Download - Laporan Keuangan Audited 2015
Kata Pengantar Halaman -i-
KATA PENGANTAR
Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna
Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan
laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.
LAPAN adalah salah satu entitas pelaporan sehingga berkewajiban
menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan menyusun laporan keuangan
berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Penyusunan Laporan Keuangan LAPAN mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan
kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan
Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu
menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.
Diharapkan Laporan Keuangan ini dapat memberikan informasi yang
berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk
meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan
keuangan negara pada LAPAN. Disamping itu, laporan keuangan ini juga
dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan
keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik
(good governance).
Jakarta, 29 April 2016
Kepala LAPAN
Prof. Dr. Thomas Djamaluddin
Daftar Isi Halaman ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii i
Daftar Isi ii
Daftar Lampiran iii
Pernyataan Tanggung Jawab iv
Ringkasan iv Ringkasan 1 1
I. Laporan Realisasi Anggaran..................................................................................................... 3
II. Neraca ....................................................................................................................................... 4
III. Laporan Operasional ................................................................................................................. 6
IV. Laporan Perubahan Ekuitas ...................................................................................................... 7
V. Catatan atas Laporan Keuangan 5 8
A. Penjelasan Umum 8
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 47
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 55
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 91
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 96
F. Pengungkapan Penting Lainnya 99
VI. Lampiran dan Daftar
Daftar Isi Halaman iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A1 : Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi dan Nilai Buku Aset Tetap
Lampiran A2 : Tabel Konstruksi Dalam Pengerjaan
Lampiran A3 : Laporan-laporan Pendukung
a. Neraca, LRA, LO, dan LPE
b. Laporan Pendukung Laporan Keuangan
c. Laporan Barang Pengguna
d. Daftar Rekening Pemerintah
e. Rencana Tindak Lanjut BPK
f. Berita Acara Rekonsiliasi
g. Daftar lainnya sebagai pendukung Laporan Keuangan
Laporan Persediaan
Catatan Atas Laporan Barang Milik Negara
Daftar Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran, Kas Lainnya LAPAN Dari Hibah,
Kas dan Deposito Pada Satker BLU
Daftar Perkembangan Penyelesaian Kerugian Negara
Dokumen Lainnya
h. Laporan Keuangan BLU
Pernyataan Telah Direviu
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA PENERBANGAN
DAN ANTARIKSA NASIONAL
TAHUN 2015
Kami telah mereviu Laporan Keuangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) untuk tahun anggaran 2015 berupa Neraca per tanggal 31 Desember 2015,
Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan
Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut.
Semua informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah merupakan penyajian
manajemen Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas mengenai akurasi, keandalan, dan
keabsahan informasi, serta kesesuaian pengakuan, pengukuran, dan pelaporan transaksi
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Reviu mempunyai ruang lingkup yang
jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang bertujuan untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi
pendapat semacam itu.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa
laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor
71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dan peraturan perundang-
undangan lain yang terkait.
Jakarta,
Ratih Pratiwi, SH
NIP.19620409 199003 2 001
Pernyataan Tanggung Jawab Halaman -iv-
LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL
( L A P A N ) JALAN PEMUDA PERSIL NOMOR 1, JAKARTA 13220
TELEPON (021) 4892802, 4895040, FAKSIMILE (021) 4894815, 4892884 SITUS : www.lapan.go.id
PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB
Laporan Keuangan LAPAN yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan
Tahun Anggaran 2015 (Audited) sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung
jawab kami.
Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang
memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi
keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
Jakarta, 29 April 2016 Kepala LAPAN Prof. Dr. Thomas Djamaluddin
__
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Ringkasan Halaman- 1 -
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan LAPAN per 31 Desember 2015 ini telah di susun dan disajikan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di
lingkungan pemerintah. Laporan Keuangan ini meliputi :
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan - LRA dan belanja selama periode
1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015. Realisasi Pendapatan Negara pada
31 Desember 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar
Rp294.232.871.785 atau mencapai 4.927,04% dari estimasi pendapatan – LRA sebesar
Rp5.971.800.000. Realisasi Belanja Negara pada 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp695.275.761.854 atau mencapai 79,16% dari alokasi anggaran sebesar
Rp878.339.699.000.
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
dana pada 31 Desember 2015. Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan
sebesar Rp1.573.191.325.869 yang terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp187.143.890.073;
Aset Tetap (neto) sebesar Rp1.198.386.150.464; Piutang Jangka Panjang (neto)
Rp616.218.592; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp187.045.066.740. Nilai Kewajiban
dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp123.832.706.588 dan Rp1.449.358.619.281.
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit
dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos
luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang
wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp180.265.744.521 sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp599.560.211.498 sehingga
terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp419.294.466.977. Kegiatan Non
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Ringkasan Halaman- 2 -
Operasional surplus sebesar Rp88.173.848.978 sehingga entitas mengalami Defisit-LO
sebesar Rp331.120.617.999.
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015
adalah sebesar Rp1.163.734.718.296 ditambah Defisit-LO sebesar Rp331.120.617.999
kemudian dikurangi penyesuaian nilai aset sebesar Rp489.077.904 ditambah koreksi-
koreksi sebesar Rp91.292.678.251 ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar
Rp525.940.918.637 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2015 adalah
senilai Rp1.449.358.619.281.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau
daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula
dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar
Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapanpengungkapan lainnya yang diperlukan
untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai
dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.
Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk
31 Desember 2015 disusun dan disajikan dengan basis akrual.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Laporan Realisasi Anggaran Halaman - 3 -
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
LAPAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014
(Dalam Rupiah)
31 Desember 2014
Anggaran Realisasi% terhadap
AnggaranRealisasi
B.1
Penerimaan Negara Bukan
Pajak 5.971.800.000 294.232.871.785 4927,04% 10.612.696.364
Jumlah Pendapatan 5.971.800.000 294.232.871.785 4927,04% 10.612.696.364
B.2
Belanja Pegawai B.3 144.185.826.000 128.005.494.492 88,78 121.136.986.974
Belanja Barang B.4 425.001.136.000 270.387.655.726 63,62 169.816.855.452
Belanja Modal B.5 309.152.737.000 296.882.611.636 96,03 399.140.284.845
Jumlah Belanja 878.339.699.000 695.275.761.854 79,16 690.094.127.271
Uraian Catatan
31 Desember 2015
PENDAPATAN
BELANJA
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Neraca Halaman- 4 -
II. NERACA
LAPAN
NERACA
PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014
NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2015 31 DESEMBER 2014
1 2 3 4
ASET
ASET LANCAR
Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 140.563.729 94.072.431
Kas Lainnya dan Setara Kas C.2 95.993.535 246.976.457
Kas pada Badan Layanan Umum C.3 125.804.257.421 2.908.011.995
Piutang Bukan Pajak C.4 498.773.542 -
Piutang dari kegiatan Operasional Badan Layanan
UmumC.5 157.853.200 267.184.074
Piutang dari kegiatan Non Operasional Badan
Layanan UmumC.6 - 3.027.309
Bagian Lancar TP/TGR C.7 - 37.200.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang LancarC.8 (147.166.688) (148.351.057)
Belanja Dibayar di Muka C.9 10.527.120.568 14.478.395.210
Persediaan C.10 49.622.817.624 43.701.664.122
Persediaan Badan Layanan Umum C.11 443.677.142 434.990.039
Jumlah Aset Lancar 187.143.890.073 62.023.170.580
PIUTANG JANGKA PANJANG
Piutang Tagihan TP/TGR C.12 64.586.900 2.896.717.061
Piutang Jangka Panjang Lainnya C.13 2.665.830.161 -
Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Jangka
Panjang C.14(2.114.198.469)
(1.984.022.716)
Jumlah Piutang Jangka Panjang 616.218.592 912.694.345
ASET TETAP
Tanah C.15 277.038.353.942 275.246.835.716
Peralatan dan Mesin C.16 840.023.949.891 775.288.769.083
Peralatan dan Mesin Badan Layanan Umum C.17 2.426.290.176 2.355.485.911
Gedung dan Bangunan C.18 227.028.505.154 206.161.942.268
Jalan, Irigasi dan Jaringan C.19 42.945.005.231 40.640.386.532
Aset Tetap Lainnya C.20 11.084.550.578 26.229.186.179
Aset Tetap Lainnya Badan Layanan Umum C.21 1.045.500 1.045.500
Konstruksi Dalam Pengerjaan C.22 297.329.036.178 85.053.012.196
Akumulasi Penyusutan C.23 (499.490.586.186) (450.097.991.067)
Jumlah Aset Tetap 1.198.386.150.464 960.878.672.318
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Neraca Halaman- 5 -
NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2015 31 DESEMBER 2014
1 2 3 4
ASET LAINNYA
Aset Tak Berwujud C.24 90.191.330.216 55.475.114.093
Aset Tak Berwujud - Badan Layanan Umum C.25 200.499.000 4.361.000
Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan C.26 96.115.463.700 84.980.513.700
Aset Lain-Lain C.27 8.686.749.284 10.315.284.029
Aset Lain-Lain-Badan Layanan Umum C.28 109.501.628 -
Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.29(8.258.477.088) (9.823.890.622)
Jumlah Aset Lainnya 187.045.066.740 140.951.382.200
JUMLAH ASET 1.573.191.325.869 1.164.765.919.443
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Uang Muka dari KPPN C.30 140.563.729 94.072.431
Utang kepada Pihak Ketiga C.31 123.617.427.702 932.929.874
Pendapatan yang ditangguhkan C.32 - 434.440
Utang Jangka Pendek Lainnya C.33 70.747.365 231.050
Pendapatan Diterima di Muka C.34 3.967.792 3.967.792
JUMLAH KEWAJIBAN 123.832.706.588 1.031.635.587
EKUITAS
Ekuitas Dana Lancar C.35 - 60.991.534.993
Ekuitas Dana Investasi C.36 - 1.102.742.748.863
Ekuitas C.37 1.449.358.619.281 -
JUMLAH EKUITAS 1.449.358.619.281 1.163.734.283.856
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.573.191.325.869 1.164.765.919.443
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Laporan Operasional Halaman- 6 -
III. LAPORAN OPERASIONAL
LAPAN
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam Rupiah)
Catatan 2015 2014
Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 180.265.744.521
JUMLAH PENDAPATAN 180.265.744.521
Beban Pegawai D.2 128.027.637.521
Beban Persediaan D.3 17.545.378.636
Beban Barang dan Jasa D.4 291.814.044.633
Beban Pemeliharaan D.5 22.997.197.460
Beban Perjalanan Dinas D.6 29.366.458.281
Beban Barang untuk Diserahkan kepada
masyarakatD.7 3.423.091.243
Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 106.256.781.283
Beban Peyisihan Piutang Tak Tertagih D.9 129.622.441
JUMLAH BEBAN 599.560.211.498
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN
OPERASIONAL(419.294.466.977)
KEGIATAN NO N O PERASIO NAL D.10
Defisit Pelepasan Aset Non Lancar (256.988.915)
Surplus Dari Kegiatan Non Operasional
Lainnya88.430.837.893
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN
NON OPERASIONAL88.173.848.978
SURPLUS (DEFISIT) SEBELUM POS
LUAR BIASA(331.120.617.999)
PO S LUAR BIASA D.11
Beban Luar Biasa 0
SURPLUS (DEFISIT) POS LUAR BIASA 0
SURPLUS/DEFISIT LO (331.120.617.999)
Uraian
PENDAPATAN
KEGIATAN O PERASIO NAL
BEBAN
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Laporan Perubahan Ekuitas Halaman- 7 -
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
LAPAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
(Dalam Rupiah)
Catatan 2015 2014
E.1 1.163.734.718.296 -
SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (331.120.617.999) -
PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN
Penyesuaian Nilai Aset E.3 (489.077.904) -
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR
KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.4 79.286.982 -
KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI E.5 91.176.372.866 -
LAIN-LAIN E.6 37.018.403
JUMLAH LAIN-LAIN 91.292.678.251 -
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS 525.940.918.637 -
EKUITAS AKHIR E.7 1.449.358.619.281 -
Uraian
LAIN-LAIN
EKUITAS AWAL
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -8-
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
A. PENJELASAN UMUM
Dasar Hukum
Entitas dan
Rencana
Strategis
A.1. Profil dan Kebijakan Teknis LAPAN
Pembangunan Iptek diarahkan untuk menciptakan dan menguasai ilmu
pengetahuan, baik ilmu pengetahuan dasar maupun terapan, serta
mengembangkan ilmu sosial dan humaniora untuk menghasilkan
teknologi dan memanfaatkan teknologi hasil penelitian, pengembangan,
dan perekayasaan bagi kesejahteraan masyarakat, kemandirian dan daya
saing bangsa melalui peningkatan kemampuan dan kapasitas Iptek yang
senantiasa berpedoman pada nilai agama, nilai budaya, nilai etika,
kearifan lokal, serta memperhatikan sumber daya dan kelestarian
lingkungan hidup. Berdasarkan paparan bidang Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Iptek) dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) ke-3 yang sesuai amanat Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 disampaikan bahwa
Pembangunan Keunggulan Kompetitif Perekonomian berbasis pada : (1)
Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia; (2) Sumber daya Manusia
(SDM) yang berkualitas; (3) Kemampuan Iptek. Terdapat 7 bidang
strategis dalam RPJPN 2005-2025, yaitu: Pertanian dan Ketahanan
Pangan; Teknologi Kesehatan dan Obat; Energi, Energi Baru dan
Terbarukan; Teknologi Informasi dan Komunikasi; Teknologi
Transportasi; Material Maju, serta peningkatan jumlah penemuan dan
pemanfaatannya dalam sektor produksi. Dukungan tersebut dilakukan
melalui pengembangan sumber daya manusia Iptek, peningkatan anggaran
riset, pengembangan sinergi kebijakan Iptek lintas sektor, perumusan
agenda riset yang selaras dengan kebutuhan pasar, peningkatan sarana dan
prasarana Iptek, dan pengembangan mekanisme intermediasi Iptek.
Dukungan tersebut dimaksudkan untuk penguatan sistem inovasi dalam
rangka mendorong pembangunan ekonomi yang berbasis pengetahuan.
Iptek penerbangan dan antariksa merupakan salah satu mesin penggerak
pembangunan ekonomi seperti pemanfaatan untuk telekomunikasi,
navigasi, pengembangan satelit, perencanaan tataguna lahan untuk
pengembangan wilayah, perencanaan pengembangan infrastruktur
(jaringan jalan, jaringan telekomunikasi, dan sebagainya), pengelolaan
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -9-
sumberdaya alam (hutan produksi, perkebunan, perikanan, pertanian,
pertambangan, sumberdaya air), pemantauan lingkungan (cuaca,
perubahan iklim dan sebagainya), sehingga dapat menjadi dasar arah
pengembangan dan program dasar kemandirian teknologi nasional
berbasis penerbangan dan antariksa. Penguasaan teknologi dirgantara
khususnya teknologi roket dan satelit sangat penting dalam rangka
mencapai kemandirian bangsa untuk menjamin kelangsungan
pemanfaatan teknologi yang dimiliki Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN), maupun aspirasi masyarakat terhadap
informasi yang disediakan oleh LAPAN. Penguasaan Iptek penerbangan
dan antariksa sangat penting bagi negara Indonesia yang merupakan
negara kepulauan dengan aspek geografis yang spesifik yaitu wilayahnya
luas, daratannya tersebar, berada di jalur katulistiwa di antara dua benua
dan dua samudera, kaya dengan sumberdaya alam dan rentan terhadap
bencana. Iptek penerbangan dan antariksa juga sangat penting bagi
pengelolaan sumberdaya alam, lingkungan, dan penanganan bencana
melalui penyajian informasi untuk peringatan dini, tanggap darurat dan
rehabilitasi sehingga mempercepat respon terhadap permasalahan-
permasalahan nasional.
Rencana Strategis (Renstra) LAPAN 2015-2019 memberikan gambaran
kuat LAPAN dalam upaya membangun kemandirian di bidang teknologi
dirgantara khususnya roket dan satelit sehingga dapat meningkatkan
pemanfaatan seluas-luasnya Iptek dirgantara untuk mendukung
pembangunan nasional setidaknya dalam bidang ekonomi dan lingkungan
hidup serta memberikan gambaran kesiapan LAPAN dalam memberikan
pelayanan kepada para stakeholder, pengguna dari berbagai institusi
pemerintah, swasta, dunia usaha dan masyarakat.
Renstra LAPAN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan untuk 5
(lima) tahun ke depan dan telah diselaraskan dengan RPJMN 2015-2019
dan menjadi acuan bagi unit kerja eselon I dan II serta unit kerja Mandiri
(Balai) untuk menyusun Renstra sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -10-
1.1 Kondisi Umum
1.1.1 Profil LAPAN
LAPAN merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(LPNK) yang didirikan pada tahun 1963 berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 236 Tahun 1963 tentang Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar
Nasional.
Keputusan Presiden
tersebut diperbaharui dan
disempurnakan dengan Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi,
dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 64 Tahun 2005. Keputusan Presiden tersebut kemudian
dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional Nomor 05 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Peraturan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor
02 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penerbangan
dan Antariksa Nasional (LAPAN). Dengan disahkannya Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan, saat ini
sedang disiapkan Rancangan Peraturan Presiden tentang Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional.
A. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Kewenangan Berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 dan Peraturan
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Nomor 02
Tahun 2011
LAPAN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK)
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden Republik
Indonesia. LAPAN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan
di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan
pemanfaatannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Gambar 1.1 Kantor LAPAN
Pusat
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -11-
yang berlaku. Dalam pelaksanaan tugasnya, LAPAN dikoordinasikan oleh
Kementerian Riset dan Teknologi.
Dalam melaksanakan tugasnya, LAPAN menyelenggarakan fungsi :
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang
penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan
pemanfaatannya;
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas LAPAN;
3. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap
kegiatan instansi pemerintah di bidang kedirgantaraan dan
pemanfaatannya;
4. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di
bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan
tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum,
persandian, perlengkapan, dan rumah tangga.
Dalam menyelenggarakan fungsi di atas, LAPAN mempunyai
kewenangan:
1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung
pembangunan secara makro;
3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;
4. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku yaitu :
a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang
penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan
pemanfaatannya;
b. Penginderaan/pemotretan jarak jauh dan pemberian
rekomendasi perizinan satelit.
Berdasarkan kedudukan, tugas, fungsi dan kewenangan, maka
lingkup kegiatan yang dilaksanakan LAPAN adalah pada : (1) penelitian,
pengembangan dan pemanfaatan sains atmosfer, iklim dan antariksa, (2)
penelitian, pengembangan dan pemanfaatan penginderaan jauh, (3)
penelitian, pengembangan dan pemanfaatan teknologi dirgantara, dan (4)
kajian dan pengembangan kebijakan kedirgantaraan nasional.
Pemanfaatan Iptek kedirgantaraan merupakan salah satu mesin
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -12-
penggerak pembangunan ekonomi seperti pemanfaatan untuk
telekomunikasi, navigasi, pengembangan satelit pendidikan, tele medisin,
perencanaan tataguna lahan untuk pengembangan wilayah, perencanaan
pengembangan infrastruktur (jaringan jalan, jaringan telekomunikasi, dan
sebagainya), pengelolaan sumberdaya alam (hutan produksi, perkebunan,
perikanan, pertanian, pertambangan, sumberdaya air), pemantauan
lingkungan (cuaca, perubahan iklim dan sebagainya), dan untuk
mendukung pertahanan NKRI. Penguasaan Iptek kedirgantaraan sangat
penting bagi negara seperti Indonesia yang merupakan negara kepulauan
dengan aspek geografis yang spesifik yaitu wilayahnya luas, daratannya
tersebar, berada di jalur katulistiwa di antara dua benua dan dua samudera,
kaya dengan sumberdaya alam dan rentan terhadap bencana. Pengelolaan
wilayah negara dengan aspek geografis yang demikian sangat memerlukan
Iptek kedirgantaraan.
Iptek kedirgantaraan memberikan kemampuan dalam pengelolaan
sumberdaya alam, lingkungan, dan penanganan bencana melalui penyajian
informasi untuk peringatan dini, tanggap darurat dan rehabilitasi.
Penguasaan Iptek kedirgantaraan memungkinkan bagi Indonesia untuk
menjaga dan melindungi keutuhan NKRI. Keberhasilan LAPAN dalam
penguasaan Iptek kedirgantaraan (rancang bangun satelit mikro dan
operasional pengendalian serta penerimaan datanya, rancang bangun roket
balistik dan kendali sampai dengan ukuran 420 mm dan dilanjutkan
dengan 550 mm, pelayanan data/informasi penginderaan jauh untuk
pengelolaan sumber daya lahan, mitigasi bencana, dan mendukung
keperluan hankam, serta pengembangan model dan informasi sains
antariksa dan atmosfer) sangat membantu dan berkontribusi bagi
masyarakat Indonesia dalam kehidupannya.
Cita-cita LAPAN dalam upayanya berkontribusi bagi kemandirian
teknologi dan pemberdayaan Iptek di tengah-tengah masyarakat juga
banyak mengalami kendala. Kendala-kendala tersebut merupakan
strategic issued bagi LAPAN. Pemetaan kendala telah dilakukan,
diantaranya dapat disebutkan:
1. Fasilitas dan kapasitas peralatan penelitian dan laboratorium sangat
terbatas;
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -13-
2. Ketersediaan SDM yang memadai baik secara kuantitas maupun
kualitas masih kurang dibandingkan dengan program yang harus
dijalankan. Hal ini semakin sulit dengan adanya kebijakan nasional
dalam pembatasan rekruitmen PNS;
3. Anggaran LAPAN dalam 5 tahun terakhir sangat terbatas sehingga
belum memungkinkan pengembangan dan investasi peralatan secara
memadai untuk mendukung penguasaan Iptek kedirgantaraan.
4. Missile Technology Control Regime (MTCR) yang menghalangi
proses kerjasama Indonesia (LAPAN) dengan negara-negara yang
telah mempunyai kemampuan di bidang teknologi roket dalam rangka
alih teknologi dan pengembangan kemampuan roket LAPAN/
nasional.
Rencana Strategis ini disusun dengan mempertimbangkan Rancangan
Peraturan Presiden yang baru, yang mengantisipasi perkembangan
organisasi modern serta tantangan sains dan teknologi antariksa.
1.1.2 Capaian LAPAN 2015
Sebagai Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang
bertugas di bidang penelitian dan pengembangan kedirgantaraan dan
pemanfaatannya, LAPAN telah menghasilkan berbagai kemajuan
penguasaan di bidang teknologi penerbangan dan antariksa pada tahun
2015. Pencapaian tersebut telah banyak dimanfaatkan oleh pengguna di
berbagai sektor pembangunan. Berbagai capaian tersebut diantaranya:
litbang yang dihasilkan di bidang sains antariksa dan sains atmosfer,
rancang bangun teknologi satelit, pengembangan teknologi roket sonda,
pengembangan teknologi penerbangan, serta litbang di bidang
penginderaan jauh dan kajian kebijakan.
Pencapaian tersebut merupakan acuan bagi LAPAN untuk terus
berbenah dalam orientasi bersama untuk mewujudkan pusat unggulan di
setiap kompeterisi LAPAN pada periode pembangunan berikutnya.
Adapun capaian pada tahun 2015 yang telah dihasilkan sebagai berikut:
a. Di bidang pengembangan kompetensi sains antariksa, telah
dilakukan pengembangan Decision Support System (DSS) berupa
Space Weather Information and Forecast Services (SWIFtS). DSS
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -14-
SWIFTS, merupakan sistem yang mampu melakukan prakiraan
kondisi cuaca antariksa agar dapat dimanfaatkan terkait timbulnya
potensi gangguan akibat cuaca antariksa pada komunikasi radio HF,
navigasi dan satelit. Produk ini membuktikan bahwa fenomena cuaca
antariksa dapat diprakirakan dengan menganalisis data-data
pengamatan real time, baik data lokal maupun global untuk
kemudian ditarik suatu kesimpulan. Sampai saat ini telah dilakukan
informasi harian dan prediksinya untuk kondisi matahari, medan
magnet bumi, dan kondisi lapisan ionosfer. Informasi ini
disampaikan melalui website http://swifts.sains.lapan.go.id/. Sistem
ini direncanakan menjadi informasi unggulan di wilayah regional
Asia Tenggara, karena sampai saat ini hanya LAPAN yang dapat
melakukannya. Selanjutnya ditargetkan sistem ini akan segera
bergabuing dengan ISES (International Space Environment Services.
Sedangkan pada bidang pengembangan kompetensi sains
atmosfer, telah dilakukan pengembangan Decision Support System
(DSS) berupa Satellite Early Warning System (Sadewa) merupakan
sebuah sistem informasi peringatan dini bencana yang dikembangkan
berbasis teknologi satelit dan juga dilengkapi sensor-sensor terestrial.
Sistem peringatan dini bencana dapat mengurangi resiko bencana
dengan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.
