Lampiran Surat No. 118/EQ.SHPK/II/2017 tanggal 18 Februari 2017
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN
PENILIKAN PERTAMA KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
Bersama ini kami sampaikan hasil kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja
PHPL sebagai berikut:
I. Nama LP-PHPL : PT EQUALITY INDONESIA
Nomor Akreditasi : LP-PHPL-013-IDN
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
Telp. : +62 251 7550722
Fax. : +62 251 7550724
Email : [email protected]
Website : http://www.equalityindonesia.com
Telah melaksanakan Kegiatan Penilikan Pertama Penilaian Kinerja PHPL Terhadap:
II. Nama IUPHHK-HT : PT RIMBA MUTIARA PERMAI
No. SK IUPHHK-HT : SK. 65/Menhut-II/20076
Luas : ± 8.030 Hektar
Lokasi : Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau
Alamat Kantor : Jl. Dr. Sutomo No. 62 Pekanbaru 28141, Riau
Waktu Pelaksanaan : 24 s.d. 30 Januari 2017
III. Hasil Penilaian : NILAI AKHIR PENILAIAN KINERJA PHPL PREDIKAT
LULUS SEHINGGA PT PT RIMBA MUTIARA PERMAI
BERHAK MEMPERTAHANKAN SERTIFIKAT PHPL.
Demikian, pengumuman ini disampaikan agar pihak yang berkepentingan maklum.
Bogor, 18 Februari 2017
PT EQUALITY INDONESIA
Hari Seno Aji, S. Hut
Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan
Halaman 1 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor: 002/EQI-KEP.Cert/REV-PHPL/II/2017
TENTANG
PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)
PT RIMBA MUTIARA PERMAI DI KABUPATEN PELALAWAN
PROVINSI RIAU SK IUPHHK-HT NOMOR : SK.65/MENHUT-II/2007
TANGGAL 23 FEBRUARI 2007 DENGAN LUAS ± 8.030 HEKTAR
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang:
a. bahwa sehubungan dengan terbitnya Perdirjen PHPL Nomor : P.14/PHPL/SET/4/2016
tanggal 29 April 2016;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi
dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PT RIMBA
MUTIARA PERMAI sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan (EQI-F090) tanggal 8
Februari 2017;
c. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar
Rekomendasi Nomor: 009/EQI-F037 tanggal 8 Februari 2017 dan Tinjauan Hasil
Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor: 205.1/EQI-F039 tanggal 11 Februari
2017 dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;
d. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT RIMBA MUTIARA
PERMAI sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator
Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut: 205.1 tanggal 11 Februari 2017
menunjukkan total nilai kinerja akhir 12 indikator PHPL berpredikat BAIK, 10 indikator
bernilai SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan
terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;
e. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf d, sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, kepada PT RIMBA MUTIARA PERMAI
telah memenuhi syarat dalam mempertahankan kelanjutan S-PHPL yang telah diterima
sebelumnya untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL).
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;
4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik
dalam Kerangka Indonesia National Single Window;
5. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-
2000: Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
6. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party
Certification Systems:
Halaman 2 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
7. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012) : Penilaian Kesesuaian – Persyaratan
untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa.
8. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen
(Guidelines for Auditing Management Systems);
9. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;
10. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan
Tanda V-Legal;
11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem
Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi
Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013
tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu
(SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin,
Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak;
15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.60/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.43/MenLHK-
Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Alam;
16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.58/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/MenLHK-
Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi;
17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 123/M-DAG/Per/12/2015 tanggal 23
Desember 2015 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan di Bidang Ekspor dan Impor
melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;
18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 25/M-DAG/PER/4/2016 tanggal 15 April 2016
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 89/M-
DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;
19. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal
17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman
dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal
Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);
20. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.2/PHPL-
IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.17/PHPL-SET/2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan
Alam;
21. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.3/PHPL-
IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.18/PHPL-SET/2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi;
22. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi
Legalitas Kayu (VLK);
Halaman 3 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
23. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
24. DPLS 13 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;
25. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas
Kayu dan perubahannya;
26. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 2
September 2010 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan memenuhi ISO/IEC 17021: 2011 Penilaian
Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Penyelenggara Audit dan Sertifikasi Sistem
Manajemen yang diperpanjang pada tanggal 2 September 2014 dengan masa berlaku
sampai dengan 1 September 2018 dan pengesahan dari Menteri Kehutanan melalui
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.5842/Menhut-VI/BPPHH/2010, tanggal
2 September 2010 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012 tentang Penetapan
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan Lembaga Verifikasi
Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi Independen (LP & VI);
27. Sertifikat Akreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal
18 Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Verifikasi Legalitas Kayu dengan memenuhi ISO Guide 65:1996 General requirement for
bodies operating product certification systems dengan masa berlaku sampai dengan 17
Agustus 2015 yang diperbaharui dengan sertifikat Re-Akreditasi tanggal 18 Agustus
2015 dengan masa berlaku sampai 17 Agustus 2019 dan pengesahan dari Menteri
Kehutanan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.6202/Menhut-
VI/BPPHH/2011 tanggal 26 Agustus 2011 yang diperbaharui dengan Keputusan Menteri
Kehutanan Nomor : SK.6067/Menhut-VI/BPPHH/2012 tanggal 5 Nopember 2012
tentang Penetapan Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan
Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LV-LK) sebagai Lembaga Penilai dan Verifikasi
Independen (LP & VI);
28. Manual EQUALITY Certification beserta Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY
Indonesia.
Memperhatikan:
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 232/EQ-F065/XII/2016 tanggal 27 Desember 2016.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PERUBAHAN SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) PADA IZIN USAHA
PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT) PT RIMBA MUTIARA
PERMAI DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU SK IUPHHK-HT NOMOR : SK.65/MENHUT-
II/2007 TANGGAL 23 FEBRUARI 2007 DENGAN LUAS ± 8.030 HEKTAR
PERTAMA : PT RIMBA MUTIARA PERMAI (Pemegang Sertifikat) yang telah mendapatkan
Sertifikat Nomor : 032/EQC-PHPL/II/2016 dinyatakan “LULUS” karena tidak
terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan terhadap
Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI sesuai Peraturan
Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-BPPHH/2014
tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16 Januari 2015.
KEDUA : Pemegang Sertifikat dapat mempertahankan kelanjutan Sertifikat PHPL (S-
PHPL) nomor 032/EQC-PHPL/II/2016 yang berlaku mulai 24 Februari 2016
sampai dengan tanggal 23 Februari 2021 selama PT RIMBA MUTIARA
Halaman 4 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
PERMAI (Pemegang Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai
Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.14/VI-
BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015 tanggal 16
Januari 2015.
KETIGA : Sertifikat nomor 032/EQC-PHPL/II/2016 direvisi menjadi nomor 032.1/EQC-
PHPL/II/2017 dengan masa berlaku mulai 11 Februari 2017 sampai dengan
23 Februari 2021 karena terdapat perubahan peraturan dari Perdirjen BUK
P.14/VI-BPPHH/2014 tanggal 29 Desember 2014 jo P.1/VI-BPPHH/2015
tanggal 16 Januari 2015 menjadi Perdirjen PHPL P.14/PHPL/SET/4/2016
tanggal 29 April 2016.
KEEMPAT : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat
dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi
di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan
Sistem yang ditetapkan.
