KERJASAMA INDUSTRI PERTAHANAN INDONESIA TURKI
PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG
YUDHOYONO PERIODE 2009 - 2014
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Muhammad Imtiyaz Habibi
11141130000097
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018/1440 H
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh Gelar Strata I di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil plagiat karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 22 November 2018
Muhammad Imtiyaz Habibi
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Dengan ini, pembimbing skripsi menyatakan bahwa mahasiswa :
Nama : Muhammad Imtiyaz Habibi
NIM : 11141130000097
Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional
telah menyelesaikan Skripsi dengan judul
KERJASAMA INDUSTRI PERTAHANAN INDONESIA TURKI PADA
MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG
YUDHOYONO PERIODE 2009 2014
dan telah memenuhi syarat untuk diuji.
Jakarta, November 2018
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua / Sekretaris Program Studi Pembimbing
Ahmad Alfajri, MA Dr. Aiyub Mohsin, MA
NIP. NIP.
iv
PANITIA PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
KERJASAMA INDUSTRI PERTAHANAN INDONESIA TURKI PADA
MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG
YUDHOYONO PERIODE 2009 2014
Oleh:
Muhammad Imtiyaz Habibi
11141130000097
Telah dipertahankan dalam sidang skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sosial (.S.Sos)
pada Program Studi Hubungan Internasional.
Ketua, Sekretaris,
___________________ _________________
Penguji I, Penguji II,
___________________ __________________
Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada
Ketua Program Studi
Hubungan Internasional
Ahmad Alfajri, MA
NIP.
v
ABSTRAK
Isu kerjasama industri pertahanan ini, memang bukan hal yang baru bagi
Indonesia. Bahkan, dalam beberapa dekade belakangan sebelum SBY menjabat
sebagai Presiden Indonesia untuk kedua kalinya. Indonesia juga, sudah
mengusahakan kerjasama industri pertahanan dengan negara-negara lain. Namun,
tidak sesignifikan pada saat era SBY menjabat sebagai Presiden untuk periode
keduanya. Terlebih, fenomena-fenomena yang ada juga menunjukan bahwa
hubungan bilateral yang terjadi antara Indonesia dengan Turki itu, tidak selalu
mesra seperti kedengarannya. Artinya, adanya dinamika hubungan antara
keduanya. Meskipun begitu, Indonesia tetap fokus untuk terus melanjutkan, dan
mengusahakan terciptanya kerjasama industri pertahanannya dengan negara lain,
salah satunya adalah negara Turki.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis alasan-alasan yang
menyebabkan Indonesia membangun kerjasama industri pertahanannya dengan
Turki. Penelitian ini, diambil pada masa pemerintahan SBY di periode keduanya,
yakni 2009-2014. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, maka, metode
penelitian yang digunakan oleh Penulis adalah penelitian kualitatif, dengan
didukungnya pengumpulan data-data informasi yang berupa data primer, dan
sumber data sekunder. Dalam hal ini, yang dimaksudkan Penulis adalah
pengumpulan datanya berupa buku, jurnal, pemanfaatan dokumen, laporan dari
institusi yang terkait, website yang valid, dan wawancara dengan seseorang yang
ahli dalam bidangnya, sekaligus ikut dalam merencanakan terealisasinya
kerjasama industri pertahanan Indonesia Turki. Maka dari itu, dengan adanya
kedua sumber data tersebut, diharapkan dapat memperkaya informasi, dan
masukan-masukan tambahan Penulis. Konsep dasar pemikiran yang digunakan
oleh Penulis pada skripsi ini pun yaitu, konsep kepentingan nasional, dan konsep
keamanan nasional, yang keduanya itu bermanfaaat untuk membantu
menggambarkan langkah-langkahnya yang diambil Indonesia, sesuai dengan
fenomena yang ada disertai dengan pijakan teoritis. Setelah dianalisis, Penulis
menemukan alasan yang menyebabkan Indonesia membangun kerjasama industri
pertahanannya dengan Turki. Alasan-alasan itu, tertuangkan dalam kepentingan-
kepentingannya Indonesia. Pertama, kepentingan untuk meningkatkan postur
pertahanan. Hal ini disebabkan Indonesia tengah mengalami ancaman, baik dari
eksternal, dan ketidakmampuan internal dalam menjaga penuh kedaulatan NKRI.
Kedua, kepentingan untuk mencapai kemandirian teknologi dalam alutsista.
Indonesia juga tengah berupaya menjadikan negaranya untuk lepas dari
ketergantungan alutsista, oleh karenanya Indonesia membangun kerjasama
industri pertahanannya dengan Turki. Ketiga, kepentingan untuk untuk menambah
pemasukan keuangan Negara dalam kontribusi untuk mensejahterakan
masyarakat.
Kata Kunci: Kerjasama Industri Pertahanan, Indonesia, Turki, SBY, keamanan,
kepentingan nasional.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, segala puji dan syukur selalu Penulis ucapkan
kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmatnya. Sehingga, Alhamdulillah,
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat, serta salam selalu terjunjung
kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan skripsi ini, tidak akan
selesai sendiri tanpa bantuan, serta dukungan-dukungan dari semua pihak yang
ada. Oleh karena itu, sebesar-besarnya Penulis hendak mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Keluarga Penulis, Ayahanda Dr. Sirojuddin Aly, MA dan Ibunda Alm.
Hj. Ade Aisyah tercinta. Alhamdulillah, sebesar-besarnya Penulis
berulangkali haturkan ucapan terimakasih kepada mereka, atas segala
pelajaran hidup yang diberikan kepada Penulis. Sehingga, Penulis
dapat dihantar menjadi seperti saat ini. Semangat, motivasi, serta
dukungannya yang tiada henti-hentinya selalu dikucurkan kepada
Penulis. Terimakasih sekali pada Ayahanda, dan Ibunda. Semoga,
keberkahan selalu teriringi kepadanya. Selain itu, Penulis juga hendak
berterimakasih kepada anggota keluarga Penulis lainnya, yaitu ka Devi
Hasna, Ka Shopie Rahayu, Ka Vina Mazwini, dan terutama adik-adik
penulis, yaitu Laili Fitriah, Izzati Farhana, dan Muhammad Ifkar
Rahmani, semoga mereka diberi keberkahan hidup oleh Allah SWT.
Tidak lupa juga, Penulis ingin sekali rasanya mengucapkan sepatah
vii
kata kepada calon pendamping hidup penulis di kemudian harinya,
Widyawati. Terimakasih atas dukungannya, dan perasaannya akan
mengingatkan Penulis yang tidak letih-letihnya. Meskipun, Penulis
masih merasakan duka yang mendalam atas wafatnya ibunda, karena
masalah menjadi datang bertubi-tubi setelah itu. Akan tetapi, Widy
selalu memberikan Penulis semangat. Terimakasih, dan terimakasih.
2. Bapak Dr. Aiyub Mohsin, MA, selaku dosen pembimbing skripsi
Penulis. Terimakasih juga, atas saran, arahan, serta masukan, dan juga
kesabarannya dalam membimbing Penulis hingga dapat menyelesaikan
tugas akhir ini.
3. Bapak Ahmad Alfajri, MA, selaku Ketua Jurusan Program Studi Ilmu
Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Adian Firnas, M.Si, dan Bapak Febri Dirgantara Hasibuan,
M.M. Terimakasih atas masukan-masukan yang diberikan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Sahabat Penulis, Andre, Bimo, dan Omi. Terimakasih atas segala
bantuannya. Mereka tak henti-henti selalu disamping Penulis, dikala
Penulis tengah berduka.
6. Teman-teman KKN AMOEBA, Sandi Pajriandi, Taufik Achmaruddin,
Sahal Muzaki, Rifqon Khairazi, Oman Khalilurahman, Faizah, Oza,
Adit, Ulfa, Isni, Fatin, Vanya, Arsyi, Dian, dan Arnold Renaldi.
viii
7. Teman-teman HI UIN JAKARTA angkatan 2014 yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih.
Penulis berharap segala dukungan dan bantuan ini mendapatkan balasan
dari Allah SWT. Aaammiien.
Terakhir, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dapat sangat bermanfaat bagi Penulis
di kemudian harinya. Semoga Skripsi ini, dapat menjadi tambahan referensi, dan
penambah wawasan bagi setiap pembacanya, khususnya adalah bagi
perkembangan studi Ilmu Hubungan Internasional.
Jakarta, November 2018
Muhammad Imtiyaz Habibi
ix
DAFTAR ISI
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME..........................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI......................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah...................................................................1
B. Pertanyaan Masalah...................................................................5
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.................................6
D. Tinjauan Pustaka........................................................................6
E. Kerangka Dasar Pemikiran......................................................12
1. Kepentingan Nasional (National Interest)..........................12
2. Keamanan Nasional (National Security)............................14
F. Metode Penelitian.....................................................................17
G. Sistematika Penulisan...............................................................20
BAB II GAMBARAN UMUM HUBUNGAN BILATERAL
INDONESIA TURKI
A. Profil Negara............................................................................22
A.1. Turki.................................................................................22
A.2. Indonesia..........................................................................26
x
B. Gambaran Umum Hubungan Bilateral Indonesia Turki........29
C. Peningkatan Hubungan Hubungan Bilateral IndonesiaTurki..34
BAB III KERJASAMA INDUSTRI PERTAHANAN INDONESIA
DAN TURKI PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN
SBY PERIODE KEDUA
A. Profil Industri Pertahanan Turki..............................................37
A.1. FNSS Defense Systems Turkey.......................................39
A.2. ASELSAN Turkey...........................................................40
B. Bentuk-Bentuk Kerjasama Industri Pertahanan.......................41
B.1. Kerjasama dalam membangun tank kelas medium antara
PT. Pindad & FNSS Defense Systems Turkey........................42
B.2. Kerjasama dalam membangun alat komunikasi perbatasan
antara PT. LEN Indonesia & ASELSAN Turkey....................47
B. Hambatan-hambatan dalam Kerjasama Industri Pertahanan
Indonesia Turki.......................................................................51
BAB IV ANALISIS KEPENTINGAN INDONESIA DALAM
KERJASAMA INDUSTRI PERTAHANANNYA DENGAN
TURKI PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN SBY
PERIODE II
A. Kepentingan untuk meningkatkan postur pertahanan..............53
xi
B. Kepentingan untuk mencapai kemandirian teknologi dalam
alutsista.....................................................................................66
C. Kepentingan untuk menambah pemasukan keuangan Negara
dalam kontribusi untuk mensejahterakan masyarakat..............70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................73
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 : Peta Negara Turki............................................................................24
Gambar II.2 : Peta Negara Indonesia.....................................................................28
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Transkip Wawancara dengan Bapak Moses Caesar Assa..........xxiv
xiv
DAFTAR SINGKATAN
AI Artillerie Inrichtingen
ASELSAN A.S Askeri Elektronik Sanayi, Military Electronic Industries
ACW Artillerie Contructie Winkel
ASEAN Association of Southeast Asian Nations
BPIS Badan Pengelola Industri Strategis
BSEC Organization of the Black Sea Economic Cooperation
BUMN Badan Usaha Milik Negara
DIK Dai Ichi Kozo
DPR-RI Dewan Perwakilan Rakyat-Republik Indonesia
G-20 Group of Twenty
IMF International Monetary Fund
KAL Kapal Angkatan Laut
KBRI Kedutaan Besar Republik Indonesia
LEN Lembaga Elektroteknika Nasional
LPB Leger Productie Bedrijven
MEF Minimum Essential Force
MoU Memorandum of Understanding
NATO North Atlanctic Treaty Organization
OECD Organization for Economic Cooperation and Development
OIC Organization of Islamic Cooperation
OSCE Organization for Security and Cooperation in Europe
xv
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
RANMOR Kendaraan Bermotor
RANPUR Kendaraan Tempur
SBY Susilo Bambang Yudhoyono
TNI Tentara Nasional Indonesia
TNI- AD Tentara Nasional Indonesia- Angkatan Darat
TNI-AL Tentara Nasional Indonesia- Angkatan Laut
TNI-AU Tentara Nasional Indonesia- Angkatan Udara
PASIAD Pasifik Ulkeleri Sosyal ve Iktisadi Dayanisma Denergi
Pindad Perindustrian angkatan Darat
PT Perseroan Terbatas
ZEE Zona Ekonomi Eksklusif
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Skripsi ini menganalisis Kerjasama Industri Pertahanan Indonesia Turki
pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) periode
2009-2014. Kerjasama yang dilakukan di berbagai bidang oleh Indonesia dengan
Turki, ditandai dengan adanya penandatanganan nota kesepakatan
kerjasamaantara kedua negara.
