Profil Gender Kabupaten Majene i
KATA SAMBUTAN
BUPATI MAJENE
Instruksi Presiden Nimor 9 Tahun 2000 tentang pengarusutamaan
Gender (PUG). Dalam pembangunan nasional dikeluarkan untuk
mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Strategi
pengurusutamaan gender ini kemudian diimplementasikan kedalam
seluruh proses pembangunan nasional. Selain itu pengurusutamaan
gender merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan fungsional
semua instansi dan lembaga pemerintah ditingkat pusat daerah.
Untuk mengimplementasikan pelaksanaan pengurusutamaan gender
didaerah maka diterbitkan Peraturan Menteri Nomor 15 Tahun 2008
tentang Pedoman Umum pelaksanaan pengurusutamaan gender di daerah,
mengingat dalam penyelengaraan pemerintah, pembangunan, dan
pelayanan masyarakat di daerah masih terdapat ketimpangan,
kesenjangan dan ketidakadilan gender, sehingga diperlukan strategi
pengintegrasian gender melalui perencanaan, penyusunan, pelaksanaan
penganggaran, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan program dan
kegiatan pembangunan di daerah.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut menyebutkan yang
dimaksud dengan Pengurusutamaan Gender (PUG) di daerah adalah
strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi satu
dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelakasanaan
penganggaran, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan program dan
kegiatan pembangunan di daerah.
Dengan dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000, maka
Pemerintah Daerah baik Provinsi Maupun Kabupaten/kota Wajib
melaksanaan pengurusutamaan gender di dalam wilayah masing-masing
dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15
Tahun 2008 sebagaimana mestinya. Kabupaten Majene sebagai salah satu
Kabupaten di Indonesia tengah berupaya melaksanakan pengurusutamaan
gender. Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut, Pemerintah
Profil Gender Kabupaten Majene ii
Profil Gender Kabupaten Majene iii
KATA SAMBUTAN
KEPALA BAPEDA KABUPATEN MAJENE
Untuk mendukung pelaksanaan PUG, Bapeda akan terus mendorong
keterlibatan semua OPD utamanya bagian Program agar dapat dipastikan
program dan kegiatan di OPD responsif gender. Selain itu pelatihan dan
sosialisasi akan terus dilaksanakan dengan tujuan semua pihak dapat
memahami dan memberi dukungan, sehingga akhirnya PUG dapat
terwujud dan mimpi kita membangun kesetaraan serta keadilan dapat
teralisasi.
Perencanaan berbasis gender merupakan implementasi dari
pemenuhan hak asasi manusia. Kesetaraan gender adalah persamaan
status perempuan dan laki-laki untuk merealisasikan hak asasinya secara
penuh dan sama-sama berpotensi untuk menyumbangkan kepada
pembangunan, politik, ekonomi, sosial budaya, serta menikmati hasilnya.
Dalam sisi perencanaan, program gender harus diletakkan pada
dimensi pelayanan yang bermuara pada peningkatan partispasi perempuan
dalam setiap tahapan kegiatan dan program. Terkait dengan pelibatan
perempuan dalam pembangunan maka perlu dikaji ulang berbagai regulasi
seperti pelibatan perempuan dalam politik dibatasi 30%, penentuan
jabatan yang masih berpihak pada laki-laki walaupun ini tidak tertulis,
tetapi dalam menjawab keadilan gender maka sesungguhnya telah terjadi
pelanggaran. Olehnya itu perlu dilakukan upaya yang lebih progresif
sehingga pengurusutamaan gender menjadi prioritas.
Upaya mendukung PUG selain dari segi perencanaan, pelasanaaan
dan evaluasi maka hal yang paling mendasar adalah membangun trust
building di semua stakelholders, sehingga para pemangku kebijakan dapat
percaya dan tergugah pikirannya, serta serius mengimplementasikan
dalam gerak langkah kehidupan. Perlu disadari bahwa sampai saat ini,
masih banyak pihak yang kurang memberi respon positif terkait PUG,
sehingga harus ada usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana
dengan baik. Kami disektor perencana menyadari betul akan hal ini, dan
Profil Gender Kabupaten Majene iv
Profil Gender Kabupaten Majene v
KATA SAMBUTAN
KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN
ANAK KABUPATEN MAJENE
Pemerintah Kabupaten Majene melaksanakan pengurusutamaan
gender dengan kewajiban menyusun kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan berprespektif gender yang dituangkan dalam rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Majene
Tahun 2016-2021. Pelaksanaan pengurusutamaan gender diintegrasikan
pada Bab V tentang visi yaitu: “MAJENE PROFESIONAL, PRODUKTIF &
PROAKTIF 2021”. Dijabarkan kedalam 6 (enam) misi sebagai berikut: 1)
Mewujudkan sumber daya manusia dan masyarakat Kabupaten
Majene yang berkualitas; 2) Mewujudkan kesejahteraan sosial
masyarakat; 3) Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya
alam bidang pertanian, perikanan kelautan dan pariwisata; 4)
Memperkuat dan meningkatkan pertumbuhan perekenomian
kerakyatan dengan mengoptimalkan potensi daerah yang didukung
oleh kemandirian masyarakat; 5) Meningkatkan pembangunan
infrastruktur bagi percepatan aspek-aspek pembangunan; 6)
Supremasi hukum dalam menciptakan pemerintahan yang bersih dan
profesional dengan peningkatan kapasitas aparatur didasarkan pada
nilai- nilai kebenaran dan berkeadilan.
Dinas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (PP & PA)
Kabupaten Majene, berdasarkan tugan dan fungsinya, secara teknis
menkoordinir pelaksanaan pengurusutamaan gender di Kabupaten Majene.
Berupa strategi penyusunan, pelaksanaan, penganggaran, pemantauan
dan evaluasi pengurusutamaan gender yang diintegrasikan kedalam
kebijakan program dan kegiatan pembangunan di Kabupaten Majene.
Strategi fungsional penyusunan, pelaksanaan penganggaran,
pemantaun dan evaluasi meliputi pemenuhan 7 (tujuh) prasyarat
pengusutamaan gender yaitu : komitmen, kebijakan, kelembagaan, sumber
daya, data pilah, alat analisis dan partisipasi masyarakat.
Dalam pelaksanaan pengurusutamaan gender di Kabupaten Majene
perlu menyusun profil pelaksanaan pengurusutamaan gender (PUG) yang
menyajikan data dan informasi tentang pelaksanaan pengurusutamaan
gender (PUG) dan perencanaan penganggaran responsif gender (PPRG).
Data dan informasi dimaksud dapat menjadi bahan evaluasi dalam
pengambilan keputusan guna menetapkan kebijakan dan proram
pembangunan yang respionsif gender. Untuk itu Dinas pemberdayaan
Profil Gender Kabupaten Majene vi
Profil Gender Kabupaten Majene vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia, taufik, dan hidayat-Nya sehingga penyusunan profil
Pengurusutamaan Gender (PUG) Provinsi Sulawesi Barat ini dapat
diselesaikan. Profil ini memberikan gambaran tentang pengurusutamaan
gender di Kabupaten Majene.
Penyusunan profil pelaksanaan PUG diharapkan dapat mendukung
kebijakan yang responsif gender, dan juga digunakan sebagai paduan
langkah-langkah pencapaian keadilan dan kesetaraan gender, mengetahui
perkembangan pelaksanaan PUG dan serta memberikan informasi proses
pendataan pelaksanaan PUG di Provinsi Sulawesi Barat.
Terimaksih kami ucapakan kepada :
1. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlidungan Anak Deputi
Bidang Pengurusutamaan Gender (PUG)
2. H. Fahmi Massiara, MH, selaku Bupati Majene
3. H. Lukman, S.Pd, M.Pd, selaku Wakil Bupati Majene
4. Andi Adlina Basharoe, SP,M.Si, selaku Kepala Bappeda Kabupaten
Majene
5. Hj. Riadiah Zakariyah, S.Sos, MM. Selaku Kepala Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Majene
6. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyusunan
profil ini baik materil maupun nonmateril yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Kami menyadari bahwa penyusunan profil ini belum sempurna Oleh
karena itu semua masukan dan saran demi perbaikan profil ini, penulis
membuka seluas-luasnya dengan senang hati untuk menerimanya untuk
perbaikan serta penyempurnaan tulisan dimasa mendatang.
Majene, Agustus 2018
TIM PENYUSUN
Profil Gender Kabupaten Majene viii
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN BUPATI MAJENE ........................................................ i
KATA SAMBUTAN KEPALA BAPEDA ........................................................ iii
KATA SAMBUTAN KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK ................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Dasar Hukum .................................................................................. 2
1.3. Tujuan dan Manfaat ........................................................................ 3
1.4. Ruang Lingkup ................................................................................ 3
1.5. Sistematika Penulisan ...................................................................... 3
BAB II KONDISI WILAYAH ....................................................................... 5
2.1. Kondisi Gegrafi ................................................................................. 5
2.2. Kondisi Demografi ............................................................................ 7
BAB III KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA ............................................ . 11
3.1. Struktur Rumah Tangga .................................................................. 11
BAB IV CAPAIAN PROGRAM PUG DI KABUPATEN MAJENE ................... 13
4.1. Prasyarat Pelaksanaan PUG ............................................................ 13
4.1.1. Komitmen Pemerintah Kabupaten Majene ........................... 13
4.1.2. Kebijakan ............................................................................ 22
4.1.3. Kelembagaan ....................................................................... 26
4.1.4. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Anggaran ........................ 29
4.1.5. Data Pilah ............................................................................ 34
4.2. Inovasi Pelaksanaan PUG ................................................................ 51
Profil Gender Kabupaten Majene ix
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan ........................................................................................ 57
5.2. Rekomendasi .................................................................................. 58
LAMPIRAN
1. SK Bupati 824/HK/KEP-BUP/IV/2018 tentang Pembentukan Tim
Kelompok Kerja Pengurusutamaan gender di Kabupaten Majene.
Profil Gender Kabupaten Majene 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam Pembangunan Nasional,
pembangunan menuju kesetaraan gender adalah keniscayaan yang
tidak ditawar lagi. Semua sektor pembangunan, baik pusat maupun
daerah harus diberikan perhatian dan dukungan dalam proses
pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Data dan informasi gender memegang peranan penting dalam proses
perencanaan pembangunan berbasis gender. Bahkan merupakan
salah satu input yang berperan sama penting dengan input-input
lainnya. Oleh karena itu data gender seharusnya dianggap pula
sebagai suatu sumber daya yang harus di kelola sama baiknya
dengan sumber daya lainnya.
Melalui PUG diharapkan mampu mentransformasikan keadaan
tidak setara antara perempuan dan laki-laki dalam hak dan kondisi
sosial, menjadi setara bagi keduanya serta terpenuhinya kebutuhan
praktis dan strategis gender. Pengarusutamaan gender (PUG) telah
menjadi isu lintas bidang dalam pembangunan sejak diterbitkannya
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam pembangunan, Inpres telah
mengamanatkan kepada seluruh Menteri/Kepala Lembaga N0n-
Kementrian, Gubernur dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia untuk
melaksanakan PUG guna terselenggaranya perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan, program dan
kegiatan yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan
fungsi serta kewenangan masing-masing.
Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(KPP-PA) telah menetapkan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
Perempuan Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Data
Gender dan Anak. Peraturan ini merupakan tindak lanjut dari
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembangunan
Wewenang antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota, yang mewajibkan Gubernur, Bupati dan Walikota
menyampaikan laporan penyelenggaraan data gender dan anak
kepada Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.
Profil Gender Kabupaten Majene 2
Dengan di keluarkannya Permendagri Nomor 67 Tahun 2011
tentang Pedoman Umum PUG di Daerah
Pelaksanaan PUG di daerah diperkuat dengan dikeluarkannya
Permendagri Nomor 67 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum PUG di
Daerah memperkuat pelaksanaan PUG di daerah. Akan terlaksana
dengan baik jika semua pihak terlibat dalam pembangunan baik
Pemerintah, DPRD, dan Masyarakat memiliki komitmen untuk
melaksanakannya. Salah satu cara efektif untuk membangun
komitmen ini adalah dengan melibatkan berbagai pihak untuk
melakukan evaluasi terhadap kondisi pelaksanaan PUG dan
merefleksikan hasilnya.
Pemenuhan tujuh prasyarat PUG menjadi tantangan dalam
implementasi PUG Keberadaan Komitmen pimpinan dan atau
kebijakan daerah menjadi bagian pendukung suksesnya PUG di
Daerah. Kebutuhan akan tim kerja yang solid untuk menterjemahkan
kebijakn dalam tataran praktis akan menjadi dominan dan strategis
terlebih dalam melakukan advokasi ke pihak lain. Untuk melihat
sejauh mana gambaran PUG dilaksanakan dan untuk melakukan
penilaian atas pelaskanaan PUG di Provinsi Sulawesi Barat, maka
diperlukan penyusunan “Profil Pelaksanaan Pengarusutamaan
Gender (PUG)” serta menjadi bahan rujukan dalam penerapan
pelaksana PUG di Pemerintah Kabupaten Majene.
1.2. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional:
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
Keuangan antara pemerintah pusat dan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha;
5. Peraturan pemerintah Nomorb41 Tahun 2007 tentang organisasi
perangkat Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata cara Penyusunan, Pengadilan, dan Evaluasi Perencanaan
Pembangunan Daerah;
7. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaam gender dalam Pembangunan Nasional;
8. Instruksi Presiden nomor 3 Tahun 2010 tentang pogram
pembangunan Yang Berkeadilan;
9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
Profil Gender Kabupaten Majene 3
10. Peraturan Menteri Dalam negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Peraturan Pelaksana Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah;
11. Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua
atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15
Tahun 2008 Tentang Pedoman Umum Pelaksana
Pengarusutamaan Gender Di Daerah.
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan publikasi informasi profil pengarusutamaan gender (PUG)
adalah menyajikan data terpilah yang dapat menginformasikan
kondisi perempuan dibanding laki- laki yang terkait dengan masalah
kependudukan, karakteristik rumahtangga, pendidikan, kesehatan
dan keluarga berencana, ketenagakerjaan, sektor publik, dan
penyandang disabilitas.
1.4. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup penyusunan “Profil Pengarusutamaan Gender (PUG)
Kabupaten Majene adalah informasi hasil kegiatan sektor sebagai
wujud implementasi pengarusutamaan gender di Kabupapaten
Majene.
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika Profil Pengarusutamaan Gender (PUG) Kabupaten Majene
Tahun 2018 adalah sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan dan Manfaat
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Landasan Hukum
1.5. Sistematika Penulisan
BAB II. KONDISI WILAYAH
2.1. Kondisi Geografi
2.2. Kondisi Demografi
BAB III. KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA
3.1. Struktur Rumah Tangga
Profil Gender Kabupaten Majene 4
BAB IV. CAPAIAN PROGRAM PUG DI KABUPATEN MAJENE
4.1. Prasyarat Pelaksanaan PUG
4.2. Inovasi Pelaksanaan PUG
BAB V. PENUTUP
5.1. Simpulan
5.2. Rekomendasi
Profil Gender Kabupaten Majene 5
BAB II
KONDISI WILAYAH
2.1. KONDISI GEOGRAFI
Kabupaten Majene memiliki luas wilayah 947,840 km2, sekitar
5,60 persen dari luas provinsi Sulawesi Barat, secara administratif
memiliki batas wilayah sebagai berikut :
- Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Mamuju.
- Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Polewali Mandar
dan Kabupaten Mamasa.
- Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Mandar.
- Serta disebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar.
Gambar 2.1. Peta Kabupaten Majene
Kabupaten Majene terdiri dari 8 (delapan) Kecamatan, 82
Desa/Kelurahan. Rincian Kecamatan berikut luas wilayahnya dapat
disajikan pada table berikut :
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Ibukota Kecamatan, dan Jumlah Desa/Kelurahan
Menurut Kecamatan
No Kecamatan Luas Wilayah
Ibukota Kecamatan
Jumlah Desa/Kel.
Km2 %
1 Banggae Timur 25,15 3,17 Labuang
Utara
9
2 Banggae 30,04 2,65 Totoli 8
Profil Gender Kabupaten Majene 6
3 Pamboang 70,19 7,41 Lalampanua 15
4 Sendana 82,24 8,68 Mosso Dhua 16
5 Tammeroddo
Sendana 55,40 5,84 Tammeroddo 7
6 Tubo Sendana 41,17 4,34 Bonde-Bonde 7
7 Ulumanda 456,00 48,11 Kabiraan 8
8 Malunda 187,65 19,80 Malunda 12
Kabupaten Majene 947,84 100 Kec.
Banggae
Timur
82
Sumber : BPS Kabupaten Majene
a. Letak dan Kondisi Geografis
Kabupaten Majene terletak antara 20 83’ 45” Lintang Selatan dan
antara 1180 45’ 00” – 1190 4’ 45” Bujur Timur. Wilayah
Kabupaten Majene berbatasan dengan Kabupaten Mamuju
disebelah utara dan Kabupaten Polewali Mandar di sebelah timur,
Batas sebelah selatan dan barat masing-masing Teluk Mandar dan
Selat Makassar. Posisi Strategis ini kemudian didukung dengan
Pelabuhan Laut yang berada di Kecamatan Banggae dan
Kecamatan Sendana.
b. Kondisi Topografi
Kabupaten Majene dibangun oleh wilayah yang topografinya
bervariasi dari datar sampai berbukit dan bergunung, dengan
kemiringan lereng kurang dari 3 % sampai lebih dari 100 %.
Hamparan daerah dengan topografi datar ditemukan di sepanjang
wilayah paralel dengan garis pantai kabupaten ini. Hamparan
wilayah datar terutama ditemukan mulai dari pantai barat
Kecamatan Sendana menuju ke selatan sampai ke Kecamatan
Banggae dan Banggae Timur yang merupakan (Ibukota
Kabupaten). Sebagian besar wilayah Kabupaten Majene dengan
kondisi topografi berbukit dan bergunung hampir merata di semua
kecamatan. c.
Klasifikasi ketinggian wilayah Kabupaten Majene dari permukaan
air laut mulai dari 0-25 m sampai diatas 1.000 meter. Berdasarkan
kelas ketinggian muka laut yang tersebar pada umumnya
tergolong kelas ketinggian 100-500 meter yakni 38,69% dan
ketinggian 500-1000 meter yakni 35,98% dari total keseluruhan
wilayah
Profil Gender Kabupaten Majene 7
kabupaten. Untuk lebih jelasnya mengenai klasifikasi
ketinggian dari permukaan laut menurut wilayah kecamatan,
sebagaimana pada peta dibawah ini.
Gambar 2.2 Peta Topografi Kabupaten Majene
Profil Gender Kabupaten Majene 8
Topografi Kabupaten Majene berdasarkan elevasi (ketinggian dari
permukaan laut), Kecamatan dengan dataran tertinggi di
Kabupaten Majene adalah Kecamatan Sendana dengan Ketinggian
50 meter diatas permuakaan laut sedangkan kecamatan dengan
dataran terendah adalah kecamatan banggae dengan ketinggian
hanya 0,25 meter diatas permukaan laut.
Tabel 2.2.
Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL) menurut Kecamatan
di Kabupaten Majene
No Kecamatan Ibu Kota
Kecamatan Tinggi (Meter)
1 Banggae Totoli 0,25
2 Banggae Timur Labuang Utara 1,30
3 Pamboang Lalampanua 9,01
4 Sendana Mosso Dhua 50,00
5 Tammeroddo Tammeroddo 0,30
6 Tubo Sendana Bonde-Bonde 7,69
7 Malunda Malunda 3,00
8 Ulumanda Kabiraan 30,00 Sumber : BPS Kabupaten Majene
2.2. KONDISI DEMOGRAFI
Kabupaten Majene dengan luas wilayah 947,840 km2 memiliki
jumlah penduduk sekitar 166.397 jiwa (tahun 2016), jumlah
penduduk berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari jumlah
penduduk laki-laki. Hal ini tergambar dalam rasio angka jenis
kelamin yang lebih besar dari jumlah penduduk laki-laki.
Didalam kehidupan berbangsa dan bernegara, agama
merupakan faktor paling penting demi terwujudnya cita-cita
pembangunan nasional, yiatu terciptanya kehidupan yang sejahtera,
adil dan makmur, serta stabilitas yang baik disegala bidang
kehidupan baik secara lahiriyah maupun batiniah. Untuk
mewujudkannya, tidak hanya SDM (sumber daya manusia) yang
berkualitas di bidangnya yang dibutuhkan namun juga diperlukan
SDM yang memiliki moral dan kahlak yang baik. Hal ini dapat
terwujud apabila ummat beragama diberikan perlindungan untuk
melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan sesuai agama masing-
masing dengan aman dan tenteram dengan diikuti sikap saling
toleransi yang tinggi sehingga terwujud kerukunan hidum umat
beragama yang saling menghargai dan menghormati satu sama
lainnya.
Profil Gender Kabupaten Majene 9
Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama
di Kabupaten Majene Tahun 2017
No Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Budha
1 Banggae 99,68 0,81 0,08 - 0,04
2 Banggae Timur 99,66 0,23 0,09 - 0,01
3 Pamboang 99,97 0,02 - - -
4 Sendana 99,96 0,04 - - -
5 Tammeroddo 99,98 0,02 - - -
6 Tubo Sendana 100 - - - -
7 Malunda 99,98 0,02 - - -
8 Ulumanda 100 - - - - Sumber : BPS Kabupaten Majene
Tidak dipungkiri bahwa ketersediaan fasilitas tempat ibadah
mutlak diperlukan, untuk itu pemerintah terus berupaya
meningkatkan ketersediaan fasilitas tersebut, baik dari segi
peningkatan kualitasnya maupun kuantitasnya.
Tabel 2.4.
Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kecamatan dan Agama
di Kabupaten Majene Tahun 2017
No Kecamatan Mesjid Mushollah Gereja
1 Banggae 42 25 -
2 Banggae Timur 45 30 1
3 Pamboang 46 19 -
4 Sendana 46 6 -
5 Tammeroddo 33 13 -
6 Tubo Sendana 22 6 -
7 Malunda 42 9 -
8 Ulumanda 31 6 -
Sumber : BPS Kabupaten Majene
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir peningkatan jumlah
pemeluk agama islam sebanyak 99,85% yang diikuti dengan
peningkatan jumlah mesjid sebanyak 307 Masjid.
