Transcript

1/22

KEPUTUSAN DIREKSI

PT BANK CIMB NIAGA Tbk

Nomor : 003/DIR/III/2009

TENTANG

PERATURAN DANA PENSIUN

DARI

DANA PENSIUN BANK CIMB NIAGA

DIREKSI PT BANK CIMB NIAGA Tbk,

Menimbang : a. bahwa PT Bank Niaga Tbk selaku Pendiri Dana Pensiun telah berubah nama menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk;

b. bahwa berkaitan dengan hal tersebut pada huruf a, nama Dana Pensiun diubah menjadi Dana Pensiun Bank CIMB Niaga;

c. bahwa untuk menjaga kelangsungan Pemberi Kerja dalam mendanai program pensiun, perlu dilakukan pembatasan atas kepesertaan Dana Pensiun, kenaikan Manfaat Pensiun, dan kenaikan Penghasilan Dasar Pensiun;

d. bahwa berkaitan dengan hal tersebut di atas, dipandang perlu untuk mengubah Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun PT Bank Niaga Tbk sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Direksi PT Bank Niaga Tbk Nomor 061/CHB/KP/2007 tanggal 27 Maret 2007 dan telah disahkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor KEP-177/KM.10/2007 tanggal 19 September 2007, dengan Keputusan Direksi PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1992

tentang Dana Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 37 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3477);

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3507);

2/22

3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 227/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Tata Cara Permohonan Pengesahan Pembentukan Dana Pensiun Pemberi Kerja, Penyesuaian Yayasan Dana Pensiun dan Pengesahan atas Perubahan Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Pemberi Kerja, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 344/KMK.017/1998 tanggal 13 Juli 1998;

4. Anggaran Dasar PT Bank CIMB Niaga Tbk.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Keputusan Direksi PT Bank CIMB Niaga Tbk tentang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank CIMB Niaga.

Pasal 1

Arti Istilah

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

(1) Bank adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk, berkedudukan di Jakarta yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Raden Meester Soewandi Nomor 90 tanggal 26 September 1955, berikut seluruh perubahannya.

(2) Dana Pensiun adalah Dana Pensiun Bank CIMB Niaga.

(3) Peraturan adalah Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun Bank CIMB Niaga yang menjadi dasar penyelenggaraan program pensiun.

(4) Direksi adalah Direksi Bank.

(5) Pemberi Kerja adalah Bank yang diwakili oleh anggota Direksi yang berwenang sesuai dengan Anggaran Dasar Bank.

(6) Pendiri adalah Pemberi Kerja yang mendirikan Dana Pensiun.

(7) Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Dana Pensiun.

(8) Pengurus adalah Pengurus Dana Pensiun.

(9) Karyawan adalah seseorang yang bekerja pada Pemberi Kerja dan telah diangkat sebagai karyawan tetap sesuai peraturan kepegawaian yang berlaku pada Pemberi Kerja.

(10) Peserta adalah Karyawan yang memenuhi syarat kepesertaan sesuai Peraturan ini dan telah terdaftar pada Dana Pensiun.

(11) Pensiunan adalah Peserta yang berhenti bekerja karena pensiun dan telah menerima pembayaran Manfaat Pensiun bulanan menurut Peraturan ini.

(12) Bekas Karyawan adalah Peserta yang berhenti bekerja bukan karena pensiun dan yang bersangkutan tidak mengalihkan haknya atas dana ke Dana Pensiun Pemberi Kerja lain atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan.

(13) Gaji adalah gaji bruto (gaji pokok) bulanan yang diterima Karyawan dari Pemberi Kerja sesuai peraturan penggajian yang berlaku pada Pemberi Kerja.

3/22

(14) Penghasilan Dasar Pensiun adalah Gaji Karyawan yang ditetapkan dalam Peraturan ini sebagai dasar perhitungan besarnya iuran dan atau Manfaat Pensiun.

(15) Manfaat Pensiun adalah pembayaran secara berkala yang dibayarkan kepada Peserta atau Pihak Yang Berhak pada saat dan dengan cara yang ditetapkan dalam Peraturan.

(16) Masa Kerja adalah masa bekerja Karyawan yang tidak terputus sejak tanggal Karyawan terdaftar pada Dana Pensiun sampai dengan kepesertaan aktifnya pada Dana Pensiun berakhir dan masa bekerja Karyawan di luar Pemberi Kerja yang diakui oleh Pemberi Kerja.

(17) Janda/Duda adalah isteri/suami yang sah menurut hukum dari Peserta yang meninggal dunia dan telah terdaftar pada Dana Pensiun sebelum Peserta berhenti bekerja, meninggal dunia atau pensiun.

(18) Anak adalah anak yang sah menurut hukum dari Peserta dan telah terdaftar pada Dana Pensiun sebelum Peserta berhenti bekerja, meninggal dunia atau pensiun.

(19) Pihak Yang Ditunjuk adalah seseorang yang ditunjuk oleh Peserta dalam hal Peserta tidak menikah dan tidak punya Anak untuk menerima pembayaran hak Peserta atas dana apabila ia meninggal dunia, dan telah terdaftar pada Dana Pensiun sebelum Peserta berhenti bekerja, meninggal dunia atau pensiun.

(20) Pihak Yang Berhak adalah Janda/Duda, Anak atau Pihak Yang Ditunjuk.

(21) Penerima Titipan adalah Bank yang menyelenggarakan jasa penitipan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang yang berlaku di bidang Perbankan.

(22) Cacat adalah cacat total dan tetap jasmani dan atau rohani yang menyebabkan seseorang tidak mampu lagi melakukan pekerjaan yang memberikan penghasilan yang layak diperoleh sesuai dengan pendidikan, keahlian, keterampilan dan pengalamannya.

(23) Bunga Yang Layak adalah tingkat bunga deposito pada Bank Umum milik Pemerintah yang berjangka waktu satu tahun, yang menguntungkan bagi Peserta.

(24) Nilai Sekarang adalah nilai pada satu tanggal tertentu dari pembayaran atau pembayaran-pembayaran yang akan dilakukan setelah tanggal tersebut, yang dihitung dengan mendiskonto pembayaran atau pembayaran-pembayaran termaksud secara aktuaria berdasarkan asumsi tingkat bunga dan tingkat probabilitas tertentu untuk terjadinya pembayaran atau pembayaran-pembayaran termaksud.

(25) Undang-undang Dana Pensiun adalah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1992 tanggal 20 April 1992 tentang Dana Pensiun beserta peraturan pelaksanaannya.

