Download - Laporan Kasus Individu Nori
![Page 1: Laporan Kasus Individu Nori](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9b9a550346d033a6b31e/html5/thumbnails/1.jpg)
Laporan Kasus Individu
Anestesi Umum
Pada Pasien dengan Diagnosis Kista Ovarium
Disusun Oleh:
Nori Purnama
0908120524
Pembimbing :
dr. Sony Sp. An
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVEERSITAS RIAU
PEKANBARU
2013
![Page 2: Laporan Kasus Individu Nori](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9b9a550346d033a6b31e/html5/thumbnails/2.jpg)
STATUS PASIEN
BAGIAN ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RSUD ARIFIN AHMAD PEKANBARU
Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. S Agama : Islam
Umur : 45 tahun Status : Menikah
Jenis kelamin : Perempuan Nomor RM : 82 26 02
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Tanggal Operasi : 26 Agustus 2013
Tanggal MRS : 19 Agustus 2013
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri perut bagian bawah sejak 1 hari SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang:
1 hari SMRS pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah seperti di tusuk
tusuk. Pasien telah didiagnosis menderita kista ovarium sejak 2 bulan
yang lalu. BAB encer (+), BAK tidak ada keluhan, keluar darah dari
kemaluan (-).
Riwayat kehamilan (-)
Riwayat Penyakit dahulu :
Tidak ada riwayat penyakit hipertensi, jantung, sesak nafas dan diabetes
mellitus
Tidak ada riwayat alergi obat
Riwayat sosial :
Tidak memiliki kebiasaan merokok
Tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol
![Page 3: Laporan Kasus Individu Nori](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9b9a550346d033a6b31e/html5/thumbnails/3.jpg)
Riwayat operasi :
Pasien belum pernah menjaalani jenis operasi apapun sebelumnya.
Status generalis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Komposmentis, GCS 15
Vital sign : TD : 130/90 Suhu : 37,0
Nadi : 101 Nafas : 20x/menit
Berat badan : 50 kg
Pemeriksaan kepala
Mata : Kojungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil
reaktif, isokor
Mulut : Sianosis (-), Gigi palsu (-)
Palatum, uvula dan arkus faring (+) Gradasi
Mallampati 1
Mandibula : Pasien mampu membuka mulut tanpa kesulitan
Gerakan sendi temporomandibular tidak terbatas
Leher : Tidak terdapat kekakuan leher
Pemeriksaan Thorax : Paru dan jantung dalam batas normal
Pemeriksaan Abdomen : Perut cembung, tidak ada sikatrik, bising usus
(+), perkusi redup.
Pemeriksaan Ekstremitas : Dalam batas normal, tidak terdapat kelemahan
motorik.
Status Lokalis : Regio abdomen
Inspeksi : Tampak cembung
Palpasi : Teraba massa kistik, batas tegas,
ukuran 6x3 cm, immobile
Perkusi : Redup
![Page 4: Laporan Kasus Individu Nori](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9b9a550346d033a6b31e/html5/thumbnails/4.jpg)
Pemeriksaan penunjang (25 Agustus 2013)
Darah
Hb : 10,7 g/dL
Ht : 33,6 %
Leukosit : 12.200 /mikroL
Trombosit : 209000/mikroL
Diagnosis Kerja : Kista Ovarium
Penatalaksanaan : Laparotomy
Anastesi : General anestesi – teknik ET
Status ASA : ASA I
Persiapan Alat
Mempersiapkan mesin anestesi, monitor, selang penghubung(connector),
face mask, tensimeter, oksimeter, memastikan selang gas O2 dan N2O
terhubung dengan sumber sentral, mengisi vaporizer sevoflurane dan
isoflurane.
Mempersiapkan stetoskop, oropharynx tube (guedel) ukuran 8 cm, ETT
jenis kingking nomor 6, 6,5; 7 pada pasien dipakai ETT no.6,5 , spuit
20 cc, introducer, hipafix (plester) 2 lembar ukuran 15x1,5 cm dan 2
lembar ukuran 5x3 cm, konektor, dan selang suction.
Mempersiapkan spuit obat ukuran 3, 5, dan 10 cc
Persiapan Obat Anastesi Umum
Premedikasi : Midazolam 5 mg
Induksi :
Fentanyl 50 mcg
Propofol 100 mg
Notrixum 30 mg
Maintenance : Sumber aliran gas N2O, O2 dan Sevofluran
Recovery : Ketorolac 30 mg
![Page 5: Laporan Kasus Individu Nori](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9b9a550346d033a6b31e/html5/thumbnails/5.jpg)
Persiapan Pasien
Pasien dipuasakan 6-8 jam sebelum operasi
Pasien dipastikan tidak menggunakan gigi palsu
Memasang akses intravena (18G) dengan menggunakan tranfusi set dan
memberikan pasien loading cairan kristaloid.
