PEMANTAUAN DAN EVALUASI
CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM
PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN
TRIWULAN I 2016
KEMENTERIAN PERTANIAN-RI
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN
1
I. PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Fungsi utama Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dalam mendukung
pembangunan pertanian adalah menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang peningkatan produksi padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan
lainnya. Sasaran produksi tahun 2016 untuk padi 76,28 juta ton gabah kering giling,
jagung 21,3 juta ton pipilan kering dan kedelai 1.5 juta ton biji kering.
Dalam rangka pencapaian produksi tersebut maka fokus pembangunan tanaman
pangan tahun 2016 adalah: (1) mendorong peningkatan produksi melalui kegiatan
budidaya padi, jagung, dan kedelai; (2) mendorong pemanfaatan lahan tanaman
pangan (PAT); (3) memperkuat penyediaan benih; (4) meningkatkan penanganan
pasca panen; (5) memperkuat penanganan daerah rawan OPT dan DPI; (6)
meingkatkan penanganan pengolahan dan pemasaran tanaman pangan; (7)
memperkuat pendataan statistik.
Sebagaimana yang dijelaskan di atas, perbenihan merupakan unsur pendukung dan
memiliki peranan sangat penting dalam pencapaian produksi yang ditetapkan,
dimana salah satu strategi pencapaian sasaran adalah melalui peningkatan
produktivitas dengan penggunaan varietas unggul bersertifikat.
Sesuai tugas dan fungsinya seperti yang dijelaskan pada Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian, pelaksanaan kegiatan di bidang perbenihan yang mengacu
pada fungsi Direktorat Perbenihan berorientasi pada pengelolaan sistem penyediaan
benih.
Pada tahun 2016 kegiatan pengelolaan sistem penyediaan benih didukung oleh
beberapa sub-sub kegiatan diantaranya: (1) Perbanyakan Benih Sumber; (2)
Penguatan Desa Mandiri Benih; (3) Pengembangan Desa Mandiri Benih; (4)
Penilaian Varietas, Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan; (5)
Pembinaan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan kegiatan perbenihan.
Guna mewujudkan capaian strategis khususnya dalam mendukung program
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu program peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan
2
swasembada berkelanjutan, disusun Perjanjian Kinerja (PK) Direktur Perbenihan
Tanaman Pangan tahun 2016 dan merupakan lembar/dokumen yang berisikan
penugasan dari Direktur Jenderal Tanaman Pangan untuk melaksanakan
program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja berdasarkan tugas, fungsi
dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Perjanjian Kinerja (PK) Direktur
Perbenihan Tanaman Pangan Tahun 2016 sedang dalam proses penandatanganan
sebagaimana terdapat pada lampiran.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk:
1. Mengetahui perkembangan pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capaian
Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan I Tahun 2016.
2. Mengetahui kendala dan masalah yang terjadi atas pelaksanaan Pemantauan
dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan I Tahun
2016.
3. Mendapatkan masukan untuk umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam
rangka perencanaan Pembangunan Pertanian ke depan.
1.3. Ruang Lingkup Laporan
Ruang lingkup penulisan laporan ini adalah perkembangan pelaksanaan
Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perbenihan
Tanaman Pangan Triwulan I Tahun 2016.
3
II. CAPAIAN KINERJA
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan yang
menjadi sasaran dalam menunjang program peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu tanaman pangan untuk mencapai swasembada dan swasembada
berkelanjutan dipantau secara berkala dan dilaporkan setiap triwulan.
2.1. Sasaran Indikator Kinerja 1: Perbanyakan Benih Sumber
Perbanyakan benih sumber tanaman pangan dilaksanakan di 31 provinsi. Target
perbanyakan benih sumber pada PK Direktorat Perbenihan Tahun 2016 seluas 530
ha terealisasi 54,50 ha (10,28%). Kegiatan yang mendukung perbanyakan benih
sumber selain usaha tani untuk perbanyakan benih antara lain : administrasi balai
benih, optimalisasi sarana dan prasarana, dan pembinaan.
