LAPORAN KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH (LKjIP)
TAHUN 2019
DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN LAMONGAN
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa di panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, karunia dan hidayah-NYA sehingga penyusunan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) tahun anggaran 2019 pada Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Lamongan dapat diselesaikan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) tahun 2019 ini disusun sebagai wujud
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan yang sekaligus merupakan rangkaian
pelaksanaan evaluasi keberhasilan atau pencapaian target kegiatan yang telah ditentukan.
Disampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya Kepada Bapak Bupati
Lamongan atas kepercayaan yang diberikan kepada Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten
Lamongan untuk menjalankan tugas-tugas dan fungsi satuan Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Lamongan sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.
KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN LAMONGAN
Drs. M. FAHRUDIN ALI FIKRI, M.Si
Pembina Utama Muda
NIP. 19710424 199101 1 001
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
IKHTISAR EKSEKUTIF .......................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi ........................................... 2
1.3 Data Umum Organisasi .......................................................................... 5
1.4 Sistematika Penyajian LKjIP ............................................................................ 9
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ..................................................... 10
2.1 Rencana Strategis ............................................................................................. 10
2.2 Rencana Kinerja Tahun 2019 ........................................................................... 13
2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 ........................................................................ 15
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................... 16
3.1 Capaian Kinerja Organisasi .............................................................................. 16
a. Pencapaian kinerja ..................................................................................... 16
b. Perbandingan Realisasi Kinerja .............................................................. 17
c. Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode
RPJMD/Renstra ..........................................................................................
20
d. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional ............ 21
e. Analisis Penyebab Keberhasilan Yang Telah Dilakukan ..................... 22
f. Analisis Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ............................. 25
g. Analisis Program/Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan
ataupun Pencapaian Kinerja ....................................................................
26
3.2 Realisasi Anggaran ................................................................. ........................... 27
BAB IV. PENUTUP ................................................................................................................ 31
A. Kesimpulan .................................................................................................... 31
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
iii
B. Saran .............................................................................................................. 32
LAMPIRAN-LAMPIRAN
- Matriks Rencana Strategik (RS)
- Pengukuran Kinerja (PK) Tahun 2019
- Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
iv
IKTISAR EKSEKUTIF
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah
maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat,
aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
Penyelenggaraan Pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan dengan berdasarkan
pada Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan. Hal itu berarti
bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumsi Pangan masyarakat sampai pada
tingkat perseorangan, negara mempunyai kebebasan untuk menentukan kebijakan
Pangannya secara mandiri, tidak dapat didikte oleh pihak manapun, dan para Pelaku
Usaha Pangan mempunyai kebebasan untuk menetapkan dan melaksanakan usahanya
sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya. Pemenuhan konsumsi Pangan tersebut
harus mengutamakan produksi dalam negeri dengan memanfaatkan sumber daya dan
kearifan lokal secara optimal. Untuk mewujudkan hal tersebut, tiga hal pokok yang harus
diperhatikan adalah (i) ketersediaan pangan yang berbasis pada pemanfaatan sumber
daya lokal secara optimal, (ii) keterjangkauan pangan dari aspek fisik dan ekonomi oleh
seluruh masyarakat, serta (iii) pemanfaatan pangan atau konsumsi Pangan dan Gizi untuk
hidup sehat, aktif, dan produktif.
Pewujudan ketersediaan pangan yang berbasis pada pemanfaatan sumber daya
lokal secara optimal dilakukan dengan Penganekaragaman Pangan dan pengutamaan
Produksi Pangan dalam negeri. Pewujudan keterjangkauan Pangan dari aspek fisik dan
ekonomi dilakukan melalui pengelolaan stabilisasi pasokan dan harga Pangan Pokok,
pengelolaan cadangan Pangan Pokok, dan pendistribusian Pangan Pokok. Pemanfaatan
pangan atau konsumsi Pangan dan Gizi akan menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan. Hal itu
dilakukan melalui pemenuhan asupan Pangan yang beragam, bergizi seimbang, serta
pemenuhan persyaratan Keamanan Pangan, Mutu Pangan, dan Gizi Pangan.
Penyelenggaraan Keamanan Pangan untuk kegiatan atau proses Produksi Pangan
untuk dikonsumsi harus dilakukan melalui Sanitasi Pangan, pengaturan terhadap bahan
tambahan Pangan, pengaturan terhadap Pangan produk rekayasa genetik dan Iradiasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
v
Pangan, penetapan standar Kemasan Pangan, pemberian jaminan Keamanan Pangan dan
Mutu Pangan, serta jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan. Pelaku Usaha Pangan
dalam melakukan Produksi Pangan harus memenuhi berbagai ketentuan mengenai
kegiatan atau proses Produksi Pangan sehingga tidak berisiko merugikan atau
membahayakan kesehatan manusia. Pelaku Usaha Pangan bertanggung jawab terhadap
Pangan yang diedarkan, terutama apabila Pangan yang diproduksi menyebabkan kerugian,
baik terhadap gangguan kesehatan maupun kematian orang yang mengonsumsi Pangan
tersebut.
Dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan
Pangan, masyarakat dapat berperan serta melalui pelaksanaan produksi, distribusi,
perdagangan, konsumsi Pangan, penyelenggaraan Cadangan Pangan Masyarakat,
pencegahan dan penanggulangan rawan Pangan dan Gizi, penyampaian informasi dan
pengetahuan Pangan dan Gizi, pengawasan kelancaran penyelenggaraan Ketersediaan
Pangan, keterjangkauan Pangan, Penganekaragaman Pangan, Keamanan Pangan,
dan/atau peningkatan Kemandirian Pangan rumah tangga.
KEPALA DINAS KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN LAMONGAN
Drs. M. FAHRUDIN ALI FIKRI, M.Si
Pembina Utama Muda
NIP. 19710424 199101 1 001
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan yang merupakan salah satu dari
Organisasi Perangkat Daerah mempunyai tugas membantu Kepala Daerah dalam
melaksanakan Kewenangan Otonomi Daerah Kabupaten dalam rangka pelaksanaan tugas
desentralisasi di bidang ketahanan pangan (Perda Kabupaten Lamongan No. 05 tahun
2016) dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya selalu berpegang pada prinsip
tata pemerintah yang baik (Good Governance).
Prinsip tata pemerintahan yang baik mengandung tiga pilar utama antara lain:
1. Akuntabilitas artinya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan harus dapat
dipertanggung jawabkan.
2. Transparansi artinya penyelenggaraan fungsi-fungsi pemerintahan memiliki
mekanisme yang jelas dan diinformasikan kepada semua pihak.
Demokrasi dan partisipasi artinya fungsi-fungsi pemerintahan diselenggarakan
tanpa mengabaikan kepentingan bersama serta melibatkan masyarakat dan pihak
swasta (Stake Holder) sebagai bagian dari pilar utama kekuatan Negara.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang disusun oleh setiap Perangkat
Daerah memiliki maksud dan tujuan berupa sebuah instrumen / alat, dalam pelaporan
hasil pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan serta pencapaian sasaran dan target yang
telah ditentukan oleh setiap OPD guna mengetahui capaian kinerja dari masing-masing
OPD serta pengelolaan dalam hal anggaran yang dipakai oleh setiap OPD guna
mendukung akuntabilitas serta reformasi birokrasi. Disamping itu, LKjIP juga memiliki
maksud dan tujuan yang apabila dilihat dari segi aspeknya memiliki maksud dan tujuan
sebagai berikut :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
2
a) Aspek Akuntabitas kinerja untuk keperluan eksternal organisasi merupakan sarana
pertanggung jawaban atas capaian kinerja yang telah dilakukan selama 1 (satu)
tahun, esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sampai sejauh mana
visi dan misi telah dilaksanakan.
b) Aspek manajemen kinerja, bagian keperluan internal organisasi merupakan Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) sebagai sarana pencapaian tujuan kinerja
untuk perbaikan kinerja di masa yang akan datang sehingga dapat ditingkatkan
perbaikan secara berkelanjutan
Sebagai sarana pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi pada
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan sebagai pelaksana tugas desentralisasi di
bidang ketahanan pangan.
