Download - Lapkas Mioma Frans
[ ] FRANS BARNA 06310069
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya, sehingga pada
akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas lapkas ini yang berjudul “Myoma uteri”.
Tujuan penulisan lapkas ini adalah sebagai salah satu syarat dalam kegiatan kepaniteraan klinik
senior dibagian Ilmu Kebidanan & kandungan RSUD Dr.RM.Djoelham Binjai.
Saya menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kami
sangat mengharapkan bantuan dan partisipasi teman sejawat untuk memberikan masukan dan
saran guna menyempurnakan tugas Lapkas ini di masa mendatang.
Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada Pembimbing saya “Dr. Sugianto,Sp.OG.”
dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini sejak awal hingga selesainya
tugas ini.
Akhir kata saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan
dukungan nya, semoga lapkas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Binjai, february 2013
Penulis
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 1
[ ] FRANS BARNA 06310069
DAFTAR ISI
Kata pengantar i
Daftar isi ii
Myoma Uteri 1
Pendahuluan 2
Definisi 3
Etiologi 4
Pembagian Myoma uteri 6
Gejala klinis 7
Diagnosis 7
Komplikasi 8
Diagnosa banding 8
Penanganan 8
Kesimpulan 14
Daftar pustaka 15
Laporan kasus 16
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 2
[ ] FRANS BARNA 06310069
BAB 1
PENDAHULUAN
Mioma uteri dikenal juga dengan sebutan fibromioma, fibroid ataupun leiomioma
merupakan neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpanginya. Sering ditemukan pada wanita usia reproduksi (20-25%), dimana prevalensi
mioma uteri meningkat lebih dari 70 % dengan pemeriksaan patologi anatomi uterus,
membuktikan banyak wanita yang menderita mioma uteri asimptomatik. Walaupun jarang
terjadi mioma uteri biasa berubah menjadi malignansi (<1%). Gejala mioma uteri secara medis
dan sosial cukup meningkatkan morbiditas, disini termasuk menoragia, ketidaknyamanan
daerah pelvis, dan disfungsi reproduksi. Kejadiannya lebih tinggi pada usia di atas 35 tahun,
yaitu mendekati angka 40 %. Tingginya kejadian mioma uteri antara usia 35-50 tahun,
menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen. Mioma uteri dilaporkan belum
pernah terjadi sebelum menarke dan menopause. Di Indonesia angka kejadian mioma uteri
ditemukan 2,39%-11,87% dari semua penderita ginekologi yang dirawat. Di USA warna kulit
hitam 3-9 kali lebih tinggi menderita mioma uteri.
Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya. Mioma uteri
berbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal dari otot polos jaringan fibrous, sehingga mioma uteri
dapat berkonsistensi padat jika jaringan ikatnya dominan, dan berkonsistensi lunak jika otot
rahimnya yang dominan. Mioma uteri biasa juga disebut leiomioma uteri, fibroma uteri,
fibroleiomioma, mioma fibroid atau mioma simpel.
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 3
[ ] FRANS BARNA 06310069
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Mioma uteri sesuai dengan namanya adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim aka
fibromioma, leiomioma, ataupun fbroid.
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot rahim. Dikenal juga
dengan istilah mioma atau myom atau tumor otot rahim. Jumlah penderita mioma uteri ini
sulit diketahui secara akurat karena banyak yang tidak menimbulkan keluhan sehingga
penderita tidak memeriksakan dirinya ke dokter. Secara umum angka kejadian mioma uteri
diprediksi mencapai 20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun.
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 4
[ ] FRANS BARNA 06310069
mioma uteri multiple
ETIOLOGI
Belum diketahui tetapi diduga dari sel-sel otot yang belum matang . Mioma uteri lebih
sering ditemukan pada nulipara dan faktor keturunan.
Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan
tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen
lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini
sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya
berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause) Sering kali mioma uteri
membesar ke arah rongga rahim dan tumbuh keluar dari mulut rahim. Ini yang sering disebut
sebagai Myoma Geburt (Geburt berasal dari bahasa German yang berarti lahir). Tumor yang ada
dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada perabaan memiliki konsistensi kenyal, berbentuk
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 5
[ ] FRANS BARNA 06310069
bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti layaknya tumor perut. Beratnya bervariasi, mulai dari
beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.
Walaupun tidak ada bukti bahwa estrogen menyebabkan mioma pertumbuhan mioma
tergantung pada kadar estrogen. Tumor ini tumbuh selama masa aktifitas paling tinggi, dan
ovarium. Sekresi estrogen yang terus menurus, terutama jika tidak diselingi oleh kehamilan
dan laktasi diduga sebagai faktor resiko utama yang melatar belakangi pertumbuhan
mioma.
Faktor genetik mungkin turut mempredisposisi terjadinya mioma uteri, karena sering
dijumpai riwayat mioma pada keluarga penderita mioma uteri. Mioma dijumpai 3 -9 kali
lebih sering pada ras negro dari pada kaukasia, dimana mioma banyak terjadi diantara
mereka yang sangat muda dan nullipara, sementara pada ras kaukasia dijumpai pada wanita
– wanita lebih tua dan multipara. Apakah hal ini mewakili faktor genetik atau akibat
prevalensi infeksi panggul yang tinggi diantara wanita – wanita berkulit hitam yang
mengiritasi miometrium, belum jelas.
PEMBAGIAN MIOMA UTERI
Berdasarkan letaknya mioma uteri dibagi atas :
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 6
[ ] FRANS BARNA 06310069
1. Mioma submukosa.
Berada dibawah endometrium dan menonjol didalam rongga uterus. Jenis ini dijumpai 5%
dari seluruh kasus moima. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan perdarahan.
Mioma uteri jenis lain meskipun besar belum memberikan keluhan gangguan perdarahan.
Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya
benjolan waktu kuret, dikenal sebagai “curette bump” dengan pemeriksaan histeroskopi
dapat diketahui posisi tangkai tumor. Mioma submukosa pedunkulata adalah jenis mioma
submukosa yang mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina,
dikenal dengan nama “mioma geburt” atau mioma yang dilahirkan, yang mudah mengalami
infeksi, ulserasi dan infark. Pada beberapa kasus mioma penderita akan mengalami anemia
dan sepsis karena proses diatas.
2. Mioma intramural.
Mioma terdapat didinding uterus diantara serabut miometrium. Karena pertumbuhan
tumor, jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuklah semacam simpai yang
mengelilingi tumor. Bila didalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 7
[ ] FRANS BARNA 06310069
mempunyai bentuk yang berbenjol – benjol dengan konsistensi yang, padat. Mioma yang
terletak pada didinding depan uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan dan
mendorong kandung kemih ke atas, sehingga dapat menimbulkan keluhan miksi.
3. Mioma subserosum.
Apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus diliputi
oleh serosa. Moima subserosum dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum
menjadi mioma intraligamenter. Moima subserosum dapat pula tumbuh menempel pada
jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari
uterus sehingga disebut “wondering / parasitic fibroid”.
Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus. Mioma pada serviks
dapat menonjol ke dalam saluaran servik sehingga ostium uteri eksternum berbentuk
seperti bulan sabit. Apabila mioma dibelah maka tampak bahwa mioma terdiri dari berkas
otot polos dan jaringan ikat yang tersusun seperti konde / pusaran air (whorl like pattern)
dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena
pertumbuhan sarang mioma ini.
GEJALA KLINIS
Faktor-faktor yang menimbulkan gejala klinis ada 3, yaitu :
1.Besarnya mioma uteri,
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 8
[ ] FRANS BARNA 06310069
2.Lokalisasi mioma uteri,
3.Perubahan pada mioma uteri.
