Download - LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA
UNIT : I
PENGENALAN KOMPONEN ELEKTRONIS
Nama : Hamdan Prakoso
No. Mhs : 39251
Kel. /Hari : II/Jum’at
Tanggal : 27 September 2013
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
A. PENDAHULUAN
Di sekitar kita, terdapat banyak sekali alat-alat elektronik yang hampir setiap hari kita
gunakan. Di peralatan elektronik tersebut, pastinya di dalamnya terdapat banyak komponen-komponen
elektronis yang harus kita tahu. Di antara banyak komponen-komponen tersebut, yang akan kita ulas
pada praktikum ini antara lain yaitu :
a. Resistor
Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang digunakan untuk membatasi
arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor mempunyai sifat resistif. Nilai
tegangan dan arus yang mengalir pada suatu resistor diatur dalam hukum Ohm. Resistor
sendiri ada dua macam, yang pertama adalah resistor tetap dan yang kedua adalah resistor
variabel.
Resistor tetap mempunyai nilai hambatan yang tetap. Resistor tetap ini terdiri dari dua
tipe, yaitu resistor dengan 4 gelang warna dan resistor dengan 5 gelang warna. Nilai suatu
resistor tetap tertulis pada bagian badan resistor melalui kode-kode warna. Tabel di bawah
adalah tabel kode warna untuk pembacaan suatu resistor tetap
Warna Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Gelang 4Hitam 0 0 x100
Coklat 1 1 x101
Merah 2 2 x102
Jingga / Oranye
3 3 x103
Kuning 4 4 x104
Hijau 5 5 x105
Biru 6 6 x106
Ungu 7 7 x107
Abu-abu 8 8 x108
Putih 9 9 x109
Emas Toleransi 5%Perak Toleransi 10%
Cara pembacaannya yaitu warna gelang 1 menyatakan angka, warna gelang 2
menyatakan angka pula, warna gelang 3 menyatakan banyaknya nol, sedangkan warna
gelang 4 menyatakan batas toleransi ukur resistor tersebut.
Perbedaan resistor dengan 4 gelang warna dan yang 5 warna adalah terletak pada ada
tidaknya gelang penunjuk angka ke-3 (gelang 3 yang menyatakan angka). Jika pada resistor
4 gelang, hal tersebut tidak ada, sedangkan pada resistor 5 gelang ada.
Resistor variabel itu sendiri adalah resistor yang nilai hambatannya berubah-ubah
sesuai keadaan yang dilakukan terhadapnya. Ada beberapa macam resistor variabel, di
antaranya adalah potensio, LDR dan thermistor yang penjelasannya akan di ulas lagi di
bawah.
b. Potensio
Potensio merupakan salah satu jenis resistor variabel yang nilai hambatnnya akan
berubah jika kita memutar / mengatur sudut potensio tersebut. Semakin besar sudut
putarnya, hambatan potensio akan membesar. Aplikasi potensio biasanya digunakan untuk
mengubah volume suara atau mengganti suatu channel radio.
c. Light Dependant Resistor (LDR)
LDR merupakan salah satu resistor variabel yang nilai hambatannya berubah
tergantung kondisi cahaya yang dikenai kepadanya. Semakin gelap kondisi cahayanya,
nilai hambatan LDR ini akan semakin membesar, sebaliknya, bila semakin terang, maka
nilai hambatannya akan semakin kecil. Aplikasi LDR digunakan sebagai sensor cahaya
pada suatu perangkat elektronika.
d. Transformator (Trafo)
Trafo merupakan komponen elektronika yang berfungsi mengubah tegangan masukan
menjadi tegangan keluaran sesuai dengan perbandingan lilitan di bagian primer dan
sekunder. Apabila tegangan primernya lebih besar daripada tegangan sekundernya, maka
trafo tersebut merupakan trafo step-down, dan sebaliknya, apabila tegangan sekundernya
lebih besar daripada tegangan primernya, maka trafo tersebut merupakan trafo step-up.
