Download - Korupsi

Transcript
Page 1: Korupsi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tindak perilaku korupsi akhir-akhir ramai di perbincangkan, baik di media massa maupun maupun media cetak. Tindak korupsi ini mayoritas dilakukan oleh para pejabat tinggi negara yang sesungguhnya dipercaya oleh masyarakat luas untuk memajukan kesejahteraan rakyat sekarang malah merugikan negara. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan bagi kelangsungan hidup rakyat yang dipimpin oleh para pejabat yang terbukti melekukan tindak korupsi. Maka dari itu, di sini kami akan membahas tentang korupsi di Indonesia dan upaya untuk memberantasnya.Serta menerapkan metode semangat anti korupsi mulai sejak dini di lingkungan masyarakat baik formal maupun informal.

1.2 Rumusan Masalah

1.Apa yang dimaksud dengan korupsi?

2.Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya korupsi?

3.Bagaimana fenomena korupsi yang ada di Indonesia?

4.Bagaimana dampak korupsi bagi negara serta masyarakat Indonesia?

5.Bagaimana hubungan korupsi dengan semangat nasionalisme berbangsa dan bernegara?

6.Bagaimana masyarakat menyikapi korupsi yang ada di Indonesia?

7.Upaya-upaya apa sajakah yang telah dilakukan Pemerintah serta masyarakat dalam hal pemberantasan korupsi?

8.Bagaimana pendidikan anti korupsi sebagai upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi?

Page 2: Korupsi

1.3 Tujuan

1.Mengetahui pengertian korupsi

2.Mengetahui penyebab timbulnya korupsi

3.Mengetahui bagaimana fenomena korupsi di Indonesia

4.Mengetahui dampak korupsi bagi negara ataupun masyarakat

5.Mengetahui hubungan semangat nasionalisme berbangsa dan bernegara

6.Mengetahui peran serta masyarakat dalam menyikapi korupsi di Indonesia

7.Mengetahui upaya upaya yang perlu dilakukan dalam pemberantasan korupsi

8.Mengetahui pendidikan sebagai tindak lanjut anti korupsi

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Korupsi

Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

perbuatan melawan hukum,

penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,

memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan

merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya, adalah

memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan),

penggelapan dalam jabatan,

pemerasan dalam jabatan,

ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan

menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Page 3: Korupsi

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali.

Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kejahatan.

Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.

B.Faktor-faktor timbulnya korupsi

Kondisi yang mendukung timbulnya korupsi :

Konsentrasi kekuasaan di pengambil keputusan yang tidak bertanggung jawab langsung kepada rakyat, seperti yang sering terlihat di rezim-rezim yang bukan demokratik.

Kurangnya transparansi di pengambilan keputusan pemerintah

Kampanye-kampanye politik yang mahal, dengan pengeluaran lebih besar dari pendanaan politik yang normal.

Proyek yang melibatkan uang rakyat dalam jumlah besar.

Lingkungan tertutup yang mementingkan diri sendiri dan jaringan "teman lama".

Lemahnya ketertiban hukum.

Lemahnya profesi hukum.

Kurangnya kebebasan berpendapat atau kebebasan media massa.

Gaji pegawai pemerintah yang sangat kecil.

Rakyat yang cuek, tidak tertarik, atau mudah dibohongi yang gagal memberikan perhatian yang cukup ke pemilihan umum.

Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan atau "sumbangan kampanye".

Page 4: Korupsi

C.Fenomena korupsi di Indonesia

Korupsi di Indonesia, sudah merupakan “biang kemudaratan ”, yang bisa meluluhlantakkan hampir semua bidang kehidupan, seperti ekonomi, politik, hukum (peradilan), sosial, budaya, kesehatan, pertanian, dan hankam, bahkan kehidupan ber”agama” yang selama ini dianggap sebuah zona yang sakral dan sarat dengan nuansa moral, ternyata bersarang pula perilaku amoral bagi pengurus dan pemeluknya. Dampaknya, sangat besar dan meluas, mulai dari kerugian negara sampai pada fenomena meluasnya kemiskinan secara struktural. Akibatnya, korupsi melahirkan berbagai tragedi alami, kemasyarakatan dan juga kemanusiaan. Berbagai upaya semula diramalkan bisa mencegah-tangkal dan pada akhirnya diharapkan mampu memberantas tuntas akar korupsi, baik yang dilakukan melalui penciptaan piranti hukum maupun aplikasi hukum in concreto , ternyata hasilnya terjadi aplikasi hukum “tebang pilih” (discriminative justice ). De Facto , terjadi penegakan hukum diskriminatif dan kontra produktivitas.