Di kamar operasi, pasien dipasang tensimeter dan saturasi oksigen.
Evalusi nadi, tekanan darah, dan saturasi oksigen. Pada pasien ini
didapatkan nadi pre anastesi 101, tekanan darah 130/90, dan saturasi
oksigen 100%.
Tahapan anastesi
1. Premedikasi
Dengan akses intravena, berikan bolus Midazolam 5 mg
2. Oksigenasi
Alirkan O2 4 L/menit melalui face mask dan letakan face mask kearah
depan wajah pasien. Meletakan sanggahan pada bahu pasien untuk
membuka airway dengan posisi yang anatomis.
3. Induksi
Bolus Fentanyl 50 mcg dilanjutkan dengan bolus propofol 100 mg,
selanjutnya cek respon reflek bulu mata pasien hingga dapat hasil respon
(-),diikuti dengan diikuti dengan pemberian bolus notrixum 30 mg.
4. Ventilasi
- Kuasai patensi jalan nafas pasien, dengan memposisikan ekstensi
kepala, gunakan oropharynx tube untuk mencegah sumbatan lidah
pada jalan nafas pasien.
- Pasang face mask dan berikan aliran 02 3 L/menit ditambah dengan
aliran N2O 3 L/menit dan aliran sevoflurane 3 Vol %. Pasien diberikan
oksigenisasi selama 3 menit (ventilasi secara manual). Setalah
memastikan saturasi pasien baik, lanjutkan dengan laringoskopi.
5. Laringoskopi
![Page 6: Laporan Kasus Individu Nori](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9b9a550346d033a6b31e/html5/thumbnails/6.jpg)
- Lepaskan face mask dan goedel. Pegang laringoskop dengan tangan
kiri, posisikan kepala pasien ekstensi dan masukkan blade mulai dari
sudut kanan mulut pada sisi pertengahan garis lidah hingga mencapai
pangkal lidah.
6. Intubasi
- Telusuri lidah pasien hingga pangkal lidah, terlihat epiglottis,
dibelakang epiglottis terlihat plica vokalis, lalu masukan ETT no.6,5
dengan tangan kanan sampai batas garis hitam pada ETT.
Sambungkan ujung ETT dengan selang mesin anestesi, pastikan ETT
telah masuk ke trakea dengan melakukan auskultasi pada bagian
kanan dan kiri paru hingga terdapat suara nafas yang simetris kiri dan
kanan pada saat memompa balon dan pergerakan dinding dada
simetris. Bila telah simetris, fiksasi interna dengan mengembangkan
balon ETT dengan spuit 20 cc sebanyak 15 cc dengan udara. Fiksasi
eksterna ETT dengan plester yang telah disediakan. Tutup mata pasien
dengan plester, pasang goedel dan pindahkan dari pernafasan manual
spontan ke pengaturan IPPV pada ventilator dengan VT 450 ml/menit
dengan frekuensi 12x/menit.
7. Maintenance
- Inhalasi O2 3 L/menit, N2O 3 L/menit, dan sevoflurane 3 vol %
8. Reverse
- Pancing pasien bernafas spontan dengan mengembalikan pola
pernapasan dari IPPV ke manual spontan, lalu menutup aliran
sevoflurane dan N2O dan meninggikan O2 sampai 8 L/menit.
9. Ekstubasi
- Pastikan pasien bernafas spontan dan teratur.
- Melakukan suction slem pada airway pasien
- Pastikan tanda vital stabil
- Mengempiskan balon, cabut selang ETT. Segara pasang face mask
dan pastikan airway lancar dengan triple maneuver. Pasien
dipindahkan ke ruang RR.
10. Recovery
![Page 7: Laporan Kasus Individu Nori](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022073120/55cf9b9a550346d033a6b31e/html5/thumbnails/7.jpg)
- Bolus ketorolac 30 mg
Instruksi di RR
- Oksigenasi dengan O2 3 L/menit
- Awasi nadi, tekanan darah, frekuensi nafas, dan saturasi oksigen.
- Pasien di pindahkan dari ruang RR ke ruang rawat inap setelah
memiliki nilai aldrette > 8.