(26) Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.

Pasal 2

Nama, Tempat Kedudukan, Tanggal Pembentukan

dan Jangka Waktu

(1) Dana Pensiun menjalankan kegiatan usahanya dengan nama Dana Pensiun Bank CIMB Niaga, selanjutnya disebut Dana Pensiun dan berkedudukan di Jakarta.

4/22

(2) Dana Pensiun merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Tunjangan Hari Tua PT Bank Niaga yang didirikan berdasarkan akta Notaris E. Pondaag Nomor 61 tanggal 13 Desember 1979 yang pembentukan dananya telah mendapat pengesahan Menteri berdasarkan surat Nomor S-017/MK.11/ 1980.

(3) Yayasan Dana Tunjangan Hari Tua PT Bank Niaga telah disesuaikan dengan Undang-Undang Dana Pensiun berdasarkan Keputusan Direksi PT Bank Niaga Tbk Nomor 054A/RD/KP/93 tanggal 05 April 1993 tentang Peraturan Dana Pensiun PT Bank Niaga dan telah mendapat pengesahan Menteri berdasar Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor KEP-144/KM.17/1994 tanggal 18 Juni 1994.

(4) Keputusan Direksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) telah mengalami perubahan, yaitu :

a. Perubahan pertama dengan Keputusan Direksi PT Bank Niaga Tbk Nomor 149/PW/KP/2001 tanggal 08 Oktober 2001 tentang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun PT Bank Niaga Tbk dan telah mendapat pengesahan Menteri berdasar Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor KEP-163/KM.6/2002 tanggal 29 Juli 2002;

b. Perubahan kedua dengan Keputusan Direksi PT Bank Niaga Tbk Nomor 061/CHB/KP/2007 tanggal 27 Maret 2007 tentang Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun PT Bank Niaga Tbk dan telah mendapat pengesahan Menteri berdasar Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor KEP-177/KM.10/2007 tanggal 19 September 2007.

(5) Dana Pensiun didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.

(6) Kantor cabang dan atau kantor perwakilan Dana Pensiun dapat didirikan di daerah lain apabila diperlukan dengan persetujuan Pendiri, tanpa mengurangi perijinan untuk itu dari instansi yang berwenang.

Pasal 3

Asas Dan Dasar

Dana Pensiun berasaskan Pancasila sebagai landasan idiil dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai landasan konstitusional.

Pasal 4

Maksud Dan Tujuan

(1) Maksud didirikannya Dana Pensiun adalah untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.

(2) Dana Pensiun bertujuan untuk menghimpun dana berupa iuran Pemberi Kerja dan iuran Peserta, mengelola dan mengembangkan dana yang terkumpul serta bertujuan melakukan pembayaran Manfaat Pensiun kepada Peserta dan atau kepada Pihak Yang Berhak sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.

5/22

Pasal 5

Kekayaan Dana Pensiun Dan Pengelolaannya

(1) Kekayaan awal Dana Pensiun berasal dari kekayaan Yayasan Dana Tunjangan Hari Tua PT Bank Niaga dan selanjutnya dihimpun dari :

a. Iuran Pemberi Kerja;

b. Iuran Peserta;

c. Pendapatan dari investasi;

d. Pengalihan dana dari Dana Pensiun lain.

(2) Kekayaan Dana Pensiun terpisah dari kekayaan Pemberi Kerja.

(3) Pengelolaan kekayaan Dana Pensiun harus dilakukan Pengurus sesuai dengan arahan investasi yang digariskan oleh Pendiri.

(4) Dengan persetujuan Pendiri dan Dewan Pengawas, pengelolaan kekayaan Dana Pensiun dapat dialihkan oleh Pengurus kepada pihak lain yang memenuhi ketentuan Menteri.

(5) Kekayaan Dana Pensiun yang disimpan pada Penerima Titipan hanya dapat ditarik atau dialihkan atas perintah Pengurus.

(6) Dana Pensiun tidak diperkenankan melakukan pembayaran apapun, kecuali pembayaran yang ditetapkan dalam Peraturan ini.

(7) Dana Pensiun tidak diperkenankan meminjam atau mengagunkan kekayaan sebagai jaminan atas suatu pinjaman atau dipinjamkan dalam bentuk apapun.

(8) Surat-surat atau dokumen mengenai investasi Dana Pensiun pada jenis investasi tertentu yang ditetapkan Pendiri dititipkan kepada Penerima Titipan.

Pasal 6

P e n d i r i

Pendiri Dana Pensiun adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk, berkedudukan di Jakarta yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Raden Meester Soewandi Nomor 90 tanggal 26 September 1955, berikut seluruh perubahannya.

Pasal 7

Hak dan Wewenang Pendiri

(1) Menunjuk dan memberhentikan Pengurus dan Dewan Pengawas, serta menetapkan susunan Pengurus dan Dewan Pengawas.

(2) Menetapkan garis-garis besar kebijakan Dana Pensiun.

(3) Menetapkan dan mengubah serta memberlakukan Peraturan.

(4) Menetapkan arahan investasi Dana Pensiun beserta perubahannya.

(5) Mengesahkan atau menolak laporan keuangan tahunan dan laporan pertanggung jawaban Pengurus dan Dewan Pengawas.

6/22

(6) Menyetujui dan mengesahkan rencana kerja dan rencana anggaran dan belanja Dana Pensiun yang disusun Pengurus, termasuk rencana anggaran yang disusun Likuidator.

(7) Menunjuk dan mengubah penunjukan Penerima Titipan.

(8) Menetapkan honorarium dan penghasilan lainnya bagi Dewan Pengawas dan menetapkan gaji dan penghasilan lainnya bagi Pengurus.

Pasal 8

Kewajiban dan Tanggung Jawab Pendiri

(1) Membiayai penyelenggaraan program pensiun sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dana Pensiun dan Peraturan ini.

(2) Membayar iuran yang menjadi kewajibannya yang besarnya ditetapkan berdasarkan perhitungan aktuaris.

(3) Memungut iuran Peserta setiap bulan.

(4) Menyetor seluruh iuran Peserta yang dipungutnya dan iurannya sendiri kepada Dana Pensiun setiap bulan selambat-lambatnya tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya.

(5) Bertanggung jawab agar Dana Pensiun selalu dapat memenuhi kewajibannya kepada Peserta dan Pihak Yang Berhak.