Sebenarnya, hubungan diplomatik Turki dan Indonesia telah dimulai pada
tanggal 29 Desember 1949.1 Pada saat itu, Turki memberikan pengakuan
diplomatik secara de jure atas kemerdekaan Indonesia sebagai bangsa yang
berdaulat. Secara formal, hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki dimulai
pada tahun 1950.2 Turki, kemudian membuka kedutaan besarnya di Jakarta, pada
tanggal 10 April 1956.3
Sekilas pemaparan tersebut menunjukan bahwa adanya pola hubungan
yang baik, antara Indonesia dan Turki. Akan tetapi, pada kenyataannya hubungan
1http://www.kemlu.go.id/istanbul/id/Pages/Hubungan-Bilateral-Kedutaan-2.aspx
diakses pada tanggal 24 September 2017, pukul 23:51 WIB 2Ibid., 3https://en.m.wikipedia.org/wiki/Indonesia-Turkey_relations diakses pada tanggal 24
September 2017
http://www.kemlu.go.id/istanbul/id/Pages/Hubungan-Bilateral-Kedutaan-2.aspxhttps://en.m.wikipedia.org/wiki/Indonesia-Turkey_relations
2
diplomasi antara Indonesia dan Turki tidak sepenuhnya berjalan mulus, dalam
artian belum ada agenda pembahasan lanjut perihal penguatan kerjasama di
berbagai bidang. Pada saat itu, Indonesia dan Turki bisa juga dikatakan tengah
mengalami peristiwa dinamika hubungan bilateral. Dinamika hubungan yang
terjadi antara Indonesia Turki, diartikan bukan karena adanya sengketa antar
keduanya. Namun, lebih pada tidak adanya kunjungan kenegaraan oleh kepala
negara/kepala pemerintahan masing-masing di kedua negara, untuk menindak
lanjuti hubungan dan kerjasama yang telah ada.
Ketiadaan adanya pembahasan lebih lanjut perihal penguatan kerjasama di
berbagai bidang tersebut, disebabkan oleh adanya perbedaan fokus masing-masing
negara saat itu.Indonesia lebih memfokuskan pada hubungan dengan Amerika
Serikat dan negara-negara Asia Tenggara. Hal ini disebabkan oleh kebijakan luar
negeri Indonesia yang selalu mempertimbangkan situasi lingkungan sekitar.4
Sedangkan disisi lain, Turki terlihat lebih fokus menjalin hubungan kedekatannya
dengan Eropa, sehubungan dengan keinginannya untuk bergabung dengan Uni
Eropa. Oleh karena itu, Turki menjalin hubungan baik dengan negara-negara di
kawasannya. Besarnya keinginan Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa,
terceminkan melalui setiap kebijakan luar negerinya.
Akan tetapi, pada realitasnya sebagian besar mayoritas penduduk Uni
Eropa menolak Turki untuk masuk dalam keanggotaan Uni Eropa. Keinginan
Turki menjadi salah satu anggota Uni Eropa selalu saja mendapatkan hambatan-
4Dewi Fortuna Anwar, Indonesias foreign policy after the cold war in Southeast Asian
Affairs, (Singapore: ISEAS, 1994), Hal. 150-154
3
hambatan dari beberapa negara anggota Uni Eropa. Berbagai alasan penolakan
dari negara-anggota Uni Eropa semakin banyak.5 Padahal, Turki dari tahun ke
tahun, selalu menyiapkan negaranya untuk memenuhi kualifikasi yang diminta
oleh Uni Eropa, karena demi harapan agar negaranya diterima dalam keanggotaan
Uni Eropa.
Disaat Turki tengah menghadapi hambatan yang secara terus menerus
datang dari negara-negara Uni Eropa, pada saat itu juga, Turki secara perlahan-
perlahan mulai mempertimbangkan aspek penting lainnya, yaitu perlunya juga
untuk menjalin hubungannya dengan negara lain, yang salah satunya adalah
kawasan regional Asia.6 Disaat yang bersamaan, Indonesia kala itu tengah
berkomitmen menjalin kerjasamanya dengan berbagai negara-negara di dunia.7
Komitmen Indonesia dalam menjalin kerjasamanya dengan berbagai
negara-negara di dunia, tercermin dalam slogan kebijakan luar negeri barunya.
Pada saat Presiden SBY menjabat untuk kedua kalinya pada periode II (2009-
2014), yaitu sasaran politik luar negerinya meliputi beberapa bidang. Namun,
pada umumnya, namun lebih banyak memperhatikan pada segi sisi aspek
5M. Yasin Kalin, The Implications of EU admittance of Turkey on TURKISH-EU RELATIONS
and TURKISH-U.S. RELATIONS, (Pennsylvania: U.S. Army War College, 2005), Hal. 8-13 6M. Hakan Yayuz, The Emergence of a New Turkey: Democracy and AK Parti, (Salt Lake
City UT: University of Utah Press, 2006), Hal. 293 7Hal ini terjadi semasa pemerintahan Presiden SBY saat terpilih sebagai Presiden untuk
kedua kalinya pada periode 2009-2014. Pada kala itu, SBY bersamaan dengan wakilnya;
mempromosikan slogan kebijakan luar negeri barunya, yaitu million friend and zero
enemy. Lihat juga di
http://www.presidensby.info/index.php/eng/pidato/2008/11/15/1032.html diakses
pada tanggal 10 Desember 2017, Pukul 22.00 WIB
http://www.presidensby.info/index.php/eng/pidato/2008/11/15/1032.html
4
kemiliteran. Selain itu, salah satu arah fokus Indonesia tersebut tertuju pada
negara Turki. Tepatnya, pada 28 Juni 1 Juli 2010, Presiden SBY kala itu
melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki.8
Kunjungan kenegaraan tersebut, merupakan realisasi undangan Presiden
Turki kepada Presiden Indonesia.9 Dalam kunjungan kenegaraan ke Turki
tersebut, Indonesia mampu menghasilkan 11 (sebelas) kesepakatan kerjasama
bilateral dengan Turki, yang salah satu dari 11 kesepakatan kerjasama itu adalah
Agreement on Defense Industry Cooperation (Perjanjian kerjasama Industri
Pertahanan).10
Kerjasama Industri Pertahanan, memang sudah bukan hal yang baru bagi
Indonesia.11
Bahkan, dalam beberapa dekade belakangan sebelum SBY menjabat
sebagai Presiden Indonesia untuk kedua kalinya, Indonesia sudah mengusahakan
kerjasama industri pertahanan dengan negara-negara lain, namun tidak
8http://www.kemlu.go.id/istanbul/id/Pages/Hubungan-Bilateral-Kedutaan-2aspx diakses
pada 24 September 2017, pukul 23:51 WIB 9Ibid.,
10Ministry of Foreign Affairs Republic Indonesia, Diplomasi Indonesia 2010, Hal. 52.,
Tersedia di
https://www.kemlu.go.id/Documents/Buku%20Diplomasi%20Indonesia%202010.pdf ;
internet ; diunduh pada 15 Desember 2017 11Dr. Achmad Dirwan, M. Sc., Laporan Akhir Tim Pengkajian Hukum Tentang
Pengembangan dan Pemanfaatan Industri Strategis Untuk Pertahanan, Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, Badan Pembinaan Hukum Nasional, 2011 Hal. 5-6
tersedia di http://www.bphn.go.id/data/documents/pkj-2011-18.pdf ; Internet; diunduh
pada 24 Desember 2017
http://www.kemlu.go.id/istanbul/id/Pages/Hubungan-Bilateral-Kedutaan-2aspxhttps://www.kemlu.go.id/Documents/Buku%20Diplomasi%20Indonesia%202010.pdfhttp://www.bphn.go.id/data/documents/pkj-2011-18.pdf
5
sesignifikan pada saat era SBY menjabat sebagai Presiden untuk periode
keduanya.
Oleh karena itu, menarik bagi penulis untuk mengetahui lebih dalam
tentang kerjasama industri pertahanan Indonesia Turki pada masa pemerintahan
Presiden SBY periode 2009-2014. Hal ini disebabkan karena pada kenyataannya,
terlihat adanya indikasi faktor lain yang menyebabkan Indonesia membangun
kerjasama industri pertahanan dengan Turki, dan memilih Turki sebagai salah satu
partner strategis dari tujuan pertahanan Indonesia. Alasan lainnya Penulis memilih
periode 2009-2014 menjadi titik kajian karena pada periode tersebut, Indonesia
Turki meratifikasi kerjasama pertahanan dimaksudpada periode kedua SBY
sebagai Presiden Republik Indonesia (RI).
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan paparan yang telah Penulis kemukakan, muncul pertanyaan
penelitian yang akan penulis cari jawabannya dalam skripsi ini, yaitu:
MENGAPA INDONESIA MEMBANGUN KERJASAMA INDUSTRI
PERTAHANANNYA DENGAN TURKI PADA MASA PEMERINTAHAN
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO PERIODE 2009 2014?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui alasan terbentuknya kerjasama industri pertahanan
Indonesia dan Turki
2. Untuk mengetahui dan mengkaji kegunaan dari kerjasama tersebut bagi
Indonesia
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Memperkaya khazanah pengetahuan pada keilmuan Hubungan Internasional.
