Download - Laju Reaksi NEW (2)
I. JUDUL PERCOBAAN
Dalam percobaan kimia ini kami telah melakukan percobaan yang
berjudul Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi.
II. HARI/TANGGAL PERCOBAAN
Rabu,tanggal 24 Oktober 2012
III.SELESAI PERCOBAAN
Rabu,tanggal 24 Oktober 2012
IV.TUJUAN PERCOBAAN
Menguji Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu
konsentrasi zat pereaksi,luas permukaan sentuhan,temperatur,dan katalis.
V. TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi kimia berlangsung dengan laju yang berbeda-beda. Ada reaksi
yang berlangsung seketika, seperti bom atau petasan meledak. Ada juga reksi
yang berlangsung sangat lambat,seperti perkaratan besi atau fosilisasi sisa-sisa
organisme. Selain itu, laju reaksi kimia ternyata dipengaruhi oleh berbagai factor
seperti shu, konsentrasi, dan factor lainnya.
Konsep Laju Reaksi
Laju reaksi menunjukan besarnya perubahan konsentrasi pereaksi atau
hasil reaksi dalam satu satuan waktu.
Definisi laju reaksi
Reaksi kimia merupakan proses perubahan zat-zat pereaksi menjadi
produk. Pada waktu reaksi berlangsung, jumlah zat pereaksi akan semakin
berkurang sedangkan jumlah produk bertambah. Laju didefinisikan sebagai laju
pengurangan konsentrasi molar salah satu pereaksi atau laju pertambahan
konsentrasi molar salah satu produk dalam satu-satuan waktu.
Laju reaksi dirumuskan sebagai berikut
Reaksi : R → P
v=−∆[ R]
∆ t Atau : v=+∆[ R]
∆ t
Dengan : R = Pereaksi (reaktan)
P = Produk
v = Laju Reaksi
t = Waktu Reaksi
Δ[R] = Perubahan Konsentrasi Molar Pereaksi
Δ[P] = Perubahan Konsentrasi Molar Produk
-Δ[R] = laju pengurangan konsentrasi molar salah satu
Δt = pereaksi dalam satu satuan waktu.
+Δ[P] = laju pertambahan konsentrasi molar salah satu
Δt = produk dalam satu satuan waktu
Konsentrasi molar menyatakan jumlah mol zat dalam tiap liter ruangan
atau larutan.
C = n mol L-1
jadi, satuan laju reaksi adalah mol L-1 per detik (mol L-1 det-1) atau M det-1.
Untuk reaksi,
laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju pengurangan konsentrasi molar
N2O5 atau laju pertambahan konsentrasi molar NO2 atau laju pertambahan
konsentrasi molar O2.
v N2O5 = Δ [ N2O5 ] M.det-1
v NO2 = Δ [ NO2 ] M.det-1
v O2 = Δ [ O2 ] M.det-1
Sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, laju pembentukkan O2
adalah setengah dari laju penguraian N2O5 atau seperempat dari laju pembentukan
NO2. oleh karena itu dapat ditulis
½ v N2O5 = ¼ v NO2 = v O2
Menentukan Laju Reaksi
Laju reaksi dapat ditentukan melalui percobaan yaitu dengan
mengukur konsentrasi salah pereaksi atau salah satu produk. Dengan selang waktu
tertentu selama reaksi berlangsung untuk reaksi yang berlangsung lambat, hal itu
dapat dilakukan dengan mengeluarkan sampel dari campran reaksi lalu
menganalisisnya. Misalnya reaksi hidrolisis etil asetat berikut in :
CH3COOC2H5 + H2O CH3COOH + C2H5OH
Etil asetat Asam asetat etanol
Reaksi itu berlangsung lambat sehingga konsentrasi asma asetat yang
terbentuk dengan mudah dapat ditentukan dengan menggunakan suatu larutan
basah.
Cara yang lebih umum ialah menggunakan suatu alat yang dapat
menunjukkan secara kontinyu salah satu perubahan fisis yang menyertai reaksi,
misalnya untuk reaksi yang membebaskan gas, alat dirancang agar dapat mencatat
volume gas yang terbentuk ; untuk reaksi yang diserati perubahan warna, alat
dirancang agar dapat mengukur perubahan itensitas warna, untuk reaksi gas yang
disertai perubahan jumlah mol, alat dirancang agar dapat mengukur perubahan
tekanan gas.
