LAPORAN KERJA PRAKTEK
POTENSI ANCAMAN LIMBAH AKTIVITAS WISATA
TERHADAP EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI
TAMAN NASIOAL KARIMUNJAWA
TAUFIK HIDAYAT
2017.02.4.0061
PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI
FAKULKTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktik yang berjudul
“Potensi Ancaman Limbah Aktivitas Wisata Terhadap Ekosistem Terumbu
Karang Di Taman Nasioal Karimunjawa” Dalam penyusunan laporan kerja
praktik ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh mata kuliah kerja
praktik. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terutama pembimbing pertama Ibu Nor Sa’adah, S.Kel., M.Si. dan
pembimbing kedua Bapak Achmad Syafaat, A.Md,SSt. yang dengan sabar
mendidik, memberi saran, dan masukan kepada penulis sehingga laporan ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi sempurnanya laporan ini.
Surabaya, 05 Maret 2020
Penulis
Taufik Hidayat
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................v
BAB I .....................................................................................................................1
PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
1.4 Manfaat .........................................................................................................2
BAB II ....................................................................................................................4
PROFIL INSTANSI ...............................................................................................4
2.1 Balai Taman Nasional Karimunjawa............................................................4
2.2 Dasar Hukum ................................................................................................5
2.3 Tugas Fungsi Balai Taman Nasional Karimunjawa .....................................6
2.4 visi dan misi balai taman nasional karimunjawa…………………………..7
2.5 Struktur Organisasi .......................................................................................7
BAB III .................................................................................................................10
METODE KERJA PRAKTEK ............................................................................10
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................................................10
3.2 Alat dan Bahan ...........................................................................................10
3.3 Tipe Studi ...................................................................................................11
BAB IV .................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................13
4.1 Kondisi Geografis .......................................................................................13
4.2 Parameter Oseanografi Taman Nasional Karimunjawa .............................14
4.3 Kualitas Perairan ........................................................................................16
4.4 Kondisi Terumbu Karang di Taman Nasioanal Karimunjawa ...................16
iii
4.5 Ancaman terumbu karang di taman nasional karimunjawa……………..17
4.6 Sumber sampah di taman nasional karimunjawa………………………..18
4.7 Dampak Sampah di Taman Nasional Karimunjawa ..................................21
4. 8 Dampak Wisata Bahari terhadap Kerusakan Terumbu Karang….22
4.9 Sosial Ekonomi ...........................................................................................23
BAB V ..................................................................................................................25
KESIMPULAN ....................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................27
Lampiran ..............................................................................................................28
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kantor Taman Nasional Karimunjawa ...................................................4
Gambar 2. Struktur Organisasi Balai TN Karimunjawa ...........................................8
Gambar 3. Peta Lokasi Kerja Praktik .....................................................................10
Gambar 4. Tumpukan sampah penduduk di Pesisir TN. Karimunjawa .................20
Gambar 5. Aktivitas snorkling yang merusak ........................................................23
Gambar 6.Persentase data sosial dan kependudukan Desa Karimunjawa ..............24
Gambar 7. Persentase profesi penduduk Desa Karimunjawa .................................24
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Alat dan Bahan ..........................................................................................11
Tabel 2. Kelimpahan rata-rata genus karang hidup di Desa Karimunjawa ............17
Tabel 3. Kemunculan 8 kategori sampah pada Desa Karimunjawa ........................19
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kawasan Taman Nasional Karimun Jawa mempunyai 5 (lima) tipe
ekosistem yaitu ekosistem terumbu karang, ekosistem padang lamun dan
rumput laut, ekosistem mangrove, ekosistem hutan pantai dan ekosistem hutan
hujan tropis dataran rendah. Secara umum ekosistem ini masih berada dalam
kondisi yang relatif baik dan merupakan representasi kawasan pantai utara
Pulau Jawa dengan keberadaan ekosistem pesisir yang lengkap. Kawasan ini
menyimpan berbagai potensi keanekaragaman sumber daya alam hayati yang
tinggi baik yang berada di kawasan darat maupun kawasan perairannya.
Tingginya keanekaragaman biota dan ekosistem dibandingkan dengan daerah
lain dalam kawasan Laut Jawa, menjadikan Karimunjawa sebagai primadona
tujuan wisatawan domestik dan mancanegara untuk berlibur (BTNKJ,2013).
Kepariwisataan diarahkan sebagai sektor andalan dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan daerah ataupun untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat dan menambah lapangan pekerjaan.
Pariwisata di Taman Nasional Karimunjawa kini sangat berkembang dengan
pesat, beberapa diantaranya adalah wisata alam, wisata alam laut dan wisata
budaya. Taman Nasional Karimunjawa terdiri dari beberapa kepulauan dan
memiliki banyak suku di dalamnya, sehingga Taman Nasional Karimunjawa
berpotensi besar dalam dunia pariwisata khususnya pariwisata bahari
(BTNKJ,2015)
Wisata bahari merupakan salah satu jenis pemanfaatan bidang kelautan
yang potensial. Wisata bahari terdiri dari empat kategori berdasarkan jenis dan
wilayah aktivitasnya, yaitu: wisata selam, snorkeling, wisata mangrove dan
wisata pantai. Objek utama wisata wisata selam dan snorkeling adalah sistem
kehidupan yang terdapat di ekosistem terumbu karang. Menurut Loya (1976)
dalam Liew (2001). Meningkatnya kegiatan wisata bahari dapat mempengaruhi
kondisi terumbu karang. Aktivitas wisata bahari dapat memberikan dampak
2
kerusakan secara langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung terjadi
karena adanya kontak fisik wisatawan baik disengaja maupun tidak sengaja
dengan terumbu karang saat wisata selam dan snorkeling. Sedangkan dampak
tidak langsung terjadi karena pengelolaan limbah buangan aktivitas wisata dan
pembangunan fasilitas wisata seperti hotel, dermaga dan fasilitas wisata lainnya
yang secara tidak langsung mengubah bentuk penampakan wilayah pesisir.
Menurut Tomascik et al. (1997), dampak perkembangan pariwisata menjadi
masalah penting. Terkait hal tersebut, maka diperlukan suatu penelitian terkait
potensi dampak kegiatan wisata bahari terhadap ekosistem terumbu karang.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Berapa jenis limbah buangan dari aktivitas wisata bahari?
2. Apa dampak buangan limbah pada ekosistem terumbu karang?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Memenuhi persyaratan kurikulum Program studi Oseanografi Universitas
Hang Tuah Surabaya.
2. Mengetahui, memahami, dan mempelajari mengenai pengembangan,
pengkajian, dan survei dalam bidang konservasi laut terutama ekosistem
terumbu karang.
3. Sebagai pembekalan pengalaman dan pengetahuan mahasiswa tentang
kondisi lapangan kerja secara langsung.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui jenis sampah yang ada di Kawasan pesisir Taman Nasional
Karimunjawa.
2. Mengetahui potensi kerusakan ekosistem terumbu karang akibat limbah
buangan aktivitas wisata bahari.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh pada masa
kuliah serta menambah wawasan dan gambaran dunia kerja.
3
2. Dapat meningkatkan kedisiplinan dalam menyelesaikan tanggung jawab
dalam pekerjaan.
1.4.2 Bagi Program Studi Oseanografi Universitas Hang Tuah Surabaya
1. Dapat meningkatkan kerjasama antara lembaga pendidikan dengan instansi
terkait.
2. Dapat mempromosikan keberadaan lembaga pendidikan kepada instansi
sehingga dapat mengantisipasi kebutuhan tenaga kerja yang kompeten di
bidang terkait.
1.4.3 Bagi Instansi
Dapat membantu instansi dalam menyelesaikan perkerjaan seperti penelitian
atau survei.