(6) Mengakui sebagai hutang atas iuran Peserta dan atau iuran Pemberi Kerja yang belum disetor setelah melewati 2,5 (dua setengah) bulan dari batas waktu jatuh tempo sebagaimana dimaksud dalam ayat (4).

(7) Membayar bunga atas hutang iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) yang besarnya setingkat dengan tingkat bunga tertinggi deposito berjangka 3 (tiga) bulan pada Bank Pemerintah.

(8) Melaporkan kepada Menteri mengenai :

a. Perubahan Dewan Pengawas selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah tanggal perubahan;

b. Perubahan Pengurus selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya perubahan;

c. Perubahan arahan investasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (4) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal perubahan;

d. Perubahan penunjukan Penerima Titipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (7) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya perubahan.

Pasal 9

Dewan Pengawas

(1) Anggota Dewan Pengawas ditunjuk dan diberhentikan oleh Pendiri dengan surat keputusan.

(2) Anggota Dewan Pengawas ditunjuk untuk satu periode masa jabatan selama 3 (tiga) tahun dan dapat ditunjuk kembali untuk masa jabatan berikutnya.

7/22

(3) Dewan Pengawas bertanggung jawab kepada Pendiri.

(4) Dewan Pengawas menyatakan kesediaan secara tertulis atas penunjukan sebagai anggota Dewan Pengawas, termasuk kesediaan untuk melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Dana Pensiun sesuai dengan Undang-Undang Dana Pensiun dan Peraturan ini.

(5) Keanggotaan Dewan Pengawas terdiri dari wakil Pemberi Kerja dan wakil Peserta dengan jumlah yang sama.

(6) Dewan Pengawas terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang, salah seorang yang mewakili Pemberi Kerja menjabat sebagai Ketua.

(7) Anggota Dewan Pengawas tidak dapat merangkap jabatan sebagai Pengurus.

(8) Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Peserta berasal dari Karyawan yang menjadi Peserta dan atau Pensiunan.

(9) Dalam hal Pensiunan mencapai jumlah 50 (lima puluh) orang atau lebih, maka salah seorang anggota Dewan Pengawas berasal dari Pensiunan apabila wakil Peserta dalam Dewan Pengawas lebih dari 1 (satu) orang.

(10) Anggota Dewan Pengawas yang mewakili Pemberi Kerja dapat berasal dari Karyawan atau bukan Karyawan.

(11) Direksi dan pejabat Bank yang setingkat dengan itu tidak dapat ditunjuk sebagai wakil Peserta dalam Dewan Pengawas.

(12) Apabila terjadi lowongan dalam keanggotaan Dewan Pengawas, maka Pendiri harus menunjuk anggota Dewan Pengawas yang baru, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah terjadinya lowongan tersebut dan penunjukan demikian hanya berlaku untuk sisa masa jabatan dari anggota Dewan Pengawas yang digantikan.

(13) Keanggotaan Dewan Pengawas berakhir karena :

a. Meninggal dunia;

b. Masa jabatannya berakhir dan tidak ditunjuk kembali;

c. Mengundurkan diri dari jabatannya atas permintaan sendiri;

d. Diberhentikan atas keputusan Pendiri;

e. Dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

f. Wakil Peserta yang bersangkutan berhenti bekerja bukan karena pensiun;

g. Status Badan Hukum Dana Pensiun berakhir.

Pasal 10

Hak dan Wewenang Dewan Pengawas

(1) Mengawasi pelaksanaan kegiatan Pengurus dalam mengelola Dana Pensiun agar tidak menyimpang dari ketentuan dalam Undang-Undang Dana Pensiun dan Peraturan ini.

(2) Melakukan pemeriksaan berkala atas pembukuan kekayaan Dana Pensiun.

(3) Secara bersama-sama maupun masing-masing pada setiap waktu dapat memeriksa segala sesuatu yang dikuasai oleh atau atas nama Dana Pensiun, antara lain bukti-bukti, buku-buku, surat-surat yang berkaitan dengan kekayaan Dana Pensiun dan keadaan kas Dana Pensiun.

8/22

(4) Ketua Dewan Pengawas atau salah seorang anggota Dewan Pengawas yang mewakili Pemberi Kerja dalam hal Ketua Dewan Pengawas berhalangan, berhak dan berwenang untuk mewakili dan bertindak atas nama Dewan Pengawas.

(5) Dalam hal Ketua Dewan Pengawas dan anggota Dewan Pengawas yang mewakili Pemberi Kerja berhalangan, maka 2 (dua) orang anggota Dewan Pengawas yang mewakili Peserta secara bersama-sama berhak dan berwenang untuk mewakili dan bertindak atas nama Dewan Pengawas.

(6) Mengusulkan kepada Pendiri untuk mengenakan sanksi kepada Pengurus yang bertindak merugikan Dana Pensiun, baik moril maupun materiil, setelah memberi kesempatan sepenuhnya kepada anggota Pengurus yang bersangkutan untuk membela diri.

(7) Mempertimbangkan dan memeriksa rencana kerja dan rencana anggaran dan belanja Dana Pensiun yang akan disetujui Pendiri.

(8) Menunjuk akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan Dana Pensiun.

(9) Menunjuk aktuaris untuk menyusun laporan aktuaris.

(10) Memberikan persetujuan atas rencana investasi yang disusun Pengurus.

(11) Meminta keterangan kepada Pengurus berkenaan dengan pengelolaan Dana Pensiun.

(12) Menerima honorarium dan penghasilan lainnya yang besarnya ditetapkan oleh Pendiri dan dibebankan sebagai biaya Dana Pensiun.

Pasal 11

Kewajiban dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas

(1) Menyampaikan laporan tahunan secara tertulis atas hasil pengawasan kepada Pendiri dan salinannya diumumkan kepada Peserta.

(2) Melakukan evaluasi atas kinerja investasi Dana Pensiun sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun buku yang didasarkan pada :

a. Laporan investasi semesteran dan hasil pemeriksaan akuntan publik atas laporan investasi; dan

b. Saran dan pendapat Peserta.

Pasal 12

Rapat Dewan Pengawas

(1) Rapat Dewan Pengawas diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali dan setiap waktu jika dianggap perlu oleh Ketua Dewan Pengawas atau atas usul dari sekurang-kurangnya 1/2 (setengah) dari jumlah anggota Dewan Pengawas yang memberitahukan kehendak mereka secara tertulis kepada Ketua Dewan Pengawas dengan menyebutkan dalam permintaan itu hal-hal yang ingin dibicarakan dalam rapat.

