Download - LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI BENGKULU
MEI 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI BENGKULU MEI 2021
Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Bengkulu dipublikasikan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Bengkulu untuk menganalisis perkembangan perekonomian Provinsi Bengkulu secara
komprehensif. Analisis dalam buku ini mencakup Perkembangan Ekonomi Makro Daerah; Keuangan
Pemerintah; Perkembangan Inflasi Daerah; Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan, dan
UMKM; Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah; Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan; dan Prospek Perekonomian Daerah. Penerbitan buku ini ditujukan sebagai: (1) Laporan kepada
Kantor Pusat Bank Indonesia tentang kondisi perkembangan ekonomi dan keuangan di Provinsi Bengkulu, dan
(2) Informasi kepada stakeholders di daerah mengenai perkembangan ekonomi dan keuangan terkini.
TIM PENULIS: Rif’at Pasha (Pengarah) | Azhari Novy Sucipto | Santy Wardhani | Fathan Sabartian | Syekhan Adesia Ramadhan | Faishal Ahmad Farossi |
Riganislamareda Sukma
Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi - Tim Perumusan dan Implementasi KEKDA
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
Jl. Jend. A. Yani No. 1, Kota Bengkulu – Indonesia
Telp.: 0736 – 21735/ Fax: 0736 – 21736
Publikasi LPP Bengkulu secara online dapat diperoleh di
https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/lpp/default.aspx
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Laporan Perekonomian Provinsi Bengkulu Mei 2021 dapat selesai disusun dan dipublikasikan kepada
stakeholders Bank Indonesia. Publikasi ini diterbitkan secara triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Bengkulu untuk memenuhi kebutuhan informasi mengenai Perkembangan Ekonomi Makro Daerah;
Keuangan Pemerintah; Perkembangan Inflasi Daerah; Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses
Keuangan, dan UMKM; Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah; Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan; dan Prospek Perekonomian Daerah.
Sebagai highlite, dapat kami sampaikan bahwa perekonomian Bengkulu menunjukkan perbaikan di triwulan I 2021.
Di tengah berjalannya program vaksinasi, perekonomian Bengkulu triwulan I tumbuh -1,58% (yoy), membaik
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -2,39% (yoy), perbaikan didukung oleh membaiknya
kinerja komponen investasi dan ekspor. Dari sisi harga, seiring perbaikan ekonomi, inflasi tahunan Provinsi Bengkulu
pada triwulan I 2021 tercatat sebesar 1,45% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
0,89% (yoy). Perbaikan ini didukung pula oleh stabilitas keuangan di Provinsi Bengkulu yang tetap dalam kondisi
terjaga.
Kami menyadari bahwa cakupan serta kualitas data dan informasi yang disajikan dalam buku ini masih perlu terus
disempurnakan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran membangun dari pengguna/pembaca demi
penyempurnaan di masa yang akan datang.
Akhirnya, besar harapan kami semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan melindungi setiap langkah kita.
Bengkulu, 10 Juni 2021
KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI BENGKULU
ttd
Joni Marsius
Deputi Direktur
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Daftar Isi
iii KATA PENGANTAR
v DAFTAR ISI
xi INDIKATOR UTAMA
xv RINGKASAN EKSEKUTIF
1 BAB I
3 1.1 SISI PENGGUNAAN
10 1.2 SISI LAPANGAN USAHA
15 BAB II
17 2.1 APBD PROVINSI BENGKULU TRIWULAN I 2021
20 2.2 BELANJA APBN PROVINSI BENGKULU
21 BAB III
23 3.1 INFLASI TRIWULANAN
23 3.2 INFLASI TAHUNAN
29 3.3 INFLASI BULANAN
31 3.4 AKTIVITAS PENGENDALIAN INFLASI (TPID)
33 BAB IV
35 4.1 GAMBARAN UMUM
35 4.2 KONDISI BANK UMUM
37 4.3 SEKTOR RUMAH TANGGA
39 4.4. SEKTOR KORPORASI
39 4.5 SEKTOR SYARIAH
41 4.6 SEKTOR UMKM
42 4.7 PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
45 BAB V
47 5.1 SISTEM PEMBAYARAN TUNAI
48 5.2 SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI
53 5.3 KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK (KUPVA BB) BERIZIN
54 5.4 FESTIVAL EKONOMI KEUANGAN DIGITAL INDONESIA DI BUMI RAFFLESIA
57 BAB VI
59 6.1 KETENAGAKERJAAN
61 6.2 KEMISKINAN
63 BAB VII
65 7.1 PROSPEK MAKROEKONOMI
67 7.2 PROSPEK INFLASI
69 DAFTAR ISTILAH
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Daftar Tabel
3 Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Sisi Penggunaan (% Yoy)
3 Tabel 1.2 Andil Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Sisi Penggunaan (% Yoy)
10 Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Sisi Lapangan Usaha (%yoy)
17 Tabel 2.1 Realisasi Triwulan I APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu (Rp Miliar)
18 Tabel 2.2 Realisasi Triwulan I 2021 Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu (Rp Miliar)
19 Tabel 2.3 Realisasi Triwulan I 2021 Belanja APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu (Rp Miliar)
20 Tabel 2.4 Belanja Negara
23 Tabel 3.1 Komoditas Penyumbang Inflasi Triwulan I 2021
24 Tabel 3.2 Perkembangan Inflasi Tahunan per Kelompok
47 Tabel 5.1 Perkembangan Pembayaran Tunai
48 Tabel 5.2 Perkembangan Temuan Uang Palsu Bengkulu
59 Tabel 6.1 Kondisi Ketenagakerjaan Bengkulu
60 Tabel 6.2 Ketenagakerjaan Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama
60 Tabel 6.3 Ketenagakerjaan Berdasarkan Status Pekerjaan Utama
60 Tabel 6.4 Ketenagakerjaan Berdasarkan Pendidikan
60 Tabel 6.5 Ketenagakerjaan Berdasarkan Jam Kerja
61 Tabel 6.6 Nilai Tukar Petani
62 Tabel 6.7 Perkembangan Indikator Kemiskinan Provinsi Bengkulu 2018-2020
65 Tabel 7.1 Proyeksi PDRB Triwulan III dan 2021
67 Tabel 7.2 Proyeksi Inflasi Triwulan III dan 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Daftar Grafik 3 Grafik 1.1 Pola Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu
4 Grafik 1.2 Indeks Keyakinan Konsumen
4 Grafik 1.3 Perkembangan KKB
4 Grafik 1.4 Indeks Pembelian Barang Tahan Lama
4 Grafik 1.5 Tabungan dan Deposito Rumah Tangga
4 Grafik 1.6 Indeks Penghasilan
5 Grafik 1.7 Google Mobility Indeks (Retail) Triwulan I 2021
5 Grafik 1.8 Survei Konsumen per triwulan II 2021
5 Grafik 1.9 Indeks Pembelian Barang Tahan Lama
5 Grafik 1.10 Google Mobility Indeks (Retail) Bulan Mei 2021
5 Grafik 1.11 Pola Historis Belanja Daerah
6 Grafik 1.12 Kinerja Pendapatan Daerah
6 Grafik 1.13 Kinerja Dana Pihak Ketiga (Pemerintah)
6 Grafik 1.14 Penerimaan Pajak (APBN)
6 Grafik 1.15 Perkembangan Kredit Produktif Korporasi
7 Grafik 1.16 Realisasi Semen
7 Grafik 1.17 Pertumbuhan Kredit Investasi dan Modal Kerja
7 Grafik 1.18 Likert Scale Investasi
7 Grafik 1.19 Perkembangan Volume Ekspor Bengkulu
8 Grafik 1.20 Volume Ekspor Batu Bara Bengkulu
8 Grafik 1.21 Volume Ekspor Karet Bengkulu
8 Grafik 1.22 Volume Ekspor CPO Bengkulu
8 Grafik 1.23 Tren Harga Komoditas (CPO, Karet dan Kopi)
8 Grafik 1.24 Harga Komoditas Batu Bara
9 Grafik 1.25 Purchasing Managers Index Negara Mitra Dagang
9 Grafik 1.26 Volume Impor Luar Negeri Bengkulu
9 Grafik 1.27 Kegiatan Bongkat Barang Pelabuhan
10 Grafik 1.28 Nilai Tukar Petani
11 Grafik 1.29 Kredit Pertanian Triwulan I 2021
11 Grafik 1.30 Nilai Tukar Petani posisi April 2021
11 Grafik 1.31 Potensi Produksi Padi tahun 2021
11 Grafik 1.32 Kredit Pertanian Bulan April 2021
11 Grafik 1.33 Kegiatan Bongkar Muat Pelabuhan
12 Grafik 1.34 Kegiatan Bongkar Muat Bandara
12 Grafik 1.35 Perkembangan Jumlah Penumpang
12 Grafik 1.36 Google Mobility Indeks Grocery and Pharmacy
12 Grafik 1.37 Perkembangan Kredit KPR dan Multiguna
13 Grafik 1.38 Indeks Keyakinan Konsumen Mei 2021
13 Grafik 1.39 Kredit Perdagangan Mei 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
13 Grafik 1.40 Tren Kenaikan Harga CPO
13 Grafik 1.41 Likert Scale Permintaan Domestik
13 Grafik 1.42 Harga Komoditas CPO Bulan April 2021
13 Grafik 1.43 Likert Scale Kapasitas Utilisasi
14 Grafik 1.44 Realisasi Semen
14 Grafik 1.45 Likert Scale Investasi
17 Grafik 2.1 Komposisi Realisasi Triwulan I 2021 Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu
19 Grafik 2.2 Komposisi Realisasi Triwulan I 2021 Belanja Daerah Provinsi Bengkulu
23 Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Nasional, Pulau Sumatera dan Provinsi Bengkulu (% yoy)
25 Grafik 3.2 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau (% yoy)
25 Grafik 3.3 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Pakaian dan Alas Kaki (% yoy)
25 Grafik 3.4 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar RT (% yoy)
26 Grafik 3.5 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT (% yoy)
26 Grafik 3.6 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Kesehatan (% yoy)
27 Grafik 3.7 Pergerakan Mobilitas di Pusat Transpotasi Umum
27 Grafik 3.8 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Transportasi (% yoy)
28 Grafik 3.9 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan (% yoy)
28 Grafik 3.10 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan (% yoy)
28 Grafik 3.11 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Pendidikan (% yoy)
29 Grafik 3.12 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran (% yoy)
29 Grafik 3.13 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya (% yoy)
35 Grafik 4.1 Aset Bank Umum di Provinsi Bengkulu
35 Grafik 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kepemilikan
36 Grafik 4.3 Aset Bank Umum Berdasarkan Sistem
36 Grafik 4.4 Perkembangan Total DPK Bank Umum
36 Grafik 4.5 Pertumbuhan DPK Bank Umum
36 Grafik 4.6 Penyaluran Kredit Bank Umum
37 Grafik 4.7 Pangsa Kredit Bank Umum Jenis Penggunaan
37 Grafik 4.8 Pertumbuhan Kredit Jenis Penggunaan
37 Grafik 4.9 NPL Bengkulu (Lokasi Proyek)
37 Grafik 4.10 LDR Bengkulu (Lokasi Proyek)
37 Grafik 4.11 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi RT
38 Grafik 4.12 Pangsa Jenis DPK Rumah Tangga
38 Grafik 4.13 Perkembangan DPK Rumah Tangga
38 Grafik 4.14 Perkembangan Kredit Rumah Tangga
38 Grafik 4.15 Perkembangan NPL Rumah Tangga
39 Grafik 4.16 Perkembangan Kredit Korporasi
39 Grafik 4.17 Perkembangan NPL Korporasi
39 Grafik 4.18 Distribusi Aset Bank Syariah
40 Grafik 4.19 Pertumbuhan DPK Bank Syariah
40 Grafik 4.20 Komponen DPK Bank Syariah
40 Grafik 4.21 Pembiayaan dan NPF Bank Syariah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
40 Grafik 4.22 Pertumbuhan Pembiayaan Jenis Penggunaan
41 Grafik 4.23 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Lapangan Usaha
41 Grafik 4.24 FDR Perbankan Syariah
41 Grafik 4.25 Pangsa Kredit UMKM
41 Grafik 4.26 Pertumbuhan Kredit Skala Usaha
42 Grafik 4.27 Nominal Kredit UMKM Jenis Penggunaan
42 Grafik 4.28 Distribusi Penyaluran Kredit UMKM Lapangan Usaha
42 Grafik 4.29 NPL Kredit UMKM Skala Usaha
42 Grafik 4.30 NPL Kredit UMKM Jenis Penggunaan
47 Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Bengkulu Periode Triwulan I 2021
47 Grafik 5.2 Perkembangan Outflow dan Konsumsi RT
47 Grafik 5.3 Persentase Transaksi Penarikan Periode Triwulan I 2021
47 Grafik 5.4 Persentase Transaksi Setoran Periode Triwulan I 2021
48 Grafik 5.5 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar Bengkulu
48 Grafik 5.6 Perkembangan Jumlah Lembar Temuan Uang Palsu
48 Grafik 5.7 Perkembangan Jumlah Nominal Temuan Uang Palsu
49 Grafik 5.8 Perkembangan Jumlah Nominal SKNBI Bengkulu
49 Grafik 5.9 Perkembangan Jumlah Lembar Warkat SKNBI Bengkulu
49 Grafik 5.10 Perkembangan Jumlah Nominal RTGS Bengkulu
49 Grafik 5.11 Perkembangan Jumlah Transaksi RTGS Bengkulu
50 Grafik 5.12 Perkembangan Jumlah Volume Transaksi Kartu Kredit Bengkulu
50 Grafik 5.13 Perkembangan Nominal Transaksi Kartu Kredit (Juta Rp) Bengkulu
50 Grafik 5.14 Perkembangan Jumlah Kartu ATM/Debet Bengkulu
50 Grafik 5.15 Perkembangan Jumlah Volume Transaksi Kartu ATM/Debet
50 Grafik 5.16 Perkembangan Nominal Transaksi (Juta Rp) Kartu ATM/Debet
51 Grafik 5.17 Perkembangan Uang Elektronik
51 Grafik 5.18 Perkembangan Volume Transaksi UE Bengkulu Tw I 2021 Berdasarkan Jenis
51 Grafik 5.19 Perkembangan Nominal Transaksi UE (Juta Rp) Bengkulu Tw I 2021 Berdasarkan Jenis
51 Grafik 5.20 Persentase Sebaran QRIS di Provinsi Bengkulu Tw I 2021
52 Grafik 5.21 Realisasi Penyaluran PKH kepada KPM
52 Grafik 5.22 Realisasi Penyaluran BPNT (Program Sembako) kepada KPM
52 Grafik 5.23 Persentase Sebaran Penyaluran PKH Tw I 2021
52 Grafik 5.24 Persentase Sebaran Penyaluran Bantuan Sembako Tw I 2021
53 Grafik 5.25 Perkembangan Transaksi Valas Bengkulu (Miliar Rp)
53 Grafik 5.26 Jenis Mata Uang Pembelian Valas Tw I 2021
53 Grafik 5.27 Jenis Mata Uang Penjualan Valas Tw I 2021
61 Grafik 6.1 Nilai Tukar Petani Dan Nilai Tukar Usaha Pertanian
62 Grafik 6.2 Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Bengkulu
62 Grafik 6.3 Perkembangan Gini Ratio Bengkulu & Nasional
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Daftar Gambar
29 Gambar 3.1 Perkembangan Inflasi Bulanan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
INDIKATOR UTAMA
I. PDRB ADHK
INDIKATOR
2019
2019
2020
2020 2021
I II III IV I II III IV I
PERTUMBUHAN TAHUNAN PDRB SEKTORAL
5.04 5.01 4.98 4.67 4.92 3.65 -0.74 -0.46 -2.39 -0.02 -1.58
PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN
3.87 3.65 3.52 3.20 3.56 3.23 1.90 -1.27 -2.26 0.38 -0.15
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2.87 2.60 2.35 2.22 2.51 1.98 -1.54 -2.24 -4.95 -1.70 -4.84
INDUSTRI PENGOLAHAN 1.68 2.56 2.68 2.31 2.31 -0.66 -1.59 -3.50 -3.97 -2.44 0.17
PENGADAAN LISTRIK, GAS 3.41 3.79 5.73 8.17 5.28 8.76 10.33 15.14 13.79 12.04 12.23
PENGADAAN AIR 4.74 4.29 3.20 3.10 3.82 2.72 0.82 0.45 -0.57 0.85 -0.90
KONSTRUKSI 7.25 7.61 7.73 8.01 7.66 0.10 -3.23 2.22 1.99 0.32 4.69
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, DAN REPARASI MOBIL
DAN SEPEDA MOTOR
7.52 7.72 6.63 5.07 6.71 5.17 -4.73 -6.20 -9.34 -3.88 -7.88
TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN
6.78 7.12 7.80 7.27 7.25 5.52 -12.71 0.02 -4.13 -2.85 -2.20
PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM
9.80 10.16 10.73 9.70 10.10 5.52 -1.95 -3.19 -4.03 -0.99 -2.82
INFORMASI DAN KOMUNIKASI 7.55 7.41 7.72 7.29 7.49 6.28 4.86 3.31 0.65 3.73 0.56
JASA KEUANGAN -2.91 -5.40 -0.27 8.05 -0.25 13.73 11.56 20.49 16.06 15.50 9.74
REAL ESTATE 4.07 4.29 4.34 3.87 4.14 2.78 2.06 0.35 -1.21 0.98 -2.85
JASA PERUSAHAAN 5.18 5.18 5.03 4.75 5.03 1.45 -3.30 -3.20 -6.24 -2.85 -7.23
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
6.03 5.53 4.54 3.67 4.93 1.39 0.33 2.50 1.98 1.55 -2.47
JASA PENDIDIKAN 3.80 4.11 4.16 3.52 3.90 2.99 2.27 1.54 -1.91 1.21 0.23
JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL
8.77 8.74 8.81 8.60 8.73 7.39 6.20 5.61 4.71 5.96 4.55
JASA LAINNYA 8.12 7.94 8.19 7.96 8.05 4.11 -0.92 -1.34 -3.63 -0.50 -4.81
PERTUMBUHAN TAHUNAN PDRB PENGGUNAAN
5.04 5.01 4.98 4.67 4.92 3.65 -0.74 -0.46 -2.39 -0.02 -0.02
PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH
TANGGA
4.63 4.85 4.89 4.92 4.82 4.16 -0.48 -0.74 -2.20 0.15 -2.24
PENGELUARAN KONSUMSI LNPRT 11.53 15.80 8.41 -0.21 8.83 -10.54 -13.94 -4.88 6.24 -6.12 -1.55
PENGELUARAN KONSUMSI
PEMERINTAH
5.01 5.30 4.37 1.16 3.84 1.25 -6.42 1.14 5.94 0.58 -2.06
PEMBENTUKAN MODAL TETAP
BRUTO
8.69 6.33 3.91 1.41 4.88 1.38 -1.64 -0.44 -5.41 -1.65 1.36
PERUBAHAN INVENTORI -46.20 64.93 -65.56 -43.43 -2.89 67.81 -26.96 13.34 -131.51 29.52 -48.06
EKSPOR BARANG DAN JASA 1.55 2.89 2.80 1.40 2.16 10.98 -6.88 -5.27 -8.02 -2.60 -4.65
IMPOR BARANG DAN JASA 4.17 6.25 1.69 0.53 3.06 6.11 -7.38 -2.98 -3.42 -2.15 -3.07
EKSPOR IMPOR NON MIGAS
NILAI EKSPOR NONMIGAS (USD JUTA)
53,67 48,99 44,60 71,38 208,52 53,75 32,61 30,82 36,40 153,58 45,86
VOLUME EKSPOR NONMIGAS (JUTA KG)
662,0 604,5 511,0 592,3 2.369,9 784,7 332,1 441,8 437,81 1996,42 633,95
NILAI IMPOR NONMIGAS (USD JUTA)
19,69 3,74 0,00 0,25 23,68 0,39 0,00 0,00 0,07 0,46 0,00
VOLUME IMPOR NONMIGAS (JUTA KG)
4,45 1,16 0,00 1,79 7,40 13,00 0,00 0,00 0,06 13,06 0,00
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
II. INFLASI TAHUNAN
KELOMPOK
Inflasi Tahunan 2021
(%)
Andil Inflasi Tahunan (%)
Jan Feb Mar Jan Feb Mar
UMUM 1.14 1.20 1.45 1.14 1.20 1.45
MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU 0.03 0.05 0.41 0.01 0.01 0.11
PAKAIAN DAN ALAS KAKI 0.45 0.39 0.57 0.03 0.02 0.04
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, DAN BAHAN BAKAR LAINNYA 1.54 1.82 1.99 0.24 0.28 0.31
PERLENGKAPAN, PERALATAN, DAN PEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGA -0.00 0.93 1.00 -0.00 0.04 0.04
KESEHATAN 4.93 1.99 2.60 0.13 0.05 0.07
TRANSPORTASI 2.26 2.33 3.08 0.38 0.39 0.51
INFORMASI, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN -0.78 -0.59 -0.31 -0.05 -0.04 -0.02
REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA 0.23 1.13 1.13 0.00 0.02 0.02
PENDIDIKAN -0.82 -0.82 -0.82 -0.04 -0.04 -0.04
PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN/ RESTORAN 1.80 1.79 2.13 0.15 0.15 0.18
PERAWATAN PRIBADI DAN JASA LAINNYA 5.40 5.54 4.06 0.29 0.30 0.22
III. PERBANKAN
LOKASI PROYEK
(RP MILIAR)
2018 2019 2020 2021
II III IV I II III IV I II III IV I
DPK GOLONGAN 13.235 13.298 12.639 13.144 13.498 13.431 12.429 12.956 13.463 14.607 13.729 14.205
PERSEORANGAN 8.806 8.850 9.682 8.693 9.155 9.560 10.327 9.941 10.452 10.902 11.687 11.034
PEMERINTAH 3.265 3.140 1.393 3.251 3.088 2.617 823 1.914 2.018 2.639 978 1.974
KORPORASI 1.164 1.308 1.563 1.200 1.254 1.255 1.279 1.102 994 1.066 1.064 1.197
DPK JENIS 13.235 13.298 12.639 13.144 13.498 13.431 12.429 12.956 13.463 14.607 13.729 14.205
GIRO 3.175 3.111 1.763 3.045 3.164 2.791 1.484 2.240 2.428 2.971 1.262 2.188
TABUNGAN 6.962 6.827 7.549 6.674 7.201 7.390 8.081 7.495 7.922 8.338 9.133 8.623
DEPOSITO 3.097 3.358 3.327 3.425 3.134 3.251 2.864 3.221 3.113 3.297 3.334 3.394
DPK PERSEORANGAN 8.806 8.850 9.682 8.693 9.156 9.560 10.327 9.941 10.452 10.902 11.687 11.034
GIRO 303 312 375 257 287 339 295 280 291 271 286 273
TABUNGAN 6.676 6.621 7.343 6.475 6.921 7.119 7.785 7.182 7.572 7.944 8.881 8.312
DEPOSITO 1.827 1.917 1.965 1.961 1.948 2.102 2.247 2.480 2.589 2.687 2.521 2.449
DPK PEMERINTAH 3.265 3.140 1.393 3.251 3.089 2.617 823 1.914 2.018 2.639 978 1.974
GIRO 2.431 2.240 608 2.348 2.430 1.995 464 1.423 1.598 2.157 413 1.376
TABUNGAN 81 22 24 31 61 41 23 40 76 57 19 43
DEPOSITO 753 878 761 872 598 582 336 450 344 425 547 555
DPK KORPORASI 1.164 1.308 1.563 1.200 1.254 1.255 1.279 1.102 994 1.066 1.064 1.197
GIRO 441 559 780 439 447 457 725 537 539 544 564 539
TABUNGAN 205 186 183 169 219 230 272 274 274 337 234 268
DEPOSITO 518 563 601 592 588 567 281 290 180 186 266 390
KREDIT KORPORASI 3.799 5.099 6.686 6.910 7.593 7.634 8.873 10.014 9.034 9.208 8.786 8.601
PERTANIAN, PERBURUAN DAN KEHUTANAN
920 843 1.525 1.410 1.416 1.482 3.075 3.071 2.817 2.925 2.838 2.953
PERIKANAN 220 220 211 215 213 215 215 218 215 221 220 8
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
251 167 145 136 138 95 60 62 58 124 166 163
INDUSTRI PENGOLAHAN 530 446 663 583 704 620 545 525 639 596 528 478
LISTRIK, GAS DAN AIR 591 705 1.400 1.343 1.914 1.834 1.879 2.262 1.959 2.025 1.895 1.581
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
LOKASI PROYEK (RP MILIAR)
2018 2019 2020 2021
II III IV I II III IV I II III IV I
KONSTRUKSI 270 365 382 318 314 352 291 353 367 389 266 257
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
452 1.932 1.746 1.869 1.875 1.882 1.726 2.037 1.640 1.705 1.659 1.734
PENYEDIAAN AKOMODASI DAN PENYEDIAAN MAKAN MINUM
186 81 234 307 319 333 336 352 341 343 344 347
TRANSPORTASI, PERGUDANGAN DAN
KOMUNIKASI
58 28 25 44 33 35 50 54 48 69 78 71
PERANTARA KEUANGAN 88 91 88 87 80 88 88 81 38 33 28 25
REAL ESTATE, USAHA
PERSEWAAN, DAN JASA PERUSAHAAN
122 101 121 115 125 108 98 97 320 324 325 328
ADMINISTRASI
PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN
SOSIAL WAJIB
1 1 1 1 1 3 1 7 0 0 122 110
JASA PENDIDIKAN 60 57 60 56 55 56 54 55 66 57 53 52
JASA KESEHATAN DAN
KEGIATAN SOSIAL 22 29 34 44 58 57 60 66 42 38 39 37
JASA KEMASYARAKATAN,
SOSIAL BUDAYA, HIBURAN DAN PERORANGAN LAINNYA
9 7 8 19 18 21 17 32 11 16 24 22
JASA PERORANGAN YANG MELAYANI RUMAH TANGGA
0 0 0 0 0 - 0 1 1 2 0,4 0.25
BADAN INTERNASIONAL DAN BADAN EKSTRA INTERNASIONAL LAINNYA
- - - - - - - - 0 0 0 0
KEGIATAN YANG BELUM JELAS
BATASANNYA 0 1 - 1 0 1 1 1 1 2 1 1
PENERIMA KREDIT BUKAN
LAPANGAN USAHA 19 25 45 361 329 451 377 741 470 338 201 432
KREDIT RUMAH TANGGA 12.220 12.590 12.871 12.540 12.591 12.947 13.304 13.629 13.521 13.878 13.859 19.329
KPR/KPA 2.410 2.520 2.537 2.563 2.611 2.735 2.726 2.710 2.702 2.716 2.729 2.762
KKB 1.194 1.188 1.211 1.155 1.146 1.109 1.127 1.059 975 877 802 772
MULTIGUNA 4.801 4.970 5.064 4.934 4.939 4.947 5.248 5.344 5.292 5.685 5.676 10.787
LAINNYA 3.816 3.913 4.060 3.887 3.893 4.156 4.202 4.516 4.551 4.600 4.651 5.008
KREDIT UMKM 7.911 7.999 8.507 8.778 9.003 9.380 9.468 10.173 9.614 10.004 10.312 10.567
MIKRO 2.757 2.868 3.096 3.271 3.247 3.526 3.551 4.059 3.671 3.432 3.166 2.848
KECIL 3.436 3.557 3.785 3.938 4.044 4.287 4.359 4.587 4.313 4.586 4.763 5.094
MENENGAH 1.718 1.574 1.626 1.569 1.532 1.566 1.557 1.528 1.630 1.986 2.383 2.625
NPL (%)
RUMAH TANGGA 0.89 0.87 0.76 0.90 1.05 1.19 1.05 1.24 1.41 1.15 0.89 0.82
KORPORASI 2.16 1.92 1.40 1.64 1.47 1.43 1.19 1.47 13.43 14.24 13.59 14.42
UMKM 3.89 3.89 3.36 3.89 3.95 3.83 3.25 3.80 3.68 3.15 2.66 2.85
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU MEI 2021
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
Realisasi program vaksinasi, tren peningkatan harga komoditas serta
perbaikan kondisi negara mitra mendorong perbaikan ekonomi Bengkulu
pada triwulan I 2021. Pertumbuhan ekonomi Bengkulu pada triwulan I 2021
membaik menjadi -1,58% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi -
2,39% (yoy). Dilihat dari sisi penggunaan, perbaikan ekonomi didorong oleh
membaiknya kinerja komponen investasi di tengah kontraksi yang masih terjadi pada
komponen lainnya. Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat
menyumbangkan andil positif pada triwulan laporan sebesar 0,57% (yoy). Di sisi lain,
komponen ekspor menyumbangkan andil negatif sebesar -1,70% (yoy), disusul oleh
konsumsi RT sebesar -1,43% (yoy) serta konsumsi Pemerintah sebesar -0,57% (yoy).
Selanjutnya, tren perbaikan ekonomi Bengkulu diperkirakan akan berlanjut
pada triwulan II 2021. Hal tersebut terutama didorong oleh perbaikan level
konsumsi masyarakat seiring peningkatan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi.
Kondisi ini didukung oleh tren peningkatan harga komoditas utama serta berlanjutnya
progress vaksinasi yang mendorong mobilitas dan memperkuat optimisme
perekonomian. Selanjutnya, base effect factor juga turut mendorong perbaikan level
pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2021. Sementara itu, peningkatan konsumsi
pemerintah sejalan dengan realisasi penyaluran tunjangan hari raya (THR) pada ASN
serta tunjangan hari raya swasta akan mendukung pertumbuhan ekonomi triwulan II
2021.
KEUANGAN PEMERINTAH
Realisasi pendapatan dan belanja daerah menurun pada triwulan I
2021. Realisasi anggaran pendapatan Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021
sebesar Rp 429,56 miliar atau 14,03% dari pagu. Realisasi tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu yang sebesar 20,30%. Sementara itu
realisasi belanja daerah tercatat sebesar Rp 392,23 miliar atau 12,85% dari pagu.
Realisasi belanja tersebut juga lebih rendah dibandingkan posisi yang sama pada
tahun 2020 yang mencapai 13,79% dari pagu yang ditetapkan.