4
BAB II
PROFIL INSTANSI
2.1 Balai Taman Nasional Karimunjawa
Kantor pusat Balai Taman Nasional Karimunjawa terletak di Kota
Semarang tepatnya Jl. Sinar Waluyo Raya No.248, kedungmundu, Tembalang,
Kota Semarang, Jawa Tengah. Telp/Fax (024) 76738248 E-mail:
[email protected]. Balai Taman Nasional Karimunjawa dibagi dalam 2
wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) yaitu, SPTN wilayah I
Kemujan dan SPTN Wilayah II Karimunjawa.
Gambar 1. Kantor Taman Nasional Karimunjawa
Taman Nasional Karimunjawa merupakan Kawasan Pelestarian Alam
dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi serta mewakili ekosistem
pantai utara jawa Tengah. Ditetapkan sebagai Taman Nasional melalui Surat
Keputusan Menteri Kehutanan No.78/Kpts-II/1999 seluas 111.625 ha yang
meliputi 110.117,30 ha kawasan perairan dan 1.507,70 ha kawasan darat.
Taman Nasional Karimunjawa terdiri dari 22 pulau dan memiliki lima tipe
ekosistem yaitu terumbu karang, padang lamun dan rumput laut, hutan
mangrove, hutan pantai, serta hutan hujan tropis dataran rendah, merupakan
habitat dari berbagai flora khas seperti Dewadaru (Fragaea fagran),
5
Kalimasada (Cordia subcordata), Setigi (Pemphis acudula) dan fauna yang
dilindungi seperti Penyu hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys
imbricata), Junai Emas (Caloenas nicobarica), dan Keong Gelung (Nautilus
pompillus) (BTNKJ, 2010).
Kawasan Taman Nasional Karimunjawa terdapat lima tipe ekosistem
yaitu ekositem hutan tropis dataran rendah, hutan pantai, hutan bakau,
ekosistem padang lamun, dan ekosistem terumbu karang. Undang-undang No.5
tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya
mendefinisikan Taman Nasional sebagai Kawasan Pelestarian Alam yang
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata dan rekreasi. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal PHKS
No. SK 28/IV-SET/2012 tentang Zonasi Taman Nasional Karimunjawa, saat
ini terdapat 9 zona dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Zonasi dan
peruntukan masing-masing zona di Taman Nasional Karimunjawa sebagai
berikut:
1. Zona Inti
2. Zona Rimba
3. Zona Perlindungan Bahari
4. Zona Pemanfaatan Darat
5. Zona Remanfaatan Wisata Bahari
6. Zona Budidaya Bahari
7. Zona Religi, Budaya dan Sejarah
8. Zona Rehabilitasi
9. Zona Tradisional Perikanan
2.2 Dasar Hukum
Landasan hukum yang mendasari penyusunan zonasi Taman Nasional
Karimunjawa adalah:
1. Undang-undang RI No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya
2. Undang-undang RI No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
6
3. Peraturan Pemerintah RI No. 59 Tahun 1998 tentang Tarif Atas Jenis PNBP
yang Berlaku Pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan.
4. Peraturan Pemerintah RI No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa.
5. Peraturan Pemerintah RI No. 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis
Tumbuhan dan Satwa Liar.
6. Peraturan Pemerintah RI No. 36 Tahun 2009 tentang Pengusahaan
Pariwisata Alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan
Raya dan Taman Wisata Alam.
7. Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan
Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 22 Tahun 2003 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung di Jawa Tengah
9. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.02/Menhut-II/2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penatausahaan Pungutan dan Iuran Bidang perlindungan
Hutan dan Konservasi Alam.
10. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.03/Menhut-II/2006 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional.
11. Peraturan Menteri Kehutanan No. 48/Menhut-II/2010 tentang
Pengusahaan Pariwisata alam di Suaka Margasatwa, Taman Nasional,
Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah 2009-2029.
13. Keputusan Menteri Kehutanan No. 123/Kpts-II/1986 tentang Penetapan
Pulau Karimunjawa sebagai Cagar Alam Laut.
14. Keputusan Menteri Kehutanan No. 161/Menhut/II/1988 tentang Penetapan
Kepulauan Karimunjawa sebagai Taman Nasional Laut yang Mencakup
Daratan dan Lautan seluas 111.625 ha.
2.3 Tugas Fungsi Balai Taman Nasional Karimunjawa
Tugas Pokok dan Fungsi Balai Taman Nasional Karimunjawa pertama
kali ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Taman Nasional
7
Karimunjawa berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 185/Kpts-II/1997
tanggal 31 Maret 1997 bersama dengan 22 Taman Nasional dan 12 Unit Taman
Nasional di seluruh Indonesia. Tugas pokok dan fungsi dijabarkan dalam
Peraturan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional. Adapun kegiatan Instansi
berupa, Patroli Laut, Patroli Hutan, Monitoring Ekosistem, Monitoring Biota
Laut, Monitoring Biota Hutan, Monitoring Aktivitas Pengunjung, dan
Rehabilitasi (No.P07/MenLHK/Setjen/OTL.1/1/2016).
2.4 Visi dan Misi Balai Taman Nasional Karimunjawa
Balai Taman Nasional Karimunjawa dalam melaksanakan tugas sebagai
pengelola kawasan Taman Nasional Karimunjawa dihadapkan pada berbagai
tantangan yang menyangkut lingkungan, kelembagaan dan masyarakat. Untuk
mencapai tujuan, sebagaimana ditetapkan dalam tugas pokok dan fungsi telah
disusun visi dan misi Balai Taman Nasional Karimunjawa sebagai berikut:
a. Visi Taman Nasional Karimunjawa Taman Nasional
Karimunjawa sebagai keterwakilan ekosistem pantai utara Pulau Jawa yang
lestari untuk kesejahteraan masyarakat.
b. Misi Taman Nasional Karimunjawa
Misi yang ditetapkan untuk mencapai visi Taman Nasional Karimunjawa
adalah:
1. Meningkatkan efektifitas pengamanan kawasan sebagai upaya perlindungan
sistem penyangga kehidupan.
2. Meningkatkan upaya pengawetan keanekaragaman hayati dan
ekosistemnya.
3. Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang
lestari untuk kesejahteraan masyarakat.
4. Memperkuat kapasitas kelembagaan yang didukung secara luas oleh para
pihak..
2.5 Struktur Organisasi
Organisasi Balai Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutan tentang Organisasi dan Tata Kerja
8
No.P.07/MenLHK/Setjen/OTL.1/1/2016 tanggal 10 Februari 2016 Unit
Pelaksana Teknis Taman Nasional Karimunjawa merupakan Balai Taman
Nasional Tipe B dengan susunan organisasi terdiri dari :
Gambar 2. Struktur Organisasi Balai TN Karimunjawa
1. Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa adalah pejabat setingkat eselon
III-a yang bertanggung jawab dalam memimpin pengelolaan kawasan
konservasi di kawasan Taman Nasional Karimunjawa.
2. Kepala seksi pengelolaan Taman Nasional (Kepala Seksi) adalah pejabat
setingkat eselon IV-a yang mempunyai tugas melakukan penyusunan
rencana dan anggaran, evaluasi dan pelaporan, bimbingan teknis, pelayanan
dan pemberdayaan masyarakat, pengelolaan kawasan, perlindungan,
pengawetan, pemanfaatan lestari, pengaman dan pengendalian kebakaran
hutan, pemberantasan penebangan dan peredaran kayu, tumbuhan, dan
satwa liar secara illegal serta pengelolaan sarana prasarana, promosi bina
Kepala SPTN Wil. II Karimunjawa
Surahman, S.H
9
wisata alam dan bina cinta alam, penyuluhan konservasi sumberdaya alam
hayati dan ekosistemnya serta kerjasama di bidang pengelolaan kawadan
taman nasional di wilayah kerjanya.
