www.newditjenpdt.kemendesa.go.id DitjenPDT DitjenPDTDirektorat Jenderal PDTDitjenPDT
KEMENTERIAN DESAPEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
DAN TRANSMIGRASI RI
PROGRAM PENINGKATAN
KAPASITAS SDM DI
DAERAH TERTINGGAL
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,Dan Transmigrasi Republik Indonesia
122 KABUPATEN DAERAH TERTINGGALBERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NO.131 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2015 - 2019
Bukan Daerah Tertinggal
Daerah Tertinggal
Keterangan:
Sumatera : 13 Kabupaten
Jawa : 6 Kabupaten
Kalimantan : 12 Kabupaten
Nusa Tenggara : 26 Kabupaten
Sulawesi : 18 Kabupaten
Maluku : 14 Kabupaten
Papua : 33 Kabupaten
Berdasarkan Keputusan Menteri Desa, PDT, dan Transmigrasi RI No. 79 Tahun 2019 tentangPenetapan Kabupaten Daerah Tertinggal yang Terentaskan Tahun 2015-2019
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Kebijakan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT) Tahun 2020-20241. Pemenuhan pelayanan dasar publik dan
sarana prasarana dasar di daerahtertinggal
2. Peningkatan SDM yang berkualitas dan berdaya saing
3. Pengembangan perekonomian lokalmelalui pengembangan kemitraan dan promosi serta pemanfaatanperkembangan teknologi digital
4. Percepatan pembangunan infrastrukturserta peningkatan konektivitas dan sistem logistik antar wilayah
Sasaran PPDT Tahun 2020-2024
Jumlah Daerah Tertinggal Terentaskan25 Kabupaten
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) :61,7 – 62,2
Persentase Penduduk Miskin (PPM) :23,5 – 24 %
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,Dan Transmigrasi Republik Indonesia
BENTUK KEGIATAN PENGURANGAN DAN PENCEGAHAN RISIKO PENYAKIT MENULAR
YANG SUDAH DILAKUKAN 2015 - 2017
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
KESEHATAN
PENGEMBANGAN KAPASITAS
MASYARAKAT DAN
KELEMBAGAAN
KERJASAMA PENGURANGAN RISIKO
BIDANG KESEHATAN KHUSUSNYA
PENYAKIT MENULAR
1. Pembangunan Sarana dan
Prasarana Posyandu
2. Pembangunan Sarana Air Bersih;
3. Penyuluhan kesehatan
4. Pendataan jumlah penduduk yg
miskin
1. Kader Posyandu
2. Penanganan daerah rawan Penyakit3. Kajian kerusakan dankerugian,
4. Bimtek kajian risiko Kesehatan
berbasis komunitas
5. Bimtek kajian kebutuhan ut kesehatan
KEMENKES dan KEMENDESA
PDTT :1. PENGEMBANGAN KAPASITAS
PEMERINTAH DANMASYARAKAT2. PENGAMBANGAN KAPASITAS
KELEMBAGAAN
3. INTEGRASI PENGURANGAN
RISIKO KESEHATAN4. KOORDINASI PELAKSANAAN
PENANGGULANGAN KESEHATAN
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Menko PMK, Kemendagri, BNPB, Kemensos,
Kemenkes, Kemen PUPERA, KLHK,PMI,MPBI, UGM:
MANFAATDANA DESA UNTUK KEGIATAN PENANGANAN DESA RAWAN PENYAKIT
2. Rasa aman jika suatu saat hujan
besar turun kembali karena sudah
terpasangnya bronjong disekitar
larinya arus air;
MANFAAT
KEGIATANBRONJONG
KERJASAMA
Pemanfaatan air sungai untuk
keperluan sehari-hari, sehingga
membuat masyarakat sekitar lebih
aman;1. Peringatan Dini
1. Sinergi dan integrasi kegiatan
penanganan bencana;
1. Mencegah/mengurangi terjadinya
Penularan Penyakit pasca bencana;
2. Evakuasi lebihcepat
1. Bertambahnya kader siagabencana
2. Penanganan bencana lebih cepat;
3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah tertinggal
dalam penanggulangan bencana
3. Peningkatan KapasitasPemerintah Pusat,
Daerah & Masyarakat;
2. Koordinasi Pelaksanaan
Penanggulangan Bencana di
Garut,Ponorogo, Sinabung, Ace
EARLY
WARNING
SYSTEM
PELATIHAN
KEBENCANAAN
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA
10
KesehatanA. Bantuan Alat Kesehatan untuk Puskesmas1. Pasaman Barat 2. Musi Rawas Utara 3. Sumbawa 4. Ende 5. Manggarai6. Bima7. Konawe Kep8. Pulau Taliabu9. Musi Rawas10. Pandeglang
B. Bantuan Alat Kesehatan untuk Poskesdes.1. Aceh Singkil2. Sampang3. Bondowoso4. Lombok Tengah5. Lombok Utara6. Bangkalan7. Lebak8. Situbondo9. Lampung Barat10. Solok Selatan11. Jeneponto12. Polewali Mandar13. Mamuju Tengah14. Banggai Laut15. Konawe Kepulauan16. Morowali Utara17. Sumbawa18. Sorong Selatan19. Sorong20. Pesisir Barat
2015
A. Pengadaan Alat Kesehatan untuk Puskesmas ;1. Sigi2. Seluma3. Yahukimo4. Buru5. Musi Rawas Utara6. Banggai Laut7. Hulu Sungai Utara
B. Bantuan Sarana Air Bersih : 5 Unit/ Kabupaten.1. Musi Rawas Utara2. TTS3. Bondowoso4. Kep.Aru5. Lebak6. Mamuju Tengah7. Aceh Singkil8. Morowali Utara9. Pandeglang10. Kapuas Hulu11. Situbondo12. Lombok Tengah13. Kupang
2016
Workshop PeningkatanKualitas Kader Puskesmas/Pustu :
Pagu Rp. :1. Musi Rawas2. Banggai Laut3. Banggai Kepulauan4. Aceh Singkil5. Sintang6. Kapuas Hulu7. Hulu Sungai Utara8. Sigi
9. Poliwali Mandar10. Pohuwato11. Seram Bag Timur
2017
Workshop Peningkatan KapasitasTenaga Kerja iudang Kesehatan
Sasaran : Kader, bidan, Pendamping Desa.