1.2 TUGAS, POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 05 Tahun 2016
Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Lamongan dan
Peraturan Bupati Lamongan Nomor 74 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan fungsi serta Tata kerja Dinas Katahanan Pangan Kabupaten
Lamongan antara lain:
a. Perumusan kebijakan daerah di bidang ketersediaan dan kerawanan pangan,
distribusi dan cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan
pangan;
b. Pelakssanaan kebijakan daerah di bidang ketersediaan dan kerawanan pangan,
distribusi dan cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan keamanan
pangan;
c. Koordinasi penyediaan infrastruktur dan pendukung di bidang ketersediaan dan
kerawanan pangan, distribusi dan cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi
dan keamanan pangan;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
3
d. Pemantauan, pengawasan, evaluasi, dan pelaporan di bidang ketersediaan dan
kerawanan pangan, distribusi dan cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi
dan keamanan pangan;
e. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang ketersediaan dan kerawanan
pangan, distribusi dan cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi dan
keamanan pangan;
f. Pelaksanaan administrasi Dinas Ketahanan Pangan;
g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Adapun Susunan Organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2016 tentang organisasi dan tata kerja
lembaga teknis daerah adalah sebagai berikut:
a. Kepala Dinas;
b. Sekertariat, membawahi:
1. Sub Bagian Program, Evaluasi, dan Keuangan;
2. Sub Bagian Umum
c. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, membawahi:
1. Seksi Ketersediaan Pangan;
2. Seksi Akses Pangan;
3. Seksi Kerawanan pangan
d. Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, membawahi:
1. Seksi Distribusi pangan;
2. Seksi Harga Pangan;
3. Seksi Cadangan Pangan
e. Bidang Konsumsi dan Keamanan pangan, membawahi:
1. Seksi Penganekaragaman Pangan;
2. Seksi Konsumsi Pangan;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
4
3. Seksi Keamanan Pangan
f. UPT Dinas;
g. Kelompok Jabatan fungsional
STRUKTUR ORGANISASI DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN LAMONGAN
Kelompok Jabatan
Fungsional
UPTD
Subbag
Umum
Subbag Program, Evaluasi dan
Keuangan
KEPALA DINAS
Sekretaris
Bidang Ketersediaan &
Kerawanan Pangan
Seksi Ketersediaan
Pangan
Seksi Akses Pangan
Seksi Kerawanan
Pangan
Bidang Distribusi &
Cadangan Pangan
Seksi Distribusi Pangan
Seksi Harga Pangan
Seksi Cadangan Pangan
Bidang Konsumsi &
Kemananan Pangan
Seksi Penganekaragaman Pangan
Seksi Konsumsi Pangan
Seksi Keamanan Pangan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
5
1.3 DATA UMUM ORGANISASI
a. Personil
Jumlah personil di lingkungan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan
sebanyak 31 orang dengan rincian sebagai berikut :
a. Komposisi Status Kepegawaian :
No. Status Kepegawaian Jumlah Prosentase
1 PNS 20 orang (65%)
2 CPNS 2 orang (6%)
3 Honorer 9 orang (29%)
Jumlah 31 orang (100%)
b. Komposisi Jabatan
No. Jabatan PNS Jumlah Prosentase
1 Jabatan Struktural 16 orang (73%)
3 Jabatan Fungsional Umum 6 orang (27%)
Jumlah 22 orang (100%)
c. Komposisi Eselon :
No. Eselon Jumlah Prosentase
1 Eselon II.b 1 orang (4,5%)
2 Eselon III.a 1 orang (4,5%)
3 Eselon III.b 3 orang (14%)
4 Eselon IV.a 11 orang (50%)
5 Staf 6 orang (27%)
Jumlah 22 orang (100%)
d. Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Unit dan Golongan Ruang
No. Eselon Jumlah Prosentase
1 Golongan IV 4 orang (13%)
2 Golongan III 17 orang (55%)
3 Golongan I 1 orang (3%)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
6
4 Honorer 9 orang (29%)
Jumlah 31 orang (100%)
e. Komposisi Pendidikan :
No. Pendidikan PNS Jumlah Prosentase
1 SLTP 1 orang (3%)
2 SLTA 5 orang (16%)
3 D2 1 orang (3%)
4 S1 17 orang (55%)
5 S2 7 orang (23%)
Jumlah 31 orang (100%)
f. Data pegawai menurut Gender :
No. Pegawai menurut gender Jumlah Prosentase
1 Laki-laki 17 orang (55%)
2 Perempuan 14 orang (45%)
Jumlah 31 orang (100%)
b. Sarana dan Prasarana
a. Jumlah Sarana dan Prasarana Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan
Rincian
Barang (Unit) Nilai (Rp)
Baik
Rusak atau
Tidak
Digunakan
Jumlah Baik
Rusak atau
Tidak
Digunakan
Jumlah
- Roda 4 5 - 5 782.441.800 - 782.441.800
- Roda 2 8 - 8 102.663.400 - 102.663.400
- MesinTik 1 - 1 2.116.400 - 2.116.400
- Lemari Besi/Metal 8 - 8 26.409.000 - 26.409.000
- Lemari Arsip 15 - 15 53.912.500 - 53.912.500
- Brankas 1 - 1 14.911.000 - 14.911.000
- Meja rapat 5 - 5 5.358.400 - 5.358.400
- Meja tulis 27 - 27 27.604.108 - 27.604.108
- Kursi tamu 1 - 1 500.000 - 500.000
- Kursi putar 26 - 26 22.615.500 - 22.615.500
- Kursi rapat 4 - 4 4.020.500 - 4.020.500
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
7
Rincian
Barang (Unit) Nilai (Rp)
Baik
Rusak atau
Tidak
Digunakan
Jumlah Baik
Rusak atau
Tidak
Digunakan
Jumlah
- Kursi biasa 4 - 4 120.000 - 120.000
- Kursi lipat 38 - 38 8.578.900 - 8.578.900
- Sofa 2 - 2 15.765.000 - 15.765.000
- AC 12 - 12 86.231.100 - 86.231.100
- Komputer 9 - 9 104.497.000 - 104.497.000
- Notebook/ Laptop 20 - 20 257.367.080 - 257.367.080
- Printer 19 - 19 63.594.930 - 63.594.930
- Meja Eselon II 1 - 1 6.056.000 - 6.056.000
- Meja eselon III 4 1 5 22.857.000 2.910.100 25.767.100
- Meja Eselon IV 12 - 12 32.614.800 - 32.614.800
- Kursi Eselon 17 - 17 36.106.000 - 36.106.000
- Proyektor 2 - 2 24.942.000 - 24.942.000
- Sound system 2 - 2 46.436.000 - 46.436.000
- Kamera 2 - 2 19.577.000 - 19.577.000
- Pesawat telephone 1 - 1 350.000 - 350.000
- Korden 12 - 12 15.998.400 - 15.998.400
- Almari kayu 2 - 2 5.085.000 - 5.085.000
- Rak kayu 2 - 2 3.705.000 - 3.705.000
- Instalasi listrik 2 - 2 24.998.900 - 24.998.900
- Bangunan gedung
Kantor
3 - 3 794.070.000 - 794.070.000
- Lumbung pangan
dan lantai jemur
4 - 4 970.836.600 - 970.836.600
- Jembatan 1 - 1 28.722.200 - 28.722.200
- Baliho 9 - 9 237.900.000 - 237.900.000
- Router 1 - 1 2.066.000 - 2.066.000
- Power Source 1 - 1 6.800.000 - 6.800.000
- Papan Tulis Elektro 1 - 1 23.000.000 - 23.000.000
- CCTV 1 - 1 18.000.000 - 18.000.000
- Televisi 1 - 1 6.000.000 - 6.000.000
- Wall Bracket 1 - 1 2.000.000 - 2.000.000
Jumlah Total 287 1 288 3.906.827.518 2.910.100 3.909.737.618
c. Pembiayaan
Alokasi dana yang dianggarkan tahun 2019 sebesar Rp. 7.218.050.000,-.
Alokasi untuk kegiatan Belanja Langsung Rp. 4.928.930.000,- yang terealisasi
sebesar Rp. 4.833.587.845,- atau 98%, sedangkan pengadaan fisik terealisasi 100%.
