i
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
PERAN PERBANKAN DALAM MENGOPTIMALKAN PERANAN
KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) TERHADAP PENGEMBANGAN
USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PADA INDUSTRI
KERUPUK “TKT MIRAOS”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh
NUNING VIRDANATI SYAHFIROH
NIM. 12401173225
Dosen Pembimbing Lapangan
Dr. Hj. Nur Aini Latifah, S.E, M.M.
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2020
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah disetujui
dan disahkan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 31 Agustus 2020
Di : Tulungagung
Judul Laporan : Peran Perbankan Dalam Mengoptimalkan Peranan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) Terhadap Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) Pada Industri Kerupuk “TKT MIRAOS”
MENYETUJUI
Dosen Pembimbing Lapangan
Dr. Hj. Nur Aini Latifah, S.E., M.M.
NIP. 1970090 1199903 2002
MENGESAHKAN
a.n.Dekan
Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
Siswahyudianto, S.Pd.I., M.M.
NIDN. 2015068402
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat,
rahmat, dan KaruniaNya kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) Jurusan Perbankan Syariah yang dilaksanakan di Industri
Kerupuk “TKT MIRAOS” dengan Judul “Peran Perbankan Dalam
Mengoptimalkan Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap Pengembangan
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Pada Industri Kerupuk “TKT
MIRAOS”” sebagai salah satu tugas yang diberikan kampus Institut Agama Islam
Negeri Tulungagung (IAIN Tulungagung) sebagai tugas individu laporan yang
juga digunakan sebagai bukti telah mengikuti PPL selama 1 bulan yakni tanggal
1 Agustus - 31 Agustus 2020.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman jahiliyah
menuju zaman yang terang benderang yaitu agama Islam. Yang kita nanti-
nantikan syafaatnya di hari kiamat nanti.
Dalam melaksanakan PPL di Industri Kerupuk “TKT MIRAOS” dalam
pelaksanaan program maupun penyusunan laporan ini tentunya ada banyak
kendala yang ditemukan. Namun berkat bantuan dan kerjasama yang baik dari
berbagai pihak segala kesulitan dapat diselesaikan.
Dengan demikian, melalui laporan ini penyusun mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag., selaku rektor IAIN Tulungagung yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti studi di Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
2. Bapak Dr. H. Dede Nurohman, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
3. Bapak Siswahyudianto, S.Pd.I., M.M., selaku Kepala Laboratorium Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung
4. Ibu Dr. Hj. Nur Aini Latifah, S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing Lapangan
yang telah memberikan bimbingan, arahan, serta perhatian penuh kepada
mahasiswa selama menjalankan PPL
iv
5. Ibu Dewi Inayah, selaku pemilik usaha krupuk “TKT MIRAOS” memberikan
izin untuk melaksanakan PPL
7. Seluruh karyawan Industri kerupuk “TKT MIRAOS” yang telah membantu
selama menjalani proses PPL
8. Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung
9. Seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, saya selaku penulis
mengucapkan banyak terima kasih.
Penulisan laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi seluruh pihak yang berkepentingan,. Tidak ada kesempurnaan
kecuali milik Allah SWT. Penulis sadar laporan ini sangat jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharap kritik dan saran yang membangun.
Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan dapat balasan pahala
dari Allah SWT.
Akhir kata, penulis berharap laporan pertanggungjawaban ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak.
Tulungagung, 31 Agustus 2020
NUNING VIRDANATI SYAHFIROH NIM. 12401173225
v
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran.....................................................................................1
B. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................3
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................................4
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga..................................................................................5
B. Pelaksanaan Praktik di Industri Kerupuk “TKT MIRAOS”……………....8
C. Permasalahan di Lapangan .................................................................8
D. Tanggapan Dari Pihak Lembaga Tempat Praktik ..................................9
BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS TERHADAP TEMUAN STUDI
A. Kajian Teori ..........................................................................................11
B. Analisis terhadap Temuan Studi ...........................................................17
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................21
B. Saran-Saran ...........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peran penting
dalam pembangunan ekonomi karena penyerapan tenaga kerja yang relatif
tinggi dan kebutuhan modal investasinya yang kecil. Hal ini membuat UMKM
tidak rentan terhadap perubahan eksternal sehingga pengembangan pada
sektor UMKM dapat menunjang pertumbuhan ekonomi yang digunakan
sebagai penunjang pembangunan ekonomi jangka panjang yang stabil dan
berkesinambungan. Rendahnya tingkat investasi dan produktivitasnya, serta
rendahnya usaha baru, UMKM memperoleh perhatian khusus dari pemerintah
pada masa mendatang untuk mengembangkan UMKM menuju usaha baru
yang memiliki daya saing tinggi. Karena itu, UMKM sangat diharapkan untuk
bisa terus berperan optimal dalam menanggulangi pengangguran yang
jumlahnya cenderung meningkat setiap tahunnya. Dengan banyaknya
penyerapan tenaga kerja, berarti UMKM mempunyai peran strategis dalam
upaya pemerintah mengurangi kemiskinan.
Mengingat UMKM pada umumnya berbasis pada sumberdaya ekonomi
lokal dan tidak bergantung pada impor, serta hasilnya dapat diekspor karena
keunikannya, maka pembangunan UMKM diyakini dapat memperkuat fondasi
perekonomian nasional. Perekonomian akan memiliki daya saing kuat jika
UMKM telah menjadi pelaku utama yang produktif dan berdaya saing dalam
perekonomian nasional. Untuk itu, pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah perlu menjadi prioritas utama dalam pembangunan perekonomian
nasional dalam jangka panjang. Pada saat ini pengembangan UMKM masih
dilanda berbagi hambatan dan tantangan dalam menghadapi dunia usaha yang
semakin ketat. Namun dengan berbagai keterbatasan yang ada, UMKM masih
diharapkan dapat berperan penting sebagai salah satu sumber penting dalam
meningkatan sumber pendapatan dan memperluas kesempatan kerja bagi
masyarakat.
2
Dengan adanya keterbatasan tersebut maka peran bank sangat penting
untuk membantu para pelaku usaha yang kesulitan dalam pengadaan modal.
