Download - Laporan Kp Anjas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini kebutuhan manusia semakin bertambah. Dari kebutuhan akan
bahan-bahan pokok/primer seperti pangan, sandang dan papan maupun kebutuhan
yang sifatnya tambahan/sekunder. Dari kebutuhan yang sudah ada itu muncul lagi
kebutuhan tersier berupa hiburan yang mulai mulai bergeser fungsinya menjadi
kebutuhan yang bersifat primer/pokok.
Timbulnya berbagai kebutuhan yang berupa tersier/pelengkap yang berubah
menjadi kebutuhan primer menambah munculnya berbagai macam sarana &
prasarana untuk mendukung pencapaian kebutuhan manusia tersebut. Peralatan
elektronik yang dahulu tidak begitu penting sekarang sudah menjadi kebutuhan
sehari-hari & sangat melekat dengan aktivitas masyarakat. Televisi, radio, tape,
handphone dan peralatan elektronik lainnya sepertinya sudah menjadi barang wajib
yang harus dimiliki manusia. Semua peralatan tersebut memerlukan sumber energi
untuk menghidupkannya. Tentu saja, listrik adalah sumber energi utama yang
diperlukan dalam pengoperasian alat-alat elektronik itu.
Semakin banyak manusia menggunakan barang elektronik akan berdampak
pada pemakaian energi listrik yang semakin semakin meningkat. Bertambahnya
kebutuhan akan listrik, berarti harus semakin mencukupi pula persediaan listrik.
Produsen listrik dalam negeri, dalam hal ini PLN, khususnya PT Indonesia Power
maupun perusahaan listrik swasta mulai menambah kapasitas pembangkitnya untuk
memberikan suplai listrik yang cukup bagi masyarakat.
PT Indonesia Power adalah perusahaan ternama yang bergerak dalam bidang
pembangkitan listrik. Perusahaan ini merupakan salah satu anak perusahaan PT PLN
(PERSERO), yang menguasai dan mengoperasikan bermacam-macam pembangkit
seperti PLTA, PLTP, PLTU, dan PLTGU.
Mengingat luasnya cakupan jenis-jenis Pembangkit Listrik di PT Indonesia
Power, maka saya ingin mengkhususkan kerja praktek di PLTU Priok, Jakarta.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
1
1.2 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Tempat dan waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan yang penulis
laksanakan sebagai berikut :
Perusahaan : PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Priok
Alamat : Jl. RE Martadinata, Jakarta 1430, Indonesia
Waktu : 1 April 2010 s/d 30 April 2010
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari kegiatan kerja praktek ini adalah :
1. Memenuhi persyaratan mata kuliah kerja praktek dimana mata kuliah ini
merupakan mata kuliah wajib di Jurusan Teknik Mesin STT – PLN.
2. Menerapkan dan mengaplikasikan ilmu teoritis yang telah didapat di bangku
kuliah kedalam kerja praktek yang sesungguhmya.
3. Mendapatkan pengalaman tentang kerja secara teknis dilapangan yang
sesungguhnya.
4. Mengetahui sistem operasi tenaga listrik di PLTU Priok.
5. Mengetahui cara kerja alat-alat yang terdapat di PLTU Priok.
6. Mengetahui proses operasional dan pemeliharaan dari fresh water cooler pada
water cooling system.
1.4 Batasan Masalah
Pada PLTU Priok unit 3 dan 4 terdapat macam-macam sistem instalasi utama
dan pendukung yang tentunya dalam jumlah dan ukuran yang besar. Untuk itu dalam
Laporan Kerja Praktek ini penulis ingin membatasi permasalahan mengenai sistem
operasi dan pemeliharaan. Penulis mencoba menjelaskan sistem operasi, pertukaran
panas, serta langkah-langkah pemeliharaan fresh Water cooler pada water cooling
system
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
2
1.5 Metode Pengumpulan Data
Agar tujuan seperti yang telah diuraikan sebelumnya tercapai dengan baik,
maka diperlukan data yang akurat sebagai dasar penulisan. Metode yang digunakan
dalam mengumpulkan data dalam menyusun laporan ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Studi Pustaka / Literatur
Penulis mempelajari literatur-literatur yang ada hubungannya dengan materi
laporan dan buku-buku manual dari perusahaan. maupun dari perpustakaan yang
digunakan sebagai bahan di dalam penyusunan laporan.
1.5.2 Studi Lapangan
Penulis datang langsung ke perusahaan untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penyusunan laporan dengan pengamatan langsung di lapangan.
1.5.3 Wawancara
Studi ini dilakukan oleh penulis dengan melakukan tanya jawab dengan
mentor atau para pembimbing di lapangan
1.6 Sistematika Penulisan
Dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
pembahasan dalam laporan kerja praktek ini. Adapun sistematika penyusunannya
adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan secara ringkas mengenai latar belakang penulisan,
waktu dan tempat dilaksanakannya praktek kerja lapangan, tujuan penyusunan,
pembatasan masalah, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
3
BAB II : TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Pada bab ini dibahas tentang sejarah perusahaan, visi dan misi, struktur
organisasi PT Indonesia power, profil yang mencangkup, lokasi tempat perusahaan,
struktur organisasi, penghargaan-penghargaan, dan informasi lain.
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini membahas tentang prinsip kerja dasar dari PLTU dan proses
pembangkit listrik dan proses kerja unit-unit utama di PLTU unit 3 dan 4 Priok.
BAB IV : LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas mengenai pengertian pertukaran panas (heat exchanger),
tipe-tipe pertukaran panas (heat exchanger), perhitungan perbedaan temperatur rata-
rata dalam pertukaran panas (heat exchanger) dan cara-cara perpindahan panas.
BAB V : SISTEM OPERASI DAN PEMELIHARAAN FRESH WATER COOLER
Pada bab ini menjelaskan mengenai, prinsip kerja fresh water cooler, sistem
operasi, kegiatan pemeliharaan, gangguan-gangguan dan cara pemecahan
permasalahan pada fresh water cooler.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
4
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya
deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah tersebut diawali dengan berdirinya
Paiton Swasta I, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37
Tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit-
pembangkit listrik swasta. Kemudian, pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan
Energi (MPE) menerbitkan kerangka dasar kebijakan (Sasaran & Kebijakan
Pengembangan Sub sektor ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka
panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan.
Sebagai penerapan tahap awal, pada 1994 PLN diubah statusnya dari Perum
menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada 3 Oktober 1995, PT PLN
(Persero) membentuk dua anak perusahaan, yang tujuannya untuk memisahkan misi
sosial dan misi komersial yang diemban oleh Badan Usaha Milik Negara tersebut.
Salah satu dari anak perusahaan itu adalah PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-
Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan
untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan
usaha-usaha lain yang terkait.
Pada 3 oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima,
Manajemen Perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I
menjadi PT Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi
persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan
untuk privatisasi Perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada
pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi berbagai sejumlah aset berupa
pembangkit dan fasilitas - fasilitas pendukungnya. Pembangkit-pembangkit tersebut
memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan beragam
energi primer seperti air, batubara, panas bumi dan sebagainya. Namun demikian, dari
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
5
pembangkit-pembangkit tersebut, terdapat pula beberapa pembangkit paling tua di
Indonesia seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA
lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroperasi.
Dari sini, dapat dipandang bahwa secara kesejarahan pada dasarnya usia PT.
Indonesia Power sama dengan keberadaan listrik di Indonesia.
Untuk mengelola 133 mesin pembangkit dengan total kapasitas terpasang
sekitar 8.887 MW, Indonesia Power memiliki delapan Unit Bisnis Pembangkitan yang
tersebar di berbagai lokasi di Pulau Jawa yaitu Priok, Suralaya, Saguling, Kamojang,
Mrica, Semarang, Perak Grati dan Bali, serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.
Indonesia Power terus melakukan upaya penambahan kapasitas pembangkit listrik,
baik di Pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa antara lain Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jambi, dan Nusa Tenggara Timur.
Dengan identitas baru, Indonesia Power mendeklarasikan Visi dan Misi yang
terintegrasi dengan rencana baru untuk menjadi perusahaan publik dan meningkatkan
diri menjadi pembangkit kelas dunia. Untuk mendukung terealisasinya keinginan
tersebut, Indonesia Power dan seluruh Unit Bisnisnya telah berbenah diri.
Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya berbagai penghargaan nasional dan
internasional antara lain ISO 14001 pada tanggal 13 Agustus 2001 (Sistem
Manajemen Lingkungan), ISO 9001:2000 pada tanggal 12 November 2002 (Sistem
Manajemen Mutu), SMK3 pada tanggal 13 Januari 2003 dari Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Indonesia, Penghargaan Padma untuk bidang Pengembangan
Masyarakat, ASEAN Renewable Energy Award dan SMP (Sistem Manajemen
Pengamanan) pada Agustus 2009 yang diberikan oleh Mabes POLRI
2.2 Bisnis Utama
PT. Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang terpasang per-unit
bisnis pembangkit yang dapat dilihat pada tabel 2.1
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
6
Tabel 2.1 Kapasitas Pembangkit PT. Indonesia Power
Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT. Indonesia Power menjalankan
bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Pada Tahun
2004, PT. Indonesia Power telah memasok sebesar 44.417 GWh atau sekitar 46,51%
dari produksi Sistem Jawa Bali. Dengan faktor kapasitas (rata-rata 58%) maupun daya
mampu pembangkit tersebut dapat mencerminkan kemampuan pembangkit PT.
Indonesia Power dalam menopang sistem ketenagalistrikan pada Sistem JAMALI
(Jawa Madura Bali). Diharapkan dengan tingkat keandalan pembangkit EAF
(Equivalent Availability Factor) diatas 86% (rata-rata EAF Tahun 2004) perusahaan
akan dapat memasok sistem energi listrik sesuai rencana yang telah disepakati dengan
sistem pengaturan beban di sistem JAMALI.
Gambar 2.1 Unit Pembangkitan Indonesia Power ( Jawa - Bali)
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
7
2. 3 Tujuan, Visi, Misi Dan Motto Perusahaan
Tujuan :
Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus-menerus dalam sumber
daya perusahaan
Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan pada usaha
penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berdasarkan permintaan pasar
yang berwawasan lingkungan
Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan sumber yang
saling menguntungkan
Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta meraih kelas dunia
dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi, maupun kelestarian
Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai karyawan
dan mitra kerja, serta mendorong terus kekokohan integritas dan profesionalisme
Visi :
Menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan
lingkungan.
Misi :
Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha-
usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat, guna
menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.
Motto :
Bersama…………..kita maju!
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
8
2.4 Makna Bentuk Dan Warna Logo
Logo PT. Indonesia Power adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Logo PT. Indonesia Power
Makna bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power (perusahaan) merupakan
cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya. Secara keseluruhan nama
Indonesia Power merupakan nama yang kuat untuk melambangkan lingkup usaha
perusahaan sebagai power utility company di Indonesia. Walaupun bukan merupakan
satu-satunya power utility company di Indonesia, namun karena perusahaan memiliki
kapasitas terbesar di Indonesia bahkan di kawasannya, maka nama Indonesia Power
dapat dijadikan brand name.
Bentuk
Karena nama yang kuat, INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan
menggunakan dasar jenis huruf (font) yang tegas dan kuat :
FUTURA BOOK / REGULER dan FUTURA BOLD
Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “Tenaga
Listrik” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan. Titik bulatan merah
(red dot) diujung kilatan petir merupakan simbol perusahaan yang telah
digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I. Titik ini merupakan simbol
yang digunakan di sebagian besar materi komunikasi perusahaan. Dengan
simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
9
Warna
1. Merah
Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang kuat
dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna
dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
2. Biru
Diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata POWER,
maka warna ini menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan
memiliki ciri – ciri :
1. Berteknologi tinggi
2. Aman
3. Efisien
4. Ramah lingkungan
2.5 Sejarah Singkat UBP Priok
Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di Jakarta khususnya dan Jawa
Barat pada umumnya, maka pada pertengahan tahun 1960 PLN Eksploitasi XIII
membangun PLTU konvensional 1 dan 2. Namun pada tahun 1989, dengan
mempertimbangkan berbagai faktor maka PLTU 1 dan 2 tersebut tidak dioperasikan
lagi.
Pesatnya pembangunan di segala bidang khususnya industri maka di tahun
1972 dibangun 2 unit PLTU 3 dan 4. Setelah sekian lama dioperasikan, unit ini pada
kondisi Reserve Shut Down.
Berikutnya dibangun PLTG John Brown, kini direlokasi ke PLTA Suralaya
untuk unit Black Start, lalu dibangun lagi 2 unit PLTG Westinghouse dan GE 4, 5, 6,
7. Saat ini GE 6 direlokasi ke PLN wilayah Sumatera bagian selatan yang letaknya di
daerah Indralaya Palembang, sebagai pengelola PT. Cogindo anak perusahaan PT.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
10
Indonesia Power, sedangkan unit 7 Draw Back to GE. Unit 4 dan 5 direlokasi ke Bali
PLTGU Pemaron.
Hal penting yang harus diketahui adalah terdapatnya 2 unit PLTG yaitu PLTG
1 dan PLTG 3 yang dapat dihidupkan tanpa menggunakan energi listrik dari luar
(Black Start), apabila terjadi pemadaman total (Black Out). Energi listrik yang
dihasilkan dapat dipergunakan untuk menghidupkan unit pembangkit lainnya,
kemampuan ini sangat menunjang dalam rangka pemulihan kembali sistem kelistrikan
Jawa – Bali. Karena fungsinya yang sangat vital, kedua unit ini tidak dioperasikan
setiap hari.
Selain kedua unit PLTG tersebut, Unit Pembangkitan Priok juga mengelola 6
unit PLTD Senayan beroperasi tahun 1961. PLTD Senayan Kebayoran, melalui feeder
Vip hingga saat ini memback up kebutuhan energi listrik ke gedung MPR, Gelora
Bung Karno dan TVRI jika terjadi gangguan.
Tanggal 25 Maret 1992, PLN menyertakan internasional Konsorsium ABB
dan Marubeni untuk membangun 2 blok. Dengan menggunakan kabel bawah tanah,
listrik sebesar 150 KV disalurkan ke GI Plumpang dan GI Ancol juga dialirkan
melalui saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 KV ke Kemayoran I / II, Plumpang
I / II. Setelah PLTGU Priok sempurna untuk dioperasikan maka dilakukan
sinkronisasi ke sistem kelistrikan Jawa – Bali.
Tabel 2.2 Data Unit Bisnis Pembangkit Priok
No.
Generating
Unit
Installed
Capacity
Manufacturer Initial
Operation
1 PLTU 50 MW MITSUBISHI 1972
2 PLTU 50 MW MITSUBISHI 1972
3 PLTG 26 MW WH 1976
4 PLTG 26 MW WH 1976
5 PLTG 48.8 MW GE 1977
6 PLTG 48.8 MW GE 1977
7 PLTGU GT 1-1 130 MW ABB 1993
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
11
8 PLTGU GT 1-2 130 MW ABB 1993
9 PLTGU GT 1-3 130 MW ABB 1993
10 PLTGU ST 1-0 200 MW ABB 1994
11 PLTGU GT 2-1 130 MW ABB 1994
12 PLTGU GT 2-2 130 MW ABB 1994
13 PLTGU GT 2-3 130 MW ABB 1994
14 PLTGU ST 2-0 200 MW ABB 1994
15 PLTD 1 2.52 MW MAN 1961
16 PLTD 2 3.00 MW Ruston 1990
17 PLTD 3 2.52 MW MAN 1961
18 PLTD 4 2.52 MW MAN 1961
19 PLTD 5 2.52 MW MAN 1961
20 PLTD 6 3.00 MW Ruston 1990
2.6 Lokasi Dan Luas Wilayah UBP Priok
Unit bisnis pembangkitan priok (UBP Priok) berlokasi pada wilayah pantai
seluas 28 hektar di sebelah utara Jakarta yang berdekatan dengan Pelabuhan Samudra
Internasional Tanjung Priok.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
12
Gambar 2.3 Lokasi Peta PT. Indonesia Power UBP Priok
Dikelilingi oleh kawasan bisnis dan industri berat, serta obyek pariwisata
Taman Impian Jaya Ancol membuat lokasi UBP Priok sangat strategis ditinjau dari
aspek geografis perkotaan. UBP priok mudah dicapai dari berbagai arah dengan
memalui jalan raya kota ataupun jalan tol. Jalur Tol Cawang Tanjung Priok adalah
akses tercepat dari arah selatan dan timur. Dan arah bandara Cengkareng atau wilayah
barat Jakarta jalan termudah adalah menyusuri jalan tol lintas utara menuju arah
timur.