Sesuai dengan fungsinya maka Balai Benih Provinsi dapat memproduksi dua kelas
benih yaitu: (1) Kelas Benih Dasar (BD) (perbanyakan Benih Penjenis (BS) ke BD)
dan (2) kelas Benih Pokok (BP) (perbanyakan BD ke BP). Benih sumber untuk
perbanyakan benih adalah BS, yang berasal dari institusi Badan Litbang Pertanian
atau untuk penyedia BS lain. Selanjutnya Balai Benih memproduksi benih sumber
(BD dan BP) sesuai aturan yang ditetapkan. Benih sumber yang dihasilkan Balai
Benih Provinsi dapat disalurkan ke Balai Benih Kabupaten/Kota atau produsen benih
swasta/BUMN dan penangkar benih yang memproduksi Benih Sebar (BR).
2.2. Sasaran Indikator Kinerja 1: Luas Areal Sertifikasi benih Tanaman Pangan
(Ha)
Berdasarkan target benih yang tersertifikasi pada PK Direktorat Perbenihan Tahun
2016 seluas 67.567 Ha terealisasi 28.460,84 ha (42,12%). Beberapa kegiatan yang
mendukung indikator kinerja jumlah benih yang tersertifikasi yaitu: Perbanyakan
Benih Sumber, Pengembangan Desa Mandiri Benih, Penguatan Desa Mandiri
Benih, dan Pengawalan Penyediaan Benih Kedelai Bersertifikat.
4
Tabel 1. Realisasi Indikator Kinerja Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan
Triwulan I Tahun 2016
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Luas lahan yang tersedia untuk
perbanyakan benih sumber terbatas,
sehingga perbanyakan benih sumber
dilakukan sesuai jadwal tanam dan musim
tanam
2
Data rencana dan realisasi perbanyakan
benih sumber yang dilakukan oleh Balai
Benih belum dilaporkan secara rutin dan
berkala kepada Direktorat Perbenihan,
sehingga informasi dan kendala yang
dialami di lapangan sulit diketahui.
2. Jumlah Benih yang
Tersertifikasi (Ha)67.567 10.885,41 15.306,42 2.269,01 42,12
10,282,00 29,50 23,00
Kemajuan
Pelaksanaan
(%)
Keterangan Permasalahan
1 Terselenggaranya
sistem pembinaan
lembaga perbenihan
tanaman pangan yang
efisien di lokasi
penerapan budidaya
tanaman pangan yang
tepat.
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Realisasi Bulan
1. Jumlah Perbanyakan
Benih Sumber (Ha)
530
2.3. Capaian Indikator Pendukung
2.3.1. Pengembangan Desa Mandiri Benih
Seabagaimana yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019 kegiatan Pengembangan
Desa Mandiri Benih merupakan salah satu kegiatan yang diharapkan dapat
mendukung pencapaian sasaran produksi dan merupakan salah satu upaya
pemecahan masalah dari aspek perbenihan. Selain itu diharapkan akan tumbuh
kelompok penangkar atau gabungan kelompok penangkar yang mampu
menyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan benih di wilayah masing-masing.
Tujuan kegiatan pengembangan desa mandiri benih adalah memberikan fasilitasi
kepada kelompok tani, kelompok penangkar atau gabungan kelompok tani dengan
5
kelompok penangkar untuk meningkatkan kapasitas (capacity building) dalam
rangka memproduksi benih guna memenuhi kebutuhan benih di wilayahnya.