Diharapkan para pengusaha UMKM bisa terbantu oleh pinjaman modal dari
bank atau lembaga keuangan lainnya yang menyediakan kredit khusus untuk
mengatasi keterbatasan modal mereka. Selain sumbangsih yang besar terhadap
perekonomian, UMKM juga merupakan salah satu solusi untuk mengurangi
ketimpangan maupun kesenjangan pendapatan masyarakat, karena sektor ini
memiliki ketahanan ekonomi yang tinggi. Maka dari itu pemerintah juga
berperan dalam membantu para pelaku UMKM melalui kebijakannya dalam
upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pengusaha kecil.
Untuk mengembangkan UMKM peran bank sangat diperlukan. Dimana
bank memiliki peran dapat mengalirkan dana bagi kegiatan ekonomi yaitu
salah satunya dalam bentuk perkreditan bagi masyarakat perseorangan atau
badan usaha. Bank memiliki komitmen untuk membantu mengembangkan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Salah satu bentuk komitmen tersebut dengan
dibukanya Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR merupakan alternatif bagi
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mendapakan modal
usaha. karena itulah Bank melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini bermaksud
memberi kemudahan akses yang lebih besar bagi para pelaku usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM) yang sudah feasible dan belum bankable
mendapatkan modal usaha. Pinjaman modal usaha ini merupakan alternatif
yang cocok buat UMKM.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk menyusun laporan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dengan judul “Peran Perbankan Dalam
Mengoptimalkan Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap
Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (UMKM) Pada
Industri Kerupuk “TKT MIRAOS” ”.
3
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan serta kegunaan dari Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL) yang bertempat di Industri Kerupuk “TKT MIRAOS” Tulungagung
adalah:
1. Tujuan
a. Untuk mengetahui profil Industri Kerupuk “TKT MIRAOS”
b. Untuk mengetahui apakah peran bank sangat penting dalam
pengembangan usaha kerupuk “TKT MIRAOS”
c. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Kredit Usaha Rakyat (KUR)
terhadap pengembangan usaha kerupuk “TKT MIRAOS”
d. Untuk mengetahui apakah bank dalam memberikan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) sudah optimal atau belum sehingga usaha dapat
berkembang dan tetap produktif.
2. Kegunaan
a. Kegunaan Akademis
1) Hasil temuan studi diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi penulis serta penulis lebih memahami ilmu yang
telah didapatkan dibangku kuliah.
2) Praktik pengalaman lapangan ini dapat menjadikan jembatan antara
mahasiswa dengan lembaga, serta untuk dapat menjalin hubungan
yang saling memberikan keuntungan.
3) Memberikan pengalaman kepada mahasiswa tentang situasi yang
ada di dunia kerja untuk menjadi bekal di kemudian hari.
4) Untuk mengetahui pengoperasionalan dan manajemen, serta
hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh Industri Kerupuk
“TKT MIRAOS”.
5) Mendapatkan pengalaman dalam bidang usaha.
6) Sebagai referensi atau perbandingan antara ilmu yang di dapat di
bangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi di lapangang.
7) Dapat menambah khazanah keilmuan di IAIN Tulungagung.
4
b. Kegunaan Secara Praktisi
Hasil temuan dalam studi ini diharapkan dapat menjadi evaluasi
atau bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan sebagai referensi
dalam penelitian lain yang memiliki inti pembahasan yang sama.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini dilaksanakan pada tanggal 1
Agustus sampai dengan 31 Agustus 2020 saat liburan semester VI. Dimana
pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini berlangsung selama 31
hari dengan konsep PPL VDR (Virtual Dari Rumah), dengan jadwal
melakukan observasi wawancara langsung dengan narasumber.
Tempat pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di Industri
Kerupuk “TKT MIRAOS” yang beralamat di Jl. Pahlawan Gang III, RT/RW
005/002, Dusun Sukorejo, Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru,
Kabupaten Tulungagung.
5
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga
1. Sejarah Industri Krupuk “TKT MIRAOS”
Industri Kerupuk “TKT MIRAOS” mulai didirikan di
Tulungagung pada tahun 2016. Sebelum mendirikan usaha ini pemilik
mengambil kerupuk di industri kerupuk lain. Dimana industri tersebut
milik ayahnya. Pemilik menjual kerupuk dengan mengambil kerupuk di
industri ayahnya dan menjualnya di pasar. Lama-kelamaan permintaan
akan kerupuk semakin meningkat, maka pendapatan dari penjualan
kerupuk juga semakin meningkat, sehingga pemilik berkeinginan untuk
membuka usaha kerupuk sendiri. Hasil penjualan tersebut digunakan untuk
membeli tanah sebagai tempat usaha dan membeli beberapa alat yang
dibutuhkan untuk usaha kerupuk.
Industri kerupuk “TKT MIRAOS” mulai beroperasional tahun
2016. Dimana saat itu karyawan yang bekerja mengambil dari karyawan
ayahnya untuk mengajari karyawan baru yang bekerja di industri kerupuk
pemilik sendiri. Pemilik industri kerupuk ini bernama Ibu Dewi Inayah.
Dalam pengelolaan usahanya beliau dibantu oleh suaminya. Usaha yang
dirintis oleh beliau bersama suaminya sudah mendapatkan SIUP (Surat
Izin Usaha Perdagangan) tahun 2018 atas nama suaminya yaitu Bapak
Risanto. Usaha ini merupakan usaha milik sendiri dimana status
kelembagaan industrinya sebagai pemasok (supplier). Jenis produk yang
diproduksi yaitu kerupuk.
Dalam produksi yang sudah berjalan selama kurang lebih 5 (lima)
tahun ini, pada tahun 2019 industri kerupuk mendapatkan izin dari
Departemen Kesehatan dan sudah terdaftar produk yang diproduksinya
yaitu kerupuk dengan 2 (dua) macam produksi yaitu kerupuk mentah dan
kerupuk goreng. Untuk kerupuk goreng biasanya disebut sebagai kerupuk
uyel yang digunakan sebagai lauk saat makan. Selain itu pemilik juga
menjual jenis kerupuk lain seperti kerupuk plompong dan kerupuk tahu,
6
tetapi disini pemilik tidak memproduksi sendiri namun membeli kerupuk
mentahnya kemudian digoreng dan dikemas sendiri. Usaha kerupuk ini
sampai sekarang masih tetap bertahan dan terus mengalami kemajuan dari
tahun ke tahun, walaupun pada saat ini mengalami adanya pandemi covid-
19 usaha ini operasionalnya tetap berjalan produktif.