3. Polisi kehutanan (Polhut) adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di
lingkup Balai Taman Nasional Karimunjawa yang oleh undang-undang
diberi wewenang Kepolisian dibidang kehutanan dan konservasi sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya.
10
BAB III
METODE KERJA PRAKTEK
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja Praktek dilaksanakan pada Kawasan konservasi Taman Nasional
Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jaawa Tengah. Pengambilan data lapangan
dilakukan di Desa Karimunjawa 12 – 25 januari 2020. Lokasi ini dipilih sebagai
pusat peelitian dikarenakan Desa ini sebagai tempat pusatnya aktivitas wisata
bahari di Taman Nasional Karimunjawa. Peta lokasi administrasi lokasi
ditunjukan pada Gambar 3.
Gambar 3. Peta Lokasi Kerja Praktik
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data primer pada penelitian ini
antara lain: Peralatan menyelam (scuba set), kamera bawah air, dan alat tulis.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian desa
karimunjawa kawasan Taman Nasional Karimunjawa dan buku identifikasi
karang. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian secara lengkap
disajikan dalan Tabel 1.
11
Tabel 1. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan Fungsi
Kapal/perahu
Scuba set
Underwater camera
Sabak dan pensil
Kuisioner
Buku karang Indonesia
Alat transportasi ke lokasi
pengamatan
Alat bantu penyelaman
Pengambilan foto didalam air
Alat tulis untuk mencatat
Mengetahui aktivitas wisata bahari
Untuk mengetahui jenis terumbu
karang
3.3 Tipe Studi
Tipe studi ini adalah survei dan deskriptif melalui pendekatan kualitatif
untuk menganalisis potensi kerusakan ekosistem terumbu karang akibat
aktivitas wisata bahari di Taman Nasional Karimunjawa melalui observasi dan
wawancara.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer dikumpulkan dari kegiatan observasi, wawancara,
diskusi, dan pengukuran di lapang. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai
institusi terkait dan penelusuran berbagai pustaka yang ada. Data yang
dikumpulkan antara lain: Sampah laut, limbah aktivitas wisata, parameter
fisika, terumbu karang dan identifikasi perilaku wisatawan yang berpotensi
merusak terumbu karang.
Identifikasi dan pengumpulan data dilakukan dengan melakukan
observasi lingkungan, diskusi dan wawancara kepada wisatawan dan pemandu
wisatawan . Untuk mengetahui informasi awal serta mempermudah dalam
pengumpulan data, sebelum mengamati perilaku wisatawan terlebih dahulu
12
dilakukan wawancara dengan pemandu wisata. Pemandu wisata mencatat
perilaku wisatawan yang berpotensi merusak terumbu karang. Setelah selesai
pendataan, selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan wisatawan dan
pemandu wisata untuk validasi data yang telah dicatat. Hasil dari wawancara
tersebut diolah oleh peneliti sebagai hasil pengamatan.
Sumber data tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas
sumber buku dan jurnal ilmiah, sumber dari arsip, dan dokumen resmi (Hadi,
2005). Sumber data yang berasal dari foto menghasilkan data deskriptif yang
cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan
hasilnya sering dianalisis secara induktif. Kategori foto dalam studi kualitatif
ini yaitu foto yang dihasilkan orang lain dan foto yang dihasilkan oleh peneliti
sendiri (Moleong, 2002).
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kondisi Geografis
Secara geografis, Desa Karimunjawa berada di kawasan TNKJ yang
terletak di koordinat 5°40’-5°57’ LS dan 110°04’-110°40’ BT dengan luas ±
111.625 ha. Luas Desa Karimunjawa sendiri adalah 4.624 Ha. Kecamatan
Karimunjawa terdiri dari 27 pulau dan semuanya berada di perairan Laut Jawa.
Secara admistratif Kecamatan Karimunjawa merupakan bagian dari Kabupaten
Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Kawasan ini pada mulanya terdiri dari tiga desa
yaitu Desa Karimunjawa, Desa Kemujan dan Desa Parang. Desa keempat yaitu
Desa Nyamuk diresmikan oleh Bupati Jepara pada bulan Agustus 2011 (Ghina
sholiha.,2015).
Berdasarkan peta geologi provinsi Jawa Tengah yang dikeluarkan Seksi
Publikasi Direktorat Geologi (1976), formasi geologi/tanah di Kepulauan
Karimunjawa terdiri dari batu pasir kuarsa dan mikaan, konglomerat kuarsa,
batu lanau kuarsa, serpih kuarsa, breksi gunung api, auf, lava, kerikil pasir,
lempung, lumpur, pecahan coral, dan batu apung (Kristiawan et al., 2012).
Topografi kawasan Taman Nasional Karimunjawa terdiri dari dataran rendah
yang bergelombang, dengan ketinggian antara 0-506 m dpl. Terdapat Bukit
Gajah yang merupakan puncak tertinggi dengan ketinggian lebih 506 m dpl.
Khusus dataran Pulau Karimunjawa mempunyai medan yang bergelombang
dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 65-506 m dpl (Kristiawan et al.,
2012).
Desa Karimunjawa sekaligus sebagai ibu kota Kecamatan Karimunjawa.
Desa Karimunjawa meliputi Pulau Karimunjawa dan Pulau Genting yang
terdiri dari 8 dukuh yaitu Dukuh Karimunjawa, Dukuh Kapuran, Dukuh Legon
Lele, Dukuh Jatikerep, Dukuh Alang-Alang, Dukuh Cikmas, Dukuh Kemloko
dan Dukuh Genting ( Laporan Baseline Data Perekonomian Masyarakat di
SPTN II Karimunjawa, 2011). Jarak antara kawasan Karimunjawa dengan
Kota Jepara adalah 45 mil (± 83 km). Perjalanan menuju Karimunjawa dapat
14
dilakukan dengan menggunakan KM Muria dan Ekspres Bahari dari Jepara
serta KM Kartini I dari Semarang. Perjalanan dapat ditempuh selama 6 jam
dengan menggunakan KM Muria dan 2 jam dengan Ekspres Bahari atau 3,5
jam dengan KM Kartini I. Penyeberangan dapat juga dilakukan dengan kapal
nelayan, namun membutuhkan waktu yang relatif sangat lama. Adanya
berbagai alternatif perjalanan ini serta tersedianya kapal ferry dengan jadwal
keberangkatan setiap hari, kecuali hari Jumat, membuat kunjungan wisatawan
semakin bertambah setiap tahunnya.
4.2 Parameter Oseanografi Taman Nasional Karimunjawa
a. Pasang Surut
Gaya penggerak pasang surut di perairan Laut Jawa (termasuk perairan
Karimunjawa) dipengaruhi oleh penetrasi gelombang pasang surut dari
Samudra Pasifik yang melalui Selat Makasar yang membawa gelombang pasut
bertipe diurnal dan juga di pengaruhi oleh gelombang pasut dari Samudra
Hindia yang mempunyai kecenderungan bertipe pasut semidiurnal. Pengaruh
astronomis seperti bentuk pantai, topografi dasar dapat memodifikasi pasang
surut. Di utara Jawa, karena adanya pengaruh dari dua jenis tipe pasang surut
yang merupakan pengaruh dari Selat Makasar dan Samudra Hindia yang
berbeda dan adanya perubahan kedalaman, maka amplitudeo gelombang
pasang mengalami percampuran sehingga di perairan Karimunjawa
mempunyai tipe pasut campuran yang condong ke diurnal (Kristiawan et al.,
2012).
b. Arus
Arus musiman di sekitar perairan Karimunjawa mengikuti pola arus di
Laut Jawa yang tergantung pada beda tinggi muka laut di Samudra Pasifik
(yang selalu lebih tinggi muka lautnya) dibanding dengan Samudra Hindia.