Gambar 2.4 Tata Letak Fasilitas PT. Indonesia Power UBP Priok
2.7 Filosofi Perusahaan
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
13
Filosofi yang dipegang teguh oleh perusahaan, yaitu:
a. Mengutamakan pasar dan pelanggan
b. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan
c. Mempelopori pemanfaatan ilmu dan teknologi
d. Menjunjung tinggi etika bisnis
e. Member penghargaan atas prestasi
2.8 Struktur Organisasi
Berawal dari perusahaan dengan nama PT. PJB 1 Unit Pembangkitan Tanjung
Priok didirikan sejak tahun 1995 - 1996 Selama perjalanan usahanya, perusahaan ini
telah banyak mengalami perubahan dan penyempurnaan organisasi perusahaan, dan
seperti yang telah dituliskan di sejarah PT. Indonesia Power pada tahun 2000 menjadi
PT. Indonesia Power sebagai pelaksana pembangkitan tenaga listrik, sedangkan
fungsi pelaksanaannya yaitu :
a. Melakukan perencanaan dan pelaksanaan pembangkitan tenaga listrik
(JAMALI).
b. Mengoperasikan dan memelihara pembangkitan tenaga listrik.
c. Melakukan dan meningkatkan pengelolaan sumber daya manusia,
administrasi, keuangan dan material.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik dan benar maka
perusahaan membuat susunan / struktur organisasi sebagai berikut :
a. Kepemimpinan dipegang oleh General Manager.
b. Manajer tersebut dibantu oleh :
1. Auditor
2. Enjinir
3. Sekretaris
4. Spesialis
Selain itu General Manager juga dibantu oleh beberapa manajer dibawahnya
yaitu :
a. Manajer Operasi
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
14
b. Manajer Pemeliharaan
c. Manajer Logistik
d. Manajer Enjiniring dan Manajer Aset
e. Manajer Sistem dan Keuangan
f. Manajer SDM dan Humas
Bagian-bagian divisi yang dikepalai oleh manajer tersebut mempunyai fungsi-
fungsi untuk mengurus masalah tentang :
a. Manajer Operasi
Pengendali Operasi dan Niaga
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Opersai dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu: A, B, C, D
Kimia dan Lingkungan
Bahan Bakar dan Material Operasi
b. Manajer Pemeliharaan
Pemeliharaan Mesin PLTGU, PLTG/U
Pemeliharaan Listrik
Pemeliharaan Kontrol dan Instrumen
Keandalan Unit dan Mutu Peralatan
Bengkel dan Tools
c. Manajer Logistik
Perencanaan Logistik
Pengendali Logisik
Pengadaan Barang dan Jasa
Gudang
d. Manajer Enginering dan Manajer Aset
Pengembangan Aset
Manajemen Aset
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
15
Manajemen Resiko
Enginering Mesin
Enginering Listrik
Enginering Instrument dan Kontrol
Enginering Kimia dan Lingkungan
Enginering Sipil
Enginering Predictive Maintenance
e. Manajer Sistem dan Keuangan
Sistem informasi
Anggaran
Keuangan
Akuntansi
Pajak
f. Manajer SDM dan Humas
Perencanaan SDM dan Organisasi
Sekretariatan dan Fasilitas
Pengembangan SDM
Hokum
Administrasi Kepegawaian
Humas dan keamanan
Untuk PLTD Senayan ditangani oleh Supervisor Senior, dan untuk PLTG
indralaya di pegang oleh seorang Manajer yang dibantu oleh Supervisor Senior
Operasi, Supervisor Senior Pemeliharaan, dan Supervisor Senior Umum.
2.9 Pengelolaan Lingkungan
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
16
Masalah lingkungan mendapat perhatian serius dari Unit Bisnis Pembangkitan
Priok, khususnya pemrosesan limbah cair dan monitoring limbah udara. Perusahaan
menggunakan beberapa langkah untuk meminimalkan dampak lingkungan. Misalnya,
pemasangan separator untuk memisahkan limbah minyak dan pengelolaan limbah air
untuk menormalkan limbah air dari limbah kimia.
Program Community Development UBP Priok dilakukan secara partisipatif,
berbasis masyarakat dan sumber daya masyarakat setempat, serta berkelanjutan.
Program tersebut dibagi dalam tiga kriteria yaitu :
1. Pelayanan komunitas seperti bantuan pendidikan, kesehatan dan sarana umum.
2. Hubungan komunitas seperti ceramah, penyuluhan dan komunikasi social
3. Pemberdayaan komunitas seperti peningkatan modal usaha, diklat
keterampilan dan bantuan pemasaran produk masyarakat.
2.10 Penghargaan Iso 9002, Iso 14001, Iso 9001 Versi 2000, Smk3 Dan Smp
Keberhasilan UBP Priok meraih sertifikat ISO 9002, ISO 14001 dan SMK3
adalah bukti nyata kemampuan manajemen perusahaan mengembangkan usahanya
tidak saja efisisen dan modern tetapi juga ramah lingkungan dan mengutamakan
keselamatan. Sertifikat ISO 14001, ISO 9001 versi 2000 diberikan oleh lembaga
internasional yang merupakan pengakuan atas keberhasilan perusahaan dalam
mengelola lingkungan sesuai standart internasional.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
17
Gambar 2.5 Penghargaan ISO, SMK3 dan SMP
Sertifikat SMK3 diberikan oleh pemerintah RI sebagai penghargaan kepada
perusahaan yang telah berhasil dalam pengelolaan K3 sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, UBP Priok juga mendapatkan sertifikat
SMP ( Sistem Manajemen Pengamanan ).
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
18
Gambar 2.6 Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UBP Priok
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
19
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Fungsi Dan Prinsip Kerja PLTU
3.1.1 Fungsi PLTU
PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga termal yang banyak digunakan,
karena efisiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga menghasilkan
energi listrik yang ekonomis. PLTU merupakan mesin konversi energi yang merubah
energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi listrik.
Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu :
Pertama, energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi.
Kedua, energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk
putaran.
Ketiga, energi mekanik diubah menjadi energi listrik.
Gambar: 3.1 Proses Konversi Energi pada PLTU
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
20
3.1.2 Prinsip Kerja
PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup.
Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan
sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut:
a. Air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran
bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
b. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan
untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran.
c. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi
listrik
Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air. Air kondensat hasil kondensasi uap
kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.
Putaran turbin digunakan untuk memutar generator yang dikopel langsung
dengan turbin sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal
output generator.
Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun jumlah air
dalam siklus akan mengalami pengurangan. Untuk mengganti air yang kurang, maka
perlu adanya penambahan air kedalam siklus. Kriteria air penambah (make up water)
ini harus sama dengan air yang ada dalam siklus.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
21
Gambar: 3.2 Siklus Fluida Kerja (Air Uap) PLTU
3.2 Siklus Rankine
Siklus yang digunakan pada PLTU adalah Siklus Rankine tertutup. Prinsip
kerja suatu PLTU dapat dijelaskan dengan Siklus tersebut. Siklus rankine merupakan
siklus termodinamika yang mengkonversi panas menjadi kerja. Biasanya Siklus ini
menggunakan air sebagai fluida kerja. Hampir semua pembangkit listrik berbahan
bakar batubara, minyak dan nuklir menggunakan siklus ini untuk pembakitan daya.
Siklus ini dinamai sesuai dengan nama penemunya yaitu William John Macquorn
Rankine, seorang Scottish Polymath.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
22
Bahan bakar
Generator
Turbin
Boiler
Force Draft Fan
Boiler Feed Pump
Kondensor
Gambar 3.3 Diagram T-S
Dimana :
1-2 = proses ekspansi uap secara adiabatik didalam turbin.
2-3 = proes kondensasi uap pada tekanan konstan didalam kondensor
3-4 = proses kompresi air secara adiabatik oleh pompa (boilerfeed pump) dari
tekanan kondensor (3) menjadi tekanan boiler (4).
4-5 = proses pemanasan air di economizer pada tekanan konstan.
5-6 = proses penguapan pada tekanan konstan didalam boiler.
6-1 = proses pengeringan uap pada tekanan konstan dari uap jenuh menjadi
uap panas lanjut di superheater.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
23
Gambar : 3.4 Proses Kerja PLTU
3.3. Bagian – Bagian PLTU
PLTU adalah mesin pembangkit yang terdiri dari komponen utama dan
instalasi peralatan penunjang.
3.3.1 Komponen Utama PLTU
Ketel Uap (Boiler)
Turbin uap
Kondensor
Generator
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
24
Ketel Uap (Boiler)
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
merubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan panas hasil pembakaran
bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar dengan
mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Uap yang dihasilkan boiler adalah uap superheat dengan tekanan dan
temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan
pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Pada unit
pembangkit, boiler juga biasa disebut dengan steam generator (pembangkit uap)
mengingat arti kata boiler hanya pendidih, sementara pada kenyataannya dari boiler
dihasilkan uap superheat bertekanan tinggi.
Spesifikasi Ketel Uap (Boiler)
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industry, Ltd.
Tipe : Water Tube
Kapasitas produksi uap : 210 ton/jam.
Tekanan uap keluar superheater : 91 Kg/cm².
