Download - Laporan Fieldtrip Geomorfologi Karang Bolong
PENDAHULUAN
Gunung merupakan bentuk muka bumi yang menjulang tinggi berbentuk
kerucut atau kubah dan berdiri sendiri. Sedangkan pegunungan merupakan suatu jalur
memanjang yang berhubungan antara puncak yang satu dengan puncak lainnya,
misalnya Pegunungan Yura di Prancis dan Pegunungan Panini di Inggris. Di
Indonesia juga banyak ditemukan pegunungan seperti pegunungan serayu di jawa
tengah.
Dalam geomorfologi, bentang alam pegunungan menjadi satu bagian
tersendiri. Pembagian bentang alam pegunungan antara lain sebgai berikut.
a. Pegunungan Lipatan
Pegunungan lipatan disebabkan oleh terlipatnya lapisan (strata) sedimen yang
besar karena tekanan dari dalam bumi. Akibat proses pelipatan ini, lebar lapisan
sedimen menciut sedangkan tebalnya bertambah. Lapisan sedimen yang terlipat itu
disebut lipatan atas atau disebut juga antiklinal. Sedangkan lapisan sedimen yang
terlipat ke bawah dinamakan lipatan bawah atau sinklinal. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar berikut ini!
.
Terbentuknya pegunungan lipatan
b. Pegunungan oleh Pengangkatan Kerak Bumi
Ada pegunungan yang disebabkan oleh pengangkatan kerak bumi.
Pengangkatan kerak bumi ini khususnya sepanjang garis sesar atau garis retakan.
Oleh karena itu gunung ini disebut gunung bungkah atau horst. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar berikut ini!
Pegunungan bungkah
Pegunungan Lipatan (Folded Mountains)
Istilah pegunungan lipatan digunakan untuk suatu jenis pegunungan dengan
struktur lipatan yang relatif sederhana. Pada tahapan muda morfologinya masih
menggambarkan adanya lingkungan antiklin dan sinklin. Bila erosi melanjut maka
pengikisan sungai lateral dapat menajam ke hulu dan juga sepanjang puncak antiklin.
Pada tahapan dewasa pengikisa di puncak antiklin dapat melanjut, melebar ke
arah dalam sepanjan puncak antiklin dan akhirnya terbentuk lembah antiklin dengan
kenampakan morfologi terhadap struktur geologi menjadi terbalik (interved relief),
bukit-bukit antiklin (anticlinal ridges), dan lembah-lembah sinklin (sinclinal ridges),
serta bukit-bukit yang terbentuk oleh lapisan-lapisan yang miring searah disebut
bukit-bukit homoklin (homoclinal ridges). Pada tahapan tua, daerah pegunungan
lipatan oleh pengikisan menjadi peneplane dan sungai mengalir di dataran tersebut
seolah tanda mengindahkan adanya lapisan lunak ataupun keras.
Daerah pegunungan lipatan umumnya berbukit-bukit terjal, dengan lembah-
lembah yang panjang, adanya perulangan antara lembah lebar dan lembah sempit
akibat perbedaan kekerasan batuan, adanya gawir terjal dan pegunungan landai pada
hogbacks atau homoclinal ridges. Daerah pegunungan lipatan yang terdiri dari
batuan-batuan sedimen sering pula mengandung nilai-nilai ekonomis seperti
batugamping, batulempung, batupasir kuarsa, gipsum, dan sebagainya.
Pegunungan Patahan (Block Mountains)
Pegunungan ini merupakan hasil deformasi oleh sesar. Pada tahapan muda
pegunungan patahan memperlihatkan gawir-gawir terjal yang memisahkan antara
satu blok pegunungan dengan blok yang lain atau antara blok pegunungan dengan
blok lembah. Umumnya bidang gawir tajam relatif rata, belum tersayat oleh lembah-
lembah. Bentuk blok dapat persegi, berundak, atau membaji tergantung kepada pola
sesar.
Pada tahapan dewasa menyebabkan adanya pengikisan pada bagian muka atau
punggungan blok dengan beberapa kenampakan bagian muka dari blok masih lebih
terjal dari pada bagian punggungan, masih terlihat adanya kelurusan garis dasar sesar,
adanya triangular facets yang merupakan sisa-sisa bidang sesar setelah terkikis,
adanya dataran aluvial berupa kipas aluvial yang terletak berjajar dalam garis lurus
sepanjang kaki bidang muka dan blok, serta munculnya mata air. Pada tahapan tua,
daerah pegunungan patahan menjadi mendatar dan kehilangan bentuk simetrinya,
dengan daerah aluvial yang meluas.
