Download - KTI HYPNODONSIA
HYPNODONSIA,
PENDUKUNG PERAWATAN GIGI PADA ANAK
Kelompok:
PEDODONSIA
Anggota:
1. Anggun Octaviearly (121610101042)2. Balqis Fildzah Badzlina (121610101035)
3. Puspita Firdausa (121610101045)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perawatan gigi untuk anak seringkali membuat para dokter gigi kesulitan
menanganinya mulai dari menangis, menjerit-jerit, hingga dapat menyebabkan
anak tersebut tidak mau masuk kedalam ruangan. Hal tersebut dikarenakan anak
sangat rewel dan merasa stress ketika berada di ruang praktek dokter gigi.
Berdasarkan hasil survey terhadap 6000 orang, 52% menyatakan bahwa
mereka menghindari pergi ke dokter gigi, kecuali mengalami masalah pada
giginya. Hal ini dikarenakan adanya rasa cemas dan takut terhadap segala hal
yang berhubungan dengan dokter gigi, khususnya pada anak-anak.
(Asmaraningtyas Andini, 2010)
Beberapa ahli melaporkan bahwa pada umumnya rasa takut dan cemas
timbul akibat perawatan gigi semasa kanak – kanak. Oleh karena itu perlu
diperhatikan bahwa pencegahan terhadap timbulnya rasa takut dan cemas harus
dimulai pada anak – anak.
Namun seiring dengan perkembangan jaman dan wawasan, beberapa
permasalahan tersebut, dapat dengan santai dan mudah ditangani oleh seorang
dokter gigi. Kalangan kedokteran gigi tengah mengembangkan ilmu baru dengan
cara menghipnotis pasiennya dengan tujuan agar pasien merasa nyaman saat akan
dilakukan perawatan. Metode pengobatan tersebut disebut sebagai hypnodontia.
Melalui hypnosis ini pula dokter gigi dapat menghilangkan kebiasaan
buruk pasien yang mengakibatkan kerusakan gigi seperti menggigit bibir, kuku,
pensil, menghisap jempol, atau menggosok gigi saat tidur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas , maka dirumuskan
masalah yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan hypnodonsia?
2. Bagaimana cara dan prinsip pelaksanaan hypnodonsia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari hypnodonsia.
2. Untuk mengetahui cara dan prinsip pelaksanaan hypnodonsia.
D. Manfaat
Penulisan karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberikan pengeta-
huan baru kepada pembaca tentang adanya metode pendukung perawatan gigi
baru pada anak untuk meminimalisir ketakutan dan kecemasan pasien sehingga
tidak ragu serta was-was lagi untuk pergi berobat ke dokter gigi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hipnodonsia
Pada dasarnya hypnosis adalah cara berkomunikasi yang membuat
pasien mau menerima sugesti yang diberikan oleh dokter gigi. Kemampuan
berkomunikasi ini diperlukan dokter gigi dalam menjani profesinya yang
melingkupi seluruh ilmu kedokteran dan keperawatan gigi. (Asmaraningtyas
Andini, 2010)
Seperti halnya Ilmu Kesehatan gigi anak (Pedodonti) yang merupakan
cabang dari ilmu kedokteran gigi yang khusus menanggulangi masalah kesehatan
gigi anak usia 0-12 tahun dengan mengutamakan perawatan menyeluruh sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak secara bio psiko sosial. Hypnosis
dimanfaatkan dalam ilmu kesehatan gigi anak antara lain dalam pola komunikasi
dokter-pasien anak, memahami keunikan anak, anak dan daya khayal dan senang
bermain pura-pura, melatih pengalaman anastesia dan hyperanastesia, melakukan
pengelolaan nyeri dan memperoleh efek rasa percaya diri dengan gigi baru.