Pada musim barat yaitu bulan Desember – Februari, arus laut di perairan pesisir
Jepara dan perairan Karimunjawa secara umum bergerak dari Barat/Barat laut
ke arah Timur/Timur Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 0,5-0,75
meter/detik (Kristiawan et al., 2012). Pola arus musiman ini dipengaruhi oleh
adanya pola angin yang terjadi sepanjang musim barat ini, dimana angin bertiup
15
dari Laut Cina Selatan yang bergerak ke arah Barat Daya yang kemudian
dibelokan ke Tenggara (akibat adanya Pulau Sumatra) menyusur Selat
Karimata dan Laut Jawa (Kristiawan et al., 2012).
Musim peralihan Barat ke Timur yaitu bulan Maret – Mei, arus laut di
perairan Karimunjawa secara umum bergerak dari Barat Laut ke Tenggara
dengan kecepatan berkisar antara 0,3-0,5 meter/detik (Kristiawan et al., 2012).
Melemahnya kecepatan dan pola arus musiman ini dipengaruhi oleh adanya
pola angin yang terjadi pada masa peralihan dimana angin bertiup dari Laut
Cina Selatan yang bergerak ke arah Barat Daya dan adanya angin yang bertiup
dari Tenggara yang melewati sepanjang Laut Jawa. Adanya pola yang berbeda
tersebut akan melemahkan kecepatan dan mempengaruhi arah arus di
Kepulauan Karimunjawa (Kristiawan et al., 2012).
Musim Timur yaitu bulan Juni – Agustus arus laut bergerak dari Timur
ke Barat/Barat Laut dengan kecepatan berkisar antara 0,3-0,5 meter/detik
(Kristiawan et al., 2012). Pola arus musiman ini dipengaruhi pola angin yang
terjadi sepanjang musim timur, dimana angin bergerak dari benua Australia
bergerak ke Barat Laut yang kemudian dibelokan ke utara menyusur Selat
Karimata dan Selat Gaspar menuju Laut Cina Selatan (Kristiawan et al., 2012).
Musim peralihan Timur ke Barat yaitu bulan September-November,
arus laut bergerak dari Barat/Barat Laut ke arah Timur/Tenggara dengan
kecepatan berkisar antara 0,25-0,5 meter/detik (Kristiawan et al., 2012).
Fenomena ini sama seperti pada musim peralihan Barat ke Timur. Arus pasang
surut, di perairan Karimunjawa arus pasang surut mengalir ke arah Timur pada
saat pasang dan mengalir ke arah Barat/Barat Laut pada saat surut. Arus di
perairan ini lebih kuat pada musim Barat dari pada musim Timur. Di musim
Barat kuat arus dapat mencapai 0,35 meter/detik sedangkan pada musim timur
hanya berkisar antara 0,15 meter/detik (Kristiawan et al., 2012).
c. Gelombang
Tipe Gelombang di perairan Karimunjawa pada periode angin Barat
Laut terutama bulan Desember-Maret sering mengalami gelombang yang
cukup besar yang berkisar 0,56-1,58 meter, sedangkan pada periode musim
16
Tenggara antara bulan Juli-September ketinggian gelombang mencapai 0,27-
0,6 meter (Kristiawan et al., 2012). Pengaruh angin musim Timur terhadap
pembangkit gelombang di perairan Karimunjawa terbuka ke arah Laut Jawa.
d. Batimetri
Batimetri pantai perairan Karimunjawa berkisar antara 0,5-50 meter.
Kedalamantertinggi di perairan lepas di sekitar pulau Kembar, pulau Parang
dan pulau Nyamuk serta di bagian pulau Genting dimana mencapai kedalaman
berkisar antara 40-55 meter, sedangkan kedalaman di sekitar Pulau
Karimunjawa, Pulau Menjangan Besar, dan Menjangan Kecil kedalamannya
berkisar antara 0,5-30 meter (Kristiawan et al., 2012).
4.3 Kualitas Perairan
Kecerahan perairan di lokasi penelitian berkisar pada nilai 8,5 – 11 meter.
Intensitas cahaya yang masuk masih dalam kondisi yang baik. Faktor pembatas
terpenting dalam pertumbuhan terumbu karang adalah cahaya
(Nybakken,1992). Suhu perairan pada lokasi penelitian menunjukan nilai 29,9⁰
C - 31,5⁰ C. Suhu tertinggi terdapat pada Pulau Cilik dengan 31,5⁰ C. Terumbu
karang tidak dapat tumbuh subur pada perairan yang memiliki temperature
diatas 30⁰ C, namun pertumbuhan terumbu karang masih dapat mentoleransi
suhu ekstrim hingga 40⁰ C (Nybakken, 1992). Nilai salinitas pada lokasi
penelitian adalah 33 ‰ - 34 ‰. Kondisi salinitas ini termasuk dalam kategori
salinitas normal air laut ( 32 ‰ - 35 ‰ ). Diluar kisaran tersebut karang
hermatipik tidak dapat tumbuh (Nybakken, 1992). Nilai pH perairan pada
lokasi penelitian tergolong normal. Menurut Kep. Men. LH No. 51 Tahun 2004
menyebut kan bahwa Nilai Ambang Batas (NAB) untuk nilai pH perairan
adalah 7 – 8,5.
4.4 Kondisi Terumbu Karang di Taman Nasioanal Karimunjawa
Ekosistem terumbu karang merupakan salah satu ekosistem utama di
kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Citra satelit menunjukkan bahwa
luasan ekosistem ini mencapai 713, 11 hektar (Nababan et al., 2010). Saat ini
tercatat terdapat 69 genera karang yang termasuk dalam 14 famili ordo
scleractinian dan 3 ordo non sceractinian di kawasan ini (Kristiawan et al.,
17
2012). Jenis yang mendominasi ekosistem ini adalah genera Acropora dan
Porites. Sampai dengan tahun 2011, tutupan karang keras di kawasan Taman
Nasional Karimunjawa mencapai 54,64% (Ardiwijaya et al., 2010). Penutupan
karang keras menunjukkan peningkatan signifikan selama lima tahun terakhir.
Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi kerusakan karang yang berarti di
dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa baik disebabkan faktor alam
maupun antropogenik.
Kondisi terumbu karang di perairan Karimunjawa sebagian besar telah
rusak dengan kategori sedang karena nilai persentase cover berada pada kisaran
25– 49,9 % (Men.LH No.4/2001), dan hanya beberapa pulau yang kondisinya
masih dikatakan baik (persentase cover 50–74,9%). Nilai indeks
keanekaragaman (H’) karang di perairan Karimunjawa berkisar dari rendah
hingga sedang, antara 1,611- 2,590 (Tabel 2).
Tabel 2. Kelimpahan rata-rata genus karang hidup di Desa Karimunjawa
4.5 Ancaman Terumbu Karang Taman Nasional Karimunjawa
Ancaman terhadap keberadaan ekosistem terumbu karang pada umumnya
berasal dari faktor antropogenik (manusia) dan faktor alam sebagai berikut :
a. Aktivitas wisatawan yaitu snorkeling dan diving.
b. Penyakit yang disebabkan faktor internal (apathogen) seperti Skeletal
anomalies, Shut-down reaction, dan White band disease. Penyakit yang
disebabkan faktor eksternal (pathogen) dibagi menjadi dua yaitu Pathogen
yang disebabkan oleh jamur (Fungi) seperti Aspergillosis, Fungal
protozoan syndrome. Pathogen yang disebabkan oleh bakteri atau
Jml Genus % Cover H'
No Nama Desa Karang Karang Karang
1 P Karimunjawa Karimunjawa 25 46.286 1.741
2 P Menjangan Besar Karimunjawa 26 42.000 2.208
3 P Menjangan Kecil Karimunjawa 24 37.273 1.687
4 P Burung Karimunjawa 25 26.180 1.773
5 P Geleang Karimunjawa 25 43.800 1.834
6 P Cemara Kecil Karimunjawa 23 53.135 1.883
7 P Cemara Besar Karimunjawa 28 48.643 1.657
8 P Menyawakan Karimunjawa 21 36.055 1.893
18
microalgae (White pox, Vibrio shiloi-induced bleaching, Yellow
blotch/band, White plague Type II, Yellow band, Dark spots, Skeleton
eroding band, White plague Type III, Pink-line syndrome, Vibrio
coralliilyticus-induced bleaching and disease).
c. Limbah dan Eutrofikasi dari tekanan sampah di lingkungan laut. Bahan
toksik atau produk ikutan dari pestisida, herbisida, klorin, atau logam berat.
