan1BAB 2 DASAR TEORI2.1. Osilasi22.2. Gerak Harmonik Sederhan3
2.3. Hukum Hooke32.4. Gaya Pemulih42.5. Hukum II Newton42.6. Konstanta Pegas52.7. Jenis-jenis Pegas72.7.1. Pegas Daun.7
2.7.2. Pegas Koil..72.7.3. Pegas Batang Torsi (Puntir)...82.7.4. Pegas Hidropneumatis82.8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tetapan Pegas..92.9. Elastisitas..9BAB III METODOLOGI PERCOBAAN103.1. Peralatan dan Bahan113.2. Skema Kerja113.3. Cara Kerja113.3.1. Cara Statis....113.3.2. Cara Dinamis12BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1Analisa Data13
4.2Perhitungan.......194.3 Pembahasan20BAB V KESIMPULAN 27DAFTAR PUSTAK ABSTRAKGetaran selaras ialah gerakan bolak-balik yang melewati titik kesetimbangan dalam waktu tertentu. Getaran selaras terjadi pada suatu benda yang digantungkan ke suatu pegas. Getaran memiliki periode (T). Karena adanya benda yang digantungkan pada pegas, maka pegas tersebut mengalami pertambahan panjang, hal ini disebabkan oleh berat banda yang digantungkan tersebut. Setiap benda memiliki konstanta/tetapan pegas yang berbeda, dan pada percobaan ini menggunakan pegas besar yang berdiameter 3,06 cm dan pegas kecil yang berdiameter 2,5 cm, Oleh karena itu setiap pegas akan memberikan respon yang berbeda terhadap perlakuan yang diberikan. Berdasarkan data yang telah diperoleh nilai konstanta pegas dengan cara statis yaitu 11.86 N/m dan nilai konstatnta pegas untuk cara dinamis yaitu 6.98 N/m.
ABSTRACT
Harmony vibration is movement back and forth through the equilibrium point in time. harmony vibration occurs on an object that is hung to a spring. Vibration has a period (T). Because of the things that hung on the spring, the spring is the length of experience, this is caused by the weight of the hanging banda. Each object has a constant / different spring constants, and this experiment uses a large spring diameter 3.06 cm and a small spring diameter 2.5 cm, therefore each spring will respond differently to a given treatment, such as towing at the end of the spring that resulted in deviation. Based on the data that has been obtained spring constant value in a static way, namely 11.84 N/m and the value konstatnta dynamic way that springs to 6.98 N/m.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam kehidupan sehari-hari, pasti banyak peralatan-peralatan yang memanfaatkan sifat dari pegas. Tak bisa dihindari penggunaan pegas tersebut sangat dibutuhkan dalam aktivitas sehari-hari kita. Bukti konkret penggunaan pegas di kehidupan kita adalah penggunaan pegas di dalam springbed ataupun kursi sofa. Ternyata dengan memanfaatkan sifat dari pegas, dapat diperoleh sebuah keuntungan. Dengan adanya pegas di dalam springbed ataupun kursi dapat menjadikan keduanya elastis sehingga lebih nyaman ketika digunakan.
Sebuah pegas yang apabila diberi beban dan simpangan akan menimbulkan sebuah gerakan, yaitu gerakan harmonik. Gerak harmonik itu sendiri dipengaruhi oleh gaya dari sebuah pegas. Dan gaya dari pegas itu juga dipengaruhi oleh faktor nilai tetapan pegas itu sendiri. Oleh karena itu akan dilakukan percobaan tetapan pegas untuk lebih memahaminya.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas pada percobaan ini adalah bagaimana cara menentukan besar tetapan pegas.1.3 Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan besar tetapan pegas.
BAB II
DASAR TEORI
2.1Osilasi
Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangan stabilnya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang. Banyak contoh osilasi yang mudah dikenali, misalnya perahu kecil yang berayun turun naik, bandul jam yang berayun ke kiri dan ke kanan, dan senar alat musik yang bergetar. Contoh lain yang kurang akrab dengan kita adalah osilasi molekul udara dalm gelombang bunyi dan osilasi arus listrik pada perangkat radio dan televisi.
Gerak gelombang berhubungan erat dengan gerak osilasi. Sebagai contoh, gelombang bunyi dihasilkan oleh getaran (seperti senar biola), getaran buluh obo (sejenis suling), getaran selaput gendang (drum). Pada masing-masing contoh itu, sistem yang bergetar menghasilkan osilasi pada molekul udara di sekitarnya, dan osilasi ini menjalar melalui udara (atau medium lain, seperti air atau zat padat).
(D. Halliday,1998,426)
Periode (T) suatu gerakan harmonik berulang di dalam suatu sistem, yaitu yang bergetar atau berotasi dengan cara berulang-ulang, adalah waktu yang dibutuhkan bagi sistem tersebut untuk menyelesaikan satu putaran penuh. Dalam kasus getaran (osilasi), periode merupakan waktu total bagi gerakan bolak-balik sistem. Frekuensi (f) adalah jumlah getaran yang dibuat persatuan waktu atau banyaknya putaran perdetik. Karena (T) adalah waktu satu putaran maka dapat dirumuskan :
f = .................(2.1)
(Frederick J. Bueche,2006,90)
Satuan internasiaonal untuk frekuensi adalah putaran per detik, atau hertz (Hz). Posisi pada saat tidak ada gaya yang bekerja pada partikel yang berosilasi disebut posisi seimbang. Simpangan (pergeseran), linier atau sudut, adalah jarak, linier atau sudut, partikel yang berisolasi dari posisi seimbangnya pada sembarang saat. Dinyatakan dalam tenaga, dapat dikatakan bahwa partikel yang mengalami gerak harmonik bergerak bolak-balik melalui titik yang tenaga potensialnya minimum (titik sembarang). Bandul berayun adalah contoh yang baik, tenaga potensialnya mencapai harga minimum di titik terendah ayunan, yaitu titik seimbangnya.