Laju Pertumbuhan penduduk Kabupaten Majene periode 2010-2016
berdasarkan data dari BPS adalah 1,53 persen dibawah angka
Provinsi Sulawesi Barat 2,04 persen dan angka Nasional 1, 47 persen.
Hal ini berarti laju pertumbuhan penduduk pada kurun 7 Tahun
rendah dan dapat diartikan program pengendalian penduduk
menunjukkan tingkat keberhasilan.
Profil Gender Kabupaten Majene 10
Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Majene Tahun 2013-2016
No Kecamatan Jumlah Penduduk
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Banggae 20.409 20.961 41.370
2 Banggae Timur 15.125 16.259 31.384
3 Pamboang 10.825 11.544 22.369
4 Sendana 11.008 11.958 22.966
5 Tammeroddo 5.650 5.875 11.525
6 Tubo Sendana 4.446 4.557 9.003
7 Malunda 9.287 9.462 18.749
8 Ulumanda 4.569 4.462 9.031
Majene 2016 81.319 85.078 166.397
2015 80.068 83.828 163.896
2014 78.607 82.525 161.132
2013 77.521 81.369 158.890 Sumber : BPS Kabupaten Majene
Dari aspek Pertumbuhan Penduduk yang disebabkan oleh
Pertumbuhan Penduduk alami (faktor kelahiran) dan angka migrasi
penduduk masuk, maka laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Majene tiap Kecamatan dapat diketahui seperti dalam tabel berikut :
Tabel 2.5.
Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Majene Tahun 2010,2015 dan 2016
No Kecamatan Jumlah Penduduk Laju
Pertumbuhan Penduduk
2010 2015 2016
1 Banggae 37.333 40.646 41.370 1,70
2 Banggae Timur 28.550 30.886 31.384 1,57
3 Pamboang 20.800 22.134 22.369 1,20
4 Sendana 20.374 22.577 22.966 1,99
5 Tammeroddo 10.584 11.383 11.525 1,41
6 Tubo Sendana 8.214 8.878 9.003 1,52
7 Malunda 16.986 18.464 18.749 1,64
8 Ulumanda 8.266 8.928 9.031 1,47
Majene 151.107 163.896 166.397 1,60 Sumber : BPS Kabupaten Majene
Profil Gender Kabupaten Majene 11
BAB III
KARAKTERISTIK RUMAH TANGGA
Istilah rumah tangga sering diartikan sebagai keluarga, padahal
keduanya mempunyai arti yang berbeda. Pengertian rumah tangga lebih
mengacu pada sisi ekonomi, sedangkan keluarga lebih mengacu pada
hubungan kekerabatan, fungsi sosial dan lain sebagainya.
Definisi rumah tangga berbeda dengan keluarga, definisi rumah
tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian
atau seluruh bangunan tempat tinggal dan biasa tinggal bersama serta
pengelolaan kebutuhan sehari-hari menjadi satu, sedangkan yang
dimaksud dengan keluarga adalah sekumpulan orang yang tinggal dalam
satu rumah atau lebih yang masih mempunyai hubungan
kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan
lain-lain. Sehingga, dalam satu rumah tangga bisa terdiri dari lebih satu
keluarga.
3.1. Struktur Rumah Tangga
Struktur sosial yang menempatkan laki-laki sebagai kepala
rumah tangga masih mengakar kuat pada sebagian besar masyarakat
Indonesia. Hal ini terlihat Sebagian besar rumah tangga dengan
kepala rumah tangga laki- laki, anggota rumah tangganya masih
lengkap sehingga perempuan sebagai istri dalam rumah tangga
berperan sebagai ibu rumah tangga meskipun istri yang mencari
nafkah.
Banyaknya anggota rumah tangga akan berpengaruh pada
biaya hidup yang harus ditanggung oleh rumah tangga. Secara
umum, biaya hidup akan lebih kecil pada rumah tangga dengan
jumlah anggota rumah tangga yang sedikit bila dibandingkan dengan
rumah tangga yang beranggotakan lebih banyak.
Profil Gender Kabupaten Majene 12
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu
program pemerintah yang berkaitan dengan jumlah anggota rumah
tangga. Pemerintah menyelenggarakan program KB yang dilandaskan
pada Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Konsep
keluarga kecil yang dimaksudkan dalam program tersebut adalah
nucleus family yang terdiri dari ayah, ibu, dan maksimal dua orang
anak. Maka secara kuantitatif, konsep keluarga kecil dapat diartikan
sebagai keluarga dengan jumlah anggota keluarga maksimal empat
orang.
Menurut Jumlah Keluarga dan jumlah jiwa dalam keluarga hasil
pendataan keluarga rata-rata anggota rumah tangga adalah 2,5 atau
tiga orang, Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa mayoritas
kepala rumah tangga perempuan adalah janda yang ditinggal
suaminya karena cerai hidup atau cerai mati. Bagi yang cerai hidup,
mantan suami mereka berada di rumah tangga lain sehingga anggota
berkurang satu dan jumlah anggota rumah tangganya tentu lebih
kecil.
Biasanya di dalam suatu rumah tangga ditunjuk seseorang
yang bertanggungjawab sebagai kepala rumah tangga. Kepala rumah
tangga adalah seseorang/penduduk berumur 10 tahun ke atas dari
sekelompok anggota rumah tangga yang bertanggung jawab atas
kebutuhan sehari- hari pada rumah tangga tersebut atau orang yang
dituakan/dianggap/ditunjuk sebagai kepala rumah tangga.
Kualitas dari kepala rumah tangga dapat menjadi salah satu faktor
yang mempengaruhi kualitas sebuah rumah tangga. Semakin baik
kualitas sumber daya manusia dari kepala rumah tangga maka dapat
mendorong perbaikan kualitas rumah tangganya. Pada bab ini
kualitas kepala rumah tangga dilihat dari segi indikator sosial
ekonominya seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, dan
status pekerjaan
Profil Gender Kabupaten Majene 13
BAB IV
CAPAIAN PROGRAM PUG DI KABUPATEN MAJENE
4.1. Prasyarat Pelaksanaan PUG
4.1.1. Komitmen Pemerintah Kabupaten Majene
Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG)
merupakan komitmen nasional untuk meningkatkan status,
posisi dan kondisi gender agar dapat mencapai kemajuan yang
setara. Pentingnya aspek gender dalam pembangunan
mendorong pemerintah untuk menyusun strategi yang disebut
dengan pengarusutamaan gender. Dalam kaitan ini
Pemerintah telah menetapkan berbagai peraturan, yang
merupakan landasan pelaksanaan Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional. Dikeluarkannya Inpres
tersebut, bertujuan untuk menurunkan kesenjangan antara
perempuan dan laki-laki dalam mengakses dan memperoleh
manfaat pembangunan serta meningkatkan partisipasi dan
kontrol proses pembangunan.
Untuk menerapkan pengarusutamaan gender maka
diterbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun
2008 tentang pelaksanaan Penagrusutamaan Gender di
Daerah yang telah direvisi dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 67 Tahun 2011. Selanjutnya sebagai langkah
perecapatan pelaksanaan pengarusutamaan gender
pemerintah mengeluarkan Surat Edaran 3 (tiga) Menteri
antara kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan
Kementrian Dalam Negeri tentang strategi Nasional Percepatan
Pengarusutamaan Gender (PPRG). Diharapkan dengan
penerapan pengarusutamaan gender akan menghasilkan
Profil Gender Kabupaten Majene 14
kebijakan publik yang lebih efektif untuk mewujudkan
pembangunan yang adil dan merata bagi seluruh penduduk
Indonesia.
Adanya komitmen nasional terhadap penerapan
pengarusuutamaan gender, juga sudah menjadi kemitmen di
daerah diseluruh wilayah Negara Republik Indonesia baik
Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Tak terkecuali Pemerintah
Kabupaten Mejene sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi
Sulawesi Barat yang memiliki komitmen penerapan
pengarusutamaan gender yang dapat dilihat pada RPJMD
Kabupaten Majene pada BAB V tentang Visi dan Misi yaitu
“MAJENE PROFESIONAL, PRODUKTIF & PROAKTIF 2021”
Profesional; memiliki kompetensi dan mampu
mengoptimalkannya dalam melaksanakan
pekerjaannya.
- Tata kelola pemerintahan profesional diwujudkan
melalui pengoptimalan penyelengaraan otonomi
daerah di berbagai bidang dalam rangka
memberikan pelayanan yang optimal kepada
masyarakat serta meningkatkan akuntabilitas dan
trasnparansi dalam penyelenggaraaan
pemerintahan daerah;
- Aparat pemerintahan profesional diwujudkan
melalui peningkatan kompetensi dan
profesionalisme aparatur pemerintahan daerah;
- Sumber daya manusia profesional diwujudkan
melalui peningkatan derajat pendidikan, kesehatan,
serta meningkatkan keterampilan kerja masyarakat
yang dilandasi nilai-nilai agama dan budaya lokal
daerah.
Profil Gender Kabupaten Majene 15
Produktif; keadaan dimana sumber daya yang
terbatas dapat menghasilkan sesuatu
yang lebih dari sebelumnya.
- Majene produktif diwujudkan melalui perkuatan
dan peningkatan perekonomian kerakyatan dengan
optimalisasi dari potensi daerah (Pertanian,
Perikanan, Kelautan dan Pariwisata).
Proaktif; mampu mengidentifikasi kesempatan dan
mengambil tindakan yang tepat untuk
memanfaatkan kesempatan tersebut dengan
berorientasi ke masa depan.
- Pemerintah Daerah proaktif diwujudkan dengan
menghadirkan peran pemerintah daerah dalam
memfasilitasi pemenuhan segala kebutuhan
masyarakat masyarakat menuju masyarakat/.
- Majene Sejahtera (tercukupinya kebutuhan dasar
yakni sandang, pangan, papan, kesehatan,
pendidikan dan pekerjaan) yang selanjutnya
mengarah pada peningkatan kualitas hidup
masyarakat Kabupaten Majene yang layak dan
bermartabat;
- Penganggaran proaktif diwujudkan dengan upaya
mendayagunakan segala potensi sumber daya
keuangan, baik dari APBD Kabupaten Majene
maupun sumber pembiayaan lain (APBDP, APBN,
dan pelibatan sektor swasta) dalam rangka
pembiayaan pembangunan daerah;
- Masyarakat proaktif diwujudkan dengan
memberdayakan segala komponen masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan
pembangunan.
Untuk mewujudkan visi di atas, perlu dipandu
Profil Gender Kabupaten Majene 16
melalui misi. Hal ini tidak lepas dari pemaknaan misi
adalah perwujudan dari keinginan menyatukan langkah
dan gerak dalam mencapai visi yang telah ditetapkan.
