-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
1/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
1 Universitas Gadjah Mada
Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
Bab I
A. Latar Belakang Masalah
Pada Bulan September 2012, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia menerapkan Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 60/M-
DAG/PER/9/2012 tentang kebijakan pembatasan pintu masuk bagi produk impor hortikultura.
Kebijakan ini merupakan penundaan atas penerapan Peraturan Menteri Perdagangan
(Permendag) Nomor 30/M-DAG/PER/5/2012 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura
yang sedianya ditetapkan mulai berlaku 15 Juni 2012. 1 Pada pasal 9 ayat 6 dan 7 pada peraturan
tersebut, dijelaskan bahwa produk impor hanya boleh masuk melalui Pelabuhan dan Bandara
yang telah terkoneksi dengan sistem Indonesia Nasional Single Window (INSW).
Hingga saat ini, sistem pelayanan izin ekspor-impor melalui portal INSW baru berlaku
di lima pintu Pelabuhan utama di Indonesia, yakni Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Pelabuhan
Tanjung Emas Semarang, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Pelabuhan Belawan Medan, dan
Bandara Soekarno Hatta Tangerang. Akan tetapi, Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, tidak lagi
ditetapkan sebagai pintu masuk karena keterbatasan kemampuan laboratorium karantina dan
keamanan pangan, serta jumlah petugas karantina yang tidak memadai jika dibandingkan
dengan jumlah komoditas yang harus diperiksa, serta telah ditemukan beberapa kasus yang
dapat mengancam pertanian Indonesia berdasarkan kegiatan pemeriksaan karantina dan
keamanan pangan. 2
Pada bulan September 2012, Kementerian Pertanian Republik Indonesia juga
mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60/Permentan/OT.140/9/2012 tentang
Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Peraturan tersebut juga mengatur tentang 7
komoditas hortikultura yang dibatasi jumlah kuota impornya ke Indonesia, dan 13 komoditas
yang dilarang masuk ke Indonesia dalam jangka waktu tertentu. Kementerian Pertanian tidak
merekomendasi impor untuk enam jenis buah yaitu: durian, nanas, melon, pisang, mangga dan
1 W. Winardi, “Dampak Pembatasan Impor Hortikultura Terhadap Aktivitas Perekonomian, Tingkat Harga danKesejahteraan”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 16, No. 1, Juli 2013, Hal. 22.
2 Rafika Sari, “Tingkat Inflasi dan Kebijakan Pembatasan Impor Hortikultura”, Info Singkat Ekonomi danKebijakan Publik, Vol. V, No. 05/I/P3DI, Maret 2013, Hal. 14.
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
2/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
2 Universitas Gadjah Mada
pepaya. Selain itu, empat jenis sayuran juga dilarang masuk ke Indonesia yaitu: kentang, kubis,
wortel dan cabai serta tiga jenis bunga yaitu: krisan, anggrek dan helicona.
Kedua peraturan menteri tersebut, praktis langsung menuai kontroversi tidak hanya di
dalam negeri, tetapi juga oleh beberapa negara pengekspor produk hortikultura ke Indonesia
(mitra perdagangan Indonesia). Kebijakan tersebut oleh kalangan luas disebut sebagai
kebijakan pembatasan produk impor hortikultura. Bentuk kebijakan ini oleh banyak pihak
diarahkan sebagai bentuk kebijakan non tarif ( non-tariff barriers ) karena akibat dari kebijakan
ini adalah berkurangnya produk impor holtikultura yang masuk ke negara Indonesia yang
dikuatirkan akan menimbulkan ekses negatif terhadap stabilitas perekonomian nasional
Indonesia, dan memunculkan resistensi dari para mitra perdagangan luar negeri Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, penulis dapat merumuskan
pokok permasalahan yaitu:
1. Mengapa Indonesia menerapkan kebijakan pembatasan impor produk holtikultura?
2. Bagaimana dampak penerapan kebijakan pembatasan impor holtikultura terhadap
perekonomian nasional?
C. Landasan Berfikir
Untuk menjawab pokok permasalahan sebagaimana dirumuskan oleh penulis, dalam
hal ini, penulis menggunakan kerangka teoritis Teori Pilihan Publik dan kerangka konseptual
Inflasi, Suku Bunga dan Nilai Tukar.
C.1 Teori Kebijakan Publik ( Public Policy Theory )
Kebijakan publik merupakan rangkaian pilihan yang saling berhubungan
(termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak) yang dibuat oleh badan dan
pejabat pemerintah 3. Kebijakan publik menurut Dye adalah apapun pilihan Pemerintahuntuk dilakukan atau tidak dilakukan ( public policy is whatever governments choose to
do or not to do ). Konsep tersebut sangat luas karena kebijakan publik mencakup sesuatu
yang tidak dilakukan oleh pemerintah, disamping yang dilakukan oleh pemerintah
3 William N. Dunn. 2003. Public Policy Analysis: An Introduction Second Edition (Terjemahan). Yogyakarta:Gajah Mada University Press, Hal. 109.
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
3/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
3 Universitas Gadjah Mada
ketika menghadapi suatu masalah publik 4. Definisi kebijakan publik dari Dye tersebut
mengandung 2 (dua) makna yaitu: (1) Kebijakan publik tersebut dibuat oleh badan
pemerintah, bukan oleh swasta dan (2) Kebijakan publik menyangkut pilihan yang
harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan pemerintah.
