Download - KERJA PRAKTEK
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank Indonesia adalah bank Central yang ada di Indonesia yang bertugas untuk menjaga
kestabilan nilai rupiah yang ada di Indonesia. Selain menjaga kestabilan nilai rupiah, Bank
Indonesia juga bertugas untuk mengkaji nilai ekonomi dan keuangan yang ada di Indonesia.
Kajian yang telah disusun oleh bank Indonesia sendiri nantinya akan di gunakan untuk
membuat kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk kemakmuran rakyat indonesia
khususnya dalam segi ekonomi dan keuangan. Oleh sebab itu, Bank Indonesia mempunyai
banyak unit yang mempunyai tugas yang berbeda-beda, namun saling berkaitan nantinya
untuk memberikan analisis dan kajian tentang ekonomi dan keuangan yang ada di Indonesia.
Salah satu unit yang bertugas yaitu unit Statisti, Survey dan Liaison.
Dalam unit Statistik, Survey dan Liasiom sendiri salah satu tugas mereka adalah memberikan
gambaran stabilitas keuangan, ekonomi yang ada di Indonesia yang berasal dari survey serta
data-data yang telah didapatkan dan juga sistem perbankan yang ada di Indonesia. Untuk
memberikan gambaran tersebut maka Unit Statistik,Survey dan Liaison membutuhkan data
yang faktual untuk dapat memberikan gambaran tersebut. Untuk mendapatkan data yang
faktual untuk masing-masing tujuan yang ingin diperoleh, maka Unit Statistika harus
mengadakan survey pada masing-masing aspek yang ingin dikaji. Banyak aspek yang dikaji
dari unit statistik, survey dan liasion yaitu mula dari keuangan masyarakat dalam konsumsi
sehari-hari, keuangan dari perbankan yang ada di Indonesia, perkembangan residential
maupun usaha yang berkembang di Indonesia sampai dengan perusahaan yang telah maju di
tiap kota yang ada di Indonesia. Hal ini tidak lain untuk memberikan gambaran ekonomi
yang ada pada masing-masing aspek yang dikaji. Untuk itu, terdapat banyak survey yang
dilakukan, yaitu survey konsumen, survey kegiatan dunia usaha, survey harga properti
residential, survey perbankan, dan juga Liasion.
Setiap survey yang dilakukan mempunyai tujuan masing-masing. Survey sendiri adalah
penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai
alat pengumpul data yang pokok. (singarimbun, 1991). Tujuan survey sendiri secara umum
adalah memaparkan data dari objek penelitian dan menginterpretasikan dan menganalisisnya
secara sistematis dengan kebenaran informasi tergantung dengan metode yang digunakan
dalam survei itu masing-masing.
a. Survey kegiatan dunia usaha sendiri adalah survey yang bertujuan untuk memberikan
informasi dini mengenai indikasi perkembangan ekonomi dalam sektor riil yang
dilakukan secara triwulan, untuk memperlihatkan perkembangan pada triwulan yang
akan datang utuk mendukung tugas Bank Indonesia menetapkan dan melakukan
kebijakan moneter. Survey kegiatan Dunia Uasaha sendiri dilakukan pada 9 sektor
ekonomi dan dengan target sampel sesuai dengan TOR yang sudah ada dari Bank
Indonesia. Survey kegiatan dunia usaha sendiri menggunakan metode stratified
random sampling dan purposive sampling.
b. Survey harga properti residential, survey ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
dini mengenai perkembangan residential khususnya rumah primer yang ada di
indonesia, hal ini dilakukan guna mendukung kebijakan Bank Indonesia dalam
melakukan dan menentukan kebijakan moneter. Sampel dan target yang diambil
sudah ada dalam TOR yang telah ditetapkan Bank Indonesia, dan metode yang
dilakukan untuk survey harga properti residential sendiri yaitu dengan menggunakan
metode purposive sampling.
c. Survey Perbankan, survey ini bertujuan untuk memperoleh informasi dini mengenai
perkembangan permintaan dan penawaran kredit baru, kebijakan perbankan dalam
penyaluran kredit dan pengumpulan dana, serta penetuan suku bunga sebagai salah
satu masukan dalam memformulasikan kebijakan moneter. Survey ini dilakukan
secara triwulan dengan responden adalah bank umum syariah maupun konvensional
yang ada di Indonesia yang dilakukan dengan metode purposive sampling.
d. Survey konsumen, survey ini bertujuan untuk mengetahui keyakinan konsumen
mengenai kondisi ekonomi pada saat ini, yang tercemin dari tingkat konsumsi
responden dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian pada 6 bulan
yang akan datang. Indeks keyakinan konsumen merupakan rata-rata sederhana dari
indeks kondisi ekonomi saat ini dan indeks ekspekstasi konsumen.Survei konsumen
juga dilakukan untuk mendapatkan indormasi atau indikator mengenai tedensi/arah
konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi, kondisi stabilitas keuangan
rumah tangga dan ekspektasi terhadap inflasi kedepan untuk mendukung penyusunan
keijakan moneter Bank Indonesia.
Survei konsumen dilakukan pada 18 kota dengan sampel keseluruhannya adalah
4.600 rumah tangga yang mempunyai golongan ekonomi menengah ke atas yang
mempunyai penghasilan 1 juta ke atas dan dipilih secara acak dengan menggunakan
stratified random sampling. Dengan sampel dari 18 kota berbeda-beda. Untuk
provinsi lampung sendiri diambil sebanyak 200 sampel. Survey konsumen sendiri
dilakukan dengan metode stratified random sampling.Terget responden survei sendiri
adalah rumah tangga yang dianggap mempunyai kelebihan pendapatan untuk
ditabung setelah kebutuhan pokoknya terpenuhi.
Dalam melakukan sebuah survey kita akan membutuhkan objek atau subjek yang
akan diteliti. Jika dalam sebuah survey kita mensurvey anggota populasi yang banyak
dan tidak mungkin untuk data seluruhnya, maka hal terbaik yang harus kita lakukan
adalah mengambil data yang sedikit untuk diamati, dengan catatan sampel objek atau
subjek tersebut mewakili data populasi. Hal ini bertujuan agar menghemat biaya,
waktu, dan informasi yang diperoleh cepat.