Suhu uap keluar Superheater : 513 ºC
Jumlah burner : 6 buah.
Bahan bakar : MFO (Minyak Residu).
Suhu air pengisi masuk drum : 218 ºC
Turbin Uap
Turbin uap adalah untuk merubah energi panas yang terkandung dalam uap
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran. Uap dengan tekanan dan temperatur
tinggi mengalir melalui nosel sehingga kecepatannya naik dan mengarah dengan tepat
untuk mendorong sudu-sudu turbin yang dipasang pada poros. Akibatnya poros turbin
bergerak menghasilkan putaran (energi mekanik).
Uap yang telah melakukan kerja di turbin tekanan dan temperatur turun hingga
kondisinya menjadi uap basah. Uap keluar turbin ini kemudian dialirkan kedalam
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
25
kondensor untuk didinginkan agar menjadi air kondensat, sedangkan tenaga putar
yang dihasilkan digunakan untuk memutar generator.
Spesifikasi Turbin Uap
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industri, Ltd.
Tipe : Single casing, axial Flow, impuls
Condensing Turbin.
Daya terpasang : 50 MW.
Tekanan uap masuk : 88 Kg/cm³.
Temperatur uap masuk : 510oC.
Jumlah pengambilan : 5.
Putaran turbin : 3000 rpm.
Jumlah tingkat : 17 tingkat.
Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses
perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu ruangan yang
berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa sedangkan air sebagai
pendingin mengalir didalam pipa-pipa. Kondensor seperti ini disebut kondensor tipe
surface (permukaan). Kebutuhan air untuk pendingin di kondensor sangat besar
sehinga dalam perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin diambil
dari sumber yang cukup persediannya, yaitu laut.
Spesifikasi Kondensor :
Pabrik : Mitsubishi Heavy Industry, Ltd.
Tipe : surface, Single Pass, Radial
Flow.
Hampa Kondensor : 696,6 mmHg.
Luas permukaan pendingin : 2.960 m2.
Jumlah pipa : 4.682 pipa.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
26
Kecepatan air pendingin : 1,6 m/s.
Panjang Pipa : 7,925 m
Generator
Tujuan utama dari kegiatan di PLTU adalah menghasilkan energi listrik.
Produksi energi listrik merupakan target dari proses konversi energi di PLTU.
Generator yang dikopel langsung dengan turbin akan menghasilkan tegangan listrik
manakala turbin berputar.
Proses konversi energi didalam generator adalah dengan memutar medan
magnet didalam kumparan. Rotor generator sebagai medan magnet menginduksi
kumparan yang dipasang pada stator sehingga timbul tegangan diantara kedua ujung
kumparan generator.
Spesifikasi Generator
Pabrik : Mitsubishi Heavy Industry, Ltd.
Tegangan : 13.800 Volt.
Frekuensi : 50 Hz.
Arus beban : 2.615 A.
Putaran : 3000 rpm.
Kapasitas : 62.500 kVA.
Faktor daya : 0,8.
Sistem pendingin : Udara.
3.3.2 Peralatan Penunjang PLTU Priok
Selain komponen-momponen utama di atas, di PLTU unit 3 dan 4 Priok
terdapat beberapa alat bantu yang berrfungsi untuk meningkatkan efisiensi dan
menunjang kelangsungan operasinya. Alat bantu penunjang tersebut antara lain
adalah:
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
27
Pompa Kondensat.
Fungsi : memompa air kondensat dari hotwell menuju deaerator.
Main Air Ejector.
Fungsi : mempertahankan vakum kondensor, memanaskan air
kondensat.
Gland Leakage Steam Condenser.
Fungsi : menkondensasi uap bekas dari perapat poros turbin,
memanaskan air kondensat.
Low Pressure Heater 5.
Fungsi : memanaskan air kondensat dengan memanfaatkan
ekstraksi ke 5 dari turbin.
Low Pressure Heater 4.
Fungsi : memanaskan air kondensat dengan memanfaatkan
ekstraksi ke 4 dari turbin.
Deaerator.
Fungsi : menghilangkan kandungan o2 dan pemanas air kondensat
dengan memanfaatkan ekstraksi ke 3 dari turbin.
Boiler Feed Pump.
Fungsi : menaikkan tekanan dan memompa air pengisi dari tangki air
pengisi menuju boiler.
High Pressure Heater 2.
Fungsi : memanaskan air pengisi dengan memanfaatkan ekstraksi
ke 2 dari turbin.
High Pressure Heater 1.
Fungsi : memanaskan air pengisi dengan memanfaatkan ekstraksi
ke 1 dari tubin.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
28
Gambar : 3.5 Proses Kerja PLTU Priok
BAB IV
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
29
LANDASAN TEORI
4.1 Pengertian Penukar Panas (Heat Exchanger)
Penukar kalor adalah peralatan yang berfungsi sebagai fasilitas perpindahan
kalor antara dua fluida atau lebih pada temperatur yang berbeda.
Contoh pemakaian peralatan penukar kalor :
pada sistem PLTU, PLTN,
proses kimia,
pendingin dan pemanas ruang/bangunan,
radiator mobil, cooling tower, dll.
Diantara alat penukar kalor bentuk yang sederhana (pipa dalam pipa) sampai
dengan yang rumit (kondensor dan evaporator) terdapat suatu bentuk penukar panas
yang disebut shell and Tube (jenis penukar panas dengan cangkang dan pipa). Unit-
unit ini digunakan secara luas karena dapat di bangun dengan luas permukaan
perpindahan panas yang besar dengan volume yang relatif kecil, dapat dibuat dari
logam paduan (alloy) supaya tahan korosi dan sesuai untuk pemanasan, pendinginan,
penguapan, atau pengembunan (kondensasi) segala jenis fluida.
Gambar 4.1 Penukar Panas dengan Cangkang dan Pipa (Shell and Tube)
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
30
Untuk menentukan apakah suatu satuan standar yang spesifikasi geometri
serta ukurannya tertentu dapat memenuhi syarat untuk memanaskan atau
mendinginkan fluida tertentu dengan laju alir panas yang telah di tetapkan. Dalam
analisa ini biaya awal harus dipertimbangkan terhadap factor-faktor seperti : umur
peralatan, mudah atau sulitnya pembersihan, dan ruang yang digunakan. Penting
untuk memperhatikan dipenuhinya persyaratan standar keamanan ASME (ASME
Safety Codes); untuk keperluan tersebut perlu dipelajari standard-standar TEMA
(Turbular Exchanger Manufacturers Association).
4.2 Tipe - Tipe Penukar Panas Cangkang dan Pipa (Shell And Tube)
Tipe penukar panas cangkang dan pipa yang paling sederhana adalah pipa
yang terletak konsentrik (satu sumbu) dalam pipa lainnya yang merupakan cangkang
dalam susunan ini. Tipe-tipe dasar penukar panas cangkang dan pipa antara lain:
penukar panas satu lintas atau aliran searah(single pass atau pararel flow)
salah satu fluida mengalir melalui pipa dalam, fludia lain mengalir melalui cincin
(anulus) yang terbentuk antara pipa dalam dan pipa luar. Dan aliran fluida
tersebut melintasi penukar panas hanya sekali.
penukar panas aliran lawan (counter flow)
salah satu fluida mengalir di dalam pipa, fluida lain mengalir di luar pipa dengan
fuida-fluida mengalir dalam arah berlawanan.
Penukar panas aliran lintang (cross flow)
Fluida yang mengalir sepanjang permukaan perpindahan panas bergerak dalam
arah saling tegak lurus.
Untuk menaikan luas permukaam perpindahan panas efektif per volume
satuan, di gunakan lebih dari satu kali lintas (melalui) pipa-pipa sementara fluida yang
mengalir diluar pipa-pipa; sementara fluida yang mengalir di luar pipa-pipa di dalam
cangkang diarahkan bolak-balik dengan menggunakan sarana sekat-sekat (baffles).
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
31
4.3 Sekat (Baffles)
Untuk membelokkan atau membagi aliran, dan juga untuk menaikkan kecepatan aliran fluida yg berarti memperbaiki laju perpindahan panas.
Menentukan jenis sekat diperlukan pertimbangan teknis dan operasional karena mempengaruhi besarnya penurunan tekanan, bentuk aliran fluida, distribusi aliran dll.
Beberapa jenis sekat yg dapat dipilih : (gambar 8)- sekat berbentuk segment,- sekat batang (rod),- longitudinal baffle,
Jenis sekat yg paling banyak digunakan adalah single segmental baffle.Untuk menentukan dimensi segmental baffle sering digunakan istilah
baffle cut, yaitu tinggi dari segment yg dipotong dari baffle dan dinyatakan dengan prosentase terhadap piringan baffle.