Sadewa memonitor kejadian hujan ekstrim yang berpotensi
menimbulkan bencana banjir dan longsor di seluruh wilayah
Indonesia dengan resolusi 5 km2 mendekati real time dan
mengirimkan informasi peringatan dini melalui website, e-mail dan
pesan singkat (SMS) kepada pihak-pihak yang terkait dengan
penanggulangan bencana. Pada tahun 2015 sistem peringatan dini
bencana LAPAN telah sampai pada versi pengembangan ke 3
(Sadewa 3.0) yang dapat diakses melalui jaringan
http://sadewa.sains.lapan.go.id.
Dalam mengembangkan minat masyarakat terhadap iptek
penerbangan dan antariksa, LAPAN telah membangun sarana
edukasi publik berupa planetarium berpindah (mobile planetarium).
Kemenristekdikti memberikan pembinaan pada PSTA untuk menjadi
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -15-
Pusat Unggulan IPTEK 2016-2018.
b. Dalam pengembangan kompetensi Teknologi Penerbangan dan
Antarikaa, LAPAN telah menghasilkan teknologi roket yang banyak
dimanfaatkan pengguna, salah satunya dalam hal penggunaan khusus
yaitu tipe roket RX 1210 dan RX 1220. Dalam pengembangan
Program Roket Pengorbit Satelit (RPS), LAPAN melaksanakan
kegiatan penelitian dan pengembangan pada tipe roket RX 320, RX
450, dan RX 550. Pada tanggal 13 Mei 2015, LAPAN telah berhasil
meluncurkan roket RX-450. Peluncuran berlangsung di Balai
Produksi dan Pengujian Roket Pameungpeuk, Jawa Barat. RX 450
merupakan roket sonda yang mempunyai diameter 450 mm yang
dapat digunakan untuk mengukur parameter atmosfer. Sedangkan
RX 550, yang menjadi komponen utama RPS, masih sedang dalam
proses persiapan uji statik. Pengembangan roket RX 550 (integrasi
dan uji statik) dilakukan dengan dukungan kerjasama pengembangan
nosel dengan pihak YuZhnOye Ukraina.
Pengembangan kapasitas produksi bahan baku propelan untuk
membangun kemandirian bahan baku roket. LAPAN telah berhasil
memproduksi Amonium Perkhlorat (AP) dan Hydroxy Terminated
Polybutadiene (HTPB) untuk membangun kemandirian dan
mengurangi ketergantungan bahan baku dan negara lain yang sulit
diperoieh dan dibatasi oleh kebijakan internasional Missile
Technology Control Regime (MTCR). Keberhasilan produksi AP
dan HTPB secara mandiri diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dalam negeri. Peralatan Propellant Production Line bisa
dimanfaatkan untuk memproduksi motor roket / propelan kelas RX
1220 dengan kapasitas maks 500 unit per tahun. Produksi AP secara
mandiri juga memberikan kemampuan untuk menghasilkan produk
lain yaitu Kalium Perkhlorat (KP) sebagai bahan untuk penyemaian
bibit hujan atau modifikasj cuaca.
Selain itu, di bidang teknologi satelit LAPAN berupaya untuk
membangun kemampuan penelitian dan perekayasaan teknologi
satelit di dalam negeri baik satelit komunikasi, navigasi dan
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -16-
penginderaan jauh. LAPAN berhasil membuat satelit eksperimen
LAPAN-Tubsat yang diluncurkan pada 2007 dengan menggunakan
roket peluncur satelit milik India. LAPAN juga telah menyelesaikan
satelit kedua yang bernama LAPAN-A2/Orari dengan misi
surveillance, monitoring lalu lintas kapal dan komunikasi amafir.
Pelepasan Satelit LAPAN A2 dilakukan oleh Presiden RI pada
tanggal 3 September 2015 dan telah berhasil diluncurkan pada pukul
11.30 WIB tanggal 28 September 2015, di Sriharikota, India.
LAPAN-A2 berbobot 76 kg dilepaskan pada ketinggian 650,16 km
setelah 23 menit 3 detik. Saat ini, LAPAN juga sedang
mengembangkan satelit eksperimen berikutnya yakni LAPAN-A3,
yang memiliki misi penginderaan jauh untuk ketahanan pangan. Pada
tahun 2015 satelit LAPAN-A3 telah sampai pada tahap AIT dengan
melengkapi fasilitas uji vibrasi dan EMC, fitting test, dan
penyelesaian AIT dan uji vibrasi dummy load. LAPAN optimis di
masa depan Indonesia akan mampu satelit yang dikembangkan masih
berupa satelit membangun sendiri satelit operasional dengan berat
eksperimen dengan berat di bawah 100 kilogram, namun lebih dan
1000 kg. Capaian dalam bidang litbangyasa satelit lainnya berupa
keberhasilan seluruh uji fungsional dan misi satelit pada IOT
LAPAN-A2, keberhasilan uji algoritma “nadir point” pada attitude
control satelit, terselesaikannya 3 prototipe sub sistem satelit, dan
tahap akhir pengembangan SW koreksi sistematik imager LAPAN-
A3, modul TT&C dan modul akuisisi data misi LAPAN-A3, dan
menghasilkan 5 KTI internasinal terindeks dan 8 KTI Nasional, serta
1 usulan HKI.
Di bidang teknologi penerbangan, LAPAN telah melakukan
Pengoperasian pesawat tanpa awak/ Unmanned Aerial Vehicle
(UAV) atau disebut juga LAPAN Surveillance UAV (LSU) dalam
kelas medium altitude dan long endurance dengan misi airborne
remote sensing. LAPAN berkomitmen dan telah menjalin kerja sama
dengan berbagai pihak, seperti Universitas Gadjah Mada (UGM),
PSBA, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Yogyakarta
(BNPBD Yogyakarta), TNI, Poiri, Kementan, Badan Informasi
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -17-
Geospasial (BIG) dan lebih dari 10 instansi untuk memanfaatkan
LSU sebagai alat bantu surveillance, monitoring maupun bantuan
pemetaan resolusi tinggi, baik sebagai data utama maupun data
dukungan. Pengoperasian pesawat tanpa awak/Unmanned Aerial
Vehicle (UAV) atau disebut juga LAPAN Surveillance UAV (LSU)
dalam kelas medium altitude dan long endurance dengan misi
airborne remote sensing. Pesawat LSU-01 berhasil diuji coba dengan
terbang secara terprogram dengan lama terbang 50 menit, kecepatan
60 km/jam dan muatan 0.5 kg. Pesawat LSU-02 telah di uji terbang
secara terprogram dengan lama terbang 3.8 jam dengan kecepatan
150 km/jam serta mampu membawa muatan maksimum 3 kg.
Pesawat ini telah berhasil terbang selama 2 jam 45 menit menempuh
jarak total sekitar 200 km dari Pameungpeuk-Bandara Nusawiru
Pangandaran-Pameungpeuk dan telah dicatatkan sebagai Rekor
MURI. Pesawat LSU-03 dapat terbang secara terprogram dengan
lama terbang 5 jam, kecepatan 150km/jam serta mampu membawa
muatan maksimum 10 Kg. Pada tanggal 29 Nopember 2015 Pesawat
LSU-03 berhasil menempuh jarak sejauh 340 Km, terbang pergi-
pulang dari lapangan udara Pameungpeuk, Pangandaran,
Nusakambangan, Cilacap dengan ketinggian 600 meter selama 3.5
jam dan meraih penghargaan rekor MURI untuk kategori Pesawat
Tanpa Awak (UAV) terbang menempuh jarak terjauh. Pesawat LSU-
05 merupakan pesawat yang mampu terbang selama 6-7 jam dengan
kecepatan mencapai 150 km/jam, konsumsi bahan bakar 1.4 liter/jam
dan mampu membawa muatan 30 kg. Tahun 2015 Pusat Teknologi
penerbangan telah melakukan pertemuan “Mission Validation”
bersama kementrian KKP terkait misi Maritime Surveillance System
(MSS). LAPAN menerima penghargaan “Karya Unggulan Anak
Bangsa” dari Kemenristekdikti aatas konsep MSS dan bersama PT.
DI atas produk N-219. Juga telah dilakukan optimasi design LSU-03
dan LSU-02 sebagai elemen MSS, optimasi tersebut menghasilkan
LSU-03-NG dan LSU-02-NG. Telah dilakukan pula penyiapan
Mobile ground segment MSS yang menghasilkan dampak positif
seperti pendaftaran patent design industri LSU-03-NG, hilirisasi
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -18-
LSU-03 ke PT. M3 untuk diproduksi bagi keperluan AD, dan
menciptakan struktur baru full carbon untuk serial LSU.
Pada tanggal 10 Desember 2015 di hanggar PT Dirgantara
Indonesia (PT. DI) pesawat nasional N-219 tampil perdana di
hadapan publik. Pesawat N219 sepenuhnya murni dikembangkan
oleh putra putri Indonesia dan tidak melibatkan seorangpun
konsultan asing. Teknik rancang bangun yang modern,
computerized, dirancang dan digambar secara digital sehingga
akurasinya terjaga. N219 menjadi tonggak sejarah. Program pesawat
transport nasional N219 yang secara resmi dimulai pada 2014
disesuaikan dengan kondisi dan fasilitas bandar udara di daerah
terpencil di Indonesia dengan tetap memperhatikan aspek efisiensi
dan harga yang bersaing. Pesawat ini juga dapat dioperasikan pada
daerah dengan kondisi awan yang sulit maupun landasan tak beraspal
di wilayah pegunungan dan kepulauan. Pesawat ini mampu lepas
landas dan mendarat pada landasan yang pendek dengan stabilitas
tinggi dan dinilai tepat untuk bandara di daerah terpencil Indonesia
dengan lahan yang tidak luas.
c. Di bidang pengembangan kompetensi Penginderaan Jauh, telah
dilakukan pengembangan Bank Data Penginderaan Jauh Nasional
(BDPJN) dan Sistem Pemantauan Bumi Nasional (SPBN).
Implementasi lnstruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2012 tentang
”Penyediaan, Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan
Distribusi Data Satelit Penginderaan iauh Resolusi Tinggi”, LAPAN
telah melakukan kegiatan yang diantaranya pembangunan sarana dan
prasarana pendukung. Citra Satelit Resolusi Tinggi yang diakuisisi
adalah SPOT-6 dan SPOT-7. Terkait Instruksi Presiden tersebut,
LAPAN melaksanakan kegiatan sebagal berikut:
1) Menyediakan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi
dengan liserisi Pemerintah Indonesia;
2) Meningkatkan kapasitas dan operasi sistem akuisisi data satelit
penginderaan jauh resolusi tinggi;
3) Melaksanakan penyediaan data satelit penginderaan jauh
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -19-
resolusi tinggi sesual dengan ketentuan peraturan
perundangundangan;
4) Melakukan pengolahan atas data satelit penginderaan jauh
resolusi tinggi berupa koreksi radiometrik dan spektral;
5) Membuat metadata atas data satelit penginderaan jauh resolusi
tinggi sesual dengan Standar Nasional Indonesia;
6) Melakukan penyimpanan data satelit penginderaan jauh resolusi
tinggi; dan
7) Bersama Kepala Badan Informasi Geospasial melakukan
pengendalian kualitas terhadap data satelit penginderaan jauh
resolusi tinggi.
Kontinuitas litbang teknologi dan pemanfaatan penginderaan
jauh serta operasional dan pelayanannya dalam mendukung institusi
terkait dengan melakukan pengembangan kapasitas stasiun bumi dan
menerima (akuisisi) data satelit resolusi rendah, menengah dan tinggi
untuk seluruh Indonesia, yaitu: MTSAT, NOAA, Terra/Aqua, NPP,
Feng Yung, Metop, Landsat-7, LDCM, SPOT-5, SPOT-6 dan SPOT-
7 melalui stasiun bumi satelit penginderaan jauh Parepare, Pekayon
dan Rumpin. Peningkatan kualitas Litbangyasa teknologi dan data
penginderaan jauh pada tahun 2015 menghasilkan 13
prototipe/modul dan 23 publikasi nasional dan internasional, 1 sistem
quality control dan pengolahan data resolusi sangat tinggi dan 1
sistem otomatisasi penerimaan, pengolahan dan pendistribusian data
MODIS, S-NPP, Landsat 7/8 secara near real time. Dalam
peningkatan kualitas produk teknologi dan data penginderaan jauh
pada tahun 2015 menghasilkan cloud mosaic Landsat-7/8 yang
terupdate setiap 6 bulan, cloud free mosaic SPOT-6/7 yang terupdate
setiap tahun, 929.465.022 Km2 data CSRT dan sistem penyediaan
data Terra-Aqua dan S-NPP terdistribusi <1 jam untuk mendukung
quick respon bencana alam. Layanan teknologi dan data
penginderaan jauh telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008.
Akusisi data ini merupakan bagian dari Bank Data
Penginderaan Jauh Nasional (BDPJN) yang telah dioperasikan secara
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -20-
penuh pada tahun 2014 yang telah terintegrasi dengan Jaringan Data
Spasial Nasional (JDSN). BDPJN melayani penyediaan data satelit
secara nasional, dan telah didistribusikan kepada
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Pada tahun 2015,
BDPJN telah mendistribusikan data citra satelit sebanyak 25.582 data
kepada 50 K/L, 147 Pemda/Pemkot, 9 data TNI/Polri dan 19
Perguruan Tinggi.
BDPJN tidak hanya dapat digunakan untuk pengendalian
akibat dampak perubahan lingkungan (deforestasi dan emisi hutan),
tetapi juga bisa melihat distribusi potensi sumber daya alam
lndonesia. Indonesia secara resmi menjadi negara ke-9 dan negara
pertama di Asia Tenggara yang menjadi Regional Support Office,
United Nations-SPace based Information for Disaster Emergency and
Reduction (RSO UN-SPIDER). LAPAN menjadi pelaksana RSO
karena memiliki pengalaman dalam pemanfaatan teknologi
penginderaan jauh untuk berbagai bidang seperti mitigasi bencana,
pemodelan perubahan iklim, pemantauan lingkungan dan sumber
daya alam. RSO dibentuk sebagai amanat Resolusi Majelis Umum
PBB mengenal kerjasama UN-SPIDER dengan pusat-pusat keahlian
regional dan nasional dalam penggunaan teknologi antariksa guna
melakukan manaiemen mitigasi bencana.
LAPAN juga terlibat dalam project Indonesian National
Carbon Accounting System (INCAS) untuk pemetaan lahan hutan
seluruh Indonesia menggunakan data satelit penginderaan jauh
Landsat multi temporal. Pemetaan hutan telah dilakukan setiap tahun
untuk seluruh wilayah Indonesia selama periode 2000- 2009.
Informasi spasial hutan yang dihasilkan telah dimanfaatkan oleh
Kementerian Kehutanan, UKP4 dan berbagai institusi pemerintah
lainriya.Updatiflg akan terus dilakukan setiap tahun dengan
menggunakan data satelit Landsat Data Continuity Mission (LDCM).
Selain BDPJN, LAPAN juga mengembangkan Sistem
Pemantauan Bumi Nasional (SPBN) yang terdiri dari Sistem
Informasi dan Mitigasi Bencana Alam (SIMBA) dan Sistem
Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan (SISDAL). SIMBA
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -21-
merupakan Iayanan informasi peringatan dini dan tanggap darurat
bencana berbasis data penginderaan jauh, dimanfaatkan untuk
pengambilan keputusan terkait kondisi sebelum, pada saat, dan
terjadinya bencana. Sedangkan SISDAL merupakan layanan
informasi mengenal sumberdaya alam dan lingkungan wilayah darat,
pesisir dan laut berbasis data satelit penginderaan jauh untuk
pengelolaan sumber daya alam dan Iingkungan yang lestari.
Jenis informasi yang disajikan dalam SIMBA di antaranya:
kondisi liputan awan dan curah hujan dan data satelit, sistem
peringkat bahaya kebakaran, pemantauan kondisi titik panas hotspot,
kabut asap kebakaran, dan informasi bekas lahan terbakar, informasi
potensi banjir di wilayah genangan banjir, informasi potensi
banjir/kekeringan di wilayah pertanaman padi, dan informasi letusan
gunung berapi. Jenis informasi dalam SISDAL meliputi tutupan
lahan hutan seluruh Indonesia, pemantauan fase pertumbuhan padi,
pemantauan ekosistem danau, informasi pulau kecil terluar, Zona
Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI), sebaran mangrove, dan sebaran
terumbu karang. Periode waktu informasi di dalam sistem yang
diberikan diperbaharul secara periodik harlan, 8-harian, atau bulanan.
Data utama yang digunakan adalah data satelit resolusi rendah,
menengah dan tinggi, diantaranya: data satelit Terra/Aqua MODIS,
NOAA AVHRR, MTSAT-1R, QMorph, dan TRMM, TM/ETM+/8
dan SPOT-6/SPOT-7.
Capaian dalam pengembangan Sistem Pemantauan Bumi
Nasional pada tahun 2015 adalah 14 jenis informasi SISDAL dan
SIMBA, 4 sistem SPBN Provinsi, 2 sistem otomatisasi (ZPPI dan
Daerah bekas terbakar), 73 pengguna SPBN, dan komersialisasi
informasi ZPPI oleh PT. CSM. Capaian kualitas Litbang
pemanfaatan penginderaan jauh meliputi 5 makalah publikasi ilmiah
internasional terakreditasi, 20 makalah publikasi ilmiah nasional
terakreditasi, 44 makalah dalam buku, 59 makalah dalam prosiding
nasional dan 24 makalah dalam prosiding internasional. Capaian
kualitas pedoman dan informasi penginderaan jauh meliputi 10 draf
pedoman pemanfaatan penginderaan jauh, 17 pengembangan metode
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -22-
untuk peningkatan kualitas pedoman dan informasi.
d. Undang-Undang (UU) RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang
Keantariksaan menjadi landasan hukum bagi penyelenggaraan
keantariksaan di Indonesia. UU Kenatariksaan ini bertujuan
mewujudkan kemandirian dan meningkatkan daya saing bangsa dan
Negara dalam penyelenggaraan keantariksaan untuk kesejahteraan
dan produktivitas bangsa. UU ini akan menjadi pedoman bagi
pelaksanaan kerjasama keantariksaan untuk perlindungan terhadap
kepentingan Indonesia. Pada tahun 2015 telah disahkan satu
peraturan pelaksanaan dari UU tersebut, yaitu Perpres Nomor 49
Tahun 2015 tentang Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
Saat ini Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang
Penginderaan Jauh, dan RPP Penyelenggaraan Keantariksaan telah
dilakukan harmonisasi. LAPAN juga telah menyusun RPerpres
tentang Rencana Induk Penyelenggaraan Keantariksaaan sebagai
pedoman nasional dan saat ini proses tersebut memasuki tahap
harmonisasi dan akan segera ditetapkan melalui Keputusan Presiden.
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan
LAPAN. BPK melakukan pemeriksaan dengan berdasarkan pada standar
pemeriksaan keuangan negara yang meliputi pengujian bukti-bukti yang
mendukung pengungkapan dalam laporan keuangan. Pemeriksaan tersebut
meliputi penilaian atas penerapan prinsip-prinsip akuntansi yang
digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat. Penilaian atas kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan, penilaian atas keandalan sistem
pengendalian internal yang berdampak material terhadap laporan
keuangan, serta penilaian terhadap pengujian laporan keuangan secara
keseluruhan. Berturut-turut opini yang diberikan terhadap laporan
keuangan LAPAN sebagai berikut :
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -23-
Tabel 1 Opini BPK atas Laporan Keuangan LAPAN
Tahun 2009-2014
TAHUN JENIS PEMERIKSAAN OPINI BPK
2010 LK 2009 WTP
2011 LK 2010 WTP
2012 LK 2011 WTP
2013 LK 2012 WDP
2014 LK 2013 WDP
2015 LK 2014 WDP
1.1.3 Aspirasi Masyarakat terhadap LAPAN
Pengembangan produk litbang dan layanan publik LAPAN tidak
terlepas dari berbagai aspirasi dari 4 stakeholder LAPAN yang meliputi
instansi pemerintah, masyarakat pengguna, masyarakat ilmiah, dan
masyarakat umum. Sampai dengan saat ini kebutuhan stakeholder yang
teridentifikasi di antaranya :
1. LAPAN (Pusat Sains Antariksa) sebagai satu-satunya instansi yang
melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang cuaca
antariksa diharapkan dapat menjadi pusat rujukan dalam bidang
cuaca antariksa.
2. Dengan makin banyaknya penggunaan teknologi yang berbasis
antariksa, maka hasil litbang cuaca antariksa makin banyak
diperlukan, antara lain oleh TNI POLRI, pemerintah daerah
pengguna komunikasi radio HF, dan penyedia jasa layanan
komunikasi dengan satelit.
3. Meningkatnya minat masyarakat dalam bidang keantariksaan
menjadikan LAPAN (Pusat Sains Antariksa) sebagai sumber
informasi untuk mejelaskan fenomena antariksa yang menjadi
perhatian masyarakat.
4. Dengan meningkatnya minat komunitas internasional terhadap
fenomena atmosfer ekuator dan kopling atmosfer antariksa di
lintang rendah, maka hasil litbang teknologi atmosfer makin banyak
diperlukan untuk mitigasi bencana alam terkait perubahan iklim.
5. Data satelit penginderaan jauh saat ini telah dimanfaatkan oleh
Kementerian/Lembaga, Pemda, TNI dan Polri dalam pelaksanaan
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -24-
dan perencanaan pembangunan di berbagai sektor. Data
penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi dimanfaatkan
untuk pemetaan dasar, pemantauan dan inventarisasi sektor
kehutanan, pemantauan dan inventarisasi sektor pertanian, mitigasi
bencana, dan lain-lain. Kebutuhan data satelit penginderaan jauh
yang sangat besar untuk berbagai keperluan ini, memberikan
peluang LAPAN untuk semakin berkiprah dalam pembangunan
nasional.
6. Terkait dengan isu perubahan iklim, LAPAN sebagai satu-satunya
institusi yang mampu menyediakan data satelit secara konsisten dan
kontinyu, memiliki peluang untuk membangun kerjasama nasional
dan internasional yang saling menguntungkan dalam pengembangan
kompentensi SDM dan infrastruktur.
7. Banyaknya permintaan informasi sektor berbasis data penginderaan
jauh dan juga permintaan stakeholder agar metode yang dibangun
lebih akurat. Adanya tawaran kerjasama pengembangan metodologi
dari instansi lain baik dalam maupun luar negeri. Kegiatan
kerjasama dengan instansi litbang baik dalam maupun luar negeri
akan meningkatkan kualitas metode yang akan dibangun.
8. Meningkatnya kebutuhan data dan informasi penginderaan jauh
nasional, yang didukung dengan semakin banyaknya data
penginderaan jauh resolusi tinggi yang tersedia, sehingga
mendorong LAPAN meningkatkan layanannya.
9. LAPAN diharapkan berkontribusi dalam pengembangan roket untuk
berbagai aplikasi layanan.
10. Banyaknya tawaran kerjasama pengembangan teknologi satelit,
yang juga didukung dengan semakin banyaknya pengguna teknologi
satelit untuk membuat satelit nasional secara mandiri.
11. Meningkatnya permintaan pemanfaatan pesawat tanpa awak untuk
berbagai keperluan.
12. Adanya permintaan sebagai partner strategis bagi industri
penerbangan.
13. Kemampuan Litbang LAPAN dalam teknologi penerbangan,
khususnya teknologi pesawat terbang.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -25-
14. Teknologi UAV/LSU sebagai wahana untuk surveillance, pemetaan
resolusi tinggi dan monitoring dalam sistem kebencanaan nasional,
lingkungan hidup dan perlindungan wilayah.
15. Meningkatnya kebutuhan akan hasil pengkajian kebijakan yang
berkualitas oleh pengambil kebijakan (policy driven research) yang
dapat menjawab isu-isu strategis terkini di bidang penerbangan dan
antariksa.
Aspirasi masyarakat terhadap LAPAN dapat terlihat pada data
kerjasama formal antara LAPAN dengan berbagai pihak (Pemerintah
Pusat, Pemda, Perguruan Tinggi, dan Swasta/BUMN) dalam hal
penyediaan data, informasi, dan pemanfaatan teknologi penerbangan dan
antariksa.
Aspirasi-aspirasi tersebut membuktikan bahwa diperlukan
teknologi di bidang penerbangan dan antariksa untuk mendukung
pengembangan wilayah/tata ruang, pemantauan sumber daya alam dan
lingkungan, mitigasi bencana, dan transportasi dalam rangka
pembangunan nasional. Produk litbang dan layanan publik LAPAN
semakin penting dan dibutuhkan bagi kepentingan masyarakat. Hal ini
mendorong LAPAN untuk terus mengembangkan produk litbang dan
meningkatkan layanan kepada masyararakat.
