Download - KEKOMPAKAN SATU TITIK DI RUANG HAUSDORFF
i
KEKOMPAKAN SATU TITIK DI RUANG HAUSDORFF
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Sains dalam Ilmu Matematika
Oleh: Dewi Maghfiroh NIM: 1708046004
PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2021
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Dewi Maghfiroh
NIM : 1708046004
Jurusan : Matematika
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
KEKOMPAKAN SATU TITIK DI RUANG HAUSDORFF
Secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri,
kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 14 Juni 2021
Pembuat Pernyataan,
Dewi Maghfiroh
NIM: 1708046004
iii
PENGESAHAN
iv
NOTA DINAS
v
NOTA DINAS
vi
ABSTRAK
Judul : Kekompakan Satu Titik di Ruang Hausdorff Penulis : Dewi Maghfiroh NIM : 1708046004 Ruang Topologi (๐, ๐ฏ) disebut sebagai ruang Hausdorff atau ruang Topologi terpisah jika untuk setiap ๐, ๐ โ ๐ dengan ๐ dan ๐ adalah dua titik berbeda, masing-masing termasuk ke dalam himpunan-himpunan terbuka yang saling asing. Selanjutnya dengan memanfaatkan sifat kompak dan kompak lokal akan ditinjau karakteristik kekompakan satu titik (๐โ) di ruang Hausdorff. Lebih lajut, sebuah ruang Hausdorff akan memiliki kekompakan satu titik jika memenuhi dua syarat yaitu, kompak lokal dan tidak kompak. Kata kunci: Ruang Topologi, Ruang Hausdorff, Kompak Lokal, Kekompakan Satu Titik.
vii
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam skripsi
ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri
Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor:
158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987 yang secara garis
besar diuraikan sebagai berikut:
Huruf
Arab
Nama Huruf Latin Nama
Alif Tidak ุง
Dilambangkan
Tidak Dilambangkan
Ba B Be ุจ
Ta T Te ุช
แน a แน Es (dengan titik di ุซ
atas)
Jim J Je ุฌ
แธคa แธค Ha (dengan titik di ุญ
bawah)
Kha Kh Ka dan Ha ุฎ
Dal D De ุฏ
Zal ลป Zet (dengan titik di ุฐ
atas)
Ra R Er ุฑ
Zai Z Zet ุฒ
viii
Sin S Es ุณ
Syin Sy Es dan Ye ุด
แนขad แนข Es (dengan titik di ุต
bawah)
แธad แธ De (dengan titik di ุถ
bawah)
แนฌa แนฌ Te (dengan titik di ุท
bawah)
แบa แบ Zet (dengan titik di ุธ
bawah)
Ain โ- Apostrof terbalik ุน
Gain G Ge ุบ
Fa F Ef ู
Qof Q Qi ู
Kaf K Ka ู
Lam L El ู
Mim M Em ู
Nun N En ู
Wau W We ู
Ha แธข Ha (dengan titik di ู
atas)
Hamzah -โ Apostrof ุก
Ya Y Ye ู
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmad-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul โKekompakan Satu Titik
di Ruang Hausdorffโ ini sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi guna memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1).
Selanjutnya shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah memberikan teladan dan sebagai motivasi umatnya
untuk menjadi pribadi yang baik.
Skripsi ini, penulis persembahkan kepada orang tua
yakni Bapak Sumino dan Ibu Supatmi, serta pengasuh penulis
di Semarang yakni almarhumah Ibu Dra. Hj. Jauharotul Farida,
M.Ag yang telah memberikan doโa, nasihat, serta dukungan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. H. Ismail, M.Ag, Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Walisongo Semarang.
2. Ibu Emy Siswanah, M.Sc, Ketua Program Studi
Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Walisongo Semarang.
3. Bapak Ahmad Aunur Rohman, M.Pd, Sekretaris
Program Studi Matematika Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Walisongo Semarang.
x
4. Ibu Yulia Romadiastri, S.Si, M.Sc, Dosen Pembimbing I
yang telah memberikan arahan, bimbingan, serta
semangat dalam penulisan skripsi ini dengan penuh
kesabaran dan ketelitian yang luar biasa.
5. Bapak Juanda Kelana Putra, M.Sc, Dosen Pembimbing II
yang telah memberikan arahan, bimbingan, serta
semangat dalam penulisan skripsi ini dengan penuh
kesabaran dan ketelitian yang luar biasa.
6. Ibu Eva Khoirun Nisa, M.Si, Wali Dosen yang telah
memberikan saran, dukungan, dan perhatian dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga besar Dosen Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Walisongo Semarang atas ilmu yang telah
diberikan.
8. Adik penulis tercinta Muttaqin yang menjadi
penyemangat dalam penulisan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabat penulis yang tak bisa disebutkan satu
persatu terima kasih atas dukungan, waktu, dan doโa
sehingga skripsi ini selesai.
10. Teman-teman Jurusan Matematika angkatan 2017
terima kasih atas dukungan dan doโanya.
11. Teman-teman Bidikmisi UIN Walisongo angkatan 2017
yang menjadi motivasi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
xi
12. Teman-teman penulis setempat tinggal atas dukungan,
waktu, dan doโa sehingga skripsi ini selesai.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
peneliti dan pembaca pada umumnya, Aamiin Yaa Rabbal
โAlamin.
Semarang, 14 Juni 2021
Penulis,
Dewi Maghfiroh
NIM: 1708046004
xii
DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ ii PENGESAHAN .............................................................................. iii NOTA DINAS ................................................................................ iv NOTA DINAS ................................................................................. v ABSTRAK ..................................................................................... vi TRANSLITERASI ARAB-LATIN .................................................. vii KATA PENGANTAR...................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................ xii BAB I ............................................................................................. 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1 B. Rumusan Masalah ......................................................... 3 C. Pembatasan Masalah .................................................... 3 D. Tujuan Penelitian .......................................................... 4 E. Manfaat Penelitian ........................................................ 4
1. Teoritis ........................................................................ 4 2. Praktis .......................................................................... 4
F. Metodologi Penelitian .................................................. 5 1. Menentukan Masalah ................................................ 5 2. Perumusan Masalah .................................................. 5 3. Studi Pustaka .............................................................. 5 4. Analisis dan Pemecahan Masalah .......................... 6 5. Penarikan Kesimpulan ............................................. 6
G. Sistematika Penulisan .................................................. 6 BAB II ........................................................................................... 8 LANDASAN PUSTAKA ................................................................ 8
A. Kajian Teori .................................................................... 8 1. Himpunan ................................................................... 8 2. Ruang Topologi ........................................................ 18 3. Ruang Hausdorff ...................................................... 31 4. Kekompakan ............................................................ 33 5. Kekompakan Satu Titik .......................................... 39
B. Kajian Pustaka ............................................................. 40 BAB III ........................................................................................ 45
xiii
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 45 A. Ruang Hausdorff .......................................................... 45 B. Kekompakan Satu Titik .............................................. 45
BAB IV ......................................................................................... 60 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 60
A. Simpulan ......................................................................... 60 B. Saran .............................................................................. 60
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 61 RIWAYAT HIDUP ........................................................................ 64 SURAT PENUNJUKAN PEMBIMBING ......................................... 65
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Topologi merupakan cabang matematika yang
bersangkutan dengan tata ruang, yang berasal dari
bahasa yunani yaitu โtoposโ yang berarti tempat dan
โlogosโ yang berarti ilmu. Penggunaaan kata topologi
banyak dilakukan pada cabang matematika dan
keluarga himpunan, khususnya untuk menjelaskan
tentang himpunan-himpunan terbuka. Beberapa sifat
dari ruang topologi ๐ bergantung pada himpunan-
himpunan terbuka dalam ruang topologi tersebut.
Suatu topologi pada himpunan ๐ adalah koleksi
himpunan ๐ฏ yang memuat himpunan-himpunan
bagian dari ๐ yang memenuhi sifat-sifat berikut:
1. โ dan ๐ adalah anggota dari ๐ฏ;
2. Setiap gabungan anggota-anggota dari ๐ฏ
merupakan anggota dari ๐ฏ;
3. Setiap irisan anggota-anggota dari ๐ฏ yang
jumlahnya berhingga merupakan anggota dari ๐ฏ.
Menurut Luh Putu Ida Harini, munculnya definisi
โkompakโ terinspirasi dari sistem bilangan real.
Sehingga, dalam pengembangan sifat kompak di ruang
2
topologi banyak menggunakan himpunan tertutup dan
terbatas pada garis bilangan real sebagai acuan model
yang baik. Karena sifat terbatas di dalam ruang
topologi sulit dipahami, maka dikembangkanlah sifat
kompak untuk melihat sifat-sifat himpunan tanpa
memperhatikan sifat terbatas. Pavel Alexandrov dan
Pavel Urysohn mendefinisikan kekompakan sebagai
adanya koleksi himpunan terbuka yang jumlahnya
berhingga yang dapat menutupi himpunan suatu ruang
topologi.
Selain sifat kompak, di dalam ruang topologi dikenal
juga sifat kompak lokal. Sebuah ruang topologi ๐
dikatakan kompak lokal jika setiap titik ๐ฅ โ ๐ memiliki
persekitaran yang kompak. Setiap ruang kompak
merupakan ruang kompak lokal, namun ruang kompak
lokal tidak selalu merupakan ruang kompak.
Selanjutnya, dalam ruang topologi juga dikenal
aksioma pemisahan yang mengacu pada persebaran
himpunan terbuka di ruang topologi tersebut. Aksioma
ini diciptakan sebagai batasan-batasan saat seseorang
hendak membuat ruang topologi. Terdapat beberapa
ruang di dalam aksioma pemisahan salah satunya yaitu
ruang Hausdorff. Ruang Topologi (๐, ๐ฏ) dikatakan
sebagai ruang Hausdorff atau ruang Topologi terpisah
3
jika untuk setiap ๐, ๐ โ ๐ dengan ๐ dan ๐ adalah dua
titik berbeda, masing-masing termasuk ke dalam
himpunan-himpunan terbuka yang saling asing. Ruang
Hausdorff memiliki sifat kompak apabila untuk setiap
pasang ๐, ๐ โ ๐ dengan dengan ๐ dan ๐ adalah dua titik
berbeda, masing-masing termasuk ke dalam
himpunan-himpunan terbuka yang saling asing dan
setiap liput terbuka dari ๐ mempunyai liput bagian
yang banyaknya berhingga.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini
akan membahas sifat-sifat yang harus dipenuhi dari
kekompakan satu titik di ruang hausdorff.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka
muncul permasalahan sebagai berikut: Apakah setiap
Ruang Hausdorff yang kompak lokal memiliki
kekompakan satu titik?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang muncul akan
ditinjau bagaimana sifat kekompakan satu titik dan
aplikasinya di Ruang Hausdorff yang meliputi definisi,
4
teorema, serta bukti yang terkait dengan materi
tersebut.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka
tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah
setiap Ruang Hausdorff yang kompak lokal memiliki
kekompakan satu titik.