Total belanja APBN provinsi Bengkulu sebesar Rp 2824,25 miliar. Realisasi
tersebut menurun dari 19,47% di triwulan yang sama tahun lalu menjadi
19,38% di triwulan laporan. Penurunan ini dipengaruhi oleh penurunan anggaran
TKDD yang disetujui di tahun 2021. Anggaran TKDD yang disetujui menurun sebesar
7,11% di tahun 2021.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Meningkatnya laju inflasi triwulan I 2021 terutama dipengaruhi oleh
peningkatan harga kelompok administered price. Beberapa kebijakan
pemerintah diantaranya kebijakan pemerintah provinsi menaikan tarif pajak
penggunaan BBM non subsidi dan kenaikan harga LPG 3 kg karena kelangkaan
pasokan. Laju peningkatan inflasi tertahan oleh penurunan harga komoditas pangan
utama didorong oleh melimpahnya pasokan di tengah permintaan terbatas.
Pada triwulan II 2021, tekanan inflasi Provinsi Bengkulu diprakirakan akan
sedikit meningkat, seiring meningkatnya permintaan komoditas bahan pangan
utamanya didorong oleh meningkatnya aktivitas restoran, rumah makan, jasa
katering, serta jasa akomodasi lainnya sejalan momen liburan tahun ajaran baru dan
meningkatnya hajatan pada triwulan laporan.
STABILITAS KEUANGAN DAERAH,
PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM
Kinerja stabilitas keuangan di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan
relatif terjaga meski perekonomian Provinsi Bengkulu masih berada dalam
fase kontraksi akibat pandemi COVID-19. Penghasilan rumah tangga secara
umum meningkat seiring membaiknya harga komoditas ekspor dan komoditas
hortikultura serta berjalannya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Meski
demikian, terdapat kecenderung rumah tangga menahan konsuminya setelah Hari
Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Kondisi korporasi di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan relatif
menurun didorong oleh penurunan kinerja penjualan domestik. Hal ini
mendorong penyaluran kredit dan DPK korporasi juga cenderung menurun. Selain itu,
perlu diwaspadai risiko kredit korporasi yang melebihi batas threshold kewajarannya
sebesar 5%.
Menurunnya kinerja korporasi menyebabkan penyaluran kredit & DPK juga menurun
diiringi tekanan risiko kredit yang meningkat pula. Lebih lanjut, meski kinerja sektor
RT cenderung membaik, namun tidak diikuti oleh peningkatan penghimpunan DPK
dan penyaluran kredit kepada RT. Meski demikian, kinerja positif RT mendorong
berkurangnya risiko kredit RT.
Kinerja perbankan syariah di Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021 relatif
menurun seiring dengan penurunan jumlah pembiayaan yang disertai
dengan peningkatan Non Performing Financing (NPF). Pangsa pasar
perbankan syariah berada pada kisaran 7,23% lebih tinggi dibandingkan rata –rata
nasional yang berada dibawah kisaran 5%. Rasio intermediasi perbankan yang
tercermin dari Financing to Deposit Ratio (FDR) pada triwulan laporan tercatat sebesar
147,65% atau menurun dari triwulan sebelumnya yang sebesar 176,63%
Aksesibilitas UMKM terhadap pembiayaan terus meningkat, tercermin dari
meningkatnya pangsa kredit UMKM terhadap total kredit. Terjaganya pangsa
kredit UMKM (33,26% dari total kredit) didorong oleh masih tumbuhnya kredit UMKM.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Namun demikian, terdapat peningkatan risiko kredit UMKM yang tercermin dari
tingkat NPL sebesar 2,86% meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 2,66%.
PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN
PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pada triwulan I 2021, transaksi setoran bank (inflow) tercatat meningkat
lebih tinggi dibandingkan dengan penarikan bank (outflow) sehingga
terjadi net inflow sebesar Rp1,16 triliun. Pola ini terjadi seiring titik balik
kembalinya uang ke Bank Indonesia paska long weekend dan HBKN akhir tahun.
Transaksi setoran bank pada triwulan I 2021 tercatat meningkat sebesar 160% (qtq)
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Total setoran bank selama periode
triwulan I 2021 mencapai Rp 2,05 triliun, sementara total transaksi penarikan bank
hanya sebesar Rp890 miliar. Penarikan bank turun sebesar 58,51% (qtq)
dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV 2020.
Penurunan aktivitas perdagangan triwulan I 2021 tercermin pula pada
penurunan transaksi sistem pembayaran non-tunai. Pada triwulan I 2021
terjadi penurunan nominal transaksi kliring sebesar Rp301 miliar, turun sebesar -
5,53% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp318 miliar.
Penurunan nominal transaksi warkat tersebut sejalan dengan penurunan jumlah
lembar warkat dalam transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Pada
triwulan IV 2020 jumlah warkat tercatat sebanyak 7.957 lembar sedangkan jumlah
warkat selama periode triwulan I 2021 adalah sebanyak 7.045 lembar atau turun
sebesar 11,46% (qtq).
Penggunaan transaksi non tunai melalui layanan Real Time Gross
Settlement (RTGS) di Bengkulu pada triwulan I 2021 mengalami
peningkatan. Pada triwulan I 2021, transaksi RTGS mengalami kenaikan nominal
transaksi sebesar 18,95% (qtq). Selama periode triwulan IV 2020 transaksi RTGS
tercatat sebesar Rp1,2 triliun, atau meningkat menjadi Rp 1,4 triliun selama periode
triwulan I 2021. Peningkatan ini seiring dengan transaksi penyelesaian proyek-proyek
infrastruktur strategis.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu turut mendukung
upaya pemerintah dalam elektronifikasi transaksi pemerintah daerah dan
penyaluran bantuan sosial non tunai sebagai langkah pemulihan ekonomi
nasional. Dalam upaya elektronifikasi transaksi pemerintah daerah, Pemerintah
Provinsi Bengkulu telah berhasil menjadi pioneer dalam pembentukan Tim Percepatan
dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di Indonesia. Dengan pembentukan
TP2DD diharapkan kedepan seluruh transaksi pemerintah daerah baik penerimaan
maupun pengeluaran dapat dilakukan secara non tunai.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Bengkulu relatif masih tertekan akibat
pandemi. Tingkat Pengagguran Terbuka (TPT) Provinsi Bengkulu tercatat
menunjukkan peningkatan dari 3,08% pada Februari 2020 menjadi 3,72% pada
Februari 2021. Sementara jumlah pengangguran Provinsi Bengkulu pada Februari
2021 berada pada level sebesar 40.329 orang atau meningkat 18,98% dari kondisi
pada periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar 33.896 orang.
Sebagaimana diketahui, selama pandemi COVID-19, banyak korporasi yang
mengambil kebijakan untuk merumahkan (unpaid leave) dan memberhentikan (PHK)
karyawannya untuk dapat bertahan dari kondisi penurunan aktivitas ekonomi.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Melanjutkan tren perbaikan pada triwulan II 2021, ekonomi Provinsi
Bengkulu pada triwulan III diperkirakan berada dalam kondisi positif
dengan tendensi melambat. Konsumsi masih akan menjadi penggerak utama
pertumbuhan ditopang oleh membaiknya kinerja investasi dan ekspor di tengah
kenaikan impor. Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh melambat
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Melambatnya pertumbuhan
konsumsi rumah tangga dipengaruhi normalisasi level konsumsi masyarakat pasca
momen Ramadhan dan Idul Fitri. Konsumsi pemerintah juga diprakirakan tumbuh
melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II 2021. Melambatnya
konsumsi pemerintah pada triwulan III 2021 dipengaruhi oleh adanya kendala proses
pengadaan. Kinerja PMTB diprakirakan tumbuh meningkat dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan II 2021. Kinerja tersebut diprakirakan bersumber dari
kelanjutan proyek-proyek pemerintah. Kinerja ekspor diprakirakan tumbuh membaik
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I 2021. Membaiknya kinerja ekspor
dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi global yang akan mendorong peningkatan
permintaan ekspor produk utama Provinsi Bengkulu.
Dari sisi lapangan usaha (LU), pertumbuhan LU pertanian diprakirakan meningkat
dengan masuknya periode panen yang jatuh di triwulan III 2021. Dari kinerja LU
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor juga diprakirakan
membaik. Adanya kebijakan PPnBM 0% untuk pembelian kendaraan serta LTV/ FTV
100% turut mendorong optimisme pertumbuhan sektor ini di tahun 2021.
Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu tahun
2021 diprakirakan akan membaik dibandingkan dengan tahun 2020.
Perbaikan ekonomi global dan nasional diperkirakan akan menjadi faktor pendorong
utama membaiknya ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun 2021 didukung oleh
progress vaksinasi. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu pada tahun 2021
diperkirakan akan bersumber dari konsumsi RT serta Pemerintah, kegiatan ekspor,
dan investasi. Dari sisi lapangan usaha, dorongan pertumbuhan ekonomi akan
bersumber dari lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan; dengan
didukung oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil
dan sepeda motor serta lapangan usaha industri pengolahan.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Dari sisi tekanan harga, laju inflasi triwulan III 2021 diprakirakan
cenderung lebih tinggi namun tetap terjaga dibandingkan triwulan II 2021.
Hal ini terutama didorong oleh inflasi volatile food dengan bergesernya beberapa
tanaman pangan akibat anomali cuaca. Pada inflasi administered price, tekanan inflasi
diprakirakan meningkat seiring dengan terus berjalannya progress vaksinasi.
Sementara secara keseluruhan tahun 2021, laju inflasi akan lebih tinggi sejalan
dengan meningkatnya permintaan masyarakat serta perbaikan ekonomi yang terjadi.
Sejalan dengan perbaikan ekonomi, tekanan inflasi di Provinsi Bengkulu
pada tahun 2021 diprakirakan meningkat namun tetap akan mendukung
sasaran inflasi nasional 3±1%. Sumber kenaikan inflasi pada tahun 2021 akan
berasal dari kenaikan cukai rokok, yang sudah ditransmisikan pada awal tahun,
melalui kenaikan harga rokok kretek, rokok kretek filter, dan rokok putih. Selanjutnya,
sumber kenaikan inflasi lainnya diprakirakan berasal dari harga pangan yang
bergejolak, karena dipengaruhi oleh faktor gangguan cuaca di awal tahun 2021.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
BAB I.
Operasional Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu (ipcbengkulu.co.id)
OPERASIONAL PELABUHAN PULAU BAAI BENGKULU (IPCBENGKULU.CO.ID)
BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
Mulai berjalannya program vaksinasi, tren kenaikan harga komoditas serta
membaiknya ekonomi negara mitra dagang mendukung peningkatan aktivitas ekonomi pada triwulan I 2021. Perbaikan ekonomi disebabkan oleh peningkatan
kegiatan investasi dan kinerja ekspor dari sisi pengeluaran. Sementara dari sisi lapangan usaha, perbaikan terjadi pada seluruh LU utama Provinsi Bengkulu.
Dari sisi penggunaan, perbaikan ekonomi Bengkulu pada triwulan I 2021 bersumber dari membaiknya kinerja ekspor dan
investasi, sementara komponen konsumsi rumah tangga dan konsumsi Pemerintah masih tertekan. Kontraksi pada konsumsi
RT didorong dengan masih rendahnya keyakinan masyarakat terhadap penanganan pandemi COVID-19, sementara kontraksi
pada konsumsi Pemerintah sejalan dengan historical trend belanja Pemerintah yang cenderung melambat di triwulan I. Dari
sisi lapangan usaha, perbaikan bersumber dari seluruh lapangan usaha (LU) utama daerah, di sisi lain LU administrasi
pemerintahan, pertahanan & jaminan sosial mengalami kontraksi sejalan dengan konsumsi pemerintah yang masih rendah.
Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2021 diprakirakan membaik seiring perkembangan progress vaksinasi, tren peningkatan
harga komoditas serta tren peningkatan pada negara tujuan ekspor. Dari sisi penggunaan, perbaikan didukung oleh seluruh
komponen sisi penggunaan terutama pada konsumsi rumah tangga dan berlanjutnya kinerja positif ekspor. Dari sisi LU,
perbaikan ekonomi didorong oleh peningkatan aktivitas seluruh LU utama daerah terutama dari LU pertanian yang memasuki
masa panen. Lebih jauh, aktivitas perdagangan besar dan eceran maupun aktivitas LU penyediaan akomodasi dan makan
minum diprakirakan membaik seiring meningkatnya keyakinan masyarakat serta masuknya periode Hari Besar Keagamaan
Nasional (HBKN).
PELABUHAN PULAU BAAI IPCBENGKULU.CO.ID
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
1.1 SISI PENGGUNAAN
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Sisi Penggunaan (% yoy)
PROVINSI: BENGKULU 2019 2020 2021
KOMPONEN PENGGUNAAN I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
PDRB 5,08 5,00 4,98 4,79 4,96 3,65 -0,74 -0,46 -2,39 -0,02 -1,58
KONSUMSI RUMAH TANGGA 4,63 4,85 4,89 4,92 4,82 4,16 -0,48 -0,74 -2,20 0,15 -2,24
KONSUMSI LNPRT 11,53 15,80 8,41 -0,21 8,83 -10,54 -13,94 -4,88 6,24 -6,12 -1,55
KONSUMSI PEMERINTAH 4,87 5,27 4,32 1,10 3,77 1,25 -6,42 1,14 5,94 0,58 -2,06
PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO 8,69 6,33 3,91 1,41 4,88 1,38 -1,64 -0,44 -5,41 -1,65 1.36
PERUBAHAN INVENTORI -46,20 64,93 -65,56 -43,43 -2,89 67,81 -26,96 13,34 -131,51 29,52 -48,06
TOTAL EKSPOR 1,42 2,76 2,68 1,28 2,03 10,98 -6,88 -5,27 -8,02 -2,60 -4,65
TOTAL IMPOR 3,98 6,18 1,62 0,28 2,91 6,11 -7,38 -2,98 -3,42 -2,15 -3,07
Sumber: BPS, diolah
Tabel 1.2 Andil Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Sisi Penggunaan (% yoy)
PROVINSI: BENGKULU 2019 2020 2021
KOMPONEN PENGGUNAAN I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
PDRB 5,08 5,00 4,98 4,79 4,96 3,65 -0,74 -0,46 -2,39 -0,02 -1,58
KONSUMSI RUMAH TANGGA 2,95 3,11 3,12 3,11 3,07 2.64 -0.31 -0.47 -1.40 0.10 -1.43
KONSUMSI LNPRT 0,32 0,43 0,23 -0,01 0,24 -0.31 -0.42 -0.14 0.16 -0.17 -0.04
KONSUMSI PEMERINTAH 0,83 1,00 0,82 0,23 0,72 0.21 -1.22 0.22 1.20 0.11 -0.34
PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO 3,61 2,69 1,72 0,69 2,16 0.60 -0.70 -0.19 -2.56 -0.73 0.57
PERUBAHAN INVENTORI -0,66 0,88 -0,79 0,48 -0,02 0.50 -0.57 0.05 0.79 0.19 -0.57
TOTAL EKSPOR 0,50 1,03 0,96 0,49 0,74 3.75 -2.51 -1.85 -2.97 -0.93 -1.70
TOTAL IMPOR 2,46 4,12 1,07 0,20 1,95 3.74 -4.99 -1.92 -2.38 -1.41 -1.93
Sumber: BPS, diolah
Realisasi program vaksinasi, tren peningkatan pada
harga komoditas serta perbaikan kondisi negara
mitra mendorong perbaikan ekonomi Bengkulu
pada triwulan I 2021 (Grafik 1.1). Pertumbuhan
ekonomi Bengkulu pada triwulan I 2021 membaik sebesar
-1,58% (yoy), dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang terkontraksi dalam sebesar -2,39% (yoy). Dilihat dari
sisi penggunaan, perbaikan yang terjadi didorong oleh
membaiknya kinerja komponen investasi ditengah
kontraksi yang masih terjadi pada komponen lainnya.
Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB)/investasi menjadi komponen yang
menyumbangkan andil positif pada triwulan laporan
sebesar 0,57% (yoy). Di sisi lain, komponen ekspor
menyumbangkan andil negatif sebesar -1,70% (yoy),
disusul oleh konsumsi RT sebesar -1,43% (yoy) serta
konsumsi Pemerintah sebesar -0,57% (yoy). Berdasarkan
komponen andil negatif PDRB, membaiknya kondisi mitra
dagang tercermin dari berkurangnya andil negatif pada
kinerja ekspor TW I 2021 sebesar -1,70% (yoy), membaik
dari triwulan sebelumnya sebesar -2,97% (yoy).
Grafik 1.1 Pola Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu (%yoy)
Sumber: BPS, diolah
Selanjutnya, tren perbaikan ekonomi Bengkulu
diperkirakan akan berlanjut pada triwulan II 2021.
Hal tersebut terutama didorong oleh perbaikan level
konsumsi masyarakat seiring peningkatan ekspektasi
terhadap kondisi ekonomi. Kondisi dapat terjadi didorong
oleh tren peningkatan harga komoditas utama serta
berlanjutnya progress vaksinasi dapat mendorong
mobilitas dan memperkuat optimisme perekonomian.
Selanjutnya, base effect factor juga turut membantu
perbaikan level pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2021.
Selain itu, dorongan konsumsi diperkirakan akan terjadi
sejalan dengan realisasi penyaluran tunjangan hari raya
(THR) pada ASN dan swasta.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Konsumsi Rumah Tangga
Kinerja konsumsi RT masih mengalami kontraksi
pada triwulan I 2021 disebabkan terbatasnya
peningkatan ekspektasi masyarakat seiring
progress program vaksinasi yang masih rendah1.
Konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2021 terkontraksi
lebih dalam sebesar -2,24% (yoy) dibandingkan triwulan
sebelumnya yang terkontraksi sebesar -2,20% (yoy).
Rendahnya keyakinan masyarakat ini tercermin dari
menurunnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada
triwulan I 2021 yang hanya sebesar 88,3 atau lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai
89,91 (Grafik 1.2).
Grafik 1.2 Indeks Keyakinan Konsumen
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Pelemahan level konsumsi rumah tangga yang terjadi juga
terkonfirmasi dari hasil liaison2 terhadap pelaku usaha di
sektor pertanian, perdagangan, dan real estate yang
menyatakan level penjualan masih lebih rendah jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sejalan dengan
hal tersebut, pada triwulan laporan tercatat realisasi Kredit
Kendaraan Bermotor (KKB) masih rendahnya, dengan
tingkat pertumbuhan sebesar -27,1% (yoy). Kondisi
tersebut juga tentunya terkonfirmasi dari kondisi indeks
pembelian barang tahan lama yang menurun sebesar
98,86 atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
yang mencapai 98,05. (Grafik 1.3 dan Grafik 1.4).
Grafik 1.3 Perkembangan KKB
Sumber: Bank Indonesia, diolah
1 Realisasi vaksinasi tahap kedua di Bengkulu hingga 31 Maret 2021 baru mencapai 6,45%.
Grafik 1.4 Indeks Pembelian Barang Tahan Lama
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Adanya perubahan preferensi penggunaan dana oleh
masyarakat juga turut mendorong rendahnya realisasi
konsumsi RT pada awal tahun 2021. Masyarakat
cenderung lebih memilih untuk menempatkan dana pada
simpanan perbankan yang bersifat liquid dibandingkan
melakukan konsumsi. Hal ini terkonfirmasi dari adanya
peningkatan pertumbuhan produk tabungan rumah tangga
di triwulan I 2021 sebesar 15,7% (yoy) atau lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 14,00%
(yoy) (Grafik 1.5). Masih rendahnya konsumsi rumah
tangga juga dikontribusikan oleh masih tertahannya
penghasilan masyarakat. Hal ini tercermin dari
menurunnya indeks pendapatan sebesar 115,8
dibandingkan dengan kondisi pada triwulan sebelumnya
yang dapat mencapai 122,7 (Grafik 1.6).
Grafik 1.5 Tabungan dan Deposito Rumah Tangga
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 1.6 Indeks Penghasilan
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Selanjutnya mobilitas masyarakat juga tercatat masih
terbatas pada triwulan I 2021. Terbatasnya mobilitas
2 Kegiatan liaison adalah kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung/tidak langsung kepada pelaku usaha/institusi terkait mengenai perkembangan dan arah kegiatan usaha.
0.00
50.00
100.00
150.00
0.00
120.00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
IKK IKE IEK
-40
-20
-
20
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2016 2017 2018 2018 2019 2020 2021
(g) KKB (%yoy)
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
0
40
80
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
Pembelian Barang Tahan Lama G YOY
-
5
10
15
20
-10
-
10
20
30
40
IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021
(g) Deposito RT (%yoy) (g) Tabungan RT (%yoy) - rhs
-20%
0%
20%
40%
0
40
80
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
Pendapatan G YOY
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
masyarakat tercermin dari hasil Google Mobility Indeks
untuk sektor retail yang cenderung lebih rendah
dibandingkan capaian pada triwulan sebelumnya.
Grafik 1.7 Google Mobility Indeks (Retail) Triwulan I 2021
Sumber: Google Mobility Report, diolah
Perbaikan keyakinan masyarakat seiring program
vaksinasi serta adanya momen perayaan Ramadhan
dan Idul Fitri diprakirakan akan mendorong
konsumsi RT pada triwulan II 2021. Meningkatnya
keyakinan masyarakat terhadap perbaikan ekonomi
tercermin dari hasil Survei Konsumen3 (SK) di periode
triwulan II yang mencatatkan arah peningkatan rata-rata
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada level 98,47, atau
lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata di triwulan I
2021 yang sebesar 88,3 (Grafik 1.8). Kenaikan tersebut
terutama bersumber dari meningkatnya kedua indeks
pendukung yaitu Indeks Keyakinan Ekonomi dan Indeks
Ekspektasi Ekonomi.
Grafik 1.8 Survei Konsumen per triwulan II 2021
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Selanjutnya, diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan
No. 20/ PMK.010/ 2021 tentang pembebasan PPnBM
pada pembelian kendaraan bermotor roda empat juga
diperkirakan dapat menjadi upside potential konsumsi
masyarakat di triwulan II 2021. Lebih lanjut, adanya
kebijakan pelonggaran Loan to Value (LTV) dari Bank
Indonesia juga diharapkan dapat mendorong
peningkatan level konsumsi masyarakat pada triwulan II
2021. Kondisi perbaikan tersebut telah terkonfirmasi
dari adanya peningkatan pada indeks pembelian barang
3 Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang bertujuan untuk mengidentifikasi pertumbuhan ekonomi yang tercermin dari keyakinan konsumen, terutama berupa pengeluaran konsumsi rumah tangga.
tahan lama per Mei 2021 yang sudah kembali ke level
optimis sebesar 100,83 atau lebih tinggi dibandingkan
rata-rata triwulan I 2021 sebesar 94,17 (Grafik 1.9).
Perbaikan pada konsumsi rumah tangga juga didorong
dengan meningkatnya mobilitas masyarakat di Bulan
Ramadhan dan Idul Fitri yang tercermin dari kenaikan
Google Mobility Report Retail pada Mei 2021 (Grafik
1.10).
Grafik 1.9 Indeks Pembelian Barang Tahan Lama
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 1.10 Google Mobility Indeks (Retail) Bulan Mei 2021
Sumber: Google Mobility Report, diolah
Konsumsi Pemerintah
Konsumsi pemerintah melambat pada triwulan I
2021 sejalan dengan minimnya realisasi belanja
Pemerintah daerah pada awal tahun. Kinerja
konsumsi pemerintah pada triwulan laporan tercatat
sebesar -2,06% (yoy), atau melambat dibandingkan
dengan triwulan IV 2020 yang tumbuh sebesar
5,94% (yoy). Lebih rendahnya kinerja konsumsi
pemerintah tersebut tercermin dari menurunnya realisasi
belanja daerah (APBD) (Grafik 1.11).
Grafik 1.11 Pola Historis Belanja Daerah
Sumber: DJPB Provinsi Bengkulu, diolah
-50
-30
-10
10
30
2/1
5/2
02
0
3/1
5/2
02
0
4/1
5/2
02
0
5/1
5/2
02
0
6/1
5/2
02
0
7/1
5/2
02
0
8/1
5/2
02
0
9/1
5/2
02
0
10/15/20…
11/15/20…
12/15/20…
1/1
5/2
02
1
2/1
5/2
02
1
3/1
5/2
02
1
0
50
100
150
0.00
120.00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Mei
2017 2018 2019 2020 2021
IKK IKE IEK
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
0
40
80
120
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I April Mei
2017 2018 2019 2020 2021
Pembelian Barang Tahan Lama G YOY
-50
-30
-10
10
30
50
0
500
1000
1500
70
1070
2070
3070
4070
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
Rp
Mili
ar
Belanja Daerah (kumulatif) Milyar Belanja Daerah Milyar
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Menurunnya konsumsi Pemerintah juga didorong oleh
keterbatasan fiskal akibat masih minimnya realisasi
pendapatan pada triwulan I 2021. Belum pulihnya aktivitas
ekonomi menjadi penyebab masih minimnya capaian
pendapatan daerah pada triwulan laporan (Grafik 1.12).
Masih rendahnya pendapatan merupakan dampak dari
penurunan ekonomi yang terjadi di triwulan I 2021.
Grafik 1.12 Kinerja Pendapatan Daerah
Sumber: DJPB Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 1.13 Kinerja Dana Pihak Ketiga (Pemerintah)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Konsumsi pemerin4tah pada triwulan II 2021
diprakirakan akan meningkat didorong oleh
realisasi tunjangan hari raya (THR) ASN serta
progress pengadaan yang mulai berjalan. Konsumsi
pemerintah pada triwulan II 2021 diprakirakan akan
tumbuh meningkat dibandingkan dengan kondisi pada
triwulan sebelumnya. Adanya realisasi penyaluran
tunjangan hari raya (THR) ASN menjelang momen Idul Fitri
menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan.
Selanjutnya, progress pengadaan barang dan jasa yang
mulai berjalan juga diperkirakan akan turut mendorong
perbaikan komponen ini pada triwulan II 2021. Lebih
lanjut, historical tren peningkatan penerimaan pajak juga
akan mendorong fiskal daerah membaik4. (Grafik 1.14).
4 Dalam siklus konsumsi pemerintah, awal tahun akan digunakan untuk proses
pengadaan barang dan jasa, sementara realisasinya akan banyak dilakukan pada semester II tahun berjalan.
Grafik 1.14 Penerimaan Pajak (APBN)
Sumber: DJPB, diolah
Kegiatan Investasi
Kinerja investasi pada triwulan I 2021 membaik
didukung oleh meningkatnya keyakinan pelaku
usaha. Kinerja investasi yang tercermin dari Pembentukan
Modal Tetap Bruto (PMTB) membaik sebesar 1,36% (yoy),
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
mengalami kontraksi -5,41% (yoy). Membaiknya kinerja
investasi terkonfirmasi dari meningkatnya penyaluran
kredit modal kerja. Kredit modal kerja tercatat sebesar Rp
7,8 triliun atau tumbuh meningkat sebesar 18,54% (yoy)
dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya
yang hanya tumbuh 7,38% (yoy) (Grafik 1.15).
Grafik 1.15 Perkembangan Kredit Produktif Korporasi
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Selanjutnya, pertumbuhan investasi juga didorong oleh
realisasi pembangunan proyek investasi fisik swasta dan
pemerintah yang masih berlangsung di triwulan I 2021. Hal
ini tercermin dari meningkatnya pertumbuhan realisasi
konsumsi semen pada triwulan I 2021 sebesar 51,2%
(yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang terkontraksi -18,2% (yoy) (Grafik 1.16).
0
200
400
600
800
1000
1200
70
570
1070
1570
2070
2570
3070
3570
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
Rp
Mili
ar
Pendapatan Daerah (kumulatif) Pendapatan Daerah
-60.0%-40.0%-20.0%0.0%20.0%40.0%
0
1000
2000
3000
4000
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2018 2019 2020 2021
DPK Milyar DPK (YoY)
-60.00
-40.00
-20.00
0.00
20.00
40.00
0
200
400
600
800
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
Penerimaan Pajak Milyar g yoy %
-50.00
0.00
50.00
100.00
150.00
0
2000
4000
6000
8000
10000
I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021
Kredit Modal Kerja (g) Kredit Modal Kerja %
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Grafik 1.16 Realisasi Semen
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Kinerja investasi pada triwulan II 2021
diprakirakan akan membaik dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Perbaikan tersebut didorong
oleh berlanjutnya proyek infrastruktur multiyears
pemerintah serta membaiknya keyakinan investor
terhadap kondisi ekonomi. Prospek perbaikan ini juga
didukung oleh informasi dari DJPBN yang menyatakan
terdapat beberapa proyek investasi pemerintah yang akan
dimulai konstruksinya di akhir triwulan I 2021. Selanjutnya,
prospek ini juga dikonfirmasi dengan tren perbaikan pada
kredit investasi yang tumbuh membaik sebesar -8,7%
(yoy) pada April 2021, dibandingkan dengan capaian pada
triwulan I 2021 yang terkontraksi -13,13% (yoy). (Grafik
1.17).
Grafik 1.17 Pertumbuhan Kredit Investasi dan Modal Kerja
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Di sisi lain, kondisi ekonomi global dan nasional yang mulai
membaik juga diprakirakan akan mampu mendorong
keyakinan pelaku usaha untuk merealisasikan rencana
investasinya yang tertunda di tahun sebelumnya. Hal ini
tercermin dari membaiknya Likert Scale (LS) investasi pada
sektor utama seperti LU Pertanian, Industri, dan
Perdagangan. (Grafik 1.18). Adapun beberapa investasi
yang dilakukan meliputi replanting kebun kelapa sawit,
pembelian mesin pengolahan CPO, serta pembukaan
cabang baru untuk beberapa outlet subsektor
perdagangan kendaraan.
Grafik 1.18 Likert Scale Investasi
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Kegiatan Ekspor-Impor
Membaiknya kondisi ekonomi negara mitra dagang
utama serta tren peningkatan harga komoditas
global mendorong kinerja ekspor Bengkulu pada
triwulan I 2021. Pada triwulan I 2021, kinerja ekspor
Bengkulu tumbuh membaik sebesar -4,65% (yoy)
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
terkontraksi dalam sebesar -8,02% (yoy). Berdasarkan
data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, tercatat bahwa
kinerja ekspor luar negeri Bengkulu secara volume
membaik sebesar 44,80% (yoy) pada triwulan I 2021
dibandingkan dengan realisasi triwulan sebelumnya yang
terkontraksi sebesar -26,09% (yoy) (Grafik 1.19).
Grafik 1.19 Perkembangan Volume Ekspor Bengkulu
Sumber: Bea Cukai, diolah
Berdasarkan komoditasnya, peningkatan kinerja ekspor
luar negeri Bengkulu bersumber dari membaiknya ekspor
dua komoditas utama yaitu batu bara dan karet ditengah
perlambatan ekspor komoditas CPO pada triwulan laporan.
Secara umum, batu bara masih menjadi komoditas dengan
pangsa nilai ekspor terbesar di Provinsi Bengkulu (55%),
diikuti oleh karet olahan (25%) kemudian CPO (13%).
