Download - Laporan Praktikum IV Mikter
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 1/15
A. PRAKTIKUM KE : 4
B. JUDUL : Flora Normal Tubuh Manusia
C. TUJUAN :
1. Untuk mengetahui keberadaan flora normal pada tubuh manusia.
2. Untuk mengetahui bentuk koloni flora normal tubuh manusia.
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Flora Normal
Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikroba
tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikroba yang
secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikrobiota (Pelczar,
2009: 545).
Kebanyakan mikroba asli di dalam tubuh manusia adalah komensal, mereka
memanfaatkan hubungan dengan inang, tetapi inangnya tidak terpengaruh. Mikroba
komensal memperoleh makanannya dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh
manusia (Pelczar, 2009: 547).
Menurut Massofa (2008), Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat
kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
a. Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous)
Yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian
tubuh tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu
tetap, baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti
semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme
komensalisme. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan
mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan
tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme
ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya.
Contohnya : Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporumovale, Candida
albicans.
b. Mikroorganisme sementara (transient flora)
Yaitu mikroorganisme nonpatogen atau potensial patogen yang berada di
kulit dan selaput lendir/mukosa selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau
minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat
disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak
menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 2/15
tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan
menimbulkan penyakit.
Tabel 1. Perbedaan antara flora bersifat menetap dan tidak menetap
Flora Menetap Flora Tidak Menetap
- Komensal (penting bagi
tubuh)
- Memegang peranan
tertentu dalam
mempertahankan
kesehatan dan fungsi
normal.
- Bila terganggu dari
tempatnya, maka floraakan segera tumbuh
kembali
- Tidak patogen atau cenderung
patogen
- Hanya dalam waktu tertentu
- Kurang berarti selama flora
penghuni normal utuh, bila
flora penghuni terganggu, flora
sementara dapat berploriferasi
menimbulkan sakit.
Menurut Pelczar (2009: 545), Mikrobiota normal tubuh manusia yang sehat perlu
diketahui karena alasan-alasan berikut:
a. Diketahuinya hal ini dapat membantu menduga macam infeksi yang mungkin timbul
setelah terjadinya kerusakan jaringan pada situs-situs yang khusus.
b. Hal ini memberikan petunjuk mengenai kemungkinan sumber dan pentingnya
mikroorganisme yang teramati pada beberapa infeksi klinis. Sebagai contoh,
Escherichia coli tidak berbahaya di dalam usus tetapi bila memasuki kandung kemih
dapat menyebabkan sistitis, suatu peradangan pada selaput lendir organ ini.
c. Hal ini dapat membuat kita menaruh perhatian lebih besar terhadap infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang merupakan mikrobiota normal atau asli pada
inang manusia.
2. Asal Mula Mikrobiota Manusia
Bila seekor hewan dilahirkan dengan pembedahan perut (caesarian operations), dan
dijaga supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikrobe, kemudian dipelihara di suatu
lingkungan bebas kuman serta diberi makan hanya makanan yang sudah disterilkan, maka
hewan tersebut tidak membentuk mikrobiota (Irianto, 2007: 164).
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 3/15
Pada keadaan alamiah, janin manusia mula-mula memperoleh mikroorganisme
ketika lewat sepanjang saluran lahir. Jasad-jasad renik itu diperolehnya melalui kontak
permukaan, penelanan atau penghisapan. Mikroba-mikroba ini segera disertai oleh mikroba-
mikroba lain dari banyak sumber yang langsung berada di sekeliling bayi yang baru lahir
tersebut. Mikroorganisme yang menemukan lingkungan yang sesuai, pada permukaan luar
atau dalam tubuh, dengan cepat berbiak dan menetap (Pelczar, 2009: 547).
Jadi di dalam waktu beberapa jam setelah lahir, bayi memperoleh flora mikroba
yang akan menjadi mikrobiota yang asli. Setiap bagian tubuh manusia, dengan kondisi
lingkungan yang khusus, dihuni berbagai macam mikroorganisme tertentu. Sebagai contoh,
di rongga mulut berkembang populasi mikroba alamiah yang berbeda dengan yang ada di
usus. Dalam waktu singkat, bergantung kepada faktor-faktor seperti berapa seringnya
dibersihkan, nutrisinya, penerapan prinsip-prinsip kesehatan, serta kondisi hidup, maka anak
tersebut akan mempunyai mikrobiota normal yang macamnya sama seperti yang ada pada
orang dewasa (Pelczar, 2009: 547).
Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung
dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan telinga.
1. Kulit
Kulit secara konstan berhubungan dengan bakteri dari udara atau dari benda-benda,
tetapi kebanyakan bakteri ini tidak tumbuh pada kulit karena kulit tidak sesuai untuk
pertumbuhannya. Pada umumnya bakteri yang ada pada kulit mampu bertahan hidup lama
karena kullit mengeluarkan substansi bakterisida. Sebagai contoh, kelenjar keringat
mengekskresikan lisozim, yaitu suatu enzim yang dapat menghancurkan sel bakteri.
Kelenjar lemak mengekskresikan lipid yang kompleks, yang diurai sebagian oleh beberapa
bakteri. (Irianto, Koes. 2006: 166).
Gambar 2. simbion mikroba utama yang dijumpai pada kulit manusia (sumber: (Pelczar,
Michael. 1988: 548).
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 4/15
Kulit manusia terlihat lebih mudah pecah atau rusak bila dibandingkan dengan kulit
hewan, seperti badak, gajah, dan kura-kura. Namun kulit manusia memiliki sifat sebagai
pertahanan (barier) yang sangat efektif terhadap infeksi. Dalam kenyataanya, tidak ada
bakteri yang dapat menembus kulit utuh yang ³telanjang´ tanpa pelindung.
(http://oelanakmyu.blogspot.com/2010/11/flora-normal-tubuh-manusia.html).
Kulit bersifat sedikit asam dengan pH 5 dan memiliki temperatur kurang dari 37°C.
Lapisan sel-sel yang mati akan membuat permukaan kulit secara konstan berganti sehingga
bakteri yang berada dibawah permukaan kulit tersebut akan juga dengan konstan terbuang
dengan sel mati. Lubang-lubang alami yang terdapat di kulit, seperti pori-pori, folikel rambut,
atau kelenjar keringat memberikan suatu lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri.
Namun lubang-lubang tersebut secara alami dilindungi oleh lisozim (enzim yang dapat
merusak peptidoglikan bakteri yang merupakan unsur utama pembentuk dinding sel bakteri
gram positif) dan lipida toksik.
( http://oelanakmyu.blogspot.com/2010/11/flora-normal-tubuh-manusia.html)
Pelindung lain terhadap kolonialisasi kulit oleh bakteri patogen adalah mikroflora
normal kulit. Mikroflora tersebut merupakan suatu kumpulan dari bakteri nonpatogen yang
normal berkolonisasi pada setiap area kulit yang mampu mendukung pertumbuhan bakteri.
Bakteri patogen yang akan menginfeksi kulit harus mampu bersaing dengan mikroflora
normal yang ada untuk mendapatkan tempat kolonisasi serta nutrien untuk tumbuh dan
berkembang. Mikroflora normal kulit terutama terdiri dari bakteri gram positif. Tetapi bakteri
gram negatif seperti Escherichia coli yang habitatnya ada di dalam usus manusia, juga bisa
terdapat pada kulit manusia karena adanya kontaminasi kotoran manusia.
(http://oelanakmyu.blogspot.com/2010/11/flora-normal-tubuh-manusia.html)
Walaupun ada pertahanan tersebut di atas, beberapa bakteri patogen dapat
berkolonisasi sementara pada kulit dan dapat mengambil manfaat dari luka yang ada pada
permukaan kulit untuk memperoleh jalan masuk ke jaringan yang ada di bawah kulit. Di
bawah kulit, mereka akan menghadapi sejumlah sel yang telah terspesifikasi yang disebut
dengan skin-associated lymphoid tissue (SALT). Fungsi SALT adalah mencegah bakteri
patogen tidak sampai ke area yang lebih jauh di bawah kulit dan mencegah mereka tidak
sampai ke aliran darah. Relatif sedikit yang diketahui tentang sel-sel yang menyusun SALT.
Salah satu tipe selnya adalah sel yang memaparkan antigen yang terspesialisasi yang
membantu tipe sel yang lain, specialized skin- seeking lymphocyte, untuk memproduksi
antibodi. Sel-sel limfosit tersebut juga memproduksi sitokin, protein yang merangsang sel-sel
dari sistem imun dan memiliki sejumlah efek lain. Komponen SALT yang lain adalah
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 5/15
keratinosit yang banyak terdapat pada lapisan epidemis dan bertanggung jawab untuk
memelihara lingkungan mikrokulit yang bersifat asam. Keratinosit memproduksi sitokin dan
juga mampu untuk ingesti dan membunuh bakteri.
