Download - laporan IPU .docx
LAPORAN AKHIR ILMU PERTANIAN UMUM
ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
Disusun oleh :
1. Kusuma Ari Palupi 130
2. Dani Dwi Anggraeni135
3. Fikar Firomdon P 142
4. Tri Windari 146
5. Meyke Arune I. 147
6. Gita Winda N. 149
7. Affamdi Priyanto 150
8. Muh. Mufti Arsa 151
9. Nasyitha A. R 152
10. Bahtera Emilia 153
11. Sariati 154
12. Zainal Muhtadi 155
13. Ikfi Rifqi A. T. 156
LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat
rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan
praktikum dan penulisan laporan akhir Ilmu Pertanian Umum ini.
Dengan selesainya Laporan Akhir Praktikum Ilmu Pertanian Umum ini,
kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada dosen, asisten pembimbing
mata kuliah Ilmu Pertanian Umum dan semua pihak atas segala bimbingan,
petunjuk, saran-saran yang sangat bermanfaat bagi kami sejak pelaksanaan
praktikum sampai dengan penulisan laporan akhir ini.
Penyusunan Laporan Akhir Praktikum Ilmu Pertanian Umum ini merupakan
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Ilmu Pertanian Umum,
tiap-tiap pertemuan memuat tujuan, landasan teori, alat dan bahan praktikum, cara
kerja serta hasil pengamatan.
Kami menyadari akan kekurangan dan kekhilafan dalam penyusunan
Laporan Akhir Ilmu Pertanian Umum. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan Laporan Akhir ini
Akhir kata penyusun berharap agar laporan akhir ini bermanfaat bagi
semua pembaca.
Malang mei 2014
Penyusun,
Pp
DAFTAR ISI
Kata pengantar....................................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................................................ii
Daftar tabel.......................................................................................................................iv
Daftar gambar....................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................3
2.1 Budidaya Tanaman..............................................................................................3
2.2 Macam-Macam Pola Tanaman............................................................................3
2.3 Pupuk.....................................................................................................................
2.4 Pestisida.................................................................................................................
2.5 Kedelai...................................................................................................................
2.6 Bayam....................................................................................................................
BAB III METODELOGI.....................................................................................................
3. 1 Waktu dan Tempat................................................................................................
3. 2 Alat dan Bahan......................................................................................................
3. 3 Metode kerja......................................................................................................18
3.3.1 Budidaya Tanaman Semusim...................................................................18
3.3.2 Media Tanam...........................................................................................18
3.3.3 Pengenalan Pupuk Anorganik..................................................................19
3.3.4 Pembutan Pupuk Organik........................................................................19
3.3.5 Pengenalan Bentuk dan Sifat Pestisida....................................................20
3.3.6 Pembuatan Pestisida Organik...................................................................20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................21
4.1 Hasil Pengamatan..............................................................................................21
4.2 Pembahasan.......................................................................................................24
Pp
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................26
5.1 Kesimpulan........................................................................................................26
5.2 Saran..................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27
LAMPIRAN....................................................................................................................29
Pp
Pp
DAFTAR TABEL
Pp
DAFTAR GAMBAR
Pp
Pp
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris. Negara agraris yaitu
negara yang kaya akan sumber daya pertanian. Dimana tanah di negara ini
dapat ditanami berbagai varietas tanaman yang beragam, baik tanaman
sayuran, buah-buahan hingga hutan produksi. Tanah di Indonesia sangatlah
subur, hal ini karena Indonesia di kelilingi banyak gunung merapi yang
memberikan mineral pada tanah dan iklim di Indonesia yang tropis, sangat
cocok untuk banyak tanaman. Tanah dapat dikatakan subur apabila tanah itu
memiliki beberapa unsur yang sangat diperlukan oleh tanaman untuk hidup.
Unsur-unsur itu diantaranya yaitu, nitrogen, zat hara, fosfor,kandungan air,
kelembaban tanah, temperatur tanah. Di zaman yang serba modern seperti
sekarang, lahan pertanian perlahan namun pasti mulai terus menyusut dan
berkurang, dikarenakan kebutuhan pembangunan pemukiman, iklim yang
tidak menentu mengakibatkan gagal panen. Serta yang tidak kalah penting,
kurangnya peran para petani dalam bertani secara organik yang merusak
lingkungan . Hal itu dikarenakan besarnya permintaan konsumen akan produk
pertanian. Namun disisi lain memiliki dampak yang hebat dalam merusak
tanah.
Dengan diadakannya pelatihan penanaman serta teori Ilmu Pertanian
Umum diharapkan para mahasiswa untuk menerapkannya kepada petani dan
mampu melangkah lebih bijak dalam mengolah dan meramu lahan pertanian
di Indonesia agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan dapat memenuhi
permintaan kebutuhan akan bahan pertanian dan yang paling penting
lingkungan yang tetap terjaga.
Pp
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum Ilmu Pertanian Umum antara lain:
1. Mengetahui macam media persemaian
2. Mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman pada sistem pola tanam
monokultur dan polikultur dengan budidaya organik maupun anorganik.