Sedangkan misi untuk mewujudkan visi tersebut
ditetapkan enam butir sebagai berikut :
1. Mewujudkan sumber daya manusia dan masyarakat
Kabupaten Majene yang berkualitas;
2. Mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat
3. Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya
alam bidang pertanian, perikanan kelautan dan
pariwisata;
4. Memperkuat dan meningkatkan pertumbuhan
perekenomian kerakyatan dengan mengoptimalkan
potensi daerah yang didukung oleh kemandirian
masyarakat;
5. Meningkatkan pembangunan infrastruktur bagi
percepatan aspek-aspek pembangunan;
6. Supremasi hukum dalam menciptakan pemerintahan yang
bersih dan profesional dengan peningkatan kapasitas
aparatur didasarkan pada nilai- nilai kebenaran dan
berkeadilan
Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang
telah ditetapkan tersebut diatas, diperlukan adanya
kerangka yang jelas pada setiap misi, menyangkut tujuan
dan sasaran yang hendak dicapai. Tujuan dan sasaran
pada setiap misi yang akan dijalankan, akan memberikan
arah bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah
baik urusan terkait aspek kesejahteraan masyarakat, aspek
pelayanan umum maupun aspek daya saing daerah. Tujuan
dan sasaran pada pelaksanaan masing-masing misi, adalah
sebagai berikut :
Profil Gender Kabupaten Majene 17
Misi 1: Mewujudkan Sumber Daya Manusia dan
Masyarakat Kabupaten Majene yang berkualitas
1. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi
aparatur, dengan sasaran pembangunan difokuskan
pada meningkatnya profesionalisme dan kompetensi
aparatur yang diukur dengan meningkatnya persentase
pajabat yang lulus dengan kategori memuaskan pada
diklat kepemimpinan dan persentase pejabat struktural
yang telah lulus diklatpim IV, III & II;
2. Meningkatkan taraf pendidikan dan derajat kesehatan
masyarakat, dengan sasaran pembangunan difokuskan
pada:
a. Meningkatnya aksesibilitas pendidikan yang dapat
ditandai dengan meningkatnya APM Pendidikan
Dasar, Rasio bangunan sekolah terhadap jumlah
penduduk usia sekolah, rata-rata lama sekolah &
rasio pemenuhan guru;
b. Meningkatnya kualitas pendidikan yang diukur
melalui angka kelulusan pendidikan dasar &
persentase sekolah berakreditasi minimal “B”;
c. Meningkatnya derajat kesehatan yang diukur
melalui angka harapan hidup, angka kematian ibu,
angka kematian bayi dan rasio Dokter & Tenaga
Kesehatan per satuan penduduk.
3. Meningkatkan keterampilan dan kemandirian
masyarakat dengan sasaran pembangunan difokuskan
pada meningkatnya keterampilan kerja dan jiwa
kewirausahaan masyarakat yang dapat diukur dengan
Angka Partisipasi Angkatan Kerja dan jumlah tenaga
kerja berusaha sendiri (wirausaha/entrepenteur);
4. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan
berbudaya masyarakat dengan sasaran pembangunan
difokuskan pada meningkatnya kualitas kehidupan
Profil Gender Kabupaten Majene 18
beragama dan berbudaya masyarakat yang diukur
dengan persentase konflik masyarakat bernuansa SARA
yang diselesaikan.
Misi 2: Mewujudkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat
1. Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat dengan
sasaran pembangunan difokuskan pada meningkatnya
taraf hidup masyarakat yang diukur melalui persentase
penduduk miskin dan rata-rata pengeluaran riil per
kapita.
Misi 3: Mewujudkan optimalisasi pemanfaatan sumber daya
alam bidang pertanian, perikanan, kelautan dan
pariwisata
1. Meningkatkan eksplorasi potensi dan produktivitas
sumber daya alam daerah dengan sasaran
pembangunan difokuskan pada meningkatnya produksi
sumber daya alam daerah yang ditandai dengan
ketersedian meningkatnya laju pertumbuhan produksi
komoditi unggulan daerah;
2. Memenuhi kebutuhan pangan utama masyarakat dengan
sasaran pembangunan difokuskan pada meningkatnya
ketersediaan bahan pangan utama dengan harga
terjangkau (ketahanan pangan) yang dapat ditandai
dengan menurunnya persentase desa rawan pangan;
3. Meningkatkan daya saing pariwisata daerah dengan
sasaran pembangunan difokuskan pada meningkatnya
daya saing pariwisata daerah yang dapat ditandai dengan
meningkatnya persentase kawasan wisata terhadap
potensi wisata dan jumlah kunjungan wisatawan per
tahun.
Misi 4: Memperkuat dan meningkatkan pertumbuhan
perekonomian kerakyatan dengan mengoptimalkan
potensi daerah yang didukung oleh kemandirian
Profil Gender Kabupaten Majene 19
masyarakat.
1. Mengoptimalkan potensi daerah melalui sektor
perindustrian dan perdagangan dengan sasaran
pembangunan difokuskan pada optimalnya pengelolaan
potensi daerah dari hulu ke hilir yang dapat diukur
perumbuhan agroindustri, minaindustri & industri
kreatif;
2. Meningkatnya usaha ekonomi kerakyatan dengan
sasaran pembangunan difokuskan pada meningkatnya
kontribusi desa terhadap perekonomian yang diukur
melalui persentase desa yang menerapkan OVOP;
3. Mengoptimalkan pemasaran produk-produk daerah dengan
sasaran pembangunan difokuskan pada meningkatnya
hasil pemasaran produk-produk daerah yang dapat diukur
melalui jumlah penyelenggaraan pameran/expo.
Misi 5: Meningkatkan pembangunan infrastruktur bagi
percepatan aspek-aspek pembangunan
1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur wilayah yang
berbasis tata ruang wilayah dan perubahan lingkungan
hidup dapat dicapai dengan sasaran pembangunan fokus
pada:
a. Meningkatnya implementasi Rencana Tata Ruang
Wilayah dapat ditandai dengan ketaatan pada regulasi
penataan wilayah yang berlandaskan pada Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW);
b. Meningkatnya pengendalian lingkungan hidup yang
dapat diukur dengan rasio ruang terbuka hijau,
indeks kualitas lingkungan dan persentase
penanganan sampah.
2. Meningkatkan kualitas infrastruktur dasar dengan
arah pembangunan fokus kepada:
a. Meningkatnya kualitas infrastruktur kebinamargaan
daerah diukur melalui persentase panjang jaringan
Profil Gender Kabupaten Majene 20
jalan kabupaten dalam kondisi baik, persentase
pemenuhan penerangan jalan kabupaten dan
persentase panjang jembatan kabupaten dalam
kondisi baik;
b. Meningkatnya kualitas perumahan dan pemukiman
masyarakat dapat diukur melalui persentase kawasan
kumuh perkotaan dan persentase rumah tangga
dengan sanitasi layak.
c. Meningkatnya kualitas pengelolaan air baku dan air
bersih bagi masyarakat dapat ditandai dengan
tingginya persentase rumah tangga dengan akses air
bersih.
3. Mengembangkan infrastruktur penunjang sektor
perekonomian dengan sasaran pembangunan
difokuskan kepada :
a. Meningkatnya kualitas infrastruktur penunjang sektor
pertanian yang dapat diukur melalui rasio jaringan
irigasi terhadap luasan sawah dan persentase irigasi
kabupaten dalam kondisi baik.
b. Meningkatnya kualitas infrastruktur penunjang sektor
kelautan & perikanan yang dapat diukur melalui tingkat
kecukupan dermaga/galangan kapal dan persentase
jalan produksi perikanan dalam kondisi baik
Misi 6: Supremasi hukum dalam menciptakan
pemerintahan yang bersih dan profesional dengan
peningkatan kapasitas aparatur didasarkan pada
nilai-nilai kebenaran dan berkeadilan
1. Memperkuat kelembagaan pemerintahan derah dengan
sasaran pembangunan difokuskan kepada:
a. Terwujudnya manajemen perencanaan yang efektif
dan memperhatikan keinginan masyarakat secara
memadai dapat diukur berdasarkan pesentase
Profil Gender Kabupaten Majene 21
usulan musrembang yang terakomodir dalam APBD
dan penjabaran program yang terdapat dalam RPJMD
ke dokumen RKPD lebih selaras dan lebih konsisten
sesuai dengan tujuan akhir / target RPJMD.
b. Meningkatnya akuntabilitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah dapat diukur melalui Nilai
SAKIP, Nilai LPPD Pemda Kab. Majene serta Opini BPK
terhadap pengelolaan keuangan daerah Majene;
c. Terwujudnya tertib administrasi kependudukan dapat
ditandai dengan peningkatan persentase penduduk
yang memiliki e-KTP & persentase penduduk yang
memiliki dokumen akte kelahiran yang tercatat dalam
SIAK;
d. Meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap kinerja
pem erintah yang dapat diukur dengan persentase
kepuasan masyarakat berdasarkan survey IKM.
2. Menciptakan rasa aman dan nyaman pada masyarakat
dan pelaku usaha untuk meningkatkan iklim investasi
dengan sasaran pembangunan difokuskan kepada:
a. Menurunnya pelanggaran ketertiban dan keamanan
masyarakat dapat ditandai dengan penurunan angka
kriminalitas;
b. Penciptaan iklim investasi yang kondusif yang diukur
melalui 3 indikator, yakni: persentase penyelesaian
perizinan sesuai SOP/ketentuan yang berlaku, nilai
sumber pembiayaan di luar APBD yang dapat
disediakan dan persentase review Perda yang terkait
dunia usaha
disamping visi dan misi diatas sebagai bentuk kemitmen
dalam penerapan pengarusutamaan gender, terdapat isu strategis
dimana suatu kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau
dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya
Profil Gender Kabupaten Majene 22
yang signifikan bagi kemajuan Kabupaten Majene dimasa akan
datang dengan mempertimbangkan isu-isu dan dinamika
internasional, nasional maupun regional.
Adapun isu-isu strategis pengarusutamaan gender di
Kabupaten Majene adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) utamanya
pada Indeks Pertumbuhan Gender (IPG) dan Indeks
Pemberdayaan Gender masih sangat rendah
2. Masih rendahnya keterlibatan perempuan atau kesetaraan
gender dalam jabatan politik dan jabatan publik
3. Masih belum optimalnya pelembagaan PUG dalam proses
perencanaan dan penganggaran.
4. Masih kurangnya kesempatan bagi perempuan untuk
mendapatkan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam
pembangunan akibatnya kemiskinan lebih banyak diderita
perempuan dari pada laki-laki.
5. Angka kematian ibu hamil dan melahirkan cukup tinggi dan juga
separuh dari perempuan mengalami asupan gizi yang kurang
6. Angka kekerasan terhadap perempuan dan anak masih tinggi
7. Masih rendahnya anak untuk memperoleh akses pendidikan
utamanya pada pendidikan dasar
8. Angka kematian bayi (AKB) masih tinggi dan asupan gizi yang
kurang
9. Kekerasan dan diskriminasi masih sering dialami oleh anak-anak
10. Masih tingginya angka kemiskinan sebagai akibat tingginya
angka kelahiran.
4.1.2. KEBIJAKAN
Suatu kebijakan/program/kegiatan seringkali diklaim sebagi
netral gender yang tidak memihak kepada salah satu kelompok jenis
kelamin, karena sasaran kebijakan/program/kegiatan ditujukan
kepada siapa saja tidak memandang laki-laki atau perempuan.
