Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdulillah ke Hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, penyusunan Laporan Kinerja
Direktorat Perbenihan Perkebunan dapat diselesaikan. Laporan
Kinerja ini disusun dalam rangka pertanggungjawaban Direktorat
Perbenihan Perkebunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Direktorat Perbenihan Perkebunan sebagaimana diamanatkan dalam
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010 /8/2015
tanggal 3 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian.
Penyusunan Laporan Kinerja mengacu pada Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam penyusunannya
mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (Men-PAN & RB) Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 20 Nopember 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan
Perkebunan Tahun 2018 disusun berdasarkan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan
sesuai indikator kinerja dan dilakukan secara berkala, sehingga dapat dijadikan tolok ukur
keberhasilan atau kegagalan pada setiap periodenya dengan berdasarkan pada Rencana
Strategis (RENSTRA) Direktorat Jenderal Perkebunan, Tahun 2015-2019.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh jajaran lingkup Direktorat Perbenihan
Perkebunan dan pihak terkait lainnya yang telah memberikan dukungan dan kerjasamanya,
sehingga tugas yang dibebankan kepada Direktorat Perbenihan Perkebunan dapat
dilaksanakan sebagaimana tertuang pada Laporan Kinerja Direktorat ini.
Kiranya laporan ini dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dan sebagai
bahan masukan untuk keberlanjutan kegiatan di masa yang akan datang.
Jakarta, Januari 2019
Direktur Perbenihan Perkebunan
Ir. H. Muhammad Anas, M.Si
NIP. 195901251986031016
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja (LAKIN) Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 menyajikan hasil
pengukuran kinerja pencapaian sasaran yang diarahkan untuk dapat mencapai misi dan visi
Direktorat Perbenihan Perkebunan sesuai target kinerja yang telah menjadi komitmen
Direktorat Perbenihan Perkebunan.
Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih berdaya guna,
berhasil guna, transparansi dan bertanggung jawab serta untuk mewujudkan clean
goverment dan good governance, maka laporan disusun dalam bentuk Laporan Kinerja
(LAKIN) sebagaimana diamanatkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang juga selaras dengan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dengan demikian, LAKIN Direktorat Perbenihan Perkebunan
Tahun 2018 ini disusun sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan
kebijakan, program dan kegiatan sebagai penjabaran dari tugas pokok dan fungsi
Direktorat Perbenihan Perkebunan, serta memperhatikan perubahan lingkungan strategis
domestik maupun internasional, Renstra Pembangunan Perkebunan dan Renstra Ditjen
Perkebunan, maka dirumuskan Visi Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 20152019
yaitu “Menjadi Direktorat Perbenihan yang professional dalam mewujudkan
peningkatan produksi benih tanaman perkebunan secara optimal, berdaya saing dan
berkelanjutan untuk mendukung pengembangan perkebunan”.
Untuk mencapai visi tersebut, maka misi Direktorat Perbenihan Perkebunan adalah sebagai
berikut:
1. Mewujudkan peningkatan produksi benih tanaman perkebunan secara berkelanjutan
2. Mewujudkan pelayanan prima dan berkualitas di bidang sertifikasi dan pengawasn
peredaran benih tanaman perkebunan.
3. Mewujudkan peningkatan penyediaan teknologi perbenihan perkebunan secara
berkelanjutan
4. Menyediakan fasilitas pembinaan dan penanganan usaha perbenihan perkebunan
berkelanjutan
5. Mendorong upaya pemberdayaan dan penumbuhan kelembagaan perbenihan
6. Mendorong upaya penerapan teknologi budidaya pembanguanan kebun sumber benih
dengan baik dan berwawasan lingkungan.
Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkebunan 2015-2019 sebagaimana
telah ditetapkan dalam Renstra Direktorat Jenderal Perkebunan, maka Direktorat
Perbenihan Perkebunan mempunyai tujuan mendukung peningkatan produksi dan
produktivitas tanaman perkebunan yaitu :
1. Meningkatkan produksi dan peroduktivitas benih melalui penyediaan benih unggul,
bermutu, bersertifikat, dan pembangunan kebun sumber benih tanaman perkebunan.
2. Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran, kerjasama teknis,
administrasi, keuangan, asset, umum, organisasi, tata laksana, kepegawaian, hukum,
humas, administrasi perkantoran, evaluasi pelaksanaan kegiatan, layanan rekomendasi
teknis dan penyediaan data serta informasi yang berkualitas.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 iii
3. Melalukan upaya strategis dalam memfasilitasi penerapan pembinaan usaha Perbenihan
perkebunan berkelanjutan, dan perizinan usaha Perbenihan perkebunan.
4. Memfasilitasi ketersediaan teknologi perbenihan perkebunan.
5. Memberikan fasilitas kegiatan pemberdayaan produsen benih.
6. Melakukan pembinaan, bimbingan teknis dan pendampingan kepada pelaku usaha
Perbenihan terutama dalam penggunaan benih.
Sasaran Strategis Utama Direktorat Perbenihan Perkebunan tahun 2015-2019 adalah:
a. Tersedianya sumber benih unggul tebu dan 15 komoditas unggulan perkebunan.
b. Meningkatnya pengawasan mutu benih tebu dan 15 komoditas unggulan perkebunan.
c. Meningkatnya pengembangan Kelembagaan Perbenihan Tanaman Perkebunan.
d. Tersedianya fasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan.
Pengukuran kinerja dilingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan tahun 2018, realisasi
keuangan sebesar Rp9.096.948.688 dari pagu Rp9.709.000.000 realisasi keuangan tercapai
93.70% masuk Kategori Berhasil. Untuk kegiatan daerah yang tersebar di 33 Provinsi
diperoleh capaian realisasi keuangan Rp187.761.515.822 dari pagu anggaran
Rp227.295.512.000 atau tercapai 82.61% masuk kategori berhasil. Capaian fisik 2.193 ha
dari target 2.999 Ha atau tercapai 73.13% masuk Kategori berhasil.
Pengukuran Kinerja terhadap capaian sasaran kegiatan berupa output dengan rincian
sebagai berikut :
a. Pembangunan Kebun Bahan Tanam Tanaman Tahunan dan Penyegar melalui
kegiatan:
1. Pembangunan Kebun Induk Tanaman Kakao seluas 3 Ha, terealisasi seluas 3 Ha atau
tercapai 100%.
2. Pembangunan Kebun Induk Tanaman Kopi target seluas 23 Ha, terealisasi 18 Ha
atau tercapai 78,26%.
3. Pembangunan Kebun Induk Tanaman Kelapa target seluas 61 Ha, terealisasi 61 Ha
atau tercapai 100%.
4. Pembangunan Kebun Entres Tanaman kakao target seluas 16 Ha, terealisasi 16 Ha
atau tercapai 100%.
b. Pembangunan Kebun Bahan Tanam Tanaman Semusim dan Rempah melalui
kegiatan:
1. Pembangunan KBD tebu seluas 288 Ha terealisasi 288 Ha atau tercapai 100%.
2. Pembangunan Kebun Induk Tanaman Lada seluas 29 Ha terealisasi 29 Ha atau
tercapai 100%.
3. Pembangunan Kebun Induk Cengkeh seluas 35 Ha terealisasi 34 Ha atau tercapai
97,14%.
4. Pembangunan Kebun Induk Tanaman Pala seluas 25 Ha terealisasi 25 Ha atau
tercapai 100%.
5. Pembangunan Kebun Induk Tanaman Pala seluas 2 Ha terealisasi 2 Ha atau tercapai
100%.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 iv
c. Pemeliharan Kebun Sumber Bahan Tanam Tanaman Tahunan dan Penyegar
1. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Jambu Mete Tahun 2 (P-2) target 16 Ha
terealisasi 15 Ha atau tercapai 93,75%.
2. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Jambu Mete Tahun 4 (P-4) target 5 Ha
terealisasi 5 Ha atau tercapai 100%.
3. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Jambu Mete Tahun 5 (P-5) target 5 Ha
terealisasi 5 Ha atau tercapai 100%.
4. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kelapa Dalam Tahun 1 (P-1) target 37 Ha
terealisasi 37 Ha atau tercapai 100%.
5. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kelapa Dalam Tahun 2 (P-2) target 75 Ha
terealisasi 73 Ha atau tercapai 97,33%.
6. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kelapa Dalam Tahun 3 (P-3) target 53 Ha
terealisasi 53 Ha atau tercapai 100%.
7. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kelapa Dalam Tahun 4 (P-4) target 44 Ha
terealisasi 44 Ha atau tercapai 100%.
8. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kelapa Dalam Tahun 5 (P-5) target 28 Ha
terealisasi 28 Ha atau tercapai 100%.
9. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kakao Tahun 2 (P-2) target seluas 4 Ha
terealisasi 4 Ha atau tercapai 100%.
10. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kopi Tahun 1 target seluas 13 Ha terealisasi 12
Ha atau tercapai 92,31%.
11. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kopi Tahun 2 target seluas 12 Ha terealisasi 12
Ha atau tercapai 100%.
12. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kopi Tahun 3 target seluas 4 Ha terealisasi 4
Ha atau tercapai 100%.
13. Pemeliharaan Kebun Entres Tanaman Karet target seluas 8 Ha, terealisasi 7 Ha
atau tercapai 87,5%.
14. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kelapa Kopyor Tahun 2 (P-2) target 2 Ha
terealisasi 2 Ha atau tercapai 100%.
15. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kemiri Sunan Tahun 4 (P-4) target 10 Ha
terealisasi 10 Ha atau tercapai 100%.
16. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Sagu Tahun 2 (P-2) target 10 Ha terealisasi 10
Ha atau tercapai 100%.
17. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Aren Tahun 3 (P-3) target 5 Ha terealisasi 5 Ha
atau tercapai 100%.
18. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kakao Tahun 2 (P-2) target 4 Ha terealisasi 4
Ha atau tercapai 100%.
19. Pemeliharaan Kebun Induk Tanaman Kakao Tahun 3 (P-3) target 6 Ha terealisasi 5
Ha atau tercapai 83,33%.
20. Pemeliharaan Kebun Entres Tanaman Kakao Tahun 2 (P-2) target seluas 2 Ha
terealisasi 2 Ha atau tercapai 100% .
21. Pemeliharaan Kebun Entres Tanaman Kakao Tahun 3 (P-3) target seluas 20 Ha
terealisasi 18 Ha atau tercapai 90%.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 v
22. Pemeliharaan Kebun Entres Karet yang telah ditetapkan target seluas 89 Ha
terealisasi 87 Ha atau tercapai 97,75%.
23. Pemeliharaan BPT dan PIT Kelapa yang telah ditetapkan target 479 Ha terealisasi
478 Ha atau tercapai 99,79%.
24. Pemeliharaan Kebun Induk Kopi yang telah ditetapkan target 9 Ha terealisasi 9 Ha
atau tercapai 100%.
25. Pemeliharaan Kebun Entres Kopi yang telah ditetapkan target 1 Ha, terealisasi 1 Ha
atau tercapai 100%.
d. Pemeliharan Kebun Sumber Bahan Tanam Tanaman Semusim dan Rempah
1. Pemeliharaan KI Tanaman Lada tahun ke 1 (P-1) seluas 14 Ha dengan realisasi
14 Ha atau tercapai 100%.
2. Pemeliharaan KI Tanaman Lada tahun ke 2 (P-2) seluas 4 Ha dengan dengan
capaian fisik 4 Ha atau tercapai 100%.
3. Pemeliharaan KI Tanaman Lada tahun ke 3 (P-3) seluas 7 Ha dengan capaian fisik
7 Ha atau tercapai 100%.
4. Pemeliharaan KI tanaman cengkeh tahun ke 1 (P-1) seluas 23 Ha dengan capaian
fisik 23 Ha atau tercapai 100%.
5. Pemeliharaan KI tanaman cengkeh tahun ke 3 (P-3) seluas 8 Ha dengan capaian
fisik 8 Ha atau tercapai 100%.