3. Mengetahui berbagai bentuk dan jenis pupuk
4. Mengetahui berbagai macam, bentuk dan sifat pestisida
Pp
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1...................................................................................................... Budidaya Tanaman
Budidaya tanman mengandung arti proses menghasilkan bahan pangan
serta produk produk agroindustridengan memanfaatkan sumber daya
tumbuhan.Adapun cakupan objek budidaya tanaman meliputitanaman
pangan,hortikultura dan perkebunan.Budidaya tanaman memiliki dua ciri
penting yaitu selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses
produksinya memiliki resiko yang relative tinggi. (Anonim, 2014)
Istilah budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata budidaya dan
tanaman. Budidaya bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman
merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang
biasanya telah melampaui proses domestikasi. Telah melampaui proses
domestikasi. Budidaya tanaman adalah usaha untuk menghasilkan bahan
pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya
tumbuhan. (Sutidjo, 1986)
Menurut Rismunandar (1983), Kegiatan budidaya tanaman itu sendiri
mengandung 3 faktor utama yaitu:
a. Tanaman
b. Lingkungan tumbuh atau lapang produksi dan teknik budidaya atau
pengelolaan.
c. Produk tanaman
2. 2.................................................................................. Macam-Macam Pola Tanaman
Menurut Ishartati (2014), pola tanam merupakan pengaturan tanam pada
sebidang tanah ini diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya
secara optimal dan untuk menghindari resiko kegagalan. Dengan demikian,
pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Beberapa
pola tanaman yang biasa diterapkan adalah sebagai berikut:
Pp
1. Monokultur adalah pola pertanian dengan satu jenis tanaman pada lahan
dan waktu yang sama. Kelebihan dari sistem ini adalah teknis budidaya
relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara
hanya satu jenis, dan kelemahannya adalah tanaman relatife mudah
terserang hama maupun penyakit.
a) Sequential cropping.
Penanaman dua tanaman atau lebih pada sebidang lahan pada waktu
yang berbeda dalam satu tahun. Tanaman kedua ditanam sesegera
mungkin setelah tanaman pertama dipanen. Sistem ini bertujuan untuk
meningkatkan intensitas lahan.
Keuntungan:
Hama bisateratasikarenakultivartanamanpadasuatulahanberbeda-
beda.
Ketersediaan bahan organik tanah lebih beragam karena kultivar
tanaman beragam.
Kerugian: Efisiensi biaya sangat rendah, karena biaya pengeluaran yang
tinggi
b) Rotasi tanaman ialah menanam tanaman secara bergulir disuatu lahan
perhatian. Tanaman ditanam secara berselang-seling untuk memberikan
waktu pada tanah mengembalikan kesuburannya. Tanah yang subur
memberikan keuntungan yang banyak bagi makhluk hidup terutama
yang tinggal dipermukaan tanah.
Keuntungan:
Rotasi tanaman dapat meningkatkan sturktur tanah dan kesuburan
dengan bergantian tanaman berakar dan dangkal-berakar.
Rotasi tanaman bisa menghindari terjadinya peledakan hama.
Kerugian:
Ketersedian bahan organik tanah hanya seragam dari satu tanaman
saja.
Pengolahan tanah lebih intensif ketika harus berganti tanaman.
Pp
2. Polikultur adalah pola pertanian dengan banyak jenis tanaman pada satu
bidang tanah lahan yang tersusun dan terencana dengan menerapkan
aspek lingkungan yang lebih baik.
Keuntungan:
Mengurangi serangan hama dan penyakit.
Menambah kesuburan tanah, jika yang ditanam salah satunya jenis
tanaman kacang-kacangan.
Siklus hidup hama atau penyakit dapat terputus.
Memperoleh hasil panen yang beragam.
Kerugian:
Apabila pemilihan jenis tanaman tidak sesuai, maka terjadi
persaingan unsur hara antar tanaman.
Serangan hama dan penyakit lebih banyak sehingga sulit dalam
pengendaliannya.
Macam pola tanam tanam polikultur:
a) Tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu tanaman (umur
sama atau berbeda) pada waktu yang bersamaan, pada satu tempat
yang sama.
Keuntungan:
Pemanfaatan lahan kosong disela-sela tanaman pokok.
Peningkatan produksi total persatuan luas karena lebih efektif
dalam penggunaan cahaya, air serta unsur hara.
Mencegah dan mengurangi pengangguran musim.
Pengolahan tanaman yang minimal.
Menekan pertumbuhan gulma.
Mengurangi erosi.
Jika salah satu ada yang gagal panen, dapat di peroleh tanaman
yang satunya
Pp
Gambar 1
b) Tumpang gilir adalah penanaman yang dilakukan secara beruntun
sepanjang tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain
untuk mendapat keuntungan maksimal. Faktor-faktor tersebut
adalah:
Pengolahan yang bisa dilakukan dengan menghemat tenaga
kerja, biaya pengolahan tanah dapat ditekan, dan kerusakan
tanah yang diakibatkan terlalu sering diolah dapat dihindari.
Hasil panen secara beruntun dapat mempelancar penggunaan
modal dan meningktkan produktivitas lahan.
Keuntungan :
Dapat mencegah serangan hama dan penyakit yang meluas
Kondisi lahan yang selalu tertutup tanaman
Membantu mencegah terjadinya erosi
Sisa komoditi tanaman yang diusahakan dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk hijau
Contoh: jagung muda, padi gogo, kedelai, kacang tanah.
Pp
c) Tanaman Bersisipan adalah penanaman dengan menyisipkan satu
atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok(dalam waktu
yang bersamaan atau waktu yang berbeda).
d) Tanaman Campuran adalah penanaman yang terdiri dari beberapa
tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam, semua tercampur
jadi satu. Lahan efesien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan
penyakit.
e) Tanaman bergiliran adalah penanaman dua jenis tanaman atau
lebih yang dilakukan secara bergiliran. Setelah tanaman yang satu
panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya pada sebidang
lahan.
