BAB I
PENDAHULUAN
A. Potensi Unggulan
Kabupaten Gungkidul merupakan salah satu wilayah yang digunakan sebagai lokasi
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Visi
Kabupaten Gunungkidul ialah “Gunungkidul yang berdayasaing, maju, mandiri, dan
sejahtera tahun 2025” (Diambil dari www.gunungkidulkab.go.id tanggal 18 April 2013).
Visi tersebut merupakan sumber motivasi bagi seluruh masyarakat dan jajaran pemerintah.
Dalam visi tersebut terdapat kata mandiri dan sejahtera.
Secara umum kondisi alam di wilayah Desa Dadapayu Kecamatan Semanu
Kabupaten Gunungkidul adalah dataran tinggi kawasan karst Gunungsewu dengan pola
muka bumi berbukit-bukit. Karakteristik tanah berstruktur keras, berwarna kemerahan,
kandungan air rendah, dan didominasi lahan pertanian dan perkebunan tadah hujan (Dimas
Aditya Hariyadi, 2012: 3). Sesuai dengan kondisi alamnya, budidaya pertanian dan
peternakan merupakan matapencaharian utama masyarakat di Desa Dadapayu Kecamatan
Semanu. Dalam satu tahun hanya bisa menanam 2 dua kali dengan cara tumpang sari karena
ketergantungan pada curah hujan. Cara penanaman tumpang sari yang disukai oleh
masyarakat petani Gunungkidul adalah dengan mengkombinasikan antara polowijo dan padi
lahan kering (gogo rancah). Pada musim tanam pertama biasanya tanaman yang ditanam
adalah padi, kacang tanah, jagung dan singkong, yang setelah berumur 3-4 bulan padi,
kacang dan jagung dapat dipanen berurutan. Kemudian pada musim tanam kedua padi,
kedelai dan jagung ditanam kembali yang 3-4 bulan kemudian panen, sedangkan tanaman
singkong dipanen setelah berumur 9-10 bulan.
Masyarakat tani Gunungkidul umumnya memanfaatkan padi berumur pendek dan
singkong untuk memenuhi kebutuhan primernya. Hasil pertanian lainnya, terutama jagung,
kedelai dan kacang tanah, biasanya dimanfaatkan sebagai komoditas perdagangan yang
diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sekundernya. Selain komoditas tersebut, masyarakat
tani Gunungkidul juga mengandalkan ternak (sapi dan kambing) sebagai cadangan untuk
1
memenuhi kebutuhan sekundernya (tabungan) serta memanfaatkan sebagai sumber tenaga
kerja maupun sumber pupuk organik.
Secara rasional kombinasi usaha di bidang pertanian dan peternakan bersifat saling
mendukung. Artinya, selain panen utama berupa hasil bersosok tanam, diperoleh pula hasil
sampingan yaitu bahan hijauan untuk pakan ternak yang melimpah. Sebaliknya, dari usaha
peternakan, secara primer menghasilkan keuntungan ekonomis dari penjualan ternak, dan
secara sekunder menghasilkan pupuk kandang yang sangat penting untuk meningkatkan
produksi pertanian. Kegiatan KKN-PPM ini merupakan program tahun ke dua, bermaksud
untuk memberikan sentuhan riil pemberdayaan usaha sektor pertanian dan peternakan
kepada masyarakat di lokasi KKN-PPM.
Potensi utama yang mendukung kegiatan KKN-PPM ini mencakup: (1) potensi
sumber daya manusia, (2) potensi sosial, (3) potensi ekonomi, (4) potensi alam, dan (5)
potensi kebijakan. Potensi sumber daya manusia ditunjukkan oleh data kependudukan
bahwa mayoritas penduduk bermatapencaharian sebagai petani lahan kering dengan
pekerjaan sambilan sebagai peternak. Potensi sosial ditunjukkan adanya etos kerja dan
semangat gotong royong yang tinggi. Potensi ekonomi, ialah bahwa usaha kecil di sektor
peternakan menjadi salah satu pendukung keberdayaan ekonomi masyarakat. Potensi alam
ditunjukkan ketersediaan lahan beserta berbagai tanaman yang melimpah untuk pakan
ternak, dan ketersediaan kotoran ternak sebagai bahan baku pupuk organik berkualitas.
Sedangkan potensi kebijakan, maksudnya adalah bahwa kegiatan ini sesuai dengan program
pemberdayaan oleh pemerintah desa, sehingga kegiatan ini akan memperoleh dukungan dari
pemerintah setempat.
Masalah utama yang saat ini dihadapi adalah tingginya ketergantungan masyarakat
terhadap pupuk kimia, sehingga selalu terjadi pemborosan dana untuk membeli pupuk pabrik
minimal dua kali pada satu musim tanam. Tingginya ketergantungan pakan ternak hijauan
sehingga setiap musim kemarau harus membeli pakan ternak dari daerah lain.
Ketergantungan pupuk kimia dan pakan hijauan ini mengakibatkan terbatasnya produktivitas
usaha pertanian dan peternakan. Para petani masih berusaha secara individual dan tradisional
dengan pengetahuan dan keterampilan yang terbatas, dan memandang usaha peternakan
2
hanya sebagai pekerjaan sambilan. Selain itu kandang ternak masih menyatu dengan rumah
penduduk, kotoran ternak belum diolah secara benar sehingga potensi pencemaran
lingkungan cukup tinggi. Keadaan seperti ini perlu diubah melalui penerapan pengetahuan,
keterampilan, dan teknologi tepat guna sehingga meningkatkan keberdayaan kelompok
sasaran. Dengan kata lain, perlu adanya intervensi untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam pembangunan dan pengembangan budidaya pertanian dan peternakan
yang berkelanjutan (sustainability development) di wilayahnya. Dalam kaitan ini,
pengembangan kemampuan dan keberdayaan masyarakat yang bergerak di sektor usaha kecil
bidang pertanian dan peternakan merupakan langkah pilihan yang strategis untuk membantu
meningkatkan pendapatan masyarakat.
Mengingat besarnya dukungan potensi unggulan sebagaimana diuraikan di atas, maka
transformasi masyarakat ke arah tercapainya pemberdayaan masyarakat pedesaan, khususnya
yang bergerak di sektor pertanian dan peternakan merupakan obsesi yang realistis.
Transformasi menuju tercapainya kemandirian dan keberdayaan masyarakat dilakukan
melalui upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan penerapan iptek tepat guna (EM-
4) dengan berbasis pada pada empat pilar utama, yakni: (1) Orientasi yang bertumpu
bertumpu perubahan perilaku (attitude); (2) Orientasi pengelolaan oleh masyarakat sendiri
(self community management), (3) Orientasi inovasi dan kreativitas masyarakat
(entrepreneurship), dan (4) Orientasi peran aktif mahasiswa dan Dosen Pembimbing
Lapangan KKN dalam kebersamaan dengan masyarakat (working with community).
B. Usulan Penyelesaian Masalah dan Cara Pemberdayaan Masyarakat
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penyelesaian masalah yang diusulkan
melalui kegiatan KKN-PPM ini adalah Pemberdayaan Masyarakat menuju Kemandirian
Pengadaan Pupuk dan Pakan Ternak dengan Aplikasi Teknologi EM-4 di Desa Dadapayu,
Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Darmawan Soemantri (2007: vii)
menjelaskan, bahwa pemberdayaan adalah usaha meningkatkan kemampuan sumberdaya
manusia dalam menghadapi berbagai ancaman dan tantangan dalam hidupnya. Dalam
kegiatan ini, pemberdayaan masyarakat kelompok sasaran diupayakan dengan menerapkan
3
teknologi tepat guna dalam usaha pertanian dan peternakan. Abdul Kadir & Terra Ch.
Triwahyuni (2003: 22) mendeskripsikan peranan iptek, ”peranan iptek pada masa sekarang
tidak hanya diperuntukkan bagi organisasi, melainkan juga untuk kebutuhan perseorangan.
Bagi organisasi iptek dapat digunakan untuk keunggulan kompetitif, sedangkan bagi
perseorangan dapat digunakan untuk keunggulan pribadi.”
Secara lengkap usulan penyelesaian masalah dan cara pemberdayaan masyarakat dapat
dijabarkan sebagai berikut.
1. Pengorganisasian kelompok
Salah satu indikator pengelolaan usaha secara profesional adalah dengan penerapan sistem
pengorganisasian yang memadai. Selama ini usaha pertanian dan peternakan masih
individual, karena belum terbentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Masalah yang
muncul terkait dengan belum adanya KUBE ini, antara lain: kurangnya kesempatan saling
berbagi pengetahuan di kalangan petani, rendahnya perolehan informasi dari sesama
petani, dan adanya persaingan yang kurang sehat. Solusi mengenai permasalahan ini
adalah sebagai berikut.
(1) Mengidentifikasi dan menghimpun petani sebagai sasaran yang layak didampingi di
Desa Dadapayu, Semanu, Gunungkidul.
(2) Musyawarah warga untuk pembentukan KUBE, lengkap dengan susunan
pengurusnya.
(3) Pengarahan dan penjelasan program kerja kepada pengurus.
(4) Pelatihan administrasi dan manajemen usaha.
2. Sosialisasi metode pengadaan pupuk dan pakan ternak dengan aplikasi EM-4
Untuk meningkatkan kemandirian dan produktivitas pertanian dan peternakan, perlu
adanya penerapan teknologi tepat guna. Namun selama ini, petani di Desa Dadapayu
Gunungkidul masih melaksanakan kegiatan pertanian dan peternakan secara tradisional.
Pengetahuan tentang pengadaan pupuk organik dan pakan ternak juga masih minim.