Gejala klinis tergantung letak mioma, besarnya, perubahan sekunder dan komplikasi. Hanya
35% – 50% penderita, mioma uteri yang menimbulkan gejala klinis. Kebanyakan secara
kebetulan pada saat pemeriksaan genekologi. Keluhan penderita mioma uteri umumnya
adalah :
1.Perdarahan uterus abnormal.
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, metroragia dan
menoragia. Dijumpai pada sekitar 30% kasus. Beberapa faktor yang menjadi penyebab
perdarahan ini adalah :
a. Permukaan endrometrium menjadi lebih luas.
b. Disertai hiperplasia endometrium.
c. Atrofi endometrium diatas mioma submukosum
d.Peningkatan vaskularisasi pada uterus.
2. Rasa nyeri
Nyeri terjadi bila ada gangguan sirkulasi darah seperti pada degenerasi merah, terjadi
peradangan dan nekrosis setempat, juga dapat terjadi akibat putaran tangkai mioma
subserosum ataupun akibat kontraksi uterus dalam upaya mengeluarkan mioma dari kavum
uteri.
3. Efek penekanan.
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 9
[ ] FRANS BARNA 06310069
Gangguan ini tergantung dari besarnya dan tempat mioma uteri dan gejala yang dapat
ditimbulkan berupa retensi urin dan obstipasi.
4. Abortus Spontan.
5. Infertilitas.
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstisialis
tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh katena
distorsi rongga uterus. Apabila penyebab lain infertilitas sudah disingkirkan, dan mioma
merupakan penyebab infertilitas tersebut, maka merupakan suatu indikasi untuk dilakukan
miomektomi.
DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakakan berdasarkan :
1. Anamnesis
Terasa adanya benjolan baik diperut bagian bawah atau benjolan dijalan lahir untuk mioma
geburt dan umumnya tanpa gejala. Namum dapat juga disertai gejala berupa : perdarahan
uterus abnormal, pembesaran pada uterus, rasa nyeri, efek penekanan dan intertilitas.
2. Pemeriksaan fisik
Dilakukan dengan pemeriksaan bimanual dan palpasi. Pada mioma yang besar dapat teraba
perabdominal sedangkan pada mioma yang kecil ditemukan pembesaran uterus yang
irreguler pada pemeriksaan pelviks. Dengan menggunakan spekulum, mioma geburt yang
kecil dapat diketahui dengan mudah. Pada pemeriksaan dalam dapat diperiksa dengan jelas
adanya suatu tumor, konsisten dan tangkai mioma.
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 10
[ ] FRANS BARNA 06310069
3. Laboraturium
Hb rendah, leukositosi
4. Pemeriksaan penunjang :
Gambaran USG mioma uteri
a. Ultrasonografi
Adanya kalsifikasi ditindai oleh fokus – fokus hiperekoik dengan bayangan akustik.
Degenerasi kistik ditandai dengan adanya daerah hipoekoik
b. Laparoskopi
Dapat melihat secara langsung mioma uteri yang kecil.
c. Histeroskopi
Dapat melihat mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta bertangkai dan
dapat sekaligus mengangkat massa tumor.
d. UrografiKKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 11
[ ] FRANS BARNA 06310069
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan lokasi ureter bila telah terjadi penekanan oleh
mioma uteri.
KOMPLIKASI
1. Degenerasi Ganas.
2. Torsi yang menimbulkan nekrosis, sindrom abdomen akut.
DIAGNOSIS BANDING
1. Kehamilan.
2. Inversio uteri.
3. Adenomiosis.
4. Koriokarsinoma.
5. Karsinoma korpus uteri.
6. Kista ovarium.
7. Sarkoma uteri.
PENANGANAN
Faktor – faktor yang dipertimbangkan dalam memilih cara penanganan mioma uteri adalah :
1. Ukuran, jumlah dan letak dari mioma
2. Umur penderita
3. Riwayat status Obstetri dan Ginekologi dari penderita
4. Berat ringannya gejala yang timbul
Penanganan mioma uteri dapat dilakukan secara :
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 12
[ ] FRANS BARNA 06310069
1.Konservatif
Penderita dengan mioma yang kecil dan tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan,
terutama pada usia perimenopause, dan dievaluasi rutin setiap 3 – 6 bulan dengan USG
serial. Pemberian GnRHa (Buserelien asetat) selama 16 minggu menghasilkan generasi hialin
di miometrium, sehingga uterus mengecil, akan tetapi setelah pengobatan dihentikan,
mioma kembali membesar.
