KONDISI TUTUPAN DAN KEANEKARAGAMAN TERUMBU KARANG
DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
Alya Nida Rahmadani
230210160055
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
2018
KONDISI TUTUPAN DAN KEANEKARAGAMAN TERUMBU KARANG
DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas laporan akhir
Praktik Kerja Lapang
Alya Nida Rahmadani
230210160055
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
2018
JUDUL :KONDISI TUTUPAN DAN KEANEKARAGAMAN
TERUMBUKARANG DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA
PENULIS : ALYA NIDA RAHMADANI
NPM : 230210160055
Jatinangor, Desember 2018
Menyetujui,
Pembimbing
Mega Laksmini Syamsuddin S.Pi., MT., Ph.D
NIP. 197909162008012011
ABSTRAK
Alya Nida Rahmadani (Dibimbing oleh Mega laksmini Syamsudin S.Pi., MT.,
Ph.D). 2018.
Kondisi Tutupan dan Keanekaragaman Terumbu Karang Di Kepulauan
Karimunjawa
Keberadaan sumberdaya alam maupun buatan di pulau-pulau di kawasan
Taman Nasional Karimunjawa sangat berperan sebagai salah satu sumber
ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Pengamatan
kondisi tutupan dan keanekaragaman terumbu karang sangat penting untuk
diketahui agar dalam pemanfaatan sumberdaya ke depannya perencanaan dan
pengelolaan dapat dirumuskan dengan lebih baik lagi. Praktek kerja lapang ini
dilaksanakan dalam rentang bulan Juni-Agustus bertempat di Balai Taman
Nasional Karimunjawa. Hasil pengambilan data di kawasan Taman Nasional
Karimunjawa menunjukkan tutpan karang berada pada kondisi sedang dan baik,
tertinggi ditemukan di Pulau Katang sedangkan yang terendah terdapat di daerah
Dermaga Siginjai. Nilai Indeks Keanekaragaman (H’) berkisar 1.8361 - 2.204
yang berarti keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah individu tiap jenis
sedang, kestabilan komunitas sedang, dan tekanan ekologi sedang.
Kata kunci: Karimunjawa, keanekaragaman, tutupan karang
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Kerja Lapang dengan judul “Kondisi Tutupan dan Keanekaragaman Terumbu
Karang di Kepulauan Karimun Jawa”. Saya mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
menyusun laporan Praktek Kerja Lapang ini. Terlebih saya ucapkan terimakasih
kepada :
1. Dr. Ir. Yudi Nurul Ihsan M.Si. selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan,
2. Mega Laksmini Syamsuddin S.Pi., MT., Ph.D selaku Ketua Program Studi
Ilmu Kelautan sekaligus wali dosen dan pembimbing yang senantiasa
memberikan bimbingan serta dukungan selama penulisan laporan,
3. Pak Kristiawan dan Pak Endang selaku pembimbing lapangan yang telah
memberikan pembimbingan dan pengarahan selama Praktek Kerja Lapang
Berlangsung,
4. Agus Prabowo, S.H., M.Si. selaku Kepala Balai Taman Nasional
Karimunjawa,
5. Bapak Sutris Haryanta, S.H. selaku Kepala STPN Wil. II Karimunjawa
6. Staff, PEH, dan POLHUT Balai Taman Nasional Karimunjawa,
7. Tim PKL Program Studi Ilmu Kelautan, Yeni Mulyani, S. Si, M.Si,; Ibnu
Faisal S.Kel.,M.T., yang telah memberikan pengarahan, pembekalan
materi sebelum pelaksanaan PKL, dan bimbingan penulisan laporan PKL,
8. Teman-teman sekelompok Mya, Ilma, Ghinna, Raka, Agil, Arief, dan
Raka yang telah menemani saya dalam suka dan duka selama di lapangan,
9. Semua pihak yang turut membantu dalam Praktek Kerja Lapang ini yang
tidak bisa saya sebut satu persatu.
ii
Perlu disadari bahwa dengan segala keterbatasan, laporan Praktek Kerja
Lapang ini masih jauh dari sempurna, sehingga masukkan dan kritik kostruktif
sangat saya harapkan demi sempurnanya laporan ini.