(Chairunnisa Amarta, 2012)
Ada dua teknik dasar yang digunakan dalam hypnodontia yang sama-
sama efektif. Teknik ini harus digunakan dengan otoritas penuh dengan
menggunakan kekuatan sugesti. Prosedur pertama melibatkan penggunaan pena
atau pensil dimana dokter gigi harus menempatkannya di tangan pasien. Prosedur
kedua juga digunakan dengan otoritas penuh. dokter gigi dapat menyugesti pasien
untuk melihat mata dokter dan ia akan menghitung dari 5 sampai 1. Hal ini
memerlukan figur otoritas dan hubungan antara dokter-pasien yang merupakan
kunci agar teknik ini dapat terlaksana. Kadang-kadang klien yang telah tersugesti
mereka akan dapat bersantai segera setelah mereka duduk di kursi gigi atau
lounge.
Asep Haerul Gani (2011) menyatakan, ada beberapa prinsip-prinsip
Hypnodontia yang dituangkan dalam buku tersebut antara lain:
1. Rapport
Kondisi pertama keadaan hypnosis (trance) yang perlu dibangun adalah
kedekatan dan keakraban (rapport). Rapport adalah bentuk hubungan yang
terjadi antara operator (orang yang melakukan proses hypnosis) dan
subyek (orang yang dibimbing mngalami keadaan hypnosis) dalam bentuk
kerjasama , perhatian operator diarahkan kepada subyek dan perhatian
subyek diarahkan kepada operator.
2. Pengalihan Keakraban (Transfer of Rapport)
Rapport dapat dialihkan dari seseorang ke orang lainnya. Karena itu, saat
seseorang dapat memunculkan fenomena hypnosis pada diri seseorang dan
akrab penuh dengan orang itu,dan subyek akrab penuh hanya dengan
operator. Namun operator dapat meminta subyek untuk dapat menjalin
akrab dengan orang lain.
3. Sugesti (Suggestion)
Dalam Hypnosis, sugesti adalah penerimaan atas suatu ide atau
serangkaian ide tanpa dikritisi.
4. Kembali ke Pengalaman Sebelumnya. (Regressi)
Segala apa yang kita alamin akan disimpan di bank ingatan, dan ingatan
itu akan terbuka kembali apabila kita mengalami hal yang sama atau pada
saat membayangkan hal tersebut.
5. Menghidupkan kembali seluruh pengalaman (Revivication)
Ketika saat tadi membayangkan suatu hal, ternyata akibatnya dapat berupa
hal yang nyata seperti dapat melihat hal tersebut , memegangnya ataupun
menciumnya apabila mengikuti sugesti dengan seksama.
Ada beberapa kegunaan hipnosis bagi pasien:
1. Mengurangi ketegangan, kecemasan atau rasa takut, rasa sakit dan
ketidaknyamanan pasien.
2. Pembiasaan pasien untuk peralatan Ortodonti setelah pasien telah setuju
untuk menerimanya..
3. Perawatan kenyamanan pasien selama periode yang panjang dan sulit
dalam pengerjaan gigi.
4. Modifikasi dari kebiasaan gigi yang tidak diinginkan, seperti bruxism,
penggilingan bawah sadar gigi.
5. Pengurangan anestesi atau analgesia selama prosedur gigi.
6. Substitusi untuk, atau dalam kombinasi dengan obat untuk anestesi umum.
7. Pencegahan muntah dan mual.
8. Mengontrol aliran saliva.
9. Mengontrol dari pendarahan.
(Art McMurtrey, 2010)
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Hypnodontia
Hypnodontia adalah pendukung perawatan dalam kedokteran gigi dengan
cara menghipnotis pasiennya dengan tujuan agar pasien merasa nyaman, tidak
cemas, dan tidak merasa sakit saat akan dilakukan perawatan. Selain itu hipnosis
juga digunakan untuk mengurangi stres dan mendorong anestesi sehingga obat
kurang digunakan.
Ada banyak alasan mengapa pasien takut, tegang, gugup dan cemas
sebelum, selama, dan bahkan setelah kunjungan perawatan gigi. Pasien akan
mengeluh dan mengalami kecemasan yang ekstrim sebelum check-up dan
berulang kali meminta obat penenang untuk membantu mereka mengatasi
ketegangannya.
