Download - laporan kku UD. Mitra Jaya (lengkap)
BAB I
DASAR GAGASAN USAHA
1. Latar Belakang
Di zaman yang modern ini sudah banyak sekali produk-produk inovasi dan kreatif
beredar di lingkungan masyarakat, mulai dari perabotan rumah tangga sampai berbagai
macam produk lainnya. Salah satunya adalah bantal, sejarah bantal pada awalnya sebagai
tanda yang menunjukkan tingkat kesejahteraan dari seseorang pemiliknya. Bantal telah
dikenal oleh masyarakat Mesir kuno. Tetapi Sekarang sudah banyak produsen bantal yang
membuat bantal yang beda dari yang lainnya.
UD. Mitra Jaya adalah salah satu usaha yang bergerak dalam bidang perdagangan
atau home industri barang dan pemasok (supplier) bantal, guling, sprei, bedcover dan kasur
lipat di Semarang sejak tahun 1998 hingga sekarang. Dan UD. Mitra Jaya cukup berperan
penting dalam membantu pertumbuhan ekonomi mikro, mengurangi angka pengangguran
serta menciptakan lapangan kerja untuk masyarakat sekitar UD. Mitra Jaya.
Usaha ini memiliki sejarah yang begitu hebat, awalnya usaha yang didirikan oleh
Pak Rino hanya menjualkan bermacam-macam jenis bantal dengan mengambil sampel
bantal dari usaha lain, lalu dipasarkan ke masyarakat dengan metode keliling dari satu
tempat ke tempat lainnya. Hanya dengan modal usaha yang terbatas dengan menjual rumah
dimulailah usaha batal, guling dan kasur lipat ini. Seiring dengan berjalannya waktu,
melihat prospek pasar yang cukup baik akhirnya UD. Mitra Jaya mulai membuat sendiri
produk bantal, guling dan kasur lipat dengan berbagai macam tipe bantal dengan kualitas
yang bagus dan motif bantal yang sedang trend mampu bersaing dengan merk bantal yang
sudah terkenal. Didukung dengan pengalaman yang sudah ada, tenaga kerja yang handal,
para supplier dan peralatan yang cukup memadai sehingga UD. Mitra Jaya mampu
berkarya dalam memberikan hasil yang terbaik untuk para customernya. Dan memperoleh
omset perminggu hampir Rp. 20.000.000. (dua puluh juta) tergantung banyaknya
permintaan customer terhadap barang produksi UD.Mitra Jaya.
UD. Mitra Jaya berusaha memberikan produk yang terbaik kepada para
customernya dengan mendengarkan dan melihat apa yang sedang diinginkan para
customernya serta Memberikan pelayanan yang baik dan nyaman sehingga para
customernya merasakan puas selama memakai produk yang dihasilkan. Dalam hal itu UD.
Mitra Jaya pasti mempunyai beberapa permasalahan atau kendala yang dihadapi .
2. Visi dan Misi Perusahaan
2.1 Visi
“Menjadi produsen bantal guling yang berkualitas di Jawa Tengah dengan tenaga kerja
yang handal dan professional yang selalu mengutamakan kepuasan para pelanggan.”
2.2 Misi
Menyerap tenaga kerja yang ada untuk memenuhi kepuasan customer dan
mengasah keahlian yang dimiliki.
Menumbuhkan jiwa berwirausaha kepada masyarakat setempat.
Melakukan kerjasama yang baik kepada para customernya sehingga bisa saling
menguntungkan .
3. Prospek Pasar
Indonesia adalah negara yang sedang berkembang dengan memiliki beberapa kota
besar yang berpotensi bisnis dan perdagangan yang baik dengan tingkat pendapatan
ekonomi yang tinggi. Kota Semarang pada khususnya dan wilayah Jawa Tengah serta
Yogyakarta pada umumnya mempunyai peluang usaha yang besar dalam melakukan usaha
bantal ini karena banyak konsumen yang berasal dari Golongan bawah menengah sampai
menengah keatas menggunakan produk ini. Meskipun banyak sekali pesaing yang sama
bermunculan dalam menggeluti usaha ini dengan yang menawarkan barang yang
mempunyai kualitas yang berbeda.
4. Manfaat Ekonomi
Meningkatkan pendapatan usaha sehingga dapat memberikan dampak ekonomi di
bidang usaha ini bagi lingkungan masyarakat sekitarnya.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi di sekitar lokasi usaha.
Memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar lokasi usaha.
Memberikan konstribusi kepada pemerintah Kota Semarang.
5. Manfaat sosial
Memberikan kepuasan kepada keinginan konsumen atau pelanggan
Memenuhi kebutuhan masyarakat
Dapat mengurangi pengangguran
Ikut berpartisipasi dalam mengentaskan kemiskinan
Meningkatkan pendapatan masyarakat
BAB II
PERMASALAHAN DI UNIT KKU
1. Permasalahan Ekonomi Makro
Banyaknya tingkat pengangguran di sekitar tempat tinggal, mendorong UD. Mitra
Jaya membangun sebuah usaha rumahan atau bisa disebut juga dengan home industry yang
bertujuan untuk memberikan peluang kerja atau lapangan pekerjaan kepada masyarakat
sekitar. Mereka diberi pelatihan dan pengarahan terlebih dahulu sebelum mulai bekerja.
Dengan adanya hubungan timbal balik seperti itu kedua belah pihak bisa saling
menguntungkan. Perusahaan memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan sedangkan tenaga
kerja juga diuntungkan dengan adanya tempat usaha yang dekat dengan rumah tersebut dan
apabila perusahaan dapat pesanan yang mendadak atau pesanan yang banyak, para pekerja
bisa bekerja lembur.
Munculnya pesaing yang sejenis dapat menghambat proses berkembangnya suatu
usaha dan UD. Mitra Jaya mempunyai cara tersendiri untuk menghadapi hal tersebut.
Perusahaan mencoba mengikuti trend yang sedang berkembang sekarang ini. Misalnya saat
ini yang sedang booming game Angry Bird, perusahaan berusaha mencari motif kain yang
bergambar angry bird, jadi perusahaan bisa tetap bersaing dengan pesaing lain serta dapat
memenuhi selera konsumen saat ini.
2. Permasalahan di perusahaan dan keorganisasian
Sistem manajemen perusahaan UD. Mitra Jaya kurang baik, karenan kurang adanya
peraturan- peraturan yang kurang jelas. Sistem manajemen berfungsi untuk memandu
semua bagian agar mencapai apa yang diharapkan perusahaan ke depan. Panduan inilah
yang menjadikan sebuah dasar dalam pelaksanaan operasional perusahaan, agar proses
perencanaan, pelaksanaan di lapangan, evaluasi dapat dijalankan dengan baik.
Sistem kekeluargaan diterapkan di UD. Mitra Jaya supaya keakraban terjalin atara
pemimpin dan karyawannya sehingga tidak ada rasa canggung. Ketika bekerja pun bisa
sedikit santai. Tapi ada sisi negatifnya yaitu kerja menjadi santai dan berangkat kerja
menjadi sering telat. Sehingga pemimpin memberi kebijakan yang penting pekerjaan
selesai sesuai target.
Kurangnya tenaga kerja dalam proses pengiriman barang menjadi salah satu
kendala yang sedang dihadapi UD.Mitra Jaya saat ini. Perusahaan merasa butuh tenaga
kerja baru untuk proses pengiriman barang terhadap pemesan atau pelanggannya. Selama
ini pemimpin yang terjun langsung di lapangan dalam proses pengiriman barangnya. Hal
itu dilakukannya karena pemimpin trauma dengan salesnya, dulu pernah ditipu dan sering
melakukan kecurangan. Yang seharusnya barang itu dikirim dengan jumlah barang sesuai
permintaan tetapi sering terjadi selisih jumlah barang, padahal sebelum barang dikirim
sudah di cek kembali jumlahnya oleh pemimpin, tetapi masih saja jumlah barangnya tidak
sesuai dengan jumlah pesanan.
Pemimpin mengira dengan cara beliau terjun langsung di lapangan dalam proses
pengiriman barang hal tersebut akan lebih efektif karena tidak akan lagi ada kecurangan
yang terjadi dan perusahaan tidak akan mengalami kerugian yang terlalu besar. Tetapi lama
kelamaan cara itu dirasa sudah tidak efektif lagi. Malah menghambat proses pengiriman
barang. Yang seharusnya dalam satu hari perusahaan dapat mengirim barang ke beberapa
tempat order, dengan kurangnya tenaga kerja khusus pengiriman barang hal tersebut tidak
dapat teratasi. Jika pemimpin sedang mengirim barang diluar kota, dan pada hari itu juga
ada pemesanan barang yang harus dikirim saat itu juga, hal itu tidak dapat dilakukan
pemimpin. Dengan begitu roses pengiriman barang jadi terhambat dan tidak efektif lagi.
3. Permasalahaan Dari Sisi Produksi
Dalam usaha ini perusahaan memproduksi barang yang menjadi kebutuhan
sekunder, bukan merupakan kebutuhan pokok, jadi perusahaan sering mengalami masalah
dalam menjual produk. Proses itu menghambat usaha kita untuk maju. Banyak terdapat
produk subtitusi seperti produk perusahaan.
UD. Mitra Jaya berusaha mengurangi tekanan produk subtitusi dengan
meningkatkan jenis produk, kualitas produk dan layanan sehingga tercipta brand image dan
loyalitas pelanggan. Biasanya produk subtitusi akan terjadi jika perusahaan pesaing sudah
dapat mengalahkan produk perusahaan UD. Mitra Jaya. Dan untuk memenangkan
persaingan tersebut UD. Mitra Jaya harus memfokuskan produksi kepada kualitas produk
yang benar – benar berkualitas dan unggul di pasaran.
4. Permasalahan dari Sisi Manajemen Keuangan
UD. Mitra Jaya saat ini sedang mengalami permasalahaan dalam manajemen
keuangan karena bagian keuangan perusahaan ini sudah risain atau mengundurkan diri.
Dan perusahaan belum mendapatkan penganti baru di bagian keuangan. Dengan
keberadaan mahasiswa yang sedang melakukan Kuliah Kerja Usaha di perusahaaan dapat
sedikit membantu perusahaan dalam penyusuna laporan keuangan sekarang ini.
Kenaikan bahan baku yang kadang sering terjadi, membuat perusahaan tidak
semena-mena menaikkan harga jual produk tetapi perusahaan melakukan sedikit
pengurangan jumlah produksinya.
Sisi manajemen keuangan yang sedang menjadi kendala pada UD.Mitra Jaya adalah
pemimpin sering mengunakan uang keuntungan dari usahanya untuk mencukupi biaya
kebutuhan sehari-hari keluarganya. Jadi sistem keuangan perusahaan dalam sisi
pengeluarannya sering tidak efisien dan berantakan. Seharusnya pemimpin dapat membuat
rincian penggajian untuk pribadi atau dirinya sendiri. Jadi keuntungan dari perusahaan
dapat digunakan untuk kebutuhan perusahaan.
5. Permasalahan dari Sisi Pemasaran
Permasalahan yang sering muncul di UKM yang perlu diperhatikan yaitu
kemampuan pengusaha UKM mengakses pasar yang lebih luas. Dengan produksi yang
cukup bagus bila pasar yang dijangkau terbatas maka tidak akan cukup menolong
kelangsungan hidup UKM. Karena itu diperlukan langkah-langkah mengatasi masalah
pemasaran UKM.
Kendala yang dihadapi oleh UD. Mitra Jaya yaitu kesulitan mendapatkan suplai
bahan baku berkualitas kontinyu, dan kurangnya pegawai dibidang pemasaran sehingga
pemimpinnya terjun langsung dibagian pemasarannya. Hal ini terjadi karena pemilik usaha
pernah mempunyai pengalaman buruk dengan pegawai dibagian pemasarannya (sales)
yaitu pernah ditipu oleh pegawainya sendiri. Daripada merugi akhirnya diputuskan
pemasaran juga pegang sendiri oleh pemiliknya.
Solusinya yaitu melibatkan keluarga untuk ikut terjun langsung ke bagian
pemasarannya. Dan melibatkan mitra usahanya dalam pesmasarannya. Dengan memberi
bonus produk usahanya.
BAB III
ASPEK PEMASARAN
1. Gambaran Umum Pasar
1.1 Jenis produk yang dipasarkan
UD. Mitra Jaya merupakan home industri yang menghasilkan barang jadi berupa
bantal berbagai jenis seperti bantal kursi, bantal cinta, bantal imut, guling, kasur lipat dan
kasur gulung dari berbagai ukuran dan kualitas.
1.2 Wilayah pemasaran
Dipasarkan di wilayah Semarang dan sekitarnya, Purwokerto, Magelang dan Daerah
Istimewa Jogjakarta.
2. Permintaan
2.1 Jumlah permintaan terhadap produk
a. Sasaran konsumen
Masyarakat menengah ke atas dan kebawah
b. Jumlah konsumen.
Jumlah konsumen yang memesan produk tersebut tidak bisa ditentukan setiap harinya
mengingat barang yang dihasilkan bantal, guling, atau kasur yang bukan merupakan
kebutuhan pokok.
c. Jumlah kebutuhan.
Relatif atau bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan pemesanan.
d. Total kebutuhan pertahun
Tidak terbatas karena permintaan bantal, guling, atau kasur lipat selalu meningkat.
2.2 History dan Proyeksi Permintaan pertahun
Tabel 3.1
History Permintaan
No. Tahun Total Permintaan
1 2009 68.821
2 2010 76.467
3 2011 84.963
4 2012 94.403
Tabel 3.2
Proyeksi Permintaan
No. Tahun Total Permintaan
1 2013 103.843
2 2014 114.227
3 2015 125.649
4 2016 138.213
Dilihat proyeksi permintaan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan sekitar 10%
dikarenakan jumlah permintaan naik dan tingkat pendapatan juga naik serta diiringi dari
UD. Mitra Jaya mengganti alat yg rusak dan menambah dengan alat yang baru sehingga
dapat bekerja dengan optimal.
3. Penawaran
UD. Mitra Jaya menawarkan produk pertahun didaerah kota Semarang dan
beberapa kota lain di Jawa Tengah. Hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini :
Tabel 3.3
History Penawaran
No. Tahun Total Penawaran
1 2009 27.455
2 2010 30.271
3 2011 33.374
4 2012 36.564
Dilihat dari jumlah permintaan UD. Mitra Jaya berusaha memperbarui alat kerja
atau mesin dan memperluas pangsa pasar tidak hanya di daerah kota Semarang dan
wilayah sekitarnya saja melainkan ke kota – kota lainnya di Jawa Tengah agar dari tahun
ke tahun UD. Mitra Jaya dapat berkembang dan maju.