Sebuah partikel yang berosilasi, bergerak bolak-balik di sekitar titik seimbang melalui potensial yang berubah-ubah menurut konstanta disebut dengan osilator harmonik sederhana. Sebuah benda bermassa m yang diikatkan pada pegas ideal dengan konstanta gaya (k) dan bebas bergerak di atas permukaan horizontal tanpa gesekan merupakan salah satu contoh osilator harmonik sederhana. Persoalan osilator harmonik sederhana menjadi penting karena dua alasan yang berikut : Pertama, kebanyakan persoalan yang menyangkut getaran mekanis untuk amplitudo yang kecil kembali menjadi osilator harmonik sederhana atau kombinasi getaran yang demikian. Kedua, muncul banyak persoalan fisis seperti misalnya dalam bidang akustika, optika, mekanika, rangkaian elektris, dan bahkan dalam fisika atom (D. Halliday,1999,443-447).
2.2.Gerak Harmonik Sederhana
Dari semua gerak osilasi, yang terpenting adalah gerak harmonik sederhana (GHS) karena disamping gerak yang paling mudah digambarkan secara metematis, ia merupakan gambaran yang cukup tepat tentang banyak osilasi yang dijumpai di alam (Marcelo Alonso,1980,256).
Gerak harmonik sederhana merupakan getaran yang dialami suatu sistem, yaitu sistem hooken. Sistem hooken adalah sistem yang kembali pada konfigurasi awalnya setelah berubah bentuk dan kemungkinan dilepaskan lebih lanjut, ketika sistem semacam ini diregangkan dengan jarak x(untuk penekanan, x adalah negatif). Di dalam sebuah pegas, terdapat gaya pemulih, yaitu gaya yang berlawanan dengan perpindahan sistem, yang merupakan hal yang penting agar getaran terjadi. Dengan kata lain, gaya pemulih selalu berarah sedemikian sehingga mendorong atau menarik sistem kembali pada posisi keseimbangannya.(Frederick J. Bueche,2006,90-91)
2.3 Hukum Hooke
Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut akan kembali ke keadaannya semula. Ilmuan yang pertama-tama meneliti tentang ini adalah Robert Hooke.(Aip Saripudin,2008,49). Artinya, jika sebuah pegas diberi gangguan sehingga pegas merenggang (berarti pegas ditarik) atau merapat (berarti pegas ditekan), pada pegas akan bekerja gaya pemulih yang arahnya selalu menuju titik asal. Dengan kata lain, besar gaya pemulih pada pegas ini sebanding dengan gangguan atau simpangan yang diberikan pada pegas. Secara metematis hukum Hooke ditulis sebagai berikut:
F= k l atau F= k x ...............................(2.2)
denganF= besar gaya pemulih pegas (N)k = konstanta pegas (N/m)l =x= simpangan pada pegas (m) (Osa Pauliza,2008,139)
2.4 Gaya Pemulih
Apabila suatu benda berubah bentuk, gaya yang menyebabkannya adalah proporsional dengan besar perubahan, asalkan batas elastisitas tidak dilampaui. Perubahannya mungkin berupa pertambahan panjang, seperti tali karet atau pegas sulur, atau penyusun panjang., atau melengkungnya pegas daun, atau puntiran batang terhadap sumbunya, dan banyak lagi yang lainnya. Istilah gaya di sini diartikan secara luas, dapat berati gaya, atau gaya putar (torque), atau tekanan, atau apa saja yang dapat menimbulkan perubahan bentuk. Jika gaya yang dimaksud ialah dorongan atau tarikan dalam mana perubahan bentuk yang terjadi hanya berupa perubahan titi tangkap gaya, maka gaya dan perpindahan dihubungkan berdasarkan hukun Hooke,
F=k.x.............................................................(2.3)
Dalam persamaan ini, F berarti gaya yang harus dikerjakan terhadap suatu benda elastis untuk menghasilkan perpindahan x. Gaya dengan mana benda elastis itu menarik kmbali suatu benda yang terlekat padanya disebut gaya pemulih (restoring force) dan sama dengan kx.(Sears,1962,266-267)
2.5Hukum II Newton
Hukun Newton pertama menyatakan bahwa jika tidak ada gaya total yang bekerja pada sebuah benda, benda tersebut akan tetap diam, atau jika sedang bergerak, akn tetap bergerak dengan laju konstan dalm garis lurus. Tetapi apa yang terjadi jika sebuah gay total diberikan pada benda tersebut? Newton berpendapat bahwa kecepatan akan berubah. Suatu gaya total yang diberikan pada sebuah benda mingkin menyebabkan lajunya bertambah. Atau, jika gaya total itu mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak, gay tersebut akan memperkecil laju benda itu. Jika arah gaya total yang bekerja berbeda dengan arah sebuah benda yang bergerak, maka arah kecepatannya akan berubah (dan mungkin besarnya juga).
Bagaimana sebenarnya hubungan percepatan dengan gaya? Pengalaman sehari-hari dapat menjawab ini. Bayangkan gaya yang diperlukan mendorong sebuah gerobak yang gesekannya minimal. (jika ada gesekan, bayangkanlah gaya total, yang merupakan gaya yang anda berikan dikurangi gaya gesekan). Sekarang jika Anda mendorong dengan pelan tetapi dengan gaya yang konstan selama selang waktu tertentu, Anda akan mempercepat gerobak tersebut dari keadaan diam sampai laju tertentu, katakanlah 3 km/jam. Jika Anda mendorong dengan gaya dua kali lipat lebih besar, Anda akan mendapatkan bahwa gerobak tersebut mencapai 3 km/jam dalm waktu setengah kali sebelumnya. Berarti, percepatan akan dua kali lipat lebih besar. Jika Anda menggandakan gaya, percepata akan menjadi dua kali lipat pula, dan seterusnya. Dengan demikian, percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang diberikan. Tetapi percepatan juga bergantung pada massa benda. Jika Anda mendorong gerobak yang kosong dengan gaya yang sama seperti ketika Anda mendorong gerobak yang penuh, Anda akan menemuka bahwa gerobak yang penuh mempunyai percepatan yang lebih lambat. Makin besar massa makin kecil percepatan, walaupun gayanya sama. Hubungan matematisnya, seperti dikemukakan Newton, adalah percepatan sebuah benda berbanding terbalik dengan massanya. Hubungan ini ternyata berlaku secara umum dan dapt dirangkum sebagai berikut:
Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama dengan arah gaya total yang bekerja padanya.