1.1.4 Layanan Publik
1. Badan Layanan Umum
Pelayanan publik yang dilakukan oleh LAPAN dapat
terlihat pada pelayanan produk litbang yang diberikan kepada
berbagai pihak (Pemerintah Pusat, Pemda, Perguruan Tinggi, dan
Swasta/BUMN) dalam hal penyediaan data, informasi, dan
pemanfaatan teknologi penerbangan dan antariksa. Dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan publik di LAPAN,
Pusfatekgan/BLU LAPAN telah menerapkan sistem manajemen
Mutu ISO 9001:2008 dengan sertifikasi pada tahun 2014, sehingga
sistem manajemen pelayanan berstandar internasional. Hal ini
menunjukan komitmen LAPAN dalam melaksanakan proses
reformasi birokrasi, terutama pada area pelayanan publik sesuai
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -26-
amanat UU Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
2. Layanan Informasi
Secara umum produk litbang dan layanan publik LAPAN
dapat dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu: a) Informasi cuaca
antariksa dan kondisi atmosfer, b) Data dan informasi berbasis
penginderaan jauh satelit, c) Penguasaan teknologi roket, satelit, dan
penerbangan (pesawat tanpa awak dan pesawat transport), d)
Kebijakan terkait pemanfaatan teknologi penerbangan dan antariksa.
Sampai dengan akhir tahun 2014, LAPAN telah memiliki
Standar Pelayanan Publik (SPP) sebanyak 84 SPP, yang telah
disahkan melalui Keputusan Kepala LAPAN Nomor 225 Tahun
2013 tentang Standar Pelayanan di LAPAN sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Kepala LAPAN
Nomor 242 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan
Kepala LAPAN Nomor 225 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan
di LAPAN dan Keputusan Kepala LAPAN Nomor 220 Tahun 2014
tentang Tim Penyusunan Standar Pelayanan. Melalui evaluasi
pelayanan publik kelembagaan yang dilakukan oleh Kementerian
PAN & RB dan Ombudsman RI pada tanggal 5 Juli 2013, LAPAN
mendapatkan peringkat ke-8 yang didukung oleh 3 (tiga) unit
pelayanan publik, yaitu Biro Kerjasama dan Hubungan Masyarakat
(Biro KSH), Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara
(Pusfatekgan), dan Balai Penginderaan Jauh Parepare (BPJ
Parepare).
Dalam rangka keterbukaan informasi publik dan apresiasi
atas kemudahan akses pengguna terhadap hasil litbang LAPAN,
pada tahun 2013 LAPAN bersama Kementerian Keuangan terpilih
sebagai champion Layanan Informasi Publik versi Unit Kerja
Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan
(UKP4) karena memiliki lebih banyak jumlah informasi layanan
publik yang telah dimasukkan ke dalam portal http://satulayanan.net
dan dikelola dengan lebih baik dibandingkan Kementerian dan
Lembaga lainnya.
Pada 2014, nilai Pemeringkatan E-Goverment Indonesia
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -27-
(PeGI) LAPAN berada di posisi 11 dari 24 LPNK yang
berpartisipasi, dengan predikat "baik" untuk semua dimensi
penilaian (kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, aplikasi, dan
perencanaan). Sementara itu, untuk Webometrics berada pada posisi
666 dari 70 ribu lembaga litbang di seluruh dunia. Untuk posisi
lembaga litbang di Indonesia peringkat Webometrics, LAPAN
menduduki peringkat 40 pada Januari 2014, kemudian naik menjadi
peringkat 4 pada bulan Juli tahun 2014, dan pada Januari 2015
peringkat LAPAN naik satu tingkat menjadi peringkat 3.
1.1.5 Regulasi Kewenangan LAPAN
Landasan hukum LAPAN berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013, dan Keputusan Presiden Nomor
110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga
Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013. Dalam
menjalankan tugas dan fungsinya, LAPAN didukung berbagai peraturan
perundang-undangan sebagai landasan dalam melaksanakan kegiatan,
terutama Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang
Keantariksaan (LAPAN merupakan Lembaga utama penyelenggara
kegiatan keantariksaan di Indonesia). Peraturan perundang-undangan
lainnya yang juga mendasari/mendukung tugas fungsi LAPAN yaitu:
1. Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian Pengembangan, dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi ( Sisnas-Iptek);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih
Teknologi Kekayaan Intelektual serta Penelitian dan
Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian
dan Pengembangan;
3. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan
Industri Nasional (LAPAN mempunyai keterkaitan untuk
bekerjasama dengan industri yang sejenis litbang LAPAN bahwa
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -28-
pengembangan industri nasional yang bertujuan untuk
meningkatkan daya saing industri, dan yang memiliki struktur
yang sehat dan berkeadilan, berkelanjutan, serta mampu
memperkokoh ketahanan nasional memerlukan sebuah kebijakan
industri nasional yang jelas).
4. Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
(LAPAN mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan armada angkutan udara nasional yang tangguh serta
didukung industri pesawat udara yang andal sehingga mampu
memenuhi kebutuhan angkutan, baik di dalam negeri maupun dari
dan ke luar negeri).
5. Peratuan Kepala LAPAN Nomor 02 Tahun 2011 tentang
Organisasi dan Tata Kerja LAPAN sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Kepala LAPAN Nomor 05 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Kepala LAPAN Nomor 02 Tahun 2011
tentang Organisasi dan Tata Kerja LAPAN. Organisasi baru akan
merujuk pada Perpres organisasi sebagai amanat dari Undang-
Undang RI Nomor 21 tahun 2013 tentang Keantariksaan.
6. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2012 tentang Penyediaan,
Penggunaan, Pengendalian Kualitas, Pengolahan dan Distribusi
Data Satelit Penginderaan Jauh Resolusi Tinggi; (LAPAN
menyediakan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi untuk
keperluan survei dan pemetaan berdasarkan hasil pengolahan atas
data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi berupa koreksi
radiometrik dan spektral)
Saat ini sedang disiapkan Rancangan Peraturan Presiden tentang
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, seperti diamanatkan
Undang-undang Keantariksaan.
1.2 Potensi dan Permasalahan
1.2.1 Kekuatan
1. LAPAN merupakan satu-satunya instansi yang melaksanakan
penelitian dan pengembangan di bidang cuaca antariksa.
2. Dengan makin banyaknya penggunaan teknologi yang berbasis
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -29-
antariksa, maka hasil litbang dalam cuaca antariksa makin banyak
diperlukan, antara lain oleh TNI POLRI, pemerintah daerah
pengguna komunikasi radio HF, dan penyedia jasa layanan
komunikasi dengan satelit.
3. Memiliki kemampuan di dalam melakukan pengkajian kebijakan
dan peraturan perundang-undangan di bidang penerbangan dan
antariksa.
4. Satu-satunya instansi di lingkungan Ristek yang menjalankan
litbang khusus dalam teknologi penerbangan, khususnya dalam
pengembangan teknologi pesawat terbang.
5. Mempunyai landasan hukum yang kuat meliputi UU RI Nomor 21
tahun 2013, UU RI Nomor 1 Tahun 2009 dan Perpres Nomor 28
Tahun 2008.
6. Pengalaman diseminasi yang cukup banyak dalam hal teknologi
UAV/LSU sebagai wahana untuk surveillance, pemetaan resolusi
tinggi dan monitoring dalam sistem kebencanaan nasional,
lingkungan hidup dan perlindungan wilayah;
7. Memiliki pengalaman unik sebagai pemegang rekor MURI untuk
pesawat tanpa awak dengan ketahanan terbang 200 km.
8. Mempunyai jaringan kerjasama dengan industri dirgantara PT DI,
Lembaga Riset Aeronautika Internasional (NLR), TU Berlin dan
Instansi lain terkait dunia penerbangan.
9. Mempunyai fasilitas penelitian yang cukup ideal sebagai lembaga
aeronautika di wilayah Rumpin dengan lahan yang luas dan
terdapat fasilitas runway pesawat terbang.
10. Satu-satunya instansi yang melakukan litbang di bidang teknologi
roket di Indonesia.
11. Memiliki kemampuan dalam membuat rancang bangun roket
padat berdiameter hingga 450 mm.
12. Memiliki kemampuan membangun satelit eksperimen secara
mandiri (kelas mikro).
13. LAPAN sebagai pengelola BDPJN sudah mampu menyediakan
data penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi bagi semua
Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, TNI/POLRI dengan
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -30-
lisensi pemerintah. Sistem BDPJN ini didukung oleh pengalaman
panjang dalam pengoperasian sistem stasiun bumi satelit
penginderaan jauh Pekayon-Parepare-Rumpin sejak tahun 1993
sampai saat ini, yang menjamin kontinuitas dan ketersediaan data
satelit penginderaan jauh. Sampai tahun 2014 sistem BDPJN ini
didukung oleh:
a. Infrastruktur stasiun bumi multi misi yang mampu mencakup
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), sehingga dapat memenuhi semua kebutuhan data
satelit penginderaan jauh untuk Kementerian/ Lembaga,
TNI/POLRI, dan Pemerintah Daerah.
b. Sistem pengolahan data, yang mampu menghasilkan data
resolusi rendah harian secara near real time, resolusi
menengah dan tinggi yang termosaik dan bebas awan setiap
tahunnya. Sistem pengolahan didukung oleh sistem komputasi
kecepatan tinggi (HPC) dengan pengolahan secara pararel
(pararel processing) berbasis opensource.
c. Sistem pengelolaan, penyimpanan dan distribusi data, yang
mampu menyimpan data resolusi rendah, menengah dan
tinggi hasil akuisisi tahun 1990-sekarang, dengan
penambahan kapasitas penyimpanan 500 TB/tahun, dan telah
beroperasi tanpa interupsi 24 jam perhari 7 hari seminggu.
Pada tahun 2010-2014 telah berhasil ditambahkan data
sebesar 55.206 data, dan telah didistribusikan untuk
Kementerian/Lembaga, TNI, Polri, Pemerintah Daerah, serta
Perguruan Tinggi/Swasta sebesar 30.221 data. Sistem
penyimpanan dan distribusi ini didukung oleh sistem jaringan
komunikasi data yang menghubungkan Stasiun Bumi
Penginderaan Jauh Parepare, Rumpin dan Pekayon dengan
sistem penyimpanan dan distribusi serta terhubung dengan
pengguna-pengguna strategis seperti Badan Informasi
Geospasial (BIG), Kementerian Pertanian dan Situation Room
Presiden/Kantor UKP4.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -31-
14. Data penginderaan jauh telah dimanfaatkan untuk mendukung
berbagai kepentingan sektor-sektor pembangunan nasional antara
lain untuk kehutanan, pertanian, kelautan dan perikanan,
pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana dan sebagainya.
Informasi tersebut telah disampaikan kepada berbagai
kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan mendapatkan
umpan balik yang sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa hasil-
hasil penelitian dan pengembangan pemanfaatan penginderaan
jauh telah berjalan dengan baik dan berdayaguna. Informasi yang
sudah dimanfaatkan masyarakat secara luas adalah Zona Potensi
Penangkapan Ikan, Fase Pertumbuhan Padi dan Tanggap Darurat
Bencana. Dukungan terhadap peningkatan pendapatan seperti
pajak, efisiensi penangkapan ikan, dan efisiensi dalam upaya
peningkatan produktivitas tanaman padi merupakan kontribusi
yang cukup besar oleh LAPAN terhadap sektor ekonomi.
Dibangunnya Sistem Pemantauan Bumi Nasional pada tahun 2013
merupakan jembatan yang sangat baik antara hasil penelitian dan
pengembangan dengan para stakeholder pemanfaatan
penginderaan jauh. Selain itu, banyaknya kerjasama nasional dan
internasional yang telah berjalan dalam upaya memanfaatkan data
penginderaan jauh merupakan suatu kekuatan penting bagi dalam
dalam meningkatkan kualitas hasil penelitian dan
pengembangannya. Aktifnya LAPAN dalam Masyarakat
Penginderaan Jauh Nasional, Forum APRSAF, Sentinel Asia,
Regional Support Office UN SPIDER, GEO-GLAM dan
organisasi lainnya merupakan suatu kekuatan LAPAN dalam
pemanfaatan penginderaan jauh. UU No. 21 tahun 2013
merupakan kekuatan bagi lembaga dalam pemanfaatan
penginderaan jauh dalam penetapan metode dan pedoman
pemanfaatan penginderaan jauh secara nasional.
15. Kepercayaan dari mitra nasional dan internasional terhadap
kompetensi LAPAN.
16. Tersedianya tenaga auditor yang berkompeten, bersertifikat, dan
memiliki pengalaman yang cukup memadai.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -32-
17. Ada standarisasi dan pedoman tentang pengawasan (SOP
Pengawasan).
18. Adanya sistem jenjang karir yang jelas.
1.2.2 Kelemahan
1. Jumlah SDM masih kurang dan penyebarannya tidak merata.
2. Komposisi pendidikan terakhir SDM LAPAN kurang lebih 40%
berpendidikan terakhir di bawah S1.
3. Perlengkapan fasilitas litbang masih kurang memadai
dibandingkan dengan lembaga keantariksaan Negara lain.
4. Produktivitas hasil litbang LAPAN belum memenuhi standar pusat
unggulan Ristek.
5. Pengelolaan Teknologi Informasi (TI) belum menerapkan Service
Level Agreement (SLA).
6. Belum tersedianya fasilitas untuk pendidikan dan pelatihan serta
bimbingan teknis dalam rangka pelayanan publik.
1.2.3 Peluang
1. Antariksa di atas Indonesia yang merupakan daerah anomali
menarik komunitas internasional untuk mengamati sehingga Para
peneliti berkesempatan untuk melakukan kerjasama agar dapat
ikut berkontribusi dalam kegiatan internasional.
2. Minat komunitas internasional dalam mempelajari fenomena
atmosfer ekuator dan kopling atmosfer-antariksa di lintang rendah
semakin meningkat sehingga peran LAPAN semakin penting.
3. Adanya isu perubahan iklim, sehingga LAPAN terpacu untuk
menyediakan data satelit terkait mitigasi perubahan iklim.
4. Meningkatnya kebutuhan akan hasil pengkajian kebijakan yang
berkualitas oleh pengambil kebijakan (policy driven research)
yang dapat menjawab isu-isu strategis terkini di bidang
penerbangan dan antariksa. (Desains-Pusat kajian kebijakan)
5. UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan Perpres
Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional,
menempatkan LAPAN sebagai litbang pengembangan pesawat
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -33-
terbang, menjustifikasi peran LAPAN dalam dunia industri
pesawat terbang. (Detekgan-Pustekbang)
6. Tersedianya industri untuk mendukung teknologi penerbangan
(contoh: PT. Dirgantara Indonesia) sehingga Pustekbang mudah
merealisasikan produk penerbangan dan berkesempatan menjadi
partner strategis bagi industri penerbangan nasional. (Detekgan-
Pustekbang)
7. Berkesempatan menjadi leader dan pemegang program pesawat
transport nasional N-219, ini menjadi awal yang baik untuk
menjadi leader berikutnya dalam pengembangan pesawat
transport nasional.
8. Meningkatnya permintaan pemanfaatan pesawat tanpa awak untuk
berbagai keperluan, baik untuk keperluan sipil, pemantauan,
pemetaan, kebencanaan maupun keperluan penggunaan khusus.
9. Kondisi geografis Indonesia sebagai Negara maritim dan
kecenderungan penerapan blue economy memerlukan teknologi
penerbangan dan antariksa untuk dimanfaatkan dalam pemantauan
sumber daya alam dan lingkungan.
10. Roket merupakan salah satu program nasional yang telah
ditetapkan oleh Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
11. Semakin banyaknya pengguna teknologi satelit untuk membuat
satelit secara mandiri untuk keperluan mereka sendiri.
12. Banyak tawaran kerjasama pengembangan teknologi satelit.
13. Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan
menempatkan LAPAN sebagai lembaga yang diberi kewenangan
untuk menyediakan dan mengelola, mengoperasikan dan
mengatur stasiun bumi, serta mengolah dan menentukan standar
pengolahan data penginderaan jauh. Undang-undang dapat
memberikan kewenangan kepada Lembaga sebagai
penyelenggaran utama kegiatan penginderaan jauh.
14. Data satelit penginderaan jauh saat ini telah dimanfaatkan oleh
Kementrian/Lembaga, Pemda, TNI dan Polri dalam pelaksanaan
dan perencanaan pembangunan di berbagai sektor. Data
penginderaan jauh multi sensor dan multi resolusi dimanfaatkan
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -34-
untuk: pemetaan dasar, pemantauan dan inventarisasi sektor
kehutanan, pemantauan dan inventarisasi sektor pertanian,
mitigasi bencana, dll. Kebutuhan data satelit penginderaan jauh
yang sangat besar untuk berbagai keperluan ini, memberikan
peluang untuk LAPAN untuk semakin berkiprah dalam
pembangunan nasional. Hal lain adalah adanya isu perubahan
iklim. LAPAN sebagai satu-satunya institusi yang mampu
menyediakan data satelit secara konsisten dan kontinyu, memiliki
peluang untuk membangun kerjasama nasional dan international
yang saling menguntungkan dalam pengembangan kompentensi
SDM dan infrastruktur.
15. Banyaknya permintaan informasi sektor berbasis data
penginderaan jauh dan juga permintaan stakeholder agar metode
yang dibangun lebih akurat. Peluang lain adalah adanya tawaran
kerjasama pengembangan metodologi dari instansi lain baik
dalam maupun luar negeri. Kegiatan kerjasama dengan instansi
litbang baik dalam maupun luar negeri akan meningkatkan
kualitas metode yang akan dibangun.
16. Trend kerjasama internasional antar lembaga keantariksaan di
lingkup Asia Pacific menjadi peluang untuk knowledge and
technology sharing yang terbuka luas.
17. Kebutuhan bahan kebijakan dan kajian akademis peraturan
perundang-undangan di bidang penerbangan dan antariksa yang
tepat waktu dan tepan guna untuk kepentingan nasional.
1.2.4 Tantangan
1. Adanya kebijakan internasional Missile Technology Control
Regime (MTCR) yang mengakibatkan pembatasan transfer
teknologi sensitif sehingga menyulitkan pengembangan teknologi
keantariksaan.
2. Kurangnya industri dalam negeri yang mendukung pembuatan
komponen untuk pengembangan teknologi penerbangan dan
antariksa.
3. Belum memiliki bandara riset (ilmiah) untuk melakukan uji
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -35-
terbang hasil litbang penerbangan dan antariksa.
4. Adanya pengembangan wilayah perumahan dan fasilitas publik di
sekitar fasilitas LAPAN yang mengganggu aktivitas uji Litbang.
5. Anggaran untuk Iptek masih rendah, sedangkan fokus RPJMN
tahap 3 mengarahkan perekonomian berbasis SDA dengan
mengutamakan Iptek.
6. Tersedianya regulasi untuk industri pesawat terbang yang
mengharuskan adanya sertifikasi desain dan manufaktur serta
sertifikasi SDM.
7. Belum adanya regulasi operasionalisasi untuk pesawat tanpa awak
dan roket sehingga LAPAN dituntut untuk mempersiapkan
regulasinya.
8. Kepres pengadaan barang dan jasa tidak cocok dengan sistem
pengadaan barang dan jasa untuk teknologi sensitive.
9. Keterbatasan lahan untuk pengujian roket.
10. Dengan peluang pemanfaatan data yang sangat besar, tantangan
utama dalam penyelenggaraan penginderaan jauh adalah
pemenuhan terhadap standard baik dalam metoda maupun
produknya. Pemenuhan terhadap standard ini yang akan menjamin
legalitas produk ketika akan dijadikan bahan untuk kebijakan
publik. Pemenuhan standard ini meliputi kecepatan penyampaian
data kepada pengguna, ketepatan data baik dalam sisi geometrik
maupun radiometrik. Tuntutan untuk melakukan standardisasi
kualitas produk dan sertifikasi harus dilaksanakan demi kepuasan
pengguna.
11. Tantangan lain berkaitan dengan ketergantungan pada teknologi
asing. Penyelenggaraan kegiatan penginderaan jauh nasional
masih bergantung pada satelit-satelit yang dibuat dan dioperasikan
oleh negara-negara maju.
12. Indeks pembangunan manusia Indonesia masih rendah sehingga
berpengaruh terhadap perkembangan litbang keantariksaan.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -36-
2.1 Visi
“Pusat Unggulan Penerbangan dan Antariksa Untuk
Mewujudkan Indonesia yang Maju dan Mandiri.”
Melalui Visi tersebut, LAPAN mampu menjadi organisasi
yang menyelenggerakan kegiatan penelitan dan pengembangan
serta penyelenggaraan keantariksaan di tingkat nasional yang
bertaraf internasional di bidang penerbangan dan antariksa dengan
standar hasil yang sangat tinggi serta relevan dengan kebutuhan
pengguna, untuk mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri.
2.2 Misi
Untuk mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka misi yang
diemban adalah:
1. Meningkatkan kualitas litbang penerbangan dan antariksa
bertaraf internasional.
2. Meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di
bidang penerbangan dan antariksa dalam memecahkan
permasalahan nasional.
3. Melaksanakan dan mengatur penyelenggaraan keantariksaan
untuk kepentingan nasional.
2.3 Tujuan
1. Terwujudnya layanan prima di bidang penerbangan dan
antariksa bagi masyarakat;
2. Terwujudnya sistem penyelenggaraan keantariksaan yang
aman dan selamat;
2.4 Sasaran Strategis
1. Meningkatnya penguasaan dan kemandirian Iptek
penerbangan dan antariksa.
2. Meningkatnya layanan Iptek penerbangan dan antariksa yang
prima.
3. Meningkatnya hasil karya ilmiah Iptek penerbangan dan
antariksa.
4. Terlaksananya penyelenggaraan keantariksaan yang sesuai
standard.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -37-
5. Terlaksananya pemanfaatan dan layanan publik Iptek
penerbangan dan antariksa
6. Meningkatnya kapasitas Iptek penerbangan dan antariksa.
7. Tersedianya rumusan kebijakan yang implementatif.
8. Tersedianya DSS lintas sektoral untuk mitigasi bencana alam
dan perubahan iklim.
9. Meningkatnya penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur
di lingkungan LAPAN.
10. Meningkatnya penataan tatalaksana di lingkungan LAPAN.
11. Meningkatnya penguatan akuntabilitas kinerja di lingkungan
LAPAN.
12. Meningkatnya kualitas pelayanan publik di lingkungan
LAPAN.
2.5 Sistem Nilai
1. Pembelajar
Mempunyai kemauan belajar dan kemampuan beradaptasi
dengan hal-hal yang baru.
2. Rasional
Apapun yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum dan ilmiah.
3. Konsisten
Pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan rencana
jangka pendek, menengah dan panjang yang sudah
ditetapkan.
4. Akuntabel
Anggaran dan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan mulai
dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
monitoring dan evaluasi.
5. Berorientasi kepada layanan publik
Berupaya memberikan layanan prima sesuai dengan
kebutuhan publik.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -38-
Implementasi
Akuntansi
Pemerintahan
Berbasis
Akrual Tahun
2015
A.2. IMPLEMENTASI AKUNTANSI PEMERINTAHAN
BERBASIS AKRUAL TAHUN 2015
LAPAN mulai Tahun Anggaran 2015 untuk pertama kali
mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan
laporan keuangannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam
implementasi pertama ini, perlakuan akuntansi atas penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Sesuai dengan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) No 4 tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi
dan Koreksi Kesalahan tanpa Penyajian Kembali Laporan Keuangan,
Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan tidak melakukan penyajian
kembali atas Laporan Keuangan Tahun 2014.
2. LAPAN menyandingkan Laporan Keuangan untuk periode yang
berakhir 31 Desember 2015 berbasis akrual dengan Laporan Keuangan
untuk periode yang berakhir 31 Desember 2014 berbasis kas menuju
akrual.
3. Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015
dan 2014 tersanding adalah bukan laporan keuangan komparatif.
Pembaca laporan keuangan diharapkan memahami bahwa
penyandingan tersebut bukan perbandingan, sehingga tidak dapat
digunakan sebagai dasar analisis Laporan Keuangan lintas tahun.
Basis
Akuntansi
A.3. BASIS AKUNTANSI
LAPAN menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian
Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis
kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis
akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.
Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui
pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -39-
Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
A.4. Dasar Pengukuran
Dasar
Pengukuran Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang
diterapkan Kantor Akuntansi Istimewa Papua dalam penyusunan dan
penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan
historis.
Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau
sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang
digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.
Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu
dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
A.5 Kebijakan Akuntansi
Kebijakan
Akuntansi
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacu
pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi
merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan,
dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi
yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan
yang ditetapkan oleh LAPAN. Disamping itu, dalam penyusunannya telah
diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan
pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam
penyusunan Laporan Keuangan LAPAN adalah sebagai berikut :
Pendapatan-
LRA
(1) Pendapatan - LRA
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum
Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -40-
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber
pendapatan.
Pendapatan-
LO (2) Pendapatan – LO
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan
dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk
sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO
pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai
berikut:
o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai
dilaksanakan
o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara
nilai dan periode waktu sewa.
o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat
keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja (3) Belanja
Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.
Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan
belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran
tersebut disahkan oteh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Beban (4) Beban
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi
aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -41-
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan
selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
Aset (5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancer, Aset Tetap dan Aset
Lainnya.
Aset Lancar a. Aset Lancar
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal.
Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan
menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga
disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam
bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.
Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:
o Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/ Ganti
Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan
Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah
dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap.
o Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat
peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung
dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan
kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur
dengan andal.
Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat
direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan
dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih.
Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang
ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang
dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -42-
sebagai berikut:
Kualitas Piutang
Uraian
Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo 0.5%
Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan
pelunasan 10%
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%
Macet 1.
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan
pelunasan 100%
2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan
Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo
12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai
Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA.
Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik
pada tanggal neraca dikalikan dengan:
harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan
pembelian;
harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi
sendiri;
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila
diperoleh dengan cara lainnya.
Aset Tetap b. Aset Tetap
Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau
harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum
kapitalisasi sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan
peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih
dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya
sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -43-
rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai
minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan
sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah,
jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi
perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional
pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus,
ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi
yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan
rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya
telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset
Lainnya.
Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya,
dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang
pengelolaan BMN/BMD.
c. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan
dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:
a. Tanah
b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen
sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang
yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk
dilakukan penghapusan
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap
dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya
nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -44-
metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat
disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama
Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang
Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik
Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.
Secara umum tabel masa manfaat tersebut :
Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap
Ke lo mp o k A s e t Te t ap M as a M anf aat
Peralatan dan Mesin 2 s .d 20 Tahun
Gedung dan Bangunan 10 s .d 50 Tahun
Jalan, Irigas i dan Jaringan 5 s .d 40 Tahun
Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 Tahun
Piutang Jangka
Panjang d. Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang
diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih
dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai
berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat
direalisasikan.
Aset Lainnya e. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap,
dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya
adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh
tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan
pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.
Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto
yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -45-
amortisasi.
Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan
metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB
dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar
nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.
Kewajiban (6) Kewajiban
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban
jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam
waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak
Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan
Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan
Utang Jangka Pendek Lainnya.
b. Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang
jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu
lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai
kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi
berlangsung.
Ekuitas (7) Ekuitas
Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban
dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan
dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman -46-
Implementasi
Akuntansi
Pemerintah
Berbasis
Akrual
Pertama Kali
(8) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali
Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi
berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan
pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan.
Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31 Desember 2014
yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas
sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan
penyajian akun-akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam
Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat
dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian
akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015 adalah merupakan
implementasi yang pertama.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 47 -
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI
ANGGARAN
Realisasi
Pendapatan
Rp294.232.871.785
B.1 Pendapatan
Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember
2015 adalah sebesar Rp294.232.871.785 atau mencapai 4927,04% dari
estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp5.971.800.000.
Keseluruhan pendapatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN) terdiri dari Penerimaan Negara Bukan Pajak. Rincian Estimasi
Pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut :
Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan per 31 Desember 2015
Anggaran Realisasi % Realisasi
Anggaran
Penerimaan Perpajakan - 0
Penerimaan Negara Bukan Pajak 5.971.800.000 294.232.871.785 4.927,04
Jumlah 5.971.800.000 294.232.871.785 4.927,04
Uraian 2015
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak pada 31 Desember 2015
mengalami kenaikan sebesar 2.672,46% dibandingkan 31 Desember
2014. Kenaikan terjadi karena realisasi yang signifikan pada Pendapatan
PNBP Lainnya. Kenaikan yang signifikan per 31 Desember 2015 pada
pendapatan PNBP lainnya berasal dari pendapatan denda keterlambatan
penyelesaian pekerjaan pemerintah, pendapatan anggaran lain-lain dan
pendapatan jasa pelayanan tenaga, pekerjaan, informasi, pelatihan dan
teknologi.
Realisasi yang signifikan yaitu pada pendapatan jasa pelayanan tenaga,
pekerjaan, informasi, pelatihan dan teknologi di Satker Pusfatekgan
sebesar Rp187.900.355.770, pendapatan denda keterlambatan
penyelesaian pekerjaan pemerintah sebesar Rp16.420.606.075 terdiri dari
Satker Pustekroket sebesar Rp103.622.346, Satker Pustekbang sebesar
Rp16.026.817.661, Satker Biro Umum sebesar Rp77.112.238, Satker
Pustekdata sebesar Rp85.942.542, Satker Parepare sebesar Rp79.547.750,
Satker Pussainsa sebesar Rp6.132.805 dan Satker PSTA sebesar
Rp41.430.733 dan realisasi pendapatan anggaran lain-lain sebesar
Rp843.337.150 terdiri dari Satker Pustekroket sebesar Rp470.288.720,
Satker Pustekbang sebesar Rp191.500.000, Satker Parepare sebesar
Rp179.928.326, Satker Biro Umum sebesar Rp1.250.000, Satker
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 48 -
Pustekdata sebesar Rp370.103 dan Satker Pusfatja sebesar Rp 1.
Perbandingan Realisasi Pendapatan 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
UraianREALISASI
31 DESEMBER 2015
REALISASI
31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN)
%
Pendapatan PNBP Lainnya 106.332.516.015 2.681.264.226 3.865,76
Pendapatan BLU 187.900.355.770 7.931.432.138 2.269,06
Jumlah 294.232.871.785 10.612.696.364 2.672,46
Rincian Perbandingan Realisasi Pendapatan 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
URAIAN 31 Desember 2015 31 Desember 2014NAIK
(TURUN)
1. Pendapatan dari
Pemindahtanganan BMN Lainnya67.378.075 363.430.000 (81,46)
2. Pendapatan dari
Penjualan Peralatan dan Mesin53.500.000 - 100,00
3. Pendapatan Sewa Tanah,
Gedung dan Bangunan8.452.455 9.172.068 (7,85)
4. Pendapatan dari
Pemindahtanganan BMN2.500.000 - 100,00
5. Pendapatan Jasa Lembaga
Keuangan (Jasa Giro)1.611.003 1.422.462 13,25
6. Pendapatan Hasil Denda dan
Sebagainya- 6.632.142 0,00
7. Pendapatan Denda
Keterlambatan Penyelesaian
Pekerjaan Pemerintah
16.420.606.075 1.960.443.198 737,60
8. Pendapatan Penyelesaian Tuntutan
Ganti Rugi Non Bendahara10.550.000 - 100,00
9. Penerimaan Kembali Belanja
Pegawai Pusat TAYL319.541.406 193.001.204 65,56
10. Penerimaan Kembali Belanja
Barang TAYL246.419.068 - 100,00
11.Penerimaan Kembali Belanja Modal
TAYL88.349.036.450 - 100,00
12.Penerimaan Kembali Belanja Lian-
Lain TAYL- 65.661.900 100,00
13.Penerimaan Kembali Persekot/Uang
Muka Gaji9.584.333 3.760.336 100,00
14. Pendapatan Anggaran Lain-lain 843.337.150 77.740.916 984,80
15. Pendapatan Jasa Pelayanan
Tenaga, Pekerjaan, Informasi,
Pelatihan dan Teknologi
187.900.355.770 7.931.432.138 2.269,06
Jumlah 294.232.871.785 10.612.696.364 2.672,46
Realisasi Belanja
Negara
Rp695.275.761.854
B.2. Belanja
Realisasi belanja LAPAN pada 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp695.275.761.854 atau sebesar 79,16% dari anggaran belanja sebesar
Rp878.339.699.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja 31 Desember
2015 adalah sebagai berikut :
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 49 -
Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja 31 Desember 2015
Anggaran Realisasi% Realisasi
Anggaran
Belanja Pegawai 144.185.826.000 128.150.188.241 88,88
Belanja Barang 425.001.136.000 271.056.029.725 63,78
Belanja Modal 309.152.737.000 296.926.842.948 96,05
Total Belanja Kotor 878.339.699.000 696.133.060.914 79,26
Pengembalian Belanja 857.299.060
Jumlah 878.339.699.000 695.275.761.854 79,16
Uraian
2015
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik
berikut ini:
Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program pada 31 Desember 2015
adalah sebagai berikut:
082.01.
Program Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Lapan
301.482.901.000 154.789.169.110 51,34
082.06
Program Pengembangan
Teknologi Penerbangan dan
Antariksa
576.856.798.000 541.343.891.804 93,84
878.339.699.000 696.133.060.914 79,26 Jumlah
(%)Realisasi BelanjaAnggaranUraian ProgramKode
Dibandingkan dengan 31 Desember 2014, Realisasi Belanja pada 31
Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,80% dibandingkan
realisasi belanja pada tahun sebelumnya. Kenaikan yang signifikan
terdapat pada realisasi belanja barang.
-
50,000,000,000
100,000,000,000
150,000,000,000
200,000,000,000
250,000,000,000
300,000,000,000
350,000,000,000
400,000,000,000
450,000,000,000
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal
Anggaran Realisasi
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 50 -
Perbandingan realisasi Belanja 31 Desember 2015 dan 2014
UraianREALISASI
31 DESEMBER 2015
REALISASI
31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN)
%
Belanja Pegawai 128.150.188.241 121.452.183.574 5,51
Belanja Barang 271.056.029.725 170.011.973.511 59,43
Belanja Modal 296.926.842.948 399.140.284.845 (25,61)
Total Belanja Kotor 696.133.060.914 690.604.441.930 0,80
Pengembalian Belanja 857.299.060 510.314.659
Jumlah 695.275.761.854 690.094.127.271 0,80
Belanja Pegawai
Rp128.005.494.492
B.3 Belanja Pegawai
Realisasi belanja pegawai 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
adalah masing-masing sebesar Rp128.005.494.492 dan
Rp121.136.986.974. Realisasi belanja pegawai per 31 Desember 2015
mengalami kenaikan sebesar 5,67% dari 31 Desember 2014. Kenaikan
yang signifikan terdapat pada belanja uang lembur.
Perbandingan Belanja Pegawai 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
UraianREALISASI
31 DESEMBER 2015
REALISASI
31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN)
%
Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 83,340,997,884 77,418,735,526 7.65
Belanja Uang Lembur 553,693,300 363,956,750 52.13
Belanja Tunj. Khusus &Transito 44,255,497,057 43,669,491,298 1.34
Jumlah Belanja Kotor 128,150,188,241 121,452,183,574 5.51
Pengembalian Belanja Pegawai 144,693,749 315,196,600
Jumlah 128,005,494,492 121,136,986,974 5.67
Belanja Barang
Rp270.387.655.726
B.4 Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
adalah masing-masing sebesar Rp270.387.655.726 dan
Rp169.816.855.452. Realisasi Belanja Barang 31 Desember 2015
mengalami kenaikan 59,22% dari Realisasi Belanja Barang 31
Desember 2014. Kenaikan realisasi belanja barang yang signifikan
terdapat pada belanja barang BLU yaitu belanja penyediaan barang
dan jasa BLU lainnya. Pada realisasi belanja barang terdapat
perubahan nilai dari unaudited ke audited 2015 yaitu karena adanya
pengesahan belanja hibah sebesar Rp 650.960.419. Rincian Belanja
Barang disajikan dalam tabel berikut ini:
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 51 -
Perbandingan Belanja Barang 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
UraianREALISASI
31 DESEMBER 2015
REALISASI
31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN)
%
Belanja Barang Operasional 57.849.018.797 22.577.092.282 156,23
Belanja Barang Non Operasional 30.916.772.222 64.605.697.469 (52,15)
Belanja Barang Persediaan 26.081.408.703 - 100,00
Belanja Jasa 41.009.069.455 25.449.540.012 61,14
Belanja Pemeliharaan 19.498.119.355 14.912.772.719 30,75
Belanja Perjalanan Dalam Negeri 25.833.954.075 28.734.111.939 (10,09)
Belanja Perjalanan Luar Negeri 3.795.810.774 5.534.769.146 (31,42)
Belanja Barang BLU 64.886.590.344 7.781.989.944 733,80
Belanja Barang untuk diserahkan kepada
masyarakat/pemda 1.160.986.000 416.000.000 179,08
Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan
kepada masyarakat/pemda 24.300.000 0
Jumlah Belanja Kotor 271.056.029.725 170.011.973.511 59,43
Pengembalian Belanja Barang 668.373.999 195.118.059
Jumlah 270.387.655.726 169.816.855.452 59,22
Belanja Modal
Rp296.882.611.636
B.5 Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 adalah masing-masing
sebesar Rp296.882.611.636 dan Rp399.140.284.845. Belanja modal
merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset
lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Realisasi Belanja Modal pada TA 2015 mengalami penurunan sebesar
25,62% dibandingkan TA 2014 disebabkan oleh turunnya belanja
modal peralatan dan mesin.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014
UraianREALISASI
TA. 2015
REALISASI
TA 2014
NAIK (TURUN)
%
Belanja Modal Tanah 1.797.006.960 - 100
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 230.313.312.921 360.284.582.413 (36,07)
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 34.050.253.407 15.909.496.463 114,02
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
Jaringan 1.207.123.500 731.433.900 65,04
Belanja Modal Lainnya 29.441.626.160 22.074.572.069 33,37
Belanja Modal BLU 117.520.000 140.200.000 (16,18)
Jumlah Belanja Kotor 296.926.842.948 399.140.284.845
Pengembalian 44.231.312 0
Jumlah 296.882.611.636 399.140.284.845 (25,62)
Belanja Modal
Tanah
Rp1.797.006.960
B.5.1 Belanja Modal Tanah
Realisasi Belanja Modal Tanah per 31 Desember 2015 dan per 31
Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp 1.797.006.960,00
dan Rp0. Realisasi Belanja Modal Tanah 31 Desember 2015
mengalami kenaikan 100% dari Realisasi Belanja Barang 31 Desember
2014. Hal ini dikarenakan pada tahun 2014 tidak terdapat realisasi
belanja modal tanah. Rincian Belanja Modal Tanah disajikan dalam
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 52 -
tabel berikut ini :
Perbandingan Belanja Modal Tanah 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
UraianREALISASI
31 DESEMBER 2015
REALISASI
31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN)
%
Belanja Modal Tanah 1,797,006,960 0 100.00
Jumlah Belanja Kotor 1,797,006,960 0 100.00
Pengembalian Belanja Pegawai - 0
Jumlah 1,797,006,960 - 100.00
Belanja Modal
Peralatan dan Mesin
Rp230.313.312.921
B.5.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015
dan per 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar
Rp230.313.312.921 dan Rp360.284.582.413. Realisasi Belanja Modal
Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 mengalami penurunan
sebesar 36.07% bila dibandingkan dengan realisasi belanja modal
peralatan dan mesin per 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan karena
turunnya belanja modal perencanaan dan pengawasan peralatan dan
mesin.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
UraianREALISASI
31 DESEMBER 2015
REALISASI
31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN)
%
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 119,176,576,996 105,812,896,013 12.63
Belanja Modal bahan Baku Peralatan dan
Mesin100,575,445,325 166,515,150,000 (39.60)
Belanja Modal Perencanaan dan
Pengawasan Peralatan dan Mesin400,000,000 87,923,878,000 (99.55)
Belanja Modal Pemasangan Perlatan dan
Mesin4,632,750,000 0 100.00
Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan
Mesin5,528,540,600 32,658,400 16,828.39
Jumlah Belanja Kotor 230,313,312,921 360,284,582,413 (36.07)
Pengembalian Belanja Pegawai
Jumlah 230,313,312,921 360,284,582,413 (36.07)
Belanja Modal
Gedung dan
Bangunan
Rp34.006.022.095
B.5.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015
dan per 31 Desember 2014 masing-masing sebesar
Rp34.006.022.095 dan Rp15.909.496.463. Realisasi Modal Gedung
dan Bangunan per 31 Desember 2015 mengalami kenaikan sebesar
113,75% dibandingkan Modal Gedung dan Bangunan per 31
Desember 2014. Hal ini disebabkan karena kenaikan yang signifikan
pada belanja penambahan nilai gedung dan bangunan.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 53 -
Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
UraianREALISASI
30 NOPEMBER 2015
REALISASI
31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN)
%
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 10,395,851,000 11,684,622,485 (11.03)
Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan
Honor Pengelola Teknis Gedung dan
Bangunan 24,650,000 13,700,000 79.93
Belanja Modal Perjalanan Gedung dan
Bangunan - 18,552,000 (100.00)
Belanja Modal Perencanaan dan
Pengawasan Gedung dan Bangunan 92,338,400
Belanja Penambahan Nilai Gedung dan
Bangunan 23,537,414,007 4,192,621,978 461.40
Jumlah Belanja Kotor 34,050,253,407 15,909,496,463 114.02
Pengembalian Belanja Pegawai 44,231,312
Jumlah 34,006,022,095 15,909,496,463 113.75
Belanja Modal
Jalan, Irigasi dan
Jaringan
Rp1.207.123.500
B.5.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember
2015 dan per 31 Desember 2014 masing-masing sebesar
Rp1.207.123.500 dan Rp731.433.400. Realisasi Belanja Modal Jalan,
Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 mengalami kenaikan
sebesar 65,04% dibandingkan Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
Jaringan per 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan karena kenaikan
yang signifikan pada realisasi belanja penambahan nilai jalan dan
jembatan.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
UraianREALISASI
31 DESEMBER 2015
REALISASI
31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN)
%
Belanja Penambahan Nilai Jalan dan
Jembatan 1,009,826,500 270,058,400 273.93
Belanja Penambahan Nilai Jaringan 197,297,000 461,375,000 (57.24)
Jumlah Belanja Kotor 1,207,123,500 731,433,400 65.04
Pengembalian Belanja Pegawai
Jumlah 1,207,123,500 731,433,400 65.04
Belanja Modal
Lainnya
Rp29.441.626.160
B.5.5 Belanja Modal Lainnya
Realisasi Belanja Modal Lainnya per 31 Desember 2015 dan per 31
Desember 2014 masing-masing sebesar Rp29.441.626.160 dan
Rp22.074.572.069. Realisasi Belanja Modal Lainnya 31 Desember
2015 mengalami kenaikan sebesar 33,37% dibandingkan Belanja
Modal Lainnya 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan pada 31
Desember 2015 tidak terdapat belanja penambahan nilai aset tetap
lainnya dan/atau aset lainnya.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 54 -
Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya
31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
UraianREALISASI
31 DESEMBER 2015
REALISASI
31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN)
%
Belanja Modal Lainnya 20,054,169,007 22,074,572,069 (9.15)
Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap
Lainnya dan/Atau Aset Lainnya 9,387,457,153 - 100.00
Jumlah Belanja Kotor 29,441,626,160 22,074,572,069 33.37
Pengembalian Belanja Pegawai - - -
Jumlah 29,441,626,160 22,074,572,069 33.37
Belanja Modal BLU
Rp117.520.000
B.5.6 Belanja Modal BLU
Realisasi Belanja modal BLU per 31 Desember 2015 dan per 31
Desember 2014 masing-masing sebesar Rp117.520.000 dan
Rp140.200.000. Realisasi Belanja modal BLU 31 Desember 2015
mengalami penurunan sebesar 16,18% dibandingkan Belanja modal
BLU 31 Desember 2014. Hal ini disebabkan turunnya realisasi belanja
modal peralatan dan mesin BLU.
Perbandingan Realisasi Belanja Modal BLU
31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
UraianREALISASI
31 DESEMBER 2015
REALISASI
31 DESEMBER 2014
NAIK (TURUN)
%
Belanja Modal Peralatan Mesin BLU 117,520,000 140,200,000 (16.18)
Jumlah Belanja Kotor 117,520,000 140,200,000 (16.18)
Pengembalian Belanja Pegawai
Jumlah 117,520,000 140,200,000 (16.18)
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 55 -
C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA
C.1. Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di Bendahara
Pengeluaran
Rp140.563.729
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp140.563.729 dan
Rp94.072.431 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola, dan di
bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa
UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali
ke Kas Negara per tanggal neraca. Rincian kas di bendahara
pengeluaran adalah sebagai berikut :
Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran
Keterangan TA 2015 TA 2014
Uang Tunai 140,563,729Rp 94,072,431Rp
Jumlah 140,563,729Rp 94,072,431Rp
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp140.563.729
merupakan saldo sisa UP/TUP yang belum disetor pada satker Biro
Renor sebesar Rp 140.563.729. Tanggal penyetoran adalah tanggal
04 Januari 2016 (SSBP terlampir).
Kas Lainnya dan
Setara Kas
Rp95.993.535
C.2 Kas Lainnya dan Setara Kas
Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2015 dan
31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp95.993.535 dan
Rp246.976.457.
Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas yang berada di bawah
tanggung jawab bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari
UP/TUP, baik saldo rekening di bank maupun uang tunai. Rincian
sumber Kas Lainnya dan Setara Kas pada tanggal pelaporan adalah
sebagai berikut:
Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas
Keterangan TA 2015 TA 2014
Jasa Giro yang belum di setor ke kas negara 1.301.014Rp 231.050Rp
Pajak PPh yang Belum Disetor 70.747.365Rp 434.440Rp
Pengembalian Belanja belum disetor ke kas negara (berupa
honor)1.995.000Rp 246.310.967Rp
Belanja pegawai, honor yang belum dibagikan ke pegawai -Rp -Rp
LS bendahara berupa perjalanan dinas -Rp -Rp
Kas Lainnya di Kementerian Negara/Lembaga dari Hibah 3.143.698Rp -Rp
Utang pengembalian PPN 18.806.458Rp -Rp
Jumlah 95.993.535Rp 246.976.457Rp
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 56 -
Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas Per Satker
Uraian Nominal (Rp)
1 Pusfatekgan 672817 18,806,458 Utang 18,806,458
2 Biro KSH 666121 1,995,000 Honor 1,995,000
3 Pusjigan 653483 1,129,952 Jasa Giro 1,129,952
4 LPA Kototabang 650168 171,062 Jasa Giro 171,062
5 BPPR Pameungpeuk 524376 9,395,443 pajak 9,395,443
6 Pustekbang 652673 61,351,922 pajak 61,351,922
7 Pusfatja 652652 3,143,698 hibah 3,143,698
95,993,535 95,993,535
Saldo (Rp)Penjelasan
Total
No Satker Kode
Kas Pada BLU
Rp125.804.257.421
C.3 Kas Pada Badan Layanan Umum
Saldo Kas pada Badan Layanan Umum per tanggal 31 Desember
2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar
Rp125.804.257.421 dan Rp 2.908.011.995 yang merupakan kas pada
satuan kerja BLU Pusat Pemanfaatan Teknologi Dirgantara LAPAN.
Penjelasan kas pada Badan Layanan Umum dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Saldo Kas Akhir Tahun 2014 menurut SAK
a. kas pada badan layanan umum 18,709,902
b. giro - operasional 125,602,964,213
c. giro - dana kelolaan 197,589,348
d. deposito 0
125,819,263,463
Tambah:
a. Belanja yang belum disahkan 4,360,000
b. belanja untuk keperluan BIG yang belum ada MAK- nya 2
4,360,002
Kurang:
a. Utang setor pajak Kementerian Dalam Negeri (17,866,958)
b. Utang Pengembalian atas pungutan PPN PLTM (785,000)
c. Selisih saldo awal tahun 2011 (559,587)
d. Utang setoran pajak honorarium bendahara penerimaan dr bln
okt-des 2015
(154,500)
(19,366,044)
125,804,257,421
Piutang Bukan
Pajak
Rp498.773.542
C.4 Piutang Bukan Pajak
Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
masing-masing sebesar Rp498.773.542 dan Rp0 Piutang bukan
pajak merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa
terhadap pelayanan yang telah diberikan dan belum diselesaikan
pembayaran atau serah terimanya pada akhir tahun anggaran per
tanggal neraca.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 57 -
Rincian Piutang Bukan Pajak pada Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN), yang merupakan piutang TA 2015,
nilai piutang bukan pajak per 31 Desember 2015. Rincian piutang
bukan pajak per Eselon I dapat dilihat di bawah ini.
Rincian Piutang Bukan Pajak per Eselon I
No. Unit Eselon I Jumlah
1 LAPAN Rp498,773,542
Jumlah Rp498,773,542
Sedangkan mutasi piutang pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Saldo per 31 Desember 2014 Rp0
Mutasi tambah:
- Piutang pengembalian belanja Rp498.773.542
Mutasi kurang:
- Pelunasan TA 2015 Rp0
Saldo per 31 Desember 2015 Rp498.773.542
Mutasi penambahan dan pengurangan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
- Mutasi tambah sebesar Rp498.773.542 terdapat pada Satker
Pustekbang terdiri dari kekurangan volume pembangunan sarana
parkir dan kantin a.n PT. Mentari Putri Persada sebesar
Rp70.095.593, dan kekurangan pembangunan gedung
terowongan angin untuk desain center CV. Bani Jaya Bersaudara
sebesar Rp327.714.313 masing-masing setoran tanggal 18 Januari
2016 (dokumen terlampir) serta kekurangan volume pembangunan
gedung hanggar a.n CV. Nusantara Perkasa sebesar
Rp100.963.636. Setoran tanggal 22 Januari 2016 (dokumen
terlampir).
