LAPORAN PENELITIAN?7 J
KEDUDUKAN KITAB KUNING (KITAB FIQH) SETELAHLAHIRNYA KOMPILASI HUKUM ISLAM
Oleh
DR. H. HUZAEMAH TAHIDONIP. 150 165 267
FAKULTAS SYARI'AHlAIN SYARIF ffiDAYATULLAH
JAKARTA
1994
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penelitian tentang "Kedudu
kan Kitab Kuning (Kitab Fiqh) setelah lahirnya Kompilasi Hu
kum Islam" berhasil diselesaikan dengan baik. Salawat dan
salam Jeepada Nabi Muhammad s.a.w., para sahabat dan keluarga
Beliau serta orang-orang yang taat mengikuti Sunnahnya sampai
hari kiamat.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu pelaksanaan penelitian ini hingga se1esai yai
tu
1. Bapak Rektor lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
menetapkan kebijakan berupa program Penelitian Individual
disamping program penelitian yang dilaksanakan secara ko
1ektif bagi dosen-dosen di lingkungan lAIN Syarif Hidaya
tullah Jakarta yang pembiayaannya dibebankan kepada angga
ran DPP lAIN Jakarta tahun 1993/1994.
2. Bapak Dekan Fakultas Syari'ah IAIN Syarif Hidayatu11ah
Jakarta, yang te1ah memberikan kepercayaan kepada pene1iti
untuk melaksanakan tugas penelitian individual dosen Fakul
tas Syari'ah tersebut dan sekaligus sebagai konsultan.
3. Bapak Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Masyarakat
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang te1ah memberikan
persetujuan terhadap jUdul pene1ictian yang peneliti ajukan.
4. Bapak Pimpinan Perpustakaan IAIN Syarif Hidayatu1lah Jakar
ta beserta seluruh stafnya, yang telah melayani dan memberi
kan bantuan serta fasilitas,.
5. Semua pihak yang tidak dapat pene1iti sebutkan satu persatu
yang telah ikut serta membantu dan memberi dorongan untuk
kelancaran p~nelitian ini hingga terlaksana dengan baiko
Selanjutnya kri~ik dan saran yang konstruktif sangat di
harapkan demi kesempurnaan penelitian ini, baik dari segi ma
teri, maupun metodologi.
Semoga Allah SWT. memberikan balasan yang setimpal ke
pada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan
dalam penyelesaian penelitian ini, juga semoga hasil pene-.Ii tian ini, bermanfaat khususnya bagi yang terkai t dengannya'.
Amin.
iii
Jakarta MUharram 1415 H: "'2""O....;;,J~u~n;..:..:;i~-.,;..1*99;"'44--nrq
PENELITI
DAFTAR ISI
Hslmrlsn
KATA PRNGANTAR •• ••• •• .. .. .. .. .. •• •• ••• •• .. .. •••• ••• .. .. .. .. .. .. ii
D.J\FTAR IS I -" .- -•..••- - _ - ,... .. .. .. .. .. .. .. .. i v
BAB I. PENDAHULUAN ;,. o. .,: .. - _ II .. .. 1
A. Lstar Belskang Penelitisn •••••••••••••••••• 1
B. Pokok l1asalah 2
C. Tujuan Feneli tien 2
D. Manfaat Penelitian ••••.••••••••••••••••.•.•• 3
E. Metode Penelitian ••••••••••••••.••.••..••••• 3
5
5
10
15
F. Sistematil{a LsporsnPeneli tisn •••••••.••••• 3
II. KITAB KUNING (KITABFIQH) DALAM PANDANGAN ULAMA
DAN CENDEKIAWAN MUSLIM INDONESIA ••••••••.••••.
BAB
A. Pengertian Kitab Kuning ••••••••••••••••••••
B. Metode Pengksjian Kitab Kuning •••••••••••••
C. Psndangan Dlama dan Cendekiswan Muslim ten
tang Kedudukan Kitab Kuning ••••••••••••••••
BAB III. HUKUM ISLAMDALAM LINTASAN SEJARAH HUlWM INDONE-
SI-A· •••.••••••• :.............................................. 19
A. Hu]{Um Islam Indoensia Sebelum Lshirnys Kom-
pila si Hukum Islam " " .. """" .. "".................. 19
B. Pengertisn Kompilasi Hukum Islam ••••••••••• 24
C. Latar Belakang Lshirnya Kompilasi Hukum Is-
lam " : ;, '. .. .. .. .. .. .. 25
BAB IV. HUBUNGAN KITAB KUNING (KITAB FI0.H) DEHGAN KOM-
PILASlHUKUM ISLAH " ••• ;, " ." " .. .. 27
A. lsi Kompilasi Hukum Islam •••••••••••••••••• 27
v
B. Analisis Tentang Peranan dan Keberadaan Ki-
tab Kuning (Kitab Fiqh) Setelah Lahirnya ••
KOmpila si Hulrum Islam ...•.•.•..•.....•••.• 89
BAB V. PEN1JTUP 97
A. I'Cesimpulan·................................................................ 97
B. Saran-Saran 100
DAFTAR PUST.AJ\.A # "" 101
LANPIRAN I. Surat Keputusan Delran Falrultas Syari 'ah •••
lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta ••••.••••• 102
LAMPIRAN II. Term Of Reference (TOR) ••••••••.•....••••• 104
LAMPIRAN III. Design Operasional Penelitian (DOP) ••.•••• 109
r--.....-..+."'..,J' ..:.,---......,J, ,,-U I r-----~
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian :
Bagi umat Islam Indonesia Kitab Kuning bukanlah merupa
kan hal baru, terutama bagi para Ulama dan Ahli Hukum. Ki
tab Kuning merupakan rujukan utama dalam memecahkan masalah
yang aktual. Khusus bagi Peradilan ~gama di Indonesia, te
lah ditetapkan beberpa kitab ~iqh sebagai pedoman para Ha
kim dalam menyelesaikan perkara.
Dengan berpedoman kepada beberapa buku kuning fiqh yang
telah ditetapkan itu, dalam menetapkan dan memutuskan suatu
perkara yang sama, sering terjadi putusan yang berbeda oleh
dua o~ang Hakim yang mena~aninya sesuai dengan refrensi Ki
tab Fiqh yang digunakan, sehingga terjadilah ketidak sera
gaman hukum antara satu pengadilan dengan pengadilan yang
lain.
Untuk mengatasi ketidak pastian hUkum tersebut, maka
timbullah usaha untuk melahirkan satu pedoman bagi Hakim di
Pengadilan Agama dalam menetapkan hukum suatu perkara.usaha
tersebut akhirnya terwujud dengan lahirnya Kompilasi Hukum
Islammelalui Instruksi Presiden No. I Tahun 1991. Kompila
si inilah yang dijadikan sebagai pedoman bagi para Hakim A
gama dalam menyelesaikan suatu perkara.
Dengan lahirnya Kompilasi HUkum Islam lni, timbul per
tanyaan :"Bagaimana Kedudukan Kitab Kuning (Kitab-kitab
Fiqh) yang se1ama ini dijadikan pedoman pokok bagi para Ha
kim sebelum lahirnya Kompilasi Hukum Islam ? untuk menjawab
2
mengkajinya secara sistematis dengan judul :"Kedudukan Kitab Kuning
(Kitab Fiqh) setelah Lahirnya Kompilasi Hukum Islam".
3; Pokok Masalah :
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka pokok masalah
dalam penelitian ini difokuskan pada :
1. Sejauh manakah perlman Kitab-kitab kuning (Kitab-kitab nqh)
dalam menetapkan hukum Islam dan memutuskan perkara ?
2. Apa yang melatar belakangi lahirnya Kompilasi Hukum Islam ?
3. Apa hubungan Kitab Kuning (Kitab Fiqh )dengan Kompilasi
Hukum Islam ?
4. Bagaimanakah kedudukan Kitab-Kitab Kuning (Kitab-kitab Fiqh)
setelah lahirnya Kompilasai Hukum Islam ?
~. Tujuan Penelitian
1. Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang Kedudukan Kitab
kitab Kuning (Kitab-kitab Fiqh) dan Kompilasi HUkum Islam
dalam menetapkan dan memutuskan perkara pada Pengadilan
Agama di Indonesia.
2. Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan anta
ra Kitab Kuning (KitabFiqh) dengan Kompilasi Hukum Islam.
3. Untuk mengetahui secara jelas bagaimana Kedudukan Kitab
Kuning (Kitab Fiqh) setelah lahirnya Kompilasi Hukum Islam.
4. Untuk memberikan informasi ten tang Peranan dan Kedudukan
Kitab Kuning (Kibab Fiqh) setelah lahirnya Kompilasi Hukum
Islam.
3
D. Manfaat Pene1itian
Hasi1 pene1itian ini diharapkan bermanfaat, utamanya ba
gi yang berkompoten dengan Kompi1asi Hukum Islam, yaitu para
Hakim Pengadi1an Agama di Indonesia, Penye1enggara Pendidikan
Ga10n Hakim Pengadi1an Agama dan yang terkait dengannya de1am
mengaktua1isasikan ni1ai-ni1ai yang terkandungdalam Hukum Is
lam pada Badan Peradi1an Agama di Indonesia.
E. Metode Pene1itian :
Dalam pene1itian ini, digunakan metode library research
(PenelitianKepustakaan), yaitu mene1a'ah buku-buku fiqh dan
Kompilasi Hukum Islam dan pendapat para U1ama Fiqh dan Sarja
na Hukum Hukum yang berta1ian dengan masalah yang diteliti.
F. Sistematika Laporan Penelitian :
Laporan pene1itian dibuat dalam bent'Llk tertulis sacara
sistematika sbb :
BAB I: Pendahu1uan berisikan Latar Be1akang Pene1itian,
Pokok Masa1ah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Meto
de dan Sistematika Pene1itian.
BAB II: Kitab Kuning (Kitab Fiqh) da1am Pandangan U1ama dan
Cendekiawan Muslim Indonesia berisikan pengertian
Kitab Kuning, Metode Pengkajiannya serta Pandangan
Ulama dan Cendekiawan Muslim Indonesia tentang Kedu
dukan Kitab Kuning.
BAB III : Hukum 'Islam da1am Lintasan Sejarah Hukum Indonesia
berisikan tentang Hukum Islam di Indonesia sebe1um
lahirnva Komni1asi Hukum Islam dan Latar Belakang
4
BAB IV: Hubungan Kitab Kuning (Kitab Fiqh) dengan Kompilasi
Hukum Islam, meliputi : lsi Kompilasi Hukum Islam
serta Analisis tentang Peranan dan Keberadaan Kitab
Kuning setelah lahirnya Kompilasi Hukum Islam.
BAB V: Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN.
BAB II
KITAB KUNING (KITAe FIQH} DALAM PANDANGAN ULAMA
DAN CENDEKIAWAN MUSLIM INDONESIA
A. PENGERTIAN KITAB KUNING DAN CIRI-CIRINYA :
Sampai sekarang ini istilah Kitab Kuning masih populer.
Tidak jelas dalam sejarah asal mula mengapa dinamakan Kitab
Kuning, yang jelas istilah tersebut lazim dipakai untuk
menunjukan karya-karya tulis berbahasa Arab yang disusun
oleh para Ul ama beberapa abad yang silam.
Ada beberapa pendapat Dlama dan Cendekiawan Muslim Indo
nesia tentang pengertian Kitab Kuning dan ciri-cirinya, anta
ra lain sbb :
i. Muntaha Azhari mengatakan
"Kitab Kuning adelah buku tentang ilmu-ilmu keislaman yang
dipelajari dipesantren, ditulis dalam tulisan bahaaa Arab
dengan sistematika klasik. 1
2. A. Chozin Nasuhalllenje"laskan :
"Kiteb Kuning edalah kepustakaan dan pegangan para Kiyai
di Pesantren, behkan antara Kiyai dan Kitab Kuning tidak
dapat dipisahkan. Kitab Kuning merupakan kodifikasi nilai-
nilai ajaran Islam. Sedangkan Kiyai merupakan personafika-
si dari nilai-nilai itu. Seorang Kiyai disebut alim bila
ia benar-benar memahami, mengamalkan dan memfatwakan Kitab
Kuning. 2
1. Muntaha Azhari, "Mengapa Kitab Kuning", Pesantren,No. 1/Vol.Vr/1989, h. 2
6
3. H. Mohammad Daud Ali mengatakan : "Penamaan Kitab Ktining
tidak boleh diasosiasikan dengan yellow paper, yaitu su
rat kabar yang selalu membuat dan memuat berita kotor se-
hingga disebut juga koran got. Disebut Kitab Kuning, ka-
rena pada waktu dulu ilmu pengetahuan tentang ajaran Is
lam ditulis di atas kertas warna kuning yang tidak diji
lid. 3
Dari beberapa pendapat yang telah disebutkan, dapat di
ambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Kitab Kuning ada
dan ilmu-ilmulah Kitab-kitab yang mengandung nilai-nilai
yang berkaitan dengan ajaran Islam, ditulis dalam. bahasa
Arab dan pada mUlanya dipelajari di Pesantren-pesantren. An-
tara Kitab Kuning dengan dunia Pesantren sulit dipisahkan,
pesantren
karena di pesantren itu, Kitab i;'uning sangat dominan, ia ti
dak saja sebagai khazanah keiImuan, tetapi juga sebagai sis
tem nilai yang dipegangi dan memwarnai seluruh aspek kehidu
pan, ia menjadi tolok ukur keiImuan dan kesalehan. Kitab Ku
ning mewujud dalam faham keagamaan, tata cara peribadatan,
pergaulan, etik dan cara pandang kehidupan warga
dan masyarakat pengikutnya.
Masdar F. ~as'udi telah mengungkapkan dalam tuIisannya
sbb "Seorang Kiyai baru disebut Kiyai, apabila ia benar-be_
nar telah memahami dan mendalami isi ajaran-ajaran yang ter-
dapat dalam Kitab Kuning dan mengamalkan dengan penuh kesung_
guhan dan keikhlasan. Kadar kedalaman dan pengamalan
3. H. Mohammad Daud Ali, Hukum Islam dan Masalahnya diIndonesia, Diktat, Jakarta, 1992, h. 20
7
te;t:'hadap Kitab Kunig adalah salah satu keriteria yang paling
repsentatip untuk mengukur derajat seorang Kiyai atas
yang lain. 4
kiyai
Bagi santri, Kitab Kuning dijadikan pedoman berfikir atau
tingkah laku apabila telah dikajikan dihadapan Kiyai atau se
kurang-kurangnya sang Kiyai telah mengatakan isinya untuk
menjadikan Kitab Kuning sebagai dasar berfikir para santeri
tersebut.
Adapun ciri-ciri yang membedakan antara Kitab Kuning de-
ngan Kitab lainnya adalah sbb :
1. Bahasa dan kalimat yang dipakai adalah pendek-pendek, bila
ada kata yang dianggap sUlit, langsung dibelakang kata ter
sebut diberi syarah dan kalau masih memerlukan lagi kete-
rangan yang lebih mendetail, maka diberi keterangan lagi
yang disebut dengan hasyiyah.
2 0 Kitab Kuning ditulis dalam bahasa Arab yang tidak diberi
harakat/syakal, tidak diberi tanda baea, koma dan titik,
karena inilah Kitab Kuning diistilahkan juga dengan kitab
gundul. Maka untuk dapat mengetahui dimana seseorang ha
rus berhenti membacanya atau dimana letak koma dan titik
dituntut benar mengetahui ilmu nahu.
3. Dicetak di atas kertas kuning, lembaran-Iembarannya terle-
pas tidak terjilid, sehingga mudah diambil bahagian-baha
gian yang diperlukan tanpa harus membawa suatu kitab yang
40 Masdar F. Mas'udi, lIMenguak Pemikiran Kitab Kuning",Pesantren, No. Perdana, Oktober - Desember 1984,h. 26.
8
utuh. 5
Menurut Masdar F. l-las'udi :"Penjilidan Kitsb-kitab Kuning
biasanya dengan sistem koras, dimana lembaran-lembaranya dapat.dip~ah-pisahkan sehingga memudahkan para pembaca untuk menela-
ahnya sambil santai atau tiduran tanpa harus menggotong semua
tubuh Jtab yang terkadang mencapai ratusan halaman. 6
Menurut Ali Yaf'ie : "Saat sekarang sudah banyak di temui Id
tab kuning dalam bentuk cetakan baru dengan menggunakan kertas
nutih yang sudah umum dipakai di dunia percetakan dan sudah a-
da diberi syakal untuk memudahkan membacanya dan sebagian be-
sar sudah dijilid rapi. Penampilan pisiknya tidak mudah lagi
dibedakan dengan karangan baru yang biasa disebut 'ashriyah,
perbedaannya terletak pada isi, sistematika,metodologi, bahasa
dan pengarangnya. Ciri yang paling menonjol adalah "bahasanya
yang diremajakan dan diperkaya dengan tashawwurat jadidah/lwn
sep-konsep baru yang diadaptasi dari peradaban modern barat,
disamping penggunaan metologi dan anal:ilsisnya,,7Ada beberapa f'aktor yang menunjukan sebutan Kitab l\uning
an tara lain karena kertas yang digunakan dalam penyusunan Ki-
tab Kuning ini berwarna kuning dan sekarang ini sebagian dari
Kitab-kitab Kuning sudah dicetak di atas kertas berwarna putih.
lsi Kitab Kuning meliputi bermacam ilmu yang sudah dikenal
dan berkembang di dunia Islam selama 14 abad yang lampau, baik
menyangkut ilmu-ilmu syari 'at, adab, bahasa, f'ilsaf'at, tasawuf'
dll. Namun yang paling mendominasi Kitab Kuning ini, ialah
5. Nuchozin, "Kitab Kuning dan l-lasalahnya di Pengadilan Agama"Mimbar Hukum, No. III, 1991 h. 61
r it_ -'" __ ¥?I il .u~.,~ .,. _ ..... ~_'-
Artinya :
9
Kitab-kitab Ilmu Fiqh dan Ilmu-ilmu pembantunya. Di dalam pe
nelitian ini dibatasi pada penelitian Kitab Kuning "Fiqh".
Fiqh, menurut bahasa berasal dari kata
8 r)lSjl)i '~I L~ - <l.-.-.i'-1 _ 4-5.'
yang berarti mengerti, faham akan sesuatu. Sedangkan menurut
terminologi adalah :
~.rb ~I ;;,,1"0;';11 L,.:;J",i V" ;;"'l.....·;~"'o..JLIl ;;.,.1.11 ;;""'.I~I rli,.. ':/1 dr.~-':-!':9 • "'~ ':/1
Fiqh adalah kumpulan hukum-hukum Islam yang berkaitan
dengsn perbuatan yang digali dari dslil-dslil Sysrs'
yang terperinci melalui metode ijtihad.
Metode-metode ijtihad yang digunakan untuk mengetahui dan
memahami ketentuan-ketentuan hukum Islam ini disebut ushul Fiqh
Ilmu Fiqh adalah bagian dari ilmu syari'at, karena, syari'st me-
rupakan hukum yang ditetapkan Allah S.W.T. dengan perantaraan
Rasulnya Muhammad s.a.w. baik yang mengatur hubungan antara
manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, maupun hubungan
manusia dengan alam sekitarnya. Syari'at yang mengatur hUbung-
an manusia dengan Allah tersebut adalah masalah i'tiqad dan
ini merupakan ajaran yang sangat mendasar dalam syari'at Islam
yang banyak sekali disebutkan dalam Alqur'an dan Al Sunnah,
sedangkan fiqh adalah hukum-hukum Islam (hukum-hukum Allah)
yang berkaitan dengan perbuatan manusia (mukallaf) yang diga
Ii dari dalil syara' yang terperinci. Oleh karena itu ilmu
fiqh sebenarnya sudah ada sejak syari'at Islam diturunkan ke
pada Nabi Muhammad s.a.w. Walaupun pada saet itu belum dibuku-
ken.
B. Metode Pengk~jian Kiteb Kuning :
Pada ureien sebelumnye teleh disebutkan, bahHa bahasa yang• C\
digunkan dalam penulisan Kitab Kunin{3 adalah bahasa Arab tnnpa
syakal. Agar depet membace den memahaminya deng8n baik,memer
Iukan beberapa cabang ilmu sebagai alat bantu, seperti llmu
Nahu, Ilmu Saraf, perbendaharaan kata dll. Di samping itu ha
rus didukung oleh metode dan sistematika dalam penerapannya,
sehingga dapat dicapai epa yang diharapkan.
Sebagai pusat dan titik sentral lembaga ~ajian dan pengem
bangan Kitab Kuning, Pesantren sudah berupaya menerapkan bebe
rapa metode dalam sistem pendidikannya. Kita tidak bisa meng-
ingkari bahHa sistembelajar diPesantr'en 8elama irii rneru.pakan
suatu prestesi yang telahdicapai oIehpesantren dalam memper
ta~nkan Kitab Kuning. Kita haru.s mengakui dengan secars jujur
bahHa pesantren teleh banyak berperan dalam memelihsra keilmu
an Islamdari gensrasi ltegenarasidan menjagakesinambtmgsnnya
dalam memasuki babak baru. Disamping nu, Pesahtrehtelah ba-
nyak berperan sebagai pranata keilmuan yang berhasil menselek
si orang-orang yang berbaket menjadi ulama yang berprestasi.
Metode pengkajian Kitab Kuning yang ditempuh di Pesantren
antara lain adalah metode sorogan dan metode bandongan.
1. Metode sorogan adalah santri satu persatu merighadap Kiyai/
Guru dengan membawa Kitab tertentu.. Kiyai/Gurt1.membacakan
beberapa baris dengan makna yang IazirndipakaLdiPesantren.
Setelah Kiyai/Gurumernbaca, Ialu Santrirnehg;u.Iariginya seca.vo
bergantian satupersatu.
1 1
2. Metode bandongan adalah santri tidak menghadapi Kiyai/ Guru
satu persatu, tetapi semua santri yang ikut serta,menghadap
Kiyai/Guru dengan membawa kitab tertentu yang telah diprog
ramkan. Kiyai membacakan dengan makna dan penjelasan secu
kupnya, sedang semua santri peserta pengajian tersebut,
mencatat dalam kitabnya masing-masing.
Dalam mengikuti kedua metode yang telah disebutkan,san
tri bebas untuk mengikuti pengajian kaTena pelajaran tidak
diatur dalam silabus yang diprogramkan, melainkan berpegang
kepada bab-bab yang tercantum dalam kitab yang dibaca.