Ini adalah hukum gerak Newton kedua. Bentuk persamaannya dapat dituliskan :m.a=F....................................................................(2.4)(Giancoli,1998,94-95)
2.6.Konstanta Pegas
Pegas yang ujung mula-mula berada pada titik Xo bila diberi beban dengan massa m maka, pegas tersebut akan bertambah penjangnya sebesar x
x = X2 - X1.........................................................(2.5)
Berdasarkan hukum hooke peristiwa diatas dari rumus denganF = - k . x................................................................(2.6)
Dimana F adalah gaya yang dilakukan pegas bila diujungnya digeserkan sejauh x dan k adalah konstanta pegas. Bila setelah diberi beban m pegas kita getarkan yaitu dengan cara menarik pada beban jarak tertentu lalu dilepaskan, maka waktu getaran selaras pegas atau periode dirumuskan
T = 2(m/k).........................................................(2.7)
Tenaga kinetik benda telah diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha karena adanya gerak. gaya elastis yang dilakukan oleh pegas ideal dan gaya lain yang berlaku serupa disebut bersifat konservatif.Gaya grafitasi juga konservatif jika sebuah bola dilemparkan vertikal keatas, ia akan kembali ke tangan kita dengan tenaga kinetik yang sama seperti ketika ia lepas dari tangan kita.Jika pada suatu partikel bekerja satu atau lebih gaya dan ketika ia kembali keposisi semula tanaga kinetiknya berubah, bertambah atau berkurang. maka dalam perjalanan pulang pergi itu kemampuan melakukan usahanya telah berubah.Dalam hal ini, kemampuan melakukan usaha tidak kekal dan sedikitnya salah satu gaya yang bekerja tak konsevatif.Pegas spiral dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Pegas spiral yang dapat meregang memanjang karena gaya tarik, misalnya pegas spiral pada neraca pegas
2. Pegas spiral yang dapat meregang memendek karena gaya dorong, misalnya pada jok tempat duduk dalam mobil.Timbulnya gaya regang pada pegas spiral sebagai reaksi adanya pengaruh gaya tarik atau gaya dorong sebagai aksi suatu gaya diletakkan bekerja jika gaya itu dapat menyebabkan perubahan pada benda. Misalnya gaya berat dari suatu benda yang digantungkan pada ujung bawah pegas spiral, menyebabkan pegas spiral berubah meregang memanjang dan sekaligus timbul gaya regang yang besarnya sama dengan berat benda yang digantung. (http://www.sarjanaku.com/2010/10/konstanta pegas.html)2.7.Jenis-jenis Pegas
Berikut merupakan jenis-jenis pegas:
2.7.1. Pegas Daun
Sifat sifat: Konstruksi sederhana
Dapat meredam getaran sendiri (gesekan antara daun pegas)
Berfugsi sebagai lengan penyangga (tidak memerlukan lengan, memanjang melintang)
Aksel depan / belakang, tanpa / dengan penggerak roda.2.7.2. Pegas KoilPada saat pemegasan, batang pegas koil menerima beban puntir dan lengkung
Sifat-sifat:Langkah pemegasan panjang
Tidak dapat meredam getaran sendiri
Tidak dapat menerima gaya horisontal (perlu lengan-lengan)
Energi beban yang diabsorsi lebih besar daripada pegas daun
Dapat dibuat pegas lembut
Penggunaan :
Pada suspensi independen dan aksel rigid
2.7.3. Pegas Batang Torsi (Puntir)Pada saat pemegasan, pegas menerima beban puntir
Sifat sifat:
Memerlukan sedikit tempat
Energi yang diabsorsi lebih besar daripada pegas lain
Tidak mempunyai sifat meredam getaran sendiri
Dapat menyetel tinggi bebas mobil
Langkah pemegasan panjang
Mahal
Penggunaan:Suspensi Independen.
2.7.4. Pegas Hidropnuematis
Sifat sifat: Elastisitas tinggi
Saat pemegasan tidak timbul gelembung udara pada oli
Dapat untuk mengatur tinggi bebas kendaraan
Penggunaan:Kendaraan penumpang / sedan. (http://winof.wordpress.com/2011/01/10/macam-macam-pegas/)
2.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi tetapan pegasAda beberapa faktor yang mempengaruhi pertambahan panjang pegas sehingga mempengaruhi nilai konstanta dari suatu pegas tersebut diantaranya; jenis bahan pegas, diameter bahan pegas, jumlah lilitan pegas, dan diameter pegas.
Semakin banyak jumlah lilitan yang digunakan dengan diameter pegas tetap, kecenderungan nilai konstanta pegas yang diperoleh semakin kecil. Sebaliknya, semakin banyak jumlah lilitan pegas maka semakin banyak pula elemen pegas yang mengalami pergeseran searah gaya beban yang diberikan sehingga menghasilkan pertambahan panjang semakin besar. Akibatnya nilai konstanta pegas akan semakin menurun.
Semakin besar diameter pegas yang digunakan dengan jumlah lilitan pegas tetap, kecenderungan nilai konstanta pegas yang diperoleh jauh semakin kecil. Sebaliknya, semakin besar diameter pegas maka semakin besar pula daerah pergeseran elemen pegas dan sudut puntiran elemen pegas tersebut sehingga menghasilkan pertambahan panjang (y) jauh semakin besar. Akibatnya nilai konstanta pegas akan jauh semakin kecil. (http://portal.fi.itb.ac.id/cps/)
2.9. Elastisitas
sebuah pegas yang kita gantungi dengan sebuah beban pada salah satu ujungnya, akan kembali ke panjangnya semula jika beban tersebut kita ambil kembali. Sifat sebuah benda yang dapat kembali ke bentuk semula seperti itu disebut elastisitas. Benda-benda yang memiliki elastisitas misalnya karet. baja, dan kayu, di sebut benda elastis. sebaliknya, benda-benda yang tidak memiliki sifat elastis, misalnya pelastisin, lumpur dan tanah liat disebut benda plastik. Bagaimana dengan bahan-bahan yang sehari-hari kita sebut plastik? Apakah benda-benda itu benar-benar termasuk benda plastik? Ketika dibuat, benda-benda tersebut adalah benda pelastik yang merupakan bahan-bahan sintetis. Kemudian, benda-benda tersebut dipanas atau diolah secara kimiawi agar menjadi kuat, dan akhirnya tidak merupakan benda plastik lagi.