(http://oelanakmyu.blogspot.com/2010/11/flora-normal-tubuh-manusia.html)
Pentingnya pertahanan kulit ini diilustrasikan paling baik dengan pengaruh luka
bakar yang parah, yang akan mengeliminasi semua bentuk pertahanan kulit termasuk SALT.
Seseorang yang mengalami luka bakar tingkat dua dan tiga yang ekstensif dan orang yang
bertahan hidup dari trauma inisial yang berhubungan dengan luka bakar masih belum
terbebas dari bahaya. Banyak korban luka bakar mati karena infeksi bakterial yang terjadi
sebelum kulit terbakar mengalami penyembuhan. Hilangnya pertahanan kulit dan
tereksposnya lapisan jaringan di bawah kulit yang basah dan kaya nutrien merupakan hal
yang ideal untuk kolonisasi bakteri pada area yang terbakar. Penyebab yang paling umum
pada infeksi kulit yang terbakar adalah Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus
aureus, dua spesies bakteri yang terdapat di mana-mana pada lingkungan rumah sakit.
Kedua spesies juga dikenal resisten terhadap antibiotik. Antibiotik paling efektif bila aksi
antibakterial mereka didukung dengan aktivitas pembunuhan oleh sistem imun. Efek
kombinasi dari kerusakan SALT dan resistensi alami bakteri telah membuat infeksi luka
bakar sulit untuk ditangani dengan efektif. Infeksi tersebut merupakan suatu penyebab
utama kematian di antara penderita luka bakar. Bahkan, bila tidak bersifat fatal, infeksi
bakterial pada jaringan yang terbakar meningkatkan jumlah kerusakan jaringan dan
mencegah penyembuhan area kulit yang terbakar.
(http://oelanakmyu.blogspot.com/2010/11/flora-normal-tubuh-manusia.html)
Staphylococcus epidermidis yang bersifat nonpatogen pada kulit namun dapat
menimbulkan penyakit saat mencapai tempat-tempat tertentu seperti katup jantung buatan
dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit dibandingkan
dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus. (www.wikipedia.org)
2. Hidung dan Nasofaring (³nasopharynx´)
Bakteri yang paling sering dan hampir selalu dijumpai didalam hidung ialah difteroid.
Stafilokokus yaitu, yaitu Stafilokokus aureus. Ada juga ditemukan Stafilokokus epidermidis.
Didalam bagian kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Brauhamella catarrhalis
(suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif).
(Pelczar, Michael 1988: 549).
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 6/15
3. Mulut
Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga
partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi
pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam banyak
bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu. (Pelczar , Michael. 1988: 549)
Diperolehnya mikrobiota mulut pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya
merupakan suatu inkubator yang steril, hangat, dan lembap yang mengandung sebagai
substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, karbohidrat, dan senyawa-
senyawa anorganik. Jadi, air liur merupakan medium yang kaya serta kompleks yang dapat
dipergunakan sebagai sumber nutrien bagi mikroba pada berbagai situs di dalam mulut. (Air
liur itu sendiri pada umumnya mengandung jasad-jasad renik transient, artinya hanya
singgah sebentar yang datang dari situs-situs lain rongga mulut, terutama dari permukaan
lidah bagian atas). (Pelczar, Michael. 1988: 549-550).