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
a. Memperluas wawasan dalam matematika
khususnya pada bidang analisis untuk
menambah pengetahuan mengenai sifat
kompak pada ruang hausdorff dan
kekompakan satu titik.
b. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya.
2. Praktis
a. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan
tentang sifat-sifat kekompakan satu titik pada
Ruang Hausdorff dan aplikasinya.
5
b. Bagi jurusan matematika, untuk menambah
bahan studi kasus dan referensi tentang ilmu
matematika.
F. Metodologi Penelitian
1. Menentukan Masalah
Pencarian sumber pustaka dilakukan di tahap ini.
Kemudian, memilih suatu permasalahan dari
beberapa bagian sumber pustaka yang selanjutnya
akan diteliti.
2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang muncul selanjutnya
dirumuskan ke dalam suatu pertanyaan yang harus
ditemukan jawabannya, yaitu: Apakah setiap
Ruang Hausdorff yang kompak lokal memiliki
kekompakan satu titik?
Perumusan masalah di atas berdasarkan pada
beberapa sumber pustaka yang ada. Kemudian
mencari jawaban dari pertanyaan yang ada dengan
menggunakan pendekatan teoritis.
3. Studi Pustaka
Pada tahap ini akan dilakukan upaya untuk
memperoleh bahan dasar pengembangan
pemecahan masalah. Upaya tersebut adalah
6
melakukan kajian sumber-sumber pustaka untuk
mengumpulkan teori-teori dan informasi yang
berkaitan dengan masalah guna menjawab
pertanyaan.
4. Analisis dan Pemecahan Masalah
Dari beberapa teori dan informasi yang
dikumpulkan, diperoleh suatu bahan dasar
pengembangan upaya pemecahan masalah.
Kemudian dilakukan tahap-tahap pemecahan
masalah sebagai berikut:
a. Mencari teorema bahwa setiap Ruang
Hausdorff yang kompak lokal memiliki
kekompakan satu titik jika tidak kompak dan
membuktikannya.
b. Menuliskan penerapan kekompakan satu titik
pada Ruang Hausdorff dalam aplikasi soal.
5. Penarikan Kesimpulan
Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah
penarikan kesimpulan dari hasil pemecahan
masalah yang telah dilakukan.
G. Sistematika Penulisan
Penelitian ini menggunakan sistematika penulisan
sebagai berikut:
7
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah,
batasan permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan
sistematika penulisaan.
BAB II Landasan Pustaka
Bab ini berisi beberapa teori pendukung
penelitian pada pembahasan seperi himpunan,
Ruang Topologi, Ruang Husdorff, dan sifat-sifat
himpunan kompak, serta beberapa jurnal
penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
BAB III Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini berisi hasil-hasil penelitian berupa
pembuktian beberapa teorema tentang
kekompakan satu titik beserta contoh soalnya.
BAB IV Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian
dan saran bagi peneliti selanjutnya.
8
BAB II
LANDASAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Himpunan
a. Definisi 2.1 (Kartono, 1995: 1)
Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang
didefinisikan dengan baik, dinotasikan dengan
huruf kapital. Anggota atau elemen dari suatu
himpunan adalah semua objek yang termasuk
di dalam himpunan tersebut, dinotasikan
dengan huruf kecil. Suatu anggota dari
himpunan diberi notasi โ dan bukan menjadi
anggota dari suatu himpunan diberi notasi โ.
Penulisan himpunan yang memiliki lebih dari
satu anggota yaitu dengan memisahkan setiap
anggota dengan tanda koma (,) dan dikurung
dalam tanda { }.
b. Definisi 2.2 (G. Bartle dan R. Sherbert, 2000:
16)
Suatu himpunan yang memuat ๐ anggota
berbeda, dimana ๐ adalah sembarang bilangan
bulat positif disebut himpunan berhingga
9
(finite). Sedangkan, himpunan lainnya disebut
tak hingga (infinite).
c. Definisi 2.3 (M. Muslikh, 2012: 17)
Diberikan ๐ด โ โ, maka
1) Untuk setiap ๐ฅ โ ๐ด jika terdapat ๐ข โ โ
sehingga
๐ฅ โค ๐ข,
maka ๐ด disebut terbatas di atas, dan ๐ข
disebut batas atas untuk ๐ด.
2) Untuk setiap ๐ฅ โ ๐ด jika terdapat ๐ฃ โ โ
sehingga
๐ฅ โฅ ๐ฃ,
maka ๐ด disebut terbatas di bawah, dan ๐ฃ
disebut batas bawah untuk ๐ด.
3) Jika ๐ด terbatas di atas dan terbatas di
bawah maka ๐ด disebut terbatas.
Contoh 2.1
Diberikan ๐ด โ โ, dengan ๐ด = {1,2,3,4,5,6}.
1) ๐ด terbatas di atas karena terdapat ๐ข โ โ,
yaitu ๐ข = 8 sehingga
๐ฅ โค 8
untuk semua ๐ฅ โ ๐ด.
10
2) ๐ด terbatas di bawah karena terdapat ๐ฃ โ โ,
yaitu ๐ฃ = 0 sehingga
๐ฅ โฅ 0
untuk semua ๐ฅ โ ๐ด.
3) Karena ๐ด terbatas di atas dan terbatas di
bawah, maka ๐ด terbatas.
d. Definisi 2.4 (W. Rudin, 1976: 4)
Diberikan ๐ด โ โ dan ๐ด โ โ .
1) ๐ข disebut sebagai supremum (batas atas
terkecil) dari ๐ด jika memenuhi syarat-
syarat berikut:
a) ๐ด terbatas di atas.
b) ๐ข adalah batas atas ๐ด.
c) Untuk setiap batas atas ๐ด, misalkan ๐ฃ,
maka ๐ข โค ๐ฃ.
Dinotasikan ๐ข = sup (๐ด).
2) ๐ฅ disebut sebagai infimum (batas bawah
terbesar) dari ๐ด jika memenuhi kondisi
berikut:
a) ๐ด terbatas di bawah.
b) ๐ฅ adalah batas bawah ๐ด.
c) Untuk setiap batas bawah ๐ด, misal ๐ฆ,
maka ๐ฆ โค ๐ฅ.
11
Dinotasikan ๐ฅ = inf (๐ด).
e. Definisi 2.5 (G. Bartle dan R. Sherbert, 2000:
44)
Himpunan bilangan real โ dapat digambarkan
dalam garis lurus yang disebut garis bilangan
real. Misalkan ๐, ๐ โ โ dengan ๐ < ๐, akan
dibentuk himpunan-himpunan bilangan real
sebagai berikut:
๐พ1 = {๐ฅ โ โ|๐ < ๐ฅ < ๐},
๐พ2 = {๐ฅ โ โ|๐ โค ๐ฅ โค ๐},
๐พ3 = {๐ฅ โ โ|๐ < ๐ฅ โค ๐},
๐พ4 = {๐ฅ โ โ|๐ โค ๐ฅ < ๐}.
Himpunan di atas menyatakan suatu interval,
secara berurutan dinyatakan sebagai berikut:
1) ๐พ1 = (๐, ๐) merupakan interval terbuka,
kedua titik ujung tidak termasuk dalam
anggota himpunan.
2) ๐พ2 = [๐, ๐] merupakan interval tertutup,
kedua titik ujung termasuk dalam anggota
himpunan.
3) ๐พ3 = (๐, ๐] merupakan interval buka-
tutup, titik ujung ๐ tidak termasuk dalam
12
anggota himpunan, tetapi ujung ๐ termasuk
dalam anggota himpunan.
4) ๐พ3 = [๐, ๐) merupakan interval tutup-
buka, titik ujung ๐ termasuk dalam anggota
himpunan, tetapi ujung ๐ tidak termasuk
dalam anggota himpunan.
f. Definisi 2.6 (J. Hernadi, 2015: 61)
Barisan ๐ผ๐ dengan ๐ โ โ, disebut sebagai
interval susut (nested intervals) jika
๐ผ1 โ ๐ผ2 โ ๐ผ3 โ โฏ โ ๐ผ๐ โ ๐ผ๐+1 โ โฏ.
Contoh 2.2
Diberikan ๐ผ๐ = [0,1
๐] dengan ๐ โ โ.
๐ผ1 = [0,1], ๐ผ2 = [0,1
2] , ๐ผ3 = [0,
1
3] , โฆ
๐ผ๐ merupakan interval susut karena
๐ผ1 โ ๐ผ2 โ ๐ผ3 โ โฏ.
g. Teorema 2.1 (G. Bartle dan R. Sherbert,
2000: 47)
jika ๐ผ๐ = [๐๐, ๐๐] dengan ๐ โ โ dan ๐ผ๐ โ ๐ผ๐+1
untuk setiap ๐ โ โ (interval susut), maka
13
โ ๐ผ๐
โ
๐=1
โ โ
๐ผ1 โฉ ๐ผ2 โฉ โฆ โฉ ๐ผโ โ โ
terdapat ๐ฝ โ โ sehingga ๐ฝ โ ๐ผ๐ untuk setiap
๐ โ โ. Selanjutnya, jika panjang
๐ผ๐ = ๐๐ โ ๐๐
memenuhi
inf {๐๐ โ ๐๐: ๐ โ โ} = 0,
maka anggota berserikat ๐ฝ tersebut adalah
tunggal.
Bukti:
Misal himpunan ๐ด = {๐๐: ๐ โ โ}.
Jelas bahwa ๐ด โ โ , karena ๐1 โ ๐ด dan ๐ด โ โ.