Nilai BOD yang tinggi dari limbah, kemungkinan berpasangan dengan
turunan hydrogen sulfida, mungkin juga menimbulkan pengaruh toksik.
Selain limbah toksik, masuknya unsur hara (nutrien) yang berlebihan
(eutrofikasi) dari daratan juga mengakibatkan kerusakan pada terumbu
karang.
d. Coral Bleaching adalah proses dimana koloni karang kehilangan pigmen
karena lepasnya zooxanthellae yang hidup bersimbiosis dengan organisme
inangnya (polip coral), atau karena zooxanthellae telah keluar dari polip.
Fenomena coral bleaching mungkin merupakan suatu mekanisme
pemberian kesempatan bagi coral dewasa untuk menukar zooxanthellae
dengan yang ada di lingkungan.
e. Global climate changes (Perubahan Iklim Global) dapat mempengaruhi
terumbu karang selama periode perubahan iklim adalah naiknya permukaan
laut (sea level rise), penambahan temperatur air laut, perubahan kelarutan
mineral karbonat, bertambahnya radiasi ultraviolet dan kemungkinan
menguatnya aktivitas badai dan arus.
f. Kapal sandar, dapat mempengaruhi kerusakan ekosistem terumbu karang di
sebabkan jangkar kapal dan sapuan dasar kapal yang bersadar menyabu
koloni terumbu karang.
4.6 Sumber Sampah Laut Taman Nasioal Karimunjawa
4.6.1 Pencemaran
Bwerdasarkan hasil pengamatan terjadinya pencemaran perairan Taman
Nasional Karimunjawa yang disebabkan karena adanya kegiatan di darat
(landbased marine pollution) dapat digolongkan ke dalam empat kategori
yaitu:
19
1. Pencemaran disebabkan limbah industri pariwisata, (industrial poluution)
2. Pencemaran disebabkan karena limbah/sampah rumah tangga
(sewagepollution)
3. Pencemaran disebabkan karena sedimentasi (sedimentation pollution)
4. Pencemaran karena aktivitas kapal nelayan dan kapal wisata.
Peningkatan sampah laut di wilayah pesisir berasal dari berbagai sumber
serta kegiatan yang menghasilkan sampah, yang pada umumnya disebabkan
oleh aktivitas manusia/antropogenik (Jambeck et al., 2015). Diperkirakan
sekitar 10% sampah khususnya plastik dibuang di wilayah perairan.
Ratusan bahkan ribuan wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa,
selain memberikan dampak positif yaitu pemasukan ekonomi bagi para
masyarakat sekitar juga dapat meninggalkan dampak negatif berupa sampah.
Kesadaran wisatawan akan sampah masih sangat rendah, terutama wisatawan
lokal. sehingga masih banyak ditemukan sampah yang terbuang sembarangan
di lokasi wisata. Pengamatan sampah dilakukan di lokasi wisata snorkling dan
wisata pantai. Sampah yang diamati dibagi menjadi 8 kategori, yaitu sampah
plastik, kaca, karet, popok, styrofoam, kain, organik, dan tumpukan sampah
(Tabel 3).
Tabel 3. Kemunculan 8 kategori sampah pada Desa Karimunjawa
Lokasi wisata
Plastik
Styrofoam
Kaca
Popok
Balita
Karet
Kain
Organik
Tumpukan
sampah
Sisi barat pulau
cemara kecil
ada
-
-
-
-
-
ada
-
Pantai Anora ada - - ada - - ada -
Timur Cemara
Kecil
ada
ada
ada
-
ada
ada
ada
ada
Ujung Gelam Ada - - - - - ada -
Dermaga wisata
bahari
Ada ada ada ada ada ada ada ada
Dermaga
penyebrangan
ada ada ada ada ada ada ada ada
20
Kemunculan 8 kategori sampah ini disebabkan oleh aktivitas wisata
bahari, limbah rumaht angga masyarakat setempat, limbah buangan aktivitas
nelayan dan kapal wisata. Kemunculan sampah sampah ini diperkuat oleh
tempat pembuangan akhir sampah belum selesai di buat dan pengelolaan
sampah yang belum terkelola dengan baik di Taman Nasional Karimunjawa.
4.6.2 Nelayan
Aktivitas nelayan merupakan salah satu faktor meningkatnya sampah
diperairan laut Taman Nasinal Karimunjawa. Hal ini dikarenakan Limbah B3
sisa pembakaran mesin kapal tumpak ke perairan dan banyaknya nelayan
dengan sengaja membuang alat tangkap seperti jaring, pengait yang tak terpakai
di laut sehingga sampah sampah nelayan ini mengganggu pertumbuhan
Terumbu karang.
4.6.3 Daratan
Sampah pemukiman yang dibuang secara sembarangan dapat berakhir dilaut,
hal ini di karenakan sampah akan terbawa oleh aliran hujan yang kemudian
masuk ke sungai dan akan terbawa ke laut. Seperti yang disajikan pada gambar
di bawah ini.
Gambar 4. Tumpukan sampah penduduk di Pesisir TN. Karimunjawa
4.6.4 Industri
Salah satu sampah yang dihasilkan di bidang industri adalah plastik.
Plastik merupakan salah satu bahan baku yang sering digunakan dalam kegiatan
21
industri, namun dalam pengelolaannya tidak semuanya digunakan. Jika tidak
adanya tanggung jawab terhadap sisa bahan baku, maka pada akhirnya plastik
akan berakhir di perairan dan menjadi sampah laut.
4.7 Dampak Sampah di Taman Nasional Karimunjawa
Sampah laut yang berada didalam ekosistem laut memiliki
beberapadampak, tidak hanya bagi ekosistem laut dan sekitarnya namun juga
bagi sector perekonomian dan kesehatan. Banyak spesies laut mati seperti
burung laut,kura-kura, ikan paus, lumba-lumba, duyung, ikan, kepiting,
terumbu karang, dan banyak spesies lainnya.(CSIRO, 2014). Secara garis besar,
marine debris ini menimbulkan kerusakan terhadap ekosistem pesisir yang
menghambat pertumbuhan mangrove, menutup polip terumbu karang sehingga
merusak pertumbuhan ekosistem karang, mengganggu pertumbuhan lamun,
dan menutupi organisme dasar laut lainnya. Menurut NOAA(2013), ada
beberapa dampak yang ditimbulkan karena adanya sampah plastik,yaitu:
1. Dampak ekologi
Sampah laut dapat menutupi karang, sehingga cahaya merupakan
suplaiutama pertumbuhan karang akan berkurang dan mempengaruhi
pertumbuhan terumbu karang, yang merupakan habitat bagi sebagian biota laut.
2. Dampak biota perairan
Dampak sampah laut terutama jenis plastik pada biota perairan yang telah
dicatat dalam beberapa penelitian berdampak pada 135 spesies vertebrata dan
8 spesies avertebrata laut seperti terlilit, terikat atau tersangkut sampah laut.
Sampah laut juga mempercepat invasi spesies asing (invasive species) yang
berasosiasi dengan sampah laut dan terangkut ke habitat baru. Selain bahan
toksik yang terkandung dalam sampah plastik, sampah plastik juga dapat
mengakibatkan biota laut terjerat atau tertutup oleh plastik dan sulit melepaskan
diri dan pada biota yang makan marine debris sampah plastic yang berukuran
mikro juga dapat termakan oleh hewan-hewan benthic,sehingga dapat
mengakibatkan biota laut mengalami kerusakan saluran pencernaan dan
malnutrisi.