Tabel 3.4
Proyeksi Penawaran
No. Tahun Proyeksi Penawaran
1 2013 40.220
2 2014 44.242
3 2015 48.666
4 2016 53.533
4. Penjualan dan Pangsa Pasar
4.1 Daerah Pemasaran
Rencana dipasarkan di wilayah Semarang dan sekitarnya, Magelang, Purwokerto,
dan Daerah Istimewa Jogjakarta.
Tabel 3.5
Proyeksi Penjualan
No Tahun Kapasitas Rencana penjualan
1 2013 40.220 39.713
2 2014 44.242 43.684
3 2015 48.666 48.052
4 2016 53.533 52.857
4.2 Pangsa Pasar
Pangsa pasar masyarakat dari segala lapisan menengah ke atas dan menengah ke bawah
Tabel 3.6
Pangsa Pasar
Tahun Permintaan Penawaran Peluang
Pasar
Rencana
Penjualan
Pangsa
Pasar
(1) (2) (3) (4 = 2-3) (5) (6 = 5/4x100%)
2013 103.843 40.220 63.623 39.713 62,4%
2014 114.227 44.242 69.985 43.684 62,4%
2015 125.649 48.666 76.983 48.052 62,4%
2016 138.213 53.533 84.680 52.857 62,4%
5. Pesaing
Ada beberapa perusahaan yang menjadi pesaing UD. Mitra Jaya, yakni :
Tabel 3.7
Pesaing UD. Mitra Jaya
No Pesaing Kapasitas produksi
1. Gieldanza Collection 32.400 / tahun
2. Ananda Collection 26.300 / tahun
3. UD. Hartono 16.400 / tahun
5.1 Produk
Pada umumnya perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa selalu
berhadapan dengan pesaing. Di Semarang terdapat usaha sejenis baik industri menengah
maupun industri kecil, dimana setiap usaha bantal, guling dan kasur lipat ini dapat menjaga
kualitas, desain, jumlah produk yang diinginkan oleh konsumen.
5.2 Harga
Dilihat dari segi harga sangat relatif karena terdiri dari beberapa usaha dagang
yang mempunyai harga yang tidak sama, karena harga tergantung dari kualitas barang yang
diproduksi, namun ada juga harga yang lebih murah dengan kualitas barang yang lebih
rendah pula dan ada pula harga yang lebih tinggi dengan kualitas tinggi. Serta adanya
harga yang tinggi dengan yang rendah.
5.3 Jalur Penjualan
Jalur penjualan untuk tahun mendatang di UD. Mitra Jaya tiap tahun semakin berkembang
di berbagai daerah di Semarang dan sekitarnya. Sedangkan untuk pengadaaan unit baru
akan dilaksanakan di beberapa kota di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta.
Tabel 3.8
Rencana Jalur Penjualan tahun mendatang
No Tahun KOTA
1 2013 Wilayah Semarang, Ungaran dan Demak
2 2014 Kudus, Pati, Rembang, dan Jepara
3 2015 Batang, Pekalongan, dan Purwodadi
4 2016 Tahun 2016 diharapkan mencakup semua wilayah Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta.
Jalur penjualan ada dua yaituV langsung kepada konsumen dan melalui agen
atau pameran-pameran yang diadakan oleh instansi yang terkait. Dapat dilihat jalur
distribusi di bawah ini :
Tetapi jalurnya tidak selamanya seperti gambar diatas karena penjualan yang ada
pada UD. Mitra Jaya sangat fleksibel karena banyak juga konsumen yang langsung
membeli ketempat dimana barang itu diproduksi.
6. Analisis STP ( Segmentasi, Targeting dan Positioning ) dan Strategi Marketing Mix
6.1 Analisis Segmenting
UD. Mitra Jaya membagi pasar menjadi beberapa segmen yaitu
6.1.1 Segmentasi Geografis
Pemasaran bantal, guling, kasur ini menyebar di daerah Semarang dan sekitarnya,
Daerah Istimewa Jogjakarta, Purwokerto, dan Malang. Penyebaran ini dilakukan oleh
UD. Mitra Jaya ke Supermarket di kota tersebut. Atau mengikuti pameran UKM yang
diadakan oleh Desperindag kota Semarang.
6.1.2 Segmentasi Demografis
Pada dasarnya produk yang dihasilkan UD. Mitra Jaya mencakup ke semua
kalangan dari kalangan bawah dan kalangan atas karena harga barang produksinya yang
masih relatif terjangkau.
Produsen
Mitra Usaha
Konsumen
Outlet
6.1.3 Segmentasi Psikografis
Dalam menganalisis pertumbuhan saat ini masyarakat semakin banyak yang
melihat sebuah produk dari merknya. Padahal bukan jaminan juga, bisa saja merk yang
tidak terkenal mempunyai kualitas barang yang sama dengan merk terkenal. Ini karena
masyarakat sekarang lebih mengutamakan gengsinya terutama masyarakat kelas atas.
6.2 Analisis Targeting
Dalam hal targeting UD. Mitra Jaya memfokuskan produknya kepada masyarakat
yang membeli produk bantal guling dan kasur, dimana masyarakat tidak terlalu
memperdulikan tentang prestige tetapi mereka lebih cenderung mementingkan masalah
harga dan kepuasan dalam membeli sebuah produk. Oleh karena itu, produknya dijual di
supermarket, outlet atau toko, pameran UKM dan di stadion saat minggu pagi. Sehingga
diharapkan mampu menciptakan pelanggan yang loyal kepada UD. Mitra Jaya dikemudian
hari dan menjadi pelanggan tetap.
6.3 Analisis Positioning
Setelah proses targeting, maka langkah berikutnya adalah penetapan target pasar
(positioning). Untuk positioning, UD. Mitra Jaya memposisikan dirinya sebagai produk
yang mudah didapat dan dengan harga yang terjangkau. Penempatan produk dari UD.
Mitra Jaya dibenak konsumen dibandingkan dengan pesaing menurut :
6.3.1 Kualitas Produk
Kualitas produk yang dihasilkan oleh UD. Mitra Jaya termasuk kualitas bagus
karena menggunakan dakron dengan kualitas yang baik. Pengemasannya pun juga bagus
menggunakan plastik mika yang tahan lama sehingga penampilan produk yang
dihasilkan lebih terlihat menarik, awet dan tahan lama.
6.3.2 Harga
UD. Mitra Jaya memberi harga yang mampu bersaing dengan para pesaingnya
dengan kualitas produk yang lebih baik daripada pesaing. Kualitas produk yang baik dan
harga yang terjangkau menurut konsumen dan para distributor, menjadi alasan utama
mengapa loyalitas pelanggan terhadap UD. Mitra Jaya tetap terjaga.
6.3.4 Distribusi
Dalam hal distribusi UD. Mitra Jaya memiliki sistem distribusi yang masih sangat
sederhana. UD. Mitra jaya menyediakan potongan harga (diskon untuk disributor atau
mitra usaha yang mengambil produk dalam jumlah banyak.
6.4 Strategi Marketing Mix
Dalam menjalankan bisnis ini, UD. Mitra Jaya juga harus menerapkan strategi
bauran pemasaran atau lebih dikenal dengan marketing mix. Seperti yang telah kita
ketahui dalam bauran pemasaran ada 4 unsur, yaitu :
6.4.1 Produk
UD. Mitra Jaya membuat produk bantal, guling, kasur lipat yang modelnya sesuai
trend saat ini dan sesuai dengan keinginan konsumen. Konsumen saat ini sangat
menuntut produk yang berkualitas dengan harga yang sangat terjangkau. UD. Mitra Jaya
berusaha menyediakan produk seperti yang diharapkan oleh pelanggan dengan
menggunakan bahan baku yang berkualitas baik.
6.4.2 Harga
Produk UD. Mitra Jaya menggunakan bahan baku yang berkualitas untuk
memproduksi produknya, harga yang ditawarkan juga masih terjangkau sesuai dengan
kualitas produk yang diberikan dibanding pesaing sejenis.
6.4.3 Jalur Penjualan
Untuk mempermudah dan memperlancar dalam penjualan ke beberapa kota,
perusahaan menggunakan armada sendiri. Jalur penjualan saat ini masih di supermarket,
pusat perbelanjaan dan distributor bantal, guling, kasur meliputi wilayah Semarang dan
sekitarnya, Daerah Istimewa Jogjakarta dan Purwokerto.
6.4.4 Promosi
Promosi yang dilakukan UD. Mitra Jaya yaitu menjalin kerjasama yang baik dengan para
mitra usahanya diberbagai kota dan terkadang mengikuti pameran UKM yang diadakan
oleh Desperindag dan membuka stand di depan stadion Diponegoro pada minggu pagi
atau menyewa stand di pusat perbelanjaan dan promosi dari mulut ke mulut dengan cara
ini lebih efektif. Tujuan melakukan promosi untuk mendapatkan pelanggan baru dan
menjaga kesetiaan pelanggan.
BAB IV
ASPEK MANAJEMEN OPERASI PRODUKSI
Produksi merupakan suatu sistem dan di dalamnya terkandung tiga unsur, yaitu input,
proses, dan output. Input dalam proses produksi terdiri atas bahan baku/ bahan mentah, energi
yang digunakan dan informasi yang diperlukan. Merupakan kegiatan yang mengolah bahan,
energi dan informasi perubahan sehingga menjadi barang jadi. Output merupakan barang jadi
sebagai hasil yang dikehendaki.
Berikut ini, kami akan menyampaikan beberapa penjelasan mengenai produk yang
dihasilkan dan proses produksi dalam manajemen operasi produksi UD. Mitra Jaya
1. Uraian produk
No. Jenis Produk Macam Produk
1. Bantal Super King Polos
Super King Motif
Putri Polos
Putri Motif
Platinum
Imut
Cinta Polos
Cinta Motif
Santai
Kursi Sepaket Polos
Kursi Sepaket Motif
2. Guling Super King Polos
Super King motif
Putri Polos
Putri motif
Platinum
3. Kasur Kasur bayi
Kasur busa 1 m
Kasur busa 1,2 m
Kasur gulung
2. Ciri-ciri produk.
Dibanding bantal yang terbuat dari bahan kapuk atau busa, bantal Dacron atau
silikon memiliki banyak kelebihan. Sebelum kami mengupas lebih jauh kelebihan bantal
Dacron atau silikon , akan kami jelaskan dulu beberapa kekurangan dan kelebihan bantal yang
berbahan kapuk dan busa.
Bantal Kapuk
Bantal dari bahan kapuk sudah sekian lama akrab dengan kita, seakrab kita dengan kasur
yang berbahan dari kapuk. Umumnya kapuk yang digunakan berasal dari kapuk pohon randu.
Pada awal pemakaian memang terasa nyaman, terasa adem (tidak panas). Tapi lama kelamaan
kurang nyaman karena kelenturan (daya mengembang) kapuk berkurang seiring dengan semakin
menumpuknya keringat, mungkin juga air liur yang menempel selama kita tidur.
Dan repotnya bahan kapuk ini sulit dicuci, pada akhirnya untuk mengurangi kelembaban
bantal kita harus menjemurnya. Menjemur hanya mengurangi kelembaban kapuk tapi tidak
membersihkan dari kotoran. Pada akhirnya bantal ini kurang bagus bagi kesehatan kulit kepala
dan kulit wajah kita.
Bantal Busa
Bantal busa biasanya terbuat dari bahan busa dan dicampur dengan bahan-bahan sisa
potongan kain dan benang. Kelebihan bantal ini terletak pada harganya yang sangat murah
karena bahannya juga sangat murah. Kekurangan bantal busa adalah terkesan keras & kurang
nyaman buat kepala, karena permukaan bantal cenderung tidak rata. Belum lagi karena bahan
busa, kain, dan benang tidak bisa menyerap keringat dengan baik, maka kesannya terasa panas
(tidak adem).
Bantal Silikon
Bantal silikon terbuat dari bahan serat sintetis. Karena dari bahan sintetis, maka bantal
Dacron atau silikon bisa dicuci, bisa dicuci langsung dengan sarungnya, atau isi silikonnya saja
yang dicuci. Setelah dicuci & dijemur, bahan silikon tidak akan rusak, malah bisa mengembang
lagi lebih maksimal.
Jadi bantal ini sangat cocok dengan kita yang semakin peduli dengan kebersihan &
kesehatan. Bahan silikon ini sebenarnya tidak jauh beda dengan bahan dakron yang sebelumnya
kita kenal. Bedanya, kalau silikon itu seratnya lebih pendek & lebih halus. Sementara dakron
memiliki serat lebih panjang & cenderung lebih kasar. Jadi sebenarnya, silicon itu adalah dakron
yang kualitasnya paling baik.
Kelebihan bantal silikon, dibandingkan bantal dari bahan lain (kapuk, dakron):
a. Lebih Higienis
Ditinjau dari segi kesehatan, bantal silikon lebih higienis, karena tidak berdebu, anti
alergi. Untuk penderita asma malah disarankan memakai bantal silikon ini, dan tidak
diperbolehkan memakai bantal dari bahan kapuk, karena dapat menimbulkan alergi.
b. Lebih Nyaman
Bantal silikon lebih empuk, bisa menyesuaikan tekstur kepala, sehingga tidak
menimbulkan rasa sakit di kepala maupun leher.
c. Lebih Praktis
Khusus bantal silikon, karena bahannya elastis, jadi bisa dipress (divakum). Ini
memudahkan dalam proses pengiriman barang atau penyimpanan, karena lebih ringkas dan tidak
makan tempat.
d. Mudah Perawatannya
Setelah lama dipakai, bantal akan kotor, menimbulkan bau tidak sedap karena keringat.
Ini tidak masalah, karena bantal silikon bisa dicuci.
3. Kegunaan produk.
Sebagai sarana untuk tidur
Sebagai aksesoris furniture
Sebagai aksesoris jog mobil
4. Layout fasilitas produksi.
Keterangan :
1. Tempat pembuatan pola
2. Tempat persediaan barang jadi
3. Tempat menjahit
4. Tempat mengisi dakron
5. Tempat pengemasan
6. Tempat persediaan bahan baku
3 3 3 3
4
1
4
225
5
6
22
5. Skema / bagian alur proses produksi.
Pemotongan Kain Sesuai Pola
Membuat Pola Yang Diinginkan
Proses Menjahit Kain Yang Sudah Siap
Mengisi Dakron
Menjahit Kembali Produk Yang Telah Terisi Oleh Dakron
Pesanan
Pengemasan
Produk siap
Pemesan Distributor
6. Utilitas / sarana.
Sebagai sarana produksi, perusahaan menggunakan peralatan sebagai berikut :
No Alat Jumlah Harga Fungsi
1 Mesin jahit Typical 3 unit @ Rp 2.500.000 Untuk menjahit pola
yang sudah jadiButterfly 1 unit @ Rp 500.000
2Las listrik
pres
Besar 1 unit @ Rp 800.000 Untuk mengepres
produk ke dalam
plasticKecil 1 unit @ Rp 600.000
3 Timbangan 1 unit Rp 250.000Untuk menimbang
dakron
4 Gunting 5 unit All Rp 50.000 Untuk memotong
Sebagai sarana pemasaran dan distribusi, perusahaan menggunakan armada sebagai
berikut :
No Inventaris Jumlah Harga Fungsi
1 Daihatsu Xenia ’08 1 unit Rp 120.000.000Sebagai sarana
transportasi dan
distribusi
2 Daihatsu ’93 1 unit Rp 15.000.000
3 Daihatsu Ezpas ’05 1 unit Rp 30.000.000
4 Sepeda motor 2 unit Rp 14.000.000
7. Bahan baku dan bahan pembantu
Bahan baku Bahan pendukung
Kain Tali raffia
Dakron Plastik
Perca Benang
Busa Resleting
8. Proses produksi
Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses
produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber antara lain tenaga
kerja, bahan-bahan, dana dan sumberdaya lain yang dibutuhkan.