Adapun rincian anggaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
8
Program/Kegiatan Anggaran Realisasi %
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 351.430.000 332.172.467 94,52%
Penyediaan Jasa Perkantoran 171.430.000 158.523.046 92,47%
Penyediaan Barang Pakai Habis Perkantoran 130.000.000 123.886.750 95,30%
Rapat-rapat Koordinas dan Konsultasi 50.000.000 49.762.671 99,53%
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur 208.000.000 194.709.944 93,61%
Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Kantor 108.000.000 107.427.900 99,47%
Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 40.000.000 40.000.000 100,00%
Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan
Perlengkapan Kantor 10.000.000 9.065.000 90,65%
Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan
Dinas/Operasional 50.000.000 38.217.044 76,43%
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur 11.500.000 11.175.000 97,17%
Pendidikan dan Pelatihan Formal 11.500.000 11.175.000 97,17%
Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 105.000.000 101.689.638 96,85%
Penyusunan Pelaporan Keuangan secara Berkala 40.000.000 38.753.738 96,88%
Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Evaluasi 40.000.000 38.455.900 96,14%
Survey Pelayanan Masyarakat Lingkup Perangkat
Daerah 25.000.000 24.480.000 97,92%
Program Peningkatan Ketahanan Pangan 1.955.000.000 1.918.243.696 98,12%
Penanganan Daerah Rawan Pangan 110.000.000 109.436.000 99,49%
Laporan Berkala Kondisi Ketahanan Pangan 152.000.000 151.081.000 99,40%
Pengembangan Desa Mandiri Pangan 75.000.000 74.531.200 99,37%
Pengembangan Lumbung Pangan Desa 618.000.000 615.146.000 99,54%
Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat dan
Penyediaan Sarana Pendukung (DAK) 1.000.000.000 968.049.496 96,80%
Program Pengembangan Keanekaragaman Pangan
Konsumsi 1.580.000.000 1.569.245.000 99,32%
Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai
Pangan 75.000.000 74.795.000 99,73%
Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif 60.000.000 57.800.000 96,33%
Cipta Olahan Pangan Lokal 445.000.000 445.000.000 100,00%
Promosi atau Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
Unggulan Daerah 200.000.000 199.200.000 99,60%
Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan 175.000.000 172.950.000 98,83%
Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan
dan Tanaman Produktif Keluarga
625.000.000 619.500.000 99,12%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
9
Program/Kegiatan Anggaran Realisasi %
Program Peningkatan Distribusi dan Cadangan
Pangan Daerah 718.000.000 706.352.100 98,38%
Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil
Pertanian 100.000.000 98.935.000 98,94%
Pengembangan Cadangan Pangan daerah 370.000.000 366.760.000 99,12%
Pemantauan Akses Harga dan Pasokan Pangan 108.000.000 105.348.500 97,54%
Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan 40.000.000 36.958.600 92,40%
Fasilitasi Penguatan Lembaga Distribusi Pangan
Masyarakat 50.000.000 48.900.000 97,80%
Fasilitasi Pembelian Gabah Oleh Lembaga Pembeli Gabah
(LPG) 50.000.000 49.450.000 98,90%
Dana APBN sebesar Rp. 2.085.600.000,- dan dana revolving yang bersumber
dari dana APBD Kabupaten Lamongan Tahun Anggaran 2019 sebesar
Rp. 3.500.000.000,-.
1.4 SISTEMATIKA PENYAJIAN LKjIP
Sistematika penyajian LKjIP Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan
Tahun 2019 sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Memuat tentang latar belakang, maksud dan tujuan, gambaran umum
organisasi dan sistematika penyajian LKjIP.
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Memuat rencana strategis, rencana kinerja tahunan tahun 2019, perjanjian
kinerja tahun 2019.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Memuat pengukuran capaian kinerja tahun 2019, evaluasi dan analisis
akuntabilitas kinerja tahun 2019 dan akuntabilitas keuangan tahun anggaran
2019.
BAB IV PENUTUP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
10
BAB II
PERENCANAAN DAN
PERJANJIAN KINERJA
2.1 RENCANA STRATEGIS
Mewujudkan ketahanan pangan masyarakat merupakan amanat Undang-
Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang harus diupayakan secara optimal
terwujud dalam pelaksanaan pembangunan nasional, Provinsi termasuk
pembangunan Kabupaten Lamongan, karena pembangunan daerah merupakan
bagian integral dari pembangunan nasional.
Berpijak pada arah pembangunan ketahanan pangan Kabupaten Lamongan,
dan berbagai capaian pembangunan ketahanan pangan periode 2016-2021 yang
signifikan, potensi dan isu-isu strategis, serta tantangan pemantapan ketahanan
pangan Kabupaten Lamongan lima tahun ke depan, dan visi misi program Bupati dan
Wakil Bupati Kabupaten Lamongan terpilih yang tertuang dalam RPJMD 2016-2021.
Adapun Visi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lamongan yaitu “Terwujudnya
Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing”.
Untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Lamongan tahun 2016-2021
tersebut, maka misi yang pembangunan Kabupaten Lamongan terdiri dari 5 misi
sebagai berikut yaitu :
1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia berdaya saing melalui peningkatan
kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan dengan maksud bahwa misi ini
dimsaksudkan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia Kabupaten Lamongan
yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif melalui peningkatan akses
serta kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
11
2. Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan
mengoptimalkan potensi daerah dengan maksud bahwa misi ini dimaksudkan
untuk memantapkan penyediaan infrastruktur dasar berupa jalan, jembatan,
perhubungan, permukiman, air bersih, serta sarana penunjang produksi barang
dan jasa yang keseluruhannya dapat menunjang akses perekonomian
3. Memantapkan sarana dan prasarana dasar dengan menjaga kelestarian
lingkungan dengan maksud bahwa misi ini dimaksudkan untuk memantapkan
penyediaan infrastruktur dasar berupa jalan, jembatan, perhubungan,
pemukiman, air bersih serta sarana penunjang produksi barang dan jasa yang
keseluruhannya dapat menunjang akses perekonomian
4. Mewujudkan reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan publik dengan
maksud bahwa misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan tata kelola
pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang professional. Prinsip
tersebut dilaksanakan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dengan
mengedepankan kepentingan dan aspirasi masyarakat
5. Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan
menjunjung tinggi budaya lokal dengan maksud bahwa misi ini dimaksudkan
untuk memantapkan kehidupan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar
pangan, sandang dan papan dengan didukung stabilitasi politik dan pemerintahan
yang aman, tenteram serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama, sosial dan
budaya.
Tugas dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan yang terkait
dengan visi, misi, serta program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih
tertuang dalam misi 5 yaitu: “Memantapkan kehidupan masyarakat yang
tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal dengan tujuan
meningkatkan ketersediaan dan keragaman pangan masyarakat”.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
12
a. Tujuan
Untuk mewujudkan visi Kepala Daerah periode 2016–2021 melalui
pelaksanaan misi yang telah ditetapkan tersebut diatas, maka dirumuskan tujuan
dan sasaran yang akan dicapai pada setiap misi. Tujuan dan sasaran merupakan
perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam
perencanaan pembangunan ketahanan pangan jangka menengah Kabupaten
Lamongan, yang selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja
pembangunan ketahanan pangan Kabupaten Lamongan secara keseluruhan. Tujuan
yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Lamongan yang mengacu pada misi kelima
yaitu “Mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang aman, tenteram dan damai
berdasarkan nilai-nilai agama dan hukum melalui pemberdayaan masyarakat,
pengurangan kemiskinan dan pengangguran”, dengan sasaran meningkatnya
ketahanan pangan daerah.
Adapun tujuan jangka menengah Dinas Ketahanan Kabupaten Lamongan yaitu
meningkatkan ketahanan pangan daerah dengan sasaran yaitu meningkatnya
kualitas pangan dan terlaksananya tugas pokok fungsi Dinas Ketahanan Pangan.