Dari seluruh survey yang telah dilakukan pada unit statistik, survey dan liaison sendiri
terdapat survey yang tidak sesuai dengan metode yang seharusnya dilakukan. Yaitu
pada survey konsumsi, pada hal ini survey yang dilakukan adalah survey dengan
menggunakan purposive sampling, padahal survey konsumen seharusnya dilakukan
dengan metode stratifed random sampling. Hal ini menyebabkan sampel yang
didapatkan akan menghasilkan sampel yang bias, karena tidak kesesuaian metode
yang digunakan.
Masalah yang muncul selanjutnya, pengambilan data secara sampling dapat mewakili
data populasi atau tidak. Dalam hal ini, mengetahui teknik pengambilan sampel
merupakan hal tepat yang harus kita ketahui. Oleh sebab itu, pengambilan metode
seharusnya sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan, dari pengambilan sampel
sampai dengan teknik nya. Hal ini agar sampel yang dihasilkan dapat
menggeneralisasi populasi nya. Metode sampling harus dapat menjamin bahwa
sampel yang digunakan mewakili populasi yang ada, karena diharapkan generalisasi
hasil penelitian dapat valid untuk populasi yang ada.
Generalisasi akan valid jika target populasi sama dengan sampel populasi. Maka
sampel yang digunakan haruslah mewakili populasi yang ada. Selain itu, populasi
yang akan diberlakukan suatu kesimpulan merupakan populasi dimana sampel
diambil. Jika tidak demikian, maka kesimpulan akan menjadi bias (Zainuddin, 2011).
Apabila jumlah tidak memadai dan ciri-ciri populasi tidak dipenuhi secara ketat
meskipun pengambilan sampel dilakukan secara random. Dan apabila jumlah sampel
sangat besar ciri-ciri populasi dipenuhi namun pengambilan sampel tidak dilakukan
secara random. Sehingga untuk menghasilkan generalisasi yang baik ketiga faktor
tersebut harus terpenuhi.
Selain dengan teknik sampling yang dilakukan pada survey, pada survey sendiri
pendapatan informasi dilakukan dari kuisioner yang diberikan saat mensuvey
responden masing-masing. Dari kuisioner itulah kita dapat mengolah data survey dan
memberikan kajian pada masing-masing suvey tergantung aspek apa yang sedang
diuji. Namun, terkadang terdapat hasil yang tidak valid dari suvery itu sendiri. Hal ini
terjadi karena terkadang terdapat responden yang tidak memahami isi pertanyaan dan
menjawab tidak benar pertanyaaan yang membuat hasil survey nya tidak valid.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah untuk paper ini adalah
1. Bagaimana teknik pengambilan sampel yang kita gunakan dalam penelitian telah
mewakili data populasi?
2. Bagaimana menggunakan teknik stratified random sampling yang baik
3. Bagaimana mengetahui hasil kuisioner yang baik
II. Tinjauan pustaka
A. Pengertian Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan orang, benda ataupun objek yang akan diteliti atau sering
disebut dengan universe, atau totalitas dari objek yang akan diteliti yang ciri-cirinya
akan diduga atau ditaksir dengan parameter. Populasi dalam penelitian sendiri dapat
berupa objek, kelompok, individu ataupun benda yang dikumpulkan dan akan di
analisis. Banyak sekali pengertian dari populasi, salah satunya:
Populasi adalah “Semua himpunan hasil pengukuran atau data yang mungkin dari
obyek-obyek yang diamati”
Populasi harus didefinisikan secara jelas dan spesifik sebelum survei
dilakukan
Populasi ditentukan oleh topik atau tujuan survei
Kekeliruan dalam penentuan populasi akan berakibat hasil survei yang berbias
Contoh survei : penilaian atas pelayanan bank mandiri. Maka populasi yang di
survei adalah semua masyarakat yang menggunakan jasa bank mandiri.
Populasi adalah seluruh atau totalitas objek yang diteliti, yang ciri-cirinya akan
diduga. Ciri-ciri populasi adalah parameter. Oleh sebab itu, populasi sering disebut
dengan kumpulan dari objek atau data yang akan diteliti. Populasi penelitian sendiri
ada dua, yaitu populasi sampling dan populasi sasaran.
Dalam populasi terdapat elemen dan parameter. Parameter sendiri adalah bilangan
yang diperoleh dari hasil perhitungan sekelompok data atau populasi. Elemen sendiri
adalah unit dari populasi yang akan diteliti.
2. Sampel
Sampel adalah himpunan bagian (subset) dari suatu populasi, sedangkan sampling
adalah proses seleksi dan pengambilan sebuah sampel dari populasinya (Zainuddin,
2011).
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan ditarik
kesimpulan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009). Penelitian dengan menggunakan
sampel lebih menguntungkan dibandingkan dengan penelitian menggunakan
populasi, karena penelitian dengan menggunakan sampel lebih menghemat biaya,
waktu dan tenaga. Dalam menentukan sampel langkah awal yang harus ditempuh
adalah membatasi jenis populasi atau menentukan populasi target(Usman,2006).
Sampel atau populasi sasaran adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya akan
diungkapkan dan akan digunakan untuk menaksir ciri-ciri populasi. Ciri-ciri sampel
sendiri disebut statistik. Dalam sampel sendiri terdapat kerangka sampel, kerangka
sampel adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa dijadikan
sebagai sampel. Karena data yang diambil akan mengungkapkan populasi, maka
sampel yang diambil haruslah representatif.
Sampel representatif sendiri adalah sampel yang memiliki ciri-ciri karakteristik yang
sama dengan populasinya. Tingkat kerepresentatifan sampel diambil dari populasi
tertentu, tergantung pada jenis sampel yang digunakan, ukuran sampe yang diambil,
dan cara pengambilannya. Cara atau prosedur yang diambil untuk mengambil
sampel dari populasi sendiri disebut teknik sampling.
Ada beberapa kekeliruan yang mengkibatkan bias dalam penarikan sampel
(Usman,2006), antara lain:
1. Dalam menentukan populasi target
Contoh: populasi target dalam penelitian adalah guru IPA SMA Negeri, tapi dalam
penarikan sampel hanya dilakukan pada guru biologi saja.
2. karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi target
Contoh: penelitiannya adalah presepsi para siswa terhadap pemberian layanan BK
disekolah, tapi angketnya diberikan kepada seluruh siswa termasuk siswa yang belum
mendapatka layanan BK di sekolah.
