Proceedings Seminar ReaJ?tor Nuklir dalum Penelitian Sainsdart Tekrwlogi MenuJu Era Tinggal Landas
Bandung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
KINETIKA 1131 - HUMAN SERUM ALBUMIN PAD A PEMBERIANINTRA VENA
Dudu HadiyatPusat Penelitian Teknik Nuklir - Badan Tenaga Atom Nasional
ABSTRAKKINETlKA 1131 -HUMAN SERUM ALBUMIN PADA PEMBERIAN INTRAVENA.
Pengukuran konsentrasi albumin sewaktu adalah merupakan salah satujenis pemeriksaanfungsi hati. Seringkali diperlukan data mengenai tingkatan kerusakan hati yang tidak dapatdiketahui dengan pemeriksaan fungsi hati konvensional. Berdasarkan atas kenyataan bahwasintesis albumin hanya berlangsung di dalam hati diambil hipotesa bahwa studi kinetika darialbumin akan memperlihatkan kondisi dari organ hati tersebut. Dalam studi ini ditemukanbahwa di dalam tubuh manusia normal, kinetika albumin mengikuti hukum dua kompartemen. Waktu transit diukur untuk menambah kriteria p{~rbandingan fungsi hati yangtidak normal.
ABSTRACTTHE KINETIC OF 1131 - HUMAN SERUM ALBUMIN ON INTRAVENOUS AD
MINISTRATION. The measurement of albumin concentration ad random is one kind of LiverFunction Test. Some times it is necessary to know the entant of the liver damage not deteclyby conventional Liver Function Test. Based upon the fact that albumin synthesis takes placein the liver only, the kinetic study of albumin will show a liver condition,as a hypothesis hasbeen made. In this study it was found that in normal human, the kinetic of albumin followeda law of two compartment. The transit time of albumin was measurred to add a comparativecriterion with abnormal liver function.
I)ENDAHULUAN
Albumin adalah suatu protein dengan berat molekul sekitar 65.000 Dalton, terdapat dalam plasma darah dengan konsentrasi normalberkisar antara 3,5 - 5,0 gram albumin per seratus mililiter. Albuminjuga terdapat di ruangane:kstravaskular (di luar sirkulasi darah) antaralain cairan limfa, cairan empedu dan cairanlambung.
Fungsi albumin pada manusia adalah:1. memelihara tekanan osmotik plasma darah~~.transpor dari beberapa macam substansi
antara lain metal, bilirubin, enzim, hormon,obat-obatan
Albumin disintesa dalam sel hati dan melUpakan protein utama yang dibuat oleh selhati, sampai sekarang hati masih diduga merupakan satu-satunya organ pembuat albumin,e,ehinggakerusakan dari sel- sel hati akan mempengaruhi produksi albumin tersebut.
Dalam fungsinya sebagai pemelihara tekanan osmotik albumin menahan air plasma,terutama pada kapiler arteri dengan mempertahankan tekanan filtrasi 7 mmHg (Torr) setelah dikurangi tekanan hidrostatik. Sebaliknyapada kapiler vena dihasilkan tekanan 8 mmHgkarena tekanan hidrostatiknya lebih rendahdari arteri. Bila karena suatu hal albumin
menurun maka tekanan osmotik akan menurun, dan menyebabkan aliran akan lebih beratke arah 'extravascular' dan albuminnya sendiriakan lebih banyak berdifusi ke luar sirkulasi,sehingga menambroh berat keadaan. Padaorang-orang standar barat (± 70kg)sintesa albumin oleh hati ± 12-14 gram/hari, waktu paruhdari molekul albumin ± 20 hari, sesudah ituakan mengalami katabolisme (pemecahan).
Perjalanan albumin dari mulai sintesasampai dengan katabolisme dapat digambarkansebagai berikut:Hati _ sirkulasi darah __ katabolisme
ekstravaskular
Untuk mengetahui kinetika dari albumin,digunakan albumin bertanda sehingga dapatdengan mudah dideteksi.
Lazimnya untuk pemeriksaan semacamitu, data yang diambil adalah konsentrasi darialbumin plasma pada waktu yang telah ditentukan.
Dengan pengambilan data dengan cara diatas, kitadapat membuat kurva konsentrasi
288
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdan Tekrwlogi MenuJu Era Tinggal Landas
Bandung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN-BATAN
00
Dengan menggunakan rumus umum:
f Ct dto
f Ct (t) dtT= _0 _
00
463 m¥bari
3.010 ml
jadi metabolic clearance =
13010 ml x 6 5 h ., an
1.550.000 ppm5000 ppnyml
Dari perhitungan dipercleh hasil T= 6,5 hari.Menurut DR.SYROTA di Peraneis, rata
rata waktu transit dari aibumin adalah 7,5 hari.Perbedaan waktu transit ini tergantung darirate katabolisme terhadap konsentrasi albumindalam darah. Untuk orang dengan pemasukanalbumin kurangmisalnya kelaparan maka akandidapat bahwa laju tersebut lebih keeil (katabolisme lebih cepat terjadi) sehingga padaorang-orang Perancis di mana mereka memakan protein lebih kurang dua kali lipat orangIndonesia, memberikan waktu transit yang lebih lama.