Berikut ini adalah proses-proses produksi yang terjadi di UD. Mitra Jaya :
1. Membuat pola sesuai yang diinginkan
2. Memotong sesuai dengan pola
3. Menjahit
1. Menjahit kain sarung
a) Membuat sarung bantal
1. Bikin pola sesuai gambar di bawah. Ukurannya sesuaikan dengan formula.
2. Ambil kain c, lipat ujung kiri-kanannya kemudian jahit.
3. Lipat sesuai garis merah, kemudian lipat lagi membentuk renda.
4. Jahit lipatan renda tersebut dengan jahitan tangan yang kasar. Lipatan jangan
terlalu besar, atur jarak sedemikian rupa sehingga panjang pita sesudah dilipat
menyusut setengahnya.
5. Letakkan pita renda tersebut diantara kedua kain a, atur seperti gambar di
bawah. Lalu jahit gabungan ketiganya sesuai garis hijau sambil mengatur letak
pita renda mengelilingi a. Warna biru menggambarkan arah renda diantara kain
a. Warna hijau menunjukkan hasil jahitan. Perhatikan, bagian yg dijahit hanya
pada 3 sisi kain a (perhatikan lg garis hijau), sehingga akan terdapat sisa pita
renda.
6. Sisa pita renda tersebut jahit lagi ke sisi yg masih kosong, namun jahit dengan
menempelkannya ke kain a yg atas. Sehingga jika jahitan benar, akan terbentuk
sebuah kantun.
7. Ambil kain b, lipat ujung kiri-kanannya dan jahit supaya lipatan tidak terbuka.
Kemudian lipat juga bagian atasnya, tempelkan ke bibir kantong melalui bagian
dalam. Kain b ini untuk menutupi jahitan renda di bibir kantung supaya rapi.
Lalu jahit mengelilingi bibir kantung sesuai garis hijau. Lipat juga bagian
bawah kain b dan jahit sehingga rapi.Sarung bantal sudah jadi dan siap dihias
jika suka.
b) membuat sarung guling
1. Bikin pola dengan menyesuaikan dimensi guling. P (panjang) pada a adalah
panjang guling sebenarnya, sedangkan L (lebar) pada a adalah lingkar guling. Pola b
nanti akan digunakan sebagai hiasan renda, ukurannya sesuaikan dengan formula.
2. Ambil kain a, lipat a sesuai garis merah, jahit sisi-sisinya.
3. Lipat sisi kiri-kanan b, jahit
4. Tempelkan b ke bibir a sesuai gambar di bawah. Jahit b melingkar
mengelilingi bibir a sesuai garis hijau. Lakukan juga pada bibir yang lain.
5. Balik hasil jahitan di atas, balik juga b sehingga b berada di muka. Lalu
lipat masing-masing b ke arah dalam sesuai garis merah. Jahit sekitar 1-1,5 cm
dari ujung bibir sesuai garis hijau. Lakukan juga pada kain b yang satunya.
6. Guling telah jadi, tinggal memasangkan tali. Ambil 2 buah tali/pita,
masukkan ke lubang yang ditunjukkan oleh panah masing-masing ke lubang yang
di atas dan di bawah. Dengan demikian sarung guling telah selesai dan siap
dipergunakan.
7. Ini adalah foto sarung guling yang telah terpasang. Kalau dilihat dari
ujung tampak cantik kan?
2. menjahit kain untuk bantal
3. mejahit kain untuk guling
4. menjahit kain untuk kasur
8. mengisikan dakron
mengisi dakron untuk bantal
mengisi dakron untuk guling
mengisi dakron untuk kasur
9. menjahit kembali bantal, guling atau kasur yang telah terisi oleh dakron
10. pengemasan
9. Kendala dalam proses produksi
Dalam setiap proses produksi tentu saja memiliki kendala masing-masing
Berikut kendala – kendala yang ada dalam proses produksi yaitu:
1. Lokasi kecil
Lokasi usaha masih jadi satu dengan tempat tinggal sehingga banyak ruangan
yang terpakai untuk meletakkan barang – barang / bahan baku produksi dan tempat
persediaan produk yang telah jadi. Hal ini diperparah dengan menumpuknya produk –
produk yang telah jadi di tempat produksi sehingga setiap pagi karyawan harus
mengeluarkan barang – barang tersebut dan tentu saja akan menimbulkan pemborosan
waktu dan gerakan karyawan yang seharusnya tidak perlu untuk dilakukan.
2. Hujan deras
Proses produksi dilakukan di teras rumah sehingga saat hujan deras angin dan air
hujan masuk ke teras rumah sehingga menggangu proses produksi.
3. Listrik padam
Mesin produksi utama sangat bergantung dengan energi listrik sehingga saat listrik
padam proses produksi pun ikut terganggu. Pemilik usaha sudah mengantisipasinya
dengan menyediakan Genset sebagai energi listrik alternatif, tapi sayangnya genset
tersebut hanya mampu menghidupkan 2 mesin jahit saja dari 4 mesin jahit yang dimiliki.
4. Karyawan yang tidak hadir
Usaha bantal guling ini menggunakan sistem spesialisasi job untuk para
karyawannya. Maksudnya adalah setiap karyawan hanya fokus pada pekerjaannya
masing – masing sehingga bila ada karyawan yang berhalangan untuk hadir maka proses
produksi pasti akan terhambat. Sebagai langkah antisipasi mengenai hal tersebut pemilik
usaha menempatkan lebih dari 1 karyawan dalam setiap bagian proses produksi.
5. Pasokan bahan baku
Usaha ini memperoleh bahan baku dari 2 pabrik besar, biasanya kendala yang
dihadapi adalah ketika stok persediaan bahan baku habis serta pasokan bahan baku yang
datangnya terlambat.
10. Pemborosan
Pemborosan adalah “segala sesuatu selain jumlah minimum peralatan, material,
parts, ruang dan waktu pekerja yang benar-benar harus disediakan untuk menambah nilai
pada produk.” Setiap waktu pabrik selalu berusaha untuk mencari cara bagaimana
meningkatkan pendapatan dan menurunkan biaya-biaya. Pemborosan atau inefisiensi yang
terjadi pada proses bisnis sehari-hari di pabriknya tentunya sangatlah kontra-produktif
dengan semangat tersebut. Karena itu setiap pabrik yang ingin maju haruslah mampu
mengidentifikasi pemborosan-pemborosan apa saja yang masih terdapat didalamnya, untuk
kemudian berusaha semaksimal mungkin mengeliminasinya. Selain dapat meningkatkan
pendapatan dan menurunkan biaya, manfaat lain pengurangan pemborosan antara lain
mampu meningkatkan kualitas produk dan layanan yang dihasilkan, mengurangi tingkat
frustrasi pekerja, hingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Jenis pemborosan- pemborosan itu adalah :
1. Produksi berlebih
Produksi berlebih dapat diartikan menghasilkan sesuatu secara berlebihan atau lebih
cepat dari yang dibutuhkan pada tahap berikutnya. Pemborosan ini disebabkan pembuatan
produk lebih banyak jumlahnya dari jumlah yang dibutuhkan. Pada saat permintaan
cenderung meningkat, efek dari pemborosan ini mungkin tidak terlihat, namun saat
permintaan menurun, efek pemborosan ini berlipat ganda dan pabrik sering terjebak masalah
dalam penyelesaian produk yang tidak terjual sebagai persediaan (stock) yang besar.
Pemborosan ini akan menghabiskan bahan baku dan meningkatkan upah untuk pekerjaan
yang tidak dibutuhkan, membuat persediaan yang tidak perlu yang butuh tambahan
penanganan material, ruang penyimpanan dan yang lainnya.
2) Menunggu
Yang dimaksud menunggu di sini adalah ketika seseorang atau sesuatu menunggu
dengan diam dan tidak mengerjakan aktivitas apapun. atau Setiap saat waktu berjalan
barang-barang tidak berpindah atau tidak diolah. Hal ini terjadi karena aliran material yang
buruk, waktu pengolahan produksi yang terlalu lama, dan jarak antara proses kerja satu ke
yang lainnya terlalu jauh. Penanganannya sebenarnya mudah yaitu menghubungkan antar
proses agar pasokan secara langsung dipakai ke dalam proses berikutnya.
Penyebab lainnya adalah habisnya stok bahan baku dan terlambatnya pasokan bahan
baku sehingga produktifitas karyawan terganggu dan kapasitas produksi tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Contohnya adalah proses produksi pada :
Waktu produksiHasil produksi
Jenis Jumlah
Senin, 18 Juni 2012 - Guling putri
- Guling super king
- 7 buah
- 4 buah
Rabu, 17 Oktober
2012
- Bantal cinta
- Bantal kursi
- Guling putri
- Kasur gulung
- 5 buah
- 8 set
- 5 buah
- 4 buah
3) Memindahkan – Transporting
Memindahkan atau mengangkut produk dari proses ke proses adalah kegiatan yang
tidak menambahkan nilai ke dalam produk. Pergerakan yang berlebihan dan penanganan
yang berlebihan bisa menimbulkan kerusakan serta kemungkinan mengakibatkan turunnya
mutu produk.
4) Proses – Processing
Metode proses produksi itu sendiri bisa jadi merupakan sumber masalah yang
menghasilkan pemborosan. Langsung saja kami berikan contohnya, pada proses
pengemasan bantal atau guling jenis platinum seketika itu juga harus memasukkan label
merk ke dalamnya. Tetapi kenyataannya sablonan label bermerk itu harus dipotong terlebih
dahulu agar bisa masuk dalam kemasan bantal atau guling.
5) Persediaan – Inventory
Seperti yang telah dibahas di atas sehubungan dengan pemborosan kelebihan
produksi, persediaan yang berlebihan juga meningkatkan biaya produksi. Persediaan ini
membutuhkan tambahan dalam penanganan, ruangan, dan lainnya. Barang berlebihan dalam
proses adalah akibat dari produksi yang berlebihan dan menunggu. Kelebihan persediaan
cenderung menyembunyikan masalah di dalam pabrik yang seharusnya bisa dikenali dan
diperbaiki untuk meningkatkan kinerja operasionalnya. Bertambahnya persediaan akan
menyebabkan meningkatnya lead-time, menghabiskan luas lantai produktif, tertundanya
identifikasi masalah, dan menghalangi komunikasi.
Masalah-masalah yang berhubungan dengan persediaan itu seharusnya tidak perlu,
maka harus mencoba untuk mengurangi tingkat persediaan yang ada, Membuang material
yang sudah tidak terpakai serta pengorganisasian tempat penyimpanan atau area kerja.
Solusi yang ditawarkan adalah sebagai berikut :
1. Diusahakan tidak memasukkan bahan baku atau material dalam jumlah yang besar ke
dalam pabrik. Solusinya adalah dengan cara pengiriman dicicil.
2. Tidak memproduksi barang yang tidak diinginkan oleh proses berikutnya.
3. Membuat produk dalam lot-lot yang kecil sehingga jika suatu saat terdapat perubahan
plan yang mendadak tidak menimbulkan loss yang besar.
4. Dengan mulai mengurangi tingkat persediaan, maka dengan mudah akan menemukan
lebih banyak masalah-masalah yang harus diarahkan sebelum tingkat persediaan
dikurangi lebih jauh.
5. Mengurangi persediaan akan menciptakan aliran langsung dari proses ke proses yang
akan menghemat biaya.
6) Gerakan – Motion
Dari pengembangan definisi pemborosan di atas adalah “apapun yang dikeluarkan
tetapi tidak menambah nilai pada produk sedapat mungkin harus dihilangkan”. Hal yang
harus ditanamkan adalah “bergerak” tidaklah sama dengan “bekerja”. “Bergerak ” tidak
otomatis menambah nilai pada produk. Pergerakan tangan, kaki, dan tubuh karyawan tidak
selalu menambah nilai pada produk. banyak contoh-contoh dari jenis pemborosan ini.
Misalnya, setiap pagi sebelum para karyawan memulai proses produksi. Mereka harus
memindahkan produk – produk yang telah menutupi area produksi. Hal ini terjadi karena
jumlah produksi yang sangat banyak sedangkan lokasi produksinya kecil.
7) Cacat – Defects
Pada saat terjadi cacat produk, karyawan pada proses berikutnya akan menciptakan
pemborosan dengan menunggu serta menambah biaya pada produk. Lebih jauh lagi
diperlukan kerja ulang terhadap produk atau bahkan produk rusak dan harus dibongkar. Jika
cacat terjadi pada proses pemasangan, diperlukan tambahan karyawan untuk
membongkarnya kembali dan tambahan komponen untuk mengganti yang rusak.
Misalnya beberapa cacat produk yang kami temukan dan harus diperbaiki pada bulan
Juli 2012 adalah :
Perbaikan Jumlah
Bantal Cinta Motif 4 buah
Guling Putri 3 buah
Bantal Cinta Polos 2 buah
Untuk mengatasi masalah ini, harus dibuat sistem yang bisa mengidentifikasi cacat atau
kondisi yang dapat mengetahui kerusakan sehingga siapa saja yang ada di tempat itu dapat
melakukan tindakan dengan segera. Tanpa sistem itu maka akan banyak rugi waktu.
Pemborosan cacat dan produk gagal ini berdampak langsung kepada kelangsungan hidup
suatu usaha dimana produk cacat mengakibatkan kerja ulang atau bahkan harus dibuang
(scrap).
6. Kapasitas dan data produksi.
No Nama Produk Jumlah
1 Bantal Cinta Polos 1.836 item
Bantal Cinta Motif 1.680 item
Bantal Super King Polos 2.516 item
Bantal Super King Motif 2.347 item
Bantal Platinum 1.986 item
Bantal Kursi Polos 986 item
Bantal Kursi Motif 1.356 item
Bantal Santai 1.693 item
Bantal Putri Polos 4.335 item
Bantal Putri Motif 3.600 item
Bantal Imut 1.673 item
2 Guling Putri Polos 2.564 item
Guling Putri Motif 2.412 item
Guling Super King Polos 1.961 item
Guling Super King Motif 1.984 item
Guling Platinum 1.685 item
3 Kasur Bayi 235 item
Kasur Lipat 1M 689 item
Kasur Lipat 1,2M 565 item
Kasur Gulung 461 item
Total kapasitas produksi dalam 1 tahun 36.564 item
History dan Proyeksi Produksi
No Tahun Jumlah produksi
1 2012 36.564 item
2 2013 40.220 item
3 2014 44.242 item
4 2015 47.666 item
5 2016 53.533 Item
11. Manajemen persediaan bahan baku dan barang jadi.
Persediaan barang dagang (merchandise inventory) adalah barang – barang
yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi
barang – barang yang akan dijual.