D.Dampak Korupsi

Demokrasi

Korupsi menunjukan tantangan serius terhadap pembangunan. Di dalam dunia politik, korupsi mempersulit demokrasi dan tata pemerintahan yang baik (good governance) dengan cara menghancurkan proses formal. Korupsi di pemilihan umum dan di badan legislatif mengurangi akuntabilitas dan perwakilan di pembentukan kebijaksanaan; korupsi di sistem pengadilan menghentikan ketertiban hukum; dan korupsi di pemerintahan publik menghasilkan ketidak-seimbangan dalam pelayanan masyarakat. Secara umum, korupsi mengkikis kemampuan institusi dari pemerintah, karena pengabaian prosedur, penyedotan sumber daya, dan pejabat diangkat atau dinaikan jabatan bukan karena prestasi. Pada saat yang bersamaan, korupsi mempersulit legitimasi pemerintahan dan nilai demokrasi seperti kepercayaan dan toleransi.

Ekonomi

Korupsi juga mempersulit pembangunan ekonomi dengan membuat distorsi dan ketidak efisienan yang tinggi. Dalam sektor private, korupsi meningkatkan ongkos niaga karena kerugian dari pembayaran ilegal, ongkos manajemen dalam negosiasi dengan pejabat korup, dan risiko pembatalan perjanjian atau karena penyelidikan. Walaupun ada yang menyatakan bahwa korupsi mengurangi ongkos (niaga) dengan mempermudah birokrasi, konsensus yang baru muncul berkesimpulan bahwa ketersediaan sogokan menyebabkan pejabat untuk membuat aturan-aturan baru dan hambatan baru. Dimana korupsi menyebabkan inflasi ongkos niaga, korupsi juga mengacaukan "lapangan perniagaan". Perusahaan yang memiliki koneksi dilindungi dari persaingan dan sebagai hasilnya mempertahankan perusahaan-perusahaan yang tidak efisien.

Page 5: Korupsi

E.Hubungan korupsi dengan semangat berbangsa dan bernegara

Tidak hanya menjerat para politikus di senayan maupun pejabat negara dipusat, namun menimpa para pejabat daerah lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyebutkan sepanjang 2004 hingga 2012, ada 277 gubernur, wali kota, atau bupati yang terlibat kasus korupsi. Itu baru kepala daerahnya belum termasuk bawahannya, belum lagi kasus korupsi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di tingkat provinsi, dari total 2008 anggota DPRD di seluruh Indonesia, setidaknya ada 431 yang terlibat korupsi. Sementara di tingkat kabupaten dan kota, dari total 16.267 kepala daerah, ada 2.553 yang terlibat kasus ini. Persoalan ini membuat Indonesia menjadi perhatian dunia. Angka korupsi selama tahun 2012 menjadi sorotan dunia. Seperti dilansir laman Transparansi Internasional, Indonesia menduduki peringkat 118 dari daftar peringkat indeks persepsi korupsi 174 negara dunia. Tapi jika mengacu poin tiap negara, Indonesia duduk di posisi 56 negara terkorup di dunia.

Dari fakta dan data di atas, kondisi ini mencengangkan dan menyakitkan kita semua. Korupsi yang mulai menjalar ke semua lini, menandakan memudarnya nasionalisme dari sebagian besar pejabat. Itu baik terjadi dari di tatanan birokrasi, pemimpin maupun kader sebuah partai politik, artis, anggota dewan, serta pemimpin daerah yang seharusnya menjadi teladan dan menjaga amanah rakyat yang telah memilihnya. Praktik korupsi yang masif ini menunjukkan bahwa semangat pengabdian dengan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara semakin tipis dan kronis yang harus segera diamputasi.

Slogan bahwa suara rakyat adalah suara tuhan, itu hanya isapan jempol belaka. Karena mereka telah berbohong terhadap rakyat, berarti sama dengan telah mengkhianati tuhan. Bisa dikatakan mereka sudah melumuri tubuhnya denga dosa atas segala prilaku dan tindakanya.