Sedangkan indikator sasaran terdiri dari Skor Pola Pangan Harapan (PPH) dan
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
b. Sasaran dan Indikator Kinerja
Sasaran dan indikator kinerja Dinas Ketahanan Kabupaten Lamongan yaitu
sebagai berikut :
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
Meningkatnya kualitas pangan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
13
2.2 RENCANA KINERJA TAHUN 2019
a. Program dan Kegiatan
Program dan Kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Lamongan yaitu :
1. Program pelayanan administrasi perkantoran yang terdiri dari beberapa
kegiatan meliputi :
- Penyediaan jasa perkantoran;
- Penyediaan barang pakai habis perkantoran;
- Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi.
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur yang terdiri dari
beberapa kegiatan meliputi :
- Pengadaan Perlengkapan dan Peralatan Kantor;
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor;
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan Kantor;
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional.
3. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur yang terdiri dari
beberapa kegiatan meliputi :
- Pendidikan dan pelatihan formal.
4. Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan yang terdiri dari beberapa kegiatan meliputi :
- Penyusunan Pelaporan Keuangan Secara Berkala;
- Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Evaluasi;
- Survey Pelayanan Masyarakat Lingkup Perangkat Daerah.
5. Program peningkatan ketahanan pangan yang terdiri dari beberapa kegiatan
meliputi :
- Penanganan Daerah Rawan Pangan;
- Laporan Berkala Kondisi Ketahanan Pangan Daerah;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
14
- Pengembangan Desa Mandiri Pangan;
- Pengembangan Lumbung Pangan Desa;
- Pembangunan Lumbung Pangan Masyarakat dan Penyediaan Sarana
Pendukung (DAK).
6. Program pengembangan keanekaragaman pangan konsumsi yang terdiri dari
beberapa kegiatan meliputi :
- Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplai Pangan;
- Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif;
- Cipta Olahan Pangan Lokal;
- Promosi atau Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah;
- Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan;
- Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan dan Tanaman Produktif
Keluarga.
7. Program peningkatan distribusi dan cadangan pangan daerah yang terdiri dari
beberapa kegiatan meliputi :
- Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian;
- Pengembangan Cadangan Pangan;
- Pemantauan akses harga dan Pasokan Pangan;
- Fasilitasi Dewan Ketahanan Pangan;
- Fasilitasi Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat;
- Fasilitasi Pembelian Gabah oleh Lembaga Pembeli Gabah (LPG).
Rencana Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan tahun 2019
terdiri dari 1 sasaran yaitu meningkatnya kualitas pangan dengan indikator kinerja Skor
Pola Pangan Harapan (PPH), sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut :
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2019
Meningkatnya kualitas
pangan
Skor Pola Pangan Harapan
(PPH)
85,72
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
15
2.3 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019
Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam
rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang
dikelolanya. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan
akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata komitmen antara
penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasa penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok
ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur dan sebagai dasar pemberian
reward atau penghargaan dan sanksi.
Dinas Ketahanan Pangan telah membuat penetapan kinerja tahun 2019 secara
berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini
merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2019. Adapun
penyajian Perjanjian Kinerja (Penetapan Kinerja) secara ringkas dan terinci dapat dilihat
pada tabel berikut :
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
2019
Meningkatnya kualitas
pangan
Skor Pola Pangan Harapan
(PPH)
85,72
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
16
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
a. Pencapaian Kinerja
Akuntabilitas kinerja merupakan suatu perwujudan pertanggungjawaban
keberhasilan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pelaksana
pembangunan di bidang ketahanan pangan, yang mempunyai komitmen untuk
mengembangkan mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.
Berdasarkan perjanjian kinerja tahun 2019 dan indikator kinerja yang tercantum
dalam RPJMD serta Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan tahun 2016-
2021, maka Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan menetapkan indikator yang
digunakan untuk mengukur keberhasilan di bidang ketahanan pangan melalui analisis
situasi konsumsi pangan, karena situasi konsumsi pangan dapat menggambarkan akses
masyarakat terhadap pangan, status gizi dan kesejahteraannya, yang dinyatakan dalam
nilai skor mutu pangan atau skor Pola Pangan Harapan (PPH).
Tabel 1. Pencapaian Kinerja Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
2019
Realisasi
Tahun
2019
% Capaian
Tahun
2019
Meningkatnya
kualitas pangan
Skor Pola Pangan
Harapan (PPH) 85,72 87,2 101,73%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada sasaran meningkatnya kualitas
pangan dengan indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH) terealisasi sebesar 87,2 dari
target 85,72 dengan capaian 101,73%. Upaya pencapaian dari sasaran tersebut yaitu
dengan peningkatan ketersediaan pangan dengan pemanfaatan lahan pekarangan,
introduksi teknologi pengolahan pangan lokal sebagai bahan subtitusi terigu dengan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
17
pelatihan-pelatihan, peningkatan konsumsi umbi-umbian dan pangan hewani dengan
penganekaragaman produk olahan, pengelolaan lumbung pangan dan cadangan pangan.
b. Perbandingan Realisasi Kinerja
Dari hasil pengukuran kinerja tahun 2019 pada sasaran meningkatnya kualitas
pangan dengan indikator skor Pola Pangan Harapan (PPH) terealisasi sebesar 87,2 dari
target 85,72 yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
No Kelompok
pangan
Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Kalori % %
AKE Bobot
Skor
Aktual
Skor
AKE
Skor
Maks
Skor
PPH
1 Padi-padian 872,8 37,2 43,6 0,5 18,6 21,8 25,0 21,8
2 Umbi-umbian 40,3 1,7 2,0 0,5 0,9 1,0 2,5 1,0
3 Pangan Hewani 210,5 9,0 10,5 2,0 17,9 21,1 24,0 21,1
4 Minyak dan
Lemak 774,1 33,0 38,7 0,5 16,5 19,4 5,0 5,0
5 Buah/Biji
Berminyak 124,4 5,3 6,2 0,5 2,7 3,1 1,0 1,0
6 Kacang-
kacangan 80,1 3,4 4,0 2,0 6,8 8,0 10,0 8,0
7 Gula 63,2 2,7 3,2 0,5 1,3 1,6 2,5 1,6
8 Sayur dan Buah 110,8 4,7 5,5 5,0 23,6 27,7 30,0 27,7
9 Lain-lain 70,3 3,0 3,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Total 2346,6 100,0 117,3 88,3 103,6 100,0 87,2
Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern adalah susunan
beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama
(baik secara absolut maupun relatif) dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi
pangan. PPH dapat diimplementasikan dalam perencanaan kebutuhan konsumsi dan
penyediaan pangan untuk dikonsumsi. Berkaitan dengan kegunaan ini maka PPH
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
18
merupakan instrumen sederhana untuk menilai situasi konsumsi pangan penduduk, baik
jumlah maupun komposisi pangan menurut jenis pangan.
Skor PPH merupakan indikator mutu dan gizi dan keragaman konsumsi pangan
sehingga dapat digunakan untuk merencanakan kebutuhan konsumsi pangan pada tahun-
tahun mendatang. Dengan pendekatan PPH, maka perencanaan produksi dan penyediaan
pangan dapat didasarkan pada patokan imbangan komoditas seperti yang telah
dirumuskan dalam PPH untuk mencapai sasaran kecukupan pangan dan gizi penduduk.
PPH yang disajikan dalam bentuk kelompok pangan memberi keleluasaan untuk
menentukan pilihan jenis pangan yang diinginkan di antara kelompoknya disesuaikan
dengan kondisi sosial-budaya-ekonomi dan potensi setempat.
Dengan demikian PPH merupakan susunan beragam pangan yang didasarkan
atas proporsi keseimbangan energi dari berbagai kelompok pangan untuk memenuhi
kebutuhan gizi baik dalam jumlah maupun mutu dengan mempertimbangkan segi daya
terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama. Dengan pendekatan PPH ini
mutu konsumsi pangan penduduk dapat dilihat dari skor pangan (dietary score) dan
dikenal sebagai skor PPH. Semakin tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin beragam
dan seimbang.
Skor PPH Kabupaten Lamongan di Tahun 2017 adalah sebesar 85,2 dan
meningkat pada tahun 2018 sebesar 86,1 dan pada survey tahun 2019 mencapai 87,2.