Profil Gender Kabupaten Majene 23
Upaya pemenuhan prasyarat pelaksanaan pengarusutamaan
gender, dari Pemerintah Kabupaten Majene dapat dilihat dari
kebijakan yang tertuang pada renstra Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Majene yang terkait
langsung dengan pelaksanaan pengarusutamaan gender, berikut Visi
dan Misi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Kabupaten Majene. “Mewujudkan Kesetaraan Gender,
Pemberdayaan Perempuan, Kesejahteraan dan Perlindungan Anak
dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara”.
Untuk mewujudkan visi di atas, perlu dipandu melalui misi
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan
2. Meningkatkan keterlibatan perempuan dalam proses polotik dan
jabatan publik
3. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak
4. Menghapus segala bentuk kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi
terhadap perempuan dan anak
5. Memperkuat kelembagaan PUG dan PUHA
6. Meninmgkatkan partisipasi masyarakat.
Tujuan dan sasaran
1. Meningkatkan peran pelembagaan PUG dalam proses
perencanaan dan penganggaran.
Sasaran yang dicapai dari tujuan pertama adalah meningkatnya
peran pelembagaan PUG dalam proses perencanaan dan
penganggaran.
2. Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak dari tindak
kekerasan dan TPPO dan kualitas pemenuhan hak anak.
Sasaran yang dicapai dari tujuan ke dua adalah meningkatnya
pencegahan dan penanganan perempuan dan anak korban
Profil Gender Kabupaten Majene 24
kekerasan dan TPPO serta tercapainya Kabupaten Majene Layak
Anak.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan perlindungan terhadap
Perempuan dan Anak.
Sasaran yang dicapai dari tujuan ketiga adalah meningkatnya
pelayanan bagi perempuan dan anak korban kekerasan.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.
Sasaran yang dicapai dari tujuan keempat adalah meningkatnya
kualitas pelayanan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak
Strategi
1. Meningkatkan implementasi PUG melalui pembentukan
sekretariat Pokja dan focal point.
2. Peningkatan kompetensi SDM.
3. Penerbitan kebijakan yang menaungi pelaksanaan PUG di
Kabupaten Majene.
4. Peningkatan Kapasitas Perencana di masing-masing OPD
Terkait pelatihan ARG.
5. Meningkatkan kualitas perlindungan perempuan dan anak
korban kekerasan melalui, peningkatan pemahaman dan
kesadaran masyarakat dalam rangka pencegahan dan
penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan
anak.
6. Peningkatan jejaring layanan pengaduan dan penanganan
kekerasan.
7. Mempercepat tercapainya kab. Majene Layak Anak dengan
cara peningkatan kesadaran OPD dalam memenuhi 31 hak
anak.
8. Peningkatan peran swasta dalam pemenuhan hak anak.
9. Peningkatan kesadaran masyarakat dalam memenuhi hak
anak.
Profil Gender Kabupaten Majene 25
10. Meningkatkan pencegahan dan penanganan perempuan dan
anak korban kekerasan dengan cara membentuk sekretariat
P2TP2A.
11. Mensosialisasikan P2TP2A pada masyarakat.
12. Mengoptimalkan kualitas SDM dan sarana pasarana
penunjang P2TP2A.
13. Meningkatkan kebutuhan pelayanan kantor melalui
peningkatan sarana dan prasarana perkantoran
Kebijakan
1. Peningkatan kompetensi SDM diprioritaskan pada Pokja dan
Focal Point PUG.
2. Pelatihan PPRG yang dilakukan secara periodik dan
difokuskan pada Perencana di OPD yang melakukan
pelayanan dasar.
3. Peningkatan kapasitas dan pemahaman masyarakat
mengenai pencegahan dan penangnan kekerasan terhadap
perempuan dan anak diprioritaskan pada wilayah yang sulit
terjangkau serta daerah yang memiliki tingkat kekerasan
yang tinggi.
4. Peningkatan pemahaman masyarakat mengenai hak anak
dikhususkan pada pemenuhan hak sipil dan kebebasan, hak
pengasuhan alternatif dan pemanfaatan waktu luang, serta
hak perlindungan khusus.
5. Peningkatan partisipasi swasta dipriortiaskan pada
pemenuhan sarana prasarana bermain anakPemenuhan hak
anak dengan fokus pada percepatan pencapaian
Kabupaten/Kota Layak Anak.
6. Peningkatan kapasitas SDM P2TP2A dprioritaskan pada
peningkatan keahlian dalam penanganan kasus kekerasan
sesuai dengan standar.
7. Pembuatan jejaring kelembagaan P2TP2A diprioritaskan pada
daerah yang sulit terjangkau dan terisolir.
Profil Gender Kabupaten Majene 26
8. KIE tentang P2TP2A dan pencegahan kekerasan di tingkaat
masyarakat
9. Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana di bidang
administrasi perkantoran
4.1.3. KELEMBAGAAN
Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional,
Bupati diwajibkan melaksanakan pengarusutamaan gender
guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan
program pembangunan nasional yang berprespektif gender
sesuai dengan bidang tugas dan fungsi serta kewenangan
pemerintah Kabupaten, maka pemerintah Kabupaten Majene
secara kelembagaan membentuk struktur organisasi
pemerintah dengan tugas dan fungsi yang mendukung
pelaksanaan PUG, dalam bentuk unit kerja struktural dan
atau fungsional seperti Focal Point, Kelompok Kerja, Forum
dan Tim. Struktur organisasi pemerintah yang secara
langsung berfungsi mendukung pelaksanaan PUG adalah
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun
2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah,
dan Peraturan Bupati Majene Nomor 44 tahun 2016 Tentang
Susunan Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat
Daerah Kabupaten Majene
Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut diatas, kedudukan,
tugas dab fungsi Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak adalah sebagai berikut :
a. Kedudukan
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ,
bertanggungjawab langsung kepada Bupati, Dinas
Profil Gender Kabupaten Majene 27
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(DPP&PA) dipimpin oleh Kepala Dinas.
b. Tugas
Perangkat Daerah sesuai dengan Peraturan BupatiNomor
44 Tahun 2016 Tentang Susunan Organisasi, Tugas Pokok
dan Fungsi Perangkat Daerah Kabupaten Majene Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
melaksanakan tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintahan di Bidang Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak yang menjadi tanggung jawab
berdasarkan kewenangan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
c. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas, Dinas Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (PP&PA),
menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan
umum di bidang pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
4. Pelaksaan tugas di bidang pemberdayaan pérempuan
dan perlindungan anak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
5. Penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan
Profil Gender Kabupaten Majene 28
terhadap pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan
perempuan dan perlindungan anak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
6. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas
dan fungsi pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak dan pada Kabupaten/Kota sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
7. Pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, dan
asset di Iingkungan Dinas Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak;
8. Pelaksanaan tugas dekonsentrasi, tugas pembantuan
dan tugas Iainnya dibidang pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak yang diserahkan oleh Bupati;
Sebagai upaya percepatan pelembagaan pengarusutaman
gender pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dibentuk
Kelompok Kerja pengarusutamaan gender dengan
Keputusan Bupati Nomor 824/HK/KEP-BUP/IV/2018
tentang Pembentukan Kelompok Kerja Pengarusutamaan
Gender di Wilayah Kabupaten Majene tahun 2018-2020.
Tim Kelompok Kerja pengarusutamaan gender Kabupaten
Majene mempunyai tugas :
a. mempromosikan dan memfasilitasi PUG kepada
masing-masing OPD;
b. melaksanakan sosialisasi dan advokasi PUG kepada
pemerintah Kabupaten;
c. menyusun program kerja setiap tahun;
d. mendorong terwujudnya anggaran yang berperspektif
gender;
e. menyusun rencana kerja Pokja PUG setiap tahun;
f. merumuskan rekomendasi kebijakan kepada bupati;
g. memfasilitasi OPD atau Unit Kerja yang membidangi
pendataan untuk menyusun Profil Gender Kabupaten;
Profil Gender Kabupaten Majene 29
h. melaksanakan pemantauan pelaksanaan PUG di
masing-masing instansi;
i. menciptakan tim teknis untuk melakukan analisis
terhadap anggaran daerah;
j. menyusun Rencana Aksi Daerah (RANDA) PUG di
Kabupaten, dan;
mendorong dilaksanakannya pemilihan dan penetapan
focal point di masing-masing OPD
Dinas Pemberdayaan Perempuan sebagai organisasi
dalam struktur pemerintahan di Lingkup Kabupaten Majene
dalam tupoksinya sudah menjalankan dan mengkoordinir
implementasi PUG bekerja sama dengan Bapeda pada setiap
Focal Point di masing-masing OPD, baik yang berkaitan
dengan PPRG maupun analisys Gender. Koordinasinya melalui
rapat dan pertemuan koordinasi.
4.1.4. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Anggaran
Ketersediaan sumber daya menjadi salah satu kunci
pelaksanaan PUG. Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber
daya anggaran (SDA) di Daerah menjadi salah satu faktor
penentu keberhasilan dalam melaksanakan implementasi
PPRG
Sumber Daya Manusia
Penyelenggaraan PUG di Kabupaten Majene akan berjalan
dengan baik apabila didukung dengan Sumber Daya Manusia
yang memadai. Akan tetapi sampai dengan saat ini sumber
daya manusia yang ada di Kabupaten Majene masih terbatas
baik dari kualitas maupun muantitas.
Sumber Daya Manusia dilihat dari banyaknya Pengawai Negeri
Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Majene dapat
dilihat pada data berikut ini :
Profil Gender Kabupaten Majene 30
Tabel. 4.1.
Banyaknya Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Majene menurut unit kerja/Instansi dan Jenis
Kelamin Tahun 2016
No Unit Kerja/Instansi Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Sekretariat Daerah 106 50 156
2 Sekretariat DPRD 34 17 51
3 Inspektorat 16 14 30
4 Sekretariat Dewan
Pengurus Korpri 3 4 7
5 Sekretariat KPUD 5 1 6
6 Badan Perencana Daerah 27 12 39
7 BPD PMP dan
Perlindungan Anak 16 10 26
8 Badan Ketahanan Pangan
dan P4K 65 41 106
9 Badan Kesatuan Bangsa
dan Sosial Politik 14 11 25
10 Badan Penanggulangan
Bencana Daerah 42 5 47
11 Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah
34 12 46
12 Badan Lingkungan Hidup dan Pertamanan
13 15 28
13 Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Daerah
27 44 71
14 Badan Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
19 12 31
15 Badan Satuan Polisi Pamong Praja
44 5 49
16 Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah 5 25 30
17 Dinas Pekerjaan Umum 51 14 65
18 Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan
Pariwisata
39 20 59
19 Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil 12 16 28
20 Dinas Pendidikan 984 1642 2626
21 Dinas Kesehatan 83 252 335
22 Dinas Tata Ruang,
Pemukiman dan Kebersihan
77 8 85
Profil Gender Kabupaten Majene 31
23 Dinas Pertanian dan
Peternakan 106 41 147
24 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika
29 4 33
25 Dinas Kelautan dan
Perikanan 26 13 39
26 Dinas Pengelola Keuangan
dan Aset Daerah 44 17 61
27 Dinas Pendapatan Daerah 45 22 67
28 Dinas Pertambangan dan Energi
24 16 40
29 Dinas Koperasi, Perindustrian dan
Perdagangan
12 16 28
30 Dinas Sosial, Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi
38 14 52
31 Dinas Kelautan dan Perkebunan
45 16 61
32 Rumah Sakit Umum Daerah
56 131 187
33 Unit Layanan Pengaduan 6 3 9
34 Kecamatan Banggae 40 28 68
35 Kecamatan Banggae Timur
13 10 23
36 Kecamatan Pamboang 21 16 37
37 Kecamatan Sendana 25 11 36
38 Kecamatan Tammeroddo 13 7 20
39 Kecamatan Tubo Sendana 17 3 20
40 Kecamatan Malunda 36 5 41
41 Kecamatan Ulumanda 16 2 18
Majene 2.328 2.605 4.933 Sumber : BPS Kabupaten Majene
Keterbatasan Kuantitas dilihat dari perwakilan yang
dikirimkan oleh OPD dalam mengikuti koordinasi hanya orang yang
sama. Hal ini mengindikasikan bahwa selama ini pengetahuan
tentang gender belum tersebar luaskan secara baik.