Persediaan yang efektif adalah persediaan yang seimbang, yaitu tidak terlalu
tinggi dan tidak terlalu rendah. Persediaan yang terlalu rendah akan menimbulkan
kekecewaan konsumen, sebaliknya persediaan yang terlalu tinggi akan menyebabkan
biaya penyimpanan dan pemeliharaan persediaan akan melambung. Untuk itu,
manajemen persediaan harus berusaha untuk menjaga keseimbangan persediaan,
karena itu merupakan kunci keberhasilan operasi.
Salah satu kelemahan dari UKM adalah mereka masih menggunakan
manajemen yang sederhana. Begitu pula, usaha produksi bantal guling yang kami
teliti. Pemilik usaha memproduksi barang berdasarkan pesanan dan bila belum ada
pesanan, pemilik memutuskan untuk memproduksi barang sesuai dengan apa yang
ada gudang persediaan. Sehingga akan menimbulkan stok yang berlebih.
12. Limbah
Limbah sisa produksi yang dihasilkan oleh usaha ini tidak mengganggu
lingkungan sekitar. Hal ini karena semua sisa-sisa produksi baik sisa kain maupun sisa
plastic untuk mengemas barang dikumpulkan dan dijual kiloan ke pengepul kain dan
plastik.
PIMPINAN
BAGIAN PRODUKSI
BAGIAN ADMINISTRASI DAN KEUANGANBAGIANPEMASARAN
BAB V
ORGANISASI DAN PERSONALIA
1. Data Administrasi Umum
1. Nama Usaha : UD.MITRA JAYA
2. Kualifikasi Lapangan Usaha : Pemasok dan Perajin Bantal
3. Kualifikasi Produk Usaha : Bantal
4. Nama Pengelola : Pringgo Sutjahyo Tunggalrino
5. Nama dan Tempat Usaha : Jl. Genuk Krajan Gg. 7 No.16 Rt.03 Rw.04. Semarang
6. Bentuk Badan Usaha : Perseorangan
7. Tahun Berdiri : 1998
2. Bagan / Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam setiap perusahaan berbeda-beda semua itu bergantung pada
budaya dan jenis usaha yang mereka bentuk. Struktur organisasi yang ada dalam usaha
“UD.Mitra Jaya” adalah organisasi lini. Pada struktur organisasi lini ini, wewenang atau
kendalinya dari atasan disalurkan secara vertikal ke bawahan. Sebaliknya,
pertanggungjawaban dari bawahan secara langsung ditujukan kepada atasan yang member
perintah. Keuntungan dari struktur organisasi lini adalalh kesatuan perintahnya terjamin,
pembagian kerja bagi setiap karyawannya jelas dan mudah dilaksanakan, keuntungan
lainnya organisasi ini bergantung pada satu pimpinan. Adapun struktur organisasi dalam “
UD. Mitra Jaya” dapat digambarkan sebagai berikut :
3. Jumlah Personalia Dan Uraian Tugas
3.1 Jumlah Personalia
Jumlah karyawan yang ada di UD. MITRA JAYA terdiri dari :
a. Pemimpin sekaligus pemilik 1 (satu) orang
b. Bagian Pemasaran 2 (dua) orang
c. Bagian Produksi 6 (enam) orang
d. Administrasi dan keuangan 1 (satu) orang
3.2 Uraian Tugas
Uraian tugas dari struktur organisasi UD. MITRA JAYA, adalah sebagai berikut :
1. Pimpinan
Merupakan pemimpin tertinggi di perusahaan, sebagai pemilik perusahaan.
Tugasnya adalah :
Mengawasi dan mengontrol semua kegiatan pada UD. MITRA JAYA.
Bertanggungjawab atas segala aktivitas di perusahaan.
Memberikan motivasi dan pengarahan kepada semua karyawannya.
Mengelola dan meningkatkan kegiatan usaha.
Mengkoordinir secara baik antara semua bawahan yang ada dalam melaksanakan
aktivitas perusahaan.
Menetapkan atau menentukan kebijaksanaan secara menyeluruh dan merencanakan
aktivitas perusahaan yang harus dilaksanakan.
2. Pemasaran
Merupakan seseorang yang berperan dalam penjualan produk.
Tugasnya adalah :
Memasarkan produk hasil produkis UD. MITRA JAYA
Mengantar, mengontrol keluarnya produk yang dijual.
Mencari pembeli dan memperkenalkan produk kepada konsumennya.
3. Produksi
Merupakan pengendali proses produksi.
Tugasnya adalah :
Melakukan atau menjalankan proses produksi.
Menjaga dan merawat mesin produksi.
Mengolah dan membuat produk.
4. Administrasi atau Keuangan
Merupakan bagian mengontrol, mengawasi, dan menghitung biaya pengeluaran dan
pendapatan dari penjualan produk.
Tugasnya adalah :
Mengatur keuangan dalam perusahaan.
Mencatat kas kelur masuknya dana perusahaan.
Menghitung dan mencatat semua biaya pendapatan dan pengeluaran perusahaan.
Menghitung dan menentukan harga produk.
4. Sistem Penggajian
Gaji atau imbalan kerja bagi karyawan merupakan hal yang sangat berpengaruh
langsusng pada produktivitas kerja individu. Sistem gaji yang ada dalam perusahaan
diberikan untuk menciptakan keseimbangan antara apa yang diberikan karyawan kepada
perusahaan, diimbangi oleh apa yang diberikan perusahaan untuk karyawannya. Pemimpin
juga memberikan bonus setiap bulannya untuk karyawan berupa sembako. Hal itu dilakukan
dengan upaya untuk mensejahterakan karyawan. Tidak hanya itu, pemberian premi
jamsostek juga diberikan perkaryawan sebesar Rp 50.000,00 / karyawan.
Setiap perusahaan mempunyai sistem penggajian yang berbeda-beda, hal itu tergantung
dari ketentuan pemilik perusahaan. UD. Mitra Jaya mengunakan sistem penggajian yang
dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Borongan
Merupakan sistem penggajian yang didasarkan pada banyaknya jumlah prestasi kerja
yang telah diselesaikan oleh para pekerja sebagai produksi dalam satu minggu. Gaji
diberikan setiap satu minggu sekali, besarnya disesuaikan dengan jumlah pekerjaan yang
telah diselesaikan.
2. Harian
Merupakan sistem penggajian yang didasarkan pada jumlah hari kerja dan gaji diberikan
setiap minggu.
Berikut rincian gaji keryawan UD.Mitra Jaya sesuai dengan pembagian kerjanya
5. Produktivitas Dan Efektivitas Kerja Karyawan
5.1 Pengertian Produktivitas kerja
Produktivitas Kerja menunjukan tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai hasil
(output), terutama dilihat dari sisi kuantitasnya. (Prof. Dari. Tjotjo Yuniarsih, Manajemen
Sumber Daya Manusia, 2009, hal 156)
Produktivitas dapat diartikan sebagai suatu sistem dapat dikatakan produktif apabila
masukan yang diproses semakin sedikit untuk menghasilkan luaran yang semakin besar.
Produktivitas sering pula dikaitkan dengan cara dan sistem yang efisien, sehingga
proses produksi berlangsung tepat waktu dan dengan demikian tidak diperlukan kerja
lembur dengan segala implikasinya, terutama implikasi biaya.
Merupakan hal yang logis dan tepat apabila peningkatan produktivitas dijadikan salah
satu sasaran jangka panjang perusahaan dalam langkah pelaksanaan strateginya.
5.2 Pengertian Efektivitas Kerja
Pembagian Kerja Jumlah Tenaga
Kerja
Besar Gaji Keterangan
Pemotongan Kain 1 orang @ 195.000 Per minggu
Jahit (borongan) 3 orang @ 200.000 Per minggu
Jahit (tetap) 1 orang @ 260.000 Per minggu
Pengemasan 2 orang @ 225.000 Per minggu
Pengisian (borongan) 1 orang @ 425.000 Per minggu
Pengisian (tetap) 1 orang @ 225.000 Per minggu
Efektivitas adalah tingkat dimana organisasi dapat merealisasikan tujuan-tujuannya
atau dengan kata lain pengukuran efektivitas dapat dilakukan dengan melihat sejauh mana
organisasi mampu mencapai tingkat yang diinginkan. (Riki Satia Muharam, Administrasi
Negara (Catatan Kuliah), 2005, hal 158)
Efektivitas kerja adalah ukuran atau kualitas keberhasilan kerja yang dicapai
karyawan. Seseorang karyawan dinyatakan bekerja efektif jika ia mampu mencapai
tujuan dengan cara yang lebih baik dari standar yang telah ditetapkan.
Efektivitas kerja karyawan dapat ditentukan dengan membandingkan antara waktu
kerja yang telah ditetapkan dengan waktu yang dibutuhkan karyawan, dan juga dapat
dibandingkan antara hasil atau kualitas yang dicapai dengan kualitas yang telah ditetapkan.
Jika pelaksanaan kerja yang dilakukan karyawan lebih baik dari yang ditetapkan maka
karyawan tersebut tergolong sebagai karyawan yang efektif.
5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Dan Efektivitas Kerja Karyawan
Menurut Sukarna (1993:41), produktivitas kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
a. Kemampuan dan ketangkasan pegawai
Setiap karyawan mempunyai tugas masing- masing sesuai pembagian tugas dan
keahliannya. Kemampuan dan ketangkasan dapat dilihat dari hasil kerja karyawan. Jika
mereka dapat menyelesaikan pekerjaannya sesuai dengan apa yang sudah ditargetkan
perusahaan, maka karyawan tersebut bekerja dengan sungguh – sungguh dan
bertanggungjawab menyelesaikan apa yang sudah diperintahkan padanya. Kemampuan
dan ketangkasan tersebut akan membuat karyawan jadi lebih produktif lagi.
b. Lingkungan kerja yang baik.
Lingkungan kerja yang baik dan nyaman membuat karyawan semangat dalam
bekerja dan dapat berkonsentrasi menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan tepat
waktu.
c. Upah kerja.
Merupakan faktor yang paling sangat berpengaruh terhadap produktivitas
karyawan. Upah diberikan sesuai dengan kemampuan kerjanya. Jika kerjanya ulet,
disiplin dan kreatif akan memperoleh upah yang banyak. Jika kerjanya semaunya
sendiri, santai, dan tidak disiplin akan memperoleh upah yang sedikit. Pada prinsipnya
pemberian upah yang diberikan seorang karyawan adalah sebagai perangsang yang
memiliki tujuan utama untuk meningkatkan gairah dan motivasi dalam melaksanakan
tugas dan tanggungjawab yang diberikan sehingga produktivitas kerja yang dicapai
lebih optimal dan evektif. Tidak hanya upah yang diberikan, pemimpin setiap
pertengahan bulan juga memberikan bonus kepada setiap karyawannya berupa
sembako. Hal itu dilakukan dengan upaya untuk mensejahterakan karyawannya.
d. Keterampilan.
Keterampilan berkaitan erat dengan kemampuan untuk melakukan tugas dengan
cepat dan tepat sasaran serta tepat waktu. Hal ini menunjukkan seseorang yang terampil
dan mahir dalam bidang tugas dan keahlian yang digeluti dapat membuat seseorang
memahami apa yang dapat dipelajari dan dikembangkan dalam kemahiran gerak
menyelesaikan pekerjaan sehingga dengan keterampilan dapat menunjukkan
kompetensi seseorang dan menghasilkan kerja yang optimal.
e. Motivasi kerja.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung efektivitas kerja.
Efektivitas kerja di sini tidak akan dapat meningkat tanpa adanya motivasi kerja yang
tinggi untuk melakukan pekerjaan dengan optimal tanpa ada tekanan dan paksaan dari
orang lain yang diimbangi oleh disiplin yang tinggi. Dimana UD.Mitra Jaya tersebut
masih ada kesenjangan yang terjadi, misalnya karyawan yang sering datang terlambat.
Pemimpin hendaknya memberikan perhatian serius dan solusi terutama pada aspek
pemenuhan kebutuhan fisiologis karyawan agar motivasi kerja karyawan dapat
dipertahankan dan tetap berusaha untuk meningkatkannya ke arah yang lebih baik.
Dengan pemenuhan kebutuhan fisiologis berupa gaji yang memadai, maka karyawan
akan dapat bekerja secara efektif tanpa ada kekhawatiran.
f. Disiplin kerja pegawai.
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap
tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Disiplin dapat diartikan bilamana karyawan
selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya
dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan. Peraturan sangat diperlukan untuk
memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan, dalam menciptakan tata tertib
yang baik, karena dengan tata tertib maka semangat kerja, moral kerja, efisiensi dan
efektivitas kerja karyawan akan meningkat. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan
perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Kedisiplinan suatu perusahaan dikatakan balk
jika sebagian besar karyawan mentaati peraturan-peraturan yang ada.
g. Pendidikan dan pengalaman kerja.
Pada UD. Mitra Jaya pendidikan dan pengalaman kerja tidak menjadi masalah.
Yang penting karyawannya mempunyai ketrampilan, kreatif dan ulet dalam bekerja itu
sudah dianggap produktif.
h. Kesehatan dan keselamatan kerja pegawai.
Pemimpin UD. Mitra Jaya sangat memperhatikan ke sehatan dan keselamatan
kerja karyawannya. Pemimpin juga mengikut sertakan karyawannya pada asuransi
jamsostek.
i. Fasilitas kerja.
Fasilitas merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses
pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai prestasi kerja karyawan. Fasilitas yang
baik dapat mempengaruhi kepuasan dan kenyamanan karyawan dalam bekerja. Apabila
fasilitas operasional yang digunakan tidak baik kadang-kadang dapat menimbulkan
pemborosan biaya operasional yang digunakan.
j. Komunikasi.
Komunikasi adalah suatu cara penyampaian keterangan atau sumber daya kepada
yang memerlukan keterangan dengan mudah, cepat dan tepat, sehingga informasi dapat
digunakan secara efektif. Hasil Komunikasi sangat ditentukan oleh nilai-nilai,
keyakinan dan pikiran kita menentukan segala sesuatu yang kita lakukan dan katakan.
Pemimpin UD.Mitra Jaya berusaha menjaga komunikasi mereka dan saling terbuka
dengan setiap karyawannya, berusaha mendengarkan dan menerima setiap keluhan-
keluhan mereka, dan berusaha menganggap mereka adalah keluarga bukan
karyawannya.