Baffle cut yang digunakan bervariasi antara 15% s/d 45%.Pada umumnya baffle cut 20% s/d 25% adalah optimum, dan
memberikan laju perpindahan yang baik tanpa adanya penurunan tekanan yang berarti
Single Segmental Baffles
Doughnut Baffles Rod Baffles
Helical Baffle
Gambar.4.2 Jenis Baffles
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
32
4.4 Perbedaan Temperatur Rata-Rata Dalam Heat Exchanger
Temperatur fluida-fluida dalam alat penukar kalor pada umumnya tidak
konstan, tetapi berbeda dari satu titik ke titik lainnya pada waktu panas mengalir dari
fluida panas ke fluida dingin. Untuk tekanan thermal yang konstan pun laju aliran
panas akan berbeda sepanjang lintasan alat penukar kalor karena harganya tergantung
pada perbedaan temperatur antara fluida panas dan fluida dingin pada penampang
tertentu. Untuk mengetahui perbedaan temperatur rata-rata dalam heat exchanger ada
metode yang digunakan, metode tersebut adalah metode LMTD dan metode NTU.
Metode LMTD (Log Mean Temperature Difference)
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
33
Metode NTU (Number of Transfer Unit)
Efektivitas penukar kalor yang didefnisikan
ε=Q
Qmaks
= Laju perpindahan kalor sebenarnyaKemungkinan laju perpindahan kalor maksimum
laju perpinddahan panas kalor yang sebenarnya
Q = mc cc (t 2-t 1) = mh ch (T 1-T 2) atau
Q = C c (t 1-t 2) = Ch (T 1-T 2)
Perpindahan kalor maksimum
Qmaks = (mc)min (T 1-t 1) =Cmin (T 1-t 1)
Dengan Cmin adalah nilai yang terkecil dari C c dan Ch
Sehingga Q = ε Cmin (T 1-t 1)
4.5 Cara-Cara Perpindahan Panas
Perpindahan panas dapat didefinisikan sebagai berpindahnya energi dari satu
daerah kedaerah lainnya sebagai akibat dari beda suhu antara daerah-daerah tersebut
Secara umum cara-cara perpindahan panas dibagi dalam tiga cara yaitu konduksi
(conduction; juga dikenal dengan istilah hantaran), radiasi (radiation) dan konveksi
(convection ; juga dikenal dengan istilah ilian).
Konduksi adalah proses perpindahan panas dari daerah yang bersuhu lebih
tinggi kedaerah yang bersuhu lebih rendah didalam satu medium (padat, cair atau gas)
atau antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung.
Dalam aliran panas konduksi, perpindahan energi terjadi karena hubungan molekul
secara langsung tanpa adanya perpindahan molekul yang cukup besar. Energi yang
dimiliki suatu elemen zat yang disebabkan oleh kecepatan dan posisi relatif molekul -
molekulnya disebut energi dalam. Jadi semakin cepat molekul-molekul bergerak,
semakin tinggi suhu maupun energi dalam elemen zat.
Konduksi adalah satu-satunya mekanisme dimana panas dapat mengalir dalam
zat padat yang tidak tembus cahaya. Konduksi sangat penting dalam fluida, tetapi
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
34
didalam medium yang bukan padat biasanya tergabung dengan konveksi, dan dalam
beberapa hal juga dengan radiasi.
Radiasi adalah proses perpindahan panas dari benda yang bersuhu tinggi ke
benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di dalam ruang bahkan di
dalam ruang hampa. Semua benda memancarkan panas radiasi secara terus-menerus.
Intensitas pancaran tergantung pada suhu dan sifat permukaan. Energi radiasi
bergerak dengan kecepatan cahaya (3 x 108 m/s) dan gejala gejalanya menyerupai
radiasi cahaya. Menurut teori elektromagnetik, radiasi cahaya dan radiasi termal
hanya berbeda panjang gelombang masing-masing. Konveksi adalah proses
perpindahan energi dengan kerja gabungan dari konduksi panas, penyimpanan energi
dan gerakan mencampur.
Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energi antara
permukaan benda padat, cair atau gas. Perpindahan energi dengan cara konveksi dari
suatu permukaan yang suhunya diatas suhu fluida sekitarnya berlangsung dalam
beberapa tahap. Pertama panas akan mengalir dengan cara konduksi dari permukaan
ke partikel-partikel fluida yang berbatasan. Energi yang berpindah dengan cara
demikian akan menaikkan suhu dan energi dalam partikel-partikel fluida ini.
Kemudian partikel-partikel fluida tersebut akan bergerak ke suhu yang lebih rendah di
dalam fluida dimana mereka akan bercampur dan memindahkan sebagian energinya
kepada partikel-partikel fluida lainnya. Menurut cara menggerakkan alirannya,
perpindahan panas secara konveksi diklasifikasikan dalam konveksi bebas (free
convection) dan konveksi paksa (forced convection).
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
35
BAB V
SISTEM OPERASI DAN PEMELIHARAAN FRESH WATER COOLER
5.1 Prinsip Kerja Fresh Water Cooler
Selain ada sistem pendingin utama yang berfungsi untuk
mengondensasikan uap Superheat menjadi air, ada juga sistem pendingin bantu
untuk mendinginkan peralatan penunjang PLTU. Air laut digunakan untuk
mendinginkan air tawar. Air tawar tersebut telah digunakan untuk mendinginkan
peralatan penunjang PLTU. Pertukaran panas antara air tawar dan air laut terjadi
di Fresh Water Cooler.
Sisi discharge circulating water pump (CWP) pada sistem pendingin utama
sebelum masuk kondensor, sebagian air laut masuk ke sea water pump (SWP)
untuk sistem pendingin bantu. Kemudian dari Sea Water Pump air laut masuk ke
saringan dan dipompakan masuk ke Fresh Water Cooler (FWC) untuk
mendinginkan air tawar yang telah mendinginkan peralatan penunjang PLTU. Air
laut masuk ke Tube-tube dari Fresh Water Cooler dan terjadilah proses Heat
Transfer. Air tawar yang telah didinginkan tersebut, kemudian akan dipakai lagi
untuk mendinginkan peralatan bantu pada PLTU. Sedangkan air laut yang telah
digunakan untuk mendinginkan air tawar tersebut dibuang ke Outfall.
Air tawar yang masuk ke FWC disupply dari water pond ditampung di
stand pipe. Kemudian air tersebut mengisi Suction Cooling Water Pump (CWP)
dan akan dipompakan ke Fresh Water Cooler. Air yang keluar dari Fresh Water
Cooler digunakan kembali untuk mendinginkan peralatan PLTU seperti : Oil
Cooler Main Oil Tank (MOT), Oil Cooler Boiler Feed Pump (BFP), Oil Cooler
Air Heater, Dosing Sampling Rack, Cooling Air Generator, Sealing and Cooling
Shaft Condensate Pump, Instrument Air Compressor.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
36
5.2 Gambar Water Cooling System
Gambar 5.1. Water Cooling System
5.3 Peralatan Dan Fungsi Peralatan Water Cooling System
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
37
Berikut peralatan-peralatan yang terdapat pada Sistem Pendingin Bantu
beserta fungsinya:
Tabel 5.1. Peralatan dan Fungsi Peralatan Water Cooling System
No. Peralatan Fungsinya
1. Sea Water Pump (SWP)Memompakan air laut yang diambil dari sisi discharge Circulating Water Pump menuju FWC.
2.Fresh Water Cooler
(FWC)
Tempat mendinginkan air tawar setelah mendinginkan peralatan penunjang PLTU oleh air laut, sehingga air tawar yang keluar dari FWC dapat digunakan kembali.
3.Cooling Water Pump
(CWP)
Memompakan air tawar ke FWC untuk didinginkan oleh air laut setelah mendinginkan peralatan penunjang agar dapat digunakan kembali.
4. Stand PipeSebagai indikator untuk mengetahui air tawar yang digunakan untuk pendingin.
5. Water PondSebagai pen-supply air tawar yang digunakan untuk kebutuhan air pendingin. Di UBP priok digunakan Water Pond sebagai pen-Supply.
5.4 Sistem Operasi Fresh Water Cooler
5.4.1. Pengisian fresh water cooler pada sisi air laut
Aktifkan semua alat ukur dan control.
Jalankan pompa air pendingin utama (CWP).
Buka katup sisi isap (suction) sea water pump.
Masukkan breaker sea water pump.
Jalankan sea water pump buka katup sisi tekan (discharge) secara
pelan-pelan untuk mengisi saluran.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
38
Aktifkan heat exchanger (fresh water cooler) dengan membuka katup
air masuk dan air keluar.