(2) Keputusan Dewan Pengawas dalam suatu rapat sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% (lima puluh per seratus) tambah satu dari anggota Dewan Pengawas, termasuk Ketua.

9/22

Pasal 13

P e n g u r u s

(1) Anggota Pengurus ditunjuk dan diberhentikan oleh Pendiri dengan surat keputusan.

(2) Anggota Pengurus ditunjuk untuk satu periode masa jabatan selama 3 (tiga) tahun dan dapat ditunjuk kembali untuk masa jabatan berikutnya.

(3) Pengurus bertanggung jawab kepada Pendiri.

(4) Pengurus menyatakan kesediaan secara tertulis atas penunjukan sebagai anggota Pengurus, termasuk kesediaan untuk mengelola Dana Pensiun sesuai dengan Undang-Undang Dana Pensiun dan Peraturan ini.

(5) Pengurus terdiri dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang, salah seorang diantaranya menjabat sebagai Direktur Utama dan lainnya Direktur.

(6) Anggota Pengurus tidak dapat merangkap jabatan sebagai Pengurus Dana Pensiun lain atau anggota direksi atau jabatan eksekutif pada badan usaha lain.

(7) Apabila terjadi lowongan dalam keanggotaan Pengurus, maka Pendiri harus menunjuk anggota Pengurus yang baru, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah terjadinya lowongan tersebut dan penunjukan demikian hanya berlaku untuk sisa masa jabatan dari anggota Pengurus yang digantikan.

(8) Keanggotaan Pengurus berakhir karena:

a. Meninggal dunia;

b. Masa jabatannya berakhir dan tidak ditunjuk kembali;

c. Mengundurkan diri dari jabatannya atas permintaan sendiri;

d. Diberhentikan atas keputusan Pendiri;

e. Dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

f. Dana Pensiun bubar.

Pasal 14 Tugas dan Kewajiban Pengurus

(1) Mengelola Dana Pensiun dengan mengutamakan kepentingan Peserta dan Pihak

Yang Berhak.

(2) Bertindak teliti, terampil, bijaksana dan cermat dalam melaksanakan tanggung jawabnya mengelola Dana Pensiun.

(3) Memelihara buku, catatan dan dokumen yang diperlukan dalam rangka pengelolaan Dana Pensiun.

(4) Menyampaikan laporan kepada Menteri sesuai jenis, bentuk, susunan dan waktu penyampaian sebagaimana ditetapkan oleh Menteri, yang terdiri dari :

a. Laporan keuangan;

b. Laporan portofolio investasi;

c. Laporan teknis; dan

d. Laporan aktuaris.

(5) Menyampaikan laporan-laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) kepada Pendiri dan Dewan Pengawas.

10/22

(6) Menyampaikan keterangan kepada Peserta, mengenai :

a. Hal-hal yang timbul dalam rangka kepesertaan;

b. Setiap adanya perubahan Peraturan;

c. Neraca dan perhitungan hasil usaha menurut bentuk, susunan dan waktu yang ditetapkan Menteri;

d. Ringkasan laporan investasi semesteran dan ringkasan laporan investasi tahunan hasil pemeriksaan akuntan publik, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah disampaikan kepada Menteri.

(7) Mengelola kekayaan Dana Pensiun sesuai dengan arahan investasi yang digariskan oleh Pendiri.

(8) Menyusun rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja Dana Pensiun setiap tahun buku untuk mendapatkan persetujuan Pendiri, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum hari terakhir dari setiap tahun buku.

(9) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Pendiri mengenai pokok-pokok kegiatan selama tahun buku.

(10) Memberitahukan kepada Menteri, apabila Pendiri tidak mampu memenuhi kewajibannya membayar iuran untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut.

(11) Membuat perjanjian dengan Penerima Titipan.

(12) Setiap kali masa jabatan berakhir, Pengurus menyampaikan laporan pertanggung jawaban kepada Pendiri, selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah masa jabatan berakhir.

(13) Merahasiakan keterangan pribadi yang menyangkut Peserta.

(14) Memberikan Peraturan dan bukti kepesertaan kepada Peserta.

(15) Mengumumkan pengesahan Menteri atas Peraturan dan perubahannya dengan menempatkannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

(16) Menyusun rencana investasi tahunan untuk mendapatkan persetujuan Dewan Pengawas, selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum hari terakhir dari setiap tahun buku.

(17) Menyusun tatacara bagi Peserta untuk menyampaikan pendapat dan saran mengenai perkembangan portofolio dan hasilnya kepada Pengurus, Dewan Pengawas dan Pendiri.

(18) Pengurus bersama Dewan Pengawas wajib membicarakan secara berkala mengenai pendapat dan saran dari Peserta atas perkembangan investasi dan hasilnya.

11/22

Pasal 15 Hak dan Wewenang Pengurus

(1) Pengurus berhak untuk dan atas nama Dana Pensiun mengikat Dana Pensiun

pada pihak ketiga dan pihak ketiga pada Dana Pensiun untuk melakukan segala perbuatan pengurusan maupun perbuatan pemilikan dengan pembatasan, yaitu melepaskan atau menjual atau memperoleh atau membeli barang-barang yang tidak bergerak, termasuk hak-hak atas tanah dan bangunan-bangunan milik Dana Pensiun di atas jumlah yang telah ditetapkan oleh Pendiri dalam arahan investasi, wajib memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Pendiri melalui Dewan Pengawas.

(2) Menerima gaji dan penghasilan lainnya yang besarnya ditetapkan oleh Pendiri dan dibebankan sebagai biaya Dana Pensiun.

(3) Direktur Utama dan salah seorang anggota Pengurus bersama-sama atau 2 (dua) orang anggota Pengurus yang ditunjuk oleh rapat Pengurus bersama-sama berhak mewakili dan bertindak untuk atas nama Pengurus.

(4) Melakukan tindakan hukum untuk dan atas nama Dana Pensiun, dan mewakili Dana Pensiun di dalam dan di luar pengadilan.

(5) Dalam hal Peserta berhenti bekerja dan atas permintaan Peserta yang bersangkutan, Pengurus dapat memindahkan hak Peserta yang bersangkutan ke Dana Pensiun Pemberi Kerja yang lain atau ke Dana Pensiun Lembaga Keuangan.

(6) Membuat usulan, saran mengenai penunjukan Penerima Titipan.

(7) Menerima data dan keterangan lainnya berkaitan dengan kepesertaan dari Pemberi Kerja dan atau Peserta.