Pada tahun 2017 skor PPH tertinggi adalah pada agroekologi perikanan dan terendah
pada agroekologi industry-kota. Peningkatan skor PPH agroekologi industry-kota
terlihat mulai tahun 2018 dan 2019, terjadi lonjakan yang cukup tinggi dan menjadi skor
PPH tertinggi selama tahun 2018 dan 2019. Terjadi sedikit penurunan skor PPH
agroekologi perikanan di tahun 2018 namun kembali meningkat di Tahun 2019. Capaian
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) dapat dilihat pada grafik dibawah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
19
Grafik Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan
84,03 84,87 85,72 86,58 87,44
85,2 86,1 87,2
0 0
2017 2018 2019 2020 2021
Target Realisasi
Hasil Survey pola konsumsi pangan pada tahun 2019 menunjukkan skor PPH
secara umum meningkat dibandingkan dengan survey tahun 2018. Skor PPH tertinggi
adalah pada agroekologi industry-kota dengan nilai 87,5 dan terendah pada agroekologi
perikanan sebesar 86,4. Agroekologi pertanian memiliki skor PPH sebesar 86,7 dan
secara total skor PPH Kabupaten Lamongan adalah 87,2.
Skor PPH juga dipengaruhi tingkat ketersediaan pangan. Adapun pada kelompok
padi-padian mempunyai ketersediaan yang paling tinggi yaitu 1.083.845 ton, kelompok
makanan berpati sebesar 49.355 ton, gula sebesar 360.000 ton, kelompok buah/biji
berminyak sebesar 47.740 ton, kelompok buah-buahan sebesar 602.274 ton, kelompok
sayur-sayuran sebesar 7.768 ton, daging sebesar 70.152 ton, ikan sebesar 52.896 ton,
kelompok minyak dan lemak sebesar 10.385 ton. Komoditas pangan yang mengalami
defisit atau konsumsi lebih besar dari produksi adalah terigu, ubi jalar, gula merah,
kelapa, kacang hijau, kacang tanah, daging ruminansia, sayuran, telur, susu, minyak
kelapa, dan minyak goreng sawit.
Ketersediaan energi di Kabupaten Lamongan sebesar 9.455 kkal/kapita/hari
menurun dari tahun sebelumnya yang sebesar 9.896 kkal/kapita/hari. Ketersediaan
energi ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan kebutuhan energi 2.200
kkal/kapita/hari. Sumbangan energi hampir berkorelasi dengan jumlah ketersediaan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
20
Kelompok bahan pangan dengan ketersediaan tinggi menyumbang energi yang juga
tinggi. Ketersediaan protein mencapai 237 g/kapita/hari menurun dari tahun
sebelumnya yang sebesar 263 g/kapita/hari. Walaupun demikian nilai ini jauh lebih
tinggi dari anjuran konsumsi protein sebesar 52 g/kapita/hari.
Selain itu cadangan pangan juga berpengaruh terhadap tercapainya skor PPH.
Persentase cadangan pangan Kabupaten Lamongan tahun 2019 yaitu 20,77% yang
menunjukkan bahwa stok cadangan pangan Kabupaten Lamongan sebanyak 20,77 ton
dibandingkan stok ideal yang harus dimiliki oleh Kabupaten yaitu 100 ton. Stok cadangan
pangan Kabupaten Lamongan tahun 2018 sebesar 22%. Jika dibandingkan dengan tahun
2019 mengalami menurunan. Sedangkan stok cadangan pangan masyarakat tahun 2019
sebesar 1334,39 ton dari total lumbung pangan di Kabupaten Lamongan.
c. Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD/RENSTRA
Untuk mewujudkan visi Kepala Daerah periode 2016–2021 melalui pelaksanaan
misi yang telah ditetapkan tersebut diatas, maka dirumuskan tujuan dan sasaran yang
akan dicapai pada setiap misi. Tujuan dan sasaran merupakan perumusan sasaran
strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan
pembangunan ketahanan pangan jangka menengah Kabupaten Lamongan, yang
selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan ketahanan
pangan Kabupaten Lamongan secara keseluruhan. Adapun tujuan yang ditetapkan
Pemerintah Kabupaten Lamongan yang mengacu pada misi kelima yaitu “Mewujudkan
kehidupan bermasyarakat yang aman, tenteram dan damai berdasarkan nilai-nilai
agama dan hukum melalui pemberdayaan masyarakat, pengurangan kemiskinan dan
pengangguran”, dengan sasaran meningkatnya ketahanan pangan daerah. Sedangkan
tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Ketahanan Kabupaten Lamongan beserta
indikator dan target kinerjanya dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
21
Tabel 3. Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan
NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR
SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE- TARGET KINERJA SASARAN
PADA TAHUN KE-
2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019
1. Meningkatkan
ketahanan
pangan daerah
Meningkatnya
kualitas
pangan
Skor Pola
Pangan
Harapan
(PPH)
84,03 84,87 85,72 86,58 87,44 85,2 86,1 87,2
Pada tahun 2019 target pada Renstra sebesar 85,72 dan terealisasi sebesar
87,2 mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 86,1 dan tahun 2017
sebesar 85,2. Pada akhir periode Renstra target yang telah ditetapkan yaitu 87,44.
Adapun realisasi pencapaian kinerja jika dibandingkan dengan target pada akhir periode
Renstra telah terealisasi sebesar 99,73%. Ini menunjukkan bahwa target tersebut
diproyeksikan akan tercapai pada akhir periode Renstra. Untuk mencapai target yang
telah ditetapkan dalam Renstra maka dilakukan percepatan pencapaian kinerja dengan
mengoptimalkan pencapaian kinerja program dan kegiatan strategis yang mendukung
pencapaian target.
d. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional
Pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup dan terjangkau oleh seluruh
penduduk dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan telah menjadi salah satu tujuan
utama pembangunan nasional. Ketahanan pangan merupakan salah satu isu sentral
dalam kerangka pembangunan nasional dan salah satu fokus kebijakan operasional
pembangunan pertanian. Dalam mewujudkan pembangunan ketahanan pangan nasional
di era globalisasi dan desentralisasi di masa mendatang perlu diperhatikan berbagai
perkembangan yang terjadi selama ini.
Salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan program ketahanan pangan
dilakukan melalui analisis situasi konsumsi pangan masyarakat, karena situasi konsumsi
pangan dapat menggambarkan akses masyarakat terhadap pangan, status gizi dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
22
kesejahteraannya, yang dinyatakan dalam nilai skor mutu pangan atau skor Pola Pangan
Harapan (PPH).
Target pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) nasional pada tahun 2019
yaitu 92,5 yang dihitung menggunakan data dasar susenas. Jika dibandingkan dengan
realisasi pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Lamongan tahun 2019
sebesar 87,2 dari target 85,72 menunjukkan bahwa Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Kabupaten Lamongan masih dibawah Skor Pola Pangan Harapan (PPH) nasional.
Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Kabupaten Lamongan dilakukan dengan
survey pola konsumsi pangan secara langsung tidak menggunakan data dasar susenas.
e. Analisis Penyebab Keberhasilan yang telah Dilakukan
Pada tahun 2019 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan pada perjanjian
kinerja telah menetapkan sasaran dan indikator kinerja sebagai tolak ukur pengukuran
hasil kinerja baik itu kegagalan maupun keberhasilan. Sasaran yang telah ditetapkan
yaitu meningkatnya kualitas pangan dengan indikator kinerja skor Pola Pangan Harapan
(PPH).
Keberhasilan pencapaian sasaran meningkatnya kualitas pangan dengan
indikator skor Pola Pangan Harapan (PPH) yang terealisasi sebesar 87,2 yang diperoleh
dari hasil survey pola konsumsi pangan di tahun 2019 menunjukkan adanya peningkatan.
Semakin tinggi skor PPH maka konsumsi pangan semakin beragam dan seimbang.
Kenanekaragaman pangan tersebut mencakup kelompok (1) padi-padian, (2) umbi-
umbian, (3) pangan hewani, (4) minyak dan lemak, (5) buah dan biji berminyak,
(6) kacang-kacangan, (7) gula, (8) sayuran dan buah-buahan, serta (9) lain-lain.