F.Peran serta masyarakat dalam menyikapi korupsi

Survey yang dilakukan Partnership For Governance Reform in Indonesia menunjukkan bahwa 75% dari responden yang disurvey memandang korupsi merupakan hal yang sangat umum terjadi di sektor publik. 65% responden dari rumah tangga melaporkan telah mengalami secara langsung korupsi tersebut dan 70% responden memandang korupsi itu sebagai suatu penyakit. Dari survey tersebut dapat disimpulkan adanya tiga penemuan penting yaitu,

i) Masyarakat memiliki kepercayaan yang sangat kecil terhadap lembaga-lembaga pemerintahan atau negara. Mereka melihat korupsi itu justru melibatkan lembaga-lembaga disektor peradilan seperti polisi, hakim, jaksa dan Departemen kehakiman, Kantor pajak dan bea cukai;

ii) Lembaga-lembaga yang dipandang sebagai lembaga yang paling korup juga dilihat sebagai yang paling tidak efisien pelayanannya, masyarakat cenderung untuk berpaling kepada lembaga-lembaga non pemerintah sebagai alternatif bagi pelayanan tertentu seperti mencari keadilan serta penyelesaian sengketa;

Page 6: Korupsi

iii) Survey itu memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang sebab-sebab dari korupsi di Indonesia. Meskipun hasil survey tersebut menunjukkan suatu keyakinan yang kuat bahwa korupsi disebabkan oleh gaji pegawai negeri yang rendah, moral individu yang bobrok dan kurang nya pengawasan serta akuntabilitas, tetapi analisis yang lebih hati-hati dari data-data yang dihasilkan menunjukkan suatu konklusi yang lebih kompleks.

F.Upaya upaya pemerintah dan mayarakat dalam memberantas korupsi

Partisipasi dan dukungan dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengawali upaya-upaya pemerintah melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan aparat hukum lain.KPK yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi untuk mengatasi, menanggulangi, dan memberantas korupsi, merupakan komisi independen yang diharapkan mampu menjadi “martil” bagi para pelakutindakKKN.

Adapun agenda KPK adalah sebagai berikut :

1. Membangun kultur yang mendukung pemberantasan korupsi.2. Mendorong pemerintah melakukan reformasi public sector dengan mewujudkan

good governance.3. Membangun kepercayaan masyarakat.4. Mewujudkan keberhasilan penindakan terhadap pelaku korupsi besar.5. Memacu aparat hukum lain untuk memberantas korupsi.

Ada beberapa upaya yang dapat ditempuh dalam memberantas tindak korupsi di Indone-sia, antara lain sebagai berikut :

1. Upaya pencegahan (preventif).2. Upaya penindakan (kuratif).3. Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa.4. Upaya edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).

Upaya Pencegahan (Preventif)

1. Menanamkan semangat nasional yang positif dengan mengutamakan pengabdian pada bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan agama.

2. Melakukan penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis.3. Para pejabat dihimbau untuk mematuhi pola hidup sederhana dan memiliki tang-

gung jawab yang tinggi.4. Para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan masa

tua.5. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi.6. Sistem keuangan dikelola oleh para pejabat yang memiliki tanggung jawab etis tinggi

dan dibarengi sistem kontrol yang efisien.

Page 7: Korupsi

7. Melakukan pencatatan ulang terhadap kekayaan pejabat yang mencolok.8. Berusaha melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan melalui

penyederhanaan jumlah departemen beserta jawatan di bawahnya.

Upaya penindakan, yaitu dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar dengan dibe-rikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak terhormat dan dihukum pidana. Beberapa contoh penindakan yang dilakukan oleh KPK :

1. Dugaan korupsi dalam pengadaan Helikopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik Pemda NAD (2004).

2. Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melekukan pungutan liar dalam pengurusan dokumen keimigrasian.

3. Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI Jakarta (2004).

4. Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan keuang-an negara Rp 10 milyar lebih (2004).

5. Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment dan placement deposito dari BI kepada PT Texmaco Group melalui BNI (2004).

6. Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005).7. Kasus penyuapan panitera Pengadilan Tinggi Jakarta (2005).8. Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo.9. Menetapkan seorang bupati di Kalimantan Timur sebagai tersangka dalam kasus

korupsi Bandara Loa Kolu yang diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 15,9 miliar (2004).

10. Kasus korupsi di KBRI Malaysia (2005).

Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa

1. Memiliki tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial terkait dengan kepentingan publik.

2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh.3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari pemerintahan desa hingga

ke tingkat pusat/nasional.4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan peme-

rintahan negara dan aspek-aspek hukumnya.5. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam

setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.