KELIMA : PT EQUALITY Indonesia akan memberikan hak/sublisensi penggunaan Tanda
V-Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui “Perjanjian Penggunaan Tanda
V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta
kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.
KEENAM : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia
apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem
legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,
perubahan/pergantian struktur manajemen Pemegang Sertifikat.
KETUJUH : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut
terhadap kondisi sebagaimana Diktum KEENAM melalui Penilikan
(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
KEDELAPAN : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa
berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan
dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
KESEMBILAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;
dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai
kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:
a. Rekomendasi dari Tim Ad Hoc Penyelesaian Keluhan atau Banding terkait
keluhan dari Pemantau Independen (PI) atas kinerja Pemegang Sertifikat;
b. Informasi dari pemerintah atau pemerintah daerah yang menunjukan
bahwa Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan PHPL
sesuai standar yang berlaku;
c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum
KEENAM;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan
sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEPULUH : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia
dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat
temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan
sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana
kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Sertifikat dapat dicabut apabila:
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3
(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan
penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi
Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan
Halaman 5 dari 5
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal, dan/atau
pembakaran hutan areal kerjanya;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya
atau izin usahanya dicabut (termasuk pencabutan izin yang merupakan
tindak lanjut dari tindak pidana korupsi terkait bidang perizinan);
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat
Perjanjian Kerja (Kontrak).
KEDUABELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Bogor
Pada Tanggal : 11 Februari 2017
PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono
Direktur Utama
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Direktur Utama PT RIMBA MUTIARA PERMAI;
2. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi
di Jakarta;
3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian
Program dan Pelaporan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 17
(1) Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72. Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550324
E-mail : [email protected]
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Tim Audit : Asep Kurniawan, S.Hut (L. Auditor/Auditor Produksi)
Teguh Pribowo, S.E (Auditor Prasyarat)
Muhammad Tri Cahyo, S.Hut, M.Si (Auditor Ekologi)
Dr. Tatan Sukwika, S.P, M.Si (Auditor Sosial)
Kiki Sri Rejeki, S. Hut (Auditor Verifikasi Legalitas Kayu)
g. Tim Pengambilan Keputusan :
Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan, PK
Bidang Prasyarat, Produksi, dan VLK)
Hermansyah Putra, S.Hut, M.Si (Anggota PK Bidang Ekologi)
Wiyono T.Putro, S.Hut, M.Si (Anggota PK Bidang Sosial)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin/Hak Pengelolaan : PT RIMBA MUTIARA PERMAI (RMP)
b. Nomor & Tanggal SK : SK.65/Menhut-II/2007
Tanggal 23 februari 2007
c. Luas dan Lokasi : ± 8.030 Ha di Kabupaten Pelalalwan
Provinsi Riau
d. Alamat kantor :
- Kantor : Jl.Dr. Sutomo No.72 Pekanbaru, Riau
e. Nomor telepon/faks/E-mail : Telp: (0761) 37555, Fax: (0761)
33595, 33596
f. Pengurus :
- Dewan Komisaris :
Komisaris : Roy Chandra
RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/PENILIKAN/DAN RE-SERTIFIKASI
KINERJA PHPL
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 17
- Dewan Direksi :
Direktur : Wikendy
g. Nomor S-PHPL/S-LK : 032.1/EQC-PHPL/II/2017
h. Masa berlaku S-PHPL/S-LK : 24 Februari 2016 sampai dengan
23 Februari 2021, revisi tanggal
11 Februari 2017
(3) Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Audit Tahap I - -
Koordinasi dengan Instansi Kehutanan 24 Januari 2017
dan 30 Januari 2017
Koordinasi dengan Dinas
Kehutanan Provinsi Riau yang
diwakili oleh Setyo Widodo (Kasi
Pemanfaatan dan Pengukuhan
Kawasan Hutan)
Koordinasi dengan BPHP wilayah
III Pekanbaru yang diwakili oleh
Bapak Hanosoan Daulay (Kasi
PEPHP)
Koordinasi bertujuan untuk
menyampaikan rencana
Penilikan Penilaian Kinerja PHPL
di PT Essa Indah Timber
(Auditee) dan meminta masukan
terkait dengan kinerja Auditee
selama ini.
Konsultasi Publik - -
Pertemuan Pembukaan 25 Januari 2017 Pertemuan dilaksanakan di
Kantor Camp Serapung.
Perkenalan anggota Tim Audit,
menyampaikan tujuan dan ruang
lingkup penilaian,
menyampaikan jadwal/rencana
kerja penilaian, menyampaikan
metodologi dan prosedur
penilaian, serta
mengkonfirmasikan kepada
Auditee tentang tanggal, waktu,
tempat, dan peserta pertemuan
penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri
dengan pembuatan BAP yang
dilampiri dengan notulensi
kegiatan dan daftar hadir.
Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan 25-28 Januari 2017 Tim Audit menghimpun,
mempelajari data dan dokumen
Auditee dan menganalisis
menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.2 dan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 17
Lampiran 2.1 Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari Nomor
P.14/PHPL/SET/4/2016 Jo P.15
/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016.
Untuk menguji kebenaran data,
Tim Audit melakukan
pengamatan, pencatatan, uji
petik, dan menganalisis
menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.2 dan
Lampiran 2.1.
Pertemuan Penutupan 29 Januari 2017 Menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Auditee atas
bantuan dan kerjasamanya
selama penilaian.
Menyampaikan Daftar Periksa
PHPL.
Memberitahukan temuan
observasi dan ketidaksesuaian.
Membacakan atau
memperlihatkan laporan
ringkasan ketidaksesuaian.
Pertemuan Penutupan diakhiri
dengan pembuatan BAP
Pengambilan Keputusan 11 Februari 2017 Rapat Pengambilan Keputusan (PK)
menelaah hasil-hasil dan
kesimpulan penilaian yang telah
disampaikan Tim Auditor untuk
menjamin bahwa penilaian telah
dilaksanakan secara efektif dan
efisien sesuai dengan Prosedur PT
EQUALITY Indonesia serta
mengambil keputusan mengenai
predikat kinerja PHPL Auditee.
(4) Resume Hasil Penilaian :
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang Izin dan
Pemegang IUPHHK-HTI
BAIK
Auditee memiliki dokumen legal dan tata batas sebagai
berikut :
Dokumen Legal : Akte Pendirian Perusahaan dan
dokumen legal izin perusahaan berupa Legalitas
operasional IUPHHK-HT PT RMP diperoleh melalui
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.65/Menhut-
II/2007 tanggal 23 Pebruari 2007, tentang
Pembaharuan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK) Dalam Hutan Tanaman PT Rimba Mutiara
Permai Atas Areal Hutan Produksi Seluas ± 8.030 hektar
di Provinsi Riau.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Administrasi Tata Batas : tersedianya Pedoman Tata
Batas No. 155/PB/IUPHHK-HT/2008 Tanggal 22
Desember 2008 tentang Pengukuran dan Penataan
Batas Sendiri dan Persekutuan Areal Kerja IUPHHK-HT
PT Rimba Mutiara Permai dengan PT Mitra Taninusa
Sejati dan PT Mitra Taninusa Sejati dengan PT Rimba
Mutiara Permai di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau
yang disahkan oleh Direktur Pengukuhan &
Penatagunaan Kawasan Hutan, Dirjen Planologi
Kehutanan. Beserta lampiran Peta Kerja Pengukuran
dan Penataan Batas Sendiri dan Batas Persekutuan
Areal Kerja IUPHHK-HT PT Rimba Mutiara Permai dengan
PT Mitra Taninusa Sejati dan PT Mitra Taninusa Sejati
dengan PT Rimba Mutiara Permai di Kabupaten
Pelalawan, Provinsi Riau, Skala 1:50.000.