2. Visi dan Misi Industri Krupuk “TKT MIRAOS”
a. Visi
Menjadikan usaha ini sebagai perusahaan penghasil kerupuk yang
bermutu secara kualitatif dan kuantitatif, mandiri, menguasai dan
mencapai target pasar, dan dikenal secara luas oleh masyarakat.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas produk.
2) Menyediakan berbagai variasi produk kerupuk yang enak dan unik.
3) Memberikan inovasi dan peningkatan kualitas pelayanan demi
memaksimalkan kepuasaan pelanggang dan klien usaha.
3. Letak Geografis
Letak industri kerupuk “TKT MIRAOS” beralamatkan di Jl. Pahlawan
Gang III, RT/RW 005/002, Dusun Sukorejo, Desa Rejoagung, Kecamatan
Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung.
4. Struktur Organisasi Industri Krupuk “TKT MIRAOS”
a. Struktur
Agar tujuan dari suatu organisasi dapat tercapai, maka dalam suatu
usaha diperlukan organisasi yang baik untuk mendapatkan suatu
gambaran rencana dari sekelompok orang yang mengadakan kerjasama
dengan pembagian tugas, tanggungjawab, dan wewenang yang jelas.
Adapun struktur organisasi Industri Kerupuk “TKT MIRAOS”
sebagai berikut:
7
b. Job Deskripsi
1) Pemilik
Pemilik industri kerupuk “TKT MIRAOS” yaitu Bapak Risanto dan
Ibu Dewi Inayah, selain menjadi pemilik beliau juga mengatur dan
mengelola usaha kerupuknya sendiri.
2) Karyawan
Karyawan di industri kerupuk “TKT MIRAOS” adalah karyawan
dalam bidang produksi saja, jumlahnya 14 karyawan, setiap
karyawan memiliki bagian masing-masing dalam proses produksi,
yaitu sebagai berikut:
a) Bagian adonan terdapat 1 karyawan
b) Bagian Penggilingan terdapat 1 karyawan
c) Bagian Pengukusan terdapat 1 karyawan
d) Bagian Mesin Pencetak terdapat 4 karyawan
e) Bagian Penjemuran terdapat 1 karyawan
f) Bagian Penggorengan terdapat 1 karyawan
g) Bagian Pengemasan terdapat 5 karyawan
3) Konsumen/pelanggan
Membeli produk-produk yang dijual di industry kerupuk “TKT
MIRAOS”
PEMILIK
KARYAWAN
KONSUMEN/PELANGGAN
8
B. Pelaksanaan Praktik
Praktik Pengalaman Lapangan merupakan salah satu program Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) dengan instansi atau lembaga untuk prasarana
pembelajaran bagi mahasiswa. Disini mahasiswa tidak hanya di tuntut
mempunyai kecerdasan intelektual, tetapi juga harus mempunyai empat
kemampuan dasar yaitu pengetahuan, keterampilan, kreatifitas, serta sikap,
yang mana keempat kemampuan dasar tersebut belum sepenuhnya di dapat
mahasiswa ketika di perguruan tinggi.
Waktu dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan dimulai pada
tanggal 1 Agustus sampai dengan 31 Agustus 2020. Dimana konsep dalam
Praktik Pengalaman Lapangan menggunakan konsep Virtual Dari Rumah
(VDR). Kegiatan-kegiatan yang saya lakukan selama Praktik Pengalaman
Lapangan VDR (Virtual Dari Rumah) yaitu:
1. Melakukan wawancara dengan narasumber secara langsung maupun tidak
langsung,
2. Menganalisis hasil wawancara,
3. Mengevaluasi hasil analisis,
4. Mengamati operasional kegiatan produksi di tempat usaha,
5. Membantu mengawasi operasional di tempat usaha,
6. Membantu pengusaha memasarkan produknya.
C. Permasalahan di Lapangan
Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menghadapi sejumlah
persoalan di masa pandemi covid-19. Salah satunya yaitu penurunan angka
penjualan. Masalah yang dihadapi UMKM tidak hanya itu saja, masih ada
berbagai masalah lain seperti permodalan, distribusi terhambat, kesulitan bahan
baku, produksi menurun, dan PHK buruh kerja.
Permasalahan yang terdapat dalam Industri Kerupuk “TKT MIRAOS”
dalam masa pandemi covid-19 ini bukan dalam proses produksinya maupun
kesulitan dalam memperoleh bahan baku, melainkan menurunnya jumlah
produksi, menurunnya angka penjualan, serta sulitnya dalam proses pemasaran
produk. Dari masalah tersebut yang paling sangat terasa dan perlu untuk
9
dilakukan tindak lanjut yaitu produksi menurun diakibatkan jangkauan
pemasaran yang sempit sehingga pendapatan pun juga ikut menurun. Apalagi
dalam usaha ini dibarengi adanya kerja sama bank. Pemilik usaha Industri
Kerupuk “TKT MIRAOS” menjadi mitra bank dengan melakukan pembiayaan
akad perjanjian kredit untuk mengembangkan usahanya. Hal itu membuat
pemilik usaha mengalami kesulitan dalam pembayaran kredit ke bank, karena
harus dibayarkan sesuai jatuh tempo pembayaran. Untuk meringankan beban
para pelaku usaha, selama pandemi covid-19 peran bank sangat dibutuhkan
demi tetap berjalannya UMKM. Selain itu untuk masalah pembayaran kredit ke
bank pemilik usaha bisa datang ke bank untuk mengajukan relaksasi kredit
selama adanya pandemi covid-19, dan kemudian akan diberikan restrukturisasi
dari pihak bank, sebab pandemi covid-19 ini tidak hanya merugikan pihak
UMKM namun juga merugikan banyak pihak lain.
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Praktik
Untuk menghadapi situasi saat pandemi covid-19 maka industri kerupuk
“TKT MIRAOS” harus bisa mempertahankan usahanya. Mengingat bahwa
UMKM memiliki kontribusi atau peranan yang penting dalam perekonomian
masyarakat. Buktinya, pemerintah pun memandang penting keberadaan para
pelaku UMKM. Perhatian tinggi yang diberikan kepada para pelaku UMKM
tersebut tidak lain sebagai wujud pemerintah dalam menyangga ekonomi
rakyat kecil. Apalagi, UMKM mampu memberikan dampak secara langsung
terhadap kehidupan masyarakat.