Buka katup venting, sampai air keluar dari saluran venting
Aktifkan cooler-cooler, buka katup air masuk dan keluar dan buka
katup ventingnya sampai ada tanda-tanda air keluar.
Biarkan air bersirkulasi sampai system terisi semua.
Matikan sea water pump dan katup discharge (sisi tekan).
5.4.2. Pengisian fresh water cooler pada sisi air tawar
Aktifkan semua alat ukur dan control.
Isi penampung air tawar di stand pipe. Pengisian dapat di lakukan
dari :
Air supply dari water pond yaitu air blow down dari pltgu.
Air pam yang sudah dilakukan demineralisasi (air demin) yang di
tampung di dalam condensate storage tank (CST)
Buka katup sisi isap cooling water pump, karena pada saat pengisian
air tawar di stand pipe saluran sisi isap pompa akam terisi langsung.
Buka venting di stand pipe, untuk membuang udara keluar pada
saluran keluar.
Masukan breaker pompa (cooling water pump).
Buka katup masuk dan keluar fresh water cooler (heat exchanger),
cooler-cooler dan buka katup ventingnya.
Jalankan cooling water pump dan buka katup discharge secara pelan-
pelan sampai membuka penuh dengan memperhatikan level stand pipe,
bila perlu atur besarnya aliran cooling water pump sebesar aliran air
pengisi ke stand pipe.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
39
Apabila saluran sudah terisi semua dan level air pada stand pipe sudah
normal, tutup katup venting stand pipe.
Biarkan pompa (cooling water pump) operasi untuk mensirkulasi air.
Matikan pompa dan tutup katup sisi tekan (discharge).
5.5 Gambar Peralatan Water Cooling System
Gambar 5.2 Sea Water Pump Gambar 5.3 Fresh Water Cooler
Gambar 5.4 Cooling Water Pump Gambar 5.5 Strainer (saringan)
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
40
Gambar 5.6 Stand Pipe Gambar 5.7 Water Pond
Gambar 5.8 Oil Cooler Main oil Tank (MOT) Gambar 5.9 Oil Cooler Air Heater
Gambar 5.10 Oil Cooler Boiler Feed Pump Gambar 5.11 Cooling Air Generator
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
41
5.6 Data Teknis Peralatan
1. Sea Water Pump (SWP)
Tabel 5.2 Data Teknis Sea Water Pump.
No. Spesifikasi Data Teknis
1.
Jumlah
Power
Putaran
Tingkat
Kapasitas
3/2 unit, 1 stand by
22 KW
1450 rpm
I
450 ton / jam
2.
Hal yang perlu
diperhatikan saat
operasi
Vibrasi, suara, temperature,
amperemotor.
Sealing dari tower selalu open.
∆ PStrainer air laut (± 0.4 kg/cm2)
3. Parameter yang diamati
Suction pressure SWP.
Discharge pressure SWP.
Inlet pressure strainer.
Outlet pressure strainer.
2. Fresh Water Cooler (FWC)
Tabel 5.3 Data Teknis Fresh Water Cooler.
No. Spesifikasi Data Teknis
1.Jumlah
total permukaan
3/2 unit, 1 stand by
280m2
2. Pipa pendingin :
Diameter luar pipa
Ketebalan pipa
Panjang pipa
25,4 mm
1.254 mm
5250 mm
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
42
Jumlah pipa 668
3.
Hal yang perlu
diperhatikan saat
operasi
Pastikan tidak ada kebocoran di FWC.
Temperature inlet dan outlet disisi air
laut dan sisi air tawar.
4. Parameter yang diamati Tekanan inlet dan outlet air laut.
Temperature inlet dan outlet air tawar.
3. Cooling Water Pump (CWP)
Tabel 5.4 Data Teknis Cooling Water Pump.
No. Spesifikasi Data Teknis
1.
Jumlah
Power
Putaran
Tingkat
Kapasitas
3/2 unit, 1 stand by
45 KW 500 V
1450 rpm
I
450 ton / jam
2.
Hal yang perlu
diperhatikan saat
operasi
Vibrasi, suara, temperature, ampermotor
Tekanan discharge CWP ±3.5 kg/cm2
untuk lokasi yang jauh.
Amperemotor
3. Parameter yang diamatiSuction pressure
Discharge pressure
Amperemotor
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
43
5.7 Data Operasi Peralatan
Data diambil pada saat unit 3 dan 4 beroperasi yaitu tanggal 2 januari 2010
Tabel 5.5 Data Operasi Tekanan Pompa Air Laut dan Pompa Air Tawar
No.
Pompa air laut Pompa air tawar
Tekanan (kg/cm2)Tekanan (kg/cm2)
A/B B/C
In Out In Out In Out
1. 0.19 0.99 0.38 0.96 1.1 / 0.8 3.3 / 3.2
2. 0.2 0.1 0.4 0.96 1.1 / 0.8 3.3 / 3.2
Batas Min. 0.2 Norm 1.3 Min. 0.2 Norm. 1.3 Norm 2.5 Norm. 2.5
No.
A / B B / CTekanan masuk
(kg/cm2)
Suhu
masuk ( )
Suhu
keluar ( )
Tekanan masuk
(kg/cm2)
Suhu
masuk( )
Suhu
keluar ( )
1. 0.55 30 32 0.38 30 33
2. 0.55 30 32 0.38 30 33
Batas Max. 2.3 - Norm. 35 Max. 2.3 - Norm. 35
Tabel 5.6 Data Operasi Pendingin Air Laut
Tabel 5.7 Data Operasi Pendingin Air Tawar
No.A / B B / C
Suhu masuk
( )
Suhu keluar
( )
Suhu
masuk ( )
Suhu keluar
( )1. 34 30 34 33
2. 34 30 34 33
Batas Norm. 39 33 – 36 Norm. 39 33 – 36
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
44
5.8 Pemeliharaan
5.8.1 Pengertian Umum Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kegiatan pekerjaan atau perbaikan
yang dilakukan terhadap peralatan Instalasi dengan tujuan supaya peralatan atau
instalasi tersebut dapat dioperasikan secara maksimal, handal, efisien, aman dan
mencapai umur (life time) yang direncanakan.
5.8.2 Jenis Pemeliharaan
Jenis – jenis Pemeliharaan, antara lain:
1. Preventive maintenance
Preventive maintenance merupakan suatu system pemeliharaan terencana yang
dilakukan secara berkesinambungan dan dipersiapkan proses pelaksaan pemeliharaan
yang terdiri dari :
a) Pemeliharaan rutin
Yaitu pemeliharaan pencegahan yang dilakukan dengan selang waktu harian,
mingguan, bulanan maupun tahunan untuk mencegah gangguan dan kerusakan.
b) Pemeliharaan periodik
Yaitu pemeliharaan yang bersifat pencegahan dan juga perbaikan terhadap
gangguan dan kerusakan yang terjadi pada setiap peralatan sebagai akibat
deteroisasi (kemerosotan mutu peralatan karena lama pemakaian) yang
berhubungan dengan kondisi operasi seperti start-stop, variasi beban, kondisi
fluida kerja dan jumlah jam kerja. Merupakan usaha untuk memperbaiki
penghematan energi dan masalah lingkungan serta menegaskan kondisi yang ada
pada unit dengan tepat. Pemeliharaan ini dibagi atas :
Simple Inspection (Si)
Dilakukan setiap 8.000 jam kerja atau satu tahun operasi dan bersifat
pencegahan.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
45
Mean Inspection (Me)
Dilakukan setiap 16.000 jam kerja atau setiap dua tahun operasi dan
bersifat pencegahan dan sedikit perbaikan.
Serious Inspection (Se)
Dilakukan setiap 32.000 jam kerja atau setiap empat tahun operasi dan
bersifat pencegahan dan perbaikan.
c) Predictive maintenance
Predictive maintenance merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan
mengumpulkan data dari operasi peralatan dan mengevaluasi data tersebut yang
selanjutnya dibuat rekomendasi dan apabila terjadi kelainan data tersebut, maka akan
diketahui kondisi peralatan sebenarnya.
2. Corective maintenance
Adalah pemeliharaan yang dilakukan segera dan terpaksa akibat terjadinya
kerusakan atau gangguan yang bersifat eksidential untuk mencegah kerusakan yang
lebih besar. Pemeliharaan ini dilakukan pada waktu unit beroperasi maupun unit harus
berhenti.
3. Breakdown maintenance
Breakdown maintenance merupakan suatu metode pemeliharaan yang
dilakukan setelah mesin bekerja terus menerus sampai terjadi kerusakan atau sampai
terjadinya kerusakan produk yang mengharuskan dihentikan mesin tersebut.