2. 3............................................................................................................................ Pupuk
Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik, bila
ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat menambah unsur hara
serta dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, atau kesuburan
tanah (Hasibuan, 2006).
Pupuk dapat digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk
anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk
hidup yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri
pengurai, misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal
dari sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk
organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi
Pp
jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan bahan organik di
dalamnya sangatlah tinggi. Sedangkan pupuk anorganik adalah jenis pupuk
yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga
memiliki kandungan persentase yang tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah
urea, TSP dan Gandasil (Novizan, 2007).
Pupuk organik terbentuk karena adanya kerja sama mikroorganisme
pengurai dengan cuaca serta perlakuan manusia. Kegiatan organisme tanah
dalam proses penguraian tersebut menjadi sangat penting dalam pembentukan
pupuk organik. Sisa tumbuhan dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur
yang sudah terurai diikat menjadi senyawa. Senyawa tersebut tentu saja harus
larut dalam air sehingga mudah diabsorpsi atau diserap oleh akar tanaman.
Bentuk senyawa tersebut antara lain amonium dan nitrat. Beberapa
mikroorganisme penting antara lain : ganggang (mikroorganisme berklorofil),
fungi (mikroorganisme tidak berklorofil yang memperoleh energi dan karbon
dari bahan organik), actinomycetes (merupakan golongan mikroorganisme
antara fungi dan bakteri), dan bakteri. Bakteri berperan penting dalam proses
penguraian seperti proses nitrifikasi, oksidasi sulfur, dan fiksasi nitrogen
(Musnamar, 2009).
pupuk anorganik dapat dikatakan sebagai makanan instan bagi tanaman.
Pupuk ini berasal dari bahan mineral atau senyawa kimia yang telah diubah
melalui proses produksi sehingga menjadi bentuk senyawa kimia yang dapat
diserap tanaman. Pupuk ini dapat diambil langsung dari alam, misalnya KCl
dan fosfat atau dibentuk di pabrik, misalnya NPK dan urea (Rinsema, 1993).
2. 4........................................................................................................................ Pestisida
Pestisida secara umum digolongkan kepada jenis organisme yang akan
dikendalikan populasinya. Insektisida, herbisida, fungsida dan nematosida
digunakan untuk mengendalikan hama, gulma, jamur tanaman yang patogen
dan nematoda. Jenis pestisida yang lain digunakan untuk mengendalikan hama
dari tikus dan siput (Alexander, 1977).
Pp
Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh
jasad pengganggu tanaman. Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu,
pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian,yang mana harus
sejalan dengan komponen pengendalian hayati, efisien untuk mengendalikan
hama tertentu, mudah terurai dan aman bagilingkungan sekitarnya. Penerapan
usaha intensifikasi pertanian yang menerapkan berbagai teknologi, seperti
penggunaan pupuk, varietas unggul, perbaikan pengairan, pola tanam serta
usaha pembukaan lahan baru akan membawa perubahan pada ekosistem yang
sering kali diikuti dengan timbulnya masalah serangan jasad penganggu. Cara
lain untuk mengatasi jasad penganggu selain menggunakan pestisida kadang-
kadang memerlukan waktu, biaya dan tenaga yang besar dan hanya dapat
dilakukan pada kondisi tertentu. Sampai saat ini hanya pestisida yang mampu
melawan jasad penganggu dan berperan besar dalam menyelamatkan
kehilangan hasil (Sudarmo, 1991).
Menurut Ishartati (2014), pestisida merupakan pengendali organisme
pengganggu tanaman, sebab pestisida mempunyai daya bunuh yang tinggi,
penggunaannya mudah dan hasil cepat diketahui. Namun bila aplikasiya
kurang bijaksana dapat membawa dampak yang sangat berbahaya bagi
pengguna, hama sasaran, maupun lingkungan. Dampak buruk tersebut antara
lain:
1. Mengakibatkan keracunan bagi pengguna baik secara cepat maupun
lambat.
2. Timbulnya ketahanan/resistensi hama.
3. Resujensi.
4. Munculnya hama sekunder.
5. Membunuh makhluk berguna seperti parasit dan predator ataupun hewan
peliharaan.
6. Mencemari lingkungan baik tanah, air, maupun udara.
Menurut Ishartati (2014), dampak negatif tersebut dapat dikurangi bila
produk pestisida yang digunakan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Mempunyai toksisitas oral dan dermal yang rendah.
Pp
2. Tidak persisten.
3. Berspektrum sempit.
4. Tidak fitoktosis.
5. Tidak menimbulkan resistensi.
6. Mudah didapat dan murah.
7. Tidak mudah meledak, dan dapat disimpan lama.
Berdasarkan struktur kimianya, bahan aktif pestisida dapat digolongkan
menjadi kelompok organik alamiah, organik sintetik dan an-organik. Pestisida
alamiah organik merupakan pestisida yang bhan-bahannya diperoleh melalui
pelarutan tumbuhan atau bagian tumbuhan sehingga sering disebut juga
sebagai pestisida nabati(botanical pesticide). Pestida organik merupakan
pestisida yang diperoleh melalui ekstraksi bahan-bahan aktif dari tumbuhan
atau mikroorganisme golongan jamur, bakteri dan lain-lain. Pestisida an-
organik atau kimia sintetik merupakan pestisida yang bahan aktifnya dibuat
dan diproduksi pabrik melalui serangkaian reaksi kimia buatan (Ishartati,
2013).