22
4.8 Dampak Wisata Bahari terhadap Kerusakan Terumbu Karang
Karimunjawa tahun 2013 menyebutkan bahwa terjadi peningkatan
jumlah kunjungan tiap tahunnya, tahun 2005 jumlah kunjungan mencapai 9.180
orang, tahun 2006 jumlah kunjungan mencapai 4.368 orang, tahun 2007 jumlah
kunjungan mencapai 2.441 orang, tahun 2008 jumlah kunjungan mencapai
4.005 orang, tahun 2009 jumlah kunjungan mencapai 9.280 orang, tahun 2010
jumlah kunjungan mencapai 12.559 orang, tahun 2011 jumlah kunjungan
mencapai 16.722 orang, tahun 2012 jumlah kunjungan mencapai 25.157 orang.
Pada tahun 2013 jumlah kunjungan mencapai 15.160 orang. Berdasarkan
tujuan kunjungan tedapat 1.031 orang kunjungan untuk pendidikan dan
penelitian, 14.007 orang untuk tujuan rekreasi dan 122 orang untuk tujuan lain-
lain. Puncaknya terjadi pada tahun 2012 (Koesoemadji, 2014).
Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh BTNKJ, dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar dari pengunjung yang datang ke Taman
Nasional Karimunjawa bertujuan untuk rekreasi. Berdasarkan wawancara
dengan pemandu wisata setempat, didapatkan bahwa sebagian besar wisatawan
yang berkunjung ke Taman Nasioanal Karimunjawa melakukan kegiatan
wisata snorkeling. Peningkatan jumlah kunjungan wisata di Taman Nasional
Karimunjawa tersebut diduga mengakibatkan penurunan tutupan terumbu
karang, kondisi ini didukung berdasarkan data statistik Balai Taman Nasional
Karimunjawa yang menjelaskan adanya penurunan tutupan terumbu karang
pada zona pemanfaatan wisata bahari terutama pada Pulau Cilik, Pulau Tengah,
Pulau Sintok dan Pulau Menjangan Kecil. Karang mati (HCD) dan pecahan
karang (RB) yang melimpah diduga akibat dari ramainya kegiatan wisata
snorkeling di area perairan, dilihat dari banyaknya patahan / pecahan terumbu
karang yang masih baru, goresan-goresan yang terdapat pada terumbu karang
hidup akibat gesekan dari fins dan juga patahan – patahan terumbu karang
dalam jumlah besar yang diduga dari peletakan jangkar kapal yang tidak sesuai
dengan prosedur. (BTNKJ, 2008).
23
Gambar 5. Aktivitas snorkling yang merusak
4.9 Sosial Ekonomi
4.9.1 Kondisi sosial dan kependudukan
Sebagian besar masyarakat Kepulauan Karimunjawa mayoritas berasal
dari suku Jawa, namun ada juga dari suku Madura Bajo, Bugis, Munak, Luwu,
Buton, dan Mandar. Menurut data Kecamatan Karimunjawa jumlah penduduk
tahun 2019 di Desa Karimunjawa sebagai wilayah studi berjumlah 4.976 jiwa,
dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.490 jiwa dan penduduk
perempuan sebanyak 2.486 jiwa. Luas wilayah adalah 27,45 km² dengan
kepadatan penduduk 181 jiwa per km². Tingkat pertumbuhan penduduk rata-
rata 2% per tahun. Fasilitas pendidikan ditingkat desa adalah setingkat SD,
SLTP, dan SLTA, sedangkan untuk tingkat pendidikan tinggi harus
melanjutkan pendidikannya ke Kabupaten Jepara, bahkan ke Ibu Kota Provinsi
Jawa Tengah.
Pada tahun 2019 sebagian besar kelompok tingkat pendidian
Tidak/belum sekolah sebanyak 1.160 jiwa, Belum tamat SD sebanyak 487 jiwa,
Tamat SD sebanyak 1.992 jiwa, SLTP sebanyak 677 jiwa, SLTA sebanyak 528
jiwa, D1 dan D2 sebanyak 9 jiwa, D3 sebanyak 26 jiwa, S1 sebanyak 93 jiwa,
dan S2 sebanyak 4 jiwa. Penduduk di Karimunjawa termasuk dalam kategori
struktur usia kerja, dimana jumlah penduduk usia produktif (15-54 tahun)
sebanyak 2.998 jiwa masih lebih besar dibandingkan penduduk usia tidak
produktif (0-14 tahun dan > 55 tahun) sebanyak 1.978 jiwa. Berikut diagram
24
persentase sosial dan kependudukan di Desa Karimunjawa Tahun 2019
ditunjukkan pada Gambar 6.
Gambar 6.Persentase data sosial dan kependudukan Desa Karimunjawa
4.9.2 Kondisi perekonomian wilayah
Perekonomian sebagai salah satu dasar untuk menganalisis pengelolaan
terumbu karang sebagai bagian dari sumberdaya kelautan dan perikanan di
Kawasan Konservasi TNKJ dan sekitarnya. Sumber mata pencaharian utama
penduduk di Karimunjawa sebagian besar dari sektor kelautan dan perikanan.
persentase data profesi penduduk Karimunjawa ditunjukkan pada Gambar 7.
Gambar 7. Persentase profesi penduduk Desa Karimunjawa
a
c
b
d
25
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa Kondisi
terumbu karang di perairan Karimunjawa sebagian besar telah rusak kategori
sedang dan diketemukannya 8 jenis sampah, yaitu: sampah plastik, sampah
kain, sampah organic dan masih banyak terdapat limbah atau sampah buangan
dari aktivitas wisata dan kegiatan masyarakat di Taman Nasional Karimunjawa.
Tingkat kesadaran masyarakat dan wisatawan tentang lingkungan masih
rendah. sehinga dapat disimpulkan bahwa limbah hasil kegiatan wisata dan
aktivitas masyarakat setempat berpotensi merusak ekosistem terumbu karang.
Maka dari itu perlu adanya beberapa arahan untuk pengembangan pariwisata
yang keberlanjutan di Taman Nasional Karimunjawa. Hal tesebut untuk
menunjang dari sisi pertumbuhan ekonomi dan terjaganya ekosistem terumbu
karang yang ada di Taman Nasiona Karimunjawa. Arahan tersebut mengacu
dari strategi pengembangan pariwisata di Indonesia (Soebagyo, 2012), dengan
disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di dalam kawasan Taman Nasional
Karimunjawa, berikut arahan dalam pengembangan pariwisata di Taman
Nasional Karimunjawa:
a) Perlu adanya beberapa peraturan yang berpihak pada peningkatan mutu
pelayanan pariwisata dan kelestarian lingkungan wisata dengan hingga
penerapannya sampai kepenindakan terhadap pelanggar yang tidak
mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.
b) Bagi wisatawan yang dating ke Taman Nasional karimunjaw, dilarang
membawa sampah pelastik.
c) Pentingnya keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
terutama sampah dan ekosistem terumbu karang. Masyarakat harus
mengetahui pengelolaan pengembangan yang terjadi di daerahnya, karena
jika tidak maka akan berdampak tidak ada sumbangsih ekonomi yang
diperoleh masyarakat terhadap pengembangan yang terjadi.
26
d) Kerjasama antara pemerintah daerah dan pihak swasta harus memiliki
sistem yang jujur, terbuka dan adil. Kerjasama ini penting untuk kelancaran
pengelolaan secara professional dengan mutu pelayanan yang memadai.