Kebijakan publik memuat sejumlah kriteria seperti dikemukakan oleh Anderson
berikut yaitu: (1) Kebijakan publik selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan
tindakan-tindakan atau pola-pola tindakan pejabat pemerintah. (2) Kebijakan publik
berisi tindakan-tindakan atau pola-pola tindakan pejabat pemerintah. (3) Kebijakan
publik merupakan apa yang benar-benar dilakukan oleh pemerintah, jadi bukan
merupakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah. (4) Bersifat positif dalam arti
merupakan beberapa bentuk tindakan pemerintah mengenai suatu masalah tertentu. (5)
Kebijakan pemerintah dalam arti positif didasarkan atau selalu dilandaskan pada
peraturan perundang-undangan dan bersifat memaksa ( authoritative )5.
Berdasarkan beberapa definisi kebijakan tersebut di atas, berikut ini disajikan
tahapan-tahapan dalam proses pembuatan kebijakan publik yaitu:
Proses Pembentukan Kebijakan Publik
Berdasarkan alur pembentukan kebijakan publik, proses pembentukannya dapat
dijelaskan sebagai berikut yaitu: (1) Perumusan masalah , membantu menemukan
asumsi-asumsi yang tersembunyi, mendiagnosis penyebab-penyebabnya, memetakan
tujuan yang memungkinkan memadukan pandangan-pandangan yang bertentangan dan
merancang peluang-peluang kebijakan yang baru. (2) Formulasi Kebijakan ,
peramalan dapat menyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentangmasalah yang akan terjadi di masa mendatang sebagai akibat dari diambilnya alternatif,
termasuk melakukan sesuatu. Peramalan dapat menguji masa depan yang potensial dan
secara normatif bernilai, mengestimasi akibat dari kebijakan yang ada atau yang
diusulkan dan mengenali kendala-kendala yang mungkin akan terjadi dalam
4 A. G. Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik . Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Hal. 2.5 James E. Anderson. 1979. Public Policy Making. New York: Holt, Renehart and Wisto, Hal. 10.
PerumusanMasalah
FormulasiKebijakan
ImplementasiKebijakan
EvaluasiKebijakan
RekomendasiKebijakan
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
4/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
4 Universitas Gadjah Mada
pencapaian tujuan. (3) Rekomendasi Kebijakan , rekomendasi membuahkan
pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai
alternatif yang akibatnya di masa mendatang telah diestimasikan melalui peramalan.
Rekomendasi membantu mengestimasi tingkat resiko dan ketidakpastian, mengenali
eksternalitas dan akibat ganda, menentukan kriteria dalam pembuatan pilihan, dan
menentukan pertanggungjawaban administrasi bagi implementasi kebijakan. (4)
Implementasi Kebijakan , pemantauan atau/ monitoring menyediakan pengetahuan
yang relevan dengan kebijakan mengenai akibat dari kebijakan yang diambil
sebelumnya. (5) Evaluasi Kebijakan , membuahkan pengetahuan yang relevan dengan
kebijakan tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan
yang benar-benar dihasilkan. Evaluasi tidak hanya menghasilkan kesimpulan mengenai
seberapa jauh masalah telah terselesaikan; tetapi juga menyumbang pada klarifikasi dan
kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari kebijakan, membantu dalam penyesuaian dan
perumusan kembali masalah 6.
Dalam konteks pengendalian terhadap membeludaknya produk-produk impor
holtikultura yang masuk ke Indonesia, pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan
pembatasan dan pelarangan impor terhadap sejumlah komoditas holtikultura dengan
memberlakukan 2 (dua) regulasi sekaligus yaitu: Peraturan Menteri Perdagangan RI
Nomor 60/M-DAG/PER/9/2012 tentang kebijakan pembatasan pintu masuk bagi
produk impor hortikultura dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
60/Permentan/OT.140/9/2012 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura
(RIPH). Kebijakan ini merupakan suatu bentuk respon pemerintah atas persoalan
membanjirnya produk-produk holtikultura di Indonesia yang dianggap mengancam
stabilitas perekonomian nasional yang ditandai dengan ketidakseimbangan neraca
perdagangan luar negeri produk-produk holtikultura dan mengancam kepentingan
petani dan industri holtikultura dalam negeri.
6 William N. Dunn., Op.cit. , Hal. 109.
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
5/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
5 Universitas Gadjah Mada
C.2 Teori Hambatan Perdagangan
Kebijakan Hambatan Non Tarif ( Non-Tariff Barriers )
Kebijakan Non Tariff Barrier terdiri atas beberapa bentuk yaitu: (1) Pembatasan
spesifik, terdiri dari larangan impor secara mutlak; pembatasan impor atau quota
system ; peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu; peraturan
kesehatan atau karantina, peraturan pertahanan dan keamanan negara; peraturan
kebudayaan, perizinan impor/ import licenses ; embargo; dan hambatan pemasaran
seperti VERs ( Voluntary Export Restraint ), OMA ( Orderly Marketing Agreement ). (2)
Peraturan Bea Cukai ( Custom Administration Rules ), terdiri dari tatalaksana impor
tertentu; penetapan harga pabean; penetapan forres rate (kurs valas) dan pengawasan
devisa; consultan formalities ; packaging/labelling regulation ; documentation hended ;
quality and testing standard ; pungutan administrasi ( fees ); dan tariff classification. (3)
Partisipasi pemerintah, terdiri dari kebijakan pengadaan pemerintah; subsidi dan
insentif ekspor; countervailing duties ; domestic assistance programs ; dan trade-
diverting. (4) Import charges , terdiri dari import deposits ; supplementary duties ; dan
variable levies .