e. Thermistor (NTC dan PTC)
Thermistor merupakan resistor variabel yang nilai hambatannya dipengaruhi oleh
suhu. Ada dua macam thermistor, NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC
(Positive Temperature Coefficient). Pada NTC, apabila dipanaskan nilai hambatan dalam
NTC semakin kecil, sedangkan pada PTC, apabila dipanaskan nilai hambatannya akan
semakin besar.
f. Dioda
Dioda merupakan salah satu komponen elektronika yang berguna untuk penyearah
arus listrik. Bila diberi arus maju, dioda akan mengalirkan arus, sedangkan bila diberi arus
mundur hambatan dioda akan mendekati tak hingga sehingga dioda tersebut tidak bisa
mengalirkan arus. Kutub anoda dan dioda dapat dilihat dari garis yang ada di badan dioda
tersebut. Bila terdapat garis, maka kutub tersebut merupakan kutub katoda.
g. Transistor (PNP dan NPN)
Transistor adalah komponen elektronika yang memiliki tiga terminal yang masing-
masing namanya adalah basis, kolektor dan emitter, yang berfungsi sebagai ‘keran’ dalam
perangkat elektronika. Transistor ini akan mengatur besar kecilnya arus yang lewat.
Transistor dapat digunakan sebagai saklar.
h. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan
listrik dalam kurun waktu tertentu selama terdapat arus yang melalui komponen ini, dan
membuang muatan jika tidak ada arus yang mengalir ke dalamnya.
i. Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh
arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang
besi (solenoid) di dekatnya. Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena
adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada
saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan
kontak saklar kembali terbuka. Relay biasanya digunakan untuk menggerakkan
arus/tegangan yang besar (misalnya peralatan listrik 4 ampere AC 220 V) dengan memakai
arus/tegangan yang kecil (misalnya 0.1 ampere 12 Volt DC).
B. ALAT DAN BAHAN
a. Alat
1. Multimeter analog dan digital
Multimeter digunakan untuk menghitung nilai hambatan dan kapasitan komponen yang diuji.
2. Setrika
Setrika digunakan untuk memanaskan NTC dan PTC.
3. Papan EEC 470
Papan EEC 470 digunakan untuk tempat membuat rangkaian komponen-komponen yang
diuji.
4. Papan EEC 474
Papan EEC 474 adalah tempat untuk tempat menyimpan komponen-komponen elektronika
yang diuji.
5. Jepit Buaya
Jepit Buaya membantu praktikan dalam menguji nilai hambatan dan kapasitan komponen.
b. Bahan
1. Resistor
2. Potensio
3. Light Dependant Resistor (LDR)
4. Transformator (trafo)
5. Negative Temperature Coefficient (NTC)
6. Positive Temperature Coefficient (PTC)
7. Dioda
8. Transistor PNP dan NPN (SA 671 dan 2SC1061)
9. Dioda
10. Kapasitor
11. Relay
C. GAMBAR RANGKAIAN DAN ANALISA
a. Resistor
Resistor tetap tidak berubah nilai hambatannya meski dipengaruhi keadaan apapun,
memiliki 2 tipe berdasarkan jumlah gelang warnanya. Tipe pertama adalah resistor yang
mempunyai 4 gelang warna (gambar kiri) dan yang kedua adalah resistor yang mempunyai 5
gelang warna (gambar kanan). Cara membacanya pun hampir sama, namun pada tipe resistor
yang mempunyai 5 gelang warna, perbedaannya dengan resistor bergelang 4 adalah pada nilai
hambatan yang terdapat pada kode warna gelang ke 3. Jika pada resistor gelang 4, kode warna
gelang ke-3 menyatakan banyaknya nol, sedangkan pada resistor gelang 5, kode warna gelang
ke-3 masih menyatakan angka ke-3 resistor tersebut. Pada praktikum kali ini, resistor yang diuji
adalah resistor dengan 4 gelang.
a.1. Pengujian resistor dalam rangkaian seri
Gambar di bawah ini merupakan gambar rangkaian seri resistor yang diujikan.