Pegunungan Kubah
Kubah diartikan sebagai struktur dari suatu daerah yang luas dengan sifat
lipatan regional dengan sudut kemiringan yang kecil. Ada beberapa sebab terjadinya
kubah, antara lain oleh intrusi garam atau diapir, intrusi lakolit, dan intrusi batuan
beku seperti batolit. Bentuk kubah,biasanya dijumpai pada gunungapi lava.Kubah
lava merupakan bentukan dari leleran lava kental yang keluar melalui celah dan
dibatasi oleh sisi curam di sekelilingnya.Bentuk-bentuk kubah sangat dipengaruhi
oleh viskositas lava. Dome Mountains, terbentuk ketika batu cair mendorong keatas
dari bawah bumi.
Dalam tahapan muda pegunungan kubah akan dikikis oleh sungai-sungai
namun belum dalam, bentuk kubah masih utuh, pengikisan dimulai di puncak dengan
membentuk cekungan erosi. Kadang-kadang inti kubah yang keras tampak di dasar
cekungan erosi kubah. Pada tahapan dewasa, pengikisan di puncak makin meluas dan
mendalam. Undak-undak gawir terbentuk sesuai dengan banyaknya lapisan-lapisan
yang resistan, serta punggungan-punggungan dengan lapisan miring (hogbacks)
terbentuk.
Pada tahapan tua, mempunyai bentuk akhir dari pengikisan kubah akan
membentuk peneplane. Pola aliran annular hampir-hampir hilang. Kubah besar dan
tinggi dihasilkan oleh intrusi-intrusi batolit; yang lebih kecil dihasilkan oleh intrusi
lakolit, dan berbentuk kubah landai yang dihasilkan oleh sill. Kubah-kubah kecil
dapat dihasilkan oleh intrusi garam atau diapir lempung.
Inti kubah yang terdiri dari batuan kristalin sering memberi arti sebagai
sumber mineral logam; pertambangan sering dijumpai kubah-kubah garam tentunya
memberi makna sebagai sumber garam. Jika tidak berpotensi akan mineral, inti kubah
yang bertekstur kasar sering merupakan daerah hutan dan sekaligus merupakan
daerah tadah hujan. Juga lereng-lereng terjal dari hogbacks sebaiknya merupakan
daerah hutan untuk mencegah longsoran dan untuk tujuan konservasi air
Vulkanisme
Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut
vulkanisme. Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang
merupakan sumber tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya.
Lalu apa yang disebut magma? Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi
yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang terlarut
di dalamnya. Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar,
walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi pengurangan
tekanan, misalnya adanya retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga batuan
tadi menjadi cair pijar atau disebut magma.
Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi.
Jika gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma.
Sedangkan magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi
magma. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga
vulkan. Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin
hanya sebagian kecil intrusi magma yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun
yang perlu diingat bahwa intrusi magma bias mengangkat lapisan kulit bumi menjadi
cembung hingga membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara rinci, adanya
intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk
(perhatikan gambar penampang gunung api), yaitu:
1. Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat
penurunan suhu yang sangat lambat.
2. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan
lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara
permukaan atasnya tetap rata.
3. Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara
lapisan batuan.
4. Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-
lapisan litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
5. Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
6. Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari
dapur magma sampai ke permukaan bumi.
Karst
Karst adalah sebuah bentukan di permukaan bumi yang pada umumnya
dicirikan dengan adanya depresi tertutup (closed depression), drainase permukaan,
dan gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan, kebanyakan batu
gamping.
Proses pembentukan karst
Daerah karst terbentuk oleh pelarutan batuan terjadi di litologi lain, terutama
batuan karbonat lain misalnya dolomit, dalam evaporit seperti halnya gips dan halite,
dalam silika seperti halnya batupasir dan kuarsa, dan di basalt dan granit dimana ada
bagian yang kondisinya cenderung terbentuk gua (favourable). Daerah ini disebut
karst asli.
Daerah karst dapat juga terbentuk oleh proses cuaca, kegiatan hidrolik,
pergerakan tektonik, air dari pencairan salju dan
pengosongan batu cair (lava). Karena proses dominan dari kasus tersebut adalah
bukan pelarutan, kita dapat memilih untuk penyebutan bentuk lahan yang cocok
adalah pseudokarst (karst palsu)
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari fieldtrip mata kuliah geomorfologi adalah agar
praktikan dapat mengetahui bentuk-bentuk morfologi bumi di alam. Khususnya
dalam fieldtrip ini adalah morfologi pegunungan karst. Praktikan juga diharapkan
dapat mengetahui lotilogi terjadinya karst, kandungan, unsur, dan memahami bentuk-
bentuk eksokarst dan endokarst dari pegunungan karst.