๐ด terbatas di atas, karena ๐ผ๐ โ ๐ผ๐+1 untuk
setiap ๐ โ โ.
Sehingga diperoleh
๐๐ โค ๐๐
untuk setiap ๐ โ โ, berarti ๐1 adalah batas atas
dari ๐ด.
Memanfaatkan sifat kelengkapan โ, maka
didapat sup(๐ด) = ๐ฝ. Jelas bahwa
๐๐ โค ๐ฝ
14
untuk setiap ๐ โ โ. Kemudian untuk setiap
๐, ๐ โ โ berlaku,
๐๐ โค ๐๐+๐ โค ๐๐+๐ โค ๐๐
atau
๐๐ โค ๐๐.
Hal ini berakibat
sup {๐๐: ๐ โ โ} โค ๐๐
atau
๐ฝ โค ๐๐.
Karena ๐๐ โค ๐ฝ dan ๐ฝ โค ๐๐, maka diperoleh
๐๐ โค ๐ฝ โค ๐๐ untuk setiap ๐ โ โ.
Dengan kata lain, ๐ฝ โ ๐ผ๐ = [๐๐, ๐๐] setiap ๐ โ
โ. Sehingga
๐ฝ โ โ ๐ผ๐
โ
๐=1
yang berakibat
โ ๐ผ๐
โ
๐=1
โ โ .
Jika ๐ = inf {๐๐: ๐ โ โ}, maka dengan
menggunakan langkah yang sama seperti di
atas, didapat ๐ โ ๐ผ๐ untuk setiap ๐ โ โ.
Sehingga diperoleh
15
๐ โ โ ๐ผ๐
โ
๐=1
.
Selanjutnya, akan dibuktikan ketunggalannya,
yaitu ๐ = ๐.
Diambil sembarang ํ > 0.
Jika inf {๐๐ โ ๐๐: ๐ โ โ} = 0, maka ada ๐0 โ โ
sehingga,
0 โค ๐ โ ๐ฝ โค ๐๐0 โ ๐๐0 โค ํ
atau
0 โค ๐ โ ๐ฝ โค ํ.
Karena berlaku untuk sembarang ํ > 0, maka
๐ โ ๐ฝ = 0 atau ๐ = ๐ฝ.
Sehingga terbukti bahwa
๐ = ๐ฝ โ โ ๐ผ๐
โ
๐=1
tunggal.
h. Definisi 2.7 (G. Bartle dan R. Sherbert, 2000:
313)
1) Himpunan ๐ด โ โ dikatakan sebagai
himpunan terbuka dalam โ jika untuk
setiap ๐ฅ โ ๐ด, ada persekitaran ๐๐ฟ(๐ฅ)
sehingga
16
๐๐ฟ(๐ฅ) โ ๐ด.
2) Himpunan ๐ต โ โ dikatakan sebagai
himpunan tertutup dalam โ jika
komplemen ๐ต, yaitu ๐ต๐ merupakan
himpunan terbuka dalam โ.
Contoh 2.3
Himpunan โ = (โโ, โ) terbuka, karena untuk
setiap ๐ โ โ terdapat:
๐2(๐) = (๐ฅ โ 2, ๐ฅ + 2) โ โ.
Contoh 2.4
Himpunan ๐ถ = [1,3] tertutup, karena jika
diambil ๐ = 1 maka untuk setiap ๐ฟ > 0,
๐๐ฟ(1) = (1 โ ๐ฟ, 1 + ๐ฟ) โ ๐ถ
dan
1 โ ๐ฟ โ ๐ถ.
i. Definisi 2.8 (H. Gunawan, 2016: 53)
Suatu fungsi dari himpunan ๐ด ke himpunan ๐ต
adalah suatu aturan yang memetakan setiap
๐ฅ โ ๐ด dengan sebuah elemen tunggal ๐ฆ โ ๐ต,
ditulis
๐: ๐ด โ ๐ต.
17
Elemen ๐ฆ yang terkait dengan ๐ฅ disebut peta
dari ๐ฅ dan ditulis ๐ฆ = ๐(๐ฅ).
j. Definisi 2.9 (J. R. Munkres, 2000: 18)
1) Diberikan suatu fungsi ๐: ๐ด โ ๐ต. Fungsi ๐
disebut sebagai fungsi surjektif jika setiap
๐ โ ๐ต adalah bayangan dari sebarang ๐ โ ๐ด
yaitu bila: ๐ โ ๐ต โ ๐ โ ๐ด sehingga ๐(๐) =
๐.
2) Diberikan suatu fungsi ๐: ๐ด โ ๐ต. Fungsi ๐
disebut sebagai fungsi injektif jika setiap
๐๐ โ ๐ด dengan ๐ โ โ, mempunyai peta
yang berbeda dalam ๐ต, yaitu apabila
๐1 โ ๐2
maka
๐(๐1) โ ๐(๐2).
3) Diberikan suatu fungsi ๐: ๐ด โ ๐ต. Fungsi ๐
disebut sebagai fungsi bijektif jika dan
hanya jika fungsi ๐ merupakan fungsi
surjektif sekaligus fungsi injektif.
18
2. Ruang Topologi
a. Definisi 2.10 (S. Lipschutz, 1965: 66)
Dipunyai ๐ sebuah himpunan tak kosong dan ๐ฏ
adalah koleksi himpunan bagian dari ๐. Maka ๐ฏ
disebut topologi terhadap ๐ jika:
1) Setiap gabungan anggota-anggota dari ๐ฏ
merupakan anggota dari ๐ฏ.
2) Setiap irisan anggota-anggota dari ๐ฏ yang
jumlahnya berhingga merupakan anggota
dari ๐ฏ.
3) โ dan ๐ adalah anggota dari ๐ฏ.
b. Definisi 2.11 (S. Lipschutz, 1965: 66)
Pasangan (๐, ๐ฏ) terdiri dari himpunan ๐ dan
topologi ๐ฏ terhadap ๐ disebut ruang topologi
(topological space).
Contoh 2.5
Misalkan:
๐ = {๐, ๐, ๐}
๐ฏ1 = {โ , {๐, ๐, ๐}, {๐}, {๐, ๐}, {๐, ๐}}.
Tunjukkan ๐ฏ1 suatu topologi di ๐!
19
Bukti:
Akan ditunjukkan kondisi 1), 2), dan 3)
dipenuhi:
1) Ambil sembarang ๐ด, ๐ต โ ๐ฏ.
Maka jelas bahwa ๐ด โช ๐ต โ ๐ฏ.
2) Ambil sembarang ๐ด, ๐ต โ ๐ฏ.
Maka jelas bahwa ๐ด โฉ ๐ต โ ๐ฏ.
3) Jelas โ , ๐ โ ๐ฏ.
Karena kondisi 1), 2), dan 3) terpnuhi,
maka ๐ฏ1 merupakan suatu topologi di ๐.
Contoh 2.6
Misalkan:
๐ = {๐, ๐, ๐, ๐, ๐, ๐}
๐ฏ2 = {๐, โ , {๐}, {๐}, {๐, ๐}, {๐, ๐, ๐}, {๐, ๐, ๐, ๐, ๐}}.
Tunjukkan ๐ฏ2 suatu topologi di ๐!
๐ฏ2 bukan suatu topologi di ๐ karena
{๐, ๐} โฉ {๐, ๐, ๐} = {๐} โ ๐ฏ2.
Dengan kata lain, ๐ฏ2 tidak memenuhi kondisi
2).
c. Teorema 2.2 (S. Lipschutz, 1965: 67)
Irisan ๐ฏ1 โฉ ๐ฏ2 merupakan topologi pada ๐, jika
๐ฏ1 dan ๐ฏ2 juga merupakan topologi pada ๐.
20
Bukti:
Akan ditunjukkan kondisi 1), 2), dan 3)
dipenuhi:
1) Jika ๐ด, ๐ต โ ๐ฏ1 โฉ ๐ฏ2, maka
๐ด, ๐ต โ ๐ฏ1
dan
๐ด, ๐ต โ ๐ฏ2.
Karena ๐ฏ1 dan ๐ฏ2 topologi pada ๐, maka
๐ด โช ๐ต โ ๐ฏ1
dan
๐ด โช ๐ต โ ๐ฏ2.
Sehingga
๐ด โช ๐ต โ ๐ฏ1 โฉ ๐ฏ2.
2) Jika ๐ด, ๐ต โ ๐ฏ1 โฉ ๐ฏ2, maka
๐ด, ๐ต โ ๐ฏ1
dan
๐ด, ๐ต โ ๐ฏ2.
Karena ๐ฏ1 dan ๐ฏ2 topologi pada ๐, maka
๐ด โฉ ๐ต โ ๐ฏ1
dan
๐ด โฉ ๐ต โ ๐ฏ2.
Sehingga
๐ด โฉ ๐ต โ ๐ฏ1 โฉ ๐ฏ2.
3) Karena ๐ฏ1 dan ๐ฏ2 topologi pada ๐, maka
21
๐, โ โ ๐ฏ1
dan
๐, โ โ ๐ฏ2.
Sehingga
๐, โ โ ๐ฏ1 โฉ ๐ฏ2.
Karena kondisi 1), 2), dan 3) terpnuhi, maka
๐ฏ1 โฉ ๐ฏ2 merupakan suatu topologi di ๐.
d. Definisi 2.12 (S. Lipschutz, 1965: 66)
Untuk sembarang ruang topologi (๐, ๐ฏ),
anggota-anggota dari ๐ฏ adalah himpunan
terbuka.
e. Teorema 2.3 (J. Hernadi, 2015: 70)
Diberikan ruang topologi (๐, ๐ฏ), maka:
1) ๐ dan โ adalah himpunan terbuka,
2) Setiap gabungan dari himpunan-himpunan
terbuka (berhingga atau tak hingga)
merupakan himpunan terbuka,
3) Setiap irisan dari himpunan-himpunan
terbuka yang jumlahnya berhingga
merupakan himpunan terbuka.
22
Bukti:
1) Karena (๐, ๐ฏ) adalah ruang topologi, maka
๐, โ โ ๐ฏ.
Jelas ๐, โ terbuka.
2) Ambil sembarang himpunana terbuka
๐1, ๐2, ๐3, โฆ โ ๐ฏ.