Mereka mengandalkan pupuk kimia dan pakan hijauan, sehingga pada musim tanak petani
tidak berdaya menghadapi mahalnya harga pupuk pabrik, dan musim kemarau tidak
berdaya menghadapi kelangkaan pakan hijauan. Padahal di lokasi kegiatan KKN-PPM ini
4
tersedia begitu banyak bahan baku untuk dijadikan pupuk organik dan pakan ternak
bermutu, yaitu kotoran ternak yang memiliki unsur hara tinggi dan bahan pakan ternak
yang memenuhi kebutuhan protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Oleh
karena itu perlu langkah-langkah pemberdayaan dan pemecahan sebagai berikut.
a. Penyusunan modul praktis sebagai panduan aplikasi teknologi EM-4 untuk pengadaan
pupuk organik dan pakan ternak fermentasi.
b. Pemberian bantuan peralatan dan bahan untuk pengadaan pakan ternak dengan
teknologi EM-4.: Peralatan yang dibantukan berupa drum atau tong plastik, bak semen,
terpal plastik, ember, alat cingcang (golok) dan hand spayer. Sedang bahan-bahan
yang dibutuhkan EM-4, molase atau gula merah, air, dan dedak halus.
c. Pelatihan kepada para peternak dengan dikoordinasikan oleh pengurus kelompok.
Materi pelatihan meliputi teori dan praktik bertani dan beternak dengan teknologi EM-
4.
3. Penerapan (pembudayaan) Iptek dan pendampingan
Setelah memperoleh pelatihan, anggota kelompok sasaran memasuki suatu sistem
pertanian dan peternakan dengan kultur baru, yaitu dengan menerapkan teknologi. Agar
penerapan teknologi dapat efisien, maka kekompakan anggota perlu diutamakan. Hal ini
diperlukan sarana pertemuan yang betrsifat rutin. Selama ini, banyak terjadi masyarakat
memperoleh pelatihan, namun tidak menerapkan dan membudayakan pengetahuan baru
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Kegiatan pendampingan yakni bersama-sama masyarakat menerapkan pengetahuan
baru yang telah diperoleh, dan memberikan alternatif pemecahan masalah yang timbul
selama proses pendampingan.
b. Monitoring, yaitu melakukan monitoring keberlanjutan implementasi teknologi EM-4
dalam usaha pertanian dan petertnakan.
c. Mengefektifkan pertemuan anggota untuk saling berbagi pengalaman dalam penerapan
teknologi.
5
C. Metode yang Digunakan untuk Mengatasi Permasalahan
1. Metode pengorganisasian kelompok sasaran
a. Untuk mengidentifikasi dan menghimpun petani dan peternak sebagai sasaran
yang layak didampingi di Desa Dadapayu, Semanu, Gunungkidul dipercayakan
kepada para mahasiswa KKN-PPM yang berasal dari Jurusan Ilmu Administrasi
Negara, Ilmu Pendidikan, atau Jurusan Manajemen. Para mahasiswa dapat
melakukan observasi dan wawancara dengan menggunakan instrumen yang
relevan.
b. Untuk pelaksanaan musyawarah warga dalam rangka pembentukan paguyuban
atau kelompok, lengkap dengan susunan pengurusnya dipandang tepat
dipercayakan kepada para mahasiswa yang berasal dari jurusan pendidikan
administrasi, pendidikan kewarganegaraan dan hukum, dan pendidikan geografi.
Mahasiswa dari jurusan manajemen dapat melaksanakan workshop penyusunan
program kerja bagi para pengurus. Sedangkan untuk meningkatkan dan kesadaran
penanganan administrasi kelompok, mahasiswa dari jurusan pendidikan
administrasi, dan akuntansi dapat menyediakan contoh buku-buku perangkat
admionistrasi dan dilatih untuk penggunaannya.
c. Untuk meningkatkan produktivitas, perlu adanya penerapan iptek. Mahasiswa
dari jurusan Pendidikan Bahasa pantas dipercaya dalam penyusunan modul
praktis sebagai panduan penerapan teknologi EM-4 untuk pengadaan pupuk dan
pakan ternak alternatif.
d. Untuk pemberian bantuan peralatan, dapat merekrut mahasiswa dari Jurusan
Teknik Mesin, dan Mahasiswa Teknik Bangunan. Untuk penyiapan bahan cocok
diserahkan kepada mahasiswa dari Jurusan Biologi dan Kimia.
e. Untuk meningkatkan produktivitas dengan penerapan (pembudayaan) teknologi
EM-4 dapat diserahkan kepada para mahasiswa dari Jurusan Biologi, Fisika,
Geografi, Manajemen, dan Akuntansi. Untuk rintisan desain kandang komunal,
dipercayakan kepada mahasiswa dari Prodi Teknik Sipil dan Perencanaan.
6
Sedangkan kegiatan pendampingan, menjadi tanggungjawab semua mahasiswa
peserta KKN-PPM di lokasi tersebut.
D. Profil Kelompok Sasaran, Potensi, dan Permasalahan
Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah petani dan peternak di
lokasi KKN-PPM Desa Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul
(mencakup empat dusun, yaitu Dedelwetan, Mojo, Karangtengah, dan Nogosari). Para
petani ini berhimpun dalam KUBE. Deskripsi profil kelompok sasaran secara rinci
dikemukakan pada Tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1. Profil Kelompok Sasaran, Potensi, dan Permasalahan
No. Sasaran Potensi Permasalahan
1 Petani Ketersediaan SDM,Potensi Alam,Kegotong-royongan,Motivasi berusaha.
1) Bertani dengan cara tradisional, belum memperhatikan target produksi.
2) Tergantung pada pupuk kimia3) Belum menerapkan teknologi 4) Belum dimilikinya pengetahuan
tentang manajemen dan administrasi usaha
5) Belum tersedia buku panduan yang memudahkan untuk menerapkan teknologi tepat guna
1 Peternak Ketersediaan SDMPotensi AlamKegotong-royonganMotivasi berusaha
1) Beternak secara tradisional 2) Peternakan dipandang sekedar
sebagai usaha sambilan3) Belum menerapkan teknologi 4) Belum dimilikinya pengetahuan
tentang manajemen dan administrasi usaha
5) Belum berusaha secara terorganisir
7
6) Belum tersedia buku panduan yang memudahkan untuk menerapkan teknologi tepat guna
7) Belum terbangun kandang komunal sebagai sarana komunikasi antar anggota.
8
BAB II
TARGET DAN LUARAN
Target dan luaran dari kegiatan KKN-PPM ini merupakan suatu kondisi yang
diharapkan sebagai hasil musyawarah dari tim KKN-PPM dengan masyarakat sasaran, yaitu
petani dan peternak di Dusun Dedelwetan, Mojo, Karangtengah, dan Nogosari Desa
Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul.
A. Target Kegiatan KKN-PPM
Target kegiatan KKN-PPM dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
1. Meningkatnya kepedulian dan empati mahasiswa terhadap permasalahan ekonomi,
sosial dan budaya untuk dapat diangkat menjadi aset ekonomis sehingga dapat
meningkatkan pendapatan warga guna mencapai hidup yang lebih sejahtera.
2. Terjadinya kemitraan antarmahasiswa yang memiliki berbagai keterampilan
(manajemen, administrasi, akuntansi, geografi, biologi, fisika, kimia, teknik sipil dan
perencanaan, keolahragaan, dan sebagainya ) sehingga dapat terwujud kerjasama
yang baik untuk mengembangkan, memberdayakan, dan meningkatkan kemandirian
usaha peternakan sebagai salah satu pilar ekonomi keluarga.
3. Meningkatnya pengetahuan dan teknologi di kalangan masyarakat Desa Dadapayu
Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul yang berguna untuk meningkatkan
keberhasilan usaha pertanian dan peternakan, sehingga dapat menjadi aset ekonomi
yang terus mendapatkan kemanfaatan dari segi ekonomi, sosial, budaya, dan
kesejahteraan.
B. Luaran Kegiatan KKN-PPM
Secara rinci, indikator capaian produk atau luaran Program KKN yang dituju adalah
sebagai berikut.
9
a. Perbaikan sistem
1) Sistem usaha yang semula dikerjakan secara tradisional, diperbaiki mengarah
kepada usaha berbasis teknologi tepat guna.
2) Sistem pengelolaan yang semula bersifat individual, diperbaiki menjadi usaha
yang terorganisasi dalam sebuah kelompok usaha bersama (KUBE).
3) Administrasi dan manajemen usaha yang semula kurang diperhatikan, diperbaiki
ke arah terbentuknya sikap dan kecakapan berusaha yang didukung oleh perangkat
adminmistrasi yang relevan.
b. Peningkatan produksi
1) Jenis produk pertanian dan peternakan akan lebih bervariasi. Untuk pertanian tidak
saja mentargetkan hasil panen, tetapi juga pemasaran pupuk organic. Untuk
peternakan dari satu jenis produk yaitu penangkaran menjadi tiga jenis, yaitu
penangkaran, pembibitan, dan penggemukan, baik untuk ternak sapi maupun
kambing.
2) Kualitas produk pertanian dan peternakan akan meningkat berkaitan dengan
meningkatnya penguasaan teknologi.
3) Peningkatan produksi juga akan terjadi, sejalan dengan efisiensi waktu, tenaga,
dan sumber daya lainnya setelah penerapan teknologi Em-4.
c. Peningkatan partisipasi masyarakat
1) Dengan prinsip working with community, kegiatan KKN-PPM ini menjadi lebih
menarik dan memberdayakan, sehingga akan memperoleh dukungan dari
masyarakat.
2) Dengan penerapan teknologi EM-4, berarti memberikan kesempatan kepada
masyarakat umum untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tepat guna
yang sangat bermanfaat sebagai salah satu upaya peningkatan penghasilan
keluarga.
3) Kedatangan mahasiswa dan dosen pembimbing KKN-PPM, diharapkan
membawa ide-ide baru. Dengan adanya ide baru itu, maka akan menjadi daya tarik
10
kuat bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan program
kerja KKN-PPM.
d. Peningkatan swadana dan swadaya masyarakat
1) Masyarakat yang menjadi kelompok sasaran akan merasa terpanggil untuk
memberikan partisipasi berupa dana dan tenaga.