Dalam situasi saat ini sektor UMKM menjadi lini bisnis yang kinerjanya
paling terdampak covid-19. Untuk memulihkan UMKM, pemerintah fokus
melakukan percepatan dan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Pemerintah
juga memberikan relaksasi kebijakan penundaan angsuran pokok KUR selama
6 (enam) bulan dan penundaan sementara kelengkapan dokumen administrasi
sampai dengan berakhirnya masa pandemi covid-19. Langkah tersebut
diharapkan mampu memberikan penguatan bagi UMKM untuk bertahan dan
bangkit di masa pandemi covid-19.
10
Saat ini pemilik usaha memanfaatkan program yang dibuat oleh
pemerintah mengenai relaksasi atas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dimana
penyaluran kreditnya melalui bank. Jadi pemilik usaha bisa diberikan
restrukturisasi kredit. Langkah pengajuan restrukturisasi kredit ini menjadi
salah satu upaya nyata terhadap penyelamatan UMKM yang terkena dampak
pandemi covid-19. Upaya-upaya dan langkah strategis bank tersebut, mampu
mengembalikan daya tahan ekonomi pelaku UMKM sehingga ekonomi bangkit
lagi. Setelah mendapat restrukturisasi dari bank pelaku usaha harus bisa
mengatur usahanya agar tetap beroperasi dan berjalan produktif.
11
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS TERHADAP TEMUAN STUDI
A. Kajian Teori
1. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
a) Pengertian
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah kredit/pembiayaan modal kerja
dan/atau investasi kepada debitur individu/perseorangan, badan usaha
dan/atau kelompok usaha yang produktif dan layak namun belum
memiliki agunan tambahan atau agunan tambahan belum cukup. KUR
merupakan program yang termasuk dalam kelompok Program
Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi
Mikro Kecil Dan Menengah guna meningkatkan akses permodalan dan
sumber daya lainnya bagi usaha mikro, kecil, dan menengah.1
Tujuan program KUR adalah mempercepat pengembangan
sektor-sektor primer dan pemberdayaan usaha skala kecil, untuk
meningkatkan aksesbilitas terhadap kredit dan lembaga-lembaga
keuangan, mengurangi tingkat kemiskinan, dan memperluas
kesempatan kerja. Pada dasarnya KUR merupakan modal kerja dan
kredit investasi yang disediakan secara khusus untuk unit usaha
produktif melalui program penjaminan kredit.
UMKM dan Koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR
adalah yang bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian,
perikanan dan kelautan, perindustrian, kehutanan, dan jasa keuangan
simpan pinjam. Penyaluran KUR dapat dilakukan langsung,
maksudnya UMKM dan Koperasi dapat langsung mengakses KUR di
Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Pelaksana. Untuk
lebih mendekatkan pelayanan kepada usaha mikro, maka penyaluran
KUR dapat juga dilakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha
1 Tika Dwi Nur Atin, Pengaruh Efektivitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap
Peningkatan Profit Usaha Mikro (Studi Kasus Pada Nasabah Bank Rakyat Indonesia Unit
Purwomatani Kalasan Sleman Yogyakarta), (Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta, 2018), hal.
25
12
mikro dapat mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan
KSP/USP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya
yang bekerjasama dengan Bank Pelaksana.
b) Tujuan
Adapun tujuan program penjaminan kredit, sebagai berikut:
1) Memepercepat sektor riil dan pemberdayaan usaha mikro, kecil,
menengah, dan koperasi.
2) Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan UMKM
dan Koperasi kepada Lembaga Keuangan.
3) Dalam rangka penanggulangan atau pengentasan kemiskinan dan
perluasan kesempatan kerja.
4) Untuk memberikan kemudahan akses yang lebih besar bagi para
pelaku usah mikro, kecil, menengah, dan koperasi yang sudah
feasible tetapi belum bankable.
c) Ketentuan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Penyaluran KUR diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri
Keuangan No.135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit
Usaha Rakyat yang telah diubah dnegan Peraturan Menteri Keuangan
No.10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh
pemerintah dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut:2
1) UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha
produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan:
a. Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat
kredit/pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan
melalui Sistem Informasi Debitur (SID) pada saat Permohonan
Kredit/pembiayaan diajukan dan/ atau belum pernah
memperoleh fasilitas Kredit Program dari Pemerintah.
b. Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota
Kesepakatan Bersama (MoU) penjaminan KUR dan sebelum
2 Drs. Gerhard Sibarani, dan Imelda Sitinjak, S.E., Analisis Pengaruh Pemberian Kredit
Usaha Rakyat (KUR) terhadap Perkembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) (Studi Kasus pada
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Putri Hijau Medan), (Medan: Lembaga
Penelitian universitas HKBP Nonmensen, 2011), hal. 45
13
addendum 1, maka fasilitas penjaminan dapat dberikan kepad
debitur yang belum pernah mendapatkan pembiayaan kredit
program lainnya.
c. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan
UMKM-K yang bersangkutan.
2) KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan
investasi dengan ketentuan:
a. Untuk kredit sampai dengan Rp 5 juta, tingkat bunga kredit
atau margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar
atau setara 20-21% efektif per tahun.
b. Untuk kredit di atas Rp 5 juta sampai dengan Rp 500 juta,
tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan
maksimal sebesar atau setara 12-13% efektif pertahun.
3) Bank pelaksana memutuskan pemebrian Kredit Usaha Rakyat
(KUR) berdasarkan penilaian terhadap kelayakan usaha sesuai
dengan asas-asas perkreditan yang sehat, serta dengan
memperhartikan ketentuan yang berlaku.
2. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
a) Pengertian UMKM
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor
ekonomi. Diakui bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
memainkan peran yang sangat penting di dalam pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi di negara maju maupun berkembang. Hal
tersebut dikarenakan banyaknya UMKM yang tersebar sehingga
menyumbang banyak lapangan pekerjaan di negara tersebut
dibandingkan dengan industri besar.3
b) Perbedaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
3 Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia, (Jakarta: LP3ES,
2012), hal. 11
14
UMKM adalah usaha perdagangan yang dikelola oleh badan
usaha atau perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2008. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa
kriteria yang dipergunakan, yakni sebagai berikut:4
1) Usaha Mikro
Usaha produktif milik perseorangan dan/atau badan usaha
perseorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro yang diatur
dalam undang-undang.