Menurut Ishartati (2014), berdasarkan jasad pengganggu yang menjadi
target, pestisida dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Insektisida, yaitu bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang
bisa mematikan semua jenis serangga.
Berdasarkan sifat racunnya insektisida dapat dibagi menjadi racun
perut, racun kontak dan racun pernafasan.
2) Fungisida, yaitu bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan
bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah pertumbuhan maupun
perkembangan jamur.
Berdasarkan cara bekerjanya fungisida dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu: fungisida kontak, sistemik dan kontak-sistemik. Berdasarkn
fungsi kerjanya dapat dibedakan menjadi fungisidal yakni membunuh
jamur, fungistatik yang berarti hanya berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan jamur, dan gestatik yaitu mencegah terjadinya sporulasi.
3) Bakterisida, yaitu senyawa yang mengandung bahan aktif beracun yang
dapat membunuh bakteri. Bakterisida biasanya bersifat sistemik.
Pp
4) Nematisida, adalah racun yang digunakan untuk membunuh nematoda,
biasanya berbentuk butiran yang penggunaannya disiramkan.
5) Akarisida, adalah racun yang digunakan untuk membunuh organisme
golongan akarina, seperti tungau(petani mengistilahkan sebagai cabuk
merah).
6) Herbisida, adalah pestisida yang digunakan untuk menanggulangi gulma
rerumputan dan herba.
7) Beberapa jenis lainnya : rodentisida(racun tikus), moluskisida (racun
siput), pisisida(racun mujair ditambak), algisida(racun alga/ganggang),
avisida(racun burung), dan lain-lain.
Pestisida yang dipasarkan terdiri atas bahan pokok yang disebut bahan
aktif yang merupakan bahan utama pembunuh organisme pengganggu dan
bahan ramuan yang berfungsi sebagai pelarut, pembawa, surfaktan, stabiliser,
minyak-minyak, sinergis, defoamer, pemadat, dan pewarna. Hal tersebut
dapat dikatakan formulasi. Formulasi biasanya dicantumkan dalam label
pembungkus pestisida (Ishartati, 2014).
Menurut Ishartati (2014), beberapa bentuk formulasi adalah sebagai
berikut:
1) Tepung hembus, debu
2) Butiran
3) Tepung yang dapat disuspensikan dalam air.
4) Tepung yang larut dalam air
5) Suspensi (flowable concentrate).
6) Cairan(emulsifiable concentrate).
7) Ultra Low Volume (ULV).
8) Solution
9) Aerosol
10) Umpan beracun.
2. 5.......................................................................................................................... Kedelai
Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi masyarakat
Indonesia. Kedelai merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik seperti
Pp
Tiongkok dan Jepang selatan. Meski bukan tanaman asli Indonesia, kedelai
telah banyak di budidayakan di Indonesia, Kedelai mengandung protein, zat
besi, kalsium, vitamin A, B, B1 , B2, yang lebih banyak dibandingkan dengan
jenis kacang lainnya, juga B12 yang berperan dalam pembentukan sel-sel darah
merah. Kandungan lesitin pada kedelai, yang mengandung lemak tak jenuh
linoleat, oleat dan arakhidonat yang berfungsi sebagai lipotropikum yaitu zat
yang mencegah penumpukan lemak berlebihan dalam tubuh sedangkan
kandungan serat kedelai yang sangat tinggi dapat membantu merangsang
metabolisme dan dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Zatlain yang
terkandung dalam kedelai adalah genistein, daidzein, danglycitein yang
termasukisoflavon yaitu senyawa fitoestrogen yang dapat menghambat
pertumbuhan sel kanker atau tumor (Thomas, 1992).
Tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak, berbentuk semak, dan
merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh
komponen utamanya, yaitu akar, daun, batang, polong, dan biji sehingga
pertumbuhannya bisa optimal (Hidayat, 1985).
Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) adalah tanaman penting sumber
pangan berkualitas tinggi yang murah dengan mengandung protein dan minyak.
Kacang kedelai berisi protein sekitar 41% dan 21% minyak. Sekitar 95% dari
Minyak kedelai digunakan sebagai minyak goreng dalam salad atau memasak,
margarin juga dibuat dari Minyak kedelai yang kaya akan asam lemak esensial
dan tidak mengandung kolesterol. Tempe, merupakan produk kedelai, selain itu
manfat kedelai digunakan sebagai pakan ternak tinggi protein. Seperti kacang
dan biji-bijian lainnya, kedelai memainkan peranan penting dalam fiksasi
nitrogen biologis dan termasuk dalam sistem tanam memperbaiki kesuburan
tanah. Beberapa ahli mencatat bahwa bakteri pengikat nitrogen tidak berfungsi
secara efektif di bawah kondisi pH tanah rendah dari 4,2 dan dibawah dan
direkomendasikan pH 6 - 6,5 untuk pertumbuhan kedelai secara optimal (Okpara
et al., 2007).
Pp
Tanaman kacang-kacangan, termasuk tanaman kedelai, mempunyai dua
stadia tumbuh, yaitu stadia vegetatif dan stadia reproduktif. Stadia vegetatif
mulai dari tanaman berkecambah sampai saat berbunga, sedangkan stadia
reproduktif mulai dari pembentukan bunga sampai pemasakan biji. Tanaman
kedelai di Indonesia yang mempunyai panjang hari rata-rata sekitar 12 jam dan
suhu udara yang tinggi (>30° C), sebagian besar mulai berbunga pada umur
antara 5-7 minggu. Tanaman kedelai termasuk peka terhadap perbedaan panjang
hari, khususnya saat pembentukan bunga. Bunga kedelai menyerupai kupu-kupu.