Karena ๐1, ๐2, ๐3, โฆ โ ๐ฏ, maka
โ ๐๐
โ
๐=1
โ ๐ฏ.
Sehingga,
โ ๐๐
โ
๐=1
terbuka.
3) Ambil sembarang himpunan terbuka
๐1, ๐2, ๐3, โฆ , ๐๐ โ ๐ฏ.
Karena ๐1, ๐2, ๐3, โฆ , ๐๐ โ ๐ฏ, maka
โ ๐๐
๐
๐=1
โ ๐ฏ.
Sehingga,
โ ๐๐
๐
๐=1
terbuka.
23
f. Definisi 2.13 (J. L. Kelley, 1955: 40)
Diberikan himpunan ๐พ โ ๐ pada ruang
topologi (๐, ๐ฏ). Himpunan ๐พ disebut sebagai
himpunan tertutup jika himpunan ๐ โ ๐พ
terbuka.
Contoh 2.7
Diberikan ruang topologi (๐, ๐ฏ). Tunjukkan
๐, โ merupakan himpunan tertutup!
Bukti:
Jelas bahwa ๐, โ โ ๐ฏ.
Karena ๐, โ โ ๐ฏ, maka ๐, โ terbuka.
Jelas bahwa ๐๐ = โ โ ๐ฏ.
Karena ๐๐ โ ๐ฏ, maka ๐๐ terbuka.
Akibatnya ๐ tertutup.
Jelas bahwa โ ๐ = ๐ โ ๐ฏ.
Karena โ ๐ โ ๐ฏ, maka โ ๐ terbuka.
Akibatnya โ tertutup.
g. Teorema 2.4 (Freiwald, 2014: 104)
Diberikan ruang topologi (๐, ๐ฏ), maka:
1) ๐ dan โ adalah himpunan tertutup,
24
2) Setiap gabungan dari himpunan-himpunan
tertutup yang jumlahnya berhingga
merupakan himpunan tertutup,
3) Setiap irisan dari himpunan-himpunan
tertutup (berhingga atau tak hingga)
merupakan himpunan tertutup.
Bukti:
1) Terbukti di Contoh 2.5.
2) Misal ๐๐ tertutup untuk 1 โค ๐ โค ๐.
Jadi ๐ โ ๐๐ terbuka.
Maka โ (๐ โ ๐๐)๐๐=1 terbuka.
Sehingga,
๐ โ (โ(๐ โ ๐๐)
๐
๐=1
) = โ ๐ โ (๐ โ ๐๐)
๐
๐=1
= โ ๐๐
๐
๐=1
tertutup.
3) Misal ๐๐ tertutup untuk setiap ๐ โ ๐ผ.
Jadi ๐ โ ๐๐ terbuka.
Maka โ (๐ โ ๐๐)โ๐=1 terbuka. Sehingga,
25
๐ โ (โ(๐ โ ๐๐)
โ
๐=1
) = โ ๐ โ (๐ โ ๐๐)
โ
๐=1
= โ ๐๐
โ
๐=1
tertutup.
h. Definisi 2.14 (S. Lipschutz, 1965: 67)
Diberikan himpunan ๐ด โ ๐ pada ruang
topologi (๐, ๐ฏ). Titik ๐ฅ โ ๐ dikatakan sebagai
titik limit dari ๐ด jika untuk setiap ๐ terbuka dan
๐ฅ โ ๐, maka
(๐ โ {๐ฅ}) โฉ ๐ด โ โ .
Lebih lanjut, derived set dari ๐ด adalah
himpunan dari titik-titik limit dari ๐ด,
dinotasikan ๐ดโฒ.
Contoh 2.8
Misalkan (๐, ๐ฏ) ruang topologi, dengan:
๐ = {๐, ๐, ๐, ๐, ๐},
๐ฏ = {๐, โ , {๐}, {๐, ๐}, {๐, ๐, ๐}, {๐, ๐, ๐, ๐}},
dan ๐ด = {๐, ๐, ๐} โ ๐.
Tunjukkan derived set dari ๐ด!
26
1) ๐ โ ๐ bukan titik limit dari ๐ด, karena untuk
himpunan terbuka yang memuat ๐, yaitu:
๐ = {๐}
maka
(๐ โ {๐}) โฉ ๐ด = โ .
2) ๐ โ ๐ merupakan titik limit dari ๐ด, karena
semua himpunan terbuka yang memuat ๐
yaitu:
๐1 = ๐ = {๐, ๐, ๐, ๐, ๐}
dan
๐2 = {๐, ๐, ๐, ๐}
maka
(๐๐ โ {๐ฅ}) โฉ ๐ด โ โ
dengan ๐ = 1,2.
3) ๐ โ ๐ bukan titik limit dari ๐ด, karena untuk
himpunan terbuka yang memuat ๐ yaitu:
๐ = {๐, ๐}
maka
(๐ โ {๐}) โฉ ๐ด = โ .
4) ๐ โ ๐ adalah titik limit dari ๐ด, karena
semua himpunan terbuka yang memuat ๐
yaitu:
๐1 = ๐ = {๐, ๐, ๐, ๐, ๐},
๐2 = {๐, ๐},
27
๐3 = {๐, ๐, ๐},
dan
๐4 = {๐, ๐, ๐, ๐},
maka
(๐๐ โ {๐ฅ}) โฉ ๐ด โ โ
dengan ๐ = 1,2,3,4.
5) ๐ โ ๐ adalah titik limit dari ๐ด, karena
semua himpunan terbuka yang memuat ๐
yaitu:
๐1 = ๐ = {๐, ๐, ๐, ๐, ๐}
dan
๐2 = {๐, ๐, ๐, ๐},
maka
(๐๐ โ {๐ฅ}) โฉ ๐ด โ โ
dengan ๐ = 1,2.
Jadi ๐ดโฒ = {๐, ๐, ๐}.
i. Definisi 2.15 (R. Engelking, 1989: 14)
Diberikan himpunan ๐ด โ ๐ pada ruang
topologi (๐, ๐ฏ). Jika (๐๐)๐โ๐ผ adalah koleksi
semua himpunan bagian terbuka dari ๐ด, maka
titik dalam (Interior) dari ๐ด, ditulis ๐ผ๐๐ก(๐ด)
adalah
28
๐ผ๐๐ก(๐ด) = โ ๐๐
๐โ๐ผ
.
Contoh 2.9
Misalkan (๐, ๐ฏ) ruang topologi, dengan:
๐ = {๐, ๐, ๐, ๐, ๐},
๐ฏ = {๐, โ , {๐}, {๐, ๐}, {๐, ๐, ๐}, {๐, ๐, ๐, ๐}},
dan ๐ด = {๐, ๐, ๐} โ ๐.
Tunjukkan Interior dari ๐ด!
Berdasarkan definisi di atas diperoleh:
๐ผ๐๐ก(๐ด) = {๐, ๐}.
j. Definisi 2.16 (J. Dixmier, 1984: 9)
Diberikan himpunan ๐ด โ ๐ pada ruang
topologi (๐, ๐ฏ). Jika (๐๐)๐โ๐ผ adalah koleksi
semua himpunan bagian tertutup dari ๐ yang
memuat ๐ด, maka penutup (Closure) dari ๐ด,
ditulis ๏ฟฝฬ ๏ฟฝ adalah
๏ฟฝฬ ๏ฟฝ = โ ๐๐
๐โ๐ผ
.
Contoh 2.10
Misalkan (๐, ๐ฏ) ruang topologi, dengan:
๐ = {๐, ๐, ๐, ๐, ๐},
29
๐ฏ = {๐, โ , {๐}, {๐, ๐}, {๐, ๐, ๐}, {๐, ๐, ๐, ๐}}, dan
koleksi himpunan bagian tertutup dari ๐
adalah {๐, โ , {๐}, {๐, ๐}, {๐, ๐, ๐}, {๐, ๐, ๐, ๐}}.
Dari definisi di atas diperoleh:
1) {๏ฟฝฬ ๏ฟฝ} = {๐, ๐},
2) {๐, ๐ฬ ฬ ฬ ฬ } = ๐,
3) {๐, ๐ฬ ฬ ฬ ฬ ฬ } = {๐, ๐, ๐, ๐}.
k. Definisi 2.17 (Freiwald, 2014: 106)
Diberikan himpunan ๐ด โ ๐ pada ruang
topologi (๐, ๐ฏ). Titik batas (Frontier atau
Boundary) dari ๐ด, ditulis ๐น๐(๐ด) adalah
๐น๐(๐ด) = ๏ฟฝฬ ๏ฟฝ โฉ ๐ โ ๐ดฬ ฬ ฬ ฬ ฬ ฬ ฬ ฬ .
l. Definisi 2.18 (R. Engelking, 1989: 24)
Diberikan himpunan ๐ด โ ๐ pada ruang
topologi (๐, ๐ฏ). Himpunan ๐ด disebut dense di
dalam ๐ jika ๏ฟฝฬ ๏ฟฝ = ๐.
Contoh 2.11
Dalam topologi biasa di โ, setiap bilangan real
๐ฅ โ โ
adalah titik limit dari โ.
30
Jadi Closure dari โ adalah himpunan semua
bilangan real โ atau
โฬ = โ.
Dengan kata lain, dalam topologi biasa
himpunan semua bilangan rasional โ dense di
dalam โ.
m. Definisi 2.19 (Dugundji, 1978: 62)
Diberikan ruang topologi (๐, ๐ฏ) dan ๐ฅ โ ๐.
Himpunan ๐(๐ฅ) โ ๐ disebut persekitaran
(neighborhood) titik ๐ฅ jika ada himpunan
terbuka ๐ sehingga
๐ฅ โ ๐ โ ๐(๐ฅ).
Contoh 2.12
Diberikan ruang topologi (๐, ๐ฏ) dan ๐
persekitaran dari titik ๐ฅ.
Jika ๐ adalah sembarang himpunan bagian dari
๐ sedemikian hingga
๐ โ ๐,
maka ๐ adalah persekitaran dari ๐ฅ.