6. Pemeliharaan KI tanaman pala tahun ke 1 (P-1) seluas 16 Ha dengan capaian fisik
16 Ha atau tercapai 100%.
7. Pemeliharaan KI tanaman pala tahun ke 3 (P-3) seluas 6 Ha dengan capaian fisik
6 Ha atau tercapai 100%.
8. Pemeliharaan KI tanaman gambir tahun ke 2 (P-2) seluas 2 Ha dengan capaian fisik
2 Ha atau tercapai 100%.
9. Pemeliharaan KBD tebu seluas 112 Ha dengan capaian fisik 112 Ha atau
tercapai 100%.
10. Pemeliharaan Kebun Sumber Benih tanaman lada seluas 54 Ha dengan capaian fisik
52 Ha atau tercapai 96,30%.
11. Pemeliharaan BPT dan PIT tanaman cengkeh seluas 15 Ha dengan capaian fisik
15 Ha atau tercapai 100%.
12. Pemeliharaan BPT dan PIT tanaman pala seluas 27 Ha dengan capaian fisik 27 Ha
atau tercapai 100%.
13. Pemeliharaan Kebun Sumber Benih tanaman nilam seluas 3 Ha dengan capaian fisik
2 Ha atau tercapai 66,67%.
14. Pemeliharaan BPT dan PIT tanaman kayu manis seluas 2 Ha dengan capaian fisik
2 Ha atau tercapai 100%.
15. Produksi/penyediaan benih pala siap tanam sebanyak 714.000 batang capaian fisik
714.000 batang atau tercapai 100%.
16. Produksi/penyediaan benih cengkeh siap tanam sebanyak 364.00 batang dengan
capaian fisik 364.000 batang atau tercapai 100%.
17. Produksi/penyediaan benih lada siap tanam sebanyak 931.500 batang dengan
capaian fisik 931.500 batang atau tercapai 100%.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 vi
18. Pemeliharaan produksi/penyediaan benih pala siap tanam sebanyak 64.000 batang
dengan capaian fisik 64.000 batang atau tercapai 100%.
19. Pemeliharaan produksi/penyediaan benih lada siap tanam sebanyak 280.000 batang
dengan capaian fisik 280.000 batang atau tercapai 100%.
e. Fasilitasi Teknis Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan Pengawasan Mutu
Benih Tanaman Perkebunan
1. Penetapan Kebun SumberBenih Varietas yang Telah Dilepas target 21 Kegiatan
dengan anggaran Rp1.600.850.000 capaian fisik 33 Kegiatan realisasi keuangan
Rp1.156.380.071 atau tercapai 72,24 %.
2. Fasilitasi Penilaian Varietas Tanaman Perkebunan target 33 Kegiatan dengan
anggaran Rp4.565.410.000 capaian fisik 33 Kegiatan realisasi keuangan
Rp3.823.199.734 atau tercapai 83,74 %.
3. Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan target 32 kegiatan
dengan anggaran Rp5.433.130.000 capaian fisik 32 Kegiatan, realisasi keuangan
Rp4.539.412.109 atau tercapai 83,55 %.
f. Pengembangan Kelembagaan Perbenihan Tanaman Perkebunan
1. Fasilitasi Pembinaan Kelembagaan Usaha Produksi Benih target 32 Provinsi dengan
anggaran Rp5.431.925.000 capaian fisik 32 Provinsi, realisasi anggaran
Rp4.510.595.353 atau tercapai 83,04%.
2. Fasilitasi Pembinaan Kelembagaan Pengawasan Benih target 33 Provinsi dengan
anggaran Rp3.602.366.000 capaian fisik 33 Provinsi, realisasi anggaran
Rp2.993.304.290 atau tercapai 83,09%.
3. Pengutuhan Rintisan Model Pengembangan Desa Mandiri Benih target 2 Provinsi
dengan anggaran Rp324.700.000 capaian fisik 2 Provinsi, realisasi anggaran
Rp240.779.656 atau tercapai 74,15%.
4. Rintisan Model Pengembangan Desa Mandiri Benih target 2 Provinsi dengan anggaran
Rp12.753.190.000 capaian fisik 38 Kegiatan, realisasi anggaran Rp11.094.328.30 atau
tercapai 86,99%.
5. Fasilitasi Kegiatan Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera target 10 Provinsi dengan
anggaran Rp2.300.200,000 capaian fisik 9 Kegiatan, realisasi anggaran
Rp1.759.809.101 atau tercapai 76.51%.
Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan yang mempengaruhi kinerja Perbenihan secara
keseluruhan antara lain :
a) Adanya penambahan anggaran APBN sehingga pelaksanaan kegiatan fisik tidak
sepenuhnya terlaksana akibat keterbatasan waktu;
b) Masih adanya Dinas yang tidak melaksanakan kegiatan APBN;
c) Penetapan CP/CL di lokasi lahan yang diusulkan sering terlambat dan mengalami
perubahan sebagai akibat kurangnya koordinasi dengan institusi setempat;
d) Terbatasnya SDM yang telah memenuhi kualifikasi panitia pengadaan barang/jasa.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 vii
Langkah-langkah yang akan diambil untuk mengantisipasi agar pencapaian sasaran ditahun-
tahun mendatang menjadi lebih baik maka diperlukan: (1) komitmen pimpinan dan persepsi
yang sama diantara instansi terkait di pusat dan daerah terhadap kegiatan Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan; (2) Melakukan upaya percepatan pengusulan pencairan
anggaran; (3) Memacu percepatan pelaksanaan kegiatan di lapangan; (4) Memacu
percepatan proses pengadaan barang/jasa; (5) Membuat penetapan reward dan punishment
sehingga memicu Provinsi dan Kabupaten untuk menjadi lebih baik yang sebelumnya
terlambat menjadi tepat waktu dalam penyampaian data dan informata sesuai yang
direncanakan; dan (5) Dukungan Pemprov dan Pemkab setempat dalam mendukung
pelaksanaan program untuk mempersiapkan calon petani dan calon lahan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .................................................................................. x
I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Organisasi ........................................................................... 2
1.3. Aspek Strategis Pembanguan Perbenihan Perkebunan ...................... 3
1.4. Potensi dan Tantangan ........................................................... 4
II. PERENCANAAN KINERJA .................................................................. 8
2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun
2015 - 2019 .......................................................................... 7
2.2. Sasaran Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019 .............. 10
2.3. Strategis Direktorat Perbenihan Perkebunan ................................. 11
2.4. Perjanjian Kinerja kegiatan Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun
2018 .................................................................................. 12
III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................. 15
3.1. Pengukuran Kinerja .................................................................. 15
3.2. Evaluasi dan Anlisis Akuntabilitas Kinerja ....................................... 18
3.2.1. Jumlah Benih Tebu yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman tebu ............................................................... 19
3.2.2. Jumlah Benih Lada yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Lada ............................................................... 22
3.2.3. Jumlah Benih Pala yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Pala ............................................................... 24
3.2.4. Jumlah Benih Jambu Mete yang Tersedia sesuai Kebutuhan
Produksi Tanaman Jambu ................................................. 26
3.2.5. Jumlah Benih Kopi yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Kopi ............................................................... 28
3.2.6. Jumlah Benih Karet yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Karet .............................................................. 31
3.2.7. Jumlah Benih Kakao yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Pala Kakao ....................................................... 33
3.2.8. Jumlah Benih Kelapa yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Pala Kelapa ...................................................... 36
3.2.9. Jumlah Benih Teh yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Pala Teh .......................................................... 39
3.2.10. Jumlah Benih Kemiri Sunan yang Tersedia sesuai Kebutuhan
Produksi Tanaman Kemiri Sunan ......................................... 41
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 ix
3.2.11. Jumlah Benih Sagu yang Tersedia sesuai Kebutuhan Produksi
Tanaman Pala Sagu ......................................................... 43
3.2.12. Jumlah Benih cengkeh yang Tersedia sesuai Kebutuhan
Produksi cengkeh ........................................................... 44
3.2.13. Kelembagaan Pengawasan dan Produksi ............................... 46
3.2.14. Varietas Unggul Komoditas Perkebunan ................................. 48
IV. PENUTUP ................................................................................... 50
4.1. Kesimpulan .......................................................................... 50
4.2. Saran dan Rekomendasi ........................................................... 50
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 x
DAFTAR TABEL
TABEL 1 Aspek-aspek Kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun
2015-2019 .......................................................................... 12