Gambar diatas memperlihatkan bagan suatu alat yang dapat mengukur
perubahan tekanan pada suatu reaksi gas, seperti penguraian dinitrogen
pentaoksida membentuk nitrogen dioksida dan oksigen.
2 N5O5 (g)→ 4 NO2(g)+O2 (g)
reaksi itu disertai pertambahan jumlah mol gas, yang menyebabkan
pertambahan tekanan, yang dapat dibaca pada manometer. Semakin
banyak N2O5 yang terurai semakin besar tekanan. Bila reaksi
dilangsungkan pada volume dan suhu tetap, maka pertambahan tekanan
dapat dikaitkan dengan pertambahan jumlah mol. Dengan demikian laju
penguraian N2O5 itu dapat ditentukan
Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sbb :
1. Luas permukaan sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting
dalam laju reaksi.Sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh
antar partikel maka tumbukan yang terjadi semakin banyak sehingga
laju reaksi berjalan dengan cepat. Dan bila semakin kecil luas
permukaan bidang sentuh,maka semakin kecil tumbukan dan lajunya
semakin lambat. Karakteristik keping juga berpengaruh,semakin halus
kepingan,maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.
Semakin kasar keping itu,maka semakin lambat.Suatu reaksi
melibatkan pereaksi dalam bentuk padat.Perubahan laju reaksi semata-
mata sebagai akibat perbedaan ukuran kepingan.dalam hal ini, ukuran
kepingan kita sebut variabel bebas (variabel manipulasi), perubahan
laju reaksi (waktu reaksi) sebagai variabel terikat (variabel respons),
semua faktor lain yang dibuat tetap disebut variabel kontrol.
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada
pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fase atau lebih, tumbukan
berlangsung pada bagian permukaan zat.Padatan berbentuk serbuk
halus memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar
daripada padatan berbentuk kepingan atau butiran.
2. Konsentrasi
Semakin besar knsentrasi zat –zat yang bereaksi maka semakin cepat
reaksinya berlangsung.Makin besar konsentrasi makin banyak zat – zat
yang bereaksi sehingga semakin besar terjadinya tumbukan dan dapat
dikatakan kemungkinan terjadinya reaksi.Pengaruh konsentrasi pada
laju reaksi dapat dipelajari dengan mengulangi reaksi magnesium
dengan asam klorida.Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat)
mengandung partikel yang lebih rapat.Jika dibandingkan dengan
larutan encer.
Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak
dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui
percobaan.Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi
patokan adalah laju perubahan konsentrasi reaktan.
Ada reaktan yang perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi laju
reaksi:
3. Suhu
Apabila suhu suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan,maka
menyebabkan partikel aktif bergerak,sehingga tumbukan yang terjadi
semakin sering,menyebabkan laju reaksi semakin besar. Apabila suhu
Δ [ reaktan ]≈ΔVΔ [ reaktan ]=x ≈ΔV =1xn=1n=o
diturunkan,maka partikel semakin tak aktif,sehinga laju reaksi semakin
kecil.
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu
dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-
molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak
molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan
demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi
atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara
matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu
dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS:
k = A . e-E/RT
dimana:
k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)
Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap laju reaksi:
Dari data diperoleh hubungan:
Setiap kenaikan suhu 10 oC, maka laju mengalami kenaikan 2 kali
se1mula, maka secara matematis dapat dirumuskan
Dimana :
Vt = laju reaksi pada suhu t
V t=V 0 .2
t−t0
10
Vo = laju reaksi pada suhu awal (to)
4. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu,tanpa mengalami perubahan/terpakai oleh reaksi itu sendiri.
Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi atau
produk.Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih
cepat/memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan
yang dipicu terhadap pereaksi.Katalis menyediakan suatu jalur pilihan
dengan energi aktifitas yang lebih rendah katalis mengurangi energi
yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat
reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan
dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi
pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih
cepat. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama:
katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis
yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang
dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama.
Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis
menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau
substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat
menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk
baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya
terlepas.Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih
pereaksi untuk membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya
bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang
memulihkan katalisnya.
Sifat-sifat katalis sebagai berikut :
1. Katalis tidak mengalami perubahan yang kekal dalam reaksi,
tetapi mungkin terlibat dalam mekanisme reaksi.
2. Katalis mempercepat laju reaksi,tetapi tidak mengubah
perubahan entalpi reaksi.