Kedua metode yang telah disebutkan, adalah metode yang
diterapkan selama ini di pesantren-pesantren dan telah di
akui keberhasilannya selama ini, tetapi pada masa sekarang
dan yang akan datang, metode tersebut nampaknya menemui ba
nyak kendala dan hambatan, sehingga menimbulkan anggapan
yang negati~ terhadap Kitab Kuning, bahwa membaca dan mema
hami Kitab Kuning itu sUlit, sebagaimana diungkapkan oleh
Pro~. Dr. H. Peunoh Daly dalam tUlisannya sbb :"pengajaran
Kitab Kuningdengan membacakan dan menterjemahkan kalimat
perkalimat serta beris perbaris, menurut saya sangat sulit.
Cara pengajaran yang demikian masih dipakai dibeberapa Pe
santren tidak akan mengembangkan kemampuan santri dan ti
dak e~ekti~ untuk menangkap kandungan yang dimaksud oleh
kitab tersebut. Sebagai alternati~ pemecahannya, beliau ~alah
seorang Peng~jar Kitab Kuning di Fakultas Syari'ah lAIN Sya
ri~ Hidayatullah Jakarta menggunakan metode khulashah atau
menentukan bab-bab tertentu untuk kemudian dijelaskan kepads
13
dan pedoman dalam memec:ailkan masalah....rnasalah yang aktual
3. Sisws/Sant!'i dspst mengistinbstkan hukum dsri IiJti3b-kitsb
Kuning Fiqh.
Keberhasilan memahami dan mengussai ilmu fiqhdalam Kitab
Kuning sebagai konsekwensi logis dari ke~andaian Guru/Tutor
di Pesantren mempergunakan metode yang relevan dengan materi
materi yang dibahas dalam Kitab Kuning Fiqh, baik dalam kegia
tsn intra kurikuler. maupun dalam kegiatan tutorial pengkajian
Kitab-kitab Kuning tersebut. tergantung pada ilmu alat yang di
miliki oleh para Santri itu sendiri serta tepat tidaknya peng
gunaan metode yang relevan oleh tenaga guru/Tutor.
Adapun metode-metode yang kemungkinan dapat ditarafkan
untuk mengajarkan Kitsb Kuning (Kitab fiqh) agar dapat mencapsi
sa saran sesuai dengan yang diinginkan. yaitu pengussaan dan
pengembangan materi Hukum Islam yang terdapat dalam Kitab Ku
ning adalah sebagai berikut :
1. Sorogan : Guru membaca Kitab Kuning (Kitab Fiqh) serta
menterjemahkan dan menjelaskan pengertiannya dihadapan sis
wa/santri. kemudisn sisws mengikutinya atau sebaliknya guru
mengamati dan membenarkan kesalahandari siswa/santri terse
but.
2. Munazharah (diskusi). para Santri ditugaskan untuk mendisku
sikan suatu masalah fiqh. guru mengamati dan mengarahkannya.
3. Muhadharah (Ceramah). guru membaca Kitab Kuning (Kitab F~qh)
menterjemahkan dan menerangkan pemahsmannya. kemudian membe
ri kesemnatan keTIAdR Aj_RW!=llRAn+:,....' l11""l+."k hp,....t-.J:1n ....Tt:l If\; dlrncd r10'rl
14
memberi tugas untuk membuat makalah, kemudian guru menilai
nya/memperbaikinya.
4. Guru menugaskan Siswa/Santri untuk menterjemahkan fasal-fa
sal/bab-bab tertentu serta menerangkan pemahamannya, kemu
dian guru menilai dan meperbaikinya bila ada yang salah.
5. Membaea dan menterjemahkan Kitab Kuning Fiqh oleh beberapa
orang siswa/santri setiap jam pelajaran seeara bergilir,wa
laupun yang Iainnya nanti pada kesempatan berikutnya, kemu
dian guru meneruskan baeaan sesuai dengan yang ditdgetkan
sambil menterjemahkan dan menjelaskan pemahamanjpengertian
nya, juga bila memungkinkan dapat menyesuaikan hukum yang
terdapat dalam Kitab-k~tab Kuning fiqh itu dengan kondisi
sekarang, kemudian diadakan tanya jawab atau diskusi (pakai
makalah atau tidak, tergantung dari waktu yang disediak,m).
Disamping itu,guru harus membagi waktunya setiap memberi
penga~ahan Kitab Kuning Fiqh untuk membaea berapa menit)
menterjemahkan berapa menitdan tanyajawab/diskusi berapa
menit pula.
6. Peragaan (demontrasi), riset/penelitian tentang hukum yang
telah dia jarkan ('studi lapangan).
7. Melalui praktikum. misalnya praktikum ke Pengadilan Agama,
KUA dan Bp4 pada masalah hukum yang ada kaitannya dengan
yang disebutkan.
8. Rasitasi, siswa/santri disuruh menghafal dikelas tentang
materi yang telah diberikan.
15
Untuk keberhasi:).an metode yang baik,maka diperlukan teh
nik pengajaran Kitab Ktining (KitabFiqh) yang relevan antara
lain :
1. Membentuk kelompok belajar yang besarsejumlah .:!:: 10 orang
siswa/santri.
C. Pandangan Ulama dan Cendekiawan Muslim Indonesia tentang Ke
dudukan Kitab Kuning.
1. Kelompok yang menolak sama sekali Kitab Kuning dan mengan8
gapnya sebagei karya yang tidak relevan. Mereka bersngga
pan, bahwa Kitab Kuning aebagai hasil karya manusia semata
yang tidak mempunyai nilai ilmiyah dan sandaran dalil kea
gam~an yang bisa dipertanggung jawabkan o
2. Kelompok yang menerima Kitab Kuning sepenuhnya. Ape ~ang
dinyatakan dalam ~itab Kuning dianggap sebagai suatu pro
duk yang final yang tidak boleh dipersoalkan. Tugas kita
menerima, melestarikan, mempelajari dan mengamalkannye.
Bahkan ada yang berlebihan rnengat;akan segala persoalan
yang rodah lewat maupun yang akan datang, semuanya sudah
dijawab dan dicakup oleh Kitab Kuning.
3. Kelompok yang apresiatif, tapi juga kritis terhadap Kitab
Kuning. Kitab Kuning s~bagai khazanah keilmuan mengandung
Dilihat dari keberadaan Kitab Kuning, Jalaluddin
16
Hshmat
mengatakan bahwa : "Ki tab Kuning dari segi penga jarannya tercls
pat bebersps kelemahan, terutama dalam metodologi dan sistema
tiks. Belisu menjelaskan :"pengajaran Kitab Kuning di Pesant-
ren tidak menekankan aspek penalaran, karena di sana tidak di
ajarkan metodologi dan sistematika berfikir yang rasional.
Orang Pesantren kaya dengan informasi, tetapi tidak mampu mengo-
lah menjadi konsep yang aktual. Dalam hal ini bukan berarti
di Pesantren tidak diaj~rkan metodologi dan sistematika berfi-
kir, di Pesantren terdapat pelajaran mantiq dan Ushul Fiqh.
Keduanya iniadalah oabang ilmu yang melatihuntuk berfikir se-
oara sistematis, kelemahannya para santri tidak bela jar bagai
mana menggunakan kedua oabang ilmu itu. 12
Pendapat ini sesuai dengan pendapat K.H.Dawam Anwar, be-
liau berpendapat : "Para Ulama sudah "mktunya menyusun buku
dengan oara penyajian zaman sekarang dan mengangkat soal-soal
kekinian, yang bahan-bahannya diambil dari Kitab Kuning. 13
Kedua pendapat di atas, lebih menekankan pada aspek me
todologi dan sistematil{a s'esuai dengan tuntunan zaman sekarang.
Berbeda dengan pandapat K.H.Ali Yafie dan Prof. Dr. E.
Peunoh Daly, keduanya lebih menekankan pada nilai-nilai iImi
yah yang terkandung di dalamnya. Ali Yafie dalam tulisannYa
menjelaskan sbb : "Melalui syarah dan hasyiyah serta taqrirat/
ta'liqat, nampaknya ada koreksi terus menerus dan evaluasi
12. 'Ibid.13. Dawam Anwar, Tak perlu malu dengan Kitab Baru,
Pesantren, No. 1/VOL.VI/1989, h. 67
18
DR. Fuad Mohammad Fakhruddin lebih menitik beratkan pendapat-
nya kepada orang yang mempelajari Kitab Kuning, mempelajari
nya harus didasari dengan iman, akhlak dan kesungguhan hati,
sebagaimana diungkapkan oleh beliau : "Ilmu Kitab Kuning mem-
bS11a dan menetrapkan ilmu asli ilmiah yang dipela jari dengan
sungguh h@ti dan budi pekerti. Ilmu i tu dids sari oleh iman
yang diliputi oleh keyskinan yang suci. Ilmu i tu me letal{an
dasar pokok bagaimana untuk hidup yang lama dan selama-lama
nya. ,,18
Oleh sebab itu ilmu ini dipelajari denganmngguh-sungguh,
dengan meletakan kaedah-kaedah yang tahan uji dan tangguh di
lengkari dengan dalil-dalil yang bersifat abadi, Para Ulama,
pengarang Kitab-kitab ini tidak dibawa oleh rat1 0 semata, ra-
tio tanpa resiko, tetapi dikendali oleh iman sebgai teman
yang berperan untuk melawan hawa nafsu dan iblis yang durha
ka ,,19•Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa Ulama dan
Cendekiawan Muslim Indonesia berbeda pendapat dalam menilai
Kedudukan Kitab Kuning (Kitab Fiqhl. Sebagian menolak Kitab
Kuning Fiqh seoara mutlak, Sebagian menerimanya dengan sepenuh-
nya dan Sebagian lagi bersifat apresiatif, tapi juga kritis
terhadap Kitab-Kitab Kuning, Dari Ketiga pendapat tersebut,
pendapat terakhir merupakan pendapat yang benar. Dari penda-
pat ini perlu adanya kontektualisasi pemahamanKitab Kuning,
agar keberadaannya bisa memberikan sumbangan yang berarti un-
tuk menghadapi mqsalah-masalah aktual.
18. Fuad M. Fakhruddin, Urgensi Kitab Kuning Sebagai saranadalam mengi'stinbatkan Hukum Islam. Makalah Seminar Sehari
BAB III
HUKUM ISLAM DALAM LINTASAN SEJARAH HUKID1 INDONESIA
A. Hukum Islam di Indonesia Sebelum Lahirnya Kompilasi Hukum
Islam :
Jika ditinjau dari segi sejarah perkembangan hukum Islam
di Indonesia, perkembangannya dapat dibagi kepada empat priode
yaitu :
1. Priode sebelum pemerintahan kolonil Belanda.
2. Priode penjajahan Belanda.
3. Priode penjajahan Jepang.
4. Priode setelah Indonesia merdeka.
1. Priode sepelum Pemerintahan kolonial Belanda
Jauh sebelum datang kolonial Belanda di Indonesia, Hu
kum Islam telah berkembang di Tanah Air. Hal ini dibuktikan
dengan kedatangan Pengembara Arab Islam Maroko tahun 1345
Masehi yang bernama Ibnu Batutah : Menurut beIiau :"Raja
Al Malik Al Zahir yang menjadi Sultan di Samudra Pasai, ia
juga adalah salah seorang fuqaha yang mahir tentang Hukum
Islam'. Yang dianut di Kerajaan Pasai pada waktu i tu ada
lah hukum Islam Mazhab Syafi 'i". 1 ])ari samudra Pasai ini-
lah Hukum Islam menyebar keseluruh peloaok Tanah Air.
Proses Islamisasi di Tanah Air dilakukan oleh para
saudagar melalui perdagangan dan perkawinsn dengan pendu-
duk pribumi. ,Setelah agama Islam berakar dalsm masyarakat,
1. H. Mohammad Daud Ali~ Sejarah Perkembangan Hukum Islamdi Indonesia, Makslah untuk Pendidikan Hakim SeniorAn"'k" t.",., TT. 'l'n 0"'1'. 100? h ?
2a
peranan saudagar dalam penyebaran Islam diganti oleh para Ula-
ma yang bertindak sebagai Guru dan pengawal hukum Islam, seba
gai buku pedoman bagi Guru dan Ulama dipakailah buku hukum Is
lam berjudul Sirata Al Mustaqim yang dikarang oleh Nuruddin A~, ,
Raniry pada tahun 1628, buku inilah yang merupakan kitab hukum
Islam yang pertama di Tanah Air, Kemudian Idta b Sirata, . A1-
MustaqI~diperluas uraiannya oleh Syekh Arsyad Al Banjardengsn
kitab hukumnya yang bernama Sabilu Al l1uhtadin.
Setelah kehadiran VaG di Indonesia yang telah merobah msk-
sudnya semula ingin menguasai kepulauan Indonesia dan berusaha
menerapkan hukum Belanda di Indonesia, namun usaha tersebut ti-
dak berhasil, akhirnya hukum asli yang telah ada dibiarkan ber-
jalan seperti sebelumnya, sebagaimana yang dioantumkan dalam
statuta Jakarta tahun 1642. Mengenai soal kewarisan orang
Indonesia yang beragama Islam harus dipergunakan hukum Islam
yakni hukum yang dipakai oleh rakyat sehari-hari. 2
Untuk kelanjutan pemikiran di atas. pemerintah VaG memin
ta D.W.Frejer untuk menyusun oompidium yang memuat hukum perka
winan dan hukum perkawinan Islam. Setelah disempurnakan dan
diperbaikioleh penghulu Islam, kitab hultum tersebut diterima
oleh pemerintah vaG danmpergunakan oleh pengadilan dalam me
nyelesaikan sengketa yang terjadi dikalangan umat Islem di
daerah yang dikuasai VaG. Kitab Hukum inilah yang dikenal
dengan nama compedium freijer.
Posisi hukum Islam di zaman VaG berlangsung selama lebih
kurang dua abad. Pelaksanaan hukum Islam dalam masa ini ber-
jalan sebagaimana mestinya.
21
2. Priode Penjajahan Belanda.
Pada masa pemerintahan penjajahan Belanda, timbul usa-
ha untuk menghapuskan hukum Islam di Indonesia. Dengan
berbagai upaya ditempuh oleh pemerintah Belanda agar penga-
ruh Islam hi lang dari sebahagian besar orang Indonesia. De-
ngan meman~aatkan ja$a Snouck Hurgronye sebagai penasihat
hukum,Belanda berusaha menerapkan berbagai teori untuk me-
rintangi kemajuan Islam di Tanah Air.
Salah satu teori yang populer adalah teori resepsi
yang berarti :"Hulrum Islam berlaluapabila diterima atau di
kehendaki oleh hukum adat. 3 Teori ini merupakan bantahan
terhadap teoriyang berlaku sebelumnya yaitu teori reseptio
in compexuyang dikemukakan oleh LWC van den Berg. Kon
sep Snouck inilah yang selalu yang diman~aatkan oleh 0-
rang-orang yang berusaha merusak citra Islam di tanah air.
Setelah masa penjajahan Belanda, sehingga Hazairin menye-
butkan dengan teori Iblis.
Disamping teori resepsinya~ Snouck memberikan nasi-
hat kepada pemerintah Belanda yang terkenal dengan sebu
tan Islam Policy. Inti dari nasihat tersebut adalah bi
dang ibadah diberikan kemerdekaan, dalam bidang kemasyara
lratan meman~aatkan adat istiadat yang berlaku dan dalam
bidang ke Tata Negaraan semua kegiatan kepada fanatisme
Islam dan Pan Islam dilarang. 4
3. Dr. Juhaya S. Praja, Hukum Islam di Indonesia, Bandung,Remaja Rosdakarya, 1991, h.X
4. 1.1?l£, h. 124
22
Henurut pendapat' Snoueh : "Kusuh. kol.')niilli sme bulnmlah Is
lam sebagai?gama, melail1kiln Islilm sebagaidoktrin politiJ,.5
Pengaruh. teori resepsi initerilsa sekalipengaruhnya sam-
pai Indonesia merdeka. Hukum Islam yang menjadi hulmm yanp;
pen-thidup di dalem mesyerakat Islam diteken.. ' ." , " "", ,_ ,,, ; .
dehan.
3. Priode Penja jahan Jepang.
Dimase penjajahan Jepang, tidak adaperobahan kedudukan
hulrum Islam di Tenah Air. Keadaan yang telah ada di ma sa pe
merintahan Belanda tetap dilanjutkan sampei Jepang kalah da-
lam perang dunie kedua. Pade maSil inidikslangan Pemimpin
Indonesia yang berelihan nesiona1is Islam tetep berupaya eger
kedudukan PengedilanAgsl11e dspetdikllkllhkenkembeli sehingga
ia dapat berfungsi kembeli sebagsi Pengedilen yang berwenang
menyeleseikan sengketa umat Islem. Sedangkan dipihak lain
yang beraliran sekuler l11enghendaki agar pengadilan Agame di-
hapusl{an sa j a.
Namun bagaimanilpun rintangan yang diletilkan, usaha Pemim.
pin Islam untuk mengembelil{andan l11enempatkan hukumIslam da-
lam kedudukilnnya sel11ula, terus dilalrukan dalam berbagai )wsem-
patan yang terbuka.
• Priode setelah Indonesia 11erdeka.
Perjalanan sejareh hukllm Islam setelah Indonesia merdeka
melalui rental'Jg sejarah yang panjang mempunyai banyak permasa
lahan, baik yang timbul dari kilangan umat Islam sendiri mau-
5. H. Aqib Suminto.Politik rSlilmHindiaBelahda, Jakarta,LP3ES, 1986, h.11
23
pun orang-orang rionMuslim. Pengarul1 politik pemerintah
penjajah masihberbekas. Ini dapat dilihat dalam menetapkan
rumusan Undang~Undang Dasar 1945 dan Pancasila sebagai dasar
dan Falsafah Negara. Umat Islam harus merelakan penghapusan
7 kata yang terdapat dalam rumusan Paneasila yang terdapat
~aflg berdapat dalam Piagam Jakarta.
Pengaruh
dap orang non
politik penjajah tidak hanya berpengaruh\'~i
muslim, tetapi juga membekas orang Islam
terha-
sendi-
rio Akibatnya orang Islam sendiri salah faham terhadap Islam
dan hukum Islam. Faktor penyebab di antaranya adalah :
a. Salah memahamiruang lingkup ajaran Islam.
b. Salah menggambarkan kerangkadasar ajaran Islam.
e. Salah mempergunakan metode mempelajari Islam. 6
Lahirnya Undang-undang perkawinan dan Unsang-undang Pe-
radilan Agama, tidaklah menempuh jalan yang mulus, tetapi ba
nyak hambatan dan rintangan yang harUs dilalui oleh umat Is
lam Indonesia. Merekaharus berjtiang mati"'matianmenghadapi
serangan genear teru.tama dari kalangannon muslim.
Kalau dirinei Satu persatu problem yangdihadapi ummat
Islam Indonesia, terutama dalam masalah hukum Islam, banyak
nian permasalahan yang dihadapinya. Ini disebabkan masih a
danya pengaruh politik jajahan yang tidak menerima hukum Is-
lam. Teori resepsi yang diwariskan Snoueh Hurgronye telah
terkubur dengan lahirnya UU. No.1 Tahun 1974, namun roknJa
m,sih bergentanyangan di Tanah Air.
6. Prof. Dr. H.M. Daud Ali, S.H, Asas-asas Hukum Islam,Rajawali Press, 1991, h. 39
24
B. Pengertian Kompilasi Hukum Islam
Kata Kompilasi berasal dari bahasa Inggris yaitu :
Compile yang berarti menghimpun, mengara'r1g dengan mengutip da
ri buku-bul{U'lain. 7
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan, bahwa
ditinjau dari segi bahasa, Kompilasi dapat diartikan sebagai
kegiatan pengumpulan dari berbagai bahan tertulis yang diambil
dari berbagai buku/tulisan mengenai sesuatu persoalan terten-
tuuntuk ditulis dalam suatu buku tertentu, sehingga dengan de_
mikian semua bahan-bahan yang dibutuhkan/diperlukan dapat di
8temukan dengan mudah.
Sedangkan Kompilasi menurut hukum adalah : Sebuah buku
hukum atau buku kumpulan yang memuat uraian atau bahan-bahan
hukum tertentu, pendapat hukum atau juga aturan hukum. 9
Jika pengertian Kompilasi dikaitkan dengan Hukum Islam
maka ia bermakna yaitu : Suatu usaha untuk menghimpun dan me
ngumpulkan bahan-bahan tertulis dibidang hukum materiel bagi
para Hakim di lingkungan Peradilan Agama, yaitu : bahan-bahan
yang diangkat dari berbagai sumber kitab-kitab yang biasa di
jadikan rujukan pengambilan putusan hukum oleh para Hakim di
Pengadilan Agama. Dengan kata lain Kompilasi Hukum Islam
adalah suatu upaya merangkum berbagai pendapat hukum yang di
ambil dari berbagai Kitab yang ditulis oleh para Dlama fiqh
yang digunakan sebagai refrensi hukum pada Pengadilan Agama
7. Prof.Drs. Hojowasitodan W,J,s. Poerwadarminta, KamusLengkap Inggeris Indonesia, Bandung, PT. Hasta, 1980.h.28.
8. H. Abd. Rahman, SH.,MH.,Kompilasi Hukum Islam di Indonesia,Jakarta, Akademika PressindO, 1992, h. 11.
25
untuk diolah, dikembangkan dan dihimpun dalsm suatu ouku atau
ld tab. Himpunan inilah yangdi sebut KOl1l'piJ.a si Hulrum Islam,
J. Latar Belakang Lahirnya Kompilasi Hukum Islam.
Kompilasi hukum Islam merupakan suatu keberhasilan yang
besar bagi umat Islam Indonesia pada pemerintahan Orde Baru,lw
rena dengan lahirnya Kompilasi tersebut, umat Islam Indonesia
telah mempunyai ~qih yang seragam dan telah menjadi hukum posi
tifyang wajib dipatuhi oleh seluruh Bangsa Indonesia yang bera
gama Islam,
Dengan lahirnya Kompilasi Hukum Islam ini, diharapkan ti
dak akan terjadi lagi kesimpang siuran kepu~usan pada Lembaga
lembaga Peradilan Agama, diman!sering terjadi adanya Keputusan
Pengadilan Agame saling berbeda pada halkasusnyasama. Perbe
dean keputusan ini disebabkan karena dalammenyelesaikan perka
ra di Pengadilan Agamatelah ditetapkan sejumlah Kitab Kuning
(Kitab Fqih) untuk dijadikanpedoman. Kitab....ldtab kuning (ki
tab fiqh) iniadalah karya daripara U18tna pada zaman klasik
atau para ulama pada :oaman lElasi1Eetau pat'-fJ-'.-lll.a.me---p-afJ:abebera
pa abad yang lampau yang kadang~kadarig bahkan ~ering dalam
setiap masalah ditemukan lebih dari satu qaul (pendapat).