3. salah dalam menentukan wilayah
Contoh: populasi target adalah seluruh DIY, tapi dalam penarikan sampel hanya
dilakukan di daerah pedesaan saja.
4. jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah populasinya
5. kombinasi dari beberapa kekeliruan diatas.
3. Kerangka Sampel
Kerangka sampling adalah suatu daftar yang memuat semua seluruh anggota populasi
yang telah ditentukan secara tegas satuan-satuannya. Daftar tersebut meliputi nomor
urut (yang sangat diperlukan untuk proses pemilihan anggota sampel), nama atau
identitas setiap satuan sampling, atau atribut lainyya. Kerangka sampling bisa
berbentuk daftar perusahaan yang tercatat di Departemen Perindustria, daftar
mahasiswa yang tercatat di sebuah perguruan tinggi, daftar karyawan tetap di sebuah
perusahaan, dan sebagainya. Daftar penduduk yang tercatat di BPS atau di dinas
pendidikan.
B. Metode sampling
Teknik sampling dibagi menjadi dua macam, yaitu probabilitas atau random sampling
dan non-probabillitas atau non-random sampling (Zainuddin, 2011).
1. Random sampling atau probability sampling
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel (Kasiram,2010). Pemilihan sampel dengan cara probabilitas
(probability) ini sangat dianjurkan pada penelitian kuantitatif(Usman,2006).
Dalam penelitian hal penting yang harus diperhatikan untuk mendapatkan responden
yang akan dijadikan sempel, makaa peneliti harus mengetahui jumlah responden yang
ada dalam populasi(Prasetyo,2010).Random sample atau sampel acak adalah proses
pemilihan individu sebagai sampel yang dilakukan secara acak dengan syarat seriap
individu dalam populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih.
Pada saat memilih sampling sangat diperhatikan banyaknya besarnya peluang satuan
sampling untuk trpilih kedalam sampel dan peluang itu tidak boleh sama dengan nol.
Sampling tipe ini bisa dipakai untuk melakukan generalisasi hasil penelitian terhadap
populasi walaupun data yang didapat hanya berasal dari sampel. Analisis tidak hanya
menggunakan analisis deskriptif, juga bisa menggunakan statistika inferensial baik
kelompok statistika parametrik maupun statistika non parametrik.
Cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
elemen populasi. Artinya, jika sampel yang diambil 25 dari 100 populasi yang ada.
Maka kemungkinan untuk setiap elemen dipilih adalah 25/100 untuk menjadi sampel
Pada sampel acak atau probability random sampling terdapat banyak istiah, yaitu
simple random sapling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic
sampling, dan area sampling.
2. Non random sampling atau non probability sampling
Non probability sample adalah proses pemilihan individu sebagai sample dengan
tujuan tertentu di mana di dalamnya para responden/individu dipilih berdasarkan
kemudahan (convenience) dan ketersediaannya (Babbie, 1990, dalam Creswell,
2012).
Setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan
sampel. Karena pada saat pengambilan sampel tidak dilibatkan unsur peluang sesuatu
unit sampling terpilih kedalam sampel. Sampel pada tipe ini tidak boleh dipakai untuk
menggeneralisasi hasil penelitian terhadap populasi, karena dalam pengambilan
sampel tidak menggunakan probabilitas. Dalam analisis selanjutnya, hanya
diperkenankan menggunakan analisis deskriptif dan tidak boleh menggunakan analisis
inferensial baik kelompok statistika prametrik maupun statistika non parametrik.
Karena, apabila menggunakan statistika inferensial pada prinsipnya harus melibatkan
unsur probabilitas ketika pengambilan sampel.
Pada sampel nonprobabilty sampling terdapat beberapa macam teknik yaitu
convenience rsampling,
C. Teknik dalam random sampling atau probability sampling.
1. Simple random sampling atau sampel acak sederhana
Dalam pengambilan acakan sederhana (Simple random sampling) seluruh
individu yang menjadi anggota populasi memiliki peluang yang sama dan bebas
dipilih sebagai anggota sampel. Setiap individu memiliki peluang yg sama untuk
diambil sebagai sampel, krena individu-individu tersebut memiliki karakteristik
yang sama. Setiap individu juga bebas dipilih karena pemilihan individu-individu
tersebut tidak akan mempengaruhi individu yang lain(Kasiram,2010).
Sampling ini digunakan jika populasi dianggap homogen berdasarkan kriteria
tertentu. Pengambilan unit sampel dari sampling frame dapat dilakukan dengan
undian maupun dengan pertolongan bilangan random. Kelebihan teknik sampling
ini adalah pelaksanaannya mudah, namun kelemahannya yaitu letak populasi jauh
dan menyebar.
2. Systematic random sampling
Teknik pemilihan sampel ini menggunakan prinsip proporsional, dengan cara
menentukan pilihan sampel pada setiap 1/k dimana k adalah suatu angka pembagi
yang telah ditentukan (misal: 5,6 atau 10). Pada teknik secara sistematis ini
mempunyai beberapa langkah dalam memilih sampel (Prasetyo,2010), antara lain:
Identifikasi total populasi yang akan digunakan dalam proses penelitian
Daftar semua anggota populasi
Berikan nomor kode untuk setiap anggota populasi
Tentukan besarnya jumlah sampel yang ada
Tentukan proporsional sistematis k yang besarnya sama dengan jumlah
populasi dibagi dengan jumlah sampel
Mulai dengan mengacak anggota populasi
Ambil setiap k terpilih untuk menjadi anggota cuplikan, samapi jumlah
total terpenuhi
Pada sampling ini yang dipilih secara acaknya hanyalah nomor sampel urutan
pertama, kemudian nomer urutan selanjutnya ditentukan secara sistematik dengan
meloncat sebesar kelipatan angka sebesar N/n.
3. Stratified random sampling
Sampling ini digunakan jika populasinya heterogen dan setelah ditelaah lebih
mendalam, ternyata terdiri atas strata atau lapisan yang homogen. Kelebihan
teknik sampling ini adalah pelaksanaannya mudah dan adanya stratifikasi dapat
meningkatkan presisi dari sampel terhadap populasi. Namun kelemahannya yaitu
letak populasi dapat jauh.
Populasi dikelompokan menjadi sub-sub populasi berdasarkan kriteria tertentu
yang dimiliki usur populasi.Masing-masing sub populasi diusahakan homogen.