Pada Tahun Anggaran 2016 pelaksanaan kegiatan Pengembangan Desa Mandiri
Benih sebanyak 138 unit/desa di 25 provinsi, indikator keberhasilan diukur dalam
satuan unit, yaitu unit (kelompok) penangkar benih padi. Bantuan sarana produksi
dan lainnya, sarana/peralatan, pengolahan dan pengemasan, gudang dan lantai
jemur, jasa konsultan (perencanaan dan pengawasan), verifikasi CPCL dan
pembinaan. Alokasi kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Benih Tahun Anggaran
2016 sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel 1. Alokasi Kegiatan Pengembangan Desa Mandiri Benih Tahun Anggaran
2016
(DESA/UNIT) LUAS (Ha)
ACEH 8 80
SUMATERA UTARA - -
SUMATERA BARAT 5 50
RIAU 8 80
JAMBI 2 20
SUMATERA SELATAN 10 100
BENGKULU 2 20
LAMPUNG 3 30
KEP BANGKA BELITUNG - -
JAWA BARAT 10 100
JAWA TENGAH - -
DI YOGYAKARTA - -
JAWA TIMUR 10 100
BANTEN 2 20
BALI - -
NUSA TENGGARA BARAT 3 30
NUSA TENGGARA TIMUR 2 20
KALIMANTAN BARAT 3 30
KALIMANTAN TENGAH 9 90
KALIMANTAN SELATAN 11 110
KALIMANTAN TIMUR 4 40
SULAWESI UTARA 10 100
SULAWESI TENGAH 3 30
SULAWESI SELATAN 7 70
SULAWESI TENGGARA 2 20
GORONTALO 10 100
SULAWESI BARAT 2 20
MALUKU - -
MALUKU UTARA 8 80
PAPUA 2 20
PAPUA BARAT 2 20
138 1.380
24
25
J U M L A H
19
20
21
22
28
23
18
12
9
10
15
11
12
13
14
15
16
17
11
1
2
2
3
4
PENGEMBANGAN DMB
5
6
7
9
8
NO PROVINSI
6
Sampai dengan triwulan I tahun 2016, realisasi kegiatan pengembangan desa
mandiri benih sebagai berikut:
1. Diterbitkannya Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
207.1/HK.140/C/02/2016 tentang Pedoman Teknis Pengembangan Desa Mandiri
Benih Tahun Anggaran 2016.
2. Dalam proses penyusunan Daftar Usulan Penerima Bantuan Pengembangan
Desa Mandiri Benih, dan pengumpulan serta verifikasi Calon Petani/Calon
Lokasi.
3. Proses penyusunan Surat Keputusan Kepala Dinas Pertanian Provinsi tentang
Penerima Bantuan Pengembangan Desa Mandiri Benih.
2.3.2. Penguatan Desa Mandiri Benih
Kegiatan Desa Mandiri Benih telah dialokasikan mulai TA 2015, yaitu sebanyak
seribu unit/desa yang tersebar di 31 provinsi/356 kabupaten/kota. Agar kegiatan
tersebut tetap berkelanjutan dan semakin lebih baik lagi, maka pada TA 2016
dialokasikan kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih yaitu dengan memberikan
bantuan benih sumber, sarana pelengkap gudang, dan peningkatan
kemampuan/pelatihan produksi benih bagi kelompoktani/kelompok penangkar atau
gabungan kelompoktani dengan kelompok penangkar penerima bantuan
Pengembangan Seribu Desa Mandiri Benih TA 2015. Ke depan diharapkan akan
tumbuh kelompoktani/kelompok penangkar atau gabungan kelompoktani dengan
kelompok penangkar yang mampu menyediakan benih untuk memenuhi kebutuhan
benih di desanya.
Tujuan kegiatan pengembangan desa mandiri benih adalah memberikan fasilitasi
kepada kelompok tani, kelompok penangkar atau gabungan kelompok tani dengan
kelompok penangkar untuk meningkatkan kapasitas (capacity building) dalam
rangka memproduksi benih guna memenuhi kebutuhan benih di wilayahnya.
Kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih pada TA 2016 dialokasikan sebanyak 995
unit/desa di 31 provinsi. Lokasi dan pelaksana kegiatan Penguatan Desa Mandiri
Benih adalah sama dengan lokasi dan pelaksana kegiatan Pengembangan Seribu
Desa Mandiri Benih TA 2015. Komponen kegiatan pendukung pelaksanaan
7
penguatan diantaranya: pelatihan, pemberian bantuan benih dan pengadaan sarana
dan prasarana gudang. Oleh karena itu sub-sub output yang diharapkan adalah: (1)
tersusunnya pedoman pelaksanaan, (2) terlaksananya pelatihan penguatan desa
mandiri benih di 31 provinsi, dan (3) terlaksananya bantuan benih untuk areal 10.000
ha dan pengadaan sarana dan prasarana gudang. Alokasi kegiatan Penguatan Desa
Mandiri Benih Tahun Anggaran 2016 sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel 2. Alokasi Kegiatan Penguatan Desa Mandiri Benih Tahun Anggaran
2016
(DESA/UNIT) LUAS (Ha)
ACEH 54 540
SUMATERA UTARA 46 460
SUMATERA BARAT 60 600
RIAU 25 250
JAMBI 25 250
SUMATERA SELATAN 50 500
BENGKULU 25 250
LAMPUNG 54 540
KEP BANGKA BELITUNG 10 100
JAWA BARAT 55 550
JAWA TENGAH 54 540
DI YOGYAKARTA 15 150
JAWA TIMUR 55 550
BANTEN 17 170
BALI 6 60
NUSA TENGGARA BARAT 35 350
NUSA TENGGARA TIMUR 34 340
KALIMANTAN BARAT 42 420
KALIMANTAN TENGAH 30 300
KALIMANTAN SELATAN 40 400
KALIMANTAN TIMUR 27 270
SULAWESI UTARA 28 280
SULAWESI TENGAH 30 300
SULAWESI SELATAN 50 500
SULAWESI TENGGARA 25 250
GORONTALO 20 200
SULAWESI BARAT 22 220
MALUKU 12 120
MALUKU UTARA 15 150
PAPUA 18 180
PAPUA BARAT 16 160
995 9.950
NO PROVINSIPENGUATAN DMB
11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
23
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
30
31
J U M L A H
24
25
26
27
28
29
8
Sampai dengan triwulan I tahun 2016, realisasi kegiatan penguatan desa mandiri
benih sebagai berikut:
1. Diterbitkannya Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
036/HK.150/C/01/2016 tentang Pedoman Teknis Penguatan Desa Mandiri Benih
Tahun Anggaran 2016.
2. Dalam proses pengadaan sarana produksi dan sarana pelengkap gudang.
3. Persiapan pelatihan produksi benih.
2.3.3. Pengawalan Penyediaan Benih Kedelai Bersertifikat
Saat ini penggunaan benih varietas unggul bersertifikat kedelai di beberapa daerah
masih rendah. Hal ini antara lain disebabkan karena lambatnya informasi, kurangnya
sosialisasi, tidak sesuai dengan keinginan petani dan agroklimat setempat,
keterbatasan ketersediaan benih, kurangnya kemampuan atau minat petani membeli
benih varietas unggul bersertifikat.
Sasaran produksi kedelai ditempuh melalui program intensifikasi dalam rangka
peningkatan produktivitas melalui kegiatan penerapan teknologi Pengelolaan
Tanaman Terpadu (PTT) dan Budidaya Jenuh Air (BJA), ekstensifikasi dalam rangka
Perluasan Areal Tanam kedelai melalui kegiatan Peningkatan Indeks Pertanaman
(PAT-PIP) pada lahan sawah, lahan kering maupun lahan baru.
Pada TA 2016 telah dialokasikan anggaran untuk melakukan pengawalan
penyediaan benih kedelai bersertifikat yang dialokasikan di Pusat, Dinas Pertanian
Provinsi dan instansi penyelenggara pengawasan dan sertifikasi benih (UPTD
BPSBTPH) berupa pembinaan dan pengawalan, koordinasi teknis serta bantuan
sertifikasi benih kedelai.
Tujuan kegiatan pengawalan penyediaan benih kedelai adalah :
a. Mendukung pelaksanaan program pengawalan penyediaan benih kedelai
bersertifikat dari program pengembangan kedelai tahun 2016.
b. Mendukung ketersediaan benih kedelai bersertifikat dalam rangka mencapai
sasaran produksi kedelai.