3. Katalis mengubah mekanisme reaksi dengan menyediakan
tahap-tahap yang mempunyai energi pengaktifan lebih rendah.
4. Katalis mempenyai aksi spesifik, artinya hanya dapat
mengatalis suatureaksi tertentu.
5. Katalis hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
6. Katalis dapat diracuni oleh zat tertentu.
Orde Reaksi
Adalah Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju
disebut orde reaksi
1. Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju
reaksi berapapun perubahan konsentrasi pereaksi.
2. Ada reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi pereaksi 2
kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 2 kali.
3. Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi
pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali, dst.
Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju disebut
orde reaksiUntuk reaksi
A + B C
Rumusan laju reaksi adalah :
V =k.[A]m.[B]n
Dimana :
k = tetapan laju reaksi
m = orde reaksi untuk A
n = orde reaksi untuk B
Orde reakasi total = m + n
KEMOLARAN
Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan yang
menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi
volume (v) larutan
V
nM
Vx
Mr
grM
1000
Pengenceran larutan menyebabkan konsentrasi berubah dengan
rumusan
M1.V1 = M2.V2
dimana:
V1M1 : volume dan konsentrasi larutan asal
V2M2 : volume dan konsentrasi hasil pengenceran
Pencampuran larutan sejenis dengan konsentrasi berbeda
menghasilkan konsentrasi baru, dengan rumusan
Konsep laju reaksi :
Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat-zat
komponen reaksi setiap satuan waktu:
M campuran=V 1 M 1+V 2 M 2+. ..+V n M n
V 1+V 2+ .. .+V n
V=Δ [ M ]
t
• Laju pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu
• Laju penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu
• Perbadingan laju perubahan masing-masing komponen sama
dengan perbandingan koefisien reaksinya
• Pada reaksi :
• N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g),
• laju penambahan konsentrasi NH3
• laju pengurangan konsentrasi N2 dan H2
VI. CARA KERJA
A. Alat dan Bahan
Alat
1. Labu ukur 250 ml
2. Stopwatch
3. Gelas ukur 100 ml
4. Penjepit
5. Pipet tetes
6. Gelas kimia 100ml
7. Mortar + alu
8. Balon
9. Tabung reaksi + rak
10. Pengaduk gelas
Bahan
1. HCl, 2M dan 1M
2. Na2S2O3 1M; 0,1M
3. CaCO3
4. KMnO4 0,01M
5. H2C2O4 0,05M
6. H2SO4 0,01M
VIII. ANALISIS DATA
1. Percobaan ke satu
Larutan A
Ketika 5 ml Na2S203 1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan
ditambahkan 5 ml HCl 3M,warna berubah menjadi kekuningan,
Terdapat endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0,0017 sekon.
Kemudian untuk Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb :
V 1 . M 1 = V 2 . M 2
1 . 5 = 5 . M2
M2 = 1 M
Reaksi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Na2S2O3(aq) + HCl(aq) NaCl(s) + H2O(l) + O2(g) + S(s)
Larutan B
Ketika 5 ml Na2S2O3 1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan
10 ml H20, larutan tersebut menjadi natrium sulfit cair. Dengan reaksi yang
dihasilkan sebagai berikut :
Na2S2O3(aq) + H2O(l) Na2S2O3(l) encer
Kemudian ditambahkan dengan 5 ml HCl 3M , warna berubah menjadi
kekuningan. Terdapat endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0.0014
sekon.
Kemudian untuk Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb :
V 1 . M 1 = V 2 . M 2
1 . 5 = 15 . M2
M2 = 0,03 M
Larutan C
Ketika 5 ml Na2S2O3 1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan
15 ml H2O, larutan tersebut menjadi natrium sulfit. Kemudian ditambahkan
dengan 5 ml HCl 3M, warna berubah menjadi kekuningan. Terdapat
endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0,0012 sekon.
Dengan reaksi yang dihasilkan sebagai berikut :
Na2S2O3(aq) + H2O(l) Na2S2O3(l) encer
Kemudian untuk Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb :
V 1 . M 1 = V 2 . M 2
1 . 5 = 20 . M2
M2 = 0,25 M
Larutan D
Ketika 5 ml Na2S2O3 1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan
20 ml H2O, larutan tersebut menjadi natrium sulfit. Kemudian ditambahkan
dengan 5 ml HCl 3M, warna berubah menjadi kekuningan. Terdapat
endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0,0009 sekon.