Tangkai bunga umumnya tumbuh dari ketiak tangkai daun yang diberi nama
rasim. Jumlah bunga pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 2-
25 bunga, tergantung kondisi lingkungan tumbuh dan varietas kedelai. Bunga
pertama yang terbentuk umumnya pada buku kelima, keenam, atau pada buku
yang lebih tinggi. Pembentukan bunga juga dipengaruhi oleh suhu dan
kelembaban.Pada suhu tinggi dan kelembaban rendah, jumlah sinar matahari
yang jatuh pada ketiak tangkai daun lebih banyak. Hal ini akan merangsang
pembentukan bunga. Setiap ketiak tangkai daun yang mempunyai kuncup bunga
dan dapat berkembang menjadi polong disebut sebagai buku subur. Tidak setiap
kuncup bunga dapat tumbuh menjadi polong, hanya berkisar 20-80%. Jumlah
bunga yang rontok tidak dapat membentuk polong yang cukup besar. Rontoknya
bunga ini dapat terjadi pada setiap posisi buku pada 1-10 hari setelah mulai
terbentuk bunga. Periode berbunga pada tanaman kedelai cukup lama yaitu 3-5
minggu untuk daerah subtropik dan 2-3 minggu di daerah tropik, seperti di
Indonesia. Jumlah bunga pada tipe batang determinate umumnya lebih sedikit
dibandingkan pada batang tipe indeterminate. Warna bunga yang umum pada
berbagai varietas kedelai hanya dua, yaitu putih dan ungu (Hidayat, 1985)
2. 6................................................................................................................. Bayam Hijau
Bayam merupakan jenis sayuran hijau yang banyak kandungan protein,
mineral, kalsium, zat besi, dan vitaminnya. Pada akarnya dapat dijadikan obat
untuk anti piretik, diuretic, anti toksik, obat diare, menyembuhkan bengkak, dan
membersihkan darah (Bandini dan Azis, 1999).
Pp
Sayur bayam memiliki senyawa antioksidan alami dan serat pangan yang
tinggi, seperti adanya kandungan flavonoid dan lycopen. Antioksidan merupakan
senyawa yang dapat menangkal radikal bebas didalam tubuh. Antioksidan juga dapat
membantu tubuh dan memperbaiki kerusakan sel, serta mencegah terjadinya berbagai
gangguan kesehatan, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Namun masing-
masing sayuran kandungan antioksidannya berbeda-beda, jika aktivitas dari
antioksidan tidak mampu mengikat residu pestisida yang tertinggal, maka maka akan
meningkatkan radikal bebas yang mengganggu sistem organ pada tubuh manusia
yang mengkonsumsinya (Sujarti, 2006).
Bayam mengandung gizi yang cukup tinggi dan banyak manfaatnya. Bayam
hijau baik untuk sistem peredaran darah. Jenis fitokimia dalam makanan hijau seperti
sulforaphane dan indoles merupakan senyawa anti kanker yang kuat. Bayam merah
mengandung banyak fitokimia yang berguna untuk mengurangi dampak kerusakan
tubuh akibat radikal bebas. Sumber warna merah bermanfaat untuk mencegah
masalah prostat, dan mengurangi efek kerusakan kulit akibat sinar matahari (Santoso,
2011).
Banyak kendala yang dihadapi dalam budidaya tanaman bayam, selain
dari faktor budidaya masih kurang diperhatikan, rendahnya produksi bayam juga
dapat terjadi karena kurangnya pemahaman dalam pengendalian hama dan
penyakit yang menyerang tanaman bayam. Salah satu penyakit virus yang cukup
penting dan menimbulkan kerugian atau rendahnya produksi pada tanaman bayam
adalah penyakit virus mosaic yang disebabkan oleh CMV (Cucumber Mosaic
Virus). Gejala infeksi CMV pada tanaman bayam yang mengakibatkan daun
menggulung, menyempit, mengkerut, daun tampak lebih kecil, permukaan daun
terdapat gambaran mosaik serta pada pertumbuhan lebih lanjut tanaman akan
menjadi kerdil (Bandini dan Azis, 1999)
Pp
BAB III
METODELOGI
3. 1............................................................................................... Waktu dan Tempat
1. Materi Praktikum : Budidaya Tanaman
Hari / Tanggal : Rabu, 12 Maret 2014
Lokasi : Lahan Percobaan Agroteknologi
2. Materi Praktikum : Media Tanam
Hari / Tanggal : Senin, 17 Maret 2014
Lokasi : Laboratorium Agroteknologi
3. Materi Praktikum : Pengenalan Pupuk
Hari / Tanggal : Senin, 24 Maret 2014
Lokasi : Labolatorium Agroteknologi
4. Materi Praktikum :Pemeliharaan dan pengamatan rutin
Hari / Tanggal : Rabu, 26 Maret 2014
Lokasi : Lahan Percobaan Agroteknologi
5. Materi Praktikum :Pemeliharaan dan pengamatan rutin
Hari / Tanggal : Rabu, 02 April 2014
Lokasi : Lahan Percobaan Agroteknologi
6. Materi Praktikum :Pengenalan Pestisida
Hari / Tanggal : Senin, 07 April 2014
Lokasi : Labolatorium Agroteknologi
Pp
7. Materi Praktikum :Pemeliharaan dan pengamatan (Panen
monokultur)
Hari / Tanggal : Rabu, 23 April 2014
Lokasi : LahanPercobaanAgroteknologi
8. Materi Praktikum :Pemeliharaan dan pengamatan rutin( Panen
polikultur )
Hari / Tanggal : Rabu, 09 Mei 2014
Lokasi : Lahan Percobaan Agroteknologi
3. 2..................................................................................................... Alat dan Bahan
1. Budidaya penanaman
a. Alat yang di gunakan dalam budidaya penanaman di antaranya :
cangkul, ember/seng, karung, PH meter, gembor, tali rafia, tongkat
kayu
b. Bahan yang di gunakan dalam budidaya penanaman di antaranya :
sekam padi, air, pupuk kandang, benih, media tanam (tanah).