Tabel 2. Spesies mikrobe predominan yang dijumpai di berbagai daerahanatomi manusia
DAERAH MIKROORGANISME%
TIMBULNYA
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 7/15
Kulit Staphylococcus epidermidis 85-100
S. Aureus
Propionibacterium acnes 45-100
Korinebakteri (difteroid) 55
Aerobik
Hidung dan Staphylococcus epidermidis 90Nasofaring S. aureus 20 - 85
Korinebakteri (difteroid)
Aerobik
Branhamella catarrhalis 12
Haemophilus influenzae 12
Mulut (air liur dan Staphylococcus epidermidis 75 - 100
permukaan gigi) S. aureus Umum
Streptococcus mitis dan
Streptokokus alfa-hamolitik lainnya 100
S. Salivarus 100
Peptostreptokokus Banyak
Veillonella alcalescens 100
Laktobasilus 95
Actinomyces israelii Umum
Haemophilus influenzae 25 - 100
Bacterioides fragilis Umum
B. Melaninogenicus Umum
B. Oralis Umum
Fusobacterium nucleatum 15 - 90
Candida albicans
Treponema denticola dan T. Vicentii UmumOrofaring Staphylococcus apidermidis 30 - 70
S. aureus 35 - 40
Difteroid 50 - 90
Streptococcus pneumoniae 0 - 50
Sterptokokus -alfa dan nonhemolitik 25 - 99
Branhamella catarrhalis
Haemophilus influenzae
H. Parainfluenzae 20 - 35
Neisseria meningitidis 0 - 15
Sumber: (Pelczar , Michael 1988: 550)
Tabel 2 (lanjutan)
DAERAH MIKROORGANISME % TIMBULNYA
Usus halus kosong Bakteri gram positif fakultatif Jumlahnya
(jejunum) (enterokokus, laktobasilus, difteroid) Sedikit
Candida albicans 20 ± 40
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 8/15
Usus halus gelung Bagian yang jauh dapat mengandung
(ileum) sejumlah kecil Enterobacteriaceae
dan bakteri anaerobik gram negatif
Usus besar Basilus gram negatif: 100
Bacteroides fragilis, B. Melaninogenicus,
B. Oralis, Fuso bacterium, F.Necrophorum
Basilus gram negatif:
Laktobasilus
Clostridium perfringens 20 ± 60
Eubacterium limosum 25 ± 35
Bifidobacterium bifidum 30 ± 70
Peptostreptokokus 30 ± 70
Enterokokus (streptokokus Umum
kelompok D) 100
Eischerichia coli 100
Klebsiella spp. 40 ± 80Enterobacter spp. 40 ± 80
Proteus spp.
Candida albicans 15 ± 30
Vagina dan Laktobasilus 50 ± 75
leher rahim Bacteroides spp. 60 ± 80
Clostridium spp. 15 ± 30
Peptostreptokokus 30 ± 40
Difteroid 45 ± 75
Staphylococcus epidermidis 35 ± 80
Streptokokus kelompok D 30 ± 80
Enterobacteriaceae 18 ± 40
Candida labicans 30 ± 50
Trichomonas vaginalis
Sumber: (Pelczar , Michael 1988: 551)
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 9/15
Gambar 3. Bakteri yang melekat pada permukaan gigi sebagaimana nampak pada mikrograf
elektron payar. Terlihat kokus menyelubungi beberapa bakteri filamentus, sehingga
memberikan penampilan ³tongkol jagung´. (Pelczar , Michael 1988: 556)
Gigi merupakan tempat bagi menempelnya mikroba. Ada dua spesies bakteri yang
dijumpai berasosiasi dengan permukaan gigi: Streptococcus sanguis dan S. mutans, diduga
merupakan unsur etiologis (penyebab) utama kerusakan gigi, atau pembusuk gigi. Sifat
menempel ini sangat penting bagi kolonialisasi bakteri di dalam mulut. (Pelczar ,Michael.
1988: 552)
Baik S. sanguins maupun S. mutans menghasilkan polisakarida ekstraselular yang
disebut dekstrans yang bekerja seperti perekat, mengikat sel-sel bakteri menjadi satu dan
juga melekatkan mereka pada permukaan gigi. Tertahannya bakteri dapat juga terjadi
karena terperangkapnya secara mekanis di dalam celah-celah gusi, atau di dalam lubang
dan retakan gigi. Agregasi bakteri semacam itu serta bahan organik pada permukaan gigi
disebut plak (³plague´). (Pelczar , Michael. 2008: 552).
4. Orofaring (³oropharinx´)
Orofaring (bagian belakang mulut) juga dihuni sejumlah besar bakteri
Staphylococcus aureus dan S. epidermidis. Tetapi kelompok bakteri terpenting yang
merupakan penghuni asli orofaring ialah streptokokus -hemolitik, yang juga dinamakan
Streptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan dari orofaring juga akan memperlihatkan
adanya Branchamella catarrhalis, spesies Haemophilus, serta (Streptococcus pneumonia).
(Irianto, Koes. 2006: 170).
Bagian terdalam saluran pernapasan (ranting tenggorok atau bronkiolus yang lebih
halus serta alveoli atau gelembung paru-paru) tidak mengandung mikroorganisme. Hal ini
disebabkan karena saluran pernapasan berlapiskan silia, yaitu embel-embel seperti rambut,
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 10/15
yang menyapu mikroorganisme dan bahan-bahan lain dari bagian sebelah dalam saluran ke
bagian sebelah atas untuk dibuang. Rambut bersama dengan lendir di dalam lubang hidung
itulah yang pertama-tama membantu melindungi saluran pernapasan dengan cara
menyaring bakteri dari udara yang dihirup. (Pelczar, Michael. 1988: 555).