2. Sebagai referensi tambahan bagi para mahasiswa/mahasiswi Hubungan
Internasional dalammengerjakan beberapa tugas-tugas, seperti; makalah,
jurnal, skripsi, dan lain-lain
3. Sebagai pengetahuan tambahan kepada para akademisi, dan praktisi yang
bergerak di bidang keilmuan Hubungan Internasional
D. Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan tinjauan pustaka. Setidaknya, terdapat beberapa manfaat
yang akan didapatkan oleh peneliti dalam melakukan pekerjaan itu. Manfaat
tersebut antara lain adalah peneliti dapat membanding-bandingkan konsep/teori
serta metodologi karya orang lain, sehingga memudahkan bagi penulis untuk
memahami hasil penelitian orang lain yang akan dijadikan refrensi dan tambahan
7
masukan bahan-bahan yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Dengan kata
lain, tidak merupakan penjiplakan(plagiarisme), dan lain-lain.12
Dalam rangka memudahkan penulis dalam penelitiannya, setidaknya
penulis menemukan beberapa literatur pendahulu, yang kiranya ada sedikit
keterkaitan dengan apa yang hendak penulis ingin teliti. Walaupun dalam hal ini
tidak sepenuhnya sama. Akan tetapi, dengan adanya beberapa rujukan tersebut,
diharapkan mampu untuk dijadikan sebagai pengetahuan tambahan, dan referensi
bagi penulis, agar memberikan kesan yang lebih sempurna dalam penulisan
penelitian kali ini.
Pertama, karya Skripsi Robby Ilma Fermana, mahasiwa Universitas
Pendidikan Indonesia, dengan judul Hubungan Bilateral Indonesia-Rusia di
Bidang Militer: Sebuah Pembahasan Dalam Perspektif Global (2004-2014).
Dalam hal ini, penulis ini setidaknya bertitik fokus penelitiannya pada kajian
hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia di Bidang Militer dalam perspektif
global. Adapun metode penelitian Robby Ilma Fermana yang digunakan dalam
skripsinya adalah metode historis atau metode sejarah dengan pendekatan
interdispliner dari hubungan internasional yaitu balance of power. Sehingga,
dalam proses pengumpulan data dan pengolahan datanya, Robby Ilma Fermana
menggunakan empat langkah tahapan dalam menyelesaikan skripsi ini. Pertama,
Menggunakan langkah Heuristik, dimana ia melakukan upaya untuk
mengumpulkan dan menghimpun data-data sumber sejarah atau bahan bukti
12Drs. Yanuar Ikbar, MA., Ph.D., Metodologi dan Teori Hubungan Internasional,
(Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), Hal. 26-27
8
seperti dokumen, naskah, arsip, dan buku-buku referensi lainnya yang ada
kaitannya dengan pembahasan skripsinya. Kedua kritik Sumber, yang dalam hal
ini adalah Robby Ilma Fermana tidak mengambil secara langsung data yang ada,
namun dilakukannya pengujian terhadap sumber-sumber sejarah yang dinilai
benar, dari segi sisi kebenarannya. Ketiga, Interprestasi yaitu merangkai fakta-
fakta yang ada, kemudian menggabungkan menjadi satu kesatuan tulisan.
Keempat, Historiografi, dimana Robby Ilma Fermana mengelompokan data yang
ada dan diurutkan sesuai bab, subbab dengan fenomena yang ada yang benar
sesuai kejadian adanya. Selanjutnya teori yang digunakan dalam skripsinya itu
adalah balance of power.
Sehingga dalam akhir penelitiannya, Syahid Faisal Kamal menjelaskan
bahwa hubungan bilateral yang terjadi antara Indonesia dan Rusia disebabkan
oleh kebutuhan antar keduanya untuk memenuhi kepentingan masing-masing di
negaranya. Disatu sisi, Indonesia menjalin kerjasamanya dengan Rusia,
disebabkan oleh berkurangnya tingkat keamanan Indonesia,dikarenakanadanya
embargo Amerika Serikat yang mengakibatkan kondisi alat-alat sistem pertahanan
(Alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengalami kekurangan
pemeliharaan dan perawatan suku cadang dari Amerika Serikat. Disisi lain, Rusia
yang merupakan bekas warisan terbesar negara Uni Soviet, berhasrat ingin
meningkatkan pengaruhnya ke berbagai belahan dunia, salah satunya adalah
Indonesia, dengan menyediakan suku cadang Alutsista TNI yang sebelumnya
bergantung pada Amerika Serikat.
9
Berdasarkan pemaparan tersebut, terlihat perbedaan antara penelitian yang
akan dilakukan oleh Penulis, dengan skripsi Robby Ilma Fermana. Hal ini bisa
dilihat dari segi isi penelitian. Bila dilihat dari seluruh isi redaksi penulisan yang
dibuat oleh Robby Ilma Fermana, selintas hanya tertuju pada fokus Indonesia dan
Rusia, karena memang fokus objek tulisan Robby Ilma Fermana hanya membahas
Indonesia dan Rusia.
Namun, titik persamaannya antara penelitian yang akan Penulis teliti
dengan penelitian Robby Ilma Fermana ini adalah terletak pada Objek
pembahasannya, yaitu menjelaskan hubungan bilateral pada bidang militer,
dimana bidang militer yang dimaksud oleh Robby Ilma Fermana, yaitu
pembahasan akan memodenisasi alutsista. Disaat yang bersamaan juga, Penulis
akan menyinggung tentang modernisasi alutsista Indonesia, karena kerjasama
industri pertahanan Indonesia Turki pada masa pemerintahan Presiden SBY
(2009-2014) membahas juga tentang modernisasi alutsista. Oleh karena itu,
sedikit atau banyak, Penulis akan memasukan penelitian fenomenanya menjadi
bahan sumbangan pemikiran bagi penelitian yang hendak Penulis lakukan.
Kedua, Penulis kembali menemukan literatur lain yang berbentuk skripsi,
yaitu karya Syahid Faisal Kamal yang merupakan mahasiwa Ilmu Hubungan
Internasional, pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer
Indonesia, yang berjudul Peranan Pasifik Ulkeleri Sosyal Ve Iktisadi Dayanisma
Denergi (PASIAD) Dalam Meningkatkan Hubungan Bilateral Indonesia - Turki.
Dalam tulisannya tersebut, Syahid Faisal Kamal memfokuskan arah dan isi
penulisannya tentang PASIAD, yang merupakan sebuah lembaga yang bergerak
10
di bidang sosial, dan banyak menyalurkan bantuan kepada masyarakat Indonesia,
khususnya kepada yang terkena musibah di tanah air. Oleh karena itu, untuk
menyelesaikan pengerjaan skripsi itu, Syahid Faisal Kamal menggunakan metode
penelitiannya, dengan menggunakan desain penelitian kualitatif. Kemudian,
Syahid juga menggunakan dua sumber data dalam penelitiannya, yaitu sumber
data primer dan sumber data sekunder. Selain itu, teknik pengumpulan data yang
Syahid lakukan itu, menggunakan dua sumber data penelitian, yaitu sumber data
primer dan sumber data sekunder. Adapun konsep pemikiran yang Syahid
gunakan dalam penelitiannya itu menggunakan konsep organisasi internasional,
kerjasama internasional.
Maka dari itu, di dalam penelitiannya, Syahid Faisal kamal mendapatkan
temuan bahwa program-program yang telah dilakukan oleh PASIAD melalui
kerjasama pengayaan sekolah itu, dapat memberikan peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia. Disaat yang bersamaan, Syahid Faisal Kamal juga
menemukan fenomena yang menyiratkan bahwa melalui PASIAD, adanya sedikit
peningkatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki, yang sebelumnya
adalah hubungan antara Indonesia dan Turki selama ini adalah selalu diwarnai
dengan dinamika hubungan bilateral antara Indonesia Turki.
Dengan mengamati penjelasan tersebut, Penulis menemukan perbedaan
antara isi, dan arah tulisan, antara penelitian Syahid Faisal Kamal dengan
penelitian yang akan Penulis lakukan. Dalam hal ini, Syahid Faisal Kamal lebih
meneliti PASIAD sebagai wadah untuk meningkatkan kerjasama Indonesia dan
Turki. Sedangkan Penulis, lebih fokus meneliti Kerjasama Industri Pertahanan
11
Indonesia Turki pada masa pemerintahan Presiden SBY Periode II (2009-2014).
Adapun persamaan yang ditemukan oleh Penulis dalam penelitian Syahid Faisal
Kamal itu, masih mengkaji subjek kajian yang sama yaitu Indonesia dan Turki.
Oleh karena itu, sedikit atau banyak fenomena yang ditemukan oleh Syahid Faisal
Kamal akan Penulis jadikan tambahan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ketiga, Penulis menemukan literatur lain yang bersumber dari skripsi
Maher Hen Deniro yang merupakan mahasiswa Universitas Pasundan, dengan
judul Diplomasi Budaya Pemerintah Indonesia Dalam Peningkatan Hubungan
Bilateral Indonesia - Turki. Dalam penelitiannya, Maher Hen Deniro
menyebutkan bahwa, Diplomasi Budaya yang dilakukan oleh Pemerintah
Indonesia, adalah faktor pemicu kedekatan antar Indonesia dan Turki. Selain itu,
dengan menggunakan konsep Diplomasi sebagai kerangka penelitiannya,
membuat Maher pada akhir penelitiannya menjelaskan bahwa diplomasi budaya
Indonesia berhasil meningkatkan hubungan bilateral Indonesia Turki di bidang
pendidikan dan pariwisata, karena terlihat jelas dari berbagai sektor mengalami
peningkatan di kedua bidang itu.
Berdasarkan pemaparan di atas, perbedaan yang ditemukan antara
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, dengan skripsi Maher Hen Deniro
terletak pada konsep, serta pendekatan yang digunakan dalam menganalisa.
Penulis nantinya, akan menggunakan Kerjasama Internasional, Kepentingan
Nasional, dan Keamanan Nasional sebagai pisau analisa, yang pada akhirnya
mendapatkan kesimpulan yang berbeda. Lain halnya dengan skripsi Maher Hen
Deniro yang hanya menggunakan konsep diplomasi.
12
Namun, bila dilihat dari segi sisi persamaannya, dengan penelitian yang
akan penulis lakukan, yaitu terletak pada obyek kajiannya masih sama, yaitu
negara Indonesia, dan Turki. Oleh karena itu, sedikit banyaknya isi tulisan Maher
Hen Deniro akan penulis jadikan sebagai bahan masukan bagi Penulis, dalam
menyelesaikan penulisan skripsi.
E. Kerangka Dasar Pemikiran
Dalam studi keilmuan apapun, keberadaan teori/konsep sangat berperan
untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi dalam kasus-kasus. Dalam
rangka penyusunan penelitian ini, Penulis memakai konsep Kepentingan
Nasional, dan Keamanan Nasional.
1. Kepentingan Nasional(National Interest)
Kepentingan nasional, bila didefinisikan, dapat dipahami sebagai tujuan-
tujuan yang ingin dicapai suatu negara. Kepentingan nasional yang relatif tetap
dan sama diantara semua negara/bangsa adalah keamanan (mencakup
kelangsungan hidup rakyatnya, keutuhan wilayahnya, dan kesejahteraan
masyarakatnya). Kedua hal pokok inilah, yaitu keamanan (security) dan
13
kesejahteraan (prosperity), merupakan dasar dalam merumuskan atau menetapkan
kepentingan nasional bagi setiap negara.13
Kepentingan nasional juga sangat berperan dalam menentukan perilaku
suatu negara, melalui kebijakan luar negerinya, dan politik luar negerinya.14
Kepentingan nasional juga seringkali menjadi pembenaran dari setiap kebijakan
yang dipilih oleh Negara. Oleh karena itu, kepentingan nasional merupakan pilar
utama dalam politik internasional.