TABEL 2 Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan Perkebunan
Tahun 2018 ........................................................................ 13
TABEL 3 Keberhasilan Capaian Kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan
Tahun 2018, Berdasarkan Perjanjian Kinerja ................................ 15
TABEL 4 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung Dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Tanaman Tebu ........................................... 21
TABEL 5 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung Dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Lada ....................................................... 23
TABEL 6 Analisis efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung Dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Pala ........................................................ 26
TABEL 7 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Jambu Mete .............................................. 28
TABEL 8 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Kopi........................................................ 29
TABEL 9 Rekomendasi Solusi Permasalahan Penyediaan Benih Karet Siap
Tanam .............................................................................. 32
TABEL 10 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan
Produksi Karet .................................................................... 32
TABEL 11 Rekomendasi Solusi Permasalahan Penyediaan Benih Kakao Siap
Tanam .............................................................................. 35
TABEL 12 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Kakao ...................................................... 35
TABEL 13 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Kelapa ..................................................... 38
TABEL 14 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Teh ........................................................ 40
TABEL 15 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Kemiri Sunan ............................................. 42
TABEL 16 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Sagu ....................................................... 44
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 xi
TABEL 17 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai
Kebutuhan Produksi Cengkeh .................................................. 46
TABEL 18 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung Melalui Kegiatan Pembinaan Kelembagaan Usaha
Produksi Benih Dan Pengawasan Benih ....................................... 47
TABEL 19 Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan
Pendukung Melalui Kegiatan Fasilitasi Teknis Penyediaan Benih
Unggul Tanaman Perkebunan Pengawasan Mutu Benih Tanaman
Perkebunan ........................................................................ 49
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Direktorat Perbenihan Perkebunan merupakan salah satu unit Eselon II lingkup Direktorat
Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian yang memegang peran penting dan sangat
strategis dalam memberikan fasilitas teknis dukungan penyediaan benih tanaman
perkebunan yang unggul, bermutu dan bersertifikat serta pembinaan kepada seluruh
pelaksana kebijakan di bidang peningkatan produksi dan produktivitas tanaman
perkebunan.
Pada tahun 2015-2019 sub sektor perkebunan telah menjadi salah satu sub sektor penting
dalam peningkatan perekonomian nasional, mendukung pembangunan yang kuat, inklusif
dan berkelanjutan seperti yang tercantum pada tema RPJM 2015 – 2019, Rencana Strategis
Direktorat Perbenihan Perkebunan tahun 2015-2019 dan Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Perkebunan tahun 2015-2019. Peran strategis sub sektor perbenihan perkebunan
baik secara ekonomis, ekologis, maupun sosial budaya digambarkan melalui kontribusinya
dalam menyumbang PDB, nilai investasi, kontribusi dalam menyeimbangkan neraca
perdagangan komoditas pertanian nasional, sumber devisa negara dari komoditas ekspor;
penyediaan benih bahan pangan dan pertanian; penyerap tenaga kerja; sumber utama
pendapatan masyarakat pedesaan, daerah perbatasan dan daerah tertinggal; pengentasan
kemiskinan; berperan dalam upaya peningkatan ketersediaan oksigen serta berkontribusi
dalam pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan mengikuti kaidah-kaidah
konservasi. Sejalan dengan berbagai kontribusi sub sektor perkebunan tersebut maka segala
bentuk usaha budidaya perkebunan Harus mengedepankan keseimbangan pengelolaan
sumber daya alam, sumber daya manusia dan alat/sarana prasarana input produksi melalui
kegiatan penyelenggaraan perkebunan yang memenuhi kaidah pelestarian lingkungan hidup.
Hal tersebut dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014, juga menyatakan bahwa perkebunan adalah segala
kegiatan pengelolaan sumber daya alam, sumber daya manusia, sarana produksi, alat dan
mesin, pembangunan kebun sumber benih, budidaya, panen, pengolahan dan pemasaran
terkait tanaman perkebunan. Dengan pengertian yang luas tersebut, penyelenggaraan
perkebunan mengemban amanat yang berat dalam mendukung pembangunan nasional.