Perdagangan dunia secara operasional masih jauh dari prinsip-prinsip
kebebasan. Beberapa negara menggunakan bermacam hambatan perdagangan, baik
tarif dan non tarif untuk melindungi industri yang tidak efisien. Hal ini terutama berlaku
pada pertanian. Rata-rata tarif untuk produk pertanian (30%) lebih besar daripada untuk
produk industri (6%). Tarif adalah pajak yang dibebankan pemerintah untuk komoditi
sebagai batas garis nasional. Tarif digunakan untuk melindungi ekonomi domestik dari
kompetisi luar negeri. Tarif ad valorem menunjukkan persentase dari nilai komoditi
yang diperdagangkan. Sedangkan tarif spesifik adalah jumlah tetap per unit komoditi
yang diperdagangkan. Tarif campuran adalah kombinasi dari tarif ad valorem dan tarif
spesifik.Hambatan non tarif bisa mengandung rintangan dengan angka yang besar selain
tarif, seperti kebijakan, peraturan dan prosedur yang mengubah perdagangan. Bentuk
hambatan non tarif yang paling banyak digunakan untuk tujuan mengontrol impor
pertanian yaitu: (1) pembatasan kuantitatif dan pembatasan spesifik sejenis, misalnya
kuota, Voluntary Export Restraints (VERs), dan kartel internasional; (2) Beban non
tarif dan kebijakan yang berhubungan yang mempengaruhi impor, misalnya kebijakan
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
6/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
6 Universitas Gadjah Mada
antidumping dan kebijakan countervailing ; (3) Kebijakan umum pemerintah yang
membatasi, misalnya kebijakan oleh pemerintah, kebijakan kompetisi, dan penetapan
perdagangan; (4) Prosedur umum dan kegiatan administrasi, misalnya prosedur valuasi
dan prosedur perizinan; dan (5) Hambatan teknis berupa peraturan dan standar kualitas
kesehatan dan sanitasi, keamanan, peraturan dan standar industrial, dan peraturan
pengemasan dan pelabelan 7.
Dalam konteks diterapkannya Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 60/M-
DAG/PER/9/2012 tentang kebijakan pembatasan pintu masuk bagi produk impor
hortikultura dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 60/Permentan/OT.140/9/2012
tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH), merupakan kebijakan
pemerintah Indonesia untuk mengontrol volume importasi produk-produk pertanian
holtikultura melalui penerapan kebijakan pembatasan spesifik yang terdiri dari larangan
impor secara mutlak atas sejumlah produk-produk holtikultura, pemberlakuan
pembatasan impor atau quota system bagi produk-produk holtikultura, dan penerapan
peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk holtikultura, serta penerapan
peraturan kesehatan atau karantina dan peraturan pertahanan dan keamanan negara
terkait dengan importasi produk-produk holtikultura. Tujuan utamanya adalah untuk
melindungi industri produk holtikultura dalam negeri yang tidak efisien, melindungi
ekonomi domestik dari kompetisi luar negeri, perlindungan terhadap konsumen
terutama dalam hal pengendalian hama penyakit dan terakhir terkait dengan keamanan
negara guna mencegah masuknya produk-produk impor holtikultura secara ilegal ke
Indonesia.
D. Hipotesis
Berdasarkan studi literatur pendahuluan ( preliminary study ) yang penulis lakukan,
terdapat beberapa hipotesis yang menjelaskan mengapa pemerintah Indonesia menerapkankebijakan pembatasan impor holtikultura dan implikasinya bagi perekonomian nasional yaitu:
1. Melindungi kepentingan nasional dalam konteks perlindungan terhadap industri
holtikultura dalam negeri.
7 Koo, Won W., and P. Lynn Kennedy. 2005. International Trade and Agriculture . United Kingdom: BlackwellPublishing.
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
7/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
7 Universitas Gadjah Mada
2. Meningkatnya inflasi, berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS
dan protes dari Amerika Serikat dan New Zealand sebagai mitra perdagangan
Indonesia.
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
8/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
8 Universitas Gadjah Mada
Bab II
Analisis
A. Kepentingan dibalik Pembatasan Impor Holtikultura
A.1 Kinerja Perdagangan Luar Negeri Industri Produk Holtikultura Indonesia
sebelum Penerapan Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura
Sejak mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997, produk hortikultura dari luar
negeri mulai masuk ke Indonesia. Selama lima tahun terakhir, sejak tahun 2007 hingga
tahun 2011, impor produk hortikultura cenderung mengalami peningkatan sebesar
19,2% per tahun. 8 Pada tahun 2008, nilai impor produk hortikultura adalah USD 881,6
juta. Pada tahun 2010, impor produk hortikultura mencapai 1,5 juta ton dengan nilai
USD 1,2 miliar dan meningkat menjadi 2,05 juta ton dan nilainya mencapai USD 1,6
miliar pada tahun 2011. 9 Sementara pada tahun 2012 volume impor produk hortikultura
menembus angka 2,2 juta ton dengan nilai perdagangan mencapai USD 1,8 miliar.