Bagaimana pula dengan kaca? Mengejukan memang, bahwa kaca ternyata termasuk benda elastis. Fiber optik (serat optik) yang terbuat dari kaca dengan mudah yang terbuat dengan mudah dapat kita lengkungkan sama hal dengan tali. namun demikian jika gaya yang diberikan terlalu besar, kaca tidak hanya berubaha seperti benda pelastik tatapi juga akan terpecah-pecah.
Banyak bahan-bahan yang kita gunakan sehari-hari yang bersifat elastis tetapi hanya sementara saja.Ketika gaya yang diberikan pada bahan-bahan tersebut tidak akan kembali ke bentuk semula. Keadaan ini dikatakan segbagai keadaan dimana batas elastisitas bahan telah terlampaui. Baja merupakan bahan elastik, jika gaya yang berkerja padanya terlalu besar, baja yang sudah berubah bentuk tidak akan bisa kembali lagi kebentuknya semula dengan sendirinya. Sebagai contoh, rangka mobil yang rusak akibat kecelakan yang hebat tidak akan kembali ke bentuknya semula, walaupun bahan rangka mobil termasuk bahan elastik.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Peralatan dan Bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi : ember 1 buah, beban pemberat 1 set, stopwatch 1 buah, statip 1 set, timbangan 0-610 gram, pegas 1set(besar dan kecil).
3.2Skema Kerja
Adapun skema alat pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
c
e
a
d
b
3.3 Cara Kerja
Dalam percobaan menentukan tetapan pegas ini terdapat 2 cara , yaitu cara statis dan cara dinamis.
3.3.1 Cara Statis
Langkah pertama yang dilakukan yaitu ember digantungkan pada pegas menggunakan statip, sehingga menunjukkan angka nol. Lalu satu persatu beban yang telah dipersiapkan ditambahkan pada ember. Massa beban dan kedudukan ember di setiap penambahan beban dicatat dan diulangi sampai 5 macam beban yang berbeda. Kemudian satu persatu beban dikeluarkan sambil dicatat massa beban dan kedudukan ember setiap terjadi pengurangan beban. Langkah-langkah tersebut diulangi lagi untuk pegas yang lain.
3.3.2 Cara Dinamis
Langkah pertama yang dilakukan yaitu ember digantungkan pada pegas besar lalu diberi beban pemberat dan simpangan menuju pusat bumi sejauh 10cm, setelah itu dilepaskan dan waktu untuk 15 getaran dicatat. Kemudian ditambahkan beban hingga lima kali penambahan, waktu untuk 15 kali getaran juga dicatat setiap penambahan beban pemberat. Semua langkah tersebut dilakukan juga untuk pegas kecil.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAAN
4.1 Data hasil percobaan
4.1.1 pada pegas statis
4.1.1.1 Data Pegas berdiameter 2,5 cm dengan cara statis
Dari percobaan tang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm penambahan dan pengurangan dalam pengulangan pertama
no.m1 (penambahan)delta x1m2 (pengurangan)delta x2
1.0.05820.0470.3020.252
2.0.11610.0960.24050.2
3.0.18050.1470.18050.146
4.0.24050.20.11610.095
5.0.3020.2520.05820.048
Tabel 4. 2 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm penambahan dan pengurangan dalam pengulangan kedua
1.0.05820.0470.3020.252
2.0.11610.0970.24050.203
3.0.18050.150.18050.15
4.0.24050.2040.11610.095
5.0.3020.2520.05820.047
Tabel 4. 3 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm penambahan dan pengurangan dalam pengulangan ketiga
1.0.05820.0470.3020.25
2.0.11610.0960.24050.199
3.0.18050.1510.18050.149
4.0.24050.1940.11610.096
5.0.3020.250.05820.047
Tabel 4. 4 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm penambahan dan pengurangan dalam pengulangan keempat
1.0.05820.0470.3020.252
2.0.11610.0980.24050.2
3.0.18050.150.18050.15
4.0.24050.20.11610.099
5.0.3020.2520.05820.048
Tabel 4. 5 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm penambahan dan pengurangan dalam pengulangan kelima
1.0.05820.0470.3020.251
2.0.11610.0990.24050.2
3.0.18050.150.18050.15
4.0.24050.20.11610.096
5.0.3020.2510.05820.047
4.1.1.2 Data Pegas berdiameter 3,06 cm dengan cara statis
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4. 6 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm penambahan dan pengurangan dalam pengulangan pertama
no.m1 (penambahan)delta x1m2(pengurangan)delta x2
10.05820.0780.290.409
20.10860.1590.23570.329
30.17350.2450.17350.245
40.23570.3280.10860.328
50.290.4090.05820.079
Tabel 4. 7 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm penambahan dan pengurangan dalam pengulangan kedua
no.m1 (penambahan)delta x1m2(pengurangan)delta x2
10.05820.0790.290.407
20.10860.160.23570.33
30.17350.2470.17350.247
40.23570.3290.10860.16
50.290.4070.05820.08
Tabel 4. 8 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm penambahan dan pengurangan dalam pengulangan ketiga
no.m1 (penambahan)delta x1m2(pengurangan)delta x2
10.05820.0790.290.408
20.10860.1590.23570.327
30.17350.2450.17350.246
40.23570.3280.10860.157
50.290.4080.05820.078
Tabel 4. 9 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm penambahan dan pengurangan dalam pengulangan keempat
no.m1 (penambahan)delta x1m2(pengurangan)delta x2
10.05820.0780.290.408
20.10860.1560.23570.33
30.17350.2440.17350.245
40.23570.3280.10860.16
50.290.4080.05820.079
Tabel 4. 10 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm penambahan dan pengurangan dalam pengulangan kelima