2) Usaha Kecil
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha
kecil yang diatur dalam undang-undang.
3) Usaha Menengah
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha
kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang.
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK.06/2003
tanggal 29 Januari 2003 UMKM dapat diartikan sebagai berikut:5
1) Usaha Mikro yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan
WNI dan memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha mikro
4 Dewi Anggraini, dan Syahrir Hakim Nasution, Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Bagi Pengembangan UMKM Di Kota Medan (Studi Kasus Bank BRI), (Jurnal Ekonomi dan
Keuangan, Vol. 1, No. 3, 2013), hal.108-109 5 Ibid, hal. 109-110
15
dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak
Rp50.000.000.
2) Usaha Kecil yaitu usaha produktif yang berskala kecil dan
memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penualan paling banyak Rp1.000.000.000 per tahun
serta dapat mnerima kredit dari Bank diatas Rp50.000.000 sampai
Rp500.000.000.
3) Usaha Menengah yaitu usaha yang bersifat produktif yang
memenuhi kriteria kekayaan bersih lebih besar dari Rp200.000.000
samapi dengan paling banyak sebesar Rp10.000.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
c) Keunggulan Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM)
Meski skala bisnis yang ditargetkan oleh bisnis tidak sebesar
perusahaan besar, banyak orang yang nyaman berbisnis dalam level ini
karena keunggulan yang ditawarkan pada bisnis usaha mikro dan kecil
menengah serta keunggulan tersebut sulit didapatkan di level bisnis
besar. Salah satu keunggulan yang utama adalah kemudahan dalam
mengadopsi inovasi dalam bisnis, terutama dalam bidang teknologi.
Adopsi teknologi terbaru menjadi lebih mudah dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan bisnis UMKM karena tidak memiliki
birokrasi yang berbelit dan sistem yang rumit. Selain kemudahan
aplikasi teknologi, keunggulan dalam faktor hubungan antar karyawan
karena lingkupnya lebih kecil, dan fleksibilitas untuk menyesuaikan
bisnis dengan kondisi pasar yang dinamis.
d) Perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah tidak pernah lepas
dari berbagai macam masalah. Permasalahan umum dalam
16
perkembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang
biasa terjadi, antara lain:6
1) Kesulitan dalam pemasaran
Pemasaran merupakan aspek yang dianggap paling penting dalam
dunia usaha.
2) Keterbatasan financial
Pengusaha mikro, kecil, dan menengah umumnya belum mampu
melakukan pemisahan manajemen keuangan perusahaan dan
rumah tangga. Kondisi seperti ini mengakibatkan kesulitan
pengusaha kecil melakukan perhitungan hasil kegiatan usaha
secara akurat dan akhirnya menghambat proses pembentukan
modal usaha untuk menunjang pengembangan usaha.
3) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)
Permasalahan yang menyangkut sumber daya manusia biasanya
terkait dengan struktur organisasi, pembagian kerja, masalah
tenaga kerja, serta kemampuan manajerial pengusaha.
4) Kemitraan
5) Masalah bahan baku
6) Keterbatasan teknologi
7) Kemampuan manajemen
3. Peran Bank
Bank adalah lembaga intermediasi keuangan yang bertugas
menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat untuk
meningkatkan taraf hidup rakyat. Sedangkan perbankan adalah segala
sesuatu yang berhubungan tentang bank. Penghimpunan dana dari
masyarakat dilakukan bank melalui simpanan atau tabungan dan
penyaluran dana dilakukan melalui kredit atau pinjaman kepada
masyarakat.
6 V. Wiratna Sujarweni dan Lian Retnani Utami, Analisis Dampak Pembiayaan Dana
Bergulir KUR (Kredit Usaha Rakyat) Terhadap Kinerja UMKM (Studi Kasus di Daerah Istimewa
Yogyakarta), (Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 22, No. 1, 2015), hal. 13
17
Peran Bank secara umum yaitu sebagai sumber alternatif
pembiayaan, dan menampung serta menyalurkan aspirasi dan minat
masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan khususnya di bidang
ekonomi. Dalam penyaluran kredit atau pembiayaan UMKM Bank
mendapatkan bantuan teknis dari Bank Indonesia, seperti penelitian,
pelatihan, penyediaan informasi, dan fasilitasi.
Bank umum wajib memberikan kredit atau Pembiayaan UMKM.
Jumlah Kredit atau Pembiayaan UMKM sebagaimana dimaksud
ditetapkan paling rendah 20% yang dihitung berdasarkan rasio kredit atau
pembiayaan UMKM terhadap total kredit atau pembiayaan. Pencapaian
rasio pemberian kredit atau pembiayaan sebagaimana dihitung pada setiap
akhir tahun dan dilakukan secara bertahap.7
B. Analisis Terhadap Temuan Studi
a. Peran Perbankan Dalam Mengoptimalkan Peranan Kredit Usaha Rakyat
(KUR) Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) Pada Industri Kerupuk “TKT MIRAOS”
Berdasarkan wawancara dengan narasumber selaku pemilik usaha
di peroleh hasil wawancara bahwa peran perbankan itu sangat penting.
Bank adalah badan yang menghimpun dana dari masyarakat dari dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank sebagai
lembaga kredit dapat memberikan pinjaman kepada nasabah-nasabahnya.
Dalam usaha memberikan kredit atau pinjaman, bank memelihara
keseimbangan antara jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang
tersedia.
Terdapat beberapa fungsi bank yang perlu diketahui, yaitu:
1. Fungsi Bank sebagai agen kepercayaan atau Agent of Trust
Bank yang merupakan agen kepercayaan atau agent of trust adalah
sebuah lembaga yang berdasar pada kepercayaan. Adapaun dasar
7 Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, Analisis Peran Lembaga Pembiayaan
Dalam Pengembangan UMKM, (Pusat Kebijakan Dalam Negeri Badan Pengkajian dan
Pengembangan Kebijakan Perdagangan, 2013), hal. 7
18
utama dari kegiatan usaha perbankan adalah suatu kepercayaan.