Dokter menjelaskan kinerja metode hypnodontia menenangkan,
menyamankan, menghilangkan rasa sakit saat operasi, serta menghilangkan
kebiasaan buruk yang bisa merusak kesehatan gigi seperti gigit benda keras dan
menggesek gigi.
Pengobatan Hypnodontia sendiri bisa dilakukan oleh semua golongan usia.
Usia anak-anak merupakan golongan yang sering sekali membuat para dokter gigi
kesulitan menangani mulai dari menangis, menjerit-jerit, sampai anak tersebut
tidak mau masuk kedalam ruangan dikarenakan anak tersebut sangat rewel dan
merasa stress ketika berada di ruang praktek dokter gigi. Namun di golongan
anaklah merupakan level usia yang lebih mudah untuk penrapan hypnosis alias
mudah diterapkan komunikasi NLP (Neuro Linguistic Programming).
3.2 Cara dan Mekanisme Pelaksanaan Hypnodonsia
Cara pengobatannya sangat sederhana, dalam keadaan setengah sadar si
pasien diberikan kenyamanan tanpa memikirkan rasa sakit. Hipnosis sendiri juga
dilakukan dengan bahasa NLP (Neuro Linguistic Programming-red). Terkadang
untuk pengoperasian besar juga dilakukan suntik bius
Proses hypnosis sendiri menggunakan analgesik yakni si hypnosis
menciptakan ‘tombol’ untuk merubah paradigma si pasien. ‘Tombol’ tersebut
disentuh oleh dokter di bagian tertentu dalam tubuh pasien, sehingga ketika
‘tombol’ telah ditekan, secara sadar si pasien akan menerima perintah dari sugestif
paradigma positif.
Berikut ini juga diketahui prinsip kerja hypnodontia yang digunakan:
Gelombang otak yang dipancarkan pasien yang sedang dihipnosis berada antara
gelombang alfa dan theta. Pada kondisi ini, orang akan merasa seperti awal
meditasi hingga meditasi mendalam. Saat tersadar dari hypnosis, otaknya
memancarkan gelombang beta, yakni dalam kondisi sadar dan waspada.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipnodonsia merupakan pendukung perawatan gigi yang tepat untuk anak,
karena dapat membuat anak menjadi nyaman, menghilangkan rasa takut dan
cemas untuk pergi ke dokter gigi. Dengan adanya dua teknik dasar dan prinsip-
prinsip yang dapat diterapkan, maka hipnodonsia akan berhasil untuk
diaplikasikan dengan baik.
Cara pelaksanaan perawatan gigi dengan hipnodonsia sangat sederhana,
dalam keadaan setengah sadar pasien diberikan kenyamanan tanpa memikirkan
rasa sakit. Hipnosis sendiri juga dilakukan dengan bahasa NLP (Neuro Linguistic
Programming-red). Prinsip kerja hypnodontia yang digunakan: Gelombang otak
yang dipancarkan pasien yang sedang dihipnosis berada antara gelombang alfa
dan theta.
4.2 Saran
Masyarakat perlu mengetahui tentang hipnodonsia sebagai pendukung
perawatan gigi yang efisien
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dikarenakan minimnya literatur lok
al tentang hipnodontia
DAFTAR PUSTAKA
1. McMurtrey, Art. 2010. Hypnodontics: hypnosis in a dental setting.
p. 95-96.
2. Andini, Asmaraningtyas. 2010. Teknik Baru Perawatan Kesehatan Gigi
Hipnotis Hipnodontia. Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
3. Gani, Asep Haerul. 2011. Hipnodontia untuk pasien sakit gigi. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Sekartaji, Arum. 2012. Perawatan Gigi Anak. Jakarta: Kedokteran EGC
5. Anggraeni. 2010. Visualisasi Objektif Perawatan. Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti
6. Amarta, Chairunnisa. 2012. Hipnodonsia, Wawasan Baru Perawatan Gigi.