2. Media Tanam
a. Alat yang di gunakan dalam budidaya penanaman di antaranya: tray
dan pot plastik.
b. Tanah, humus, kompos, pasir, pecahan batu bata, arang kayu, arang
sekam, batang pakis, serbuk gergaji, sabut kelapa, kerikil,kulit
kelapa, peat moss, styroform, vermikulit.
3. Pembuatan pupuk organik & anorganik
a. Alat yang di gunakan dalam Pembuatan pupuk organik & anorganik
di antaranya:
Organik : termometer, soil tester, timbangan, kantong plastik,
alas plastik 80x60 cm, seed box
Anorganik : gelas ukur 100 ml, 8400 ml, sendok, spatula,
timbangan, stop watch
Pp
b. Bahan yang di gunakan dalam Pembuatan pupuk organik &
anorganik di antaranya :
Organik : kompos kambing, dedak, tepung ikan, sekam, ampas
tebu, stater mikroba, air kelapa.
Anorganik : pupuk urea NPK, air
4. Pembutan Peptisida
a. Alat yang di gunakan dalam Pembuatan peptisida di antaranya :
blender, seed box, saringan, kantong plastik, gelas ukur.
b. Alat yang di gunakan dalam Pembuatan peptisida di antaranya :
daun sirsak 50 lembarmikroba CEM-Y sebanyak 50 ml, tetes tebu
50 ml, air 1 liter.
3. 3.......................................................................................................... Metode Kerja
3.3.1 Budidaya Tanaman Semusim
1. Menyiram bedeng dengan air lalu menggemburkan tanah dengan cangkul dan membersihkan sampah yang ada disekitar bedeng.
2. Mengukur Ph dengan phmeter3. Menambahkan pupuk kandang 4. Membagi bedeng menjadi 2 bagian 5. Melubangi tanah dengan jarak antar lubang ±25cm dan tiap deret
menjadi 6 lubang 6. Memasukkan benih kedalam lubang ±1-3 biji kedelai dan sejumput biji
bayam7. Tutup lubang dengan sekam.
3.3.2 Media Tanam
Mencermati masing masing-masing media tanam, mengamati
bagaimana tekstur, bentuk dan sifat organik atau anorganik
3.3.3 Pengenalan Pupuk Anorganik
Pupuk Tunggal
1. Menimbang masing – masing pupuk ( N, P, K ) 10 gram.
2. Memasukkan masing – masing pupuk yang telah ditimbang ke
dalam 100ml air.
Pp
3. Mengaduk masing – masing bahan dalam gelas ukur sampai
semua larut.
4. Menghitung dan mencatat kecepatan pupuk larut dalam air.
5. Mengukur pH larutan pupuk yang dibuat.
Pupuk majemuk
1. Menghitung berat masing – masing pupuk NPK dengan
perbandingan NPK 20-15-10.
2. Setelah didapat masing – masing beratnya, kemudian
menimbang masing – masing pupuk.
3. Mencampur pupuk yang telah ditimbang.
4. Menyiapkan beaker glass yang telah diisi air sampai batas,
kemudian memasukkan campuran pupuk NPK tersebut.
5. Mengaduk campuran pupuk sampai semuanya larut.
6. Menghitung dan mencatat kecepatan kelarutan pupuk.
7. Mengukur pH larutannya.
3.3.4 Pembutan Pupuk Organik
1. Menimbang dan menakar pupuk kandang kambing atau pukan
sapi atau pukan ayam sebanyak 1 seed box besar,arang sekam
atau sekam segar sebanyak 1 seed box besar,dedak atau bekatul
0,5 kg,dolomite 0,5 kg,tepung tulang atau tepung ikan 0,01 kg
kemudian di aduk sampai tercampur rata
2. Menyiapkan dan menakar cairan yang mengandung mikroba
pengurai bahan organik sebanyak 2 ml,tetes tebu (mollase)
sebanyak 10 ml,serbuk yang mengandung Trichoderma sp. Dan
glyocadium sp. Sebanyak 2,5 gram untuk dimasukkan ke dalam
1 liter air kelapa didiamkan selama 24 jam
3. Menyiramkan larutan campuran pada point (2) pada campuran
bahan organic pada point (1) secara perlahan sambil diaduk
sehingga membentuk adonan yang kadar airnya 30 % (bila
adonan dikepal/diperas dengan tangan , air tidak menetes)
Pp
4. Memasukkan adonan ke dalam karung goni atau glangsi
(zak),lalu ditutup rapat dengan kantong plastik agar terjadi
proses fermentasi atau pengomposan
5. Setiap hari dilakukan pengukuran temperature adonan dengan
thermometer. Diusahakan agar suhu bertahan sekitar 500
C,apabila suhu terlalu tinggi karung dibuka dan dilakukan
pembalikan adonan,kemudian ditutup lagi
6. Setelah 4-7 hari atau jika adonan tidak berbau busuk tetapi
berbau harum tanah sehat,maka bokhasi sudah jadi siap
digunakan sebagai pupuk organik
3.3.5 Pengenalan Bentuk dan Sifat Pestisida
a. Menyiapkan berbagai macam merek pestisida dan berbagai
macam bentuk pestisida baik sintetik, alamiah, ataupun an-
organik.