5. Perut
Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam
sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi segera
menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun
menurun. (Pelczar , Michael. 1988: 556).
Gambar 4. Penyebaran mikrobiota normal tubuh manusia. (Pelczar, Michael. 1988: 555).
6. Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri. Di
antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam jejunum
atau usus halus kosong kadang kala dijumpai spesies-spesies enterokokus, laktobasilus,dan difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga dijumpai pada bagian usus kecil ini.
(Pelczar, Michael. 1988: 556).
7. Usus Besar
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 11/15
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar mengandung populasi mikroba yang
terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah
kurang lebih 1012 organisme per gram. (Pelczar , Michael. 1988: 556).
Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B.
melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-
spesies Clostridium (termasuk Cl. Perfringens yang mempunyai kaitan dengan kelemayuh,
suatu infeksi jaringan disertai gelembung gas dan keluar nanah) serta spesies-spesies
Lactobacillus. (Pelczar, Michael. 1988: 556)
Sangatlah menarik perhatian bahwa mikrobiota usus seorang bayi yang disusui oleh
ibunya hampir seluruhnya terdiri dari laktobasilus. Dengan diberikan susu botol, jumlah
laktobasilus menurun dan akhirnya, dengan diberikannya makanan padat serta nutrisi tipe
dewasa, maka mikrobiota gram negatif menjadi predominan. (Pelczar, Michael. 1988: 557)
Spesies-spesies anaerobik fakultatif yang dijumpai di dalam usus tergolong dalam
genus Escherichia, Proteus, Klebsiella, dan Enterobacter . Peptostreptokokus (streptokokus
anaerobik) juga umum. Khamir Candida albicans juga dijumpai. (Pelczar, Michael. 1988:
557)
Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu
dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba pathogen. Pada penyakit
diare, akibat dari pergerakan isi perut yang cepat, maka mikrobiota usus mengalami
perubahan yang besar. Perubahan mikrobiota ini juga terjadi pada orang-orang yang
menerima pengobatan antibiotik. Sayangnya, organisme yang rentan dapat tergantikan oleh
resisten.
8. Saluran Kemih Kelamin
Pada orang sehat, ginjal ureter dan kandung kemih bebas dari mikroorganisme,
namun bakteri pada umumnya dijumpai pada uretra bagian bawah baik pada pria maupun
wanita.
(http://imadanalyzeartikelkesehatan.blogspot.com/2008/03/mikro-flora-normal.html).
Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan efek
antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya epitelium terbilas oleh
air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa
adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang
dihasilkan epitelium vagina, dan di dalam proses tesebut menghasilkan asam. Penumpukan
glikogen pada dinding vagina disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 12/15
sebelum masa akil balig ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat
perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.
Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di dalam vagina
dan mencakup enterokokus, Candida albicans, dan sejumlah besar bakteri anaerobik.
(Pelczar, Michael. 1988: 557)
Sistem urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang
menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi sistem yang lain khususnya pada laki-laki.
Saluran urine bagian atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran uretra
mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes, Mycobacterium, Neisseria
dan enterik. Sebagian besar mikroorganisme yang ditemukan pada urin merupakan
kontaminasi dari flora normal yang terdapat pada kulit. Keberadaan bakteri dalam urine
belum dapat disimpulkan sebagai penyakit saluran urine kecuali jumlah mikroorganisme di
dalam urine melebihi 105 sel/ml.
(http://oelanakmyu.blogspot.com/2010/11/flora-normal-tubuh-manusia.html)
A. Peran Flora Nor mal Tubuh Manusia
Streptococcus viridans, bakteri yang tersering ditemukan di saluran nafas atas, bila
masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup
jantung yang abnormal dan mengakibatkan subacute bacterial endocarditis. Bacteroides
yang normal terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti suatu trauma. (Staf
Pengajar FKUI,1993: 30)
Mikroorganisme yang secara tetap terdapat pada permukaan tubuh bersifat
komensal. Pertumbuhan pada bagian tubuh tertentu bergantung pada faktor-faktor biologis
seperti suhu, kelembapan dan tidak adanya nutrisi tertentu serta zat-zat penghambat.