no.m1 (penambahan)delta x1m2(pengurangan)delta x2
10.05820.0770.290.409
20.10860.1590.23570.33
30.17350.2450.17350.156
40.23570.330.10860.159
50.290.4090.05820.078
4.1.2 Data Pegas melalui cara Dinamis
4.1.2.1 Data waktu Pegas Kecil Dengan simpangan 10 cm
Berdasarkan Percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh data percobaan sebagai berikut:
Tabel 4. 11 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm dalam pengulangan pertama
nom(kg)t1
10.158711.25
20.216613.03
30.28114.75
40.34116.16
50.402517.43
Tabel 4. 12 Data Pegas dengan diameter 2,05 cm dalam pengulangan kedua
nom(kg)t2
10.158711.24
20.216613.1
30.28114.66
40.34116.17
50.402517.44
Tabel 4. 13 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm dalam pengulangan ketiga
nom(kg)t3
10.158711.23
20.216613.25
30.28114.64
40.34116.17
50.402517.52
Tabel 4. 14 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm dalam pengulangan kelima
nom(kg)t4
10.158711.17
20.216613.05
30.28114.64
40.34116.06
50.402517.3
Tabel 4. 15 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm dalam pengulangan kelima
nom(kg)t5
10.158711.33
20.216613.2
30.28114.58
40.34116.07
50.402517.33
4.1.2.2 Data Waktu Pegas Besar
Berdasarkan Pecobaan yang telah dilakukan maka dapat diperoleh data waktu sebagai berikut:
Tabel 4. 16 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm dalam pengulangan pertama
nom(kg)t1
10.158714.97
20.216616.91
30.28119.16
40.34121.16
50.402523.07
Tabel 4. 17 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm dalam pengulangan kedua
nom(kg)t2
10.158714.81
20.216617.03
30.28119.15
40.34121.19
50.402523.07
Tabel 4. 18 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm dalam pengulangan ketiga
nom(kg)t3
10.158714.81
20.216617.04
30.28119.17
40.34121.14
50.402523.06
Tabel 4. 19 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm dalam pengulangan keempat
nom(kg)t4
10.158714.94
20.216616.93
30.28119.2
40.34121.17
50.402523.07
Tabel 4. 20 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm dalam pengulangan kelima
nom(kg)t5
10.158714.87
20.216617.01
30.28119.19
40.34121.2
50.402523.05
4.2 Perhitungan
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapatkan konstanta sebagai berikut:
4.2.1 Perhitungan Pegas Kecil Dinamis
Dari Tabel 4.11 diketahui m=0.1587 kg
t=11.25 s
T = = = 0.75 s
Ditanya : konstanta pegas (k)=?
Dijawab : Tabel 4. 21 Perhitungan konstanta Pegas dengan diameter 2,5 cm dalam pengulangan pertama
nom(kg)t1Tk
10.158711.250.7511.12689
20.216613.030.86866711.32065
30.28114.750.98333311.46104
40.34116.161.07733311.58707
50.402517.431.16211.75636
rata-rata11.4504
Tabel 4. 22 Perhitungan konstanta Pegas dengan diameter 2,5 cm dalam pengulangan kedua
nom(kg)t2Tk
10.158711.240.74933311.14669
20.216613.10.87333311.19999
30.28114.660.97733311.6022
40.34116.171.07811.57274
50.402517.441.16266711.74288
rata-rata11.4529
Tabel 4. 23 Perhitungan konstanta Pegas dengan diameter 2,5 cm dalam pengulangan ketiga
nom(kg)t3Tk
10.158711.230.74866711.16656
20.216613.250.88333310.94784
30.28114.640.97611.63392
40.34116.171.07811.57274
50.402517.521.16811.63589
rata-rata11.39139
Tabel 4. 24 Perhitungan konstanta Pegas dengan diameter 2,5 cm dalam pengulangan keempat
nom(kg)t4Tk
10.158711.170.74466711.28684
20.216613.050.8711.28598
30.28114.640.97611.63392
40.34116.061.07066711.73181
50.402517.31.15333311.93371
rata-rata11.57445
Tabel 4. 25 Perhitungan konstanta Pegas dengan diameter 2,5 cm dalam pengulangan kelima
nom(kg)t5Tk
10.158711.330.75533310.97031
20.216613.20.8811.03094
30.28114.580.97211.72987
40.34116.071.07133311.71722
50.402517.331.15533311.89243
rata-rata11.46815
4.2.2 Perhitungan Pegas Besar Dinamis
Dari Tabel 4.16 diketahui m=0.1587 kg
t=14.97 s
T= = = 0. 998 s
Ditanya : konstanta pegas (k)=?
Dijawab : = 6.283985
Tabel 4. 26 Perhitungan konstanta Pegas dengan diameter 3,06 cm dalam pengulangan pertama
nom(kg)t1Tk
10.158714.970.9986.283985
20.216616.911.1273336.721606
30.28119.161.2773336.792304
40.34121.161.4106676.758104
50.402523.071.5386.710772
6.653354
Tabel 4. 27 Perhitungan konstanta Pegas dengan diameter 3,06 cm dalam pengulangan kedua
nom(kg)t2Tk
10.158714.810.9873336.420497
20.216617.031.1353336.627214
30.28119.151.2766676.7994
40.34121.191.4126676.738982
50.402523.071.5386.710772
6.659373
Tabel 4. 28 Perhitungan konstanta Pegas dengan diameter 3,06 cm dalam pengulangan ketiga
nom(kg)t3Tk
10.158714.810.9873336.420497
20.216617.041.1366.619437
30.28119.171.2786.785219
40.34121.141.4093336.770897
50.402523.061.5373336.716594
6.662529
Tabel 4. 29 Perhitungan konstanta egas dengan diameter 3,06 cm dalam pengulangan keempat
nom(kg)t4Tk
10.158714.940.9966.309247
20.216616.931.1286676.705734
30.28119.21.286.764032
40.34121.171.4113336.751721
50.402523.071.5386.710772
6.648301
Tabel 4. 30 Perhitungan konstanta Pegas dengan diameter 3,06 cm penambahan dan pengurangan dalam pengulangan kelima
nom(kg)t5Tk
10.158714.870.9913336.368788
20.216617.011.1346.642807
30.28119.191.2793336.771084
40.34121.21.4133336.732626
50.402523.051.5366676.722423
6.647545
4.2.3 Perhitungan Pegas Kecil Statis
Dari Tabel 4.1 diketahui m=0.0582 kg
g = 9.8 m/s2Ditanya : konstanta pegas (k)=?