Realisasi penataan batas areal kerja IUPHHK-HTI PT RMP
di lapangan telah temu gelang atau sebesar 100%
dengan total panjang trayek 41.842,51 m (batas sendiri
33.492,53 m dan batas persekutuan 8.349,98 m) dari
Rencana 41.796 meter.
Berita Acara Pelaksanaan Tata Batas PT RMP baru
ditandatangani sebagian para pihak dan masih terdapat
permasalahan batas bagian barat dengan HGU PT
Mekarsari Alam Lestari yang masuk dalam areal PT RMP
500 m sehingga pendamping dari PT MAL belum setuju
BAP namun terdapat upaya dari auditee untuk
menyelesaikan permasalahan pada pelaksanaan tata
batas secara terus menerus.
Berdasarkan Hasil dari overlay antara Peta Lampiran SK
IUPHHK-HTI No. SK.65/MENHUT-II/2007 tanggal 23
Februari 2007 dengan peta kawasan hutan dan
konservasi perairan serta wilayah tertentu yang ditunjuk
sebagai kawasan hutan di provinsi Riau, skala 1 :
500.000 (Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan No.
SK Menteri Kehutanan Nomor : 878/Menhut-II/2014
tanggal 29 September 2014 tentang Kawasan Hutan
Provinsi Riau) menunjukan bahwa terdapat perubahan
kawasan pada areal kerja IUPHHK-HTI PT RMP dan
terdapat perubahan perencanaan yang dituangkan
dalam Revisi RKUPHHK PT RMP Periode 2009-2018
yang telah disahkan Menteri Kehutanan dengan
Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.66/VI-
BUHT/2014 tanggal 19 Desember 2014. Pada tahun
2016 terdapat perubahan fungsi kawasan di Provinsi
Riau sesuai dengan SK MENLHK SK 393/ MENLHK/
SETJEN/ PLA.0/ 5/ 2016 tanggal 08 Agustus 2016
tentang perubahan atas 314/ MENLHK/ SETJEN/ PLA.2/
4/ 2016 tanggal 23 Mei 2016 namun tidak merubah
fungsi kawasan PT RMP, dengan demikian verifier ini
masuk kategori diverifikasi tetapi tidak dapat diterapkan
(Not Applicable).
Di areal kerja Auditee terdapat penggunaan kawasan
diluar sektor kehutanan, berupa overlap batas HGU PT
MAL, Jalan Pemda yang menghubungkan Jalan Lintas
Timur Sumatera-Kecamatan Teluk Meranti-Pulau Muda
Kabupaten Pelalawan, dan klaim lahan sebesar 80 Ha
dan sudah ada upaya auditee dalam mendata dan
melaporkan penggunaan kawasan di luar sektor
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
kehutanan kepada instansi yang berwenang serta upaya
untuk mencegah penggunaan kawasan di luar sektor
kehutanan tanpa izin.
1.2. Komitmen
Pemegang Izin IUPHHK-
HTI
BAIK
Auditee telah memiliki dokumen visi dan misi yang
ditetapkan Direktur PT RMP Nomor : 022/RMP/PKU-
I/2016 tanggal 04 Januari 2016 dan telah
memperhatikan kerangka pengelolaan hutan lestari,
karena telah mencakup aspek kelestarian produksi,
aspek kelestarian ekologi (lingkungan), maupun aspek
kelestarian sosial.
Auditee telah melakukan sosialisasi visi misi kepada
karyawan dan masyarakat setempat yang dibuktikan
dengan berita acara pelaksanaan sosialisasi yaitu pada
tanggal 14 Januari 2016 kepada karyawan dan pada
tanggal 16 Januari 2016 serta 13 Desember 2016
kepada masyarakat.
Auditee telah melakukan implementasi PHL tetapi hanya
sebagian yang sesuai dengan visi dan misi PHL, yang
dapat diketahui dari belum memiliki izin tempat
penyimpanan sementara (TPS) Limbah B3 serta belum
tersedianya oil catcher, masih terdapat permasalahan
tata batas dengan HGU PT Mekarsari Alam Lestari dan
rendahnya implementasi CD/ CSR dalam bidang
peningkatan ekonomi masyarakat.
1.3. Jumlah dan
kecukupan tenaga
profesional terlatih dan
tenaga teknis pada
seluruh tingkatan untuk
mendukung pemanfaatan
implementasi penelitian,
pendidikan dan Latihan
SEDANG
Keberadaan Ganis PHPL PT RMP Tahun 2016 belum
sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.54/
Menhut-II/ 2014 tentang Kompetensi dan Sertifikasi
Tenaga Teknis dan Pengawas Tenaga Teknis PHPL
Pada Tahun 2016, kebutuhan Ganis yang dimiliki
Auditee belum sesuai dengan ketentuan DierjenHut
P.16/PHPL-IPHH/2015 Tanggal 24 November 2015
yaitu belum memiliki satu orang Ganis Kurpet dan Ganis
Nenhut. Dalam upaya pemenuhan Ganis, Auditee sudah
melakukan upaya pemenuhan pada tahun 2017 dengan
melakukan peminjaman Ganis Kurpet dan Nenhut
kepada perusahaan yang berada satu group PT Panca
Eka Byna Pylwood Industry dan sudah mendapat
pengesahan dari BPHP Wil.III Provinsi Riau melalui surat
rekomendasi BPHP tanggal 11 Januari 2017 yang
berlaku selama 6 bulan dari dikeluarkan surat tugas dari
masing-masing perusahaan:
a. surat penugasan Ganis Kurpet dari PT Ekawana
Lestaridharma No. 006/ EL-PKU/ I/ 2017 tanggal 05
Januari 2017
b. surat penugasan Ganis Nenhut dari PT Seraya
Sumber Lestari No. 267/ SSL/ PKU-XII/ 2016 tanggal
30 Desember 2016.
Realisasi peningkatan kompetensi SDM PT RMP pada
Tahun 2016 adalah 60 % dari rencana sesuai
kebutuhan.
Dokumen ketenagakerjaan yang dimiliki oleh PT RMP
telah tersedia lengkap dan telah memenuhi kewajiban
sebagaimana diatur pada Pasal 6 ayat (2) Undang-
Undang No. 7 Tahun 1981 Tentang Wajib Lapor
Ketenagakerjaan di Perusahaan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
1.4. Kapasitas dan
mekanisme untuk
perencanaan
pelaksanaan
pemantauan periodik,
evaluasi dan penyajian
umpan balik mengenai
kemajuan pencapaian
(kegiatan) IUPHHK
BAIK
Struktur Organisasi dan Job Deskription PT RMP
diberlakukan berdasarkan pengesahan direktur PT RMP
tanggal 02 Januari 2017 dan terdapat struktur
organisasi serta Job Deskription PT DKS sebagai Mitra
Kerja dalam pengelolaan HTI dengan PT RMP yang
disahkan oleh PT DKS tanggal 01 Desember 2016.