Piutang dari Kegiatan
Operasional BLU
Rp157.853.200
C.5 Piutang dari Kegiatan Operasional Badan Layanan Umum
Piutang Bukan Pajak BLU per tanggal 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 masing-masing sebesar Rp157.853.200 dan
Rp267.184.074 yang merupakan semua hak atau klaim pihak lain
atas uang, barang atau jasa yang dapat dijadikan kas dan belum
diselesaikan pada akhir tahun anggaran.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 58 -
Rincian Piutang dari kegiatan Operasional BLU
Keterangan TA 2015 TA 2014
Pemerintah Kabupaten Maros 144,000,000Rp 144,000,000Rp
Dinas Bina Marga kab. Serdang Bedagai -Rp 123,184,074Rp
Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian 7,500,000Rp -Rp
PT. Lobo Resources 6,353,200Rp -Rp
Jumlah 157,853,200Rp 267,184,074Rp
Sedangkan mutasi piutang per 31 Desember 2015 adalah sebagai
berikut :
Saldo per 31 Desember 2014 267,184,074Rp
Mutasi tambah:
- Piutang Jasa Layanan 13,853,200Rp
Mutasi kurang:
- pelunasan piutang (123,184,074)Rp
Saldo per 31 Desember 2015 157,853,200Rp
Piutang Dari
Kegiatan Non
Operasional BLU
Rp0
C.6 Piutang Dari Kegiatan Non Operasional BLU
Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU per tanggal 31
Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp0 dan
Rp3.027.309.
Perbandingan Piutang dari kegiatan non operasional BLU per 31
Desember 2015 dengan per 31 Desember 2014 dapat diihat pada
Tabel berikut :
Perbandingan Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU
Uraian TA 2015 TA 2014 %
Piutang dari Kegiatan Non
Operasional BLU-Rp 3.027.309Rp -100,00%
Total -Rp 3.027.309Rp -100,00%
Piutang dari kegiatan non operasional BLU merupakan klaim atas
pendapatan yang belum diterima oleh BLU dari kegiatan yang bukan
bisnis utama BLU. Piutang lain-lain terdiri atas Piutang bunga. Per
31 Desember 2015 adalah Rp0. Sejak tanggal 17 April 2015, BLU
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 59 -
tidak memiliki akun deposito.
Rincian Piutang dari kegiatan non operasional BLU per-eselon I
dapat dilihat pada Tabel berikut :
Rincian Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU per-Eselon 1
Kode Uraian Eselon I TA 2015 TA 2014
082 LAPAN -Rp 3.027.309Rp
Total -Rp 3.027.309Rp
Bagian Lancar
Tagihan TP/TGR Rp0 C.7 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/
Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan
Ganti Rugi per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
masing-masing sebesar Rp0 dan Rp37.200.000 Bagian Lancar
TP/TGR merupakan TP/TGR yang belum diselesaikan pada tanggal
neraca yang akan jatuh tempo dalam 12 (dua belas) bulan atau kurang.
Pada periode 31 Desember 2015 tidak terdapat saldo bagian lancar
tagihan tuntutan perbendaharaan/tuntutan ganti rugi.
Rincian Bagian Lancar TP/TGR
Uraian Eselon I TA 2015 TA 2014
an. Malik Ibrochim -Rp 37,200,000Rp
Jumlah -Rp 37,200,000Rp
Penyisihan Piutang
Tak Tertagih – Piutang
Lancar Rp147.166.688
C.8 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar
Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar per 31
Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar
Rp147.166.688 dan Rp148.351.057.
Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar adalah merupakan
estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar yang ditentukan yang
ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur. Rincian
Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Lancar pada tanggal pelaporan
adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 60 -
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Lancar
Kualitas Piutang Nilai Piutang Lancar % Penyisihan Nilai Penyisihan
Lancar 498.773.542 0,50% 2.493.868
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan - 50% -
Macet - 100% -
Jumlah 498.773.542 2.493.868
Lancar 7.500.000 0,50% 37.500
Kurang Lancar 6.353.200 10% 635.320
Diragukan - 50% -
Macet 144.000.000 100% 144.000.000
Jumlah 157.853.200 144.672.820
Jumlah Penyisihan Piutang Tak
Tertagih656.626.742 147.166.688
Piutang Bukan Pajak
Piutang dari Kegiatan Ops BLU
Penyisihan Piutang
Tak Tertagih –
Piutang Bukan
Pajak Rp2.493.868
C.8.1 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak
Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang bukan pajak per 31
Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp2.493.868 dan Rp0 yang merupakan estimasi atas
ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh
kualitas masing-masing piutang.
Berikut disajikan perhitungan penyisihan piutang tak tertagih –
piutang bukan pajak per Eselon I :
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak
No Kualitas Jumlah
Debitur Nilai Piutang Penyisihan Nilai Penyisihan
1 Lancar 3 498,773,542Rp 0,5% 2,493,868Rp
498,773,542Rp 2,493,868Rp Total
Penyisihan Piutang
Tak Tertagih – Bag.
Lancar TP/TGR Rp0
C.8.2 Penyisihan Piutang Tak Tertagih -Bagian Lancar Tagihan
Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi
(TP/TGR)
Saldo Penyisihan piutang tak tertagih Bagian Lancar Tagihan
Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31
Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan
Rp3.720.000 yang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan Bagian
Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi
(TP/TGR) yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang. Pada
periode 31 Desember 2015 tidak terdapat saldo Penyisihan piutang tak
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 61 -
tertagih bagian lancar tagihan tuntutan perbendaharaan/tuntutan ganti
rugi.
Penyisihan Piutang
Tak Tertagih –
Piutang dari
Kegiatan
Operasional BLU
Rp 144.672.820
C.8.3 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang dari Kegiatan
Operasional BLU
Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang dari Kegiatan
Operasional BLU per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-
masing sebesar Rp144.672.820 dan Rp144.615.920 yang merupakan
estimasi atas ketidaktertagihan piutang jangka pendek yang
ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang.
Berikut disajikan perhitungan penyisihan piutang tak tertagih dari
Kegiatan Operasional BLU :
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang dari Kegiatan Operasional BLU
No. Debitur Kualitas Nilai Penyisihan Nilai Penyisihan
1 Pemerintah Kab. Maros Macet 144,000,000Rp 100% 144,000,000Rp
2Ditjen Perkebunan Kementeriaan
pertanianLancar 7,500,000Rp 0.5% 37,500Rp
3 PT. Lobo Resources kurang lancar 6,353,200Rp 10% 635,320Rp
Jumlah Jumlah 157,853,200Rp 144,672,820Rp
Kualitas piutang tak tertagih yang dinyatakan macet dikarenakan
satu bulan setelah diberikan surat tagihan ketiga belum dilakukan
pelunasan sampai tanggal neraca. Satker Pusfatekgan bersama-sama
dengan Tim TPKN LAPAN akan mengupayakan untuk menemui
Pemerintah Kabupaten Maros terkait pelunasan piutang pada Tahun
2016.
Penyisihan Piutang
Tidak Teratagih
Dari Kegiatan Non
Operasional BLU
Rp0
C.8.4 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih – Piutang Dari
Kegiatan Non Operasional BLU
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih dari Kegiatan Non Operasional
BLU per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing
sebesar Rp0 dan Rp 15.137.
Saldo penyisihan piutang tak tertagih dari kegiatan non opersaional
BLU per 31 Desember 2015 adalah Rp0 yang merupakan estimasi
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 62 -
atas ketidaktertagihan piutang bunga deposito. Hal ini disebabkan
sejak tanggal 17 April 2015 deposit sebesar Rp1.200.000.000 telah
dicairkan.
Belanja Dibayar
Dimuka
Rp10.527.120.568
C.9 Belanja Dibayar Dimuka
Belanja dibayar dimuka per tanggal 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 masing-masing sebesar Rp10.527.120.568 dan
Rp14.478.395.210 yang merupakan pengeluaran satuan kerja atau
pemerintah yang telah dibayarkan dari rekening kas umum negara dan
membebani pagu anggaran, namun barang/jasa/fasilitas dari pihak
ketiga belum diterima/dinikmati satuan kerja atau pemerintah.
Rincian Belanja Dibayar Dimuka
No Uraian 31 Des 2015 31 Des 2014 Kenaikan/Penurunan
1. Belanja Dibayar Dimuka 10.527.120.568Rp 14.478.395.210Rp (3.951.274.642)Rp
Total 10.527.120.568Rp 14.478.395.210Rp (3.951.274.642)Rp
Penjelasan Belanja Dibayar Dimuka dapat dilihat pada penjelasan
sebagai berikut :
1. Satker Pusteksat: Terdapat perjanjian nomor
Sperjan/629/VIII/2009 antara LAPAN dengan Antrix atas
peluncuran 2 (dua) buah satelit yaitu satelit A2 dan A3. Pada
tanggal 29 September 2015 baru 1 (satu) buah satelit yaitu satelit
A2 telah diluncurkan sedangkan satelit A3 baru akan diluncurkan
pada bulan April Tahun 2016. Sampai saat ini pada Satker
Pusteksat masih terdapat Belanja Dibayar Dimuka (Prepaid) pada
neraca dengan nilai kontrak 1.1 Milion Euros dalam 1 (satu)
paket. Rincian belanja dibayar dimuka pada satker Pusteksat
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Rincian Belanja Dibayar Dimuka Satker Pusteksat
Jangka waktu
pembayaran /
termin
% Nilai
(dalam Euro)
Nilai
(dalam Rp) Ket
1 10% 110,000€ 1,522,970,900Rp Realiasi TA 2009 pada anggaran Babun
2 20% 220,000€ 2,752,079,000Rp Realiasi TA 2010 pada anggaran Pusteksat
3 70% 770,000€ 9,161,698,700Rp Realiasi TA 2011 pada anggaran Pusteksat
Total 100% 1,100,000€ 13,436,748,600Rp
Dokumen terkait terlampir.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 63 -
Atas jasa peluncuran tersebut telah diluncurkan satelit A2 tanggal
28 September 2015 sehingga terdapat pengurangan sebesar
Rp6.621.006.557. Untuk itu masih terdapat sisa sebesar
Rp6.815.742.043 atas jasa peluncuran satelit satelit A3 yang
direncanakan akan diluncurkan tahun 2016.
2. Satker Pustekbang : Terdapat bahan Praktikum dan Komponen
LSA-02 di TU Berlin sebesar € 233.766,75 atau setara dengan
Rp3.711.378.525 yang belum terealisasi.
Persediaan
Rp49.622.817.624 C.10 Persediaan
Nilai Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
masing-masing adalah sebesar Rp49.622.817.624 dan
Rp43.701.664.122.
Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau
perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan
maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan/atau untuk dijual,
dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
adalah sebagai berikut :
Rincian Persediaan
No. Uraian 31 Des 2015 31 Des 2014
1 Barang Konsumsi 2,430,008,717Rp 2,108,891,175Rp
2 Bahan Untuk Pemeliharaan 186,513,770Rp 153,471,316Rp
3 Suku Cadang 9,307,407,629Rp 7,144,140,145Rp
4 Pita Cukai, Materai dan Leges -Rp -Rp
5Barang Persedian Lainnya untuk
Dijual/Diserahkan ke Masyarakat77,584,264Rp 94,112,264Rp
6 Bahan Baku 35,208,938,055Rp 32,528,395,872Rp
7Persediaan untuk tujuan
strategis/berjaga-jaga-Rp -Rp
8 Persediaan lainnya 2,412,365,189Rp 1,672,653,350Rp
49,622,817,624Rp 43,701,664,122Rp Jumlah
Total nilai barang persediaan yang dalam kondisi rusak dan usang
pada satker Pustekroket sebesar Rp31.455.000 terdiri dari:
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 64 -
1. Kondisi rusak sebesar Rp7.140.000
2. Kondisi usang sebesar Rp24.315.000
Persediaan BLU
Rp443.677.142 C.11 Persediaan BLU
Persediaan BLU per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
masing-masing adalah sebesar Rp443.677.142 dan Rp434.990.039.
Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau
perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan
maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan untuk dijual,
dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
adalah sebagai berikut :
Rincian Persediaan BLU
No. Uraian 31 Desember 2015 31 Desember 2014
1 Barang Konsumsi 387.991.312Rp 338.367.913Rp
2 Bahan Untuk Pemeliharaan 1.070.000Rp 3.207.000Rp
3 Pita Cukai, Materai dan Leges -Rp 2.700.000Rp
4Barang Persedian Lainnya untuk
Dijual/Diserahkan ke Masyarakat48.615.830Rp 84.715.126Rp
5 Bahan Baku 6.000.000Rp 6.000.000Rp
443.677.142Rp 434.990.039Rp Jumlah
Terdapat persediaan usang sebesar Rp560.000.
Piutang Tagihan
TP/TGR Rp64.586.900 C.12 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
(TP/TGR)
Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi
(TP/TGR) per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-
masing sebesar Rp64.586.900 dan Rp2.896.717.061. Tuntutan
Perbendaharaan adalah tagihan kepada bendahara akibat kelalaiannya
atau tindakannya yang melanggar hukum yang mengakibatkan
kerugian negara. Sedangkan Tuntutan Ganti Rugi adalah tagihan
kepada pegawai bukan bendahara untuk penggantian atas suatu
kerugian yang diderita oleh negara karena kelalaiannya.
Rincian Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi
(TP/TGR) per tanggal 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 65 -
adalah sebagai berikut:
Rincian Tagihan TP/TGR
No. Nama 31 Desember 2015 31 Desember 2014
1 a.n Malik Ibrochim 64,586,900Rp 2,896,717,061
Jumlah 64,586,900Rp 2,896,717,061Rp
Sedangkan mutasi untuk tagihan tuntutan perbendaharaan/tuntutan
ganti rugi dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini.
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 2,896,717,061Rp
Mutasi tambah:
Mutasi kurang:
- bagian lancar 37,000,000Rp
- masuk ke piutang jk panjang (2,665,830,161)Rp
- setoran semester I (192,100,000)Rp
- PT. Karya Putri Bungsu (1,250,000)Rp
- PT. Ina Intitara Bahtera (1,250,000)Rp
- PT. Ina Intitara Bahtera (1,250,000)Rp
- PT. Karya Putri Bungsu (1,250,000)Rp
- TGR a.n Malik Ibrochim, ST (6,200,000)Rp
Saldo per 31 Desember 2015 64,586,900Rp
Piutang Jangka
Panjang Lainnya
Rp2.665.830.161
C.13 Piutang Jangka Panjang Lainnya
Nilai piutang jangka panjang lainnya per 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 masing-masing sebesar Rp2.665.830.161 dan Rp0.
Rincian piutang jangka panjang lainnya per tanggal 31 Desember
2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :
Rincian piutang jangka panjang lainnya
No. Nama 31 Desember 2015 31 Desember 2014
1 PT. Cilungup Indah Serasi 370,046,838Rp -
2 CV. Surya Fadilah 218,982,148Rp -
3 PT. Centra Block 41,110,000Rp -
4 PT. Idee Murni Pratama 1,322,786,826Rp -
5 PT. Karya Putri Bungsu 11,970,537Rp -
6 CV. Kurnia Abadi 64,098,635Rp -
7 PT. Ina Intitara Bahtera 18,914,697Rp -
8 PT. Ina Intitara Bahtera 10,458,704Rp -
9 PT. Karya Putri Bungsu 5,935,053Rp -
10 PT. Ferdian Putra Sejati 568,134,979Rp -
11 PT. Kartatang 33,391,744Rp -
12 PT. Nami Jaya Sejahtera -Rp -
13 a.n Malik Ibrochim -Rp -
Jumlah 2,665,830,161Rp -Rp
Daftar rincian piutang jangka panjang lainnya per tanggal 31
Desember 2015 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 66 -
Rincian Piutang Jangka Panjang Lainnya
No Satker Debitur Kualitas Nilai Piutang (Rp)
1 PustekroketPT. Cilungup
Indah SerasiMacet 370,046,838
CV. Surya
FadilahMacet 218,982,148
PT. Centra
BlockMacet 41,110,000
2 Biro UmumPT. Idee Murni
PratamaMacet 1,322,786,826
PT. Karya Putri
BungsuKrg Lancar 11,970,537
3 PusfatjaCV. Kurnia
AbadiMacet 64,098,635
4 PustekbangPT. Ina Intitara
BahteraKrg Lancar 18,914,697
PT. Ina Intitara
BahteraKrg Lancar 10,458,704
PT. Karya Putri
BungsuKrg Lancar 5,935,053
PT. Ferdian
Putra SejatiKrg Lancar 568,134,979
PT. Kartatang Krg Lancar 33,391,744
2,665,830,161 Total
Sedangkan mutasi untuk piutang jangka panjang lainnya dapat
dilihat pada penjelasan dibawah ini.
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 -Rp
Mutasi tambah:
- masuk ke piutang jangka panjang lainnya 2,665,830,161Rp
Mutasi kurang:
Saldo per 31 Desember 2015 2,665,830,161Rp
Penyisihan Piutang
Tak Tertagih —
Piutang Jangka
Panjang
Rp2.114.198.469
C.14 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka Panjang
Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang per
31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing
sebesar Rp2.114.198.469 dan Rp1.984.022.716. Penyisihan Piutang
Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang merupakan estimasi atas
ketidaktertagihan Tagihan PA dan TP/TGR yang ditentukan oleh
kualitas masing-masing piutang TPA.
Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Jangka Panjang untuk
masing-masing kualitas piutang adalah sebagai berikut :
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 67 -
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Jangka Panjang
Kualitas PiutangNilai Piutang Jk
Panjang% Penyisihan Nilai Penyisihan
Lancar - 0.50% -
Kurang Lancar - 10% -
Diragukan 64,586,900 50% 32,293,450
Macet - 100% -
Jumlah 64,586,900 32,293,450
Lancar - 0.50% -
Kurang Lancar 648,805,714 10% 64,880,572
Diragukan - 50% -
Macet 2,017,024,447 100% 2,017,024,447
Jumlah 2,665,830,161 2,081,905,019
Jumlah 2,730,417,061 2,114,198,469
Tagihan TP/TGR
Piutang Jangka Panjang Lainnya
Penyisihan Piutang
tak Tertagih -
Tuntutan
Perbendaharaan
Rp32.293.450
C.14.1 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
Saldo Penyisihan Piutang tak Tertagih Tagihan Tuntutan
Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31 Desember
2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp32.293.450 dan
Rp1.984.022.716, yang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang TP/TGR.
Berikut disajikan perhitungan Penyisihan Piutang tak Tertagih
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
untuk masing-masing debitur :
Rincian Penyisihan Piutang tak Tertagih Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/
Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)
No Satker Debitur Kualitas Nilai Piutang (Rp) Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)
a.n Malik Ibrochim Diragukan64,586,900
50.0% 32,293,450
64,586,900 32,293,450 Total
Penjelasan kualitas piutang TP/TGR adalah sebagai berikut :
- TGR a.n Malik Ibrochim,ST dimasukkan kedalam kategori
diragukan karena tercantum pada SKTJM bahwa akan mulai
mencicil dalam waktu 24 bulan terhitung mulai Desember 2014
sampai dengan November 2016. Namun sampai dengan 31
Desember 2015 baru membayar 3 (tiga) kali cicilan.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 68 -
Penyisihan Piutang
Tak Tertagih —
Piutang Jangka
Panjang Lainnya
Rp2.081.905.019
C.14.2 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Jangka
Panjang Lainnya
Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang
lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah
masing-masing sebesar Rp2.081.905.019 dan Rp0. Penyisihan
Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang lainnya merupakan
estimasi atas ketidaktertagihan Tagihan PA dan TP/TGR yang
ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang TPA.
Perhitungan Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Jangka Panjang
lainnya untuk masing-masing kualitas piutang adalah sebagai berikut:
Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Jangka Panjang Lainnya
No Satker Debitur Kualitas Nilai Piutang (Rp) Penyisihan Nilai Penyisihan (Rp)
1 PustekroketPT. Cilungup
Indah SerasiMacet 370,046,838 100% 370,046,838
CV. Surya
FadilahMacet 218,982,148 100% 218,982,148
PT. Centra
BlockMacet 41,110,000 100% 41,110,000
2 Biro UmumPT. Idee Murni
PratamaMacet 1,322,786,826 100% 1,322,786,826
PT. Karya Putri
BungsuKurang lancar 11,970,537 10% 1,197,054
3 PusfatjaCV. Kurnia
AbadiMacet 64,098,635 100% 64,098,635
4 PustekbangPT. Ina Intitara
BahteraKurang lancar 18,914,697 10% 1,891,470
PT. Ina Intitara
BahteraKurang lancar 10,458,704 10% 1,045,870
PT. Karya Putri
BungsuKurang lancar 5,935,053 10% 593,505
PT. Ferdian
Putra SejatiKurang lancar 568,134,979 10% 56,813,498
PT. Kartatang Kurang lancar 33,391,744 10% 3,339,175
2,665,830,161 2,081,905,019 Total
Tanah
Rp277.038.353.942
C.15 Tanah
Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN) per 31 Desember 2015 dan
31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp277.038.353.942 dan Rp275.246.835.716. Kuantitas tanah yang
dimiliki LAPAN per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
adalah masing-masing seluas 3.821.407 m2 dan 3.825.691 m2.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 69 -
Mutasi nilai Tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 275,246,835,716Rp
Mutasi tambah:
- saldo awal 1,978,944,760Rp
- penyelesaian pembangunan dengan KDP 1,796,330,000Rp
Mutasi kurang:
- koreksi pencatatan (1,978,944,760)Rp
- transfer keluar (4,811,774)Rp
Saldo per 31 Desember 2015 277,038,353,942Rp
Ak. Penyusutan -Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2015 277,038,353,942Rp
Mutasi transaksi penambahan tanah berupa:
a. Penambahan dari saldo awal sebesar Rp1.978.944.760 dengan luas
111.217 m2 merupakan koreksi saldo awal pada satker BPPR
Pameungpeuk.
b. Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDP
sebesar Rp1.796.330.000 dengan luas 10.306 m2 pada satker Biro
Umum.
Mutasi transaksi pengurangan tanah berupa:
a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan sebesar Rp1.978.944.760
dengan luas 111.217 m2 merupakan koreksi pencatatan pada
satker BPPR Pameungpeuk.
b. Pengurangan melalui transfer keluar sebesar Rp4.811.774 dengan
luas 14.590 m2 merupakan transfer keluar dari satker LPA
Kototabang ke Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG).
Terdapat permasalahan berupa tanah yang dikuasai/ditatausahakan
oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, yaitu:
Rincian Permasalahan Tanah
No. Uraian Kuantitas
(m2) Nilai
1 Sengketa 500 tidak diketahui
2 Dikuasai pihak lain 16,611 tidak diketahui
Jumlah 17,111
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 70 -
Sengketa
Tanah seluas 500 m2 yang berlokasi di Jl.Cisadane sedang dalam
proses pengajuan PK (Peninjauan Kembali) dan kajian ruislag dalam
rangka pemutusan kontrak dengan PT. MSU.
Dikuasai pihak lain
Tanah seluas ± 16.611 m2 (dari luas seluruhnya 55.370 m2) yang
berlokasi di Desa Mancagahar Kecamatan Pameungpeuk sudah
dilakukan inventarisasi terhadap bangunan pihak ketiga yang
menguasai sebagian Pulau Santolo dan telah dilakukan koordinasi
dengan Dinas Pariwisata dan Pemda setempat, TNI AU, POLRI, dan
Pejabat daerah setempat.