31
n. Definisi 2.20 (Wenner Ballmann, 2018: 5)
Diberikan dua ruang topologi (๐, ๐ฏ1) dan
(๐, ๐ฏ2). Fungsi ๐: ๐ โ ๐ disebut kontinu
(continuous) di titik ๐ฅ โ ๐ jika untuk setiap
persekitaran ๐ dari ๐(๐ฅ) di ๐, terdapat
persekitaran ๐ sehingga ๐(๐) โ ๐. Jika ๐
kontinu di setiap titik anggota ๐ด, maka ๐
kontinu pada ๐ด โ ๐.
o. Definisi 2.21 (M. Reid dan B. Szendroii,
2005: 111)
Fungsi ๐: ๐ โ ๐ pada ruang topologi (๐, ๐ฏ1)
dan (๐, ๐ฏ2) dikatakan homomorfisma jika ๐
adalah fungsi bijektif sedemikian hingga ๐ dan
๐โ1 kontinu.
3. Ruang Hausdorff
Definisi 2.22 (W. J. Pervin, 1964: 73)
Ruang topologi (๐, ๐ฏ) disebut ruang Hausdorff
atau ruang topologi terpisah apabila setiap titik
๐ฅ, ๐ฆ โ ๐ dengan ๐ฅ โ ๐ฆ, terdapat persekitaran
๐, ๐ โ ๐
yang saling asing, sehingga
๐ฅ โ ๐
32
dan
๐ฆ โ ๐.
Contoh 2.13
Diberikan ruang topologi (๐, ๐ฏ), dengan
๐ = {๐, ๐, ๐, ๐}
dan
๐ฏ = 2๐ฅ .
Ruang topologi (๐, ๐ฏ) adalah ruang Hausdorff,
karena untuk setiap ๐ฅ, ๐ฆ โ ๐ terdapat
๐ = {๐ฅ}, ๐ = {๐ฆ} โ ๐
sedemikian sehingga ๐ฅ โ ๐, ๐ฆ โ ๐ dan
๐ โฉ ๐ = โ .
Jadi (๐, ๐ฏ) ruang Hausdorff.
Contoh 2.14
Diberikan ruang topologi (๐ด, ๐ฏ), dengan
๐ด = {๐, ๐, ๐, ๐}
dan
๐ฏ = {{๐, ๐}, {๐, ๐}, ๐ด, โ }.
Ruang topologi (๐ด, ๐ฏ) bukan Ruang Hausdorff,
karena ada ๐, ๐ โ ๐ด sedemikian hingga untuk
setiap persekitaran
๐, ๐ โ ๐, ๐ โ ๐, ๐ โ ๐
33
tetapi ๐ โฉ ๐ = {๐, ๐} โ โ .
4. Kekompakan
a. Definisi 2.23 (S. Lipschutz, 1965: 151)
Koleksi himpunan โ = {๐๐ โ ๐ฏ, ๐ โ ๐ผ} disebut
liput dari ๐ jika
๐ โ โ ๐.
๐โโ
Liput โ dikatakan berhingga jika ๐ผ berhingga
dan ๐ฆ โ โ dikatakan liput bagian jika
๐ โ โ ๐.
๐โ๐ฆ
Pada ruang topologi (๐, ๐ฏ), liput โ disebut
terbuka jika ๐๐ terbuka di ๐ฏ untuk setiap ๐ โ ๐ผ.
b. Definisi 2.24 (Wenner Ballmann, 2018: 15)
Diberikan ruang topologi (๐, ๐ฏ). Jika setiap
liput terbuka (๐๐)๐โ๐ผ dari ๐ berisi liput bagian
yang jumlahnya berhingga, maka (๐, ๐ฏ)
kompak.
Contoh 2.15
Diberikan ruang topologi (๐, ๐ฏ) dan ๐พ โ ๐
dengan ๐พ = {๐1, ๐2, โฆ , ๐๐}.
34
Jika โ = {๐๐ โ ๐ฏ, ๐ โ ๐ผ} adalah liput terbuka
dari ๐พ, maka setiap titik yang berada di dalam
๐พ adalah anggota dari โ. Jadi,
๐1 โ ๐๐1, ๐2 โ ๐๐2
, โฆ , ๐๐ โ ๐๐๐.
Sehingga, ๐พ โ ๐๐1โช ๐๐2
โช โฆ โช ๐๐๐. Dengan
demikian ๐พ kompak.
c. Teorema 2.5 (H. L. Royden dan P. M.
Fitzpatrick, 2010: 234)
Ruang topologi (๐, ๐ฏ) kompak dan ๐พ โ ๐
tertutup, maka ๐พ kompak.
Bukti:
Diambil sembarang liput terbuka dari ๐พ, yaitu:
โ = {๐๐ โ ๐ฏ, ๐ โ ๐ผ}.
Diperoleh ๐พ = โ ๐๐๐โ๐ผ .
Karena ๐พ tertutup, maka ๐พ๐ terbuka.
Jelas ๐ = ๐พ โช ๐พ๐. Sehingga,
๐ = โ ๐๐
๐โ๐ผ
โช ๐พ๐ .
Jadi โ โช ๐พ๐ merupakan liput terbuka dari ๐.
Karena ๐ kompak, maka terdapat liput bagian
berhingga dari โ โช ๐พ๐ yakni:
{๐1, ๐2, โฆ , ๐๐} โช ๐พ๐ .
Sehingga,
35
๐ = โ ๐๐
๐
๐=1
โช ๐พ๐ .
Jadi diperoleh
๐พ = โ ๐๐
๐
๐=1
.
Dengan kata lain himpunan {๐1, ๐2, โฆ , ๐๐}
adalah liput bagian dari โ, sehingga ๐พ kompak.
d. Teorema 2.6 (J. R. Munkres, 2000: 165)
Setiap himpunan kompak ๐พ dalam suatu Ruang
Hausdorff (๐, ๐ฏ) adalah tertutup.
Bukti:
Diberikan Ruang Hausdorff (๐, ๐ฏ) dan ๐พ adalah
himpunan bagian kompak dari ๐.
Misalkan ๐พ โ โ , maka terdapat ๐ฆ โ ๐พ๐.
Jelas ๐ฆ โ ๐๐ฆ. Jadi ๐ฆ โ ๐๐ฆ โ ๐พ๐ .
Dapat ditulis ๐พ๐ = โ ๐๐ฆ๐ฆโ๐พ๐ .
Karena ๐พ, โ โ ruang topologi, maka ๐พ, โ
terbuka.
Jelas bahwa ๐พ๐ = โ , sehingga ๐พ๐ tebuka.
Karena ๐พ๐ tebuka, maka ๐พ tertutup.
36
e. Teorema 2.7 (Tomasoa dkk, 2015: 86)
Jika ๐พ adalah suatu himpunan bagian kompak
dari ruang Hausdorff (๐, ๐ฏ) dan ๐ โ ๐พ๐ , maka
terdapat himpunan-himpunan terbuka
๐, ๐ โ ๐
yang saling asing, sedemikian hingga ๐พ โ ๐
dan ๐ โ ๐.
Bukti:
Diberikan ruang Hausdorff (๐, ๐ฏ).
Diambil sembarang ๐พ โ ๐, dimana ๐พ
himpunan kompak.
Untuk sembarang ๐ โ ๐พ dan ๐ โ ๐พ๐, karena
(๐, ๐ฏ) adalah ruang Hausdorff maka terdapat
himpunan-himpunan terbuka ๐๐ dan ๐๐ dari ๐
sedemikian hingga
๐ โ ๐๐
dan
๐ โ ๐๐ .
Misal โฑ = {๐๐|๐ โ ๐พ} dengan ๐๐ himpunan
terbuka dari ๐, maka โฑ adalah liput terbuka
dari ๐พ.
Perhatikan bahwa ๐พ kompak, maka โฑ memiliki
liput bagian berhingga dari ๐พ, yaitu
๐1, ๐2, โฆ , ๐๐
37
dari ๐พ sedemikian hingga ๐พ termuat dalam ๐,
yaitu
๐พ โ ๐ = ๐๐1โช โฆ โช ๐๐๐
,
sehingga ๐ adalah himpunan terbuka.
Di lain pihak, misalkan ๐ = ๐๐1โฉ โฆ โฉ ๐๐๐
.
Karena ๐ termuat dalam ๐๐1, โฆ , ๐๐๐
maka
๐๐1, โฆ , ๐๐๐
terbuka.
Sehingga ๐ juga terbuka.
Diperoleh ๐ dan ๐ adalah himpunan-himpunan
terbuka di ๐, sedemikian hingga ๐พ โ ๐, ๐ โ ๐,
dan ๐ โฉ ๐ = โ .
f. Definisi 2.25 (Tomasoa dkk, 2015: 87)
Ruang topologi (๐, ๐ฏ) disebut sebagai ruang
Normal apabila semua himpunan tertutup
๐ด, ๐ต โ ๐ yang saling asing terdapat himpunan
terbuka ๐ dan ๐ sedemikian hingga
๐ด โ ๐,
๐ต โ ๐,
dan
๐ โฉ ๐ = โ .
38
g. Teorema 2.8 (S. Lipschutz, 1965: 153)
Setiap ruang Hausdorff kompak (๐, ๐ฏ) adalah
normal.
Bukti:
Ambil sembarang ๐ด, ๐ต โ ๐, dimana ๐ด, ๐ต
tertutup dan ๐ด โฉ ๐ต = โ .
Karena ๐ kompak maka ๐ด dan ๐ต juga kompak.
Untuk setiap ๐ โ ๐ต terdapat dua himpunan
terbuka yang saling asing yaitu ๐๐ dan ๐๐
sedemikian hingga ๐ด โ ๐๐ dan ๐ โ ๐๐.
Misal,
โฑ = {๐๐|๐ โ ๐ต}
adalah koleksi himpunan-himpunan terbuka di
๐.
Karena ๐ โ ๐ต dan ๐ โ ๐๐ maka ๐ต โ ๐๐,
sehingga โฑ adalah liput dari ๐ต.
Karena ๐ต kompak, maka โฑ memiliki liput
bagian berhingga dari ๐ต.
Sehingga terdapat
๐1, ๐2, โฆ , ๐๐ โ ๐ต
sedemikian hingga ๐ต termuat di dalam ๐
dimana ๐ = ๐๐1โช โฆ โช ๐๐๐
.