Kiteb-kiteb Kuning (kiteb Fiqh) yang telah ditetepkan
untuk menjadi pedoman para Hakim Pengadilan Agama adalah sbb:
1. Al Ba juri.
2. Fathu Al Mu'in dan Syarahnya.
3. Syarqawi 'Ala' Al Tahrir.
4. Qalyubi~1ahalli.
26
6. Tuh~ah.
7. Targibu Al Musytaq.
8. 'AI Qawaninu Al Syar'iyyah Li Al Saiyid Dsman bin Yahya.
9. Al Qawaninu Al Syar'iyyah Li Al Sayid Sadaqah Dahlan.
10. Syamsuri 1i AI~araid.
11. Bugyatu Al Mustarsyidin.
12. Al Fiqh Ala Al Mazahibi Al Arba'ah.
13. Mugni Al Muhtaj.
Materi dalam Kitab-kitab tersebut agaknyamasih belum me
madai, sehingga seringkali dikeluarkan instruksi maupun surat
edaran untuk menyeragamkan penyelesaian perkara.
, Perbedean satu keputusan antera satu Pengadilan Agama de
ngan Pengadilan Agama yang lainnya dapat membuka peluang bagi
terjadinya pembangkangan atau keIuhan dari pihak yang kalah da
lam perkara, bahkan para Hakim Agama sendiri sering beraelisih
dalam memilih kitab rujukan dinntara kitab-kitab yang telah di
tetapkan.
Dntuk mengatasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka
timbuIIah usaha untuk membuat suatu pedoman bagi para Hakim Pe
~adilan Agama untuk menetapkan hukum dan menyelesaikan perkara.
Dsaha tersebut terwujud dengan lahirnya Kompilasi Hukum Islam
melalui instruksi Bapak Presinden R.I. No.1. Tahun 1991. Inilah
yang melatar belakangi Iahirnya Kompilasi Hukum Islam di Indone-
sia.
BAB IV
HUBUNGAN KITAB KUNING (KITABFIQH) DENGAN
KOMPILASI HUKUM ISLAM.
A. lsi Kompilasi Hukum Islam.
Kompilasi Hukum Islam terdiri dari 3 buku :
Buku I
Buku II
Buku III
tentang Perkawinan
ten tang Kewarisan
ten tang Perwakaran.
Sistematika masing-masing buku dibagi dalam beberapa bab
dan pada setiap bab tertentu dibagi pulak"beberapa b~gian yang
dirinci dalam rasal-rasal.
Kompil~si Hukum Islarn terdiri dari 229 pasal dengan dis
tribusi yang berbeda"'beda untuk rnasing"'masing buku. Porsi
yang terbesar adalah pada buku Hukum Perkawinan, kemudian Hu
kum Ke1"larisan dan yang paling sedikitadalah Hulrum Per1"lakaran.
Perbedaan ini timbulbukan ruanglinglrup materi yang berbeda
al{;an tetapi hanya karena intensU danterurai. atau tidaknya
pengaturannya masing"'masing yang>tergantung pada tingkat peng
garapannya. Hukum Perka1"linan karenakita sudah mtggarapnya
sampai pada hal-hal yang detail dan hal yang sedemildan dapat
dilakukan mencontoh pengaturanyang ada dalam perundang-unda
ngan tentang perkawinan. .3eb13liknyakarena hukum Ke1"larisan
tidak pernah digarap demikian maka ia hanya muncul secara ga
ris besarnya dan dalam jumlah yang cUkup terbatas.
Selain itu pengaturan yang ada delam Kompilasi Hukum Is
lam ini khususnya untuk bidangHukum Perkawihan tidak lagi ha-
BAB X :
BAB XI
BAB XII
BAB XIII
BAB XIV
BAB XV
BAB XVI
BAB XVII
29
PencegahanPerkawinan (Pasal 60 - 69)
Batall1ya Perkawinan (Pasal 60 - 69)
Hak dan Kewajiabn Suami - Isteri (pasal 77 - 84).
Harta kekayaan dalam perkawinan (Pasal 85 - 97).
Pemeliharaan Anak (Pasal 98 - 106)
Perwalian (Pasal 107 - 112)
Putusnya Perkawinan (Pasal 149 - 162)
Akibat Putusnya Perkawinan (Pasal 149 - 162)
BAB XVIII: Rujuk (Pasal 163 - 169)
BAB XIX: Masa berkabung (Pasal 170)
2. HUKill1 KEWARISAN
Sistematika Kompilasi Hukum Islam mengenai Hulrum Kewari
san adalah sbb :
BAB I Ketentuan umum (pasal 171 )
BAB II Abli ltlaris (Pasal 172 - 175)
BAB III Besarnya bahagian (Pasal 176 - 191)
BAB IV 'Aul dan nad (Pasal 192 - 193)
BAB V Vlasiat (pasal 194 - 209)
BAB VI Hibah
3. HUKill-1 PERHAKAFAN
Sistematika Kompilasi HUkum Islam mengenai Hukum Perwa
kafan adalah sbb :
BAB I: Ketentuan Umum (Pasal 215)
BAB II: Fungsi, Unsur-unsur dan syarat-syarat wakaf (Pa
sal 216 - 222)
BAB III Tata cara perwakafan dan pendaftaran benda wakaf
30
BAB IN: Perubahan, Petlyelesaiatl danpengaHasan bendakat (Pasa1 225 -227)
BAB V: Ketentuan Pera1ihan (Pasal 228)
Demikianlah isi dari Kompi1asi Hukum Islam secsrasingkat atau secara global, baik dari Hukum PerkaHinanhukum Kewarisan, maupun Hukum Perwakafan. Sedangkanisi Kompilssi secara rinci ada1sh sbb
KOMPILASI HUKUM ISLAM
BUKU I
HUKUM PERKAWINAN
BAB. IKETENTUAN Ul1UM
_ Pasal 1Yang dimaksud Ilcngan:
a. Pcminangan iaIahkegiatan upaya ke arah terjaelinya hubungan IJCljodohananlal'a seorllng pria dengan scorang \\!anita;
b. Wali hakim ialafiwa1inik:iliyangditnnjukolellMcnteri Agama ataupejabat yang dltunjuk olchnya, yang diberi hak dan -kewemmgan untukbertindak sebagai wali nikah;
c. Akad nikah nmgkaian ijab yang diucapkan olel! wali dan kabul yangdillcapkan oleh mempelai pria atau waldlnya disaksikan olch dua orangsaksi;
d. Mahar adalah pemberian dari calon mempelai pria kepada calon mcmpd:Hwanita, baik berbentuk barang, uang alau jasa yang !idak IJClientlmgandengan hukum Islam; ..
c. Taklik talak ialah perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria selehi!akad nikah yangdicantumkan daiam Akla l\Hkah bempa janji Wlak yangdiganlunglmn kepada snatu keadaan tertentu yang mungkin tCl'jadi di masayang aknn dalang;
f. Harta keh\yaan dillam pcrkawinan atau Syirkllh adalall harIa ym,gdiperolch baik sendiri-sendiri alan bersama suami istri selama d,liam ikatmperkawinan berlangsung dan seianjulnya disebut haria bersam:l, tanpamempersoalkan terdaftar atas nama siapapun;
g. Peme!iharnan anal< atau hadllOnah adalah kegiatan mengasuh, memelihamdan mendidik anak hingga dewasa amu marnpu beriliri scheliri;
h. Pelwalian ada1al1 kewenangan yang diberikankepada seseoranguntukmelakukan seSualu perbuataJi hukum sebagai wakiluntuk keperitingan danatas nanla anakvanfitidak memnlln\lrii kp:1tlJ~hrnnO'tn!l~t~nlrp{~;lQ nt"":lnn
,1I. Khuluk adalah perecraian yang lerjadiataspermintXln istli dengan
memberikantebusanatau •iwadlkepada danataspersetujuan suaminya;
J. Mut'ahadalahpemberianbekassuamikepada istriyangdijatuhi talakberupa benda atau uang danlahinya.
BAB HInASA»~ .. l)ASAR PERKAWINAN. ,
Pasal2
Pcrkawinan mcnurut hllkum Islam adalah pcmikahan, yaitu akad y:lJ,,:sangat kuat atau miitsaaqan gholiidhan untuk mcntaati per;.nlah A/hill dc',nmelaksanakm1l1ya mempakan ibadah.
'w
Perkawimm bertujllan untuk mewujudkan kehidupan rumah langg:,yang sakinah, mawaddah,dan rahmah.
Pasal4
Perkawinan adalah sail, apabiladilakukan menUlut Ilukum Islam sesuaidengan pasal 2 ayat (1) Undang-Undal1g No. 1 Tahun 1974 lentangperkawinan.
PusalS
(1) Agar lerjarnin ketertiban perkawinan bagi masyarakat Islam setiap pcrkawinanharus dieataL
(2) Pencatatanperkawinan tersebut pada ayat (1), dilakukan oieh PegawaiPencatatNikahsebagaimanayang diaturdalarn Undang-Und:mg 1'To. 22Tahlln 1946 jo Undang..Undang No. 32 Tahml 1954.
Pasal (;
(l)lJntuk memenuhLketcntuan dalam pasal 5, setiapperkawimm umrw;dilangsungkan dilladapah clan ill bawah pengawas1ln Pegawai I'cileatafNikah.
(2) Perka\'.inan yang dilakukan ill luar pengawasan Pegawai PencataiNikah tidak mcmpunyai kekllatan hukum. /
(1)
(2)
(3)
4)
32
7
Perkawinan hanya dapat dibuktikan dengan Akta Nibil yang dibuatoleh Pegawai Pencatat Nikah. .
Dalam hal perkawinan tidak dapat dibuktikan dengan Akta ]\lika1l, d:lj)aldiajukan itsbat nikahnya ke Pengadilan Agama.
Itsbat nikah yang (japat diajukan ke Pengadilan Aija<l1a ted,:.::\::mengenai hal-hal yang berkenaan dengan:
a. adanya perkawinan daiam rangka penyelcsaian pcrcer:\ian;
b. hilangnya Akm Nikah;
c. adanya keraguan tentang sah alau tidaknya salah sail] syaratpcrkawinall.
d. adanya pcrkawinan yang terjadi scbelum bcrlakunya UndangUndang No.1 Tahull 1974 dan
c. Pcrkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyaihabngan perkawinan menurut Undang-Undang No. I Tahun 1974.
Yang berhak mengajukan permohonan itsbat nikah iatah suami atauism, I anale-anal< mercka, waH nikah dan pihak yang berkepcnlingandcilgan perkawinan itu.
Pasal8
Putusnya perkawinan 'sclain cerai mati hanya dapat dibuktikan dcngan1rat cera! berupa putusan Pengadilan Agama baik yang berbentule putusan~rceraian, ikrar talak, khuluk atau putusan taklik talak.
(I)
(})
Pasal9Apabila buleti sebagaimanapadapasal8 tidak ditemukal1 karella hHangdan sebagainya, darat dimintakan salinannya. kepada PcngadllanAgama.
Dalam hal. slli<lt bllkti yangdirnaksnd ida1?m.ayat (1) tidllk <lapaldiperoleh, rnaka dapat diajukan permohonan ke Pengadilan Ag;u!\a.
PasallO
Rujuk hanya dapat dibuktikan dengan 'Kutipan Buku Pendaflaran Rujllk':jl.1ng dikell,larkan oleh Pegawai PCl1catat Nika11.
34c. Wali nikah,
d. Dua orang saksi dan
e. Ijab dan Kabul.
Bagian KeduaCaloll Mempelai
Pasat 15
(1) Untuk kemaslahatan keluarga d:Ul rumah tangga, pcrkawillan hanyaboleh dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umm yangditctapkan dalam pasal 7 Undang-Undang No. I TaJmn 1.974 yaknicalon suami sekul'ang-kurangnya berumur 19 (anun dan calon istrisekurang-kurangnya berumur 16 talmn.
(2) Bagi calon mempelai yang belum mencapai umur 21 (,,'mn hamsmendapa! izin sebagaimana yang diatur dalam pas;11 6 aya! n). (3), (4)d,m (5) UU No. I Tahun 1974.
Pasal 16
(1) Perkawinan didasarkan alas pcrsctujmm calon mempeiai.
(2) Bentuk persctujuan calon melupelai wanita, dapat bempa pemyatmmtegas dan nyata dengan tulisM, lisan atau isyaral tapi dapaljuga bcrupadiam dalanl :uti selama tidak ada penolakan yang tegas.
Pasal 17
(I) Sebelum berlangsungnya pcrkawinan, Pegawai Pencata! Nikah menanyak,m lebih dalmlu persetujuM calon mempclai dihadapkan dua saksinikah.
(2) Bila ternyata pcrkawinan tidak disetujui oleh salah scoffing calonmempelai maka pcrkawinan itu tidak dapat diJangsungkan.
(3) Bagi calon mempclai yang menderita tuna wicara atau tuna mugupcrsetujuan dapat dinyatakan dellgan tulisan atau isyarat yang dapatdimengerti.
Pasan 18
Bagi calon suami dan calon istri yang akan melangsungkan pemikahantidak terdapal halangan perkawinan sebagaimaria dialur dalmn Bab VI.
Pasal 22
Apabila wali nikah yang paling bcrhak, urutannya lidal: mcml;,lUhisyarat scbagai wali nikah atau olch kcu'cna wali nibh itu memlcrila luna wi':ara,tuna rungu atau sudah udzur, mab hale menjadi waH bcrgcscr :';epada walinikah yang lain mcnurut dcrajm herikutnya.
Pasal
(1) Wali hakim bm'u dapat bcrtinuak sebagai wuE nibth apabiia wali Ila:,:l!>tidakada aiau tiuak mungkin mcnghadirkannya ,,[all tidak cllkCialiuitcmpattinggalnya atau gaib atau adlal alau engg'm.
(2) DalamhaLwali adlal alau cngg,m malca waH hakim baw <lapa! bcrlindaksebagai waH nikah sctelah ada putusan Pcngadilan Agam;;, icntmg wal itcrsebut.
Bagi:m KecmpatSaksi Nikah
l'asal 24
(1) Saksi dalmn perkllwinan merupakan rukunpelaksanaan akad nikal1.
(2) Setiap perkawinanharus disaksikan oleh dua orang salesi.
Pasal25
Yang dapatditunjuk.~)enjadisaksidallimakad nikah iala11 seonll1g lakiIaki muslim, adil,akilbaligh, tidaktcrganggu ingatan dan tidak luna wngu atautulL
Pasal26
Saksi harus hadir dan mcnyaksikan seca.m langsllng alcad niknh sellamenandatangani Akta Nikah pada Waktll dan di lemjJal aki:C! nika'Ji dilangsungkan.
Bagian KelimaAkad Nikah
Pasal27
Ijab dankabolantara walidanca10nmcmpelai priaharusjelas hemntundan tidak bersclangwa1;tu.
37
Pasal28
Akad nikah dilaksanakan scndiri secam pribadi oleh wali nikah yangbersangkutan. Wali nikah dapat mewakilkan kepada orallg Jain.
Pasal29
(1) Yang berhak mcngucapkan kabul blah cajon mempebi pria s,,;cafapribadi.
(2) Dalam hal-hal tcrtcntu tlcapankabul nikah dapat diwakiUmll kepac1rl prialain dcngan kctcntuan calon mcmpclai pria membcri kuasa yang iega:;seeam tertulis bahwa penerimaan wakil atas akad nikah it!l adalah untukmempelai pria.
(3) Dalam hal ealon mempelai wanita atau wall keberatan cajon mcrnpclaipria diwakili, maka akad nikah tidalc bolchdilangsungkan.
BAB VMAHAR
Pasal30
Calon mempelai pria wajib mcmbayar mahar kepada caloll mcmpelaiwamta yang jumlah, bentuk dlm jcnisnya disepakati oleh keaua belah pihak.
Pasal31
Pcncntuan mallaf berdasarkan asas kesederhanaan dan kcmudahall yangdianjurkan oleh ajaran Islam.
Pasal32
Mahar diberikan langsung kepada calon mempelai wanita, dan :;ejak itumenjadi hak pribadinya.
lPasal33(1) Penyerahan mahar dilakukan dengan tunai.
(2) Apabila calon mempelai wanita menyetujui, penyerahan mahar bolchditangguhkan baikuntuk seluruhnya atau untuk sebagian. Mahar yangbelum ditunaikan penyerahannya menjadi utang ealon mcmpclai pria.
(1)
(2)
Pasal3S
(1) Suami yang mentalak istrinya qoblaal dukhul wajib mcmbayarsetengah mahar yang telah ditentukan dalarnakad nikah.
(2) Apabila suami meninggaldulliaqobla al dukhul seluruh mahar yangditetapkan menjadi hak penuh istrinya.
(3) Apabila perceraianterjadiqobla~dukhuItetapibesamya mahar belumditetapkan, makasuami wajib membayar mahar mitsil.
Pasal36
Apabila. mahar hilang sebelu.m. diserahkan, mahar itu !lapa! digantideng
anbar:mg lain yangsall13 benluk dan jenisnya ataudenganbamng lain
Yangsama nilainyaatau dengan uang yang senilai denganharga barang mall1lfyanghilang.
Pasal37
Apabih terjadi selisih pcndapat mcngenai jcnis dan nila; mahar yangditeWpkan, pcnyclesaiannya diajukan ke Pcngadilan Agama.
Pasal38
Apabila mahar yang diserahkan mengandung cacad at.'1U kurang, lc(apicalun mempelai wanita telap bersedia menerimanya tanpa syarat,penyerahan mahar dianggap lunas.
Apabila istri mcnolak untuk menerima mahar karena cacad. suami harusmenggantinya dengan mallar lain yang tidak cacad. Selama pengganti.nya belum diserahkan, mahar dianggap masih belum dibayar.
BAB VILARANGAN KAWIN
Pasal39
Dilarang melangsungkan perkawinan anWra seorang pna dcnganscorang wanita disebabkan:
391. Karena pertalian nasab:
a. dengan seorang wanita yang melahirkan atau yang mcnurunkanllya manketurunannya;
b. dengan seorang wanita keturunan ayah atau ibu;
c. dengan seorang wanita saudara yang melahirkannya;
2. Karena pertalian kembat semenda:
a. dengan seorang wanita yang melahirkan istrinya atau bekas istrinya;
b. Gengan seorang wanita bekas istri orang yang menunmkannya;
c. dengan seorang wanita keturunan islIi alau bekas istJinya, kl.',cualiputusnya hubungan perkawinan dengan bekas istrinya itl! 'lobIa ..Idukhul.
d. dengan seorang wanita bekas istri keturunannya.
3. Karena pertaliun sesusuan:
a. dcngan wanita yang menyusuinya dan seterusnya menUf\Jt g::ris lUnJ.ske atas.
b. dengan seorang Mlnita sesusuan dan seterusnya menurut gm'iE, IlJl1ls kGbawah;
c. dengan seorang wanita saudara sesusuan, dan kemenakan sesusmm l,ebawah;
d. dengan seorang wanita bibi sesusuan dan nenek bibi sesusuan ke al3.;:;
e. dengan anak yang disusui oleh islIinya dan keturunannya.
Pasal40
Dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria denganseorang wanita karena keadaan tertentu:
a. karena wanita yang bersangkutan masih terikat satu perkawinan dengunpria lain;
b. seorang wanita yang masih berada dalarn masa iddah dengan pria lain;
c. seorang wanita yang tidak beragarna Islam.
Pasal41
(1) Seorangpriadilarangmemudu istrinyadengan scorang wanita yangmempunyai hubungan pertalian nasabatau susuan dengan istrinya;
a. saudarakandung, seayah atauseibu serta keturunmmya;
b. wanita dengan bibmya atau kemenakannya.
40
(2) Larangan tcrsebut pada ayat (1) temp berlaku meskipwl istri-istrinyatelah ditalak raj'i, tetapi masih dalam masa iddah.
Pas.:!1 42
Seorang priadilarang melangsungkanperkllwinan dengan seOfallgwanila apabila pna tersebutsedang mempunyai 4 (empat) orang istri yangkcempat-empalnya masih lcrikat tali perkawinan a!an masHI dalam iddah talai\:raj'i 3taupun salah SCOf3ng di antara mereka mnsih lerikat tali perkawinansedang yang lainnya dalam masa iddah talak raj'i.
lP'asal 43
(l) Dilarang melangsungkan pcrkawin:m anlara SCOl1lllg pria:
a. dcngan scorang wanila bekas istlinya yang dilaJak tiga leaE,
b. dengan seorang \vaniln bekas istrinya yang dili'an.
(2) Larangan lersebut pacta nyut (1) humf a gugur, kalau h3kas iSiri laditelah kawin deng:m pria lain,kemudian pcrkawinan tersebut putus ba'dadukhul dan lelah habis mas:! iddahnya.
lPasal 44
Seorang wanita Islam dilarang melangsungkan perkawin:m denganscorang pria yang tidak beragama Islam.
BAB VIIPERJANJIANPERKAWINAN
Pasal 45
Kcdua calon melTlpelai dapal rriengadakhnpcrjahjianpcrkawillM dal:iihbenluk:
1. Taklik lalak dan2. Perjanjian lain yang tidakbertentangandengan hukum Islanl.
Piliml 46
(1) lsi taklik talaktidakboleh belientangan dengan hukum Islam.
(2) Apabila keadaah yangdisyaralkan dalam takIik talak betul-betul fcrjadi.kemudian, tidakdel1gan sel1dirinya talak jaluh.
Supaya !alak SUI gguh-sungguh jatuh, istriharus mcngajukan persoalannya ke Pengadil:m Agama.
(4)
(3)
(2)
(5)
42
pihak ketiga terhitung mulai tanggal dilangsungkan perkawinandihadapan Pegawai Pencatat Nikah. .
Perjanjian pcrl:awinan mengenai harta, dapal dicabut alas peJrSctujuanbersama suami istri dan wajib mendaftarkannya eli Kamar PegawaiPencatat Nikah tempat perkawinan dilangsungkan.