Peralatan dan Mesin
Rp840.023.949.891
C.16 Peralatan dan Mesin
Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015
dan 31 Desember 2014 adalah Rp840.023.949.891 dan
Rp775.288.769.083. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 775,288,769,083Rp
Mutasi tambah:
- saldo awal 25,371,456,070Rp
- pembelian 47,512,550,917Rp
- transfer masuk 8,190,689,200Rp
- penyelesaian pemb dengan KDP 117,437,042,325Rp
- reklasifikasi masuk 67,212,468,368Rp
- reklasifikasi dari aset lainnya ke aset tetap 2,124,859,174Rp
- pengembangan nilai aset 6,570,809,300Rp
- koreksi pencatatan nilai/kuantitas 221,700,544Rp
- penerimaan aset tetap renovasi 1,942,930,000Rp
- pengembangan melalui KDP 703,950,000Rp
Mutasi kurang:
- koreksi pencatatan nilai/kuantitas (20,826,800)Rp
- koreksi pencatatan (34,986,351,017)Rp
- transfer keluar (8,129,394,200)Rp
- reklasifikasi keluar (164,563,398,721)Rp
- penghentian aset dari penggunaan (4,853,304,352)Rp
Saldo per 31 Desember 2015 840,023,949,891Rp
Ak. Penyusutan (429,340,336,654)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2015 410,683,613,237Rp
Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin berupa:
a. Penambahan dari saldo awal sebesar Rp25.371.456.070
merupakan koreksi saldo awal yang terdiri dari satker Pusteksat
sebesar Rp25.057.905.070, satker Pustekbang sebesar
Rp.204.265.000, satker Pustekroket sebesar Rp. 21.725.000, satker
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 71 -
Biro Umum sebesar Rp54.810.000, satker PSTA sebesar
Rp19.586.000 dan satker BPD Pontianak sebesar Rp13.165.000.
b. Penambahan dari pembelian Rp47.512.550.917 terdiri dari satker
Biro Renor sebesar Rp373.474.432, satker Pusteksat sebesar
Rp6.351.961.000, satker Inspektorat sebesar Rp518.128.900,
satker Pusfatja sebesar Rp2.002.931.427, satker Pustekdata
sebesar Rp9.083.001.709, satker Pustekbang sebesar
Rp2.492.561.000, satker Pustekroket sebesar Rp7.605.848.050,
satker Pusjigan sebesar Rp328.900.000, satker Biro Umum sebesar
Rp2.766.506.900, satker Biro KSH sebesar Rp1.650.743.939,
satker PSTA sebesar Rp2.791.337.323 satker BPD Pemeungpeuk
sebesar Rp821.310.000, satker Pussainsa sebesar
Rp7.508.586.000, satker LPD Sumedang sebesar Rp273.550.000,
satker BPD Watukosek sebesar Rp298.350.000, satker LPA
Kototabang sebesar Rp705.537.787, satker BPD Pontianak
sebesar Rp96.700.000, satker BPJ Parepare sebesar
Rp1.083.727.450 dan satker BPKWA Biak sebesar
Rp759.395.000.
c. Penambahan melalui transfer masuk sebesar Rp8.190.689.200
terdiri dari satker Pusteksat sebesar Rp172.490.000 dari satker
Pustekroket dan satker Biro Umum, satker Inspektorat sebesar
Rp326.801.000 dari satker Biro Umum, satker Pusfatja sebesar
Rp79.395.000 dari satker Pustekdata dan Pusfatekgan, satker
Pustekdata sebesar Rp776.681.900 dari satker Biro Umum,
Pusfatekgan, Pusfatja dan BPJ Pare-pare, satker Biro Umum
sebesar Rp38.400.000 dari satker Pusteksat dan Inspektorat, satker
Biro KSH sebesar Rp67.563.800 dari satker Biro Renor, satker
PSTA sebesar Rp700.000 dari satker LPA kototabang, satker
BPPR Pameungpeuk sebesar Rp149.700.000 dari satker Pusteksat,
satker LPA Kototabang sebesar Rp125.360.000 dari Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan satker BPJ
Parepare sebesar Rp6.453.597.500 dari satker Pustekdata.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 72 -
d. Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDP
sebesar Rp117.437.042.325 terdiri dari satker Pustekroket
Rp74.763.327.273, satker Pustekdata sebesar Rp6.053.280.000,
satker Pustekbang sebesar Rp35.208.015.052, satker BPJ Parepare
sebesar Rp1.412.420.000.
e. Penambahan melalui reklasifikasi masuk sebesar
Rp67.212.468.368 terdiri dari satker Pusteksat sebesar
Rp65.442.364.568, satker Biro Renor sebesar Rp67.563.800,
satker PSTA sebesar Rp.30.850.000, satker BPJ parepare sebesar
Rp1.662.120.000 dan satker BPKWA Biak sebesar Rp9.570.000.
f. Penambahan melalui reklasifikasi dari AL ke AT sebesar
Rp2.124.859.174 terdiri dari satker Pusfatja sebesar
Rp2.120.014.174, satker Pustekbang sebesar Rp877.000 dan satker
BPJ Parepare sebesar Rp3.968.000.
g. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar
Rp6.570.809.300 terdiri dari pengembangan nilai aset pada satker
Inspektorat sebesar Rp5.600.000, satker Pusfatja sebesar
Rp132.000.000, satker Pustekdata sebesar Rp516.005.000, satker
Pustekbang sebesar Rp2.288.410.000, satker Pustekroket sebesar
Rp1.667.082.000, satker Biro KSH sebesar Rp185.100.000, satker
PSTA sebesar Rp474.116.600, satker Pussainsa sebesar
Rp.1.294.485.700,00 dan satker BPJ Parepare sebesar
Rp8.010.000.
h. Penambahan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar
Rp.221.700.544 terdiri dari koreksi nilai/aset pada satker Pusfatja
sebesar Rp.199.173.744, satker Biro KSH sebesar Rp1.700.000,
dan satker BPD Watukosek sebesar Rp20.826.800.
i. Penambahan melalui penerimaan aset tetap renovasi sebesar
Rp1.942.930.000 pada satker BPJ Parepare.
j. Penambahan melalui pengembangan melalui KDP sebesar
Rp703.950.000 terdiri dari pengembangan melalui KDP dari satker
Pustekdata Rp.687.240.000, satker PSTA sebesar Rp.13.950.000,
satker BPJ Parepare sebesar Rp2.760.000.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 73 -
Mutasi transaksi pengurangan peralatan dan mesin berupa :
a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan sebesar
Rp34.986.351.017 yang terdiri dari satker Pustekroket sebesar
Rp.34.787.177.273 dan satker Pusfatja sebesar Rp.199.173.744.
b. Pengurangan melalui transfer keluar sebesar Rp8.269.594.200
terdiri dari transfer keluar pada satker Biro Renor sebesar
Rp67.563.800 ke satker Pustekdata, satker Pusteksat sebesar
Rp178.150.000 ke satker BPPR Pameungpeuk dan Biro Umum,
satker Inspektorat sebesar Rp9.950.000 ke Biro Umum, satker
Pusfatja Rp196.216.900 ke satker Pustekdata, satker Pustekdata
Rp6.468.342.500 ke satker Pusfatja dan BPJ Parepare, satker
Pustekbang Rp.204.265.000,00 ke Direktorat Topografi Angkatan
Darat (Dittopad) dan satker Pustekroket sebesar Rp160.000.000 ke
satker Pusteksat, satker Pusfatekgan sebesar Rp140.200.000 ke
satker Pustekdata dan satker Pusfatja, satker Biro Umum sebesar
Rp525.491.000 ke satker Inspektorat, satker Pustekdata dan satker
Pusteksat, satker LPA Kototabang sebesar Rp700.000 ke satker
PSTA dan satker BPJ Parepare sebesar Rp318.715.000 ke satker
Pustekdata.
c. Pengurangan melalui reklasifikasi keluar sebesar
Rp164.563.398.721 merupakan reklasifikasi keluar pada satker
Biro Renor sebesar Rp67.563.800, satker Pusteksat sebesar
Rp162.793.294.921, satker PSTA sebesar Rp30.850.000, satker
BPJ Parepare sebesar Rp1.662.120.000 dan satker BPKWA Biak
sebesar Rp9.570.000.
d. Pengurangan melalui penghentian aset dari penggunaan sebesar
Rp4.853.304.352 pada satker Inspektorat sebesar Rp238.647.452,
satker Pustekdata sebesar Rp30.076.200, satker Pustekbang
Rp1.292.113.900, satker Pustekroket sebesar Rp564.642.000,
satker Biro Umum Rp206.591.292, satker PSTA sebesar
Rp233.412.000, BPPR Pameungpeuk sebesar Rp1.835.605.578,
BPD Pontianak sebesar Rp133.409.800 dan satker BPJ Parepare
sebesar Rp318.806.130.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 74 -
e. Pengurangan melalui koreksi nilai/kuantitas sebesar Rp20.826.800
pada satker BPD Watukosek.
Nilai dan Perhitungan penyusutan dan akumulasinya disajikan dalam
tabel (terlampir)
Peralatan dan
Mesin BLU
Rp2.426.290.176
C.17 Peralatan dan Mesin BLU
Saldo aset tetap berupa peralatan dan mesin BLU per 31 Desember
2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp2.426.290.176 dan
Rp2.355.485.911. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin BLU tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 2,355,485,911Rp
Mutasi tambah:
- pembelian 298,968,893Rp
- pengembangan nilai aset 18,175,000Rp
Mutasi Kurang
- transfer keluar (140,200,000)Rp
- penghentian aset dari penggunaan (106,139,628)Rp
Saldo per 31 Desember 2015 2,426,290,176Rp
Ak. Penyusutan (1,635,624,977)Rp
Nilai Buku 31 Desember 2015 790,665,199Rp
Sedangkan transaksi penambahan dan pengurangan peralatan dan
mesin BLU adalah berupa:
a. Penambahan melalui pembelian sebesar Rp298.968.893.
b. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar
Rp18.175.000.
c. Pengurangan dari transfer keluar sebesar Rp140.200.000
merupakan transfer keluar ke satker Pusfatja sebesar
Rp64.650.000 terdiri dari laptop sebesar Rp50.900.000
External/Portable Hardisk sebesar Rp8.000.000, Printer sebesar
Rp4.400.000, DVD Writer sebesar Rp1.350.000 dan transfer
keluar ke satker Pustekdata sebesar Rp75.550.000 terdiri dari
server sebesar Rp56.800.000 dan laptop sebesar Rp18.750.000.
d. Pengurangan dari penghentian aset dari penggunaan sebesar
Rp106.139.628.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 75 -
Gedung dan Bangunan
Rp227.028.505.154 C.18 Gedung dan Bangunan
Nilai gedung dan bangunan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember
2014 adalah Rp227.028.505.154 dan Rp206.161.942.268.
Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan pada tanggal
pelaporan adalah sebagai berikut:
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 206,161,942,268Rp
Mutasi tambah:
- saldo awal 19,640,500Rp
- pembelian 243,690,000Rp
- transfer masuk 361,333,500Rp
- penyelesaian pembangunan dengan KDP 6,901,968,414Rp
- reklasifikasi masuk 1,615,166,429Rp
- pengembangan nilai aset 2,997,648,042Rp
- penerimaan aset tetap renovasi 99,100,000Rp
- pengembangan melalui KDP 10,723,903,950Rp
- koreksi pencatatan nilai/kuantitas 1,609,990,742Rp
Mutasi kurang:
- koreksi pencatatan nilai/kuantitas (1,771,822,262)Rp
- transfer keluar (318,890,000)Rp
- reklasifikasi keluar (1,615,166,429)Rp
Saldo per 31 Desember 2015 227,028,505,154Rp
Ak. Penyusutan (46,081,863,674)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2015 180,946,641,480Rp
Mutasi transaksi penambahan Gedung dan Bangunan dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Penambahan melalui Saldo awal sebesar Rp19.640.500 merupakan
koreksi saldo awal pada satker Biro Umum.
b. Penambahan melalui pembelian sebesar Rp243.690.000 terdiri dari
satker Pusteksat sebesar Rp98.350.000 dan satker Pustekbang
sebesar Rp145.340.000.
c. Penambahan melalui transfer masuk sebesar Rp361.333.500 terdiri
dari satker Pustekdata sebesar Rp318.890.000 dari satker
Pustekroket dan satker LPA Kototabang Rp42.443.500 dari Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
d. Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDP
sebesar Rp6.901.968.414 terdiri dari satker Pustekroket sebesar
Rp4.711.950.000, satker Biro Umum sebesar Rp1.047.743.414 dan
satker Pussainsa sebesar Rp1.142.275.000.
e. Penambahan melalui reklasifikasi masuk sebesar
Rp1.615.166.429 terdiri dari satker Pusteksat sebesar
Rp1.444.828.429, satker LPD Sumedang sebesar Rp44.410.000
dan satker LPA Kototabang sebesar Rp125.928.000.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 76 -
f. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar
Rp2.997.648.042 terdiri dari satker Pusteksat sebesar
Rp725.898.195, satker Pustekdata sebesar Rp693.277.747, satker
Pustekbang sebesar Rp774.293.100, satker Pustekroket sebesar
Rp287.313.000, satker Pusjigan sebesar Rp90.350.000, satker
Pussainsa sebesar Rp188.215.000, satker LPA Kototabang sebesar
Rp159.300.000 dan satker BPD Pontianak sebesar Rp79.001.000.
g. Penambahan melalui penerimaan aset tetap renovasi
sebesar Rp99.100.000 pada satker Pustekdata.
h. Penambahan melalui pengembangan melalui KDP sebesar
Rp10.723.903.950 terdiri dari satker Pustekdata sebesar
Rp2.801.389.000, satker Pustekbang sebesar Rp1.307.457.000,
satker Pustekroket sebesar Rp5.335.574.000, satker Biro Umum
sebesar Rp318.068.500 dan satker BPJ Parepare sebesar
Rp961.415.450.
i. Penambahan melalui pencatatan nilai/kuantitas sebesar
Rp1.609.990.742 terdiri dari satker Pustekdata sebesar
Rp1.560.531.242 dan satker BPD Pontianak sebesar
Rp49.459.500.
Mutasi transaksi pengurangan Gedung dan Bangunan dijelaskan
sebagai berikut :
a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar
Rp1.771.822.262 terdiri dari satker Pustekdata sebesar
Rp1.560.790.401 dan, satker Biro Umum sebesar Rp2.589.400,
satker Pussainsa sebesar Rp44.769.539, satker BPJ Parepare
sebesar Rp163.672.922.
b. Pengurangan melalui transfer keluar sebesar Rp318.890.000 pada
satker Pustekroket ke satker Pustekbang.
c. Pengurangan melalui reklasifikasi keluar sebesar
Rp1.615.166.429 terdiri dari satker Pusteksat sebesar
Rp1.444.828.429, satker LPD Sumedang sebesar Rp.44.410.000
dan satker LPA Kototabang sebesar Rp125.928.000.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 77 -
Nilai dan Perhitungan penyusutan dan akumulasinya disajikan dalam
tabel (terlampir).
Jalan, Irigasi dan
Jaringan
Rp42.945.005.231
C.19 Jalan, Irigasi dan Jaringan
Saldo Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan
31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp42.945.005.231
dan Rp40.640.386.532. Mutasi transaksi terhadap Jalan, Irigasi, dan
Jaringan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut :
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 40,640,386,532Rp
Mutasi tambah:
- transfer masuk 671,788,211Rp
- reklas masuk 451,579,800Rp
- reklas dari aset lainnya ke aset tetap 315,000,000Rp
- pengembangan nilai aset 197,297,000Rp
- penghentian melalui KDP 1,256,792,988Rp
Mutasi kurang:
- koreksi pencatatan nilai/kuantitas (501,039,300)Rp
- penghentian aset dari penggunaan (86,800,000)Rp
Saldo per 31 Desember 2015 42,945,005,231Rp
Ak. Penyusutan (22,427,760,881)Rp
Nilai Buku 31 Desember 2015 20,517,244,350Rp
Mutasi transaksi penambahan Jalan, Irigasi dan Jaringan dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Penambahan melalui transfer masuk sebesar Rp671.788.211 pada
satker LPA Kototabang dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG).
b. Penambahan melalui reklasifikasi masuk sebesar Rp451.579.800
pada satker BPD Pontianak.
c. Penambahan melalui reklas dari aset lainnya ke aset tetap sebesar
Rp315.000.000 pada satker Pontianak.
d. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar
Rp197.297.000 pada satker Pustekroket.
e. Penambahan melalui pengembangan KDP sebesar
Rp1.256.792.988 terdiri dari satker Pustekdata sebesar
Rp174.526.088 dan satker BPD Pontianak sebesar
Rp1.082.266.900.
Mutasi transaksi pengurangan Jalan, Irigasi dan Jaringan dijelaskan
sebagai berikut :
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 78 -
a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar
Rp501.039.300 pada satker BPD Pontianak.
b. Pengurangan melalui penghentian aset dari penggunaan sebesar
Rp86.800.000 terdiri dari satker Pustekbang sebesar Rp1.500.000
dan satker BPPR Pameungpeuk sebesar Rp85.300.000
Nilai dan Perhitungan penyusutan dan akumulasinya disajikan dalam
tabel (terlampir).
Aset Tetap Lainnya
Rp11.084.550.578
C.20 Aset Tetap Lainnya
Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat
dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan
bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya per
31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp11.084.550.578
dan Rp26.229.186.179. Aset tetap tersebut berupa alat musik modern
dan koleksi buku perpustakaan.
Mutasi transaksi terhadap aset tetap lainnya pada tanggal pelaporan
adalah sebagai berikut :
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 26,229,186,179Rp
Mutasi tambah:
- saldo awal 87,455,000Rp
- pembelian ATR 1,079,476,350Rp
- pembelian 1,266,283,557Rp
- penyelesaian pembangunan dengan KDP (ATR) 3,305,265,812Rp
- pengembangan nilai aset 200,000Rp
- koreksi pencatatan nilai/kuantitas 150,000Rp
Mutasi kurang:
- transfer keluar ATR (2,042,030,000)Rp
- penghentian aset dari penggunaan (10,000)Rp
- koreksi pencatatan (150,000)Rp
- reklas keluar (18,813,321,520)Rp
- penghentian aset dari penggunaan (27,954,800)Rp
Saldo per 31 Desember 2015 11,084,550,578Rp
Ak. Penyusutan (5,000,000)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2015 11,079,550,578Rp
Mutasi transaksi penambahan Aset Tetap Lainnya dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Penambahan melalui saldo awal sebesar Rp87.455.000 terdiri
dari satker Pusfatja sebesar Rp16.880.000 dan satker Pustekroket
sebesar Rp70.575.000.
b. Penambahan melalui pembelian ATR sebesar Rp1.079.476.350
terdiri dari satker Pusfatja sebesar Rp99.100.000, satker
Pustekdata sebesar Rp187.230.000, satker Biro Umum sebesar
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 79 -
Rp700.807.950 satker PSTA sebesar Rp92.338.400.
c. Penambahan melalui pembelian sebesar Rp1.266.283.557 terdiri
dari satker Pusteksat sebesar Rp35.212.000, satker Pusfatja
sebesar Rp368.060.000, satker Pustekdata sebesar
Rp196.265.730, satker Pustekbang sebesar Rp575.327, satker
Pusjigan sebesar Rp357.445.000, satker Biro KSH sebesar
Rp282.382.500 dan satker PSTA sebesar Rp26.343.000.
d. Penambahan melalui penyelesaian pembangunan dengan KDP-
ATR sebesar Rp3.305.265.812 terdiri dari satker Pustekdata
sebesar Rp1.755.700.000 dan satker Biro Umum sebesar
Rp1.549.565.812.
e. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar
Rp200.000 pada satker Biro Umum.
f. Penambahan melalui koreksi pencatatan nilai/kuantitas sebesar
Rp150.000 pada satker Pusfatja.
Mutasi transaksi pengurangan Aset Tetap Lainnya dijelaskan sebagai
berikut :
a. Pengurangan melalui transfer keluar - ATR sebesar
Rp2.042.030.000 terdiri dari satker pusfatja sebesar Rp99.100.000
ke satker Pustekdata dan satker Pustekdata sebesar
Rp1.942.930.000 ke satker BPJ Parepare.
b. Pengurangan melalui penghentian aset dari penggunaan sebesar
Rp10.000 pada satker BPPR Pameungpeuk.
c. Pengurangan melalui koreksi pencatatan sebesar Rp150.000 pada
satker Pusfatja.
d. Pengurangan melalui reklas keluar sebesar Rp18.813.321.520
pada satker Pustekdata.
e. Pengurangan melalui penghentian aset dari penggunaan sebesar
Rp27.954.800 pada satker Pustekdata.
Rincian Aset Tetap Lainnya disajikan pada Lampiran Laporan
Keuangan ini.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 80 -
Aset Tetap Lainnya
BLU Rp1.045.500
C.21 Aset Tetap Lainnya BLU
Saldo Aset Tetap Lainnya BLU per 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 adalah Rp1.045.500 dan Rp1.045.500 yang
merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam tanah,
peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigas dan jaringan
BLU.
Tidak terdapat Mutasi Aset Tetap Lainnya BLU per tanggal
pelaporan.
Konstruksi dalam
Pengerjaan
Rp196.983.172.774
C.22 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)
Saldo konstruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp297.329.036.178
dan Rp85.053.012.196 yang proses pengerjaannya belum selesai
sampai dengan tanggal neraca.
Rincian nilai KDP dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Rincian KDP per satker
No satker Uraian Nilai KDP
1 Biro Umum Pembangunan gedung pusfatja (74.409%) 3,066,790,624
Renovasi gedung pusat arsip 1,553,417,985
2 Pusfatja Pembangunan gedung lab. pusat pemantauan bumi 9,465,148,973
3 Pussainsa Pembangunan gedung lab. antariksa dan atmosfer 374,362,000
Pembangunan gedung lab. mekanik dan layanan informasi 377,860,000
4 Pustekbang Pekerjaan peralatan mesin berupa flight test I pesawat N219 75,494,569,527
Pekerjaan peralatan mesin berupa flight test II pesawat N219 70,896,719,527
Pekerjaan peralatan mesin berupa ground test I pesawat N219 14,126,009,519
Pekerjaan peralatan mesin berupa ground test II psawat N219 14,126,009,519
Pekerjaan komponen static test 774,870,000
Pekerjaan renovasi lab. Aerostruktur 175,200,000
Perkerjaan renovasi hanggar propulsi 1,242,379,000
Pekerjaan renovasi kantin 441,443,202
Pekerjaan renovasi bangunan gedung parkir TU 510,552,315
Pekerjaan renovasi terowongan angin subsonik (gedung design center
N219) 1,057,391,500
Pekerjaan bangunan parkir gedung avionik 286,731,083
Perencanaan renovasi landasan UAV 12,908,000
Pekerjaan komponen OBDAS 3,000,810,000
5 Pusteksat Satelit A3 77,411,435,529
Satelit A4 22,934,427,875
297,329,036,178
Akumulasi Penyusutan
Aset Tetap
Rp499.490.586.186
C.23 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan
31 Desember 2014 adalah masing-masing Rp499.490.586.186 dan
Rp450.097.991.067. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan
alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama
masa manfaat aset yang bersangkutan.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 81 -
Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per
31 Desember 2015, sedangkan Rincian akumulasi penyusutan aset
tetap disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
No. Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku
1 Tanah 277,038,353,942 - 277,038,353,942
2 Peralatan dan Mesin 840,023,949,891 429,340,336,654 410,683,613,237
3 Peralatan dan Mesin BLU 2,426,290,176 1,635,624,977 790,665,199
4 Gedung dan Bangunan 227,028,505,154 46,081,863,674 180,946,641,480
5 Jalan, Irigasi dan Jaringan 42,945,005,231 22,427,760,881 20,517,244,350
6 Aset Tetap Lainnya 11,084,550,578 5,000,000 11,079,550,578
7 Aset Tetap Lainnya BLU 1,045,500 - 1,045,500
8 Konstruksi dalam pengerjaan 297,329,036,178 - 297,329,036,178
Jumlah 1,697,876,736,650 499,490,586,186 1,198,386,150,464
Aset Tak Berwujud Rp90.191.330.216
C.24 Aset Tak Berwujud
Saldo aset tak berwujud (ATB) per 31 Desember 2015 dan
31 Desember 2014 adalah Rp90.191.330.216 dan Rp55.475.114.093.
Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan
dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud
pada LAPAN berupa software yang digunakan untuk menunjang
operasional kantor. Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud
pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut :
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 55,475,114,093
Mutasi tambah:
- pembelian 4,010,664,950
- pengembangan nilai aset 30,392,500
- pengembangan dengan KDP 11,947,937,153
- reklas masuk 18,813,321,520
Mutasi kurang:
- koreksi pencatatan nilai kuantitas (50,000)
- penghentian aset dari penggunaan (86,050,000)
Saldo per 31 Desember 2015 90,191,330,216
Ak. Penyusutan 0
Nilai Buku per 31 Desember 2015 90,191,330,216
Mutasi transaksi penambahan Aset Tak Berwujud dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Penambahan melalui pembelian sebesar Rp4.010.664.950 terdiri
dari satker Pusteksat sebesar Rp575.304.350, satker Pusfatja
sebesar Rp273.230.000, satker Pustekdata sebesar
Rp184.065.000, satker Pusjigan sebesar Rp156.600.000, satker
Biro KSH sebesar Rp791.241.000, satker PSTA sebesar
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 82 -
Rp1.915.250.000, LPA Kototabang sebesar Rp102.999.600 dan
satker BPJ Parepare sebesar Rp11.975.000.
b. Penambahan melalui pengembangan nilai aset sebesar
Rp30.392.500 pada satker Biro Renor.
c. Penambahan melalui pengembangan melalui KDP sebesar
Rp11.947.937.153 terdiri dari satker Pustekdata sebesar
Rp8.712.837.153 dan satker Pustekroket sebesar
Rp3.235.100.000.
d. Penambahan melalui reklasifikasi masuk sebesar
Rp18.813.321.520 pada satker Pustekdata.
Mutasi transaksi pengurangan Aset Tak Berwujud dijelaskan sebagai
berikut :
a. Pengurangan melalui koreksi pencatatan nilai sebesar
Rp50.000 pada satker Biro Renor.
b. Penghentian aset dari penggunaan sebesar Rp86.050.000 terdiri
dari satker Pustekbang sebesar Rp74.930.000 dan satker
Pussainsa sebesar Rp11.120.000.