5.4 Pengukuran Produktivitas Kerja
Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan suatu
hasil. Dalam usaha untuk dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai
sesuatu hasil yang lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja). Tingkat
produktivitas kerja karyawan yang dapat diukur adalah :
a. Penggunaan waktu
Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan meliputi :
1) Kecepatan waktu kerja
2) Penghematan waktu kerja
3) Kedisiplinan waktu kerja
4) Tingkat absensi
b. Output
yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai produk yang diinginkan
perusahaan. Pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana untuk menganalisa
dan mendorong dan efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target
dan kegunaan praktisnya sebagai patokan dalam pembayaran upah karyawan.
Tujuan pengukuran produktivitas adalah membandingkan hasil hal-hal berikut :
a. Pertambahan produksi dari waktu ke waktu.
b. Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu.
c. Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu.
d. Jumlah hasil sendiri dengan orang lain.
e. Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi utama orang lain
(Rusli Syarif, 1991:7).
Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk
mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Dalam
penelitian ini yang menjadi pengukuran produktivitas kerja yaitu penggunaan waktu
dan hasil kerja atau out put.
Berdasarkan pendapat di atas maka pengukuran produktivitas dapat dilihat dari dua
komponen yaitu:
a. Efisiensi kerja
Efisiensi kerja karyawan dapat dilihat dari ketercapaian terget, ketepatan waktu,
ketepatan masuk kerja.
b. Produksi
Produksi kerja yang dihasilkan karyawan dapat dilihat dari kualitas, peningkatan
setiap bulan dan persentase kesesuaian dengan harapan perusahaan.
5.5 Pemegang Saham Dan Perijinan Usaha
5.5.1 Pemegang Saham
Saat ini pemegang saham pada UD.Mitra Jaya adalah suami dan istri. Mengingat bahwa
usaha dagang ini merupakan usaha keluarga, maka kepemilikan saham dipegang oleh
keluarga dan tidak ada pembagian komposisi kepemilikan saham.
5.5.2 Perijinan Usaha
Dilihat dari lama berdirinya usaha dan legalitas usaha, UD.Mitra Jaya sudah mempunyai
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP). Sbagai bukti bahwa UD.Mitra Jaya tekah memiliki
ijin usaha, surat ijin tersebut kami lampirkan dihalaman belakang.
5.6 Kegiatan Pra Operasi Dan Jadwal Pelaksanaan Tahunan
Total biaya Operasi UD.Mitra Jaya dan kegiatan pelaksanaan dalam setiap tahunnya adalah :
Kegiatan Pra Operasi Tahunan
No
No
Uraiann Kegiatan Bulan Ket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemesanan dari agen X X X X X X Setiap 2 bulan
2 Pemesanan Bahan
Baku
Kain 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X 4X Sebulan 4 kali
Dakron XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XX
Setiap Hari
Busa 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X 8X Seminggu 2
kali
3 Waktu Pemeliharaan X X X X Setiap 3 bulan
4 Produksi XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XX
Setiap Hari
BAB VI
ASPEK MANAJEMEN KEUANGAN
1. Proyeksi Keuangan
A. Sumber Dana
Sumber dana yang digunakan oleh UD. Mitra Jaya adalah dana sendiri atau modal sendiri, yaitu Rp. 75.000.000 dari hasil menjual rumah.
B. Laporan Keuangan
PROYEKSI PENJUALAN
PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2013
No
Nama Produk Harga Satuan (Rp)
Kuantitas
Total (Rp)
1 Bantal SK Polos 21.000 2475 51.975.000 Bantal SK Motif 24.000 2376 57.024.000 Bantal Putri polos 30.000 3465 103.950.000 Bantal Putri Motif 35.000 3300 115.500.000 Bantal Platinum 45.000 2337 105.165.000 Bantal Cinta Polos 37.500 2915 109.312.500 Bantal Cinta motif 45.000 3916 176.220.000 Bantal Santai 45.000 2915 131.175.000 Bantal Kursi Polos 45.000 1045 47.025.000 Bantal Kursi Motif 60.000 1155 69.300.000 Bantal Imut + sarung 30.000 1716 51.480.000 1.018.126.500
2 Guling SK Polos 22.000 2057 45.254.000 Guling SK Motif 25.000 2134 53.350.000 Guling Putri Polos 31.000 2365 73.315.000 Guling putri Motif 35.000 2178 76.230.000 Guling Platinum 47.000 1567 73.649.000 321.798.000
3 Kasur Lipat 1m 175.000 737 128.975.000 kasur Lipat 1.2m 225.000 539 121.275.000 Kasur Gulung 155.000 368 57.040.000 Kasur Bayi 115.000 153 17.595.000 324.885.000 Total 39713 1.664.809.500
PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2015
PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2014
No
Nama Produk Harga Satuan (Rp)
Kuantitas
Total (Rp)
1 Bantal SK Polos 21.000 2722 57.162.000 Bantal SK Motif 24.000 2613 62.712.000 Bantal Putri polos 30.000 3811 114.330.000 Bantal Putri Motif 35.000 3630 127.050.000 Bantal Platinum 45.000 2570 115.650.000 Bantal Cinta Polos 37.500 3206 120.225.000 Bantal Cinta motif 45.000 4307 193.815.000 Bantal Santai 45.000 3206 144.270.000 Bantal Kursi Polos 45.000 1149 51.705.000 Bantal Kursi Motif 60.000 1270 76.200.000 Bantal Imut + sarung 30.000 1887 56.610.000
1.119.729.00
02 Guling SK Polos 22.000 2057 45.254.000
Guling SK Motif 25.000 2347 58.675.000 Guling Putri Polos 31.000 2601 80.631.000 Guling putri Motif 35.000 2395 83.825.000 Guling Platinum 47.000 1723 80.981.000 349.366.000
3 Kasur Lipat 1m 175.000 810 141.750.000 kasur Lipat 1.2m 225.000 592 133.200.000 Kasur Gulung 155.000 545 84.475.000 Kasur Bayi 115.000 243 27.945.000 387.370.000
Total 436841.856.465.00
0
No
Nama Produk Harga Satuan (Rp)
Kuantitas
Total (Rp)
1 Bantal SK Polos 21.000 2994 62.874.000 Bantal SK Motif 24.000 2874 68.976.000 Bantal Putri polos 30.000 4192 125.760.000 Bantal Putri Motif 35.000 3993 139.755.000 Bantal Platinum 45.000 2827 127.215.000 Bantal Cinta Polos 37.500 3526 132.225.000 Bantal Cinta motif 45.000 4737 213.165.000 Bantal Santai 45.000 3526 158.670.000 Bantal Kursi Polos 45.000 1263 56.835.000 Bantal Kursi Motif 60.000 1397 83.820.000 Bantal Imut + sarung 30.000 2075 62.250.000 1.231.545.000
2 Guling SK Polos 22.000 2262 49.764.000 Guling SK Motif 25.000 2581 64.525.000 Guling Putri Polos 31.000 2861 88.691.000 Guling putri Motif 35.000 2634 92.190.000 Guling Platinum 47.000 1895 89.065.000 384.235.000
3 Kasur Lipat 1m 175.000 891 155.925.000 kasur Lipat 1.2m 225.000 651 146.475.000 Kasur Gulung 155.000 600 93.000.000 Kasur Bayi 115.000 273 31.395.000 426.795.000 Total 48052 2.042.575.000
PROYEKSI PENJUALAN TAHUN 2016
N Nama Produk Harga Satuan Kuantita Total (Rp)
o (Rp) s1 Bantal SK Polos 21.000 3300 69.300.000
Bantal SK Motif 24.000 3161 75.864.000 Bantal Putri polos 30.000 4611 138.330.000 Bantal Putri Motif 35.000 4392 153.720.000 Bantal Platinum 45.000 3109 139.905.000 Bantal Cinta Polos 37.500 3878 145.425.000 Bantal Cinta motif 45.000 5210 234.450.000 Bantal Santai 45.000 3878 174.510.000 Bantal Kursi Polos 45.000 1389 62.505.000 Bantal Kursi Motif 60.000 1536 92.160.000 Bantal Imut + sarung 30.000 2282 68.460.000
1.354.629.00
02 Guling SK Polos 22.000 2488 54.736.000
Guling SK Motif 25.000 2839 70.975.000 Guling Putri Polos 31.000 3147 97.557.000 Guling putri Motif 35.000 2897 101.395.000 Guling Platinum 47.000 2084 97.948.000 422.611.000
3 Kasur Lipat 1m 175.000 980 171.500.000 kasur Lipat 1.2m 225.000 716 161.100.000 Kasur Gulung 155.000 660 102.300.000 Kasur Bayi 115.000 300 34.500.000 469.400.000
Total 528572.246.640.00
0
Ikhtisar Laba Rugi (Income Statements)
Proyeksi Laba Rugi
No
Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
1 Hasil Penjualan
Bantal1.018.126.50
01.119.729.00
01.231.545.00
01.354.629.00
0 Guling 321.798.000 349.366.000 384.235.000 422.611.000 Kasur 324.885.000 387.370.000 426.795.000 469.400.000
Total Hasil Penjualan1.664.809.50
01.856.465.00
02.042.575.00
02.246.640.00
0
2 Biaya Pokok Penjualan
Biaya Bahan Baku 787.450.000 866.195.000 952.814.5001.051.395.90
0 Biaya listrik 7.200.000 7.920.000 8.712.000 9.583.200 Biaya Administrasi 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 Biaya Lain " 8.645.800 8.645.800 8.645.800 8.645.800 Tenaga Produksi 77.025.000 77.025.000 77.025.000 77.025.000 Biaya Perjalanan 9.600.000 10.560.000 11.616.000 12.777.600
Tot B.Pokok Produksi 891.420.800 971.845.8001.060.313.30
01.160.927.50
0
Laba Kotor (1-2) 773.388.700 884.619.200 982.261.7001.085.712.50
0
3 Biaya Usaha Gaji Personalia 72.000.000 72.000.000 72.000.000 72.000.000 Biaya penyusutan 5.818.500 5.818.500 5.818.500 5.818.500 Biaya ATK 981.700 1.079.900 1.187.800 1.306.600 Biaya tempat usaha 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000
Biaya Premi JAMSOSTEK 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000
Biaya THR 8.064.000 8.064.000 8.064.000 8.064.000 Biaya Sembako 15.600.000 15.600.000 15.600.000 15.600.000 Biaya Perawatan Mesin 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 Biaya Amortasi 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 Total Biaya Usaha 133.864.200 133.962.400 134.070.300 134.189.100
4 Laba Usaha (2-3) 639.524.500 750.656.800 848.191.400 951.523.4005 Laba Sebelum Pajak 639.524.500 750.656.800 848.191.400 951.523.4006 Pajak ( 15 % ) 95.928.675 112.598.520 127.228.710 142.728.5107 Laba Bersih (5-6) 543.595.825 638.058.280 720.962.690 808.794.890
Arus Kas (Sources)
PROYEKSI ARUS KAS
No Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 20161 Saldo Awal Kas 319.352.070 358.108.025 420.733.480 468.617.090
2 Arus Kas Masuk
1. Kas Hasil Penjualan 1.664.809.500 1.856.465.000 2.042.575.000 2.246.640.000 2. Piutang - - - - Total Arus Kas Masuk 1.664.809.500 1.856.465.000 2.042.575.000 2.246.640.000
3 Arus Kas Keluar 1. Investasi 319.352.000 351.287.200 386.415.900 425.057.500 2.Biaya Pokok Produksi 891.420.800 971.845.800 1.060.313.300 1.160.927.500 3.Pajak 95.928.675 112.598.520 127.228.710 142.728.510 Total Arus Kas Keluar 1.306.701.475 1.435.731.520 1.573.957.910 1.728.713.510
4 Kas Netto (2-3) Surplus / Devisit 358.108.025 420.733.480 468.617.090 517.926.490
5 Saldo Kas Akhir 358.108.025 420.733.480 468.617.090 517.926.490
Neraca (Balance Sheet)
PROYEKSI NERACA EMPAT TAHUN MENDATANG
A KELOPMPOK HARTA Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 20161 Harta Lancar 1. Kas
358.108.025420.733.48
0 468.617.090 517.926.490 Total Harta Lancar
358.108.025420.733.48
0 468.617.090 517.926.490 2 Harta Tetap 1. Mesin / Peralatan 14.950.000 16.445.000 18.098.000 19.898.000 2. Bangunan 250.000.000 250.000.00
0250.000.000 250.000.000
Total Harta 264.950.000 266.445.000
268.098.000 269.898.000
3. Akumulasi penyusutan 5.818.500 5.818.500 5.818.500 5.818.500 Nilai buku harga tetap 259.131.500 260.626.50
0262.279.500 264.079.500
3 Harta Tak Berwujud 1. Akumulasi Amoritas 3.600.000 3.600.000 3.600.000 3.600.000 Total Harta ( 1 + 2 + 3 ) 626.658.025 690.778.48
0740.315.090 791.424.490
B KELOMPOK HUTANG DAN
MODAL
1 Hutang Lancar 1. Hutang Dagang - - - - 2. Kredit Modal - - - - Total hutang Lancar - - - - 2 Hutang Jangka Panjang 1. Kredit Investasi - - - - Total Hutang Jangka Panjang - - - - 3 Modal 1. Modal Sendiri 420.500.000 450.500.00
0495.000.000 535.500.000
2. Laba ditahan ( Periode lalu) - - - -
3. Laba Periode Berjalan 206.158.025 240.278.480
245.315.090 255.924.490
Total Modal 626.658.025 690.778.480
740.315.090 791.424.490
Total Hutang & Modal 626.658.025 690.778.480
740.315.090 791.424.490( 1 + 2 + 3 )
Evaluasi Kelayakan Usaha
Perhitungan ROI Dan ROE
Keterangan Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016Net Operating Asset 626.658.025 690.778.480 740.315.090 791.424.490
Net Incame 206.158.025 240.278.480 245.315.090 255.924.490
Net Equity 319.352.000 351.287.200 386.415.900 425.057.500ROE 64.6% 68.4% 63.5% 60.2%ROI 32.9% 34.8% 33.2% 32.3%
Rumus ROE = Net Income
x 100%Net Equity
ROE Tahun 1 ( 2013 ) = Rp 206.158.025
x 100% = 64.6% Rp 319.352.000
ROE Tahun 2 ( 2014) = Rp 240.278.480
x 100% = 68.4% Rp 351.287.200
ROE Tahun 3 ( 2015) = Rp 245.315.090
x 100% = 63.5% Rp 386.415.900
ROE Tahun 4 ( 2016) = Rp 255.924.490
x 100% = 60.2% Rp 425.057.500
Rumus ROI =Net Income
x 100%Net Operating Aset
ROI Tahun 1 (2013) = Rp 206.158.025
x 100% = 32.9 % Rp 626.658.025
ROE Tahun 2 ( 2014) = Rp 240.278.480
x 100% = 34.8 % Rp 690.778.480
ROE Tahun 3 ( 2015) = Rp 245.315.090
x 100% = 33.2% Rp 740.315.090
ROE Tahun 4 ( 2016) = Rp 255.924.490
x 100% = 32.9% Rp 791.424.490
2. Analisis Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas
Rumus Working Capital To Assets Ratio = Modal Kerja Bersih x 100%Total Aktiva
Working Capital To Assets Ratio Tahun 2013 = Rp 420.500.000 x 100% = 67.1%
Rp 626.658.025