Sejak pendaftmun tersebut, pencabutan telah mengikat J:~pada suam!istri tetnpi terhadap pihak ketiga pcncabutnn bam mcngikat sej::.!:tanggal pcndaftaran itl! diulllumkan olch suami istri dahjj,j sualu siLralkabar setempat.
Apabila dalam tempo 6 (enam) bulan pengumuman tidak diJakukanyang bersangkutan, pendaftaran pencabutan dengan scndirinya gugurdan tidak mengikat kcpada pihak ketiga.
Pencabutan pcrjanjian perkawinan mengenai haria tidal< boleh mcrugilamperjanjian yang telah dipcrbuat sebelumnya dengun pih<lk ketiga.
Pasal51
Pelanggaran atas perjanjian perkawinan memberi hak kepada istri untukmeminta pcmbalalan nikah atau mengajukannya sebagai alasan gugatanperceraian ke Pengadilan Agama.
Pasal52
Pacla sant dilangsungknn perkawinan dengan islri keduu, kctiga amukeempat, bolch diperjanjikan mengenai tempat kediaman, waktu giliran danbiaya rumah tangga bagi istri yang akan dinikahinya itu.
BAB VllIKAWIN HAMIL
(I)
(2)
(3)
Pasal53Seorang wanita hamil di lum nikah, dapal dikawinkan dcngan pria yangmenghnmilinya.
Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut pada ayat (I) dapatdilangsungkan tanpa menunggu lebih dahulu kelahiran anaknya.
Dengan diiangsungkannya perkawinan pada saat wanita hamil, tidakdiperlukan perkawinan uIarig setetah anak yang dikandung tahir.
(1) Selama seseorallg
Pasa154'
masih dalam keadaan ihram, tidak boleh
(2)
43
melangsungkan pcrkawimll1 dan juga tidak bolch bcliindak scbagai wali
nikah. .Apabila teljacli perkawinan daJEm keadalln ihrum, /lum wall niJmlmyarnasih bemd:, dalum ihram pcrkawinannya tidak sah.
BAB IXB~RlISTRJ[ JLEIUH DARI SA'lI'U ORANG
h""asai 55
(1) Beristri lebih darisafu orang padawaktu yangbersamaan, terbat:lshanya sampai ernpatorallg istri.
(2) Syarat ul:lrna beristri lebih dari scorang, suami hams rnampu berlakuaclil terhadap istxi-islri dananak-anaknya.
(3) Apabila syarat utamayang disebutpa~ ayat (2) tidal, mungkindipenuhi, suami dilarang beristri !cbili dan scorang.
H>as:~1 56
(1) Suami yang hendakberislri lebih dalisatuorangharus mendapat hindariPengadHan Agama.
(2) Pengajuanperm6honanizindimaksudpadaayat(1)dilakukall mcnumttatacara scbagaimana dialur dalam Bab VIII Peraturan Pemenntah No.9 Tahun 1975.
(3) Perkawinan yangclilakukafldengan •. islrikedua,kctiga atau keempt~.t
tanpa izin <Inri PengadilanAgama,tidakmempullyai kekuatan hukum.
Pasal 57
Pengadilan Agama hanya memberikan izin kepada seorang suami yangakan beristri lebih dan seorang apabila:
a. isbi tidak dapat lllenjaJankan kewajiban sebagai istri;
b. istri mendapat cacad badan alau penyakit yang tidal<. dapat clisembuhkan:
c. ism tidak dapat melahirkan keturunan.
Pasal58
(l) SeIain syarat ul:lrnayangcliscbutpada pasa155 ayat (2) maka untukmemperoleh izinPengadiIan Agama, .haruspuladipenuhi syaratsyarat yang clitentukan padapasal5 Undang-Undang No.1 Tahun 1974yaitu:
44
a. adanyapersetujUlII\istri,
b. arumya kepastianbahwa suamimampu rncnjaminkeperluM hidupistri-istridan anak-anak mereka.
(2) Dengan tidak mengurangi ketentuan, pasal 41 hum£" b PeratuwnPemerifltah No.9 TahunJ975,persetujuan ism amu istri-istri dapatdiberikansecara tertulisataudengan Jisan, tetapi sekillipun !elall adapersetujmm tertulis,persetujuanini dipcrtegas dengan pel'setuju~.n lisanism pada sidang Pengadilan Agama
3) Persetujuan dilnaksudpadaayat (l)humf a tidak diperlu!c,m bagiseorang suamiapabil~ istriatau istri-istrinya. tidakmungkin diminlaipersetujuannya dantidakdapat menjadipihak dalillll perjanjian alliuapabila tidak ada kabar dari istri atau istri-istrinya seknrangkurangnya 2 tahun atau karena sebah lain yang perIn mendapat pcnilui4U!Hakim.
Pasal59
Dalam hal istritidak mau memberikanpersetujllan, danpcnnohomm.n untukbcristri lcbih dari satn orangbel"ilaSill'kan alas salah saiu alasan yangltur dalampasa155 ayat(2) dan 57,Pcngadilan Agamadapat menetapkw0liang pemberian izinsetelah .memeriksa. dan memlengaristri yangrsangkuk'ID dipersidangan PengadilanAgama, dan terhadap pendapan ini'i atau suami dapat mengajukanbandingamuka.'>asi.
BAB XPENCEGAHAN PERKAWINAN
Pasal60Penccgahan perkawinanbertujuan unluk menghindari suatu perkawinan yang dilarnng hukum Islam dan Peraturllil Perundarlgundangan.
Pencegahllil pedmwimm dapat dilak'Ukan bila calon suami alau calonistri yang akan melangsungkan perkawinan tidak memenuhi syaratsyllint untuk melangsungkan perkawinan menulUt lmkum Islam QUI
Peratunll1 Perundang-undangan.
Pasal61
Tidalc sekufu tidak ililpat dijadlkan alasilll unrok mcncegah perkawinEi1,lali tidak sekufu karena perbedrum agamaatau ikhtilallfu al (lien,
45
(1)
(2)
(2)
(1)
Pasal 63
Pencegah~m pcrkawinan daptltdilakukan oICh sU{lmi atau istri yang masi!Jterikat dalam perkawimm dengan salah seorang calon istri atau calon suamiyang akan mc1aJ]gswlgkan perkawinan.
Pasal64
Pejabat yang ditunjuk untuk mengawasi perkawinan berkewajibanmencegah perkawinan bila rukun dan syarat perkawinan tidak dipcnuhi.
Pasal65
Pencegahan perkawinan diajukan kepada Pengadilan Agama dalamdaerah hukum di mana perkawinan akan dilangsungkan dengan memberitahuk::m juga kepada Pegawai Pencatat Nikah.
Kepada calon-calon mcmpelai diberitahukan mengenai pcrmohonanpencegalmn perkawinan dimaksud dalarn ayat (1) olch PegawaiPencatat Nikah.
Pasal 66
Perkawinan tidak dapat dilangsungkan apabila penccgahan bclum dicabut.
Pasal67
Pencegahan perkawinan dapat dicabut dcngan menarik kemb;lli petmohonan pencegahan pada Pengadilan Agarna oleh yang menceg;'h al;al
dengan putusan Pengadilan Agarna.
Pasal 68
Pegawai Pencatat Nikah tidak diperbolehkan melangsungkan abumembantu melangsungkan perkawimm bila ia mengetahui adanya pelanggaran
46
dari ketentuan pasal7 ayat (l),pasal8,pasal9,pasall0 atanpasal n lJmt!ng··Undang No.1 Tahun 1974 meskipuntidakadapencegahan perkawinan.
Paslll «,9(I) ApabilaPegawai Pencatat Nikallberpendapatbahwa tcrlladap perk,,·
winan tersebutada .larangan menurut Undang-Undallg NO.1 Tahu!]1974 maka ia akan menolak melangsungkanperkawinan.
(2) Dalam halpenolakan,makapermintaansaiah satupihak yang inginmelangsungkan perkawinanolehPegawaiPencatat Nikahakan clibcri·kan sualu keterangan lertulis clari penolakan tersebut disertai deng:malasan-alasan penolakannya.
(3) Para pihak yang perkawin:mnya ditolak berhak mengajukan pcrmo!lollankepacla Pengadilan Agamadalam wilayahmanaPegawai Penca1atNikah yang mengadakan penolakan bCrkediJdukan unluk mcmberikankepulusan, dengan menyerahkan sural kelerangan penola](an terseblll dialas.
. (4) Pengadil:m Agama ak:m memeriksa perkaranya dengan acara singkatdan akan membcrikankeletapan, apakah iaakanmengualkan pcnoJakanterscbul atatJkah memerinlahkanagar supaya pcrkawinan dilangsungkan.
(5) Ketel'lpM inihilangkekuatnnuya, jikarintangan-rinmnganyangmcngakibatkan penolakan tersebuthilang dmrparapihak yang ingin Imwindapat mengulangi pemberilahuantenmng maksud mercka.
BAB XIBATALNYA PERKAWINAN
Pasal70'erkawinan balal apabila:
suami melakukanperkawinan,sedangia tidakberhak melakukan a.kadnikah karena suclah IllCl11punyai cmpat orangistri,sckalipull salah slltiJdarIkeempat istrinya itu dalal11iddah talak raj'i;
sescorang menikahi bekasistrinya yang teillhdili'annya;
sescoflmg menikahibekas. istrinyayangpem:ilidijatuhi tigakalimlakolehnya, kecualibilabekas istri tcrsebutpernahmenikalldengunpriaillinyang kemudian bercerai lagi ba'daal dukhul daripria tersebut dalllelah /.Iabismasa iddllhnya;
47
d. perkawinandilakukanantara duaorang yangmempunY~ljhubungandDrah,semenda <iallscsusuansampaidecajat tertentuyangmenghalangi peckawina'n menurut pasal8 Undang-Undang No.1 Tahun 1974, yailu:
1. berhubunganctarahd1uamgariskcturunanluruskebawah alau keatas;
2. bcrhubungan darahdalamgarisketurunanmel1yamping yaill! animasaudara,antara scorangclengal1 saudara<()l'al1gtua dan antara seorangdengan saudara neneknya;
3. berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu dan ibu alanayah tirinya;
4. berhubungan scsusuan, yaitu orang tua scsusuan, anak scsusuan,saudara scsusuan dan bibi atau paman scsusuan;
e. istri adalah saudara kandung alau scbagai bibi alau kcmenakan dan islrialan istri-istrinya.
l'asal71Sualu pcrkawinan dapat dibatalkan apabila:
a. scorang sllami mclakukan poligami tanpa izinPcngadilanAgarna;
b. perempllan yangdikawlni temyatakeuludian dikctahui masih menjatliistri 'pria lain yang mafqlld;
c. pcrempuan :'ang dikawini temyala masih dalam idillih dad .suarni lain;
d. pcrkawinan yang melanggar batas umur pcrkawinan, scbagaimana (litetapkan dalam pasal 7 Undang-Undang 1 Tahun 1974;
e. pcrkawinan dilangsungkan tanpa wali alau d.i.laksanaIcan olch waIi yangtidak berhak;
f. pcrkawinan yangdilaksanakan clengan paksaan.
Pasal72
(1) scorang sllamialau .istri dapatmengajukan pcrmohonan pcmbmalanpcrkawinan/lpabilapcrkawinan dilangsungkan dihawah ancaman yangmclanggar hukum.
(2) scorang suami alau .istri dapat mcngajukan pcrmohonan pcmbaralarlpcrkawinan apabiIapada waktuberlangsungnya pcrkawinan terjadipcnipuan atau salah sangka mcngenai diri suami alan istri;
(3) ApabiIaancaman telahberhcnti,atau yang bersalahsangka ilumcnyadali keadaannya, dan dalamjangka waktu 6 (cnam) bulansctelahitu masih tctap hidup sebagaisuami istii, .dan tidak menggunakan
48
haknya untuk mengajukan pelmohonan pembataIan; maka haknyagugur.
Pasal73
Yang dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan adaIah:
a. para keluarga dalam garis keturunan lurns ke atas dan ke bawah dari suamiatau istri;
b. suami atau istri;
c. pcjabat yang bcrwenang mengawasi pelaksanaan perkawinan menurntundang-undang;
d. para pihak yang berkepentingan yang mengetahui adanya cacad dalammkun <lim syarat perkawinan menurut hukum Islam dan Pcralnr:.mPcnmdang-und;.mgan scbagaimana lersebut dalam pasa] 67.
(1)
(2)
Pasal74
Permohonan pembalalan perkawinan dapat diajukan kep:!<la PengmlihnAgama yang mewilayahi tempat tinggaI suami alan ist:ri utau temp"lperkawinun dilangsungkan.
BataInya suatu perkawinan dimulai setelah putnsan Pengadilall Agamamempunyai kckuatan hukum yang tetap dan berlaku sejak saa! berlangsungnya perkawinan.
Pasal75
Keputusan pembataIan perkawinan tidak berlaku surnt terhadap:
a. perkawinan yang batal khrena salah satu dari suami atau isl.i:i murtad;
b. anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut;
c. pihak ketiga sepanjang mereka memperoleh hak-hak dengan beritikad bail:,sebelum keputusan pembatalan perkawinan mempunyai kekuatan hukumyang tetap.
Pasal76
Batalnya suatu perkawinan tidak akan memutuskan hubllngan lmkumantara anak dengan orang tuanya.
50
tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga yang penting-pentingdiputuskan oleh suami istri bersama.
(2) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala sesuatu keperluan hidup berumah mngga sesuai dengan kemampuannya.
(3) Suamiwajib memberi pcndidikan agama keapda istrinya dan mcrnbcrikesempatan belajar pengetahuan yang berguna dan bennanfaat bagiagama, dan bangsa.
(4) Sesuai dengan penghasilannya suami meuanggung:
a. nafkah, kiswah dan tempat kediaman bagi istri;
b. biaya rumah tangga, biaya perawalan dan biaya pengobatan bagi istridan anal:;
c. biaya pcndidikan bagi anak.
(5) Kewajiban suwni lerhadap istrinya seperti tersebut pada ayat (4) humf adan b tii atas rnulai berlaku sesudah ada twnkin sempurna dad iSlrinya.
(6) Istri dapat membebaskan suwninya dari kewajiban terhadap dirinya :,ebagaimana tersebut pada ayat (4) huruf a dan b.
(7) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud ayat (2) gugur apabila iSlrinusyufz.
Bagian KeempatTempat Kediam:m
Pasal 81
(I) Suami wajib menyepiakan tempatkediaman bagi isui dan anak-anaknya,atau bekas istri yang masih dalam iddah.
. (2) Tempat kediaman adalah tempat tinggal yang layak untuk istri scIamadalam ikatan perkawinan, atau dalam iddah talak atau iddah warat.
(3) Tempat kediaman disediakan untuk melindungi istri dan anak-anaknyad:ui gangguan pihak lain, sehingga mereka merasa aman dan tenteram.Tempat kediarnan juga berfungsi sebagai !empat penyimpan hariakekayaan, sebagai tempat menata dan rnengatur alat-alat rumah tanggil.
(4) Suami wajib melengkapi tempat kediaman sesuai dengan kemampuannya serta disesuaikan dengan kcadaan Iingkungan tempal tinggalnya,baik berupa aIm aperengkapan rumah tangga rnaupun sarana pCdunjanglainnya.
51
BagianKelimaKewajiban Suami yang
Bedstf'i Lebih dari Seorang
Pasal
(1) Suami yang men1punyai istri lebih dari seorang berkewajiban mernberitt:mpat tinggal danbiaya hidupkepadamasing-masing istri secaraberimbang rnenuhlt hesar kecilnya keluarga yang ditanggung masingm~Jsing istri. kecuali jika ada perjanjianperkawinan.
(2) Dalam hal paraistri rela dan ikhltis. suami dapatmenempatkan istrinyadalam salU tempat kediaman.
Bagian KeenamKewajiban Istd
Pasal83
(I) Kewajibanutamabagi seorang Istriialah berbakti lahir dan batin kepadasuami di dalam batascbatas yang dibenarkan oleh hukum Islam.
(2) Istrimenyelenggarakand:1I1 mel\gatur kepcrluan IUmah tanggaschnrihnridengan sebaik-baiknya.
Pasal84
(1) Istri dapat dianggap nusyuzjika ia tidak mau melaksanakan kcwajibankewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 83 ayat (1) kccualidengan alasan yang sah.
(2) Sclama istri dalam nuzyuz, kewajiban suami terhadap istrinya tersebutpada pasal 80 ayat (4) huruf a dan b tidak berlaku kecuali hal-hal untakkepetingan anaknya.
. (3) Kcwajiban suami tcrsebut pada ayat (2) di atas berlakll kembali scsudahistri tidak nusyuz.
(4) Ketentuan ten tang ada atau tidak adanya nusyuz dari istri hams didasarkan alas bakti yang sah.
BAB xmHARTA KEKAYAAN DALAM PERKAWINAN
Pasal 85
Adanya harIa bersama dalam perkawinan itu tidak mennutup kcmungkinan adanya harta milik masing-masing suami atau istri.
52
rasal86
(1) Pada dasamya tidak: ada percampuran antara harta suami dan harta i islrikarena perkawinan.
(2) Harta istri tetap menjadi hak istri dan dikuasai penuh olehnya, demikianjuga harta suami tetap menjadi hak suami dan dikuasai penuh olehnya.
(1)
(2)
rasal87Harta bawaan dari masing-masing suami dan islri dan harta yangdiperoleh masing-masing sebagai hadiah alau warisan adalah di hawaIIpengllasaan masing-masing, sepanjang para pihak tidak menentllkanlain dalam IYcrjanjian perkawinan.
Suami dan istri rnempunyai hak sepenuhnya untuk mc!akukanperbuatan hukum alas haria masing-masing bempa hibah, hadiah,sodaqall atau lainnya.
Pasal88
Apabila terjadi perselisihan antara suami istri tcnlang harta bersama,maka penyclesaianPerselisihan ilu diajukan kepada pcngadilan Agama.
rasal 89
Suami berlunggung jawab menjaga haria bersama, harta istri maupullharlanya sendiri.
rasal90
Istri turnt bertanggung jawab -menjaga harta bersama maupun hnrtasuaminya yang ada padanya.
rasal91(1) Harta bersanm sebagaimana tersebut dalam pasal 85 <Ii alas dnpat
bernpa benda berwujud atau tidak: berwujud.
(2 Harta bersat:na' yang berwujud dapat meliputi benda tidak bergerak,benda bergerak dan surat-surat berharga.
(3) Harta bersama yang tidak: berwujud dapat bernpa hak maupunkewajiban.
(4) Hartil bel'sama dapat dijadikan sebagai barnng jaminan oJeh salah S<'ltupihak atas persetujuan pihaJc lainnya.
,,
"","
53
dipcrbolchkan
Pasal 93
(1) Pcrtanggungjawaban lerhadap utang sunmi atau islri clibcbanbn padahnrlnnyn masing-masing.
(2) Perl'mggungjawaban lcrhaclap ulang yang clilnkukan unluk kepclItillgankeluargn, dibcbankan kcpada harta bcrsnrrH'.
(3) Bila harta bersama tidak mcncukupi, dibebankan kcpada harta suami.
(4) Bila harta suami tid'lk ada atau tidak mcncllkupi dibebank.m kcpadnharta islri.
(1)
(2)
(1)
(2)
(1)
(2)
Pasal94
Hnrul bersama dad pcrkawimm seorang suami yang mempunyai islrilebih dari seorang, musing-musing terpisah dan bcrdiri scndiri.
Pemilikan harta bersama dnri perkawinan scorallg sllumi yang mempunyai istri Iebih dari seorang sebagaimana tersebut ayal (1), dihitungpada suat bcrlangsungnya akad perkawinan yang kedua, kctiga atauyang kecmpat. .
l)asal 95
Dengan tidak mengurangi kctentuan pasal24 ayat (2) huruf C PcratunmPemerintah No.9 Tahun 1975 dan pasal136 ayat (2), sl1ami atau iSlfidapat meminta Pengaililan Agama untuk meletakkan sila jaminan atasharta bcrsama lmpa adanya permohonan gugatan cerai, apabila salahsatu melakukan perbuatan yang mcrugikan dan membahaynkan hartabcrsama seperti judi, mabuk, baros rum scbagainya
Selama masa sita dapat dilakukan penjl1alan alas harta bcrsama unlllkkepentingan keluarga dengan izin Pengadilan Agama.
Pasal96
Apabila teljaili cerai mati, maka separoh harta bersama menjadi hnkpas3f!gan yang hidup Iebih lama.
Pembagian hnrta bcrsama bagi seorang suami atau istri yang islri alausuaminya hilang harus dit.mggulL'kan sampai adanya kepw;tian lclatinyayang hakiki atau matinya secara hukum alas d:lsar plltllsan PengadiianAgama
54
Pasal97
Janda atau duda cerai hidup masing-masing berhak seperdua dad hartabersama sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan.
BAn XIVPEIV.IEUHARAAN ANAK
Pasal98
(1) Bata~ usia anak yang mampu berdiri sendiri atlm dewa5a [U1;,i;lh 21tahun, sepanjang anak tcrsebut tidak bercacad fisik maupun mente! atwbdum pcmah meJangsungkan pcrkawinan.
(2) Orang tuanya mcwakili anak tersebut mcngcn:li segala pcr!luatanhukum di dalam dan di Inar Pcngadilan.
(3) PcngadiJan Agama cIapat mcnunjuk salah sconmg kerabat icrdckat yangmampu menunaikan kcwajiban tersebut apabila kedua orang tuanyatidllk mampu.
Plisal 99
Anak yang sah adalah:
a. anak yang dilahirkan dalam atau akibat perkawinan yang sah;
b. ha~il pcmbuahan suami istri yang sah di luar rahim dan dilahirkan olchistri tersebut.
Paslil 100
Anak yang lallir di luar perkawinan hanya mempunyai hllbungan nasabdengan ibunya dan keluarga ibunya.
Pasal 101
Seomng suami yang mengingkmi sahnya anal" sedlUlg lstri lid:lk menyangkalnya, dapat rneneguhkan pengingkarannya dengan Wan.