Hampir sebagian produk hortikultura Indonesia (47,1%) diimpor dari Tiongkok.
Negara asal impor produk Hortikultura Indonesia lainnya adalah Thailand (12,9%), AS
(8,3%), India (5,1%), dan Australia (3,2%), dimana keempat negara tersebut merupakan
negara-negara mitra perdagangan Indonesia yang sudah terikat dengan rezim
perdagangan bebas atau/ Free Trade Agreement (FTA). Jumlah ini menunjukkan
adanya peningkatan impor produk hortikultura dimana salah satu alasan dari
meningkatnya impor tersebut adalah untuk menutupi kekurangan dari kebutuhan buah
dan sayuran di dalam negeri. 10
Tingginya importasi produk-produk holtikultura adalah salah satu penyebab
dari defisitnya neraca perdagangan luar negeri Indonesia ( deficit balance of payment ).
Di satu sisi, volume ekspor produk-produk holtikultura Indonesia mengalami
ketimpangan (defisit) jika dibandingkan dengan volume impornya. Pada tahun 2009
8 Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri. 2012. Laporan: Kajian Kebijakan Penentuan Pelabuhan tertentusebagai Pintu Masuk Impor Produk Tertentu. Diakses dari, pada tanggal8 November 2015.
9 Virna P. Setyorini. 2013. “Tolong Kurangi Impor Produk Hortikultura”. Diakses dari, pada tanggal 8
November 2015.10 Muchijidin Rachmat et.al. 2014. Kajian Kebijakan Pengendalian Impor Produk Hortikultura. Pusat Sosial
Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Hal. 1.
http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2014/01/06/Full-Report-Kajian-Pelabuhan-Tertentu.pdfhttp://www.antaranews.com/berita/383077/tolong-kurangi-impor-produk-hortikulturahttp://www.antaranews.com/berita/383077/tolong-kurangi-impor-produk-hortikulturahttp://www.kemendag.go.id/files/pdf/2014/01/06/Full-Report-Kajian-Pelabuhan-Tertentu.pdf
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
9/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
9 Universitas Gadjah Mada
saja, tercatat volume impor produk holtikultura lebih besar (surplus) dibandingkan
dengan volume ekspornya (defisit) sehingga neraca perdagangan Indonesia mengalami
defisit sebesar 1,07 juta ton, sehingga hal ini sedikit tidak dapat memengaruhi stabilitas
kebijakan moneter Indonesia. Hal ini berjalan sedemikian rupa hingga triwulan pertama
tahun 2012 dan masih terus mengalami defisit dalam neraca perdagangan. 11 Berikut
tabel neraca perdagangan luar negeri produk holtikultura Indonesia tahun 2009-2012
sebelum diberlakukannya kebijakan pembatasan importasi produk-produk holtikultura.
Perbandingan Volume Ekspor dan Impor Produk Holtikultura 12
Ekspor-
Impor 2009 2010 2011
2012
TW I
Volume (ton)
Ekspor 447.609 364.139 381.684 89.455
Impor 1.524.666 1.560.798 2.052.271 524.981
Neraca -1.077.057 -1.196.678 -1.670.623 -435.526
Nilai (US$)
Ekspor 379.739 390.740 491.304 117.729
Impor 1.077.463 1.292.868 1.686.131 423.795
Neraca -697.724 -902.148 -1.194.827 -306.066
Dari sisi volume perdagangan luar negeri holtikultura, Indonesia mengalami
defisit absolut, diukur melalui nilai harga berlaku produk hortikultura Indonesia, juga
mengalami defisit neraca perdagangan dari tahun 2009 hingga 2012. Pada tahun 2009,
Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan sebesar 697,724 US$, hal ini terjadi
terus menerus hingga triwulan pertama 2012 dimana Indonesia masih terus mengalami
11https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/
12 Kementerian Pertanian Republik Indonesia, .
https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
10/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
10 Universitas Gadjah Mada
defisit neraca perdagangan untuk produk hortikultura. Ketika defisit neraca
perdagangan holtikultura ini terus menerus berlangsung, otomatis Indonesia akan
semakin merugi atas kebijakan impor yang diberlakukannya selama ini. Oleh karena
itu, presenden seperti ini tidak boleh terulang, atau paling tidak terminimalisir. Bukan
hanya bertujuan untuk melindungi produk dalam negeri yang notabene sudah kalah
saing ( less value of competitive ), akan tetapi juga untuk melindungi perekonomian
nasional Indonesia sendiri. 13
A.2 Kondisi Industri Produk Holtikultura Indonesia sebelum Penerapan
Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura
Perkembangan industri holtikultura Indonesia terbagi atas 3 kelompok produk
utama yaitu: buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Klasifikasi ini didasarkan pada
ketentuan kebijakan pembatasan impor produk-produk holtikultura sebagaimana yang
diatur oleh pemerintah. Kelompok buah-buahan tersebut terdiri dari atas Jeruk,
Mangga, Nanas, Durian, Pepaya, Pisang, Anggur, Apel, Melon, dan Lengkeng.