Upaya Edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)

1. Indonesia Corruption Watch (ICW) adalah organisasi non-pemerintah yang meng-awasi dan melaporkan kepada publik mengenai korupsi di Indonesia dan terdiri dari sekumpulan orang yang memiliki komitmen untuk memberantas korupsi melalui usaha pemberdayaan rakyat untuk terlibat melawan praktik korupsi. ICW lahir di

Page 8: Korupsi

Jakarta pada tanggal 21 Juni 1998 di tengah-tengah gerakan reformasi yang meng-hendaki pemerintahan pasca-Soeharto yg bebas korupsi.

2. Transparency International (TI) adalah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik dan didirikan di Jerman sebagai organisasi nirlaba se-karang menjadi organisasi non-pemerintah yang bergerak menuju organisasi yang demokratik. Publikasi tahunan oleh TI yang terkenal adalah Laporan Korupsi Global. Survei TI Indonesia yang membentuk Indeks Persepsi Korupsi (IPK) In-donesia 2004 menyatakan bahwa Jakarta sebagai kota terkorup di Indonesia, disusul Surabaya, Medan, Semarang dan Batam. Sedangkan survei TI pada 2005, In-donesia berada di posisi keenam negara terkorup di dunia. IPK Indonesia adalah 2,2 sejajar dengan Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak, Libya dan Usbekistan, serta hanya lebih baik dari Kongo, Kenya, Pakistan, Paraguay, Somalia, Sudan, Angola, Nigeria, Haiti & Myanmar. Sedangkan Islandia adalah negara terbebas dari korupsi.

G. Pendidikan sebagai tindak lanjut anti korupsi

Muncul pertanyaan mulai kapan pendidikan antikorupsi harus dikenalkan kepada anak? Jawabnya adalah sejak anak belajar tentang kehidupan, artinya sejak awal anak mulai dikenalkan nilai-nilai anti korupsi.

Penanaman nilai yang dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, akan menumbuhkan sebuah sikap yang menjadi kepribadian anak. Pada dasarnya sebuah kepribadian seseorang tidak muncul secara instan namun melalui sebuah proses. Pengembangan sikap (attitude development), dapat digambarkan sebagai berikut.

Kelima elemen tersebut diatas saling terkait dan dapat saling tukar tempat. Suatu perubahan di satu elemen dapat mendorong perubahan yang lain. Misalnya, niat perilaku diubah dan perilaku dapat merubah kognisi, reaksi afektif dan sikap. Tujuan dari pendidikan anti-korupsi adalah untuk membangun nilai-nilai dan mengembangkan kapasitas yang diperlukan untuk membentuk posisi sipil murid dalam melawan korupsi. Untuk mencapai tujuan ini, siswa harus:

· Memahami informasi

Bahaya korupsi biasanya ditunjukkan menggunakan argument ekonomi, sosial dan politik. Siswa tentunya akan sulit untuk memahami, untuk itu perlu 'diterjemahkan' ke dalam bahasa para siswa dengan menunjukkan bagaimana korupsi mengancam kepentingan mereka dan kepentingan keluarga dan teman-teman.

· Mengingat

Tidak diragukan lagi, dengan proses mengulang, anak akan ingat, namun jika yang sama diulang lebih dari tiga kali, anak akan merasa jenuh dan merasa kehilangan hak untuk membuat pilihan bebas. Jadi tidak ada salahnya mengubah bentuk penyediaan informasi dengan cara yang paling tak terduga dan mengesankan (ada variasi).

Page 9: Korupsi

· Mempersuasi (Membujuk) diri sendiri untuk bersikap kritis

Sikap kritis menjadi sangat kuat bila tidak hanya diberikan, tetapi mengarahkan mereka untuk mengembangkanya dengan penalaran intensif. Efeknya akan lebih kuat jika menggunakan metode pembelajaran aktif. Pengenalan pendidikan anti korupsi ini tentunya harus bertahap sesuai dengan usia anak. Usia anak dan remaja merupakan usia yang cukup kritis dalam pembentukan sikap, sehingga dapat dikatakan bahwa untuk memperbaiki negara ini (mungkin butuh waktu 20 tahunan) pendidikan anti korupsi di tingkat SD dan SMP menjadi penting untuk menyiapkan pemimpin masa depan yang tidak korup.