Dari data yang didapat, terlihat adanya :~fase yaitu fase distribusi dan eliminasi. Ternyata penurunan konsentrasi seeara eksponensialnya pada fase distribusi kurang begitu baikseperti pada fase eliminasi.
Hal ini sering terjadi karena pada fase distribusi belum terjadi kesetimbangan antarakompartemen sentral dan perifer.
Pada fase eliminasi kesetimbangan komparte men sudah terjadi, sehingga penurunankonsentrasi lebih teratur, karena penurunantersebut hanya dipengaruhi oleh metabolic clearance (volume distribusi dikalikan konstantametabolic clearance).
Volumedistribusi adalah aktivitas sewaktudisuntikkan yang diperoleh dari ekstrapolasikurva ke titik nol:
A+BT= L b2
A-+a b
bila rumus ini diturur:kan dengan integralparsial disertai parameter-parameter yang telah didapat dimasukkan ke dalamnya akandidapat persamaan:
dalam hitungan eksponensial versus waktu dalam numerik.
Bila dilakukan pemberian intravaskularsecara cepat dengan dosis tunggal dari albuminbertanda maka hanya akan terjadi dua faseyaitu fase distribusi dan eliminasi (tidak adafase absorbsi).
Dari kurva yang dihasilkan akan diperolehparameter-parameter kinetika yang diperlukan.
BAHAN ,ALATDANMETODEPENELITIANBahan yang dipakai adalah J131-Albumin
buatan PPTN. Alat yang dipakai adalah multichannel analyzer Tennelec TB-3.
Metode yang dipakai adalah metode farmakokinetika biasa dengan disain silang dua arah,yaitu dua perlakuan sarna terhadap volunteerpada interval waktu 1 bulan. Cuplikan darahdiambil pada waktu-waktu tertentu setelah penyuntikan intravena dari J131-Albumin 50~Ci/0,5 ml (1.550.000 ppm) yaitu 15 menit, 3jam, 6 jam, 9 jam, 24 jam, 2 hari, 3 hari, 4 hari,6 hari dan 11hari setelah penyuntikan.
Hasil cuplikan berupa darah sebanyak 2 ccsegera disentrifuga, kemudian 100 ~l diambildan dicacah. Hasil cacahan dirata-ratakan, laludikoreksi terhadap peluruhan 1131.Data yangdidapat dibuat kurva semi logaritmik. Sumbu Ymenunjukkan kenaikan konsentrasi secara eksponensial sedangkan sumbu X menunjukkanwaktu.
HASILDAN DISKUSIDari kurva kinetika kemudian dibuat re
gresi non linier sehingga akan didapat parameter-parameter farmakokinetik yang diperlukan.
Garis hasil regresi non linier mempunyairumus umum:
Ct = Co (Ae-at + Be-bt)
karena dari observasi didapat dua kurvaeksponensial yang berbeda. Dalam hal ini sistern metabolisme albumin berjalan dalam duakompartemen yaitu kompartemen intravaskular (sirkulasi darah) dan ekstravaskular (di luarsirkulasi darah). Kemudian dari kurva akandiperoleh parameter-parameter yang bila dimasukkan ke rumus umum akan menjadi
Ct = Co (0,6e-O,072t + 0,4-0,058t)
Lalu dieari pula waktu transitnya yaituwaktu rata-rata di mana satu molekul albuminberada dalam tubuh manusia sebelum dimetabolisme.
289
Proceedings Seminar Rea)dQr Nuklir dnJam Penelitian Sainsdan Teknalagi Menuju Era TInggal Landas
Bandung, 8 -10 Oktober 1991PPTN - BATAN
Untuk mengetahui katabolisme albuminha:rus diketahui konsentrasi albumin tubuh. Pada percobaan ini didapat rata-rata 3 gram/100ml plasma, sehingga didapat:
~ 463 ml100 ml x hari 13,89 Skri
Bila dibandingkan dengan sintesa albuminrata-rata pada manusia normal 12-14 gramfhari, maka terdapat kesetimbangan antara anabolisme (pembentukan) dan katabolisme (pemecahan) albumin tersebut.
TABEL KINETlKA 131I_HSA
CuplikanKoreksi
WaktuIIIIIIIVRata-rata II -- O-e-t
15 menit
2236359823053110281228151jam
3033295125094152316131743jam
2924282032393634315431896jam
2511255028803392283328979jam
2041184327661590206021281 hari
1255152313661781148118062 hari
1241133211381499130315483 hari
1213110683381299112844 hari
73661298595382211606 hari
4563616955825248788 hari
34334542644339078011 hari
158114178201163421
DAFfAR PUS TAKA
1. Bhagawan, N.V., Ph.D., Biochemistry, J.B.- Lippincott Company, Philadelphia (1978).
2. Ritschel, W.A., Handbook of Basics Pharmakokinetics, Drug Intelligence Publications,. Inc,Hamilton (1980).
3. Aiache, J.M., Cs, Traite de Biopharmacie et Pharmacocinetique, Edition Vigot, Paris, (~985).
290