Volume ekspor komoditas batu bara pada triwulan I 2020
membaik sebesar -14,71% (yoy), jika dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi dalam
sebesar -17,81% (yoy). Perbaikan kinerja ekonomi global
mendorong peningkatan PMI negara mitra dagang yang
pada akhirnya mendorong peningkatan permintaan ekspor
batu bara. (Grafik 1.20).
-50
0
50
100
0
50
100
150
200
I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021
Volume Semen (g) Semen (%yoy) - rhs
-50.00
0.00
50.00
100.00
150.00
200.00
I II III IV
I II III IV
I II III IV
I II III IV
I II III IV
I
Ap
ril
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(g) Kredit Investasi (g) Kredit Modal Kerja %
-1.00
-0.50
0.00
0.50
1.00
1.50
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2016 2017 2018 2019 2020 2021
LS Bahan Baku
-100
-50
0
50
100
150
-
500
1,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%yo
y
Juta
to
n
Volume Ekspor (g) Volume Ekspor - rhs
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Grafik 1.20 Volume Ekspor Batu Bara Bengkulu
Sumber: Bea Cukai, diolah
Sejalan dengan yang dialami oleh komoditas batu bara,
perbaikan kinerja ekspor juga dialami oleh komoditas
karet. Volume ekspor karet pada triwulan I 2021 tercatat
membaik sebesar 13,01% (yoy), dibandingkan dengan
kondisi pada triwulan sebelumnya yang terkontraksi
sebesar -8,12% (yoy) (Grafik 1.21). Peningkatan
penjualan produk otomotif dunia seiring kebijakan
stimulus yang diberikan oleh beberapa negara
mendorong peningkatan permintaan karet di pasar
dunia. Berbeda dengan batu bara dan karet yang
kinerjanya tumbuh membaik, kinerja komoditas CPO
pada triwulan laporan tercatat melambat. Pada triwulan
I 2021, volume ekspor CPO terkontraksi lebih dalam
sebesar -100% (yoy), dibandingkan dengan capaian
pada triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -
75,6% (yoy) (Grafik 1.22).
Grafik 1.21 Volume Ekspor Karet Bengkulu
Sumber: Bea Cukai, diolah
Grafik 1.22 Volume Ekspor CPO Bengkulu
Sumber: Bea Cukai, diolah
Perbaikan kinerja ekspor juga turut didukung oleh tren
peningkatan harga komoditas semenjak pertengahan
tahun 2020 (Grafik 1.23). Tercatat pada triwulan I 2021,
harga komoditas karet di pasar global meningkat sebesar
4,01% dibandingkan dengan kondisi pada triwulan
sebelumnya. Lebih lanjut, harga komoditas kopi juga
meningkat sebesar 8,9% dibandingkan dengan kondisi
harga pada akhir tahun 2020.
Grafik 1.23 Tren Harga Komoditas (CPO, Karet dan Kopi)
Sumber: Bloomberg, diolah
Kondisi peningkatan harga juga dialami oleh komoditas
batu bara pada triwulan I 2021. Harga komoditas baru bara
di pasar global meningkat sebesar 2,37% dibandingkan
dengan kondisi pada triwulan sebelumnya. Peningkatan
yang terjadi didorong oleh adanya isu trade war antara
Australia dan Tiongkok serta adanya bencana banjir besar
yang terjadi di wilayah Australia pada Bulan Maret 2021
(Grafik 1.24).
Grafik 1.24 Harga Komoditas Batu Bara
Sumber: Bloomberg, diolah
Memasuki triwulan II 2021, berlanjutnya tren
perbaikan kondisi ekonomi negara mitra dagang
diprakirakan akan meningkatkan kinerja ekspor.
Komoditas batu bara sebagai penyumbang terbesar ekspor
Provinsi Bengkulu diprakirakan akan melanjutkan tren
perbaikan didorong oleh masih tingginya permintaan batu
bara untuk keperluan industri di Flipina dan Tiongkok.
Lebih lanjut, tingginya aktivitas industri negara mitra
dagang tercermin dari angka Purchasing Managers Index
(PMI) yang mengalami peningkatan. (Grafik 1.25).
-100
-
100
200
-
500
1,000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%yo
y
Rib
u t
on
Volume Ekspor (g) Volume Ekspor - rhs
-100
0
100
200
300
-
5
10
15
20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%yo
y
Rib
u t
on
Volume Ekspor (g) Volume Ekspor - rhs
-150
-100
-50
-
50
100
-
10
20
30
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%yo
y
Rib
u t
on
Volume Ekspor (g) Volume Ekspor - rhs
0.0
500.0
1000.0
1500.0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2016 2017 2018 2019 2020 2021
0.00
1.00
2.00
3.00
Karet-rhs Kopi-rhs CPO
-40
-30
-20
-10
-
10
20
30
-
20
40
60
80
100
120
I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021
HBA (g) HBA (%yoy) - rhs
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Grafik 1.25 Purchasing Managers Index Negara Mitra Dagang
Sumber: Investing.com, diolah
Kinerja impor pada triwulan laporan tercatat
meningkat sejalan dengan meningkatnya kinerja
investasi. Berdasarkan data BPS, kegiatan impor Provinsi
Bengkulu membaik dengan pertumbuhan sebesar -3,807%
(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar
-3,42% (yoy). Selanjutnya berdasarkan data Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai, pada triwulan I 2021 imporv luar
negeri Provinsi Bengkulu meningkat sebesar 55,31% (yoy),
atau lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya
yang terkontraksi sebesar -5,60% (yoy) (Grafik 1.26). Pada
triwulan I 2021, sebagian besar kegiatan impor berasal dari
negara tetangga seperti Singapore dan Thailand.
Grafik 1.26 Volume Impor Luar Negeri Bengkulu
Sumber: BPS, diolah
Kinerja impor pada triwulan II 2021 diprakirakan
akan tumbuh membaik dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya sejalan dengan meningkatnya
konsumsi RT. Hal ini seiring dengan berlanjutnya
program vaksinasi akan mendorong peningkatan kegiatan
konsumsi masyarakat yang pada akhirnya akan
mendorong impor barang konsumsi. Kondisi peningkatan
juga tercermin dari meningkatnya kegiatan bongkar
barang Pelabuhan pada triwulan I 2021 (Grafik 1.27).
Grafik 1.27 Kegiatan Bongkat Barang Pelabuhan
Sumber: BPS, diolah
20
30
40
50
60
70
Jan Mar May July Sept Nov Jan Mar May July Oct Dec Feb Apr
2019 2020 2021
PMI Jepang PMI USA PMI Filipina PMI India
-500.00
0.00
500.00
1000.00
1500.00
2000.00
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021
Nilai Impor (g) Impor (%yoy) - rhs
-100
0
100
200
300
0
100000
200000
300000
I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021
Bongkar Kapal Laut (g) (%yoy) - rhs
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
1.2 SISI LAPANGAN USAHA
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Bengkulu Sisi Lapangan Usaha (% yoy)
PROVINSI: BENGKULU 2019 2020 2021
KOMPONEN LAPANGAN USAHA I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
PDRB 5,08 5,00 4,98 4,79 4,96 3.65 -0.74 -0.46 -2.39 -0.02 -1.58
PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN 3,84 3,54 3,42 3,08 3,47 3.23 1.90 -1.27 -2.26 0.38 -0.15
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2,87 2,60 2,35 2,22 2,51 1.98 -1.54 -2.24 -4.95 -1.70 -4.84
INDUSTRI PENGOLAHAN 1,68 2,56 2,68 2,31 2,31 -0.66 -1.59 -3.50 -3.97 -2.44 0.17
PENGADAAN LISTRIK, GAS 3,41 3,79 5,73 8,17 5,28 8.76 10.33 15.14 13.79 12.04 12.23
PENGADAAN AIR 4,74 4,29 3,20 3,10 3,82 2.72 0.82 0.45 -0.57 0.85 -0.90
KONSTRUKSI 7,25 7,61 7,73 8,01 7,66 0.10 -3.23 2.22 1.99 0.32 4.69
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, DAN REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR
7,85 7,72 6,64 5,91 7,01 5.17 -4.73 -6.20 -9.34 -3.88 -7.88
TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN 6,78 7,40 8,03 7,53 7,44 5.52 -12.71 0.02 -4.13 -2.85 -2.20
PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM 9,80 10,16 10,73 9,70 10,10 5.52 -1.95 -3.19 -4.03 -0.99 -2.82
INFORMASI DAN KOMUNIKASI 7,55 7,41 7,72 7,29 7,49 6.28 4.86 3.31 0.65 3.73 0.56
JASA KEUANGAN -2,91 -5,40 -0,27 8,05 -0,25 13.73 11.56 20.49 16.06 15.50 9.74
REAL ESTATE 4,07 4,29 4,34 3,87 4,14 2.78 2.06 0.35 -1.21 0.98 -2.85
JASA PERUSAHAAN 5,18 5,18 5,03 4,75 5,03 1.45 -3.30 -3.20 -6.24 -2.85 -7.23
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
6,03 5,53 4,54 3,67 4,93 1.39 0.33 2.50 1.98 1.55 -2.47
JASA PENDIDIKAN 3,80 4,11 4,16 3,52 3,90 2.99 2.27 1.54 -1.91 1.21 0.23
JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL 8,77 8,74 8,81 8,60 8,73 7.39 6.20 5.61 4.71 5.96 4.55
JASA LAINNYA 8,12 7,94 8,19 7,96 8,05 4.11 -0.92 -1.34 -3.63 -0.50 -4.81
Sumber: BPS, diolah
Dari sisi lapangan usaha (LU), perbaikan
pertumbuhan ekonomi Bengkulu di triwulan I 2021
bersumber dari membaiknya pertumbuhan LU
utama. Pada triwulan I 2021, kinerja dari LU utama mulai
membaik yakni meliputi LU pertanian, kehutanan dan
perikanan, LU perdagangan, LU transportasi dan
pergudangan, LU konstruksi dan LU industri pengolahan.
Di sisi lain, LU Administrasi Pemerintahan dan Jaminan
Sosial berada dalam kondisi terkontraksi sejalan dengan
rendahnya realisasi belanja daerah pada triwulan I 2021.
Pada triwulan II 2021, PDRB Bengkulu
diprakirakan akan membaik, didorong oleh
perbaikan pertumbuhan pada hampir seluruh LU
utama. Membaiknya ekonomi Bengkulu pada triwulan II
2021 terutama didukung oleh berlanjutnya program
vaksinasi serta peningkatan konsumsi dengan masuknya
periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yang akan
mendorong kinerja LU perdagangan. Di sisi lain, masih
tingginya curah hujan pada triwulan II 2021, akan
mendorong kinerja produksi tandan buah segar (TBS) yang
pada akhirnya akan menyebabkan peningkatan kinerja LU
pertanian.
LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Kinerja LU pertanian mengalami peningkatan pada
akhir triwulan I 2021 seiring dengan
dilaksanakannya momen panen raya pada
komoditas perkebunan dan pangan. Pada triwulan I
2021, kinerja LU pertanian, kehutanan dan perikanan
membaik sebesar -0,15% (yoy), dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang terkontraksi dalam sebesar -
2,26% (yoy). Lebih lanjut, kenaikan kinerja pertanian pada
triwulan I 2021 juga tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP)
Umum yang meningkat sebesar 128.78 atau tumbuh, lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
hanya sebesar 120 (Grafik 1.28).
Grafik 1.28 Nilai Tukar Petani
Sumber: BPS, diolah
Lebih lanjut, perbaikan pertumbuhan LU pertanian juga
didorong oleh masih tingginya produksi TBS seiring curah
hujan yang memadai pada triwulan I 2021. Peningkatan
produksi TBS terkonfirmasi dari perusahaan komtak liaison
di sub-sektor perkebunan kelapa sawit. Dari pembiayaan
perbankan, LU pertanian juga tercatat membaik sebesar
9,71% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang hanya sebesar 7,52% (yoy) (Grafik 1.29).
90.00
100.00
110.00
120.00
130.00
140.00
150.00
I II III IV I II III IV I II III IV I III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
NTP Umum NTP Pangan NTP Kebun
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Grafik 1.29 Kredit Pertanian Triwulan I 2021
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Memasuki triwulan II 2021, kinerja LU pertanian
diprakirakan akan membaik didorong oleh
berlanjutnya musim panen komoditas padi serta
masih tingginya prospek produksi TBS didukung
curah hujan yang masih memadai. Curah hujan tinggi
yang berlangsung hingga triwulan II 2021 diperkirakan
akan mendorong produksi TBS Bengkulu. Di sisi lain, Panen
komoditas beras di daerah sentra yakni Kabupaten Rejang
Lebong, Bengkulu Utara serta Bengkulu Selatan
diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan II 2021.
Momen panen komoditas beras pada daerah sentra juga
mendorong meningkatnya NTP tanaman pangan pada awal
triwulan II 2021.
Grafik 1.30 Nilai Tukar Petani posisi April 2021
Sumber: BPS, diolah
Peningkatan pada LU pertanian juga didukung dengan
masa panen serta tren peningkatan pada kredit pertanian.
Berdasarkan data BPS, potensi produksi padi di Bulan April
2021 akan meningkat 2 (dua) kali lipat dibandingkan Bulan
Maret 2021 (Grafik 1.31). Panen komoditas padi
diperkirakan akan terkonsentrasi pada bulan April 2021.
Dari aspek pembiayaan, kinerja kredit pertanian
mengalami pertumbuhan sebesar 18,41% (yoy), atau lebih
tinggi jika dibandingkan kenaikan pada triwulan I 2021
sebesar 9,71% (yoy) (Grafik 1.32).
Grafik 1.31 Potensi Produk Padi posisi April 2021
Sumber: BPS, diolah
Grafik 1. 32 Kredit Pertanian Bulan April 2021
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Peningkatan tersebut tercermin dalam pertumbuhan
aktivitas bongkar-muat kegiatan di triwulan I 2021. Pada
pelabuhan, kegiatan bongkar muat meningkat sebesar
35,5% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya yang hanya tumbuh 0,16% (yoy) (Grafik
1.33). Tren perbaikan juga terlihat pada kegiatan bongkar
muat bandara di triwulan I 2021 sebesar -27,7% (yoy),
setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi dalam
sebesar -58,27% (yoy) (Grafik 1.34).
Grafik 1.33 Kegiatan Bongkar Muat Pelabuhan
Sumber: BPS, diolah
0
10
20
30
40
50
60
70
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
0.0
1000000.0
2000000.0
3000000.0
4000000.0
5000000.0
6000000.0
7000000.0
%yo
y
Rp
juta
Kredit (g) Kredit - rhs
90.00
100.00
110.00
120.00
130.00
140.00
150.00
I II III IV I II III IV I II III IV I III IV I April
2017 2018 2019 2020 2021
NTP Umum NTP Pangan NTP Kebun
-200%
0%
200%
400%
0
50000
100000
Feb Apr Jun Aug Oct Dec Feb Apr Jun Aug Oct Dec Feb Apr
2020 2021*
Produksi Padi (Ton) (g) produksi padi - mtm
0
10
20
30
40
50
60
70
I II III IV
I II III IV
I II III IV
I II III IV
I
Ap
ril
2017 2018 2019 2020 2021
0.0
1000000.0
2000000.0
3000000.0
4000000.0
5000000.0
6000000.0
7000000.0
%yo
y
Rp
juta
Kredit (g) Kredit - rhs
-100
-50
0
50
100
150
-
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
700,000
800,000
900,000
1,000,000
I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021
Bongkar Muat Kapal Laut (Kg) (g) yoy% - rhs
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Grafik 1.34 Kegiatan Bongkar Muat Bandara
Sumber: BPS, diolah
Ke depan, kinerja LU transportasi pada triwulan II
2021 diprakirakan akan membaik sejalan dengan
adanya momen perayaan Hari Besar Keagamaan
Nasional (HBKN). Memasuki momen Bulan Ramadhan
dan Idul Fitri, diprakirakan kinerja LU transportasi akan
membaik. Membaiknya kinerja LU transportasi didorong
oleh meningkatnya mobilitas masyarakat seiring kegiatan
mudik. Lebih lanjut berlanjutnya program vaksinasi juga
akan turut mendorong peningkatan ekspektasi mobilitas
masyarakat. Meski demikian, adanya kebijakan larangan
mudik yang dikeluarkan pemerintah menjadi downside risk
pertumbuhan LU transportasi pada triwulan II 2021.
Grafik 1.35 Perkembangan Jumlah Penumpang
Sumber: BPS, diolah
LU Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
Meskipun masih terkontraksi, berjalannya program
vaksinasi yang mendorong peningkatan mobilitas
masyarakat menyebabkan perbaikan kinerja LU
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor. LU perdagangan besar dan eceran
tercatat terkontraksi sebesar -7,88% (yoy), atau membaik
jika dibandingkan dengan kondisi pada triwulan
sebelumnya yang terkontraksi dalam sebesar -9,34%
(yoy). Membaiknya mobilitas masyarakat pada LU
perdagangan tercermin dari membaiknya Google Mobility
Indeks untuk segmen Grocery and Pharmacy (Grafik 1.36).
Grafik 1.36 Google Mobility Indeks Grocery and Pharmacy
Sumber: Google Mobility Report, ldiolah
Kondisi perbaikan yang terjadi juga didukung oleh tren
mulai meningkatnya kredit perumahan (KPR). KPR pada
triwulan I 2021 tercatat meningkat sebesar 1,9% (yoy),
atau lebih tinggi dibandingkan dengan capaian triwulan
sebelumnya hanya sebesar 0,13% (yoy). Pada triwulan I
2021, kredit multiguna juga berada dalam kondisi
meningkat sebesar 28,27% (yoy), dibandingkan dengan
realisasi pada triwulan sebelumnya sebesar 8,16% (yoy)
(Grafik 1.37).
Grafik 1.37 Perkembangan Kredit KPR dan Multiguna
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Ke depan, kinerja LU perdagangan diprakirakan
akan membaik didorong peningkatan ekspektasi
masyarakat seiring program vaksinasi serta
kebijakan stimulus pemerintah. Berdasarkan hasil
survei konsumen Mei 2021, keyakinan konsumen Bengkulu
cenderung membaik. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK),
Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi
Konsumen (IEK) tercatat mengalami perbaikan (Grafik
1.38). Rata-rata IKK Bulan Mei 2021 menunjukan nilai
sebesar 98,47 atau meningkat dibandingkan rata-rata IKK
triwulan I 2021.
Lebih lanjut, adanya kebijakan LTV/ FTV 100% serta
PPnBM 0% pada pembelian kendaraan akan mendorong
perbaikan kinerja LU perdagangan. Perbaikan tersebut
tercermin dari hasil kajian Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Bengkulu yang menemukan adanya
korelasi positif paket kebijakan tersebut pada penjualan
kendaraan roda empat di Provinsi Bengkulu.
-100-80
-60-40
-200
2040
-
100,000
200,000
300,000
400,000
I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021
Bongkar Muat Pesawat (Kg) (g) yoy% - rhs
-100
0
100
200
300
400
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021
Penumpang Kapal Laut (g) yoy% - rhs
-50
-30
-10
10
30
50
2/1
5/2
02
0
3/1
5/2
02
0
4/1
5/2
02
0
5/1
5/2
02
0
6/1
5/2
02
0
7/1
5/2
02
0
8/1
5/2
02
0
9/1
5/2
02
0
10/
15/2
020
11
/15
/20
20
12
/15
/20
20
1/1
5/2
02
1
2/1
5/20
21
3/1
5/2
02
1
-5.00
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2016 2017 2018 2019 2020 2021(g) KPR/A (%yoy) (g) Multiguna (%yoy)
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Grafik 1.38 Indeks Keyakinan Konsumen Mei 2021
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Memasuki triwulan II 2021, perbaikan LU perdagangan
juga terlihat dari sisi pertumbuhan kredit. Kredit
perdagangan juga menunjukan peningkatan sebesar
8,08% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan
kondisi pada triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh
sebesar 0,24% (yoy) (Grafik 1.39). Peningkatan pada
kredit LU Perdagangan terutama didorong oleh perbaikan
ekspektasi pelaku usaha menjelang momen HBKN.
Grafik 1.39 Kredit Perdagangan Mei 2021
Sumber: Bank Indonesia, diolah
LU Industri Pengolahan
Peningkatan produksi TBS serta perbaikan harga
CPO global mendorong peningkatan kinerja LU
Industri Pengolahan pada triwulan I 2021. Pada
triwulan I 2021, LU industri pengolahan tumbuh sebesar
0,17% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -3,97%
(yoy). Tingginya produksi CPO seiring meningkatnya
produksi TBS mendorong perbaikan kinerja LU Industri
pada triwulan laporan. Kinerja Industri Pengolahan juga
membaik didorong oleh peningkatan harga CPO global.
Harga CPO global meningkat sebesar 50,7% (yoy) atau
lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan harga
triwulan IV 2020 sebesar 30,8% (yoy) (Grafik 1.40).
Grafik 1.40 Tren Kenaikan Harga CPO
Sumber: Bloomberg, diolah
Selanjutnya, perbaikan kinerja Industri Pengolahan juga
didukung dengan perbaikan permintaan domestik. Hal ini
terkonfirmasi dari hasil Likert Scale (LS) permintaan
domestik dengan nilai -0,17, atau membaik dibandingkan
capaian pada triwulan sebelumnya yang sebesar -0,375
(Grafik 1.41). Untuk LS permintaan domestik sendiri sudah
menunjukan tren peningkatan sejak pertengahan tahun
2020.
Grafik 1.41 Likert Scale Permintaan Domestik
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Ke depan, kinerja LU industri pengolahan pada
triwulan II 2021 diprakirakan masih akan
membaik sejalan dengan membaiknya konsumsi
masyarakat di tengah tren kenaikan harga CPO.
Sampai dengan bulan April 2021, tren peningkatan CPO
terus berlangsung dengan menyentuh angka USD 1.034/
metric ton (Grafik 1.42). Lebih lanjut, kondisi perbaikan
kedepan juga tercermin dari adanya peningkatan pada
hasil Likert Scale (LS) kapasitas utilisasi yang juga turut
membaik. LS kapasitas utilisasi pada bulan Mei mencapai
angka sebesar -0,33, atau lebih baik dibandingkan
dengan triwulan I 2021 sebesar -0,54 (Grafik 1.43).
Sumber: Bloomberg, diolah
Grafik 1.43 Likert Scale Kapasitas Utilisasi
Sumber: Bank Indonesia, diolah
0
50
100
150
0.00
40.00
80.00
120.00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I Mei
2017 2018 2019 2020 2021
IKK IKE IEK
-10.00
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
0
2000000
4000000
6000000
8000000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I April
2017 2018 2019 2020 2021
Kredit (Rp. Jutaan) (g) Kredit %
0.0
500.0
1000.0
1500.0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
0.0
0.5
1.0
1.5
CPO
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2016 2017 2018 2019 2020 2021
-2.0
-1.0
0.0
1.0
Permintaan domestik
0.0
200.0
400.0
600.0
800.0
1000.0
1200.0
I II III IV
I II III IV
I II III IV
I II III IV
I II III IV
I
Ap
ril
CPO
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II*
2016 2017 2018 2019 2020 2021
-2.0
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
Kapasitas utilisasi
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
LU Konstruksi
Sejalan dengan peningkatan kinerja Investasi,
kinerja LU Konstruksi juga membaik didorong oleh
berlanjutnya progress fisik pembangunan jalan tol.
Pertumbuhan LU konstruksi pada triwulan I 2021 tercatat
sebesar 4,69% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 1,99%
(yoy). Kenaikan pertumbuhan ini juga sejalan dengan
realisasi semen pada triwulan I 2021 yang mengalami
peningkatan dibandingkan triwulan IV 2020. Realisasi
semen pada triwulan I 2021 mengalami peningkatan
sebesar 51,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan
sebelumnya yang terkontraksi sebesar -18,2% (yoy)
(Grafik 1.44).
Grafik 1.44 Realisasi Semen
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Kinerja LU konstruksi pada triwulan II 2021
diprakirakan akan membaik jika dibandingkan
dengan triwulan I 2021, didorong oleh berlanjutnya
proyek pembangunan infrastruktur pemerintah
yang bersifat multiyears. Beberapa proyek multiyears
yang masih akan dibangun ke depan meliputi proyek jalan
tol Bengkulu-Sumatera Selatan serta 5 (lima) Proyek
Strategis Nasional (PSN) lainnya. Selanjutnya perbaikan
kinerja LU ini kedepan juga tercermin dalam peningkatan
Keyakinan terhadap iklim investasi seiring meningkatnya
Likert Scale (LS) investasi pada bulan Mei dengan nilai
0.875, atau lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2021
dengan nilai LS 0,15.
Grafik 1.45 Likert Scale Investasi
Sumber: Bank Indonesia, diolah
-60
-40
-20
0
20
40
60
0
50
100
150
200
I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021
Volume Semen (g) Semen (%yoy) - rhs
-1.00
-0.50
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
I II III IV
I II III IV
I II III IV
I II III IV
I II III IV
I
Mei
2016 2017 2018 2019 2020 2021
LS Investasi
BAB II.
RUMAH DINAS GUBERNUR BENGKULU (INDOPLACES.COM)
BAB II KEUANGAN PEMERINTAH
Realisasi pendapatan dan belanja daerah triwulan I 2021 relatif rendah.
Rendahnya pendapatan didorong oleh rendahnya realisasi PAD dan dampak
penetapan kebijakan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang
ditetapkan turun 7,11%.
Realisasi anggaran pendapatan Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021 sebesar Rp 429,56 miliar
atau 14,03% dari pagu. Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan capaian pada
tahun lalu yang sebesar 20,30%.
Realisasi belanja Pemerintah Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp 392,23
miliar atau 12,85% dari pagu. Realisasi belanja tersebut juga lebih rendah dibandingkan posisi
yang sama pada tahun 2020 yang mencapai 13,79% dari pagu yang ditetapkan.
Total belanja APBN provinsi Bengkulu sebesar Rp 2824,25 miliar. Realisasi tersebut menurun
dari 19,47% di triwulan yang sama tahun lalu menjadi 19,38% di triwulan laporan.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
2.1 APBD Provinsi Bengkulu Triwulan I
2021
Realisasi anggaran pendapatan Provinsi Bengkulu
pada triwulan I 2021 sebesar Rp 429,56 miliar atau
14,03% dari pagu. Realisasi tersebut lebih rendah
dibandingkan dengan capaian pada tahun lalu yang
sebesar 20,30%. Sementara itu realisasi belanja daerah
tercatat sebesar Rp 392,23 miliar atau 12,85% dari pagu.
Realisasi belanja tersebut juga lebih rendah dibandingkan
posisi yang sama pada tahun 2020 yang mencapai 13,79%
dari pagu yang ditetapkan.
Berdasarkan komponennya, pendapatan asli daerah (PAD)
menjadi komponen dengan penurunan realisasi terdalam
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Realisasi PAD
pada triwulan I 2021 hanya sebesar 11,04% (setelah pada
tahun 2020 dapat mencapai 15,57%) atau menjadi yang
terendah dalam 4 tahun terakhir. Sementara itu komponen
belanja langsung menjadi komponen dengan realisasi
terdalam dibandingkan dengan realisasi belanja pada
tahun 2020. Realisasi belanja langsung pada triwulan I
2021 hanya sebesar 1,35% setelah pada triwulan I 2020
mencatatkan realisasi mencapai 8,06%.
Tabel 2.1 Realisasi Triwulan I APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu (Rp Miliar)
Sumber: BPKD Pemerintah Provinsi Bengkulu, diolah
Pendapatan APBD Provinsi Bengkulu
Realisasi pendapatan Provinsi Bengkulu pada
triwulan I 2021 sebesar Rp 429, 56 miliar atau
14,03% dari Pagu. Capaian tersebut tercatat lebih
rendah dibandingkan dengan posisi pada tahun
sebelumnya yang mencapai 20,30% dari pagu. Realisasi
pendapatan pada triwulan I 2021 utamanya bersumber
dari komponen dana perimbangan dengan porsi sebesar
75,51%, disusul oleh PAD dengan porsi sebesar 24,31%,
dan transfer pemerintah pusat lainnya dengan pangsa
sebesar 0,10%.
Grafik 2.1 Komposisi Realisasi Triwulan I 2021 Pendapatan Daerah Provinsi Bengkulu
Sumber: BPKD Pemerintah Provinsi Bengkulu, diolah
URAIANPAGU ANGGARAN 2020
(RP MILIAR)
REALISASI I-2020
(RP MILIAR)% REALISASI
PAGU ANGGARAN 2020
(RP MILIAR)
REALISASI I-2021
(RP MILIAR)% REALISASI
PENDAPATAN 3,368.88 683.77 20.30 3,062.27 429.56 14.03
PAD 1,116.84 173.87 15.57 948.69 104.76 11.04
Dana Perimbangan 1,412.14 460.00 32.57 1,315.54 324.38 24.66
Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 838.83 3.88 0.46 796.97 0.42 0.05
Lain-lain Pendapatan yang Sah 1.07 46.02 4,308.99 1.07 - -
BELANJA 3,475.76 479.35 13.79 3,052.19 392.23 12.85
Belanja Tidak Langsung 2,037.41 363.36 17.83 1,680.15 373.67 22.24
Belanja Langsung 1,438.35 115.99 8.06 1,372.05 18.55 1.35
SURPLUS/ DEFISIT (106.88) 204.42 10.08 37.34
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Tabel 2.2 Realisasi Triwulan I 2021 Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu (Rp Miliar)
Sumber: BPKD Pemerintah Provinsi Bengkulu, diolah
Realisasi dana perimbangan pada triwulan I 2021
sebesar Rp 324,80 miliar atau 15,38% dari pagu.
Realisasi Dana perimbangan tercatat mengalami
penurunan dibandingkan capaian pada periode yang sama
di tahun sebelumnya yang sebesar 20,61% dari pagu.
Berdasarkan komponennya, realisasi dana perimbangan
terutama berasal dari dana alokasi umum yang mencapai
porsi 96,51% dari total dana perimbangan. Dana alokasi
umum (DAU) tercatat sebesar Rp 313,48 miliar atau
25,00% dari pagu yang telah ditetapkan. Kondisi tersebut
mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian pada
tahun sebelumnya yang sebesar 33,23% dari pagu. Di sisi
lain, porsi dana bagi hasil (DBH) pajak/non pajak pada total
dana perimbangan tercatat sebesar 3,36%. DBH pajak/
non pajak terealisasi sebesar Rp 10,90 miliar atau
mencapai 17,69% dari total pagu. Realisasi tersebut juga
menurun dibandingkan capaian pada tahun sebelumnya
yang sebesar 18,17% dari pagu. Penurunan DAU dan DBH
pada triwulan I 2021 merupakan dampak dari penetapan
kebijakan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) yang
ditetapkan menurun sebesar 7,11% dibandingkan dengan
tahun 2020. Saat ini total anggaran TKDD yang telah
disetujui sebesar Rp 795 triliun.