Sedangkan untuk sayuran terdiri dari bawang merah, bawang putih, kubis, cabe besar,
cabe rawit, kentang dan wortel, serta untuk kelompok tanaman hias adalah anggrek,
krisan, dan heleconia. 14 Total area produk hortikultura di Indonesia untuk komoditas
buah-buahan dan sayuran tercakup dalam Permentan No.89 Tahun 2012 yang
diperbaharui dengan Permentan No. 42 Tahun 2012 mencapai 876.860 ha. Selama
periode tahun 2006 hingga tahun 2010, Komoditas sayuran mengalami peningkatan
areal sebesar 4,12% per tahun, sementara komoditas buah-buahan mengalami
penurunan areal sebesar 4,28% per tahun. Komoditas buah-buahan yang mengalami
penurunan areal yang cukup signifikan adalah nanas, manga, dan jeruk. 15
13 Op.cit .,
14 Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, Op.cit., Hal. 75. 15 Ibid.
https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
11/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
11 Universitas Gadjah Mada
Jika dilihat dari sisi produksi untuk produk hortikultura lingkup Permentan No
89 Tahun 2012, walau areal panen tanaman buah-buahan lebih kecil dibandingkandengan areal panen sayuran, namun produksinya memiliki kontribusi terbesar yang
pada tahun 2010 mencapai produksi sebesar 12 juta ton. Produksi sayuran pada tahun
2010 hanya mencapai 6,6 juta ton (Tabel 4.5). Jika dilihat dari aspek perkembangan
produksinya, selama periode 2006- 2010 produksi cenderung sedikit meningkat sebesar
0,8% per tahun. Sedangkan produksi sayuran cenderung meningkat secara signifikan
sebesar 3% per tahun sejalan dengan adanya peningkatan areal panen. Di lain pihak,
produksi buah-buahan cenderung menurun sebesar minus 0,3% per tahun karenaadanya penurunan areal panennya yang cukup signifikan. 16
16 Ibid ., Hal. 77.
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
12/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
12 Universitas Gadjah Mada
Jika dilihat dari aspek perdagangan, sampai dengan tahun 2011, neraca
perdagangan hortikultura Indonesia (gambar 4.3) masih mengalami defisit secara total
sebesar USD 1.400 juta. Defisit neraca perdagangan tersebut terus meningkat pesat
selama periode 2006-2011. Produk hortikultura yang mengalami defisit neraca
perdagangan yang terbesar adalah produk buah-buahan (Gambar 4.4) kemudian diikuti
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
13/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
13 Universitas Gadjah Mada
oleh produk sayuran (Gambar 4.5). Dengan demikian, sangat diperlukan upaya untuk
dapat mensubtitusi produk-produk hortikultura impor tersebut dengan produk-produk
hortikultura lokal yang pada tahap awal melalui kebijakan proteksi terlebih dahulu
simultan dengan upaya peningkatan daya saing produk-produk hortikultura lokal. 17
A.3 Kondisi Industri Produk Holtikultura Indonesia pasca Penerapan
Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura
Setelah diterapkannya pembatasan volume impor terhadap produk-produk
holtikultura sejak september 2012, bisa terlihat terdapat penurunan total volume impor
produk holtikultra pada periode tahun 2012-2013, yang mengalami penurunan cukup
signifikan. Berikut tabel penurunan volume importasi produk-produk holtikultura pasca
diterapkannya kebijakan pembatasan importasi produk holtikultura.
Tabel Total Impor Produk Holtikultura Indonesia dari Tahun 2012-2015/Agustus Pasca Penerapan Peraturan Pemerintah mengenai Pembatasan
Impor Produk Holtikultura
Nomor Tahun Volume Impor (kg)1 2012 2.064.892.239,002 2013 1.538.104.751,003 2014 1.656.343.897,004 2015/Agustus 953.046.776,00
Pemerintah kemudian merumuskan lagi peraturan pemerintah yang baru melalui
Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 71 tahun 2015. Dalam Peraturan Menteri
Perdagangan RI Nomor 71 Tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia diatur mengenai pembatasan impor pada produk-
produk holtikultura. Pemerintah Indonesia dengan alasan untuk melindungi produsen
dalam negeri dan mengembangkan industri pertanian Indonesia, memilih untuk
melakukan pembatasan impor pada produk-produk holtikultura yang selama ini selalu
mengakibatkan defisit pada neraca perdagangan Indonesia. Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 71 ini dikeluarkan untuk menggantikan Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 16 Tahun 2013 yang juga mengatur tentang pembatasan impor
17 Ibid ., Hal. 79.
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
14/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
14 Universitas Gadjah Mada
produk-produk holtikultura. Dalam Peraturan tersebut jelas disebutkan pada Pasal 2
Ayat 1 mengenai pembatasan produk holtikultura.
Pengambilan sebuah kebijakan dengan dalih untuk melindungi petani domestik
merupakan sebuah keputusan yang biasa dilakukan oleh pemerintah suatu negara. Oleh
karena itu, menjadi keharusan bagi pemerintah Indonesia untuk memiliki sebuah
kebijakan jangka panjang yang memberdayakan petani lokal agar mampu menjadi tuan
rumah di negaranya sendiri, sehingga kelak mampu menciptakan swasembada pangan.
Dalam kasus produk hortikultura, Indonesia sedang berupaya mengembangkan dan
membangun produk lokal yang mampu bersaing dengan produk luar, minimal di dalam
negeri sendiri dimana potensi pasar hortikultura sangatlah besar. Kebijakan ini
diharapkan memberi dampak positif bagi petani untuk meningkatkan produksinya.