2) Usaha peternakan ini juga memberikan pembelajaran kepada masyarakat untuk
lebih mandiri, tidak mengandalkan bantuan dari pihak lain tetapi melatih secara
suka rela membudayakan swadana dan swadaya untuk berbagai kegiatan.
e. Peningkatan kualitas lingkungan hidup
1) Dengan adanya pengolahan kotoran ternak menjadi pupuk organik mendukung
program pelestarian lingkungan hidup.
2) Dengan semakin majunya usaha peternakan, keuntungan sekunder yang diperoleh
adalah ketersediaan pupuk organik yang sangat baik bagi usaha pertanian ramah
lingkungan.
11
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Untuk mengatasi permasalahan yaitu kurangnya kemandirian dan keberdayaan
masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan, rendahnya produktivitas usaha pertanian dan
peternakan, dan masih adanya pandangan bahwa peternakan hanya pekerjaan sambilan yang
dikerjakan asal-asalan, maka solusi yang ditawarkan adalah dengan kegiatan KKN-PPM
berbasis teknologi tepat guna (EM-4). Metode pelaksanaan kegiatan KKN-PPM ini
mencakup tiga tahapan yang berurutan, meliputi: (1) persiapan dan pembekalan; (2)
pelaksanaan; dan (3) Rencana keberlanjutan program. Ketiga tahapan ini merupakan satu
kesatuan yang membentuk sebuah metode, tidak boleh dibolak-balik urutannya. Artinya,
sebelum memasuki tahap pelaksanaan maka harus dilalui dulu tahapan persiapan dan
pembekalan. Untuk lebih jelasnya dapat diperinci ke dalam narasi berikut ini.
A. Tahap Persiapan dan Pembekalan
Pada tahap ini disusun mekanisme pelaksanaan kegiatan KKN-PPM. Langkah-langkah
operasional yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut.
a) Rapat koordinasi Dosen Tim Pembimbing KKN-PPM beserta jajaran pimpinan
LPPM UNY.
b) Menawarkan mata kuliah KKN-PPM kepada mahasiswa, dilakukan secara on-line .
c) Membuka pendaftaran calon peserta KKN-PPM
d) Menyusun proposal KKN-PPM
e) Mengurus surat izin dari pemerintah setempat (calon lokasi KKN-PPM)
f) Pembekalan DPL
g) Pembekalan mahasiswa
h) Survei lokasi
i) Penyusunan matrik program kerja KKN-PPM
Adapun materi pembekalan KKN-PPM yang perlu diberikan kepada mahasiswa ialah
sebagai berikut.
12
(1) Pemberdayaan masyarakat
(2) Administrasi dan manajemen kewirausahaan sektor peternakan
(3) KKN-PPM dan permasalahannya
(4) EM-4 sebagai teknologi tepat guna di sektor pertanian dan peternakan
(5) Teknik observasi, identifikasi potensi dan permasalahan masyarakat sasaran (Desa
Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul)
(6) Penyusunan program kerja KKN- PPM
(7) Pembuatan Laporan
(8) Tes pendalaman materi
Jadwal pelaksanaan pembekalan disusun dengan mengikuti pola 2-7-2 artinya 2 hari
pertemuan (teori), 7 hari observasi di sasaran, dan 2 hari pembimbingan penyusunan
program KKN PPM oleh DPL KKN-PPM. Jadwal pelaksanaan pembekalan dirinci dalam
tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Pembekalan
No Waktu Materi Penyaji Moderator
1 Hari ke 1
07.30 – 08.00 Pembukaan Jajaran Pimpinan LPPM
08.00 – 09.30 Pemberdayaan masyarakat Miftahudiin, M.Hum Eko Widodo, MPd.09.30 – 11.00 Administrasi dan manajemen
kewirausahaan sektor peternakan
Dr. Suranto, M.Si.
11.00 – 12.30 KKN-PPM dan permasalahannya
Tri Atmanto, M.Si
2 Hari Ke 207.30 – 08.00 Teknologi di sektor pertanian
dan peternakan Muttaqin, MT Dr. Suranto, MSi
08.00 – 09.30 Teknik observasi, identifikasi potensi dan permasalahan masyarakat sasaran
Hiryanto, MSi
09.30 – 11.00 Penyusunan program kerja KKN-PPM
Eko Widodo, MPd
11.00 – 12.30 Pembuatan laporan KKN-PPM
Eko Widodo, MPd
12.30 – 13.30 Pendalaman Materi Tim3 Hari ke 3 - 10 Pendalaman materi (tes) Tim
Observasi sasaran DPLLatihan menyusun program DPL
13
kerja KKN PPM 4 Hari ke 11-12 Upacara pelepasan KKN
PPMKetua LPM, tim, DPL
Koordinasi dengan tim KKN PPM.
Triatmanto, M.Si.
Diskusi dengan DPL tentang penyusuan program
DPL
B. Tahap Pelaksanaan
1. Langkah Pelaksanaan dan Metode Pemberdayaan
Langkah-langkah Pelaksanaan Program KKN PPM dan metode yang digunakan dalam
melakukan pemberdayaan kelompok sasaran adalah sebagai berikut.
a. Observasi : untuk mengidentifikasi lebih konkrit potensi, permasalahan, dan peluang
usaha masyarakat Desa Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul,
khususnya terkait dengan usaha sektor pertanian dan peternakan.
b. Wawancara: untuk pengumpulan informasi lebih konkrit potensi, permasalahan, dan
peluang masyarakat Desa Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul,
khususnya terkait dengan usaha sektor pertanian dan peternakan.
c. Focus Group Discussion (FGD) : mengembangkan program kerja KKN PPM, wawasan,
validitas, kualitas, dan relevansi dengan kebutuhan masyarakat sasaran.
d. Pelatihan : mengenalkan teknologi untuk usaha pertanian dan peternakan,
mengembangkan potensi dan mengubah perilaku, menambah pengetahuan, keterampilan,
produktivitas, keberdayaan, dan kemandirian yang dapat membawa perbaikan ke arah
usaha peternakan berbasis iptek yang membawa dampak positif secara ekonomis.
e. Sarasehan : sosialisasi, ekplorasi, pertimbangan terhadap kinerja dan hasil KKN PPM
f. Pendampingan : bersama-sama dengan masyarakat, tim KKN-PPM mengawal,
memantau, mengevaluasi pelaksanaan program aplikasi teknologi EM-4 dalam usaha
pertanian dan peternakan.
2. Langkah Operasional untuk Mengatasi Permasalahan
Langkah-langkah operasional untuk mengatasi permasalahan sebagaimana telah
dideskripsikan pada Bab I, adalah sebagai berikut.
14
Langkah 1:
(a) Prasurvei ke lokasi sasaran
(b) Memperkuat jalinan mitra
Langkah 2:
(a) Pembekalan mahasiswa KKN PPM
(b) Observasi awal oleh mahasiswa KKN PPM
(c) Penyusunan program kerja KKN PPM
Langkah 3:
(a) Penerjunan mahasiswa KKN PPM
(b) Penajaman identifikasi program
(c) Pemantapan penyusunan program
(d) Pelaksanaan program
(e) Pembimbingan
(f) Evaluasi dan monotoring kemajuan
Langkah 4:
(a) Pembuatan laporan KKN PPM terdiri dari: laporan klompok (hardcopy) , artikel
(hardcopy).
(b) Ujian KKN PPM
Langkah 5:
(a) Verifikasi ke sasaran sebagai tindak lanjut KKN PPM
(b) Keberlanjutan (sustainability) kegiatan
3. Volume Pekerjaan KKN -PPM
Volume pekerjaan KKN-PPM disajikan dalam bentuk Jam Kerja Efektif Mahasiswa
(JKEM). Secara rinci dikemukakan dalam tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3. Volume pekerjaan KKN-PPM
No Nama Pekerjaan Program Volume
(JKEM)
Keterangan
1 Pengorganisasian kelompok sasaran
a. Mengidentifikasi dan menghimpun masyarakat
7 Mahasiswa Jurusan Pend.
15
sebagai sasaran yang layak didampingi di Desa Dadapayu, Semanu, Gunungkidul.
Aministrasi, Manajemen, Geografi, Akuntansi
b. Musyawarah warga untuk pembentukan KUBE, lengkap dengan susunan pengurusnya.
10
c. Pengarahan dan penjelasan program kerja kepada pengurus.
19
d. Pelatihan administrasi dan manajemen usaha ternak.
25
2 Penerapan Iptek dalam usaha peternakan
a. Penyusunan modul praktis sebagai panduan penerapan teknologi EM-4.
20 Mahasiswa Jurusan Administrasi, Manajemen, Biologi, Kimia, Fisika, Matematika, Penjaskes, Bahasa, Teknik Mesin, Teknik Elektro
b. Pemberian bantuan peralatan dan bahan untuk pengadaan pupuk dan pakan ternak dengan teknologi EM-4
4
c. Pelatihan kepada para peternak dengan dikoordinasikan oleh pengurus kelompok.
35
3 Penerapan (pembudayaan) Iptek dan pendampingan
a. Kegiatan pendampingan. 15 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Teknik Perencanaan, Teknik Mesin, Manajemen, Biologi, Kimia, Fisika, Matematika,
b. Monitoring, yaitu melakukan monitoring keberlanjutan implementasi teknologi EM-4 .
5
c. Mengefektifkan pertemuan anggota. 10
d. Pemberian penghargaan, yaitu upaya untuk meningkatkan motivasi para petani dan peternak.