Jatinangor, Desember 2018
Alya Nida Rahmadani
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapang ........................................................................ 3
1.3 Ruang Lingkup .............................................................................................. 3
1.4 Tempat dan Waktu Kegiatan ......................................................................... 4
BAB II PROFIL INSTANSI .............................................................................. 5
2.1 Balai Taman Nasional Karimunjawa .............................................................. 5
2.2 Tugas Pokok dan Fungsi ................................................................................ 6
2.3 Struktur Organisasi ......................................................................................... 8
BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................ 10
3.1 Alat dan Bahan ............................................................................................ 10
3.2 Metode Penelitian ........................................................................................ 10
3.3 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 11
3.2.1 Pengamatan Terumbu Karang ........................................................... 11
3.2.2 Analisa Data ...................................................................................... 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 13
4.1 Hasil ............................................................................................................. 13
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 15
iv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 20
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 20
5.2 Saran ............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 21
KESAN DAN PESAN ....................................................................................... 22
LAMPIRAN ...................................................................................................... 23
v
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1 Zonasi Taman Nasional Karimun Jawa 6
2 Struktur Organisasi 9
3 Tahapan Penelitian 11
4 Grafik Persentase Tutupan Terumbu Karang pada
Plot 1 15
6 Grafik Persentase Tutupan Terumbu Karang pada
Plot 2 16
7 Grafik Persentase Tutupan Terumbu Karang pada
Plot 3 16
7 Grafik Persentase Tutupan Terumbu Karang pada
Plot 4 17
vi
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
1 Luas Kawasan Taman Nasional Karimunjawa 4
2 Alat dan Bahan 9
3 Kriteria Penilaian Kondisi Terumbu Karang
Berdasarkan Persentase Penutupan Bentuk
Pertumbuhan Karang
12
4 Persen tutupan karang pada plot yang diamati 16
5 Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener 17
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1 Dokumentasi Kegiatan 23
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktek kerja lapang (PKL) adalah kegiatan akademik yang dilakukan oleh
mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang berbentuk praktek
kerja yang menekankan aspek kognitif dan psikomotorik dalam bidang
perikanan dan kelautan. Waktu PKL minimal selama 22 hari dengan 8 jam
kerja setiap harinya. Mitra PKL adalah tempat dimana mahasiswa melakukan
praktek kerja. Mitra ini bisa didapatkan dari instansi yang telah bekerjasama
dengan FPIK atau instansi lain yang sesuai dengan bidang kajian mahasiswa.
Dengan adanya kegiatan PKL diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk
menambah pengetahuan, keterampilan serta pengalaman kerja yang tidak
diperoleh selama kuliah. Selain itu juga peranan PKL dapat melatih
mahasiswa untuk berpartisipasi dan berinteraksi aktif dalam suatu lembaga,
memahami segala struktur organisasi yang ada dalam suatu lembaga,
menggali semua ilmu yang ada, serta mendapatkan pengalaman praktis di luar
kegiatan perkuliahan.
Diharapkan setelah melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang ini
mahasiswa Ilmu Kelautan dapat lebih mengenal pekerjaan yang ada di
berbagai instansi, melatih kerjasama tim dan sosialisasi, melatih mahasiswa
untuk membuat laporan terstruktur, dan menambah wawasan dalam bidang
kelautan.
Terumbu karang sebagai suatu ekosistem merupakan kelompok organisme
yang hidup di dasar perairan dan berupa bentuk batuan gamping (CaCO3)
yang cukup kuat menahan gelombang laut. Terumbu karang terbentuk melalui
proses yang lama dan kompleks, dimulai dari terbentuknya endapan masif
kalsium karbonat yang dihasilkan oleh hewan karang filum Cnidaria, kelas
anthozoa, ordo Sclerectinia dengan sedikit tambahan alga berkapur dengan
2
organisme lain yang juga menghasilkan kalsium karbonat yang disebut
terumbu (Mellawati, 2012).
Menurut Nybakken (1992), terdapat dua kelompok karang yang berbeda,
yang satu dinamakan ahermatipik dan yang lainnya hermatipik. Karang
ahermatipik ditemukan di seluruh dunia sedangkan karang hermatipik hanya
ditemukan di wilayah tropis dan karang bentuk inilah yang membentuk
terumbu. Penyusun utama ekosistem ini adalah hewan karang dari golongan
Coelenterata, yang merupakan struktur di dasar laut berupa deposit kalsium
karbonat di laut. Pertumbuhan karang dipengaruhi oleh faktor abiotik dan
biotik. Faktor abiotik dapat berupa intensitas cahaya, lama penyinaran, suhu,
nutrisi, dan sedimentasi. karang dapat beradaptasi dalam perairan yang miskin
nutrien namun tidak dapat beradaptasi terhadap kenaikan jumlah nutrien yang
terjadi secara mendadak. Faktor biotik meliputi predasi, kompetisi, agresi
karang lain, dan lainnya.