Dalam menentukan kepentingan nasional, Daniel S. Papp menjelaskan
bahwa ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
kepentingan nasional. Pertama, kriteria kekuatan militer. Dalam hal ini adalah
setiap negara bertanggung jawab dalam memberikan keamanan kepada
wilayahnya. Kedua, peningkatan power, yang dalam hal ini adalah negara juga
mempunyai kepentingan nasional untuk meningkatkan power dalam bentuk
kapabilitas militernya. Ketiga kriteria ekonomi, dimana setiap negara memiliki
tugas kewajibannya dalam meningkatkan kemampuan ekonominya. Selanjutnya
kriteria ideologis, dimana ideologi yang dibawa oleh suatu negara membawa
keputusan negerinya dalam menjalankan roda pemerintahannya.15
13
T. May Rudy, Studi Strategis Dalam Transformasi Sistem Internasional Pasca Perang Dingin,
(Bandung : Refika Aditama, 2002). Hal. 116 14William D. Coplin, Introduction To International Politics: a Theoretical Review, (Chicago
: Markham Publishing Company, 1971), Hal. 141
15Daniel S. Papp, Contemporary International Relations: Frameworks for Understanding,
(Amerika Serikat: Allyn and Bacon, 1997), Hal. 24
14
Kepentingan nasional sendiri, diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
kepentingan nasional yang bersifat vital, dan kepentingan nasional yang bersifat
sekunder, atau non vital. Kepentingan nasional yang bersifat vital biasanya lebih
erat pada urusan kelangsungan hidup suatu negara. Sedangkan, kepentingan
nasional yang bersifat sekunder, atau non vital merupakan kepentingan yang tidak
terlalu erat kaitannya dengan eksitensi suatu negara, akan tetapi keberadaannya
cukup memberi kontribusi terhadap suatu negara, sehingga diperlukan untuk
diperjuangkan.16
Dengan adanya konsep ini, diharapkan mampu menjelaskan apa yang
ingin peneliti lakukan.
2. Keamanan Nasional (National Security)
Dalam konteks sistem internasional, keamanan merupakan bentuk dari
upaya suatu negara dan masyarakat dalam mempertahankan identitas
kemerdekaan dan integritas fungsional mereka. Oleh karena itu, keamanan
nasional merupakan konsep penting yang selalu dipergunakan dan dipandang
sebagai ciri eksklusif yang konstan dari hubungan internasional. Menurut
Berkowitz, keamanan nasional dapat diartikan sebagai kemampuan dari suatu
16Aleksius Jemadu, Politik Global dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008), Hal. 67-69
15
bangsa untuk melindungi negara dan rakyatnya dari ancaman pihak luar.17
Konsepsi keamanan nasional ini, senantiasa memiliki hubungan erat dengan
pengupayaan, pertahanan dan pengembangan kekuatan atau kekuasaan sepanjang
kaitannya dengan analis hubungan internasional.18
Selanjutnya, Buzan juga mengungkapkan bahwa keamanan selalu identik
dengan permasalahan perihal kelangsungan hidup. Pada hakikatnya, segala
sesuatu apapun yang mengancam keberadaan suatu komunitas yang kolektif, atau
bahkan prinsip-prinsip, akan dianggap sebagai bagian dari ancaman yang
eksistensial.19
Bila dikategorisasikan berdasarkan jenisnya, terdapat lima jenis ancaman
yang menyebabkan hadirnya ketidakamanan suatu negara. Pertama, Militer.
Dalam hal ini, ancaman militer merupakan inti tradisional dari konsep keamanan
nasional. Tingkatan ancaman militer terhadap suatu negara bervariasi, mulai dari
pelanggaran batas teritorial, hukuman, perebutan batas teritorial negara, invasi,
dan lain sebagainya. Kedua, Politik. Ancaman politik yang dimaksudkan adalah
lebih mengarah kepada stabilitas organisasi pemerintah. Tujuannya adalah untuk
menekan pemerintah yang berkuasa dalam kebijakan yang diambil,
menggulingkan pemerintah, atau menciptakan intrik politik yang mampu
17Berkowitz, Morton, and Bock, P.G, eds. American National Security, (New York: Free
Press, 1965), Hal. 150 18Bary Buzan, People, State, and Fear, (Amerika Serikat: Harvester Wheatsheaf, 1991),
Hal. 12
19 Dr. Anak Agung Banyu Perwita, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), Hal. 122
16
menganggu jalannya pemerintahan sehingga pula melemahkan kekuatan
militernya. Ketiga, ancaman sosial, dimana adanya ancaman untuk bahasa,
budaya, dan identitas agama dan nasional dan adat. Keempat, ancaman ekonomi,
yaitu adanya ancaman dalam menghambat kesejahteraan dan kekuasaan negara
yang bersangkutan. Kelima, ancaman yang berupa lingkungan hidup, yaitu
berkaitan dengan pemeliharaan lokal dan biofer planet sebagai suatu bentuk
kelangsungan hidup manusia untuk bergantung.20
Oleh karena itu, pada praktiknya penggunaannya, keamanan nasional itu
sendiri menyangkut dua aspek, yaitu penangkalan (deterrence) dan pertahanan
(defence).21
Dengan melalui konsep ini, diharapkan penulis dapat menjelaskan lebih
rinci terkait pembahasan yang akan penulis teliti. Selain itu, memudahkan bagi
Penulis dalam mengembangkan analisa sehubungan fenomena yang terjadi
melalui konsep ini.
20Bary Buzan, People, State, and Fear, Hal.116-133
21Douglas J. Murray dan Paul R. Viotti, eds. The Defense Policies of Nations : A
Comparatif Study, (Baltimore: The John Hopkins University, 1985), Hal. 4
17
F. Metode Penelitian
Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan secara rinci Kerjasama Industri
Pertahanan Indonesia - Turki pada masa pemerintahan Presiden SBY periode
2009-2014. Adapun metode penelitian pada skripsi ini akan disusun sebagai
berikut :
1. Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analitik.Sebagaimana
diketahui bahwa Metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang bertujuan
menggambarkan, menganalisa, dan mengklasifikasikan gejala-gejala atau
fenomena-fenomena yang didasarkan atas hasil-hasil pengamatan dari beberapa
kejadian dan masalah yang tersedia di tengah-tengah realita yang ada. Dengan
kata lain dalam hal ini, kumpulan dari data-data akan diorganisasikan secara
sistematis untuk melukiskan fakta atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.
Seperti halnya pembahasan yang akan dilakukan Penulis pada penelitian
ini bahwa dalam praktik pelaksanaannya, metode ini tidak sebatas pengumpulan
dan penyusunan data saja tetapi meliputi analisa dan interpretasi data yang bersifat
analitik.
2. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Maka dari itu, dalam praktik
penggunaanya Penulis harus menggunakan skema metodologi kualitatif juga,
dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder. Data primer adalah data
18
yang diperoleh langsung dari sumber data di lapangan.22
Secara operasional yang
dimaksud data primer dari penelitian ini adalah wawancara, survei dan kuesioner.
Selanjutnya, selain dari data primer, Penulis juga menggunakan data
Sekunder. Data sekunder adalah data penelitian yang berasal dari sumber kedua
yang dapat diperoleh melalui buku-buku, dan artikel yang didapat dari website
atau diperoleh dari catatan pihak lain yang kiranya ada keterkaitan dengan
penelitian ini.23
Dengan adanya sumber data sekunder ini, diharapkan akan menjawab
pertanyaan penelitian Penulis ajukan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam proses penelitian, tahap pengumpulan data bisa dikatakan sebagai
salah satu bagian yang terpenting dalam proses penelitian. Hal ini karena dengan
tanpa adanya data yang terkumpul, maka, tidak mungkin suatu penelitian akan
berhasil. Oleh karena itu, dalam penelitian kali ini, penulis menggunakan metode
pengumpulan data berupa telaah pustaka (library research) dan wawancara.
Sebagaimana diketahui bahwa metode telaah pustaka (library research)
adalah sebuah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaah
terhadap buku, literatur, catatan dan laporan yang kiranya masih ada
keterkaitannya dengan apa yang ingin Peneliti pecahkan dalam suatu
22 Jonathan Suwarno, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif , (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), Hal. 209 23Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan
Publik Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya , (Jakarta: Kencana, 2005), Hal. 119
19
permasalahan.24
Selain dengan telaah pustaka, penelitian ini juga menggunakan
teknik wawancara. Dalam hal ini, Penulis melakukan wawancara dengan Bapak
Moses Caesar Assa. Beliau adalah pakar pertahanan. Terutama, pakar pertahanan
untuk negara Turki. Saat ini, beliau menjabat sebagai Tenaga Ahli dalam bidang
pertahanan, di Komisi I, DPR/RI.
Oleh karena itu, Penulis menggunakan metode-metode ituuntuk
memperkaya informasi, dalam rangka mencapai kesempurnaan penelitian ini.
4. Teknik Analisis Data
Dengan pendekatan penelitian kualitatif, seluruh data berupa informasi
dalam bentuk kalimat dan bukan angka-angka peneliti akan analisa melalui
metode telaah pustaka (library research) dan wawancara pada teknik
penelitiannya. Kemudian Penulis akan menyaring informasi tersebut, yang ada
kaitannya dengan permasalahan penelitian yang ingin Penulis teliti, dan akhirnya
dapat disusun dalam suatu tulisan serta ditarik suatu kesimpulan.
5. Metode Penulisan
Dalam metode penulisan kali ini, Penulis akan menggunakan pola
deduktif. Pola deduktif yaitu cara berfikir dari pernyataan yang bersifat umum,
dengan ditarik kesimpulan yang bersifat khusus yang diambil dengan analisa yang
kuat.
24M. Nazir, Metode Penelitian, ed.5, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), Hal. 27
20
G. Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, Penulis akan membaginya menjadi 5 bab dalam
penulisannya.
Bab I ini meliputi: latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan
dan manfaat penelitian, kajian kepustakaan, kerangka dasar pemikiran, metode
penelitan yang digunakan,dan diakhiri dengan sistematika penulisan.
Bab II, Penulis juga akan menjelaskan tentang gambaran umum hubungan
bilateral Indonesia Turki. Dalam rangka untuk mengawali penjelasan mengenai
gambaran umum hubungan bilateral Indonesia Turki, Penulis juga akan
menjelaskan profil negara terkait sebagai subjek bahasan skripsi ini, yaitu negara
Turki dan Indonesia. Sehingga, pembaca mendapatkan pengetahuan secara
mengalir, dan runut sesuai dengan pokok permasalahan yang ada. Setelah itu,
Penulis baru akan menjelaskan gambaran umum hubungan bilateral Indonesia-
Turki di dalam sub bab setelahnya, yang didalam sub bab ini juga, dijelaskannya
fenomena-fenomena dinamika hubungan bilateral yang terjadi antara Indonesia
Turki. Kemudian, di sub bab akhir pada bab ini, Penulis akan menjelaskan
peningkatan hubungan bilateral Indonesia Turki.