Working Capital To Assets Ratio Tahun 2014 = Rp 450.500.000 x 100% = 65.2%
Rp 690.778.480
Working Capital To Assets Ratio Tahun 2013 = Rp 495.000.000 x 100% = 66.9%
Rp 740.315.090
Working Capital To Assets Ratio Tahun 2013 = Rp 35.500.000 x 100% = 67.7%
Rp 91.424.490
Rasio Aktifitas
Total Assets Turn Over Tahun 2013 = Rp 1.664.809.500 x 100% = 265.7%
Rp 626.658.025
Total Assets Turn Over Tahun 2014 = Rp 1.856.465.000 x 100% = 268.7%
Rp 690.778.480
Total Assets Turn Over Tahun 2015 = Rp 2.042.575.000 x 100% = 275.9%
Rp 740.315.090
Total Assets Turn Over Tahun 2016 = Rp 2.246.640.000 x 100% = 283.9%
Rp 791.424.490
Rumus Total Assets Turn Over = Total Penjualan x 100%
Total Harta
Rasio Keuntungan
Rumus Return On Investment = Laba Bersihx 100%
Total Harta
Return On Investment Tahun 2013 = Rp 543.595.825 x 100% = 86.7%
Rp 626.658.025
Return On Investment Tahun 2014 = Rp 638.058.280 x 100% = 92.4%
Rp 690.778.480
Return On Investment Tahun 2015 = Rp 720.962.690 x 100% = 97.4%
Rp 740.315.090
Return On Investment Tahun 2016 = Rp 808.794.890 x 100% = 120.2%
Rp 791.424.490
3. HPP
1. Bantal SK Polos 2. Guling SK PolosBiaya Bahan Baku Rp 13.000 Biaya Bahan Baku Rp 13.000Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000HPP Produksi Rp 16.400 HPP Rp 16.400Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 17.900 HPP Produk Rp 17.900
3. Bantal SK Motif 4. Guling SK MotifBiaya Bahan Baku Rp 14.500 Biaya Bahan Baku Rp 14.500Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500HPP Rp 17.900 HPP Rp 18.400Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 19.400 HPP Produk Rp 19.900
5. Bantal Putri Polos 6. Guling Putri PolosBiaya Bahan Baku Rp 18.000 Biaya Bahan Baku Rp 18.000Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500HPP Rp 21.400 HPP Rp 21.900Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 22.900 HPP Produk Rp 23.400
7. Bantal Putri Motif 8. Guling Putri MotifBiaya Bahan Baku Rp 20.000 Biaya Bahan Baku Rp 20.000Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500HPP Rp 23.400 HPP Rp 23.900Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 24.900 HPP Produk Rp 25.400
9. Bantal Platinum 10. Guling PlatinumBiaya Bahan Baku Rp 35.000 Biaya Bahan Baku Rp 35.000
Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.400Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.500HPP Rp 38.400 HPP Rp 38.900Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 39.900 HPP Produk Rp 40.400
11. Bantal Cinta Polos 12. Bantal Cinta MotifBiaya Bahan Baku Rp 25.000 Biaya Bahan Baku Rp 30.000Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000HPP Rp 28.750 HPP Rp 33.750Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 30.250 HPP Produk Rp 35.250
13. Bantal Imut Polos 14. Bantal SantaiBiaya Bahan Baku Rp 8.000 Biaya Bahan Baku Rp 30.000Biaya Tenaga Kerja Rp 500 Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 1.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000HPP Rp 9.500 HPP Rp 33.750Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp 1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp 500HPP Produk Rp 11.000 HPP Produk Rp 35.250
15. Bantal Kursi Polos 16. Bantal Kursi MotifBiaya Bahan Baku Rp 30.000 Biaya Bahan Baku Rp40.000Biaya Tenaga Kerja Rp 1.750 Biaya Tenaga Kerja Rp1.750Biaya Overhead Pabrik tetap Rp 2.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp2.000HPP Rp 33.750 HPP Rp43.750Biaya perjalanan Rp 1.000 Biaya perjalanan Rp1.000Biaya Administrasi Rp 500 Biaya Administrasi Rp500HPP Produk Rp 35.250 HPP Produk Rp45.250
17. Kasur Lipat 1m 18. Kasur Lipat 1,2m
Biaya Bahan BakuRp120.000 Biaya Bahan Baku
Rp170.000
Biaya Tenaga Kerja Rp4.000 Biaya Tenaga Kerja Rp4.000Biaya Overhead Pabrik tetap Rp3.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp4.000
HPPRp127.000 HPP
Rp178.000
Biaya perjalanan Rp1.000 Biaya perjalanan Rp1.000Biaya Administrasi Rp500 Biaya Administrasi Rp500HPP Produk Rp128.50 HPP Produk Rp179.50
0 0
19. Kasur Gulung 20. Kasur Bayi
Biaya Bahan BakuRp120.000 Biaya Bahan Baku Rp70.000
Biaya Tenaga Kerja Rp4.000 Biaya Tenaga Kerja Rp4.000Biaya Overhead Pabrik tetap Rp4.000 Biaya Overhead Pabrik tetap Rp3.000
HPPRp128.000 HPP Rp77.000
Biaya perjalanan Rp1.000 Biaya perjalanan Rp1.000Biaya Administrasi Rp500 Biaya Administrasi Rp500
HPP ProdukRp129.500 HPP Produk Rp78.500
4. ANALISIS BEP
Rumus BEP = FC((1-VC/S) x W)
Produk Unit Harga VC VC/Harga1-VC/Harga Harga x Unit
% Dari Harga x
Unit
Bobot (W)
Bantal SK Polos 2475 21.000 2.000 0,10 0,90 51.975.000 0,03 0,03Bantal SK Motif 2376 24.000 2.000 0,08 0,92 57.024.000 0,03 0,03Bantal Putri polos 3465 30.000 2.000 0,07 0,93 103.950.000 0,06 0,06Bantal Putri Motif 3300 35.000 2.000 0,06 0,94 115.500.000 0,07 0,07Bantal Platinum 2337 45.000 2.000 0,04 0,96 105.165.000 0,06 0,06Bantal Cinta Polos 2915 37.500 2.000 0,05 0,95 109.312.500 0,07 0,06Bantal Cinta motif 3916 45.000 2.000 0,04 0,96 176.220.000 0,11 0,10Bantal Santai 2915 45.000 2.000 0,04 0,96 131.175.000 0,08 0,08Bantal Kursi Polos 1045 45.000 2.000 0,04 0,96 47.025.000 0,03 0,03Bantal Kursi Motif 1155 60.000 2.000 0,03 0,97 69.300.000 0,04 0,04Bantal Imut + sarung 1716 30.000 2.000 0,07 0,93 51.480.000 0,03 0,03Guling SK Polos 2057 22.000 2.500 0,11 0,89 45.254.000 0,03 0,02Guling SK Motif 2134 25.000 2.500 0,10 0,90 53.350.000 0,03 0,03Guling Putri Polos 2365 31.000 2.500 0,08 0,92 73.315.000 0,04 0,04Guling putri Motif 2178 35.000 2.500 0,07 0,93 76.230.000 0,05 0,04Guling Platinum 1567 47.000 2.500 0,05 0,95 73.649.000 0,04 0,04
Kasur Lipat 1m 737 175.000 3.000 0,02 0,98 128.975.000 0,08 0,08kasur Lipat 1.2m 539 225.000 4.000 0,02 0,98 121.275.000 0,07 0,07Kasur Gulung 368 155.000 4.000 0,03 0,97 57.040.000 0,03 0,03Kasur Bayi 153 115.000 4.000 0,03 0,97 17.595.000 0,01 0,01
1.664.809.500 1,00 0,95
BEP = 211.407.500 222.534.210
0.95
BEP Unit (TR) = TCP x Q = TFC + (AVC (Q)) x Jumlah ProdukP x (Q-AVC(Q))=TFC x Jumlah ProdukP-AVC =TFC x Jumlah Produk
BEP Unit (TR) = TCP x Q = TFC x (AVC (Q)) P x (Q-AVC(Q))=TFC (P-AVC)Q =TFC
211.407.500 176 unit/ barang1.198.000
BAB VII
ASPEK MANAJEMEN STRATEGI
1. SWOT
SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan
mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal
(dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats.
Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi
yang akan dilakukan.
1.1 Metode Pengolahan Data
Alat analisis yang paling dikenal adalah analisis SWOT. Alat analisis ini
berpedoman pada konsep dasar bahwa didalam perusahaan ada 2(dua) titik pandang yang
harus selalu menjadi pusat perhatian manajemen. Dengan demikian mengandung asumsi
bahwa bidang yang pada dasarnya berada pada kendali manajemen harus selalu disiasati.
Sedangkan bidang yang pada dasarnya berada diluar kendali manajemen memiliki
kemungkinan berdampak positif bagi manajemen.analisis SWOT didasarkan pada skema
berpikir sebagai berikut:
BAGAN ANALISIS SWOT:
STRENGHT INTERNAL
WEAKNESS ANALIS POSISI OPPORTUNITIES
EKSTERNAL THREATS
Kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) merupakan elemen manajemen
yang sepenuhnya ada dalam kendali manajemen (internal and controllable). Kekuatan
adalah faktor-faktor yang selama ini berhasil dikendalikan sehingga memberikan dampak
yang positif bagi organisasi. Sedangkan kelemahan adalah faktor-faktor yang sepenuhnya
ada dalam kendali organisasi.
Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threats) merupakan elemen manajemen yang
sepenuhnya ada diluar kendali manajemen (external and uncontrollable). Peluang adalah
faktor-faktor yang ada diluar kendali manajemen, namun munculnya akan menjadikan
suatu peluang sukses bagi organisasi dengan catatan apabila organisasi tersebut memang
mempunyai kekuatan yang cukup untuk mengadaptasinya. Ancaman adalah faktor-faktor
yang ada diluar kendali manajemen dan apabila muncul akan berpotensi untuk mengancam
kelangsungan hidup organisasi.
Dalam diagnosa dan terapi manajemen, sebaiknya manajemen berpedoman bahwa
diagnosa haruslah ditemukan dalam daerah kelemahan (Weakness) bukan daerah ancaman
(Threats). Sedangkan terapi manajemen harus bertolak dari kekuatan (Strenght) bukan
peluang (Opportunity). Oleh karena itu dapat ditarik suatu garis bahwa ancaman akan
mempengaruhi kelemahan dan peluang akan mempermudah atau meningkatkan daya
efektif dari kekutan yang dimiliki.
1.2 Deskripsi SWOT Tiap Aspek
Kekuatan ( Strengths )
1. Produk bervariasi
Dengan adanya produk yang bervariasi, maka konsumen memiliki banyak
kesempatan dalam pemilihan bantal, guling dan kasur. Serta harga yang ditawarkan
juga relatif murah dan bervariasi.
2. Manajemen tunggal
Semua urusan perusahaan dikelola sendiri oleh pemilik usaha UD. Mitra Jaya.
3. Spesialisasi tugas
Spesialisasi tugas dilakukan untuk mempermudah karyawan dalam
mengerjakan tugasnya. Karena sudah ada pembagian tugas kerja yang jelas dan
mendapatkan bagiannya masing-masing sesuai keahlian dan kemampuan karyawan.
Kelemahan ( Weakness )
1. Lokasi usaha sempit
Lokasi yang kurang luas membuat proses produksi pada perusahaan akan
terganggu jika terdapat penumpukan barang.
2. Kurang tenaga pemasaran
Perusahaan membutuhkan tenaga kerja baru dibagian pemasaran agar proses
pemasaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan dengan target perusahaan.
3. Pembukuan kurang lengkap
Tidak adanya bagian keuangan dalam perusahaan, membuat pembukuan
laporan keuangan perusahaan menjadi tidak teratur atau tidak tersusun dengan rapi.
Peluang ( Opportunities )
1. Pasar terbuka luas
Hal ini dibuktikan dengan kekuatan bersaing perusahaan yang dapat
mengimbangi pesaing lain dengan strategi harga yang lebih murah dibandingkan
dengan pesaingnya.
2. Diversifikasi usaha
Seiring meningkatnya tuntutan pasar serta berkembangnya usaha yang
dimiliki, terbuka pula kesempatan untuk melakukan diversifikasi usaha. Hal ini
didukung oleh stabilnya tingkat penjualan barang serta loyalitasnya konsumen
terhadap kualitas dari produk – produk yang dihasilkan oleh UD. Mitra Jaya.
Sehingga kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan juga akan lebih besar sebab
kerugian menjual barang yang satu dapat ditutup dengan keuntungan menjual barang
yang lain.
3. Pelanggan yang loyal
Dalam pasar yang tingkat persaingan cukup tinggi, kepuasan pelanggan dan
loyalitas pelanggan saling berhubungan. loyalitas ini muncul ketika pelanggan
melanjutkan hubungan dengan perusahaan, yang diwujudkan oleh pembelian
berulang dan menunjukan niat untuk melakukan pembelian di lain waktu. Kesetiaan
ini, termasuk juga pembelian produk-produk lain, yang dikelurkan oleh perusahaan
yang sama.
Ancaman ( Threats )
1. Inovasi pesaing
Seiring berjalannya waktu maka berkembang pula ide – ide yang dimiliki oleh
para pesaing. Hal inilah yang harus diwaspadai oleh UD. Mitra Jaya agar produkya
tetap eksis dan mampu bersaing di pasar.
2. Selera konsumen yang berubah
Perubahan tren yang diminati pada waktu itu, misalnya pada tahun itu anak –
anak sangat menggemari acara Angrybird , maka semua produk yang bermotif
Angrybird laku di pasaran. Pada tahun berikutnya acara animasi tersebut telah
berganti menjadi Shaun The Sheep. Secara otomatis konsumen akan memilihkan
produk yang bermotif Shaun The Sheep untuk anak – anaknya.
3. Inflasi
Inflasi dapat menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya
merugikan produsen, sehingga produsen enggan untuk meneruskan produksinya.
Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak
sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut
(biasanya terjadi pada pengusaha kecil).
1.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah
masalah.
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
2. Weakness (kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau
konsep bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat
dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
3. Opportunities (peluang)
Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi
yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu
sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.
4. Threats (ancaman)
Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
1.4 Analisis Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal
Berdasarkan hasil identifikasi faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal
dengan analisa SWOT, maka didapatkan pengaruh antar variabel sangat signifikan
terhadap pencapaian misi organisasi dalam upaya melaksanakan kekuatan bersaingnya.