Kepulauan Karimunjawa secara administratif masuk ke dalam wilayah
kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah.
Kepulauan Karimunjawa terletak di sebelah Barat Laut kota Jepara dengan
jarak sekitar 45 mil laut atau 83 km. Berbagai aktifitas manusia dalam
pemanfaatan sumberdaya alam di kepulauan Karimunjawa yang telah ada
yaitu kegiatan konservasi, kegiatan penangkapan ikan, budidaya ikan kerapu,
budidaya rumput laut, wisata laut, transportasi laut, dan pemanfaatan lahan
(pulau) untuk pembangunan penginapan resort, cottage, hotel. Adanya
berbagai pemanfaatan tersebut ternyata berpotensi merusak ekosistem terumbu
karang, dan selanjutnya berpengaruh terhadap menurunnya potensi perikanan
karang, sehingga hasil tangkapan ikan oleh nelayan juga berkurang dari tahun
ke tahun. Dengan semakin meningkatnya laju pertambahan penduduk
Karimunjawa dan kebutuhan pembangunan, maka kebutuhan akan
pemanfaatan sumberdaya laut juga linier meningkat dari tahun ke tahun,.
Ekosistem terumbu karang di Taman Nasional Karimun Jawa terdapat tiga
tipe terumbu karang, yaitu terumbu karang pantai (fringing reef), penghalang
3
(barrier reef), dan beberapa taka (patch reef). Manfaat ekosistem terumbu
karang di Taman Nasional Karimun Jawa adalah sumber perikanan tangkap
dan pencegah abrasi pantai.
Keberadaan ekosistem terumbu karang di Taman Nasional Karimun Jawa
menghadapi tekanan berupa aktifitas manusia seperti penangkapan ikan
dengan potassium sianida, bom ikan, penggunaan jaring cantrang,
penambangan karang, dan wisatawan yang menginjak karang. Sedimentasi
akibat run-off dan global warming juga menjadi ancaman besar bagi
ekosistem terumbu karang di Taman Nasional Karimun Jawa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tutupan terumbu karang
dan keanekaragaman jenis karang yang terdapat di kawasan Taman Nasional
Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
1.2 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapang ini adalah
1. Menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam bidang kelautan
terutama di bidang konservasi terumbu karang.
2. Menambah pengalaman kerja di dalam bidang kelautan terutama di bidang
konservasi terumbu karang.
3. Mempelajari secara lebih lanjut mengenai pengambilan data tutupan
karang dan kegiatan lapangan
1.3 Ruang Lingkup
Ruang Lingkup kegiatan meliputi mempelajari dan mengetahui cara yang
baik dan benar dalam pengambilan data tutupan karang menggunakan metode
Line Intercept Transect (LIT), pengolahan data tutupan karang dan
keanekaragamannya menggunakan Microsoft Excel, dan kegiatan survey
lapangan lainnya.
4
1.4 Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan selama 30 (tiga
puluh) hari terhitung dari tanggal 16 Juni – 14 Agustus 2018. Kegiatan PKL
ini bertempat di Balai Taman Nasional Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah.
5
BAB II
PROFIL INSTANSI
2.1 Balai Taman Nasional Karimunjawa
Taman Nasional Karimunjawa secara geografis terletak pada koordinat
5°40’39”- 5°55’00” LS dan 110°05’ 57”-110°31’ 15” BT. Dalam Surat Keputusan
Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 78/Kpts-II/1999 tanggal 22 Februari
1999 dinyatakan bahwa kawasan Cagar Alam Karimunjawa dan sekitarnya yang
terletak di Kabupaten Dati II Jepara Propinsi Dati I Jawa Tengah ditetapkan
menjadi Taman Nasional dengan nama Taman Nasional Karimunjawa dengan
luasan kawasan adalah 111.625 hektar dengan rincian sebagaimana tercantum
dalam Tabel dibawah ini.