39
Karena ๐๐ terbuka maka gabukan dari ๐๐ juga
terbuka, sehingga ๐ terbuka. Di lain pihak,
misalkan ๐ = ๐๐1โฉ โฆ โฉ ๐๐๐
.
Karena ๐๐ terbuka maka irisan ๐๐ juga terbuka.
Karena ๐, ๐ terbuka maka berdasarkan definisi
ruang normal, maka (๐, ๐ฏ) adalah normal.
h. Definisi 2.26 (G. E. Bredon, 1993: 31)
Ruang Topologi (๐, ๐ฏ) dikatakan kompak lokal
jika setiap titik ๐ฅ โ ๐ memiliki persekitaran
yang kompak.
i. Proposisi 2.1 (S. Lipschutz, 1965: 155)
Setiap himpunan yang kompak adalah kompak
lokal.
5. Kekompakan Satu Titik
a. Definisi 2.27 (Freiwald, 2014: 418)
โ: ๐ โ ๐โ adalah homomorfisma ๐ pada ๐โ,
dengan ๐โ ruang hausdorff kompak. Jika โ[๐]
dense pada ๐โ, maka pasangan (๐โ, โ) disebut
pengkompak dari ๐.
40
b. Definisi 2.28 (J. R. Munkres, 1983: 183)
Diberikan (๐, ๐ฏ) ruang hausdorff yang kompak
lokal. Diambil sembarang objek yang tak
menjadi anggota ๐, untuk lebih mudah
dinotasikan dengan โ, dan dibentuk himpunan
๐โ = ๐ โช {โ}.
Topologi pada ๐โ dibentuk sebagai berikut:
๐ฏโ = ๐ฏ โช ๐ผ dengan ๐ผ merupakan koleksi
sembarang himpunan ๐ โ ๐โ sehingga ๐โ โ ๐
merupakan himpunan tertutup dan kompak di
dalam ๐. Sehingga ๐โ disebut kekompakan satu
titik pada ๐.
B. Kajian Pustaka
1. Jurnal University of Oxford 2018 oleh Arnold Tan
Junhan yang berjudul โA Report on Hausdorff
Compactification of Rโ. Hasil yang diperoleh
peneliti menunjukkan bahwa terdapat
kekompakan lain yang berbeda dengan
kekompakan satu titik, kekompakan dua titik, dan
kekompakan Stone Cech. Persamaan isi jurnal
dengan skripsi ini adalah pembahasan mengenai
kekompakan satu titik. Namun, isi dari skripsi ini
fokus membahas salah satu jenis kekompakan
41
yaitu kekompakan satu titik dan sifat suatu
himpunan yang memiliki kekompakan satu titik.
2. Jurnal Barekeng 2015 oleh M. Tomasoa dkk yang
berjudul โKarakteristik Ruang Hausdorff Kompakโ.
Hasil yang diperoleh oleh peneliti menunjukkan
bahwa di dalam Ruang Hausdorff kompak, jika
suatu himpunan kompak maka himpuanan
tersebut tertutup dan sebaliknya. Selain itu, pada
penelitian ini juga dibahas bahwa setiap Ruang
Hausdorff kompak adalah normal. Persamaan isi
jurnal dengan skripsi ini adalah pembahasan
mengenai ruang Hausdorff dan sifat kompak.
Sedangkan, perbedaannya adalah adanya
pembahasan mengenai sifat kompak lokal di ruang
Hausdorff serta dikaji pula salah satu jenis
kekompakan yaitu kekompakan satu titik.
3. Electronic Journal of Undergraduate Mathematics
1996 oleh Jay Blankespoor dan John Krueger yang
berjudul โCompactifications of Topological
Spacesโ. Hasil yang diperoleh oleh peneliti di jurnal
ini adalah kekompakan yang dimiliki oleh Ruang
Hausdorff yang kompak lokal yaitu kekompakan
satu titik dan kekompakan Stone Cech. Persamaan
isi jurnal dengan skripsi ini adalah pembahasan
42
mengenai kekompakan satu titik. Namun, isi dari
skripsi ini fokus membahas salah satu jenis
kekompakan yaitu kekompakan satu titik dan sifat
suatu himpunan yang memiliki kekompakan satu
titik.
4. Journal of The Australian Mathematical Society
2015 oleh M.R. Koushesh yang berjudul โThe
Existence of One Point Connectificationsโ. Hal
dibahas pada jurnal ini adalah analogi
keterhubungan satu titik dengan Teorema
Alexandrof. Persamaan isi jurnal dengan skripsi ini
adalah pembahasan sifat satu titik yang terjadi
pada sifat keterhubungan. Sedangkan pada skripsi
ini berisi kekompakan satu titik di ruang Hausdorff
beserta contohnya.
5. Jurnal Silogisme Kajian Ilmu Matematika dan
Pembelajarannya 2018 oleh Dewanti Inesia Putri
dan Arta Ekayanti yang berjudul โSifat
Kelengkapan dan Kekompakan pada Ruang Metrik
Hausdorffโ. Hasil yang diperoleh peneliti di jurnal
ini adalah ruang metrik Hausdorff adalah pasangan
berurut (๐ฆ, โ) dengan ๐ฆ(๐) = {๐ด|๐ด โ ๐, ๐ด โ
โ , ๐ด ๐๐๐๐๐๐} dan โ metrik Hausdorff pada ๐ฆ,
ruang metrik Hausdorff ๐ฆ lengkap jika ruang
43
metrik ๐ lengkap, serta ruang metrik Hausdorff ๐ฆ
kompak jika ruang metrik ๐ kompak. Persamaan isi
jurnal dengan skripsi adalah pembahasan sifat
kekompakan. Sedangkan, perbedaannya adalah
pembahasan tentang sifat kekompakan yang
diaplikasikan pada ruang Hausdorff dan salah satu
jenis kekompakan yaitu kekompakan satu titik.
Selain itu, pada skripsi ini dikaji pula sifat suatu
himpunan yang memiliki kekompakan satu titik.
6. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP
Siliwangi Bandung 2012 oleh Cece Kustiawan yang
berjudul โHimpunan Kompak pada Ruang Metrikโ.
Hasil yang diperoleh peneliti adalah cara
menentukan kekompakan suatu himpunan
menggunakan teorema Heine-Borel. Persamaan isi
jurnal dengan skripsi adalah pembahasan sifat
kekompakan. Sedangkan, perbedaannya adalah
adanya pembahasan tentang sifat kompak lokal
serta pengaplikasiannya dilakukan di ruang
Hausdorff. Selain itu, skripsi ini juga membahas
salah satu jenis kekompakan yaitu kekompakan
satu titik dan sifat suatu himpunan yang memiliki
kekompakan satu titik.
44
7. Jurnal International Journal of Mathematics and
Mathematical Sciences 1994 oleh Shing S. So yang
berjudul โOne Point Compactification on
Convergence Spacesโ. Hal yang dibahas dalam
jurnal ini adalah pembentukan kekompakan satu
titik di ruang konvergen nonkompak dan beberapa
sifat kekompakan satu titik. Persamaan isi jurnal
dengan skripsi adalah pembahasan sifat
kekompakan satu titik. Sedangkan pada skripsi ini
pengaplikasian kekompakan satu titik dilakukan di
ruang Hausdorff.
8. Journal of The Chungcheong Mathematical Society
1995 oleh Hyun Jung Kim dan Kyung Bok Lee yang
berjudul โOne Point Compactification in
Semiflowsโ. Hasil dari penelitian ini adalah
pembentukan kekompakan satu titik di ruang
dinamis yang digunakan untuk memperluas
cakupan ruang kompak lokal. Persamaan isi jurnal
dengan skripsi adalah pembahasan sifat
kekompakan satu titik. Sedangkan pada skripsi ini
pengaplikasian kekompakan satu titik dilakukan di
ruang Hausdorff.
45
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Ruang Hausdorff
1. Ruang topologi (๐, ๐ฏ) disebut ruang Hausdorff
atau ruang topologi terpisah apabila setiap titik
๐ฅ, ๐ฆ โ ๐ dengan ๐ฅ โ ๐ฆ, terdapat persekitaran
๐, ๐ โ ๐
yang saling asing, sehingga
๐ฅ โ ๐
dan
๐ฆ โ ๐.
2. Diberikan ruang topologi (๐, ๐ฏ). Jika setiap liput
terbuka (๐๐)๐โ๐ผ dari ๐ berisi liput bagian yang
jumlahnya berhingga, maka (๐, ๐ฏ) kompak.
3. Ruang Topologi ๐ dikatakan kompak lokal jika
setiap titik ๐ฅ โ ๐ memiliki persekitaran yang
kompak.
B. Kekompakan Satu Titik
1. Teorema 3.1 (Freiwald, 2014: 420)
Jika Ruang Hausdorff ๐ kompak lokal dan tidak
kompak maka ๐ memiliki kekompakan satu titik.
46
Bukti:
a. Dipilih ๐ โ ๐ dan misalkan ๐โ = ๐ โช {๐}.
Jika ๐ adalah himpunan terbuka yang memuat
๐ dalam ๐โ, maka
๐พ = ๐โ โ ๐ โ ๐
dan ๐พ kompak.
Sehingga ๐ adalah komplemen dari himpunan
bagian kompak di ๐.
Dibentuk basis persekitaran ๐ yang menjadi
komplemen dari himpunan bagian kompak di
๐.
๐ต๐ = {๐ โ ๐โ: ๐ โ ๐ ๐๐๐ ๐โ โ ๐ ๐๐๐๐๐๐}.
b. Diambil sembarang liput terbuka โ dari ๐โ.
Diperoleh ๐ โ ๐ โ โ, sehingga terdapat ๐ โ ๐ต๐
dengan ๐ โ ๐ โ ๐.
Karena ๐โ โ ๐ kompak, maka terdapat
๐1, ๐2, โฆ , ๐๐ โ โ
sehingga
๐โ โ ๐ = โ ๐๐
๐
๐=1
yang berakibat
๐โ โ โ ๐๐
๐
๐=1
.
47
Dengan kata lain ๐โ kompak.
c. Misalkan ๐, ๐ โ ๐โ.
Jika ๐, ๐ โ ๐, maka ada dua himpunan terbuka
๐ dan ๐ yang saling asing.
Ambil sembarang ๐ โ ๐.