Dimana masyarakat akan bersedia menyimpan dananya ke bank jika
berlandaskan asaa kepercayaan. Fungsi ini akan terbangun
kepercayaan yang berasal baik dari pihak penyimpan maupun nasabah
yang berasla dari pihak bank. Kepercayaan ini sangat penting
terbangun karena didalam kondisi tersebut semua pihak akan merasa
diuntungkan, baik dari segi penyimpanan dana, penerima penyaluran
dana maupun penampung dana.
2. Fungsi Bank sebagai agen pengembangan atau Agent of development
Fungsi bank sebagai agen pengembangan merupakan suatu lembaga
yang terus menggerakkan dana agar dapat terjadi pembangunan
ekonomi sebuah negara. Aktivitas bank seperti penghimpun dan
penyalur dan asangat dibutuhkan untuk kelancara aktivitas
perekonomian. Dalam hal ini bank dapat memungkinkan masayarakat
menjalankan aktivitas untuk dapat berinvestasi, distribusi serta adanya
kegiatan konsumsi barang dan jasa, dan lain sebagainya yang tidak
terlepas dari adanya penggunaan uang.
3. Fungsi Bank sebagai pelayanan atau agent of service
Fungsi bank sebagai pelayanan atau Agent of service merupakan suatu
lembaga yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat.
dalam hal ini bank akan memebrikan jasa pelayanan perbankan untuk
masyarakat agar bisa merasi nyaman dan aman menyimpan dananya.
Jasa yang ditawarkan bank sangat erat berhubungan dengan adanya
kativitas perekonomian masyarakat pada umumnya.
Dalam Pedoman Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat Mikro
pengertian KUR adalah kredit atau pembiayaan kepada UMKM-K (Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah-Koperasi) dalam bentuk pemberian modal
kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha
produktif. Maksud dan tujuannya tidak lain yaitu sebagai efektivitas
sinergi dan kerjasama peaksanaan KUR Mikro oleh
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Dunia Usaha. Selain itu
juga sebagai pedoman atau pentunjuk pelaksanaan bagi masing-masing
19
pihak yang terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi, serta pengawasan program KUR Mikro.
Penyaluran kredit pada bank masih didominasi sektor perdagangan.
Pertumbuhan kredit harus didorong seoptimal mungkin dengan penyaluran
kredit terutama untuk KUR. Karena beberapa debitur KUR telah
memanfaatkan kredit untuk pengembangan usaha. Penerapan kredit pada
bank dapat menggunakan agunan atau jaminan dan tanpa jaminan, namun
apabila kredit tanpa agunan atau jaminan kemungkinan besar akan berisiko
menjadi kredit macet karena bank tidak memiliki harta nasabah yang dapat
dilelang jika nasabah tidak membayar kewajibannya ke bank yang
bersangkutan. Maka dari itu bank harus memiliki struktur kredit, struktur
kredit yang tepat bukan saja menguntungkan pihak bank saja, melainkan
juga menguntungkan bagi pihak perusahaan itu sendiri. Dengan struktur
kredit membuat struktur keuangan perusahaan menjadi lebih efisien.
Dengan penyaluran kredit yang diberikan kepada masyarakat, bank dan
pemerintah setempat menjadi lebih berkembang dan membuat negara kita
semakin maju terutama dalam hal positif.
Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah salah satu jenis kredit yang
terbentuk dari hasil kerja sama dengan pemerintah. Kredit ini diberikan
melalui bank sebagai kreditur atau penyedia dana untuk masyarakat yang
ingin membangun usaha sendiri.
Program KUR selama masa pandemi covid-19 ini sangat
dibutuhkan oleh para pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah. Karena
selama pandemi covid-19 ini sangat mempengaruhi perkembangan
UMKM. Dimana UMKM akan mengalami kesulitan dalam beberapa hal,
seperti tingkat produksi menurun, jaringan pemasaran sempit, pendapatan
juga akan mengalami penurunan.
Selain itu UMKM juga akan mengalami kesulitan apalagi UMKM
tersebut dibarengi adanya kemitraan dengan bank, seperti adanya pinjaman
kredit, maka pelaku usaha sulit dalam mengembalikan pinjamannya
kepada bank, sebab tingkat produksinya menurun dan mengakibatkan
pendapatan juga ikut menurun. Dengan itu pelaku usaha dapat mengajukan
20
keringanan kepada pihak bank, agar kewajibannya dalam mengembalikan
pinjaman dapat berkurang maksudnya bank akan memberikan
restrukturisasi kredit kepada pelaku usaha. Restrukturisasi kredit yaitu
upaya perbaikan yang dilakukan dalam kegiatan perkreditan terhadap
debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban.
Restrukturisasi kredit dilakukan melalui penurunan suku bunga. Pada
Industri Kerupuk “TKT MIRAOS” pemilik usaha mendapatkan
keringanan untuk membayar suku bunganya saja sebesar 1,2% dari
pinjamannya tanpa membayar pokoknya selama pandemi ini. Disini
pemilik usaha melakukan pinjaman kredit dengan pihak bank dalam
jangka waktu 3 tahun mulai tahun 2018, dan pada saat tahun 2020 ini
pemilik usaha mendapatkan restrukturisasi kredit dari bank selama masa
covid-19 dalam jangka waktu 1 tahun.
Industri Kerupuk “TKT MIRAOS” ini termasuk usaha yang
mendapatkan KUR. Maka dari itu bank harus lebih cermat dalam
memberikan KUR kepada nasabahnya, pihak bank harus melakukan
survey di tempat pelaku usaha secara langsung. Dengan demikian jika
bank bisa mengoptimalkan peranan KUR, dan menyalurkan dana KUR
kepada pelaku usaha yang tepat, maka hal tersebut akan sangat membantu
pihak pelaku usaha seperti UMKM agar tetap bisa berkembang dan
produktif selama masa pandemi covid-19 ini. Disisi lain pihak pelaku
UMKM pun juga harus memanfaatkan dana tersebut dengan baik agar
usahanya tidak mengalami gulung tikar pada masa saat ini.