Rincian Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2015 adalah sebagai
berikut :
Rincian Aset Tak Berwujud
1 Biro Renor 355,174,400 355,174,400
paten 82,662,500
software 170,123,900
atb lainnya 102,388,000
2 Biro KSH 973,185,000 973,185,000
software 662,310,000
atb lainnya 310,875,000
3 Pustekdata 67,340,126,912 67,340,126,912
software 48,103,423,717
lisensi 423,381,675
ATB Lainnya 18,813,321,520
4 Pusfatja 2,103,979,107 2,103,979,107
software 1,603,479,107
lisensi 500,500,000
6 BPJ Parepare 2,105,375,292 2,105,375,292
software 1,951,914,500
lisensi 153,460,792
6 Pussainsa 160,930,000 160,930,000
software 140,930,000
atb lainnya 20,000,000
7 PSTA 2,363,720,000 2,363,720,000
software 2,231,770,000
lisensi 27,500,000
atb lainnya 104,450,000
8 Pusjigan 216,136,000 software 216,136,000
9 BPD Watukosek 970,000 software 970,000
10 LPA Kototabang 110,999,600 software 110,999,600
11 Pustekroket 12,724,896,587 12,724,896,587
software 6,312,523,860
hasil kajian/penelitian 6,412,372,727
12 Pustekbang 890,400,000 890,400,000
software 890,400,000
13 Pusteksat 845,437,318 845,437,318
software 819,147,318
hasil kajian/penelitian 26,290,000
90,191,330,216 90,191,330,216
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 83 -
Aset Tak Berwujud
BLU Rp200.499.000
C.25 Aset Tak Berwujud BLU
Saldo aset tak berwujud (ATB) BLU per 31 Desember 2015 dan
31 Desember 2014 adalah Rp200.499.000 dan Rp4.361.000. Aset
Tak Berwujud BLU merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan
dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud
BLU pada lingkup Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
berupa software yang digunakan untuk menunjang operasional kantor.
Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud BLU selama tahun
2015 adalah sebagai berikut :
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 4,361,000
Mutasi tambah:
- pembelian 199,500,000
Mutasi kurang:
- penghentian aset dari penggunaan (3,362,000)
Saldo per 31 Desember 2015 200,499,000
Ak. Penyusutan 0
Nilai Buku per 31 Desember 2015 200,499,000
Aset Tak Berwujud
Dalam Pekerjaan
Rp96.115.463.700
C.26 Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan
Saldo aset tak berwujud dalam pengerjaan per 31 Desember 2015 dan
31 Desember 2014 adalah Rp96.115.463.700 dan
Rp84.980.513.700 Aset Tak Berwujud Dalam Pekerjaan merupakan
aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai
wujud fisik berupa Hak Intelektual (Haki).
Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud dalam pengerjaan
selama tahun 2015 adalah sebagai berikut
Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 84,980,513,700
Mutasi tambah:
- pembelian 5,800,000
- pengembangan KDP 11,129,150,000
Mutasi kurang:
-
Saldo per 31 Desember 2015 96,115,463,700
Ak. Penyusutan 0
Nilai Buku per 31 Desember 2015 96,115,463,700
Rincian ATB dalam pengerjaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Rincian Aset Tak Berwujud dalam pengerjaan
No satker nilai di neraca keuangan uraian
1 Biro Renor 18,150,000 Pendaftaran HAKI
2 Pustekbang 96,097,313,700 Dokumen design N219
96,115,463,700
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 84 -
Aset Lain-lain Rp8.686.749.284
C.27 Aset Lain-Lain
Saldo aset lain-lain per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
adalah Rp8.686.749.284 dan Rp10.315.284.029. Aset Lain-lain
merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi
rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional entitas.
Adapun mutasi aset lain-lain adalah sebagai berikut:
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 10,315,284,029Rp
Mutasi tambah:
- reklas dari AT ke AL 5,054,119,152Rp
Mutasi kurang:
- transaksi normalisasi BMN (45,500,000)Rp
- penghapusan (2,239,969,064)Rp
- usulan barang rusak berat ke pengelola (1,957,325,659)Rp
- penggunaan kembali BMN yang sudah dihentikan (2,439,859,174)Rp
Saldo per 31 Desember 2015 8,686,749,284Rp
Ak. Penyusutan (8,153,834,352)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2015 532,914,932Rp
Mutasi transaksi penambahan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Penambahan melalui reklas dari AT ke AL sebesar
Rp5.054.119.152 berupa Peralatan dan Mesin yang tidak lagi
digunakan dalam operasional kantor sebesar Rp4.968.069.152
yang terdiri dari satker Pustekdata sebesar Rp58.031.000, satker
Pustekbang sebesar Rp1.293.613.900, satker Biro Umum sebesar
Rp206.591.292, Satker BPJ Parepare sebesar Rp318.806.130,
satker Inspektorat sebesar Rp238.647.452, satker Pustekroket
sebesar Rp564.642.000, satker PSTA sebesar Rp233.412.000,
satker BPPR Pameungpeuk sebesar Rp1.920.915.578, BPD
Pontianak sebesar Rp133.409.800 dan Aset Tak Berwujud yang
tidak lagi digunakan dalam operasional kantor sebesar
Rp86.050.000 yang terdiri dari satker Pustekbang sebesar
Rp74.930.000 dan satker Pussainsa sebesar Rp11.120.000.
Mutasi transaksi pengurangan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Pengurangan melalui transaksi normaliasi BMN sebesar
Rp45.500.000 pada satker Pussainsa.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 85 -
b. Pengurangan melalui penghapusan sebesar Rp2.239.969.064
terdiri dari satker Inspektorat sebesar Rp319,053,486 dan satker
BPPR Pameungpeuk sebesar Rp1.920.915.578.
c. Pengurangan melalui usulan barang rusak berat ke pengelola
sebesar Rp1.957.325.659 terdiri dari satker Pustekbang sebesar
Rp1.317.604.900, satker Biro Umum sebesar Rp207.278.792,
satker Pustekdata sebesar Rp235.875.997 dan satker Pussainsa
sebesar Rp196.565.970.
d. Pengurangan melalui penggunaan kembali BMN yang
dihentikan sebesar Rp2.439.859.174 terdiri dari satker Pusfatja
sebesar Rp.2.120.014.174,00, satker Pustekbang sebesar
Rp877.000, satker BPJ Parepare sebesar Rp3.968.000 dan BPD
Pontianak sebesar Rp315.000.000.
Rincian Aset Lain-lain berdasarkan nilai perolehan, akumulasi
penyusutan dan nilai buku tersaji pada Lampiran Laporan Keuangan
ini.
Aset Lain-lain BLU Rp109.501.628
C.28 Aset Lain-Lain BLU
Saldo aset lain-lain per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
adalah Rp109.501.628 dan Rp0. Aset Lain-lain merupakan Barang
Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak
lagi digunakan dalam operasional entitas. Adapun mutasi aset lain-
lain adalah sebagai berikut:
Saldo nilai perolehan per 31 Desember 2014 -Rp
Mutasi tambah:
- reklas dari AT ke AL 109,501,628Rp
Mutasi kurang:
Saldo per 31 Desember 2015 109,501,628Rp
Ak. Penyusutan (104,642,736)Rp
Nilai Buku per 31 Desember 2015 4,858,892Rp
Mutasi transaksi penambahan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Penambahan melalui reklas dari AT ke AL sebesar
Rp109.501.628 berupa Peralatan dan Mesin sebesar
Rp106.139.628 dan Aset Tak Berwujud sebesar Rp3.362.000
yang tidak lagi digunakan dalam operasional kantor.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 86 -
Mutasi transaksi pengurangan Aset Lain-lain dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Rincian Aset Lain-lain BLU berdasarkan nilai perolehan, akumulasi
penyusutan dan nilai buku tersaji pada Lampiran Laporan Keuangan
ini.
Akumulasi Penyusutan
dan Amortisasi Aset
Lainnya
Rp8.258.477.088
C.29 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya
Saldo Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya per
31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing
Rp8.258.477.088 dan Rp9.823.890.622. Akumulasi Penyusutan Aset
Lainnya merupakan kontra akun Aset Lainnya yang disajikan
berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan
dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Lainnya. Rincian
Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 31 Desember 2015 adalah
sebagai berikut:
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
No. Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku
1 Aset Tak Berwujud 90,191,330,216 - 90,191,330,216
2 Aset Tak Berwujud BLU 200,499,000 - 200,499,000
3Aset Tak Berwujud Dalam
Pengerjaan 96,115,463,700 - 96,115,463,700
4 Aset Lain-lain 8,686,749,284 8,258,477,088 428,272,196
5 Aset Lain-lain BLU 109,501,628 - 109,501,628
Jumlah 195,303,543,828 8,258,477,088 187,045,066,740
Uang Muka dari KPPN
Rp140.563.729
C.30 Uang Muka dari KPPN
Saldo Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 masing-masing sebesar Rp140.563.729 dan
Rp94.072.431 merupakan UP/TUP diberikan KPPN sebagai uang
muka kerja yang masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara
Pengeluaran pada tanggal pelaporan. Uang Muka dari KPPN adalah
akun pasangan dari Kas Bendahara Pengeluaran yang ada di
kelompok akun Aset Lancar.
Utang Kepada Pihak
Ketiga
Rp123.617.427.702
C.31 Utang kepada Pihak Ketiga
Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 masing-masing sebesar Rp123.617.427.702 dan
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 87 -
Rp932.929.874. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan belanja yang
masih harus dibayar dan merupakan kewajiban yang harus segera
diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12
(dua belas bulan). Adapun rincian Utang Pihak Ketiga pada LAPAN
per tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:
Rincian Utang kepada Pihak Ketiga
No Uraian Jumlah Penjelasan
1Belanja Pegawai yang Masih Harus
Dibayar121,439,686Rp
Belanja pegawai berupa tukin, tunj
fungsional dan berkala yang belum
dibagikan
2Belanja barang yang masih harus
dibayar365,283,537Rp
Belanja Persediaan yang belum
dipertanggungjawabkan, dan
perjadin yang belum dibagikan ke
pegawai
3Belanja modal yang masih harus
dibayar90,620,000Rp
Sisa Pekerjaan 20% yang belum
dibayar
4 Utang pengembalian PPN 18,806,458Rp utang pengembalian PPN
5 Belanja yang belum disahkan 98,407,685,640Rp
6 Kelebihan penerimaan 24,613,592,381Rp
123,617,427,702Rp Total
Rincian belanja pegawai dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Rincian Belanja Pegawai
Uraian Nominal (Rp)
1 BPKWA Biak 450401 41,556,096 Gaji 44,438,812
kelebihan estimasi
tunjangan kinerja
-2,882,716
2 BPD Watukosek 526394 79,883,590 tunjangan kinerja 79,883,590
121,439,686 121,439,686Total
Saldo (Rp)Penjelasan
No Satker Kode
Rincian Belanja barang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Rincian Belanja Barang
Uraian Nominal (Rp)
1 Inspektorat 650172 5,614,537 Listrik 5,058,519
Telp 556,018
2 Pustekdata 652669 95,613,804 Listrik 91,215,856
Telp 4,397,948
3 Biro KSH 666121 1,995,000 honor 1,995,000
4 BPJ Parepare 560600 77,432,602 Listrik
53,882,319
Telp 928,337
Internet 22,621,946
5 BPKWA Biak 450401 21,081,503 Internet 20,308,810
Listrik 772,693
6 Pussainsa 662731 64,449,982 Listrik 62,286,315
Telp 1,985,167
Air 178,500
7 PSTA 450397 74,548 Listrik 74,548
9 BPD Watukosek 526394 14,933,043 Listrik
14,524,207
Telp 408,836
10 LPA Kototabang 650168 1,133,639 Listrik
737,270
Telp 396,369
11 BPD Pontianak 552734 2,103,500 Air
2,103,500
13 Pustekroket 652680 80,851,379 Listrik 80,446,139
Telp 405,240
365,283,537 365,283,537Total
Saldo (Rp) PenjelasanNo Satker Kode
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 88 -
Pekerjaan Jasa Konsultasi Perencanaan Gedung dan Bangunan yang
dilaksanakan pada Tahun 2014 belum dibayarkan sebesar 20% dari
nilai kontrak pekerjaan. Hal ini dikarenakan LAPAN menerapkan
peraturan pembayaran pekerjaan perencanaan jasa konsultasi sesuai
dengan Lampiran Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
45/PRT/M/2007 Tanggal 27 Desember 2007 Tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara Bab IV Bagian C
Nomer 3 huruf (f) yang menjelaskan mengenai pembayaran biaya
perencanaan didasarkan pada pencapaian prestasi/kemajuan
perencanaan setiap tahapannya, dimana 5% akan dibayarkan pada
tahap pelelangan dan 15% pada tahap pengawasan berkala. Pekerjaan
jasa konsultasi tersebut terdapat dibeberapa satuan kerja di LAPAN
sebagaimana ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Rincian Belanja modal (Pekerjaan Jasa Konsultansi)
No. Satker Pekerjaan Jasa
Konsultasi
No. SPK Tgl SPK Nilai Kontrak Nilai Yang Dibayarkan
Tahun 2014
Sisa Pekerjaan Belum
Dibayarkan (Utang)
1 Pusfatja Perencanaan
Renovasi
Pengembangan
Gedung
Laboratorium
Pusat
Pemantauan
Bumi (P2B)
Paket 2
SPK-
LS/24.0/PF
J/X/14
10-Oct-14 Rp 199,100,000 Rp 159,280,000 Rp 39,820,000
2 Pusfatja Perencanaan
Renovasi/Pengam
bangan Gedung
Laboratorium
Pusat
Pemantauan
Bumi
SPK-
LS/12.0/PF
J/V/14
14-May-14 Rp 254,000,000 Rp 203,200,000 Rp 50,800,000
453,100,000Rp 362,480,000Rp 90,620,000Rp Jumlah
Rincian utang pengembalian PPN dapat dilihat pada tabel di bawah
ini : Rincian Utang Pengembalian PPN
Uraian Nominal (Rp)
1 Pusfatekgan 672817 18,806,458 Utang
pengembalian atas
penarikan PPN
18,651,958
utang setor pajak 154,500
18,806,458 18,806,458Total
Saldo (Rp) PenjelasanNo Satker Kode
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 89 -
Rincian belanja yang belum disahkan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Rincian Belanja yang belum Disahkan
Uraian Nominal (Rp)
1 Pusfatekgan 672817 98,407,685,640 pelaksanaan
Bimtek
14,850,000
utang kpd PT.
Amerthis Indego
Prakarsa
64,715,132,245
Utang kpd PT.
Bumi Prasaja
33,462,681,287
Kegiatan
kerjasama BP2HP
215,022,108
98,407,685,640 98,407,685,640Total
Saldo (Rp) PenjelasanNo Satker Kode
Rincian kelebihan penerimaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Rincian kelebihan penerimaan
Uraian Nominal (Rp)
1 Pusfatekgan 672817 24,613,592,381 kelebihan penerimaan
pengadaan data citra satelit
dari BIG (Termin I)
11,053,294,834
kelebihan penerimaan
pengadaan data citra satelit
dari BIG (termin II)
13,560,297,547
24,613,592,381 24,613,592,381Total
Saldo (Rp) PenjelasanNo Satker Kode
Pendapatan Yang
Ditangguhkan Rp0
C.32 Pendapatan yang belum Ditangguhkan
Jumlah Pendapatan yang Ditangguhkan per 31 Desember 2015 dan
2014 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp434.440. Dalam
Implementasi akuntansi berbasis akrual yang dimulai tahun 2015,
pendapatan yang ditangguhkan tahun 2014 di reklas ke Ekuitas.
Utang Jangka Pendek
Lainnya Rp70.747.365
C.33 Utang Jangka Pendek Lainnya
Saldo Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 masing-masing sebesar Rp70.747.365 dan Rp231.050
merupakan pajak bendahara yang belum disetor.
Rincian Perbandingan Utang Jangka Pendek Lainnya
Satker 31 Desember 2015 31 Desember 2014
BPPR Pameungpeuk 9,395,443Rp -Rp
Pustekbang 61,351,922Rp -Rp
Kototabang -Rp 231,050Rp
Jumlah 70,747,365Rp 231,050Rp
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015(Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 90 -
Pendapatan Diterima
di Muka Rp3.967.792
C.34 Pendapatan Diterima di Muka
Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2015 dan 31
Desember 2014 sebesar Rp3.967.792 dan Rp3.967.792. Pendapatan
Diterima di Muka merupakan pendapatan yang sudah diterima
pembayarannya, namun barang/jasa belum diserahkan. kepada pihak
ketiga. Keseluruhan Pendapatan Diterima di Muka tersebut bersumber
dari penjualan data uang muka pembelian data alos oleh PT. Sapta
Adhi Pratama pada Tahun 2012.
Ekuitas Dana Lancar
Rp0
C.35 Ekuitas Dana Lancar
Jumlah Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014
masing-masing sebesar Rp0 dan Rp60.991.534.993. Dalam
Implementasi akuntansi berbasis akrual yang dimulai tahun 2015,
Ekuitas Dana Lancar di reklas ke Ekuitas.
Ekuitas Dana Investasi
Rp0
C.36 Ekuitas Dana Investasi
Jumlah Ekuitas Dana Investasi per 31 Desember 2015 dan 2014
masing-masing sebesar Rp0 dan Rp1.102.742.748.863. Dalam
Implementasi akuntansi berbasis akrual yang dimulai tahun 2015,
Ekuitas Dana Investasi di reklas ke Ekuitas.
Ekuitas Rp1.450.772.879.991
C.37 Ekuitas
Ekuitas per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-
masing sebesar Rp1.449.358.619.281 dan Rp1.163.734.718.296.
Ekuitas adalah kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan
dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Terdapat perbedaan pada neraca Audited TA 2014 dengan Saldo
Awal pada TA 2015 terkait Pendapatan yang ditangguhkan sebesar
Rp434.440 yang merupakan setoran jasa giro pada satker Pusjigan
dan LPA Kototabang. Perbedaan tersebut dikarenakan pada Neraca
TA 2015 masuk dalam pos Ekuitas.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 91 -
D. PENJELASAN ATAS POS- POS LAPORAN OPERASIONAL
Pendapatan PNBP
Rp180.265.744.521
D.1. Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak
Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015
dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp180.265.744.521 dan Rp 0
dengan rincian sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Pendapatan TA 2015 dan TA 2014
URAIAN TA 2015 TA 2014 %
Pendapatan PNBP Lainnya
Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan
Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan
Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin -
Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya -
Pendapatan sewa tanah, gedung, dan bangunan 8.452.455 100%
Jumlah Pendapatan dari Pengelolaan BMN
(Pemanfaatan dan Pemindahtanganan) serta
Pendapatan dari Penjualan
8.452.455
100%
Pendapatan Jasa
Pendapatan jasa giro 2.477.577 100%
Jumlah Pendapatan Jasa 2.477.577 100%
Pendapatan Iuran dan Denda
Pendapatan denda keterlambatan penyelesaian
pekerjaan 16.419.606.743 100%
Jumlah Pendapatan Iuran dan Denda 16.419.606.743 100%
Pendapatan Lain-lain
Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi Non
Bendahara
Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun
Anggaran Yang Lalu -
Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun
Anggaran Yang Lalu -
Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun
Anggaran Yang Lalu -
Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji 9.584.333 100%
Pendapatan Anggaran Lain-lain 650.587.150 100%
Jumlah Pendapatan Lain-lain 660.171.483 100%
Jumlah Pendapatan PNBP Lainnya 17.090.708.258 100%
Pendapatan BLU
Pendapatan Jasa Layanan Umum 163.175.036.263 100%
Jumlah Pendapatan BLU 163.175.036.263 100%
Jumlah 180.265.744.521 -Rp 100%
Beban Pegawai
Rp128.027.637.521
D.2 Beban Pegawai
Beban Pegawai untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing
sebesar Rp128.027.637.521 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut :
Rincian Beban Pegawai TA 2015 dan TA 2014
URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014NAIK (TURUN)
%
Beban Gaji dan Tunjangan PNS 83.127.665.711Rp -Rp 100%
Beban Lembur 553.693.300Rp -Rp 100%
Beban Tunjangan Khusus &
Beban Pegawai Transito 44.346.278.510Rp -Rp 100%
Jumlah 128.027.637.521Rp -Rp 100%
Beban Persediaan
Rp17.545.378.636
D.3 Beban Persediaan
Beban Persediaan pada Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing
sebesar Rp17.545.378.636 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut :
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 92 -
Perbandingan Rincian Beban Persediaan TA 2015 dan TA 2014
URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 NAIK (TURUN) %
Beban Persediaan Konsumsi 13.059.813.811Rp -Rp 100%
Beban Persediaan Pita Cukai.
Materai dan Leges
16.150.000Rp -Rp 100%
Beban Persediaan bahan baku 3.006.356.265Rp -Rp 100%
Beban Persediaan untuk tujuan
strategis/berjaga-jaga
21.332.010Rp -Rp 100%
Beban Persediaan Lainnya 1.441.726.550Rp -Rp 100%
Jumlah Beban Persediaan 17.545.378.636Rp -Rp 100%
Beban Barang dan
Jasa
Rp291.814.044.633
D.4 Beban Barang dan Jasa
Beban Barang dan Jasa Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing
sebesar Rp291.814.044.633 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban Barang dan Jasa TA 2015 dan TA 2014
URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014NAIK (TURUN)
%
Beban Keperluan Perkantoran 18.267.080.340Rp -Rp 100%
Beban Penambah Daya Tahan
Tubuh
108.976.510Rp -Rp 100%
Beban Pengiriman Surat Dinas Pos
Pusat
171.053.298Rp -Rp 100%
Beban Honor Operasional Satuan
Kerja
3.006.700.000Rp -Rp 100%
Beban Barang Operasional
Lainnya
36.194.707.496Rp -Rp 100%
Beban Bahan 9.311.559.916Rp -Rp 100%
Beban Honor Output Kegiatan 5.951.220.500Rp -Rp 100%
Beban Barang Non Operasional
Lainnya
15.085.555.652Rp -Rp 100%
Beban Langganan Daya dan Jasa 12.736.522.610Rp -Rp 100%
Beban Sewa 2.723.829.449Rp -Rp 100%
Beban Jasa Konsultan 1.213.078.094Rp -Rp 100%
Beban Jasa Profesi 9.210.552.730Rp -Rp 100%
Beban Jasa Lainnya 14.866.153.541Rp -Rp 100%
Beban Barang 428.373.330Rp -Rp 100%
Beban Jasa 68.052.307Rp -Rp 100%
beban Penyediaan Barang dan
Jasa BLU Lainnya
162.461.485.847Rp -Rp 100%
Beban Aset Ekstrakomptabel PM 8.883.013Rp -Rp 100%
Beban Aset Ekstrakomptabel Aset
Tetap Lainnya
260.000Rp -Rp 100%
Jumlah 291.814.044.633Rp -Rp 100%
Beban Pemeliharaan
Rp22.997.197.460
D.5 Beban Pemeliharaan
Beban Pemeliharaan Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing
sebesar Rp22.997.197.460 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut :
Perbandingan Rincian Beban Pemeliharaan TA 2015 dan TA 2014
URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014NAIK (TURUN)
%
Beban Pemeliharaan Gedung dan
Bangunan 6.346.115.003Rp -Rp 100%
Beban Pemeliharaan Peralatandan
Mesin 8.010.118.014Rp -Rp 100%
Beban Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan 99.955.000Rp -Rp 100%
Beban Persediaan Suku Cadang 7.252.302.002Rp -Rp 100%
Beban persediaan Bahan untuk
pemeliharaan 1.288.707.441Rp -Rp 100%
Jumlah 22.997.197.460Rp -Rp 100%
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 93 -
Beban Perjalanan
Dinas
Rp29.366.458.281
D.6 Beban Perjalanan Dinas
Beban Perjalanan Dinas Tahun 2015 dan 2014 adalah masing-masing
sebesar Rp29.366.458.281 dan Rp0 dengan rincian sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban Perjalanan Dinas TA 2015 dan TA 2014
URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 NAIK (TURUN) %
Beban Perjalanan Dinas Dalam
Kota 1.068.764.000Rp -Rp 100%
Beban Perjalanan Dinas Paket
Meeting Dalam Kota 3.796.898.265Rp -Rp 100%
Beban Perjalanan Dinas Paket
Meeting Luar Kota 20.588.875.666Rp -Rp 100%
Beban Perjalanan Lainnya-Luar
Negeri 3.788.300.350Rp -Rp 100%
Beban Perjalanan - BLU 123.620.000Rp
Jumlah 29.366.458.281Rp -Rp 100%
Beban Barang Untuk
Diserahkan Kepada
Masyarakat
Rp3.423.091.243
D.7 Beban Barang Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat
Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat untuk Tahun 2015
dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp3.423.091.243 dan Rp0
dengan rincian sebagai berikut :
Perbandingan Rincian Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat
TA 2015 dan TA 2014
URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 NAIK (TURUN) %
Beban Tanah Untuk Diserahkan
kepada Masyarakat/Pemda
947.656.000Rp -Rp 100%
Beban Peralatan dan Mesin
untuk Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda
225.535.000Rp -Rp 100%
Beban Barang Fisik Lainnya untuk
Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda
490.500Rp -Rp 100%
Beban Barang Lainnya untuk
Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda
2.214.083.243Rp -Rp 100%
Beban Persediaan Lainnya untuk
Diserahkan kepada
Masyarakat/Pemda
35.326.500Rp -Rp 100%
Jumlah 3.423.091.243Rp -Rp 100%
- Beban tanah untuk diserahkan kepada masyarakat/Pemda
berupa renovasi Tomohon.
- Beban peralatan dan mesin untuk diserahkan kepada
masyarakat/Pemda berupa Clinostat, Pemeliharaan, Paket
Teleskop, pisau mesin potong rumput mobil.