Praktikan memilih beberapa resistor yang kemudian dirangkai seri pada papan EEC
470 . Diperoleh nilai R1, R2, R3, R4 dan R5 masing-masing sebagai berikut (satuan
dalam Ω) :
a.2. Pengujian resistor dalam rangkaian paralel
Gambar di bawah ini merupakan gambar rangkaian paralel resistor yang diujikan.
Praktikan memilih beberapa resistor yang kemudian dirangkai paralel pada papan EEC
470 . Diperoleh nilai R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7 dan R8 masing-masing sebagai
berikut (satuan dalam Ω) :
b. Potensio
Potensio merupakan salah satu resistor variabel, yang besar kecil nilai hambatannya
ditentukan oleh besar kecilnya sudut yang kita putar. Semakin besar sudutnya, semakin besar
pula nilai hambatannya. Dan sebaliknya, semakin kecil sudutnya, semakin kecil pula nilai
hambatannya. Pada praktikum kali ini, praktikan akan menguji potensio dengan cara mengukur
nilai hambatannya pada sudut 45o, 90o, 135o dan posisi maksimalnya (270o).
c. Light Dependent Resistor (LDR)
Light Dependent Resistor (LDR) adalah salah satu resistor variabel yang nilai hambatannya
akan berubah bergantung pada intensitas cahaya yang dikenakan. Semakin gelap intensitas
cahayanya, misal dengan dihalangi telapak tangan atau bahkan ditutup dengan telapak
tangan,maka nilai hambatannya akan semakin besar. Sebaliknya, apabila semakin terang
intensitas cahayanya, maka semakin kecil nilai hambatannya. Pada uji praktikum kali ini,
praktikan diminta menghitung nilai hambatan LDR dengan 3 keadaan yang berbeda, yaitu LDR
pada posisi terbuka terhadap sinar, sinar terhalang telapak tangan dan LDR tertutup telapak
tangan.
d. Transformator (Trafo)
Transformator (trafo) adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
tegangan masukan menjadi tegangan keluaran sesuai dengan perbandingan lilitan di bagian
masukan (primer) dan bagian keluaran (sekunder). Pada uji praktikum ini, praktikan diminta
untuk menguji nilai hambatan dari trafo ini pada kumparan primer dan kumparan sekundernya.
Praktikan tidak menguji trafo ini pada steker trafo dimasukkan ke power supply.
e. NTC dan PTC
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient)
adalah salah satu resistor variabel yang nilai hambatannya bergantung pada suhu yang
dikenakan ke thermistor. Pada PTC, nilai hambatan akan membesar apabila suhunya semakin
besar. Sementara itu, pada NTC, nilai hambatan akan mengecil apabila suhunya semakin besar.
Pada uji praktikum ini, praktikan menguji nilai hambatan pada masing-masing NTC dan PTC
dalam keadaan sebelum dipanasi (netral) dan setelah dipanasi dengan menggunakan setrika.
f. Dioda
Dioda merupakan salah satu komponen elektronika yang berguna untuk penyearah arus
listrik. Bila diberi arus maju, dioda akan mengalirkan arus, sedangkan bila diberi arus mundur
hambatan dioda akan mendekati tak hingga sehingga dioda tersebut tidak bisa mengalirkan arus.
Kutub anoda dan dioda dapat dilihat dari garis yang ada di badan dioda tersebut. Bila terdapat
garis, maka kutub tersebut merupakan kutub katoda. Pada uji praktikum ini, praktikan menguji
dioda ini dengan mengukur nilai hambatan pada masing-masing katoda dan anoda.
g. Transistor PNP dan NPN (SA 671 dan 2SC1061)
Transistor PNP (gambar kiri) adalah transistor yang arah arusnya dari dari emitter ke
kolektor. Bahan penyusun basis pada transistor ini adalah bahan jenis N, sedangkan kolektor
dan emiternya adalah bahan jenis P.
Transistor NPN (gambar kanan) adalah transistor yang arah arusnya dari kolektor ke
emiter. Bahan penyusun basis pada transistor ini adalah bahan jenis P, sedangkan kolektor dan
emiternya adalah bahan jenis N.