Kebijakan yang diambil oleh Kementerian Pertanian RI merupakan sebuah
kebijakan yang wajar untuk dilakukan. Pembatasan importasi terhadap 13 komoditas
hortikultura yang tidak direkomendasikan untuk diimpor ke Indonesia dalam jangka
waktu tertentu, seperti durian, nanas, melon, pisang, mangga, papaya, kentang, kubis,
wortel, cabe, krisan, aggrek, heliconia, notabene merupakan produk-produk
holtikultura yang bisa dihasilkan di Indonesia. Bahkan, sebagian dari produk-produk
tersebut merupakan produk pertanian yang jumlahnya sangat melimpah di Indonesia.
Kementerian Pertanian berargumen bahwa produktivitas hasil pertanian produk
hortikultura tersebut masih mencukupi permintaan pasar dalam negeri sehingga impor
tidak perlu dilakukan.
Kebijakan pembatasan pintu masuk bagi produk impor hortikultura yang
ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan RI juga merupakan sebuah kebijakan yang
relatif wajar dilakukan. Kebijakan penetapan empat pintu masuk itu bertujuan agar
pemerintah mampu melakukan fungsi pengawasan terhadap produk-produk impor
holtikultura. Sebelum kebijakan ini ditetapkan, produk-produk impor hortikultura yangmasuk ke Indonesia boleh melewati pelabuhan atau bandara manapun. Hal ini
mengakibatkan banyaknya produk ilegal yang masuk, ataupun produk legal tetapi tidak
memenuhi standar pangan dan kesehatan yang layak bagi konsumen Indonesia.
Pemberian izin yang ketat dan pemeriksaan terhadap produk-produk impor holtikultura
yang masuk ke Indonesia, menjadikan produk tersebut sesuai dengan standar kelayakan
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
15/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
15 Universitas Gadjah Mada
untuk untuk dapat dikonsumsi secara layak, sehingga menguntungkan dan terjamin
keamanannya bagi konsumen di Indonesia.
Kebijakan pembatasan impor ini memang merupakan kebijakan yang ditujukan
untuk melindungi, memberdayakan, dan memotivasi petani lokal untuk lebih berperan
dalam memenuhi kebutuhan pasar hortikultura domestik. Kebijakan ini juga bertujuan
untuk membatasi membanjirnya produk impor dalam negeri yang menyebabkan produk
lokal kalah saing. Akan tetapi, pelaksanaan kebijakan ini seharusnya diikuti dengan
penguatan aparatur negara dan pembuatan kebijakan lain seperti stabilisasi harga untuk
menghindari terjadinya inflasi akibat kelangkaan produk hortikultura untuk memenuhi
permintaan konsumen lokal. Menjadi hal yang ironi sekiranya, jika kebijakan ini
bertujuan untuk pembangunan industri pertanian nasional, tetapi disisi lain
mengorbankan konsumen dan perekonomian domestik karena menghasilkan produk
hortikultura yang harganya mahal dan tidak berdaya saing yang baik. Pembuatan
kebijakan yang ditujukan untuk menguntungkan konsumen sekaligus melindungi
petani domestik menjadi sebuah keharusan bagi pemerintah Indonesia, terutama dalam
menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) akhir tahun 2015 ini.
B. Dampak Pembatasan Impor Holtikultura terhadap Perekonomian Nasional dan
Mitra Perdagangan Indonesia
B.1 Tingkat Inflasi
Pasca diterapkannya kebijakan pembatasan dan pelarangan impor terhadap
sejumlah komoditas holtikultura, berdampak serius terhadap fluktuasi tingkat inflasi di
Indonesia. Tingkat inflasi tertinggi Indonesia selama 10 tahun terakhir terjadi pada
bulan Januari 2013 sebesar 1,03% dan bulan Februari 2013 sebesar 0,75% dengan total
1,79%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, kontribusi terbesar terhadap laju inflasi
adalah kelompok bahan makanan. Hal ini tidak terlepas dari keluarnya Permentan No.60 Tahun 2012 dan Permendag No. 60 Tahun 2012 yang mengakibatkan 7 komoditas
produk Hortikultura dibatasi dan 13 produk Hortikultura dilarang masuk ke Indonesia
dalam jangka waktu tertentu 18. Berikut ini data tingkat inflasi per-triwulan yaitu 19:
18 Rafika Sari, Log.cit.19 Badan Pusat Statistik Nasional, .
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
16/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
16 Universitas Gadjah Mada
Tahun Triwulan BahanMakanan
MakananJadi,
Minuman,Rokok, danTembakau
Perumahan,Air, Listrik,
Gas, danBahanBakar
Sandang Kesehatan Pendidikan,Rekreasi
danOlahraga
Transportasi,Komunikasi,
dan JasaKeuangan
Umum
2012 III0.75 0.71 0.26 0.84 0.27 1.11 0.34 0.55IV 0.34 0.29 0.25 0.36 0.21 0.11 0.16 0.26
Total Tahunan 5,68 6,11 3,35 4,67 2,91 4,21 2,20 4,30
2013 I 2.503 0.44 0.53 -0.35 0.36 0.12 -0.003 0.803II -0.15 0.44 0.46 -0.88 0.23 0.08 1.32 0.3III 1.44 1.003 0.57 1.57 0.35 0.92 3.25 1.35IV -0.1 0.52 0.46 -0.14 0.28 0.16 0.37 0.25
Total Tahunan 11,35 7,45 6,22 0,52 3,70 3,91 15,36 8,38
2014 I 0.89 0.53 0.45 0.4 0.47 0.19 0.19 0.47
II -0.08 0.37 0.29 0.06 0.46 0.13 0.21 0.19III 0.71 0.67 0.65 0.30 0.33 0.9 0.17 0.56IV 1.87 1.03 0.99 0.26 0.59 0.22 3.33 1.47
Total Tahunan 10,57 8,11 7,36 3,08 5,71 4,44 12,14 8,36
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa pada triwulan I tahun 2013 di mana
kebijakan pembatasan impor mulai efektif berlaku, terjadi peningkatan inflasi dari
kelompok bahan makanan yang sangat signifikan dibanding inflasi triwulan akhir tahun
2012, yakni dari 0,34% menjadi 2,503%. Inflasi dari kelompok makanan tersebutmerupakan kontribusi terbesar bagi inflasi umum triwulan pertama di Indonesia tahun
2013. Pada akhir tahun 2013 dan 2014, inflasi dari kelompok bahan makanan masih
menjadi penyumbang besar bagi inflasi secara umum.