Tabel 1. Luas kawasan Taman Nasional Karimunjawa
KAWASAN LUAS
(hektar)
Wilayah daratan di Pulau Karimunjawa yang berupa ekosistem hutan
hujan tropis dataran rendah 1.285,50
Wilayah daratan di Pulau Kemujan yang berupa ekosistem hutan
mangrove 222,20
Wilayah perairan Dalam perkembangannya kawasan ini ditetapkan
sebagai kawasan pelestarian alam (KPA) berdasarkan Surat
Keputusan Menhut No. 74/Kpts-II/2001 tanggal 15 Maret 2001.
110.117,30
Total Luas Kawasan 111.625,00
Undang-Undang No.5 tahun 1990 tentang Konservasi sumber Daya Alam
dan Ekosistemnya mendefinisikan taman nasional sebagai Kawasan Pelestarian
Alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, pariwisata dan rekreasi. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal
6
PHKA No. SK 28/IV-SET/2012 tentang Zonasi Taman Nasional Karimunjawa,
saat ini terdapat 9 (sembilan) zona dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa
seperti yang ditampilkan pada Gambar. 1.
Gambar 1. Peta Zonasi Taman Nasional Karimunjawa
Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) merupakan salah satu kawasan
pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi
untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,
pariwisata dan rekreasi.
2.2 Tugas Pokok dan Fungsi
Taman Nasional Karimunjawa pertama kali ditetapkan sebagai Unit
Pelaksana Teknis Balai Taman Nasional Karimunjawa berdasarkan SK Menteri
Kehutanan No. 185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997 bersama dengan 22
Taman Nasional dan 12 Unit Taman Nasional di seluruh Indonesia. Tugas pokok
dan fungsi dijabarkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
7
No. P.07/MenLHK/Setjen/OTL.1/1/2016 tanggal 10 Februari 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional.
1. Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional melakukan penyelenggaraan
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dan pengelolaan
kawasan taman nasional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Dalam melaksanakan tugas, Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional
menyelenggarakan fungsi Penataan zonasi, penyusunan rencana kegiatan,
pemantauan dan evaluasi pengelolaan kawasan taman nasional;
2. Pengelolaan kawasan taman nasional;
3. Penyidikan, perlindungan, dan pengamanan kawasan taman nasional;
4. Pengendalian kebakaran hutan;
5. Promosi, informasi konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya;
6. Pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya;
7. Kerja sama pengembangan konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya serta pengembangan kemitraan;
8. Pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan taman nasional;
9. Pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata alam;
10. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai
ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan
rekreasi.
Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
bertujuan untuk mengawetkan keanekaragaman tumbuhan dan satwa dalam
rangka mencegah kepunahan spesies, melindungi sistem penyangga kehidupan,
dan pemanfaatan keanakeragaman hayati secara lestari. Taman nasional dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan:
1. Penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;
2. Pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam;
8
3. Penyimpanan dan/atau penyerapan karbon, pemanfaatan air serta energi air,
panas, dan angin serta wisata alam;
4. Pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar;
5. Pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya;
6. Pemanfaatan tradisional.
2.3 Struktur Organisasi
Tahun 1997, Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibentuk Untuk melakukan
pengelolaan kawasan Taman Nasional, dengan SK Menteri Kehutanan Nomor:
185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997. Sejak tanggal 10 Juni 2002 berubah
menjadi Balai Taman Nasional Tipe C setingkat Eselon III, sesuai dengan SK
Menhut No. 6186/Kpts-II/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman
Nasional. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.03/Menhut-II/2007
tanggal 1 Februari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Taman Nasional berubah menjadi Balai Taman Nasional Tipe B yang terdiri dari
Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I dan II serta
Kelompok Jabatan Fungsional dengan tugas pokok melakukan penyelenggaraan
konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dan pengelolaan kawasan
taman nasional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Balai Taman Nasional Karimunjawa dipimpin oleh seorang Kepala Balai
Taman Nasional (Eselon III. A), sebagaimana terlihat pada struktur organisasi,
dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Eselon IV.A) dan Kepala Seksi
Pengelolaan Taman Nasional I dan II (Eselon IV.A) serta kelompok fungsional
(Dephut 2007)
9
Gambar 2. Struktur Organisasi Balai TN Karimunjawa
Kepala Balai TN
Karimunjawa
Agus Prabowo, S.H., M.Si.