Pasal 102
(1) Suami yang lIkan mengingkari seorang anal< yang lahir dmi istrinya,mengajukan gugatan kepada Pengadilan Agama dalam jangkll waktu180 hari sesudall hari lahimya atnu 36D had sesudah putusnyaperkawinan atau setelah sllami itu mt;ngetqhui bahwa istrinya mclahirkan
(2)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
'5'5
anak dan berada eli tempat yang memungkinkan dia mcngajukuuperkatanya kepada Pcngadilan Agama.Pengingkaran yang diajukan sesudah lampau wuktu tersebut tidak dapulditerima. '
Pasal103 .Asal usul seorang anak hanya dapat dibuktikan dengan akta kclahirauatau alat bukti lainnya.Bila akta kelahiran atau alat bukti lainnya tersebut dalam ayut (1) tidakada, maka Pengadilan Agama dapat mengeluarkan J)Cnetapan tenlangasal-usul scorang anak setelah mengadakan pcmeriksaan yang tclilibcrdasarkan bukti-bukti yang sah.
Atas dasar ketetapan Pengadilan Agama tersebut ayat (2), maka insulllsiPericatat Kelahiran yang ada dalam daerah hukum Pengadilan Agamatersebut mengeluarkan akta kelalliran bagi anak yang bersangkutan.
l'asal 104Semua biaya pcnyusuan anak dipertanggungjawabkan kepada ayahnya.Apabila ayahnya telah mcninggal dunia, maka biaya pcnyusuandibcbankan kepada orang yang bcrkewajiban mcmbcri nafkah kcpadaayahnya atau walinya.Pcnyusuan dilal<ukan untuk paling lama dua I<lhun, dan d.1pat dihkukanpcnyapihan dalam masa kurang dua tahun dcngan persc[ujuan ayah danibunya.
lP'asal 105
Dalam hal terjadinya perceraian:a. pemeliharaan anak yang belum mumayyiz mau belum bcrumm 12 lahun
adalah hal< ibunya;b. pemeliharaan anak yang 'sudah mumayyiz discrahkan kepada anal<. untuk
memilili eli antara ayah atau ibunya scbagai pemegang hak pcmcliharaannyu;
c. biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya.
Pasall06
(1) Orang tua bcrkewajiban merawat dan mengembangkan harta anaknyayang bc1um dewasa atau eli bawah pcngampuan, dan tidak diper-
bolehkan memindahkan alau menggadaikannyakecuali karena keperluan yang mendesak jika kcpentingan d,m kemaslahalan anak ilumenghendaki atau suatu kenyataan yang tidak dapat dihindarkan lagi.
(2) Orang lUa bcrtanggung jawab atas kerugian yang ditimbulkan karen:!kesalahan dan kclalaian dari kewajiban terscbut pada aya! (I).
BAB XVPEHWALIAN
Pasal107
(I) Perwalian hanya terhadap anak yang belum mencapai umur 21 tahulldan alau belum jJCITIah melangsungkan perkawinan.
(2) Perwalian meiiputi perwaIian terhadap diri dan harta kekayaannya.
(3) Bila wnli tidak rnampu berbUl:lt atau lalai melaksnnakan tugas perwaiiannya, makaPengndilan Agarna dapat menunjuk salah seorangkerabat unlukbertilldak sebagai WaJiatas permohonan kembat tersebul.
(4) Vali sedapat-dap~lnyadiaJTlbildm"ikelllarga anak terse4ut atau oranglain yang sudahdewasa,berpikiransehat, adil, jujur dan berkelakuanbaik, atau badnn· hukum.
Pasal 108
Orang tuadapatmewasiatkankepada seseorang alau badan hukumuntuk melakukan perwalian atas diridan kekayaan anak alan anak·anaknyasesudall ia meninggal dunia.
Pasal109
Pengadihm Agama dnpat mencabuthak perwalian seseorang al:m bad:mhukum dan memindahkannya kepadapihaklain atas permohoH:m kcrabntnyabila wali tersebutpemabok,penjudi,pemboros,gila dan alau melalaikan ataumenyalallgunakan hak dan we\Venangnya sebagai wali deini kepcntingan orangyang berada di bawah perwaliannya.
PasalllO
(1) Wali berkewajiban mengurus diri dan harta oiang yang berada di bawah. perwaliannya dengan sebaik-baiknya dan berkewajiban membcrikan
bimbingan agama,pendidikan dan keterarnpilan lainnya untuk masadepan orang yang berada di bawall perwaliannya.
57
(2) Walidilarang mcngikrllkan, mcmbebarli dan mcngasingKmfhm'la orangyangberada .di bawah)perwaliannya,kecuali)bila pcrbualan tersebutmcnguntungkan bagi orang yang berada dibawah pcrwali:mnya aInumerupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dihindmkarL
(3) Waliocrtanggung jawab terhadap harta orang yang berada dibawahperwaliannya, dan mcngganti kerugian yang limbul sebagai akihatkcsalah:m atau kclalaiannya.
(4) Dengan tidak mengurangi ketentuan yang diatur dalam p:\saJ 51 ayu((4) Undang-undang No. 1 Tahun 1974, pcrtanggungjawaban walitersebut ayat (3) harus dibuktikan dcngan pcmbllkuan yang ditutup tiapsatu tahun sckali.
Pasal 111
(1) Wali berkcwajiban mcnyerallkan seluruh harta orang yang bcrada <Iibawah pcrwaliannya,bila yang bersangkutan tclah meneapal umur 21tahun alau tclahkawin.
(2) A.pabila perwalianteldhj)crakfiir, tnakaPcngadilan Agamaberwenangtnengadili perselisih
llllantarawali danorllllg yang beradadi bawalf"Pcr
waliannya tentangharta yang diserahkan kepadanya.
Pasal 112
Wali dapat mempcrgllnak:m harta orang yang berada di baWall perwaliill1nya, sepanjtu1g diperlukanuntuk kcpentingannya menurut kcpatutnnatau bilma'ruf kalau wali itu fakir.
BAB XVIPUTUSNYA
Bagian KesatllU mu m
Pasal 113
Perkawinan dapat putns karena : a. kernaHan, b. perccraian, dan c. alasputusanPengadilan.
Pasa! 114
Putusnya perhwinan yang disebabkan karcna perceraiandapat terjadimena talak atau berdasarkan gugatan perceraian.
58
Pasal 115
Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidafig Pengadilall Agamasetelah Pengadilan Agama tersebut bemsaha dan tidak berhasil mendanlaikallkedua belah pihak.
Pasal116
Perceraian dapat terjadi !carena alasan atau alasan-alasan:
a. salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi danlain sebagainya yang sulcar discmbuhkan;
b. salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) talmn bertumtturut tanpa izin pihak lain dan tanpa aiasan yang sah atau karena hailaindi luar kemampuannya;
c. salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukumanyang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
d. salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yangmembahayakan pihak yang lain;
e. salah satu pihak mendapat cacad badan atau penyakit dengan akibat tidakdapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau istri;
f. antara suami dan istri terns menerus terjadi perselisihan dan pertengkarandan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi da1'Un mmah tangga;
g. suami melanggar taklik-taIak;
h. p.!'lralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunandalam rumah tangga.
Pasal1l7
Taiak adaIah ikrar suami dihadapan sidang Pengadilan Agama yangmenjadi salah satu scbab putusnya perkawinan, dengan eara scbagaimanadimaksud dalam pasa! 129, 130 dan 131.
Pasal1l8
Taiak Raj'i adalah talak kesatu atau kedua, di mana suami berhak rojukselama istri dalam masa iddah.
Pasal1l9
(1) TaIak Ba'in Shugl1raa adaIah talak yang tidak boleh dirujuk tapi boletiakad nikah baru.dengan bekas suaminya meskipun daIam iddah.
'59
(2) Talak Ba'in Shughraa scbagaimana terscbut pada ayat (1) adalah :
a. talak yang terjadi qabla al dukhul;
b. t.'l1ak dcngan tebusan atau khuluk;
c. talak yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama.
Pasal120
Talak Ba'in Kubraa adalah talak yang terjadi untuk keliga ka!inya.Talakjcnis ini tidak dapat dirujuk dan tidak dapat dinikahkan kemhali, kccualiapabila pernikahan itu dilakukan setelah helms islri menikah dengan oranglain dan kemudian teIjadi pereeraian ba'da al dukhul dan habis mnsa iddajmyn.
Pas-ill 121,
Talak sunny adalah !alak yang dibolehkan yaJlu taInk yang rEjaluhkaJiterhadap istri yang sedang sud dan tidak dicampuri dalam wakfn sue! ter··sebut.
Pasal 122
Talak bid'i adalah talak yang dilarang yailu talak yang dijaluhkan pachwaktu islri dalam keadaan Imidl, atau islri,tlalam keadaan sud tapi sudahdicampuri pada waktu sud tersebut.
Pasal123
Perceraian itu terjadi terhitlmg pada saat perceraian itu dinyalak:m didcpan sidang Pengadilan.
Pasal124
Khuluk hams berdasarkan alas alasan pcrceraian sesuai kelenturln pasal116.
Pasal 125
Li'an mcnyebabkan pUlusnya perkawinan antara suami istri untukselama-lamanya.
Pasal 126.
Li'an terjadi karena suami mcnuduh istri berbual zilla dan atwmengingkari anak dalmll kandungan alau ymlg SUd;lh lahir dari iSlrinya,sedangkan istri menolak tuduhan dan atau pengingkar:m tcn;cbut.
61
tcntang scgala scsuatu yang bcrhubungan denganrnaksud lTlcnjatahLantala!<.
(2) Setclah Pengadilan Agama tidal< bcrhasil menasihati kcdua bclilh j)lfWk
dan temyata cukup alasan untuk menjatuhkan LaJak scrta yangbersangkutan tidak mungkin lagi hidup rukun daiam mmah (angga,Pengadilan Agama mcnjatuhkan keputusannya tcntang izin bagi suarni
untuk mengikrarkan talak.
(3) Setelah keputusan mempunyai kckuatan hukum letap. :uami men!>ikrarkan talaknya di depan sidang Pengadil:lI1 Agnma, dihad'ri ol.c:llistri atau kuasanya.
(4) Bila suanli tidal< mengucapkan ikrar talal< dalam temro 6 (cnam) btJlantcrhitung sejak putusan Pcngadihm Agama tel\t1mg izin ikrar t:dakbaginya mempunyai kckuatun hukum yang tetap, maka hak snami Ulllukmcngikrarkan tala!< gugur dan ikatan pcrkawimm !clap uluh.
(5) Setelah sidang pcnyak£~un ikrar talak Pengadilan Agama mcmbuatpcnetapan tentang tcrjadinya talak nmgkap empat yang merupakan buklipcrceraian bagi bckas suami dan istri. Helai pcrtama beserta surat ikrartala!< dikirimkan kepadaPegawai Pcncatat Nikal\ yang mewilayahi tempat tinggal suami untuk .diadakan pcncatatan. helai kedua dan ketigamasing-masing dibcrikan kepada suami istri dan helai kecmpat disimpaneleh Pengadilan Agama.
Pasal132
(1) Gugatan perceraian diajulum eleh istl; ak'lu kua&1J1ya pada PengadilanAgama, yang daerah hukumnya mewilayahitempat tinggal penggugatkecuali istri meninggalkan tempat kediaman bcrsama tanpa izin sllami.
(2) Dalam hal tergugat bertempat kediaman di IUM negeri. Ketua Pengadilan Agama membcritahukan gugaLan tersebut kepada tcrgugatmelalui Perwakilan Republik Indonesia setempat.
Pasal 133
(1) Gugatan perceraian karena alasan tersebut daIam pasa! 116 humf b,dapat diajulum setelah lampau 2 (dua) tallUll terhitung sejak tcrgugatmeninggalkan rumah.
(2) Gugatan dapat diterima apabila tergugat menyalakan atau menunjuk.ksllsikap tidak mau lagi kembali ke rumah kediaman bersanla.
62
Pasai 134
Gugatan perceraian karena alasan tcrsebut dalam pasal 116 hW'uf f,dapat ditcrima apabiJa tclMI cukup jcIas bagi Pcngadilan Agama mcngenaisebab-scbab pcrselisihan dan pcrtcngkaran itu dan setelah mendcngar pih<'kkcluarga scrta orang-orang yang dekat dengan suami-islri tcrsebut.
Pasal 135
Gugatan perceraiankarcna alasan suami mcndapat hukurnan penjara5 (lima) tahun atau hukuman yang Jcbih berat scbagai dimaksud dalali!pasal 16 huruf c, maka untuk mcndapatkan putusan perccraian sebagai buk:ipenggugat cukup menyampaikan salinan putuS<1ll Pengadilan yang mcmutuskan pcrkara discrtai ketcrangan yang mcnyatakan bahwa pptusnn itu. tclahmcmpunyai kckuatan hukum yang tClnp.
Pasal 136
(1) Selamaberlangsungnya gugatan perceraian atas pemlOhonan penggugatatau tergugat berclasarkan perumbangan bahaya yang mungkin ditimbulkan, Pengadilan Agama clapat mengizinkan suami istri tersebutuntuk udak tinggal dalam satu rumah.
(2) Selama berlangsungnya gugatan perceraian, atas permohonan penggugatatau tcrgugat, Pengadilan Agama dapat:
a. menentukan nafkah yang hams ditanggung oleh suami
b. menentukan hal-hal yang perlu untukmenjamin terpeliharanyabarang-barang yang menjadi hak bersama suami-istri atal! bc;mngbarang yang menjadi hak suami atau barang-barang yang menjadihak istri.
Pasal 137
Gugatan perceraian gugur apabila suami atau ism meninggal sebelumadanya putusan PengadiIan Agama mengenai gugatan perceraian itu.
(1)
(2)
Pasal138
Setiap kali diadakan sidang Pengadilan Agama yang memeriksa• gugatan perceraian, baik penggugat maupun' tergugat, atau kuasa
mereka akan dipanggil untuk menghadiri sidang terse'but.
Panggilan untuk menghadiri sidang sebagaimana tersebut dalam ayat(1) dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh Ketua PengadilanAgama.
(3) Panggilan disampaikan kcpada pribadi yang bcrsangLut'LI. Apahiiayang bersangkutan tidak dapat dijumpaj, pallggilan di~"II:lj>ZljjGdl
melalui LlIrah atau yang scdcrajat.
(4) Panggilan sebagai tersebllt dalam ayat (1) dilalcllkan d~n dis,uulp,lik,mseeara patut dan slldall dHerima oleh penggugat maupull J.crglJg31 ataukuasa mereka selambat-Iambatnya 3 (tiga) hari sebelum sidang Jjbuka.
(5) Panggilan kepada tergugat dilampiri dengan salinan Slm~t gugatan.
Pasal 139
(1) Apabila tempat kediaman tergugat tidakjelas atau tergugat lidak memopunyai tempat kediaman yang tetap, panggilan dilakukan dcngan emamencmpclkan gugatan pada papan pcngumuman di Pengadilan Agamadan mcngumumkanilya melalui satu. atau beberapa sural kabar u(alJmass media lain yang ditetapkan olch Pengadilan Agama.
(2) Pengumuman melalui surat kabar aulU surat-surat kabar a/all massmedia terscbut ayat (1) dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dcngantcngg,mg waktu S,ltu bulan antara pengumuman pertama dan kcdua.
(3) Tenggang waktu antara panggiIan terakhir scbagaimana dimaksuG pactaayat (2) dcngan persidangan dilctapkan sckm'ang-kurungnya :1 (tiga)bulan.
(4) Dalam hal sudah dilakukan sebagaim<ma dimaksud dalam ayat Cl) (Lintcrgugat alau kuasanya tetap tidak hadir, gugatan di!erima ["npahadimya tcrgugat, kecuaJi apabila gugalan itu tanpa hal, aulU litLli\:bcralasan
Pasal140
Apabila tcrgugat berada daJmll kcadaan sebagaim:ma dimaksud dnlmllpasal 132 ayat (2), panggilan disampaikan mela1ui pcrwakibn RCPllbiikIndonesia sctcmpat.
I'asal 141
(1) Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan oleh Hakim selambat-lrunbatnya 30 (tigapuluh) had setelah diterimanya berkas atau surat gugatanpereerman.
(2) Dalam menetilpkan waktu sidang gugatan pereeraian perlu diperha!ikantcnumg waktu pemanggilan dan diterimanya panggilan tcrscbut olehpenggugat maupun tergugat alau kuasa mereka.
64
(3) Apabila lergugat bcrada dalam keadaan seperti tersebut dalam pasal116humf b, sidang pemeriksaan gugatan perceraian ditelapkan sekurangkurangnya 6 (enam) bulan terhitung sejak dimasukkannya gug;ltauperceraian pada Kepaniteraan Pengadilan Agama.
Pasal 142
(1) Pada sidang pemeriksaWI gugatan perccraian, suami istri datangsendiri' atau mcwakilkan kepada kuasanya.
(2) Dalam hal suami atau istri mewakilkan, untuk ke-penting'll! pc··mcriksaan Hakim dapat mcmcrintahkan yang bersangkutan untuk hadirscndiri.
j'asal 143
(1) Dalam pcmcriksaan gugatan perceraian Hakim herusaha mcndamaikankedua belah pihak.
(2) Sclama perkara bcJum diputl1skan, usttha mendamaikan dapat dilakuk:mpada sctbp sid:mg pcmeriksa:m.
Pasal 144
Apabila tcrjadi perdamaian, maIm tidak dapat diajukan gugatanperccraian bam henLsark:m alasan atau alasan-alasan yang ada schell/Illperdamaian dan tclah dikctahui olch pcnggugat pada waktu dicapainyaper<k'lmaian.
Pasal 145
Apabila tidak dapat dicapai perdamaian, pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan daIam sidang tertutup.
Pasal 146
(1) Putusan mengcnai gllgatan perccraian dilakukan dalam sidang tcrbllka.
(2) Suutu perccraian dianggap terjadi beserta akibat-akibatnya lerhitllngsejak jatllhnya putusan Pengadilan Agama yang telah mempunyaikckllatan hllkum yang tClap.
Pasal 147
(1) SelelalJ perkara perceraian itu diputuskan! maka Pmiitera PcngadilanAgama mcnyampaikan salinan sural puhisan tcrsebllt kepada silmniistri atau kuasanya dellgan menarik Kutipan Akta Nikah dmi mm;ingmasing yang bersangkutan..
65
(2) Panitera Pengadilan Agwna berkewajiban mengirimkan satu helais,alinwl putusan Pengaelilan Agruna yang telah mempunyai kekuatanhukllm yang tetap tanpa bermeterai kepada Pegawai Pcncatat Nikahyang mewilayahi tempat tinggal istri untuk diafL'lkan pencatatan.
(3) Panitera Pengadilan Agama mengirimkan Surat Keterangan kepadamasing-masing suami-istri atau kuasanya bahwa putusan tcrscbut ayat(1) telah mernpunyai kekuatan hukum yang tetap dan merupakan buktiperceraian bagi suarni dan bekas istri.
(4) Panitera Pengadilwl Agarna mernbllat catatan dalrun mang yang lersediapada KutiPWl Akta Nikah yang bcrsangkutan bahwa mercka tclahberccrai.
Catatan tcrsebut berisi tcmpat tcrjadinya Pcrccraian, tanggal pcrceraian,,nQmor dan tWlggal surat putusan serta tanda tangan Panitera.
. (5) Apabila Pegawai Pencatat Nikah yang mewiJayahi tempat tinggal istribcrbeda dengan Pcgawai. Pencatat Nikah tempat pcmikahan merelmdilangsungkan, maka satu helai salinan putusan Pengadilan Agwnasebagaimana dimaksud dalrun ayat (2) dikirimkan pula kepada PegawaiPencatat Nikah yllilg mewilayahi tempat perkawinan di!angsungkllil danbagi perkawinan yang dilangsungkan di luar Negeri salinan itudisrunpaikan kepada Pegawai Pencatat Nikah eli Jakarta.
(6) Kelalaian mengirimkan salinan putusan tersebut dalrun ayat (1) menjaditanggung jawab Pllilitera yang bertanggung jawab Panitera yangbersangkutan, apabila yang demikian itu mengakibatkllil kcrugian bagibekas suami atau istri atau keduanya
Pasnl 148
(1) Seomng istri yang mengajukan gugatan perceraian dcngan jalankhuluk, menyrunpaikan permohonannya kcpada Pengadilan Agamayllilg mcwiulyahi tempat tinggalnya e1isertal aJasan atau ala~an
alasannya.
(2) Pcngadilllil Agruna sclambat-lrunbatnya satu buIllil mcrnanggil istridWl suruninya untuk didcngar kcterangamlyamasing-masing.
(3) Dalam persidangan tcrsebut Pengadilan Agama memberikanpenjclasantentang akibat khuluk, dan mernberlkan 'nasihat-nasihatnya.
(4) Setelah kedua belall pihak sepakat tentang bcs..'Ui1ya iwadl atau tebusan,maka Pengadilllil Agruna membcrikllil penetapan tcntang izin bagi
66
suami untuk mengikrarkan talnknya di depan sidang PengadiJanAgama.
Terhadap penetapan itu udale dapat dilnkukan upaya banding dan kasasi.
(5) Penyelesaian sclanjutnya ditempuh sebagaimana yang diatur dalampasaJ 131 ayat (5).
(6) Dabm hal tidnk tercapai kcsepakatan ten tang besarnya tebusan atauiwadJ Pcngadilan Agama memeriksa dan memutus sebagai perhlrabiasa.
BAB XVIIAKIBAT PUTUSNYA PERKAWINAN
Bagian KesatuAkibat Talak
Pilsal 149
Bilamana pcrkawinan putus karena talnk, maka bekas suami wajib:
a. memberikan mut'ah yang Jaynk kepada bekas isttinya, baik bempa uangatau benda~ kecuali bekas ism tersebut qobla al dukhul;
b. memberi nafkah, maskilll dan kiswah kepada bekas istJi selama dalamiddah, kecuali bebs istri telah dijatuhi talale bain atau nusyuz dan dalamkeadaan tidnk hamil;
c. melunasi mahar yang masih tcmtang seluruhnya, dan scparoh apabilaqobla aJ dukhul;
d. memberik;1fl biaya hadhanah unluk annk-annknya yang belum mencapaiumur 21 mhun.
Pasal 150
Bckas suami berhak mclakllkan rllju' kepada bekas istrinya yang masihdaJam iddah.
Pasal 151
Bekas ism selama daJam iddah, wajib menjaga dirinya, tidnk menerimapinangan dan tidak menikah dengan pria lain.
Pasal 152
Bekas istd berhak mendapat nafkah iddah dari bckas suaminya,kecuaJi hila ia nusyuz.