Realisasi PAD pada triwulan I 2021 sebesar Rp
104,76 miliar atau 11,04% dari pagu. Realisasi PAD
tercatat mengalami penurunan dibandingkan capaian pada
periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar
15,57% dari pagu. Berdasarkan komponen, realisasi PAD
terutama berasal dari pajak daerah yang mencapai porsi
88,02% dari PAD. Realisasi pajak daerah sebesar Rp 92,22
miliar atau 11,93% dari pagu APBD. Realisasi tersebut
menurun dibandingkan capaian pada tahun 2020 yang
mencapai 13,95% dari pagu yang ditetapkan. Menurunnya
realisasi pendapatan pajak daerah ditengarai karena masih
terbatasnya aktivitas ekonomi sebagai langkah
penanggulangan penyebaran COVID-19. Kondisi tersebut
juga tercermin dari masih terkontraksinya pertumbuhan
ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021.
Selanjutnya komponen pendapatan lain-lain PAD yang sah
mencatatkan porsi sebesar 11,19% dari PAD. Komponen
pendapatan lain-lain PAD yang sah mencatatkan realisasi
sebesar Rp 11,72 miliar atau mencapai realisasi 7,52% dari
pagu. Realisasi tersebut juga mengalami penurunan
dibandingkan dengan kondisi pada tahun sebelumnya yang
mencatatkan realisasi mencapai 24,96% dari pagu,
Penurunan pendapatan BLUD sebagai dampak penurunan
mobilitas masyarakat menjadi penyebab menurunnya
komponen pendapatan lain-lain PAD yang sah.
Retribusi mencatatkan porsi sebesar 0,77% dari total
capaian PAD pada triwulan I 2021. Retribusi mencatatkan
realisasi sebesar Rp 0,81 miliar atau 16,28% dibandingkan
pagu yang telah ditetapkan. Kondisi tersebut meningkat
dibandingkan capaian pada periode yang sama di tahun
2020 yang sebesar 13,95% dari pagu. Peningkatan
retribusi pelabuhan seiring peningkatan aktivitas ekspor
pada triwulan I 2021 menjadi penyebab perbaikan realisasi
retribusi.
URAIANPAGU ANGGARAN 2020
(RP MILIAR)
REALISASI I-2020
(RP MILIAR)% REALISASI
PAGU ANGGARAN 2020
(RP MILIAR)
REALISASI I-2021
(RP MILIAR)% REALISASI
PENDAPATAN 3,368.88 637.74 18.93 3,062.27 429.56 14.03
Pendapatan Asli Daerah 1,116.84 173.87 15.57 948.69 104.76 11.04
Pajak Daerah 912.37 127.28 13.95 772.72 92.22 11.93
Retribusi Daerah 5.77 0.57 9.88 5.00 0.81 16.28
Hasil Pengelolaan kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan 13.96
- -15.12
- -
Lain-lain PAD yang Sah 184.37 46.02 24.96 155.85 11.72 7.52
Dana Perimbangan 2,250.97 463.87 20.61 2,112.51 324.80 15.38
Dana Bagi Hasil Pajak/ Bukan Pajak 61.41 11.16 18.17 61.62 10.90 17.69
Dana Alokasi Umum 1,350.73 448.83 33.23 1,253.92 313.48 25.00
Dana Alokasi Khusus 838.83 3.88 0.46 796.97 0.42 0.05
Lain-lain Pendapatan yang Sah 1.07 - - 1.07 - -
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Belanja APBD Provinsi Bengkulu
Realisasi belanja Provinsi Bengkulu pada triwulan I
2021 sebesar Rp 392,23, 56 miliar atau 12,85%
dari pagu. Capaian tersebut tercatat lebih rendah
dibandingkan dengan posisi pada tahun sebelumnya yang
mencapai 13,79% dari pagu. Realisasi belanja pada
triwulan I 2021 utamanya bersumber dari komponen
belanja tidak langsung dengan porsi sebesar 95,27%,
disusul oleh belanja langsung dengan porsi sebesar 4,78%.
Grafik 2.2 Komposisi Realisasi Triwulan I 2021 Belanja
Daerah Provinsi Bengkulu
Sumber: BPKD Pemerintah Provinsi Bengkulu, diolah
Tabel 2.3 Realisasi Triwulan I 2021 Belanja APBD Pemerintah Provinsi Bengkulu (Rp Miliar)
Sumber: BPKD Pemerintah Provinsi Bengkulu, diolah
Realisasi belanja tidak langsung pada triwulan I
2021 sebesar Rp 373,67 miliar atau 22,34% dari
pagu. Realisasi belanja tidak langsung tercatat mengalami
peningkatan dibandingkan dengan capaian pada periode
yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar 17,83% dari
pagu. Berdasarkan komponennya, realisasi belanja tidak
langsung terutama berasal dari belanja pegawai yang
mencapai porsi 65,24% dari total belanja tidak langsung.
Belanja pegawai tercatat sebesar Rp 243,80 miliar atau
20,08% dari pagu yang telah ditetapkan. Kondisi tersebut
mengalami penurunan dibandingkan dengan capaian pada
triwulan yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar
24,62% dari pagu. Selanjutnya realisasi belanja tidak
langsung juga berasal dari belanja bagi hasil yang
mencapai porsi 34,03%. Belanja bagi hasil mencapai
realisasi sebesar Rp 127,16 miliar atau mencapai 30,84%
dari pagu. Kondisi ini tercatat meningkat dibandingkan
dengan realisasi pada periode yang sama di tahun 2020
yang hanya 3,27% dari pagu. Peningkatan yang tinggi
tersebut didorong oleh adanya realisasi pembayaran
anggaran DBH kabupaten/ kota tahun 2020 yang
ditangguhkan. Penangguhan pembayaran tersebut
didorong oleh adanya refocusing anggaran yang dilakukan
pemerintah provinsi untuk kegiatan penanganan COVID-
19.
Realisasi belanja langsung pada triwulan I 2021
sebesar Rp 18,55 miliar atau 1,35% dari pagu.
Realisasi belanja langsung tercatat mengalami penurunan
dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama di
tahun sebelumnya yang sebesar 8,06% dari pagu.
Berdasarkan komponennya, realisasi belanja langsung
terutama berasal dari belanja barang dan jasa yang
mencapai porsi 76,47% dari total belanja langsung.
URAIANPAGU ANGGARAN 2020
(RP MILIAR)
REALISASI I-2020
(RP MILIAR)% REALISASI
PAGU ANGGARAN 2020
(RP MILIAR)
REALISASI I-2021
(RP MILIAR)% REALISASI
BELANJA 3,475.76 479.35 13.79 3,052.19 392.23 12.85
Belanja Tidak Langsung 2,037.41 363.36 17.83 1,680.15 373.67 22.24
Belanja Pegawai 1,139.82 280.58 24.62 1,213.90 243.80 20.08
Belanja Hibah 588.67 72.81 12.37 43.88 1.57 3.58
Belanja Bagi Hasil 304.62 9.97 3.27 412.37 127.16 30.84
Belanja Bantuan Keuangan 2.30 - - - - -
Belanja Tidak Terduga 2.00 - - 10.00 1.14 11.40
Belanja Langsung 1,438.35 115.99 8.06 1,372.05 18.55 1.35
Belanja Pegawai 35.48 1.78 5.02 - - -
Belanja Barang dan Jasa 791.44 46.44 5.87 946.21 14.19 1.50
Belanja Modal 611.42 67.77 11.08 425.83 4.36 1.02
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Belanja barang dan jasa tercatat sebesar Rp 14,19 miliar
atau 1,50% dari pagu yang telah ditetapkan. Kondisi
tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan
capaian pada triwulan yang sama di tahun sebelumnya
yang sebesar 5,87% dari pagu. Selanjutnya realisasi
belanja langsung juga berasal dari belanja modal yang
mencapai porsi 23,53%. Belanja modal mencapai realisasi
sebesar Rp 4,36 miliar atau mencapai 1,02% dari pagu.
Kondisi ini tercatat juga menurun dibandingkan dengan
realisasi pada periode yang sama di tahun 2020 yang
mencapai 11,08% dari pagu. Penurunan belanja langsung
pada triwulan I 2021 didorong oleh adanya wacana
refocusing anggaran yang akan dilakukan oleh pemerintah
provinsi Bengkulu. Sebagian anggaran belanja langsung
akan diperuntukan pada kegiatan penanganan COVID-19.
Lebih lanjut adanya pembayaran anggaran DBH
kabupaten/ kota yang ditangguhkan juga membuat
keterbatasan fiskal pemerintah provinsi Bengkulu pada
triwulan I 2021 yang berdampak akhir pada realisasi
belanja langsung.
2.2 Belanja APBN Provinsi Bengkulu
Total belanja APBN provinsi Bengkulu sebesar Rp
2824,25 miliar. Realisasi tersebut menurun dari
19,47% di triwulan yang sama tahun lalu menjadi
19,38% di triwulan laporan. Penurunan ini dipengaruhi
oleh penurunan anggaran TKDD yang disetujui di tahun
2021. Anggaran TKDD yang disetujui menurun sebesar
7,11% di tahun 2021.
Jika dilihat dari komponennya, belanja APBN pada triwulan
I 2021 didominasi oleh TKDD dengan porsi sebesar
73,47%. Realisasi TKDD tercatat sebesar Rp 2074,86 miliar
atau 20,70% dari pagu yang telah ditetapkan. Kondisi
tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan
capaian pada triwulan yang sama di tahun sebelumnya
yang sebesar 22,28% dari pagu. Penurunan tersebut lebih
didorong oleh rendahnya realisasi dana perimbangan
ditengah peningkatan penyaluran dana desa. Realisasi
dana perimbangan mengalami penurunan sebesar 22,02%
dari pagu setelah pada tahun sebelumnya mampu tumbuh
24,36% dari pagu.
Selanjutnya, belanja APBN pada triwulan I 2021 juga
dikontribusikan oleh belanja pemerintah pusat dengan
porsi sebesar 26,53%. Realisasi belanja pemerintah pusat
tercatat sebesar Rp 749,39 miliar atau 16,47% dari pagu
yang telah ditetapkan. Kondisi tersebut mengalami
peningkatan dibandingkan dengan capaian pada triwulan
yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar 12,88% dari
pagu. Peningkatan tersebut didorong oleh meningkatnya
anggaran belanja barang, belanja modal serta belanja
bantuan sosial untuk kepentingan penanganan COVID-19
di Bengkulu.
Tabel 2.4 Belanja Negara
Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Bengkulu, diolah
BELANJA APBN
Pemerintah Provinsi
2020 2021 I-2020 I-2021 I-2020 I-2021
BELANJA PEMERINTAH PUSAT 4,681.58 4,550.41 602.90 749.39 12.88 16.47
BELANJA PEGAWAI 1,746.11 1,841.69 348.54 354.34 19.96 19.24
BELANJA BARANG 1,850.06 1,720.86 199.31 237.82 10.77 13.82
BELANJA MODAL 1,072.10 973.63 52.65 150.30 4.91 15.44
BELANJA BANTUAN SOSIAL 13.32 14.22 2.39 6.93 17.95 48.72
BELANJA LAIN-LAIN - - - - - -
TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 10,993.71 10,023.24 2,449.45 2,074.86 22.28 20.70
TRANSFER KE DAERAH 9,894.20 8,938.22 2,410.09 1,968.41 24.36 22.02
A. DANA PERIMBANGAN 9,894.20 8,938.22 2,410.09 1,968.41 24.36 22.02
B. DANA OTONOMI KHUSUS DAN PENYESUAIAN
LAINNYA - - - - - -
DANA DESA 1,099.51 1,085.02 39.36 106.45 3.58 9.81
JUMLAH BELANJA NEGARA 15,675.29 14,573.65 3,052.35 2,824.25 19.47 19.38
Pagu Anggaran Realisasi Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (%)
.
PASAR PANORAMA BENGKULU (PEDOMANBENGKULU.COM)
BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021 meningkat didorong oleh tekanan
harga pada komoditas administered price.
Meningkatnya laju inflasi triwulan I 2021 terutama dipengaruhi oleh tingginya tekanan inflasi pada
kelompok administered price. Imbas kenaikan harga bensin pengaruh kebijakan pemerintah provinsi
menaikan tarif pajak penggunaan BBM non subsidi serta kenaikan harga LPG 3 kg akibat kelangkaan
pasokan.
Laju peningkatan inflasi tertahan oleh penurunan harga komoditas pangan utama.
Pada triwulan II 2021, tekanan inflasi Provinsi Bengkulu diprakirakan akan sedikit meningkat dibandingkan
triwulan sebelumnya, seiring meningkatnya permintaan komoditas bahan pangan utamanya didorong oleh
meningkatnya aktivitas restoran, rumah makan, jasa katering, serta jasa akomodasi lainnya sejalan
momen HBKN (puasa dan idul fitri) serta liburan tahun ajaran baru dan meningkatnya hajatan pada
triwulan laporan.
PASAR PANORAMA PEDOMANBENGKULU.COM
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
3.1 INFLASI TRIWULANAN
Realisasi inflasi Provinsi Bengkulu pada triwulan I
2021 tercatat sebesar 1,45% (yoy), meningkat
dibandingkan realisasi inflasi triwulan IV 2020
sebesar 0,89% (yoy). Capaian inflasi Bengkulu pada
triwulan laporan lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi
inflasi Nasional yang sebesar 1,37% (yoy), namun tercatat
lebih rendah jika dibandingkan inflasi Pulau Sumatera yang
sebesar 1,60% (Grafik 3.1). Meningkatnya tekanan inflasi
pada triwulan I 2021 disebabkan oleh naiknya harga
komoditas sepeda, bensin, bahan bakar rumah tangga,
emas perhiasan, dan beberapa komoditas lainnya.
Sementara itu, peningkatan laju inflasi masih tertahan oleh
menurunnya harga beberapa komoditas pangan seperti
beras, cabai merah, bawang putih, dan dan bawang merah
karena melimpahnya pasokan di tengah berkurangnya
permintaan masyarakat sebagai dampak menurunnya
aktivitas ekonomi pada triwulan laporan (Tabel 3.1).
Berdasarkan kelompok barang/jasa, peningkatan inflasi
terutama disumbangkan oleh kelompok transportasi yang
memberikan andil peningkatan tertinggi sebesar 0,51%
(yoy), diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik dan
bahan bakar rumah tangga (andil 0,31% (yoy)); kelompok
perawatan pribadi dan jasa lainnya (andil 0,22% (yoy));
kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran
(andil 0,18% (yoy)); kelompok makanan, minuman dan
tembakau (andil 0,11% (yoy)); kelompok kesehatan (andil
0,07% (yoy)); kelompok pakaian dan alas kaki serta
kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin
rumah tangga (masing-masing andil 0,04% (yoy)); dan
kelompok rekreasi, olahraga dan budaya (andil
0,02%(yoy)). Di sisi lain, tekanan inflasi lebih tinggi pada
triwulan laporan masih tertahan oleh deflasi pada beberapa
kelompok, yaitu; dan kelompok pendidikan (andil -0,04%
(yoy)); dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa
keuangan (andil -0,02% (yoy)) (Tabel 3.2).
Apabila dibandingkan dengan realisasi pada tahun
sebelumnya, tekanan inflasi pada triwulan I 2021 tercatat
lebih rendah. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya daya beli
masyarakat sebagai dampak pandemi COVID-19 yang
masih berlangsung. Tekanan inflasi pada triwulan laporan
juga masih berada di bawah rata-rata historis 3 (tiga)
tahun terakhir yang sebesar 2,42% (yoy).
Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Nasional, Pulau Sumatera dan Provinsi Bengkulu (% yoy)
Sumber: BPS, diolah (berdasarkan tahun dasar 2018)
3.2 INFLASI TAHUNAN (YOY)
Tabel 3.1 Komoditas Penyumbang Inflasi Triwulan I 2021
ANDIL ANDIL
(%yoy) (%yoy)
SEPEDA 30.63 0.283 BERAS -11.45 -0.393
BENSIN 3.21 0.158 CABAI MERAH -23.94 -0.333
BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 7.79 0.137 BAWANG PUTIH -36.67 -0.090
EMAS PERHIASAN 12.40 0.132 BIAYA PULSA PONSEL -2.03 -0.060
TUKANG BUKAN MANDOR 7.46 0.132 UDANG BASAH -15.20 -0.049
DAGING AYAM RAS 7.66 0.115 ANGKUTAN ANTAR KOTA -8.43 -0.043
MOBIL 2.84 0.087 ANGKUTAN UDARA -4.69 -0.037
ROKOK KRETEK FILTER 2.66 0.086 SEKOLAH MENENGAH PERTAMA -6.90 -0.036
IKAN DENCIS 20.28 0.081 BAWANG MERAH -9.13 -0.035
BAKSO SIAP SANTAP 8.27 0.081 GULA PASIR -10.06 -0.029
KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI TRW 1 2021
INFLASI
(%yoy)
DEFLASI
(%yoy)
INFLASI DEFLASI
KOMODITAS KOMODITAS
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Tabel 3.2 Perkembangan Inflasi Tahunan per Kelompok
KELOMPOK
Inflasi Tahunan Tw 1 2021
( % yoy )
Andil Inflasi Tahunan
(% yoy)
Des Jan Feb Mar Des Jan Feb Mar
UMUM 0.89 1.14 1.20 1.45 0.89 1.14 1.20 1.45
MAKANAN, MINUMAN DAN TEMBAKAU 0.06 0.03 0.05 0.41 0.01 0.01 0.01 0.11
PAKAIAN DAN ALAS KAKI 0.65 0.45 0.39 0.57 0.04 0.03 0.02 0.04
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, DAN BAHAN BAKAR LAINNYA 1.50 1.54 1.82 1.99 0.23 0.24 0.28 0.31
PERLENGKAPAN, PERALATAN, DAN PEMELIHARAAN RUTIN RUMAH TANGGA -0.08 -0.00 0.93 1.00 -0.00 -0.00 0.04 0.04
KESEHATAN 4.66 4.93 1.99 2.60 0.12 0.13 0.05 0.07
TRANSPORTASI 0.89 2.26 2.33 3.08 0.15 0.38 0.39 0.51
INFORMASI, KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN -0.95 -0.78 -0.59 -0.31 -0.06 -0.05 -0.04 -0.02
REKREASI, OLAHRAGA, DAN BUDAYA 1.24 0.23 1.13 1.13 0.02 0.00 0.02 0.02
PENDIDIKAN -0.82 -0.82 -0.82 -0.82 -0.04 -0.04 -0.04 -0.04
PENYEDIAAN MAKANAN DAN MINUMAN/ RESTORAN 1.34 1.80 1.79 2.13 0.11 0.15 0.15 0.18
PERAWATAN PRIBADI DAN JASA LAINNYA 5.42 5.40 5.54 4.06 0.29 0.29 0.30 0.22
Sumber: BPS, diolah (berdasarkan tahun dasar 2018)
Inflasi Kelompok Makanan, Minuman dan
Tembakau
Inflasi kelompok makanan, minuman, dan
tembakau pada triwulan I 2021 meningkat
didorong oleh kenaikan harga jual eceran rokok
sebagai dampak kebijakan penyesuaian tarif cukai
tembakau yang berlaku mulai bulan Februari 2021.
Inflasi kelompok ini pada triwulan laporan sebesar 0,41%
(yoy) atau meningkat dibandingkan dengan posisi pada
triwulan IV 2020 yang sebesar 0.06% (yoy). Dari tiga sub
kelompok yang ada, sub kelompok rokok dan tembakau
menyumbang inflasi terbesar yakni sebesar 0,18%
(yoy)(Grafik 3.2). Semua komoditas pada sub kelompok ini
memberikan andil terhadap meningkatnya inflasi kelompok
ini pada triwulan laporan diantaranya rokok kretek, rokok
kretek filter dan rokok putih. Adanya Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) RI No.198/PMK.010/ 2020 tentang Tarif
Cukai Hasil Tembakau yang berlaku pada 1 Februari 2021,
mendorong penyesuaian tarif cukai tembakau rata –rata
sebesar 12,5%. Adapun dampak dari kebijakan ini
mendorong pelaku usaha menaikkan harga jual eceran
rokok secara gradual.
Peningkatan tekanan inflasi pada kelompok makanan,
minuman dan tembakau masih tertahan oleh deflasi yang
terjadi pada sub kelompok makanan dan minuman yang
tidak beralkohol. Sub kelompok makanan mengalami
deflasi sebesar 0,23% (yoy) serta dengan andil sebesar -
0,05% (yoy) pada triwulan I 2021. Kondisi deflasi pada sub
kelompok ini dikontribusikan oleh komoditas beras. Deflasi
yang terjadi pada komoditas ini didorong oleh
melimpahnya pasokan beras yang dipicu oleh panen raya
yang berlangsung pada Maret 20211. Lebih lanjut, stok
beras BULOG juga relatif memadai di periode laporan serta
turut memberikan sumbangan pada deflasi yang terjadi.
Komoditas cabai merah juga diketahui mengalami deflasi
pada triwulan I 2021. Selain didorong oleh panen yang
terjadi di beberapa daerah sentra, berkurangnya
permintaan akibat minimnya acara/kegiatan selama
triwulan I 2021 menjadi faktor penyebab deflasi yang
terjadi pada komoditas ini.
Sub kelompok minuman tidak beralkohol juga berada
dalam kondisi deflasi sebesar 1,20% (yoy) dengan andil
sebesar -0,02% (yoy). Komoditas utama yang memberikan
andil terhadap menurunnya tekanan inflasi pada sub
kelompok ini adalah minuman ringan, kopi bubuk dan air
kemasan. Kebijakan pembatasan sosial masyarakat pasca
libur HBKN Nataru mendorong minimnya pelaksanaan
acara/kegiatan di triwulan I 2021 yang pada akhirnya
menyebabkan penurunan permintaan pada ketiga
komoditas ini.
1 Pada bulan Maret 2021, dilakukan panen komoditas beras sebesar 44 ribu ton,
dengan luas panen sebesar 10 ribu Ha. Secara tahunan, produksi beras Provinsi
Bengkulu pada tahun 2020 tercatat meningkat sebesar 0,15% (296 ribu ton GKG) dibandingkan dengan tahun 2019.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Grafik 3.2 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau (% yoy)
Sumber: BPS, diolah
Inflasi Kelompok Pakaian dan Alas Kaki
Menurunnya permintaan domestik mendorong
penurunan tekanan inflasi kelompok pakaian dan
alas kaki pada triwulan I 2021. Inflasi kelompok
pakaian dan alas kaki pada triwulan I 2021 tercatat sebesar
0,57% (yoy) atau menurun dibandingkan posisi pada
triwulan IV 2020 yang sebesar 0,65% (yoy). Normalisasi
permintaan masyarakat pasca HBKN Nataru serta
preferensi masyarakat yang lebih cenderung menahan
konsumsi barang tahan lama menjadi penyebab penurunan
tekanan inflasi kelompok ini pada triwulan laporan.
Komoditas utama yang menyebabkan tekanan inflasi
mereda adalah kaos dalam/singlet anak, kemeja panjang
batik pria dan kemeja pendek wanita. Di sisi lain,
penurunan laju inflasi masih tertahan oleh kenaikan harga
ongkos jahit dan celana panjang jeans anak.
Grafik 3.3 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Pakaian dan Alas Kaki (% yoy)
Sumber: BPS, diolah
Grafik 3.4 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar RT (% yoy)
Sumber: BPS, diolah
Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan
Bahan Bakar Rumah Tangga
Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik,
dan bahan bakar rumah tangga pada triwulan
laporan meningkat didorong oleh kenaikan harga
bahan bakar rumah tangga berupa gas LPG 3 kg
akibat terbatasnya pasokan. Tekanan kelompok
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar pada triwulan
laporan tercatat sebesar sebesar 1,99% (yoy), atau
meningkat dibandingkan dengan periode triwulan
sebelumnya yang sebesar 1,50% (yoy). Tingginya realisasi
inflasi terutama disebabkan oleh meningkatnya tekanan
harga pada sub kelompok pemeliharaan, perbaikan dan
keamanan tempat, dengan komoditas utama yang
memberikan andil terbesar adalah tukang bukan mandor,
batu bata/batu tela, besi beton dan seng. Meningkatnya
kebutuhan tukang bukan mandor, batu bata/batu tela, besi
beton dan seng sejalan dengan pertumbuhan sektor
konstruksi dan progress pelaksanaan investasi swasta di
triwulan laporan.
Sub kelompok lain yang juga tercatat mengalami inflasi,
dan turut berkontribusi terhadap peningkatan tekanan
inflasi adalah sub kelompok listrik dan bahan bakar rumah
tangga. Meningkatnya tekanan sub kelompok ini pada
periode laporan, khususnya didorong oleh peningkatan
tekanan harga pada komoditas bahan bakar rumah tangga.
Keterbatasan pasokan gas LPG 3 kg di pasaran pada
triwulan I 2021 menjadi penyebab utama peningkatan
tekanan harga komoditas ini. Namun demikian, tekanan
inflasi pada sub kelompok ini masih tertahan oleh kondisi
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
deflasi yang dialami oleh komoditas tarif listrik. Penurunan
tekanan harga pada komoditas ini sejalan adanya
kebijakan PT PLN untuk memperpanjang pemberian diskon
listrik kepada golongan rumah tangga, industri kecil dan
menengah hingga Juni 2021.
Grafik 3.5 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT (%
yoy)
Sumber: BPS, diolah
Inflasi Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan
Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga
Inflasi kelompok perlengkapan, peralatan dan
pemeliharaan rutin rumah tangga pada triwulan I
2021 tercatat meningkat didorong oleh
peningkatan level konsumsi masyarakat barang
perelengkapan rumah tangga. Tekanan inflasi
kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin
rumah tangga meningkat pada triwulan laporan dengan
tingkat inflasi sebesar 1,00% (yoy) dibandingkan dengan
realisasi triwulan IV 2020 yang mengalami deflasi sebesar
0,08% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi pada kelompok
ini terutama disebabkan oleh peningkatan tekanan harga
yang terjadi pada sub kelompok furniture, perlengkapan
dan karpet. Adapun komoditas utama yang memberikan
andil terbesar terhadap deflasi sub kelompok ini adalah
kasur, meja kursi tamu dan spring bed. Peningkatan
tekanan inflasi juga terjadi pada sub kelompok lainnya,
terutama pada sub kelompok barang dan layanan untuk
pemeliharaan rumah tangga rutin. Meningkatnya tekanan
inflasi pada kelompok ini antara lain disebabkan oleh
adanya perubahan perilaku masyarakat di masa pandemi
yang lebih memprioritaskan untuk menjaga kesehatan dan
kebersihan rumah agar terhindar dari penularan virus
COVID-19.
Inflasi Kelompok Kesehatan
Tekanan inflasi kelompok kesehatan pada triwulan
I 2021 mengalami penurunan dibandingkan dengan
kondisi pada triwulan IV 2020, didorong oleh
normalisasi harga obat-obatan pasca langka di awal
pandemi COVID-19. Tekanan inflasi kelompok ini pada
triwulan I 2021 sebesar 2,60% (yoy) atau menurun
dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV 2020 yang
mencapai 4,66% (yoy). Menurunnya tekanan inflasi
tersebut mengakibatkan andil kelompok ini terhadap inflasi
juga menurun menjadi 0,07% (yoy). Kondisi penurunan
yang terjadi didorong oleh sub kelompok obat-obatan dan
produk kesehatan yang mengalami penurunan tekanan
inflasi pada triwulan laporan. Normalisasi pasca kelangkaan
produk kesehatan dan obat-obatan di awal pandemi
COVID-19 menjadi penyebab utama penurunan tekanan
harga yang terjadi. Selanjutnya, penurunan tekanan inflasi
juga terjadi pada sub kelompok jasa rawat jalan dan jasa
rawat inap. Adapun komoditas utama yang memberikan
andil terhadap menurunnya tekanan inflasi pada sub
kelompok ini adalah tarif dokter spesialis dan tarif rumah
sakit. Namun demikian, laju penurunan tertahan oleh
meningkatnya tekanan inflasi komoditas vitamin sejalan
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjaga
kesehatan akibat semakin meningkatnya angka kasus
postif COVID-19 pasca libur HBKN Nataru.
Grafik 3.6 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Kesehatan
(% yoy)
Sumber: BPS, diolah
Inflasi Kelompok Transportasi
Tekanan inflasi kelompok transportasi pada
triwulan I 2021 meningkat didorong oleh adanya
peningkatan tekanan harga pada sub kelompok
pembelian kendaraan dan pengoperasian peralatan
transportasi. Tekanan inflasi kelompok ini pada triwulan
laporan sebesar 3,08% (yoy) atau mengalami peningkatan
dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya yang
sebesar 0,89% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi pada
kelompok transportasi terutama dipengaruhi oleh sub
kelompok pembelian kendaraan, dengan komoditas utama
yang mengalami peningkatan adalah sepeda, dan mobil.
Kenaikan harga sepeda menjadi penyumbang andil
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
tertinggi sebesar 0,28%, disebabkan oleh tingginya animo
masyarakat untuk berolahraga dengan menggunakan
sepeda di masa new normal. Namun tingginya permintaan
tersebut tidak sejalan dengan jumlah pasokan yang masih
terbatas sehingga menimbulkan peningkatan harga.
Sementara peningkatan inflasi mobil didorong oleh
penyesuaian harga akibat penambahan fitur oleh agen
tunggal pemegang merk (ATPM). Selanjutnya,
peningkatan inflasi juga terjadi pada sub kelompok
pengoperasian peralatan transportasi dengan komoditas
utama penyumbang inflasi komoditas bensin. Kenaikan
harga bensin seiring adanya penyesuaian pajak bahan
bakar kendaraan untuk jenis bahan bakar khusus (BBK)
pada awal Januari 2021
Peningkatan laju inflasi pada kelompok ini masih tertahan
oleh deflasi yang terjadi pada sub kelompok jasa angkutan
penumpang, khususnya angkutan udara dan angkutan
antar kota. Penurunan tersebut sejalan dengan
menurunnya mobilitas masyarakat pasca libur Nataru dan
cuti bersama pada akhir tahun. Hal ini sejalan dengan
perkembangan mobilitas di area transit station pada
indikator google mobile index yang menunjukkan
mobilisasi masyarakat yang rendah pada bulan Maret 2021
(Grafik 3.1). Lebih lanjut, hal ini juga tercermin dari masih
terkontraksinya pertumbuhan sektor transportasi serta
pergudangan pada PDRB Provinsi Bengkulu di triwulan
laporan.