Dijawab : Tabel 4. 31 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm pengulangan pertamaNo.m1 (penambahan)delta x1k1m2 (pengurangan)delta x2k2
1.0.05820.04712.135320.3020.25211.74444
2.0.11610.09611.851880.24050.211.7845
3.0.18050.14712.033330.18050.14612.11575
4.0.24050.211.78450.11610.09511.97663
5.0.3020.25211.744440.05820.04811.8825
11.9098911.90077
Tabel 4. 32 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm pengulangan keduaNo.m1 (penambahan)delta x1k1m2 (pengurangan)delta x2k2
1.0.05820.04712.135320.3020.25211.74444
2.0.11610.09711.729690.24050.20311.61034
3.0.18050.1511.792670.18050.1511.79267
4.0.24050.20411.553430.11610.09511.97663
5.0.3020.25211.744440.05820.04712.13532
11.7911111.85188
Tabel 4. 33 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm pengulangan ketiga
No.m1 (penambahan)delta x1k1m2 (pengurangan)delta x2k2
1.0.05820.04712.135320.3020.2511.8384
2.0.11610.09611.851880.24050.19911.84372
3.0.18050.15111.714570.18050.14911.87181
4.0.24050.19412.148970.11610.09611.85188
5.0.3020.2511.83840.05820.04712.13532
11.9378311.90822
Tabel 4. 34 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm pengulangan keempat
no.m1 (penambahan)delta x1k1m2 (pengurangan)delta x2k2
1.0.05820.04712.135320.3020.25211.74444
2.0.11610.09811.610.24050.211.7845
3.0.18050.1511.792670.18050.1511.79267
4.0.24050.211.78450.11610.09911.49273
5.0.3020.25211.744440.05820.04811.8825
11.8133911.73937
Tabel 4. 35 Data Pegas dengan diameter 2,5 cm pengulangan kelima
no.m1 (penambahan)delta x1k1m2 (pengurangan)delta x2k2
1.0.05820.04712.135320.3020.25111.79124
2.0.11610.09911.492730.24050.211.7845
3.0.18050.1511.792670.18050.1511.79267
4.0.24050.211.78450.11610.09611.85188
5.0.3020.25111.791240.05820.04712.13532
11.7992911.87112
4.2.4 Perhitungan Pegas Besar Dengan cara Statis
Dari Tabel 4.6 diketahui m=0.0582 kg
= 0.078 m
g = 9.8 m/s2Ditanya : konstanta pegas (k)=?
Dijawab : = 7.312308Tabel 4. 36 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm pengulangan pertama
no.m1 (penambahan)delta x1k1m2(pengurangan)delta x2k2
1.0.05820.0787.3123080.290.4096.948655
2.0.10860.1596.6935850.23570.3297.020851
3.0.17350.2456.940.17350.2456.94
4.0.23570.3287.0422560.10860.3283.244756
5.0.290.4096.9486550.05820.0797.219747
6.9873616.274802
Tabel 4. 37 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm pengulangan kedua
no.m1 (penambahan)delta x1k1m2 (pengurangan)delta x2k2
1.0.05820.0797.2197470.290.4076.982801
2.0.10860.166.651750.23570.336.999576
3.0.17350.2476.8838060.17350.2476.883806
4.0.23570.3297.0208510.10860.166.65175
5.0.290.4076.9828010.05820.087.1295
6.9517916.929486
Tabel 4. 38 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm pengulangan ketiga
no.m1 (penambahan)delta x1k1m2 (pengurangan)delta x2k2
1.0.05820.0797.2197470.290.4086.965686
2.0.10860.1596.6935850.23570.3277.063792
3.0.17350.2456.940.17350.2466.911789
4.0.23570.3287.0422560.10860.1576.778854
5.0.290.4086.9656860.05820.0787.312308
6.9722557.006486
Tabel 4. 39 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm pengulangan keempat
no.m1 (penambahan)delta x1k1m2 (pengurangan)delta x2k2
1.0.05820.0787.3123080.290.4086.965686
2.0.10860.1566.8223080.23570.336.999576
3.0.17350.2446.9684430.17350.2456.94
4.0.23570.3287.0422560.10860.166.65175
5.0.290.4086.9656860.05820.0797.219747
7.02226.955352
Tabel 4. 40 Data Pegas dengan diameter 3,06 cm pengulangan kelima
no.m1 (penambahan)delta x1k1m2 (pengurangan)delta x2k2
1.0.05820.0777.4072730.290.4096.948655
2.0.10860.1596.6935850.23570.336.999576
3.0.17350.2456.940.17350.15610.89936
4.0.23570.336.9995760.10860.1596.693585
5.0.290.4096.9486550.05820.0787.312308
6.9978187.770697
4.3Grafik
4.4 Pembahasan
Percobaan tetapan pegas (G2) ini bertujuan guna mengetahui tetapan pegas suatu benda.
Yang mana dalam percobaan ini digunakan beberapa alat yaitu: pegas spiral 2 buah (besar dan kecil), ember kecil, anak timbangan, stopwatch, statip, dan timbangan standart. Dimana ember kecil berfungsi guna menggantungkan beban pada pegas, anak timbangan berfungsi sebagai beban, stopwatch berfungsi guna mencatat waktu yang dibutuhkan selama 15 kali getaran, statip berfungsi sebagai penyangga yang digunakan untuk menggantungkan pegas, dan timbangan standart berfungsi guna menimbang massa beban. Dan langkah langkah yang dilakukan dalam percobaan ini terbai menjadi dua yaitu cara statis dan dinamis. Untuk cara statis langkah yang pertama ialah menimbang dan mencatat seluruh beban. Kemudian menggantungkan pegas spiral pada statip dan menggantunkan ember pada pegas. Setelah itu satu beban digantungkan pada ember dan dicatat pertambahan panjang pegas tersebut. Percobaan diulangi sebanyak 5 kali dan diulangi juga pada penambahan dan pengurangan beban. Dan cara yang kedua yaitu cara dinamis dimana langkah-langkahnya ialah sebagai berikut: setelah semua beban ditimbang dan dicatat massanya kemudian pegas digantungkan pada statip, kemudian ember digantungkan pada pegas dan diberi beban. Setelah itu diberi simpangan dan digetarkan sebanyak 15 kali. Serta dicatat waktu yang dibutuhkan dalam 15 kali getaran tersebut. Percobaan ulangi sebanyak 5 kali serta diulangi pula pada penambahan dan pengurangan beban.
Dalam percobaan statis data yang didapatkan ialah pertambahan panjang pada setiap penambahan atau pengurangan beban. Sedangkan data yang diperoleh pada percobaan dinamis ialah waktu yang dibutuhkan guna mencapai 15 getaran pada simpangan 10 cm.