Pemeliharaan diperlukan karena setiap peralatan baik dioperasikan maupun
tidak, cepat atau lambat akan rusak juga. Pemeliharaan yang baik akan memperlambat
terjadinya kerusakan. Untuk membantu dalam proses pemeliharaan di PLTU unit 3
dan 4 menggunakan progam CMMS (Computeris Maitenance Management System).
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
46
5.9 Tujuan Pemeliharaan
Tujuan pemeliharaan dapat ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi teknik dan
manajemen.
Tujuan pemeliharaan ditinjau dari segi teknik adalah untuk:
1. Mendapatkan kondisi siap pakai dari suatu peralatan atau instalasi.
2. Mendapatkan kemampuan yang optimum dari alat untuk berproduksi, sehingga
diperoleh keuntungan dari modal yang ditanamkan semaksimal mungkin.
3. Memperpanjang umur fungsional alat.
4. Menjaga keselamatan pekerja yang menggunakan alat.
5. Mempelajari kelemahan alat untuk disempurnakan
5.10 Metode Pemeliharaan
Pemeliharaan Waktu Operasi
Terdiri dari pengamatan secara umum dan kontinu selama unit beroperasi.
Perubahan data operasi sering merupakan indikasi pertama dari timbulnya masalah-
masalah operasi atau perubahan-perubahan mekanikal yang memerlukan perhatian
terhadap pemeliharaan.
Pemeliharaan Waktu Berhenti
Merupakan pemeliharaan yang harus dilakukan ketika unit berhenti untuk
memeriksa atau memastikan apakah bagian-bagian dari unit tersebut dalam keadaan
baik sehingga tidak terjadi gangguan ketika unit tersebut beroperasi.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
47
5.11 Gangguan-Gangguan Dan Cara Pemecahan Permasalahan Pada Fresh
Water Cooler
5.11.1 Gangguan-Gangguan Pada Fresh Water Cooler :
Pengotoran pada pipa-pipa pendingin fresh water cooler.
Air laut yang digunakan sebagai pendingin di dalam fresh water cooler terlebih
dahulu melewati proses filterisasi pada water intake.Walaupun sudah mengalami
proses penyaringan pada sistem water intake, namun masih terdapat kotoran-kotoran
yang terbawa oleh air laut tersebut ke dalam sistem pendingin, misalnya biota-biota
laut, lumpur, sampah-sampah dan lain-lain. Akibatnya dapat menimbulkan
pengotoran pada fresh water cooler. Apabila hal ini dibiarkan begitu saja, maka
kotoran -kotoran tersebut akan menyumbat aliran air laut didalam pipa-pipa air
pendingin. Hal ini dapat mengakibatkan naiknya resistansi sehingga heat transmision
menjadi menurun. Sehingga panas dari air sirkulasi tidak sepenuhnya dapat diserap
oleh air laut yang dapat menyebabkan temperatur air sirkulasi tetap tinggi. Disamping
itu juga tekanan air laut bisa melebihi bates alarm (kira-kira 5 bar). Jika temperature
air pendingin melebihi batas standar maka akan menimbulkan kerusakan-kerusakan
pada komponen-komponen yang didinginkan oleh water cooling system
Faktor pengotoran ini sangat ditentukan oleh keadaan air laut yang digunakan,
karena keaadan air laut yang berada disekitar water intake kondisinya semakin lama
semakin kotor dan banyaknya sampah-sampah yang dibuang dari kapal-kapal yang
berlabuh disekitar PLTGU.
Kebocoran pada pipa-pipa pendingin fresh water cooler
Kadar garam yang terdapat pada air laut dapat menimbulkan korosi pada logam.
Disamping itu juga kotoran-kotoran yang ikut masuk kedalam pipa-pipa air pendingin
pada fresh water cooler bisa mengakibatkan timbulnya korosi yang dapat
menyebabkan kebocoran pada pipa-pipa pendingin. Hal ini dapat mengakibatkan air
pendingin menjadi terkontaminasi oleh air laut. Jika air pendingin bercampur dengan
air laut akan menyebabkan komponen-komponen yang didinginkan oleh water
cooling system menjadi rusak. Misalnya berkarat, bocor, kotor dll. Oleh karena itu
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
48
bahan-bahan yang digunakan pada pipa-pipa pendingin harus tahan terhadap korosi,
untuk mencegah kebocoran pada pipa-pipa tersebut.
Suplay air pendingin dari water pond
Air pendingin yang digunakan pada fresh water cooler adalah air murni yang
berasal dari water treatment. Tujuan dari penggunaan air murni adalah agar
komponen-komponen yang dilalui oleh air pendingin tidak mudah korosi. Oleh
karena itu sistem pendinginannya dibuat sistem terturup agar air murni yang
digunakan seminim mungkin.Walaupun demikian akibat panas yang timbul pada air
pendingin dapat menyebabkan debit air pendingin menjadi berkurang. Disamping itu
pendinginan pompa-pompa juga menyebabkan debit air pendingin menjadi berkurang
karena air langsung diteteskan keporos pompa. Untuk menghindari turunnya tekanan
akibat dari berkurangnya air pendingin didalam sirkulasi, maka suplay air pendingin
dari water pond perlu diperhatikan terutama katup otomatis pada water pond. Karena
katup berfungsi untuk mengatur aliran air pendingin ke sistem sirkulasi. Jika katup ini
tidak berfungsi dengan baik maka air pendingin tidak akan mengalir ke sistem
sirkulasi. Akibatnya efisiensi kerja fresh water cooler menjadi berkurang.
Suplay air laut dari main cooling water system.
Sama halnya dengan suplay air pendingin dari water pond, suplay air laut dari
main cooling water system ke fresh water cooler juga sangat perlu diperhatikan,
terutama tekanan dan debit yang dialirkan ke fresh water cooler. Apabila tekanan air
laut rendah atau debitnya berkurang maka fresh water cooler akan berkurang efesiensi
kerjanya karena panas dari air pendingin tidak dapat diserap sepenuhnya oleh air laut.
Kurangnya suplay air laut dari main cooling water biasanya disebabkan oleh factor
pengotoran yang terjadi pada kondensor. Sehingga aliran air laut ke fresh water cooler
akan terhambat. Disamping itu juga kerusakan katup dari main cooling water juga
akan mengurangi tekanan air laut ke fresh water cooler.
Gangguan pada cooling water pump .
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa untuk menekan air pendingin dari
bagian-bagian yang didinginkan menuju fresh water cooler maka digunakan cooling
water pump .Agar air pendingin dapat bersirkulasi secara kontinyu maka pompa juga
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
49
harus dipelihara dengan baik. Terutama suhu dan vibrasi yang terjadi pada cooling
water pump tersebut.
Gangguan pada pompa tersebut dapat menyebabkan efisiensi kerja fresh water
cooler menjadi berkurang karena akan mengurangi tekanan air pendingin. Jika
tekanan air pendingin didalam fresh water cooler berkurang, maka kecepatan air
tersebut juga akan menurun. Akibatnya panas dari air pendingin tidak seluruhnya
dapat diserap oleh air laut.
Saringan (Strainer) Dan Katup-Katup
Saringan yang tersumbat akan mengurangi laju air pendingin sisi air laut menuju
fresh water cooler. Akibatnya jumlah air pendingin sisi air laut akan menjadi
berkurang. Demikian juga halnya pada katup-katup yang terdapat pada pipa air laut
dan pipa air pendingin. Katup harus benar-benar dalam keadaan tertutup jika fresh
water cooler dalam posisi standby dan terbuka penuh jika fresh water cooler dalam
keadaan beroperasi ( on ). Apabila fresh water cooler dalam keadaan beroperasi,
sedangkan katup tidak sepenuhnya dalam keadaan terbuka, maka debit air akan
berkurang, begitu juga sebaliknya jika fresh water cooler dalam keadaan stand by
sedangkan katup tidak tertutup penuh maka akan mempengaruhi kinerja fresh water
cooler.
5.11.2 Cara Pemecahan Permasalahan Pada Fresh Water Cooler
Perawatan Preventif dan Jadwal Pemeriksaan Fresh Water Cooler pada Water
Cooling System
Pada dasarnya kerak-kerak oksida logam dan kotoran-kotoran yang dibawa oleh
air laut akan mengendap di dalam pipa-pipa pendingin fresh water coler. Akibatnya
akan menimbulkan korosi dan keausan pada pipa-pipa tersebut. Oleh karena itu perlu
dilakukan langkah pencegahan agar koefisien heat exchanger bisa dipertahankan.
Langkah yang dilakukan yaitu dengan cara membersihkan kotoran dan endapan yang
dapat mengakibatkan tersumbatnya pipa pendingin sehingga laju aliran air menjadi
pelan. Alat-alat khusus dan perlengkapan yang diperlukan dalam perawatan,
pencegahan antara lain:
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
50
1. Peralatan untuk mendeteksi laju aliran.
2. Peralatan untuk memeriksa kerusakan-kerusakan
3. Alat untuk membersihkan endapan-endapan dari dalam pipa maupun dari
luar pipa.