Secara umum tingkat konsumsi kelompok padi-padian masih berada di bawah
skor PPH maksimum yaitu berkisar pada skor 20,4-23,0. Kelompok umbi-umbian juga
menghasilkan skor AKE yang jauh lebih rendah dari skor PPH maksimum sehingga
kelompok pangan ini yang berkontribusi terhadap capaian skor PPH yang terendah. Skor
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
23
PPH maksimum untuk kelompok umbi-umbian adalah 2,5 dan hanya tercapai pada
kisaran skor 0,7-1,3.
Kelompok pangan hewani juga menunjukkan skor AKE yang lebih rendah dari
skor PPH maksimum untuk semua wilayah agroekologi. Kekurangan skor PPH untuk
kelompok pangan ini berkisar antara 2-3 poin bergantung pada daerah agroekologi.
Peningkatan konsumsi pangan hewani yang tinggi diperlukan untuk mencapai skor PPH
yang lebih baik. Perlu upaya untuk meningkatkan konsumsi pangan hewani di Kabupaten
Lamonggan, walaupun capaian konsumsi saat ini sudah cukup baik dan berkontribusi
besar terhadap tingkat konsumsi protein. Peningkatan konsumsi pangan hewani akan
berdampak pada peningkatan skor PPH.
Kelompok minyak dan lemak menunjukkan skor AKE yang melebihi skor PPH
maksimum. Dari total PPH maksimum 5,0 capaian skor PPH aktual di Kabupaten
Lamongan adalah sebesar 19,4. Kelompok pangan ini dikonsumsi dalam jumlah tinggi dan
merupakan kelompok pangan yang memberikan kontribusi cukup besar dalam
peningkatan penyediaan energi. Tingkat konsumsi kelompok pangan ini perlu diwaspadai
karena dampaknya pada gangguan kesehatan akibat konsumsi kelompok minyak dan
lemak berlebih. Skor PPH maksimum kelompok minyak dan lemak cukup kecil sehingga
peningakatan konsumsi kelompok pangan ini tidak terlalu memberikan dampak pada
peningakatan skor PPH. Perlu adanya edukasi untuk menurunkan tingkat konsumsi lemak
dan minyak yang lebih diarahkan untuk memberikan wawasan tentang pola konsumsi
sehat dan bukan ditekankan pada peningkatan skor PPH.
Pada kelompok buah/biji berminyak dapat diketahui bahwa skor AKE juga lebih
tinggi dari skor PPH maksimum. Namun demikian, kontribusi kelompok pangan ini
terhadap capaian PPH sangat kecil. Kelompok pangan ini bukan merupakan fokus untuk
perbaikan atau peningkatan skor PPH.
Kelompok pangan sumber protein nabati yaitu kacang-kacangan merupakan
kelompok yang menunjukkan capaian skor AKE yang lebih rendah dari skor PPH
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
24
maksimum kecuali pada agroekologi industry-kota. Skor PPH untuk kelompok kacang-
kacangan pada tahun 2019 belum mecapai maksimum, berkisar antara 6,2-10,0.
Peningkatan konsumsi diperlukan untuk meningkatkan skor PPH. Kelompok pangan ini
juga berperan penting terhadap tingkat konsumsi protein. Sayangnya sebagian besar
kacang-kacangan yang dikonsumsi adalah kedelai. Permasalahan konsumsi kedelai
adalah kedelai merupakan komoditas yang sebagian besar merupakan hasil impor.
Kedelai lokal yang diproduksi di Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan akan
konsumsi kedelai. Capaian konsumsi kacang-kacangan harus dipertahankan tetapi
diperlukan upaya lain untuk mengalihkan konsumsi kedelai lokal untuk mengurangi
kebutuhan akan kedelai impor.
Gula merupakan kelompok pangan yang dikonsumsi dengan skor AKE lebih
rendah dari skor PPH maksimum untuk semua agroekologi. Kontribusi kelompok gula
terhadap capaian skor PPH tidak terlalu tinggi sehingga kelompok pangan ini buka
merupakan target untuk ditingkatkan dalam upaya meningkatkan skor PPH. Selain itu,
tingkat konsumsi gula juga perlu diwaspadai dengan alasan pengendalian faktor
kesehatan masyarakat.
Sayur dan buah yang merupakan kelompok pangan yang mempunyai tingkat
konsumsi paling tinggi diantara kelompok pangan lainnya masih menghasilkan skor AKE
lebih rendah dari skor PPH maksimum untuk seluruh wilayah Kabupaten Lamongan.
Kekurangan skor AKE untuk kelompok pangan ini adalah 1,7-3,2. Peningkatan konsumsi
buah dan sayur akan meningkatkan skor AKE yang berdampak meningkatkan skor PPH.
Berbagai upaya diperlukan untuk meningkatkan konsumsi kelompok pangan ini.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam peningkatan skor PPH di Kabupaten
Lamongan di tahun yang akan datang adalah peningkatan konsumsi buah dan sayur.
Buah dan sayur merupakan kelompok pangan yang mempunyai bobot paling tinggi yaitu
5,0 dan skor maksimum yang juga paling tinggi yaitu 30,0. Terlebih lagi nilai kalori buah
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
25
dan sayur cenderung rendah akibat kadar protein, lemak dan karbohidrat yang rendah
dalam buah dan sayur.
Kelompok pangan lain yang merupakan kesenjangan kekurangan konsumsi
adalah umbi-umbian dan pangan hewani. Umbi-umbian sebenarnya merupakan kelompok
pangan yang mempunyai bobot dan skor maksimum yang rendah. Akan tetapi karena
konsumsi umbi-umbian masyarakat Kabupaten Lamongan sangat rendah dampaknya
alaha capaian skor PPH menjadi tidak maksimum.
Ketersediaan energi di Kabupaten Lamongan sebesar 9.455 kkal/kapita/hari.
Ketersediaan energi ini sangat tinggi jika dibandingkan dengan kebutuhan energi 2.200
kkal/kapita/hari. Sumbangan energi hampir berkorelasi dengan jumlah ketersediaan.
Kelompok bahan pangan dengan ketersediaan tinggi menyumbang energi yang juga
tinggi. Ketersediaan protein mencapai 237 g/kapita/hari, nilai ini jauh lebih tinggi dari
anjuran konsumsi protein sebesar 52 g/kapita/hari.
Adapun total stok cadangan pangan Kabupaten Lamongan pada Tahun 2019
sebanyak 20,77 ton. Sedangkan stok cadangan pangan masyarakat tahun 2019 sebesar
1334,39 ton dari total lumbung pangan di Kabupaten Lamongan. Upaya yang dilakukan
yaitu pengelolaan dan pemantauan cadangan pangan secara optimal. Pengelolaan
cadangan pangan pemerintah dimaksudkan untuk menyediakan cadangan pangan dalam
menghadapi keadaan darurat dan pasca bencana serta melindungi petani/produsen
pangan strategis sesuai dengan potensi daerah dari gejolak penurunan harga pada
waktu panen.
f. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Dalam pencapaian target tahun 2019 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Lamongan melakukan efisiensi penggunaan sumber daya diantaranya dengan
penghematan anggaran dalam pencapaian sasaran dan indikator kinerja pembangunan
ketahanan pangan serta memaksimalkan sumber daya manusia yang jumlahnya terbatas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
26
guna mencapai sasaran dan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian
kinerja. Pada tahun 2019 anggaran APBD pada Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Lamongan untuk pembangunan ketahanan pangan sebesar sebesar Rp. 4.253.000.000,-
dan terealisasi sebesar Rp. 4.193.840.796,- atau 98,61%. Realisasi indikator kinerja skor
Pola Pangan Harapan (PPH) yaitu 87,2 dari target 85,72 sehingga diperoleh capaian
indikator sebesar 101,73%.