Struktur organisasi PT RMP dan PT DKS sudah
digabungkan dalam satu struktur organisasi sesuai
dengan perjanjian kerjasama pada tanggal 03 April 2007
dan sudah sesuai dengan kerangka PHPL yang
menangani aspek produksi, ekologi dan sosial.
Auditee memiliki perangkat SIM, dan tenaga pelaksana
untuk mengoperasikan SIM.
Auditee telah memiliki Organisasi Satuan Pengawas
Internal yang disahkan oleh Direktur PT RMP
002/SK/RMP/PKU-I/2017 Tanggal 04 Januari 2017 dan
operasional SPI diatur berdasarkan SOP-SPI-001, namun
kegiatan Internal Audit/ SPI belum berjalan efektif
karena tidak ada pedoman tata waktu pelaksanaan SPI/
audit internal sehingga pelaksanaan SPI masih belum
jelas dibedakan dengan kegiatan operasional PT RMP
dan tidak ada kegiatan administrasi yang membuat
laporan hasil audit, laporan monitoring, dan laporan hasil
evaluasi.
terdapat tindakan pencegahan dan perbaikan
manajemen berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
masih berfokus pada kegiatan operasional di lapangan
dan dokumentasi pelaksanaan audit internal berupa
laporan hasil audit, hasil monitoring dan evaluasi audit
belum tersedia sehingga Auditee baru melakukan
sebagian tindakan pencegahan dan perbaikan.
1.5. Persetujuan Atas
Dasar Informasi Awal
Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK
Auditee telah melakukan sosialisasi RKT tahun
2015/2016 dan RKT Tahun 2016/2017 yang dilakukan
bersamaan dengan sosialisasi tata batas, keberadaan
kawasan lindung, program CD/CSR, karlahut yang
dibuktikan dengan adanya Berita Acara sosialisasi dan
persetujuan kegiatan operasional RKT tahun
2015/2016 yang dilaksanakan pada tanggal 16 Januari
2016 dan persetujuan kegiatan operasional RKT tahun
2016/2017 yang dilaksanakan pada tanggal 13
Desember 2016.
Auditee telah mendapatkan persetujuan dalam proses
tata batas dari para pihak yang berbatasan dengan areal
kerja Auditee, yang dibuktikan dengan persetujuan BATB
dan sosialisasi tata batas.
Auditee telah melakukan sosialisasi proses dan
pelaksanaan CSR/CD kepada masyarakat yang terkena
dampak RKT 2015/2016 dan RKT 2016/207 yaitu Desa
Petodaan yang terdokumentasi pada berita acara
sosialisi CD/ CSR pada tanggal 16 Januari dan 13
Desember 2016.
Auditee telah melakukan sosialisasi dan persetujuan
penetapan keberadaan dan batas-batas kawasan
lindung kepada masyarat yang terkena dampak RKT
2016 yaitu Kampung Naga yang dibuktikan dengan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Berita Acara sosialisasi dan persetujuan pada tanggal 5
Januari 2016.
2. Produksi
2.1. Penataan areal kerja
jangka panjang dalam
pengelolaan hutan lestari
SEDANG
PT RMP telah memiliki dokumen Rencana Jangka Panjang
(Management Plan) berupa Dokumen Revisi Rencana Kerja
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman
Industri (RKUPHHK-HTI) jangka waktu 10 Tahun Periode 2009
– 2018 yang disahkan oleh Departemen Kehutanan Nomor :
SK. 66/VI-BUHT/2014 pada tanggal 19 Desember 2014.
Penyusunan RKU tersebut telah mempertimbangkan hasil
Deliniasi Mikro, dan tidak mendapatkan peringatan terkait
pemenuhan kewajiban RKU dari Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
PT RMP telah melaksanakan penataan areal kerja dilapangan
yaitu blok RKT 2015/2016, blok RKT 2016/2017 dan
compartemen/ petak. Berdasarkan penyandingan peta
penataan areal kerja blok RKT 2015/2016 dan RKT
2016/2017 dengan peta Revisi RKUPHHK-HTI periode tahun
2009 s/d 2018 diketahui bahwa hanya sebagian blok dan
compartemen yang sesuai antara RKT dan RKU (> 50%) yaitu
67,57%.
Penandaan batas areal tanaman pokok yang telah tertanam
Acasia crassicarpa dapat dikenali dengan baik di lapangan,
yaitu berupa kanal/jalan dan patok tanaman pokok dengan
realisasi 100%, sedangkan penandaan batas dan
pemeliharaan batas tanaman unggulan dan kehidupan belum
terealisasi seluruhnya.
2.2. Tingkat pemanenan
lestari untuk setiap jenis
hasil hutan kayu utama
dan nir kayu pada setiap
tipe ekosistem
BAIK
Tipe Ekosistem IUPHHK-HTI PT RMP hanyalah satu tipe
ekositem yaitu ekosistem hutan rawa gambut dan Auditee telah
memiliki data potensi tegakan 5 tahun terakhir hasil
inventarisasi hutan dengan intensitas sampling 1% yang
dilengkapi peta sebaran pohon, jalur survey dan lokasi plot
sampel.
PT RMP telah melaksanakan pengukuran riap dalam plot PSP
dan memiliki data pengukuran riap tegakan untuk tahun 2010
s/d 2016 yang dituangkan dalam laporan Permanen Sample
Plot Development RPF/PLG-1041-PR dan telah dianalisa dalam
dokumen Summary PSP.
Auditee telah melakukan analisis riap dalam kurun waktu 5
tahun terakhir yaitu MAI sebesar 26,33 m3/ha/thn, namun
belum memanfaatkannya hasilnya untuk perhitungan Jatah
Tebangan Tahunan (JTT). Hasil analisa riap tersebut belum
disampaikan kepada Instansi terkait khususnya ke Balitbang
Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
2.3. Pelaksanaan
penerapan tahapan
sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi
hutan
BAIK
PT RMP telah memiliki SOP seluruh tahapan kegiatan sistem
silvikultur meliputi kegiatan penataan areal kerja, inventarisasi
hutan tanaman, pembukaan wilayah hutan, pengadaan bibit,
penyiap- an lahan, penananam, pemeliharaan dan pemanenan
yang telah disahkan oleh Direktur PT RMP dan isinya telah
sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.
Terdapat implementasi SOP tahapan sistem silvikultur PT RMP
namun demikian berdasarkan pengamatan lapangan :
Implementasi untuk kegiatan penataan areal kerja, patok pal
batas compartemen berupa kayu belum sesuai SOP
Perencanaan dan status tata ruang hutan tanaman. Implementasi untuk kegiatan penanaman, jumlah jalur yang
ditanami diantara jalur ekstraksi atau jumlah baris tanaman
setiap gawangan belum sesuai SOP Penanaman.
Terdapat potensi tegakan tanaman pada PT RMP Tahun 2016
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dalam jumlah yang mampu menjamin terjadinya kelestarian
pemanenan hasil (≥ 120 m3 /Ha) yaitu 145,30 m3/Ha.
Terdapat permudaan tanaman pada PT RMP tahun 2016
dalam jumlah yang mampu menjamin terjadinya kelestarian
pemanenan (≥ 90% dari jumlah tanaman perhektar sesuai
jarak tanam yang dipergunakan) yaitu 93,09%.