Dari masing-masing sub selanjutnya diambil sebagian anggota secara acak
dengan komposisi proporsional/disproporsional.Total anggota yang diambil
ditetapkan sebagai jumlah anggota sample penelitian
Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap satu
kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas cenderung positif
sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi. Agar dapat menguji dugaannya
tersebut maka sampelnya harus terdiri atas paling tidak para manajer tingkat atas,
menengah, dan bawah(Sugiyono,2010).
Dengan teknik pemilihan sampel secara random distratifikasikan, maka dia akan
memperoleh manajer di ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer atas,
manajer menengah dan manajer bawah. Dari setiap stratum tersebut dipilih sampel
secara acak(sugiyono,2010).Prosedurnya :
1. Siapkan “sampling frame”
2. Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
4. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.
Pada Staritified ada dua tipe, yaitu :
a. Simple stratified random sampling
Pada sampling ini, jumlah unit populasi dalam setiap strata sama sehingga
jumlah sampel yang berasal dari setiap strata juga sama.
b. Proportional stratified random sampling
Pada sampling ini, jumlah unit populasi dalam setiap strata tidak sama
sehingga jumlah sampel yang berasal dari setiap strata juga tidak sama.
Keuntungan dan Kerugian Metode Stratified Random Sampling
Keuntungan/Kelebihan:
1. Penduga varians biasanya dapat direduksi karena varians observasidalam tiap strata
biasanya lebih kecil dari varians populasi secarakeseluruhan.
2. Biaya pengumpulan dan analisis data seringkali dapat diperkecil dengan adanya
pembagian populasi yang besar menjadi strata-strata yang lebih kecil.
3. Estimasi yang terpisah dapat diperoleh untuk strata secara terpisah tanpa harus
melakukan penarikan sampel yang lain maupun pengambilan sampel tambahan.
4. Nilai estimasi dengan presisi lebih tinggi, baik untuk setiap strata maupun untuk
populasi secara keseluruhan atau dengan kata lain taksiran mengenai karakteristik
populasi lebih tepat.
5. Tiap strata bisa dianggap sebagai populasi tersendiri sehingga presisiyang
dikehendaki maupun penyajiannya bisa tersendiri.
6. Masalah penarikan sampel dapat berbeda dalam bagian populasiyang berbeda.
7. Metode ini akan efisien dalam memberikan hasil yang lebih baik dari acak sederhana
jika variasi (standar deviasi) populasi dalam kelompok-kelompok lebih kecil dari
standar deviasi keseluruhan populasi.
8. Sampel yang terambil akan mampu memberikan informasi yang lebih baik dan lebih
banyak karena perbedaan antar kelompok juga dapatdilakukan.
9. Secara administratif, pelaksanaannya lebih mudah dari acaksederhana.
10. Untuk jumlah sampel yang sama, stratified random sampling lebih efisien dibanding
simple random sampling.
11. Selain meningkatkan efisiensi, stratified random sampling jugadigunakan untuk
memastikan kategori-kategori yang proporsinya kecildalam populasi cukup terwakili.
Kelemahan/Kerugian:
1. Sering tidak ada informasi awal yang tepat sebagai dasar pengelompokkan, akibatnya
strata yang dibuat tidak sesuai dengantujuan. Pengenalan terhadap populasi yang akan
diteliti untukmenentukan ciri heterogenitas yang ada pada populasi
2. Harus dibuat kerangka sampel terpisah dan berbeda untuk tiapkelompok. Sehingga
dibutuhkan daftar populasi setiap strata.
3. Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi
4. Cluster Random Sampling
Sampling ini digunakan jika populasi heterogen, dimana ciri-ciri unit populasi
tidak serbasama (tidak homogen), dan terdiri dari kelompok-kelompok.
Heterogenitas dalam cluster atau area sama dengan heterogenitas populasinya.
Pada teknik ini akan dilakukan dua kali randomisasi. Kelebihan teknik sampling
ini adalah penyebaran unit populasi dapat dihindari. Di sisi lain, kelemahan teknik
ini adalah sulit diperoleh suatu cluster dengan heterogenitas yang benar-benar
sama.
Area sampling ini merupakan sampling menurut daerah atau pengelompokannya.
Teknik klaser ini memilih sample berdasarkan pada kelompok, daerah, atau
kelompok subjek secara alami berkumpul bersama. Langkah-langkah dalam
menggunakan teknik klaser (Usman, 2006), yaitu:
1. Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi
2. Tentukan besar sampel yang digunakan
3. Tentukan dasar logika untuk menentukan klaser
4. Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaser
5. Daftar semua objek dalam setiap klaser dengan membagi antara jumlah sampel
dengan jumlah klaser yang ada
6. Secara random, pilih jumlah anggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaser
7. Jumlah sampel adalah jumlah klaser dikalikan jumlah anggota populasiper klaser
Teknik klaser atau yang sering disebut dengan area sampling ini mempunyai beberapa
keuntgungan dan kelemahan (Kasiram, 2010), antara lain:
Keuntungan:
1. teknik ini dapat digunakan peneliti yang melibatkan jumlah populasi yang besar dan
tersebar didaerah yang luas,
2. pelaksanaanya lebih mudah, biaya yang digunakan lebih murah kerana berpusat pada
daerah yang terbatas,
3. generalisasi yang diperoleh berdasarkan penelitian daerah-daerah tertentu dapat
berlaku pada daerah-daerah diluar sampel.
Kelemahan:
1. jumlah individu dalam setiap daerah tidak sama
5. Multistage atau double random sampling
Sampling ini digunakan pada populasi yang sangat kompleks terdiri atas unit
populasi yang terdiri dari beberapa strata dan berada dalam clusters atau areas
yang heterogen. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan sampel yang semaksimal
mungkin mewakili semua ciri-ciri yang ada dalam populasinya. Kelebihan teknik
sampling ini adalah mendapatkan sampel yang maksimal dan benar-benar
mewakili dari ciri-ciri populasi.
D. Teknik dalam non random sampling atau no probability sampling
1. Acceidental/Convenient sampling
Pemiilihan sampel sesuai dengan keinginan peneliti. Sampling ini digunakan biasanya
untuk riset eksplanatory atau uji coba kuisioner. Penggunaanya terbatas untuk situasi
tertentu. Sampling secara kebetulan pada subjek yang ditemui atau mudah ditemui
2. Haphazard
Teknik haphazard adalah teknik pengambilan sampel dimana satuan pengamatannya
diperoleh secara sembarangan atau seketemunya. Contohnya penelitian dibidang
sejarah dan arkeologi. Dapat dikatakan juga mendapatkan setiap kasus dengan cara
yang telah disepakati.