2. Operatif
a. Ekstirpasi
Biasanya dilakukan untuk mioma geburt
b.Miomektomi
Miomektomi merupakan terapi untuk pasien yang masih ingin mempertahankan fungsi
reproduksi. Apabila miomektomi dikerjakan karena keinginan memperoleh anak, maka
kemungkinan terjadi kehamilan adalah 30 – 50%.
c.Histerektomi
Tindakan ini terbaik untuk wanita berumur > 40 tahun dan tidak menghendaki anak lagi atau
uterus lebih besar dari kehamilan 10 – 12 minggu disertai adanya gangguan penekanan atau
mioma yang berkembang cepat. Histerektomi dapat dilakukan secara abdominal atau
pervaginam.
d.Miolisis
Mengalirkan gelombang elektromagnetik untuk menghancurkan mioma dan jaringan
pembuluh yang mendukung mioma.
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 13
[ ] FRANS BARNA 06310069
e. MRI ultrasound ablation
Penghancuran mioma dengan gelombang suara panas hingga memusnahkan pula jaringan
mioma di sekitarnya.
f. Ablasi endometri
Penghancuran mioma oleh laser, gelombang elektro, ataupun balon yang dimasukkan ke
dalam rahim.
g. Embolisasi arteri uterina ( Uterine Artery Embolization / UAE)
Disebut sebagai cara terbaru dalam mengatasi mioma. Cara kerjanya, memberi suntikan
untuk menghentikan suplai makanan ke jaringan mioma agar mengecil. Caranya dengan
menyumbat pembuluh darah menggunakan selang kateter. Tujuan tindakan embolisasi ini
untuk menghentikan suplai darah terhadap mioma sehingga pertumbuhan mioma akan
terhenti.
Efek sampingnya bisa berupa demam atau rasa sakit beberapa jam setelah terapi.
MIOMA DAN KEHAMILAN
Efek kehamilan pada mioma
Meningkatnya vaskularisasi uterus ditambah dengan meningkatnya kadar estrogen sirkulasi
sering menyebabkan pembesaran dan pelunakan mioma. Mioma tumbuh lebih cepat dalam
kehamilan akibat hipertrofi dan edema, terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin
karena pengaruh hormonal. Setelah kehamilan 4 bulan mioma tidak bertambah besar lagi.
Jika pertumbuhan mioma terlalu cepat, akan melebihi suplai darahnya sehingga terjadi
perubahan degeneratif pada tumor ini. Hasil yang paling serius adalah nekrobiosis
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 14
[ ] FRANS BARNA 06310069
(degenerasi merah). Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri di perut yang disertai gejala-
gejala rangsangan peritoneum dan gejala-gejala peradangan, walaupun dalam hal ini
peradangan bersifat suci hama. Pasien dapat mengeluh nyeri dan demam derajat rendah,
biasanya pada kehamilan 10 minggu kedua. Palpasi menunjukkan bahwa mioma sangat
lunak. Terapinya adalah memberikan analgetika. Nyeri akan hilang dalam beberapa hari dan
kehamilan berlanjut.
Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami torsi akibat desakan uterus yang
makin lama makin membesar. Torsi menyebabkan gangguan sirkulasi yang nekrosis dan
menimbulkan gambaran klinik acute abdomen.
Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan
Efeknya tergantung pada besar dan posisi mioma. Jika mioma menyebabkan distorsi rongga
uterus, resiko abortus spontan menjadi dua kali lipat dan kemungkinan persalinan prematur
meningkat. Tumor besar pada miometrium juga dapat mengakibatkan distorsi rongga uterus
sehingga menyebabkan malposisi atau malpresentasi janin. Tumor di bawah uterus dapat
menimbulkan obstruksi jalan lahir, sehingga menghambat persalinan pervaginam. Tumor
besar dapat menyebabkan gejala penekanan pada kandung kemih atau rektum.
Terdapatnya mioma uteri mungkin mengakibatkan hal-hal sebagai berikut :
Mengurangi wanita menjadi hamil, terutama pada mioma submukosum.
Kemungkinan abortus bertambah karena distorsi rongga uterus.
Kelainan letak janin dalam rahim, pada mioma yang besar dan subserosus.
Menghalangi jalan lahir bayi, terutama pada mioma yang letaknya di servix.
Inersi uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang letaknya di dalam dinding
rahim atau apabila terdapat banyak mioma.
Mempersulit lepasnya plasenta, terutama pada mioma submukosum dan intramural.
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 15
[ ] FRANS BARNA 06310069
Penatalaksanaan
Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring, analgesia dan observasi
terhadap mioma. Penatalaksanaan konservatif selalu lebih disukai apabila janin imatur.
Namun, padatorsi akut atau perdarahan intra abdomen memerlukan
interfensi pembedahan. Seksio sesarea merupakan indikasi untuk kelahiran apabila mioma
uteri menimbulkan kelainan letak janin, inersia uteriatau obstruksi mekanik
Kebanyakan tumor terletak pada uterus bagian atas, pada kebanyakan pasien
memungkinkan persalinan pervaginam. Sedikit wanita dengan mioma letak rendah yang
menimbulkan obstruksi jalan lahir memerlukan Seksio Caesaria. Miomektomi tidak boleh
dilakukan pada operasi yang sama karena bahaya hemostasis dan infeksi.
Sedapat-dapatnya diambil sikap konservatif karena enukleasi mioma dalam kehamilan
sangat berbahaya karena menimbulkan perdarahan hebat dan menimbulkan abortus.
Operasi dilakukan jika ada penyulit-penyulit yang dapat menimbulkan gejala-gejala akut
atau karena mioma sangat besar.
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 16
[ ] FRANS BARNA 06310069
BAB III
KESIMPULAN
Tidak ada cara terbaik untuk mengatasi mioma uteri. Setiap jenis terapi memiliki
keuntungan dan kerugian. Faktor-faktor yang memengaruhi jenis pengobatan antara lain:
• Gejala yang dialami oleh penderita.
• Berat atau ringan gejala yang dialami.
• Apakah penderita berencana untuk memiliki keturunan.
• Faktor usia penderita. Seberapa dekat penderita dengan masa menopause.
• Rasa percaya penderita terhadap jenis terapi yang dipilih.
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 17
[ ] FRANS BARNA 06310069
DAFTAR PUSTAKA
1. http://en.wikipedia.org/wiki/Uterine_leiomyomata
2. http://women.webmd.com/uterine-fibroids/uterine-fibroid-embolization-ufe
3. http://www.uterine-fibroids.org/uae.html
4. http://www.laparoskopiginekologi.com/maps/102-mioma-uteri.html
5. http://anajem.blogspot.com/2010/05/makalah-mioma-uteri.html
6. http://www.scribd.com/doc/56567861/Makalah-Mioma-Uteri
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 18
[ ] FRANS BARNA 06310069
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
I.ANAMNESE PASIEN
Pasien Suami
Nama : Erlianti Suriadi
Umur : 43 tahun 36 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku : karo karo
Pendidikan : SI SI
Pekerjaan : PNS PNS
Alamat : Dusun Pasar IV Namutrasi Dusun Pasar IV Namutrasi
Masuk RS : 24-01-2013
No. RM : 079767
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 19
[ ] FRANS BARNA 06310069
II. Anamnesa Penyakit :
Keluhan Utama : Perdarahan pervaginam
Telaah :
- Hal ini sudah dialami oleh Os sudah 2 hari yang lalu,disertai rasa
nyeri.