Tabel 4. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Sasaran Indikator
Sasaran
% Capaian
Kinerja
% Penyerapan
Anggaran
Tingkat
Efisiensi
Meningkatnya
kualitas
Pangan
Skor Pola Pangan
Harapan (PPH)
101,73% 98,61% 3,12
Dari tabel efisiensi penggunaan sumber daya dapat dilihat bahwa sasaran
meningkatnya kualitas pangan dengan indikator sasaran Skor Pola Pangan Harapan
(PPH) terdapat tingkat efisiensi sebesar 3,12 karena persentase capaian kinerja diatas
100% sedangkan persentase capaian anggaran dibawah 100%. Efisiensi ini terjadi
dipengaruhi oleh pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara optimal dengan
penghematan penggunaan anggaran untuk mendukung pencapaian sasaran seperti
kegiatan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan dan tanaman produktif
keluarga, pengembangan lumbung pangan desa, pengembangan cadangan pangan.
g. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Pencapaian
Kinerja
Dalam rangka mencapai visi dan misi Pemerintah Kabupaten Lamongan, maka
langkah-langkah operasional dituangkan ke dalam program-program pembangunan
ketahanan pangan dengan mengikuti peraturan perundang–undangan yang berlaku serta
sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
27
Kegiatan pembangunan ketahanan pangan merupakan penjabaran lebih lanjut
dari suatu program sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang
merupakan konstribusi bagi pencapaian tugas pokok dan fungsi organisasi. Kegiatan
merupakan aspek operasional dari suatu rencana strategis yang diarahkan untuk
memenuhi tujuan dan sasaran organisasi.
Program dan kegiatan yang mendukung tercapainya sasaran yaitu program
peningkatan ketahanan pangan dengan kegiatan (1) penanganan daerah rawan pangan,
(2) laporan berkala kondisi ketahanan pangan daerah, (3) pengembangan desa mandiri
pangan, (4) pengembangan lumbung pangan desa, (5) pembangunan lumbung pangan
masyarakat dan penyediaan sarana pendukung (DAK).
Program pengembangan keanekaragaman pangan konsumsi dengan kegiatan
(1) analisis dan penyusunan pola konsumsi dan suplai pangan, (2) penyuluhan sumber
pangan alternatif, (3) cipta olahan pangan lokal, (4) promosi atau hasil produksi
pertanian/perkebunan unggulan daerah, (5) peningkatan mutu dan keamanan pangan,
dan (6) pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan dan tanaman produktif
keluarga.
Program peningkatan distribusi dan cadangan pangan daerah dengan kegiatan
(1) pengembangan cadangan pangan, (2) pemantauan akses harga dan pasokan pangan,
(3) fasilitasi penguatan lembaga distribusi pangan masyarakat, (4) fasilitasi pembelian
gabah oleh Lembaga Pembeli Gabah (LPG).
3.2 REALISASI ANGGARAN
Akuntabilitas keuangan merupakan sarana pengukuran dalam alokasi dana yang
mendukung pencapaian sasaran dengan indikator sasaran program dan pencapaian
kegiatan dengan indikator kinerja, meliputi output dan outcome. Selanjutnya dalam
rangka peningkatan ketahanan pangan Dinas Ketahanan Pangan pada tahun 2019
melaksanakan 1 sasaran utama dengan 7 program dan 28 kegiatan dengan alokasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
28
anggaran sebesar Rp. 4.928.930.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 4.833.587.845,-
atau 98,07% dimana sisa anggaran sebesar Rp. 95.342.155,- dan merupakan SILPA di
kas daerah. Adapun rincian penggunaan anggaran pembangunan sebagai berikut :
Tabel 5. Realisasi Anggaran Tahun 2019
Program/Kegiatan Sebelum PAK Setelah PAK Realisasi % Sisa
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran 349.430.000,- 351.430.000 332.172.467 94,52% 19.257.533,-
Penyediaan Jasa Perkantoran 169.430.000,- 171.430.000 158.523.046 92,47% 12.906.954,-
Penyediaan Barang Pakai Habis
Perkantoran 130.000.000,- 130.000.000 123.886.750 95,30% 6.113.250,-
Rapat-rapat Koordinas dan
Konsultasi 50.000.000,- 50.000.000 49.762.671 99,53% 237.329,-
Program Peningkatan Sarana
dan Prasarana Aparatur 200.000.000,- 208.000.000 194.709.944 93,61% 13.290.056,-
Pengadaan Perlengkapan dan
Peralatan Kantor 100.000.000,- 108.000.000 107.427.900 99,47% 572.100,-
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Gedung Kantor 40.000.000,- 40.000.000 40.000.000 100,00% 0,-
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Peralatan dan Perlengkapan
Kantor
10.000.000,- 10.000.000 9.065.000 90,65% 935.000,-
Pemeliharaan Rutin/Berkala
Kendaraan Dinas/Operasional 50.000.000,- 50.000.000 38.217.044 76,43% 11.782.956,-
Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
11.500.000,- 11.500.000 11.175.000 97,17% 325.000,-
Pendidikan dan Pelatihan Formal 11.500.000,- 11.500.000 11.175.000 97,17% 325.000,-
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
105.000.000 105.000.000 101.689.638 96,85% 3.310.362,-
Penyusunan Pelaporan Keuangan
secara Berkala 40.000.000 40.000.000 38.753.738 96,88% 1.246.262,-
Penyusunan Dokumen
Perencanaan dan Evaluasi 40.000.000 40.000.000 38.455.900 96,14% 1.544.100,-
Survey Pelayanan Masyarakat
Lingkup Perangkat Daerah 25.000.000 25.000.000 24.480.000 97,92% 520.000,-
Program Peningkatan
Ketahanan Pangan
1.955.000.000,- 1.955.000.000,- 1.918.243.696,- 98,12 36.756.304,-
Penanganan Daerah Rawan
Pangan
110.000.000,- 110.000.000,- 109.436.000,- 99,49 564.000,-
Laporan Berkala Kondisi
Ketahanan Pangan
152.000.000,- 152.000.000,- 151.081.000,- 99,40 919.000,-
Pengembangan Desa Mandiri
Pangan
75.000.000,- 75.000.000,- 74.531.200,- 99,37 468.800,-
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
29
Program/Kegiatan Sebelum PAK Setelah PAK Realisasi % Sisa
Pengembangan Lumbung Pangan
Desa
618.000.000,- 618.000.000,- 615.146.000,- 99,54 2.854.000,-
Pembangunan Lumbung Pangan
Masyarakat dan Penyediaan
Sarana Pendukung (DAK)
1.000.000.000,- 1.000.000.000,- 968.049.496,- 96,80 31.950.504,-
Program Pengembangan
Keanekaragaman Pangan
Konsumsi
1.510.000.000 1.580.000.000,- 1.569.245.000,- 99,32 10.755.000,-
Analisis dan Penyusunan Pola
Konsumsi dan Suplai Pangan
75.000.000,- 75.000.000,- 74.795.000,- 99,73 205.000,-
Penyuluhan Sumber Pangan
Alternatif
60.000.000,- 60.000.000,- 57.800.000,- 96,33 2.200.000,-
Cipta Olahan Pangan Lokal 375.000.000,- 445.000.000,- 445.000.000,- 100,00 0,-
Promosi atau Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan Unggulan
Daerah
200.000.000,- 200.000.000,- 199.200.000,- 99,60 800.000,-
Peningkatan Mutu dan Keamanan
Pangan
175.000.000,- 175.000.000,- 172.950.000,- 98,83 2.050.000,-
Pemanfaatan Pekarangan untuk
Pengembangan Pangan dan
Tanaman Produktif Keluarga
625.000.000,- 625.000.000,- 619.500.000,- 99,12 5.500.000,-
Program Peningkatan
Distribusi dan Cadangan
Pangan Daerah
718.000.000,- 718.000.000,- 706.352.100,- 98,38 11.647.900,-
Penanganan Pasca Panen dan
Pengolahan Hasil Pertanian
100.000.000,- 100.000.000,- 98.935.000,- 98,94 1.065.000,-
Pengembangan Cadangan Pangan 370.000.000,- 370.000.000,- 366.760.000,- 99,12 3.240.000,-
Pemantauan Akses Harga dan
Pasokan Pangan
108.000.000,- 108.000.000,- 105.348.500,- 97,54 2.651.500,-
Fasilitasi Dewan Ketahanan
Pangan
40.000.000,- 40.000.000,- 36.958.600,- 92,40 3.041.400,-
Fasilitasi Penguatan Lembaga
Distribusi Pangan Masyarakat
50.000.000,- 50.000.000,- 48.900.000,- 97,80 1.100.000,-
Fasilitasi Pembelian Gabah Oleh
Lembaga Pembeli Gabah (LPG)
50.000.000,- 50.000.000,- 49.450.000,- 98,90 550.000,-
J U M L A H 4.848.930.000,- 4.928.930.000,- 4.833.587.845,- 98,07 95.342.155,-
Tabel dibawah ini merupakan Alokasi per sasaran pembangunan bidang
ketahanan pangan dari total anggaran Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan
(rutin dan pembangunan) untuk mengetahui persentase anggaran pada masing-masing
sasaran strategis dibandingkan dengan keseluruhan (total) anggaran (Belanja Langsung
ex Rutin + Pembangunan) pada PD.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
30
Tabel 6. Alokasi Anggaran per Sasaran Pembanguan
Sasaran Indikator Sasaran Anggaran %
Anggaran
Meningkatnya kualitas
pangan
Skor Pola Pangan
Harapan (PPH)
4.253.000.000,- 86,29
Adapun pencapaian kinerja dan anggaran pembangunan bidang ketahanan
pangan per sasaran dan indikator sasaran dijabarkan dalam tabel berikut.