Pada praktikum ini, praktikan akan menguji transistor PNP dan NPN ini dengan cara
mengukur nilai hambatan pada masing-masing kakinya (basis, kolektor, emiter).
h. Kapasitor
Kapasitor adalah komponen elektronik yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik
pada saat ada arus dan membuangnya jika tidak ada lagi arus yang mengalir pada rangkaian.
Pada praktikum ini, praktikan menguji nilai kapasitan dari 4 buah kapasitor milar yang masing-
masing bernilai 10K, 100K, 220K dan 1 μF. Setelah itu, praktikan diminta untuk merangkai 5
buah kapasitor yang nilainya ditentukan sendiri oleh praktikan yang kemudian akan diukur nilai
kapasitannya pada titik tertentu. Diperoleh rangkaian seperti di bawah ini :
i. Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus
listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi
(solenoid) di dekatnya. Pada praktikum ini, praktikan akan menguji relay dengan cara mengukur
nilai hambatan pada relay keadaan normal yaitu pada titik normally open (NO) dan normally
close (NC). Kemudian akan dibuat suatu rangkaian menggunakan relay dan akan diukur
tegangan dan arus yang mengalir pada motor yang digunakan.
Pada uji rangkaian relay di atas, praktikan diminta untuk mengamati dan menghitung nilai
tegangan antara ground dengan NO dan ground dengan NC. Teorinya, nilai tegangan dari
Ground dengan NO memiliki nilai yang lebih besar daripada Ground dengan NC karena relay
pada keadaan aktif dan saklar bisa dikatakan tertutup. Pada pengujian rangkaian dengan
menggunakan motor DC, praktikan juga diminta untuk mengamati dan mengukur tegangan dan
arus yang mengalir.
D. HASIL PENGUJIAN
1. Pengujian resitor
No. Kode Warna Nilai terbaca (Ω)
Nilai terukur (Ω)
Toleransi (%)
Toleransi (Ω)
Nilai susut (Ω)
1. Jingga, putih, jingga, emas
39 x 103 39,6 x 103 5 1,95 x 103 600
2. Merah, merah, merah, emas
22 x 102 21,6 x 102 5 1,1 x 102 40
3. Merah, merah, kuning, emas
22 x 104 21,6 x 104 5 1,1 x 104 4 x 103
4. Coklat, hitam, jingga, perak
10 x 103 9,83 x 103 10 1,7 x 102 1,7 x 102
5. Kuning, ungu, jingga, perak
47 x 103 46,2 x 103 10 4,8 x 103 8 x 102
a. Pengujian resistor dalam rangkaian seri
A – B B – C A – C C – D D – E A – F2160 Ω 2170 Ω 4330 Ω 2160 Ω 2170 Ω 8760 Ω
b. Pengujian resistor dalam rangkaian paralel
A – B B – C A – C C – D D – E A – F1080 Ω 99 Ω 1074 Ω 1160 Ω 10,93x104 Ω 112x103 Ω
2. Pengujian Potensio
Posisi (derajat) Nilai hambatan 45° 1,49 x 103 Ω90° 4 x 103 Ω135° 6,54 x 103 Ω
posisi max (270°) 10,65 x 103 Ω
3. Pengujian Light Dependent Resistor (LDR)
Keadaan Nilai hambatanTerbuka 140 Ω
Terhalang telapak tangan 950 ΩTertutup telapak tangan 6,8 K Ω
4. Pengujian Transformator (trafo) pada kumparan primer dan kumparan sekunder
No. Kumparan primer Besarnya tahanan Kumparan sekunder Besarnya tahanan1. 0 dengan 110 223 Ω CT dengan 15 7 Ω2. 0 dengan 220 562 Ω CT dengan 12 6 Ω3. 110 dengan 220 300 Ω 12 dengan 12 12 Ω4. 15 dengan 15 11 Ω