- Darah berwarna merah segar dan tidak berbau.
- Volume darah sebanyak ± 1doek(per hari).
- Os juga mengeluhkan sering terasa nyeri didaerah perut bagian
bawah.
-Os pernah mengalami perdaraha sebelumnya
-Riwayat haid Os selama ini tidak teratur tiap bulan nya & sering
terasa nyeri Dengan lama haid lebih dari 1 minggu (± 1 doek
perhari).
RPO : Tidak ada
RPT : Myoma uteri ± 6 tahun yang lalu
III. Riwayat Haid :
Siklus Haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Menarche : 14 tahun
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 20
[ ] FRANS BARNA 06310069
Dismenorhe : -
IV. Riwayat perkawinan : Menikah usia 25 tahun
V.Riwayat kontrasepsi : Pasien tidak menggunakan Kontrasepsi jenis apapun.
VI. Riwayat persalinan : (G1 P0 A1)
VII. PEMERIKSAAN FISIK:
A.STATUS PRESENT
Sensorium : Composmentis Anemia : (-)
TD : 130/80 mmHg Ikterus : (-)
HR : 64x/i Cyanosis : (-)
RR : 24x/i Dypsnoe : (-)
T : 36, 70 C Oedem : (-)
B. STATUS LOKALISATA
Kepala : Mata :Refleks pupil (+) kanan=kiri,Conjungtiva palpebra inferior anemis(+)
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Tidak ada kelainan
Leher: Simetris kanan dan kiri, tidak ada pembesaran KGB.
Thoraks: Inspeks i : Simetris Kanan&kiri
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 21
[ ] FRANS BARNA 06310069
Palpasi : Stem fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : - Suara napas : vesikuler,
- Suara tambahan : tidak ada
Abdomen
Inspeksi : Tidak terlihat benjolan massa
Palpasi : - Nyeri tekan perut bagian bawah (+)
- Teraba benjolan di perut bag bawah sebesar telur
ayam, dengan konsistensi padat,mobile / masih dapat
digerakkan.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik usus normal
C. PEMERIKSAAN OBSTETRI & GINEKOLOGI:
Genitalia Eksterna
Inspeksi luaar : Vulva : tanda radang(-),perdarahan (-),lesi(-),cairan(-).
Uretra : tanda radang(-)
Inspeksi dalam (inspekulo) :
-Dinding dalam vagina : tanda radang (-),massa(-),nodul(-),erosi(-).
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 22
[ ] FRANS BARNA 06310069
-Portio : permukaan rata,warna merah muda,bentuk bulat,erosi(-),
massa(-), nodul(-).
-Ostium uteri : Darah (+),cairan(-),discharge(-).
Genitalia Interna
Palpasi Bimanual :Massa (+) pd cavum Uteri,bentuk bulat sebesar telur ayam
konsistensi padat,mobile/ masih dpt digerakkan.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Laboratorium
Darah rutin : Hb 10 gr/dl
WBC 13.103/mm3
RBC 3,54.106/mm3
HCT 32,7%
PLT 244.103/mm3
VIII. Resume
Keluhan Utama : Perdarahan pervaginam
Telaah :
- Hal ini sudah dialami oleh Os sejak 2 hari yang
lalu,disertai rasa nyeri.
- Darah berwarna merah segar dan tidak berbau.
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 23
[ ] FRANS BARNA 06310069
- Volume darah sebanyak ±1 doek(per hari).
- Os juga mengeluhkan sering nya rasa nyeri didaerah perut bagian bawah.
-Os mempunyai riwayat perdarahan sebelum nya.
-Riwayat haid Os selama ini tidak teratur tiap bulan nya & sering terasa
nyeri Dengan lama haid lebih dari 1 minggu, (± 1 doek perhari).