Dari data-data yang telah ada kita dapat mengetahui besarnya tetapan pegas (k). Ketetapan pegas dapat diperolah menggunakan hokum hooke. Sedangkan pada percobaan cara dinamis kita dapat mengetahui nilai tetapan pegas (k) dengan mencari periode (T) terlebih dahulu. Dan kemudian dapat diketahui nilai tetapan pegas tersebut dengan menggunakan periode yang telah dihitung.
Hasil percobaan tetapan pegas dengan cara statis dan dinamis ialah sebagai berikut : yang pertama tetapan pegas yang diperoleh dari cara statis pada pegas kecil adalah 11.8503 N/m dan pada pegas besar adalah 11.85427181 N/m. Kemudian yang kedua, tetapan pegas yang diperoleh dari cara dinamis pegas kecil adalah 6.986285 N/m dan pegas besar adalah 6.98736445 N/m.Dari percobaan cara statis maupun cara dinamis seharusnya mempunyai nilai yang sama. Namun pada kenyataannya berbeda. Hal ini terjadi mungkin karena kurangnya keakurasian pada saat pengambilan data, kurangnya keakurasian alat serta kondisi lain seperti pegas tidak dalam keadaan lurus pada saat akan terjadi getaran dan gesekan udara diabaikan yang mana pada keadaan sesungguhnya tidaklah demikian. Berdasarkan data yang diperoleh dapat dibuat grafik x sebagai fungsi dai w. dimana x sebagai absis, w sebagai ordinat, dan gradiennya merupakan k (konstanta) pegas.
BAB VKESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :Dari percobaan tetapan pegas yang telah di lakukan didapatkan kesimpulan bahwa
1. Tiap-tiap pegas memiliki tetapan pegas yang berbeda-beda.2. Nilai tetapan pegas cara statis pada pegas kecil adalah 11.8503 N/m.3. Nilai tetapan pegas cara statis pada pegas besar adalah 11.85427181 N/m. 4. Nilai tetapan pegas cara dinamis pada pegas kecil adalah 6.986285 N/m.5. Nilai tetapan pehas cara dinamis pada pegas besar adalah 6.98736445 N/m.
6. Dari percobaan tersebut dapat juga disimpulkan bahwa penambahan beban sebanding dengan pertambahan panjang.
DAFTAR PUSTAKA(http://portal.fi.itb.ac.id/cps/)031212.15.30 WIB(http://winof.wordpress.com/2011/01/10/macam-macam-pegas/)011212.20.55 WIB
(http://www.sarjanaku.com/2010/10/konstanta-pegas.html)061212.03.30 WIB
Alonso, Marcelo.1980.Dasar-dasar Fisika Universitas.Jakarta:Erlangga.
Bueche, Frederick J.2006.Fisika Universitas.Jakarta:Erlangga.
Giancoli, dauglas C.1998.Fisika.Jakarta:Erlangga
Halliday, David.1998.FISIKA.Erlangga: Jakarta.Halliday, David.1999.FISIKA.Erlangga: Jakarta.Pauliza, Osa.2008.Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan.Bandung:Grafindo Media Pratama.
Saripudin, Aip.2008.Praktis Belajar Fisika.Bandung:Visindo Media Persada.
Sears, F. Weston.1962.University Physics.New York:Addison-Wesley Publishing Company.
RALATBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh ralat sebagai berikut :1. Ralat pegas statis dengan diameter 2,5 cm penambahan simpangan 10 cmRalat mutlak0,12
Ralat nisbi2,620087
Keseksamaan97,37991
Ralat mutlak0,02
Ralat nisbi0,2079
Keseksamaan99,7921
Ralat mutlak0,07746
Ralat nisbi0,516398
Keseksamaan99,4836
Ralat mutlak0,183303
Ralat nisbi0,914686
Keseksamaan99,08531
(-)(-)2
4,14,58-0,480,2304
4,74,580,120,0144
4,74,580,120,0144
4,74,580,120,0144
4,74,580,120,0144
4,580,288
(-)(-)2
9,69,62-0,020,0004
9,79,620,080,0064
9,69,62-0,020,0004
9,69,62-0,020,0004
9,69,62-0,020,0004
9,620,008
(-)(-)2
14,715-0,30,09
15,1150,10,01
15,1150,10,01
15,1150,10,01
151500
150,12
(-)(-)2
2020,04-0,040,0016
20,420,040,360,1296
20,420,040,360,1296
19,420,04-0,640,4096
2020,04-0,040,0016
20,040,672
(-)(-)2
25,225,160,040,0016
25,225,160,040,0016
25,225,160,040,0016
2525,16-0,160,0256
25,225,160,040,0016
25,160,032
Ralat mutlak0,04
Ralat nisbi0,158983
Keseksamaan99,84102
2. Ralat pegas statis dengan diameter 2,5 cm pengurangan
(-)(-)2
25,225,140,060,0036ralat mutlak0,017889
25,225,140,060,0036ralat nisbi0,071156
2525,14-0,140,0196keseksamaan99,92884
25,225,140,060,0036
25,125,14-0,040,0016
25,140,0064
(-)(-)2
2020,04-0,040,0016ralat mutlak0,067823
20,320,040,260,0676ralat nisbi0,33844
19,920,04-0,140,0196keseksamaan99,66156
2020,04-0,040,0016
2020,04-0,040,0016
20,040,092
14,614,9-0,30,09ralat mutlak0,07746
1514,90,10,01ralat nisbi0,519864
14,914,900keseksamaan99,48014
1514,90,10,01
1514,90,10,01
14,90,12
(-)(-)2
9,59,62-0,120,0144ralat mutlak0,073485
9,59,62-0,120,0144ralat nisbi0,763874
9,69,62-0,020,0004keseksamaan99,23613
9,99,620,280,0784
9,69,62-0,020,0004
9,620,108
4,84,740,060,0036ralat mutlak0,024495
4,74,74-0,040,0016ralat nisbi0,51677