PEMBAHASAN
Lokasi I
Lokasi pertama atau stopsite pertama dalam fieldtrip geomorfologi adalah di
daerah Sida Mulya. Tepatnya 10m di pinggir jalan raya utama Sokaraja-Banyumas
dengan koordinat GPS S 7035.28410 | E 1090,16.663. Lokasi ini merupakan tambang
batuan basalt dimana terlihat jelas singkapan batu basalt tesebut.
Singkapan ini merupakan batuan beku intrusive yang terjadi akibat magma
yang keluar dari dalam bumi secara perlahan sehingga menghasilkan batuan hasil dari
pembekuan magma tersebut. Tentunya hasil dari pembekuan magma tersebut
menghasilkan batuan yang memiliki Kristal mineral yang terlihat jelas.
Singkapan ini terletak pada daerah punggungan antiklin. Singkapan ini sudah
terlihat hancur oleh proses penambangan. Mungkin dahulu singkapan ini bias sampai
lebih dari ukuran sekarang. Ukuran singkapan ini memanjang 20m dan
membelakangi utara.
Lokasi II
Lokasi kesua atau stopsite kedua dalam fieldtrip geomorfologi adalah di
daerah Gombong. Tepatnya 8km sebelum memasuki daerah kawasan wisata gua
jatijajar. Wilayah ini merupakan muka atau gambaran jelas kondisi morfologi daerah
Karang Bolong yang merupakan daerah pegunungan karst. Lokasi ini memilki
koordinat GPS S 7038” 842’ | E 1090,25.354.
Pengamatan pada stop site ini tertuju kepada dua objek yaitu mengarah ke
selatan ada pegunungan karst dank e arah utara ada kenampakan pegunungan lipatan.
Pegunungan karst yang berada di sebelah selatan merupakan daerah karang bolong
yang terkenal dengan pegunungan karstnya. Terlihat jelas jajaran pegunungan karst
yang panjangnya lebih dari 3km membentang di sebelah selatan. Terlihat bentuk-
bentuk konikel-konikel dari karst yang kecil-kecil yang hamper membentuk mogote
(tiang) namun hanya pada puncaknya.
Karst pada pegunungan ini masih termasuk kepada karst muda dan dewasa,
karena belum menunjukkan cirri-ciri karst tua yaitu telah menjadi karst-karst yang
berdiri sendiri atau seperti tiang. Ketingian pada karst tergantung kepada kadar
karbonat pada karst itu sendiri. Semakin tinggi kadar karbonat maka ketinggian karst
akan semakin rendah karena batuan akan semakin kompleks. Puncak-puncak pada
karst itu sendiri merupakan pelindung dari material material karst yang berada di
bawah, karena material karst yang berada di bawah lebih lunak daripada yang berada
di atas.
Pegunungan lipatan yang berada di sebelah utara dari pengamatan merupakan
pegunungan lipatan yang merupakan pegunungan serayu selatan. Pegunungan lipatan
iti sendiri memiliki cirri-ciri terlihat kenampakan antiklin dan sinklin yang terlihat.
Pegunungan serayu selatan membentang di daerah selatan hingga Kutoarjo.
Lokasi III
Gua
Lokasi ketiga atau stopsite ketiga dalam fieldtrip geomorfologi adalah
merupakan tambang batu gamping di daerah Undi Saling karang bolong. Lokasi ini
cukup dekat dengan objek wisata Gua jatijajar kurang lebih 1km. lokasi ini memiliki
koordinat GPS S 7039’, 53,4” E 109026’, 32,3” .
Objek pengamatan merupakan karst yang dijadikan tempat penambangan batu
gamping. Singkapan ini merupakan karst. Terbukti bahwa teori pada karst, batuan yang diatas
lebih resisten daripada yang dibawahnya, karena disini terlihat jelas bagaimana batuan diatas
lebih resisten karena singkapan ini telah terlihat dan tertambangkan oleh proses
penambangan.
Singkapan ini merupakan konikel yang terputus. Kemunginan putusnya konikel
tersebut disebabkan oleh proses penampangan yang sudah begitu besar dampaknya pada
singkapan ini. Pada karst ini juga terlihat kenampakkan adanya gua yang di
mungkinkan didalam gua tersebut terdapat stalagtit dan stalagmit.