Kepala Subbag Tata Usaha
Drs. Himawan Gunadi
Kepala SPTN Wil. I Kemujan
Iwan Setiawan, S.H.
Kepala SPTN Wil. II
Sutris Haryanta, S. H.
Kelompok Jabatan Fungsional
10
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengambilan data kondisi
tutupan dan keanekaragaman terumbu karang, antara lain:
No Alat Fungsi
1 Alat dasar selam (Masker, Snorkel, Fins) Alat bernafas dan
gerak dalam air
2 Underwater paper Untuk menulis
dibawah air
3 Pensil Untuk menulis
dibawah air
4 Rollmeter Untuk membuat
transek garis
5 Global Positioning System (GPS) Untuk melihat
koordinat pengambilan
data
6 Kamera Bawah Air Untuk dokumentasi
3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk kegiatan PKL ini yaitu metode
survey dengan mendapatkan data terumbu karang melalui pengamatan dan
pengukuran langsung di lapangan.
11
3.3 Prosedur Penelitian
Pelaksanaan pengambilan data dilakukan dalam beberapa tahap:
Pengumpulan data awal yang mencakup keadaan kawasan pantai, tutupan
terumbu karang.
Analisis data untuk menghitung persen tutupan terumbu karang dan
keanekaragamannya di kawasan Kepulauan Karimunjawa yang menghasilkan
data Kondisi tutupan dan keanekaragamannya.
Gambar 3. Tahapan Penelitian
3.3.1 Pengamatan Terumbu Karang
Metode yang digunakan dalam Monitoring Terumbu Karang
adalah Metoda Transek Garis (Line Intercept Transect, UNEP, 1993;
AZHAR, 1994 dan ADRIM et al, 1993).
Tahapan metode transek garis sebagai berikut:
1. Tentukan lokasi monitoring menggunakan GPS
2. Buat transek pada kedalaman reef crest 2-3 m sepanjang 50 m dan
diletakkan sejajar garis pantai
3. Pengambilan data
Koloni karang yang berada dibawah garis transek diukur
dengan mengikuti pola pertumbuhan koloni karang dengan
ketelitian mendekati 5 cm. Koloni karang yang telah diketahui
bentuk hidupnya (life form) langsung diukur dan dicatat sesuai
dengan format yang ada, sedangkan yang belum diketahui jenisnya
dibuatkan sampel atau gambarnya dengan kamera bawah air
kemudian dicocokkan dengan buku identifikasi karang. Dalam
12
survey ini, satu koloni karang dianggap sebagai satu individu
tersendiri.
3.3.2 Analisa Data
Data yang diperoleh selama pengamatan dimasukkan kedalam
software Microsoft Excel. Data penutupan karang dapat dihitung
dengan persamaan (UNEP, 1993):
Data kondisi persentase penutupan karang yang diperoleh
dikategorikan berdasarkan (PHKA, 1999) seperti disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Kriteria Penilaian Kondisi Terumbu Karang Berdasarkan
Persentase Penutupan Bentuk Pertumbuhan Karang (PHKA, 1999)
No Persentase Penutupan Kriteria
1 0 - 25 Rusak
2 25 - 50 Sedang
3 50 - 75 Baik
4 76 - 100 Sangat Baik
Dari data panjang taxon dilakukan penghitungan Indeks
Keanekaragaman dengan menggunakan software Microsoft Excel, yaitu
menggunakan Indeks Shannon-Wiener sebagai berikut:
∑
ni = Persentase penutupan karang
li = Panjang total jenis bentuk pertumbuhan karang
L = Panjang garis transek
H’= Indeks keragaman Shannon-Wiener
ni= Jumlah individu terumbu karang jenis ke-i
n=Jumlah total individu seluruh jenis
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada hari pertama sampai di Semarang, kami sekelompok melaksanakan
presentasi awal di Kantor Balai Taman Nasional Karimunjawa yang terletak di
Jalan Sinar Waluyo Raya No.248, Kedungmundu, Tembalang, Kota Semarang,
Jawa Tengah. Kami menjelaskan topik masing-masing individu kepada
perwakilan balai. Setelah itu, kami dibagikan SIMAKSI (Surat izin masuk
kawasan konservasi) dan langsung melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Kartini
di Jepara menggunakan travel. Keesokan harinya, kami menyebrang dari Jepara
menggunakan kapal Siginjai ke Pulau Karimunjawa selama 6 jam.