Kerjasama diantara agen biro perjalanan, penyelenggara tempat wisata,
pengusaha jasa akomodasi dan komponen-komponen terkait lainnya
merupakan hal sangat penting bagi kelancaran, keamanan, dan kesuksesan
pariwisata ramah lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa.
e) Sarana dan prasarana yang dibutuhkan perlu dipersiapkan secara baik untuk
menunjang keberlanjutan pariwisata yang ada di Taman Nasional
Karimunjawa. Baik berupa pengadaan untuk didaratan maupun perairan,
seperti tempat sampah, penambat kapal, penanda lokasi wisata ataupun
lainnya yang dapat mendukung pariwisata yang berkelanjutan.
27
27
DAFTAR PUSTAKA
BTNKJ. (2008). Statistik Balai Taman Nasional Karimunjawa 2008. 101.
Koesoemadji, M. (2014). Kondisi Terumbu Karang Pada Lokasi Wisata Snorkeling
Di Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah. Journal of Marine Research, 3(3),
194–201. https://doi.org/10.14710/jmr.v3i3.5990
BTNKJ. (2008). Statistik Balai Taman Nasional Karimunjawa 2008. 101.
Koesoemadji, M. (2014). Kondisi Terumbu Karang Pada Lokasi Wisata Snorkeling
Di Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah. Journal of Marine Research, 3(3),
194–201. https://doi.org/10.14710/jmr.v3i3.5990
BTNKJ. (2008). Statistik Balai Taman Nasional Karimunjawa 2008. 101.
Koesoemadji, M. (2014). Kondisi Terumbu Karang Pada Lokasi Wisata Snorkeling
Di Kepulauan Karimunjawa, Jawa Tengah. Journal of Marine Research, 3(3),
194–201. https://doi.org/10.14710/jmr.v3i3.5990
Kawasan, P., Kepulauan, W., & Jawa, K. (2013). Perubahan Sosial Dan Peran
Masyarakat Dalam Pengembangan Kawasan Wisata Kepulauan Karimun Jawa.
Journal of Educational Social Studies, 2(1).
Berita, P. (2020). Pencemaran Sampah Karimunjawa Kian Parah. 10–11.
Yusnita, I. (2014). Kajian Potensi Dampak Wisata Bahari Terhadap Terumbu
Karang di Kelurahan Pulaupanggang, Kepulauan Seribu. institut pertanian
bogor.
Artiningsih, W., Triastianti, R. D., Tetap, D., & Teknik, J. (2018). PENGOLAHAN
LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN Vol . 10 No . 2
Februari 2018 ISSN : 1979-8415. 10(2), 135–145.
Teknik, F., Diponegoro, U., Teknik, F., & Diponegoro, U. (2013). Dampak
Perkembangan Pariwisata Terhadap Lingkungan Taman Nasional
Karimunjawa. Ruang: Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 2(1), 51–60.
28
28
Lampiran 1 kuisioner wisatawan
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera.
Kami sedang melakukan penelitian dalam rangka penulisan laporan kerja praktik.
Nama : Taufik Hidayat
Nim : 2017.02.4.0061
Program Studi : Osenografi, Fakultas Teknik Dan Ilmu Kelautan, Universitas Hang
Tuah Surabaya
Sehubungan dengan hal tersebut, kami akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada
Saudara sebagai pengunjung taman nasional karimunjawa, yaitu dengan memberikan
alternatif jawaban yang tersedia dalam kuisioner untuk melengkapi data-data penelitian
saya. Kami sangat berharap saudara bersedia menjawab pertanyaan kami dengan lengka
pdan jujur. Atas kesediaan dan waktu yang diluangkan, saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
OUTLINE KUISIONER :
1. Informasi Umum
2. Informasi tentang wisatawan
3. Persepsi Wisatawan tentang Ekosistem Terumbu Karang
4. Pengetahuan wisatawan terhadap daerah wisata
5. Karakteristik Wisatawan
6. Aktivitas Wisatawan selama berwisata
7. Strategi Pengelolaan Dampak Wisata Bahari
29
29
I. INFORMASI UMUM
Nama lengkap: ….……………….
Umur: ………………………Tahun
Jenis Kelamin: L/P
Alamat/Asal:………………………
Status: berkeluarga/belum bekeluarga.
II. INFORMASI TENTANG WISATAWAN
1 Apa pendidikan formal terakhir yang anda peroleh ?
a. SD d. PT (Dipl/S1/S2)
b. SMP e. Lainnya (sebutkan)......................
c. SMA
2.2 Apa pekerjaan anda pada saat ini?
a. Wiraswasta d. Pelajar/Mahasiswa
b. Swasta e. Lainnya (sebutkan)......................
c. PNS/TNI/POLRI
3. Berapakah pendapatan anda dalam 1 bulan?
a. Rp 0 -Rp. 1.000.000 c. Rp. 2.000.000 -Rp. 3.000.000
b. Rp. 1.000.000 -Rp. 2.000.000 d. Lebih dari Rp. 3.000.000
4. Dari manakah anda mengetahui wisata bahari di taman nasional ini?
a. Dari media cetak ( koran, majalah, brosur, leaflet, poster)
b. Dari media elektronik ( televisi, radio dan internet )
c. Dari informasi lisan ( keluarga, saudara, teman, sekolah, relasi )
d. Dari biro perjalanan wisata.
5. Apa tujuan anda datang berkunjung ke taman nasional karimunjawa?
a. Rekreasi/liburan d. Ritual/Budaya
b. Olahraga
c. Penelitian/Pendidikane. Lainnya (sebutkan)......................
7. Sudah berapa kali berkunjung ke taman nasional ini?
a. Pertama kali c.3-5 kali
b. 2 kali d.Lebih dari 5 kali
30
30
8. Bersama siapa biasanya anda berkunjung ke objek wisata ini?
a. Sendiri e.Keluarga : ..................orang
b. Teman dekat f.Kelompok wisata :
...........orang
c. Teman-Teman : ........................orang g.Lainnya (sebutkan )
.......................
9. Apakah anda membawa wadah minum ramah lingkungan dari rumah? a. iya b.
tidak alasan……………………………………..
10.Dimana anda biasa membuang sampah saat beraktivitas wisata?
a. tong sampah b. area wisata c. laut d. tempat anda beraktivitas
wisata
III. PANDANGAN WISATAWAN TENTANG EKOSISTEM TERUMBU
KARANG
1. Menurut anda faktor-faktor apa saja yang berkontribusi terhadap kerusakan terumbu
karang (urutkan dari yang menimbulkan kerusakan terbesar terhadap terumbu
karang) :
a. Penangkapan ikan dengan bom
b. Penangkapan ikan dengan obat bius
c. Pengambilan biota-biota terumbu karang untuk hiasan
d. Sisa pakan ikan dari kegiatan budidaya ikan
e. Sampah-sampah yang terbuang kelaut
f. Kegiatan wisata bahari
2. Apakah Anda pernah mendengar tentang istilah ekowisata ?
a. Pernah b. Tidak pernah
31
31
3. Apakah Anda memahami tentang wisata bahari berkelanjutan (ekowisata)
a. Memahami b. Kurang paham c. Tidak tahu
4. Bagaimana pertumbuhan ekosistem terumbu karang menurut Anda?
a. Cepat b. Lambat c. Sangat lambat d. Tidak tahu
5. Secara umum menurut Anda bagaimana kondisi terumbu karang di Pulau
Karimunjawa saat ini?
a. Baik b. Cukup Baik c. Rusak d. Tidak tahu.
6. Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi terumbu karang saat ini dibandingkan
dengan lima tahun yang lalu?
a. Lebih baik b. Sama c. Lebih buruk d. Tidak tahu
7. Menurut pendapat anda, pentingkah ekosistem terumbu karang dalam mendukung
kehidupan masyarakat?
a. Sangat penting b. Penting c. Sedikit Penting d. Tidak Penting e. Tidak
tahu
8. Alasannya? : ................................................................
9. Apakah Anda mengetahui tentang peraturan perlindungan terumbu karang? :
a. Mengetahui b. Sedikit tahu c. Tidak tahu
10. Menurut anda apakah ekosistem terumbu karang merupakan obyek utama wisata
bahari di pulau karimunjawa ?
a. Ya
b. Tidak, jika jawabannya tidak, sebutkan obyek wisata
lainnya..........................................................