PEMERIKSAAN FISIK:
Kepala : Mata :Refleks pupil (+) kanan=kiri,Conjungtiva palpebra
inferior anemis(+)
Abdomen
Inspeksi : Terlihat benjolan massa
Palpasi : -Nyeri tekan perut bagian bawah (+)
-Teraba benjolan di perut bag bawah sebesar telur ayam,dgn konsistensi
padat,mobile/msh dpt digerakkan.
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik usus normal
PEMERIKSAAN OBSTETRI & GINEKOLOGI:
Genitalia Eksterna
Inspeksi luar : Vulva : tanda radang(-),perdarahan (-),lesi(-),cairan(-).
Uretra : tanda radang(-)
Inspeksi dalam (inspekulo) :
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 24
[ ] FRANS BARNA 06310069
-Dinding dalam vagina: tanda radang (-),massa(-),nodul(-),erosi(-).
-Portio : permukaan rata,warna merah muda,bentuk bulat,erosi(-),massa (-),nodul(-).
-Ostium uteri: Darah (+),cairan(-),discharge(-).
Genitalia Interna
Palpasi Bimanual : Massa (+) pd cavum Uteri,bentuk bulat sebesar telur
ayam,konsistensi padat,mobile/ msh dpt digerakkan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
Laboratorium
Darah rutin : Hb 10 gr/dl
WBC 13.103/mm3
RBC 3.54.106/mm3
HCT 32,7%
PLT 244.103/mm3
DIFFERENSIAL DIAGNOSA : - Myoma uteri
- Adenomiosis
DIAGNOSA AKHIR : Myoma uteri
RENCANA TINDAKAN : 1. Suportif
2.Operatif
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 25
[ ] FRANS BARNA 06310069
Therapy : IVFD RL 20 gtt/i
Inj.Cefotaxim 1 gr/12 jam
Inj.Kalnex 1 amp/8 jam
Asam mefenamat 3x1
Viferon 2x1
FOLLOW UP
Tanggal 24 januari 2013
KU : -Perdarahan masih ada(± 1doek perhari)
- nyeri perut bagian bawah mulai berkurang
TD : 110/80mmHg
HR : 86x/i
RR : 24x/i
T : 36,70C
Th/ : IVFD RL 20 gtt/i
Inj.Cefotaxim 1 gr/12 jam
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 26
[ ] FRANS BARNA 06310069
Inj.Kalnex 1 amp/8 jam
Asam mefenamat 3x1
Viferon 2x1
Tanggal 25 januari 2013
KU : -Perdarahan sudah berkurang ± 5 cc
-Nyeri perut bagian bawah sudah berkurang
TD : 130/90 mmHg
HR : 84x/i
RR : 24x/i
T : 36,20C
Th/ : IVFD RL 20 gtt/i
Inj.Cefotaxim 1 gr/12 jam
Inj.Kalnex 1 amp/8 jam
Asam mefenamat 3x1
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 27
[ ] FRANS BARNA 06310069
Viferon 2x1
Tanggal 26 januari 2013
KU : -Baik
TD : 120/80 mmHg
HR : 84x/i
RR : 24x/i
T : 36,50C
Th/ : IVFD RL 20 gtt/i
Inj.Cefotaxim 1 gr/12 jam
Kalnex 3x1
Asam mefenamat 3x1
Viferon 2x1
Tanggal 27 januari 2013
KU : -Baik
TD : 120/80 mmHg
HR : 80x/i
RR : 24x/i
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 28
[ ] FRANS BARNA 06310069
T : 36,50C
Th/ : IVFD RL 20 gtt/i
Inj.Cefotaxim 1 gr/12 jam
Kalnex 3x1
Asam mefenamat 3x1
Viferon 2x1
Tgl 28 Januari 2013 PBJ
KKS Ilmu Obstetri dan Gynekologi RSUD Dr.Djoelham 29