3. Kuota
Mirip dengan sampling acak berlapis namun pemilihan elemen dari stratum tidak
acak. Mendapatkan nomor yang telah ditetapkan pada kasus dalam beberapa kategori
yang telah ditentukan yang akan mencerminkan keragaman populasi, menggunakan
metode haphazard. Teknik pengambilan sampel ini banyak diterapkan pada penelitian
pasar dan penelitian pengumpulan pendapat (opinion poll) atau jejak pendapat.
Teknik dilakukan dengan melakukan penjatahan terhadap kelompok satuan
pengamatan secara berjenjang. Misalnya peneliti menetapkan Kuota 1 yaitu 100 orang
eksekutif muda di Jakarta sebagai. Jumlah sampelnya. Kuota 1 tersebut selanjutnya
dikelompokkan lagi dengan Kuota 2, misalnya 50 eksekutif pria dan 50 eksekutif
wanita. Demikian seterusnya pengelompokkan dilakukan sesuai dengan tujuan
penelitiannya.
4. Snowball
Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu satu atau dua orang yang
berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih
banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukkan orang lain
yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Mendapatkan kasus menggunakan rujukan dari
satu atau beberapa kasus, dan kemudian rujukan dari kasus tersebut, dan seterusnya.
Teknik pengambilan sampel dimana satuan pengamatan diambil berdasarkan
informasi dari satuan pengamatan sebelumnya yang sudah terpilih. Contohnya adalah
penelitian mengenai penyebaran penyakit AIDS, yaitu dengan menelusuri orang-
orangyang diduga mengidap penyekit ini berdasarkan informasi dari si penderiat
pertama yang ditemukan. Informasi tersebut bisa berupa siapa-siapa saja yang pernah
berhubungan dengan si yang sangat diperlukan untuk melacak penyebaran virus HIV.
5. Purposive
Pemilihan elemen untuk menjadi sampel berdasarkan pertimbangan yang tidak acak,
subjektif. Sampling yang dipilih atau ditetapkan berdasarkan kesesuaiannya dengan
tujuan penelitian.
E. Manfaat dalam metode sampling
Keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan metode sampling antara lain
(Zainuddin, 2011):
1. Dari segi biaya akan menjadi lebih murah
2. Dari segi waktu akan lebih cepat, sehingga hasilnya up to date
3. Dari segi tenaga akan lebih hemat
4. Variabel yang diteliti dapat lebih banyak dan mendalam, sehingga kedalaman serta
ketepatan informasi akan lebih baik
5. Walaupun hanya menggunakan sebagian saja dari subjek atau objek penelitian,
tetapi hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Menurut Hartanto (2003), manfaat menggunakan metode sampling adalah sebagai
berikut:
1. Dapat menghindari kerugian, jika dalam pengumpulan data objek penelitian harus
“dirusak”.
2. Kesimpulan umum (tentang populasi) diperoleh dengan relatif murah, cepat dan
dapat dipertanggungjawabkan.
3. Tingkat kesalahan pada kesimpulan umum dapat diperhitungkan, yaitu melalui
penghitungan sampling error
4. Validitas informasi atau validitas pengukuran dapat ditingkatkan, karena dapat
dilakukan kontrol terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga hasilnya lebih teliti.
F. Langkah-langkah dalam melakukan metode sampling
Langkah-langkah atau tahapan yang perlu diperhatikan dalam melakukan sampling
adalah sebagai berikut (Zainuddin, 2011):
1. Menetapkan populasi penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian
2. Menentukan variabel-variabel yang akan diamati dan diukur
3. Menentukan kerangka sampel (sampling frame) yang akan digunakan
4. Menentukan teknik sampling yang relevan dengan tujuan penelitian
5. Menentukan jumlah sampel yang akan digunakan
6. Menyesuaikan dan mempertimbangkan biaya yang harus disediakan
G. faktor-faktor yang mempengaruhi keterwakilan atau representatif nya suatu populasi
Teknik sampling yang digunakan
Teknik sampling yang dapat menjamin keterwakilan yang lebih tinggi adalah random
sampling atau probabilitas sampling.
Jumlah sampel yang digunakan
Untuk jumlah sampel berlaku prinsip bahwa makin banyak sampel maka makin
representatif.
Kejelasan kriteria unit sampel yang digunakan
Kejelasan kriteria unit populasi penelitian, baik inclusion criterion maupun exclusion
criterion sangat erat hubungannya dengan variasi antarunit populasi. Makin ketat
kriteria unit ppulasi akan meningkatkan validitas internal, tetapi akan menurunkan
validitas eksternal. Sebaliknya, makin longgar kriteria unit populasinya, akan
meningkatkan validitas eksternal, tetapi akan menurunkan validitas internal.
Variasi antarunit populasi penelitian
Faktor ini merupakan faktor yang sudah “given”, atau begitu adanya, sehingga tidak
dapat dikendalikan (Zainuddin, 2011).
Alasan metode sampling diperlukan
Dalam suatu penelitian, metode sampling menjadi salah satu aspek yang penting dan
diperlukan, karena akan menentukan validitas eksternal dari hasil penelitian, dalam
arti menentukan seberapa luas atau sejauhmana keberlakuan atau generalisasi
kesimpulan hasil penelitian. Dengan demikian, kualitas sampling akan menentukan
kualitas kesimpulan suatu penelitian. Oleh karena itu, setiap kelemahan dalam metode
sampling akan menyebabkan kelemahan kesimpulan, kelemahan ramalan atau dalam
tindakan yang mendasarkan pada hasil penelitian tersebut (Zainuddin, 2011).
Pada hakekatnya sebagai seorang peneliti kita perlu menerapkan metode sampling
untuk mendapatkan sampel yang tepat untuk mewakili populasi penelitian.
G. Metode sampling dibandingkan dengan pendekatan sensus atau selruh populasi
1. Jika pengambilan sampel didasarkan atas dasar prinsip probabilitas, maka
penggunaan data dari sampel untuk pengambilan kesimpulan tentang populasi tetap
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
2. Jika populasi homogen, maka sampel adalah identik dengan populasinya
3. Jika observasi atau eksperimentasi bersifat merusak unit sampel, maka jika
digunakan sensus akan sangat merugikan.