Inflasi dari kelompok bahan makanan ini diakibatkan berkurangnya produk
impor hortikultura ( supply ) yang sebelumnya merupakan produk yang mendominasi
pasar di Indonesia. Jumlah produk hortikultura dalam negeri yang tidak memenuhi
permintaan pasar domestik ( demand ), mengakibatkan kenaikan harga pada produkhortikultura. Pada akhirnya, peningkatan harga pada produk hortikultura ini
mengakibatkan inflasi. Sementara keran impor sebagai salah satu alternatif sumber
pasokan dalam negeri telah ditutup atau/ dibatasi akibat dari peraturan-peraturan yang
dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia.
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
17/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
17 Universitas Gadjah Mada
B.2 Nilai Tukar Rupiah
Pasca diberlakukannya kebijakan pembatasan dan pelarangan impor terhadap
produk-produk holtikultura, secara relatif berdampak terhadap fluktuasi nilai tukar
rupiah terhadap dolar AS. Mengingat, dengan adanya pembatasan dan pelarangan
impor terhadap sejumlah komoditas holtikultura, menyebabkan permintaan mata uang
asing khususnya dolar AS mengalami penurunan sebagai mata uang transaksi
internasional ( demand ), akibatnya, supply mata uang dolar di pasar valas Indonesia
mengalami penurunan. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa, ada sejumlah faktor
lainnya yang memengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, salah satunya
adalah karena masih adanya ekses pelemahan perekonomian global yang berimbas pada
stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar AS. Berikut ini
data fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar AS terhitung sejak
pemberlakuan kebijakan pelarangan dan pembatasan impor produk-produk holtikultura
ke Indonesia yaitu:
Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar 2012 – 2013 20
Tahun US Dollar2014 11878.302013 10451.372012 9380.39
Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar Januari 2013 – Desember 2014
Tahun 20141/12/14 12438.291/11/14 12158.301/10/14 12144.871/9/14 11890.771/8/14 11706.671/7/14 11689.06
1/6/14 11892.621/5/14 11525.941/4/14 11435.751/3/14 11427.051/2/14 11935.101/1/14 12179.65
Tahun 20131/12/13 12087.10
20 Bank Indonesia, .
http://www.bi.go.id/http://www.bi.go.id/
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
18/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
18 Universitas Gadjah Mada
1/11/13 11613.101/10/13 11366.901/9/13 11346.241/8/13 10572.501/7/13 10073.391/6/13 9881.531/5/13 9760.911/4/13 9724.051/3/13 9709.421/2/13 9686.651/1/13 9687.33
Dari data tersebut, dapat terlihat bahwa nilai tukar rupiah semakin menurun
terhadap mata uang US dollar. Awal tahun 2013, nilai tukar rupiah adalah sebesar Rp.
9.687,33 dan menurun pada akhir tahun 2014 hingga mencapai Rp. 12.438,29. Padaakhir tahun 2013 dan awal tahun 2014 menurun drastis hingga mencapai Rp. 12.179,65
per 1 US dollar. Hal ini sejalan dengan setelah diberlakukannya Peraturan Menteri
Perdagangan no. 47 tahun 2013 tentang Ketentuan Impor Produk Hortikultura yang
mulai diberlakukan pada tanggal 2 September 2013, peraturan tersebut secara langsung
mengakibatkan melemahnya nilai tukar rupiah. Dapat terlihat bahwa setelah bulan
Januari 2014, nilai tukar rupiah kembali menguat. Meskipun tidak dapat dipungkiri
bahwa tentu terdapat faktor-faktor lain yang mengakibatkan nilai tukar rupiah
melemah, namun pembatasan impor produk hortikultura merupakan salah satu faktor
yang sangat mempengaruhi hal tersebut.
B.3 Mitra Perdagangan Indonesia
Protes dari Amerika Serikat dan New Zealand
Dinamika pemberlakuan kebijakan pembatasan dan pelarangan impor terhadap
sejumlah produk-produk holtikultura yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan
dan Kementerian Pertanian Republik Indonesia tersebut menciptakan polemik dan
resistensi oleh mitra-mitra perdagangan Indonesia. Buntut dari kebijakan tersebut
adalah adanya protes dari Amerika Serikat dan Selandia Baru. Namun, yang lebih
menarik adalah Tiongkok sebagai mitra teratas perdagangan luar negeri Indonesia
khususnya terkait dengan produk-produk holtikultura justru tidak mengajukan protes
terhadap Indonesia.