Bab III dalam skripsi ini, Penulis akan mengisinya dengan sajian data-data
yang penulis akan temukan, terkait kerjasama industri pertahanan Indonesia
Turki pada masa pemerintahan Presiden SBY pada periode kedua. Dalam bab ini
pun, Penulis akan menjelaskan secara spesifik akan kerjasama industri pertahanan
Indonesia Turki pada masa Presiden SBY di periode keduanya. Penulis juga,
21
membaginya menjadi tiga sub bab bahasan, yang pertama adalah terkait profil
industri pertahanan Turki yang dalam hal ini adalah, profil industri pertahanan
yang menjadi perwakilan Turki dalam menjalin kerjasamanya dengan Indonesia.
Pada sub bab kedua, Penulis akan menjelaskan bentuk-bentuk kerjasama industri
pertahanan Indonesia Turki pada masa ini, kemudian hambatan-hambatan yang
dirasakan oleh Indonesia dalam merealisasikan kerjasama pertahanan ini.
Bab IV dalam skripsi ini akan berisikan tentang analisa kerjasama industri
pertahanan Indonesia Turki pada masa era pemerintahan Presiden SBY periode
2009-2014. Dalam rangka menghantarkan pembaca untuk mengamati analisa
kerjasama industri pertahanan Indonesia Turki, Penulis juga akan menyajikan
data-data, dan dibagi menjadi dua sub bab bahasan, Pertama, Alasan Indonesia
membangun kerjasama industri pertahanan Indonesia Turki, khususnya pada
masa era pemerintahan Presiden SBY periode 2009-2014, yang sekaligus di dalam
penjelasan itu juga akan diuraikannya manfaat yang akan didapat oleh Indonesia
dari kerjasama industri pertahanan yang dimaksud. Penulis akan menjelaskan
tersebut secara kompeherensif, serta didukung oleh sajian data-data yang telah
Penulis kumpulkan.
Bagian akhir dari skripsi ini terdapat padabab V. Pada bab ini, Penulis
akan menyampaikan sebuah kesimpulan, yang nantinya akan menjelaskan hasil
inti dari penelitian yang penulis tengah lakukan. Dengan kata lain, penulis akan
menjawab pertanyaan penelitian pada bagian bab ini juga.
22
BAB II
GAMBARAN UMUM HUBUNGAN BILATERAL
INDONESIA TURKI
Bab ini akan menjelaskan secara kronologis gambaran umum hubungan
bilateral Indonesia Turki. Pada pembahasan bab ini, Penulis akan membaginya
menjadi tiga bagian bahasan. Bagian pertama, akan dimulai dengan profil negara
yang dimaksud, yaitu Turki dan Indonesia. Selanjutnya, pada bagian kedua akan
berisi tentang latar belakang; terbentuknya hubungan bilateral Indonesia Turki,
dan beserta dinamika dari hubungan itu. Selanjutnya, baru pada akhir bahasan
ketiga di bab ini, akan berisi tentang peningkatan hubungan bilateral Indonesia
Turki yang terjadi pada masa pemerintahan SBY.
A. Profil Negara
A.1. Turki
Pada tanggal 23 Oktober 1923, Turki secara resmi diproklamirkan sebagai
negara republik dengan Kemal Ataturk sebagai Presiden pertamanya.25
Munculnya negara Republik Turki, tidak terlepas dari masa-masa kemunduran
pada pemerintahan sebelumnya, yaitu kekaisaran Turki Utsmaniyah. Wilayah
yang kini Turki tempati, tidaklah sama ukurannya dengan pemerintahan
25 Kedutaan Besar Republik Indonesia Republik Indonesia (KBRI) di Ankara Turki,
Deskripsi Post (Republik Turki), (Ankara: Kedutaan Besar Republik Indonesia Ankara
Turki, 1968), Hal. 1
23
kekaisaran Utsmaniyah sebelumnya. Akan tetapi, tetap saja bahwa Turki kini
masih mendapatkan sebagian kecil wilayah kekaisaran Utsmaniyah.
Sejak Turki secara resmi memproklamirkan diri sebagai negara republik,
Turki menetapkan bahwa kota Ankara adalah ibu kota pemerintahannya, dan
menjadikan bahasa Turki menjadi bahasa nasional negara Turki. Kemudian,
menjadikan nasionalisme, demokrasi, sekularisme, dan etatisme yang dijiwai oleh
the rule of law, yang berdasarkan hak-hak azasi manusia sebagai bagian dari basis
ideologi negaranya.26
Sistem pemerintahan yang dianut Turki adalah demokrasi
dengan sistem Presidensial.
Secara geografis, wilayah negara Republik Turki terbentang di antara dua
benua, yakni benua Asia dan Eropa. Sekitar 97% wilayah negaranya berada di
dataran Asia, yang kini sering dikenal sebagai Asia Kecil dan Dataran Tinggi
Armenia. Selanjutnya, sisa 3% dari wilayah Turki, berada di benua Eropa, di
Semenanjung Balkan.27
Hampir keseluruhan masyarakat yang ada di Turki,
menganut agama Islam.28
Selain dari itu, Turki memiliki keadaan iklim yang luar
biasa, disertai dengan besarnya perbedaan dalam suhu dan banyaknya hujan dari
daerah satu dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh adanya daerah-daerah
26 Ibid., Hal. 8
27 J.A. Gritzner, Ch.F. Gritzner, North Africa and Middle East, (New York: Chealsea House
Publishers, 2006), Hal. 8-25
28 https://www.kemlu.go.id/istanbul/id/Pages/Turki.aspx diakses pada tanggal 14 Juli
2018
https://www.kemlu.go.id/istanbul/id/Pages/Turki.aspx
24
pegunungan di dekat pantai, dan tingginya dataran-dataran dipedalaman (antara
835M dan 2335m).29
Berikut ini adalah peta geografis Negara Turki.
Gambar II.1. Peta Negara Turki30
Dengan letak geografis Turki yang cukup strategis tersebut, mendorong
Turki ikut, serta aktif dalam perpolitikan dunia. Turki juga merupakan bagian dari
anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), anggota awal NATO (North
Atlanctic Treaty Organization) , IMF (International Monetary Fund) dan Bank
29 Kedutaan Besar Republik Indonesia Republik Indonesia (KBRI) di Ankara Turki,
Deskripsi Post (Republik Turki)., Hal. 5
30 http://legacy.lib.utexas.edu/maps/middle_east_and_asia/turkey_physio-2006.jpg
diakses pada tanggal 11 Juli 2018, pukul 19:30 WIB
http://legacy.lib.utexas.edu/maps/middle_east_and_asia/turkey_physio-2006.jpg
25
Dunia (World Bank). Selain itu, Turki merupakan anggota pendiri OECD
(Organization for Economic Cooperation and Development), OSCE (Organization
for Security and Cooperation in Europe), BSEC (Organization of the Black Sea
Economic Cooperation), OIC (Organization of Islamic Cooperation) dan G-20
(Group of Twenty).31
Selain itu, sektor ekonomi utamanya Turki adalah Pertanian, seperti
Zaitun, Gandum, Kapas dan Buah-buahan, dan dari sektor Industrial juga
meliputi; elektronik konsumen dan peralatan rumah tangga, tekstil dan pakaian,
kendaraan bermotor dan produk otomotif, beberapa unit kereta api, lokomotif dan
gerobak, pembuatan kapal, industri pertahanan, industri besi dan baja, sains dan
teknologi, serta sektor di bidang konstruksi, dan sektor pelayanan yang meliputi;
transportasi, komunikasi, pariwisata, dan sektor keuangan.32
Berdasarkan uraian
tersebut, ekonomi turki dan inisiatif-inisiatif diplomatiknya selama ini, telah
menyebabkan adanya pengakuan Turki sebagai kekuatan regional, sementara itu
lokasinya juga memberikannya kepentingan geopolitik, dan strategis sepanjang
sejarah.
Dari segi sisi pertahanan dan keamanan, Turki masih diperhitungkan
eksisteni akan keberadaan negaranya di mata dunia. Selain dari bagian anggota
NATO, berdasarkan perhitungan Global Fire Power, dalam organisasi pakta
militer NATO disebutkan bahwa Turki mendapatkan peringkat ke-4 dari 29
31 https://en.wikipedia.org/wiki/Turkey diakses pada tanggal 11 Juli 2018, pukul 19:00
WIB
32 https://en.wikipedia.org/wiki/Economy_of_Turkey diakses pada tanggal 19 Juli 2018,
pukul 07:30 WIB
https://en.wikipedia.org/wiki/Turkeyhttps://en.wikipedia.org/wiki/Economy_of_Turkey
26
negara-negara anggota NATO yang dicantumkan dalam daftar.33
Oleh karena itu,
Turki memiliki reputasi yang cukup diperhitungkan dari segi aspek kapabilitas
militer. Bahkan, Turki juga masih masuk dalam katagori peringkat 10 besar
sebagai negara dengan kapabilitas militer yang besar di dunia saat ini. Diantara
dari 136 negara-negara yang ada, Turki menempati peringkat ke-9 dalam daftar
negara-negara di dunia dengan kapabilitas militer yang besar.34
Hal ini
menjadikan Turki cukup diperhitungkan keberadaannya.
Dengan strategisnya letak negara Turki, menjadikan Turki sebagai negara
yang memiliki dampak akan banyaknya keutungan-keuntungan. Dalam artian,
Turki bisa menjalin hubungan diplomatik dengan negara manapun, karena negara
Turki terbentang diantara dua benua.
A.2. Indonesia
Sejarah mencatat bahwa Indonesia selama 353,5 Tahun berada dalam
jeratan penjajah. Indonesia memproklamirkan diri sebagai negara yang berdaulat
pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Ir. Soekarno yang sekaligus menjadi Presiden
pertama negara Republik Indonesia (RI). Dalam rangka mencapai kemerdekaan
tersebut, berbagai peristiwa berat dialami oleh Indonesia. Akan tetapi, walaupun
demikian, Indonesia mampu dan menjadikan Indonesia sebagai negara yang
33 https://www.globalfirepower.com/countries-listing-nato-members.asp diakses pada
tanggal 11 Juli 2018, pu kul 19:10 WIB
34 https://www.globalfirepower.com/countries-listing.asp diakses pada tanggal 11 Juli
2018, pukul 19:10 WIB
https://www.globalfirepower.com/countries-listing-nato-members.asphttps://www.globalfirepower.com/countries-listing.asp
27
merdeka hingga menjadikan Indonesia sebagai negara kesatuan Republik
Indonesia.35
Secara geografis, Indonesia adalah sebuah negara berdaulat lintas benua
yang terletak terutama di Asia Tenggara, dengan beberapa wilayah di Oceania.