Grafik 3.7 Pergerakan Mobilitas di Pusat Transpotasi Umum
2 Peraturan Gubernur Bengkulu No. 2/2020 dan Keputusan Gubernur Bengkulu No. K.324.BPKD/2020 menetapkan adanya penyesuaian pajak bahan bakar kendaraan untuk jenis bahan bakar khusus (BBK) dari 5% menjadi 10%.
Grafik 3.8 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok
Transportasi (% yoy)
Sumber: BPS, diolah
Inflasi Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa
Keuangan
Tekanan inflasi kelompok informasi, komunikasi,
dan jasa keuangan meningkat didorong oleh
peningkatan permintaan telepon seluler pada
triwulan laporan. Tekanan inflasi kelompok informasi,
komunikasi dan jasa keuangan tercatat sebesar 0,31%
(yoy), atau meningkat jika dibandingkan dengan kondisi
pada triwulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar
0,95% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi kelompok ini
bersumber dari peningkatan inflasi pada sub kelompok
peralatan informasi dan komunikasi, yang disebabkan oleh
tingginya permintaan telepon seluler untuk menunjang
kegiatan/aktivitas pekerjaan atau pembelajaran secara
daring. Sub kelompok lain yang komoditasnya mengalami
inflasi adalah sub kelompok asuransi, yang disumbangkan
oleh peningkatan biaya administrasi asuransi. Namun
demikian, laju peningkatan masih tertahan oleh
menurunnya biaya pulsa ponsel sejalan dengan kebijakan
provider untuk memberikan diskon dalam rangka
mendukung program belajar mengajar secara daring.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Grafik 3.9 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Informasi,
Komunikasi dan Jasa Keuangan (% yoy)
Sumber: BPS, diolah
Inflasi Kelompok Rekreasi, Olahraga, dan Budaya
Inflasi kelompok rekreasi, olahraga dan budaya
menurun pada triwulan laporan disebabkan oleh
penurunan permintaan masyarakat pada kelompok
komoditas ini. Tekanan inflasi kelompok ini menurun
pada triwulan laporan sebesar 1,13% (yoy), setelah pada
triwulan sebelumnya mencatatkan inflasi sebesar 1,24%
(yoy). Penurunan tekanan inflasi kelompok ini terutama
bersumber dari menurunnya tekanan pada sub kelompok
layanan kebudayaan. Komoditas utama yang memberikan
andil cukup besar terhadap penurunan tekanan inflasi
adalah tiket bioskop (andil -0,01% (yoy)) sejalan dengan
meningkatnya angka penularan COVID-19 pasca libur
HBKN, sehingga masyarakat masih membatasi aktivitasnya
di luar rumah.
Grafik 3.10 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok Rekreasi,
Olahraga dan Budaya (% yoy)
Sumber: BPS, diolah
Inflasi Kelompok Pendidikan
Proses pembelajaran yang masih dilakukan secara
daring mendorong tekanan inflasi kelompok
pendidikan pada triwulan I 2021 masih sama
dengan triwulan sebelumnya. Kelompok pendidikan
mengalami deflasi sebesar 0,82% (yoy), atau tidak
berubah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
juga tercatat deflasi sebesar 0,82% (yoy). Deflasi pada
kelompok ini bersumber dari sub kelompok pendidikan
menengah, pendidikan lainnya serta pendidikan dasar dan
usia dini. Deflasi disebabkan karena proses pembelajaran
masih dilakukan secara daring ditengah masih
berlangsungnya pandemi COVID-19. Sebagian sekolah
khususnya sekolah swasta juga memberikan keringanan
biaya sekolah (SPP) untuk tingkat pendidikan dasar (SD)
serta pendidikan menengah (SMP) guna mendorong wali
murid tetap dapat membayar biaya sekolah secara rutin
setiap bulannya. Sementara deflasi pada pendidikan anak
usia dini (TK, Paud dan Kelompok Bermain) dan bimbingan
belajar diakibatkan turunnya jumlah siswa baru pada tahun
ajaran baru di masa pandemi.
Grafik 3.11 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok
Pendidikan (% yoy)
Sumber: BPS, diolah
Inflasi Kelompok Penyediaan Makanan dan
Minuman/ Restoran
Mulai beroperasinya beberapa rumah makan/
restoran pasca kebijakan pembatasan sosial
mendorong tekanan inflasi kelompok penyediaan
makanan dan minuman/ restoran pada triwulan
laporan. Tekanan inflasi kelompok ini mengalami
peningkatan sebesar 2,13% (yoy) pada triwulan laporan,
jika dibandingkan dengan kondisi pada triwulan IV 2020
yang sebesar 1,34% (yoy). Beberapa komoditas utama
yang menyebabkan peningkatan tekanan inflasi pada
kelompok ini adalah bakso siap santap, ketupat/lontong
sayur, dan mie. Peningkatan konsumsi masyarakat pada
komoditas kelompok ini menjelang Ramadhan menjadi
pendorong peningkatan tekanan harga yang terjadi. Lebih
lanjut, mulai beroperasinya beberapa rumah makan/
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
restoran/warung makan pasca kebijakan pembatasan
sosial juga turut mendorong peningkatan tekanan inflasi
yang terjadi pada kelompok ini.
Grafik 3.12 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran (% yoy)
Sumber: BPS, diolah
Inflasi Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa
Lainnya
Inflasi kelompok perawatan pribadi dan jasa
lainnya tercatat menurun pada triwulan I 2021,
menyusul adanya penurunan harga emas global.
Tekanan inflasi kelompok ini tercatat menurun sebesar
4,06% (yoy), jika dibandingkan dengan realisasi triwulan
sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 5,42% (yoy).
Menurunnya tekanan inflasi pada kelompok ini terutama
disebabkan oleh menurunnya tekanan harga sub kelompok
perawatan pribadi lainnya. Penurunan tekanan pada
kelompok ini didorong oleh pelemahan harga emas global
pasca meningkat cukup tinggi selama momen pandemi
COVID-19. Penurunan harga emas global tentunya
menyebabkan penyesuaian pada harga emas domestik.
Namun demikian, penurunan tekanan inflasi masih
tertahan oleh kenaikan harga beberapa komoditas pada
sub kelompok perawatan pribadi seperti tisu, pembalut
wanita, shampo, parfum dan pasta gigi. Sub kelompok lain
yang mengalami peningkatan inflasi adalah jasa lainnya
didorong oleh peningkatan biaya foto copy. Sementara di
sisi lain, inflasi sub kelompok perlindungan sosial masih
tetap sama dengan triwulan sebelumnya.
Grafik 3.13 Perkembangan Andil Inflasi Kelompok
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya (% yoy)
Sumber: BPS, diolah
3.3 INFLASI BULANAN (MTM) Gambar 3.1 Perkembangan Inflasi Bulanan
INFLASI INFLASI INFLASI INFLASI
JANUARI 2021 FEBRUARI 2021 MARET 2021 APRIL 2021
0,39% 0,14% 0,23% 0,10% KOMODITAS INFLATOIR KOMODITAS INFLATOIR KOMODITAS INFLATOIR KOMODITAS INFLATOIR
(ANDIL % MTM) (ANDIL % MTM) (ANDIL % MTM) (ANDIL % MTM)
1. BENSIN (0,16) 1. DAGING SAPI (0,10) 1. IKAN DENCIS (0,06) 1. JERUK (0,05)
2. CABAI MERAH (0,15) 2. ROKOK KRETEK FILTER (0,04) 2. CABAI MERAH (0,05) 2. DAGING AYAM RAS (0,05)
3. BAKSO SIAP SANTAP (0,06) 3. DAGING AYAM RAS (0,03) 3. ROKOK PUTIH (0,03) 3. BAJA RINGAN (0,03)
Sumber: BPS, diolah
Inflasi Bulan Januari Meningkat
Tekanan inflasi bulan Januari meningkat didorong
peningkatan harga bahan bakar kendaraan. Inflasi
bulan Januari tercatat sebesar 0,39% (mtm) atau
meningkat dibandingkan dengan kondisi pada bulan
Desember 2020 yang sebesar 0,14% (mtm). Peningkatan
tekanan inflasi disumbangkan oleh inflasi yang terjadi di
semua kelompok barang/jasa, dengan andil terbesar pada
kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar
0,83% (mtm); diikuti kelompok transportasi sebesar
0,41% (mtm); dan kelompok penyediaan makanan dan
minuman/restoran sebesar 0,65%(mtm). Secara khusus,
faktor yang mendorong terjadinya peningkatan inflasi pada
bulan Januari 2021 adalah kenaikan harga bahan bakar
kendaraan seiring diberlakukannya Peraturan Gubernur
nomor 2 tahun 2020 dan Keputusan Gubernur Bengkulu
nomor K.324.BPKD Tahun 2020 tentang penyesuaian
harga BBK. Selain itu, kenaikan harga cabai dan ikan segar
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
juga turut mendorong peningkatan tekanan inflasi yang
terjadi. Khusus cabai dan komoditas hortikultura, adanya
anomali cuaca yang mendorong peningkatan intensitas
curah hujan menyebabkan banjir di beberapa sentra
produksi sehingga menyebabkan pasokan komoditas ini
berkurang. Sementara peningkatan harga bakso siap saji
akibat meningkatnya konsumsi makanan siap saji selama
pandemi COVID-19 turut mendorong tekanan inflasi pada
kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran.
Namun demikian, adanya kebijakan pembatasan sosial dan
mobilitas masyarakat yang didorong oleh kekhawatiran
pemerintah akan peningkatan penyebaran COVID-19
pasca perayaan HBKN menjadi faktor penahan tekanan
inflasi pada periode laporan. Mobilitas masyarakat pada
bulan Januari 2021 lebih terbatas dan menyebabkan
penurunan permintaan komoditas angkutan udara.
Inflasi Bulan Februari Menurun
Tekanan inflasi bulan Februari menurun didorong
penurunan harga cabai merah. Inflasi bulan Februari
tercatat sebesar 0,14% (mtm), menurun jika dibandingkan
bulan Januari yang tercatat inflasi sebesar 0,39% (mtm).
Penurunan tekanan inflasi bersumber dari kelompok
makanan, minuman dan tembakau; diikuti oleh kelompok
transportasi; kelompok penyediaan makanan dan
minuman/ restoran; serta kelompok perawatan pribadi dan
jasa lainnya. Komoditas utama yang mendorong turunnya
tekanan inflasi adalah cabai merah karena memasuki
musim panen ditengah cuaca yang mulai membaik
sehingga pasokan melimpah. Selain itu penurunan juga
disumbangan oleh komoditas emas perhiasan sejalan
penurunan harga emas dunia, serta menurunnya harga
udang basah, minyak goreng dan telur ayam ras didorong
oleh tercukupinya pasokan di tengah permintaan yang
cenderung stabil. Namun demikian, adanya peningkatan
harga daging sapi di tingkat pengecer yang didorong
adanya kenaikan harga sapi hidup dari Lampung sebesar
10% pada bulan Februari 2021 sejalan dengan transmisi
kenaikan harga sapi impor ke harga sapi lokal, menjadi
faktor penahan menurunnya tekanan inflasi. Selain itu,
kenaikan harga eceran rokok kretek filter sejalan kebijakan
pemerintah untuk menaikkan tarif cukai rokok pada 1
Februari 2021 juga turut menahan laju penurunan tekanan
inflasi pada bulan Februari 2021.
Inflasi Bulan Maret Meningkat
Tekanan inflasi bulan Maret meningkat didorong
peningkatan harga ikan dencis dan cabai merah.
Inflasi bulan Maret tercatat sebesar 0,23% (mtm),
meningkat jika dibandingkan bulan Februari yang tercatat
inflasi sebesar 0,14% (mtm). Peningkatan tekanan inflasi
bersumber dari kelompok makanan, minuman dan
tembakau; kelompok kesehatan; kelompok penyediaan
makanan dan minuman/restoran; kelompok pakaian dan
alas kaki; kelompok perumahan, air, listrik dan bahan
bakar; kelompok transportasi; kelompok perlengkapan,
peralatan dan pemeliharaan; dan kelompok informasi,
komunikasi dan jasa keuangan. Komoditas utama yang
mendorong naiknya tekanan inflasi adalah ikan dencis,
cabai merah, ikan tongkol/ambu-ambu, pepaya dan
bawang merah. Peningkatan harga disebabkan oleh
gangguan produksi akibat anomali cuaca (fenomena La
Nina) dan distribusi dari daerah sentra. Peningkatan curah
hujan mengakibatkan adanya gagal panen untuk
komoditas cabai pada daerah sentra. Selain itu
peningkatan curah hujan juga mendorong penurunan
aktivitas perikanan tangkap sehingga mendorong kenaikan
harga beberapa komoditas ikan pada periode laporan.
Namun demikian, adanya penurunan komoditas emas
perhiasan sejalan penurunan harga emas dunia, serta
menurunnya harga semen dan makanan ringan, menjadi
faktor penahan peningkatan tekanan inflasi. Selain itu,
hilangnya dampak kenaikan Pajak Bahan Bakar Kendaraan
(PPBK) pada komoditas bensin serta tidak terdapat
kenaikan harga komoditas rokok kretek filter dan rokok
kretek, yang sebelumnya mengalami peningkatan pasca
kenaikan tarif cukai tembakau di awal tahun 2021 turut
menahan laju peningkatan tekanan inflasi pada bulan
Maret 2021.
Inflasi Bulan April Menurun
Tekanan inflasi bulan April menurun didorong
penurunan tekanan harga emas perhiasan setelah
menguat sepanjang tahun 2020 serta penurunan
harga pada komoditas cabai merah dan daging sapi
seiring masuknya momen panen dan lancarnya
pasokan. Inflasi bulan April tercatat sebesar 0,10%
(mtm), menurun jika dibandingkan bulan Maret yang
tercatat inflasi sebesar 0,23% (mtm). Penurunan tekanan
inflasi bersumber dari kelompok perawatan pribadi dan
jasa lainnya; kelompok perlengkapan, peralatan dan
pemeliharaan; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya;
serta kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan.
Komoditas utama yang mendorong turunnya tekanan
inflasi ini terutama dikontribusikan oleh penurunan harga
beberapa komoditas pangan seperti cabai merah, daging
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
sapi, cabai rawit, papaya, dan telur ayam ras. Penurunan
harga cabai merah pada periode laporan didorong oleh
melimpahnya pasokan seiring masuknya masa panen di
beberapa wilayah sentra produksi. Sementara menurunnya
harga daging sapi didorong oleh adanya himbauan dari
Gubernur Bengkulu dan pemerintah daerah untuk
diversifikasi konsumsi daging sapi beku yang harganya
lebih stabil. Selanjutnya, penurunan tekanan harga
komoditas telur ayam ras lebih didorong lancarnya pasokan
komoditas ini serta penurunan level permintaan komoditas
ini. Selain itu turunnya tekanan inflasi juga disumbangkan
oleh penurunan harga emas perhiasan sejalan dengan
menurunnya harga emas dunia seiring dengan kenaikan
serangan gelombang kedua COVID-19 di India. Namun
demikian, laju penurunan tekanan inflasi masih tertahan
oleh meningkatnya tekanan harga angkutan udara, seiring
meningkatnya permintaan angkutan udara menjelang
momen pelarangan mudik lebaran
Mencermati perkembangan di atas, inflasi tahunan
pada triwulan II 2021 diprakirakan sedikit
meningkat dibandingkan dengan kondisi triwulan I
2021. Meski demikian peningkatan yang terjadi
masih akan berada dibawah sasaran inflasi nasional
sebesar 3,0%±1%. Peningkatan diprakirakan
dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan komoditas
bahan pangan utamanya didorong oleh meningkatnya
aktivitas restoran, rumah makan, jasa katering, serta jasa
akomodasi lainnya sejalan momen liburan tahun ajaran
baru dan faktor musiman dimana hajatan di gelar pada
bulan syawal. Namun demikian, peningkatan laju inflasi
lebih tinggi dapat ditahan oleh adanya stimulus pemerintah
terhadap ekonomi rumah tangga yang diperpanjang
hingga triwulan II 2021. Menurunnya tekanan inflasi
diprakirakan bersumber dari kelompok transportasi karena
rendahnya permintaan angkutan udara. Selain itu juga
disebabkan oleh penurunan harga emas global yang akan
berdampak pada penyesuaian harga emas perhiasan
domestik. Tidak hanya itu, stimulus pemerintah berupa
diskon tarif untuk kategori tertentu yang diperpanjang
hingga triwulan II 2021 juga diprakirakan akan turut andil
dalam penurunan laju inflasi.
3 Keppres No.7 Tahun 2021 tentang penetapan cuti bersama pegawai ASN dan SKB (Surat Keputusan Bersama) 3 Menteri yang menetapkan cuti bersama Hari raya Idul Fitri pada 12 Mei 2021 dan Hari Raya Natal
3.4 AKTIVITAS PENGENDALIAN INFLASI
(TPID)
TPID Provinsi Bengkulu tetap berkomitmen untuk
menjaga momentum capaian inflasi yang rendah
dan stabil, sesuai dengan sasaran inflasi nasional.
Untuk itu, TPID terus melakukan langkah antisipatif
dengan fokus pada penguatan koordinasi dan mekanisme
pengawasan, termasuk kegiatan High Level Meeting (HLM)
yang telah dilaksanakan pada bulan April tahun 2021.
Beberapa upaya pengendalian inflasi yang telah dan akan
dilakukan TPID untuk mencapai sasaran inflasi tahun 2021
(3%±1%) sesuai dengan hasil HLM adalah sebagai
berikut:
1. Strategi pengendalian inflasi Provinsi Bengkulu tahun
2021 untuk komoditas pangan tetap berdasarkan
strategi utama 4K yaitu:
a. Ketersediaan pasokan: menjaga ketersediaan
pasokan yang dikoordinir oleh BULOG dan
bekerja sama dengan OPD terkait serta
melakukan pengembangan Rumah Pangan Kita
(RPK) melalui perluasan jaringan RPK hingga ke
pelosok Kabuapaten/Kota.
b. Keterjangkauan harga: memastikan bahwa
harga pangan terjangkau, sesuai dengan daya
beli masyarakat.
c. Kelancaran distribusi: memastikan bahwa bahan
pangan terdistribusi dengan lancar kepada
seluruh kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi
Bengkulu.
d. Komunikasi efektif: melaksanakan komunikasi
yang efektif yaitu melalui rapat koordinasi TPID
secara rutin dan berkala, pada tingkat provinsi
maupun kabupaten/kota untuk bersinergi dalam
menjaga kestabilan harga.
2. Dalam jangka pendek, beberapa program
pengendalian inflasi yang akan dilaksanakan antara
lain:
a. TPID Provinsi Bengkulu dan kabupaten/kota,
serta Satgas Pangan melaksanakan operasi
pasar dan pasar murah menjelang hari-hari
besar keagamaan untuk menjaga kestabilan
harga dalam wilayah Provinsi Bengkulu. Selain
itu juga melakukan sidak pasar dan pengawasan
pada 24 Desember 2021, serta Kebijakan Pemerintah tentang larangan mudik mulai 6-17 Mei 2021 dan melakukan pengetatan mudik lebaran dilakukan pada 22 April-5 Mei dan 18-24 Mei 2021.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
stok dalam rangka menjaga ketersediaan
pasokan.
b. Optimalisas inovasi Program Berijo (Belanjo
Sayur Sembako di Rumah Ajo) dalam rangka
mendukung kelancaran distribusi bahan pangan.
c. Menambah kuota BBM bersubsidi oleh Pertamina
untuk menjamin kelancaran distribusi pasokan.
d. Mengupayakan sinergi program pemotongan
jalur distribusi melalui Toko Tani Indonesia
(TTI), dan program sejenisnya.
e. Memperkuat koordinasi dengan perbankan
dalam rangka optimalisasi penyaluran KUR untuk
mendukung UMKM, termasuk yang bergerak
dalam usaha pangan.
f. Seluruh OPD menyusun rencana aksi sebagai
wujud implementasi roadmap TPID pada tahun
2021.
g. Optimalisasi kegiatan Ketersediaan Pasokan dan
Stabilisasi Harga (KPSH) di daerah, dengan
memaksimalkan keberadaan toko pangan KITA,
serta melakukan penyerapan gabah petani lokal.
h. Melakukan kerjasama antar daerah (KAD) dalam
rangka stabilisasi harga pangan, dengan
melibatkan BUMDES dan BUMD.
i. Melaksanakan Forum Investasi untuk
pengembangan komoditas pertanian khususnya
gabah dan hewan ternak.
3. Sementara untuk jangka panjang, beberapa program
yang sudah direncanakan untuk dilaksanakan antara
lain:
a. Melakukan identifikasi serta merencanakan
pembangunan irigasi teknis lahan sawah guna
meningkatkan produktivitas gabah/beras dan
untuk meningkatkan luas areal sawah.
b. Melakukan pengembangan budidaya pertanian,
peningkatan penggunaan teknologi pertanian,
serta penguatan kelembagaan pertanian untuk
mendorong akses pembiayaan pada petani.
c. Meningkatkan akses konektivitas melalui
penguatan pelabuhan P.Baai, percepatan
pembangunan jalan tol ruas Bengkulu - Sumsel,
serta perbaikan infrastruktur jalan antar
kabupaten.
Di tengah pandemi COVID-19, TPID Provinsi Bengkulu
tetap berkoordinasi dan bersinergi dalam menjalankan
program pengendalian inflasi, termasuk operasi pasar,
dengan tetap menjalankan protokol COVID-19. Beberapa
kabupaten juga berinisiatif untuk melakukan operasi pasar
secara online dengan memanfaatkan media sosial,
sehingga masyarakat tidak perlu datang untuk mengantre,
tetapi cukup menunggu paket sembako diantarkan di
rumah, seperti yang dilakukan di Kota Bengkulu dan
Kabupaten Seluma.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU,MEI 2021
BAB
FORT MARLBOROUGH BENGKULU (TUNAWISMA.COM)
BAB IV STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN, DAN UMKM
Stabilitas keuangan di Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan masih terjaga di tengah perekonomian Provinsi Bengkulu yang tertekan pandemi COVID-19.
Stabilitas keuangan rumah tangga tetap terjaga meski terdapat kecenderungan rumah tangga
menahan konsumsinya di triwulan I 2021.
Kinerja stabilitas korporasi cenderung menurun disebabkan oleh masih terkontraksinya realisasi
ekspor produk utama Provinsi Bengkulu.
Kinerja perbankan syariah cenderung menurun sejalan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi
dan melambatnya pertumbuhan kredit secara umum
Pangsa penyaluran kredit UMKM tercatat meningkat dengan tingkat risiko yang meningkat namun
masih terjaga dalam batas aman.
Dengan kondisi ini, stabilitas sistem keuangan di Provinsi Bengkulu relatif terjaga. Fungsi
intermediasi perbankan semakin baik meskipun terjadi peningkatan risiko likuiditas dan risiko
kredit.
FORT MARLBOROUGH TUNAWISMA.COM
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU,MEI 2021
4.1 GAMBARAN UMUM
Kinerja stabilitas keuangan di Provinsi Bengkulu
pada triwulan laporan relatif terjaga meski
perekonomian Provinsi Bengkulu masih berada
dalam fase kontraksi akibat pandemi COVID-19.
Penghasilan rumah tangga secara umum meningkat seiring
membaiknya harga komoditas ekspor dan komoditas
hortikultura serta berjalannya program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN). Meski demikian, terdapat kecenderung
rumah tangga menahan konsuminya setelah hari besar
keagamaan nasional (HBKN). Tertahannya konsumsi
terindikasi juga dengan melambatnya permintaan
kredit rumah tangga pada triwulan laporan.
Penyaluran kredit rumah tangga tercatat melambat disertai
dengan risiko kerentanan yang membaik. NPL komponen
kredit ini pada triwulan I 2021 berada pada level yang
wajar dan aman.
Kondisi korporasi di Provinsi Bengkulu pada
triwulan laporan relatif menurun didorong oleh
penurunan kinerja penjualan domestik. Hal ini
mendorong penyaluran kredit dan DPK korporasi juga
cenderung menurun. Selain itu, perlu diwaspadai risiko
kredit korporasi yang melebihi batas threshold
kewajarannya sebesar 5%.
Menurunnya kinerja korporasi menyebabkan
penyaluran kredit & DPK juga menurun diiringi tekanan
risiko kredit yang meningkat pula. Lebih lanjut, meski
kinerja sektor RT cenderung membaik, namun tidak
diikuti oleh peningkatan penghimpunan DPK dan
penyaluran kredit kepada RT. Meski demikian, kinerja
positif RT mendorong berkurangnya risiko kredit RT.
Kinerja perbankan syariah di Provinsi Bengkulu
pada triwulan I 2021 relatif menurun seiring
dengan penurunan jumlah pembiayaan yang
disertai dengan peningkatan Non Performing
Financing (NPF). Pangsa pasar perbankan syariah
berada pada kisaran 7,23% lebih tinggi dibandingkan rata
–rata nasional yang berada dibawah kisaran 5%. Rasio
intermediasi perbankan yang tercermin dari Financing to
Deposit Ratio (FDR) pada triwulan laporan tercatat sebesar
147,65% atau menurun dari triwulan sebelumnya yang
sebesar 176,63%.
Aksesibilitas UMKM terhadap pembiayaan terus
meningkat, tercermin dari meningkatnya pangsa
kredit UMKM terhadap total kredit. Terjaganya
pangsa kredit UMKM (33,26% dari total kredit) didorong
oleh masih tumbuhnya kredit UMKM. Namun demikian,
terdapat peningkatan risiko kredit UMKM yang tercermin
dari tingkat NPL sebesar 2,86% meningkat dari triwulan
sebelumnya sebesar 2,66%.
4.2 KONDISI BANK UMUM
Perkembangan Aset
Masih lemahnya kinerja rumah tangga dan
korporasi turut menahan kinerja indikator
perbankan secara umum. Pertumbuhan total aset bank
umum di Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021 melambat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada periode
laporan, total aset bank tercatat sebesar Rp 26,61 triliun
atau tumbuh 8,02% (yoy). Angka pertumbuhan ini
melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 8,54% (yoy), atau
dengan total aset sebesar Rp 26,05 triliun (Grafik 4.1).
Grafik 4.1 Aset Bank Umum di Provinsi Bengkulu
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kepemilikan
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Jika dilihat berdasarkan kepemilikannya, aset perbankan di
Provinsi Bengkulu masih didominasi oleh aset bank umum
milik pemerintah, dengan pangsa mencapai 82% (Grafik
4.2). Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang sebesar 81,64%. Berdasarkan
sistemnya, bank konvensional masih mendominasi total
aset bank di Provinsi Bengkulu dengan pangsa hingga
92,77%, sedangkan aset bank syariah hanya sebesar
-
5
10
15
20
-
10
20
30
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%yo
y
Rp
tri
liu
n
Total Aset (g) Total Aset - rhs
81
.64
82
-
50
100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%
Bank Pemerintah Bank Swasta
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
7,23% (Grafik 4.3). Meski masih relatif kecil, pertumbuhan
aset bank syariah tercatat selalu lebih tinggi dibandingkan
bank konvensional. Dalam tiga tahun terakhir (2018-2020),
aset bank syariah tumbuh rata-rata sebesar 13,20% (yoy),
sementara bank konvensional hanya sebesar 5,54% (yoy).
Grafik 4.3 Aset Bank Berdasarkan Sistem
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Risiko likuiditas perbankan meningkat seiring
menurunnya pertumbuhan DPK di triwulan I 2021.
Pada triwulan laporan, total DPK sebesar Rp 14,21 triliun
atau tumbuh sebesar 9,64% (yoy), lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar
10,46% (yoy) (Grafik 4.4). Perlambatan yang terjadi
terutama bersumber dari menurunnya DPK pemerintah
seiring realisasi dana penanganan COVID-19. Selain itu,
penghimpunan DPK rumah tangga juga menurun seiring
dengan rendahnya suku bunga perbankan.
Grafik 4.4 Perkembangan Total DPK Bank Umum
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Berdasarkan jenisnya, penurunan DPK bersumber dari
menurunnya komponen deposito, sementara komponen
giro dan tabungan masih mengalami peningkatan. Produk
deposito menjadi komponen DPK yang mengalami
perlambatan pertumbuhan pada triwulan laporan.
Komponen deposito tumbuh sebesar 5,37% (yoy) atau
melambat dibandingkan realisasi pada periode sebelumnya
yang sebesar 16,41% (yoy) (Grafik 4.5). Di sisi lain,
komponen tabungan mengalami pertumbuhan sebesar
15,04% (yoy), atau meningkat dari triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 13,02% (yoy). Peningkatan
pertumbuhan juga terjadi pada komponen giro, meskipun
masih mengalami kontraksi sebesar 2,29% (yoy), lebih
rendah dibandingkan dengan kontraksi triwulan
sebelumnya yang sebesar 14,95% (yoy). Adapun
peningkatan yang dialami komponen giro didorong oleh
rendahnya realisasi belanja pemerintah daerah di awal
tahun 2021.
Grafik 4.5 Pertumbuhan DPK Bank Umum
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Perkembangan Penyaluran Kredit
Kinerja penyaluran kredit bank umum (berdasarkan
lokasi proyek) pada triwulan I 2021 tumbuh
melambat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Pada triwulan laporan, kredit yang
disalurkan tercatat sebesar Rp31,77 triliun atau
terkontraksi 0,87% (yoy), atau melambat dibandingkan
dengan capaian triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
4,92% (yoy) (Grafik 4.6). Lebih jauh, pihak perbankan saat
ini juga menilai adanya peningkatan profil risiko kredit
(NPL) sehingga hal ini juga turut menjadi faktor penahan
pertumbuhan kredit yang terjadi.
Grafik 4.6 Penyaluran Kredit Bank Umum
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Berdasarkan jenis penggunaannya, penurunan
pertumbuhan kredit didorong oleh penurunan penyaluran
kredit investasi yang memiliki pangsa sebesar 30,33%
(Grafik 4.7). Pada triwulan I 2021, kredit investasi
terkontraksi lebih dalam sebesar 13,13% (yoy),
dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya
yang sebesar - 1,31% (yoy) (Grafik 4.8). Kontraksi kredit
investasi yang terjadi disebabkan oleh penurunan
keyakinan pelaku usaha mengenai aktivitas perekonomian
saat ini dan kedepan. Selanjutnya, kredit konsumsi juga
92
.66
92
.77
-
50
100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%
Bank Konv ensional Bank Syariah
-10
-
10
20
-
5
10
15
20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%yo
y
Rp
tri
liu
n
Total DPK (g) Total DPK - rhs
0.0
10.0
20.0
30.0
-50.0
0.0
50.0
100.0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%yo
y
Giro Deposito Tabungan - rhs
-10
-
10
20
30
-
10
20
30
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%yo
y
Rp
tri
liu
n
Total Kredit (g) Total Kredit - rhs
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU,MEI 2021
mengalami penurunan seiring dengan pelemahan
komponen konsumsi RT pada periode yang sama. Selain
itu, masyarakat juga cenderung untuk menahan
konsumsinya selama momen pandemi COVID-19 menjadi
penyebab penurunan tersebut.