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
19/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
19 Universitas Gadjah Mada
Pemerintah kedua negara ini memprotes kebijakan pemerintah Indonesia dan
mengajukan langkah notifikasi dan keberatan kepada Organisasi Perdagangan Dunia
(World Trade Organization atau/WTO) berkaitan dengan kebijakan ini pada Bulan
Januari 2013. Nilai impor hortikultura Indonesia dari AS hanya 120 juta dollar AS per
tahun. Tidak lebih dari 12 persen dari total impor hortikultura. Perlu dipahami bahwa,
AS dan New Zealand juga bukan merupakan mitra strategis bagi impor produk-produk
holtikultura Indonesia. 21
Pemerintah Indonesia berkeyakinan bahwa tidak ada aturan WTO yang
dilanggar sehubungan dengan kebijakan tersebut. Sebaliknya, Pemerintah Indonesia
menganggap pelaksanaan larangan impor ini sesuai dengan prinsip Safeguard
Measures di WTO yang memperbolehkan larangan atau batasan impor dengan syarat-
syarat tertentu. Safeguard Measures adalah metode yang diperbolehkan WTO untuk
menghindari runtuhnya industri dalam negeri yang sejenis. Metode ini bisa dilakukan
dengan cara pembatasan impor, larangan impor ataupun lainnya selama terpenuhi
adanya Serious Injury pada industri dalam negeri. Metode ini bisa juga dijadikan
sebagai “alasan” agar produk-produk asing seperti produk hortikultura tidak masuk ke
pasar dalam negeri sehingga mengurangi kompetisi yang diterima oleh para produsen
produk hortikultura lokal.
Karena telah dilaporkan ke WTO maka tidak ada pilihan bagi Indonesia, kecuali
segera menjawab protes Amerika Serikat dan Selandia Baru itu dalam 60 hari, sebelum
meningkat menjadi permintaan arbitrase yang lebih rumit dan menguras energi.
Pemerintah Indonesia telah merespon keberatan tersebut melalui dua kali pertemuan
pada Februari 2013 dan Juni 2014 dengan memberikan jawaban yang lengkap alasan
dibalik pengambilan keputusan tersebut.
Bibliografi
Buku
Dunn, William N. 2003. Public Policy Analysis: An Introduction Second Edition(Terjemahan). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
21 Bustanul Arifin, “Diplomasi Hortikultura Dimulai dari Dalam Negeri”, “ Koordinasi Perguruan Tinggi SwastaWilayah XII ”, 4 Februari 2013. Diakses dari < http://www.kopertis12.or.id/2013/02/04/diplomasi-hortikultura-dimulai-dari-dalam-negeri.html >, pada tanggal 29 Oktober 2015.
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
20/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
20 Universitas Gadjah Mada
Subarsono, A. G. 2005. Analisis Kebijakan Publik . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anderson, James E. 1979. Public Policy Making . New York: Holt, Renehart and Wisto.
Koo, Won W., and P. Lynn Kennedy. 2005. International Trade and Agriculture . United
Kingdom: Blackwell Publishing.Artikel Jurnal
Winardi, W., “Dampak Pembatasan Impor Hortikultura terhadap Aktivitas Perekonomian,Tingkat Harga dan Kesejahteraan”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 16, No. 1,Juli 2013.
Sari, Rafika, “Tingkat Inflasi dan Kebijakan Pembatasan Impor Hortikultura”, Info SingkatEkonomi dan Kebijakan Publik, Vol. V, No. 05/I/P3DI, Maret 2013.
Rachmat, Muchijidin et.al. , 2014, Kajian Kebijakan Pengendalian Impor Produk Hortikultura.Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian , Badan Penelitian dan PengembanganPertanian.
Report
Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, 2012, Laporan: Kajian Kebijakan PenentuanPelabuhan tertentu sebagai Pintu Masuk Impor Produk Tertentu . Diakses dari, pada tanggal 8 November 2015.
Documents from Websites
Virna P. Setyorini, 2013, “Tolong Kurangi Impor Produk Hortikultura”. Diakses dari,
pada tanggal 8 November 2015.
Bustanul Arifin, “Diplomasi Holtikultura Dimulai dari Dalam Negeri”, “Koordinasi PerguruanTinggi Swasta Wilayah XII”, 4 Februari 2013. Diakses dari <http://www.kopertis12.or.id/2013/02/04/diplomasi-hortikultura-dimulai-dari-dalam-negeri.html >, pada tanggal 29 Oktober 2015.
Websites
Badan Pusat Statistik Nasional, .
Bank Indonesia, < www.bi.go.id >.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia, < http://hortikultura.deptan.go.id/ >.
< https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard- produk-hortikultura-indonesia/ >.
http://www.bi.go.id/http://hortikultura.deptan.go.id/https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/https://qonitriadi.wordpress.com/2013/04/13/kontradiksi-as-terhadap-kebijakan-safeguard-produk-hortikultura-indonesia/http://hortikultura.deptan.go.id/http://www.bi.go.id/
-
8/18/2019 Kebijakan Pembatasan Impor Holtikultura Indonesia
21/21
Kebijakan Pembatasan Impor…, Makalah Presentasi Kelompok, Pascasarjana HI UGM, 2015
21 Universitas Gadjah Mada