4,74,74-0,040,0016keseksamaan99,48323
4,84,740,060,0036
4,74,74-0,040,0016
4,740,012
3. Ralat pegas statis dengan diameter 3,06 cm penambahan
(-)(-)2
7,8-0,020,0004ralat mutlak0,037417
7,90,080,0064ralat nisbi0,478473
7,90,080,0064keseksamaan99,52153
7,8-0,020,0004
7,7-0,120,0144
= 7,82(-)2= 0,028
(-)(-)2
15,90,10,01ralat mutlak0,083666
160,20,04ralat nisbi0,529532
15,90,10,01keseksamaan99,47047
15,6-0,20,04
15,6-0,20,04
= 15,8= 0,14
(-)(-)2
24,50,040,0016ralat mutlak0,064031
24,70,240,0576ralat nisbi0,260714
24,50,040,0016keseksamaan99,73929
24,60,140,0196
24,50,040,0016
= 24,56= 0,082
(-)(-)2
32,8-0,020,0004ralat mutlak0,037417
32,90,080,0064ralat nisbi0,114005
32,8-0,020,0004keseksamaan99,88599
32,7-0,120,0144
32,90,080,0064
= 32,82= 0,028
(-)(-)2
40,90,120,0144ralat mutlak0,037417
40,7-0,080,0064ralat nisbi0,091752
40,80,020,0004keseksamaan99,90825
40,7-0,080,0064
40,80,020,0004
= 40,78= 0,028
4. Ralat pegas statis dengan diameter 3,06 cm pengurangan
(-)
40,90,120,0144ralat mutlak0,037417
40,7-0,080,0064ralat nisbi0,091752
40,80,020,0004Keseksamaan99,90825
40,7-0,080,0064
40,80,020,0004
= 40,78= 0,028
(-)(-)2
32,90,020,0004ralat mutlak0,04899
330,120,0144ralat nisbi0,148996
32,7-0,180,0324Keseksamaan99,851
32,90,020,0004
32,90,020,0004
= 32,88= 0,048
(-)
24,5-0,10,01ralat mutlak0,031623
24,70,10,01ralat nisbi0,128548
24,600keseksamaan99,87145
24,600
24,600
= 24,6= 0,02
(-)(-)2
15,90,020,0004ralat mutlak0,05831
160,120,0144ralat nisbi0,367188
15,7-0,180,0324keseksamaan99,63281
160,120,0144
15,8-0,080,0064
15,88= 0,068
(-)
7,90,020,0004ralat mutlak0,037417
80,120,0144ralat nisbi0,47483
7,8-0,080,0064keseksamaan99,52517
7,90,020,0004
7,8-0,080,0064
= 7,88= 0,028
Ralat pegas dinamis dengan diameter 2,5 cm dan simpangan 10 cm
(-)(-)2
8,05-0,110,0121ralat mutlak0,049497
8,260,10,01ralat nisbi0,606587
8,270,110,0121keseksamaan99,39341
8,180,020,0004
8,04-0,120,0144
= 8,16= 0,049
(-)
11,250,0060,000036ralat mutlak0,025612
11,24-0,0040,000016ralat nisbi0,227788
11,23-0,0140,000196keseksamaan99,77221
11,17-0,0740,005476
11,330,0860,007396
=11,244= 0,01312
(-)
13,03-0,0960,009216ralat mutlak0,042732
13,1-0,0260,000676ralat nisbi0,32555
13,250,1240,015376keseksamaan99,67445
13,05-0,0760,005776
13,20,0740,005476
=13,126= 0,03652
(-)
14,750,0960,009216ralat mutlak0,027495
14,660,0060,000036ralat nisbi0,187631
14,64-0,0140,000196keseksamaan99,81237
14,64-0,0140,000196
14,58-0,0740,005476
=14,654= 0,01512
(-)
16,160,0340,001156ralat mutlak0,02502
16,170,0440,001936ralat nisbi0,155153
16,170,0440,001936keseksamaan99,84485
16,06-0,0660,004356
16,07-0,0560,003136
=16,126= 0,01252
(-)(-)2
17,430,0260,000676ralat mutlak0,039825
17,440,0360,001296ralat nisbi0,228824
17,520,1160,013456keseksamaan99,77118
17,3-0,1040,010816
17,33-0,0740,005476
17,404= 0,03172
Ralat pegas dinamis dengan diameter 3,06 cm dan simpangan 10 cm
(-)(-)2
12,60,110,0121ralat mutlak0,036469
12,530,040,0016ralat nisbi0,291987
12,38-0,110,0121keseksamaan99,70801
12,47-0,020,0004
12,47-0,020,0004
= 12,49= 0,0266
(-)(-)2
14,970,090,0081ralat mutlak0,032863
14,81-0,070,0049ralat nisbi0,220856
14,81-0,070,0049keseksamaan99,77914
14,940,060,0036
14,87-0,010,0001
= 14,88= 0,0216
(-)(-)2
16,91-0,0740,005476ralat mutlak0,026758
17,030,0460,002116ralat nisbi0,157549
17,040,0560,003136keseksamaan99,84245
16,93-0,0540,002916
17,010,0260,000676
= 16,984= 0,01432
(-)(-)2
19,16-0,0140,000196ralat mutlak0,009274
19,15-0,0240,000576ralat nisbi0,048366
19,17-0,0040,000016keseksamaan99,95163
19,20,0260,000676
19,190,0160,000256
= 19,174= 0,00172
(-)(-)2
21,16-0,0120,000144ralat mutlak0,010677
21,190,0180,000324ralat nisbi0,05043
21,14-0,0320,001024keseksamaan99,94957
21,17-0,0020,000004
21,20,0280,000784
= 21,1720,00228
(-)(-)2
23,070,0060,000036ralat mutlak0,004
23,070,0060,000036ralat nisbi0,017343
23,06-0,0040,000016keseksamaan99,98266
23,070,0060,000036
23,05-0,0140,000196
= 23,064= 0,00032
i
ii
iii
iv
1
2
3
4
5
Gambar 2.1. Posisi Pegas Saat Diberikan Beban
6
Gambar. 2.2. Pegas Daun
Gambar. 2.4. Pegas Koil beda diameter
7
Gambar. 2.6. Pegas Puntir
Gambar. 2.5. Pegas Puntir pada mobil
8
Gambar. 2.8. Detail Pegas Hidropneumatis
Gambar. 2.7. Pegas Hidropneumatis pada mobil
8
9
10
Keterangan gambar rancangan percobaan :
Statip
Mistar (penggaris)
Pegas
Ember
Beban pemberat
Gambar. 3.1. Rangkaian pegas dengan beban
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
233
24
25
26
27
28
iv1