Pagu : Rp. 200.000.000/Kab
Peserta : 35 Orang/Kab.
1. Lombok Timur2. Bangakalan3. Sumba Barat Daya4. Alor5. Sumba Tengah
2019
A. Pemetaan Tenaga dan SaranaPrasarana Kesehatan di Daerah TertinggalPagu : Rp. 1.500.000.000
Sampel DT : 25 Kabupaten (Kabupatentersebut yaitu Aceh Singkil, Nias Barat, Kepulauan Mentawai, Musi Rawas Utara, Seluma, Pesisir Barat, Parigi Moutoung, Tojo Una-una, Donggala, Sigi, Buru Selatan, Kepulauan Sula, Pulau Taliabu, Sampang, Sumbawa, Malaka, Rote Ndao, Manggarai, Alor, Sumba Barat, Kapuas Hulu, Melawi, Seram bagian Timur, SorongSelatan, Nabire).
Mitra : Univ. Gajah Mada, DinasKesehatan, Dinas PMD, Bappeda 25 KabSampel.
Output : 1 laporan, 1 website, dan 1 bukuprofil kesehatan daerah tertinggal
B. Pilot Project Intervensi Stunting kerjasama dengan Danone di KabupatenPandeglang.
C. Pilot Project Penggunaan AplikasiSehati dan TeleCTG di Kabupaten Kupang.
2018
TeleCTG SEHATI
Stunting Danone
www.newditjenpdt.kemendesa.go.id DitjenPDT DitjenPDTDirektorat Jenderal PDTDitjenPDT
KEMENTERIAN DESAPEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
DAN TRANSMIGRASI RI
EMODEMO
MITRA KERJASAMA
Workshop Peningkatan Kapasitas Tenaga Kerja Bidang Kesehatan
di Daerah Tertinggal
Aksi Cegah Stunting
Workshop Peningkatan Kapasitas Tenaga KerjaBidang Kesehatan di Daerah Tertinggal
www.newditjenpdt.kemendesa.go.id DitjenPDT DitjenPDTDirektorat Jenderal PDTDitjenPDT
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,Dan Transmigrasi Republik Indonesia
Upaya mengurangi kesenjangan distribusi tenaga kesehatan di daerah tertinggal
“Pengembangan Aplikasi Bidan Sehati, TeleCTG dan Emo Demo”
1. Meningkatnya pengetahuan dan kemampuan
Tenaga Kesehatan serta Kader Kesehatan
Posyandu dalam menilai faktor risiko
kehamilan berisiko tinggi
2. Meningkatnya perilaku masyarakat dalam
pemenuhan gizi untuk pencegahan stunting
3. Mengurangi angka kematian ibu pada wilayah
Puskesmas di Daerah Tertinggal
•Stunting
•Telehealth Sehati Tele CTG
•EMO-DEMO
Materi
•175 Tenaga kesehatan (bidan) / kader kesehatan di 5 kab. (35 org/kab)
Sasaran
•Bangkalan
• Lombok Timur
•Alor
•Sumba Tengah
•Sumba Barat Daya
Kabupaten
www.ditjenpdt.kemendesa.go.id Direktorat Jenderal PDT DitjenPDT
@DitjenPDT DitjenPDT
14
PILOT PROJECT
NON DIPA
www.ditjenpdt.kemendesa.go.id Direktorat Jenderal PDT DitjenPDT
@DitjenPDT DitjenPDT
15
PILOT PROJECT
NON DIPA
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,Dan Transmigrasi Republik Indonesia
1
EDUKASI STUNTING
(Kader posyandu, bidan, ahli gizi, dokter umumdan
dokter anak)
2
SCREENING
Dilakukan diPosyandu dan Puskesmas
3
KONSELING NUTRISI &
KONSUMSI PROTEIN HEWANI
Telur, Ikan, Ayam, Susu Kentalmanis diganti Susu UHT
PROGRAM AKSI CEGAH STUNTING (ACS)
Strategi Aksi Cegah Stunting :
“Deteksi dini, pengobatan segera, konseling nutrisi, konsumsinutrisiprotein hewani dari pangan lokal yang terintegrasi
mulai dari desasampaike rumah sakit”
Sosialisasi Inovasi Intervensi Aksi Cegah Stunting
di Provinsi Jawa Timur dan JawaTengah
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,Dan Transmigrasi Republik Indonesia