32
32
IV. PENGETAHUAN/PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP DAERAH
WISATA
1. 1 Apakah Anda sudah mengenal pulau tempat beraktivitas wisata sebelumnya? :
a. sangat mengenal b. mengenal c. biasa saja d. kurang mengenal e.
tidak mengenal
2. Bagaimana situasi wisata di Kelurahan Pulau karimunjawa ? :
a. sangat menarik b. menarik c. biasa saja d. kurang menarik e.
tidak menarik
3. Adakah lokasi alternatif wisata sejenis yang pernah anda kunjungi di Kawasan taman
nasional karimunjawa? :
a. tidak ada
b. ada, tapi lebih menarik di sini
c. ada, tapi sama saja
d. ada, dan lebih bagus dari sini tapi lebih mahal biaya yang harus dikeluarkan
e. ada, dan lebih bagus dari lokasi ini
4. Jika ada sebutkan, pulau mana saja yang pernah anda kunjungi di taman nasional
karimunjawa
: ..............................................................
5. Apakah Anda merekomendasikan tempat wisata ini agar dikunjungi teman sejawat
atau keluarga? a. sangat merekomendasikan
b. merekomendasikan
c. biasa saja
d. kurang merekomendasikan
e. tidak merekomendasikan
33
33
6 Jika anda merekomendasikan, sebutkan alasannya
a. Biaya relatif murah
b. Sarana dan prasarana wisata lengkap
c. Akses yang mudah
d. Pemandangan dan daya tarik wisata yang indah
e. Semua jawaban a,b,c dan d
V. KARAKTERISTIK KUNJUNGAN WISATAWAN
1. Apakah Anda datang dan berkunjung ke lokasi ini secara rombongan atau sendiri? :
a. Sendiri b. 1-2 orang c. 3-5 orang d. 6-10 orang e. > 10 orang
2 Alat transportasi yang digunakan untuk mencapai pulau karimunjawa? :
a. Kapal nelayan b. Kapal cepat/speed boat
c.Pesawat
3 Berasal dari dermaga/pelabuhan mana, anda mencapai Kelurahan Pulau
karimunjawa? : a. pelabuhan Kartini Jepara c.Pelabuhan
lain……………….
b. pelabuhan tanjung mas, semarang. d. saya tidak naik kapal.
4 Berapa biaya yang Anda keluarkan untuk datang dan berkunjung ke lokasi ini untuk
setiap kali kunjungan per orang?
a. 500 ribu b. 500 ribu – 1 juta c. 1 juta – 1,5 juta d. 1,5 juta – 2 juta
e. > 2 juta 5 Apa motivasi utama anda berkunjung ke Pulau Karimunjawa?
a. Menikmati pemandangan pulau
b. Snorkling dan wisata selam
c. menikmati keindahan pantai
d. Menikmati kebudayaan/masyarakat lokal
e. Penelitian
f. Lainnya .....................................
34
34
6 Selama berwisata di Kelurahan Pulau karimunjawa, Anda tinggal (menginap) dimana?
:
a. Rumah penduduk b. Penginapan c. Berkemah d. Lainnya
7 Berapa lama (hari) Anda berwisata?:
a. 1 hari b. 2 hari c. 3 hari d. 4 hari e. > 4 hari
8 Kunjungan ke Kelurahan Pulau Panggang saat ini merupakan kunjungan yang ke?
a. Pertama kali b. Kedua kali c. Ketiga kali d. Keempat kali e. Kesekian kali
9 berapa lama anda bermain dikawasan pantai?
a. 1 jam b. 2 jam c. 3 jam d. 4 jam e. >4jam
10 berapa lama anda melakukan aktivitas snorkling/diving? (kondisional. Berapa
menit/berapa jam)
…………………………………………………………………
VI. AKTIVITAS WISATAWAN SELAMA BERWISATA
1. menurut anda, apa yang sering dilakukan wisatawan saat berwisata
berenang/snorkling/diving
2.
Kegiatan sering Jarang/pernah Belum
pernah Tidak
tahu
a. Menginjak karang
b. Mematahkan karang
c. menyentuh karang
d. mengadungk
pasir atau sedimen
35
35
e. menyentuh biota
laut.
f. mengambil
biota
g. membuang
sampah/kotoran
3. Sebelum melakukan wisata berenang, selam /snorkeling, apakah guide/dive
operator memberikan pengarahan tentang apa saja yang tidak boleh dilakukan
selama wisata selam/ snorkeling karena dapat merusak terumbu karang?
a. sangat sering b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah e.
Tidak tahu
4. Pengarahan apa saja yang diberikan oleh pemandu wisata /dive operator?
: ...........................................................
5. Berasal dari mana, informasi yang anda dapat mengenai pulau karimunjawa?
a. Brosur b. Teman c. Surat kabar d. Keluarga e . Internet
6. Alasan memilih P. karimunjawa sebagai spot wisata pantai, selam dan snorkeling? :
a. pantai dan Terumbu karangnya bagus
b. Akses yang mudah dan terjangkau
c. Fasilitas yang memadai dan terjangkau
d. Semua jawaban a, b dan c
e. Tidak tahu
7. Selain P. karimunjawa, lokasi yang sering Anda kunjungi untuk wisata pantai,selam
/snorkeling?(sebutkan) : a. ...........
b. ...........
c. ...........
d. ...........
e. ...........
8. Apakah setiap kunjungan ke taman nasional karimunjawa pasti melakukan wisata
pantai, selam atau snorkeling? :
a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah d. Tidak tahu
36
36
8 Jika menyelam adalah kegiatan utama anda, apakah Anda memiliki sertifikat
penyelaman?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah anda mahir berenang?
a. Iya b. tidak.
10. Gaya renang seperti apa yang anda kuasai ?
a. Tidak bisa berenang
b. gaya bebas
c. semua gaya bisa
d. saya menguasi berenang dan menyelam
VII. STRATEGI PENGELOLAAN DAMPAK WISATA BAHARI
1. Apakah menurut Anda, aktivitas wisata wisata selam /snorkeling di Kelurahan Pulau
Karimunjawa sudah berdampak negatif terhadap ekosistem terumbu karang?
a. Berdampak negatif b. Belum berdampak negatif c. Tidak tahu
2. Apa yang perlu dilakukan kedepan untuk pengelolaan sumberdaya terumbu karang
terkait sebagai obyek wisata wisata pantai,selam /snorkeling? :
a. Peningkatan SDM pengelola wisata dan masyarakat sekitar kawasan wisata
b. Pemasangan peraturan/papan pengumuman tentang pentingnya melestarikan
terumbu karang
c. Pengelolaan sampah/limbah domestik
d. Pembuatan zonasi terumbu karang untuk masingmasing aktivitas penyelaman,
seperti zonasi untuk Riset, rekreasi, pelatihan dll
e. Pengelolaan dan konservasi terumbu karang
f. Pembatasan jumlah wisatawan
g. Lainnya .........................................
37
37
3. Menurut Anda, apakah terdapat masalah dalam pengelolaan wisata bahari di Pulau
karimunjawa? :
a. Ya b. Tidak
4. Jika jawabannya ya, apa masalahnya
: ..................................................................
5. Untuk pengembangan wisata bahari di pulau karimunjawa, apa yang perlu dilakukan?
Lampiran 2. Wawancara Bersama wisatawan
38
38
Lampiran 3. Wawancara dan diskusi bersama pelaku wisata
39
39
Lampiran 4. Kondisi Taman Nasional Karimunjawa
Lampiran 5. Foto Bersama dan penyerahan plakat