Grafik 4.7 Pangsa Kredit Bank Umum Jenis Penggunaan
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.8 Pertumbuhan Kredit Jenis Penggunaan
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Risiko Stabilitas Sistem Keuangan
Risiko kredit mengalami peningkatan pada triwulan
laporan didorong oleh peningkatan tekanan risiko
kelompok korporasi. Non-Performing Loan (NPL) kredit
perbankan Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 4,88%,
meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar 4,69% (yoy) (Grafik 4.9).
Meningkatnya NPL kredit perbankan Bengkulu didorong
oleh peningkatan NPL pada kelompok korporasi.
Sementara itu, risiko likuiditas menurun seiring dengan
adanya peningkatan DPK di triwulan I 2021. Peningkatan
DPK juga berdampak pada penurunan angka intermediasi
perbankan yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio
(LDR). LDR tercatat menurun sebesar 223,62%,
dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya
yang sebesar 231,47% (Grafik 4.10).
Grafik 4.9 NPL Bengkulu (Lokasi Proyek)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.10 LDR Bengkulu (Lokasi Proyek)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
4.3 SEKTOR RUMAH TANGGA Kinerja dan Kerentanan Sektor Rumah Tangga
Konsumsi Rumah Tangga (RT) memiliki peran besar
dalam perekonomian Provinsi Bengkulu. Pada
triwulan I 2021, konsumsi rumah tangga berkontribusi
sebesar 61,53% dari total perekonomian. Angka ini
menurun dibandingkan dengan kondisi triwulan
sebelumnya yang mencapai 63,17% (Grafik 4.11).
Besarnya peran rumah tangga dalam perekonomian perlu
ditopang dengan tingkat kerentanan yang rendah sehingga
kinerjanya tidak terganggu.
Grafik 4.11 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi RT
Sumber: BPS, diolah
30.33
25.28
44.4
-
50
100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%
Kredit Inv estasi Kredit Modal Kerja Kredit Konsumsi
-50.0
0.0
50.0
100.0
-50.0
0.0
50.0
100.0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
% y
oy
%yo
y
Kredit Inv estasi Kredit Konsumsi Kredit Modal Kerja - rhs
4.69
4.88
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%
231.47
223.62
100
150
200
250
300
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%
63
62
-
20
40
60
80
100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%
Konsumsi RT Lainnya
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Eksposur Perbankan Terhadap Rumah Tangga
Simpanan Rumah Tangga masih mendominasi total
Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan Provinsi
Bengkulu. Simpanan rumah tangga memiliki pangsa
sebesar 90,21% atau meningkat dibandinkan triwulan IV
2020 yang sebesar 85,13%. Berdasarkan jenisnya, produk
simpanan perbankan yang paling banyak dimanfaatkan
oleh rumah tangga adalah tabungan dengan pangsa
sebesar 75,32%, diikuti oleh deposito (pangsa 22,2%) dan
giro (pangsa 2,48%) (Grafik 4.12).
Grafik 4.12 Pangsa Jenis DPK Rumah Tangga
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.13 Perkembangan DPK Rumah Tangga
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Pertumbuhan DPK rumah tangga pada triwulan I 2021
melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
DPK rumah tangga melambat dari 13,17% (yoy) pada
triwulan IV 2020 menjadi sebesar 10,99% (yoy) pada
triwulan laporan (Grafik 4.13). Perlambatan
pertumbuhan DPK bersumber dari melambatnya kinerja
deposito, ditengah peningkatan pertumbuhan giro dan
tabungan. Pertumbuhan tabungan terakselerasi sebesar
15,74% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya hanya
tumbuh 14,07% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan
tabungan disebabkan preferensi masyarakat untuk
menempatkan dana pada simpanan perbankan yang
sifatnya likuid sehingga dapat segera digunakan untuk
konsumsi jika dibutuhkan. Lebih lanjut, peningkatan
jumlah tabungan juga merupakan implikasi dari program
PEN yang berjalan. Kondisi tersebut menjadi hal yang
lumrah untuk dilakukan mengingat terjadinya penurunan
aktivitas ekonomi selama momen pandemi COVID-19.
Selanjutnya pertumbuhan giro tercatat sebesar -2,33%
(yoy), atau mengalami peningkatan setelah pada
triwulan sebelumnya mencatatkan kontraksi sebesar
3,11% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan deposito
mengalami kontraksi sebesar 1,23% (yoy), setelah pada
triwulan sebelumnya mampu tumbuh tinggi sebesar
12,19% (yoy).
Di sisi lain, pertumbuhan penyaluran kredit rumah
tangga mengalami perlambatan (Grafik 4.14). Pada
triwulan I 2021, kredit rumah tangga tumbuh sebesar
3,20% (yoy), atau melambat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang mencapai 4,17% (yoy).
Melambatnya pertumbuhan kredit bersumber dari
perlambatan kredit multiguna seiring preferensi
masyarakat untuk mengurangi konsumsi barang tahan
lama di momen pandemi COVID-19.
Dari sisi kerentanan pembiayaan, NPL kredit RT tercatat
mengalami perbaikan di triwulan I 2021. Jika pada
triwulan sebelumnya NPL rumah tangga tercatat sebesar
0,89%, maka pada triwulan I 2021 nilainya membaik
pada angka 0,82%. Penurunan NPL tersebut terjadi pada
seluruh jenis kredit perseorangan, dengan penurunan
terbesar dialami oleh Kredit Multiguna (Grafik 4.15).
Grafik 4.14 Perkembangan Kredit Rumah Tangga
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.15 Perkembangan NPL Rumah Tangga
Sumber: Bank Indonesia, diolah
76
75
22 22
0
50
100
I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021
Giro Tabungan Deposito
%
-60
-40
-20
0
20
40
-10
0
10
20
30
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%yo
y
%yo
y
DPK Total Tabungan Deposito Giro - rhs-10
0
10
20
-40
-20
0
20
40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
% y
oy
% y
oy
KPR KKB Lainnya Multiguna - rhs
-
2.0
4.0
6.0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%
KPR KKB Multiguna Lainnya
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU,MEI 2021
4.4 SEKTOR KORPORASI
Kinerja dan Kerentanan Sektor Korporasi
Kinerja korporasi di Provinsi Bengkulu pada triwulan
laporan terindikasi menurun. Penjualan tercatat
terkontraksi didorong oleh kondisi ekonomi yang belum
pulih sepenuhnya akibat pandemi COVID-19. Lebih lanjut,
untuk merespon menurunnya permintaan ekspor dan
potensi kenaikan permintaan domestik di periode depan,
perusahaan juga mulai meningkatkan kapasitas utilisasi.
Meningkatnya permintaan juga berdampak pada kenaikan
margin keuntungan perusahaan.
Eksposur Perbankan Terhadap Korporasi
Pertumbuhan penyaluran kredit korporasi secara total pada
triwulan I 2021 mengalami penurunan. Pertumbuhan
kredit korporasi tercatat sebesar -4,37% (yoy), atau
menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
sebesar -0,98% (yoy) (Grafik 4.16). Menurunnya kinerja
penyaluran kredit korporasi didorong oleh deselerasi
pertumbuhan kredit investasi dan modal kerja seiring
prospek perekonomian yang belum membaik. Kredit
investasi masih mencatatkan pertumbuhan negatif sebesar
5,40% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan
sebelumnya -0,40% di triwulan IV 2020. Di sisi lain, Kredit
modal kerja tercatat terkontraksi sebesar 3,08% (yoy)
setelah pada triwulan sebelumnya mampu tumbuh 7,38%
(yoy).
Grafik 4.16 Perkembangan Kredit Korporasi
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.17 Perkembangan NPL Korporasi
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Dari sisi kerentanan pembiayaan, risiko kredit korporasi
meningkat pada triwulan laporan dan masih melampaui
batas threshold nya sebesar 5%. NPL korporasi tercatat
meningkat dari 13,59% di triwulan IV 2020, menjadi
14,42% pada triwulan laporan. Peningkatan NPL tersebut
terutama bersumber dari masih lemahnya LU industri
pengolahan.
4.5 PERBANKAN SYARIAH
Perkembangan Aset Bank Syariah
Aset bank syariah pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp
1,92 triliun atau tumbuh sebesar 14,02% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan capaian pada triwulan IV 2020 yang
tumbuh sebesar 11,94% (yoy). Namun, jika dibandingkan
dengan total pangsa aset perbankan, pangsa aset bank
syariah hanya mencapai porsi sebesar 7,23% atau
menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
sebesar 7,35% (Grafik 4.18). Pangsa aset bank syariah di
Bengkulu masih diatas rerata nasional yang berada di
bawah kisaran 5%. Hal ini menunjukkan bahwa
pengembangan ekonomi syariah sudah mulai direspon
dengan baik oleh masyarakat Provinsi Bengkulu.
Grafik 4.18 Distribusi Aset Bank Syariah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
-50
-
50
100
150
200
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%yo
y
(g) Korporasi total (g) Modal Kerja (g) Inv estasi
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
-5.0
0.0
5.0
10.0
15.0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%%
Industri Pengolahan Pertanian - rhs
94
.05
%
94
.14
%
93
.85
%
93
.74
%
93
.59
%
93
.52
%
93
.40
%
93
.19
%
92
.88
%
93
.15
%
92
.96
%
93
.10
%
92
.65
%
92
.77
%
5.9
5%
5.8
6%
6.1
5%
6.2
6%
6.4
1%
6.4
8%
6.6
0%
6.8
1%
7.1
2%
6.8
5%
7.0
4%
6.9
0%
7.3
5%
7.2
3%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
Konv ensional Syariah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) Syariah
Risiko likuiditas perbankan syariah menurun
dengan adanya peningkatan signifikan pada
penyaluran pembiayaan terhadap penghimpun
dana pihak ketiga (DPK) pada triwulan I 2021.
Pertumbuhan DPK terakselerasi pada triwulan I 2021
menjadi 36,22% (yoy) dari triwulan sebelumnya sebesar
23.20% (yoy) (Grafik 4.19). Tren peningkatan jumlah DPK
telah berlangsung konsisten sejak awal 2021.
Peningkatan jumlah DPK bersumber dari peningkatan
signifikan pada pertumbuhan komponen giro sebesar
257,56% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
58,32% (yoy). Komponen tabungan tumbuh sebesar
29,14% (yoy) dari sebelumnya 26,59% (yoy). Sedangkan,
komponen deposito sebesar 8,46% (yoy) dari sebelumnya
komponen deposito tumbuh melambat sebesar 8,46%
(yoy) dibanding triwulan sebelumnya sebesar 10,99%
(yoy).
Grafik 4.19 Pertumbuhan DPK Bank Syariah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.20 Komponen DPK Bank Syariah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Perkembangan Penyaluran Pembiayaan
Pembiayaan berdasarkan lokasi proyek yang
disalurkan oleh perbankan syariah pada triwulan I
2021 masih belum menunjukkan pemulihan.
Pertumbuhan penyaluran pembiayaan tercatat terkontraksi
semakin dalam sebesar 6,87% (yoy) dibandingkan pada
triwulan sebelumnya sebesar 1,22% (yoy) (Grafik 4.21.)
Penurunan penyaluran pembiayaan terjadi untuk seluruh
jenis penggunaan pembiayaan, namun kontraksi terdalam
terjadi pada penyaluran pembiayaan pada kredit modal
kerja yang terkontraksi 44,56% dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar -6,83 (yoy) (Grafik 4.22).
Grafik 4.21 Pembiayaan dan NPF Bank Syariah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.22 Pertumbuhan Pembiayaan Jenis Penggunaan
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Berdasarkan lapangan usaha, penyaluran pembiayaan
syariah mengalami kontraksi yang dalam khususnya pada
lapangan usaha industri pengolahan yang terkontraksi
57,4% (yoy) setelah tumbuh positif sebesar 94% (yoy)
pada triwulan sebelumnya. Sedangkan untuk lapangan
usaha pertanian membaik pada triwulan I 2021 sebesar -
3,08% (yoy) dibandingkan sebelumnya -47,72% (yoy).
(10)
-
10
20
30
40
-
500
1,000
1,500
I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021
%yo
y
Rp
mil
iar
DPK DPK (g)-rhs
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
(100)
100
300
500
700
900
1,100
1,300
1,500
I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021
Giro (Rp miliar) Tabungan (Rp miliar)
Deposito (Rp miliar) %g Giro - rhs
%g Tabungan - rhs %g Deposito - rhs
-
1
2
3
4
5
6
(10)
(5)
-
5
10
15
I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021
%
Pertumbuhan pembiayaan NPF (rhs)
-50
-30
-10
10
30
50
70
I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021
%
Total Modal Kerja
Inv estasi Konsumsi
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU,MEI 2021
Grafik 4.23 Pertumbuhan Pembiayaan Syariah Lapangan
Usaha
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Risiko Stabilitas Sistem Keuangan Syariah
Dari sisi kualitas kredit, perbankan syariah pada
triwulan I 2021 mengalami penurunan dari
triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari peningkatan
NPF pada triwulan I 2021 sebesar 3,31% dari triwulan
sebelumnya 3,22% (Grafik 4.21). Sementara itu, rasio
intermediasi perbankan yang tercermin Financing to
Deposit Ratio (FDR) juga tercatat menurun seiring dengan
penurunan pembiayaan yang lebih signifikan dibandingkan
peningkatan DPK di triwulan I 2021. FDR pada triwulan I
2021 menurun sebesar 147,65% dari triwulan sebelumnya
sebesar 176,63%. Penurunan FDR pada triwulan I 2021
melanjutkan tren penurunan FDR yang telah berlangsung
selama 4 triwulan (Grafik 4.24).
Grafik 4.24 FDR Perbankan Syariah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
4.6 SEKTOR UMKM
UMKM merupakan salah satu pilar pendukung ketahanan
perekonomian bangsa. Secara historis, UMKM merupakan
kelompok usaha yang dapat menjadi buffer perekonomian
suatu negara di saat krisis. Oleh sebab itu, dukungan
terhadap pengembangan UMKM perlu terus ditingkatkan.
Salah satu indikator untuk melihat pengembangan UMKM
adalah tingkat penyaluran kredit perbankan terhadap
UMKM. Penyaluran kredit kepada UMKM memiliki porsi
yang cukup signifikan terhadap total pangsa pasar kredit
Provinsi Bengkulu. Pada triwulan I 2021, pangsa pasar
kredit UMKM mencapai 33,26% meningkat dari triwulan
sebelumnya sebesar 32,45% dari total penyaluran kredit
(Grafik 4.25).
Grafik 4.25 Pangsa Kredit UMKM
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Penyaluran Kredit UMKM
Sejalan dengan melambatnya pertumbuhan kredit,
penyaluran kredit UMKM juga mengalami perlambatan
dibandingkan triwulan sebelumnya. Kredit UMKM Provinsi
Bengkulu tercatat tumbuh melambat sebesar 3,81%
dibandingkan triwulan IV 2020 sebesar 8,91%.
Perlambatan kredit UMKM bersumber dari penurunan
kredit usaha mikro yang cukup dalam sebesar -29.83%
(yoy) dibandingkan triwulan lalu sebesar -10,8%(yoy).
Sedangkan, pertumbuhan penyaluran kredit kepada skala
usaha menengah terakselerasi sebesar 71,82% (yoy)
dibandingkan triwulan sebelumnya 53,05% (yoy) (Grafik
4.26).
Grafik 4.26 Pertumbuhan Kredit Skala Usaha
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit UMKM mayoritas
disalurkan untuk Kredit Modal Kerja (KMK) dengan pangsa
pasar sebesar 60,23% dan sisanya diberikan untuk kredit
-100
0
100
200
300
400
-100
-50
0
50
100
I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021
%
PERDAGANGAN PERTANIAN
Total INDUSTRI PENGOLAHAN (rhs)
32
.45
33
.26
-
25
50
IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%UMKM
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
investasi (KI) sebesar 39,77%. KMK pada triwulan I 2021
tumbuh melambat sebesar 12,07% (yoy) dibandingkan
triwulan sebelumnya sebesar 14,56%. Penurunan
pertumbuhan juga terjadi pada kredit investasi yang
terkontraksi sebesar 6,49% (yoy) dimana pada triwulan
sebelumnya tumbuh positif 1,57% (yoy) (Grafik 4.27).
Grafik 4.27 Nominal Kredit UMKM Jenis Penggunaan
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Dari sisi sektor ekonomi, sektor perdagangan adalah sektor
dengan pangsa kredit UMKM terbesar (Grafik 4.28) yaitu
mencapai 46,88% dari total kredit UMKM di triwulan I
2021. Pertumbuhan kredit sektor perdagangan melambat
sebesar 0,22% (yoy) pada triwulan I 2021 dibandingkan
dengan triwulan IV 2020 sebesar 5,26% (yoy). Hal ini
sejalan dengan konsumsi RT yang masih mengalami
penurunan pada triwulan I 2021.
Sejalan dengan komposisi PDRB, penyaluran kredit UMKM
didominasi oleh LU utama daerah. Pada tahun 2021,
distribusi penyaluran kredit masih didominasi oleh sektor
perdagangan dan sektor pertanian dengan porsi pangsa
lebih dari 80% total penyaluran kredit UMKM di Provinsi
Bengkulu (Grafik 4.28). Selanjutnya distribusi kredit UMKM
disumbangkan dari sektor industri pengolahan, konstruksi
dan jasa lainnya.
Grafik 4.28 Distribusi Penyaluran Kredit UMKM Lapangan
Usaha
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Perkembangan Risiko Kredit UMKM
Dari sisi perkembangan risiko kredit, NPL kredit UMKM
pada triwulan I 2021 meningkat dibandingkan dengan
kondisi pada triwulan sebelumnya. NPL kredit UMKM
triwulan I 2021 tercatat 2,86% lebih tinggi dari triwulan IV
2020 yaitu 2,66%. Kenaikan NPL kredit UMKM disebabkan
oleh kenaikan NPL dari skala usaha mikro sebesar 2,02%
dibandingkan triwulan sebelumnya 1,45%. Berdasarkan
jenis penggunaan, NPL UMKM untuk kredit modal kerja dan
investasi mengalami peningkatan pada triwulan I 2021.
NPL UMKM untuk kredit modal kerja dan investasi tercatat
sebesar 2,77% dan 1,67% (Grafik 4.30).
Grafik 4.29 NPL Kredit UMKM Skala Usaha
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.30 NPL Kredit UMKM Jenis Penggunaan
Sumber: Bank Indonesia, diolah
4.7 PENGEMBANGAN AKSES
KEUANGAN DAN UMKM
Bank Indonesia secara aktif melaksanakan program
pengembangan UMKM. Kegiatan pengembangan UMKM
dilaksanakan melalui kolaborasi dan sinergi dengan
berbagai pihak antara lain dalam bentuk pelatihan/capacity
building, business matching, dan lain-lain. Beberapa
kegiatan yang dilaksanakan pada triwulan I 2021 adalah
keikutsertaan dalam kegiatan Gerakan Nasional Bangga
Buatan Indonesia (Gernas BBI), Bangga Wisata Indonesia
(BWI), dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2021 dan
capacity building budidaya Lebah Madu Trigona sp. di
Kabupaten Rejang Lebong.
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
Rp
mil
iar
Kredit UMKM Modal Kerja Inv estasi
Pertanian 36.51%
Indst. Pengolahan3.15%Konstruksi 2.06%
Perdagangan46.88%Jasa-jasa 6.32%
Lain-lain 5.09%
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2017 2018 2019 2020 2021
%
UMKM Total Mikro Kec il Menengah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU,MEI 2021
Gernas BBI, BWI dan KKI 2021
Pelaksanaan Gernas BBI, BWI, dan KKI ditujukan sebagai
bentuk dukungan dari program nasional Gerakan Nasional
Bangga Buatan Indonesia untuk mendorong
pengembangan UMKM lokal. Di Provinsi Bengkulu,
kegiatan ini dilaksanakan pada 3 Maret 2021 secara hybrid
melalui display fisik UMKM binaan Bank Indonesia secara
terbatas dan virtual seiring dengan pandemi COVID-19.
Kegiatan ini terdiri atas talkshow terkait perkembangan
pariwisata, ekonomi syariah, ekonomi dan keuangan digital
serta sosialisasi QRIS. Pelaksanaan kegiatan ini telah
berhasil mendorong terjadinya business matching antara
lembaga pembiayaan dan UMKM.
Pemanfaatan Potensi Ekonomi Baru pada Kabupaten
Rejang Lebong sebagai Sentra Produksi Lebah Madu
Trigona sp.
Bank Indonesia juga aktif untuk mengeksplorasi dan
mengembangkan potensi ekonomi daerah untuk
mendorong terciptanya sumber pertumbuhan
perekonomian baru. Kab. Rejang Lebong khususnya pada
Padang Ulak Tanding dan Sindang Beliti Ulu adalah lokasi
endemic dari lebah Trigona sp. Bank Indonesia berperan
menginsiasi dan mengakselerasi pengembangan potensi
tersebut dengan mengadakan berbagai capacity building
baik secara virtual maupun praktik langsung serta fasilitasi
untuk pengembangan budidaya lebah madu Trigona sp.
Pelaksanaan kegiatan ini telah berhasil menciptakan
sumber mata pencaharian baru bagi penduduk sekitar Kab.
Rejang Lebong.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
BAB V PENYELENGGARAAN SISTEM
BAB V SISTEM PEMBAYARAN & PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pandemi COVID-19 mendorong tren peningkatan pada pangsa transaksi non
tunai. Meski demikian pada triwulan I 2021 pertumbuhan transaksi non tunai tertahan seiring masih lemahnya konsumsi RT. Tren peningkatan transaksi
non tunai sejalan dengan upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan
Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).
Kecenderungan pertumbuhan penggunaan sistem pembayaran non tunai terlihat dari
semakin besar dan meluasnya pengguna uang elektronik dan QRIS di Provinsi Bengkulu.
Sejalan dengan penguatan trend transaksi non tunai, Pemda di area Provinsi Bengkulu
terus mendorong upaya elektronifikasi transaksi pemda diantaranya dengan telah
terbentuknya 4 Tim Percepatan & Perluasan Digitalisasi Daerah.
PENGUKUHAN 5 TP2DD DI BENGKULU OLEH WAKIL GUBERNUR KPW BI BENGKULU
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
5.1. SISTEM PEMBAYARAN TUNAI DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Pada triwulan I 2021, transaksi setoran bank
(inflow) tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan
penarikan bank (outflow) sehingga terjadi net
inflow sebesar Rp1,16 triliun. (Grafik 5.1). Transaksi
setoran bank pada triwulan I 2021 tercatat meningkat
sebesar 160% (qtq) dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Total setoran bank selama periode triwulan I
2021 mencapai Rp 2,05 triliun, sementara total transaksi
penarikan bank hanya sebesar Rp890 miliar. Penarikan
bank turun sebesar 58,51% (qtq) dibandingkan dengan
posisi pada triwulan IV 2020.
Grafik 5.1 Perkembangan Transaksi Tunai di Bengkulu Periode Triwulan I 2021
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.2 Perkembangan Outflow dan Konsumsi RT
Sumber: BPS, dan KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu diolah
Penurunan nominal penarikan bank sejalan dengan
menurunnya aktivitas ekonomi dan konsumsi RT pada
triwuan I 2021. Konsumsi Rumah Tangga mengalami
perlambatan sebesar -2.24% (yoy). Transaksi Penarikan
bank mengalami penurunan sebesar -58,51% (qtq).
Tabel 5.1 Perkembangan Pembayaran Tunai
Transaksi Tunai 2020 2021 % (yoy)
Juta (Rp) IV I TW-IV 2020 TW-I 2021
Penarikan
2.151.276
892.485 28,79% -58,51%
Penyetoran
787.756
2.052.488 -30,77% 160,55% Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, BPS, diolah
Grafik 5.3 Persentase Transaksi Penarikan Periode Triwulan I 2021
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.4 Persentase Transaksi Setoran Periode Triwulan I 2021
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Kegiatan penarikan bank didominasi oleh kegiatan
penarikan pada kas titipan Bank Indonesia, yang
mencapai porsi 61% dari total penarikan bank di
Provinsi Bengkulu. Sementara itu, transaksi
Penyetoran didominasi oleh Bank disekitar Kota
Bengkulu yang mencakup 87% dari total setoran.
Tercatat total kegiatan penarikan bank di kas titipan Bank
Indonesia yang berada di Kabupaten Lubuk Linggau,
Manna, dan Muko-Muko mencapai nominal Rp529 miliar.
Transaksi penarikan ini jauh lebih besar dibandingkan
dengan transaksi penarikan bank di wilayah Kota Bengkulu
yang hanya mencapai Rp350 miliar (Grafik 5.3). Di sisi lain,
transaksi setoran bank menunjukkan adanya sentralisasi
aktivitas setoran oleh bank di kota Bengkulu yang
mencakup 87% dari total aktivitas setoran. Lebih lanjut,
aktivitas setoran bank untuk area kas titipan Kabupaten
Lubuk Linggau, Manna, dan Muko-Muko hanya sebesar
12,1% transaksi (Grafik 5.4). Transaksi penukaran untuk
aktivitas setoran dan penarikan menunjukkan proporsi
yang tidak signifikan yaitu 0,8% dan 0,3%.
2.05
-0.89
-3.00
-1.50
-
1.50
3.00
III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021
Setoran Penarikan Net in(out)flow
Triliun Rp
-2.24% -4%
-2%
0%
2%
4%
6%
-80%
-40%
0%
40%
80%
III IV I II III IV I
2019 2020 2021
g_Penarikan (qtq) Konsumsi RT (yoy)
39.9%
60.1%
0.8%
Bayaran Bank Kas Titipan Penukaran
12.1%
87.4%
0.3%
Kas Titipan Setoran Bank Penukaran
-rhs
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Dalam rangka menjaga kualitas uang yang beredar
di masyarakat (clean money policy and fresh for
circulation) Bank Indonesia menyerap uang tidak layak
edar (UTLE) melalui penukaran dan setoran bank dan
mengedarkan uang layak edar melalui kegiatan penarikan
yang dilakukan oleh perbankan. Pada triwulan I 2021, Bank
Indonesia melakukan pemusnahan UTLE 23% dari total
jumlah setoran bank. Total Pemusnahan UTLE yang
dilakukan Bank Indonesia mencapai Rp 477 miliar, turun
0,89% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
mencapai Rp481 miliar (Grafik 5.5).
Grafik 5.5 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar Bengkulu
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Temuan uang palsu di Provinsi Bengkulu meningkat
pada Triwulan I 2021. Pada triwulan I 2021, dari hasil
aktivitas pengelolaan uang rupiah ditemukan 61 lembar
bilyet uang palsu. Penemuan ini mengalami peningkatan
dari triwulan IV 2020 yang sebanyak 22 lembar uang palsu.
Dari temuan tersebut, terdapat 30 bilyet uang palsu
pecahan Rp 100.000 dan 28 bilyet uang palsu dari pecahan
Rp 50.000, dan 3 bilyet uang palsu pecahan Rp 20.000
(Tabel 5.2). Secara nominal, temuan uang palsu pada
triwulan I 2021 meningkat sebesar 123%. Peningkatan
laporan temuan uang palsu pada triwulan IV 2020 dan
triwulan I 2021 diakibatkan oleh berkurangnya permintaan
klarifikasi dari bank dan PJPUR di awal masa pandemi pada
triwulan II & III 2020. Seiring berjalannya waktu,
permintaan klarifikasi dari bank dan PJPUR mulai
berangsur masuk pada bulan November 2020 dan terus
berlanjut hingga awal tahun 2021. Langkah awal yang
telah dilakukan Bank indonesia dalam mengantisipasi
penyebaran UPAL adalah dengan melakukan sosialisasi dan
edukasi kepada Bank, PJPUR, dan Masyarakat tentang ciri-
ciri keaslian rupiah serta gerakan Cinta, Bangga, dan
Paham Rupiah.
Grafik 5.6 Perkembangan Jumlah Lembar Temuan Uang Palsu
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.7 Perkembangan Jumlah Nominal Temuan Uang Palsu
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Tabel 5.2 Perkembangan Temuan Uang Palsu Bengkulu
Temuan Uang Palsu TW IV - 2020 TW I - 2021
(Pecahan) Lembar Nominal
(Rp) (Pecaha
n) Lembar
100.000 18
1.800.000
100.000 18
50.000 4
200.000
50.000 4
20.000 0 -
20.000 0
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
5.2 SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI
Awal tahun 2021 menunjukkan adanya rileksasi
transaksi sistem pembayaran Non Tunai setelah
melewati Triwulan IV 2020. Pada triwulan I 2021
terjadi penurunan nominal transaksi kliring sebesar Rp301
miliar, turun sebesar -5,53% (qtq) dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar Rp318 miliar.
Penurunan nominal transaksi warkat tersebut sejalan
dengan penurunan jumlah lembar warkat dalam transaksi
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Pada
triwulan IV 2020 jumlah warkat tercatat sebanyak 7.957
lembar sedangkan jumlah warkat selama periode triwulan
I 2021 adalah sebanyak 7.045 lembar atau turun sebesar
11,46% (qtq). Hal ini disebabkan karena hari operasional
0.4774
0.23
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
-
0.20
0.40
0.60
III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021
Pemusnahan Uang (Triliun Rp) Rasio UTLE/Inflow
61
177.27%
-120%-80%-40%0%40%80%120%160%200%240%280%320%360%400%
0
10
20
30
40
50
60
70
III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021
Jumlah Lembar g_Lembar qtq)
4,460,000
123.00%-120%-60%0%60%120%180%240%300%360%420%480%
- 1,000,000 2,000,000 3,000,000 4,000,000 5,000,000
III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021
Nominal g_Nominal qtq)
-rhs
-rhs
-rhs
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
kliring lebih sedikit dan pilihan penggunaan sistem BI RTGS
dalam bertransaksi meningkat selama periode tersebut.