b. Menggamati pestisida untuk mengetahui bentuk kemasan, bahan
aktif yang terkandung, target hama, dosis pemakaian, serta waktu
semprot yang tercamtum pada kemasan.
c. Membandingkan pestisida yang satu dengan yang lainnya.
d. Mencatat hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
3.3.5 Pembuatan Pestisida Organik
a. Memblender 50 lembar daun dengan air 1 liter
b. Menuangkan bahan yang sudah di blender kedalam wadah
c. Mencampurkan bahan dengan 50 ml stater mikrobia dan 50 ml
tetes tebu
d. Menyaring bahan-bahan pestisida.
e. Memesukan pestisida yang sudah jadi kedalam plastik
Pp
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Kedelai
Monokutur Organik
Variabel Pengamatan
Minggu ke-
1
I
I
II
I
III
I
IV
V
V
V
VI
V
VII
V
VIII
Tinggi/Panjang
Tanaman <10 <10 15
1
18 20
2
20 21 22
Jumlah Daun 2 3 4 7 13 18 22 25
Saat Berbunga - - - - 3 2 2 4
Jumlah Buah per
Tanaman - - - - - 2 7 9
Bobot Buah per
Tanaman
Tabel 2. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Bayam Monokutur Organik
Variabel Pengamatan
Minggu ke-
I II III IV V VI VII VIII
Tinggi/Panjang
Tanaman <10 11 15 19 24 28 32 36
Jumlah Daun 4 6 10 13 17 26 30 35
Bobot Basah Tanaman - - - - - - - 135 g
Bobot Kering
Tanaman
- - - - - - - 13,1 g
Pp
Tabel 3. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Kedelai Tumpang Sari
Organik
Variabel
Pengamatan
Minggu ke-
1
I
I
II
I
III
I
IV
V
V
V
VI
V
VII
V
VIII
Tinggi/Panjang
Tanaman <10 <10 12 14 17 20 21 23
Jumlah Daun 2 2 5 8 12 14 17 22
Saat Berbunga 2 6 4 2
Jumlah Buah per
Tanaman 2 8 10
Bobot Buah per
Tanaman
Tabel 4. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Bayam Tumpang Sari Organik
Variabel Pengamatan
Minggu ke-
I II III IV V VI VII VIII
Tinggi/Panjang
Tanaman <10 13 16,5
1
18 22,2 25 29 32
Jumlah Daun 3 6 9 14 18 22 26 33
Bobot Basah Tanaman - - - - - - - 75 g
Bobot Kering Tanaman 13,4g
Pp
Tabel 5. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Kedelai Monokutur
Anorganik
Variabel Pengamatan
Minggu ke-
1
I
I
II
I
III
I
IV
V
V
V
VI
V
VII
V
VIII
Tinggi/Panjang
Tanaman <10 <10 <10 12 14 15,5 17 18,5
Jumlah Daun 2 3 4 6 9 11 15 16
Saat Berbunga 2 1 2
Jumlah Buah per
Tanaman 2 3
Bobot Buah per
Tanaman
Tabel 6. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Bayam Monokutur Anorganik
Variabel Pengamatan
Minggu ke-
I II III IV V VI VII VIII
Tinggi/Panjang
Tanaman - <10 11 15 18.5 22
2
25 26,5
Jumlah Daun - 3 5 7 10 15 20 25
Bobot Basah Tanaman 70 g
Bobot Kering Tanaman 7,33 g
Pp
Tabel 7. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kacang Kedelai Tumpang Sari
Anorganik
Variabel Pengamatan
Minggu ke-
1
I
I
II
I
III
I
IV
V
V
V
VI
V
VII
V
VIII
Tinggi/Panjang
Tanaman
<
- <10 <10 13 15,5 18 20 24
Jumlah Daun
Saat Berbunga
Jumlah Buah per
Tanaman
Bobot Buah per
Tanaman
Tabel 8. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Bayam Tumpang Sari
Anorganik
Variabel Pengamatan
Minggu ke-
I II III IV V VI VII VIII
Tinggi/Panjang
Tanaman
Jumlah Daun
Bobot Basah Tanaman 70 g
Bobot Kering Tanaman 10,9 g
Pp
4.2 Pembahasan
Budidaya tanaman merupakan usaha yang dilakukan secara terencana
untuk diambil hasil dan manfaat panenya. Faktor yang mempengaruhi yaitu
tanaman, lingkungan tumbuh atau lapang produksi dan teknik budidaya atau
pengelolaan, produk tanaman . Beberapa pola tanaman antara lain : Monokultur
adalah pola pertanian dengan satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama.