Dengan reaksi yang dihasilkan sebagai berikut :
Na2S2O3(aq) + H2O(l) Na2S2O3(l) encer
Kemudian untuk Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb :
V 1 . M 1 = V 2 . M 2
1 . 5 = 30 . M2
M2 = 0,16 M
Maka , dari hasil percobaan tersebut membuktikan bahwa “Semakin besar
konsentrasi maka laju reaksi akan semakin cepat pula”
2. Percobaan ke dua
-Butiran marmer kasar CaCO3 diisikan ke dalam balon sementara siapkan
dulu labu erlemeyer berisi larutan 10 ml HCl 1 M.Pasangkan balon tersebut
ke labu erlemeyer dan setelah diamati, balonnya mengembang karena
disebabkan adanya gas CO2. Waktu yang diperlukan agar balonnya
mengembang adalah 1230 sekon
-Serbuk marmer halus CaCO3 diisikan ke dalam balon sementara siapkan
dulu labu erlemeyer berisi larutan 10 ml HCl 1 M.Pasangkan balon tersebut
ke labu erlemeyer dan setelah diamati, balonnya mengembang karena
disebabkan adanya gas CO2, Waktu yang diperlukan agar balonnya
mengembang adalah 5 sekon
Maka “ Semakin cepat luas penampang semakin mempercepat laju reaksi”
0.000900000000000002
0.0012 0.0014 0.00170
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
0.000900000000000002; 0.1
0.0012; 0.2
0.0014; 0.3
0.0017; 1
Percobaan 1
Laju reaksi
1/waktu =(1/t) s
Ko
nse
ntr
asi
(M)
Reaksi kimia yang terjadi dari percobaan di atas adalah:
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl3(aq) + H2O(l) + CO2(g)
3. Percobaan ke tiga
- Pada saat 2 tetes H2C2O4 ditambahkan dengan 2 tetes H2SO4 0.5 M,
menghasilkan suhu awal sebesar 310C. Setelah ditetesi KmnO4, larutan
tersebut hilang warnanya dengan waktu 156 sekon.
- Pada saat 2 tetes H2C2O4 ditambahkan dengan 2 tetes H2C2O4 0.5 M,
dipanaskan dalam penangas. Ditambahkan lagi dengan 1 tetes KMnO4
sampai warna larutan KMnO4 hilang.
Suhu ( 0C ) Waktu ( sekon)
350 0,008
400 0,018
450 0,034
500 0,04
Reaksi-reaksi yang dihasilkan :
H2C2O4(aq) + H2O(l) H2C2O4(l)
KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(l)
2KMnO4(aq) + 5H2SO4(aq) + 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq)
+ 8CO2(g) + 10H2O(l)
Maka, “Semakin besar kenaikan suhu, semakin besar pula laju reaksinya”
0.005 0.01 0.02 0.035 0.040
10
20
30
40
50
60
0.005; 30
0.01; 35
0.02; 40
0.035; 45
0.04; 50
Percobaan 3
Laju reaksi
1/waktu =(1/t) s
T
4. Percobaan ke empat
-Larutan 2 tetes H2C2O4 ditambahkan dengan 2 tetes H2SO4 menghasilkan
warna bening dengan serabut putih. Ditetesi lagi dengan 1 tetes larutan
KMnO4 warna menjadi keunguan tidak ada endapan.Diulangi sebanyak 10
kali hingga KMnO4 hilang. (tanpa katalis)
-Larutan 2 tetes H2C2O4 + 2 tetes H2SO4 + 1 tetes MnSO4 berwarna bening
ditambahkan dengan 1 tetes larutan KMnO4 warna berubah menjadi coklat
ada endapan. Diulangi sebanyak 10 kali hingga KMnO4 hilang. (dengan
katalis)
Reaksi = reaksi yang dihasilkan :
KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(l)
2KMnO4(aq) + 2H2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 3H2C2O4(aq) →
2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)
0.005 0.01 0.02 0.035 0.040
10
20
30
40
50
60
0.005; 30
0.01; 35
0.02; 40
0.035; 45
0.04; 50
Percobaan 3
Laju reaksi
1/waktu =(1/t) s
T
t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t100
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2Dengan Katalis dan tanpa Katalis
Tanpa Katalis
Katalis
Jumlah Tetesan ke
1/t
Tanpa katalis katalis
Maka, penambahan katalis memperbesar laju reaksi.