Minggu pertama kegiatan saya dan kelompok di Balai Taman Nasional
Karimunjawa kebanyakan meliputi studi literatur dan sudah memulai proses
pengambilan data. Kami juga diajak ke PSA (Penangkaran Semi-Alami) Penyu.
Minggu kedua di Karimunjawa, saya dan kelompok masih belum mendapat
pembimbing lapangan karena kebetulan kebanyakan staff BTNKJ sedang
melaksanakan Uji Kompetensi di Semarang. Di minggu kedua ini, kami
melakukan Coastal Clean-up di pantai pancuran dan PSA. Kami juga pergi ke
trekking mangrove di Kemujan untuk pengambilan data mangrove. Selama
disana, saya juga ikut membantu mas jamal, fish enumerator dari Wildlife
Conservation Society (WCS) untuk mendata hasil tangkapan nelayan setempat
dari minggu kedua sampai minggu ketiga akhir saya disana.
Minggu ketiga dan keempat, kami membantu di acara gabungan BTNKJ dan
WCS untuk melakukan Underwater Coastal Clean-up (UCCU) yang merupakan
kegiatan rutin yang diadakan komunitas masyarakat setempat. Kami juga diajak
melakukan pendataan wisatawan sebanyak 2 kali, yang pertama dilakukan
menggunakan kapal, kami bertanya kepada wisatawan yang sedang snorkeling
atau sedang berada di pulau lain.
14
Yang kedua kali, kami melakukan pendataan wisatawan yang berada di
destinasi wisata di dalam Pulau Karimunjawa seperti Pantai Pancuran, Pantai
Sunset, Pantai Tanjung Gelam, Pantai Batu Topeng, Trekking Mangrove
Kemujan, dan Makam Sunan Nyamplungan. Di penghujung minggu keempat,
kami mempresentasikan hasil pengambilan data kami kepada Balai. Setelah
dinyatakan selesai menjalankan Praktek Kerja Lapang di Balai Taman Nasional
Karimunjawa, kami memutuskan untuk pulang pada tanggal 14 Agustus.
15
4.2 Pembahasan
Kegiatan pengambilan data dilaksanakan sebanyak 4 kali yang berlokasi
pada 4 plot yang berbeda. Metode yang digunakan pada keempat plot tersebut
merupakan metode Line Intersect Transect (LIT) sepanjang 50 m.
Plot 1 yang berlokasi di Dermaga Siginjai memiliki persen tutupan karang
pada angka 26.55% yang berarti masuk kedalam kondisi sedang. Pada plot 1 life
form karang yang ditemukan antara lain Acropora Branching (ACB), Acropora
Submasive (ACS), Acropora Digitate (ACD), Acropora Tabulate (ACT), Coral
Heliopora (CHL), Coral Massive (CM), Coral Mushroom (CMR), dan Coral
Branching (CB). Pada plot 1, terdapat banyak bulu babi yang mengindikasikan
perairan yang tercemar. Bulu babi memiliki sensivitas tinggi terhadap logam
berat. Keberadaannya yang melimpah menunjukkan bahwa laut sudah tercemar.
Gambar 4. Grafik persentase tutupan terumbu karang pada Plot 1
Plot 1 Dermaga Siginjai
Karang Hidup (26.55%)
DC (9.58%)
DCA (11.36)
Rubble (25.6%)
Abiotik (26.91%)
16
Begitu juga pada plot 2 yang berlokasi di Pantai Pancuran yang memiliki
persen tutupan karang pada angka 31.18% yang berkondisi sedang. Pengambilan
data dilakukan pada kedalaman 1 – 3 meter.
Gambar 5. Grafik persentase tutupan terumbu karang pada Plot 2
Plot 3 yang berada di perairan Pulau Nyamuk memiliki kondisi tutupan
karang yang baik yaitu pada angka 65.04%. Pengambilan data dilakukan pada
kedalaman 1 – 3 meter.
Gambar 6. Grafik persentase tutupan terumbu karang pada Plot 3
Plot 2 Pantai Pancuran
Karang Hidup(31.18%)DC (16.24%)
DCA (12.44%)
Rubble (14.32%)
Abiotik (26.91%)
Plot 3 Pulau Nyamuk
Karang Hidup (65.04%)
DC (16.24%)
DCA (12.44%)
Rubble (14.32%)
Abiotik
17
Plot 4 berlokasi di perairan Pulau Katang memiliki kondisi tutupan karang
yang baik persen tutupannya berada pada angka 70.34% Pengambilan data
dilakukan pada kedalaman 1 – 3 meter.