- Beban barang fisik berupa pupuk, Herbisida dan Insektisida.
- Beban barang lainnya untuk diserahkan kepada
masyarakat/Pemda berupa Jaket, Tas, Seminar Kit, Kalender,
Tas, Kaos, Banner.
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 94 -
- Beban persediaan lainnya untuk dijual/diserahkan ke
Masyarakat berupa Sepatu, Pakaian, Jaket.
Beban Penyusutan
dan Amortisasi
Rp106.256.781.283
D.8 Beban Penyusutan dan Amortisasi
Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk Tahun 2015 dan Tahun 2014
adalah masing-masing sebesar Rp106.256.781.283 dan Rp0 dengan
rincian sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi TA 2015 dan TA 2014
URAIAN BEBAN PENYUSUTAN
DAN AMORTISASITA 2015 TA 2014
NAIK
(TURUN) %
Beban Penyusutan Paralatan dan
Mesin92.889.409.922Rp -Rp 100%
Beban Penyusutan Gedung dan
Bangunan7.979.170.145Rp -Rp 100%
Beban Penyusutan Jalan, trigasi,
Jaringan3.257.824.572Rp -Rp 100%
Beban Penyusutan Aset Tetap
Lainnya2.042.030.000Rp -Rp 100%
Beban Penyusutan Aset Lainnya 88.346.644Rp
Jumlah Penyusutan 106.256.781.283Rp -Rp 100%
Beban Amortisasi Aset Tak
Berwujud-Rp -Rp 0%
Jumlah Amortisasi -Rp -Rp 0%
Jumlah Beban Penyusutan dan
Amortisasi106.256.781.283Rp -Rp 100%
Beban Penyisihan
Piutang Tak Tertagih
Rp129.622.441
D.9 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih untuk Tahun 2015 dan Tahun
2014 adalah masing-masing sebesar Rp129.622.441 dan Rp0 dengan
rincian sebagai berikut:
Perbandingan Rincian Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih
TA 2015 dan TA 2014
URAIAN JENIS BEBAN TA 2015 TA 2014 NAIK (TURUN) %
Beban Penyisihan Piutang PNBP 2.493.868Rp -Rp 100%
Beban Penyisihan Piutang
Kegiatan Operasional BLU672.820Rp -Rp 100%
Beban Penyisihan Piutang Tidak
Tertagih Jangka Panjang126.455.753Rp -Rp 100%
Jumlah 129.622.441Rp -Rp 100%
Surplus/Defisit dari
Kegiatan Non
Operasional
Rp88.173.848.978
D.10 Kegiatan Non Operasional
Rincian Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Tahun 2015 dan
Tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Laporan Keuangan LAPAN Tahun 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 95 -
Perbandingan Rincian Kegiatan Non Operasional TA 2015 dan TA 2014
URAIAN TA 2015 TA 2014 NAIK (TURUN) %
Surplus Penjualan Aset Non Lancar
Pendapatan Pelepasan Aset Non
Lancar123.378.075Rp -Rp 100%
Beban Pelepasan Aset Non Lancar 380.366.990Rp -Rp 100%
Surplus dari Kegiatan Non
Operasional Lainnya
Pendapatan dari Kegiatan Non
Operasional Lainnya89.391.284.324Rp -Rp 100%
Beban dari Kegiatan Non
Operasional Lainnya960.446.431Rp -Rp 100%
Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non
Operasional88.173.848.978Rp -Rp 100%
Pos Luar Biasa Rp0 D.11 Pos Luar Biasa
Rincian Surplus/Defisit Pos Luar Biasa untuk Tahun 2015 dan 2014
adalah sebagai berikut.
Perbandingan Rincian Pos Luar Biasa TA 2015 dan TA 2014
URAIAN TA 2015 TA 2014 NAIK (TURUN) %
Pendapatan PNBP -Rp -Rp
Beban Perjalanan Dinas -Rp -Rp
Beban Persediaan -Rp -Rp
Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non
Operasional-Rp -Rp -
Pada LO tidak ada pos luar biasa sampai dengan 31 Desember 2015.
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 96 -
E. PENJELASAN ATAS POS- POS LAPORAN PERUBAHAN
EKUITAS
E.1. Ekuitas Awal
Ekuitas Awal
Rp1.163.734.718.296
Nilai ekuitas pada tanggal 1 Januari 2015 dan 2014 adalah masing-
masing sebesar Rp1.163.734.718.296 dan Rp0. Dalam Implementasi
akuntansi berbasis akrual yang dimulai tahun 2015, nilai ekuitas per 1
Januari 2015 tersebut adalah merupakan reklasifikasi dari akun-akun
neraca sebagai berikut :
Jenis Akun Nilai
Pendapatan Yang Ditangguhkan 434.440
Ekuitas Dana Lancar 60.991.534.993
Ekuitas Dana Investasi 1.102.742.748.863
Nilai Ekuitas per 1 Januari 2015 1.163.734.718.296
Defisit LO
Rp331.120.617.999
E.2 Surplus (Defisit) LO
Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember
2015 dan 2014 adalah sebesar Rp331.120.617.999 dan Rp0. Defisit
LO merupakan selisih kurang antara Defisit dari kegiatan Operasional
sebesar Rp419.294.466.977 dengan Surplus dari kegiatan Non
Operasional sebesar Rp88.173.848.978.
Penyesuaian Nilai Aset
Rp(489.077.904)
E.3 Penyesuaian Nilai Aset
Jumlah penyesuaian nilai aset untuk periode yang berakhir pada 31
Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp(489.077.904) dan Rp0.
Penyesuaian nilai aset sebesar Rp(489.077.904) terdiri dari Biro
Renor Rp652.500, PSTA Rp(26.839.895), Biak Rp13.367.500,
Pusteksat Rp(3.652.431), Pameungpeuk Rp3.031.900, Watukosek
Rp3.320.889, Pontianak Rp(2.046.750), Parepare Rp4.033.100,
Kototabang Rp(681.800), Inspektorat Rp29.635.385, Pusfatja
Rp(6.297.268), Pustekdata Rp1.923.674.947, Pustekbang
Rp(301.509.621), Pustekroket Rp(1.997.146.716), Pusjigan
Rp2.265.500, Biro Umum Rp12.936.567, Pussainsa Rp(163.811.850),
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 97 -
Biro KSH Rp12.641.530, Pusfatekgan Rp8.210.995 dan Sumedang
Rp(862.386).
Koreksi Nilai
Persediaan
Rp79.286.982
E.4 Koreksi Nilai Persediaan
Koreksi Nilai Persediaan mencerminkan koreksi atas nilai persediaan
yang diakibatkan karena kesalahan dalam penilaian persediaan yang
terjadi pada periode sebelumnya. Koreksi nilai persediaan untuk 31
Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar
Rp79.286.982 dan Rp0. Koreksi nilai persediaan sebesar
Rp79.286.982 terdiri dari koreksi nilai persediaan pada Satker Biak
sebesar Rp(33.033.000), Pusfatja sebesar Rp113.725.500, Pustekdata
Rp1, Pustekroket sebesar Rp(1.405.521) dan Inspektorat Rp2.
Koreksi Nilai Aset
Tetap Non Revaluasi
Rp91.176.372.866
E.5 Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi
Koreksi Atas Nilai Perolehan Aset Tetap Non Revaluasi merupakan
koreksi atas kesalahan pencatatan kuantitas aset pada laporan
keuangan. Koreksi pencatatan aset tetap untuk 31 Desember 2015 dan
2014 adalah masing-masing sebesar Rp91.176.372.866 dan Rp0.
Koreksi Nilai koreksi nilai Aset Tetap Non Revaluasi sebesar
Rp38.870.113.514 terdiri dari Satker Biro Renor sebesar
Rp33.731.900, PSTA sebesar Rp18.361.875, Biak sebesar
Rp2.392.500, Pusteksat sebesar Rp52.424.475.348, Pontianak sebesar
Rp508.890.950, Parepare sebesar Rp(296.838.260), Kototabang
Rp19.126.225, Pusfatja sebesar Rp9.558.146, Pustekdata sebesar
Rp(14.542.871), Pustekbang sebesar Rp33.020.370.977, Pustekroket
sebesar Rp5.450.548.700, Biro Umum Rp4.517.315, Pussainsa
sebesar Rp(7.947.039), Biro KSH Rp1.062.500, Sumedang sebesar
Rp2.664.600.
Lain-lain Rp37.018.403 E.6 Lain-Lain
Nilai Lain-Lain pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
masing-masing Rp37.018.403 dan Rp0. Nilai Lain-Lain sebesar
Rp37.018.403 terdiri dari Pusteksat Rp(964.084), Pustekdata
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 98 -
Rp9.240.000, Pustekbang Rp69.118, Biro Umum Rp9.560.000 dan
Pusfatekgan Rp19.113.369.
Ekuitas Akhir
Rp1.449.358.619.281
E.7 Ekuitas Akhir
Nilai Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
masing-masing sebesar Rp1.449.358.619.281 dan Rp0.
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 99 -
F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA
F.1 Kejadian-Kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca
1. Satker Pustekbang :
- Terdapat kekurangan volume pekerjaan atas pembangunan sarana
parkir dan kantin, pembangunan gedung Hanggar dan
pembangunan gedung terowongan angin untuk desain center
sebesar Rp476.287.400,00 yang belum bisa diselesaikan per 31
Desember 2015. Atas piutang tersebut telah dilakukan penyetoran
di bulan Januari 2016 (bukti setor terlampir).
- Terdapat denda keterlambatan atas pembangunan sarana parkir
dan kantin dengan nilai sebesar Rp9.857.193, pekerjaan
pembangunan gedung hanggar sebesar Rp2.243.636, dan
pekerjaan terowongan angin sebesar Rp10.385.313, atas denda
keterlambatan tersebut diakui sebagai piutang pada TA 2015.
2. Satker Pusfatja
Terdapat pengesahan hibah dan telah terbit SPHL dari KPPN dengan
nilai sebesar Rp650.960.419 (dokumen terlampir). Dan masih terdapat
sisa kas atas hibah yang belum disahkan sebesar Rp3.143.698
(Rp654.104.117-Rp650.960.419). Sisa hibah tersebut akan digunakan
kembali pada Tahun 2016.
3. Satker Pusteksat
Terdapat belanja dibayar dimuka sebesar Rp 13.436.748.600,- yang
merupakan jasa peluncuran Satelit LAPAN A2 dan A3. Pada tanggal
29 September 2015 telah dilakukan peluncuran atas Satelit A2 maka
atas biaya peluncuran Satelit A2 tersebut dikeluarkan dari Neraca.
Pengurangan pada neraca diperhitungkan berdasarkan perbandingan
berat satelit (berat satelit A2 : 68 kg dan A3 : 70 kg, sehingga
pengurangan menjadi 68/138 * Rp 13.436.748.600=6.621.006.557).
F.2 Pengungkapan Lain-Lain
1. Telah dilakukan rekonsiliasi laporan realisasi anggaran antara
LAPAN dengan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
DJPB pada tanggal 11 Februari 2016. (BA Rekon terlampir).
2. Pada periode Semester II Tahun 2015, Pusat Pemanfaatan
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 100 -
Teknologi Dirgantara telah menandatangani Surat Perjanjian
Kerjasama Swakelola dengan Badan Informasi Geospasial (BIG)
tentang pengadaan Data Citra Satelit Optis Resolusi Sangat Tinggi
sebagai Data Untuk Gerakan Desa 2015 dan Kawasan Tertinggal
dengan nilai kontrak sebesar Rp67.383.511.727,- dan Surat
Perjanjian Kerjasama tentang Pengadaan Data Citra Satelit Optis
Resolusi Sangat Tinggi sebagai data dasar untuk pembuatan peta
dasar Rencana Detail Tata Ruang dengan Nilai Kontrak sebesar Rp
114.136.357.640,-. Berkaitan dengan hal ini, maka Pusfatekgan
telah membuat surat pengajuan revisi pagu belanja diatas ambang
batas sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor :
27/PMK.02/2014 tentang Tata Cara Revisi Anggaran TA 2015 dan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-
9/PB/2015 tentang Petunjuk Teknis Revisi Anggaran Pada
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dan Revisi Anggaran Badan
Layanan Umum Tahun 2015. Kementerian Keuangan telah
menyetujui revisi Belanja melebihi Pagu Ambang Batas pada
tanggal 30 Desember 2015 dengan dikeluarkannya Revisi DIPA
keempat dengan Digital Stamp No. 2137-4289-1880-9505.
3. Pusfatekgan memiliki utang jangka pendek kepada penyedia data
(vendor) sebesar Rp98.177.813.532 dengan rincian sebagai
berikut :
PT. Amethis Indegeo Prakarsa senilai Rp64.715.132.245.
PT. Bhumi Prasaja senilai Rp33.462.681.287
Utang kepada pihak ketiga BLU ini akan dilunasi setelah revisi
penggunaan Saldo awal BLU disetujui oleh Kementerian Keuangan
di Tahun Anggaran 2016.
4. Terdapat perbedaan antara Saldo Kas pada Badan Layanan Umum
yang ada di Bendahara Penerimaan dengan yang ada di Neraca
SAIBA. Hal ini disebabkan adanya beberapa transaksi yang belum
dilakukan pengesahan di KPPN Jakarta III atau transaksi yang
belum diselesaikan pembayarannya, antara lain :
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 101 -
5. Penyusunan Laporan Keuangan Tahun 2015 telah menggunakan
aplikasi SAIBA, aplikasi SIMAK BMN dan Persediaan versi
akrual.
6. Terdapat selisih nilai pada transaksi transfer masuk dan transfer
keluar Peralatan Mesin sebesar Rp61.295.000 yang terdiri dari
transfer masuk dari Pusfatekgan ke Pusfatja dan Pustekdata sebesar
Rp140.200.000 berupa 5 (lima) buah laptop, 4 (empat) buah
eksternal/portable hardisk, 1 (satu) buah printer, 1 (satu) buah DVD
Writer dan 1 (satu) buah server, transfer masuk dari Badan
Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ke LPA
Kototabang sebesar Rp125.360.000 berupa 12 (dua belas) buah
rambu cermin dan transfer keluar ke Direktorat Topografi
Angkatan Darat (Dittopad) dari satker Pustekbang sebesar
Rp204.265.000 berupa 1 (satu) buah Pesawat Tak Berawak.
7. Terdapat selisih nilai pada transaksi transfer masuk dan transfer
keluar Gedung dan Bangunan sebesar Rp42.443.500 karena adanya
transfer masuk dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) ke satker LPA Kototabang berupa 1 (satu) buah Gedung
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 102 -
Pos Jaga Permanen.
8. Terdapat kesalahan akun selama tahun 2015 antara lain :
No SATUAN KERJA NILAI
5,200,000 Pembelian PM menggunakan
belanja 52
82,600,000 pembelian ATL menggunakan
belanja 532
3,600,000 pembelian PM menggunakan
belanja 536
2 Pustekroket 273,340,000.00 273,340,000 Pengembangan PM
menggunakan belanja 536
15,750,000 Pembelian PM menggunakan
belanja 533
197,975,000 Pembelian PM menggunakan
belanja 533
2,260,000 Pengembangan ATB
menggunakan belanja 532
1,450,000 Pembelian PM menggunakan
belanja 52
1,770,000 Pembelian PM menggunakan
belanja 52
14,802,000 pembelian ATL menggunakan
belanja 532
5 BLU 528,000.00 528,000 pembelian PM menggunakan
belanja 52
187,230,000 pembelian ATL menggunakan
belanja 532
6,363,500 perolehan KDP JIJ menggunakan
belanja 533
168,162,588 pengembangan KDP JIJ
menggunakan belanja 533
96,352,973 pengembangan KDP GB
menggunakan belanja 532
99,100,000 pembelian ATL menggunakan
belanja 533
8 PSTA 92,338,400 92,338,400 pembelian ATL menggunakan
belanja 533
1,248,822,461 1,248,822,461
KETERANGAN
1 KSH 91,400,000
3 Pustekbang 215,985,000.00
7 Pusfatja 195,452,973.00
TOTAL
4 Pusteksat 18,022,000.00
6 Pustekdata 361,756,088.00
9. Pada Tahun 2015 penyusunan LK menggunakan basis akrual sesuai
dengan PMK Nomor 177/PMK.05/2015 tentang Pedoman dan
Penyampaian Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
dan PMK nomor 270/PMK.05/2015 tentang Penerapan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Pusat.
10. Terdapat perbedaan antara Neraca Percobaan pada SAIBA dengan
Neraca BMN yaitu :
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 103 -
Rincian Persediaan :
Kode Uraian Neraca Percobaan Neraca BMN Selisih
117111 Barang Konsumsi 2.430.008.717Rp 2.818.560.329Rp (388.551.612)Rp
117113 Bahan Untuk Pemeliharaan 186.513.770Rp 187.583.470Rp (1.069.700)Rp
117114 Suku Cadang 9.307.407.629Rp 9.307.407.629Rp -Rp
117124 PM untuk dijual/diserahkan 2.364.750Rp -Rp 2.364.750Rp
117127 Aset lain-lain untuk diserahkan 57.902.500Rp -Rp 57.902.500Rp
117128
Barang Persedian Lainnya
untuk Dijual/Diserahkan ke
Masyarakat
17.317.014Rp 126.200.094Rp (108.883.080)Rp
117131 Bahan Baku 36.623.198.765Rp 36.629.198.765Rp (6.000.000)Rp
117199 Persediaan lainnya 1.269.505.274Rp 1.268.945.274Rp 560.000Rp
117219Persediaan BLU penyedia
barang dan jasa lainnya443.677.142Rp -Rp 443.677.142Rp
50.337.895.561Rp 50.337.895.561Rp -Rp Jumlah
Rincian ATB :
Kode Uraian Neraca Percobaan Neraca BMN Selisih
162141 Paten 82.662.500Rp 82.662.500Rp -Rp
162151 Software 62.751.608.048Rp 63.414.627.002Rp (663.018.954)Rp
162161 Lisensi 1.099.315.792Rp 1.104.842.467Rp (5.526.675)Rp
162171 Hasil Kajian 6.438.662.727Rp 6.438.662.727Rp -Rp
162191 ATB Lainnya 1.005.759.629Rp 537.713.000Rp 468.046.629Rp
162291 ATB Lainnya BLU 200.499.000Rp -Rp 200.499.000Rp
162311 ATB dalam pekerjaan 96.115.463.700Rp 96.115.463.700Rp -Rp
167.693.971.396Rp 167.693.971.396Rp -Rp Jumlah
Perbedaan tersebut dikarenakan belum terdapat kodefikasi khusus
untuk penamaan rincian persediaan dan ATB BLU pada SIMAK
BMN dan pada SAIBA kodefikasi tersebut dibuat manual dengan
memasukkan untuk persediaan ke dalam persediaan BLU penyedia
barang dan jasa lainnya dan untuk ATB kedalam ATB lainnya
BLU.
11. Pada tanggal 1 September 2015 ada penerimaan hibah dari Asia –
Pacific Network For Global Change Research yang masuk ke
rekening hibah sebesar USD 46.999,6. kurs tengah valas sebesar
Rp12.952 jumlah yang diterima Rp608.738.430.
12. Terdapat barang berupa Equatorial Atmosphere Radar (EAR) dan
beberapa bangunan yang berada di kota Kototabang Padang.
Peralatan dan bangunan tersebut digunakan untuk pengamatan
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 104 -
ketidakstabilan lapisan ionosfer dan kecepatan angin. Berdasarkan
perjanjian kerjasama antara LAPAN dengan RISH Kyoto
University tahun 2015 bahwa kepemilikan serta biaya pemeliharaan
disediakan oleh RISH dan LAPAN hanya melakukan instalasi.
Pada perjanjian juga disebutkan bahwa kepemilikan EAR akan
ditentukan kemudian setelah perjanjian ini berakhir.
13. Terdapat perjanjian kerjasama antara LAPAN dengan Indian Space
Research Organization (ISRO) tanggal 25 April 1997 untuk
kerjasama pembangunan Telemetri, Tracking and Command
(TT&C) Station for Satellite and Launch Vehicle dan tanggal 3
April 2002 untuk kerjasama pembangunan Satellite and Launch
Station Vehicle milik ISRO di Biak. Atas kerjasama tersebut
LAPAN mendapatkan manfaat antara lain :
a. Mensupport permintaan penggunaan Ground Station (GS)
untuk kepentingan LAPAN jika dibutuhkan
b. Melakukan Trining di ISRO India yang akan diikuti pada
Engineer LAPAN selama beberapa kali
c. Melakukan Training Onsite GS di Biak yang mana ini adalah
Training Komprehensif TT&C
d. Menyediakan pelayanan downlink data satelit LAPAN, yang
saat ini sudah berjalan 2 kali perhari
e. Membantu peralatan dan alat ukur jika pihak LAPAN
membutuhkan Peningkatan kemampuan (Capacity Building)
bagi para Peneliti/Perekayasa LAPAN dalam penguasaan
teknologi stasiun bumi untuk pengendalian satelit,
diantaranya :
- RF (Radio Frequency)
- Safety Features Ground Station (GS)
- Construction of Ground Station (GS)
- Control Movement of Ground Station (GS)
- Networking Coordinattion GS to GS
- Ground Station (GS) Trouble Shooting
- Software Engineering in data and interaktif
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 105 -
- Installation of Redundancy Power by UPS n Battery
Switch Hold
- Installation of Lightning System
f. Transfer of Technology by Short Workshop or Theory Lesson of
Satelit and Ground Station (GS)
g. Memberikan harga yang sangat murah dalam proses
peluncuran satelit
14. Terdapat pengadaan berupa komponen dan materiil untuk system
engineering test tools yang disediakan oleh TU Berlin untuk para
periset LAPAN antara lain: Hardware-in-the-Loop-(HIL)-Flight
Simulator, Flight Control Computer plus Data Acquisition and
Recording capabilities dan Actuator test stand yang merupakan
proyek pengembangan pesawat LSA-02 hasil kerjasama LAPAN
dengan TU Berlin. Komponen tersebut telah dibayar dimuka
sebesar € 310.000 namun komponen yang sudah dapat
direalisasikan sebesar € 76.233,25 sehingga masih terdapat
komponen yang belum direalisasi sebesar € 233.766,75 atau setara
dengan Rp 3.711.378.525. LAPAN akan mencatat ke dalam aset
setelah diketahui bahwa aset tersebut telah menjadi aset definitif
dan dapat dimanfaatkan. Dan atas belanja dibayar dimuka, LAPAN
mencatat ke dalam Neraca LAPAN sebagai Belanja Dibayar
Dimuka dan ada kewajiban dari TU Berlin untuk menyerahkan atas
komponen yang belum datang tersebut.
15. Terdapat pengadaan bahan komponen Satelit A1, A2, A3, dan A4
pada Satker Pusat Teknologi Satelit yang masih tercatat ke dalam
SIMAK BMN periode Unaudited 2015 sebagai komponen yang
terpisah dan belum dilakukan penggabungan menjadi sebuah
satelit. Pada Audited 2015 LAPAN telah melakukan reklas atas
komponen tersebut menjadi sebuah aset dengan nama Satelit A1,
A2, A3 dan A4 serta menghitung penyusutan tiap satelit. Satelit A1
dan A2 telah menjadi aset definitif sedangkan satelit A3 dan A4
masih berbentuk KDP karena masih dalam proses pengerjaan.
Perhitungan kapitalisasi untuk masing-masing satelit dan
Laporan Keuangan LAPAN TA 2015 (Audited)
Catatan Atas Laporan Keuangan Halaman - 106 -
penyusutannya sebagaimana terlampir.
16. Telah dilakukan reklas pada Audited 2015 dari Aset Tetap Lainnya
menjadi Aset Tak Berwujud atas barang berupa Citra Satelit
dengan nilai sebesar Rp 18.813.321.520.
17. Terdapat permasalahan terkait penatausahaan persediaan yang
belum tertib. LAPAN akan melakukan penertiban terhadap
penatausahaan barang persediaan pada tahun 2016.
18. Terdapat koreksi atas barang persediaan pada Satker Pustekroket
atas barang persediaan yang telah digunakan dalam rangka uji
terbang roket, barang usang dan rusak sebagaimana terlampir.
F.3 Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi Penyusutan Dan Nilai Buku
Aset Tetap
Daftar rincian nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku aset
tetap disajikan sebagaimana dalam lampiran A1.
F.4 Tabel Konstruksi Dalam Pengerjaan
Daftar informasi Konstruksi dalam pengerjaan disajikan sebagaimana
dalam lampiran A2.
F.5 Rekening Pemerintah
Daftar Rekening Pemerintah disajikan sebagaimana dalam lampiran.
F.6 Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK
Daftar Temuan dan Tindak Lanjut Temuan BPK disajikan sebagaimana
dalam lampiran.
F.7 Perubahan Unaudited ke Audited
Berdasarkan hasil pertemuan tiga pihak (tripartit) antara LAPAN,
Kemenkeu, dan BPK disepakati beberapa koreksian terkait angka pada
Laporan Keuangan Unaudited (Jurnal Koreksi sebagaimana terlampir).