IX. PEMBAHASAN
1. Pengaruh Konsentrasi pada laju reaksi
Persamaan reaksi untuk pada tabung A adalah :
Na2S2O3(aq) + HCl(aq) NaCl(s) + H20(l) + O2(g) + S(s)
t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t100
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2Dengan Katalis dan tanpa Katalis
Tanpa Katalis
Katalis
Jumlah Tetesan ke
1/t
no 1/ T
1 0,01
2 0,016
3 0,022
4 0,034
5 0,037
6 0,066
7 0,2
8 0,33
9 0,5
10 1
no 1/ T
1 0,0067
2 0,013
3 0,016
4 0,02
5 0,025
6 0,033
7 0,04
8 0,05
9 0,08
10 0,1
Jika kita melihat persamaan reaksi di atas, larutan Na2S2O3 jika ditambahkan
dengan 2HCl maka akan menghasilkan produk salah satunya adalah belerang
(S). Pada percobaan 5 ml Na2S2O3 ditetesi dengan 5 ml HCl terjadi perubahan
warna kuning dan terdapat endapan belerang setelah 565 s.
Persamaan reaksi tabung B,C, dan D adalah :
Na2S2O3(aq) + H2O(l) Na2S2O3(l) encer
Pada tabung B 5 ml Na2S2O3 ditetesi dengan 5 ml H2O setelah 694 s terjadi
perubahan warna , pada tabung C 5 ml Na2S2O3 ditetesi15 ml H2O setelah 817 s
terjadi perubahan warna . pada tabung D 5 ml Na2S2O3 ditetesi dengan 25 ml
H2O setelah 1110 s terjadi perubahan warna kuning keruh . Jadi reaksi akan
berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar .zat yang
konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak sehingga
partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya
rendah . partikel yang susunannya lebih rapat , akan lebih sering bertumbukan
di banding dengan partikel yang susunannya renggang , sehingga kemungkinan
terjadi reaksi makin besar . kesimpulannya semakin besar jumlah konsentrasi
maka semakin cepat laju reaksi
2. pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi
Persamaan reaksi percobaan 2 :
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl3(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Pada percobaan 2.a mamer dimasukkan dalam balon dalam bentuk
padat setelah 1590 s balon mengembang hal itu disebabkan adanya gas
CO2 yang terbentuk. Pada percobaaa=n 2.b marmer dimsukkan dalam
balon dalam bentuk serbuk setelah 5 s balon mengembang hal itu
disebabkan adanya gas CO2 yang terbentuk.
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam
tempat sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat .begitu juga,
apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh , maka semakin
kecil tumbukan yang terjadi antar partikel , sehingga laju reaksi pun
semakin kecil . karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut
berpengaruh,yaitu semakin halus kepingan itu ,maka semakin cepat
waktu yang di butuhkan untuk bereaksi, sedangkan semakin kasar
kepingan itu , maka semakin lama waktu yang di butuhkan untuk
bereaksi.
3. pengaruh temperatur pada laju reaksi
Persamaan reaksi pada percobaan 3 :
H2C2O4(aq) + H2O(l) H2C2O4(l)
KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(l)
2KMnO4(aq) + 5H2SO4(aq) + 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq)
+ 8CO2(g) + 10H2O(l)
H2C2O4 dicampur H2SO4 suhu awal 31oC.Setelah ditetesi KmnO4 saat
larutan hilang warnanya setelah 156 s. Pada H2C2O4 dicampur dengan
asam sulfat yang dipanaskan pada penangas air pada suhu 35oChilang
warna setelah 116 s , pada suhu 40oChilang warna setelah 55 s , pada
suhu 45 c hilang warna setelah 46 s . pada suhu 50oChilang warna
setelah 25 s . sudah jelas bahwa suhu dapat mempengaruhi laju reaksi.
Jika suhu dinaikkan, laju reaksi makin besar. Hal ini disebabkan
karena dengan menaikkan suhu reaksi akan meningkatkan energi
kinetik dan partikel zat reaktan saling bertumbukan sehingga
menghasilkan zat produk yang makin besar. Dapat juga dikatakan
bahwa menaikkan sama halnya dengan meningkatkan fraksi partikel
yang memiliki energi melebihi energi aktivasi. Kenaikan suhu 10oC
akan melipatduakan jumlah molekul dengan energi tersebut. Kenaikan
konsentrasi atau tekanan mengakibatkan molekul bertumbukan lebih
sering, dengan lebih banyaknya tumbukan maka tumbukan akan lebih
efektif
Jadi semakin besar suhu maka semakin besar terjadinya laju reaksi.