Gambar 7. Grafik persentase tutupan terumbu karang pada Plot 4
Pada plot 1 dan 2 yang terletak di Dermaga Siginjai dan Pantai Pancuran,
banyak terumbu karang yang rusak diduga karena aktivitas wisatawan yang
sengaja maupun tidak menyentuh atau menginjak terumbu karang sehingga
banyak karang mati dan karang mati beralga. Pada plot 1, terdapat banyak bulu
babi yang mengindikasikan perairan yang tercemar. Bulu babi memiliki sensivitas
tinggi terhadap logam berat. Keberadaannya yang melimpah menunjukkan bahwa
laut sudah tercemar.
Plot 4 Pulau Katang
Karang Hidup (70.34%)
DC (6.56%)
DCA (1.86%)
Rubble (7.18%)
Abiotik (14.06%)
18
Kegiatan pengambilan data dilaksanakan sebanyak 4 kali yang berlokasi
pada 4 plot yang berbeda. Metode yang digunakan pada keempat plot tersebut
merupakan metode Line Intersect Transect (LIT) sepanjang 50 m. pada
kedalaman 1 – 3 m yang menghasilkan data tutupan terumbu karang seperti
ditampilkan pada Tabel. 3.
Tabel 3. Persen tutupan pada semua plot
Jenis Life
Form
I
(Dermaga
Siginjai)
II
(Pantai
Pancuran)
III
(Pulau
Nyamuk)
IV
(Pulau
Katang)
Karang
Hidup
Acropora ACB
ACT
ACD
ACS
ACE
2.4
4.28
3.74
1.28
-
7.82
-
4.84
3.36
-
3.78
8.22
6.44
-
5
9.12
11.2
10.04
-
4.94
Non-
Acropora
CHL
CM
CMR
CB
CS
CE
1.16
8.12
1.59
3.98
-
-
-
5.7
1.48
5.66
2.32
-
-
20.58
1.24
6.04
2.18
4.06
-
13.82
2.78
7.64
2.76
-
Total Karang Hidup 26.55 31.18 65.04 70.34
Karang
Mati
DC
DCA
R
9.58
11.36
25.6
16.24
12.44
14.32
8.02
-
5.52
6.56
1.86
7.18
Tota 46.54 43 13.54 15.6
Abiotik Sand
Rock
18.08
-
18.36
-
2.56
1.08
7.52
-
Fauna
Lain
SC
A
BB
1.9
4.69
2.24
1.4
5.86
0.2
1.8
-
2.44
5.4
-
1.14
Total Abiotik dan Fauna lain 26.91 25.82 7.88 14.06
19
Menurut Birkeland (1997) dalam Purnomo W. P. et al. (2008), kematian
karang dapat disebabkan oleh aspek fisik dan kimiawi, pada aspek fisik kematian
atau kerusakan terumbu karang terjadi karena terkena hantaman gelombang besar
yang dapat memporak porandakan terumbu karang, sedangkan dari aspek kimiawi
adalah adanya polutan dari aktivitas manusia didarat yang menyebabkan
eutrofikasi, sedimentasi, polusi serta masuknya air tawar yang berlebihan dari
darat karena terjadinya erosi melalui proses run-off.
Tabel 4. Indeks Keragaman Shannon-Wiener
Plot H’
1 (Dermaga Siginjai) 1.92754
2 (Pantai Pancuran) 1.8361
3 (Pulau Nyamuk) 2.204
4 (Pulau Katang) 2.1349
Pada semua plot, dapat dilihat bahwa nilai Indeks Keanekaragamannya
berada dalam angka 1-3 yang berarti keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah
individu tiap jenis sedang, kestabilan komunitas sedang, dan tekanan ekologi
sedang.
Tekanan ekologi yang dimaksud, meliputi aktivitas manusia seperti
pariwisata atau kegiatan nelayan, gelombang besar, polusi, pengasaman air laut,
atau terjadinya erosi.