Berikut ini disajikan data tentang jumlah sumber daya
manusia yang terlihat dalam Tim Teknis Pokja Pengarusutamaan
Gender sebagaimana dalam tabel berikut ini :
Profil Gender Kabupaten Majene 32
Tabel. 4.2.
Jumlah Personil Dalam Tim Teknis Pokja
Pengarusutamaan Gender Kabupaten Majene
No Kecamatan Jumlah
Jml L P
1 Kelompok Kerja Bidang Pendidikan dan Agama
3 5 7
2 Kelompok Kerja Bidang Kesehatan dan Lingkungan
2 7 9
3 Kelompok Kerja Bidang Ekonomi dan Tenaga Kerja
4 5 9
4 Kelompok Kerja Bidang Politik,
Hukum, dan Perlindungan Perempuan
4 5 9
5 Kelompok Kerja Bidang Sosial dan Tenaga Budaya
6 5 11
Sumber : Keputusan Bupati Majene Nomor 824/HK/KEP-BUP/IV/2018
Keterbatasan kualitas dilihat dari pemahaman oleh aparatur
tentang gender, perencanaan dan penganggaran yang responsif
gender masih kurang. Selain itu kemampuan menggunakan
instrumen Gender Analysis Pathway (GAP) dan Gender Budget
Statement (GBS) juga masih kurang.
Peningkatan kualitas SDM dilakukan dengan mengadakan
pelatihan perencanaan dan penganggaran responsif gender. Di
pelatihan ini, peserta mempraktekkan langsung teknik analisis
gender menggunakan GAP dan GBS.
Upaya pemerintah Kabupaten Majene untuk meningkatkan
kapasitas SDM terkait PPRG baru dilakukan di Tahun 2018 ini, Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
kerjasama/difasilitasi oleh NGO Yayasan Mitra Bangsa (YASMIB)
melakukan Penguatan Kapasitas PUG melalui Pelatihan Perencanaan
Penggaraan Responshif Gender (PPRG) bagi OPD Kabupaten Majene
sebanyak 36 orang terdiri atas Kasubag. Perencana se Kabupaten
Majene.
Pegawai yang memiliki kemampuan perencanaan dan
penganggaran yang responsive gender adalah sebanyak 36 orang
terdiri atas Kasubag. Perencana se Kabupaten Majene. Jumlah
Profil Gender Kabupaten Majene 33
tersebut masih kurang dibandingkan dengan kebutuhan pegawai
PPRG yang seyogyanya tersebar di masing-masing bagian/bidang
pada OPD.
Strategi yang ditempuh untuk meningkatkan kapasitas
sumberdaya manusia mengenai penggarustamaan gender yaitu :
a. Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia melalui
peningkatan pemahaman dan keterampilan pengurus dan anggota
kelembagaan PUG tingkat Kabupaten (Pokja PUG) dan
kelembagaan PUG tingkat OPD (Focal Point OPD) serta aparat
pemerintah daerah pada masing-masing OPD mengenai konsep
gender, Pengerusutamaan Gender menggunakan Gender Analysis
Pathway (GAP) dan Gender Budget Statement (GBS);
b. Menyelenggarakan sosialisasi/advokasi/pelatihan dan sejenisnya
tentang PUG dan penyusunan Amggaran Responshif Gender
(ARG);
c. Melakukan Perbaikan terhadap metode dan substansi materi
sosialisasi/advokasi/pelatihan PUG agar mudah dipahami dan
relevan dengan berbagai program/kegiatan di masing-masing OPD
sehingga peserta dapat mempraktekkannya dalam
penyelenggaraan kegiatan pembanguna.
Kebijakan yang diambil untuk meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia mengenai pengarusutamaan gender yaitu :
a. Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintah pada masing-
masing OPD tentang konsep gender, Pengarusutamaan Gender,
Perencanaan dan Penganggaran responshif gender, teknik analysis
gender menggunakan Gender Analysis Pathway (GAP) dan Gender
Budget Statement (GBS).
b. Menyelenggarakan Pelatihan tentang PUG dan ARG kepada aparat
OPD sampai ke tingkat sub. Bidang program dan indikasi
kegiatan.
Profil Gender Kabupaten Majene 34
SUMBER DAYA ANGGARAN
Anggaran Pelaksnaan pengarusutamaan gender dialokasikan pada
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten
Majene. Sebagai contoh bahwa dalam Keputusan Bupati Majene
Nomor 824/HK/KEP-BUP/IV/2018 tentang pembentuk Kelompok
Kerja Pengarusutamaan Gender di Kabupaten Majene Tahun 2018-
2020 pada diktum ketiga ditetapkan bahwa Semua biaya yang timbul
akibat ditetapkannya Keputusan ini, dibebankan kepada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah, melalui Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Dinas Pemberdayaan Perempuan dan perlindungan Anak
Kabupaten Majene.
4.1.5. DATA PILAH
Pada Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI
Nomor 6 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Data Gender
dan Anak disebutkan pentingnya menyusun data gender
diberbagai bidang. Dengan memiliki data tentang berbagai
karakteristik dan dipilah menurut jenis kelamin, maka akan
dapat dilakukannya perencanaan penganggaran yang
responsif gender dan penyusunan reformulasi kebijakan agar
responshif gender.
Berikut ini disajikan data pilah pada bidang Kesehatan, indeks
pembangunan manusia, ketenagakerjaan, pendidikan, politik
dan pemerintahan :
a. KESEHATAN
Bidang kesehatan merupakan salah satu fokus pemerintah
daerah. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan
dapat dilihat pada beberapa aspek seperti perkembangan
sarana dan prasarana kesehatan. Kabupaten Majene hanya
memiliki satu Rumah Sakit yaitu Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Majene dengan jumlah Dokter sebanyak
28 orang. Adapun tenaga kesehatan dilihat dari jenis tenaga
Profil Gender Kabupaten Majene 35
kesehatan di Kabupaten Majene dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel. 4.3
Banyaknya Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga Kesehatan
Di Kabupaten Majene Tahun 2013 s/d 2017
Sumber : Dinkes Kabupaten Majene
Adapun informasi tentang status Gizi pada balita di masing-masing
Kecamatan di Kabupaten Majene sebagaimana tabel berikut :
Tabel. 4.4
Jumlah Balita menurut Status Gizi menurut Kecamatan
Di Kabupaten Majene Tahun 2014 s/d 2017
Sumber : Dinkes Kabupaten Majene
Profil Gender Kabupaten Majene 36
1. Angka kematian ibu
Angka kematian ibu (AKI) adalah banyak perempuan yang
meninggal dari suatu sebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau
kasus insidentif) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa
nifas (42 hari setelah melahirkan). Tanpa memperhitungkan lama
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.
AKI diperhitungkan pula dalam jangka waktu 6 minggu
sehingga setahun setelah melahirkan (Dinkes, 2017). Indikator ini
secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait
dengan kehamilan. AKI dipengaruhi oleh beberapa faktor
termasuk status kesehatan secara umum, pendidikan dan
pelayanan selama kehamilan dan melahirkan.
AKI mengacau pada jumlah kematian ibu yang terkait
dengan masa kehamilan, persalinan nifas dan khususnya di
kabupaten Majene menunjukkan bahwa AKI terus menurun
dalam setiap tahun sebagaimana terlihat dalam tabel dan grafik
berikut :
Tabel. 4.5
Jumlah Kematian Ibu Hamil, Ibu Bersalin dan Nifas Menurut
Kecamatan di Kabupaten Majene Tahun 2013 s.d 2017
Sumber : Dinkes Kabupaten Majene
Profil Gender Kabupaten Majene 37
Grafik. 4.1
angka Kematian Ibu Hamil, Ibu Bersalin dan Nifas menurut
Kecamatan di Kabupaten Majene Tahun 2017
Dari data tersebut diatas terlihat jumlah angka kematian ibu
menurut kasus di Kabupaten Majene Tahun 2016 terdapat 8
kasus kematian ibu, dan pada tahun 2017 mengalami penurunan
yang sangat signifikan menjadi 5 kasus, pada tahun 2013 angka
kematian ibu sangat tinggi, dimana angka kematian ibu
melahirkan pada Tahun 2013 mencapai 9 kasus, berbagai
program dilakukan Pemerintah sebagai strategi dalam upaya
menurunkan angka kematian ibu di Kabupaten Majene. dari 8
kecamatan yang ada di Kabupaten Majene pada tahun 2013 satu
kecamatan yang memiliki angka kematian ibu melahirkan paling
tinggi yaitu kecamatan Malunda terdapat 5 kasus, Tahun 2014
kecamatan yang memiliki angka kematian ibu melahirkan paling
tinggi yaitu kecamatan Pamboang terdapat 3 kasus dan di Tahun
2016 kecamatan yang memiliki angka kematian ibu melahirkan
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
2013 2014 2015 2016 2017
Banggae
Banggae Timur
Pamboang
Sendana
Tammerodo Sendana
Tubo Sendana
Malunda
Ulumanda
Profil Gender Kabupaten Majene 38
paling tinggi yaitu kecamatan Banggae terdapat 4 kasus angka
kematian ibu.
2. Ibu Hamil yang melakukan Kunjungan (K1/K4) ke Posyandu dan
Puskesmas
Indikator Kesehatan Ibu Hamil dipantau melalui cakupan
pelayanan Antenatal (K1 dan K4). Pelayanan antenatal adalah
pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional (dokter
spesialis kandungan, kebidanan, dokter umum, bidan dan
perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai
dengan pedoman pelayanan antenatal yang dititikberatkan pada
kegiatan promotif dan preventif.
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan
K4.K1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah
melakukan kunjungan pertama ke fasilitasi pelayanan kesehatan
untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah
gambaran ibu hamil yang mendaptkan pelayanan antenatal sesuai
standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian
pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu.