5
Jumlah 155 n = 30 mhsTotal Volume Kegiatan (n X JEKM) 4650
jam/bulan
C. Rencana Keberlanjutan Program
Perencanaan jangka panjang dan tindak lanjut program KKN-PPM yang berhubungan
dengan aplikasi teknologi EM-4 pada usaha pertanian dan peternakan, dijelaskan pada tabel 4
sebagai berikut.16
Tabel 4. Rencana Keberlanjutan Program
No. Pelaksana/Mitra Kegiatan
1 Dinas Pertanian
Kabupaten
Gunungkidul
1. Pembinaan kelompok tani dan ternak
2. Fasilitasi tenaga penyuluh lapangan
3. Pemantauan kesehatan hewan
4. Pemberian bantuan bibit ternak
2 Pemerintah Desa
Dadapayu
Kecamatan Semanu
1. Memfasilitasi kelompok untuk menyewa tanah kas desa
sebagai lokasi pembuatan pupuk organik
2. Membantu kelompok mendapatkan mitra dalam usaha
3. Bersama Badan Permusyawaratan Desa menyusun
peraturan desa tentang Badan Usaha Milik Desa.
3 Masyarakat 1. Terus mengembangkan, memberdayakan, mengoptimalkan
usaha pertanian dan peternakan sebagai aset ekonomi
2. Manajemen pemasaran
3. Mendorong generasi muda untuk berusaha di desa (tidak
urbanisasi)
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Salah satu misi yang diemban oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada
Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Yogyakarta adalah “Memberdayakan masyarakat
sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan taraf hidup masyarakat serta kesadaran
berpartisipasi dalam pembangunan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Untuk mencapai
misi tersebut LPPM UNY memprogramkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, antara
lain : 1) Meningkatkan kemampuan mengabdi civitas academica, dan mendorong keaktifan
civitas academica dalam pengabdian kepada masyarakat; 2) Melaksanakan kegiatan PPM
dalam rangka penerapan hasil-hasil penelitian; 3) Melaksanakan pemberdayaan dan
pendidikan kepada masyarakat, terutama masyarakat pedesaan melalui KKN, dan 5)
17
Melakukan pemberdayaan potensi-potensi masyarakat dan pemanfaatan potensi UNY untuk
mengembangkan potensi wilayah secara terpadu (Diambil dari :
http://www.uny.ac.id/lembaga tanggal 20 April 2013)
Ada beberapa tema dan hasil pengabdian kepada masyarakat yang telah dihasilkan
oleh LPPM UNY pada beberapa tahun terakhir, dan terus akan dikembangkan pada masa
mendatang, antara lain :
No. Judul Pengabdian
Keterangan
1 Penguatan Home Industry Berbasis KUBE Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa Sumber Giri menuju Desa Madani
KKN-PPM
2 Pemberdayaan Petani melalui Pelatihan dan Pendampingan KKN untuk Meningkatkan Produktivitas Bawang Menggunakan Audio Bioharmonic
3 Pemberdayaan Masyarakat Pemulung dalam Produksi KIT Praktikum
4 Pemberdayaan Masyarakat Petani dalam Swadaya Pupuk Kompos
5 Pemberdayaan Masyarakat melalui Peningkatan Keterampilan Beternak berbasis Iptek
6 Pelatihan Seni Untuk Penunjang Pariwisata di Kecamatan Temon Kab. Kulonprogo
Sumber Dana Ekternal
7 Pengembangan Desa Wisata Kembangarum Kecamatan Turi kab. Sleman
8 Kewirausahaan Sebagai Pengembangan Daerah Tujuan Wisata9 Diversifikasi Produk Umbi Ganyong sebagai Upaya
Peningkatan Ketahanan Pangan Berbasis Umbi-Umbian Lokal di Kabupaten Kulonprogo DIY.
10 Kerajinan Berbahan Serat, Bambu, dan Kayu di Salamrejo, Sentolo, Kulonprogo DIY
11 Pelatihan Usaha Aksesoris dan Merchandiser Berbahan Baku Limbah Logam dan Kain sebagai Souvenir Khas Wisata Merapi bagi Remaja Putri Korban Bencana Erupsi Merapi.
PPM Reguler
12 Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair untuk Menggerakkan 18
Kembali Perekonomian Warga Terdampak Erupsi Merapi
19
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan KKN-PPM dengan judul “Pemberdayaan Masyarakat menuju
Kemandirian Pengadaan Pupuk dan Pakan Ternak dengan Aplikasi Teknologi EM-4” ini
dilaksanakan di empat dusun di wilayah Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu, Kabupaten
Gunungkidul. Empat dusun tersebut meliputi: Dedelwetan, Mojo, Karangtengah, dan
Nogosari. Waktu pelaksanaan dua bulan, mulai 1 Juli sampai 31 Agustus 2014.
Mayoritas penduduk bermatapencaharian sebagai petani lahan kering dengan
memelihara ternak sapi dan kambing sebagai usaha sampingan. Dengan demikian usaha
peternakan tidak dilakukan secara massal, melainkan merupakan sebagian dari usaha rumah
tangga. Ternak yang dipelihara merupakan investasi bagi warga di desa ini. Setiap tahun
selalu terjadi permasalahan klasik, yaitu pada musim tanam warga masyarakat dihadapkan
pada distribusi pupuk kimia bersubsidi yang kurang baik. Sementara pada musim kemarau
persediaan hijauan ternak menipis sehingga mengganggu produktivitas usaha peternakan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada musim penghujan petani harus membeli
pupuk kimia, sedangkan pada musim kemarau peternak harus membeli pakan hijauan.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa KKN-PPM UNY menawarkan sebuah solusi
dengan mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, dengan mengadakan praktik
pengadaan pupuk organik dan pakan ternak dengan EM-4.
Usaha peternakan yang diterapkan masih bersifat asal-asalan dengan sistem
pemeliharaan secara tradisional. Mengingat seluruh rumah tangga mempunyai ternak
piaraan, sebenarnya bidang usaha ini memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Dengan
manajemen yang lebih baik disertai dengan sentuhan para akademisi yang membawa inovasi
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), maka ke depan usaha peternakan dapat menjadi
sumber penghasilan keluarga yang menjanjikan. Dalam hal ini, Tim KKN-PPM UNY
melaksanakan penerapan iptek yang mudah dan murah, yaitu teknologi EM-4 untuk
meningkatkan keberdayaan, keterampilan, dan produktivitas usaha peternakan.
20
Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan KKN-PPM meliputi: pendidikan,
pembelajaran, pemberdayaan, pendampingan, dan perluasan akses/jaringan. Selengkapnya
dijelaskan sebagai berikut.
Pendidikan, peningkatan pengetahuan dan wawasan masyarakat terutama terkait dengan
nilai-nilai keutamaan dalam hidup bermasyarakat dan penyampaian pengetahuan seiring
dengan adanya tuntutan kemampuan untuk mengatasi permasalahan.
Pembelajaran, mendorong proses pembelajaran bagi masyarakat agar masyarakat
memiliki kesadaran baru, peningkatan pola berpikir, kemampuan, dan keterampilan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi, serta tindakan nyata dalam rangka mencapai
kemajuan yaitu meningkatkan kemandirian, keberdayaan, keterampilan, dan produktivitas
dalam usaha di bidang peternakan.
Pemberdayaan, mendorong dan mengembangkan kapasitas masyarakat melalui pemilihan
program-program KKN-PPM yang dilaksanakan untuk menggerakkan potensi masyarakat
sehingga memiliki keswadayaan, dan kemandirian. Kapasitas adalah kemampuan warga
masyarakat dilihat dari dua indikator, yaitu keswadayaan dan keberdayaan. Keswadayaan
berarti kemampuan yang ditunjukkan oleh dimilikinya modal sosial, ekonomi,
pendidikan, dan lain-lain pada masyarakat tersebut. Keberdayaan berarti kemampuan
untuk meningkatkan taraf hidup meskipun dihadapkan pada berbagai macam tantangan
dan persaingan.
Pendampingan, melakukan pendampingan untuk meningkatkan keberhasilan pelaksanaan
program bersama-sama dengan masyarakat.
Perluasan akses/jaringan, memberikan alternatif baru, membuka, dan memperluas akses
masyarakat kepada upaya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, misalnya
pemerintah, perbankan, dan kelompok-kelompok peduli setempat.
A. Hasil Kegiatan KKN PPM
Dari rancangan program kerja yang disusun oleh mahasiswa bersama dengan
warga masyarakat, dalam pelaksanaannya ada beberapa kegiatan mengalami perubahan
jadwal, hal ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan. Meskipun demikian,
21
secara umum dapat dikatakan bahwa kegiatan KKN-PPM yang telah dilaksanakan ini
dapat dikatakan cukup berhasil. Hal tersebut ditunjukkan adanya respon positif di
kalangan warga masyarakat sasaran, sehingga dengan antusias mengikuti pelatihan dan
pendampingan sampai selesai. Dengan adanya kegiatan ini dirasakan sangat bermanfaat
bagi peningkatan keterampilan masyarakat dalam pelaksanaan usahanya di bidang
peternakan. Hasil kegiatan KKN-PPM dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Pengorganisasian kelompok sasaran (kelompok tani dan peternak)
Langkah pertama untuk pengorganisasian kelompok sasaran adalah mengidentifikasi
dan menghimpun masyarakat sebagai sasaran yang layak didampingi di Desa
Dadapayu, Semanu, Gunungkidul. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa di empat
dusun yang ditunjuk sebagai lokasi KKN, kesemuanya sudah terbentuk kelompok
tani dan kelompok peternakan tingkat dusun. Oleh karena itu kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa KKN-PPM adalah revitalisasi kelompok-kelompok
peternakan tersebut. Kegiatan yang telah dilakukan adalah penyegaran pengurus,
musyawarah penyusunan program kerja, pembuatan keputusan bersama mengenai
jadwal pertemuan rutin yang diadakan sekali setiap selapan (selapan = 35 hari)., dan
musyawarah warga untuk pembentukan KUBE, lengkap dengan susunan
pengurusnya. Disamping itu juga dilaksanakan pelatihan administrasi dan manajemen
usaha ternak.