Keberadaan flora tersebut tidak mutlak dibutuhkan untuk kehidupan karena hewan yang
dibebaskan (steril) dari flora tersebut, tetap bisa hidup.
(http://oelanakmyu.blogspot.com/2010/11/flora-normal-tubuh-manusia.html).
Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting
dalam mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal. Beberapa anggota flora tetap
di saluran pencernaan mensintesis vitamin K dan penyerapan berbagai zat makanan. Flora
yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 13/15
patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak
jelas.
(http://oelanakmyu.blogspot.com/2010/11/flora-normal-tubuh-manusia.html).
Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu,
kompetisi untuk zat makanan, penghambatan oleh produk metabolik atau racun,penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan
menimbulkan tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari
lingkungan atau tempat lain pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa
menjadi pathogen.
(http://oelanakmyu.blogspot.com/2010/11/flora-normal-tubuh-manusia.html)
Saluran pencernaan adalah lingkungan yang agak memusuhi bagi mikroorganisme
namun sebagian besar flora normal kita mendiami wilayah ini dari tubuh. Bahkan, usus
mungkin mengandung 109 untuk 1011 bakteri per gram bahan. Sebagian besar (95 - 99,9%)di antaranya Anaerob, diwakili oleh Bacteroides, Bifidobacterium, streptokokus anaerob dan
Clostridium. Organisme ini menghambat pertumbuhan patogen lain, tetapi beberapa dapat
oportunistik (misalnya C. difficile dapat menghasilkan pseudomembranosa kolitis).
Urogenital. Saluran urogenital biasanya steril dengan pengecualian vagina dan distal 1
cm dari uretra. Berbagai anggota dari genusLactobaci ll us menonjol dalam vagina.
Organisme ini umumnya lebih rendah pH sekitar 4-5, yang optimal untuk lactobacilli tetapi
penghambatan untuk pertumbuhan bakteri lainnya. Hilangnya efek perlindungan ini oleh
terapi antibiotik dapat menyebabkan infeksi olehCandida ( "ragi infeksi"). Uretra sebagian
besar kulit dapat mengandung mikroorganisme termasuk staphylococci, streptokokus dan
diphtheroid.
(http://biologi-exellent.blogspot.com/).
Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di lingkungan, akan tetapi juga di
tubuh manusia. Tubuh manusia tidaklah steril atau bebas dari mikroorganisme, begitu
manusia dilahirkan ia langsung berhubungan dengan mikroorganisme. Mikroorganisme yang
secara alamiah terdapat di tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota.(http://biologi-exellent.blogspot.com/).
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 14/15
c. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. WAKTU DAN TEMPAT
Waktu : Rabu, 28 Desember 2011 pukul 12.30 WIB
Tempat : Laboratorium Universitas Muhammadiyah Palembang
2. ALAT DAN BAHAN
Alat :
a. Autoklaf
b. Inkubator
c. Cawan petri
d. Sprayer e. Bunsen
f. Pinset
g. Korek api
Bahan :
a. Media NA
b. Aquades
c. Kapas lidi steril
d. Kertas label
e. Spiritus
f. Alkohol 70%
g. Flora normal tubuh.
3. CARA KERJA
Flora normal yang berasal dari rambut kepala
a. Panaskan pinset dalam di dalam api bunsen supaya steril.
b. Ambil sehelai rambut kepala dengan pinset steril.
c. Letakkan rambut kepala pada permukaan media NA secara aseptis.d. Bungkus cawan petri secara terbalik, inkubasi dalam inkubator selama 24 jam
pada suhu 37º c.
e. Setelah inkubasi 24 jam, amati bentuk koloni (bentuk, tepian, elevasi, warna,
jumlah dan diameter).
Flora normal yang berasal dari sekret vagina
a. Lalukan kapas lidi diatas api bunsen
5/12/2018 Laporan Praktikum IV Mikter - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-iv-mikter 15/15
b. Usapkan kapas lidi steril pada labia mayora dan labia minora dengan cara
diputar dengan kapas lidi dan dilakukan dekat bunsen.
c. Usapkan kapas lidi tadi pada permukaan media NA secara aseptis.
d. Bungkus cawan petri secara terbalik, inkubasi dalam inkubator selama 24 jam
pada suhu 37º c.
d. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. HASIL PRAKTIKUM
2. PEMBAHASAN
e. KESIMPULAN