Selanjutnya untuk dapat mengetahui faktor nilai bobot masing-masing faktor dalam rangka
pencapaian faktor kunci keberhasilan mencapai misi diperlukan asumsi sebagai berikut:
1. Nilai Urgensi (NU)
Angka 5 : menyatakan sangat besar urgensinya
Angka 4 : menyatakan besar urgensinya
Angka 3 : menyatakan cukup besar urgensinya
Angka 2 : menyatakan kurang besar urgensinya
Angka 1 : menyatakan sangat kurang urgensinya
2. Nilai Dukungan (ND)
Angka 5 : menyatakan sangat besar dukungannya
Angka 4 : menyatakan besar dukungannya
Angka 3 : menyatakan cukup besar dukungannya
NILAI URGENSIBF = -------------------------------------------------- x 100%
Total Nilai Urgensi (Internal/Eksternal)
NBD = BD X ND
Angka 2 : menyatakan kurang besar dukungannya
Angka 1 : menyatakan sangat kurang dukungannya
3. Nilai Keterkaitan (NK)
Angka 5 : menyatakan sangat besar keterkaitannya
Angka 4 : menyatakan besarketerkaitannya
Angka 3 : menyatakan cukup besar keterkaitannya
Angka 2 : menyatakan kurang besar keterkaitannya
Angka 1 : menyatakan sangat kurang keterkaitannya
Angka 0 : menyatakan tidak ada keterkaitannya
Bobot Faktor (BF)
Besarnya bobot faktor oleh besar kecilnya tingkat urgensi faktor terhadap
pencapaian sasaran. Makin tinggi tingkat urgensinya, semakin tinggi nilai bobot
faktornya. Selanjutnya untuk memperoleh hasil akhir bobot faktor digunakan rumus
sebagai berikut:
Nilai Bobot Dukungan (NBD)
Nilai Bobot Dukungan (NBD) adalah nilai hasil perkalian antara Bobot Faktor
dengan Nilai Dukungan (ND), digunakan rumus sebagai berikut:
Nilai Rata-rata Keterikatan (NRK)
Nilai Rata-rata Keterikatan adalah keterikatan tiap-tiap faktor terhadap
pencapaian misi yang ditetapkan. Nilai keterikatan diukur dengan skala 0 – 5. Setelah
NTKNRK = -------------------------
N - 1
NBK = NRK X BF
TNB = NBD + NBK
nilai keterikatan dijumlahkan TNK lalu dibagi N – 1 komponen untuk mendapatkan akhir
rata-rata, digunakan rumus sebagai berikut:
Nilai Bobot Kertikatan (NBK)
Nilai Bobot Keterikatan adalah nilai hasil perkalian antara Bobot Faktor dengan
Nilai Rata-rata Keterikatan, digunakan rumus sebagai berikut:
Total Nilai Bobot (TNB)
Total Nilai Bobot merupakan penjumlahan Nilai Bobot Dukungan dengan Nilai
Bobot Keterkaitan, digunakan rumus sebagai berikut:
Setelah dilakukan analis multi faktor dengan aplikasi rumus-rumus tersebut, maka
diperoleh Total Nilai Bobot dari masing-masing faktor internal dan eksternal.
Total Nilai Bobot (TNB)
Total Nilai Bobot merupakan penjumlahan Nilai Bobot Dukungan dengan Nilai
Bobot keterkaitan. Rumusan yang digunakan adalah :
TNB = NBD + NBK
Setelah dilakukan analisa multi faktor dengan aplikasi rumus-rumus tersebut, maka
diperoleh Total Nilai Bobot dari masing-masing faktor internal dan eksternal
Penentuan Faktor Kunci Keberhasilan
Setelah dievaluasi faktor internal dan eksternal dengan diberikan prosentase dan
penilaian pada BF, ND, NBD, NK, NRK, NBK dan TNB seperti table diatas, maka
dapatlah ditentukan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK). Faktor Kunci Keberhasilan
(FKK) dapat dipilih dari Total Nilai Bobot terbesar baik dari strength (S), weakness (W),
opportunity (O) dan threat (T). berdasarkan faktor analisis terhadap semua faktor internal
dan eksternal dapat diketahui faktor kunci dari setiap kekuatan (strength), kelemahan
(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats) yang dilihat dari besarnya Total
Nilai Bobot.
Peta Posisi Kemampuan Organisasi
Pemetaan ini akan menentukan arah kebijakan suatu unit orgnisasi. Penentuan
arah kebijakan, yang berimplikasi pada program-program atau kegiatan-kegiatan
didasarkan pada “Trend” atau kecenderungan melihat Nilai Faktor Kunci Keberhasilan
(FKK). Penentuan FKK adalah sebagai berikut :
a. Dipilih berdasarkan TNB terbesar
b. Jika TNB sama dipilh BF terbesar
c. Jika BF sama, dipilih NBD terbesar
d. Jika NBD sama dipilih NBK rebesar
e. Kalau BK sama, maka terserah kepada peneliti yang menentukan
Adapun kemungkinan-kemungkinan arah kecenderungannya adalah sebagai berikut :
a. Berada pada kuadran satu I (SO)
Jika “Trend” nya mengarah kepada kuadran satu (Strength, Opportunity), maka pada
unit kerja ini berada pada posisi kebijakan “Ekspansi” artinya dengan segala daya
upaya dilakukan kegiatan atau uasaha secara maksimal dengan cara :
- Memanfaatkan : Strength (Kekuatan) dan
- Meraih : Opportunity (Peluang)
b. Berada pada Kuadran II (ST)
S
Kwadran II Kwadran I ( MOBILISASI ) (KEUNGGULAN KOMPERATIF)
T O
Kwadran IV Kwadran III (DEFENSIF/SURVIVAL) (INVESTASI/DIVESTASI)
W
Jika “Trend” nya mengarah pada kuadran II (Strength, Threats), maka unit kerja ini
berada pada kebijakan “mobilisasi”. Artinya upaya-upaya yang dilakukan, cenderung
mengarah kepada intensifikasi usaha peningkatan kapasitas produksi/kualitas.
c. Berada pada kuadran III (WO)
Jika Trend nya mengarah pada Kuadran III (Weakness – opportunity) maka unit kerja
ini berada pada posisi kebijakan “investasi/divestasi” artinya jangan melakukan
gerakan/aktivitas yang akan menyebabkan hancurnya unit kerja.
d. Berada pada Kuadran IV (WT)
Apabila Trend nya mengarah pada kuadran IV (Weakness- Threats), maka unit kerja
ini berada pada posisi kebijakan “Difensif/Survival” artinya, upaya-upaya yang
dilakukan akan mengarah pada efisiensi usaha.
Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan gambar peta posisi kemampuan organisasi
sebagai berikut :
Gambar.1Posisi Kekuatan Organisasi
Kekuatan Besaing
Analisa SWOT dapat di gunakan pada kondisi kekuatan bersaing , seperti tabel berikut :
Tabel 1
Posisi Kekuatan Bersaing UD.Mitra Jaya Semarang
I . Kekuatan III . Peluang
1. Produk bervariasi
2. Manajemen tunggal
3. Spesialisasi tugas
1 Pasar terbuka Luas
2 Loyalitas pelanggan
3 Diversifikasi Usaha
II . Kelemahan IV . Ancaman
1. Lokasi usaha sempit
2. Kurangnya tenaga penjualan
3. Pembukuan kurang lengkap
1. Inovasi pesaing
2. Selera konsumen yang berubah
3. Inflasi
Kekuatan bersaing UD. MITRA JAYA dapat di analisis dari analisis Internal
(Strength/Kekuatan dan weakness / Kelemahan ) dan analisis Internal (Opportunity/Peluang dan
Treats/Ancaman)
Strength/Kekuatan
Kekuatan yang dimiliki UD. Mitra Jaya Semarang adalah pada :
a. Produk bervariasi.
b. Manajemen tunggal.
c. Spesialisasi tugas.
Weakness/Kelemahan
Kelemahan yang dimiliki UD. Mitra Jaya Semarang adalah :
a. Lokasi usaha sempit.
b. Kurang tenaga pemasaran.
c. Pembukuan belum lengkap.
Opportunity/Peluang
Peluang yang dimiliki UD. Mitra Jaya Semarang adalah pada :
a. Pasar yang terbuka luaas
b. Diversifikasi usaha
c. Pelanggan yang loyal.
Threats/Ancaman
Ancaman yang dimiliki UD.Mitra Jaya Semarang adalah :
a. Inovasi pesaing.
b. Selera konsumen yang berubah.
c. Inflasi
Untuk dapat melihat posisi kekuatan bersaing, maka dilakukan evaluasi terhadap faktor
internal dan eksternal sebagaimana dapat dilihat pada tabel evaluasi faktor internal dan eksternal
di bawah ini:
NO FAKTOR INTERNAL/EKSTERNAL NU BF % ND NBD NILAI KETERIKATAN
NRK NBK TNB FKK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
I INTERNAL
Strengths (S)
1 Produk bervariasi 5 21.74 5 1.087 3 5 5 4 3 5 4 4 5 3 3 4 0.87 1.96 I
2 Manajemen tunggal 5 21.74 5 1.087 3 3 2 2 3 3 3 5 2 2 2 2.727 0.593 1.68 II
3 Spesialisasi tugas 5 21.74 4 0.87 5 3 5 2 3 2 2 3 0 2 0 2.455 0.534 1.40
5.04
Weaknesses (W)
4 Lokasi produksi sempit 5 21.74 3 0.652 5 2 5 2 0 0 0 4 0 0 0 1.636 0.356 1.0 I
5 kurangnya tenaga penjual 2 8.696 4 0.348 4 2 2 2 0 3 0 4 4 1 2 2.182 0.19 0.54 II
6 pembukuan belum lengkap 1 4.348 3 0.13 3 3 3 0 0 1 1 1 0 0 0 1.091 0.047 0.18
23 1.72
II EKSTERNAL
Opportunities (O)
7 Pasar yang terbuka luas 5 21.74 4 0.87 5 3 2 0 3 1 1 3 3 3 3 2.455 0.534 1.40 I8 Konsumen yang loyal 4 17.39 4 0.696 4 3 2 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0.174 0.87 II9 Diversifikasi Usaha 3 13.04 4 0.522 4 5 3 4 4 1 3 0 2 2 1 2.636 0.344 0.87
3.14
Threats (T)
10 Inovasi oleh pesaing 5 21.74 4 0.87 5 2 0 0 4 0 3 0 2 3 2 1.909 0.415 1.28 I11 Selera konsumen yg berubah 4 17.39 4 0.696 3 2 2 0 1 0 3 0 2 3 3 1.727 0.3 1.00 II12 2 8.696 4 0.348 3 2 0 0 2 0 3 0 1 2 3 1.455 0.126 0.47Inflasi
Pada Analisis faktor internal dan eksternal maka dapat diketahui bahwa kondisi internal
yang mempengaruhi kekuatan bersaing ada pada kekuatan ( strength ) Nilai FKK ( Faktor Kunci
Keberhasilan ) pada strength dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4
Total Nilai Bobot Pada Kekuatan Kunci
NO Faktor TNB
1 Produk Bervariasi 1.96
2 Manajemen Tunggal 1.68
3 Spesialisasi tugas 1.40
5.04
Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan
Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa UD. Mitra Jaya
memiliki keunggulan pada produk yang bervariasi dengan TNB sebesar 1,96 merupakan
faktor dominan dalam menentukan strategi bersaing. Sedangkan manajemen tunggal juga
merupakan kekuatan utama dalam strategi bersaing dengan TNB sebesar 1.68 yang
mencerminkan sebagai kekuatan utama lainnya dalam strategi bersaing.
Kondisi eksternal yang mempengaruhi kekuatan bersaing ada pada peluang ( Opportunity
) . Nilai TNB pada peluang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4
Total Nilai Bobot Pada Peluang Kunci
NO Faktor TNB
1 Pasar yang terbuka luas1.40
2 Konsumen yang loyal 0.873 Diversifikasi Usaha 0.87
3.14Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan
Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa UD. Mitra Jaya
memiliki prospek pasar yang terbuka luas dengan TNB sebesar 1.40 dan Diversifikasi Usaha
merupakan faktor yang dominan dalam menentukan strategi bersaing dengan TNB sebesar 0.87
mencerminkan sebagai peluang utama lainnya dalam strategi bersaing
Sedangkan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kelemahan bersaing ada
pada kelemahan ( Weakness ) dan pada faktor Threat ( ancaman ) .Faktor kelemahan dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5
Total Nilai Bobot Pada Kelemahan Kunci
NO Faktor TNB
1 Lokasi produksi sempit 1.00
2 Kurangnya tenaga penjual 0.54
3 Pembukuan belum lengkap 0.18
1.72
Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan
Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa lokasi produksi yang
sempit dengan TNB sebesar 1.00 dan kurangnya tenaga penjual dengan TNB sebesar 0.54
merupakan factor dominan yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi bersaing.
Kondisi eksternal yang mempengaruhi kelemahan bersaing ada pada ancaman ( Threat ). Nilai
pada ancaman dapat dilihat pada table dibawah ini :
Tabel 5
Total Nilai Bobot Pada Ancaman Kunci
NO Faktor TNB
1 Inovasi oleh pesaing 1.28
2 Selera konsumen yg berubah 1.00
3 Inflasi 0.47
2.75
Sunber : Data dari hasil SKB di lapangan
Dari data tersebut diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa inovasi yang dilakukan
oleh Pesaing sejenis dengan TNB sebesar 1.28 merupakan ancaman yang paling dominan dalam
menentukan strategi bersaing sedangkan faktor ancaman dominan lainnya adalah selera
konsumen yang berubah oleh suatu hal dengan TNB sebesar 1.00 .
Pembahasan
Melihat posisi kekeuatan bersaing perusahaan dengan mengetahui kondisi S – W yang
bernilai (5.04 – 1.72 ) = 3,32 dan kondisi O – T yang bernilai ( 3.14 – 2,75 ) = 0,39. Dengan
demikian posisi kekuatan bersaing perusahaan kuadran I ( keunggulan kompetitif ) atau ada
strategi ekspansi. Kondisi kompetitif artinya bahwa perusahaan telah mampu mengelola semua
faktor – faktor produksi secara efisien . strategi yang perlu dilakukan adalah strategi Ekspansi
karena sudah mantapnya posisi bersaingnya yaitu adanya kekuatan ( S ) dan peluang ( O ) yang
merupakan kekuatan kunci.