Dengan demikian hasil kegiatan yang dicapai adalah: (a) Mengidentifikasi dan
menghimpun kelompok tani dan peternak sebagai sasaran yang layak didampingi di
Desa Dadapayu, Semanu, Gunungkidul; (b) Tercapainya kesepakatan melalui
musyawarah warga untuk pembentukan paguyuban, lengkap dengan susunan
pengurusnya; (c) Dilaksanakannya paparan dan penjelasan pentingnya program kerja
kepada pengurus kelompok peternakan; (d) Ditingkatkannya keterampilan
administrasi dan manajemen usaha pertanian dan peternakan.
2. Perbaikan sistem
Untuk mengatasi permasalahan yaitu kurangnya kemandirian dan keberdayaan
masyarakat peternak yang menjadi sasaran kegiatan, rendahnya produktivitas usaha
22
peternakan, dan masih adanya pandangan bahwa peternakan hanya pekerjaan
sambilan yang dikerjakan asal-asalan, maka solusi yang ditawarkan adalah dengan
kegiatan KKN-PPM untuk pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian
pengadaan pupuk dan pakan ternak dengan aplikasi teknologi EM-4 . Kegiatan ini
merupakan upaya memperbaiki sistem usaha peternakan ke arah usaha yang ditekuni
dengan menerapkan iptek yang mudah dan murah, namun dapat meningkatkan
produktivitas. Indikator hasil kegiatan yang menunjukkan adanya perbaikan sistem
pertanian dan peternakan pada kelompok sasaran adalah sebagai berikut.
a) Usaha pertanian dan peternakan yang selama ini dikerjakan dengan asal-asalan
dan dipandang sebagai pekerjaan sambilan, diperbaiki menjadi usaha yang
ditekuni secara terencana. Sistem usaha yang semula dikerjakan secara tradisional,
diperbaiki mengarah kepada usaha pertanian dan peternakan berbasis iptek. Sistem
usaha yang semula dikerjakan secara tradisional, diperbaiki mengarah kepada
usaha berbasis teknologi tepat guna. Teknologi yang diaplikasikan yaitu dengan
EM-4 untuk pakan dan minuman ternak, serta pemrosesan kotoran ternak menjadi
pupuk fermentasi organik. Untuk mendukung optimalisasi perbaikan sistem usaha
pertanian dan peternakan berbasis aplikasi EM-4, telah dilaksanakan hal-hal
sebagai berikut: (1) Penyusunan panduan teknis penerapan iptek untuk pengadaan
pakan ternak dan pembuatan pupuk organik, dengan aplikasi teknologi EM-4; (2)
Pemberian bantuan peralatan dan bahan untuk pembuatan pakan ternak dan pupuk
organik dengan teknologi EM-4 (Sprayer, drum, bendho, EM-4 peternakan dan
pertanian, molase, dan katul); (3) Pelatihan pembuatan pakan dan minuman ternak
dengan aplikasi teknologi EM-4 Peternakan; dan (4) Pelatihan pembuatan pupuk
organik dengan aplikasi teknologi EM-4 Pertanian.
b) Sistem pengelolaan yang semula bersifat individual, diperbaiki menjadi usaha
yang terorganisasi dalam sebuah kelompok atau paguyuban peternak. Hal ini
dimungkinkan, karena sudah dilakukan penyegaran pengurus kelompok ternak di
tiap-tiap dusun. Masing-masing kelompok sudah membuat kesepakatan adanya
pertemuan rutin bagi semua anggota. Dengan adanya kelompok ini maka akan
23
memudahkan penerapan (pembudayaan) Iptek dan pendampingan. Di samping itu,
dalam musyawarah warga juga telah disepakati adanya rintisan kandang kelompok
(kandang komunal). Dengan adanya kandang kelompok, memungkinkan
antaranggota lebih mudah berinteraksi guna berbagi informasi. Kegiatan
pendampingan yakni bersama-sama masyarakat atau kelompok peternak
menerapkan pengetahuan baru yang telah diperoleh, dan memberikan alternatif
pemecahan masalah yang timbul selama proses pendampingan. Kesepakatan lain
oleh anggota kelompok, ialah bahwa pengurus kelompok bertugas melakukan
monitoring, yaitu melakukan monitoring keberlanjutan implementasi teknologi
EM-4 dalam usaha petertnakan dan pertanian.
c) Administrasi dan manajemen usaha yang semula kurang diperhatikan, diperbaiki
ke arah terbentuknya sikap dan kecakapan berusaha yang didukung oleh perangkat
adminmistrasi yang relevan. Dalam hal ini telah diberikan pelatihan untuk
peningkatan keterampilan pengelolaan administrasi keuangan secara praktis.
Dikatakan secara praktis, karena yang dilatihkan adalah penanganan teknis
pekerjaan administrasi keuangan, khususnya transaksi uang masuk dan keluar, dan
kepada semua peserta pelatihan dipandu dalam mempraktekkannya. Dalam
pelatihan ini, anggota dan pengurus kelompok peternakan dimotivasi untuk
menyempatkan waktu mencatat pemasukan dan pengeluaran, sehingga pada
periode tertentu dapat diketahui apakah usaha peternakan yang ditekuni tersebut
menguntungkan atau tidak. Tertib administrasi pada dasarnya sebagai upaya
pembelajaran agar warga mampu mengevaluasi sendiri hasil usahanya.
Administrasi dan manajemen usaha yang semula kurang diperhatikan, diperbaiki
ke arah terbentuknya sikap dan kecakapan berusaha yang didukung oleh perangkat
adminmistrasi yang relevan.
3. Peningkatan produksi
Peningkatan keterampilan usaha peternakan dengan aplikasi teknologi EM-4
diharapkan akan berdampak pada peningkatan produktivitas. Hasil kegiatan KKN-
PPM menunjukkan indikasi sebagai berikut.
24
a) Jenis produk peternakan lebih bervariasi, dari satu jenis produk yaitu
penangkaran menjadi dua jenis, yaitu penangkaran, dan penggemukan, baik untuk
ternak sapi maupun kambing. Usaha ternak sapi dan kambing bagi masyarakat di
Desa Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul sebenarnya sudah
lama dilakukan tetapi hanya sebatas pengusahaan sampingan. Mereka lebih
senang memelihara ternak betina dengan harapan dapat beranak. Melalui kegiatan
KKN-PPM dengan kemampuan membuat pakan ternak fermentasi, maka selain
untuk penangkaran, usaha peternakan juga berorientasi pada penggemukan. Jadi
harus ada peningkatan produktivitas, antara lain melalui penerapan iptek. Dalam
hal ini iptek yang diaplikasikan adalah teknologi fermentasi dengan EM-4.
b) Kualitas produk peternakan meningkat berkaitan dengan meningkatnya
penguasaan iptek para peternak terhadap kualitas bahan pakan, kualitas kandang,
dan kualitas proses sistem pengelolaannya, serta kebersihan lingkungannya.
Peningkatan produktivitas peternakan, merupakan hasil dari peningkatan
keterampilan para peternak, sehingga para peternak mampu : (1)Memberikan
asupan makanan yang berkualitas; (2) Meningkatkan nafsu makan sehingga
penggemukan semakin cepat; (3) Memperbaiki proses pencernaan; (4)
Meningkatkan kekebalan terhadap penyakit; dan (5) Mengurangi bau kotoran dan
air kencing.
c) Peningkatan produksi juga terjadi, sejalan dengan efisiensi waktu, tenaga, dan
sumber daya lainnya setelah aplikasi teknologi EM-4..
4. Peningkatan partisipasi masyarakat
a) Dengan prinsip working with community, kegiatan KKN-PPM ini menjadi lebih
menarik dan memberdayakan, sehingga memperoleh dukungan dari masyarakat.
Jadi partisipasi masyarakat dalam usaha peternakan berbasis iptek ini akan
meningkat secara kuantitas dan kualitas. Meningkat secara kuantitas, berarti
jumlah warga masyarakat yang tertarik untuk turut serta menerapkan teknologi
EM-4 bertambah. Peningkatan secara kuantitas ini, terutama apabila masyarakat
sudah melihat sendiri para anggota kelompok yang berhasil dalam usaha.
25
Sementara itu peningkatan secara kualitas, berarti peningkatan keterampilan
beternak dengan aplikasi teknologi EM-4.
b) Dengan penerapan iptek, berarti memberikan kesempatan kepada masyarakat
umum untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tepat guna yang sangat
bermanfaat sebagai salah upaya peningkatan penghasilan keluarga.
c) Kedatangan mahasiswa dan dosen pembimbing palangan KKN-PPM, telah
membawa ide-ide baru. Dengan adanya ide baru itu, maka menjadi daya tarik kuat
bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dan program kerja
KKN-PPM.
5. Peningkatan swadana dan swadaya masyarakat
a) Para peternak yang menjadi kelompok sasaran akan merasa terpanggil untuk
memberikan partisipasi berupa dana dan tenaga
b) Usaha peternakan ini juga memberikan pembelajaran kepada masyarakat untuk
lebih mandiri, tidak mengandalkan bantuan dari pihak lain tetapi melatih secara
suka rela membudayakan swadana dan swadaya untuk berbagai kegiatan.