5. Pengujian Negative Temperature Coefficient (NTC) dan Positive Temperature Coefficient (PTC)
KeadaanNilai hambatan
NTC PTCnetral tidak dipanasi 22 Ω 20 Ωdipanasi 30 Ω 5 Ω
6. Pengujian Dioda
Keadaan Nilai hambatanPencolok merah dengan anoda , pencolok hitam dengan katoda
6,55 M Ω
Pencolok hitam dengan anoda, pencolok merah dengan katoda
22,08 M Ω
7. Pengujian transistor PNP dan NPN (SA 671 dan 2SC1061)
Posisi / keadaanNilai hambatan
PNP NPNmerah ke basis, hitam ke kolektor Overload Overloadmerah ke basis, hitam ke emitor Overload Overloadmerah ke kolektor, hitam ke emitor Overload Overload
8. Pengujian kapasitor
Kapasitor Nilai terukur10 K 10,39 nF100 K 95,2 nF220 K 221,6 nF1 µF 1,002 nF
a. Pengujian kapasitor dalam rangkaian seri
A – C A – E C – F49,16 nF 28,27 nF 7,73 nF
9. Tambahan (pengujian relay)
a. Keadaan normal
Keadaan Nilai terukurTitik A dengan titik NO ∞ ΩTitik A dengan titik NC 0 Ω
b. Keadaan aktif (tanpa beban)
Keadaan Nilai terukurGround dengan NO 0,01 VoltGround dengan NC 5,05 Volt
c. Keadaan aktif (dengan beban motor DC)
Keadaan Nilai terukurGround dengan NO 0,01 VoltGround dengan NC 5,05 VoltArus Pada Motor 16,2 Ampere
E. ANALISA HASIL PENGUJIAN
1. Analisa pengujian resistor
Tabel di bawah ini menunjukkan nilai batas bawah dan batas atas dari resistor-resistor yang
telah dipilih praktikan.
No. Nilai terbaca (Ω) Toleransi (%) Batas bawah (Ω) Batas atas (Ω) Nilai terukur (Ω)1. 39 x 103 5 37,05 x 103 40,95 x 103 39,6 x 103
2. 22 x 102 5 20,9 x 102 23,1 x 102 21,6 x 102
3. 22 x 104 5 20,9 x 104 23,1 x 104 21,6 x 104
4. 10 x 103 10 9 x 103 11 x 103 9,83 x 103
5. 47 x 103 10 42,3 x 103 51,7 x 103 46,2 x 103
Nilai batas bawah dan batas atas dari resistor dihitung melalui persamaan :
Rbatas bawah=(100−toleransi ) %× R terbaca
Rbatas atas=(100+toleransi )%× Rterbaca
Resistor masih layak untuk digunakan jika nilai terukurnya masih berada di antara nilai
batas bawah dan bawah atas ataupun nilai susutnya tidak melebihi nilai toleransi yang
diberikan. Berdasarkan data tabel di atas, kelima resistor yang dipilih masih layak digunakan.
a. Analisa rangkaian seri resistor
Titik Nilai secara teori (Ω) Nilai terukur (Ω) Nilai susut (Ω)A – B 2200 Ω 2160 Ω 40 ΩB – C 2200 Ω 2170 Ω 30 ΩA – C 4400 Ω 4330 Ω 70 ΩC – D 2200 Ω 2160 Ω 40 ΩD – E 2200 Ω 2170 Ω 30 ΩA – F 8900 Ω 8760 Ω 140 Ω
Nilai masing-masing R1, R2, R3, R4 dan R5 terdapat pada bab Gambar rangkaian dan
analisa. Pada teorinya, masing-masing nilai hambatan dari satu titik ke titik yang lain
dirumuskan dengan persamaan :
RAB=R1
RBC=R2
RAC=R1+R2
RCD=R3
RDE=R4
RAF=R1+R2+R3+R4+R5
Dari hasil yang ada di tabel, nilai hambatan pada teori tidak berbeda jauh dengan nilai
terukurnya, sehingga nilai susutnya pun menjadi kecil.