Sistem monokultur, Sequential cropping.Penanaman dua tanaman atau lebih pada
sebidang lahan pada waktu yang berbeda dalam satu tahun. Rotasi tanaman ialah
menanam tanaman secara bergulir. sedangkan Polikultur adalah pola pertanian
dengan banyak jenis tanaman pada satu bidang tanah lahan yang tersusun dan
terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik. Macam pola
tanam tanam polikultur:
Tumpang sari adalah penanaman lebih dari satu tanaman (umur sama atau
berbeda) pada waktu yang bersamaan, pada satu tempat yang sama. Tumpang gilir
adalah penanaman yang dilakukan secara beruntun sepanjang tahun, Tanaman
Bersisipan adalah penanaman dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis
tanaman selain tanaman pokok(dalam waktu yang bersamaan atau waktu yang
berbeda). Tanaman Campuran adalah penanaman yang terdiri dari beberapa
tanaman dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam, semua tercampur jadi satu. Lahan
efesien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Tanaman bergiliran
adalah penanaman dua jenis tanaman atau lebih yang dilakukan secara bergiliran.
Setelah tanaman yang satu panen kemudian baru ditanam tanaman berikutnya
pada sebidang lahan. Pemupukan tanaman dibuat sendiri pada pembuatan pupuk
anorganik menggunakan pupuk N (urea) 124 kg/ha, p (SP-36) 250 kg/ha, K
(KCL) 180 kg/ha untung pemupukan kedelai, dan untuk bayam anorganik pupuk
N (urea) 56 kg/ha, P (SP-36) 250 kg/ha, K(KCL) 90 kg/ha. Sedangkan untuk
pupuk organik menggunakan pupuk kandang.
Perawatan tanaman juga untuk mencegah hama pengganggu juga dibuat
dengan menggunakan pestisida anorganik yang disediakan didalam lab sesuai
dengan kebutuhan tanaman, sedangkan untuk pestisida organic menggunakan
bahan-bahan dari alam yang dibuat dari 50 lembar daun sirsak,50 ml
Pp
mikroba,tetes gula 50 ml, dan dicampur dengan 1 liter air dalam blender, untuk
penyimpanan pada suhu 20-35 drajat celcius selama 2-5 hari. Sedangkan untuk
hasil panen, belum didapatkan hasil yang maksimal karena faktor tanaman yang
sulit ditanam untuk kacang kedelai dan kendala pada tanaman bayam,
kemungkinan karena media tanam dan benihnya.
Pp
BAB V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
1. Pola tanaman Tumpangsari lebih baik dari pada pola tanaman monokultur,
sebab Tumpangsari mengurangi jumlah hama yang menyerang serta
mendapatkan hasil panen yang beragam dalam waktu yang bersamaan.
2. Hasil tanaman organik lebih maksimal dibanding dengan hasil dari
anorganik, karena tanaman organik lebih beradaptasi dengan unsur hara
yang secara alami tersedia dalam tanah yang sudah baik. Sedangkan
anorganik lebih ketergantungan unsur hara sintetik yang seandainya telat
diberikan maka hasil yang diperoleh juga akan berpengaruh.
3. Pestisida yang paling ampuh adalah pestisida anorganik, efeknya dapat
secara langsung mempengurangi bahkan langsung membunuh hama
tanaman, namun penggunannya dapat berdampak secara serius jika hasil
tanaman dikosumsi jangka panjangnya dalam metabolisme manusia dan
keramahan lingkungan.
5.2 Saran
1. Pemilihan bibit unggul kurang selektif dilakukan.
2. Media tanam yang dipergunakan kurang bagus.
Pp
Daftar Pustaka
Alexander,M.1977.Introduction to Soil Microbiolgy. New York: Academic Press.
Anonim. 2014. Pengertian budidaya tanaman.
http://www.scribd.com/doc/76315310/budidaya-pertanian. (diakses
tanggal 11 mei 2014).
Bandini, Y. dan N. Azis. 1999. Bayam. Penebar Swadaya. Jakarta. 70 halaman
Hasibuan, B. E.,2006. Ilmu Tanah. Medan: USU Perss
Hasibuan, B. E.,2006. Ilmu Tanah. Medan: USU Perss.
Hidayat, O. D. 1985. Morfologi Tanaman Kedelai. Dalam S. Puslitbangtan. Bogor
Ishartati, Erny. 2014. Petunjuk Praktikum Dasar-Dasar Agronomi. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
Musnamar, E. I., 2009. Pupuk Organik: Cair dan Padat, Pembuatan, Aplikasi.
Jakarta : Penebar Swadaya.
Novizan, 2007. Petunjuk Pemupukan Yang Efektif. Jakarta: Agromedia Pustaka
Okpara, dkk. 2007. Influence Of Liming On The Performance Of High-Yielding
Soybean Varieties In Southeastern Nigeria. Jurnal Agro-Science.
Vol.6(2):115-123
Rinsema, W. T., 1993. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Bharata Karya
Aksara.
Rismunandar. 1983. Membudidayakan Tanaman Buah-buahan. Bandung: Sinar
baru
Thomas, A.N.S. 1992. Tanaman Obat Tradisional 2. Kanisius.Yogyakarta
Sudarmo, S. 1991. Pestisida. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Pp
Santoso, 2011. Manfaat Dibalik Warna Sayuran dan Buah-buahan.
http:// Duniafitnes.com/fitnessdietandnutritionportal . (di Akses tanggal 7
mei 2013)
Sujarti, 2006. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Bayam Merah
(Amaranthus tricolor L.Blitum rubrum). Skripsi, FMIPA Universitas
Riau, Pekanbaru.
Pp