4. Jika populasi jumlahnya tak terbatas, maka pendekatan sensus adalah mustahil atau
tidak mungkin untuk dilakukan.
5. Jika ada keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya penelitian, maka pendekatan
sampling lebih baik.
6. Jika diperlukan adanya kontrol atau pengaturan terhadap variabel-variabel tertentu,
maka pendekatan sampling lebih efektif.
7. Jika menggunakan sampling, maka variabel penelitian dapat diperluas dan
diperdalam oleh karena jumlah yang diobservasi dan diberi perlakuan lebih sedikit,
dengan demikian informasi penelitian yang diperoleh akan lebih tepat dan teliti
(Zainuddin, 2011).
H. Perbedaan random sampling dan non random sampling
Random sampling, memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Zainuddin, 2011):
1. Tiap unit atau individu populasi mempunyai kesempatan atau probabilitas yang sama
untuk menjadi sampel. jadi nilai probabilitas tiap unit populasi untuk terpilih sebagai unit
sampel adalah sama, tidak = 0 dan atau tidak = 1.
2. Random sampling merupakan salah satu asumsi pemakaian statistik inferensial.
3. Jika menggunakan teknik random sampling dapat dilakukan generalisasi dengan tingkat
validitas generalisasi sangat baik. Dengan kata lain, jika tujuan penelitian adalah untuk
melakukan generalisasi, maka teknik sampling yang terbaik adalah random sampling.
Non-random sampling, memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Zainuddin, 2011):
1. Kesempatan atau probabilitas setiap unit atau individual populasi untuk menjadi sampel
tidak sama. Dengan demikian, ada unit populasi yang nilai probabilitasnya untuk terpilih
menjadi unit sampel adalah = 0 atau = 1.
2. Jika pengambilan sampel dilakukan dengan cara nonrandom, maka penggunaan statistika
inferensial parametrik dipertanyakan keabsahannya.
3. Jika menggunakan teknik nonrandom sampling, dan dilakukan generalisasi terhadap
populasinya, maka tingkat validitas generalisasinya kurang baik. Dengan kata lain,
generalisasi hanya berlaku untuk sampel yang digunakan saja.
I. menentukan jumlah sampel
Banyaknya sampel tergantung pada jenis analisis data yang direncanakan oleh
peneliti, yaitu pada seberapa akurat sampel harus menjadi tujuan penelitian dan
karakteristik populasi. Seperti yang kita tahu, bahwa ukuran sampel yang besar saja
tidak menjamin sampel dapat representatif. Sebuah sampel besar tanpa random
sampling akan memiliki representatif yang kurang dibandingkan dengan yang
memiliki sampel kecil dengan random sampling. Penentuan sampel didasarkan pada
dua hal yaitu pertama, dengan membuat asumsi tentang populasi dan menggunakan
persamaan statistik tentang proses random sampling. Peneliti ini harus membuat
asumsi tentang tingkat kepercayaan (atau jumlah kesalahan) yang diterima dan tingkat
variasi dalam populasi. Metode kedua adalah yang paling sering digunakan yaitu
dengan petunjuk praktis tentang jumlah konvensional atau yang biasa diterima. Para
peneliti menggunakannya karena mereka jarang memiliki informasi yang dibutuhkan
oleh metode statistik dan karena memberikan ukuran sampel dekat dengan orang-
orang dari metode statistik.
Menurut Zainuddin (2011) Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam
penentuan jumlah sampel (n),
1. Pendekatan empiris
Pendekatan empiris atau intuisional menggunakan analogi dengan jumlah sampel
yang digunakan oleh peneliti sebelumnya, misalnya tujuan penelitian untuk survey di
bidang kesehatan menggunakan teknik kuisioner di tingkat provinsi dengan jumlah
penduduk di atas 10 juta, maka menggunakan jumlah sampel sekitar 20.000 – 90.000
respinden.
2. Pendekatan analitis
Pendekatan ini juga dikenal sebagai metode estimasi atau prakiraan menggunakan
pendekatan perhitungan secara statistik. Sebelum melakukan perhitungan statistik
tersebut, peneliti perlu menentukan parameter apa yang akan diteliti, berapa tingkat
kesalahan yang dinyatakan dalam bentuk harga alfa dan beta yang akan digunakan,
serta berapa besarnya batas toleransi penyimpangan terhadap harga parameter (d)
yang mempunyai arti dalam keperluan praktis atau klinis. Ciri-ciri dari pendekatan ini
antara lain: (1) jumlah sampel hanya perkiraan/estimasi, (2) tergantung pada batas
toleransi kesalahan dan derajat kepercayaan yang digunakan, (3) dapat diperoleh dari
tabel atau dihitung dengan rumus, (4) rumus atau tabel yang dipakai ditentukan oleh
skala variabel tergantung (nominal/rasio) dan sifat populasinya (finit/infinit), (5)
melalui dialog antara peneliti dengan statistik, serta (6) perlu memahami “bahasa”
statistik tertentu.
Keputusan peneliti tentang ukuran sampel yang baik tergantung pada tiga hal, yaitu:
(1) tingkat akurasi yang diperlukan, (2) tingkat variabilitas atau keragaman dalam
populasi, dan (3) jumlah variabel yang berbeda diteliti secara bersamaan dalam
analisis data.
J. Alasan sampling harus secara random
Bidang matematika terapan atau yang disebut teori probabilitas bergantung pada
proses acak. Kata acak dalam matematika mengacu pada proses yang menghasilkan
hasil matematis secara acak; yaitu, seleksi. Dalam proses acak yang benar, setiap
elemen memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih. Sampel acak yang paling
mungkin untuk menghasilkan sampel yang benar-benar mewakili populasi. Selain itu,
random sampling memungkinkan peneliti menghitung hubungan statistik antara
sampel dan populasi, yaitu ukuran sampling error (Neuman, 2007).
K. Alasan Metode Sampling
Metode sampling diperlukan ketika seorang peneliti ingin mendapatkan data yang
representatif. Representatif disini dimaksudkan mampu mewakili populasi
keseluruhan yang ingin diteliti. Diharapkan dengan menggunakan sampel yang
representatif, kesimpulan penelitian yang dilakukan akan akurat ketika dilakukan
generalisasi dalam populasi penelitian (Neuman,2007).
L. langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan metode sampling
1. Mendefinisikan karakteristik populasi yang ingin diteliti
2. Menentukan kerangka sampling (sampling frame), kumpulan (set) item atau
kejadian yang mungkin diukur.
3. Menentukan metode sampling untuk memilih aitem atau kejadian dari
kerangka sampling.
4. Menghitung ukuran sampel
5. Melaksanakan sampling berdasarkan perencanaan yang dibuat
6. Pengambilan sampling dan data
7. Mereview proses sampling
M. Konsep-konsep yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode sampling
- Kepada siapa kita akan menggeneralisasikan hasil penelitian?
- Populasi apa yang dapat kita akses?
- Bagaimana cara mengakses populasi tersebut?
- Siapa saja yang terlibat dalam penelitian ini?
- Teori populasi
- Studi populasi
- Kerangka metode sampling
- Sampel
N. Sampling errors
Sampling errors atau kesalahan-kesalahan metode sampling didefinisikan sebagai
kesalahan yang dihasilkan dari mengambil satu sampel saja dengan tidak
memperhatikan seluruh populasi. Sampel dianggap Undercoverage yaitu tidak
mengkafer (mewakili) atau tidak terlalu memberikan respon (nonresponse) yang
mewakili populasi serta adanya kecerobohan dalam pengumpulan data.
Undercoverage (tidak mewakili) adalah memilah sebuah sampel yang tidak terlalu
luas. Kesalahannya adalah informasi yang didapatkan dari sampel tersebut tidak
mewakili populasi dan tidak dapat digeneralisasikan pada populasi yang ada.
Kecilnya jumlah sampel dapat menyebabkan bias konservatif pada aplikasi statistik
yang menyebabkan H-0 tidak ditolak. Nonresponse adalah kondisi kesalahan
dikarenakan adanya salah seorang anggota populasi yang sudah ditetapkan menjadi
sampel tidak memberikan respon jawaban yang seharusnya (lengkap) pada
kuisioneratau perlakuan yang diterapkan pada sampel. Sedangkan kesalahan non
sampling terjadi dikarenakan kurang tepatnya menentukan target dan studi populasi
serta kesalahan yang terjadi pada desain survey dan pengukurannya
mereduksi ‘sampling errors’
Cara untuk mereduksi kesalahan dalam sampling (sampling errors’) adalah peneliti
harus memperhatikan untuk meningkatkan jumlah sampel dan meningkatkan
homogenitas elemen-elemen yang digunakan sebagai sampel. Selain itu, hasil survey
didapatkan dari kuisioner yang telah diberikan kepada responden yang telah kita pilih
dengan metode sampling yang digunakan pada survey yang konsumen. Dari hasil itu,
kita dapat melihat apakah hasil kuisioner valid dan reliabel.
O. Reliability dan Validitas
- Reliabilitas
Reliabilitas adalah ukuran yang menujukkan bahwa alat ukur yang digunakan dalam
penelitian keperilakukan mempunyai keandalan sebagai alat ukur, diantaranya di ukur
melalui konsistensi hasil pengukuran dari waktu ke waktu jika fenomena yang diukur
tidak berubah (Harrison, dalam Zulganef, 2006). Sementara validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel
yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006)
- Validitas
Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa
yang ingin dukur. Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, validitas bisa
dibedakan menjadi validitas faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item
yang disusun menggunakan lebih dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain
ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara
skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total
keseluruhan faktor), sedangkan pengukuran validitas item dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item.
a. ISI DAN PEMBAHASAN
1. Menggunakan Stratified Random Sampling yang baik
Stratified Random Sampling adalah cara mengambil sample dengan memperhatikan
strata (tingkatan) di dalam populasi. Dalam stratified, data sebelumnya harus
dikelompokan kedalam tingkat-tingkatan tertentu.
Dalam survey konsumen kita ingin mendapatkan tendensi / arah rumah tangga dan
pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi, konsisi stabilitas keuangan rumah
tangga dan ekspektasi konsumen terhadap perkiraan inflasi kedepan untuk
mendukung penyusunan kebijakan moneter.
Pada survey konsumen akan diambil sampel yang dapat mewakili kota tersebut.
Dengan keterwakilan pada tingkat pendidikan dan tingkat pengeluaran dengan
karakteristik yang telah dibahas sebelumnya. Dengan sampel yang diinginkan adalah
200 sampel untuk mewakili provinsi lampung. Agar tiap wilayah mempunyai sampel
yang mewakili kecamatannya, maka harus dibuat terlebih dahulu strata nya dengan
menstrata kecamatannya terlebih dahulu.
Berikut ini adalah gambar peta provinsi lampung
Setelah menglihat peta dan kabupaten/kota yang ada di provinsi lampung didapatkan
bahwa provinsi lampung mempunyai 15 buah kabupaten/kota.
Dari masing-masing kabupaten/kota mempunyai kecamatan masing-masing. Namun
fokus utama untuk survey konsumen sendiri adalah pada kota bandar lampung. Pada
kota bandar lampung sendiri terdapat 20 kecamatan, dan dalam kecamatan tersebut
terdapat beberapa kabupaten. Dibawah ini adalah gambaran kota bandar lampung.
Terdapat 20 kecamatan yang ada dalam kota bandar lampung, yaitu :
1. Teluk Betung Utara 11. Kedamaian
2. Teluk Betung Barat 12. Kedaton
3. Teluk Betung Selatan 13. Kemiling
4. Teluk Betung Timur 14. Labuhan Ratu
5. Tanjung Karang Barat 15. Langkapura
6. Tanjung Karang Pusat 16. Panjang
7. Tanjung Karang Timur 17. Rajabasa
8. Tanjung Senang 18. Sukabumi
9. Bumi Waras 19. Sukarame
10. Enggal 20. Way Halim
Untuk masing-masing kelurahan yang ada pada tiap kecamatan, yaitu :
Untuk melakukan Staritifikasi random Sampling, maka baiknya tiap kecamatan dibagi lagi
menjadi kelurahan, rumah tetangga, dan rumah tangga. Hal ini dilakukan agar mendapatkan
kerangka sample yang lebih kecil dan mudah. Kerangka sampel bisa didapatkan dari kepala
RT itu sendiri. Dapat diilustrasikan seperti ini :
Jadi, nantinya setiap kecamatan akan mempunyai sampel nya sendiri-sendiri yang mewakili
kecamatannya, dengan sampel yang didapatkan dari simple random sampling. Karena
terdapat 20 kecamatan, dengan sampel yang ingin diambil adalah 200 responden, jadi
nantinya tiap kecamatan akan mempunyai 10 responden yang telah mewakili kecamatannya.
10 responden itu dapat diambil dari tingkat rumah tangga yang ada di kecamatannya, dengan
kerangka sampel yang dapat diambil dari ketua RT nya masing-masing. Dari setiap
kecamatan sendiri diambil randoman keluarahan yang mewakili kecamatannya, setiap
kecamatan diambil 2 kelurahan untuk mewakili masing-masing kecamatannya. Contoh
Randoman :
Diatas adalah hasil randoman dari tiap kecamatan, jadi keluarahan yang didapatkan di atas
adalah kelurahan yang akan mewakili kecamatannya. Dari kelurahan tersebut kita dapat
mengambil kerangka sample lagi, untuk tiap RT nya. Dan nantinya, setelah RT kita dapat
mengambil responden sebanyak 10 orang yang telah memiliki karakteristik dari ciri-ciri
tujuan survei yang diinginkan.
Saat menentukan responden dari hasil randoman yang ada, kita memerlukan 10 responden.
Namun, kita dapat mengambil 20 responden, hal ini dilakukan agar nantinya apabila dari 10
responden yang dipilih ada yang tidak dapat di survey atau menjawab, maka kita dapat
menggunakan responden cadangan yang telah kita random kedua kali. Hal ini juga dilakukan
untuk mengurangi resiko untuk error sampling yang terjadi.
2. Teknik pengambilan sampel yang baik agar dapat mewakili populasi sendiri itu tergantug dari
metode sampel yang dilakukan. Dalam metode sampel sendiri, pengambilan sampel yang
baik telah mempunyai proporsi yang baik dalam menentukan jumlah sampel yang diinginkan.
3. Melihat Kuisioner yang baik atau tidak
Saat melakukan survey, setiap responden diberikan kuisioner yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi dari tujuan survey yang dilakukan. Setiap survey yang dilakukan di
Bank Indonesia sendiri mempunyai kuisioner yang berbeda- beda untuk setiap seuvey yang
ada. Pada hakikatnya survey yang dilakukan telah mempunyai kuisioner yang diasumsikan
telah valid atau dengan kata lain dapat mengeneralisaikan tujuan nya nanti. Hal ini,
dikarenakan kuisioner yang ada telah diberikan dari Bank Indonesia pusat dan telah dicek
validitas nya.
Namun, setelah kuisioner di isi oleh setiap responden. Kita dapat melihat apakah responden
yang mengisi kuisioner telah benar atau tidak, hal ini dapat dilihat dengan cara mengecek
ulang reliability dan validatas dari kuisioner yang telah diisi oleh responden dengan asumsi
pertanyaan yang ada di kuisioner telah valid.
Dengan menggunakan SPSS kita mencoba melihat setiap point pertanyaan yang telah di
survey.
Misalkan kita melihat 20 responden untuk pertanyaan point B. Didapatkan hasil setelah
menggunakan SPSS dengan menggunakan faktor analysis.
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,517
Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 65,935
df 21
Sig. ,000
Dari hasil diatas, kita dapat melihat dengan menggunakan KMO test, dari hasilnya apabila nilai KMO > 0,5 maka dinyatakan bahwa data valid, yang artinya hasil kuisioner dikatakan tidak terlalu valid karena terlalu kecil nilainya dengan mendekati 0,5.
Rotated Component Matrixa
Component
1 2
B1 ,851 ,154
B2 ,493 ,457
B3 ,826 ,253
B4 ,865 -,020
B5 ,111 ,850
B6 ,277 ,819
B7 ,024 ,823
Extraction Method: Principal
Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with
Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 3
iterations.Anti-image Matrices
B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7
Anti-image Covariance B1 ,343 -,049 -,135 ,001 ,048 -,053 ,103
B2 -,049 ,298 ,137 -,187 ,041 -,175 -,053
B3 -,135 ,137 ,185 -,139 ,052 -,094 -,121
B4 ,001 -,187 -,139 ,217 -,099 ,150 ,086
B5 ,048 ,041 ,052 -,099 ,454 -,149 -,203
B6 -,053 -,175 -,094 ,150 -,149 ,245 -,011
B7 ,103 -,053 -,121 ,086 -,203 -,011 ,496
Anti-image Correlation B1 ,743a -,155 -,537 ,004 ,121 -,184 ,249
B2 -,155 ,410a ,584 -,736 ,111 -,649 -,139
B3 -,537 ,584 ,483a -,693 ,178 -,442 -,399
B4 ,004 -,736 -,693 ,380a -,314 ,652 ,263
B5 ,121 ,111 ,178 -,314 ,655a -,447 -,427
B6 -,184 -,649 -,442 ,652 -,447 ,506a -,032
B7 ,249 -,139 -,399 ,263 -,427 -,032 ,626a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari paper ini sebagai berikut :
a. Dalam melakukan pengambilan sampel dilihat terlebih dahulu apakah jenis data yang
kita gunakan sudah tepat terhadap teknik sampling yang kita pakai.
b. Dalam survey konsumen ini, teknik sampling yang tepat untuk dipakai adalah
stratified random sampling, karena harus adanya keterwakilan masing-masing sub
wilayah dari wilayah yang disurvey dengan keterwakilan masing-masing tingkat
pengeluaran dan pendidikan, dan keacakan dalam pengambilan sampel.
c. Sampel yang di berikan harus sampel yang representatif yang dapat mewakili
populasi nya, agar nantinya tujuan dari survey nya terpenuhi dan tidak ada samplinh
eror nya.
B. Saran
Adapun saran kami dalam paper ini adalah :
a. Perubahan pengambilan sampel pada survey konsumen yang semula menggunakan
purpossive sampling diganti dengan Stratified random sampling.
b. Adanya pemahaman yang mendalam dari masing-masing surveyor tentang teknik
sampling yang digunakan ada survey itu sendiri.
c. Penjelasan kepada responden tentang maksud dan tujuan survey saat pensurveyan
berlangsung.
d. Dilakukan uji validitas lagi terhadap hasil kuisioner agar tidak ragu saat mengolah
data yang dihasilkan.