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi
tepat guna untuk
pemanfaatan hutan
BAIK
Tersedia SOP pemanfaatan/pengelolaan hutan ramah
lingkungan Nomor SOP-NEN-009 yang sesuai dengan
karakteristik areal PT RMP yaitu hutan rawa gambut.
Terdapat penerapan teknologi ramah lingkungan pada 3
tahapan kegiatan pemanenan hasil di lokasi tebangan PT RMP
RKT 2016/2017.
Berdasarkan pengukuran plot RWA di lokasi compartemen
tebangan hutan tanaman PT RMP RKT tahun 2015/2016
dihasilkan faktor eksploitasi ≥ 0,70 yaitu sebesar 98,83% atau
0,99.
2.5. Realisasi
penebangan sesuai
dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/
pemanfaatan pada areal
kerjanya
BAIK
Terdapat dokumen RKT secara lengkap (selama periode waktu
penilaian) yaitu RKT 2015/2016 dan RKT 2016/2017 yang
disusun berdasarkan revisi RKU PT RMP Periode Tahun 2009 -
2018 dan disahkan oleh pejabat yang berwenang (Kepala
Dinas Kehutanan Provinsi Riau).
Terdapat peta kerja PT RMP RKT 2015/2016 dan RKT
2016/2017 sesuai peta kerja revisi RKU PT RMP Periode
tahun 2009-2018 yang disahkan oleh pejabat yang berwenang
yang meng- gambarkan areal yang boleh ditebang/ dipanen
/dimanfaatkan/ ditanam/ dipeli- hara beserta areal yang
ditetapkan sebagai kawasan lindung.
Terdapat implementasi peta kerja berupa penandaan pada
seluruh batas blok tebangan/ dipanen/ dimanfaatkan/ dita-
nam/ dipelihara (realisasi 100%) beserta areal yang ditetapkan
sebagai kawasan lindung (realisasi 117%).
Realisasi volume tebangan total dan per kelompok jenis PT
RMP RKT 2015/2016 adalah kurang dari 70% dari rencana
tebangan tahunan yaitu 61,58%, pada lokasi yang sesuai
dengan RKT 2015/2016 yang disahkan Kepala Dinas
Kehutanan Provinsi Riau serta realisasi luas tebangan tidak
melebihi luas yang direncanakan yaitu 72,99%.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang
memadai dan memenuhi
kebutuhan dalam
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian
dan pengembangan,
serta peningkatan
kemampuan sumber
daya manusia
SEDANG
Hasil analisa kesehatan finansial PT RMP tahun 2015
diperoleh bahwa Likuiditas > 150% yaitu 232%, Solvabilitas <
100% yaitu 45%, Rentabilitas : positif yaitu 9%, dan catatan
Kantor Akuntan Publik terhadap Laporan Keuangan tahun buku
terakhir Wajar Tanpa Pengecualian.
Realisasi alokasi dana untuk seluruh tahapan pembangunan
HTI PT RMP Tahun 2016 adalah > 80% dari kebutuhan kelola
hutan yang seharusnya (rencana).
Proporsi alokasi dana untuk seluruh tahapan pembangunan
HTI PT RMP tahun 2016 rata-rata sebesar 167,98% atau
perbedaan lebih dari 50%, dengan demikian alokasi dana
untuk seluruh bidang kegiatan tidak proporsional.
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan lancar
namun tidak sesuai dengan tata waktu, sehingga perbandingan
realisasi luas penanaman tanaman pokok dibandingkan luas
pemanenan di RKT 2015/2016 sebesar 88,76%.
Modal yang ditanamkan (kembali) ke hutan yaitu realisasi biaya
kegiatan penanaman oleh PT RMP tahun 2016 sebesar
96,71% atau lebih dari 80% untuk penanaman tanaman pokok
tapi belum seluruhnya, namun penanaman tanaman
kehidupan dan tanaman unggulan tidak dilakukan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Realisasi penanaman PT RMP tahun 2016 (RKT 2015/2016)
adalah tanaman pokok sebesar 64,80%, tanaman kehidupan
dan tanaman unggulan sebesar 0,00%.
3. Ekologi
3.1. Keberadaan,
kemantapan dan kondisi
kawasan dilindungi pada
setiap tipe hutan
BAIK
PT RMP telah mengalokasikan kawasan dilindungi dengan
luasan sesuai dengan dokumen perencanaan sebesar
1.930 Ha atau sebesar 24,03 % dari luas konsesi. Hasil
verifikasi diperoleh kesesuaian kondisi biofisik kawasan
lindung.
PT RMP telah melakukan penataan batas Kawasan lindung
di lapangan mencapai + 52.469 m atau 89,5 % % dari yang
seharusnya.
Kondisi kawasan dilindungi PT RMP yang masih berhutan
mencakup seluas 1.785 Ha atau setara dengan 91,45%
dari luas total kawasan lindung. PT RMP belum melakukan
rehabilitasi pada Kawasan Lindung.
Sebagian besar ( > 50%) para pihak mengakui keberadaan
kawasan lindung PT RMP.
uan terhadap seluruh kawasan lindung hasil tata ruang
areal/Land scaping/sesuai RKL/RPL PT RMP.
3.2. Perlindungan dan
pengamanan hutan
BAIK
Prosedur perlindungan dan pengamanan hutan PT RMP
tersedia 4 macam. Prosedur perlindungan dan
pengamanan hutan ini mencakup seluruh jenis gangguan
yang ada.
Jenis, jumlah dan fungsi sarana prasarana sebagian besar
sesuai dengan ketentuan dan berfungsi baik
Hasil verifikasi lapangan terhadap sapras ini berfungsi
dengan baik.
PT RMP memiliki personil yang bertanggung jawab
terhadap perlindungan hutan. Jumlah dan kualifikasi
personil yang memadai sesuai dengan ketentuan.
Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui
tindakan tertentu (preemptif/preventif/ represif) tetapi
belum mempertimbangkan jenis-jenis gangguan yang ada.
3.3. Pengelolaan dan
pemantauan dampak
terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan
hutan
BAIK
PT RMP memiliki prosedur pengelolaan dan pemantauan
sebanyak 11 macam. Prosedur ini mencakup seluruh
dampak terhadap tanah dan air akibat pemanfaatan
hutan.
PT RMP memiliki sarana pengelolaan dan pemantauan
sesuai dengan ketentuan dan/atau dokumen perencanaan
lingkungan (AMDAL, dll). Hasil verifikasi sarana ini
berfungsi dengan baik.
PT RMP telah memiliki personil pelaksana pengelolaan
dan pemantauan dampak terhadap tanah dan air. Personil
yang tersedia dalam jumlah dan kualifikasi yang
memadai sesuai ketentuan.
Tersedia dokumen pengelolaan dampak terhadap tanah
dan air (RKL PT RMP 2008). Terdapat implementasikan
kegiatan pengelolaan dampak terhadap tanah dan air
sesuai dengan ketentuan.
Tersedia dokumen pemantauan dampak terhadap tanah
dan air (RPL PT RMP) dan implementasikan kegiatan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air sesuai
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
ketentuan.
Terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan
penting terhadap tanah dan air, serta ada upaya
pengelolaan dampak sesuai ketentuan.