b. Analisa rangkaian paralel resistor
Titik Nilai secara teori (Ω) Nilai terukur (Ω) Nilai susut (Ω)A – B 1100 Ω 1080 Ω 20 ΩB – C 0 Ω 99 Ω 99 ΩA – C 1100 Ω 1074 Ω 26 ΩC – D 1100 Ω 1160 Ω 60 ΩD – E 11 x 104 Ω 10,93 x 104 Ω 700 ΩA – F 113020 Ω 112000 Ω 1020 Ω
Nilai masing-masing R1, R2, R3, R4, R5, R6, R7 dan R8 terdapat pada bab Gambar
rangkaian dan analisa. Pada teorinya, masing-masing nilai hambatan dari satu titik ke titik yang
lain dirumuskan dengan persamaan :
RAB=R1 . R4
R1+R4
RAC=R AB+RBC
RCD=R3 . R5
R3+R5
RDE=R6 .R7
R6+R7
RAF=RAB+RBC+RCD+RDE+REF
Dari hasil yang ada di tabel, nilai hambatan pada teori tidak berbeda jauh dengan nilai
terukurnya, kecuali pada nilai hambatan antara titik B – C. Seharusnya, menurut teori nilai
hambatan antara titik tersebut adalah 0. Hal tersebut karena tidak adanya resistor pada titik
antara B – C, sehingga perhitungan secara paralel juga akan menghasilkan nilai 0. Kesalahan
pada pengukuran mungkin akibat jumper yang juga memiliki nilai hambatan. Selebihnya,
hampir semua pengukuran hanya berbeda tipis dengan nilai hambatan teoritisnya.
2. Analisa pengujian potensio
Posisi (derajat) Nilai hambatan 45° 1,49 x 103 Ω90° 4 x 103 Ω135° 6,54 x 103 Ω
posisi max (270°) 10,65 x 103 ΩDari tabel hasil pengujian di atas, dapat kita lihat bahwa semakin besar sudut putarnya ,
semakin besar pula nilai hambatannya. Sebaliknya, semakin kecil sudut putar, semakin kecil
hambatannya. Potensio ini dapat digunakan untuk mengatur volume sebuah speaker, mengganti
channel radio, dll.
3. Analisa pengujian Light Dependent Resistor (LDR)
Pada tabel hasil pengujian di bab sebelumnya, dapat kita lihat bahwa semakin gelap
intensitas cahayanya, nilai hambatan akan semakin besar. Sebaliknya, jika semakin terang,
maka nilai hambatannya akan semakin kecil. Jadi, LDR yang diuji masih layak digunakan
sebagai sensor cahaya.
4. Analisa pengujian transformator (trafo) pada kumparan primer dan kumparan sekunder
Pada tabel hasil pengujian di bab sebelumnya, dapat kita lihat bahwa besarnya tahanan
kumparan primer antara 0 dengan 220 hampir sama besarnya dengan besar tahanan antara 0 dan
110 ditambah dengan besar tahanan 110 dan 220. Sementara itu, pada kumparan sekunder,
antara titik 12 dan 12 serta 15 dan 15 mempunyai besar tahanan yang berarti ia mempunyai nilai
hambatan dalam.
5. Analisa pengujian Negative Temperatur Coefficient (NTC) dan Positive Temperature Coefficient
(TPC)
Berdasarkan hasil pengujian NTC dan PTC, nilai hambatan NTC naik bila dipanaskan,
sementara PTC turun bila dipanaskan. Hasil pengujian ini tidak sesuai teori yang menyatakan
kebalikannya. Teori yang benar adalah nilai hambatan NTC akan turun bila dipanaskan,
sementara PTC akan naik bila dipanaskan. Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi
penyebab kesalahan praktek, yaitu pertama karena memang thermistor sudah tidak layak
digunakan, sehingga menyebabkan salah ukur. Kedua, karena praktikan kurang teliti dalam
menghitung. Ketiga, mungkin karena praktikan tertukar untuk memasukkan data antara NTC
dan PTC.
6. Analisa pengujian dioda
Pada tabel hasil pengujian di bab sebelumnya, pada saat pencolok merah ke noda dan
pencolok hitam ke katoda , dioda mengalirkan arus (Froward biased). Oleh karena itu, nilai
hambatan pada dioda tergolong cukup besar untuk mengalirkan arus kecil. Sedangkan pada
reverse biased dioda menghambat arus. Karena demikian, nilai hambatan dalam dioda itu
sangat tinggi.