Terletak di antara samudra Hindia dan Pasifik, Indonesia adalah negara kepulauan
terbesar di dunia, mempunyai lebih kurang tiga belas ribu pulau. Dengan luas
1.904.569 kilometer persegi (735.358 mil persegi). Berdasarkan hal itu, Indonesia
dijadikan sebagai negara yang masuk dalam katagori terbesar, yakni ke-14 di
dunia dalam hal luas lahan, dan dalam hal gabungan laut dan daratan saja,
merupakan yang terbesar ke-7 di dunia. Dengan jumlah penduduk lebih dari 260
juta orang. Selain itu, tercatat juga bahwa negara Indonesia adalah negara terpadat
ke-4 di dunia. Berikut ini adalah gambar peta geografis Negara Indonesia.
35 https://en.wikipedia.org/wiki/Turkey diakses pada tanggal 11 Juli 2018, pukul 15:00
WIB
https://en.wikipedia.org/wiki/Turkey
28
Gambar II.2. Peta Negara Indonesia36
Dengan luasnya negara Indonesia, menjadikan Indonesia kaya akan
budaya, memiliki sekitar 300 kelompok etnis, dan tiap etnis tersebut memiliki
warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad. Salah satu diantaranya
adalah warisan budaya Arab. Indonesia merupakan salah satu negara dari negara-
negara muslim lainnya dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Oleh
karena itu, secara tidak langsung Indonesia dekat dengan negara-negara muslim
lainnya. Dengan alasan inilah, Indonesia juga tidak bisa menutup diri dari
36 http://legacy.lib.utexas.edu/maps/middle_east_and_asia/indonesia_pol_2002.jpg
diakses pada tanggal 15 Juli 2018, pukul 07:00 WIB
http://legacy.lib.utexas.edu/maps/middle_east_and_asia/indonesia_pol_2002.jpg
29
keterkaitan hubungan baiknya dengan seluruh negara muslim lainnya, terlebih
termasuk adalah negara Turki.
B. Gambaran Umum Hubungan Bilateral Indonesia Turki
Sejarah klasik Indonesia mencatat bahwa jauh sebelum Indonesia
merdeka, hubungan Indonesia dengan Turki cukup baik dan sangat dekat. Hal ini,
selain diikat dengan kuatnya tali Ukhuwah Islamiyah antar kedua negara. Dalam
hubungan internasional, Indonesia membutuhkan dukungan Turki untuk
memperoleh pengakuan internasional agar tetap eksis dan mampu survive.
Pernyataan ini, tidak terlepas dari fakta yang ada yang menyebutkan bahwa Turki
pada masa daulah utsmaniyah, sudah menjadi sebuah bangsa dengan tingkat
peradaban yang tinggi.
Salah satu bukti dari adanya kebutuhan Indonesia pada Turki dibuktikan
dengan adanya perjanjian persahabatan antara Turki dengan Sultan Aceh, yaitu
Ali Riayat Syah Al Qahar (1537-1568). Sepanjang catatan-catatan yang ada
disebutkan bahwa perjanjian ini selalu diperbaharui oleh sultan-sultan berikutnya.
Terutama, Sultan Iskandar Muda yang sangat memelihara baik hubungan Aceh
agar tetap terus berlanjut dengan kerajaan-kerajaan islam lainnya.37
Dalam rangka memperkuat hubungan tersebut, Sultan Iskandar Muda
mengirimkan delegasinya yaitu Panglima NyaDum, dengan kapal-kapal yang
bermuatan penuh dengan sejumlah lada, beras, dan pinang kepada Sultan Turki.
37 Panitia Penulisan Sejarah Diplomasi Republik Indonesia, Sejarah Diplomasi Republik
Indonesia dari Masa ke Masa, (Jakarta: Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia,
1996), Hal. 44
30
Langkah-langkah ini juga, merupakan bentuk dari langkah strategis Aceh pada
saat itu, untuk terus menjalin keharmonisan hubungan Indonesia (Aceh) Turki.
Hubungan yang telah dijalin ini, memberikan manfaat bagi Aceh untuk
menghadapi Belanda yang ingin menduduki Aceh. Bahkan, Turki berulang kali
mengirimkan rombongan ahli-ahli di bidang militernya, terutama dalam
pembuatan senjata meriam.38
Berkat adanya pola hubungan yang harmonis antara
Indonesia Turki pada masa lampau itu, membuat Indonesia dengan cepatnya
menjalin hubungan diplomatiknya dengan Turki, sesudah Indonesia merdeka.
Di era modern Indonesia, hubungan diplomatik Turki dan Indonesia telah
dimulai pada tanggal 29 Desember 1949.39
Pada saat itu, Turki memberikan
pengakuan diplomatik secara de jure atas kemerdekaan Indonesia sebagai bangsa
yang berdaulat. Tak sampai disitu, hubungan bilateral diplomatik Indonesia dan
Turki dimulai pada tahun 1950. Turki juga membuka kedutaannya di Jakarta pada
tanggal 10 April 1956. Dalam rangka meningkatkan hubungan, Presiden Soekarno
yang merupakan presiden pertama Republik Indonesia (RI), melakukan
Kunjungan kenegaraan ke Turki pada tanggal 24 April 1959.40
Kunjungan Presiden Soekarno ini, membuahkan hasil manis bagi
Indonesia, karena selang beberapa bulan setelahnya, khususnya pada tanggal 14
September 1959, Indonesia dan Turki sama-sama menyepakati adanya Trade
38 Ibid.,
39 http://www.kemlu.go.id/istanbul/id/Pages/Hubungan-Bilateral-Kedutaan-2.aspx
diakses pada tanggal 05 Juli 2018, pukul 11:50 WIB
40 Ibid.,
http://www.kemlu.go.id/istanbul/id/Pages/Hubungan-Bilateral-Kedutaan-2.aspx
31
Agreement antar keduanya.41
Dalam rangka merealisasikan program itu,
Perwakilan Indonesia di Turki, yakni Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)
Ankara, sempat ikut serta dalam acara Izmir International Trade Fair sebanyak 4
kali, semenjak penandatangan perjanjian perdagangan antara Indonesia Turki di
mulai. Izmir International Trade Fair adalah sebuah pagelaran pameran dagang
tertua di Turki. Selain dari pameran dagang, pada pameran ini juga
diselenggarakannya serangkaian kegiatan festival budaya.42
Seiring dengan berjalannya waktu, dinamika hubungan antara Indonesia
Turki sudah mulai terlihat pada masa pemerintahan orde lama, akan tetapi
hubungan dagang antar kedua negara ini, yang telah disepakati bersama-sama
belum juga dilaksanakan.43
Hal itu disebabkan antara Indonesia dan Turki masing-
masing memiliki arah dan tujuan yang berbeda, dalam menjalankan roda
pemerintahan di negaranya. Oleh karena itu, hubungan Indonesia dan Turki yang
telah tercipta dimasa lampau tidak selamanya berlangsung dengan mesra.
Jatuhnya daulah Utsmaniyah di Turki, dan pada tahun 1923 berdiri
Republik Turki di bawah Kemal Ataturk, menimbulkan pergeseran orientasi
Politik Luar Negeri Turki yang lebih mengarahkan perhatiannya pada barat dan
41 Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Ankara Turki, Deskripsi Post., Hal. 12
42 https://en.wikipedia.org/wiki/Izmir_International_Fair diakses pada tanggal 14 Juli
2018, pukul 13:15 WIB
43 Panitia Penulisan Sejarah Diplomasi Republik Indonesia, Sejarah Diplomasi Republik
Indonesia dari Masa ke Masa, Hal., 45
https://en.wikipedia.org/wiki/Izmir_International_Fair
32
kawasan Eropa.44
Dengan kata lain, sejak awal keberpihakan Turki pada NATO
dan Uni Eropa menunjukan sikap kuatnya Turki terhadap Barat.45
Disisi lain, Indonesia juga mengalami hal yang serupa, Indonesia juga
lebih menekankan hubungan luar negerinya pada negara-negara sekitar
kawasannya. Pada umumnya, kawasan Asia-Pasifik, yakni sekitar wilayah tepi
Samudra Hindia, Pasifik Barat Daya, kemudian Asia Timur, dan Asia Tenggara
atau yang biasa disebut sebagai ASEAN (Association of Southeast Asian
Nations).
Dengan menyadari akan kemerosotan hubungan bilateral tersebut,
memunculkan kembali timbul keragaman dan komitmen antara Indonesia dan
Turki, bahwa Indonesia dan Turki melakukan penjajakan kerjasama di bidang
pendidikan.46
Akan tetapi, dengan adanya kerjasama ini pun tidak menjadikan
hubungan Indonesia dan Turki menjadi lebih harmonis. Dalam artian, lagi-lagi
belum sampai pada tingkat keseriusan dalam merealisasikan program-program
yang ada. Disamping itu, munculnya kerjasama ini dilatar belakangi adanya
peningkatan minat masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan dan bahasa
44 Gulbahar Yelken Aktas, Turkish Foreign Policy: New Concepts and Reflection, (Tesis,
Graduate School on Social Science, Middle East Techinical University, December 2010).,
Hal. 5. Lihat juga, Yucel Bozdaglioglu, Turkish Foreign Policy and Turkish Identity: a
Constructivist Approach, (New York & London: Routledge, 2003), Hal., 35
45 Meliha Benli Altunisik, The Posibilities and Limits of Turkeys Soft Power in the Middle
East, Insight Turkey, Vol. 10, No, 2 (2008), Hal. 41-54
46 Syahid Faisal Kamal, Peranan Pasifik Ulkeleri Sosial Ve Iktisadi Dayanisma Denergi
(PASIAD) Dalam Meningkatkan Hubungan Bilateral Indonesia-Turki, (Skripsi, Ilmu
Hubungan Internasional, Universitas Komputer, 2015), Hal. 10
33
Turki.47
Hal ini mengindikasikan bahwa masih terdapat dinamika-dinamika
hubungan yang tengah terjadi antara Indonesia Turki, dari masa awal Indonesia
merdeka, juga pada masa pemerintahan era orde lama, hingga pada masa era orde
baru.
Dinamika hubungan yang terjadi antara Indonesia Turki ini, sedikit
membaik pada tahun 2004. Di tahun itu, Indonesia mengalami bencana alam,
berupa tsunami, yang terjadi di Aceh. Perhatian Turki terhadap Indonesia makin
membaik diwujudkan dengan kunjungan Perdana Menteri Turki, Reccep Tayyip
Erdogan, ke Indonesia, setelah terjadinya tsunami di Aceh. Esensi dari kunjungan
ini adalah bahwa Turki menyampaikan rasa kepeduliannya atas bencana yang
menimpa Indonesia. Selain itu, Turki juga memberikan bantuan-bantuan kepada
Aceh yang disalurkan melalui PASIAD di Indonesia.48
PASIAD (Pasifik Ulkeleri Sosyal ve Iktisadi Dayanisma Denergi)
merupakan sebuah organisasi non pemerintah yang bergerak di bidang sosial
kemasyarakatan, yang salah satu fokus arahnya adalah Pendidikan, Kebudayaan,
Sosial, Kesehatan, dan lain sebagainya. Pada perkembangannya, dewasa ini
PASIAD Indonesia hanya diizinkan pemerintah RI untuk sektor pendidikan.