3.4. Identifikasi spesies
flora dan fauna yang
dilindungi dan/atau
langka (endangered),
jarang (rare), terancam
punah (threatened) dan
endemik
BAIK
Tersedia prosedur identifikasiuntuk seluruh jenis yang
dilindungi dan/atau langka,jarang, terancam punah
danendemik yang terdapat diareal pemegang izin.
Terdapat implementasi identifikasi flora dan fauna tetapi
belum mencakup seluruh jenis (minimal 50%) yang
dilindungi dan/atau langka, jarang, terancampunah dan
endemik yang terdapat di areal pemegang izin.
3.5. Pengelolaan flora
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
flora dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemic
SEDANG
Tersedia prosedur pengelolaan flora untuk seluruh jenis
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.
Terdapat implementasi pengelolaan flora tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal pemegang izin.
Terdapat gangguan terhadap kondisi sebagian species
flora dilindungi dan/atau jarang,langka dan terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.
3.6. Pengelolaan fauna
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
fauna dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemik
SEDANG
Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk sebagian jenis
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.
Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di
areal pemegang izin.
Terdapat gangguanterhadap kondisi species fauna
dilindungi dan/atau jarang, langka dan terancam punah
dan endemik namun terdapat upaya penanggulangannya.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
perusahaan/ pemegang
izin dengan kawasan
masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat
setempat
SEDANG Auditee telah memiliki sebagian dokumen/ laporan
tentang pola penguasaan dan pemanfatan SDA/SDH serta
identifikasi hak-hak dasar masyarakat lokal dan rencana
pemanfaatan SDH oleh pemegang izin.
Auditee telah memiliki dokumen yang memuat mekanisme
pembuatan batas kawasan secara partisipatif dan
mekanisme penyelesaian konflik batas kawasan, namun
mekanisme tersebut baru diketahui oleh para pihak.
Auditee telah memiliki mekanisme mengenai pengakuan
hak-hak dasar masyarakat hukum adat dan masyarakat
setempat dalam perencanaan pemanfataan SDH yang
legal, lengkap dan jelas.
Auditee memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas
kawasan pemegang izin dengan sebagian masyarakat
hukum adat/setempat.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Auditee telah memperoleh persetujuan oleh sebagian para
pihak mengenai batas areal kerjanya, dan masih ada
konflik.
4.2. Implementasi
tanggung jawab sosial
perusahaan sesuai
dengan peraturan
perundangan yang
berlaku.
SEDANG
Auditee memiliki dokumen yang lengkap menyangkut
tanggung jawab sosial Pemegang izin sesuai dengan
peraturan perundangan yang relevan.
Auditee telah memiliki mekanisme yang lengkap & legal
tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin
terhadap masyarakat.
Auditee telah memiliki bukti-bukti pelaksanaan kegiatan
sosialisasi mengenai hak dan kewajibannya terhadap
masyarakat dalam mengelola SDH, namun hanya
sebagian, dan belum lengkap.
Auditee memiliki sebagian bukti tentang realisasi
pemenuhan tanggungjawab sosial terhadap masyarakat.
Auditee telah memiliki laporan/dokumen terkait
pelaksanan tanggung jawab social pemegang izin kepada
masyarakat, termasuk ganti rugi, namun tidak lengkap
karena tidak disertai dengan laporan moritoring
pelaksanaan program CSR.
4.3. Ketersediaan
mekanisme dan
implementasi distribusi
manfaat yang adil antar
para pihak
SEDANG
Auditee telah memiliki data dan informasi yang lengkap &
jelas tentang masyarakat hukum adat dan/ atau
masyarakat setempat yang terlibat, tergantung,
terpengaruh oleh aktivitas pengelolaan SDH.
Auditee memiliki mekanisme yang legal mengenai
peningkatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat
yang berbasis hutan, namun belum lengkap.
Auditee telah memiliki dokumen rencana pemegang izin
mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat yang dilakukan melalui program
kelola sosial, yang lengkap dan jelas.
Auditiee telah memiliki bukti implementasi sebagian (<
50%) kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat setempat oleh pemegang izin.
Auditee telah memiliki dokumen/laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak namun
belum lengkap dan jelas.
4.4. Keberadaan
mekanisme resolusi
konflik
SEDANG
Auditee memiliki mekanisme resolusi konflik yang lengkap
dan jelas.
Terdapat konflik dan tersedia peta konflik namun belum
lengkap dan jelas.
Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya manusia,
dan pendanaan yang kurang memadai untuk mengelola
konflik.
Auditee memiliki dokumen/laporan penangan konflik,
namun tidak lengkap dan kurang jelas.
4.5. Perlindungan,
Pengembangan dan
Peningkatan Kesejah-
teraan Tenaga Kerja
SEDANG
Auditee telah merealisasikan sebagian besar hubungan
industrial dengan seluruh karyawan
Auditee telah merealisasikan sebagian besar rencana
pengembangan kompetensi bagi karyawan.
Auditee memiliki dokumen standar jenjang karir dan baru
sebagian di implementasikan.
Auditee telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
karyawan dan baru sebagian diimplementasikan.
(5) Resume Hasil Verifikasi LK :
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
1.1.1. Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)
dan izin lain yang berada dalam kawasan hutan yang dikelola IUPHHK.
1.1.1.a.
Dokumen legal terkait
perizinan usaha (SK
IUPHHK).
MEMENUHI Auditee memperoleh SK IUPHHK-HT berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.65/MENHUT-II/2007
Tanggal 23 Februari 2007 Tentang Pembaharuan Izin Usaha
Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman Industri
Dalam Hutan Tanaman PT Rimba Mutiara Permai Atas Areal
Hutan Produksi Seluas ± 8.030 (Delapan Ribu Tiga Puluh)
Hektar Di Provinsi Riau.
Hasil overlay dengan Peta Kawasan Hutan Dan Perairan
sesuai Lampiran Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor :
878/Menhut-ll/2014, tanggal 29 September 2014 Tentang
Kawasan Hutan Provinsi Riau skala 1 : 500.000 lokasi
IUPHHK-HTI PT Rimba Mutiara Permai sudah sesuai dengan
peruntukannya yaitu pada fungsi kawasan Hutan Produksi
(HP).
1.1.1.b.
Bukti pemenuhan
kewajiban Iuran Izin
Usaha Hasil Hutan
Kayu. (IIUPHHK).
MEMENUHI Auditee dapat membuktikan SPP IIUPHHK-HT PT RMP
diterbitkan oleh Dinas Kehutanan Pemerintah Kabupaten
Pelalawan No. 522.1/PR/XII/2002/2035 tanggal 31
Desember 2002. Tarif IIUPHHK-HT sebesar Rp. 2.600,- /Ha
dan luasan bersih 9.000 Ha sehingga besar iuran adalah Rp
23.400.000,00.
dan telah dilakukan Pembayaran berdasarkan SPP IIUPHHK-
HT PT RMP melalui Bank Mandiri tanggal 21 Februari 2003
sebesar Rp 23.400.000,00 dibayarkan kepada
Bendaharawan Umum Negara Iuaran HPH dan IHH No. 508.
000. 014 pada Bank Indonesia Thamrin Jakarta. Sehingga
diketahui bahwa, jumlah yang dibayarkan telah sesuai dengan
SPP yang diterbitkan.