7. Analisa pengujian transistor PNP dan NPN (SA 671 dan 2SC1061)
a. Transistor PNP
Pada saat Forward bias (pencolok positif ke kolektor dan pencolok negatif ke basis),
transistor mengalirkan arus listrik dari kolektor menuju basis. Berdasarkan hasil pengujian, nilai
hambatan sangat besar untuk mengalirkan arus dari kolektor yang sangat kecil. Sedangkan pada
reserve bias, transistor menghambat arus dari kolektor menuju basis. Nilai hambatan yang
sangat besar membuat multimeter analog yang kami gunakan tidak bisa membacanya sehingga
hanya terbaca overload (OL).
b. Transistor NPN
Pada saat Forward bias (pencolok positif ke basis dan pencolok negatif ke emitor),
transistor mengalirkan arus listrik dari kolektor menuju basis. Berdasarkan hasil pengujian, nilai
hambatan sangat besar untuk mengalirkan arus dari basis yang sangat kecil. Sedangkan pada
reserve bias, transistor menghambat arus dari basis menuju emitor. Nilai hambatan yang sangat
besar membuat multimeter analog yang kami gunakan tidak bisa membacanya sehingga hanya
terbaca overload (OL).
8. Analisa pengujian kapasitor
Berdasarkan hasil pengujian pengukuran kapasitor di bab sebelumnya, nilai kapasitor dan
nilai terukurnya hampir sama besar. Itu menandakan kapasitor masih layak untuk digunakan.
a. Rangkaian seri kapasitor
Nilai kapasitan antara Nilai secara teori (nF) Nilai terukur (nF) Nilai susut(nF)A – C 50 49,16 0,84A – E 28,947 28,27 0,677C – F 8,73 7,73 1
Nilai kapasitansi antar titik di atas, yang disusun secara seri, dapat dihitung melalui
persamaan :
C AC=1
C1
+ 1C2
+ 1C3
C AE=1
C1
+ 1C2
+ 1C3
+ 1C4
+ 1C5
CCF=1
C3
+ 1C4
+ 1C5
Pada tabel hasil pengujian di atas, terlihat bahwa antara nilai terukur dan nilai secara teori
tidak ada perbedaan yang signifikan.
9. Analisa pengujian relay (3A. 12 DC SPDT)
Pada pengujian terakhir ini, digunakan relay pada dua kondisi yang berbeda, yaitu pada
kondisi switch-off (normal) dan pada kondisi switch on (aktif). Cara kerja rela secara umum
mirip sebuah saklar. Relay SPDT memiliki 5 buah kaki, dengan 2 kaki berfungsi sebagai
penarik switch (satu dihubungkan ke positif dan yang lainnya ke ground). Sedangkan sisanya
adalah A (masuknya tegangan sumber), NO (Normally Open), dan NC (Normally Close).
a. Keadaan Normal
Pengujian pada keadaan normal menunjukkan hambatan pada titik A dengan titik NO
(Normally Open) adalah tak terhingga atau bisa dikatakan overload, sedangkan pada titik A
dengan titik NC (Normally Close) adalah 0. Hal ini diakibatkan pada titik A dengan titik NO
pada dasarnya memang tidak terhubung (terbuka), sehingga tidak ada sirus mengalir dan
mengakibatkan hambatan menjadi sangat besar. Sedangkan pada titik A dengan NC, pada
keadaan normal, akan terhubung yang mengakibatkan ada arus dan hambatan menjadi sangat
kecil.
b. Keadaan Aktif (tanpa beban motor DC)
Pengujian berikutnya adalah pada saat relay dalam keadaan aktif. Pada keadaan ini katup
relay berpindah dari NC ke NO, dan NC dibiarkan terputus. Seharusnya, nilai tegangan dari
Ground dengan NO memiliki nilai yang lebih besar daripada Ground dengan NC karena relay
pada keadaan aktif dan saklar bisa dikatakan tertutup. Namun pada laporan hasil pengujian nilai
Ground-NO justru 0.01 Volt, lebih kecil dibanding dengan Ground-NC 5.05 Volt. Hal ini
dikarenakan kesalahan pemilihan NO dan NC pada pengukuran ataupun kesalahan konsep atau
bisa juga kesalahan praktikan.