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan terkait Peran Perbankan
Dalam Mengoptimalkan Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terhadap
Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pada Industri Kerupuk “TKT
MIRAOS”, dapat disimpulkan bahwa peran bank sangatlah penting dalam
membantu mengembangkan usaha. UMKM akan bisa berkembang dengan
cepat jika adanya peran bank didalam usahanya. Apalagi lembaga
keuangan baik bank maupun non bank merupakan salah satu lembaga
yang dipercaya oleh pemerintah untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat
(KUR), dimana program tersebut merupakan program dari pemerintah
sendiri karena pemerintah menganggap penyaluran Kredit Usaha Rakyat
(KUR) akan lebih optimal jika disalurkan melalui bank.
Di Industri Kerupuk “TKT MIRAOS” ini menganggap peran bank
sangat penting dalam usahanya dan pengajuan kredit yang telah dilakukan
dapat membantu Industri Kerupuk “TKT MIRAOS”. Dengan melakukan
pengajuan kredit ke bank usaha yang dirintis oleh pemilik mengalami
kemajuan dan terus berkembang. Maka dapat disimpulkan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) dari bank telah memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pengembangan usaha Industri Kerupuk “TKT MIRAOS”.
Berdasarkan hasil wawancara menurut pemilik usaha, peran bank sudah
optimal dalam memberikan dan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)
kepada Industri Kerupuk “TKT MIRAOS” karena dengan diterimanya
pengajuan kredit tersebut Industri Kerupuk “TKT MIRAOS” sudah bisa
membeli tanah sebagai tempat usaha dan peralatan lainnya seperti mesin
penggiling, dan mesin pencetak kerupuk. Sehingga Industri Kerupuk
“TKT MIRAOS” dapat memproduksi kerupuk lebih banyak lagi dan
usahanya tetap berjalan produktif.
22
B. Saran-saran
Berikut ini saran-saran yang bisa diberikan agar bermanfaat bagi
berbagai pihak, diantaranya adalah:
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai pengelola PPL.
Sebaiknya pihak Fakultas dan Bisnis Islam sebelumnya melakukan
komunikasi dengan baik dan melakukan ke lembaga yang digunakan
sebagai tempat pelaksanaan PPL, agar mahasiwa selanjutnya yang
akan melakukan PPL tidak mengalami kesulitan pada saat mencari
tempat untuk PPL.
2. Untuk Instansi/Lembaga tempat PPL
Sebaiknya pihak lembaga perlu meningkatkan kualitas produk yang
diproduksi dan menambahkan variasi produk yang lebih menarik
sehingga dapat meningkatkan minat pelanggan. Selain itu pihak
lembaga dapat membuat laporan keuangan yang lebih rinci sehingga
akan memudahkan dalam melihat pergerakan arus kasnya.
3. Untuk mahasiswa sebagai peserta PPL
Kita sebagai mahasiswa harus bersungguh-sungguh saat dilokasi PPL.
Ketika kita dibimbing dan membantu pekerjaan mereka disitulah kita
dapat mengerti dan mendapat ilmu yang bermanfaat bagi diri kita
sendiri terutama pada penyesuaian teori di dalam praktik lapangan.
Selain itu mahasiswa harus menjaga nama baik diri sendiri maupun
almamater IAIN Tulungagung.
1
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Dewi dan Syahrir Hakim Nasution. 2013. Peranan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan UMKM Di Kota Medan (Studi Kasus
Bank BRI). Jurnal Ekonomi dan Keuangan (1) 3.
Atin, Tika Dwi Nur. 2018. Pengaruh Efektivitas Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Terhadap Peningkatan Profit Usaha Mikro (Studi Kasus Pada Nasabah
Bank Rakyat Indonesia Unit Purwomatani Kalasan Sleman Yogyakarta).
Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta.
Kementerian Perdangan Republik Indonesia. 2013. Analisis Peran Lembaga
Pembiayaan Dalam Pengembangan UMKM. Pusat Kebijakan Dalam
Negeri Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan.
Sujarweni, V. Wiratna dan Lian Retnani Utami. 2015. Analisis Dampak
Pembiayaan Dana Bergulir KUR (Kredit Usaha Rakyat) Terhadap Kinerja
UMKM (Studi Kasus di Daerah Istimewa Yogyakarta). Jurnal Bisnis dan
Ekonomi (22) 1.
Sibarani,Drs. Gerhard dan Imelda Sitinjak, S.E..2011. Analisis Pengaruh
Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) terhadap Perkembangan Usaha
Mikro dan Kecil (UMK) (Studi Kasus pada PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Putri Hijau Medan). Medan: Lembaga Penelitian
universitas HKBP Nonmensen.
Tambunan, Tulus. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta:
LP3ES.
2
LAMPIRAN
3
Lampiran 1
BERITA ACARA HARIAN
PPL JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
GELOMBANG II TAHUN 2020
Pada tanggal 01 sampai tanggal 31 bulan Agustus tahun 2020 bertempat di
Industri Kerupuk “TKT MIRAOS” telah dilaksanakan PPL Jurusan Perbankan
Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung gelombang II
tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai berikut:
Nama : Nuning Virdanati Syahfiroh
NIM : 12401173225
Jurusan : Perbankan Syariah
NO Hari/Tanggal Pukul Kegiatan
1.
Sabtu, 01 Agustus
2020 13.00
Menghubungi DPL (Dosen Pebimbing
Lapangan) untuk memberikan arahan terkait
pelaksanaan PPL.
2.
Minggu,02 Agustus
2020 08.00
Menghubungi narasumber Industri Kerupuk
“TKT MIRAOS” untuk menanyakan kapan
narasumber siap untuk melakukan wawancara.
3.
Senin, 03 Agustus
2020 13.00
Pertemuan DPL (Dosen Pembimbing
Lapangan) melalui zoom meeting memberikan
arahan dan bimbingan saat pelaksanaan PPL.
4. Selasa, 04 Agustus
2020 13.00
Menyusun pertanyaan wawancara untuk
ditanyakan kepada narasumber.
5.
Rabu, 05 Agustus
2020 09.00
Menghubungi narasumber untuk pelaksanaan
wawancara mengenai sejarah, visi dan misi,
serta apakah terdapat peran bank dalam
Industri Krupuk “TKT MIRAOS”.
4
6.