1.1.1.c. Penggunaan
kawasan yang sah di luar
kegiatan IUPHHK (jika
ada).
MEMENUHI Areal kerja IUPHHK-HT PT RMP terdapat overlap dengan
Perkebunan PT Mekarsari Alam Lestari (PT MAL) berdasarkan
SK Menhut No. 879/Kpts-II/99 Tanggal 14 Oktober 1999
Tentang Pelepasan Kawasan Hutan Produksi yang dapat
dikonversi untuk Perkebunan PT Mekarsari Alam Lestari
Di dalam areal PT RMP terdapat jalan milik Pemda Kabupaten
Pelalawan sepanjang ± 4,5 Km dengan lebar ± 15 M.
Indikator 2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang
berwenang
2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang berwenang
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 17
2.1.1.a.
Dokumen
RKUPHHK/RPKH,
RKT/Bagan Kerja/RTT
beserta lampirannya yang
telah disahkan oleh
pejabat yang berwenang,
meliputi :
1) Dokumen RKU
PHHK/RPKH &
lampirannya yang disusun
berdasarkan
IHMB/risalah hutan dan
dilaksanakan oleh Ganis
PHPL Timber Cruising
dan/atau Canhut.
2) Dokumen RKT/ RTT
yang disusun
berdasarkan RKU/RPKH
dan disahkan oleh
pejabat yang berwenang
atau yang disahkan
secara self approval.
3) Peta rencana penataan
areal kerja yang dibuat
oleh Ganis PHPL Canhut.
MEMENUHI 1) Kelengkapan dan keabsahan dokumen RKUPHHK dan
RKT 2016 serta 2017 beserta lampirannya dipenuhi
seluruhnya.
2) Auditee telah memiliki peta lokasi tidak boleh ditebang.
Areal yang tidak boleh ditebang berdasarkan SK Direktur
Utama PT RMP, berupa Buffer Zone, Kawasan Lindung
Gambut >3 M, KPPN dan KPSL. Hasil verifikasi diketahui
bahwa untuk RKTUPHHK-HTI tahun 2016/2017 blok RKT
berbatasan dengan Buffer Zone Suaka Marga Satwa
kerumutan dan Kawasan Lindung (KL/Konversi). Dalam
peta RKT 2016/2017 ditandai dengan warna merah dan
hasil verifikasi lapangan diketahui bahwa telah dilakukan
kegiatan penandaan batas berupa patok dengan cat
warna merah (ujung) putih (bawah) dan pemasangan
papan nama Kawasan lindung beserta papan himbauan
dan larangan
3) Blok dan Petak tebangan yang tercantum dalam peta
lampiran dokumen RKT 2015/2016 dan RKT 2016/2017
telah disahkan dan disetujui oleh Dinas Kehutanan
Provinsi Riau dengan tanda berupa cap atau stempel
pada kolom pengesahan peta RKT. Hasil pemeriksaan di
lapangan penempatan lokasi Blok dan
Petak/compartement telah sesuai dengan lokasi yang
terdapat dalam peta lampiran dokumen RKTUPHHK-HTI
PT RMP..
2.1.1.b.
Peta areal yang tidak
boleh ditebang pada
RKT/Bagan Kerja dan
bukti implementasinya di
lapangan.
MEMENUHI
2.1.1.c
Penandaan lokasi blok
tebangan/blok RKT/petak
RTT yang jelas di peta dan
terbukti di lapangan
MEMENUHI
K2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
Indikator. 2.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan
yang berlaku
2.2.1.a.
Dokumen Rencana Kerja
Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (RKUPHHK)
(bisa dalam proses)
dengan lampiran-
lampirannya.
MEMENUHI 1. Auditee telah memiliki dokumen RKUPHHK-HT yang
disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor : SK.96/VI-BPHT/2009 Tanggal 27 Maret 2009
tentang Persetujuan RKUPHHK-HTI untuk jangka waktu 10
tahun Periode 2009-2018 an. PT RIMBA MUTIARA
PERMAI.
2. Selanjutnya RKUPHHK HTI direvisi dan telah disahkan
sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.66/VI-
BUHT/2014 Tanggal 19 Dsember 2014 tentang
Persetujuan Revisi RKUPHHK-HTI untuk jangka waktu 10
tahun Periode 2009-2018 an. PT. RIMBA MUTIARA
PERMAI di Provinsi Riau yang dilengkapi dengan skala
1:50.000.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 17
2.2.1.b.
Kesesuaian lokasi dan
volume pemanfaatan
kayu hutan alam pada
areal penyiapan lahan
yang diizinkan untuk
pembangunan hutan
tanaman industri.
NOT APPLICABLE Diverifikasi namun tidak dapat diterapkan
K3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan
Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar
mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
Indikator 3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan
Dokumen LHP yang telah
disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
MEMENUHI 1. Dokumen LP-KHP tersedia lengkap dan absah serta telah
dibuat dan disahkan oleh petugas yang berwenang.
2. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa dokumen LP-KHP
telah sesuai dengan dokumen buku ukur, dan sementara
uji petik kayu tidak dapat dilakukan karena stock kayu di
TPn maupun di TPK telah diangkut ke Mill. Dan untuk
nomor batang tidak dapat ditemukan di lapangan karena
auditee menerapkan sistem silvikultur THPB.
Indikator 3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil
hutan.
Surat keterangan sahnya
hasil hutan dan
lampirannya dari:
- TPK hutan ke TPK
Antara,
- TPK hutan ke industri
primer dan/atau
penampung kayu
terdaftar,
- TPK Antara ke industri
primer hasil hutan
dan/atau penampung
kayu terdaftar.
MEMENUHI Hasil verifikasi tersebut diketahui bahwa, Auditee telah
menerapkan penggunaan dokumen SKSHHK sebagai
dokumen penyerta kayu dari mulai TPK Hutan – TPK Antara
samapai dengan Industri. Dan hasil verifikasi antara LMKB
dengan jumlah lembaran dan volume kayu yang diangkut
telah sesuai.
Indikator 3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA
Verifier 3.1.3.a. Tanda-
tanda PUHH/ barcode
pada kayu dari pemegang
IUPHHK-HA bisa
NOT APPLICABLE Dilakukan verifikasi akan tetapi tidak dapat diterapkan ,
karena auditee adalah pemegang IUPHHK-HTI yang
melakukan sistem silvikultur THPB sehingga tidak melakukan
penandaan pada bontos kayu sehingga verifier ini masuk
kategori Not Applicable (NA) Verifier 3.1.3.b.
Identitas kayu diterapkan
secara konsisten oleh
pemegang izin.
NOT APPLICABLE
Indikator 3.1.4. Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK.
Arsip SKSKB dan
dilampiri Daftar Hasil
Hutan (DHH) untuk hutan
alam, dan arsip FAKB dan
lampirannya untuk hutan
tanaman.
MEMENUHI Hasil verifikasi diketahui bahwa, Auditee dapat menunjukkan
dokumen angkutan kayu bulat kecil dari TPK Hutan – TPK
Antara – Mill PT RAPP berupa dokumen SKSHHK yang telah
disahkan oleh petugas yang telah ditunjuk oleh direksi
berdasarkan SK penerbit SKSHHK dari masing-masing titik
simpul yaitu TPK Hutan dan TPK Antara dan masing-masing
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 17
petugas memiliki nomor register dan contoh tandatangan,
dan diketahui bahwa petugas penerbit SKSHHK masih
berlaku samapai dengan 17 Februari 2019.