4.pengaruh katalis pada laju reaksi
Persamaan reaksi pada percobaan 4 :
KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(l)
2KMnO4(aq) + 2H2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 3H2C2O4(aq) →
2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)
Dua tetes Asam oksalat di campur dua tetes asam sulfat pada tetesan kalium
permanganat pada satu tetes yang awalnya bening ada serabut putih setelah 149 s
terjadi perubahan warna keunguan tidak ada endapan. pada dua tetes setelah 73 s ,
pada tiga tetes setelah 61 s , pada empat tetes setelah 50 s , pada lima tetes setelah
40 s , pada enam tetes setelah 30 s , pada tujuh tetes setelah 25 s , pada tetes
delapan setelah 19 s , pada sembilan tetes setelah 12 s , pada sepuluh tetes setelah
6 s .
Dua tetes Asam oksalat di campur dua tetes asam sulfat ditambahkan satu tetes
mangan (II) sulfat dan ditambahkan kalium permanganat pada tetesan yang
berbeda . pada satu tetes yang awalnya bening setelah 89 s terjadi perubahan
warna coklat dan terjadi endapan . pada dua tetes setelah 62 s , pada tiga tetes
setelah 45 s , pada empat tetes setelah 29 s , pada lima tetes setelah 27 s , pada
enam tetes setelah 15 s , pada tujuh tetes setelah 5 s , pada tetes delapan setelah 3
s , pada sembilan tetes setelah 2 s , pada sepuluh tetes setelah 1 s . katalis
berfungsi mempercepat terjadinya laju reaksi tetapi pada akhir reaksi dapat di
peroleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi , sehingga jika
ke dalam suatu reaksi ditambahkan katalis , maka reaksi akan lebih mudah terjadi
. hal ini disebabkan karena karena zat-zat yang bereaksi akan lebih mudah
melampaui energi aktivasi .
X. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat saya simpulkan.
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antaran lain :
1. Luas permukaan sentuh
Semakin besar luas permukaan sentuh, semakin cepat laju
reaksinya, karena terjadi tumbukan antar partikel yangbesar.Begitu
juga sebaliknya.
2. Suhu
Suhu juga berpengaruh terhadap laju reaksi,Apabila suhu
dinaikkan, maka laju reaksinya semakin besar.
3. Katalis
Dengan adanya katalis pada reaksi menyebabkan reaksi
berlangsung lebih cepat..
4. Konsentrasi reaktan
Dengan adanya konsentrasi,makaSemakin tinggi konsentrasi,
semakin cepat reaksi.
XI. JAWAB PERTANYAAN
1) Persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan di atas adalah:
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) +S(s) + SO2(g) +H2O(l)
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(l) + CO2(g) + H2O(l)
2KMnO4(aq) + 5H2SO4(aq) + 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq)
+ 8CO2(g) + 10H2O(l)
2KMnO4(aq) + 2H2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 3H2C2O4(aq) →
2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)
2) Persamaan laju reaksi berorde satu:
V = k[Na2S2O3][ HCl]
Persamaan laju reaksi berorde dua
V = k[Na2S2O3]2[HCl]2
3) Gas yang terbentuk antara kalsium karbonat dan asam klorida adalah
gas CO2.
Persamaan reaksi yang terjadi:
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(l) + CO2(g) + H2O(l)
4) Asam sulfat berperan untuk mempertahankan warna dari asam oksalat
(tak berwarna) yang bereaksi dengan kalium permanganat (ungu).
5) Sesuai dengan reaksi:
2KMnO4(aq) + 5H2C2O4(aq) + 3H2SO4(aq) 2MnSO4(aq) + 10CO2(g) +
K2SO4 + 8H2O(l)
Karena jika KMnO4direaksikan dengan asam oksalat (H2C2O4), maka
asam oksalat tersebut mempengaruhi warna larutan.
XII. DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Charles W; Kleinfelter, Donald C; Wood, Jesse H.(1995).Ilmu
Kimia untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 1.Jakarta:Erlangga.
Sugiarto, Bambang dkk.(2007).Kimia Dasar 1.Surabaya:UNESA University
Press.
Atkins, P.W.1997.Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid 2.Jakarta:Erlangga
LAMPIRAN
PERCOBAAN 1
PERCOBAAN 2
PERCOBAAN 3
PERCOBAAN 4