69
Pasal 157
Harta bersama dibagi mcnurut kctcntuan scbagaimana terscbul daJampasal 96, 97.
Bagian KeempatMut'ah
Pasal 158
Mul'ah wajib diherikan olch bckas suami dengan syamt:
a. belum dilctapkan mahar hagi islri ba'da al dukhul;
b. pcrccraian ilu alas kchcndak suami.
Pasal 159
Mut'ah sunnat dibcrikan oleh bekas suami lanpa syaral tcrscbut padapasal 158.
Pasal 160
Bcsarnya mut'ah discsuaikan dcngan kcpalulan dan kcmampmm slIami.
Bagian KelimaAkibat Khuluk
Pasal 161
Perccraian dengan jalan khuluk mengurangi jumlah talak d,m lak dapaldirujuk.
Bagian KeenamAkibat U'an
Pasal 162
Bilamana Li'an lerjadi maka perkawinan ilu pulus un/uk selarnanya dananak yang dikandung dinasabkan kcpada ibunya, sedang slI<lmi tcrbebas daTikewajiban memberi nafkah.
70
BAB XVIIIRUJUK
Bagian KesatuUmum
Pasal 163
(1) Seorang suami dapat merujuk istrinya yang dalam masa iddah.
(2) Rujuk dapat dilakukan dalam hal-hal:
a. putusnya perkawinan karena talak, kecuali tala!< yang telall jatun figakali atau talak yang dijafuhkan qobla al dukhul;
b. putusnya perkawinan berda.o;ar putusan Pengaqilan dengan arasanatau alasan-alasan selain zina dan khuluk.
Pasal 164
Seorang wanita dalam iddah tmak raj'i berhak mengajukan kebemlanatas kehendak: rujuk dari bekas suaminya dihadapan Pegawai Pencatat Ni.kahdisak:sikan dua orang sanksi.
Pasal 165
Rujuk yang ('i1akukan tanpa persetujuan bekasistri. dapat dinyatakan,tidak sah dengan putusan Pengadilan Agama.
Pasal 166
Rujuk hams dapat dibuktikan dengan Kutipan Pendaftaran Rujuk danbila bukti tersebut hilang atau rusak: sehingga tidak dapat dipergunakan lagi,dapat dimintakan duplikatnya kepada instansi yang mengeluarkannya semula.
Bagiall KeduaTam Cara Rujuk
Pasal 167
(1) Suami yang hendak. merujuk istrinyadatangbersama-sama isuinyake Pegawai Pencatat Nikah atau PembantuPegawaiPencatilt Nikahyang mewilayahi tempat linggalsuamiiSlridengan membawapenetapan tentang terjadinya lalakdan sural keterangml lain yangdiperlukan.
(2) Rujuk dilak:ukan dengan persctujuan istri dihadapan Pcgawai Penca!,l!
71
Nikah alau Pembanlu Pegawai Pencutat Nikah.
(3) Pegawai Pencatal Nikah al;m Pembantu Pegawai Pcncatat Nikah mcmeriksa diln menyelidiki apakah suami yang akan mcrujuk illlmell1eTlllhi syaral-syaral memjuk mcnurlll hllkllm rnllna!:alJal, apak;jhrujuk yang akan dilakllkan itu masih dalam iddah talak mj'i, apab,hperempuan yang akan dirujuk itu adalah islIinya.
(i,) Selelah ilu sllami mengueapkan rujuknyadanmasing-masing yangbersangLltl'll heseria saksi-saksi menandatangani Bukl! Pcmlaftar:mlzujuk.
(5) Setelah mjuk ilu dilaksanakan, Pegawai Peneatat Nikah aiau Pcmbal1luPegawai Penealat Nikah menasihah sU3lni iSlIi tenlang hllknm-hukUllldan kewajiban mereka yang berhllbungan dengan rujuk.
Pasal 168
(1) Dalam hal rujuk dilakukan dihadapan Pembanlu Pegawai PcncalalNikah daftar mjuk dibuat rangkap 2 (dua), diisi dan dilandatangani alehmasing-rna~ing yang betsangkutan bcscrtasaksi-saksi, schelai dikirimkepada Pegawai Pencalat Nikah yang mewilayahinya, disertai suralsural keterangan yang diperlukan unluk diCalat dalanl BukuPencta.ftaranRujuk dan yang lain disimpan.
(2) Pengiriman lembar pertarna dari daftar rujuk oleh Pelnbantu PegawaiPencalat Nikah dilakukan selambat-lambatnya 15 (Iim'1 belas) harisesudah mjule dilakukan.
(3) Apabila lcmbar pert3lTla dari Daftar Rujuk ltu hilang, maka PembantuPegawai PencaL1t Nikah membllatkan salinan dari daftar lembar kedu:!,dengan berita acam tcntang sebab-sehab hilangnya.
Pasa! 169
(1) Pegawai Pcncatal Nikah membuat suratkelCl'angr\ll tcntang tcljadinyarujuk dan mengirimkannya kepada Pengadilan Agama<di tcmpalberlangsungnya talak yang bersangkutan,dan kepadasuami dan islrimasing-masing diberikan Kutipan Buku Pendaft3ran Rujukmenurulcontoh yang ditetapkan oleh Menten Agama.
(2) Suarni ism alan kuasanya denganmembawa Kutipan Buku Pendaftaran Rujuk ter:;ebut datang ke Pcngadi1arr Agama £Ii tempat bel'-. .langsungnya talak dahulu untuk mengurus dan mengurus dan mengam-bi! Kuiipan f..kta Nilcah masing-masing yang bersangkutan sctelah
72
tersedia pada Kutipan AIda Nikah tersebut, bahwayang berS:lllgkutantelah mjuk.
(3) Catatan yang dirnaksud ayat (2).berisitempat terjadinya rujuk.tanggalrujuk diikrarkan. nomor dan tanggalKutipanBuku Pendaftaran Rujukdan tanda tangan panitera.
BAB XIXMASA BERKABUNG
Pasal 170
(l) Istri yang ditinggal matiolch suaminya, wajibrnclaksanakan masabcrkabung sclanla masa iddah scbagai tanda turut bCrdukacita dansekaligus menjaga till1bulnyafitnah.
(2) Suami yang ditinggal mati oleh istrinYa.rnelakukan masa bcrkabungmcnumt kepatutan.
BUKU IIHUKUM KEWARISAN
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 171
Yang dimaksud dengah:
a. Hukum kewarisan adalahhukumyangmengaturtentaJjgpenJindahanhakpem i1ikan harta peninggalan (tirkah) pewaris.menentukansiapa-siapa yangberhak menjadi ahli warisdan berapa bagiannya masing-masing;
b. Pewaris adalah orang yang padasaatmeninggalnyaatau Yangdinyatakanmeninggal berdasarkan pulusan Pengadilan beragama Islam.meninggaIkanahIi waris dan harta peninggalan;
c. Ahli waris adalah orang yang pada saatmeninggal dunia mempunyaihubungan darah atau hubunganperka'Winandenganpe'Waris•. beragamaIslam dan tidak terhalang kacena hukurnuntuk menja~ahIiwaris;
d. Harta peninggaIan adalah hartayang ditinggalkanolehpewarisbaikyangbempa harta benda yang menjadi miliknyamaupun ~ak-haknya;
c. Harta warisan adalahharta bawaan ditllnlbahbagian darihartabersarna
73
setelah digunakan ,untuk keperluan pewaris seiama. sakit sampaimeninggillnya, biaya pengurusan jenazah (Tajhiz), pembayaran utang dilllpemberian untuk kerabat;
f. Wasiat adalah pemberian suatu benda dari pewaris kepada orang lain alaulembaga yang akan berlaku setelah pewaris meninggal dunia;
g. Hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dariseseorang kepada orang lain yang masih hidup unluk dimiliki;
h. Anak angkat adalah anak yang dalam hal pemcliharaan unluk hidupnyasehari-hari, biaya pcndidikan dan scbagainya beralih tanggung jawabnyadari onUlg tua asal kcpada orang tua angkatnya bcrdasarkan putusanPcngadilan;
I. Baitul Mal adalah Baird Harta Kcagamaan;
BAB IIABU WARIS
Pasal 172
Ahli waris dipandang beragama Islam apabila dikctahui dari KartuIdcntitas atau pcngakuan atau amalan atau kcsaksian, sedangkan bagi bayi yangbaru lahir atau anak yang belum dcwasa, beragama mcnurut ayahnya ataulingkungannya.
Pasal 173
Seorang terhalang menjadi a.hli waris apabila dcngan putusnya Hakimyang teIah mempunyai kckuatan hukum yang tetap, dihukum karena:
a. dipcrsalahkan telah membunuh atau mcncoba membunuh alau menganiayaberat pada pcwaris;
b. dipcrsalahkan secara memfitnah telah mengajukan pcngaduan bahwapcwaris telah melakukan suatu kejahatan yang diancam dengan hukuman5 tahun penjara atau hukuman yang lcbih berat.
Pasal 174(1) Kelompok-kelompok allli waris terdiri dari:
a. Menurut hubungan darah:
- golongan laki-laki terdiri dati: ayah, anal:: laki-laki saudara lakilaId, paman d.m kakek;
74
- golongan perempuan terdir~dari: Ibu, anak perempuan, Slludaraperempuan dan nenek.
b. Menurut hubungan perkawinan terdiri dari: duda alau janda..
(2) Apabila semlla ahli waris ada, malca yang berhak mendapal warisallhanya: anak, ayah, ibu, janda atau duda.
Pasa! 175
(I) Kewajiban ahli waris terhadap pewaris adalah:
a. mengurus dan menyelesaikan sampai pemakaman jcnazah selesai;
b. menyelewikan baik utang-utang berupa pengobatan, pernwatarltermasuk kewajiban pewaris maupun menagih piutang;. ,
c. menyelesaikan wasiat pewaris;
d. membagi harta warisan ill antara ahli waris yang berhak.
(2) Tanggllng jawab ahli waris terhadap utang atau kewajiban pewmishanya terba/as pada jumlah atau ni/ill harta peninggalannya.
BAB IIIBESARNYA BAHAGIAN
Pasa! 176
Anak perempuan bila hanya seorang ia mendapat separoh bagian, biladua orang atau lebih mereka bersama-sama mendapat dua pertiga bagian, danapabiIa anak perempuan bersama-sama dengan anak laki-Iaki, maka bagiananak laki-laki adalah dua berbanding satu dengan anak perempuan.
Pasa! 177
Ayah mendapat sepertiga bagian bila pewaris tidak meninggalkan anale,bila ada anak, ayah mendapat seperenam bagian.
Pasa! 178
(I) Ibu mendapat seperenam bagian bila ada anak atau dua saudnra ataulebih. Bila tidak ada anak atau dua orang saudara alau lebih, maka iamendapat sepertiga bagian.
(2) !bu mendapat sepertiga bagian dari sisa sesudah diambil olehjanda atmJduda bila bersama-s::.ma dengan ayah.
76
(2) Bagian bagi a:'di Vi,t,"iS ~i:daIc holcbwafis yang s(;-dCr~~j:il den,:-':";'; .V(:{lfJ, diganti.
1".1:;ell un(1) Bilamana pcwaris filcninggalkan har18 peninegalan, W;· ,<.:
scmasa hidupnya alau olch para ahli wads dapaiorang scbagai pclaksana pembagian harta warisan deng;m
a. mencatal dalam suatu daHar harta peninggalan, baik heillp:\ h;~lU.J.a
bergerak maupun lidak bergerak yang kemudiall disahkan Gi,d] (jJ.t!i
ahli wUlis yang bersangkutan, bila perlu dinilai hargal1ya (kllgc~~\
uang;
b. rnenghitung jumIah pengeluarUll untuk kepcntingan pcw;\ri:; ~>es\!a.i
dengan pasaI 175 ayal (1) sub a, b dan c.
(2) Sisa dari pcngcluaran dirnaJcslld di alas ooalah merupakan haria wari:;;'.';,yang hams dibagikan kcpada ahIi waris yang berhak.
Pasal Jlllll
Para ahli wUI'is baik secara bersama-sama alall perseofang:m (;:apalmcngajukan. pcrminlaan kepada ailE waris yang litill nmuk melakukanpembagian harta warisan. Bila ada di antara aMi waris yang tidak menyetuinipermintaan ilu, maka yang bersangkutan clapat mengajukan gugabn mcb1.uiPcngadilan Agarlla unluk dilakukan pcmlmgi:m haria warisan.
Pasa! :H!~l
(1) Bila haria warisan yang akan dibagi bcmpa /allan jJcrlai!!an ym,gluasnya kurang dad 2 hekutr, supaya dipertahankan lccsatua.~Il1yn
scbagaimana sclTlula, dan dilljUllfaatkall ul1(uk kepcl/tillgan bersamapara ahli wUl-is yang bersangkutan.
(2) Bila ketentuan tcrscbut padaayat (1) pasal ini tidak dimunglcinkankarella di antara para ahli waris yang bcrsangkutan ada YUllgmemer·lukan uang, maka !allan terscbut (hpat dimiliki()JeIl seorang atau lcbihahli waris dcngall ca.ra membayar haJ"ganyalccpada ahli waris ynngberhak sesuai denf,an bagiannya masing-masing.
77
Pasal 190
Bagi pewaris yang beristri lebih duri seOj~!llg, rna];;a masillgmnsingistri berhak mendapat bagian atas gono-gini dari mw:th tHlgga dengansuaminya, sedangkan keselurllhan bagian pewaris adalah menjadi hal< para "hliwarisnya.
Pasal 191
Bila pewaris tidak meninggalkan ahli waris sarna sckali, alau ahliwarisnya tidak diketahui ada atau tidaknya, maka harta tcrsebut atas putllsanPengadilan Agama diserahkan penguasaannya kepada Baitnl Mal untnkkepentingan agama Islam dan kesejahteraan umum.
BAB IVAUL DAN RAD
[>:lsaI192
Apabila dalanl pembagiail harta warisan di an tara para ahli waris Dzawijfurud menunjukkan bahwa angka pembilang lebih besar daripadJ an~ka
penyebut, maka angka penyebut dinaikkan sesuai dengan angka pembiJang,dan barn sesudah itu harta warisan dibagi seeara aul menmut angka pcmbilang.
Pasal 193
Apabila dalam pembagian harta wm'isan di antara pam ~hli waris DzawiJfumd menunjukkan ballwa angka pembilang lebih kedl d;uipada angkapenyebut, sedangkan tidak ada ahli waris asabah, mm pembagian haftawarisan tersebut dilakukan secara rad, yaitu sesuai dengan hale masing-masingaiUi waris, sedang sisanya dibagi secara berimoong di alltam mcreka_
BAB VWASIAT
p,asal 194
(I) Orang yang telahberumursekurang-kurmignya 21 tahull, bcrakal sehatdan tanpa adanya paksaan dapat mewasiatkan sebagian hart!. bendanyakepada orang lain atau lembaga.
(2) H:ma benda yang diwasiatkan hams merupar.aJl hak dmi pcwasiat.
78
(3) Pemilikan lerhadap harta ocnda seperli dim::iksud oalam ayat (1) pasa!ini baru dapat dilaksanakan sesudah pewasiat meninggal ounia.
Pasa! 195
(l) Wasiat dilakukan sccara ligan dihadapan dua omng saksi, af:m lcrlu!i:;dihadapan dua orang saksi, atau ctihactapan Notaris.
(2) Wasiat hanya dipcrbolehkan scbanyak-banyaknya scperliga (bri ku"tawansan kecuali apahila semua ahii wans menyetujui.
(3) Wasiat kepada ahli wads hanya bcrlaku hila disctujui o!ch SC!lHJa aldiwans.
(4) Pemyataan persetujuan pada ayat (2) dan (3) pmml ini ctibuat secara lisandihadapan dua orang saksi atau tertulis dihadapan dua orang saksi atandihadapan Notaris.
Pasal 196
Dalam wasiat baik secara tertulis maupun secara lisan harus disebuikandengan tegas dan jelas siapa atau siapa-siapa atau lembaga apa yang ditunjukakan menerima harta ocnda yang diwasiatkan.
Pasal 197
(1) Wasiat menjadi rota! apabila calon penerima wasiat berdasarlGit.\lputusan Hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tctap dihukumkarena:
a. dipersalahkan telah membunuh ak1U mencobamembl1nuh atm menganiaya herat pacta pewasiat;
b. dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pcngadu::mbahwa pewasiat telah melakukan suatu kejahat:m yang dianc:lJ'"dengan hukuman lima talmn penjaT'a atau hllkuman yang lehi!! bemi;
c. dipersalahkan dengan kckernsan alau ancaman mcm:cgah pcwasbtuntuk membual atall mencabllt atall mengubah wash! ulltukkepentingan calon penerima wasiat;
d. dipersalahkan telah menggelapkan atan merusak atall memalsukansurat wasiat dan pewasiat.
(2) Wasiat menjadi baW apabila orang yang' ditunjuk untuk menerimawasiat itu:
a. tidak m~ngetahll: adanya wasiat tersebnt s:llnpai h meninggal duniasebelum meninggalnya pewasiat;
79
b. mcngctahui adanya wasiat tcrscbut, tapi ia mcnolak unt uk mu,eri·manya;
c. mcngetahui aJanya wasial itu, tctapi tidak pem;!h meny:,lakmmenerima alau mCllolak sampai ia meninggal sebelum mcningga!nyapewasiat.
(3) Wasiat menjadi balal apabila barang yang diwasiatl\an musrwh.
Pasal 198
Wasial yang bcmpa hasil dari suatu benda ataupun pcnwnfaatan suatubenda hams diberikall janglea ""aktu tcrtcntu.
Pasal 199
(1) Pewasial dapat mcncabut wasialnya selama talon pcnerima wasiatbclum mcnyalakan pcrsctujuannya atau sudah menyatakan pcrsctujuannya letapi kcmudian mcnarik kembali.
(2) Pencabutan wasiat Japat dilakubm sccara Jisan deng:m disaksikan o1chdua orang saksi atau tcrlulis deng:m disaksikan oleh dua orang Silksi at,'liberdasarkaH akte Notaris bila wasial terdahulu diblJat secam lisan.
(3) Bila wasial dibuat seeara lertulis,makll hanya dapat dic:jbvt dchgan caralcrtulis dengan disaksikan oleh dua orang saksi aUm berdasark:m aktcNotaris.
(4) Biia wasial dibual b'crclaSarkan aklc notaris, ll1akahanya dapat dicabutberdasarkan aldc Notaris.
Pasal 200
Harta wasial yang bcmpa barang tak bergerak, bila karcna suaW sebabyang sah mcngalami penyusutan atau kemsaklm yang terjadi sebclum peV/asialmeninggal dunia, maIm penerima wasiat hanya akan menerima harta yangtersisa.
Pasal . 201
Apabila wasiat melebihi sepertiga darihartawarisan,sedangkanahliwaris ada yang tidak menyetujllinya, maka wasiat hanya dilaksallakan sampaibatas sepertiga harta warisan.
Pasal202
Apabila wasiat ditlljUkan unluk berbligai kegiatankebail.Gln, :'cJ.angkanharta wasiat tidak mcncukupi, maka allli waris dapat menclltubm kegiatanmana yang didahulukan pelaksanaannya.
80
Pasa! 203
(I) Apabila surat wasiat dalam keadaan tertutup, makapcnyimp:munnyaditempat nOUlfis yang membuatnya atau ditempat lain, tcrmasuk surat·surat yang ada hubungannya,
(2) Bilamana suatu sural wasiat dicabut sesuai dengan pasall99 maka suralwasiat yang telah dicabut itu diserahkan kembaIikepada pewasial.
Pasnl204
(1) Jika pcwasiat mcninggal dunia, maka surat wasiat yang tcrtulup dandisimpan pada Notaris, dibuka olchnya dihadapan ahH waris, disaksikandua orang saksi dan dcngan membuat berila acara pc~mbukaan suralwasiat itu.
(2) Jika surat wasiat yang tcrtutup disimpan bukan pada Notaris makapcnyimpan hams mcnycrahkan kcpada Notaris setcmpat awu KantorDrusan Agama sctcmpat dan selanjutnya Notaris alau Kantor DrusanAgarna terscbut membuka scba,gaimana ditcntukan dalam ayat (1) pasalinL
(3) Sctelah scrnua isi scrta maksud surat wasiat itlJ dikctahui malm olchNotaris atau Kantor Drusan Agama diserahkan kCp:ld;\pcneJima w:lsiatguna pcnyclcsaian selanjutnya. .
Pasal 205
Dalam waklu pcrang, para anggota ten tara dan mcreka yang tCimasukdalam golongan tcntara dan bcrada daIam daerah pertempuranalau yang bcradadi suatu tempat yang ada dalam kepungan musuh, dibolehkanmcmbuat Sill'atwasiat dihadapan scorang komandan atasannya dengandihadiri olch dua ClrangsaksL
Pasal 206
Mcreka yang scdang berada dalam pcrjalanan melaIuilautdibolehkanmernbuat surat wasiat dihadapan nakhoda atau rnualimkapaI,dan jika pejabattersebut tidak ada, maka dibuat dihadapan scorang yang mellggantinyadengandihadiri oleh dua orang saksi.
Pasal 207
Wasiat tidak diperbolehkan kcpada orang yang mclakukan pdayananperawataJ1 bagi seseomng, dan kepada orang yang memberi tuntunan keroha"
82
Warga Negara Indonesia yang berada di Negw'a Asing dup:lt filClftbuat
sural hibah dihadapan KO!1sulal atau Kcdulaan Republik Indollcsi:i setcmpatsepanjang isinya tidak bertcntallgan dcngan kclenluan pasal-pasal ini.
BUKumHUKUM PERWAKAFAN
BAB IKETENTVA]\/ UMUM
Pasal 215
Yang dimaksud dengan :
(1) Wakaf adaIah perbuatan hukum seseorang alau kelompok orang alaubadan hukum yang memisaIlkan sebagiall dari benda miliknya danmelembagakallnya untuk selama-Iamanya guna kepentingan ibadat alaukeperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.
(2) Waldf adalah orang alauorang-orang alaupun badan hukum yang me·wakafkan benda miliknya.
(3) Mar adaIah pemyalaan kehendak dan wakif untuk mewakaflam bend!!miliknya.
(4) Benda wakaf adalah segalabenda baikbel1da bergerak alau tidakbergerak yang mcmiliki daya tahan yang tidak hanya sekali pakai danbemilai menurut ajaran Islam.