Kehadiran PASIAD di Indonesia membawa hubungan antara Indonesia Turki
semakin membaik. Hal ini dibuktikan dengan pada awal peresmian sekolah
PASIAD di Indonesia pada tahun 1995, dihadiri oleh Presiden Turki, Sleyman
47 Ibid.,
48 Ibid.,
34
Demirel, yang sekaligus memfasilitasi kerjasama ekonomi kedua negara.49
Terlepas dari itu semua, hubungan Indonesia Turki mengalami peningkatan,
semenjak adanya kegiatan. Aktivitas PASIAD itu, menjadi modal bagi Indonesia
dan Turki untuk berkomitmen penuh dalam menjalin hubungan bilateral antara
kedua negara.
C. Peningkatan Hubungan Bilateral Indonesia Turki
Peningkatan hubungan bilateral Indonesia Turki terjadi pada masa
pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat menjabat sebagai
presiden RI untuk kedua kalinya. Pada masa sebelumnya, Indonesia juga dalam
hubungannya dengan Turki, sudah semakin membaik dalam beberapa waktu
dekade belakangan ini. Dinamika hubungan Indonesia Turki yang terjadi ini,
bukan didasari atas adanya sengketa antara keduanya. Namun, lebih pada tidak
adanya kunjungan kenegaraan oleh kepala negara/kepala pemerintahan masing-
masing di kedua negara, untuk menindak lanjuti hubungan dan kerjasama yang
telah ada.
Pada masa pemerintahan SBY di periode kedua ini, merupakan salah satu
masa, dimana terciptanya peningkatan hubungan antara Indonesia Turki, yang
mengartikan bahwa Indonesia Turki akan lebih hangat dalam menjalin
hubungan negaranya. Peningkatan ini, ditandai dengan adanya undangan dari
Presiden Turki, Dr. Abdullah Gul kepada Presiden Indonesia. Selanjutnya, Kepala
49 Ibid., Hal. 79
35
Negara Indonesia melakukan kunjungan kenegaraan.50
Kunjungan kenegaraan ini,
merupakan momen baik bagi Indonesia, karena dapat menjadikan hubungan
Indonesia Turki menjadi lebih harmonis kedepannya.
Pada kunjungan kenegaraan presiden SBY ke Turki, pada tanggal 28 Juni
1 Juli 2010, menghasilkan beberapa kesepakatan kerjasama bilateral.
Kesepakatan-kesepatakan kerjasama bilateral antara Indonesia Turki ini
berjumlah 11 (Sebelas) yang meliputi berbagai bidang. Fenomena ini menjadikan
tolak ukur bagi Indonesia Turki, bahwa keduanya memiliki komitmen untuk
meningkatkan hubungan bilateral antar kedua negara. Kesepakatan-kesepakatan
yang telah ditandatangani tersebut, meliputi, Pertama, Penandatanganan
Agreement on Defense Industry Cooperation. Kedua, Penandatanganan
Memorandum of Understanding (MoU) on Techincal Cooperation. Ketiga,
Penandatanganan MoU on Cooperation between Small and Medium Size Industry.
Keempat, Penandatanganan Cultural Exchange Program. Kelima,
Penandatanganan Agreement on Maritime Transpor. Keenam, Penandatanganan
MoU on Labor Development. Ketujuh, Penandatanganan MoU concerning
Investment Promotion and Cooperation. Kedelapan, Penandatanganan MoU on
Program and News Exchange Cooperation. Kesembilan, Penandatanganan MOU
concerning Joint Research and Exploration in the Field of Geothermal and
Geohazards. Kesepuluh, penandatanganan MOU mengenai revisi dalam
50 Ministry of Foreign Affairs Republic Indonesia, Diplomasi Indonesia 2010, Hal. 52.,
Tersedia di
https://www.kemlu.go.id/Documents/Buku%20Diplomasi%20Indonesia%202010.pdf ;
internet ; diunduh pada 15 Desember 2017
https://www.kemlu.go.id/Documents/Buku%20Diplomasi%20Indonesia%202010.pdf
36
perjanjian di bidang transportasi udara. Kesebelas, Kesepakatan mengenai Visa on
Arrival untuk warga kedua negara.51
Peningkatan kerjasama Indonesia Turki tersebut mengindikasikan bahwa
adanya pola hubungan baik antara Indonesia Turki dari masa ke masa. Akan
tetapi, dari sekian banyak kerjasama yang telah ditanda tangani tersebut,
Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden SBY, khususnya pada periode jilid
kedua sangat memfokuskan untuk terciptanya jalinan kerjasama industri
pertahanan. SBY melakukan diplomasinya ke berbagai negara, tanpa terkecuali
negara Turki sebagai sasaran diplomasi Indonesia. Oleh karena itu, penejelasan
mengenai kerjasama industri pertahanan akan dibahas dalam bab selanjutnya.
51 Ibid.,
37
BAB III
KERJASAMA INDUSTRI PERTAHANAN INDONESIA TURKI
PADA MASA PEMERINTAHAN PRESIDEN SBY PERIODE KEDUA
Bab ini akan menjelaskan bentuk-bentuk kerjasama industri pertahanan
Indonesia Turki pada masa pemerintahanan SBY periode kedua. Pada bab ini,
Penulis akan membaginya dalam beberapa sub bab pembahasan. Sub bab pertama,
Penulis akan menjelaskan profil industri pertahanan yang dipercayai Turki pada
Indonesia. Kemudian pada sub bab kedua, Penulis akan memaparkan bentuk-
bentuk kerjasama industri pertahanan Indonesia Turki, berikut dengan
penjelasan-penjelasanyang terkait. Selanjutnya pada sub bab ketiga, Penulis akan
menjelaskan mengenai hambatan-hambatannya.
A. Profil Industri Pertahanan Turki.
Pemicu utama Turki untuk membangun industri pertahanannya, dimulai sejak
awal mula Turki merdeka. Pada saat itu, Turki melihat kejayaan ottoman di masa
lalu, yang cukup meraih keberhasilan. Hal ini menjadikan timbul perasaan optimis
untuk melanjutkan industri pertahanan yang kokoh, dengan didasari atas faham
bagian dari proses industrialisasi dan pembangunan. Meskipun dalam
perjalanannya terdapat hambatan-hambatan. Akan tetapi, tidak menjadikan Turki
pesimis dalam membangun industri pertahanan yang kokoh.
Hambatan-hambatan itu disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor
eksternal yang dimaksudkan adalah adanya tekanan dari Amerika Serikat dan
38
Eropa. Disisi lainnya, faktor internal yang dimaksudkan adalah adanya kesulitan
administrasi dari segi keuangan dalam mempertahankan dan meningkatkan
kemampuan nasional. Meskipun demikian, Turki tetap meraih kesuksesan nyata
dalam membangun industri pertahanannya. Hal ini dibuktikan dengan adanya
fakta bahwa PBB menyebutkan negara Turki, dan Cina, masuk dalam daftar
pengekspor senjata top dunia, yang dipimpin oleh Amerika Serikat.52
Selain itu, Turki juga menempati peringkat ke-9 dalam daftar peringkat
kekuatan militer terkuat di dunia setelah Amerika Serikat, Rusia, China, India,
Perancis, Inggris, Korea Selatan, Jepang, kemudian baru setelah itu Turki.53
Selain
itu, dalam daftar peringkat kekuatan militer di NATO, Turki mendapatkan
peringkat ke-4, setelah Amerika Serikat, Perancis, Inggris, dan kemudian baru
Turki.54
Oleh karena itu, Turki dianggap cukup kuat keberadaan militernya, dan
menjadikan daya tarik juga bagi Indonesia untuk menargetkan Turki dalam
kerjasama industri pertahanannya. Dari sejumlah perusahaan industri pertahanan
Turki, dalam hal ini Turki mempercayakan FNSS Defense Systems Turkey dan
ASELSAN Turki untuk menjadi perwakilannya dalam kerjasama industri
52http://www.hurriyetdailynews.com/turkey-and-china-among-major-small-arms-
exporters-un-67890 diakses pada tanggal 18 Januari 2019
53https://www.globalfirepower.com/countries-listing.asp diakses pada tanggal 19
Januari 2019
54https://www.globalfirepower.com/countries-listing-nato-members.asp diakses pada
tanggal 19 Januari 2019
http://www.hurriyetdailynews.com/turkey-and-china-among-major-small-arms-exporters-un-67890http://www.hurriyetdailynews.com/turkey-and-china-among-major-small-arms-exporters-un-67890https://www.globalfirepower.com/countries-listing.asphttps://www.globalfirepower.com/countries-listing-nato-members.asp
39
pertahanan antara Indonesia dan Turki di era Susilo Bambang Yudhoyono periode
keduanya.
A.1. FNSS Defense Systems Turkey
FNSS adalah salah satu perusahaan industri pertahanan dari Turki yang
didirikan atas dasar keputusan menteri pertahanan Turki. FNSS didirikan pada
tanggal 31 Agustus 1988. Pada kala itu, FNSS diresmikan secara sah atas
permintaan pemerintah Turki untuk menyediakan 1700 kendaraan tempur untuk
negaranya, dan diberi waktu dalam 10 tahun untuk menyelesaikannya. Pada
proyek pertamanya itu, FNSS berhasil menyelesaikannya. Hingga pada akhirnya
adalah FNSS dihormati keberadaannya oleh pemerintah Turki.55
Prestasi yang didapatkannya tidak hanya dalam negerinya saja, FNSS juga
diakui keunggulannyasecara global. FNSS ini terkenal karena mempunyai
kelebihan dalam keahlian dibidang merancang dan memproduksi kendaraan
tempur lapis baja, atau kendaraan tempur, dan turret senjata. Perusahaan ini, telah
berhasil mengekspor lebih dari 4000 tank di beberapa negara seluruh dunia.56
FNSS dikenal di seluruh pasar dunia dalam waktu singkat dengan karya-
karya yang telah dilakukannya dan telah berkontribusi pada ekspor dengan
miliaran dolar penjualannya untuk Turki. Dengan kata lain, keberhasilan yang
didapat oleh FNSS itu, mengartikan bahwa adanya kepercayaan kuat dari berbagai
55https://www.fnss.com.tr/en/corporate/about-us/our-history diakses pada tanggal 21
Januari 2019
56https://www.fnss.com.tr/en/corporate/about-us/company-profile diakses pada
tanggal 21 Januari 2019
https://www.fnss.com.tr/en/corporate/about-us/our-historyhttps://www.fnss.com.tr/en/corporate/about-us/company-profile
40
negara di dunia terhadap FNSS Defense Systems Turkey ini, karena sejumlah
negara di dunia telah menggunakan produk tank buatan FNSS ini.