Gua terbentuk karena air mengalir melalui rekahan pada lapisan batu gamping
ke sungai permukaan dan lubang aliran tanah semakin besar. Sungai permukaan
menggerus dasar sungai. Setelah semakin tergerus aliran air akan mencari jalur gua
yang baru dan langit-langit atas gua tersebut akan runtuh dan bertemu sistem gua
yang baru hingga membentuk gua.
Pada lokasi tersebut terlihat adanya vegetasi jati yang termasuk dalam
kelompok eucalitus. Vegetasi seperti ini memang merupakan cirri khas daerah batu
gamping.
Lokasi IV
Lokasi keempat atau stopsite keempat pada fieldtrip geomorfologi adalah di desa
Mangun Karang Bolong. Objek yang diamati adalah bentukan kekar pada singkapan batuan
beku. Koordinat GPS pada lokasi ini adalah S 7041’02.26” | 109024’41,90.
Singkapan yang diamati pada lokasi fieldtrip ke empat ini adalah batuan beku.
Pada singkapan batuan beku ini terlihat banyak sekali kekar. Kemungkinan kekar
tersebut terjadi karena adanya tekanan dari beban yang berada di atasnya.atau karena
adanya gaya tekan atau kompresi, dimana hasil dari gaya tekan ini adalah kekar
genus. Ciri-ciri kekar genus sama seperti kekar yang terdapat pada lokasi ke empat ini
yaitu, lurus, tertutup rapat ( pada rekahan tidak terisi material lain), tidak berubah
arah, namun pada kekar yang terdapat pada lokasi empat ini tidak berpasangan.
Kemungkinan dulu singkapan batuan beku ini adalah masif, namun karena hal yang
disebutkan tadi maka terjadi kekar.
Singkapan ini terbilang cukup unik. Karena singkapan ini merupakan batuan
beku yang berada di tengah-tengah morfologi karst. Pada batuan beku ini banyak
terdapat xenolit. Xenolit merupakan batuan dalam sebuah singkapan yang jumlahnya
sedikit dalam singkapan tersebut. Kemungkinan xenolit yang ada pada singkapan ini
terjadi akibat adalnya intrusi yang kedua kalinya sehingga bercampur dengan material
batuan yang sudah beku.
Pada singkapan ini juga terdapat indikasi adanya bidang sesar geser. Terlihat
adanya pola gerak arah sesar yang bergeser. Pada lokasi ke empat ini juga dilakukan
pengukuran strike and dip dari kekar. Hasil pengukurannya yaitu:
N 1200 E / 680
N 960 W / 870
N 2620 E /550
N 740 W /560
N 1060 E /440
Kesimpulan
Perbukitan karst adalah perbukitan yang menurut para ahli geologi dapat
menerangkan gejala-gejala rupa bumi dan diakibatkan oleh proses kimia dan fisika
pada kawasan berbatuan kapur atau batuan yang mudah larut sedangkan,
pegunnungan lipatan merupakan jenis suatu pegunungan dengan struktur perlipatan.
Dimana pengertian dari lipatan sendiri adalah hasil perubahan bentuk atau volume
dari suatu bahan yang ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan lengkungan
pada unsur garis atau bidang dari bahan tersebut.
Perbedaan antara perbukitan karst dan pegunungan lipatan dapat terlihat
secara langsung denan mata kita yaitu, bentuk dari perbukitan karst dan pegunungan
lipatan dimana perbukitan lipatan terlihat dengan punck yang banyak yang biasa
disebut menara karst dan perbukitan terlihat seperti kompleks pegunungan yang
sejajar. Selain itu perbedaan juga terdapat pada komposisinya masing-masing.
Perbukitan karst biasanya terbentuk oleh batuan karbonatan dan biasanya mudah
untuk larut sedangkan pegunungan lipatan terbentuk dari batuan vulkanik dan juga
batuan sedimen.
Karst yang memiliki komposisi batu gamping memiliki manfaat yang cukup
banyak bagi warga di sekitarnya. Selain ditambang untuk menjadi bahan baku
pembuatan kapur, gamping juga dimanfaatkan warga sekitar untuk menjadi bahan
baku bangunan.
Daftar Pustaka
Endarto, Danang.2006.”Pengantar Geologi Dasar”.Surakarta: LPP UNS dan UNS
Pers.
Soeroto, Bambang.1994.”Geomorfologi”.Yogyakarta:Universitas Pembangunan
Nasional “Veterran” Yoyakarta.
Chabibie, A. 2009. Geomorfologi dan Geologi Foto. Semarang: UNDIP
Referensi lain:
http://id.wikipedia.org/wiki/karst
http://blog.fitb.itb.ac.id/BBrahmantyo
http://airkita.org/2010/02/catatan-dari-kebumen-dan-magelang-1/