Kegiatan pengawalan penyediaan benih kedelai bersertifikat dilaksanakan di tingkat
pusat dan provinsi baik di Dinas Pertanian dan UPTD BPSBTPH di 13 provinsi yang
kegiatannya meliputi koordinasi teknis, pembinaan/ monitoring penyediaan benih
kedelai, inventarisasi dan pembinaan produsen benih kedelai. Tiga belas provinsi
tersebut yaitu Aceh, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan
9
Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara. Alokasi pengembangan kedelai di 13
provinsi sebagaimana pada tabel berikut.
Tabel 3. Alokasi Pengembangan Kedelai Di 13 Provinsi Tahun 2016
Intensifikasi
(Ha)
Ekstensifikasi
(Ha)
Budidaya Jenuh Air
(Ha)
Swadaya
(Ha)
1 Aceh 10.100 8.379 - - 18.479
2 Jambi 2.767 7.000 500 - 10.267
3 Sumatera Selatan 3.200 13.078 4.000 - 20.278
4 Lampung 3.714 895 213 4.822
5 Banten 3.350 6.890 - - 10.240
6 Jawa Barat 29.729 8.430 - - 38.159
7 Jawa Tengah 33.200 10.020 - - 43.220
8 Jawa Timur 59.810 97.925 - - 157.735
9 Nusa Tenggara Barat 36.356 27.626 - - 63.982
10 Nusa Tenggaran Timur 3.575 5.420 - - 8.995
11 Kalimantan Selatan 4.151 20.297 860 - 25.308
12 Sulawesi Selatan 27.000 26.950 - - 53.950
13 Sulawesi Utara 5.700 13.200 - - 18.900
222.652 246.110 5.573 - 474.335 JUMLAH
Kegiatan
Jumlah (Ha)Provinsi/KabupatenNo
Sampai dengan triwulan I tahun 2016, realisasi kegiatan pengawalan penyediaan
benih kedelai bersertifikat sebagai berikut:
1. Dibentuknya Tim Pengawalan Penyediaan Benih Kedelai Bersertifikat Tahun
Anggaran 2016 yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal
Tanaman Pangan Nomor : 25/KPA/SK.310/C/3/2016 tanggal 11 Maret 2016.
2. Proses penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Pengawalan Penyediaan Benih
Kedelai Bersertifikat.
10
III. PENUTUP
Dari hasil pemantauan triwulan I kegiatan sertifikasi benih telah melebihi target yang
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) yaitu 42,12% sedangkan perbanyakan
benih sumber telah terealisasi 10,28%.
Lampiran 1.
TW I TW II TW III TW IV
1. Jumlah perbanyakan benih
sumber (Ha)
530 54,50 10,28 1. Luas lahan yang tersedia untuk
perbanyakan benih sumber
terbatas, sehingga perbanyakan
benih sumber dilakukan sesuai
jadwal tanam dan musim tanam.
2.Data rencana dan realisasi
perbanyakan benih sumber yang
dilakukan oleh Balai Benih belum
dilaporkan secara rutin dan berkala
kepada Direktorat Perbenihan,
sehingga informasi dan kendala
yang dialami di lapangan sulit
diketahui.
2. Jumlah benih yang
tersertifikasi (Ha)
67.567 28.460,84 42,12
Realisasi Triwulan
PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2016TRIWULAN I
Kemajuan
Pelaksanaan *)
(%)
Keterangan **) Permasalahan
1 Terselenggaranya sistem
pembinaan lembaga
perbenihan tanaman pangan
yang efisien di lokasi
penerapan budidaya tanaman
pangan yang tepat.
No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
Lampiran 2.
INDIKATOR KINERJA: JUMLAH BENIH YANG TERSERTIFIKASI 67.567 Ha
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV
1 Penguatan desa mandiri benih (Unit) 995 - 20.448.352.000 -
2 Pengembangan desa mandiri benih (Unit) 138 - 28.980.000.000 -
3 Pengawalan penyediaan benih kedelai bersertifikat
(Provinsi)
13 - 11.000.000.000 -
No Kegiatan Pendukung
Fisik Anggaran (Rp.)
TargetRealisasi
PaguRealisasi