K.3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
Indikator 3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber
Daya Hutan (PSDH).
Verifier 3.2.1.a.
Dokumen SPP (Surat
Perintah Pembayaran) DR
dan/atau PSDH telah
diterbitkan.
MEMENUHI Dokumen SPP (kelompok jenis, volume dan tarif) sesuai
dengan LHP yang disahkan.
PSDH telah dibayarkan lunas dan sesuai dengan
dokumen SPP.
Pembayaran PSDH sesuai dengan persyaratan ukuran
dan dibayar sesuai dengan tarif. Verifier 3.2.1.b.
Bukti Setor DR dan/atau
PSDH
MEMENUHI
Verifier 3.2.1.c.
Kesesuaian tarif DR dan
PSDH atas kayu hutan
alam (termasuk hasil
kegiatan penyiapan lahan
untuk pembangunan hutan
tanaman) dan kesesuaian
tarif PSDH untuk kayu
hutan tanaman.
MEMENUHI
K3.3 Pengangkutan dan perdagangan antar pulau.
Indikator 3.3.1 Pemegang Izin yang mengirim kayu bulat antar pulau memiliki pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT).
Dokumen PKAPT NOT APPLICABLE Dilakukan verifikasi tetapi tidak dapat diterapkan karena
Auditee tidak melakukan pengiriman kayu antar pulau dan
tidak mempunyai dokumen PKAPT, sehingga verifier ini masuk
dalam kategori Not Applicabel (NA)
Indikator 3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal harus kapal yang berbendera Indonesia
dan memiliki izin yang sah.
Dokumen yang
menunjukkan identitas
kapal
MEMENUHI Auditee telah dapat menunjukkan dokumen identitas kapal
yang digunakan untuk pengangkutan kayu dari TPK Antara
menuju tujuan Industri PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT.
RAPP) berupa Surat Izin Olah Gerak dari Dishubkominfo Atas
Nama Kapal Senangin – 2 yang berbendera Indonesia.
K3.4 Pemenuhan penggunaan Tanda V- Legal
Indikator 3.4.1. Implementasi Tanda V-Legal
Verifier 3.4.1. Tanda V-
Legal yang dibubuhkan
sesuai ketentuan.
MEMENUHI Auditee telah melakukan penggunaan tanda V-Legal yang
dicantumkan dalam dokumen angkutan kayu SKSHHK baik
dari TPK Hutan ke TPK Antara dan TPK Antara ke PT RAPP
K.4.1 Pemegang izin telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Dokumen Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan (DPPL)/ Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut.
4.1.1. Pemegang Izin/Hak
Pengelolaan telah
memiliki dokumen
AMDAL/DPPL/UKL-UPL
MEMENUHI Penyusunan Laporan AMDAL atas nama IUPHHK-HTI PT RMP
Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau berdasarkan Izin Prinsip
Surat Bupati Pelalawan Nomor 522.21/DISHUT-PR/10/IX/
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 17
meliputi ANDAL, RKL dan
RPL yang telah disahkan
sesuai peraturan yang
berlaku meliputi seluruh
areal kerjanya
2001/08 tanggal 08 September 2001 seluas ± 9.000 Ha
terletak di kelompok Hutan Gaung Kabupaten Pelalawan
Provinsi Riau dan telah disahkan dan disetujui Surat
persetujuan dari Kepala BAPEDALDA Kabupaten Pelalawan
selaku Ketua Komisi Penilai Amdal Kabupaten Pelalawan
(Bambang Pudji Suroto/ Pembina NIP 710 000 864) Nomor
03/Tahun/2003 Tanggal 06 Januari 2003.
4.1.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang menunjukkan
penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat sosial
4.1.2.a. Dokumen RKL dan
RPL.
MEMENUHI 1) Tersedia dokumen RKL dan RPL yang disusun mengacu
pada dokumen AMDAL yang telah disahkan.
2) Tersedia Laporan RKL/RPL yang telah disampaikan kepada
Instansi terkait.
3) Pengelolaan dan pemantauan lingkungan dilaksanakan
sesuai dengan rencana dan dampak penting yang terjadi di
lapangan.
4.1.2.b.
Bukti pelaksanaan
pengelolaan dan
pemantauan dampak
penting aspek fisik-kimia,
biologi dan sosial.
MEMENUHI
K.5.1 Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Indikator 5.1.1. Prosedur dan Implementasi K3
Verifier 5.1.1.a.
Pedoman/prosedur K3.
MEMENUHI 1) Terdapat prosedur K3 dalam kegiatan operasional
lapangan.
2) Tersedia peralatan K3 sesuai ketentuan dan kebutuhan
serta berfungsi baik.
3) Terdapat catatan setiap kejadian kecelakaan kerja dan
upaya menekan tingkat kecelakaan kerja dalam bentuk
program K3.
Verifier 5.1.1.b.
Ketersediaan Peralatan
K3.
MEMENUHI
Verifier 5.1.1.c.
Catatan kecelakaan kerja.
MEMENUHI
K.5.2 Pemenuhan hak-hak tenaga kerja
5.2.1. Kebebasan
berserikat bagi pekerja
Verifier :
Serikat pekerja atau
kebijakan perusahaan
(auditee) yang
membolehkan untuk
membentuk atau terlibat
dalam kegiatan serikat
pekerja
MEMENUHI Auditee telah memiliki surat pernyataan diatas materai
Nomor 101/RMP/PKU-X/2012 Tanggal 02 Oktober 2012
Tentang Kebebasan, Berkumpul, dan Berserikat bagi
karyawan PT Rimba Mutiara Permai, yang ditandatangani oleh
S. Erwin yang menjabat sebagai Direktur Utama PT RMP.
Wawancara dengan karyawan didapat informasi bahwa hak-
hak karyawan telah dipenuhi dan diberikan fasilitas yang
memadai.
5.2.2. Adanya
Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB) atau
Peraturan Perusahaan
(PP)
Verifier:
Ketersediaan Dokumen
KKB atau PP.
MEMENUHI Auditee telah mempunyai dokumen Peraturan perusahaan
yang telah disahkan oleh Kepala Dinas Tenaga kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Pelalawan Nomor KPTS.560/DTKT-
HS/PP/2016/ 006 Tanggal 20 Januari 2016 Tentang
Pendaftaran Peraturan Perusahaan PT Rimba Mutiara
Permai. Masa berlaku SK tersebut mulai Tanggal 01 Januari
2016 s/d 31 Desember 2017.
Begitu juga untuk mitra pelaksana telah memiliki PP
tersendiri yang telah disahkan berdasarkan Keputusan
560/DTKT-HS/PP/2015/103 tanggal 30 Desember 2015
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 17
tentang Pendaftaran Peraturan Perusahaan PT DKS, PP
berlaku mulai dari 01 Desember 2015 sampai dengan 31
November 2017
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di
bawah umur
Verifier :
Pekerja yang masih di
bawah umur
MEMENUHI PT Rimba Mutiara Permai dan Mitra Kerja (PT DKS) tidak
mempekerjakan anak dibawah umur.