4. Kunci khusus untuk membuka dan mengencangkan baut-baut.
5. Udara bertekanan tinggi.
Pemeriksaan dengan jangka waktu yang teratur sangat perlu dilakukan
terhadap komponen -komponen water cooling syatem baik di dalam maupun diluar.
Apabila pembersihan pipa -pipa pendingin fresh water cooler diabaikan maka dapat
mengakibatkan saluran air laut didalam pipa menjadi pelan bahkan berhenti yang bisa
menyebabkan penyerapan kalor menjadi berkurang. Disamping itu dapat juga
mengakibatkan pipa-pipa pendingin dan komponen lainnya menjadi rusak. Berikut ini
adalah hal-hal yang penting dalam perawatan heat exchanger:
1. Pembersihan secara periodik dilakukan dengan cara membersihkan
kotoran-kotoran didalam pipa yang dapat menyebabkan menurunnya
perpindahan panas dan tekanan menjadi meningkat.
2. Pipa haras dites terhadap endapan -endapan dengan menggunakan tekanan
fluida atau tekanan udara.
3. Setiap pemasangan kembali fresh water cooler, harus menggunakan gasket
yang baru, apabila gasket yang lama sudah tidak berfungsi lagi dengan
baik. Oleh karena itu untuk mencegah tersumbatnya pipa-pipa fresh water
cooler maka perlu dilakukan pemeriksaan yang rutin terhadap temperature
air pendingin dan tekanan air laut didalam fresh water cooler barada pada
batas nomal yakni untuk temperature air pendingin maksimal 40 °C dan
tekanan maksimal 5 bar.
Pembersihan Fresh Water Cooler
Apabila tekanan air laut meningkat dan juga temperature air pendingin naik
hingga melebihi batas alarm, berarti fresh water cooler sudah kotor dan perlu untuk
dibersihkan. Dalam melaksanakan proses pembersihan harus mengikut prosedur-
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
51
prosedur yang telah ditetapkan. Langkah-langkah pembersihan fresh water cooler
pada Water Cooling System adalah Sebagai berikut:
1. Apabila fresh water cooler A ( posisi on ) sudah kotor, paralelkan dengan
fresh water cooler B (posisi standby). Langkah ini bertujuan agar Water
Cooling System tidak sempat berhenti
2. Jika fresh water cooler B sudah on (beroperasi dengan baik) tutup katup-
katup air laut dari katup-katup air pendingin ke fresh water cooler A.
3. Lakukan langkah pengeringan air pada fresh water cooler
4. Siapkan peralatan-peralatan yang akan digunakan meliputi:
Gun Spray
Selang air dan selang udara
Conco Verona ukuran1"
Kunci ring pas ukuran 24" untuk membuka baut-baut main hole
Lampu DC 24 volt
5. Buka kedua sisi main hole
6. Bersihkan permukaan bagian dalam main hole
7. Masukkan Conco Verona kepipa-pipa heat exchanger
8. Tembak dengan menggunakan tekanan udara dan air melalui gun spray.
9. Lakukan langkah no.7 dan no.8 sekali lagi agar pipa pendingin benar-
benar bersih.
10. Kemudian masukkan air bertekanan kedalam pipa-pipa pendingin.
11. Pasang kembali main hole ke kedudukan semula dan kencangkan baut-
bautnya.
12. Heat exchanger sudah siap untuk posisi standby. Membuka dan
mengencangkan kembali baut main hole harus mengikuti prosedur yang
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
52
telah ditetapkan. Hal ini bertujuan agar pemasangan main hole benar-benar
rata sehingga tidak terjadi kebocoran air laut dari dalam heat exchanger.
Pada waktu mengoperasikan fresh water cooler (dari posisi standby keposisi
on), udara yang berada didalam fresh water cooler harus dikeluarkan baik dari dalam
saluran air laut dan saluran air pendingin. Hal ini bertujuan agar air dapat terisi
dengan sempurna. Disamping itu juga perpindahan panas menjadi lebih baik.
Cara mengeluarkan udara yaitu dengan membuka katup pembuangan udara
yang dihubungkan ke sistem evacuation yang terdapat pada kondensor. Dimana
system ini akan menyedot udara dari dalam fresh water cooler. Dan jangan sekali-kali
mengoperasikan fresh water cooler jika udara yang berada didalam fresh water cooler
belum dikeluarkan karena akan mengakibatkan tekanan menjadi naik.
Gambar 5.11 Conco Verona Gambar 5.12 Pembersihan Pipa-Pipa
Perbaikan Kerusakan pada Komponen -Komponen Water Cooling System
Di samping permasalahan pada fresh water cooler, komponen -komponen water
cooling system juga dapat mempengaruhi efisiensi kerja fresh water cooler. Misalnya
gangguan pada sea water pump, cooling water pump, saringan dan katup-katup.
Masalah pada pompa yaitu timbulnya getaran pada pompa dan naiknya temperatur
pompa. Hal ini dapat diatasi dengan menyetel kopling penghubung antara motor
penggerak dengan pompa dan juga memeriksa sistem pendinginan pada pompa.
Sedangkan saringan yang tersumbat dapat dibersihkan dengan cara membuka
saringan dari dudukanya dan apabila saringannya sudah rusak maka perlu dilakukan
pergantian.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
53
Mengurangi Sampah yang Masuk Ke Water Intake
Banyaknya sampah-sampah dan kotoran yang masuk ke dalam pipa-pipa fresh
water cooler menyebabkan pipa-pipa menjadi cepat kotor. Hal ini disebakan oleh air
laut yang digunakan semakin lama semakin kotor. Sampah-sampah tersebut berasal
dari kapal-kapal yang banyak berlabuh disekitar water intake. Namun masalah
sampah tersebut adalah diluar wewenang dari pihak PT. ndonesia Power UPB Priok.
Cara untuk mengurangi sampah-sampah yang masuk kedalam water intake yaitu
dengan cara membuat pipa-pipa penyemprot disekitar saluran masuk air laut ke water
intake, sehingga sampah-sampah yang terapung terdorong keluar.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
54
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Setelah mengadakan perawatan fresh water cooler pada Water Cooling System
PLTU Priok, penyusun membuat beberapa kesimpulan yaitu :
1. Perawatan pada fresh water cooler sangat perlu dilakukan yaitu dengan cara
pembersihan pada pipa-pipa pendingin fresh water cooler, karena apabila hal
ini diabaikan maka akan menyebabkan pipa pendingin tersebut tersumbat yang
mengakibatkan efisiensi pertukaran panas menjadi berkurang.
2. Penyebab utama dari factor pengotoran pada fresh water cooler adalah kotoran
dan sampah-sampah yang ikut terbawa oleh air laut, sehingga akan
menimbulkan endapan-endapan pada pipa-pipa pendingin.
3. Bagian yang paling berpengaruh akibat kerusakan pada fresh water cooler
adalah turbin uap dan generator yang digerakkan oleh turbin uap, karena
hampir 100 % air pendingin dialirkan ke oil cooler main oil tank yang berguna
untuk mendinginkan oli pelumasan pada turbin. Apabila temperature pada oil
coolers main oil tank dan cooling air generator sampai melewati batas alarm,
maka akan mengakibatkan turbin uap dan generator berhenti ( trip ). Hal ini
tentu saja akan mengurangi daya yang dihasilkan oleh generator.
6.2 Saran
Penyusun membuat beberapa saran agar efisiensi kerja fresh water cooler
dapat dipertahankan, yaitu:
1. Jadwal pemeriksaan terhadap tekanan dan temperature air pendingin atau air
laut didalam fresh water cooler harus dilakukan secara rutin karena cepat atau
lambatnya pengotoran didalam pipa-pipa fresh water cooler tergantung kondisi
dari air laut.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
55
2. Disamping perawatan yang dilakukan terhadap fresh water cooler, factor-
faktor yang mendukung kinerja fresh water cooler juga perlu diperhatikan,
seperti suply air pendingin dan air laut, pompa, saringan, dan katup-katup pada
Water Cooling System. Karena apabila salah satu komponen ini bermasalah
maka akan berpengaruh juga terhadap kinerja fresh water cooler
3. Pihak PT.Indonesia Power UPB Priok disarankan untuk bersosialisasi dengan
pihak terkait tentang penanganan sampah yang dibuang ke air laut, sehingga
dapat mengurangi pencemaran air laut.
Laporan Kerja Praktek Sistem Operasi Dan Pemeliharaan Fresh Water Cooler PLTU Priok
56