6. Peningkatan kualitas lingkungan hidup
a) Dengan aplikasi EM-4 untuk peternakan dan pertanian dapat menjaga kualitas
lingkungan hidup. Penggunaan EM-4 untuk pakan dan minuman ternak,
menyebabkan kotoran ternak tidak berbau. Begitu pula penyemprotan larutan EM-
4 pada tumpukan kotoran ternak, dapat mengurangi bau, sehingga tidak lagi terlalu
mencemari lingkungan. Aplikasi EM-4 untuk pupuk organik juga mempercepat
proses fermentasi sehingga pupuk kandang lebih cepat dapat digunakan untuk
pemupukan, sehingga tidak terlalu lama mencemari lingkungan pemukiman.
b) Dengan semakin majunya usaha peternakan, keuntungan sekunder yang diperoleh
adalah ketersediaan pupuk organik yang sangat baik bagi usaha pertanian ramah
lingkungan. Oleh karena itu pada kegiatan KKN-PPM ini terdapat kegiatan
pelatihan pembuatan pupuk organik dengan teknologi EM-4 pertanian. Selain
karena permintaan warga, juga oleh kenyataan bahwa pupuk kandang ini
26
merupakan hasil samping yang meningkatkan penghasilan atau produktivitas
masyarakat.
B. Pembahasan
Program KKN-PPM ini merupakan program tahun kedua. Dilihat dari cakupan
kegioatannya, pada tahun ke dua ini tidak saja fermentasi pakan, tetapi EM-4 juga
digunakan untuk pembuatan pupuk organik. Dilihat dari lokasi KKN-PPM, pada tahun
ke dua ini menggunakan dua dusun baru, yaitu Dusun Karangtengah dan Nogosari. Hal
ini mengindikasikan adanya upaya agar aplikasi teknologi semakin luas merambah
berbagai lapisan masyarakat, dan menjangkau pada berbagai kegiatan peternakan dan
pertanian.
Usaha ternak sapi dan kambing bagi masyarakat di Desa Dadapayu
Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul sebenarnya sudah lama dilakukan tetapi
hanya sebatas pengusahaan sampingan. Bahkan ada yang menganggap hewan piaraan
adalah klangenan. Beternak hanya sebagai hiburan. Kebiasaan seperti itu tidak
memberikan manfaat ekonomis secara optimal. Jadi harus ada peningkatan produktivitas,
antara lain melalui penerapan iptek. Dalam hal ini iptek yang diaplikasikan adalah
teknologi fermentasi dengan EM-4.
Teknologi fermentasi merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah
kurang tersedianya pakan ternak beerkualitas. Pada musim kemarau, peternak selalu
dihadapkan pada masalah kurangnya ketersediaan pakan. Bahkan harus mendatangkan
dari kabupaten lain dengan biaya mahal. Padahal pada musim panen jagung, padi,
kedelai, kacang tanah dan sebagainya bahan pakan hijauan melimpah, sehingga kadang-
kadang hanya dibakar. Padahal bahan pakan hijauan itu dapat diawetkan dengan cara
difermentasi sebagai cadangan pada musim kemarau. Sedangkan fermentasi di musim
kemarau, hasil samping budidaya tanaman pangan dan perkebunan yang selama ini
dianggap sebagai sampah atau limbah dapat diproses menjadi pakan berkualitas.
Di kalangan masyarakat, terjadi salah persepsi seolah-olah pakan yang paling
baik untuk ternak mereka adalah hijauan. Padahal kenyataannya efek buruk sering
27
menyertai pemberian hijauan segar. Contohnya, rumput yang terlalu muda atau yang
basah terkena air hujan sering membuat ternak mencret. Selain itu hijauan segar seperti
rumput kolonjono yang dipanen langsung diberikan, membawa benih cacing, sehingga
ternak kita bisa cacingan.
Berdasarkan pengamatan terhadap jalannya kegiatan KKN-PPM selama dua
bulan, dapat dikemukakan hal-hal penting sebagai berikut.
1) Materi kegiatan yaitu aplikasi teknologi EM-4 untuk pembuatan pakan dan
minuman ternak, serta untuk pembuatan pupuk organik dapat diterima dengan baik
oleh warga masyarakat dan mendapatkan respon sangat positif. Hal tersebut dapat
dilihat dari semangat warga yang tinggi, pada umumnya hadir tepat waktu dan
mengikuti kegiatan, baik musyawarah maupun gotong royong sampai acara selesai.
2) Tersedianya buku panduan teknis pembuatan pakan dan minuman ternak serta
pembuatan pupuk organik menggunakan EM-4 yang disusun oleh Tim KKN-PPM
UNY memudahkan masyarakat sasaran dalam menerapkan iptek yang
disosialisasikan.
3) Mayoritas warga masyarakat kelompok sasaran menyatakan bahwa aplikasi EM-4
sebagai materi utama program KKN-PPM sangat membantu dalam peningkatan
keterampilan dan produktivitas usaha di bidang peternakan dan pertanian.
Sekurang-kurangnya memotivasi warga untuk meningkatkan ketekunan dan
kesungguhan dalam usaha peternakan.
4) Mayoritas anggota kelompok sasaran menyatakan bahwa EM-4 merupakan
teknologi tepat guna yang mudah penerapannya. Bahan bakunya juga mudah
didapatkan. Dengan demikian tidak banyak kendala untuk terus
mengaplikasikannya, meskipun mahasiswa KKN sudah ditarik dari lokasi.
5) Diharapkan hasil kegiatan KKN-PPM ini nantinya dapat disebarluaskan kepada
masyarakat di sekitarnya.
Sesuai dengan tema pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan
keterampilan usaha peternakan berbasis iptek, pelaksanaan program KKN-PPM telah
diusahakan terus dijaga dan dikondisikan sebaik mungkin, sejak proses perencanaan,
28
pelaksanaan, dan tindak lanjut program. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin
efektivitas pelaksanaan program KKN-PPM. Lebih rinci dikemukakan penjelasan
sebagai berikut.
1) Direncanakan secara cermat dan dilakukan secara partisipatif, yaitu mengacu pada
potensi kelompok sasaran dan mengikutsertakan warga masyarakat, pemerintah desa,
serta kelompok peduli setempat. Dilakukan dengan pengumpulan informasi lapangan
melalui observasi dan wawancara, sebagai acuan penyusunan rencana program kerja
dan disepakati bersama warga masyarakat.
2) Dilaksanakan secara tertib, bahwa program kerja KKN-PPM yang telah disepakati
bersama warga, telah dilaksanakan secara tertib sesuai dengan hasil musyawarah dan
kesepakatan.
3) Dibimbing secara baik, bahwa aktivitas mahasiswa dalam pelaksanaan program
KKN-PPM memperoleh bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Dalam
hal ini matrik program kerja dan laporan KKN telah memperoleh persetujuan dari
DPL.
4) Dipelihara, ditindaklanjuti, dan dikembangkan oleh masyarakat, mengkondisikan
agar masyarakat memiliki komitmen dan kepedulian untuk menjaga dan memelihara
keberlanjutan dan pengembangan program KKN-PPM.
29
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Melalui kegiatan KKN-PPM mahasiswa dapat berperan dan berpartisipasi secara
aktif untuk mengidentifikasi permasalahan dan menemukan solusi yang dihadapi
oleh masyarakat, khususnya dalam bidang pertanian dan peternakan.
2. Pelaksanaan kegiatan KKN-PPM ini secara keseluruhan berhasil meskipun tidak
terlepas dari kekurangan dan kendala. Keberhasilan itu ditunjukkan antara lain oleh
keterlaksanaan kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan ketersediaan peralatan
dan bahan yang diperlukan, serta kesiapan warga masyarakat untuk lebih mandiri
dalam pengadaan pupuk dan pakan ternak.
3. Adanya kesesuaian materi kegiatan KKN-PPM yang diberikan dengan kebutuhan
warga masyarakat di lokasi KKN.
4. Adanya respon positif dari para warga masyarakat yang ditunjukkan dengan
atusiasme sejak awal sampai selesainya kegiatan.
5. Adanya permintaan agar kegiatan KKN-PPM dilanjutkan pada lain kesempatan
dengan mengangkat tema lain yang relevan.
B. Saran
1. Untuk program KKN-PPM pada masa yang akan datang, sebaiknya mahasiswa
peserta KKN terlebih dahulu dilatih mengenai perencanaan dan pelaksanaan
program utama KKN-PPM, hal ini mengingat tidak semua mahasiswa memiliki
pengetahuan dan keterampilan awal yang memadai.
2. Warga masyarakat sasaran kegiatan KKN-PPM ini disarankan untuk menerapkan
materi aplikasi teknologi EM-4 untuk peningkatan keterampilan dan produktivitas
usaha peternakan, meskipun kegiatan KKN-PPM untuk tahun ini sudah selesai.
3. Agar terjadi proses pewarisan pengetahuan dan keterampilan dalam usaha
peternakan, maka kelompok ternak perlu merekrut anggota dari kalangan pemuda.
30
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir & Terra Ch. Triwahyuni. (2003). Pengenalan teknologi informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Darmawan Soemantri. (2007). Pengembangan pemberdayaan jaringan penelitian. Jakarta: Balitbang Depdiknas.