Pasal 16

Tanggung Jawab Pengurus

(1) Pengurus bertanggung jawab atas pelaksanaan Peraturan dan pengelolaan Dana Pensiun.

(2) Pengurus masing-masing atau bersama-sama bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian yang timbul pada kekayaan Dana Pensiun akibat tindakan Pengurus yang melanggar atau melalaikan tugas dan atau kewajiban sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan, Undang-Undang Dana Pensiun serta wajib mengembalikan kepada Dana Pensiun segala kenikmatan yang diperoleh atas atau dari kekayaan Dana Pensiun secara melawan hukum.

Pasal 17

Rapat Pengurus

(1) Rapat Pengurus diadakan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali, atau setiap waktu jika dianggap perlu oleh Direktur Utama atau atas usul dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Pengurus lainnya yang memberitahukan kehendak mereka secara tertulis kepada Direktur Utama dengan menyebutkan dalam permintaan itu hal-hal yang ingin dibicarakan dalam rapat.

12/22

(2) Keputusan Pengurus sah apabila disetujui oleh sekurang-kurangnya 50% (lima puluh per seratus) tambah satu dari anggota Pengurus, termasuk Direktur Utama.

Pasal 18

Penerima Titipan

(1) Penerima Titipan ditunjuk oleh Pendiri dengan surat penunjukan.

(2) Untuk kepentingan Dana Pensiun, Pendiri dapat menarik kembali penunjukannya dan menunjuk Penerima Titipan yang lain.

(3) Penugasan terhadap Penerima Titipan harus berdasarkan pada perjanjian penitipan harta antara Pengurus dan Penerima Titipan.

(4) Perjanjian tersebut sekurang-kurangnya harus memuat ketentuan sebagai berikut :

a. Tugas dan wewenang Penerima Titipan;

b. Biaya penitipan yang dibebankan kepada Dana Pensiun;

c. Pernyataan Penerima Titipan untuk memberikan informasi dan menyediakan buku catatan dan dokumen yang berkenaan dengan kekayaan Dana Pensiun yang dititipkan dalam rangka pemeriksaan, baik yang dilakukan oleh Menteri, atau oleh akuntan publik dan atau oleh aktuaris yang ditunjuk Menteri atau oleh Dewan Pengawas maupun oleh auditor yang ditunjuk oleh Dewan Pengawas.

(5) Penerima Titipan harus bertanggung jawab atas kekayaan Dana Pensiun yang dititipkan.

(6) Setiap perubahan perjanjian penitipan dan atau perubahan penunjukan Penerima Titipan wajib dilaporkan kepada Menteri selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berlakunya perubahan.

Pasal 19

Kepesertaan

(1) Setiap Karyawan yang telah berusia 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah, dan telah diangkat menjadi karyawan tetap berdasarkan peraturan yang berlaku pada Pemberi Kerja, berhak menjadi Peserta.

(2) Bagi Karyawan yang memenuhi syarat kepesertaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan yang bersangkutan tidak bersedia menjadi Peserta, maka yang bersangkutan tidak berhak atas Manfaat Pensiun sebagaimana diatur dalam Peraturan ini.

(3) Untuk menjadi Peserta, setiap Karyawan wajib mendaftarkan diri dan menyatakan kesediaannya secara tertulis untuk dipotong gajinya guna membayar iuran sesuai Peraturan ini kepada Dana Pensiun.

(4) Setiap Peserta diberikan bukti kepesertaan dari Dana Pensiun.

13/22

(5) Status sebagai Peserta berakhir pada saat :

a. Peserta meninggal dunia;

b. Peserta berhenti bekerja dengan mengalihkan haknya atas dana ke Dana Pensiun lain;

c. Peserta berhenti bekerja dengan masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun;

d. Peserta pensiun dengan menerima Manfaat Pensiun secara sekaligus.

(6) Seorang Peserta tidak dapat mengundurkan diri atau tidak dapat menuntut haknya dari Dana Pensiun apabila ia masih memenuhi syarat kepesertaan.

Pasal 20

Masa Kerja

(1) Masa Kerja yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung Manfaat Pensiun adalah Masa Kerja pada Pemberi Kerja dan Masa Kerja di luar Pemberi Kerja yang diakui oleh Pemberi Kerja, dengan ketentuan Masa Kerja dimaksud belum diakui sebagai unsur perhitungan Manfaat Pensiun pada Pemberi Kerja sebelumnya.

(2) Masa Kerja pada Pemberi Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah masa yang tidak terputus dari tanggal Karyawan terdaftar pada Dana Pensiun sampai dengan kepesertaannya pada Dana Pensiun berakhir.

(3) Perhitungan Masa Kerja di luar Pemberi Kerja yang diakui adalah sebesar dana yang dialihkan dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Apabila dana yang dialihkan dari Dana Pensiun lain sama dengan persyaratan dana menurut Peraturan ini, maka Masa Kerja pada Pemberi Kerja sebelumnya diakui sama;

b. Apabila dana yang dialihkan dari Dana Pensiun lain lebih besar dari persyaratan dana menurut Peraturan ini, maka selisihnya diperhitungkan sebagai penambah Masa Kerja;

c. Apabila dana yang dialihkan dari Dana Pensiun lain lebih kecil dari persyaratan dana menurut Peraturan ini, maka selisihnya diperhitungkan sebagai pengurang Masa Kerja.

(4) Untuk perhitungan Manfaat Pensiun, Masa Kerja ditetapkan dalam bulan penuh dengan pembulatan keatas.

Pasal 21

Iuran Pensiun

(1) Karyawan yang menjadi Peserta wajib membayar iuran bulanan sebesar 6% (enam per seratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3).

(2) Pemberi Kerja wajib membayar iuran sesuai dengan hasil perhitungan aktuaris, yang terdiri dari iuran normal dan iuran tambahan.

(3) Iuran Peserta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dimulai pada bulan sejak Karyawan terdaftar pada Dana Pensiun sebagai Peserta.

14/22

(4) Iuran bulanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) wajib disetorkan oleh Pemberi Kerja kepada Dana Pensiun selambat-lambatnya tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya.

(5) Kewajiban bagi Karyawan yang menjadi Peserta membayar iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berakhir pada bulan berikutnya setelah kepesertaannya berakhir atau berhenti bekerja atau pensiun.

(6) Dalam hal pendanaan Dana Pensiun mengalami kelebihan (surplus), maka kelebihan tersebut dapat diperhitungkan sebagai pengurang dari iuran Pemberi Kerja.

(7) Iuran Peserta dan iuran Pemberi Kerja yang belum disetor setelah melewati 2,5 (dua setengah) bulan sejak jatuh temponya, dinyatakan sebagai hutang Pemberi Kerja yang dapat segera ditagih dan dikenakan bunga yang layak yang dihitung sejak hari pertama dari bulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4).

Pasal 22

Usia Pensiun

(1) Usia Pensiun Normal ditetapkan usia 55 (lima puluh lima) tahun.

(2) Usia Pensiun Dipercepat ditetapkan sekurang-kurangnya usia 45 (empat puluh lima) tahun atau 10 (sepuluh) tahun sebelum mencapai Usia Pensiun Normal.

Pasal 23

Manfaat Pensiun

(1) Peserta yang telah memenuhi persyaratan berhak atas pembayaran salah satu dari Manfaat Pensiun tersebut dibawah ini :

a. Manfaat Pensiun Normal;

b. Manfaat Pensiun Dipercepat;

c. Manfaat Pensiun Cacat;

d. Pensiun Ditunda.

(2) Manfaat Pensiun Normal dibayarkan kepada Peserta yang pensiun pada Usia Pensiun Normal.

(3) Manfaat Pensiun Dipercepat dibayarkan kepada Peserta yang pensiun pada Usia Pensiun Dipercepat.

(4) Manfaat Pensiun Cacat dibayarkan kepada Peserta yang pensiun karena dinyatakan Cacat berdasarkan hasil pemeriksaan dokter yang ditunjuk oleh Pendiri.

(5) Pensiun Ditunda adalah hak Peserta yang berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun dan yang bersangkutan belum mencapai Usia Pensiun Dipercepat.

15/22

Pasal 24

Rumus Manfaat Pensiun

(1) Untuk menetapkan besarnya Manfaat Pensiun digunakan rumus sebagai berikut:

a. RMP = RMP1 + RMP2

b. RMP1 = FP x MK1 x PhDP

c. RMP2 = FP x MK2 x PhDP

di mana :

RMP = Rumus Manfaat Pensiun.

FP = Faktor Penghargaan per tahun Masa Kerja ditetapkan sebesar 2% (dua per seratus).

MK1 = Masa Kerja sejak Karyawan terdaftar pada Dana Pensiun sampai dengan tanggal Peraturan ini disahkan oleh Menteri.

MK2 = Masa Kerja sejak tanggal Peraturan ini disahkan oleh Menteri sampai

dengan kepesertaan karyawan pada Dana Pensiun berakhir.

PhDP = Penghasilan Dasar Pensiun.

(2) Besarnya Manfaat Pensiun yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a, ditetapkan setinggi-tingginya 80% (delapan puluh per seratus) dari Penghasilan Dasar Pensiun.

(3) Penghasilan Dasar Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) adalah Gaji bulan terakhir sebagaimana yang tercatat pada administrasi Dana Pensiun per 31 Desember 2008, yang kenaikan per tahunnya dibatasi sebesar jumlah yang lebih kecil di antara 6% (enam per seratus) dan kenaikan Gaji pada Pemberi Kerja.

Pasal 25

Besarnya Manfaat Pensiun

(1) Besarnya Manfaat Pensiun Normal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a.

(2) Pembayaran Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan segera setelah Peserta pensiun pada Usia Pensiun Normal.

(3) Besarnya Manfaat Pensiun Dipercepat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3) sebesar Nilai Sekarang dari Manfaat Pensiun yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a.

(4) Pembayaran Manfaat Pensiun Dipercepat sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dilakukan segera setelah Peserta pensiun pada Usia Pensiun Dipercepat.

(5) Besarnya Manfaat Pensiun Cacat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (4) sebesar Nilai Sekarang dari Manfaat Pensiun yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a, dengan ketentuan MK2 dihitung sampai dengan Usia Pensiun Normal dan PhDP dihitung pada saat Peserta dinyatakan Cacat.

16/22

(6) Pembayaran Manfaat Pensiun Cacat sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) dilakukan segera setelah Peserta pensiun karena dinyatakan Cacat.

(7) Besarnya hak atas Pensiun Ditunda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (5) sebesar Nilai Sekarang dari Manfaat Pensiun yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a.

(8) Pembayaran hak atas Pensiun Ditunda sebagaimana dimaksud dalam ayat (7) dilakukan segera setelah Peserta pensiun pada Usia Pensiun Dipercepat atau Usia Pensiun Normal.

(9) Besarnya Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (3) dan ayat (5) ditetapkan sebagai berikut :

a. Besar Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sekurang-kurangnya sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

b. Besar Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), sekurang-kurangnya sebesar Nilai Sekarang dari Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

c. Besar Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), sekurang-kurangnya sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

d. Ketentuan besar Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c diberlakukan setelah pembayaran Manfaat Pensiun 20% (dua puluh per seratus) secara sekaligus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (4).

Pasal 26

Manfaat Pensiun Bagi Pihak Yang Berhak

(1) Besarnya Manfaat Pensiun Janda/Duda adalah sebagai berikut :

a. Dalam hal Pensiunan yang berasal dari pensiun normal atau pensiun dipercepat meninggal dunia, maka Janda/Duda berhak atas Manfaat Pensiun sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari Manfaat Pensiun yang diterima Pensiunan;

b. Dalam hal Pensiunan yang berasal dari Bekas Karyawan meninggal dunia, maka Janda/Duda berhak atas Manfaat Pensiun sebesar 60% (enam puluh per seratus) dari Manfaat Pensiun yang diterima Pensiunan;

c. Dalam hal Peserta meninggal dunia, maka Janda/Duda berhak atas Manfaat Pensiun sebesar 75% (tujuh puluh lima per seratus) dari Nilai Sekarang Manfaat Pensiun yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a, dengan ketentuan MK2 dihitung sampai dengan Usia Pensiun Normal dan PhDP dihitung pada saat Peserta meninggal dunia;

d. Besar Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf c, sekurang-kurangnya sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

e. Ketentuan besar Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam huruf d, diberlakukan terhadap Manfaat Pensiun setelah pembayaran Manfaat Pensiun 20% (dua puluh per seratus) secara sekaligus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (4).

(2) Pembayaran Manfaat Pensiun Janda/Duda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan segera setelah Pensiunan atau Peserta meninggal dunia.

17/22

(3) Dalam hal Peserta meninggal dunia tanpa meninggalkan Janda/Duda, atau Janda/Duda meninggal dunia, atau Janda/Duda menikah lagi, maka Manfaat Pensiun dibayarkan kepada Anak dari Peserta yang masih memenuhi syarat sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan ini.

(4) Besarnya Manfaat Pensiun Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) adalah 100% (seratus per seratus) dari Manfaat Pensiun Janda/Duda.

(5) Pembayaran Manfaat Pensiun Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) dilakukan setelah Pensiunan atau Peserta meninggal dunia tanpa meninggalkan Janda/Duda atau segera Janda/Duda menikah lagi.

(6) Pembayaran Manfaat Pensiun Anak dihentikan apabila semua Anak telah mencapai usia 21 (dua puluh satu) tahun.

(7) Dalam hal penerima Manfaat Pensiun Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (6) setelah berusia diatas 21 (dua puluh satu) tahun belum menikah dan belum bekerja, maka Manfaat Pensiun Anak dapat dibayarkan sampai dengan Anak mencapai usia 25 (dua puluh lima) tahun.

(8) Dalam hal tidak ada lagi penerima Manfaat Pensiun yang berhak dan ternyata jumlah seluruh Manfaat Pensiun yang telah dibayarkan kurang dari himpunan iuran Peserta beserta hasil pengembangannya sampai dengan saat dimulainya pembayaran Manfaat Pensiun, maka selisihnya wajib dibayarkan secara sekaligus kepada ahli waris yang sah dari Peserta segera setelah terhentinya pembayaran Manfaat Pensiun.

(9) Dalam hal Peserta meninggal dunia tanpa meninggalkan Janda/Duda dan Anak, maka Nilai Sekarang Manfaat Pensiun yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a dibayarkan kepada Pihak

Yang Ditunjuk, dengan ketentuan MK2 dihitung sampai dengan Usia Pensiun

Normal dan PhDP dihitung pada saat Peserta meninggal dunia.

(10) Pembayaran Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (9) dilakukan secara sekaligus segera setelah Peserta meninggal dunia.

Pasal 27

Kenaikan Manfaat Pensiun

(1) Bagi Pensiunan, Janda/Duda, dan Anak yang menerima Manfaat Pensiun bulanan sampai dengan Peraturan ini disahkan Menteri, setiap tahun diberi kenaikan Manfaat Pensiun sebesar 5% (lima per seraturs) dari besarnya Manfaat Pensiun yang diterima pada bulan Desember.

(2) Bagi Pensiunan, Janda/Duda, dan Anak yang menerima Manfaat Pensiun bulanan pertama kali setelah Peraturan ini disahkan Menteri, kenaikan Manfaat Pensiunnya ditetapkan sebagai berikut :

a. Bagian Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf b yang diterima pada bulan Desember, setiap tahun diberi kenaikan sebesar 5% (lima per seratus);

b. Bagian Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf c yang diterima pada bulan Desember, tidak diberikan kenaikan.

(3) Kenaikan Manfaat Pensiun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dibayarkan pada setiap bulan Januari tahun berikutnya.

18/22

Pasal 28

Tata Cara Pembayaran Manfaat Pensiun

(1) Manfaat Pensiun dibayarkan secara berkala bulanan.

(2) Tanggal, tempat dan cara pembayaran ditentukan oleh Dana Pensiun.

(3) Atas permintaan penerima Manfaat Pensiun, Pengurus dapat membayarkan Manfaat Pensiun melalui bank yang ditunjuk oleh penerima Manfaat Pensiun yang bersangkutan.

(4) Sebanyak-banyaknya 20% (dua puluh per seratus) dari Manfaat Pensiun dapat dibayarkan secara sekaligus kepada penerima Manfaat Pensiun yaitu:

a. Kepada Peserta pada saat yang bersangkutan pensiun; atau

b. Kepada Janda/Duda pada saat Peserta meninggal dunia; atau

c. Kepada Anak pada saat Peserta meninggal dunia tanpa meninggalkan Janda/Duda.

(5) Manfaat Pensiun dapat dibayarkan secara sekaligus kepada penerima Manfaat Pensiun, apabila :

a. Jumlah Manfaat Pensiun bulanan yang dibayarkan kurang dari atau sama dengan jumlah Manfaat Pensiun yang dapat dibayarkan secara sekaligus yang ditetapkan oleh Menteri; atau

b. Peserta meninggal dunia lebih dari 10 (sepuluh) tahun sebelum mencapai Usia Pensiun Normal.

(6) Penerima Manfaat Pensiun dapat menguasakan kepada orang lain untuk menerima pembayaran Manfaat Pensiun berdasarkan surat kuasa, yang hanya berlaku untuk satu kali pembayaran.

(7) Tanggung jawab pembayaran Manfaat Pensiun kepada Peserta atau Pihak Yang Berhak dapat dialihkan Pengurus dengan membeli anuitas seumur hidup dari perusahaan asuransi jiwa, yang selanjutnya bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran dimaksud.

Pasal 29

Peserta Yang Mengundurkan Diri Tanpa Hak Manfaat Pensiun

(1) Peserta yang berhenti bekerja dari Pemberi Kerja sebelum mencapai Usia Pensiun Dipercepat dengan memiliki masa kepesertaan kurang dari 3 (tiga) tahun, berhak menerima pembayaran himpunan iurannya sendiri ditambah hasil pengembangannya.

(2) Pembayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan secara sekaligus pada bulan berikutnya setelah tanggal Peserta berhenti bekerja dari Pemberi Kerja.

19/22

Pasal 30

Tata Cara Penunjukan Pihak Yang Berhak

(1) Setiap Peserta atau Pihak Yang Berhak wajib :

a. Memberikan keterangan yang benar dan dilengkapi dengan bukti-bukti yang sah kepada Dana Pensiun;

b. Memberitahukan kepada Dana Pensiun setiap terjadi perubahan susunan keluarganya seperti pernikahan, perceraian, perujukan, kelahiran, kematian, dan alamat tempat tinggal setelah terjadinya peristiwa dimaksud.

(2) Kelalaian Peserta atau Pihak Yang Berhak dalam memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), membebaskan Pengurus dari tanggung jawabnya.

(3) Dalam hal Peserta tidak mempunyai isteri/suami dan Anak, maka Peserta yang bersangkutan dapat menunjuk pihak lain yang berhak untuk menerima pembayaran hak Peserta atas dana apabila Peserta meninggal dunia.

(4) Pihak Yang Ditunjuk sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), dapat diubah atas keinginan dari Peserta yang bersangkutan dan batal demi hukum sejak tanggal Peserta menikah atau mempunyai Anak.

Pasal 31

Tata Cara Perubahan Peraturan

(1) Peraturan dapat diubah oleh Pendiri berdasarkan suatu rapat yang diadakan untuk maksud itu, dan harus diajukan kepada Menteri untuk mendapatkan pengesahan.

(2) Perubahan Peraturan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak boleh mengakibatkan berkurangnya Manfaat Pensiun yang telah menjadi hak Peserta yang telah diperoleh selama kepesertaannya sampai dengan pengesahan Menteri.

(3) Perubahan Peraturan berlaku sejak tanggal pengesahan Menteri.

(4) Tata cara perubahan Peraturan dan persyaratan untuk memperoleh persetujuan Menteri, tunduk kepada ketentuan Undang-undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya.

Pasal 32

Tahun Buku

Tahun buku Dana Pensiun berlangsung dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember untuk setiap tahunnya.

Pasal 33

Beban Pajak Penghasilan

(1) Pajak Penghasilan atas pembayaran Manfaat Pensiun, baik yang dibayarkan kepada Peserta maupun yang dibayarkan kepada Pihak Yang Berhak, ditanggung oleh penerima Manfaat Pensiun.

20/22

(2) Dana Pensiun wajib memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku di bidang perpajakan.

Pasal 34

Pembulatan-Pembulatan

Dalam menghitung besarnya Manfaat Pensiun atau pembayaran Manfaat Pensiun, baik dilakukan secara bulanan maupun secara sekaligus, bagian-bagian ratusan rupiah dihitung menjadi Rp. 100,- (seratus rupiah).

Pasal 35

Beban Dana Pensiun

Beban-beban yang dapat dikeluarkan oleh Dana Pensiun adalah sebagai berikut:

(1) Beban Pengelolaan Investasi, antara lain :

a. Beban transaksi investasi;

b. Beban penyusutan bangunan;

c. Beban manajer investasi;

d. Beban investasi lain;

(2) Beban Personalia, antara lain :

a. Beban Gaji, Honorarium dan Tunjangan :

1. Gaji dan tunjangan;

2. Honorarium;

3. Beban lembur;

4. Pajak penghasilan Dewan Pengawas dan konsultan;

5. Tunjangan khusus dan bantuan :

Tunjangan Hari Raya/Bonus;

Hadiah penghargaan masa pengabdian;

Uang pesangon;

b. Representasi Pengurus;

c. Beban penerimaan pegawai Dana Pensiun;

d. Bantuan sosial bagi pegawai dan Pengurus Dana Pensiun yang mengalami musibah;

e. Beban pengobatan;

f. Beban makan minum;

(3) Beban Umum dan Administrasi, antara lain :

a. Beban kantor :

1. Beban penelitian dan pengembangan;

2. Beban alat-alat tulis dan alat kantor;

3. Beban telekomunikasi dan ekspedisi;

4. Beban rapat/perjamuan;

5. Beban informasi kepada Peserta;

6. Beban sewa;

21/22

7. Beban pemeliharaan kendaraan dan service;

8. Beban pendidikan dan latihan;

b. Beban Penyusutan Aktiva Operasional :

1. Beban penyusutan tanah dan bangunan;

2. Beban penyusutan kendaraan;

3. Beban penyusutan peralatan komputer;

4. Beban penyusutan peralatan kantor;

5. Beban penyusutan aktiva operasional lain;

c. Beban Jasa Pihak Ketiga, yaitu beban akuntan publik, aktuaris, konsultan, notaris, penilai dan penerima titipan, serta pihak ketiga lainnya;

d. Beban Operasional Lain :

1. Beban aktivitas pegawai Dana Pensiun;

2. Beban premi asuransi;

3. Beban pembubaran dan penyelesaian Dana Pensiun, dalam hal terjadi pembubaran Dana Pensiun;

4. Beban operasional lainnya.

(4) Pajak-Pajak, antara lain :

a. Pajak penghasilan Dana Pensiun;

b. Pajak bumi dan bangunan;

(5) Beban Lain di luar Investasi dan Operasional :

a. Korban bencana alam;

b. Korban kebakaran, dan lain-lain.

Pasal 36

Tata Cara Pembubaran dan Penyelesaian Dana Pensiun

(1) Dana Pensiun dapat dibubarkan, apabila :

a. Pendiri dibubarkan; atau

b. Permintaan Pendiri kepada Menteri; atau

c. Menteri berpendapat bahwa Pendiri tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Dana Pensiun berupa iuran sebagaimana diatur dalam Peraturan ini atau Dana Pensiun tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Peserta dan Pihak Yang Berhak.

(2) Pembubaran Dana Pensiun ditetapkan dengan keputusan Menteri yang sekaligus menunjuk Likuidator.

(3) Tata cara pembubaran dan penyelesaian Dana Pensiun dilakukan berdasarkan Undang-Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya.

22/22

Pasal 37

Ketentuan Peralihan

(1) Bagi Karyawan yang telah menjadi Peserta Dana Pensiun sebelum tanggal 20 April 1992 dan yang bersangkutan sampai dengan bulan Mei 2001 tidak memilih untuk beralih ke program pensiun baru, maka terhitung sejak bulan Juni 2001 Manfaat Pensiun yang akan dibayarkan kepada Peserta tersebut ditentukan berdasarkan Peraturan Tunjangan Hari Tua PT Bank Niaga tanggal 1 Juli 1990.

(2) Besarnya Manfaat Pensiun bagi Peserta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sekurang-kurangnya sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

Pasal 38

Ketentuan Penutup

(1) Dengan disahkannya Peraturan ini, maka Peraturan Dana Pensiun dari Dana Pensiun PT Bank Niaga Tbk yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi PT Bank Niaga Tbk Nomor 061/CHB/KP/2007 tanggal 27 Maret 2007, dinyatakan tidak berlaku lagi.

(2) Hal-hal yang bersifat teknis dan atau administratif dalam rangka pelaksanaan Peraturan ini atau Undang-undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya ditetapkan oleh Pendiri dan atau Dewan Pengawas dan atau Pengurus, baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri sesuai dengan lingkup bidang tugas dan kewenangan masing-masing.

(3) Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal pengesahan Menteri.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 19 Maret 2009

Direksi PT Bank CIMB Niaga Tbk

Selaku Pendiri Dana Pensiun Bank CIMB Niaga ttd ttd

Arwin Rasyid L. Wulan Tumbelaka Presiden Direktur Direktur


Top Related