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengambilan data dan pembahasan tersebut, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengetahuan dan wawasan mahasiswa bertambah dalam bidang
konservasi kelautan terutama dalam pengambilan data tutupan
terumbu karang menggunakan metode Line Intercept Transect
(LIT) dan kegiatan survey di lapangan
2. Pengalaman kerja di dalam bidang konservasi kelautan bertambah
terutama di bidang terumbu karang
3. Mahasiswa lebih mengerti mengenai pengambilan data tutupan
terumbu karang menggunakan metode Line Intercept Transect
(LIT) dan kegiatan survey di lapangan
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan mengenai pengambilan data dan
kegiatan PKL Agar hasil yang didapat lebih akurat antara lain,
1. Dibutuhkan perbandingan horizontal (kedalaman) untuk
pengukuran kondisi terumbu karang yang lebih valid
2. Perlu dilakukan pengukuran parameter fisik dan kimia agar data
lebih valid
21
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang, 2004. Identifikasi Potensi Ekosistem Biota Laut Kepulauan
Karimunjawa. Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Jawa
Tengah.
English S., C. Wilkinson and V. Baker. 1994. Survey Manual for Tropical Marine
Resources. Australian Institute of Marine Sciences, Townsville.
Mellawati, J., Susiati, H., SBS, Y. 2012. Pemetaan Awal Terumbu Karang Di
Ekosistem Pantai Sekitar Calon Tapak Pltn Bangka Selatan.
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir V, Pusat
Pegembangan Energi Nuklir. Badan Tenaga Nuklir Nasional,
Jakarta.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Purnomo, W. P. dan M. Mahmudi. 2008. Kondisi Terumbu Karang di Kepulauan
dalam Kaitannya dengan Gradasi Kualitas Perairan. Oseana,
Volume II. No. 2.
Suharsono, 1994. Metode penelitian terumbu karang. Pelatihan metode penelitian
dan kondisi terumbu karang. Materi Pelatihan Metodologi
Penelitian Penentuan Kondisi Terumbu Karang
Suharsono, 1996. Jenis-jenis karang yang umum dijumpai di perairan Indonesia.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian dan
Pengembagan Oseanologi. Proyek penelitian dan Pengembangan
daerah Pantai
22
KESAN DAN PESAN SELAMA PKL
Pada hari-hari di minggu pertama PKL sebenarnya saya sudah merasa
homesick, kangen bandung dan segala isinya. Tapi, semakin hari saya malah
merasa semakin betah tinggal di Karimunjawa. Mungkin karena saya bersama
teman teman sekelompok saya dan karena keramahan Staff Balai Taman
Nasional, PEH, POLHUT, dan warga sekitar yang membuat saya semakin
nyaman berada di sana.
Di awal pengambilan data saya sempat merasa bingung karena materi
tentang karang dan cara pengambilan datannya yang saya ketahui masih sangat
minim. Dengan modal membaca beberapa jurnal, buku dan banyak bertanya ke
orang orang yang mengerti tentang karang akhirnya saya mencoba mengambil
data tutupan karang. Alhamdulillah kegiatan pengambilan data berjalan lancar
dari stasiun 1 sampai dengan stasiun 4.
Saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak Balai Taman
Nasional Karimunjawa dan pihak pihak terkait yang sudah membantu saya dan
kelompok dalam menjalankan Praktek Kerja Lapang selama 30 hari disana.
Karimunjawa sangat berkesan, saya dan teman-teman pasti akan kembali kesana
lagi suatu hari nanti. Sekali lagi, terimakasih.
23
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan
Perkenalan dan presentasi awal di
Kantor Taman Nasional Karimunjawa,
Semarang
Presentasi Akhir di Balai Taman
Nasional Karimunjawa STPNW II
Proses pengambilan data tutupan
karang
Perjalanan menuju Pulau Nyamuk
untuk kegiatan balai Monitoring
Nelayan sekaligus pengambilan data
mahasiswa
24
Saat tiba di Pulau Nyamuk
Suasana di Kantor Balai Taman
Nasional Karimunjawa
Saat membatu kegiatan Balai Taman
Nasional untuk Monitoring Wisatawan
Saat membantu Mas Jamal, Fish
Enumerator dari WCS setempat
25
Coral Mushroom
(CMR)
Acropora Tabulate
(ACT)
Coral Branching
(CB)
Acropora Encrusting
(ACE)
26
Coral Foliose
(CF)
Diadema antillarum
Anemon