Tabel. 4.6
Cakupan Antenatal (K1 dan K4) Menurut Kecamatan
di Kabupaten Majene Tahun 2016 s.d 2017
Sumber : Dinkes Kabupaten Majene
Profil Gender Kabupaten Majene 39
3. Keluarga Berencana
Keluarga berencana menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun
1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan jarak kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil, bahagia, dan sejahtera. Di Kabupaten Majene Jumlah
Pasangan Usia Subur (PUS) hingga tahun 2017 sebanyak 25.685
pasangan yang terdiri dari kelompok umur kurang dari 20 tahun
sebesar 2.92 persen, 29.58 persen dari kelompok umur 20-29
tahun dan 30-49 tahun sebesar 67.51 persen.
Salah satu cara untuk mengatasi ledakan penduduk adalah
melalui Program Keluarga Berencana dengan slogan Dua Anak
Cukup. Pencapaian peserta KB dapat diukur melalui Contaccepsi
Prevalensi Rate atau CPR yaitu dengan membandingkan jumlah
peserta KB disbanding jumlah Pasangan usia subur (PUS) atau
lebih dikenal dengan peserta KB aktif. Berdasarkan data Dinas
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana sebagai berikut :
Tabel. 4.7
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Menurut Kelompok Umur
di Kabupaten Majene Tahun 2017
Sumber : DPPKB Kabupaten Majene
Dikelompok umur kurang dari 20 tahun, untuk tahun 2017
Pasangan Usia Subur sebanyak 749 pasangan atau 2.92 persen
penduduk Kabupaten Majene menikah pertama pada usia
Profil Gender Kabupaten Majene 40
dibawah umur 20 tahun , gambaran ini mengindikasikan bahwa
masih banyak orang tua menikahkan anak dibawah umur
berdasarkan budaya “malu” jika anak perempuan belum menikah
s/d 20 tahun tanpa memperhatikan aspek reproduksi kesehatan
anak dan ketahanan keluarga.
Tabel. 4.8
Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) Menurut Kecamatan yang
menggunakan alat KB di Kabupaten Majene Tahun 2017
Sumber : Dinkes Kabupaten Majene
b. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
Angka Harapan Hidup merupakan salah satu alat untuk
mengukur indikator keberhasilan pemerintah Daerah
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada
umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada
khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah disuatu
daerah harus diikuti dengan program pembangunan
kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan
lingkungan , kecukupan gizi dan kalori termasuk program
pembrantsan kemiskinan. Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kabupaten Majene tahun 2015 dimana Angka
Harapan Hidup 60.51 persen sedangkan untuk tahun 2016
angka harapan adalah 60,64 persen atau naik 0,03 persen
Profil Gender Kabupaten Majene 41
Tabel. 4.9
Perkembangan Angka Harapan Hidup menurut Kabupaten dan
Komponen di Provinsi Sulawesi Barat 2012 s/d 2016
No Kecamatan Angka Harapan Hidup
2012 2013 2014 2015 2016
1 Mejene 60,03 60,15 60,21 60,51 60,64
2 Polewali Mandar 61,09 61,12 61,14 61,54 61,65
3 Mamasa 70,20 70,25 70,28 70,38 70,43
4 Mamuju 66,10 66,28 66,37 66,38 66,51
5 Mamuju Utara 64,44 64,70 64,83 64,93 65,13
6 Mamuju Tengah 66,78 66,93 67,00 67,20 67,36
Sulawesi Barat 62,78 63,04 64,04 64,22 64,31 Sumber : BPS Kabupaten Majene
c. KETENAGAKERJAAN
Masalah ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek yang
mendasar dalam kehidupan manusia karena mencakup demensi
ekonomi dan sosial. Masalah ketenagakerjaan tak hanya berkaitan
dengan nilai pertumbuhan ekonomi yang tercipta namun juga
berkaitan erat dengan tingkat kesejahtraan masyarakat.
Permasalahan ketenagakerjaan yang dihadapi saat ini antara lain
adalah jumlah angkatan kerja yang besar dan cenderung
meningkat setiap tahun tetapi ketersedian lapangan pekerjaan
terbatas. Selain itu, tingkat produktifitas dan kualitas pekerja
yang ada yang masih cenderung rendah.
Pada tahun 2017, jumlah tenga kerja yang terdaftar pada
Dinas Tenaga Kerja sebanyak 1819 orang. Jumlah penduduk
perempuan tenaga kerja yang terdaftar pada tahun 2017 masi
lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk laki-laki, jumlah
penduduk perempuan sebesar 1131 jiwa sedangkan laki-laki
sebanyak 688 jiwa. Secara total, penduduk usia kerja perempuan
lebih dominan dibanding laki-laki. Berdasarkan tabel berikut :
Profil Gender Kabupaten Majene 42
Tabel. 4.10
Jumlah Tenaga Kerja yang terdaftar di Dinas Tenaga Kerja
Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Majene Tahun 2017
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Majene
Tabel. 4.11
Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Jenis Kelamin di
Kabupaten Majene Tahun 2014-2016
No Tahun Jumlah
Perusahaan
Jumlah Tenaga Kerja
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 2014 117 400 259 659
2 2015 119 394 262 656
3 2016 393 967 581 1548
Sumber : BPS Kabupaten Majene
d. PENDIDIKAN
Tujuan pendidikan nasional dalam UUD 1945 (versi
Amandemen) pada pasal 31 ayat (3) menyebutkan, “Pemeritah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang”. Pada pasal 31 ayat 5 menyebutkan,
“Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tingi nilai-nilai agamadan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Profil Gender Kabupaten Majene 43
Penjabaran Undang-Undang Dasar 1945 tentang Sistem
pendidikan Nasional dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003. Pendidikan didefinisikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
di perlukan dirinya, bangsa dan Negara.
Bidang pendidikan merupakan bidang penentu program
peningkatan kualitas sumber daya manusia, oleh karena itu
pembangunan di bidang pendidikan mendapat perhatian serius
pemerintah Kabupaten Majene. Gambaran keadaan pendidikan di
Kabupaten Majene terlihat secara rinci melalui indikator-indikator
yang merupakan indikator pendidikan yang biasanya di pakai untuk
berikut :
1. Angka Partisipasi Murni (APM) menurut jenjang Pendidikan di
Kabupaten Majene Tahun 2017
Tabel. 4.12
Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Majene Tahun 2017
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majene
Profil Gender Kabupaten Majene 44
Grafik. 4.2
Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Majene Tahun 2017
Data tersebut diatas menunjukkan rata-rata Angka Partisipasi
Murni (APM) Sekolah Dasar dengan angka 102.65 lebih tinggi
dibandingkan dengan rata-rata APM Sekolah Menengah Pertama
(SMP) yaitu 82.55 dan APM Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan
Rata-rata 62.47. Rata-rata APM Laki-Laki sekolah dasar relative
besar yaitu 104.79 dibandingkan dengan rata-rata APM
perempuan sekolah dasar dengan angka 87.85.
Angka Partisipasi Murni (APM) Sekolah Dasar dapat dilihat
beberapa Kecamatan dengan APM tertinggi di antaranya
Kecamatan Ulumanda dengan angka 113.61, Kecamatan Malunda
dengan angka 109.39 dan Kecamatan Sendana dengan APM
sebesar 105.76. sedangkan Kecamatan dengan APM terendah
yaitu Kecamatan Banggae dengan angka 90.36. di Kecamatan
Banggae APM Perempuan dengan angka 91.62 lebih tinggi
dibandingkan dengan APM laki-laki yang menunjukkan angka
89.09.
0
20
40
60
80
100
120
140
APM Tingkat SD APM Tingkat SMP APM Tingkat SMA
Banggae
Banggae Timur
Pamboang
Sendana
Tammerodo Sendana
Tubo Sendana
Malunda
Ulumanda
Profil Gender Kabupaten Majene 45
Berdasarkan data, Kecamatan dengan Angka Partisipasi Murni
(APM) Sekolah Menengah Pertama (SMP) tertinggi yaitu Kecamatan
Banggae Timur dengan angka 116.87, Kecamatan Malunda
dengan angka 93.37, dan Kecamatan Sendana dengan angka
92.07,sedangkan Kecamatan Banggae dengan angka 41.405
menjadi Kecamatan dengan APM terendah. Perbandingan APM
berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Malunda adalah
Perempuan sebesar 104.80 dan laki-laki sebesar 81.94. jika
dilihat pada rata-rata APM Sekolah Menengah Pertama (SMP) laki-
laki lebih kecil yaitu 76.52 persen dan 88.59 persen untuk
perempuan.
Data Angka Partisipasi Murni (APM) sekolah menengah Atas
menunjukkan cukup memprihatinkan, dimana angka partisipasi
rendah sebesar 58.94 persen untuk laki-laki dan 65.99 untuk
perempuan. Sedangkan tingkat kecamatan angka partisipasi
murni kecamatan Banggae Timur dengan angka 138.74 menjadi
kecamatan dengan APM tertinggi. Kemudian untuk kecamatan
Malunda dengan angka 86.18 dan Kecamatan Sendana dengan
angka 73.20 menjadi Kecamatan dengan APM tertinggi kedua dan
ketiga. Kecamatan Ulumanda dengan angka 19.69 menjadi
kecamatan dengan APM terendah untuk jenjang Sekolah
Menengah Atas.
2. Angka Putus Sekolah menurut jenjang Pendidikan di Kabupaten
Majene Tahun 2017
Tabel. 4.13 Angka Putus Sekolah (APS) menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Majene Tahun 2017
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majene
Profil Gender Kabupaten Majene 46
Grafik. 4.3
Angka Putus Sekolah (APS) menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Majene Tahun 2017
3. Tenaga Kependidikan
Sehubungan dengan kebijakan pokok perluasan dan pemerataan
pendidikan, Dinas Pendidikan Kabupaten Majene selain menitik
beratkan program-program dalam rangka penyediaan dan
pemerataan sarana pendidikan, penyempurnaan manajemen
pendidikan, peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses
perbaikan mutu pendidikan juga menitikberatkan pada program
penyediaan dan pemerataan tenaga pendidik.
Hingga Tahun 2017, jumlah total guru di Kabupaten Majene
sebanyak 3.375 orang dengan persentase sebesar 61.68 persen
guru perempuan dan 38.32 Persen guru laki-laki, sebagaimana
terinci dalam tabel berikut :
Tabel. 4.14
Jumlah Guru Berdasarkan Kecamatan menurut Jenis Kelamin di
Kabupaten Majene Tahun 2017
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Majene
0
2
4
6
8
10
12
APS Tingkat SD APS Tingkat SMP APS Tingkat SMA
Banggae
Banggae Timur
Pamboang
Sendana
Tammerodo Sendana
Tubo Sendana
Malunda
Ulumanda
Profil Gender Kabupaten Majene 47
4. Angka Melek Huruf Menurut Kecamatan dikabupaten Majene s.d.
Tahun 2017
Melek Huruf atau melek aksara adalah kemampuan seseorang
untuk membaca dan menulis. Angka melek huruf (AMH)
merupakan proporsi penduduk usia 15 tahun keatas yang
mempunyai kemampuan membaca dan menulis, baik huruf latin
huruf arab maupun huruf lainnya, terhadap penduduk usia 15
tahun ke atas.