1. Bagaimana Pendidikan anti korupsi diterapkan

Pendidikan anti korupsi bisa dilaksanakan baik secara formal maupun informal. Ditingkat formal, unsur-unsur pendidikan anti korupsi dapat dimasukkan kedalam kurikulum diinsersikan/diintegrasikan ke dalam matapelajaran. Untuk tingkat informal dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

2. Mengapa pendidikan berbasis nilai menjadi penting

Dalam beberapa hari ini, harian kompas mengulas tentang seminar Korupsi dan Pemiskinan. Jika dicermati dari tulisan, tulisan yang termuat dalam harian kompas tersebut, maka akar menyadari korupsi yang membusukkan negara dan memiskinkan rakyat tersebut terjadi karena kerusakan moral yang cukup parah dan mengakar yang seolah sudah membudaya pada para pejabat publik yang ada. Pada tulisan di Kompas, jumat, 11 Maret 2011, pembentukan karakter bangsa menjadi penting, dan pendidikan selama ini dirasa hanya berperan dalam mencerdaskan bangsa dalam ranah koginitf saja. Lalu bagaimana seharusnya? Sudah saatnya bahwa pendidikan lebih diarahkan pada keseimbangan antara kecerdasan kognitif dan kecerdasan mental. Untuk itu pendidikan berbasis nilai (value based education) menjadi penting untuk dilakukan. Mendidik siswa yang utuh, pintar dan berkepribadian.

3. Nilai-Nilai apa yang perlu ditanamkan

Secara universal ada beberapa nilai yang dapat membentuk karakter anak menjadi lebih baik, seperti:

· Kejujuran

· Kepedulian dan menghargai sesama

· Kerja keras

· Tanggungjawab

· Kesederhanaan

· Keadilan

Page 10: Korupsi

· Disiplin

· Kooperatif

· Keberanian

· Daya juang/ kegigihan

Dengan mengintegrasikan nilai-nilai ini kedalam kehidupan/proses belajar siswa diharapkan siswa mampu berkembang menjadi pribadi yang lebih baik, dan akhirnya akan bersikap anti koruptif. Penanaman nilai ini tidak sebatas pada insersi matapelajaran, tetapi perlu diberikan disemua lini pendidikan. Nilai ini hendaknya selalu direfleksikan kedalam setiap proses pembelajaran baik yang bersifat intra kurikuler maupun ekstra kurikuler.

4. Tugas Penting Guru dalam Pendidikan Anti korupsi di Sekolah

Guru adalah garda depan dari proses pendidikan, maka selayaknyalah guru menjadi teladan (digugu dan ditiru). Selain sebagai teladan, guru juga mempunyai tugas penting sebagai motivator. Dalam Pendidikan Anti Korupsi guru berperan dalam:

a. Mengenalkan fenomena korupsi, esensi, alasan, dan konsekuensinya

b. Mempromosikan sikap intoleransi terhadap korupsi

c. Mendemontrasikan cara memerangi korupsi (sesuai koridor anak)

d. Memberi kontribusi pada kurikulum standar dengan:

e. Penanaman nilai-nilai

f. Penguatan kapasitas siswa (seperti: berpikir kritis, tanggungjawab, penyelesaian konflik, memanage dirinya sendiri, dalam berkehidupan sosial disekolah-masyarakat- lingkungan, dll) dengan menghayati dan melaksanakan tugas ini, Indonesia akan menjadi negara besar dan bersih, serta makmur dibawah pimpinan murid-murid yang telah di didik sedemikian rupa)

KESIMPULAN

Page 11: Korupsi

Korupsi adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.

Faktor-faktor timbulnya Korupsi :

Rakyat yang cuek, tidak tertarik, atau mudah dibohongi yang gagal memberikan perhatian yang cukup ke pemilihan umum.

Ketidakadaannya kontrol yang cukup untuk mencegah penyuapan atau "sumbangan kampanye".

Upaya dalam pemberantasan Korupsi :

1. Upaya pencegahan (preventif).2. Upaya penindakan (kuratif).3. Upaya edukasi masyarakat/mahasiswa.4. Upaya edukasi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).

Nilai-Nilai apa yang perlu ditanamkan sebagai tindak lanjut anti korupsi

Secara universal ada beberapa nilai yang dapat membentuk karakter anak menjadi lebih baik, seperti:

· Kejujuran

· Kepedulian dan menghargai sesama

· Kerja keras

· Tanggungjawab


Top Related