(S) Nadzir adalah kelompok orang aulU badan hukum yang diserahi tugaspemeliharaall dan pcngurusan benda wakaf.
(6) Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf yang selanjulnya disingkal PPAIWadalaIl pelugas pemerintah yang diangkat berdasarkan peralUfall yangberlaku, berkewajiballmenerima ikrar dari wakaf dM menycrahkanllyakcpada Nadzir serta melakukan pengawasan untuk kelestariml per··wakafan.
(7) Pejabat Pembuat Akla Ikrar Wakaf sepertidimaksud dalamayat (6),diangkat dan dibementikan oleh MelltcIi Agama. •
83
nAB IIFUNGSI, UNSVR-UNSUR DAN
SYARAT-SYARAT WAKAI<'
Bagi:m KesatuFungsi Wakaf
Pasal 216
Fungsi wakaf adalah mcngckalklm manfaat benda wakaf scsuai dcngantujuan wakaf.
Bagian KeduaUnsur-unsm' dan Syarat-syarat Wa,kaf
Pasal 217
(1) Badan-bad:m hukurn Indonesia d:m onUlg alau orang-orang yang tclahdewasa d;m schat akaInya serta yang oleh hukum tidak terhaIang untukmclakukan perbuatan hukurn, alas kehendak scndiri dapat mewakafkanbenda rniliknya dengan rnemperhatikan peraturan perundang-und:mganyang bcrlaku.
(2) Dalam hal badan··badan hukum, maka yang bertindak ul1tuk dim ata:;namanya adalah pengurusnya yang sah menurut hllkum,
(3) Benda wakaf sebagaimana dimaksud dalam pasal 215 ayat (4) hamsmerupakan benda milik yang bebas daJi segala pcmbebanan, ikatan,silaan dan scngketa
Pasa! 218
(1) Pihak yang mewakafkan harus mengikrarkan kehendaknya secarajelasdan tegas kepada Nadzir dihadapan Pejabat Pembllat Akta Ikrar Wakafscbagaimana dimaksud dalanl pasal 215 ayat (6), yang kemudian menuangkannya daIam bentuk Ikrar wakaf, dengan disaksikan olehsckurang-kurangnya 2 orang saksi.
(2) Dalam keadaan tertentu, penyimpangan dari ketcntuan dimakslld dalamayat (1) dapat dilaks:makan setclah terlebih dahulu mcndapat persetujuanMcnteri Agama.
Pasal219
(1) Nadzir sebag":mana dimakslld dalam pasa! 215 ayat (4) terdiri danperorangan yang hams mcmcnuhi syarat-syarat scbagai berikut :
(1)
85
Hagian KetigaKewajiban dan Hak-hak Nadzir
Pasal 200
(1) Nadzir berkewajiban untuk mengurus dan bertanggung jawah ataskekayaan wakaf serta hasilnya, dan pclaksanlliUl perwakafan sesuaidengan tujuannya menurut ketentuan-ketentuan yang diatur olchMcntcri Agama.
(2) Nadzir diwajibkan mcmbuat laporan secara bcrkala a!;L~ SCHwa hal y;mgmcnjadi tanggung jawabnya scbagaimana dimaksud dalam ~\yat (I)kepada Kepala Kantor Urusan Agama Kccamalllil sctempat dcnga~l
tembusan kepada Majclis Ulama Kecmnatan dan Camal sctcmpaL
(3) Tata cara pcmbuatan laporan seperti dimaksud dalam ayal (2) <Iilaksanakan scsuai dcngan pcraturan Mcnted Agama.
Fasal 221
Nadzir dibcrhentikan olch Kepala Kantor Umsan Agamn Kccamatankarena:
a. meninggal dunia;
b. alas pennohonan sendiri;
c. tidak dapat melakukan kewajibannya lagi scbagai nadzir;
d. melakukan snatu kejahalan sehingga dipid.lIla;
(2) Bilamana terdapatlowongan jabatan Nadzir karenasalah satu alas:;nsebagaimana tcrsebllt dalam ayat (1), Illakapenggantinya diangkat olel1Kcpala Kantor Urus.'ln Agama Kccamatan atas saran Majelis UlamaKccamalan dan Camat setempat.
(3) Seorang Nadzir yangtelah bcrhcnti, scbagaimana dimaksud dalam ayat(1) sub a, tidak dcngan scndirinya digantikan olel! salah scomng ahliwarisnya.
Paslll 222
Nadzir bcrhak mendapatkan penghasilan dan fasilitas, yang jcnis danjwnlahnya ditentukah bcrdasarkah kelayakanaL'ls samnl'Aajelis Ui:lmaKecamatan dan K:mtor Urusan Agama Kccamatansc!cmpat.
,\
87
BAB IVPERUBAHAN, PENYELESAJ[AN liJAN
ll"ENGAWASAN BENDA WAKAUi'
Bagian KesatuP<embahan Benda Wal'llii'
Pasal 225(1) Pada dasarnya terhadap benda yang telan diw;;k:\lkm tida!:: d:ip::.i
dilakukan perubahan atau pcnggun:uUl h,in l1ill:ipadhl y;m~ dimJk..;,;(]dalam ikrdf Wakllf.
(2) Penyimpangan daTi ketentuan tersebut dalam ayat (J) h,my3. aapa.(dilakukan terhadap hal-hal tertentu setelllh tcrl~~bill d.al1ulu mendapa!bmpersetujuan tertulis dati Kepala Kantor Umsall .Agama KecaJnai:mberdasarkan saran dnri Majelis Ulama Kecarnawn dan Cama( setemp:Jldengan ala~ :
a. !carena tiM sesuai lagi dengan tujuan wakaf scpcrti diikmrk:m ole!!walde;
b. !carena kepentingan umum.
Bagian KeduaPenye!esaialll Perselisihan JBcllda Walmil'
Pasal 226
Penyelesaian perselisihan sepanjang yang mCllyangkut jJ.:r:;O:[l":a," hembwakaf dan Nadzir diajulam kepada PengailiJan Ag2Jma selempm s:e,;li[;l de,.!.;HI1keteniua.n peraturan penmdang-ulldangan yal1g berhum.
Bllgian KetigaPcngawasan
Pasal 227
Pel:gawasan ierhadap peJaksanaan tugas ilim umgglW.g ).".-.'1:1':1 i~;,!J.zil
dilakukan secara bersama-sama oleh Kepala Kantor Urusan Ag<.Jma ke(:~m:d:m.Majelis Ulanla Kecamatan dan pengadilail Agima yang rnewilayahinyrl,
89
B. ANALISIS TENTANG PERANAN DAN KEBERADAAN KITAB KUNING (KI
TAB FIQH) SETELAH LAHIRNYA KOMPILASI HUKUM ISLAM o
Setelah diberlakukan Kompilasi Hukum Islam melalui
Inpres No o 1 Tahun 1991, maka para Hakim Pengadilan Agama
di Indonesia telah mempunyai pegangan sebagai rujukan da
lam menyelesaikan sengketa atau merumuskan perkara yang
diajukan ke Pengadilan. Kompilasi Hukum Islam telah me
robah kondisi hukum Islam yang semula terqapat dalam ber
bagai sumber, kini sumber-sumber yang bervariasi itu te
lah disusun dalam satu himpunan~
Lahirnya Kompilasi Hukum Islam ini, bukan berarti te
lah finalnya permasalahan penyatuan sumber hukum Islam di
Indonesia, karena di dalam Kompilasi masih banyak terda
pat kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang harus dfsem
purnakan dan diperbaiki. Sebagai contoh : Tentang akad
nikah yang pengertiannya disebutkan dalam pasal 1 huruf C
buku I bertalian dengan ijab yang diucapkan oleh wali dan
qabul yang diucapkan oieh mempelai pria atau wakilnya di
saksikan oleh dua orang saksi, telah diatur secara khusus
pada pasa127, 28 dan 29, tetapi sungguh disayangkan pada
pasal-pasal tersebut belum diberikan pengertian Ijab dan
Qabul menurut hukum Islam dalam bahasa Indonesia. Juga
dalam pasal-pasal tersebut belum dicentunkan ketentuan
kemungkinan pelaksanaan Ijab Qabul pada tempat berbeda,
seperti terjadinya kasus akad nikah lewat telepon.
90
Dalam
pasal-pasal tentang Ijab Qabul ini yang lebih ditekankan
hanyalah bahwa calon mempelai dapat menyatakannya melalui
orang yang dikuasakan secara khusus, pada hal dalam Kitab
Kuning Fiqh Syafi'i telah ditekankan bahwa dalam pelaksa-
), dengan demikian menurut Mazhab Syafi'i ni-
naan Ijab Qabul (Akad Nikah)~ ,I 1\
( ex-.~ I..-Z-\:J
harus hadir pengantin Pria
karena
kah via telepon tidak sah, tetapi pada Mazhab yang selain-
nya tidak menyebutkan harus hadir pengantin pria, atas da
sar ini selain mazhab Syafi'i sah nikah lewat telepon. Hal
yang seperti ini perlu dijelaskan dalam Kompilasi,
cukup menghebohkan beberapa tehun yang lalu.
Selanjutnya dalam pasal 1 buku I mengenai hukum perka-
winan, dicantumkan berbagai pengertian, yaitu berupa kete-
rangan dari berbagai istilah yang digunakan, akan tetapi
sayangnya tidak semua atau masih banyak'istilah tehnis yang
digunakan, akan tetapi tidak kita jumpai delam materi Kom-
pilasi. Sehubungan dengan istilah ini memang masih dirasa-
kan masih ada penggunaan istilah-istilah yang kurang
tumpang tindih.
Mengingat fungsinya sebagai pedoman dalam hukum
di Indonesia, seherusnya Kompilasi ini juga harus
ateu
Islam
ber-
fungsi sebagai sarana pembakuan istilah Hukum Islam di
Indonesia. 2
akan menghilangkan hak waris. Kalau pewaris beragama
92
Islam,
maka ahli warispun harus beragama Islam. Untuk itu pada pa
sal 172 harus ditegaskan tentang indikator untuk menyatakan
bahwa seseorang itu adalah Islam.
Selain dari yang disebutkan tani, di dalam Buku II Kompi
lasi, tidak disebutkan siapa yang bisa menjadi ahli waris. Se
harusnya ditegaskan bahwa setiap orang yang memenuhi ketentuan
dapat menjadi ahli waris dari pewaris dari yang meninggal du
nia apakah ia laki-laki atau perempuan. Hak yang demikian su_
dah ada sejak ia masih dalam kandungan ibunya dengan ketentuan
kalau ia ~ahir hidup, tetapi kalau ia lahir mati, maka bagian
nya diserahkan kepada ahli waris lainnya.
Selanjutnya dalam rasal 173 tentsng terhslangnys seseonang
untuk menjadi shli waris disebutkan hanya tindak pidana keja
hatan terhadap pewaris, tetspi tidak ditegaskan bahwa murtadnya
seseorang dapat menjadi penghalang utmauntuk menjadi ahli wa
ris. Seharusnya hal ini ditambahkan dalam fasal 173 tersebut.
Pada pasal 174 mel1genai siapa ahli waris,tidak disebutkan
pewarisan dari seorang pewaris yang tidak meninggalkan ahli wa
ris sama sekali. Pada pasal 191 meskipun telahdisebutkan, te'('\AlL>
tapi hanya pembagian warisnya saja. BegituV"""tentang keutamaan
dan hijab tidak dimuat sec!lll!I rinci'~"
Pada pasal 186 mengenai kewarisal1 anak yang lahir diluar
perkawinan, seharusl1ya ditegaskan juga tentang al1~k angkat
itu tidak mewarisiorang tua flpgkatl1ya, ekan tetapi iaberhak
mendapa t bagian darioral1g ttiaangkatl1ya ~w0.,i J'o.£lM.J~ 1~ ~it~ 0ttl~ill. CCl(At{ ''''",pA\'' . '..
Masih ada lagi ketentuan-ketentuan lain yang seharusnya
93
Kemudian pada pasal 210 - 214 dalam buku II ini, tentang
hibah belum disebutkan seeara rinei, juga masih perlu disem-
purnakan.
Pada buku III Kompilasi Hukum Islam mengenai Hukum Perwa-
kafan isinya jauh lebih sedikit bilamana dibandingkan dengan
dua buku terdahulu. Masih diperlukan ketentuan-ketentuan yang
lebih rinei dan merujuk kepada Kitab-kitab Fiqh. Sebagian be
sar pasal-pasalnya mempunyai banyak kemiripan dengan PP.No.28
Tahun 1977 tentang perwakafan Tanah milik. Perbedaannya kalau
PP. No. 28 Tahun 1977 hanya terbatas pada perwakafan tanah mi
lik, sedangkan Kompilasi menerangkan perwakafan pada umumnya.
Pada hal tujuan semula disusun Kompilasi ini untuk memuat ma
teri Hukum Islam yang diangkat dari berbagai pendapat dikenal
dalam hukum Islam. Kompilasi hukum Islam harus memuat hukum~
subtantif dari Hukum Islam yang diatur dalam Kitab-kitab Ku-
ning/Kitab-kitab Fiqh.
Berdasarkan analisis singkat terhadap Kompilasi Hukum Is
lam di atas, maka lahir~ Kompilasi tersebut, bukan berarti
telah finalnya permasalahan penyatuan sumber Hukum Islam di
Indonesia. Masih banyak terdapat kekursrigan-kekurangan dan
kelemahan-kelemahannya yang harus disempurriakan. Dalsm Kompi
lasi itu sendiri tidak tertutup jalan bagi Hakim dalam menye
lesaikan perkara-perkara yang diajukan kepadanya untuk memper
hatikan nilai-nilai yanghidup dalam masyarakat sehingga pu-
tUSS!lnya sesuai dengan rasa keadilan sebagaimana disebutkan
dalam pasal 229 Kompilasi.
Meskipun Kompilasi Hukum Islam telah dibakukan sebgai Ki-
94
Kitab Kuning (Kitab Fiqh) tidak dapat ditinggalkan dan peranan
nya tidak bisa diabaikan, karena Kompilasi Hukum Islam erat hu
bungannya dengan Kitab Kuning (Kitab Fiqh). Rujukan Kompilasi
adalah ke Kitab Kuning Fiqh. Kompilasi merupakan bagian dari
Kitab Kuning Fiqh. Kalau Kompilasi memuat hukum Islam hanya
terbatas pada hukum Perkawinan, hukum Kewarisan dan hukum Per
wakafan, maka Kitab K~ning Fiqh memuat hukum Islam secara u
mum atau secara menyeluruh, bukan hanya Hukum Perkswinan, Hu
kum Kewarisan dan Hukum Perwakafan saja, tetapi meliputi semus
aspek bahasan Hukum Islam.
Para Hakim Pengadilan Agama harus menghidupkan Kitab Ku
ning Fiqh, karena masalah kehidupan selalu berkembang, banyak
masalah baru yang muncul menghendaki jawaban yang pasti, se
dangkan Kompilasi Hukum Islam baru merupakan alternatif dan
pengisi kekosongan hukum, untuk menseragamkan pegangan dan
rujukan parahakim Pengadilan Agamadi Indonesia dalam menyele
saikan sengketa yang dihadapinya, agar tidak berbeda putusan
nya dalam kasus yang sarna.
DR. Jamal Al Din 'Athiyah menyebutkan tiga alasan penting
nya tela'ah dan kajian terhadap Kitab Kuning sebagai wariasn
intektual masa lalu bagi para peminat studi hukum Islam dewasa
ini, yaitu :
1. Sebagai pengantar bagi langkah ijtihad dan pembinaan hukum
Islam kontemporer.
2. Sebagai materi pokok dalam memahami, menafsirkan danmenerap
kan bagian-bagian hukum positif yang masih menempatksn hukum
Islam stau mazhsb fiqh tertentu sebagsi sumber hukumnys.
95
3. Sebagai upaya memBnuhi kebutuhan umat manusia secara univer
sal, dalam bentuk sumbangan bagi kemajuan ilmu hukum sendi
ri melalui studi perbandingan hukum. 4
Kitab-kitab kuning fiqh mempunyai karakteristik lain, ka
lau fatwa dan putusan Pengadilan Agama sifatnya hanya kasuistik
membahasa masalah-masalah tertentu saja, tetapi kitab-kitab Ku
ning Fiqh sifatnya menyeluruh dan meliputi semua aspek bahasan
hukum Islam.
Berangkat dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa
Kitab-kitab Kuning Fiqh itu, masih sangat berperan dal'am pengem
bangan Hukum Islam di Indonesia. Sesuai dengan pengertian Kom
pilasi hukum Islam, yang merupakan kumpulan dari berbagai tuli
san dan karangan yang dikumpulkan dari berbagai kitab terutama
Kitab-kitab Kuning (Kitab Fiqh) sekalipun di dalam kitab-kitab
fiqh itu sendiri te~apat berbagai aliran-aliran dalam Kompila
si, aliran-aliran tersebut telah disatukan dan dikumpulkan menja
di satu, dengan demikian maka Kompilasi HUkum Islam merupakan
penjelmaan dari berbagai Kitab Kuning (Kitab Fiqh) mazhab yang
empat, yang dipadukan dengan pemikiran para ahli hukum positif
dan hukum Islam di Indonesia.
Kitab-kitab Kuning (kitab Fiqh) masih tetap mempunyai pe
ran yang sangat penting dalam pembentukan Hukum Islam di Indo
nesia. Di samping itu tentunya harus disesuaikan dengan keada
an budaya dan kultur masyarakat Indonesia, yang senantiasa ber
kembang sesuai dengan perkembangan zaman. Apalagi Kompilasi
itu sendiri masih bayak kekurangan-kekurangannya dan kelemahan-
kelemahannya yang masih memerlukan penyempurnaan, disamping
bahasannya hanya terbatas pada masalah-masalah tertentu yang
berkisar pada Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan dan Hukum
Perwaka~an yang masih perlu disempurnakan. Dengan demikian
Kedudukan Kitab Kuning setelah lahirnya Kompilasi Hukum Is
lam tetap dianggap penting dan diperlukan dalam menetapkan
Hukum Islam di Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, yaitu Kompilasi Hukum Islam
masih perlu penyempurnaan, para Hakim Peng~dilan Agama di
Indonesia tetap menjadikan Kitab-Kitab Kuning (Kitab Fiqh)
sebagai rujukan dalam menetapkan hukum dan memutuskan perka
ra. oleh karena itu para Hakim Pengadilan Agama harus bisa
membaca Kitab Kuning Fiqh dan mampu menguasa 'inya dan mengem
bangkannya, khususnya bagi para calon Hakim Pengadilan Agama
yang sedang dalam pendidikan untuk jabatan tersebut, hendak
lah diarahkan untuk memahami dan menguasai isi dari Kitab
Kuning Fiqh, agar dapat menjadikannya sebagai rujukan bila
di dalam Kompilasi Hukum Islam mereka menemukan hal-hal yang
perlu kepada penjelasan-penjelasan dan penjabarannya.
98
Kuning (Kitab Fiqh) untuk dijadikan pedoman.Kitab-kitab Ku
ning (Kitab Fiqh) 1n1 adalah karya dari para Ulama beberapa
abad yang lampau yang kadang-kadang bahkan sering dalam se
tiap masalah ditemukan lebih dari satu pendapat (qaul). De
ngan berpedoman kepada beberapa buku kuning (bulru ~iqh) ter-
sebut, dalam menetapkan dan memutuskan suatu perkara yang sa
ma, sering terjadi putusan yang berbeda oleh dua orang Hakim
yang menanganinya sesuai dengan re~rensi Kitab Kuning Fiqh
yang digunakan, sehingga terjadilah ketidak seragaman hukum,
antara satu pengadilan dengan pengadilan yang lain dalam ka-
sus atau perkara yang sama. Perbedaan. kepubusan antara~~satu Pengadilan Agama dengan Pengadilan yang Iainnya dapat
membuka peluang bagi terjadinya pembangkangan atau keluhan
dari pihak yang kalah dalam berperkara, bahkan para Hakim A
gama sendiri sering berselisih dalam memilih kitab rujukan
diantara kitab-kitab yang telah ditetapkan.
Untuk mengatasi masalah yang telah disebutkan di atas,
maka timbullah usaha untuk membuat Suatu pedoman bagi para
Hakim Pengadilan Agama untuk menetapkan hukum dan menyele
saikan perkara. Usaha tersebut terwujud dengan Iahirnya
Kompilasi Hukum Islam melelui Instruksi Bapak Presinde R.I.
No. I Tahun 1991.
3. Kompilasi Hukum Islam erat hubungannya dengan Kitab Kuning
(Kitab Fiqh), karena rujukan Kompilasi adalah ke Kitab Ku~
ning (KitabFiqh). Kompilasi memuat beberapa bahasah dari
Kitab Kuning (Kitab Fiqh) yaitu Hukum Perkawinan, Hukum Ke
warisan dan Hukum Perwaka~an, sedahgkan Kitab Kuning (kitab
100
Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan dan Hukum Perwakafan. Sedang
kan Kitab Kuning (~itab Fiqh) memuat. Hu~m Islam secara kese
luruhan. Oleh sebab itu Kedudukan Kitab Kuning tetap dianggap
penting meskipun telah lahir Kompilasi Hukum Islam di Indone
sia.
B. SARAN-SARAN :
1. Agar kemurnian dan citra Islam tetap terpelihara serta ur
gensi Kitab Kuning (Kitab Fiqh) tetap sebagai khazanah ke
ilmuan dan sebagai sumber Hukum Islam, hendaklah para Hakim
dan Galon Hakim Agama tetap memperdalam dan memperluas wa
wasan yang dapat menunjang pemahaman terhadap Kitab Kuning
(Kitab Fiqh). Begitu pula hendaklah para Ahli Hukum tetap
menggalinilai-nilai ilmiah dan nilai hukum yang terkandung
dalam Kitab Kuning (Kitab Fiqhi. Disamping itu hendaklah
Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama melengkapi Perpus-
taka an Pengadilan Agama di seluruh Indonesia dengan Kitab Kuning
2. Agar Kompilasi Hukum Islam menjadi sebuah Kitab Perundang
undangan seperti Hukum Positif di Indonesia, hendaklah De
wan Perwakilan Rakyat (DPR) segera mengkodifikasikan Kompi
lasi tersebut.
3. Agar para Hakim Pengadilan Agama di Indonesia menjadi Ha
kim berbobot, hendaklah para Galon Hakim Pengadilan Agama
yang sedang dalam pendidikan untuk hal tersebut, sebaiknya
jangan dilulu~kan sebelum bisa memahami Kitab Kuning Fiqh.