Grafik 5.8 Perkembangan Jumlah Nominal SKNBI Bengkulu
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.9 Perkembangan Jumlah Lembar Warkat SKNBI Bengkulu
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Di lain sisi, penggunaan transaksi non tunai melalui
layanan Real Time Gross Settlement (RTGS) di
Bengkulu pada triwulan I 2021 mengalami
peningkatan. Pada triwulan I 2021, jumlah transaksi
RTGS mengalami kenaikan nominal transaksi sebesar
18,95% (qtq). Selama periode triwulan IV 2020 transaksi
RTGS tercatat sebesar Rp1,2 triliun, atau meningkat
menjadi Rp1,4 triliun pada periode triwulan I 2021 (Grafik
5.11). Meski demikian, dari sisi jumlah transaksi yang
dilakukan, transaksi RTGS pada triwulan I 2021 turun
dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar -3,12%
(qtq), atau sebesar 964 transaksi RTGS. Berdasarkan data
tersebut, rata-rata nominal RTGS per transaksi adalah
sebesar Rp1,49 miliar atau meningkat 22% dibandingkan
dengan rata-rata nominal triwulan sebelumnya.
Grafik 5.10 Perkembangan Jumlah Nominal RTGS Bengkulu
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.11 Perkembangan Jumlah Transaksi RTGS Bengkulu
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Menurunnya Konsumsi Rumah Tangga juga terlihat
dari penurunan transaksi non tunai berbasis alat
pembayaran dengan menggunakan kartu (APMK),
baik untuk kartu kredit maupun kartu debit. Minat
Penggunaan kartu kredit menunjukkan adanya penurunan
pada triwulan laporan. Jumlah kartu kredit pada triwulan I
2021 berkurang sebesar 9,81% (qtq) dengan jumlah total
19.377 kartu, dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang
mencapai 21.713 kartu. Penurunan jumlah pengguna
diiringi oleh penurunan jumlah transaksi kartu kredit yang
juga menurun sebesar 13,1% (qtq). Penurunan aktivitas
penggunaan kartu kredit juga ditunjukkan secara jumlah
nominal transaksi kartu kredit. Total nominal transaksi
kartu kredit pada triwulan I 2021 adalah sebesar Rp18
miliar atau menurun sebesar -6,5% (qtq) dibanding
triwulan IV 2020 yang mencapai Rp19,35 miliar (Grafik
5.13).
Jenis transaksi kartu kredit di Bengkulu didominasi oleh
jenis transaksi belanja melalui mesin EDC dan belanja
online di platform e-commerce. Berdasarkan jumlah
transaksinya, total transaksi tarik tunai, belanja melalui
mesin EDC, belanja online dan pembayaran tagihan yang
menggunakan kartu kredit mencapai masing-masing
sebesar 537, 16.638, 4.232 dan 944 transaksi pada
triwulan I 2021 (Grafik 5.12). Sementara itu berdasarkan
nominalnya, total nominal transaksi tarik tunai, belanja
melalui mesin EDC, belanja online dan pembayaran tagihan
yang menggunakan kartu kredit masing-masing mencapai
Rp571,2 juta, Rp14,1 miliar, Rp2,77 miliar dan Rp615 juta
(Grafik 5.13). Terdapat indikasi peningkatan pembayaran
tagihan melalui kartu kredit sebesar 12% pada triwulan I
2021 yang menunjukkan semakin besarnya kebiasaan
pembayaran non tunai masyarakat.
301
-5.53%
-40%
-20%
0%
20%
0
150
300
450
600
III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021
SKNBI Nominal (miliar) Growth (qtq)
-30%-20%-10%0%10%20%
-
4,000
8,000
12,000
16,000
III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021
SKNBI Lembar Growth (qtq)
1,442
18.95%
-120%-80%-40%0%40%80%120%160%
-
4,000
8,000
12,000
16,000
20,000
III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021
RTGS Nominal (miliar) Growth (qtq)
964
-3.12%
-80%
-40%
0%
40%
80%
-
2,000
4,000
6,000
III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021
RTGS Transaksi Growth (qtq)
-rhs
-rhs
-rhs
-rhs
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Grafik 5.12 Perkembangan Jumlah Volume Transaksi Kartu Kredit Bengkulu
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.13 Perkembangan Nominal Transaksi Kartu Kredit (Juta Rp) Bengkulu
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.14 Perkembangan Jumlah Kartu ATM/Debet Bengkulu
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Penggunaan APMK melalui kartu ATM/Debet di
Bengkulu meningkat pada periode triwulan I 2021.
Secara pangsa, peredaran kartu debet lebih mendominasi
dibandingkan dengan peredaran kartu ATM pada periode
triwulan IV 2020 sehubungan dengan kegunaan kartu
debet yang lebih banyak. Kartu debet yang beredar
mencapai 1.276 juta kartu dengan proporsi 88,3%
dibandingkan dengan total kartu ATM/Debet (Grafik 5.14).
Terjadi rileksasi volume transaksi APMK pada kartu
ATM/Debet sebesar -4,24% (qtq) pada triwulan laporan
atau mencapai 2,26 juta transaksi (Grafik 5.15). Sementara
itu, secara nominal transaksi kartu ATM/Debet juga
mengalami rileksasi sebesar -2,53% (qtq) atau mencapai
Rp 2,31 triliun (Grafik 5.16). Rileksasi transaksi
pembayaran menggunakan kartu ATM/Debet pada
triwulan laporan didorong oleh berkurangnya transaksi
penarikan tunai (-6,9%) dan juga transaksi belanja
langsung (-24%) di masyarakat. Di sisi lain transaksi
belanja online menggunakan kartu ATM/Debet mengalami
kenaikan sebesar 99,85% meski kontribusinya hanya
sebesar 0,01% terhadap keseluruhan transaksi.
Transaksi kartu ATM/Debet didominasi oleh penarikan
tunai, transfer interbank dan antarbank. Transaksi
ATM/Debet pada triwulan I 2021 untuk penarikan tunai,
transfer interbank dan antarbank masing-masing mencapai
1,39 juta; 580 ribu dan 219 ribu (Grafik 5.15). Sedangkan
total nominal penarikan tunai, transfer interbank dan
antarbank pada kartu ATM/ Debet masing-masing
mencapai Rp 1,07 triliun; Rp 810 miliar dan Rp 387 miliar
(Grafik 5.16). Perlambatan transaksi ATM/Debet yang lebih
besar tertahan oleh pertumbuhan transaski interbank yan
meningkat sebesar 4,8% (qtq) dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Secara nominal, perlambatan
transaksi ATM/Debet lebih jauh tertahan oleh transaksi
transfer interbank yang meningkat sebesar 34 miliar atau
4,43% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Grafik 5.15 Perkembangan Jumlah Volume Transaksi Kartu ATM/Debet
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.16 Perkembangan Nominal Transaksi (Juta Rp) Kartu ATM/Debet
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
-13.08%
-30%
0%
30%
60%
-
3,000
6,000
9,000
12,000
15,000
18,000
21,000
24,000
27,000
30,000
I II III IV I
2020 2021
Tunai Belanja Online
Bill Pay g_Transaksi (qtq)
-6.50%
-20%
0%
20%
40%
60%
0
3,000
6,000
9,000
12,000
15,000
18,000
21,000
I II III IV I
2020 2021
Tunai Belanja Online
Bill Pay g_Nominal (qtq)
-100%
0%
100%
200%
300%
400%
500%
600%
-
400,000
800,000
1,200,000
1,600,000
I II III IV I
2020 2021
Kartu Debet Kartu ATM Gr. ATM Gr. Debet
-4.24%-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
I II III IV I
2020 2021
Tunai Belanja Online
Interbank Antarbank Growth (qtq)
-2.53%
-20%
-10%
0%
10%
20%
-
400,000
800,000
1,200,000
1,600,000
2,000,000
2,400,000
2,800,000
I II III IV I
2020 2021
Tunai Belanja Online
Interbank Antarbank Growth (qtq)
-rhs
-rhs -rhs
-rhs
-rhs
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Data transaksi APMK menunjukkan masyarakat semakin
mengurangi transaksi secara tunai dan lebih memilih
menggunakan transaksi non tunai. Kondisi ini
menunjukkan Pandemi COVID-19 semakin mendorong tren
pergeseran perilaku transaksi masyarakat menuju non
tunai. Tren pembayaran non tunai juga terlihat dari data
penggunaan uang elektronik pada triwulan laporan.
Penggunaan uang elektronik baik dari segi jumlah transaksi
ataupun nominal tercatat mengalami peningkatan. Pada
triwulan I 2021, terjadi pertumbuhan volume transaksi
uang elektronik sebesar 28% (qtq) serta pertumbuhan
nominal transaksi uang elektronik sebesar 37% (qtq)
dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya.
Peningkatan penggunaan uang elektronik terbesar dari sisi
nominal berada pada jenis transaksi penarikan tunai.
Transaksi transfer melalui uang elektronik tumbuh secara
signifikan yaitu sebesar 120% (qtq) secara jumlah
transaksi dan 75% (qtq) secara nominal. Tren belanja
online menggunakan uang elektronik juga semakin
menguat dengan pertumbuhan nominal transaksi sebesar
16% (qtq). Tarik tunai dengan menggunakan uang
elektronik telah semakin diterima oleh masyarakat dilihat
dari peningkatan transaksi sebesar 144% (qtq) yang
mencapai 581.014 transaksi, atau secara nominal
meningkat sebesar 146% (qtq) yang mencapai Rp 16,2
miliar.
Grafik 5.17 Perkembangan Uang Elektronik
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.18 Perkembangan Volume Transaksi Uang Elektronik Bengkulu Triwulan I 2021 Berdasarkan Jenis Transaksi
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.19 Perkembangan Nominal Transaksi Uang Elektronik (Juta Rp) Bengkulu Triwulan I 2021 Berdasarkan Jenis Transaksi
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Sejalan dengan gerakan 12 Juta Merchant QRIS,
tren cash less society juga semakin terbentuk
dengan semakin bertambahnya merchant yang
telah memanfaatkan QRIS di Bengkulu. Total
merchant yang terdaftar menggunakan QRIS pada
Triwulan I 2021 mencapai 39.599 merchant,
dengan sebaran terbesar berada di Kota Bengkulu
yang mencapai 73,84% (Grafik 5.20). Peningkatan
pertumbuhan merchant dan individu pengguna QRIS di
Provinsi Bengkulu pada triwulan laporan didorong oleh
adanya program-program sosialisasi QRIS kepada
masyarakat melalui media masa, pelaksanaan Festival
Ekonomi Keuangan Digital Indonesia, dan juga hasil
kerjasama stakeholder seperti Penyelenggara Jasa Sistem
Pembayaran (PJSP) dan juga pemerintah daerah.
Grafik 5.20 Persentase Sebaran QRIS di Provinsi Bengkulu Triwulan I 2021
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Jumlah pengguna QRIS di Provinsi Bengkulu terus
menunjukkan peningkatan hingga triwulan I 2021.
Pertumbuhan pengguna QRIS mancapai 9,07% (qtq) dari
semula 36,305 pada triwulan IV 2020, menjadi 39,599 di
TW I 2021. Secara spasial, pertumbuhan pengguna QRIS
di wilayah Provinsi Bengkulu cukup merata. Kabupaten
Rejang Lebong, Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu
Tengah, dan Juga Kabupaten Seluma merupakan daerah-
-40%-20%0%20%40%60%80%100%120%140%160%180%
-
40,000
80,000
120,000
160,000
200,000
240,000
280,000
II III IV I
2020 2021
Jumlah UE
g_Jumlah UE (qtq)
-40%
0%
40%
80%
120%
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
II III IV I
2020 2021
Dana Float (Juta)
g_Dana Float (qtq) -rhs
0%
4%
8%
12%
16%
20%
24%
28%
32%
36%
40%
-
100,000
200,000
300,000
400,000
500,000
600,000
700,000
II III IV I
2020 2021
Belanja Transfer Tarik Tunai g_Transaksi (qtq)
0%
10%
20%
30%
40%
50%
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
II III IV I
2020 2021
Belanja Transfer Tarik Tunai g_Nominal (qtq)
73.84%
Kab. Bengkulu Selatan
Kab. Bengkulu Tengah
Kab. Bengkulu Utara
Kab. Kaur
Kab. Kepahiang
Kab. Lebong
Kab. Muko-Muko
Kab. Rejang Lebong
Kab. Seluma
Kota Bengkulu
-rhs
-rhs
-rhs
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
daerah dengan peningkatan pengguna QRIS tertinggi,
yang masing-masing menunjukkan pertumbuhan sebesar
22,35% (qtq), 15,06% (qtq), dan 14,07% (qtq) dan 14,02
(qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Sehubungan dengan telah diterbitkannya Keppres
No.3 Tahun 2021 terkait Satuan Tugas Percepatan
dan Perluasan Digitalisasi Daerah (Satgas P2DD),
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Bengkulu turut mendukung upaya pemerintah
dalam elektronifikasi transaksi pemerintah daerah
dan penyaluran bantuan sosial non tunai sebagai
langkah pemulihan ekonomi nasional. Dalam upaya
mempercepat elektronifikasi transaksi pemerintah daerah,
telah terbentuk 4 Tim P2DD baru di wilayah Provinsi
Bengkulu yaitu TP2DD Kota Bengkulu, Kabupaten
Kepahiang, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten Bengkulu
Tengah. Dengan pembentukan TP2DD diharapkan
kedepan seluruh transaksi pemerintah daerah baik
penerimaan maupun pengeluaran dapat dilakukan secara
non tunai.
Di sisi penyaluran bansos, realisasi penyaluran bansos non
tunai di Provinsi Bengkulu pada triwulan I 2021 mencapai
99,29% untuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan 100%
untuk program bantuan sembako. Jumlah Penerima
Bantuan sosial Non Tunai PKH tercatat sebesar 78.172 jiwa
dengan total nominal Rp56 miliar. Sedangkan untuk
penerima Bantuan sosial Non Tunai BPNT tercatat di
seluruh Provinsi Bengkulu adalah 114.883 jiwa dengan
total nominal Rp68,9 miliar.
Grafik 5.21 Realisasi Penyerapan PKH kepada KPM
Sumber: Dinasi Sosial Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.22 Realisasi Penyerapan BPNT (Program Sembako) kepada KPM
Sumber: Dinas Sosial Provinsi Bengkulu, diolah
Secara sebaran penerima manfaat PKH dan Program
Sembako hampir tersebar merata di seluruh Kabupaten
/Kota. Kabupaten Bengkulu Utara, Rejang Lebong dan
Kota Bengkulu merupakan wilayah dengan penerima
manfaat PKH terbanyak. Sementara itu, Kabupaten
Bengkulu Utara, Rejang Lebong, dan Kota Bengkulu
menjadi daerah sebaran terbesar keluarga penerima
manfaat bantuan sembako (Grafik 5.23 dan Grafik 5.24).
Grafik 5.23 Persentase Sebaran Penyaluran PKH Triwulan I 2021
Sumber: Dinas Sosial Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.24 Persentase Sebaran Penyaluran Bantuan Sembako Triwulan I 2021
Sumber: Dinas Sosial Provinsi Bengkulu, diolah
80%
85%
90%
95%
100%
(80)
(60)
(40)
(20)
-
20
40
60
80
III IV I II III IV I
2019 2020 2021
Mil
iar
SP2D Nominal Penyerapan Nominal Realisasi
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
(120)
(80)
(40)
-
40
80
120
III IV I II III IV I
2019 2020 2021
Mili
ar
SP2D Nominal Penyaluran Nominal Realisasi
8.9%
6.3%
18.5%
7.7%
6.3%14.0%
5.5%
9.2%
12.4%
11.1%BENGKULU SELATAN
BENGKULU TENGAH
BENGKULU UTARA
KAUR
KEPAHIANG
KOTA BENGKULU
LEBONG
MUKOMUKO
REJANG LEBONG
SELUMA
9.1%
8.0%
6.9%
7.3%
6.5%
15.4%11.0%
13.1%
14.7%
8.2%BENGKULU SELATAN
BENGKULU TENGAH
KAUR
KEPAHIANG
LEBONG
REJANG LEBONG
SELUMA
KOTA BENGKULU
BENGKULU UTARA
MUKOMUKO
-rhs
-rhs
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
5.3 KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK (KUPBA BB)
BERIZIN
Dengan kondisi konsumsi rumah tangga dan juga
aktivitas belanja masyarakat yang melemah,
transaksi kegiatan usaha penukaran valuta asing
bukan bank ikut terdampak. Transaksi penjualan dan
pembelian valas di Bengkulu melalui KUPVA BB
menunjukkan penurunan. Transaksi penjualan dan
pembelian valas masing-masing menurun -25,0% (qtq)
dan 34,6% (qtq) lebih rendah dibandingkan dengan
triwulan IV 2020 (Grafik 5.25). Total nilai transaksi jual beli
valuta asing di KUPVA BB pada Triwulan I 2021 adalah
Rp2,99 miliar.
Grafik 5.25 Perkembangan Transaksi Valas Bengkulu (Miliar Rp)
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.26 Jenis Mata Uang Pembelian Valas Triwulan I 2021
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 5.27 Jenis Mata Uang Penjualan Valas Triwulan I 2021
Sumber: KPwDN Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, diolah
Berdasarkan data KUPVA BB, jenis valuta asing
yang paling banyak ditransaksikan oleh masyarakat
Provinsi Bengkulu adalah mata uang Dolar
Singapura (SGD), Dolar Amerika Serikat (USD), dan
Ringgit Malaysia (MYR) dari total 17 mata uang
yang diperjualbelikan. Dari aktivitas pembelian
penyelenggara KUPVA BB menunjukan bahwa mata uang
yang dominan dibeli adalah mata uang Dolar Singapura
(SGD) mencakup 51,3%, Dolar Amerika Serikat (USD)
mencakup 28,0%, dan Ringgit Malaysia (MYR) mencakup
5,29%. Sedangkan untuk mata uang lain (AUD, EUR, GBP,
HKD, KRW, PHP, THB, TRY, TWD, SAR, CNY, JPY) hanya
1,3% (Grafik 5.26). Selain itu, data transaksi penjualan
mata uang asing melalui penyelenggara KUPVA BB selama
periode triwulan I 2021 didominasi oleh Dolar Singapura
(SGD) 47,58%, Dolar Amerika Serikat (USD) sebesar
31,53%, Ringgit Malaysia (MYR) sebesar 9,87% dan mata
uang lainnya (AUD, EUR, GBP, KRW, THB, TWD, CNY, JPY,
SAR) mencakup 2,7% (Grafik 5.27). Harga jual sebagian
besar valuta asing di Provinsi Bengkulu berada dalam
rentang standar deviasi harga acuan Bank Indonesia,
khususnya pada mata uang USD, SGD, AUD, JPY, CNY.
Sementara untuk mata uang MYR, KUPVA BB menjual
dengan rate harga dibawah rentang standar deviasi harga
acuan Bank Indonesia. (Grafik 5.28)
-100%
-50%
0%
50%
100%
-
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021
Pembelian Valas Penjualan Valas
g_Pembelian (qtq) g_Penjualan (qtq)
0.3% 2.5%
11.6%
5.0%
51.3%
28.0%
1.3%CNY
JPY
MYR
SAR
SGD
USD
Lainnya
1.9%3.4%
9.9%3.0%
47.6%
31.5%
2.7%CNY
JPY
MYR
SAR
SGD
USD
Lainnya
-rhs -rhs
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
5.4 FESTIVAL EKONOMI KEUANGAN
DIGITAL INDONESIA DI BUMI RAFFLESIA
Dalam rangka mendorong awareness pentingnya
digitalisasi ekonomi dan keuangan yang inklusif
dan efisien untuk perekonomian Indonesia,
meningkatkan kolaborasi otoritas di pusat dan daerah,
industri dan masyarakat dalam mempercepat akselerasi
digitalisasi ekonomi dan keuangan Indonesia, dan
mendorong optimalisasi inovasi dan stabilitas di bidang
Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD) serta mendukung
pemulihan ekonomi, Bank Indonesia bersama Kemeterian
Koordinator Bidang Perekonomian akan
menyelenggarakan acara ”Festival Ekonomi Keuangan
Digital Indonesia (FEKDI) 2021” dengan tema ”Bersinergi
dalam Akselerasi Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan
Indonesia” secara virtual pada tanggal 5-8 April 2021.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu turut
mendukung penuh acara FEKDI dengan melakukan
rangkaian acara Pre-event, acara puncak, dan Post-Event.
Pre-event FEKDI di Provinsi Bengkulu mengadakan
training of trainers (ToT) implementasi QRIS untuk
mahasiswa Generasi Baru Indonesia (GenBI) dan
juga on-boarding QRIS untuk Kelompok Sadar
Wisata (Pokdarwis) Pantai Berkas. Mahasiswa GenBI
merupakan perpanjangan tangan Bank Indonesia untuk
menyebarluaskan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh
Bank Indonesia kepada masyarakat. Dalam hal ini, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu melakukan
training of trainers kepada mahasiswa GenBI agar bisa
menjadi agen digitalisasi pembayaran di Provinsi Bengkulu.
Dalam ToT ini disampaikan terkait gerakan menuju 12 Juta
Merchant QRIS dimana Provinsi Bengkulu mendapatkan
target untuk menyumbang 75.400 merchant QRIS.
Dijelaskan juga banyaknya manfaat yang dapat dirasakan
oleh pedagang pengguna QRIS diantaranya lebih higenis
dan aman dari transmisi COVID-19, membangun credit
profile, dsb., sehingga Mahasiswa GenBI dapat terus
mempromosikan QRIS kepada seluruh kalangan
masyarakat. Acara ToT GenBI dilakukan di ruangan Audio
Visual Benteng Marlborough sebagai bentuk
membangkitkan minat pariwisata masyarakat dan juga
Gerakan Bangga Wisata Indonesia (GBWI). Dalam rangka
meningkatkan aktivitas perekonomian di daerah wisata
juga, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu
melakukan sosialisasi dan edukasi sekaligus onboarding
QRIS untuk pedagang Kelompok Sadar Wisata Pantai
Berkas.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Bengkulu mengadakan Acara Puncak dengan
mengadakan Festival Ekonomi dan Keuangan
Digital Indonesia di Bumi Rafflesia yang dihadiri oleh
Wakil Gubernur Bengkulu, Wakil Walikota Bengkulu, Bupati
Kepahiang, Wakil Bupati Seluma, dan Wakil Bupati
Bengkulu Tengah, serta dihadiri secara virtual oleh Ibu Susi
Marleni Bachsin Anggota Komisi XI DPR RI. Acara ini
bertujuan untuk semakin meningkatkan sinergi antar
stakeholder terkait ekonomi dan keuangan digital (EKD)
untuk terus mendorong kemajuan EKD di Provinsi
Bengkulu. Pada acara ini dikukuhkan 5 Tim Percepatan dan
Perluasan Digitalisasi Daerah yang telah terbentuk di
wilayah Provinsi Bengkulu, pengumuman pemenang
Championship QRIS untuk Penyedia Jasa Sistem
Pembayaran, dan juga demo penggunaan QRIS Tanpa
Tatap Muka (TTM) oleh Ibu Susi Marleni Bachsin yang
membeli Kain Tenun Bumpak Seluma dari Jakarta
menggunakan QRIS. Acara FEKDI di Bumi Rafflesia juga
dilanjutkan dengan talkshow implementasi dan perluasan
QRIS di Provinsi Bengkulu dan juga onboarding QRIS untuk
UMKM-UMKM di wilayah Provinsi Bengkulu. Talkshow
dihadiri oleh pimpinan OPD pemerintah daerah, akademisi,
dan juga instansi vertikal lainnya. Acara FEKDI di Bumi
Rafflesia dilaksanakan di area Benteng Marlborough
sebagai bentuk dukungan Gerakan Bangga Wisata
Indonesia sekaligus menjadi ajang peluncuran QRIS untuk
tiket masuk Benteng Marlborough yang diresmikan oleh
Wakil Gubernur Bengkulu dan Kepala Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Bengkulu.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
hh
B A
KEBUN TEH KABAWETAN KEPAHIANG (AKMALNURHIDAYAT.BLOGSPOT.CO.ID)
BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Pada triwulan I 2021, kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan di Provinsi Bengkulu masih tertekan akibat pandemi COVID-19. Namun demikian,
penurunan kesejahteraan lebih dalam tertahan oleh berbagai stimulus yang diberikan pemerintah.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Provinsi Bengkulu naik sebanyak 0,64% yaitu dari 3,08%
pada Februari 2020 menjadi 3,72% pada Februari 2021.
Nilai tukar petani (NTP) mengalami peningkatan. Berdasarkan tahun dasar baru 2018, rata-rata
NTP pada triwulan I 2021 tercatat sebesar 126.13.
Tingkat Kemiskinan di Provinsi Bengkulu September 2020 berada pada angka 15.30% atau
mengalami peningkatan dibandingkan dengan September 2019.
KEBUN TEH KABAWETAN AKMALNURHIDAYAT.BLOGSPOT.CO.ID
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
6.1 KETENAGAKERJAAN
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Bengkulu
masih belum membaik dibandingkan dengan
periode yang sama di tahun sebelumnya. TPT
Provinsi Bengkulu tercatat menunjukkan peningkatan dari
3,08% pada Februari 2020 menjadi 3,72% pada Februari
2021. Jumlah pengangguran Provinsi Bengkulu pada
Februari 2021 berada pada level sebesar 40.329 orang
atau meningkat 18,98% dari kondisi pada periode yang
sama di tahun sebelumnya yang sebesar 33.896 orang.
Peningkatan angka pengangguran terjadi sebagai dampak
penurunan aktivitas ekonomi sebagai dampak pandemi
COVID-19. Selama pandemi COVID-19, banyak korporasi
yang mengambil kebijakan untuk merumahkan (unpaid
leave) dan memberhentikan (PHK) karyawannya untuk
dapat bertahan dari kondisi penurunan aktivitas ekonomi.
Pada Februari 2021 jumlah angkatan kerja di Provinsi
Bengkulu juga mengalami peningkatan. Angkatan kerja di
Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 1.510,61 ribu orang,
atau meningkat 21,48 ribu orang jika dibandingkan dengan
posisi pada bulan Februari 2020 (1.489,12 ribu orang). Dari
sisi penyerapan tenaga kerja, terdapat penurunan jumlah
penduduk bekerja di Bengkulu. Pada Februari 2021
tercatat jumlah orang bekerja mencapai 1.043,41 ribu
orang, atau lebih rendah jika dibandingkan Februari 2020
yang mencapai 1.067,13 ribu orang (Tabel 6.1). Lapangan
usaha yang mengalami penurunan serapan pada Februari
2021 diantaranya LU perdagangan dan Industri
Pengolahan. Sementara itu, LU pertanian, kehutanan, dan
perikanan; LU Konstruksi; dan LU Administrasi Pemerintah
menjadi beberapa LU yang mengalami peningkatan
serapan tenaga kerja. Lapangan usaha pertanian
kehutanan dan perikanan masih menjadi sektor terbesar
serapan pekerja di Provinsi Bengkulu yakni sebesar
48,01%. (Tabel 6.2).
Pada Februari 2021 terjadi peningkatan pada komposisi
jumlah tenaga kerja yang menyelesaikan SD, Diploma dan
Universitas. Porsi tenaga kerja dengan latar pendidikan SD
mengalami kenaikan yang relatif tinggi sebesar 0,83%
menjadi 39,7% pada Februari 2021. Tenaga kerja dengan
latar pendidikan Diploma naik sebesar 0,74% menjadi
3,09% pada Februari 2021 dan tenaga kerja Universitas
mengalami kenaikan sebesar 0,21% menjadi 10,40% pada
Februari 2021 (Tabel 6.4).
Berdasarkan jumlah jam kerja per minggu, porsi pekerja
penuh Provinsi Bengkulu untuk Februari 2021 tercatat
sebesar 63,75% atau turun 2,42% dibandingkan dengan
periode yang sama di tahun 2020. Sementara pekerja
paruh waktu pada Februari 2021 mencapai 27,57% atau
tumbuh 1,84% dibandingkan dengan Februari 2020.
Kenaikan juga terjadi pada pekerja setengah pengaggur
sebesar 0,58% dari Februari 2020 (Tabel 6.5).
Berdasarkan pekerjaannya, pada Februari 2021 pekerja di
Provinsi Bengkulu mayoritas bekerja sebagai buruh/
karyawan dengan porsi sebesar 26,34%. Dibandingkan
dengan periode yang sama tahun sebelumnya,
buruh/karyawan masih mendominasi, namun porsinya
menurun pada Februari 2021. Kategori pekerjaan lain yang
memiliki porsi relatif besar adalah berusaha dibantu buruh
tidak tetap sebesar 22,14%; dan pekerja keluarga/tak
dibayar 19,52% (Tabel 6.3).
Tabel 6.1 Kondisi Ketenagakerjaan Bengkulu
KOMODITAS Satuan
Periode
2019 2019 2020 2020 2021
Februari Agustus Februari Agustus Februari
PENDUDUK USIA KERJA ORANG (DALAM RIBUAN) 1,438.64 1,477.99 1,489.12 1,499.57 1,510.61
BEKERJA ORANG (DALAM RIBUAN) 1,013.25 1,002.16 1,067.13 1,031.88 1,043.41
PENGANGGURAN ORANG (DALAM RIBUAN) 26.01 33.79 33.89 43.80 40.33
PERSENTASE TPAK (%) (%) 72.24 70.09 73.94 71.73 71.74
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (%) 2.5 3.26 3.08 4.07 3.72
Sumber: BPS, diolah
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Tabel 6.2 Ketenagakerjaan Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama
Tabel 6.3 Ketenagakerjaan Berdasarkan Status Pekerjaan Utama
LAPANGAN
PEKERJAAN UTAMA
Porsi (%)
BERDASARKAN STATUS
PEKERJAAN UTAMA
Porsi (%)
Feb-
20
Aug-
20
Feb-
21
Feb-
20
Aug-
20
Feb-
21
Pertanian, Kehutanan, Perikanan 47.44 46.88 48.01
Buruh/Karyawan/Pegawai 26.01 26.86 26.34
Perdagangan Besar & Eceran 16.8 16.33 15.57
Berusaha dibantu buruh tidak tetap 23.54 20.99 22.14
Industri Pengolahan 6.66 5.42 5.64
Berusaha Sendiri 18.22 18.01 18.61
Konstruksi 3.84 4.54 4.51
Pekerja bebas di pertanian 5.64 5.92 6.09
Jasa Pendidikan 4.94 5.17 4.39
Pekerja bebas non pertanian 3.18 4.7 3.98
Administrasi Pemerintahan 5.63 5.94 6.05
Berusaha dibantu buruh tetap 4.10 3.91 3.32
Lainnya 14.69 15.72 15.83
Pekerja keluarga/tak dibayar 19.31 19.61 19.52
Sumber: BPS, diolah
Tabel 6.4 Ketenagakerjaan Berdasarkan Pendidikan Tabel 6.5 Ketenagakerjaan Berdasarkan Jam Kerja
BERDASARKAN PENDIDIKAN TERTINGGI
YANG DITAMATKAN
Porsi (%) BERDASARKAN
JUMLAH JAM KERJA PER MINGGU
Porsi (%)
Feb-
20
Aug-
20
Feb-
21
Feb-20 Aug-20 Feb-21
SD kebawah 38.87 37.52 39.7 Setengah Penganggur 8.10 13.09 8.68
SMP 18.25 18.29 17.51 Pekerja Paruh Waktu 25.73 27.77 27.57
SMA 21.78 22.46 21.1 Pekerja Penuh 66.17 59.14 63.75
SMK 8.55 7.58 8.19 Jumlah 100 100 100
Diploma I/II/III 2.35 2.69 3.09
Universitas 10.20 11.46 10.41
Sumber: BPS, diolah
Nilai Tukar Petani
Nilai tukar petani (NTP) mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan posisi pada triwulan IV
2020 seiring dengan perbaikan harga komoditas.