A.2. ASELSAN Turkey
ASELSAN didirikan pada tahun 1975.ASELSAN adalah salah satu
perusahaan industri pertahanan terbesar di Turki. Khususnya, perusahaan industri
pertahanan yang ahli dalam elektronik pertahanan. Seperti, memproduksi alat
teknologi komunikasi dan informasi, berupa radar, elektro-optik, avionik, sistem
komunikasi tak berawak, sistem komunikasi darat, sistem komunikasi laut dan
senjata, sistem pertahanan udara dan rudal, komando dan kontrol sistem,
transportasi, keamanan, dan lain sebagainya.57
Bahkan, fakta menunjukan bahwa ASELSAN terdaftar sebagai salah satu
dari 100 perusahaan pertahanan terbaik dunia. Dalam hal ini, ASELSAN
menempati peringkat 58. Selain itu, karena Turki adalah anggota NATO,
ASELSAN juga selalu mempertahankan kualitas produksinya sesuai dengan
standar jaminan kualitas NATO, dan standar militer internasional untuk produk
yang dikirim ke pasar domestik dan internasional.58
ASELSAN memiliki AQAP-2110, AQAP-160 NATO Quality Assurance
Certificates, AS9100 Persyaratan untuk Penerbangan, Ruang Angkasa dan
Standar Organisasi Pertahanan selain Sertifikat Mutu ISO 9001, dan standar
57https://www.aselsan.com.tr/en-us/about-us/Pages/Default.aspx diakses pada tanggal
21 Januari 2016
58https://www.aselsan.com.tr/en-us/about-us/Pages/Quality.aspx diakses pada tanggal
21 Januari 2016
https://www.aselsan.com.tr/en-us/about-us/Pages/Default.aspxhttps://www.aselsan.com.tr/en-us/about-us/Pages/Quality.aspx
41
militer internasional lainnya yang berhasil diterapkan, selama kegiatan terkait
seperti produksi dan pengujian.59
Oleh karena itu, ASELSAN dianggap cukup
mampu dan mempunyai prospek tinggi bagi Indonesia, bila disandingkan dengan
dalam membangun alat komunikasi perbatasan.
B. Bentuk-Bentuk Kerjasama Industri Pertahanan Indonesia Turki
Kerjasama industri pertahanan ini, dimulai pada saat pemerintahan RI di
era presiden SBY pada periode keduanya. Seperti yang sudah dijelaskan di bab
sebelumnya bahwa kesepakatan kerjasama industri itu terjadi pada kunjungan
kenegaraan presiden RI ke 6, yaitu SBY ke Turki pada tanggal 28 Juni 1 Juli
2010. Pada saat itu, ditandatangani berbagai kerjasama bilateral antara kedua
negara, yang diantaranya adalah ditandatanganinya kerjasama di bidang industri
pertahanan. Secara umum, kerjasama industri pertahanan, diartikan sebagai upaya
untuk memproduksi barang dan jasa yang berhubungan dengan pertahanan dan
keamanan.60
Dalam merealisasikan kesepakatan kerjasama yang sudah ditandatangani
pada tahun 2010 tersebut, Indonesia menugaskan beberapa BUMN (Badan Usaha
Milik Negara) di sektor industri pertahanan, yang bertindak sebagai pihak untuk
59 Ibid.,
60 Vincent Boulanin, Defence and security industry; Which security industry are you
speaking about? ., in Paris Paper, Institute de Recherche Strategique de IEcole Militaire,
Hal. 26., Tersedia di
https://www.defense.gouv.fr/content/download/158183/1626442/file/Paris%20Papers
%20n%C2%B06.pdf ; internet ; diunduh pada tanggal 25 Juli 2018
https://www.defense.gouv.fr/content/download/158183/1626442/file/Paris%20Papers%20n%C2%B06.pdfhttps://www.defense.gouv.fr/content/download/158183/1626442/file/Paris%20Papers%20n%C2%B06.pdf
42
mewakili kepentingan Indonesia.61
Dalam hal ini, Indonesia menunjuk beberapa
PT (Perseroan Terbatas), yakni PT. Pindad (Perindustrian angkatan Darat) dan PT.
LEN Industri, untuk merealisasikan kesepakatan kerjasama dimaksud.
Selanjutnya, untuk lebih rincinya, akan dijelaskan bentuk-bentuk kerjasama
industri pertahanan Indonesia Turki, sebagai berikut.
B.1. Kerjasama dalam membangun tank kelas medium antara
PT.Pindad Indonesia & FNSS Defense Systems Turkey
Tank merupakan kendaraan tempur berlapis baja, yang secara khusus
dirancang untuk pertempuran di garis depan. Tank memiliki beberapa macam
klasifikasi, berdasarkan beban berat yang ada pada tank, yaitu tank ringan, tank
medium, dan tank berat. Dalam hal ini, Indonesia Turki fokus pada
pembangunan tank battle medium.
Dalam merealisasikan kerjasama pada pembuatan tank kelas medium
tersebut, Indonesia menunjuk PT Pindad untuk mewakilinya sebagai pihak yang
bertanggung jawab atas terealisasinya program ini. PT. Pindad merupakan industri
pertahanan Indonesia yang arah dan tujuannya adalah untuk menyediakan alat
sistem senjata untuk pertahanan dan keamanan Indonesia. Terpilihnya PT. Pindad
sebagai perwakilan Indonesia dalam menangani program ini, tidak terlepas dari
61 Pada pekembangannya di Indonesia, industri pertahanan Indonesia dibagi menjadi
dua bagian, yaitu; Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta
(BUMS). Untuk BUMN industri pertahanan Indonesia, terdiri dari lima perusahaan, yang
salah satunya adalah PT. Pindad, dan PT. Len. Lihat juga, Purnomo Yusgiantoro, Ekonomi
Pertahanan, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2014), Hal. 254
43
kepercayaan pemerintah terhadap PT. Pindad untuk menangani program ini. Hal
ini disebabkan karena, pengalaman PT. Pindad dalam memproduksi alat sistem
pertahanan yang terhitung sudah cukup lama, sejak penjajahan Belanda.
Pada masa penjajahan Belanda, tahun 1908 didirikan Artillerie Contructie
Winkel (ACW) di Surabaya. Pada tahun 1928 ACW dipindahkan ke Bandung dan
dirubah namanya menjadi Artillerie Inrichtingen (AI), kemudian pada tahun 1942,
AI diubah namanya menjadi Dai Ichi Kozo (DIK), sehubungan dengan
ditaklukannya Indonesia oleh Jepang. Perubahan nama tersebut, kembali terjadi
pada tahun 1947 hingga menjadi Leger Productie Bedrijven (LPB), dan pada
tahun 1950 LPB berganti nama menjadi Pabrik Senjata dan Mesiu, yang pada
momen ini juga, dijadikan sebagai hari lahirnya PT ini. Kemudian, pada tahun
berikutnya, tepatnya pada tahun 1962, Pabrik Senjata dan Mesiu berubah nama
menjadi Pindad.62
Nama Pindad tersebut, diubah statusnya oleh Indonesia menjadi BUMN
dengan nama PT. Pindad. Tak berhenti sampai disini, pada tahun 1989, PT.
Pindad berada di bawah binaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS),
selanjutnya, pada tahun 1998, PT. Pindad menjadi anak perusahaan PT. Pakarya
Industri, dan pada tahun 1999, PT, Pakarya Industri berubah nama menjadi PT.
Bahana Pakarya Industri Strategis (PT BPIS), hingga pada tahun 2002, secara
62PT. Pindad (Persero), Corporate Transformation: A Stepping Stone for a New Era, in
Annual Report 2015, Hal. 45., Tersedia di
https://www.pindad.com/downloads/article/Annual_Report_2015.pdf ; internet ;
diunduh pada tanggal 31 Juli 2018
https://www.pindad.com/downloads/article/Annual_Report_2015.pdf
44
resmi PT. Pindad berada di bawah pembinaan Kementerian BUMN.63
Dengan
memiliki pengalaman yang cukup lama ini, dalam menyediakan kebutuhan alat
sistem senjata tersebut, menjadikan PT. Pindad dipercayai oleh Indonesia dalam
merealisasikan program kerjasama yang dimaksud.
Hingga sampai saat ini, seluruh produksi PT. Pindad terbukti telah
mendapatkan pengakuan Internasional, lewat standar-setandar resminya, misalnya
pada Divisi Amunisi yang telah melalui berbagai pengujian sesuai standar North
Atlantic Treaty Organization (NATO) dan militer Amerika Serikat. Selain itu
juga, PT. Pindad telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 dari SGS Yearsly-
International Certification Servoce Ltd, Inggris, pada tahun 1994. Hal-hal inilah
yang menjadikan tambahan pertimbangan bagi Indonesia untuk mempercayakan
proyek kerjasama Industri Pertahanannya dengan Turki dalam pengembangan
tank kelas medium.
Sementara di sisi lain, pihak Turki mempercayakan kontraktor pertahanan
negaranya, kepada FNSS Defense Systems untuk merealisasikan kesepakatan
kerjasama antara Indonesia Turki. Seperti yang sudah dijelaskan Penulis pada
sub bab bahasan sebelum ini, FNSS Defense System merupakan sebuah industri
sistem pertahanan Turki yang diakui di dunia internasional.64
FNSS Defense
Systems didirikan pada tahun 1988, dan dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan
Turki yang pada saat itu adalah untuk memproduksi kendaraan alat tempur.
63Ibid.,
64FNSS SAVUNMA SISTEMLERI A.S, FNSS Company Profile, in article, Hal. 3., Tersedia di
https://www.fnss.com.tr/en/download/4311846 ; internet ; diunduh pada tanggal 30
Juli 2018
https://www.fnss.com.tr/en/download/4311846
45
Dalam waktu dekat, terhitung semenjak awal berdirinya, banyak produk-produk
yang sudah dibuat oleh FNSS Defense Systems dan hingga sampai sekarang juga
masih terus berjalan. Bahkan, produk-produknya juga digunakan oleh tentara
sekutu. Kemampuan lain dari FNSS Defense Systems adalah dari segi
pengembangan dalam berinovasi kendaraan alat tempur, dan juga dalam hal
memproduksi turret senjata.65
Turet merupakan alat yang digunakan untuk
melindungi suatu tempat yang masih berada dalam jangkauan sekitar.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, dengan bermodalkan kemampuan
kedua industri pertahanan Indonesia Turki itu, menjadikan pihak-pihak yang
dimaksud dianggap cukup mampu, bila diberi tanggung jawab dalam
merealisasikan kerjasama itu.
Secara formal, kerjasama pada pembuatan tank kelas medium antara
Indonesia Turki, dimulai pada tanggal 29 Juni 2010. Dalam rangka untuk
terwujudnya program itu, Kementrian pertahanan RI dan Kementrian pertahanan
Turki, menuangkan kesepakatan dalam bentuk Protocol on Defence Industry
Cooperation, pada tanggal 7 April 2011, di Jakarta, guna rangka untuk merincikan
rangkaian kerjasama industri pertahanan. Pada pertemuan ini, diwakili oleh
Sesditjen Potensi Pertahanan Kemenhan Brigjen Santoso, selaku perwakilan
kementerian pertahanan RI, dan Abdullah Erol Aidin, selaku perwakilan
kementerian pertahanan Turki.
PT Pindad melakukan riset dengan pengguna, dalam hal ini Pusat