Tabel 7. Pencapaian Kinerja dan Anggaran
SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
KINERJA ANGGARAN
TARGET REALISASI CAPAIAN TARGET REALISASI CAPAIAN
Meningkatnya
kualitas pangan
Skor Pola
Pangan
Harapan
(PPH)
85,72 87,2 101,73% 4.253.000.000,- 4.193.840.796,- 98,61
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
31
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah maupun
target yang ditentukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dengan memperhatikan Visi dan
Misi kepala daerah yang telah dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan, maka Dinas
Ketahanan Pangan telah dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
Dari hasil pengukuran di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran meningkatnya
kualitas pangan dengan indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH) terealisasi sebesar
87,2 dari target 85,72 dengan capaian 101,73%. Dari 10 kelompok bahan pangan tingkat
komoditas sayur dan buah menempati posisi paling besar yaitu sebesar 175,7
g/kap/hari dan 132,1 g/kap/hari, diikuti oleh kelompok padi-padian, pangan hewani,
kelompok lain-lain, kacang-kacangan, buah/biji berminyak dan yang terakhir adalah gula
dimana tingkat konsumsinya yaitu sebesar 17,4 g/kap/hari. Hal tersebut menunjukkan
pola konsumsi yang sama dengan tahun 2018 dimana tingkat konsumsi paling tinggi
adalah kelompok buah dan sayur. Namun, disisi lain terjadi penurunan konsumsi gula dan
peningkatan konsumsi kelompok buah/biji berminyak dimana pada tahun 2018 tingkat
konsumsi terendah adalah kelompok buh-biji berminyak.
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam peningkatan skor PPH di Kabupaten
Lamongan di tahun yang akan datang adalah peningkatan konsumsi buah dan sayur.
Buah dan sayur merupakan kelompok pangan yang mempunyai bobot paling tinggi yaitu
5,0 dan skor maksimum yang juga paling tinggi yaitu 30,0. Terlebih lagi nilai kalori buah
dan sayur cenderung rendah akibat kadar protein, lemak dan karbohidrat yang rendah
dalam buah dan sayur.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2019
Dinas Ketahanan Pangan Kab. Lamongan
32
Kelompok pangan lain yang merupakan kesenjangan kekurangan konsumsi
adalah umbi-umbian dan pangan hewani. Umbi-umbian sebenarnya merupakan kelompok
pangan yang mempunyai bobot dan skor maksimum yang rendah. Akan tetapi karena
konsumsi umbi-umbian masyarakat Kabupaten Lamongan sangat rendah dampaknya
alaha capaian skor PPH menjadi tidak maksimum.
4.2 SARAN
Untuk dapat mencapai tugas-tugas yang dilaksanakan seperti sekarang ini maka
perlu :
1. Dukungan dari pihak legislatif agar program dan sasaran dapat diselenggarakan
dengan baik dan terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. Penurunan konsumsi terigu dengan kegiatan diantaranya sosialisasi dan edukasi
konsumsi pangan olahan berbasis bahan pangan lokal seperti kelompok umbi-umbian
dan kacang-kacangan.
3. Peningkatan konsumsi umbi-umbian, pangan hewani dan kacang-kacangan dengan
teknologi pengolahan dan diversifikasi olahan pangan.
4. Penurunan konsumsi lemak dan minyak dengan pengembangan dan pelatihan
teknologi pengolahan pangan rendah lemak.
5. Peningkatan sinergi budidaya sayur dan buah dengan Kawasan Rumah Pangan
Lestari.
6. Perlu upaya untuk meningkatkan kemandirian pangan sehingga ketergantungan dari
luar wilayah yang dapat diturunkan.
VISI : Terwujudnya lamongan lebih sejahtera dan berdaya saing
MISI : Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal
TUJUAN : Mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang aman, tenteram dan damai berdasarkan nilai-nilai agama dan hukum melalui pemberdayaan masyarakat, pengurangan kemiskinan dan pengangguran
TUGAS : Membantu kepala daerah dalam melaksanakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi dibidang ketahanan pangan
FUNGSI : a. Penyusunan dan perumusan program serta rencana kegiatan kebijaksanaan teknis dalam bidang ketahanan pangan;
b. Pengidentifikasian ketersediaan dan konsumsi pangan serta pemantauan pengelolaan cadangan pangan;
c. Pemantauan evaluasi dan pengolahan distribusi pangan, terutama komoditas pangan strategis;
d. Pengendalian dan perumusan kebijakan harga komoditas pangan strategis;
e. Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan;
f. Pelaksanaan penyuluhan gerakan peningkatan mutu konsumsi pangan dan penganekaragaman pangan;
g. Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan pangan, gizi serta norma dan standar bahan pangan;
h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsnya.
Tujuan : Meningkatkan ketahanan pangan daerah
Indeks Ketahanan
Pangan
Indeks ketahanan pangan adalah indeks yang
digunakan untuk mengetahui tingkat
ketahanan pangan suatu daerah dengan
memperhatikan dimensi ketersediaan,
keterjangkaun/ akses dan pemanfaatan
pangan
TAHUN
DASAR
2017 2018 2019 2020 2021 PROGRAM/
Target Target Target Target Target KEGIATAN
1 4 5 6 7 8 9 10 12 13 14 15
1 PPH adalah susunan beragam pangan yang
didasarkan pada sumbangan energi kelompok
pangan utama (baik secara absolut maupun
relatif) dari suatu pola konsumsi pangan.
Skor PPH diperoleh dari perbandingan antara
Skor AKE dan Skor Maksimal
83,2 84,03 84,87 85,72 86,58 87,44 Penganekaragaman konsumsi pangan
bebasis sumber daya dan kearifan lokal,
pengawasan keamanan dan mutu pangan
segar, Stabilisasi pasokan dan harga
pangan, pengelolaan cadangan pangan,
peningkatan ketersediaan pangan yang
beranekaragam berbasis potensi
sumberdaya lokal.
Program Pengembangan
Keanekaragaman
Pangan Konsumsi,
Peningkatan Ketahanan
Pangan, Peningkatan
Distribusi dan Cadangan
Pangan Daerah
Bidang
Konsumsi dan
Keamanan
Pangan, Bidang
Ketersediaan
dan Kerawanan
Pangan, Bidang
Distribusi dan
Cadangan
Pangan
Survey
PPH
PENANGGUNG
JAWAB
STRATEGI PENCAPAIAN
2017
KEBIJAKAN
Kondisi AwalNo Indikator Kinerja Tujuan
1
Rumus
TARGET TAHUNAN
2
SASARAN
STRATEGIS
0,190,32
3
Target tahun
INDIKATOR KINERJA
UTAMA
Skor Pola Pangan
Harapan (PPH)
Meningkatnya
kualitas pangan
MATRIK RENSTRA
DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN LAMONGAN
TAHUN 2016-2021
2021
SUMBER
DATA2016
NODEFINISI OPERASIONAL & FORMULA
PERHITUNGAN
K =Skor Kabupaten
60
PENGUKURAN KINERJA TAHUNAN TAHUN 2019
SasaranStrategis
IndikatorKinerja
Target2019
RealisasiTahun2019
%CapaianTahun2019
Meningkatnyakualitas pangan
Skor Pola PanganHarapan (PPH)
85,72 87,2 101,73%
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner