KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Sebagian besar Masyarakat Indonesia saat ini sedang menghadapi masa-masa
yang sulit untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari akibat dari Pandemi Covid-19, hal ini
sangat berdampak pada berbagai sektor khususnya pada sektor Pendidikan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah mengambil
kebijakan penyelenggaran Belajar dilaksanakan dari rumah. Hal ini dilakukan demi
memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Kebijakan ini menyebabkan para
pendidik dan tenaga kependidikan harus menyesuaikan pembelajaran yang normal
menjadi pembelajaran dari rumah, dimana hal ini tentu menjadi kesulitan tersendiri oleh
para pendidik untuk membuat bahan ajar untuk pembelajaran.
Oleh karena itu, untuk menindaklanjuti hal tersebut, Pusat Kurikulum dan
Perbukuan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menyiapkan
Inspirasi Penyederhanaan Kurikulum Secara Mandiri dalam Kondisi Khusus sebagai
panduan oleh para pendidik untuk menyiapkan bahan ajar yang akan dilaksanakan dari
rumah selama berada dalam kondisi khusus. Panduan ini disusun untuk memberikan
inspirasi, wawasan, dan pedoman bagi para pendidik melakukan persiapan,
pelaksanaan, diagnosis dan tindaklanjut yang tepat pada proses pembelajaran, tentunya
dengan tetap mengacu pada Kurikulum 2013. Kami berharap panduan ini menjadi salah
satu solusi bagi para guru untuk melaksanakan pembelajaran.
Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyiapan dan penyusunan
panduan ini. Semoga panduan ini dapat bermanfaat dan tidak hanya pada masa pandemi
Covid-19, melainkan pada saat kondisi-kondisi khusus lainnya seperti gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.
Jakarta, 5 Agustus 2020
Kepala Pusat Perbukuan dan Kurikulum
Maman Fathurrohman, S.Pd.Si, M.Si, Ph.D
KATA PENGANTAR
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
C. Tujuan
D. Sasaran
E. Ruang Lingkup
F. Prinsip Penyederhanaan Kompetensi Dasar
G. Kriteria Penyederhanaan Kompetensi Dasar
H. Prioritas Penyederhanaan Kompetensi Dasar
I. Langkah-Langkah Penyederhanaan Kompetensi Dasar
J. Merancang Proses Pembelajaran
K. Strategi Pembelajaran Pada Kondisi Khusus
L. Contoh Langkah-Langkah Pembelajaran
DAFTAR ISI
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Kondisi Khusus adalah suatu keadaan bencana yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana disebutkan berbagai kondisi bencana yang dapat terjadi di
Indonesia meliputi bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial. Bencana
alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir,
kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana sosial adalah bencana yang
diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia
yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Sedangkan bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit. Bencana non alam antara lain, epidemi dan wabah penyakit
seperti saat ini, yakni adanya pandemi COVID-19.
Pelaksanaan kurikulum pada Kondisi Khusus bertujuan untuk memberikan
fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran peserta didik. Misalnya, adanya pandemi Covid-19 saat ini,
dapat dimaknai sebagai kondisi khusus, karena di saat wabah virus Covid-19 menular
dengan pesat, hanya dengan mengubah cara berinteraksi dalam menyikapi
pembelajaran merupakan solusi yang jitu yang mempengaruhi dunia pendidikan. Dengan
pengelolaan kurikulum yang ditata ulang secara khusus, secara langsung akan
berpengaruh terhadap keberadaan dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) beserta model pembelajarannya.
Pelaksanaan KTSP pada Kondisi khusus bertujuan untuk memberikan fleksibilitas
bagi satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran dalam rangka memenuhi layanan pendidikan pada peserta didik. Pada
kondisi khusus karena bencana tertentu, pembelajaran tetap harus dilakukan, walaupun
tanpa tatap muka, misalnya dengan belajar dari rumah (BDR) dan pembelajaran jarak
A. Latar Belakang
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
jauh (PJJ). Hal ini untuk memastikan layanan pendidikan terhadap siswa tetap terpenuhi.
Pada kondisi khusus ini, satuan pendidikan diberi peluang untuk melakukan strategi
khusus dalam merancang kurikulumnya, yang sesuai dengan kondisi yang ada pada saat
itu, sehingga kompetensi siswa (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) tetap tercapai.
Kerangka berpikir tersebut di atas, didasarkan atas Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus, yang secara
jelas menegaskan bahwa ada tiga ketentuan pelaksanaan kurikulum pada kondisi
khusus. Secara normatif, satuan pendidikan pada Kondisi Khusus dalam pelaksanaan
pembelajaran dapat melaksanakan satu dari 3 (tiga) opsi di bawah.
1. Tetap mengacu pada kurikulum nasional (Kurikulum 2013) yang selama ini telah
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.
2. Mengacu pada:
a) kurikulum nasional untuk PAUD, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah
yang berbentuk sekolah menengah atas dengan kompetensi inti dan kompetensi
dasar yang disederhanakan untuk Kondisi Khusus yang ditetapkan oleh Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan; atau
b) kurikulum nasional untuk pendidikan menengah yang berbentuk sekolah
menengah kejuruan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang
disederhanakan untuk Kondisi Khusus yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Vokasi.
3. Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.
Dalam konteks satuan pendidikan pada kondisi khusus akan melaksanakan opsi
ke-3, yaitu penyederhanaan kurikulum secara mandiri, maka penyusun kurikulum untuk
satuan pendidikan perlu dibekali inspirasi penyederhanaan dan pelaksanaan kurikulum
yang dipilih.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
B. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2OO7 tentang Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 20 15 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O15 Nomor 45, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5570);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4828);
5. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol9 Nomor 242\;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 1679);
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 971) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran.
8. Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
719/P/2o2o Tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan Pendidikan
Dalam Kondisi Khusus
9. Perdirjen Dikdasmen No. 464/D.D5/KR/2018 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar SMK
10. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor : 10/D/KR/2017
tertanggal 4 April 2017 tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti – Kompetensi
Dasar, Dan Pedoman Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus (SLB).
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
C. Tujuan
Memberikan inspirasi kepada satuan pendidikan dalammenyederhankan kurikulum secara mandiri dalam kondisikhusus.
Menjelaskan prinsip, kriteria, dan prioritas penyederhanaan KD.
Menjelaskan langkah-langkah penyederhanaan KD.
Merancang pembelajaran dan penilaian pada kondisi khusus.
D. Sasaran
Sasaran inspirasi
penyederhanaan kurikulum
secara mandiri di satuan
pendidikan dalam kondisi
khusus.
Satuan pendidikan dan pendidik dari PAUD,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan khusus.
Pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota), khususnya organisasi perangkat daerah yang mempunyai tugas dan fungsi terkait PAUD,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan khusus.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Inspirasi penyederhanaan kurikulum secara mandiri oleh satuan pendidikan dalam
kondisi khusus mencakup tiga bagian penting.
E. Ruang Lingkup
Menjelaskan dasar pertimbangan atau rasional mengapa satuan pendidikan pentingmelakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri dengan mengacu padakurikulum nasional. Kemandirian ini dilakukan mengingat kondisi khusus memerlukanproses belajar yang kontekstual dengan memberikan pengalaman belajar peserta didikdan dukungan keterlibatan masyarakat sejalan dengan kondisi sosio kultural. Inspirasijuga memuat tujuan, sasaran, dan landasan pijak sebagai acuan dalam menjalankanpembelajaran melalui penyederhanaan kurikulum secara mandiri.
Memuat strategi dalam penyederhanaan kurikulum yang lebih operasionaldengan memahami prinsip, kriteria, dan prioritas agar hasilnya memilikikebermanfaatan tinggi sesuai konteksnya.
Implementasi dari strategi penyederhanaan kurikulum yang memuat langkah-langkah penting dan sumber daya pelaksanaan dalam penyederhanaan kurikulum.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Secara konseptual, dokumen kurikulum merupakan acuan:
Kelima dasar tersebut dapat dimaknai sebagai suatu prinsip penyederhanaan
kurikulum.
Agar hasil penyederhanaan kurikulum bisa mengungkit pembelajaran yang
bermakna, tanpa beban penuntasan capaian kurikulum, fokus pada kecakapan hidup
aktual, kegiatan belajar dapat lebih bervariasi sesuai minat dan kondisi, serta
mempertimbangkan fasilitas yang tersedia, maka kurikulum tersebut memiliki empat
kriteria.
1
mudah dipelajari (learnable)
2
dapat dicapai (achievable)
3
dapat diukur (measurable)
4
dapat dilihat ketercapaiannya (obserable)
5
Mudah diajarkan dan praktis atau mudah dilaksanakan/diaplikasikan (teachable).
F. Prinsip Penyederhanaan Kompetensi Dasar
G. Kriteria Penyederhanaan Kompetensi Dasar
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Atas dasar keempat kriteria tersebut, guna memastikan bahwa peserta didik
kompeten, maka ada beberapa pertanyaan yang harus disikapi, yaitu apa yang harus
mereka pelajari, bagaimana cara mereka mempelajarinya, dan dengan cara apa
teknik penilaian yang diterapkan agar kompetensi apa dan dengan cara apa akan
dinilai ketercapaian hasil belajarnya.
Untuk menyederhanakan kurikulum, tiga persoalan harus dijawab, yaitu
konsep kurikulum alternatif/sederhana, orkestrasi sistem penyederhanaan, dan
keberanian mengeksekusi kebijakan penyederhanaan kurikulum. Hal itu mengingat
persoalan kurikulum pendidikan di Indonesia sangatlah kompleks. Kompleksitas
terjadi karena persoalannya ada di dalam konstruksi kurikulum itu sendiri.
Jika diurutkan dari konsep awal kaseluruhan proses pembentukan alur berpikir
yang membentuk Kurikulum 2013, dapat dibayangkan betapa panjangnya. Tujuan
4 Kriteria
Urgensi: KD/materi/kompetensi yang
secara teoretis, mutlak harus dikuasai oleh peserta didik.
Kontinuitas: KD/materi/kompetensi lanjutan
yang merupakan pendalaman
materi sebelumnya.
Relevansi: yang diperlukan
untuk mempelajari dalam bidang
studi lain.
Keterpakaian: memiliki nilai terapan tinggi
dalam kehidupan sehari-hari.
H. Prioritas Penyederhanaan Kompetensi Dasar
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
pendidikan diturunkan dalam profil lulusan, profil lulusan diturunkan dalam profil
standar kompetensi lulusan (SKL). SKL diturunkan dalam kompetensi inti/KI (sikap
spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan). KI diturunkan dalam kompetensi
dasar (KD). KD diturunkan dalam standar isi (isi materi, silabus, dan buku pelajaran).
Standar isi diturunkan dalam standar proses (rencana pelaksanaan pembelajaran),
dan standar penilaian (sumatif dan formatif). Jelas bahwa struktur seperti itu akan
sangat bertele-tele dan rumit.
Misalnya, seorang guru saat mengajar, manakah yang harus terlebih dahulu
diraihnya? KI atau KD atau materi atau prosesnya. Faktanya, guru tak pernah
memperhatikan logika konsep ini, tetapi langsung melaksanakan apa yang ada di
dalam buku teks pelajaran, yang juga merupakan satu-satunya yang ia pegang. Bagi
guru, intinya ialah apa yang harus diajarkan di kelas. Kebiasaan mengikuti tahapan
yang ada dalam buku Kurikulum 2013 juga memandulkan dan mematikan kreativitas
guru sehingga implementasi Kurikulum 2013 yang kontekstual belum terjadi.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Oleh karena itu terdapat beberapa prioritas dalam memilih KD, antara lain:
KD tersebut merupakan KD esensial;
KD tersebut prasyarat untuk belajar KD yang lain (dalam mata pelajaran tersebut atau mata pelajaran lain);
KD tersebut merupakan kompetensi bebas atau paralel, tetapi yang keterpakaiannya tinggi; dan
KD yang pembelajarannya dapat dilaksanakan dalam kondisi khusus.
I. Langkah-Langkah Penyederhanaan Kompetensi Dasar
1
Mencermati kompetensi dasar (KD) pada kurikulum yang berlaku
2
Menentukan kompetensi dasar (KD) yang esensial dan kompetensi dasar prasyarat (pre-requisite)
3
Menggabungkan dan/atau merekonstruksi kompetensi dasar (KD)
4
Mengubah urutan kompetensi dasar (KD)
5
Memberikan alasan penyederhaan kompetensi dasar (KD)
6
Menyajikan hasil Penyederhanaan KD
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Contoh 1. Matematika SD Kelas 1
Tabel 2. Proses Analisis KD Matematika SD Kelas I
No Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan Berdasarkan
Permendikbud No 37 Tahun 2018
Ruang Lingkup Materi
Usulan Penyederhanan Kompetensi Dasar
Alasan
1 3.1 Menjelaskan makna bilangan cacah sampai dengan 99 sebagai banyak anggota suatu kumpulan objek
4.1 Menyajikan bilangan cacah sampai dengan 99 yang bersesuaian dengan banyak anggota kumpulan objek yang disajikan
Makna Bilangan Cacah
Dipertahankan tetapi direformulasi melalui penggabungan beberapa KD dengan cakupan sampai dengan 50
Merupakan KD prasyarat (pre-requisite) untuk KD selanjutnya
2 3.2 Menjelaskan bilangan sampai dua angka dan nilai tempat penyusun lambang bilangan menggunakan kumpulan benda konkret serta cara membacanya
4.2 Menuliskan lambang bilangan sampai dua angka yang menyatakan banyak anggota suatu kumpulan objek dengan ide nilai tempat
Nilai Tempat Bilangan
Dipertahankan tetapi direformulasi melalui penggabungan beberapa KD dengan cakupan sampai dengan 50
Merupakan KD prasyarat (pre-requisite) untuk KD selanjutnya 1
3 3.3 Membandingkan dua bilangan sampai dua angka dengan menggunakan kumpulan benda- benda konkret
4.3 Mengurutkan bilangan-bilangan sampai dua angka
Membandingkan dan Mengurutkan Bilangan Cacah
Dipertahankan tetapi direformulasi dengan cakupan sampai dengan 50
Merupakan KD prasyarat (pre-requisite) untuk KD selanjutnya
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
dari bilangan terkecil ke bilangan terbesar atau sebaliknya dengan menggunakan kumpulan benda-benda konkret
4 3.4 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan penjumlahan dan Pengurangan
4.4 Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah
Dipertahankan tetapi direformulasi dengan cakupan sampai 20 dan disetarakan dengan CP
Merupakan KD esensial
5 3.5 Mengenal pola bilangan yang berkaitan dengan kumpulan benda/gambar/gerakan atau Lainnya
4.5 Memprediksi dan membuat pola bilangan yang berkaitan dengan kumpulan benda/gambar/ gerakan atau lainnya
Pola Bilangan Dipertahankan tetapi direformulasi dengan cakupan pola bilangan dan pola bangun geometris serta direposisi setelah pembelajaran bangun datar dan bangun ruang
Merupakan KD pengembangan yang penting untuk melatih kemampuan bernalar siswa (reasoning)
6 3.6. Mengenal bangun ruang dan bangun datar dengan menggunakan berbagai benda konkret
Bangun Ruang dan Bangun Datar
Dipertahankan Merupakan KD esensial yang relevan
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
4.6. Mengelompokkan bangun ruang dan bangun datar berdasarkan sifat tertentu dengan menggunakan berbagai benda konkret
7 3.7 Mengidentifikasi bangun datar yang dapat disusun membentuk pola pengubinan
4.7 Menyusun bangun-bangun datar untuk membentuk pola pengubinan
Bangun Datar Dihapus Tidak terlalu esensial untuk dipelajari siswa, bukan merupakan KD prasyarat (pre-requisite) tetapi KD pengembangan
8 3.8 Mengenal dan menentukan panjang dan berat dengan satuan tidak baku menggunakan benda/situasi konkret
4.8 Melakukan pengukuran panjang dan berat dalam satuan tidak baku dengan menggunakan benda/situasi konkret
Panjang dan Berat dengan Satuan Tidak Baku
Dipertahankan Merupakan KD prasyarat (pre-requisite)
9 3.9 Membandingkan panjang, berat, lamanya waktu, dan suhu menggunakan benda/ situasi konkret
4.9 Mengurutkan benda/kejadian/ keadaan berdasarkan panjang, berat, lamanya waktu, dan suhu
Panjang, Berat, Waktu, dan Suhu
Dipertahankan Sangat kontekstual dan merupakan KD esensial serta relevan atau setara dengan CP
Berdasarkan hasil analisis penyederhanaan KD Matematika SD Kelas I, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3. Hasil Analisis KD Matematika SD Kelas I
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Kompetensi Dasar Pengetahuan Kompetensi Dasar Keterampilan
3.1 Menjelaskan makna bilangan cacah sampai dengan 50 dan nilai tempat penyusun lambang bilangan menggunakan kumpulan benda konkret serta cara membacanya
4.1 Menyajikan bilangan cacah sampai dengan 50 yang menyatakan banyak anggota suatu kumpulan objek dengan ide nilai tempat
3.2 Membandingkan dua bilangan cacah sampai dengan 50 menggunakan kumpulan benda-benda konkret
4.2 Mengurutkan bilangan-bilangan cacah sampai dengan 50 dari bilangan terkecil ke bilangan terbesar atau sebaliknya dengan menggunakan kumpulan benda-benda konkret
3.3 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 20 dalam kehidupan sehari-hari dengan cara membilang
4.3 Menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 20
3.4 Mengenal bangun ruang dan bangun datar dengan menggunakan berbagai benda konkret
4.4 Mengelompokkan bangun ruang dan bangun datar berdasarkan sifat tertentu dengan menggunakan berbagai benda konkret
3.5 Mengenal dan menjelaskan pola bilangan dan pola barisan bangun datar dan bangun ruang menggunakan gambar atau benda konkret
4.5 Memprediksi dan membuat pola bilangan dan pola barisan bangun datar dan bangun ruang menggunakan gambar atau benda konkret
3.6 Mengenal dan menentukan panjang dan berat dengan satuan tidak baku menggunakan benda/situasi konkret
4.6 Melakukan pengukuran panjang dan berat dalam satuan tidak baku dengan menggunakan benda/situasi konkret
3.7 Membandingkan panjang, berat, lamanya waktu, dan
suhu menggunakan benda/situasi konkret
4.7 Mengurutkan benda/kejadian/keadaan berdasarkan panjang, berat, lamanya waktu, dan suhu
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Contoh 2. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I
Tabel 4. Proses Analisis KD Bahasa Indonsia SD Kelas I
NO Kompetensi Dasar Pengetahuan dan
Keterampilan Berdasarkan Permendikbud No 37 Tahun 2018
Aspek/Ruang Lingkup
Usulan Penyederhanan
Kompetensi Dasar
Keterangan
1 3.1 Menjelaskan kegiatan persiapan membaca permulaan (cara duduk wajar dan baik, jarak antara mata dan buku, cara memegang buku, cara membalik halaman buku, gerakan mata dari kiri ke kanan, memilih tempat dengan cahaya yang terang, dan etika membaca buku) dengan cara yang benar;
4.1 Mempraktikkan kegiatan persiapan membaca permulaan (duduk wajar dan baik, jarak antara mata dan buku, cara memegang buku, cara membalik halaman buku, gerakan mata dari kiri ke kanan, memilih tempat dengan cahaya yang terang) dengan benar;
Membaca Permulaan
Dipertahankan karena dianggap sangat penting untuk mengenalkan anak tentang membaca permulaan yang dihubungkan dengan teknis cara duduk wajar dan baik saat belajar.
2 3.2 Mengemukakan kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara memegang pensil, cara menggerakkan pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, pemilihan tempat dengan cahaya yang terang) yang benar secara lisan;
4.2 Mempraktikkan kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara memegang pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, gerakan tangan atas-bawah, kiri-kanan, latihan pelenturan gerakan tangan dengan gerakan menulis di
Menulis Permulaan
Dipertahankan Dipertahankan karena dianggap sangat penting untuk mengenalkan anak tentang menulis permulaan yang dihubungkan dengan teknis cara duduk wajar dan baik saat belajar.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
udara/pasir/ meja, melemaskan jari dengan mewarnai, menjiplak, menggambar, membuat garis tegak, miring, lurus, dan lengkung, menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf di tempat bercahaya terang) dengan benar;
3 3.3 Menguraikan lambang bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah atau bahasa daerah;
4.3 Melafalkan bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah;
Lambang bunyi vocal dan konsonan
Dipertahankan Dipertahankan karena dianggap sangat penting untuk mengenalkan anak tentang pengenalan huruf vocal dan konsonan.
4 3.4 Menentukan kosakata tentang anggota tubuh dan pancaindra serta perawatannya melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan, slogan sederhana, dan/atau syair lagu) dan eksplorasi lingkungan;
4.4 Menyampaikan penjelasan (berupa gambar dan tulisan) tentang anggota tubuh dan panca indera serta perawatannya menggunakan kosakata bahasa Indonesia dengan bantuan bahasa daerah secara lisan dan/atau tulis;
Kosakata tentang anggota tubuh, pancaindra serta perawatannya
Dipertahankan Dipertahankan, dianggap penting karena terhubung dengan materi pengetahuan umum mengenai sains.
5 3.5 Mengenal kosakata tentang cara memelihara kesehatan melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan, dan slogan sederhana) dan/atau eksplorasi lingkungan;
4.5 Mengemukakan penjelasan tentang cara memelihara kesehatan dengan pelafalan kosakata Bahasa Indonesia yang tepat dan dibantu dengan bahasa daerah;
Kosakata tentang cara memelihara kesehatan
Dihapus Kompetensi bisa dicapai dengan KD 3.4 hanya berbeda materi saja.
6 3.6 Menguraikan kosakata tentang berbagai jenis benda di lingkungan sekitar melalui teks pendek (berupa gambar, slogan
kosakata tentang berbagai jenis benda di
Dihapus Kompetensi bisa dicapai dengan KD 3.4 hanya berbeda materi saja.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
sederhana, tulisan, dan/atau syair lagu) dan/atau eksplorasi lingkungan;
4.6 Menggunakan kosakata bahasa Indonesia dengan ejaan yang tepat dan dibantu dengan bahasa daerah mengenai berbagai jenis benda di lingkungan sekitar dalam teks tulis sederhana;
lingkungan sekitar
7 3.7 Menentukan kosakata yang berkaitan dengan peristiwa siang dan malam melalui teks pendek (gambar, tulisan, dan/atau syair lagu) dan/atau eksplorasi lingkungan;
4.7 Menyampaikan penjelasan dengan kosakata Bahasa Indonesia dan dibantu dengan bahasa daerah mengenai peristiwa siang dan malam dalam teks tulis dan gambar;
Kosakata tentang peristiwa siang dan malam
Dihapus Kompetensi bisa dicapai dengan KD 3.4 hanya berbeda materi saja.
8 3.8 Merinci ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan petunjuk kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah;
4.8 Mempraktikan ungkapan terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan dengan menggunakan bahasa yang santun kepada orang lain secara lisan dan tulis;
Ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah,
Dipertahankan • Kompetensi sangat penting dikuasai oleh siswa terkait penyampaian ungkapan.
• Mereformulasi kalimat KD dengan mengurangi cakupan materi pembelajaran dari semula belajar ungkapan permintaan maaf, tolong, pemberian pujian, ajakan, pemberitahuan, perintah dan petunjuk, tinggal hanya belajar ungkapan permintaan maaf, permintaan tolong dan pemberian petunjuk kepada orang lain,
• Pengurnagan cakupan materi dilakukan mempertimbangkan pengurangan waktu dalam pembelajaran.
9 3.9 Merinci kosakata dan ungkapan perkenalan diri, keluarga, secara lisan dan tulis yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah;
ungkapan perkenalan diri, keluarga, dan orang-orang di
Dipertahankan • Kompetensi sangat penting dikuasai oleh siswa terkait penyampaian ungkapan.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
4.9 Menggunakan kosakata dan ungkapan yang tepat untuk perkenalan diri, keluarga, secara sederhana dalam bentuk lisan dan tulis;
tempat tinggalnya
• Mereformulasi kalimat KD dengan mengurangi cakupan materi pembelajaran dari semula belajar ungkapan perkenalan diri, keluarga dan orang-orang di tempat tinggalnya, tinggal hanya belajar ungkapan permintaan perkenalan diri dan keluarga
• Pengurangan cakupan materi dilakukan mempertimbangkan pengurangan waktu dalam pembelajaran.
10 3.10 Menguraikan kosakata hubungan kekeluargaan melalui gambar/bagan silsilah keluarga dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah;
4.10 Menggunakan kosakata yang tepat dalam percakapan tentang hubungan kekeluargaan dengan menggunakan bantuan gambar/bagan silsilah keluarga;
kosakata hubungan kekeluargaan melalui gambar/bagan silsilah keluarga
Dihapus
Materi hampir sama dengan materi yang tedapat dalam KD 3.9, dapat digabungkan dan sangat terhubung dengan KD 3.9.
11 3.11 Mencermati puisi anak/syair lagu (berisi ungkapan kekaguman, kebanggaan, hormat kepada orang tua, kasih sayang, atau persahabatan) yang diperdengarkan dengan tujuan untuk kesenangan; dan
4.11 Melisankan puisi anak atau syair lagu (berisi ungkapan kekaguman, kebanggaan, hormat kepada orang tua, kasih sayang, atau persahabatan) sebagai bentuk ungkapan diri.
puisi anak/syair lagu
Dihapus Konten materi KD terlalu tinggi, dan tidak terkoneksi dengan KD lainnya. Materi Bahasa Indonesia yang sifatnya sastra rekreatif untuk kelas 1 dapat diperoleh dan disesuaikan dengan materi lain yang relevan. Misalnya pemilihan teks cerita bahan simakan dapat berupa cerita dongeng dan teks rekreatif lainnya yang relevan.
Keterangan Tabel 4:
1. Warna hitam merupakan kompetensi dasar esensial dan relevan dengan kondisi khusus di sekolah.
2. Warna merah merupakan kompetensi dasar yang dianggap perluasan cakupan dari KD lain.
3. Warna biru merupakan kompetensi dasar prasyarat (pre-requisite).
4. Warna hijau merupakan kompetensi dasar yang dianggap terlalu tinggi dan diajarkan di kelas lain
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Berdasarkan analisis penyederhanaan KD Bahasa Indonesia SD Kelas I, diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 5. Hasil Analisis KD Bahasa Indonesia SD Kelas I
NO Kompetensi Dasar Pengetahuan dan Keterampilan Berdasarkan Permendikbud No 37 Tahun 2018
1 3.1 Menjelaskan kegiatan persiapan membaca permulaan (cara duduk wajar dan baik, jarak antara mata dan buku, cara memegang buku, cara membalik halaman buku, gerakan mata dari kiri ke kanan, memilih tempat dengan cahaya yang terang, dan etika membaca buku) dengan cara yang benar;
4.1 Mempraktikkan kegiatan persiapan membaca permulaan (duduk wajar dan baik, jarak antara mata dan buku, cara memegang buku, cara membalik halaman buku, gerakan mata dari kiri ke kanan, memilih tempat dengan cahaya yang terang) dengan benar;
2 3.2 Mengemukakan kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara memegang pensil, cara menggerakkan pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, pemilihan tempat dengan cahaya yang terang) yang benar secara lisan;
4.2 Mempraktikkan kegiatan persiapan menulis permulaan (cara duduk, cara memegang pensil, cara meletakkan buku, jarak antara mata dan buku, gerakan tangan atas-bawah, kiri-kanan, latihan pelenturan gerakan tangan dengan gerakan menulis di udara/pasir/ meja, melemaskan jari dengan mewarnai, menjiplak, menggambar, membuat garis tegak, miring, lurus, dan lengkung, menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf di tempat bercahaya terang) dengan benar;
3 3.3 Menguraikan lambang bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerahatau bahasa daerah;
4.3 Melafalkan bunyi vokal dan konsonan dalam kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah;
4 3.4 Menentukan kosakata tentang anggota tubuh dan pancaindra serta perawatannya melalui teks pendek (berupa gambar, tulisan, slogan sederhana, dan/atau syair lagu) dan eksplorasi lingkungan;
4.4 Menyampaikan penjelasan (berupa gambar dan tulisan) tentang anggota tubuh dan panca indera serta perawatannya menggunakan kosakata bahasa Indonesia dengan bantuan bahasa daerah secara lisan dan/atau tulis;
5 3.8 Merinci ungkapan penyampaian terima kasih, permintaan maaf, dan petunjuk kepada orang lain dengan menggunakan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah;
4.8 Mempraktikan ungkapan terima kasih, permintaan maaf, tolong, dan pemberian pujian, dengan menggunakan bahasa yang santun kepada orang lain secara lisan dan tulis;
6 3.9 Merinci kosakata dan ungkapan perkenalan diri dan keluarga, secara lisan dan tulis yang dapat dibantu dengan kosakata bahasa daerah;
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
4.9 Menggunakan kosakata dan ungkapan yang tepat untuk perkenalan diri dan keluarga, secara sederhana dalam bentuk lisan dan tulis;
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan satuan pendidik atau pendidik dalam
merancang proses pembelajaran pada kondisi khusus.
1. Menganalisis sumber daya pembelajaran
a. Identifikasi pendidik
Identifikasi pendidik seperti jumlah pendidik dan kompetensi pendidik. Melalui
identifikasi ini akan bermanfaat dalam pemetaan dan pembagian tugas
pendidik untuk menentukan kebijakan sekolah dalam melaksanakan sistem
pembelajaran yang akan digunakan seperti pembelajaran dalam jaringan, luar
jaringan, atau campuran (blended learning).
b. Identifikasi peserta didik
Identifikasi karakteristik peserta didik seperti gaya belajar, minat belajar,
kompetensi, sosial, pengalaman, dan sikap mereka. Karakteristik peserta didik
seperti di atas, akan sangat bermanfaat ketika Pendidik menentukan tujuan
yang harus dicapai, pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran yang di
anggap sesuai dengan karakteristik peserta didiknya, serta untuk menentukan
teknik evaluasi yang relevan. Salah satu cara yang dapat dilakukan pendidik
adalah melalui asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif. Asesmen
diagnostik kognitif dilakukan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan dan capaian pembelajaran peserta didik. Sedangkan asesmen
diagnostik non kognitif untuk mengetahui aspek psikologis dan kondisi
emosional anak sebagai dampak dari kondisi khusus.
c. Identifikasi orang tua.
Identifikasi orang tua seperti kondisi psikososial dan ekonomi orang tua.
Identifikasi ini perlu perlu dilakukan dalam upaya menentukan proses
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam menjaring informasi tersebut,
pendidik dapat melakukan melalui survei atau wawancara singkat dengan
para orang tua.
d. Identifikasi sarana dan prasarana
J. Merancang Proses Pembelajaran
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Identifikasi sarana dan prasarana seperti melakukan cek list data sarana dan
prasarana sekolah yang dimiliki, kemudian melakukan pemilihan secara jeli
sarana prasarana yang akan digunakan dalam proses pembelajaran sesuai
dengan karakteristik dan kebutuhan pendidik dan peserta didik.
2. Menemukan kesenjangan sumberdaya pembelajaran
Menemukan kesenjangan diperlukan ketika pendidik telah memahami informasi
sumber daya yang dimiliki sekolah, kemudian diidentifikasi kesenjangan yang ada
diantara sumber daya yang dimiliki. Ketika pendidik menemukan suatu
kesenjangan, maka pendidik melakukan kategori mana kesenjangan yang dapat
dipecahkan melalui rancangan pembelajaran dan mana yang memerlukan
pemecahan yang lain.
3. Mengidentifikasi permasalahan sumberdaya pembelajaran
Mengidentifikasi permasalahan adalah tahap akhir dalam proses analisis sumber
daya, dimana pendidik dapat menyimpulkan permasalahan yang akan dijadikan
dasar dalam perancangan proses pembelajaran.
Pada masa kondisi khusus, waktu yang tersedia untuk proses pembelajaran perlu
dilakukan penyesuaian berdasarkan kondisi, situasi, karakteristik, dan kebutuhan
pendidik dan peserta didik. Saat kondisi khusus, Pendidik tidak diharuskan memenuhi
beban kerja 24 jam tatap muka atau dalam jaringan selama sepekan. Pendidik
diharapkan dapat dengan fokus untuk memberikan pembelajaran interaktif, kreatif,
inovatif dan bermakna kepada peserta didik tanpa perlu mengejar pemenuhan beban
jam kerja. Perhitungkan waktu yang tersedia dalam proses pembelajaran sehingga
rencana, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengan
jumlah waktu yang tersedia.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Mengingatkan kompetensi atau materi prasyarat yang diperlukan untuk membelajarkan kompetensi tertentu.
Mengidentifikasi kebutuhan untuk pelaksanaan pembelajaran.
Menentukan tujuan pembelajaran untuk pencapaian kompetensi esensial bagi siswa.
Mengindentifikasi materi-materi yang perlu dibelajarkan melalui pendampingan guru (diperlukan penjelasan guru) dan materi yang dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa.
Memilih pendekatan dan strategi pembelajaran yang bisa dilakukan secara jarak jauh dengan tetap memperhitungkan siswa sebagai subjek belajar.
Memilih metode belajar yang lebih memberi pengalaman belajar pada siswa dalam mempelajari suatu kompetensi.
Membuka peluang komunikasi dalam berbagai cara/bentuk kepada siswa untuk memberi pelayanan jika diperlukan oleh siswa.
Melalukan respon atau feedback terhadap setiap aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.
Mengidentifikasi kekurangan pembelajaran yang dilakukan untuk kepentingan perbaikan pembelajaran berikutnya.
Memperoleh masukan dari siswa terkait pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
K. Strategi Pembelajaran Pada Kondisi Khusus
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
Dalam implementasi kegiatan pembelajaran, harus dikembangkan menjadi
pengalaman-pengalaman belajar. Kegiatan pembelajaran tersebut bukan rangkaian
kegiatan yang semuanya harus dilaksanakan setiap pertemuan. Guru dapat
memfokuskan kegiatan mana yang akan dibelajarkan, sesuai dengan kompetensi
yang harus dicapai siswa. Penerapan pembelajaran dengan pendekatan keilmuan
tersebut harus selalu dikontekstualisasikan dengan kompetensi, muatan, dan konteks
pembelajaran, sehingga menghasilkan model-model pembelajaran yang lebih kaya
dan bervariasi (customized models).
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PERBUKUAN
PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKAN
INSPIRASI
PENYEDERHANAAN KURIKULUM
SECARA MANDIRI DALAM KONDISI KHUSUS
L. Contoh Langkah-Langkah Pembelajaran
PENDAHULUAN
1. Mengkondisikan suasana belajar terutama terkait dengan peserta
didik (kondisi kesehatan, dll)
2. Menyampaikan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya (jika
berfungsi sebagi prasyarat untuk pembelajaran yang akan
dilaksanakan)
3. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan kegunaanya
dalam kehidupan sehari-hari
4. Menyampaikan indikator esensial dan garis besar cakupan materi
yang akan dipelajar
5. Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang
akan digunakan
Catatan : Memungkinkan tidak semua langkah di atas dilakukan dalam
pembelajaran
(Dibuat secara Umum, karena bergantung karakteristik Mapel dan
Kompetensi yang diajarkan)
1. Melakukan pembelajaran sesuai metode atau model pembelajaran
yang dipilih
2. Mendorong terjadinya pengalaman belajar bagi siswa
3. Mengkomunikasikan materi pembelajaran yang membutuhkan
pendampingan guru (penjelasan guru) dan materi yang dapat
dipelajari secara mandiri oleh siswa
KEGIATAN INTI
1. Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan kesimpulan
2. Memberikan tugas kepada siswa (jika diperlukan) PENUTUP