Dimas Aditya Hariyadi. (2012). Laporan KKN Semester Khusus 2011/2012. Yogyakarta:
LPPM UNY.
www.gunungkidulkab.go.id
31
Lampiran 1. Peta Lokasi Pelaksanaan Program KKN-PPM
Lokasi KKN-PPM
32
Lampiran 2. Biodata Ketua Tim Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Suranto Aw., MPd., MSi.2 Jenis Kelamin L3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala4 NIP 19610306 198702 1 0045 NIDN 00060361056 Tempat dan Tanggal Lahir Wonogiri, 6 Maret 19617 E-mail [email protected]
[email protected] Nomor HP 081227644029 Alamat Kantor Jur. Pend. Administrasi FE UNY
Karangmalang Yogyakarta10 Nomor Telepon (0274) 586168 psw 24111 Lulusan yang Telah dihasilkan S1 : 50-60 orang12 Mata Kuliah yang Diampu Komunikasi
Komunikasi InterpersonalPublic Relations
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-2Nama Perguruan Tinggi UGM IKIP Yogyakarta UNPADBidang Ilmu Ilmu Komunikasi PEP KomunikasiTahun Masuk-Lulus 1980-1985 1993 – 1996 1997 – 2000Judul Skripsi/Tesis Kalender Pranatamangsa
sbg sumber informasi tata musim
Si Mungil mencari kasih
Komunikasi Persuasif Pekerja Sosial
Nama Pembimbing Drs. Hasjim Nangtjik Prof. Sjafri Sairin, PhD
Prof. Dr. Barita Siregar
C. Pengalaman Penelitian 5 Tahun TerakhirNo Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)1 2013 Evaluasi Program Kemitraan Sekolah dengan
DU/DI di SMKDIPA BLU UNY
7,5
2 2013 Pengembangan Model KKN Keistimewaan DIPA BLU UNY
15
1 2012 Tracer Study Alumni Jurusan Pendidikan Administrasi untuk Peningkatan Kualitas Pembelajaran
DIPA BLU UNY
10
2 2012 Integrasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Mata Kuliah Komunikasi Interpersonal
DIPA UNY 7,5
33
3 2011 Kajian tentang Urgensi, Fungsi, dan Strategi Pendidikan Budipekerti di SMK
DIPA UNY 7,5
4 2010 Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Komunikasi melalui Penerapan Multimedia
PHKI 20
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat 5 Tahun TerakhirNo Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)1 2010 Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas bagi
Guru SMKN 1 TempelDIPA UNY 3
2 2011 Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru SMPN 12 Yogyakarta
DIPA UNY 5
3 2012 Pelatihan dan Pendampingan Pengelolaan Administrasi Keuangan BKM Umbulsejahtera
DIPA UNY 5
E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun TerakhirNo. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 Kontribusi Evaluasi untuk Efisiensi Pengelolaan Program Pendidikan
EFISIENSI III/02/2011
2 Peningkatan Kualitas Pendidikan Kejuruan melalui Uji Kompetensi Keahliah
EFISIENSI IV/03/2012
3 Implementasi Pendidikan Budi Pekerti untuk Membangun Karakter Peserta Didik
INFORMASI 12/02/2012
F. Pemakalah Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun TerakhirNo Nama Pertemuan
IlmiahJudul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 ASPAPI Pusat Perencanaan Uji Kompetensi Keahlian UNS – 20112 FH UII Pengembangan RPP UII – 20113 PADP UNY Metodologi Penelitian Tindakan Kelas UNY – 20114 Panitia OSPEK FIS
UNYKomunikasi Massa dan Antarbudaya UNY – 2012
5 PPG-ADP UNY Perangkat Pembelajaran PPG UNY – 20126 FORBI – AN UNY Karya Tulis Ilmiah UNY - 20127 FIS UNY Kepemimpinan (Pelatihan Soft Skill) UNY - 2012
G. Karya Buku dalam 5 Tahun TerakhirNo Judul Buku Tahun Jumlah
HalamanPenerbit
1 Komunikasi Sosial Budaya 2010 263 Graha Ilmu2 Komunikasi Interpersonal 2011 172 Graha Ilmu
34
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM).
Yogyakarta, 15 Oktober 2014
Dr. Suranto Aw, MPd. MSi.
35
Lampiran 3: Biodata Anggota Tim Pelaksana
Identitas:Nama Ali Muhson, M.Pd.NIP 19681112 199903 1 003NIDN 0012116802Tempat/tanggal lahir Jepara, 12 November 1968Agama/Jenis kelamin Islam/Laki-laki Jurusan/Prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas FE Universitas Negeri YogyakartaStatus Dosen Dosen Tetap sejak tahun 1999Pangkat/Golongan/tmt
Pembina / IV a/1 April 2011
Jabatan Akademik/tmt Lektor Kepala/1 Januari 2009Alamat Kantor dan No. Telp/fax/HP
FE UNY, Kampus Karangmalang Yogyakarta(0274) 586168 Psw. 387
Alamat rumah dan No. Telp/fax/HP
Plosokuning IV No. 15 RT 17/07 Minomartani, Ngaglik, Sleman, YogyakartaHP. 081-2275-8843
E-mail [email protected]@yahoo.com
Pendidikan:Pendidikan Nama Tahun
lulusPendidikan Tinggi
IKIP Negeri Yogyakarta, Jurusan Pendidikan Dunia Usaha (PDU) Program Studi Pendidikan Ekonomi Koperasi
1993
Pascasarjana UNY, Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan
2004
Penelitian:
No Tahun Judul Peran Sumber Dana1. 2010 Determinan Keberhasilan Ujian Nasional di
DKI Jakarta dan D.I.YogyakartaAnggota Ditjen
Mandikdasmen2. 2010 Pengembangan Model Penjaminan Mutu
Perbaikan Hasil Ujian Nasional SMPAnggota Pusat Penilaian
Pendidikan Balitbang Diknas
3. 2010 Analisis Tingkat Keterserapan, Daya Saing dan Relevansi Lulusan Pendidikan Ekonomi FISE UNY dalam Dunia Kerja
Anggota DIPA UNY
4. 2010 Model Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan Berbasis Kelembagaan Lokal dan
Anggota Dikti
36
No Tahun Judul Peran Sumber DanaPengembangan Usaha di Provinsi DIY
5. 2011 Pengembangan Model Peningkatan Mutu Pendidikan di SMA Kota Magelang dan Kabupaten Magelang
Ketua Dikti
6. 2011 Studi Eksplorasi Pemanfaatan E-learning Sebagai Media Pembelajaran di FISE UNY
Ketua DIPA UNY
7. 2011 Implementasi Kebijakan Desentralisasi Pendidikan Dasar
Anggota Mandikdasmen
8. 2011 Pengembangan Model Peningkatan Mutu Pendidikan di SMA Provinsi D.I. Yogyakarta dan Jawa Tengah Bagian Selatan
Anggota Dikti
9. 2011 Pengembangan Model Peningkatan Mutu Pendidikan di SMA Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara
Anggota Dikti
10. 2012 Demokratisasi Pendidikan di Indonesia dan Malaysia dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Anggota DIPA UNY
11. 2012 Kajian Tingkat Keterserapan, Daya Saing dan Relevansi Lulusan dalam Dunia Kerja (Tracer Study pada Lulusan Pendidikan Ekonomi FE UNY)
Ketua DIPA UNY
12. 2012 Analisis Tingkat Penguasaan Kompetensi untuk Mata Pelajaran Ekonomi di Kalangan Siswa SMA Se-DIY
Anggota DIPA UNY
13. 2012 Pengembangan Unit Produksi Kreatif Berbasis Digital Videografis untuk Meningkatkan Semangat Filantropi Siswa Kurang Mampu
Anggota Dikti
Artikel:
No. Judul Sendiri/ bersama Nama Jurnal Volume/
Nomor1. Pengembangan Media
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi
Sendiri Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia
Volume VIII Nomor 2 Tahun 2010
2. Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin di Provinsi DIY
Bersama Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Volume II, Nomor 2 Tahun 2010
3. Model Pemberdayaan Pengentasan Kemiskinan Berbasis Kelembagaan Lokal
Bersama Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Volume III, Nomor 4 Tahun 2011
4. Portfolio Based Instruction Sebagai Sendiri Jurnal Ekonomi Volume 8 37
No. Judul Sendiri/ bersama Nama Jurnal Volume/
NomorModel Pembelajaran & Pendidikan Nomor 1 Tahun
20115. Analisis Relevansi Lulusan
Perguruan Tinggi dengan Dunia Kerja
Bersama Jurnal Economia Volume 8 Nomor 1 Tahun 2012
6. Model Pemberdayaan Kelembagaan Lokal Sebagai Wahana Pendidikan Pengembangan Usaha Pada Program Pengentasan Kemiskinan di Yogyakarta
Bersama Cakarawala Pendidikan
Tahun XXXI, Nomor 3, November 2012
Pengabdian:
No. Tahun Judul Peran Tempat/ Waktu
Sumber Dana
1 2001 Pelatihan penyusunan laporan keuangan pada masyarakat perumahan Purwoasri Purwomartani, Kalasan, Sleman
Anggota Purwomartani Kalasan DIY, 2001
Fakultas
2 2002 Pelatihan Pengembangan Materi Pembelajaran Ekonomi Berbasis Kompetensi pada Guru-guru Bidang Studi Ekonomi SLTP se-DIY
Anggota Yogyakarta, 27 Juni 2002
Fakultas
3 2005 Pelatihan Penggunaan Komputer Program "ITEMAN" untuk Meningkatkan Kualitas Penyusunan Alat Evaluasi Belajar bagi Guru IPS Ekonomi SMP di MGMP Kulonprogo
Ketua Yogyakarta, 28 Juli 2005
Fakultas
4 2006 Pelatihan Pengembangan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Mata Pelajaran Ekonomi Pada Mahasiswa Peserta Magang di SMA Daerah Istimewa Yogyakarta
Anggota Yogyakarta, 13 Oktober 2006
Fakultas
5 2006 Pelatihan Sablon di Kaliwaru Ngawen Wonosari Gunungkidul
Anggota Yogyakarta, 1 Juni 2006
DP2M Dikti
6 2009 Magang Kewirausahaan Finishing Keramik bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan
Anggota Yogyakarta, 2009
DP2M Dikti
38
7 2011 Pelatihan Pengembangan Pembelajaran Ekonomi dengan Menggunakan Model Kagan’s Cooperative Learning Bagi Guru Madrasah Aliyah di Daerah Istimewa Yogyakarta
Ketua Yogyakarta, 2011
DIPA UNY
8 2012 Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Bagi Anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS SMP Kabupaten Kulonprogo
Ketua Kulonprogo, 20 dan 27 Juni 2012
DIPA UNY
9 2012 Pelatihan Karya Ilmiah Remaja (KIR)/Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Siswa SMA Negeri 1 Mlati Kabupaten Sleman Yogyakarta
Anggota Sleman, 2012 DIPA UNY
10 2012 Pelatihan Analisis Butir Soal dan Program Remidial dengan Software AnBuso (Srategi Meningkatkan Kemampuan Guru Ekonomi Dalam Mengembangkan Tes Berkualitas)
Ketua Sleman, 12-13 Juli 2012
DIPA UNY
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM).