Dengan demikian UD. Mitra Jaya yang berada pada kuadran I , menunjukan bahwa posisi
bersaing yang relatif tinggi , artinya sudah mampu mengatasi ancaman –ancaman dari
pesaingnya. Kuatnya daya saing dapat dilihat dari bervariasinya produk yang dihasilkan serta
manajemen yang telah berpengalaman lebih dari 10 tahun. di sisi lain dengan tetap masih
menjadi perusahaan yang memberikan peluang yang dapat di manfaatkan karena pasar yang
terbuka lebar . kekuatan bersaing secara lengkap dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
S
II I 6 s-o Mobilitas (3,32 ; 0,39 )
"Arah Trend” Keunggulan Komperatif
T 3 6 O
IV III Defensif/Survival Investasi/Divestasi
W
Keterangan :
S – W yang bernilai (5,04 – 1.72 ) = 3,32
O – T yang bernilai ( 3,14 – 2,75 ) = 0,39
Maka interaksi yang terjadi adalah antara ( S- W ; O – T ) sebesar ( 3,32 ; 0,39 ) posisi kekuatan
bersaing perusahaan terdapat pada Kwadran I (Keunggulan Kompetitif) karena adanya kekuatan
dan peluang atau ada pada strategi ekspansi.
2. Strategi Bersaing Perusahaan
Setiap perusahaan harus mampu bersaing dipasar dalam upaya agar perusahaan dapat
bertahan hidup. Kemampuan perusahaan untuk bersaing tergantung bagaimana kemampuan
strategi yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan begitu, perusahaan perlu menerapkan
manajemen strategi dalam kelangsungan dan kegiatan usahannya. Persaingan di dunia usaha
sudah menjadi hal yang sangat wajar terjadi. Tanpa adanya pesaing usaha kita tidak akan
berjalan dan berkembang persaingan dalam dunia usaha berkaitan dengan struktur ekonomi
yang mendasarinya dan berjalan diluar perilaku pesaing- pesaing yang ada. Keadaan
persaingan dalam suatu perusahaan tergantung dalam 5 kekuatan pokok yang meliputi :
f. Pendatang baru potensial
g. Kekuatan tawar menawar pemasok
h. Kekuatan tawar menawar pembeli
i. Ancaman produk/ jasa pengganti
j. Para pesaing itu sendiri.
Dari kelima kekuatan pokok dalam persaingan itu, UD.Mitra Jaya lebih menitikberatkan
pada poin ke tiga, yaitu kekuatan tawar menawar pembeli. Dalam hal ini pemilik usaha
membuat strategi dengan cara menaikkan harga, tetapi masih dalam harga yang masih
standar. Strategi ini dilakukan untuk mengantisipasi pembeli yang selalu berusaha untuk
menawar harga barang yang dijual. Sehingga perusahaan tetap memperoleh keuntungan
meski sudah terjadi proses tawar menawar.
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian Studi Kelayakan Bisnis yang kami lakukan di UD. Mitra Jaya beberapa
minggu ini. Selain mendapatkan data yang valid sebagai materi untuk memenuhi tugas
kuliah, kami juga mendapatkan pengetahuan tentang keunggulan bersaing yang dimiliki oleh
UD.Mitra Jaya sehingga bisa bertahan dalam persaingan pasar yang sangat ketat pada saat
ini serta kelemahan – kelemahan yang harus diatasi agar dapat mengembangkan usaha
menjadi lebih besar.
Berikut ini adalah beberapa kekuatan dan kelemahan yang kami lihat pada UD. Mitra Jaya,
dapat disimpulkan :
1.1 Kekuatan
Produk bervariasi
Berbagai jenis produk yang dimiliki merupakan kekuatan utama yang ditawarkan oleh
UD.Mitra Jaya. Hal ini juga didukung oleh kualitas produk yang baik serta harga yang
bias bersaing di pasaran.
Manajemen tunggal
Semua kegiatan dalam usaha ini dilakukan atau dikendalikan oleh 1 orang yaitu
pemilik usaha itu sendiri. Mulai dari pemesanan bahan baku, memimpin kegiatan
produksi, mencatat administrasi keuangan sampai yang terakhir adalah pendistribusian
atau pemasaran produk ke pelanggan. Dengan keadaan seperti ini, maka pemilik usaha
dapat dengan cepat untuk mengambil sebuah keputusan bila ada masalah yang
menggangu kegiatan usaha iniserta rahasia perusahaanpun akan ikut terjamin.
Spesialisasi tugas
UD. Mitra Jaya menerapkan spesialisasi tugas pada bagian produksinya sehingga
setiap karyawan dapat focus pada tugas pekerjaan masing – masing dan dapat
memenuhi pesanan dengan tepat waktu.
1.2 Kelemahan
Lokasi usaha sempit
Lokasi usaha yang sempit membuat kegiatan produksi sedikit terganggu. Hal ini
dikarenakan ruangan yang sempit itu harus digunakan juga untuk meletakkan
persediaan produk – produk yang sudah jadi.
Kurang tenaga pemasaran
Perusahaan membutuhkan tenaga kerja baru dibagian pemasaran agar proses
pemasaran dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan dengan target perusahaan.
Pembukuan kurang lengkap
Tidak adanya bagian keuangan dalam perusahaan, membuat pembukuan laporan
keuangan perusahaan menjadi tidak teratur atau tidak tersusun dengan rapi.
Dilihat dari Faktor Kunci Keberhasilan (FKK) maka posisi perusahaan berada pada kuadran I
(Strength – Opportunity) yang berarti perusahaan berada pada kondisi keunggulan komperatif
atau strategi yang dilakukan adalah strategi eksplansi. Kondisi tersebut terlihat dari posisi
kekuatan bersaing perusahaan dengan mengetahui kondisi.
Tahun 2009
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
Keterangan :
Melihat kondisi perusahaan ini tiap tahunnya mengalami kenaikan sekitar 10 %. Maka bisa
dikatakan perusahaan ini kedepannya dapat bersaing bahkan bisa menguasai pangsa pasar.
2. Saran
Untuk mempertahankan yang ada pada UD. Mitra Jaya bisa mengatasi kelemahan kuncinya
yaitu berupa faktor :
2.1 Manajemen yang belum terstruktur dalam organisasi.
Apabila manajemen yang terstruktur bisa menjadi pedoman untuk kelangsungan
kedapannya. Staf keuangan yang sangat dibutuhkan dalam perusahaan ini untuk
mengahandle dan mendata keuangan perusahaan ini agar tidak sembrawut lagi.
2.2 Sumber daya manusia harus dikembangkan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dan
penambahan pendidikan dibidang design sehingga apa yang dibutuhkan konsumen
sesuai dengan perkembangan yang ada. Dengan adanya pelatihan tersebut diharapkan
karyawan bisa memenuhi permintaan konsumen dan design tidak sepenuhnya dipegang
oleh pemimpin. Penambahan tenaga kerja untuk memenuhi permintaan konsumen yang
tiap tahun semakin meningkat.
2.3 Untuk meningkatkan profit margin perlu dilakukan promosi dan peningkatan penjualan
dengan menambah selebaran, iklan dan mengikuti berbagai pameran yang diadakan oleh
pemerintah atau swasta.
Dengan demikian UD. Mitra Jaya memiliki peluang ke depan untuk terus berkembang, oleh
karena itu UD. Mitra Jaya perlu terus meningkatkan sarana dan prasarana penunjang seperti
mesin jahit modern sehingga berproduksi lebih cepat dan bisa menghasilkan produksi yang
lebih banyak. Design atau motif yang lebih bervariasi dan lebih modern atau sesuai dengan
keinginan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Kwik Kian Gie, 1997. “Ensiklopedia Ekonomi, Bisnis dan Manajemen”. Jakarta
Kotler, 2002. “Organisasi harus melakukan usaha penjulan dan promosi yang agresif”
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Review Hasil Presentasi
LAPORAN PENJUALAN
HISTORY PENJUALAN TAHUN 2011
No
Nama ProdukHarga Satuan
Kuantitas Total
1 Bantal SK Polos Rp21.000 2133 Rp44.793.000 Bantal SK Motif Rp24.000 2067 Rp49.608.000 Bantal Putri polos Rp30.000 3029 Rp90.870.000 Bantal Putri Motif Rp35.000 2765 Rp96.775.000 Bantal Platinum Rp45.000 1995 Rp89.775.000 Bantal Cinta Polos Rp37.500 2445 Rp91.687.500 Bantal Cinta motif Rp45.000 3215 Rp144.675.000 Bantal Santai Rp45.000 2335 Rp105.075.000 Bantal Kursi Polos Rp45.000 967 Rp43.515.000 Bantal Kursi Motif Rp60.000 975 Rp58.500.000 Bantal Imut + sarung Rp30.000 1285 Rp38.550.000 Rp853.823.500
2 Guling SK Polos Rp22.000 1668 Rp36.696.000 Guling SK Motif Rp25.000 1520 Rp38.000.000 Guling Putri Polos Rp31.000 2019 Rp62.589.000 Guling putri Motif Rp35.000 1725 Rp60.375.000 Guling Platinum Rp47.000 1407 Rp66.129.000 Rp263.789.000
3 Kasur Lipat 1m Rp175.000 509 Rp89.075.000 kasur Lipat 1.2m Rp225.000 338 Rp76.050.000 Kasur Gulung Rp155.000 299 Rp46.345.000 Kasur Bayi Rp115.000 125 Rp14.375.000 Rp225.845.000
Total 32821Rp1.343.457.50
0
HISTORY PENJUALAN TAHUN 2012
No Nama ProdukHarga Satuan
Kuantitas
Total
1 Bantal SK Polos Rp21.000 2245 Rp47.145.000 Bantal SK Motif Rp24.000 2139 Rp51.336.000 Bantal Putri polos Rp30.000 3175 Rp95.250.000 Bantal Putri Motif Rp35.000 2970 Rp103.950.000 Bantal Platinum Rp45.000 2160 Rp97.200.000 Bantal Cinta Polos Rp37.500 2624 Rp98.400.000 Bantal Cinta motif Rp45.000 3525 Rp158.625.000 Bantal Santai Rp45.000 2635 Rp118.575.000 Bantal Kursi Polos Rp45.000 1002 Rp45.090.000 Bantal Kursi Motif Rp60.000 1040 Rp62.400.000 Bantal Imut + sarung Rp30.000 1595 Rp47.850.000 Rp925.821.000
2 Guling SK Polos Rp22.000 1873 Rp41.206.000 Guling SK Motif Rp25.000 1821 Rp45.525.000 Guling Putri Polos Rp31.000 2155 Rp66.805.000 Guling putri Motif Rp35.000 1961 Rp68.635.000 Guling Platinum Rp47.000 1563 Rp73.461.000 Rp295.632.000
3 Kasur Lipat 1m Rp175.000 664 Rp116.200.000 kasur Lipat 1.2m Rp225.000 486 Rp109.350.000 Kasur Gulung Rp155.000 332 Rp51.460.000 Kasur Bayi Rp115.000 138 Rp15.870.000 Rp292.880.000
Total 36103Rp1.514.333.00
0
LAPORAN RUGI/LABA
LAPORAN RUGI/LABANo
Keterangan Tahun 2011 Tahun 2012
1 Hasil Penjualan Bantal 853.823.500 925.821.000 Guling 263.789.000 295.632.000 Kasur 225.845.000 292.880.000
Total Hasil Penjualan1.343.457.50
01.514.333.00
0
2 Biaya Pokok Penjualan Biaya Bahan Baku 637.834.500 708.705.000 Biaya listrik 5.832.000 6.480.000 Biaya Administrasi 1.500.000 1.500.000 Biaya Lain " 8.645.800 8.645.800 Tenaga Produksi 77.025.000 77.025.000 Biaya Perjalanan 7.565.000 8.640.000 Tot B.Pokok Produksi 738.402.300 810.995.800 Laba Kotor (1-2) 605.055.200 703.337.200
3 Biaya Usaha Gaji Personalia 72.000.000 72.000.000 Biaya penyusutan 5.818.500 5.818.500 Biaya ATK 725.000 856.000 Biaya tempat usaha 20.000.000 20.000.000 Biaya Premi JAMSOSTEK 5.400.000 5.400.000 Biaya THR 8.064.000 8.064.000 Biaya Sembako 15.600.000 15.600.000 Biaya Perawatan Mesin 2.400.000 2.400.000 Biaya Amortasi 3.600.000 3.600.000 Total Biaya Usaha 133.607.500 133.738.500
4 Laba Usaha (2-3) 471.447.700 569.598.7005 Laba Sebelum Pajak 471.447.700 569.598.7006 Pajak ( 15 % ) 70.717.155 85.439.8057 Laba Bersih (5-6) 400.730.545 484.158.895
LAPORAN ARUS KAS
No Keterangan Tahun 2011 Tahun 20121 Saldo Awal Kas 275.662.845
2 Arus Kas Masuk
1. Kas Hasil Penjualan 1.343.457.500 1.514.333.000 2. Piutang - - Total Arus Kas Masuk 1.343.457.500 1.514.333.000
3 Arus Kas Keluar 1. Investasi 258.675.200 298.545.325 2.Biaya Pokok Produksi 738.402.300 810.995.800 3.Pajak 70.717.155 85.439.805 Total Arus Kas Keluar 1.067.794.655 1.194.980.930
4 Kas Netto (2-3) Surplus / Devisit 275.662.845 319.352.070
5 Saldo Kas Akhir 275.662.845 319.352.070
NERACA
A KELOPMPOK HARTA Tahun 2011 Tahun 20121 Harta Lancar 1. Kas 275.662.845 319.352.070 Total Harta Lancar 275.662.845 319.352.070 2 Harta Tetap 1. Mesin / Peralatan 13.000.000 14.000.000 2. Bangunan 250.000.000 250.000.000 Total Harta 263.000.000 264.000.000 3. Akumulasi penyusutan 4.750.000 4.750.000 Nilai buku harga tetap 258.250.000 259.250.000 3 Harta Tak Berwujud 1. Akumulasi Amoritas 3.600.000 3.600.000 Total Harta ( 1 + 2 + 3 ) 542.262.845 586.952.070 B KELOMPOK HUTANG DAN
MODAL
1 Hutang Lancar 1. Hutang Dagang - - 2. Kredit Modal - - Total hutang Lancar - - 2 Hutang Jangka Panjang 1. Kredit Investasi - - Total Hutang Jangka Panjang - - 3 Modal 1. Modal Sendiri 340.000.000 390.000.000 2. Laba ditahan ( Periode lalu) - - 3. Laba Periode Berjalan 202.262.845 196.952.070 Total Modal 542.262.845 586.952.070 Total Hutang & Modal 542.262.845 586.952.070
( 1 + 2 + 3 )
Proses produksi UD. Mitra Jaya :
Memotong pola kain
Menjahit
Proses memasukan dakron
Proses pengepakan
Gudang penyimpanan dakron UD. Mitra Jaya
Barang produksi UD. Mitra Jaya berupa :
bantal biasa polos, motif, bantal cinta, guling polos dan motif , kasur lipat dan kasur gulung.
Outlet toko UD. Mitra Jaya.
“ Putri Collection” JL. Genuk Krajan
Lapak di Stadion setiap minggu pagi.
Pameran yang diadakan DESPERINDAG di Plasa Simpanglima dan DP.Mall