Dipilih himpunan bagian kompak ๐พ yang
memuat persekitaran ๐ dari ๐.
Jelas ๐ โ ๐โ โ ๐.
Sehingga ๐ dan ๐โ โ ๐ adalah himpunan
terbuka saling asing di ๐โ.
Dengan kata lain ๐โ adalah ruang hausdorff.
Teorema di atas menyatakan bahwa suatu
ruang hausdorff ๐ dapat memiliki kekompakan
satu titik dengan syarat ๐ kompak lokal dan tidak
kompak. Selanjutnya akan ditunjukkan apakah
ruang hausdorff ๐ tetap memiliki kekompakan satu
titik jika hanya memiliki salah satu syarat.
a. Ruang Hausdorff ๐ tidak kompak lokal dan
tidak kompak.
Bukti:
Menurut Definisi 2.28, jelas Ruang Hausdorff ๐
tidak memiliki kekompakan satu titik.
b. Ruang Hausdorff ๐ kompak lokal dan kompak.
48
Bukti:
Dipilih ๐ โ ๐ dan misalkan ๐โ = ๐ โช {๐}.
Karena ๐ kompak, maka terdapat liput terbuka
๐1, ๐2, โฆ , ๐๐ โ โ
sehingga
๐ = โ ๐๐
๐
๐=1
.
Jelas,
๐ โช {๐} โ โ ๐๐
๐
๐=1
,
atau
๐โ โ โ ๐๐
๐
๐=1
.
Dengan kata lain, ๐โ tidak kompak karena tidak
terliput oleh libut bagian berhingga. Sehingga
Ruang Hausdorff ๐ tidak memiliki kekompakan
satu titik.
2. Teorema 3.2 (Wenner Ballmann, 2018: 17)
Misal ๐พ himpunan bagian dari โ๐. Himpunan ๐พ
kompak jika dan hanya jika tertutup dan terbatas.
49
Bukti:
a. Akan ditunjukkan jika ๐พ kompak di โ๐, maka ๐พ
tertutup.
Ambil sembarang ๐ โ ๐พ๐ .
Untuk setiap ๐ฅ โ ๐พ dibentuk persekitaran ๐๐ฅ
dengan pusat ๐ฅ dan persekitan ๐๐ dengan pusat
๐ dengan jari-jari masing-masing ๐ <1
2โฅ ๐ โ
๐ฅ โฅ. Dengan demikian diperoleh
๐๐ฅ โฉ ๐๐ = โ
untuk setiap ๐ฅ โ ๐พ.
Koleksi himpunan {๐๐ฅ} adalah liput terbuka
dari ๐พ. Karena ๐พ kompak maka terdapat titik-
titik ๐ฅ1, ๐ฅ2, โฆ , ๐ฅ๐ โ ๐พ sehingga
๐พ โ ๐๐ฅ1โช ๐๐ฅ2
โช โฆ โช ๐๐ฅ๐= ๐.
Untuk setiap ๐1, ๐2, ๐3, โฆ โ ๐พ๐ , misalkan
๐ = ๐๐1โช ๐๐2
โช ๐๐3โช โฆ,
maka ๐ merupakan persekitaran dari titik ๐
dan ๐ โ ๐๐๐.
Karena ๐๐ฅ๐โฉ ๐๐๐
= โ , maka ๐ โฉ ๐๐ฅ๐= โ .
Hal ini berakibat
๐ โฉ (๐๐ฅ1โช ๐๐ฅ2
โช โฆ โช ๐๐ฅ๐) = ๐ โฉ ๐ = โ .
Karena ๐พ โ ๐, jelas ๐ โฉ ๐พ = โ atau ๐ โ ๐พ๐.
50
Sehingga ๐ adalah titik interior himpunan ๐พ๐.
Jadi ๐พ๐ terbuka.
Karena ๐พ๐ terbuka, maka ๐พ tertutup.
b. Akan ditunjukkan jika ๐พ kompak di โ๐, maka ๐พ
terbatas.
Untuk setiap ๐ฅ โ ๐พ dibentuk himpunan
terbuka ๐บ๐ฅ = (โ๐ฅ, ๐ฅ).
Koleksi himpunan {๐บ๐ฅ} adalah liput terbuka
dari ๐พ, karena ๐บ๐ฅ terbuka untuk setiap ๐ฅ โ ๐พ.
Sehingga,
๐พ = โ ๐บ๐ฅ
โ
๐ฅ=1
.
Karena ๐พ kompak maka terdapat titik-titik
๐ฅ1, ๐ฅ2, โฆ , ๐ฅ๐ โ ๐พ sehingga
๐พ โ ๐๐ฅ1โช ๐๐ฅ2
โช โฆ โช ๐๐ฅ๐.
Namakan,
๐ = ๐๐๐๐ {๐ฅ1, ๐ฅ2, โฆ , ๐ฅ๐}.
Diperoleh
๐พ โ ๐๐ฅ1โช ๐๐ฅ2
โช โฆ โช ๐๐ฅ๐= ๐๐ = (โ๐, ๐),
sehingga ๐พ terbatas.
c. Akan ditunjukkan jika ๐พ tertutup dan terbatas,
maka ๐พ kompak di โ๐.
51
Asumsikan ๐พ tidak kompak, artinya ๐พ tidak
memiliki liput bagian berhingga dari โ.
Karena ๐พ terbatas maka terdapat interval
tertutup
๐ผ1 = {๐ฅ = (๐ฅ1, ๐ฅ2, โฆ , ๐ฅ๐) โ โ๐: ๐๐ โค ๐ฅ๐ โค ๐๐}
untuk setiap ๐ = 1,2,3, โฆ , ๐ sedemikian hingga
๐พ โ ๐ผ1.
Karena ๐พ tidak memiliki liput bagian berhingga
dari โ, maka
๐พ โฉ ๐ผ1
juga tidak memiliki liput bagian berhingga dari
โ.
Kemudian bagi interval ๐ผ1 menjadi ๐ผ2, dengan
๐ = 1,2,3, โฆ , ๐ interval [๐1, ๐1] dibagi menjadi
interval
[๐1,๐1 + ๐1
2].
Dengan demikian, terdapat interval
๐ผ2 = {๐ฅ = (๐ฅ1, ๐ฅ2, โฆ , ๐ฅ๐) โ โ๐: ๐๐ โค ๐ฅ๐
โค๐1 + ๐1
2}
untuk setiap ๐ = 1,2,3, โฆ , ๐.
Karena ๐พ tidak memiliki liput bagian berhingga
dari โ, maka
52
๐พ โฉ ๐ผ2
juga tidak memiliki liput bagian berhingga dari
โ.
Kemudian bagi interval ๐ผ2 menjadi ๐ผ3, dengan
๐ = 1,2,3, โฆ , ๐ interval
[๐1,๐1 + ๐1
2]
dibagi menjadi interval
[๐1,๐1 + ๐1
22].
Akibatnya dengan alasan yang sama, diperoleh
๐พ โฉ ๐ผ3
tidak memiliki liput bagian berhingga dari โ.
Kemudian interval ๐ผ3 dibagi kembali menjadi
dua bagian, sehingga akan membentuk interval
susut
๐ผ1, ๐ผ2, ๐ผ3, โฆ , ๐ผ๐, โฆ.
Berdasarkan Teorema 2.1, terdapat titik ๐ฝ yang
berada pada setiap ๐ผ๐ untuk setiap ๐ โ โ.
Misalkan ๐ (๐ฝ) persekitaran dari titik ๐ฝ, maka
untuk ๐ yang sangat besar berlaku
๐ผ๐ โ ๐ (๐ฝ).
Karema ๐พ โฉ ๐ผ๐ tidak memiliki liput bagian
berhingga dari โ, maka ๐ผ๐ memuat himpunan
53
bagian dari ๐พ yang tidak memiliki liput bagian
berhingga dari โ.
Jadi ๐ (๐ฝ) memuat ๐พ.
Perhatikan bahwa ๐ฝ merupakan titik limit dari
๐พ.
Karena ๐พ tertutup, maka ๐ฝ โ ๐พ dan terdapat
๐๐ โ โ sedemikian hingga ๐ฝ โ ๐๐ .
Sehingga terdapat persekitaran ๐๐(๐ฝ)
sedemikian hingga ๐๐(๐ฝ) โ ๐๐ .
Untuk ๐ yang sangat besar, maka
๐ผ๐ โ ๐๐(๐ฝ).
Sehingga ๐ผ๐ โ ๐๐ . Hal ini kontradiksi dengan
pernyataan dimana ๐ผ๐ tidak memiliki liput
bagian berhingga dari โ.
Jadi haruslah ๐พ memiliki liput bagian
berhingga dari โ. Dengan kata lain, ๐พ kompak.
3. Contoh 3.1
Diberikan ๐ = [๐, ๐) dan ๐ฏ = {๐ด|๐ด โ [๐, ๐)}.
Ruang hausdorff (๐, ๐ฏ) kompak lokal dan tak
kompak memiliki kekompakan satu titik, yaitu
๐โ = [๐, ๐].
54
Bukti:
a. Akan ditunjukkan ๐โ = [๐, ๐] merupakan
ruang hausdorff.
Ambil sembarang ๐ฅ, ๐ฆ โ [๐, ๐], dengan ๐ฅ > ๐ฆ.
Dipilih ๐ฟ =(๐ฅโ๐ฆ)
1000.
Dibentuk
๐ด๐ฅ = [๐ฅ โ ๐ฟ, ๐ฅ + ๐ฟ]
dan
๐ต๐ฆ = [๐ฆ โ ๐ฟ, ๐ฆ + ๐ฟ].
Dipilih
๐๐ฅ = [๐ฅ โ ๐ฟ, ๐ฅ + ๐ฟ] โ ๐ฏ
dan
๐๐ฆ = [๐ฆ โ ๐ฟ, ๐ฆ + ๐ฟ] โ ๐ฏ.
Jadi โ๐๐ฅ , ๐๐ฆ โ ๐ฏ sehingga,
๐ฅ โ ๐๐ฅ โ ๐ด๐ฅ
dan
๐ฆ โ ๐๐ฆ โ ๐ต๐ฆ.
Dengan kata lain, ๐ด๐ฅ โ ๐(๐ฅ) dan ๐ต๐ฆ โ ๐(๐ฆ).