NTP rata-rata Provinsi Bengkulu pada triwulan I
2021 tercatat sebesar 126,13. Kondisi level NTP yang
berada diatas 100 artinya daya tukar (term of trade) dari
pendapatan atas produk pertanian masih lebih tinggi
dibandingkan dengan biaya barang/jasa yang dikonsumsi
maupun untuk biaya produksi.
Pada grafik 6.1 terlihat bahwa NTP bergerak beriringan
dengan nilai tukar usaha pertanian (NTUP). NTP di atas
100 yang menandakan rasio indeks harga yang diterima
petani dari usaha pertanian lebih besar dari indeks harga
yang dikeluarkan petani untuk usaha pertanian.
Pergerakan NTUP dan NTP dari awal tahun 2019 hingga
triwulan I 2021 mengalami tren yang meningkat. Dari
grafik terlihat memang adanya tren penurunan di triwulan
II 2020 yaitu pada Mei 2020 karena adanya pandemic
COVID-19. Meski demikian tren NTP kembali meningkat
hingga triwulan I 2021. Peningkatan yang terjadi
menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan petani mulai
membaik hingga saat ini, sejalan dengan membaiknya
harga komoditas pertanian secara umum. Pencapaian NTP
masyarakat Provinsi Bengkulu yang berada di atas 100,
menandakan rasio indeks harga yang diterima petani
mencukupi dengan indeks harga untuk biaya produksi,
kebutuhan sandang, pangan dan lain-lain.
NTP pada Januari tercatat sebesar 124,91, NTP Februari
tercatat sebesar 124,71 dan NTP Maret tercatat sebesar
128,78. Rata-rata NTP pada triwulan laporan adalah
sebesar 126,13. Sub sektor dengan nilai NTP terbesar
adalah tanaman perkebunan rakyat yang tercatat sebesar
134,51, hortikultura tercatat sebesar 105,51, dan tanaman
pangan sebesar 99.26. Sedangkan untuk sub sektor
perikanan sebesar 101,13 dan peternakan masih di bawh
level 100 yaitu sebesar 94,43 (Tabel 6.6).
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Grafik 6.1 Nilai Tukar Petani dan Nilai Tukar Usaha Pertanian
Sumber: BPS, diolah
Tabel 6.6 Nilai Tukar Petani
SUB SEKTOR
NILAI TUKAR PETANI
TW IV 2020 TW I 2021
OCT NOV DEC TW IV JAN FEB MAR TW I
UMUM 118.11 119.86 122.12 120.03 124.91 124.71 128.78 126.13
TANAMAN PANGAN 103.70 100.81 99.92 101.48 100.31 98.49 98.98 99.26
HORTIKULTURA 99.95 101.50 105.92 102.46 110.12 105.14 101.27 105.51
TANAMAN PERKEBUNAN RAKYAT
123.37 126.17 129.06 126.20 132.42 132.79 138.32 134.51
PETERNAKAN 96.70 96.23 95.69 96.21 94.95 94.92 94.90 94.93
PERIKANAN 97.81 98.07 99.25 98.38 100.67 101.66 101.05 101.13
Sumber: BPS, diolah
6.2 KEMISKINAN
Kemiskinan Bengkulu
Penurunan aktivitas ekonomi selama pandemi
COVID-19 mendorong meningkatnya angka
kemiskinan di Provinsi Bengkulu. Berdasarkan data
BPS pada periode September 2020 persentase penduduk
miskin di Provinsi Bengkulu tercatat sebesar 15,30%, atau
meningkat dibandingkan dengan periode yang sama pada
tahun sebelumnya yang sebesar 14,91%. Secara Nasional,
persentase penduduk miskin Provinsi Bengkulu menjadi
yang tertinggi ketujuh. Meningkatnya persentase
penduduk miskin di Provinsi Bengkulu terjadi di daerah
perkotaan maupun perdesaan. Berdasarkan data yang
sama, terdapat peningkatan jumlah penduduk miskin
sebesar 7.993 orang dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya. Pada September 2019 jumlah
penduduk miskin tercatat sebanyak 298.004 jiwa,
sementara pada September 2020 naik menjadi 305.997
jiwa (Tabel 6.7).
Selanjutnya untuk mengelompokkan penduduk miskin dan
tidak miskin BPS telah menggunakan indikator garis
kemiskinan. Penduduk miskin merupakan penduduk yang
rata-rata memiliki pengeluaran per kapita dibawah garis
kemiskinan. Pada periode September 2019 ke September
2020 terjadi kenaikan garis kemiskinan sebesar 1,93%
yaitu dari Rp 520.293/ kapita /bulan menjadi Rp530.382/
kapita/ bulan. Berdasarkan komponennya, Garis
Kemiskinan (GK) terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan
(GKM ) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM).
Pada bulan September 2020 komponen penyumbang
terbesar pada garis kemiskinan adalah GKM yang tercatat
sebesar 73,93% di daerah perkotaan sedangkan di daerah
perdesaan sebesar 74,06%. Beberapa komoditas utama
yang memberikan sumbangan besar terhadap kenaikan
garis kemiskinan di perkotaan maupun pedesaan adalah
beras, rokok kretek filter, dan cabai merah. Sementara
komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan
terbesar baik di perkotaan maupun di pedesaan adalah
perumahan, bensin, listrik dan pendidikan. Meski
meningkat secara umum peningkatan angka kemiskinan
masih tertahan oleh pelaksanaan program bantuan sosial
non tunai berupa Program Sembako dan Program Keluarga
Harapan (PKH). Di akhir tahun 2020, terdapat peningkatan
jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) baik untuk
program sembako dan PKH.
Dari sisi kedalaman dan keparahan, yang ditunjukkan
oleh indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks
keparahan kemiskinan (P2), terdapat peningkatan pada
keduanya. Peningkatan terjadi baik di Kota dan Desa, dari
105.66 107.23 109.19 112.67 115.7 116.97 118.87 121.85 124.63 123.69127.57
106.72 107.85 110.94 114.57 117.66 118.11 119.86 122.12 124.91 124.71128.78
80
100
120
140
%
NTUP NTP
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
bulan September 2020 dibandingkan dengan September
2020. Indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengalami
peningkatan dari 2,01 pada September 2019 menjadi 2,51
pada September 2020. Indeks keparahan kemiskinan (P2)
juga meningkat yaitu dari 0,45 di tahun 2019 menjadi 0,64
di tahun 2020. Peningkatan indeks P1 dapat diartikan
bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin berada
pada 2,51% di bawah garis kemiskinan
(Rp530.382/kapita/bulan) atau mendekati garis
kemiskinan. Menurunnya kondisi ini, disebabkan oleh
adanya peningkatan tingkat pengangguran terbuka yang
terjadi pada momen yang sama. Sementara peningkatan
di indeks P2 menandakan ketimpangan pengeluaran di
antara penduduk miskin semakin besar. Kondisi seperti ini
sering ditemui dalam di saat perekonomian mengalami
penurunan. Adanya momen pandemi COVID-19 membuat
penurunan level kondisi ketenagakerjaan yang berdampak
pada penurunan pendapatan dan pada akhirnya
mendorong peningkatan angka kemiskinan.
Jika dilihat dari ketimpangan pengeluaran
penduduk, tingkat kesejahteraan suatu daerah tidak
hanya mengacu pada angka kemiskinan, namun juga
tercermin oleh indikator rasio gini. Tingkat ketimpangan di
Bengkulu pada September 2020 menunjukkan
peningkatan. Tingkat rasio gini di Provinsi Bengkulu
tercatat sebesar 0.385 pada September 2020, meningkat
dibandingkan dengan periode September 2019 yang
tercatat sebesar 0,380. Kondisi ini menunjukkan
peningkatan kesenjangan ekonomi antar penduduk di
Provinsi Bengkulu. Di tahun 2021, Pemerintah Daerah
diharapkan dapat melakukan kolaborasi dan sinergi
kebijakan dengan seluruh pemangku kepentingan dalam
rangka mendorong pemulihan ekonomi daerah. Tidak
hanya itu, program vaksinasi COVID-19 yang menjadi
game changer juga perlu terus dikawal sehingga kedepan
aktivitas perekonomian di Provinsi Bengkulu dapat berjalan
seperti semula.
Tabel 6.7 Perkembangan Indikator Kemiskinan Provinsi Bengkulu 2018-2020
Keterangan 2018 2019 2020
Maret September Maret September Maret September
Jumlah Penduduk Miskin (Ribu Orang) 301.81 303.54 302.30 298.00 302.57 306.00
Persentase Penduduk Miskin (%) 15.43 15.41 15.23 14.91 15.03 15.30
- Kota 15.25 14.94 14.70 14.13 14.77 15.06
- Desa 15.52 15.64 15.49 15.30 15.16 15.42
Garis Kemiskinan (Rp) 481,425 492,115 499,660 520,293 527,031 530,382
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 2.59 2.35 2.48 2.01 2.40 2.51
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 0.61 0.52 0.58 0.45 0.56 0.64
Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, diolah
Grafik 6.2 Perkembangan Kemiskinan di Provinai Bengkulu Grafik 6.3 Perkembangan Gini Ratio Bengkulu & Nasional
Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, diolah Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, diolah
B A B
PANTAI PANJANG KOTA BENGKULU (KLIKHOTEL.COM)
BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
Melanjutkan tren perbaikan pada triwulan II 2021, ekonomi Provinsi Bengkulu
pada triwulan III diperkirakan berada dalam kondisi positif dengan tendensi
melambat.
Pada triwulan III 2021, pertumbuhan ekonomi positif didorong oleh konsumsi domestik dan
investasi sejalan dengan peningkatan mobilitas dan aktivitas masyarakat, kinerja ekspor
sejalan dengan tren kenaikan harga komoditas dan negara mitra dagang serta berlanjutnya
progress fisik proyek jalan tol yang memasuki tahap akhir. Secara keseluruhan tahun 2021,
membaiknya perekonomian global dan nasional berdampak kepada peningkatan kinerja
seluruh komponen sisi penggunaan maupun mayoritas LU utama daerah.
Dari sisi tekanan harga, laju inflasi triwulan III 2021 diprakirakan cenderung lebih tinggi
namun tetap terjaga dibandingkan triwulan II 2021. Hal ini terutama didorong oleh inflasi
volatile food dengan bergesernya beberapa tanaman pangan akibat anomali cuaca. Pada
inflasi administered price, tekanan inflasi diprakirakan meningkat seiring dengan terus
berjalannya progress vaksinasi. Sementara secara keseluruhan tahun 2021, laju inflasi akan
lebih tinggi sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat serta perbaikan ekonomi
yang terjadi.
PANTAI PANJANG KLIKHOTEL.COM
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
7.1 PROSPEK MAKROEKONOMITabel 7.1 Proyeksi PDRB Triwulan III dan 2021
Sumber: Bank Indonesia, BPS, diolah
Melanjutkan tren perbaikan pada triwulan II 2021,
ekonomi Provinsi Bengkulu pada triwulan III
diperkirakan berada dalam kondisi positif dengan
tendensi melambat. Konsumsi masih akan menjadi
penggerak utama pertumbuhan ditopang oleh
membaiknya kinerja investasi dan ekspor di tengah
kenaikan impor.
Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh melambat
dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya.
Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga
dipengaruhi normalisasi level konsumsi masyarakat pasca
momen Ramadhan dan Idul Fitri. Meski demikian, terdapat
potensi peningkatan pertumbuhan ekonomi didorong oleh
progress program vaksinasi1 yang dilakukan oleh
pemerintah daerah.
Selanjutnya, konsumsi pemerintah juga diprakirakan
tumbuh melambat dibandingkan dengan pertumbuhan
pada triwulan II 2021. Melambatnya konsumsi pemerintah
pada triwulan III 2021 dipengaruhi oleh adanya kendala
proses pengadaan yang progressnya masih rendah hingga
bulan Mei 2021. Tidak hanya itu, adanya rencana
pelaksanaan refocussing anggaran juga diperkirakan dapat
membuat realisasi anggaran pemerintah daerah
terganggu. Lebih lanjut, terdapat potensi peningkatan
pertumbuhan komponen ini lebih tinggi didorong
membaiknya realisasi pendapatan asli daerah pada tahun
2021 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang
diperkirakan mampu mendorong kegiatan konsumsi
pemerintah.
Kinerja PMTB diprakirakan tumbuh meningkat
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II 2021.
Kinerja tersebut diprakirakan bersumber dari kelanjutan
proyek-proyek pemerintah. Pembangunan jalan tol Lubuk
Linggau-Curup-Bengkulu diperkirakan akan terus dilakukan
pada triwulan III 2021 meski mengalami kendala
pembebasan lahan di awal tahun 2021. Saat ini progress
pembangunan tol ini berada pada angka 81%, dan
Vaksinasi akan mendorong peningkatan mobilitas masyarakat dan pada akhirnya
akan mendorong level konsumsi masyarakat.
diperkirakan akan selesai di akhir tahun 2021. Lebih lanjut,
di tahun 2021 Provinsi Bengkulu juga menjadi salah satu
daerah yang mendapatkan Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Major Project dan Proyek Strategis Nasional
(PSN). Adapun selain jalan tol, proyek infrastruktur yang
masuk dalam program ini diantaranya pembangunan jalan
Trans Pulau Enggano, pengembangan pelabuhan
Enggano, pengembangan Bandara Enggano, serta
pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Regional di Bengkulu Tengah.
Kinerja ekspor diprakirakan tumbuh membaik
dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I 2021.
Membaiknya kinerja ekspor dipengaruhi oleh pemulihan
ekonomi global yang akan mendorong peningkatan
permintaan ekspor produk utama Provinsi Bengkulu.
Khusus untuk batu bara, realisasi ekspor komoditas ini
kedepan akan sangat dipengaruhi oleh kecepatan
pemulihan ekonomi di Filipina dan Tiongkok sebagai
negara tujuan utama ekspor komoditas ini. Sebagai
informasi pada triwulan II 2021, permintaan ekspor batu
bara ke kedua negara tersebut masih cukup optimis
didorong oleh peningkatan aktivitas industri. Untuk
komoditas CPO, meski mengalami risiko penurunan pasca
tingginya kasus COVID-19 di India (negara tujuan utama
ekspor CPO Provinsi Bengkulu), namun diperkirakan
kinerja ekspor komoditas ini masih akan meningkat seiring
masih tingginya produksi komoditas ini hingga triwulan II
2021.
Berdasarkan lapangan usaha (LU), pertumbuhan LU
pertanian diprakirakan meningkat dibandingkan dengan
pertumbuhan triwulan II 2021. Adanya momen panen
beberapa komoditas pangan utama yang diperkirakan
jatuh pada bulan Agustus dan September akan menjadi
pendorong utama pertumbuhan pada triwulan III 2021.
Lebih lanjut, pada triwulan III 2021 diperkirakan curah
hujan mulai menurun dan akan diharapkan dapat
memberikan dampak positif pada produksi komoditas karet
di triwulan III 2021. Selain itu, membaiknya harga
komoditas perkebunan (karet dan CPO) juga diharapkan
dapat semakin meningkatkan kinerja LU ini. Meski
demikian, terdapat downside risk pertumbuhan sektor
pertanian pada triwulan III 2021 yang bersumber dari
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
penyakit gugur daun2 yang diperkirakan akan
mempengaruhi produktivitas tanaman karet.
Sejalan dengan perbaikan konsumsi rumah tangga, kinerja
LU perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor juga diprakirakan membaik meski tumbuh
melambat pada triwulan III 2021. Hal ini sejalan dengan
hasil liaison Bank Indonesia pada beberapa kontak di
sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor yang mengungkapkan adanya optimisme
pertumbuhan sektor ini di tahun 2021. Lebih lanjut, adanya
kebijakan PPnBM 0% serta LTV/ FTV 100% yang dilakukan
oleh pemerintah pusat dan Bank Indonesia diperkirakan
akan mendorong pertumbuhan penjulan kendaraan roda
empat di triwulan III 2021.
Secara keseluruhan tahun, pertumbuhan ekonomi
Provinsi Bengkulu tahun 2021 diprakirakan akan
membaik dibandingkan dengan tahun 2020.
Perbaikan ekonomi global dan nasional diperkirakan akan
menjadi faktor pendorong utama membaiknya ekonomi
provinsi Bengkulu pada tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi
provinsi Bengkulu pada tahun 2021 diperkirakan akan
bersumber dari konsumsi RT serta Pemerintah, kegiatan
ekspor, dan investasi. Dari sisi lapangan usaha, dorongan
pertumbuhan ekonomi akan bersumber dari lapangan
usaha pertanian, kehutanan dan perikanan; dengan
didukung oleh lapangan usaha perdagangan besar dan
eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor; serta
lapangan usaha industri pengolahan.
Konsumsi rumah tangga pada tahun 2021 diprakirakan
tumbuh meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan
pada tahun 2020 yang terkontraksi sebesar 0,02% (yoy).
Menguatnya konsumsi rumah tangga akan ditopang oleh
meningkatnya pendapatan seiring dengan membaiknya
prospek perekonomian provinsi Bengkulu di tahun 2021.
Lebih lanjut, sentimen positif ini juga di dorong oleh
progress program vaksinasi yang dilakukan sejak awal
tahun 2021. Vaksinasi akan mendorong mobilitas
masyarakat, sehingga pada akhirnya akan mendorong
pertumbuhan konsumsi. Selanjutnya, prospek perbaikan
komponen ini juga didorong oleh penetapan kebijakan
PPnBM 0% untuk pembelian kendaraan bermotor serta
LTV/ FTV 100% untuk kredit kendaraan bermotor (KKB)
yang akan mendorong peningkatan penjualan kendaraan
bermotor roda empat.
Penyakit gugur daun pada tanaman karet mempengaruhi penurunan produksi
tanaman sebesar 11 – 14% (GAPKINDO)
Sementara itu, pertumbuhan konsumsi pemerintah
diprakirakan relatif stabil dibandingkan dengan
pertumbuhan tahun 2020 yang sebesar 0,58% (yoy).
Pertumbuhan konsumsi pemerintah pada tahun 2021 akan
tertahan didorong oleh penetapan APBD 2021 oleh
Pemerintah Provinsi Bengkulu yang relatif menurun
dibandingkan dengan tahun APBD 2020. Penetapan pagu
yang cenderung menurun dibandingkan tahun 2020,
sebagai dampak pelemahan ekonomi yang pada akhirnya
mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Pertumbuhan investasi atau Pembentukan Modal Tetap
Bruto (PMTB) meningkat dibandingkan dengan realisasi
pertumbuhan tahun 2020 yang terkontraksi sebesar 1,65%
(yoy). Meningkatnya PMTB diperkirakan didorong oleh
pembangunan ruas jalan tol trans Sumatera untuk ruas
jalan Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu, diperkirakan
progress pembangunan telah mencapai 81%. Disisi lain,
adanya beberapa proyek infrastruktur major pemerintah
pusat dan daerah juga diperkirakan akan mendorong
realisasi PMTB pada tahun 2021.
Ekspor diprakirakan tumbuh membaik dibandingkan
dengan pertumbuhan tahun 2020 yang sebesar -2.60%
(yoy). Kinerja ekspor diprakirakan membaik pada tahun
2021, sejalan dengan pemulihan ekonomi dunia yang akan
mendorong peningkatan permintaan komoditas ekspor
utama provinsi Bengkulu. Lebih lanjut terkait dengan
ekspor antar daerah, pada tahun 2021 permintaan CPO
akan meningkat didorong oleh implementasi kebijakan
penggunaan biodiesel B30.
Dari sisi lapangan usaha (LU), kinerja LU utama di Provinsi
Bengkulu yaitu LU pertanian, kehutanan dan perikanan
pada tahun 2021 diprakirakan relatif meningkat
dibandingkan dengan kinerja pada tahun 2020.
Membaiknya kinerja CPO seiring tingginya curah hujan
hingga bulan Mei 2021 diperkirakan menjadi penopang
pertumbuhan sektor pertanian. Lebih lanjut, peningkatan
harga komoditas ini di pasar global juga turut mendorong
peningkatan kinerja sektor pertanian. Meski demikian,
adanya anomali cuaca di awal tahun serta progress
kegiatan replanting tanaman kelapa sawit yang masih
rendah dikhawatirkan dapat menjadi downside risk
pertumbuhan LU ini di tahun 2021.
Sejalan dengan membaiknya konsumsi dan ekspor, kinerja
LU perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan
sepeda motor juga diprakirakan membaik dibandingkan
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
dengan tahun 2020. Prospek perbaikan level konsumsi
masyarakat diprakirakan akan berdampak terhadap kinerja
LU ini selama tahun 2021. Kebijakan PPnBM 0% untuk
pembelian kendaraan serta LTV/ FTV 100% yang efektif
mendorong peningkatan penjualan kendaraan roda
empat3.
Pada tahun 2021, perbaikan juga akan didukung oleh LU
industri pengolahan di tengah tren peningkatan pada harga
komoditas CPO. Lebih lanjut, prospek perbaikan ekonomi
global dan negara mitra dagang juga diprakirakan dapat
mendorong pertumbuhan LU industri pengolahan.
Perbaikan permintaan domestik juga diharapkan akan turut
mendorong pertumbuhan LU ini pada tahun 2021.
Prospek perbaikan PMTB di tahun 2021 diprakirakan akan
mendorong akselerasi kinerja LU konstruksi. Progress
pembangunan proyek infrastruktur multiyears pemerintah
di tahun 2021 serta rencana realisasi pelaksanaan PSN
diperkirakan akan menjadi faktor penopang pertumbuhan
LU ini pada tahun 2021. Lebih lanjut, membaiknya ekonomi
global dan domestik, turut mendorong para pelaku usaha
dan Pemerintah untuk merealisasikan investasi yang
tertunda sehingga turut mendorong kinerja LU konstruksi.
Di balik prospek membaiknya perekonomian baik di
triwulan III 2021 maupun keseluruhan tahun 2021,
terdapat beberapa risiko yang dapat menghambat laju
pertumbuhan yang lebih tinggi, antara lain:
1. Progress program vaksinasi4 yang belum terlalu baik
di Provinsi Bengkulu, dikhawatirkan dapat
menganggu pemulihan ekonomi.
2. Pelaksanaan program pemulihan ekonomi yang tidak
secepat harapan berdampak kepada melambatnya
recovery swasta dan UMKM sehingga menambah
jumlah pengangguran dan membatasi daya beli;
3. Recovery dunia usaha yang tidak secepat harapan
berdampak kepada terbatasnya pendapatan
pemerintah sehingga kapasitas belanja belum dapat
maksimal.
7.2 PROSPEK INFLASI Tabel 7.2 Proyeksi Inflasi Triwulan III dan 2021
Sumber: Bank Indonesia, BPS, diolah
Pada triwulan III 2021, tekanan harga di Provinsi
Bengkulu diprakirakan meningkat dibandingkan
dengan kondisi triwulan II 2021. Tekanan inflasi
Provinsi Bengkulu pada triwulan III 2021 bersumber dari
meningkatnya harga kelompok volatile food. Kondisi
anomali cuaca yang berlangsung hingga bulan Mei 2021
mendorong pergeseran tanam beberapa komoditas
pangan utama. Hal ini diperkirakan akan memberikan
tekanan pada harga kelompok bahan makanan.
Selanjutnya, adanya progress vaksinasi diperkirakan akan
mendorong mobilitas masyarakat pada triwulan III 2021.
Kondisi tersebut diperkirakan akan menyebabkan
peningkatan harga angkutan/ transportasi dan pada
akhirnya berdampak pada inflasi kelompok administered
prices. Lebih lanjut, peningkatan kelompok administered
prices juga dipengaruhi oleh penyesuaian harga komoditas
Berdasarkan analytical notes Dampak Penerapan Kebijakan PPnBM 0% serta LTV/
FTV 100% mendorong peningkatan penjualan kendaraan bermotor roda empat di Provinsi Bengkulu sebesar 47,5%
rokok yang dilakukan secara gradual pasca penyesuaian
tarif cukai rokok di awal tahun 2021.
Tekanan harga kelompok core diperkirakan relatif stabil
dengan kecenderungan meningkat pada triwulan III 2021.
Perbaikan ekonomi yang terjadi diperkirakan akan
mendorong level konsumsi masyarakat yang pada akhirnya
akan berdampak pada peningkatan tekanan kelompok ini.
Di sisi lain, diperkirakan harga emas perhiasan akan lebih
stabil, didorong oleh perbaikan ekonomi yang terjadi.
Tekanan inflasi di Provinsi Bengkulu pada tahun
2021 diprakirakan meningkat namun tetap akan
mendukung sasaran inflasi nasional 3±1%. Sumber
kenaikan inflasi pada tahun 2021 akan berasal dari
kenaikan cukai rokok, yang sudah ditransmisikan pada
awal tahun, melalui kenaikan harga rokok kretek, rokok
kretek filter, dan rokok putih. Selanjutnya, sumber
kenaikan inflasi lainnya diprakirakan berasal dari harga
pangan yang bergejolak, karena dipengaruhi oleh faktor
gangguan cuaca di awal tahun 2021. Tidak hanya itu,
sebagaian besar neraca pangan provinsi Bengkulu yang
mengalami defisit diperkirakan akan turut menjadi faktor
peningkat tekanan harga kelompok ini. Beberapa upaya
Progress vaksinasi Provinsi Bengkulu hingga dosis kedua sebesar 15,3% (data 31
Mei 2021)
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
yang telah dan akan terus dilakukan pemerintah daerah
untuk menjaga stabilitas harga dalam jangka pendek
diantaranya adalah operasi pasar dan melakukan sidak
bersama satgas pangan. Selain itu adanya upaya perluasan
tanaman cabai merah dan adanya gerakan tanam cabai
merah diharapkan dapat meredam gejolak harga cabai
merah yang berlebih kedepannya. Pengembangan
tanaman horti lainnya yang memiliki andil relatif besar
terhadap inflasi, seperti bawang merah, dan Bawang Putih
diharapkan dapat membantu menjaga ketersediaan
pasokan, sehingga volatilitas harganya dapat lebih terjaga.
Selain peningkatan produksi, perluasan kerjasama antar
daerah juga perlu terus dilakukan dalam upaya menjaga
pasokan.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
DAFTAR ISTILAH
Administered Price (AP) Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.
Andil Inflasi Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Bank Pemerintah Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik Pemerintah (persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI. Dalam buku ini bank Pemerintah Daerah (Bank Bengkulu) juga dikelompokkan dalam bank pemerintah.
Bobot Inflasi Besaran yang menunjukkan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi masyarakat terhadap komoditas tersebut.
Cash Inflows Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dan penukaran uang masyarakat dalam periode tertentu.
Cash Outflows Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dan penukaran uang masyarakat dalam periode tertentu.
Clean Money Policy Merupakan kebijakan untuk menyediakan uang layak edar.
Dana Pihak Ketiga (DPK) Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.
Dana Perimbangan Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah.
Ekspor Keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.
Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)
Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam rupiah dan valas. Terminologi FDR untuk bank syariah, sedangkan LDR untuk bank konvensional.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-100.
Indeks Harga Konsumen (IHK) Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.
Indeks Kondisi Ekonomi (IKK) Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunujukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli.
Inflasi Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persisten).
Inflasi IHK Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan
perubahan indeks harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat luas.
Inflasi Inti Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen Volatile Foods dan Administered Price.
Impor Keseluruhan barang yang masuk dari suatu wilayah /daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.
Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan produksi melalui peningkatan modal.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar kliring baik atas
nama peserta maupun atas nama nasabah.
Kredit Adalah penyediaan uang atau tagihan yang sejenis, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga, termasuk :
1. Pembelian surat berharga nasabah yang dilengkapi dengan Note Purchase Agreement (NPA)
2. Pengembalian tagihan dalam rangka kegiatan anjak piutang.
Kualitas Kredit Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet.
Liaison Bank Indonesia Salah satu kegiatan rutin untuk mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi aktual sektor riil/usaha beserta prospeknya melalui wawancara langsung antara Bank Indonesia dengan pelaku usaha/sumber data.
MTM/mtm Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan sebelumnya.
Net Cashflows Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang
sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outlows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash Inflows bila terjadi sebaliknya.
Non Performing Loans (NPL) Kredit/pembiayaan yang bermasalah atau non-lancar yang terdiri dari kredit dengan klasifikasi Kurang lancar, Diragukan, dan Macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang kualitas aktiva produktif.
Pertumbuhan Ekonomi Perubahan nilai PDRB atas harga konstan dalam suatu periode tertentu (triwulanan atau tahunan).
Porsi Ekonomi Konstribusi pangsa sektor atau subsektor terhadap total PDRB.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu wilayah.
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB ADHB)
Merupakan perhitungan PDRB dengan menggunakan harga di periode tersebut sebagai dasar perhitungan.
Produk Domestik Regional Bruto
Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK)
Merupakan perhitungan PDRB dengan menggunakan harga pada satu waktu
tertentu sebagai dasar perhitungan.
Produk Domestik Regional Bruto Satu Tahun
Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu wilayah dalam satu tahun.
Produk Domestik Regional Bruto Triwulanan
Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi suatu wilayah dalam satu triwulan tertentu.
QTQ/qtq Quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.
Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs)
Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs. Terminologi NPL untuk bank konvensional, sedangkan NPF untuk bank syariah.
Rasio Non Performing Loans (NPLs) – NET
Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit.
Sektor Ekonomi Dominan Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Surat berharga atas unjuk yang diterbitkan dengan sistem diskonto oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang.
Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS)
Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI BENGKULU, MEI 2021
Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKN-BI)
Sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang
penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.
Uang Giral Uang terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh waktu, yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam rupiah dan sistem moneter.
Uang Gartal Uang yang terdiri atas uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada KPKN dan bank umum.
Volatile Foods (VF) Komponen inflasi IHK yang mencakup beberapa bahan makanan yang harganya sangat fluktuatif.
YOY/yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.