Pada tahun 2017, tercatat penduduk Kabupaten Majene yang
berusia 15 Tahun ke atas yang memiliki kemampuan membaca
dan menulis mencapai 3.609 0rang. sebagaimana terinci dalam
tabel berikut :
Tabel. 4.15
Angka Melek Huruf Berdasarkan Kecamatan di
Kabupaten Majene Tahun 2017
Sumber : BPS Majene 2017
Tabel. 4.16
Angka Melek Huruf di
Kabupaten Majene Tahun 2007 s/d 2013
Sumber : BPS Sulawesi Barat 2017
Profil Gender Kabupaten Majene 48
e. POLITIK DAN PEMERINTAHAN
Tabel. 4.17
Banyaknya Daftar Calon Anggota Legislatif Pada Pemilihan
Legislatif Menurut Partai dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Majene 2014 s/d 2018
No Partai Daftar Calon Legislatif
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Partai Nasdem 16 9 25
2 Partai Kebangkitan Bangsa
11 7 18
3 Partai Keadilan Sejahtera 15 7 22
4 Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan 16 9 25
5 Partai Golongan Karya 16 9 25
6 Partai Gerakan Indonesia Raya
15 10 25
7 Partai Demokrat 16 9 25
8 Partai Amanat Nasional 14 11 25
9 Partai Persatuan Pembangunan
16 9 25
10 Partai Hati Nurani Rakyat 16 9 25
11 Partai Bulan Bintang 15 9 24
12 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
15 10 25
Jumlah 181 108 289
Sumber : KPU Kabupaten Majene
Tabel. 4.18
Banyaknya Daftar Calon Anggota Legislatif Kabupaten Pada
Pemilihan Legislatif Menurut Partai dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Majene 2014 s/d 2018
No Partai Daftar Calon Legislatif
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Partai Nasdem 3 2 5
2 Partai Kebangkitan Bangsa
3 2 5
3 Partai Keadilan Sejahtera 3 2 5
4 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
3 2 5
5 Partai Golongan Karya 3 2 5
6 Partai Gerakan Indonesia 3 2 5
Profil Gender Kabupaten Majene 49
Raya
7 Partai Demokrat 2 2 4
8 Partai Amanat Nasional 3 2 5
9 Partai Persatuan Pembangunan
2 2 4
10 Partai Hati Nurani Rakyat 3 2 5
11 Partai Bulan Bintang 2 1 3
12 Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia
3 2 5
Jumlah 33 23 56
Sumber : KPU Kabupaten Majene
Tabel. 4.19
Banyaknya Anggota DPRD Kabupaten Majene Menurut Fraaksi
dan Jenis Kelamin Hasil Pemilu
Kabupaten Majene 2014 s/d 2018
No Partai Jumlah Anggota DPRD
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Partai Nasdem 2 0 2
2 Partai Kebangkitan
Bangsa 2 0 2
3 Partai Keadilan Sejahtera 2 0 2
4 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
2 0 2
5 Partai Golongan Karya 1 1 2
6 Partai Gerakan Indonesia
Raya 2 0 2
7 Partai Demokrat 3 0 3
8 Partai Amanat Nasional 4 0 4
9 Partai Persatuan
Pembangunan 0 0 0
10 Partai Hati Nurani Rakyat 0 2 2
11 Partai Bulan Bintang 1 1 2
12 Partai Keadilan dan
Persatuan Indonesia 2 0 2
Jumlah 21 4 25
Sumber : KPU Kabupaten Majene
4.1.6. ALAT ANALISIS
Dalam Konteks pembangunan berperpektif gender melalui
penerapan gender mainstreaming, maka dibutuhkan alat
Profil Gender Kabupaten Majene 50
atau model analisis gender untuk menyusun program yang
tepat sehingga program atau kebijakan yang disusun bersifat
resposhif gender yang akan menjawab kebutuhan gender
suatu wilayah. Kebijakan atau program yang bersifat
responsif gender tersebut artinya adalah program yang
memperhatikan aspek akses, partisipasi, kontrol dan manfaat
dari subjek maupun objek pemberdayaan (kelompok sasarn
baik laki-laki maupun perempuan).
Bagi Kabupaten Majene telah dilakukan penguatan
kapasitas untuk melakukan analisis gender dengan
menggunakan beberapa jenis model analisis gender, yaitu
Model Analisa GAP (gender Analysis Pathway). Model atau
kerangka analisa gender GAP merupakan suatu alat analisis
gender yang dapat digunakan untuk membantu perencanaan
dan pelaksanaan dari kegiatan pengarusutamaan gender
melalui perencanaan kebijakan/program/proyek dari
kegiatan pembangunan. Model analisis ini menekankan pada
empat aspek pentik yang meliputi akses, peran, kontrol dan
manfaat.
Model ini memiliki kekuatan untuk menghasilkan
program atau kegiatan yang responshif gender dengan
metodolgi yang sederhana dan penggunaan data kualitatif
dan kuantitatif secara bersamaan serta adanya peluang
untuk memonitor dan mengevaluasi setiap langkah.
Sedangkan kelemahan model ini adalah adanya
ketergantungan pada data pilah menurut jenis kelamin, dan
biasanya hanya digunakan pada kebijakan atau proyek
formal yang biasanya didanai oleh pemerintah dan dibatasi
pada aspek perencanaannya.
Model Analisa GAP (Gender Analysis Pathway)
digunakan dengan asumsi bahwa paparan data statistik yang
bersumber dari data riil lapangan dalam berbagai aspek
berdasarkan jenis kelamin serta analisa kualitatif yang
Profil Gender Kabupaten Majene 51
memunculkan indikator akses, partisipasi, kontrol dan
manfaat (Kelompok yang menerima manfaat) dalam setiap
topik kajian. Model ini digunakan juga dalam rangka untuk
memberikan kesimpulan dari data lapangan yang mengarah
pada rekomendasi-rekomendasi yang memperhatikan aspek
responsif gender baik dalam bentuk kegiatan atau program
bagi Pemerintah Kabupaten Majene dalam setiap sub
bahasan dari profil gender ini.
4.2. Inovasi Pelaksanaan PUG
Inovasi yang dilakukan dalam pelaksanaan
pengarusutamaan gender ditekankan pada peningkatan kompetensi
Sumber Daya Manusia. Pemerintah Kabupaten Majene dalam rangka
memperkuat SDM Pokja adalah dengan melakukan in house training
kepada OPD, jenis pelatihan ini lebih menyasar pada kesulitan OPD
dalam melaksanakan pengarusutamaan gender.
Selain peningkatan kapasitas SDM, inovasi yang dilakukan
melalui : kegiatan-kegiatan Peningkatan Ekonomi Perempuan,
Sosialisasi Peran serta Perempuan dalam Bidang Politik,
Pembentukan Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak
(P2TP2A), Sosialisasi Peningkatan Kualitas Kehidupan dan Peran
Perempuan serta Kesejahteraan dan Perlindungan Anak, Penyuluhan
bagi Ibu Rumah Tangga dalam Membangun Keluarga Sejahtera,
Pembentukan Unit Reaksi Cepat (URC) P2TP2A di Kecamatan, serta
Kegiatan lain yang melibatkan peran serta perempuan.
Profil Gender Kabupaten Majene 52
1. Pelatihan Kepemimpinan Bagi Perempuan.
Gambar. 4.2
Gambar. 4.3
Kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Bagi Perempuan Berbasis Malaqbi
Profil Gender Kabupaten Majene 53
2. Fasilitasi Penguatan Kapasitas PUG
Gambar. 4.4
Gambar. 4.5
Pelatihan Perencanaan Penganggaran Responsif Gender
\
Profil Gender Kabupaten Majene 54
3. Sosialisasi P2TP2A
Gambar. 4.6
4. Pelatihan Bagi Pelatih (TOT) SDM Pelayanan &
Pendampingan Korban KDRT
Gambar. 4.7
Profil Gender Kabupaten Majene 55
5. Kegiatan-Kegiatan Lain yang melibatkan Peran Perempuan
Gambar. 4.8
6. Pengukuhan Unit Reaksi Cepat (URC) Kecamatan
Gambar. 4.9
Profil Gender Kabupaten Majene 56
7. Penyuluhan Bagi Ibu Rumah Tangga
Gambar 4.10
Profil Gender Kabupaten Majene 57
BAB V
PENUTUP
5.1. SIMPULAN
Dari seluruh tahapan penyusunan profil gender ini, diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Komitmen Pemerintah Kabupaten Majene pada pelaksanaan
pengarusutamaan gender tertuang dalam RPJMD Kabupaten
Majene 2016-2021 Bab. V tentang Visi dan Misi Pemerintah
Kabupaten Majene.
2. Kebijakan Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender yang tertuang
dalam Renstra Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Kabupaten Majene yang terkait langsung dengan
pengarusutamaan gender belum optimal.
3. Kelembagaan yang mendukung pelaksanaan pengarusutamaan
gender di Kabupaten Majene adalah struktural organisasi
pemerintah adalah Bapeda, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DPP&PA) yang pembentukannya berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Majene Nomor 12 Tahun 2016
Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, dan
Peraturan Bupati Majene Nomor 44 tahun 2016 Tentang Susunan
Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Perangkat Daerah Kabupaten
Majene.
Selain struktural organisasi pemerintahan, juga dibentuk
Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender ditetapkan dengan
Surat Keputusan Bupati Nomor 824/ HK/ KEP-BUP /IV/ 2018
tentang Pembentukan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender
(PUG) di Wilayah Kabupaten Majene Tahun 2018-2020.
4. SDM dan Penganggaran :
a. Sumber Daya Manusia pada pelaksanaan pengarusutamaan
gender di Kabupaten Majene baik kualitas maupun kuantitas
masih sangat terbatas.
b. Pembiayaan kegiatan yang sebenarnya menjadi isu gender
belum sepenuhnya mengacu pada PPRG.
Profil Gender Kabupaten Majene 58
5. Data Pilah yang dimiliki OPD/Instansi terkait atau lembaga lain di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Majene masih sangat terbatas
baik jumlah, cakupan dan kelengkapan data serta sistem
informasi tentang data pilah gender dan anak yang menjadi dasar
dalam pelaksanaan program dan sasaran.
6. Pemerintah Kabupaten Majene belum sepenuhnya menerapkan
Alat analisis gender pada program pengintegrasian
pengarusutamaan gender pada Renstra OPD Lingkup Pemerintah
Kabupaten Majene adalah Gender Analisis Pathway (GAP).
5.2. REKOMENDASI
1. Perlu adanya komitmen dalam bentuk Peraturan Daerah (PERDA)
tentang Pengarusutamaan Gender (PUG) di Kabupaten Majene.
2. Melakukan penguatan kapasitas secara progresif, bagi semua
perencanaan OPD, terutama kepada focal point di OPD dan Pokja
PUG di Kabupaten.
3. Mengintegrasikan PPRG dalam siklus perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
4. Mengembangkan kajian gender berbasis sektoral untuk
mengantisipasi ketiadaan data pilah.
5. Perlu memasukkan NGO dan PSW sebagai bagian dari stakeholder
penting yang bersama-sama membangun Pengarusutamaan
Gender.
6. Perlunya Peraturan Bupati tentang Perencanaan dan
Penganggaran yang responshif gender (PPRG) di mana setiap OPD
diwajibkan menyusun RKA wajib menggunakan alat analisis
gender berupa GAP, GBS dab harvard.
Majene, 2018
TIM PENYUSUN