Jelas,
๐ด๐ฅ โฉ ๐ต๐ฆ = [๐ฅ โ ๐ฟ, ๐ฅ + ๐ฟ] โฉ [๐ฆ โ ๐ฟ, ๐ฆ + ๐ฟ].
Maks ๐ด๐ฅ โ Min ๐ต๐ฆ = ๐ฅ + ๐ฟ โ ๐ฆ + ๐ฟ
= ๐ฅ โ ๐ฆ + 2๐ฟ
55
= ๐ฅ โ ๐ฆ + 2((๐ฅโ๐ฆ)
1000)
=499
500(๐ฅ โ ๐ฆ)
< 0.
Karena Maks ๐ด๐ฅ โ Min ๐ต๐ฆ < 0 maka dapat
disimpulkan ๐ด๐ฅ โฉ ๐ต๐ฆ = โ .
Sehingga ๐โ adalah ruang hausdorff karena
terdapat ๐ด๐ฅ , ๐ต๐ฆ โ ๐โ yang saling asing
sehingga ๐ฅ โ ๐ด๐ฅ dan ๐ฆ โ ๐ต๐ฆ dengan ๐ฅ โ ๐ฆ.
b. Akan ditunjukkan Ruang hausdorff (๐โ, ๐ฏโ)
kompak, dengan
๐โ = [๐, ๐]
dan
๐ฏโ = ๐ฏ โช ๐ผ
dengan ๐ผ merupakan koleksi sembarang
himpunan ๐ โ ๐โ sehingga ๐โ โ ๐ merupakan
himpunan tertutup dan kompak di dalam ๐.
Bukti:
1) Akan dibuktikan ๐โ โ โ terbatas.
๐โ terbatas di atas karena terdapat
๐ + 1 โ โ
sehingga
๐ฅ โค ๐ + 1
untuk semua ๐ฅ โ ๐โ.
56
๐โ terbatas di bawah karena terdapat
๐ โ 1 โ โ
sehingga
๐ฆ โฅ ๐ โ 1
untuk semua ๐ฆ โ ๐โ.
Karena ๐โ terbatas di atas dan terbatas di
bawah maka ๐โ terbatas.
2) Akan dibuktikan ๐โ โ โ tertutup.
๐โ โ โ tertutup jika (๐โ)๐ terbuka. Karena
๐โ = [๐, ๐], maka
(๐โ)๐ = (โโ, ๐) โช (๐, โ).
Diambil sembarang ๐ โ ๐๐ maka
๐ โ (โโ, ๐)
atau
๐ โ (๐, โ).
a) Kasus 1
Apabila ๐ โ (โโ, ๐), dipilih
๐ฟ < ๐ โ ๐,
sehingga diperoleh
๐๐ฟ(๐) โ (๐โ)๐ .
b) Kasus 2
Apabila ๐ โ (๐, โ), dipilih
๐ฟ < ๐ โ ๐,
sehingga diperoleh
57
๐๐ฟ(๐) โ (๐โ)๐ .
Jadi diperoleh (๐โ)๐ terbuka. Akibatnya ๐โ
tertutup.
Jelas ๐โ adalah himpunan terbatas dan
tertutup.
Menurut teorema 3.2, jelas bahwa ๐โ
kompak.
Karena ๐โ kompak, maka ๐ memiliki
kekompakan satu titik yaitu ๐โ.
4. Contoh 3.2
Diberikan ๐ = [๐ข, ๐ฃ] dan ๐ฏ = {๐ด|๐ด โ [๐ข, ๐ฃ]}.
Apakah Ruang hausdorff (๐, ๐ฏ) memiliki
kekompakan satu titik?
Bukti:
๐ tidak memiliki kekompakan satu titik, karena ๐
kompak.
Akan ditunjukkan ๐ kompak:
a. ๐ = [๐ข, ๐ฃ] terbatas di atas karena terdapat
๐ฃ + 1 โ โ
sehingga
๐ฅ โค ๐ฃ + 1
untuk semua ๐ฅ โ ๐.
58
๐ terbatas di bawah karena terdapat
๐ข โ 1 โ โ
sehingga
๐ฆ โฅ ๐ข โ 1
untuk semua ๐ฆ โ ๐.
Karena ๐ terbatas di atas dan terbatas di bawah
maka ๐ terbatas.
b. Akan dibuktikan ๐ โ โ tertutup.
๐ โ โ tertutup jika ๐๐ terbuka.
Karena ๐ = [๐ข, ๐ฃ], maka
๐๐ = (โโ, ๐ข) โช (๐ฃ, โ).
Diambil sembarang ๐ โ ๐๐ maka
๐ โ (โโ, ๐ข)
atau
๐ โ (๐ฃ, โ).
1) Kasus 1
Apabila ๐ โ (โโ, ๐ข), dipilih
๐ฟ < ๐ข โ ๐,
sehingga diperoleh
๐๐ฟ(๐) โ ๐๐ .
2) Kasus 2
Apabila ๐ โ (๐ฃ, โ), dipilih
๐ฟ < ๐ โ ๐ฃ,
sehingga diperoleh
59
๐๐ฟ(๐) โ ๐๐ .
Jadi diperoleh ๐๐ terbuka. Akibatnya ๐
tertutup.
Jelas ๐ adalah himpunan terbatas dan tertutup.
Menurut teorema 3.2, jelas bahwa ๐ kompak.
Karena ๐ kompak, maka ๐ tidak memiliki
kekompakan satu titik.
60
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian di atas
adalah tidak semua ruang Hausdorff yang kompak
lokal memiliki kekompakan satu titik. Namun, ruang
Hausdorff yang kompak lokal tersebut akan memiliki
kekompakan satu titik jika tidak kompak.
B. Saran
Perlu diadakan pengkajian lebih lanjut mengenai
teorema โJika Ruang Hausdorff ๐ kompak lokal dan
tidak kompak maka ๐ memiliki kekompakan satu titikโ,
untuk mengetahui apakah teorema yang berbentuk
implikasi tersebut berlaku sebaliknya.
61
DAFTAR PUSTAKA
Ballmann, Werner. 2018. Introduction to Geometry and
Topology. Bonn: Birkhauser. Bartle, R. G., dan Donald R. S. 2000. Introduction to Real
Analysis. Third Edition. United States of America: John Wiley & Sons.
Blankespoor, Jay, dan John Krueger. 1996. Compactifications
of Topological Spaces. Electronic Journal of Undergraduate Mathematics. 2(1): 2.
Bredon, G. E. 1993. Topology and Geometry. New York: Springer
Verlag New York Inc. Dixmier, Jacques. 1984. General Topology. New York: Springer
Verlag New York Inc. Dugundji, James. 1966. Topology. Boston: Allyn & Bacon. Engelking, Ryszard. 1989. General Topology. Berlin:
Heldermann. Gunawan, Hendra. 2016. Pengantar Analisis Real. Edisi Kedua.
Bandung: Penerbit ITB. Hernadi, Julan. 2015. Analisis Real Elementer dengan Ilustrasi
Grafis dan Numeris. Jakarta: Erlangga. Junhan, Arnold Tan. 2019. A Report on Hausdorff
Compactifications of โ. Journal University of Oxford. 1(1): 4.
Kartono, dan Nurwiyati F. W. 1995. Pengantar Topologi.
Yogyakarta: Andi Offset.
62
Kelley, J. L. 1955. General Topology. Canada: D. Van Nostrand Company Ltd.
Kim, Hyun Jung, dan Kyung Bok Lee. 1995. One Point
Compactification in Semiflows. Journal of The Chungcheong Mathematical Society. 8(1): 168.
Koushesh, M. R. 2015. The Existence of One Point
Connectifications. Journal of The Australian Mathematical Society. 99(1): 78.
Kustiawan, Cece. 2012. Himpunan Kompak pada Ruang Metrik.
Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. 1(2): 140.
Lipschultz, S. (1965) โSchaumโs Outline - Theory and problems
of general topologyโ, p. 254. Munkres, J. R. 1983. Topology A First Course. New Delhi:
Prentice Hall of India Private Limited. _ _ _ _ _. 2000. Topology. Second Edition. Upper Saddle River:
Prentice Hall. Muslikh, Mohamad. 2012. Analisis Real. Malang: Universitas
Brawijaya Press. Putri, Dewanti Inesia, dan Arta Ekayanti. 2018. Sifat
Kelengkapan dan Kekompakan pada Ruang Metrik Hausdorff. Jurnal Silogisme: Kajian Ilmu Matematika dan Pembelajarannya. 3(2): 79.
Reeve, J. E. and Csaszar, A. (1964) โFoundations of General
Topologyโ, British Journal of Educational Studies, 13(1), p. 112. doi: 10.2307/3118415.
63
Reid, Miles, dan Balazs Szendroi. 2005. Geometry and Topology, United States of America: Cambridge University Press.
Royden, H. L., dan P. M. Fitzpatrick. 2010. Real Analysis. Fourth
Edition. London: Pearson Education. Rudin, Walter. 1976. Principles of Mathematical Analysis. Third
Edition. United States of America: McGraw-Hill Inc. So, Shing S. 1994. One Point Compactification on Convergence
Spaces. Jurnal International Journal of Mathematics and Mathematical Sciences. 17(2): 279.
Tomasoa, Muhammad. dkk. 2015. Karakteristik Ruang
Hausdorff Kompak. Barekeng. 9(2): 87. Ursell, H. D. and Kuratowski, K. (1964) Introduction to Set
Theory and Topology, The Mathematical Gazette. doi: 10.2307/3613583.
64
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Dewi Maghfiroh
2. TTL : Rembang, 5 Agustus 1999
3. Alamat Rumah : Ds. Bendo 001/003, Kec.
Sluke, Kab. Rembang
4. Nomor HP : 088227737599
5. Email : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal:
a. SD Negeri 1 Bendo
b. SMPN 2 Satu Atap Sluke
c. SMA Negeri 1 Lasem
2. Pendidikan Non-Formal:
a. Madrasah Diniah Hidayatul Muttaqin
b. Pondok Pesantren AL-Wahdah Lasem
Semarang, 14 Juni 2021
Dewi Maghfiroh
NIM: 1708046004
65
SURAT PENUNJUKAN PEMBIMBING