Yogyakarta, 15 Oktober 2014
ttd
(Ali Muhson, M.Pd.)
Lampiran 4. Panduan Teknis Pembuatan Pakan Ternak dan Pupuk dengan EM-4
39
PANDUAN TEKNIS PEMBUATAN PAKAN TERNAK
DAN PUPUK ORGANIK DENGAN EM-4
Disusun olehTim KKN Semester Khusus
Universitas Negeri Yogyakarta2014
PEMBUATAN PEKAN TERNAK DENGAN EM-4
1. Bagaimana meningkatkan produktivitas usaha peternakan?Usaha ternak sapi dan kambing bagi masyarakat di Desa Dadapayu Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul sebenarnya sudah lama dilakukan tetapi hanya
40
sebatas pengusahaan sampingan. Bahkan ada yang menganggap hewan piaraan adalah klangenan. Beternak hanya sebagai hiburan. Kebiasaan seperti itu tidak memberikan manfaat ekonomis secara optimal. Jadi harus ada peningkatan produktivitas, antara lain melalui penerapan iptek. Dalam hal ini iptek yang diaplikasikan adalah teknologi fermentasi dengan EM-4.
2. Mengapa diperlukan teknologi fermentasi untuk pakan ternak?Teknologi fermentasi merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kurang tersedianya pakan ternak beerkualitas. Pada musim kemarau, peternak selalu dihadapkan pada masalah kurangnya ketersediaan pakan. Bahkan harus mendatangkan dari kabupaten lain dengan biaya mahal. Padahal pada musim panen jagung, padi, kedelai, kacang tanah dan sebagainya bahan pakan hijauan melimpah, sehingga kadang-kadang hanya dibakar. Padahal bahan pakan hijauan itu dapat diawetkan dengan cara difermentasi sebagai cadangan pada musim kemarau. Sedangkan fermentasi di musim kemarau, hasil samping budidaya tanaman pangan dan perkebunan yang selama ini dianggap sebagai sampah atau limbah dapat diproses menjadi pakan berkualitas.
3. Apakah keuntungan teknologi fermentasi untuk pakan ternak?a) Memberikan asupan makanan yang berkualitasb) Meningkatkan nafsu makan sehingga penggemukan semakin cepatc) Memperbaiki proses pencernaand) Meningkatkan kekebalan terhadap penyakite) Mengurangi bau kotoran dan air kencing
4. Benarkah pakan hijauan segar lebih menyehatkan ternak kita?Tidak, efek buruk yang sering menyertai pemberian hijauan segar. Contohnya, rumput yang terlalu muda atau yang basah terkena air hujan sering membuat ternak mencret. Selain itu hijauan segar seperti rumput kolonjono yang dipanen langsung diberikan, membawa benih cacing, sehingga ternak kita bisa cacingan.
5. Apakah alat-alat yang diperlukan untuk membuat pakan ternak fermentasi?Alat-alat yang diperlukan sebenarnya sudah tersedia di rumah kita, yaitu alat pencacah manual yaitu bendho atau golok, drum (kalau tidak ada drum bisa menggunakan kantong plastik), dan alat semprot atau sprayer (kalau tidak ada sprayer bisa digunakan gayung).
6. Apakah bahan-bahan yang diperlukan?Bahan bakunya adalah rumput, dedaunan, dan berbagai hasil samping tanaman pertanian dan perkebunan seperti klobot, janggel, kulit singkong, jerami, dan sebagainya. Sedangkan bahan lainnya adalah EM-4 Peternakan, air, molase (tetes tebu), dedak atau bekatul, dan garam.
41
7. Apakah EM-4 itu?EM-4 (Efektif Mikroorganisme 4) merupakan larutan berisi berbagai mikroorganisme fermentasi yang bekerja secara efektif dalam memfermentasikan bahan organik.
8. Apakah EM-4 hanya dipergunakan untuk fermentasi pakan?Tidak, selain untuk fermentasi pakan, EM-4 juga sangat baik digunakan untuk membuat air minum ternak.
9. Bagaimana cara membuat air minum ternak dengan EM-4?Untuk membuat air minum ternak, larutkan 1 cc EM-4 per satu liter air minum. Aduk sampai rata. Berikan kepada ternak setiap hari. Hindari penggunaan antibiotika melalui minum agar mikroorganisme dlam EM -4 tidak mati. Bersihkan bak air minum dan tempat minum ternak setiap hari.
10. Bagaimana cara membuat pakan berbahan hijauan?Hijauan yang sudah dicacah dengan bendho atau golok kurang lebih 200 kg dan dedak padi halus 10 kg dicampur rata. Molasse atau tetes tebu (dapat diganti air gula kelapa) 1 liter, serta garam 1 kg. kemudian semprot/diciprati dengan bahan fermentator mikrobakteri EM-4. Setelah itu, hijauan dimasukkan ke dalam drum ditutup rapat dan dilak ban untuk membuat kedap udara, atau masukkan kantong plastik besar yang diikat rapat. Lama proses fermentasi pada bahan fermentator EM-4 sekitar 10 hari. Setelah itu diangin-angin, dan siap diberikan kepada ternak.
11. Bisakah rumput dan daun-daun kering difermentasi menjadi pakan ternak?Bisa, bahkan kandungan gizi bahan kering lebih tinggi dari asalnya dan dapat disimpan lebih lama untuk memenuhi kebutuhan pakan pada saat musim kemarau. Cara membuatnya bahan kering seperti rumput, jerami, tebon, kulit ketela, dedaunan kering dipotong kecil-kecil terlebih dahulu. Memang untuk bahan kering lebih sulit mencacahnya karena sudah ulet. Tambahkan dedak padi halus 10 kg dicampur rata. Molasse atau tetes tebu (dapat diganti air gula kelapa) 1 liter, serta garam 1 kg kemudian semprot/diciprati dengan bahan fermentator mikrobakteri EM-4. Setelah itu, bahan kering dimasukkan ke dalam drum ditutup rapat dan dilak ban, atau masukkan kantong plastik besar yang diikat rapat. Lama proses fermentasi pada bahan fermentator EM-4 sekitar tujuh hari.
42
1. Bahan pakan dicacah
2. Siapkan bahan-bahan lain, yaitu dedak dan tetes tebu (molase).
43
3. Siapkan bahan fermentator EM-4
4. Bahan pakan, dedak, garam, dan molase dicampur lalu diciprati fermentator
44
5. Adonan dimasukkan drum atau kantong plastik dan ditutup rapat
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DENGAN EM-4
1. Mengapa pupuk kandang perlu difermentasi dengan EM-4?Pupuk kandang yang tidak difermentasi kadang-kadang mengandung bibit hama seperti uret dan ulat. Selain itu apabila tidak difermentasi seringkali justru mematikan tanaman, karena masih mengandung hawa panas.
2. Apa saja keuntungan menggunakan EM-4 untuk pertanian?EM-4 mengandung mikroorganisme yang sangat berguna bagi peningkatan unsur hara tanah, sedangkan unsur hara in sangat diperlukan untuk kesuburan dan produktivitas hasil pertanian. Selain itu, EM-4 yang diaplikasikan pada kotoran ternak dapat mempercepat proses fermentasi, sehingga untuk menjadi pupuk yang siap dipakai, memerlukan waktu lebih singkat.
3. Apa saja bahan yang diperlukan?Bahan bakunya adalah kotoran ternak dan bahan-bahan organik lainnya seperti dedaunan, sisa makanan, dan sebagainya. Bahan tambahan adalah molase (tetes tebu), dan fermentator EM-4.
4. Apa saja alat-alat yang diperlukan?Alat-alat yang diperlukan sudah ada di rumah kita, yaitu cangkul, sekop, sprayer, dan terpal plastik.
45
5. Bagaimana cara membuatnya?Bahan baku kotoran ternak dikumpulkan, kemudian disiram molase, dan disemprot dengan EM-4 secara merata. Proses ini menghasilkan satu lapis pupuk organik. Sebaiknya dibuat berlapis-lapis. Artinya setelah lapis pertama dikerjakan, dilanjut lapis kedua yang prosesnya sama dengan lapis pertama tadi. Setelah mengerjakan selesai pada lapis terakhir, kemudian ditutup dengan terpal plastik, atau ditimbun dalam tanah.
1. Bahan baku kotoran ternak dikumpulkan
2. Siapkan fermentator EM-4 Pertanian
46
3. Setelah bahan baku disiram molase dan disemprot EM-4 kemudian ditutup terbal atau ditimbun di dalam tanah. Hasilnya adalah pupuk organik berkualitas.
47
Lampiran 5. Foto Kegiatan KKN-PPM
Foto 1 : Peralatan dan bahan untuk pembuatan pupuk organic dan pakan ternak
Foto 2. Mencampurkan bahan-bahan pembuatan pupuk
48
Foto 3. Semprotkan larutan EM-4 ke lapisan pupuk
Foto 4: Pupuk ditutup dengan terpal
49
Foto 5: Membuat sablon kemasan pupuk
Foto 6. Pengadaan pakan ternak, diawali dengan mencacah bahan
50
Foto 7. Campurkan bahan-bahan yang diperlukan
Foto 8. Semprotkan larutan EM-4
51
Foto 9. Masukkan bahan pakan ternak ke dalam drum
Foto 10. Drum disegel atau diklem untuk mengoptimalkan proses fermentasi52
Foto 11. Uji coba pemberian pakan fermentasi untuk ternak sapi
Foto 12 : Kondisi kandang menyatu dengan rumah53