c. Keadaan Aktif(dengan beban motor DC)
Sama halnya dengan relay saat keadaan aktif (tanpa beban motor) sebelumnya, bedanya
kali ini digunakan motor DC sebagai beban. Pada pengujian, dapat dilihat bahwa motor DC
dapat berfungsi dengan baik. Arus pada motor sendiri terukur dengan multimeter sebesar 16,2
mA. Kemudian untuk pengujian nilai Ground-NO dan Ground-NC sendiri tetap bernilai sama
dengan sebelumnya. Hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan konsep pada pemilihan NO
dan NC atau kesalahan praktikan pada pengukuran. Namun, seharusnya nilai Ground-NC
bernilai tetap atau bahkan nol (idealnya), sedangkan Ground-NO bernilai lebih kecil (<5.05
Volt) karena ada hambatan yang berupa motor DC.
F. KESIMPULAN
1. Nilai hambatan dan toleransi suatu resistor tetap telah tergambar pada tubuh resistor berupa
gelang-gelang warna, yang setiap gelang itu mewakili nilai tertentu. Resistor yang masih layak
digunakan adalah resistor yang nilai ukurnya masih berada di antara nilai batas bawah dan
bawah atas resistor atau nilai susut yang kecil.
2. Jika n buah resistor disusun seri, maka nilai Rs :
R s=R1+R2+R3+…+Rn
Sementara itu, untuk n buah resistor disusun paralel, maka nilai Rp :
1R p
= 1R1
+ 1R2
+ 1R3
+…+ 1Rn
3. Pada potensio, nilai hambatan akan berubah sesuai dengan nilai sudut putarnya. Semakin besar
sudut putarnya, semakin besar pula hambatannya. Sebaliknya, semakin kecil sudut putarnya,
semakin kecil pula hambatannya.
4. Suatu Light Depenend Resistor (LDR) akan berubah nilai hambatannya sesuai dengan keadaan
cahaya yang dikenakan kepadanya. Semakin kecil intensitas cahayanya (gelap), nilai
hambatannya akan semakin besar. Sebaliknya, semakin besar intensitas cahayanya (terang),
nilai hambatannya akan semakin kecil.
5. Perbandingan besarnya tahanan yang ada dalam setiap terminal pada trafo baik pada kumparan
primer maupun sekunder sebanding dengan perbandingan besarnya tegangan yang ada pada
terminalnya.
6. Pada NTC, semakin besar suhu yang diberikan (dipanasi), maka nilai hambatannya akan
semakin mengecil. Sebaliknya, pada PTC, semakin besar suhu yang diberikan (dipanasi), maka
nilai hambatannya akan semakin besar.
7. Dioda dapat mengalirkan arus listrik selama Froward bias, sebab jika diberi arus mundur
hambatan dioda tersebut akan semakin tinggi mendekati tak hingga, sehingga arus tak bisa
mengalir.
8. Pada transistor PNP arus hanya mengalir dari emitor ke kolektor, sedangkan pada transistor
NPN, arus hanya mengalir dari kolektor ke emitor.
9. Nilai kapasitan yang tertulis dalam tubuh kapasitor mendekati nilai kapasitan terukur.
10. Beberapa kapasitor n yang dirangkai seri , memiliki nilai Cs , yang mempunyai persamaan :
1C s
= 1C1
+ 1C2
+ 1C3
+…+ 1Cn
11. Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik.
Relay SPDT memiliki 5 buah kaki, dengan 2 kaki berfungsi sebagai penarik switch (satu
dihubungkan ke positif dan yang lainnya ke ground). Sedangkan sisanya adalah A (masuknya
tegangan sumber), NO (Normally Open), dan NC (Normally Close).