Kamis, 06 Agustus
2020 08.00
Pelaksanaan wawancara dengan narasumber,
dengan pembahasan mengenai sejarah, visi dan
misi, serta adakah peran bank dalam Industri
Krupuk “TKT MIRAOS”
7.
Jumat,07 Agustus
2020 21.00
Menganalisis hasil wawancara mengenai
sejarah, visi dan misi, serta adanya peran bank
pada Industri Krupuk “TKT MIRAOS”.
8.
Sabtu, 08 Agustus
2020 21.30
Melakukan Review pembekalan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) tentang
Pemberdayaan Usaha Masyarakat oleh Bapak
Muhaimin selaku BPMD Tulungagung.
9.
Minggu, 09
Agustus 2020
21.00
Melakukan Review pembekalan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) tentang UMKM
(Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) oleh
Bapak dul Aziz selaku ketua Forkom UMKM
Kabupaten Tulungagung.
10.
Senin, 10 Agustus
2020 20.00
Menyusun pertanyaan wawancara mengenai
manajemen dan operasional pada Industri
Krupuk “TKT MIRAOS”
11. Selasa, 11 Agustus
2020 10.00
Menghubungi narasumber untuk melaksanakan
wawancara.
12.
Rabu, 12 Agustus
2020 08.00
Pelaksanaan wawancara dengan mengenai
manajemen dan operasional yang diterapkan
dalam Industri Krupuk “TKT MIRAOS”.
13.
Kamis, 13 Agustus
2020 14.00
Menganalisis hasil wawancara mengenai
manajemen dan operasional yang diterapkan
dalam Industri Krupuk “TKT MIRAOS”.
14. Jumat, 14 Agustus
2020 08.00-11.00
Melakukan wawancara dengan narasumber
tentang struktur organisasi, hambatan dan
tantangan yang dihadapi selama masa pandemi
covid-19, dan strategi untuk mengatasinya.
strategi dalam menjalankan usahanya agar
5
tetap produktif (produksi, penjualan, dan
pemasarannya).
15.
Sabtu, 15 Agustus
2020
07.00-12.00
Melakukan wawancara mengenai kendala
pembayaran kredit bank, strategi yang
dilakukan pihak UMKM saat terjadi pandemi
covid-19 dalam hal pembayaran kreditnya,
serta tanggapan pemilik usaha terkait peran
bank dalam pengembangan usahanya.
16. Minggu, 16
Agustus 2020 13.00
Melakukan analisis hasil wawancara.
17.
Senin, 17 Agustus
2020
08.00-12.00
Membantu pemilik usaha dalam pengawasan
proses produksi krupuk dan melakukan
pengambilan dokumentasi. Melakukan analisis
atas hasil wawancara dan melakukan list atas
permasalahan yang terdapat dalam usaha
tersebut.
18.
Selasa, 18 Agustus
2020
21.00
Membuat judul dari salah satu permasalahan
yang terdapat dalam Industri Krupuk “TKT
MIRAOS” dimana permasalahan tersebut
sangat perlu dianalisis dan dijadikan sebagai
pokok pembahasan dalam laporan.
19. Rabu, 19 Agustus
2020 21.00
Menyusun format laporan PPL.
20. Kamis, 20 Agustus
2020 08.00
Konsultasi judul laporan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL).
21. Jumat, 21 Agustus
2020 21.00
Menyusun laporan PPL Bab Pendahuluan
point Dasar Pemikiran.
22.
Sabtu, 22 Agustus
2020 10.00
Menyusun laporan PPL Bab Pendahuluan
point tujuan dan kegunaan, serta waktu dan
tempat pelaksanaan.
23.
Minggu, 23
Agustus 2020 10.00
Menghubungi DPL (Dosen Pembimbing
Lapangan) untuk menanyakan konsultasi
penyusunan laporan.
24. Senin, 24 Agustus 10.00 Menyusun laporan PPL Bab Pelaksanaan
6
2020 Praktik point profil lembaga.
25.
Selasa, 25 Agustus
2020 10.00
Menyusun laporan PPL Bab Pelaksanaan
Praktik point pelaksanaan praktik,
Permasalahan di lapangan, dan tanggapan dari
pihak lembaga praktik.
26. Rabu, 26 Agustus
2020 20.00
Menyusun laporan PPL Bab
Pembahasan/Analisis hasil temuan studi.
27. Kamis, 27 Agustus
2020 20.00
Menyusun laporan PPL Bab Penutup.
28. Jumat, 28 Agustus
2020 10.00
Menghubungi DPL terkait penyusunan laporan
dan pengumpulan laporan.
29. Sabtu, 29 Agustus
2020 16.00
Menyusun laporan PPL pada lembar lampiran.
30. Minggu, 30
Agustus 2020 13.00
Menghubungi DPL (Dosen Pembimbing
Lapangan) mengenai hasil laporan PPL.
31. Senin, 31 Agustus
2020 08.00
Dokumentasi untuk pembuatan konten video di
youtube.
Tulungagung, 31 Agustus 2020
Nuning Virdanati Syahfiroh
NIM. 12401173225
7
Lampiran 2
BERITA ACARA KONSULTASI
Nama : Nuning Virdanati Syahfiroh
NIM : 12401173225
Jurusan : Perbankan Syariah
DPL : Dr. Hj. Nur Aini Latifah, S.E., M.M.
Tempat PPL : Industri Kerupuk “TKT MIRAOS”
Judul Laporan : Peran Perbankan Dalam Mengoptimalkan Peranan Kredit Usaha
Rakyat (KUR) Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) Pada Industri Kerupuk “TKT MIRAOS”
No Hal Yang Dikonsultasikan Catatan DPL Paraf
1. Konsultasi permasalahan yang
ada dalam tempat PPL ACC
2. Konsultasi judul laporan PPL ACC
3. Konsultasi penyusunan laporan
PPL ACC
4. Konsultasi hasil laporan PPL ACC
5.
Tulungagung, 31 Agustus 2020
Dosen Pembimbing Lapangan
Dr. Hj. Nur Aini Latifah, S. E., M. M.
NIP. 1970090 1199903 2002
8
Lampiran 3
Dokumentasi Observasi
Foto saat wawancara dengan narasumber (Pemilik Usaha)
Foto saat melakukan pengawasan karyawan dengan pemilik usaha
9
Foto Proses Produksi Kerupuk
Foto dengan Pemilik Usaha