DA1~TAR PUSTAKA
1. Abdurrahman, SR, MA, Kompilasi Hukum Islam, Jakarta, M~ade
mika Presindo, 1992.2. A. Chozin Nasuha, Epistemologi Kitab Kuning, Pesantren,No.1/
Vol. VI/1989.3. Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Be13nda, Jakartn,Lp3ES,
1986.4. Ali Yafie, Kitab Kuning untuk Peradaben Islam, Pesantren
No. 1/Vol. VI/1989.5. Prospektif Kitab Kuning den Kriteria Pengkejiennye secora
efektif dan efesien, Mekelah, Jekerte, 1988.6. Dawam Anwer, Tak perlu malu dengan Kitab Baru, Pesantren,
No. 1/Vol. Vi/1989.7. Fuad M. Fekhruddin, Urgensi Kiteb Kuning sebegei Sarena dn
lem mengistinbetkan Hukum Islam, Nakelah, Jakarte 1988.8. Huzaemeh, Muhadherat Pi Al Figh Al Mugaren, Kuliah Syari'eh
Al Jami'ah Al Islamiyah Ai Hukumiyyah Syarif Hidayatullah,1411 H/1991 1'1, Jilid I.
9. Jalaluddin Rahmay,Kaya Informesi Miskin Metodologis, Pesen~, No. 1/Vol. Vr/1989.
10. Juhaya S. Praja, HUkum Islam di Indonesia, Bendung RemajeRosda Karye, 1991.
11. Luis Ma'luf, Al Munjid, Deru Al Masyriq, Beirut, 1975.12. Mesder F. Mas'udi, Menguak Pemikirnn Kitab Kuning, Pesnnt
~, No. Perdana, 1984.13. Hohammad Daud Ali, Asas-asas Hukum Islam, .Jnknrta, Raja ;'Jali
Press, 1990.14. ---------- Hukum Islem dan Hasalehnya di Indonesia,Makalah Jakartf15. ----------,3e ,jarah Perkemb&l'Jgen Hukum Islam di Indonesia,
Makalah, J~karta, 199216. Muntaha Azhari, Mengapa Kitab Kuning, Pesantren, No. 1/
Vol. VI/1989.17. Nurchozin, Kit.ab Kuning ~p.ranan dan Masalahnya di Pengndilen
Agama, Nimbar HUkum, No.3 Tahun II, 199118. Peunoh Daly, Fiqh Harus Aktual, ~esantren, No.1 /Vol.VI/
1989.19. \1ojownsito dan \"-J.S. Poerwedarminta, .Knmus Lengknp Inngeris
Indonesia, Bandung, P.T. Hasta, 1978.
101
imbllng
SURNl' Kl::l'UTUSAN Dt::KAN FAKUl:l'~\SSYAnI' AHlAIN SYAHH' llIllAYATUI,LAH JAKAltTA
, HOnlor :' 05 '1'nhull 199/11.'gN'rANG': .
,PJi:Nl;LITIAN INDIVIOUAL "KI.>DUOUK't,N'KITAllKUNING ,(I(I'rAD FItlH) SETc;I;AH l,AIHHNYA KO~l
'PILI\SI llUKUH ISLAH.,
08J(AN FA J<UL1'AS, SYAHliAH IAJ;N SYAHIF IHUAYAT\JLl,AH JAK,dlTA-. -""...., -.- .-.--. . ,.--
n. b"ln{a dongnli'l,nhirnyn Kompila"i Hulcuro Isinro molnhliInStrl.llcsi Prosi'den No.' 1 Tnhun 1991, mnlen Kitab Kuning yang' mon'judi rujulenn bUgi para Hakim Agamn dn-
'lnm mOllyolo'snilenri porlearn yang solnmn ini di.iadilennpodomnn "oleele mqn:,incli leurung borfungsi. oloh kal'cnllitu ,perlu 'dindolcnn 'pcrioli,t{l\ll individ{"ol to'ntong'lIKcdudulcan K:l.tab Kuni'ng i ' (Ki'b,',t l'iqllr' sot~lah l~hir~Y8Kompiln.'si'Huleum .l~ln'oi',; " ,
b. bah"n ,untuJc mcnjarilin ,terlaksannnya' 1'cnelitinn tcrsebut porlu ditotaplenn s'oorang' ponoliti yang di1'andnngmnrilpu,4on momonuhi syarnt 'llntulc, cliangkat ,sebagai 1'eInlcsann ponolitiu~ dimnlcsud.'
19ingnt I 1. Undnnguundnng nomor B tilhun 197/1 tentnng pOfcolc-polcolcKopegnwaian~
2. Unda;lguund.l<n~"no=r.,2',tllhun 19B9 t'oztun5' sistolil Pondidikan Nllsionnl.
:3. l?eratu~'aJt :Pewerintah nomor ",30 ,tp,huu 1090,. tentungPondidikan dhd Peraturan Pemorintah nornor 13 tahun
,'1991 tentung Pancabutan Parnturnn Pemorintnh No. J3tnhun 19,85 tenj;ang' Polcok":'pol'ol' OrgD.f1isasi ,IAIN' danKcputusnn Presidan No. 10 tahun ,199t' tl3ntang Poncabutall Keputuso.n ,Pre sidon t'o!'tung susunan Orl.lunisasiUniversitas dan Institut Nogori.
11., Koputusun Hentori Agunla RI ziomor 15 . tahun 198B tl3ntang ,stisunan Organisasi dan tata kor,ja lAIN SyarifHidllyatuilah Jalcarta.
5. Koputusan Hentor! Negarn 'Pondayagunaan Aparntur Nogara No. 19/~lENPAN/19B9 tontang anglea J::.rodit bagiJabatnn Tonal.lu Pongajar Porgunlnll Tinggi dalaro, ling-laingan Dl3partolnon Agama. '
HEHUTUSKAN;,
,notaplcnn K.£PIJTUSAN DEKAN l'AKULTAS, SYARl' Aii lAIN JAKARTAPENE(,ITlAN IND IV !DUAL "KEDUOUKAN KI1'AB KUN lKGFIQH) SETELAH LAllIRNYA KOHPlLASl HUKLTH lSLAJ-I"
T8NTANG(KITA3
103
ama
a
Hl'ngangkat Sdr.DR.H.Hu.zacmah 'rahido scbngni pcncliti pe'nclitian Individual. ,"Kcdudukan Kitab Kuning (Kitab F'iqh)S ctclah lahirnya KompilasiHukuru Islam" da'n' Dr 1" '1s··· ....... us-
.tadjib".HA,' sebagai konsul.t·al1. .
1'ug~'S l"QllQliti sebagailllana. dimaksud diktum portama ada.lah·inolaksannkan penolitian· individual tersobut mulaibulan April dan'solambat-lnmbatnya ~~hir Juni 1994 sudah menYl;unpa'ikannya kepnda Dc!<an. sotolnh itu tugna to];.ebut d~anggap tclah selesai.
,ga Segala biaya yang dikeluarkan aebagai akibat pelakaanaan Keputuaan ini dibebankan pada DIP lAIN Syarif Hi
. dayatullah Jakarta tahun1993/1991t
: Keputuaan ini mulai berlaku aejak tanggal ditetapkandengan ketentuan jika ternyata terdapat kekeliruan akandibetulkan kembali aebagaimana mestinya.
MA.
JAKARTA2 APRIL 1994
~:::-"~"""NTETAPKAN DITANGGAL
USAN :
.ektor lAIN 'Syarif' Hidayatullah'akarta;:epala Puaat P2H lAIN Jakarta;:epala Biro AUAK lAIN Jakarta;'ang beraangkutan.
TERM OF REFERENCE (TOR) PENELITIAN KEDUDUKANKITAB KUNING (KITAB FIQH) SETELAHLAHIRNYA
KOMPILASI HUKUM ISLAM======================
r. LATAR BELAKANG MASALAH :
Kompilasi·Hukum Islam merupakan suatu keberhasilan yang besar
bagi umat Islam Indonesia pada pemerintahan orde baru, karena de
ngan lahirnya Kompilasi tersebut, umat Islam Indonesia telah mem
punyai fiqh yang seragam dan telah menjadi hukum positif yang wa-
jib dipatuhi oleh seluruhbangsa Indonesia yang beragama
Dengan ini dapat diharapkan tidak akan terjadi kesimpang
Keputusan dalam lembaga-lembaga Peradilan Agama, dimana
Islam.
siuran
sering
terjadi adanya Keputusan Pengadilan Agama saling berbeda pada hal
kasusnya sama. Perbedaan keputusan ini karena dalam menyelesai-
kan perkara di Pengadilan Agama telah ditetapkan sejumlah
kuning (kitab fiqh) untuk ~adikan pedoman. Kitab-kitab
kitab
kuning
(kitab fiqh) ini adalah karya dari para ulamabeberapa abad yang
lampau yang kadang-kadang bahkan sering dalamsetiap maSaIah di
temukan lebih dari satu qaul (pendapa~
Kitab-kitab Kuning (Kitab-kitab fiqh) yang telah ditetapkan
untuk menjadi pedoman para Hakim Agamaadalah sbb :
1. Al Bajuri.
2. Fathu Al Mu'in dan syarahnya.
3. Syarqawi Ala Al Tahrir.
4. Qalyubi/Mahalli.
5. Fathu Al Wahhab dengan s~rahnya.~
6. Tuhfah.7. Targhibu Al Musytaq.
8 •. Al Qawaninu Al Syar'iyyah Li Asayyid Usman bin Yahya.. .
105
9~Qawaninu Al Syar'iyahha Li Al Saiyid Shadaqah Dahlan.
10. Syamsuri Li Al Fara:'idh.
11. Buqhyatu Al Mustarsyidin.
12. Al Fiqh Ala Al Mazahib Al Arba'ah.
13. Mughni Al Muhtaj.
Materi dalam Kitab-kitab tersebut agaknya masih belum mema
dai, sehingga seringkali dikeluarkan instruksi maupun Burat e
daran untuk menyeragamkan penyelesaian perkara.
Perbedaan satu keputusan antara satu Pengadilan Agama dengan
Pengadilan Agama yang lainnya dapat membuka peluang bagi terja
dimya pembangkangan atau keluhan dari pihak yang kalah dalam ber
perkara, bahkan para Hakim Agama sendiri sering berselisih dalam
memilih kitab rujukan di antara kitab-kitab yang telah ditetap
kan.
Untuk mengatasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka
timbullah usaha untuk membuat suatu pedoman bagi para Hakim Pe
ngadilan Agama untukmenetapkan hukUm dan menyelesaikan perkara.
usaha tersebut terwujud dengan lahirnya Kompilasi Hukum Islam me
lalui instruski Bapak Presiden R.I. No. I. Tahun 1991.
Setelah lahirnya Kompilasi HUkum Islam ini, timbul pertanya
an :"Bagaimanakah Kedudukan Kitab-kitab Kuning (Kitab-kitab Fiq
hi yang selama ini dijadikan pedoman pokok oleh para Hakim Penga
dilan Agama sebelum lahirnya Kompilasi.Hukum Islam ?"
Untuk menjawab pertanyaan inilah peneliti mencoba meneliti
nya dan mengkajinya secara sistematis dengan judul :"Kedudukan
Kitab Kuning (Kitab Fiqh) setelah lahirnya Kompilasi HUkum 18-
' ......... 11
106
:1. DESIGN PENELITIAN :
Dalam penelitian Kedudukan Kitab Kuning (Kitab Fiqh) sete
lah lahirnya Kompilasi Hukum Islam ada beberapa hal yang akan
dilaksanakan, antara lain, sbb :
1. Menelaah kitab-kitab dan tulisan-tulisan yang ada kaitannya
dengan masaalah yang diteliti.
2. Memberikan penjelasan tentang Kedudukan Kitab Kuning (Kitab
Fiqh) seba-gai sumber hukum Islam.
3. Menjelaskan hubungan antara Kitab Kuning {Kitab FiqhI de-
ngan Kompilasi Hukum Islam.
4. Memberikan penilaian tentang Kedudukan Kitab Kuning (Kitab
Fiqh) setelah lahirnya Kompilasi HukUm Islam.
5. Mengumpulkan data melalui penelitian Kepustakaan (Library
Research) kemudian memberikan penilaian/penjelasan tentang
Kitab Kuning (Kitab fiqh) setelah lahirnyaKompilasi HukUm
Islam.
II. PELAKSANAAN PENELITIAN :
Pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapalangkah antara
lain, sbb :
1. Penyiapan instrumen penelitian yaitu menelaah Kitab~kitab
Kuning (Kitab-kitab fiqh) dan tulisan-tulisan para Ulama dan
Cendekiawan Muslim Indonesia tentang KitabKuning (Ritab
Fiqh) sebagai sumber HukUm Islam, kemudlan menelaahmeteri
Kompilasi Hukum Islam sebagai rujllkan para Hakimpengadilan
Agama di Indonesia.
107
2. Pengumpulan data melalui penelitian Kepustakaan (Library re
search).
3. Memberikan penilaian tentang Kedudukan Kitab Kuning (Kitab
fiqh) setelah lahirnya Kompilasi ~Ukum Islam, setelah meng
kaji Kitab-kitab Kuning (Kitab-kitab Fiqh), tUlisan-tulisan
para Ulama serta Cendekiawan Muslim di Indonesia tentang Ki
tab Kuning dan materi Kompilasi Hukum Islam.
4. Penulisan 1aporan penelitian. Outline laporan penelitian
meliputi pengenalan terhadap penelitian i~i, peranen Kitab
Kuning (Kitab Fiqh) dalam menetapkan HUkum Islam dan me
mutuskan perkara, latar belakang lahirnya Kompilasi Hukum
Islam, hubungan antara Kitab Kuning (kitab fiqh) dengan
Kompilasi Hukum Islam dan penilaian/penjelasan tentang Ke
dudukan Kitab Kuning (Kitab fiqh) setelah lahirnye Kompila
si Hukum Islam.
rv. JADWAL PELAKSANAAN :
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan menelaah Kitab-kitab
Kuning (Kitab-kitab fiqh) dan materi Kompilasi Hukum Islam,
kemudian memberikan penilaian/penjelasan tentang Kedudukan Ki
tab Kuning (Kitab fiqh) setelah lahirnya Kompilasi Hukum Islam.
Semua kegiatan ini diperkirakan menghabiskanwaktu 3 bulan
dengan perincian sbb :
1. Pengumpulan bahan 4 minggu (1 bulan)
2. Kajian/Analisa data 4 minggu (1 bulan)
3. Penulisan laporan 4 minggu (1 bulan)
108
v: PEMBIAYAAN :
Biaya penelitian dibebankan pada dana DPP lAIN Syarif Hida
yatullah Jakarta tahun Anggaran 1993/1994 yang diperuntukan ba
gi penelitian individual dasar Fakultas Syari'ah lAIN Syarif Hi
dayatullah J~karta. Biaya penelitian sebesar Rp. 500.000 (lima
ratus ribu rupiah) digunakan untuk persiapan penelitian, penyia
pan instrumen dan pengumpulan data serta penulisan laporan
akhir dengan rincian sbb :
1. Persiapan penelitian Rp. 125.000.
2. Pembuatan instrumen dan pe- Rp. 150.000.
ngumpulan data.
3. Penyajian dan analisa data Rp. 50.000.
4. Penyusunan dan penjilidan la- Rp. 175.000.
poran akhir
J u m 1 a Rp. 500.000.
rIo Demikianlah Term Of Reference (TOR) ini dibuat untuk penelitian
dengan judul :"Kedudukan Kitab Kuning (Kitab Fiqh) setelah lahir
nya Kompilasi Hukum Islam, dengan harapan hasilnya dapat . ber
manfaat utamanya bagi yang berkompoten dengan Kompilasi Hukum
Islam, yaitu para Hakim Pengadilan Agama di Indonesia dan yang
terkait dengannya dalam mengaktualisasikan nilai-nilai yang ter
kandung dalam Hukum Islam pada Badan Peradilan Agama di Indone-
Menye tujui:Konsu~;tilU_
=--=-/~' \ "'<\z::=;:;::: __ .\.::.1\1
"DRS.H. USTADJIB ~~MTD ~~n nna ~Q4
Jakarta, 30 - 4 - 1994
~ene' i,
t:;/ .~
R. H.HUZAEMAH TAHlDONIP. 150 165 267
-----=~-
DESIGN OPERASIONAL PENELITIAN KEDUDUKAN
KITAB KUNING (KITAB FIQH)SETELAHLAHIRNYA
KOMPILASI HUKUM ISLAM.
I. Dasar Pemikiran :
Bagi umat Islam Indonesia Kitab Kuning bukanlah meru
pakan hal yang baru, terutama bagi para Ulama dan Ahli Hu
kum. Kitab Kuning merupakan rUjukan utama dalam memecah
kan masalah yang a~ual. Khusus bagi Peradilan Agama di
Indonesia, telah ditetapkan beberapa Kitab Kuning Fiqh se~
bagai pedoman para hakim dalam menyelesaikan perkara.
Dengan berpedoman kepada beberapa buku kuning fiqh
yang telah ditetapkan itu, dalam menetapkan dan memutua-
kan suatu perkara yang sama, sering terjadi putusan yang
berbeda oleh dua orang Hakim yang menanganinya sesuai de-
ngan refrensi Kitab Fiqh yang digunakan, sehingga terjadi
lah ketidak seragaman hukum antara satu pengadilan dengan
pengadilan yang lain.
Untuk mengatasi ketidak pastian hukum tersebut, maka
timbu~~ usaha untuk melahirkan satu pedoman bagi hakim
di pengadilan agama dalam menetapkan hukum suatu perkara.
Usaha tersebut akhirnya terwujud dengan lahirnya Kompila
si Hukum Islam melalui Instruksi Presiden No, I Tahun 1991.
Kompilasi inilah yang dijadik~n sebagai pedoman bagi para
hakim Agama dalam menyelesaikan suatu perkara.
Dengan lahirnya Kompilasi Hukum Islam ini, timbul per
tanyaan : "B?gaimanll Kedudukan Kitab Kuning (,lJ;itab Fiqh)
yang selama ini dijadikan pedmman pokok bagi para hakim
Agama sebelum lahirnya ){ompilasi Hukum Islam".
110
Untuk menjawab pertanyaan!permasalahn inilah. Peneliti
mencoba membahas dan mengkajinya secara sistematis dengan
Judul : Kedudukan Kitab Kuning (Kitab Fiqh) aatelah lahir-
nya Kompilasi Hukum Islam".
II. Pokok Hasalah :
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas. maka pokok ma
salah dalam penelitian ini di£okuskan pada :
1. Sejauh mana pe~an Kitab Kuning (Kitab Fiqhi' .) dalam
menetapkan Hukum Islam dan memutuskan perkara ?
2. Apa yang melatar belakangi lahirnya Kompilasi Hukum
Islam ?
3. Apa hubungan Kitab Kuning (Kitab Fiqh) dengan Kompilasi
Hukum Islam ?
4. Bagaimana kedudukan Kitab Kuning (kitab Fiqh) setelah
lahirnya Kompilasi Hukum Islam ?
llt; Tujuan Penelitian :
Adapun Dujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menambah pengetahuan peneliti tentang Kedudukan
Kitab-kitab. Kuft±ng{Kitab Fiqh) dan Kompilasi Hukum Islam
dalam menetapkan dan memutuskan perkara pada Pengadilan
Agama di Indonesia.
2. Untuk menambah pengetahuan peneliti ~,~b~ngan
tara Kitab Kuning (Kitab Fiqh) dengantVg~--I~lam.
an-
. ...3. Untuk mengetahui secra jelas bagaimana kedudukan Kitab
Kuning (kitab £iqh) setelah lahirnya Kompilasi Hukum Is-
111
4. Untuk memberikan informasi yang benar tentang peranan
dan Kedudukan Kita~ Kuning (Kitab Fiqh) setelah lahir
nya Kompilasi Hukum Islam.
IV. Manfaat Penelitian :
Penelitian ini diharapkan bermanfaat, utamanya bagi
yang berkompoten ~,,~ompilasi Hukum Islam, yaitu para
Hakim Pengadilan Agama di Indonesia dan yang terkait de
ngannya dalaM mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkan
dung dalam Hukum Islam pada Badan Peradilan Agama di Indo-
nesia.
V J Metode Penelitian :
Dalam Penelitian'ini,digunakan metode Library Research
(Penelitian Kepustakaan), yattu menela'ah buku-buku Kuning
Fiqh dan buku Kompilasi Hukum Islam serta pendapa~ para
Ulama fiqh dan Sarjana Hukum Islam yang bertalian dengan
masalah yang diteliti.
VI • Organisasi Penelitian :
Penelitian inidiselenggarakan oleh Fakultas Syari'ah
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta'~~~g dilaksanakan s.aar~
Individual oleh DR.H.Huzaemah Tahido Dosen Fakultas Sya
ri'ah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
II • Biaya Penelitian :
Biaya penelitian dibebankan pada dana DPP lAIN Jakarta
Tahun Anggaran 1993/1994 yang diperuntukan bagi Penelitian
Individual ,Dosen Fakultas Syari'ah lAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Biaya penelitian tersebut sebesar Rp. 500.000.
Rp. 125.000.Rp. 150.000.
Rp. 50.000.Rp. 175.000.
112
Adapun alokasi dana penelitian tersebut adalah sbb,., ;
, Persiapan penelitian, Pembuatan instrumen dan
pengumpulan data., Penyajian dan analisa data, Penyusunan dan penjilidan dan
laporan akhir
Jumlah Rp. 500.000.(Lima ratus riburupiah).
Ruang Lingkup Penelitian :
1. Sasaran penelitian.Fqkus penelitian diarahkan pada kajian tentengKedudukanKitab-kitab Kuning (Kitab-kitab Fiqh) setelah lahirnya Kompilasi Hukum Islam.
2. Sumber da:ta :Adapun data penelitian iniakandiperolehdaridatakepustakaan.
3. Lokasi dan waktu penelitian :a. Peneli'bian akan dil!lkukan pada penelitiankeptlstakaan,b. Waktu penelitian dilaksanakanderitanggal 2 Aprils/d
30 Juni 1994.
Menyetujui:Konsultan
c=.-~l~ .DRS.H:A:STADJIB,MANIP. 150009594
Jakarta, 30 April 1994Peneliti,
•• A AH TARIOONI'P. 150 165 267