Amanat tersebut mengharuskan penyelenggaraan perkebunan ditujukan untuk
(1) meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat; (2) meningkatkan sumber devisa
negara; (3) menyediakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha; (4) meningkatkan
produksi, produktivitas, kualitas, nilai tambah, daya saing dan pangsa pasar;
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 2
(5) meningkatkan dan memenuhi kebutuhan konsumsi serta bahan baku industri dalam
negeri; (6) memberikan perlindungan pada pelaku usaha perkebunan dan masyarakat;
(7) mengelola dan mengembangkan sumber daya perkebunan secara optimal, bertanggung
jawab dan lestari, dan (8) meningkatkan pemanfaatan jasa perkebunan.
Dalam era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal perencanaan dan penganggaran
diamanatkan mengikuti pembagian kewenangan pusat dan daerah sesuai Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintah pusat dan daerah
memiliki kewenangan dan tanggung jawab masing-masing dalam pembangunan.
Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya,
kebijakan dan program bagi instansi pemerintah, diwujudkan melalui Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang memadai. SAKIP yang memadai harus mengandung
unsur Perencanaan Kinerja (Renstra, RKT, PK), Pengukuran Kinerja, Laporan Kinerja dan
Evaluasi Pemanfaatan Informasi Kinerja. Hal ini tertuang di dalam Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
Laporan Kinerja (LAKIN) sebagai salah satu unsur penting dalam SAKIP disusun berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(MENPAN & RB) Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dengan
Format yang terdiri dari: 1) Ikhtisar Eksekutif; 2) Bab I Pendahuluan; 3) Bab II Perencanaan
Kinerja; 4) Bab III Akuntabilitas Kinerja yang meliputi: (a) Capaian Kinerja Organisasi sesuai
dengan hasil pengukuran kinerja organisasi dengan melakukan analisis capaian kinerja; (b)
Realisasi Anggaran yang digunakan dan telah digunakan sesuai dengan dokumen Perjanjian
Kinerja; 5) Bab IV Penutup dan Lampiran. Didalam Bab III diwajibkan membahas 1) capaian
terhadap target tahun ini; 2) capaian kinerja dibandingkan dengan tahun lalu/beberapa
tahun sebelumnya; 3) capaian kinerja terhadap Rentra dan PK; 4) membandingkan capaian
kinerja dengan standar Nasional; 5) analisis keberhasilan dan penyebab kegagalan; analisis
atas efesiensi penggunaan sumberdaya; 7) analisis program/kegiatan yang menunjang
keberhasilan pencapaian kinerja.
1.2. Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal
3 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemeterian Pertanian terkait
nomenklatur organisasi Direktorat Perbenihan Perkebunan, dalam melaksanakan tugasnya,
Direktorat Jenderal Perkebunan mempunyai tugas “melaksanakan penyiapan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan penyediaan benih tebu dan tanaman
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 3
perkebunan lainnya”. Untuk pelaksanaan tugas tersebut, Direktorat Perbenihan Perkebunan
menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu
benih, peningkatan penyediaan benih tanaman semusim dan rempah, tanaman tahunan
dan penyegar serta penguatan kelembagaan benih;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian varietas dan pengawasan mutu benih,
peningkatan penyediaan benih tanaman semusim dan rempah, tanaman tahunan dan
penyegar serta penguatan kelembagaan benih;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penilaian varietas dan
pengawasan mutu benih, peningkatan penyediaan benih tanaman semusim dan
rempah, tanaman tahunan dan penyegar serta penguatan kelembagaan benih;
4. Pemberian bimbingan teknis monitoring, evaluasi dan supervisi di bidang penilaian
varietas dan pengawasan mutu benih, peningkatan penyediaan benih tanaman semusim
dan rempah, tanaman tahunan dan penyegar serta penguatan kelembagaan benih;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang penilaian varietas dan
pengawasan mutu benih, peningkatan penyediaan benih tanaman semusim dan
rempah, tanaman tahunan dan penyegar serta penguatan kelembagaan benih; dan
6. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbenihan Perkebunan.
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri dan Direktur Jenderal Perkebunan.
1.3. Aspek Strategis Pembangunan Perbenihan Perkebunan
Salah satu aspek yang sangat fundamental dalam pengembangan budidaya tanaman
perkebunan adalah ketersediaan benih unggul. Secara historis peran benih unggul telah
dibuktikan melalui keberhasilan peningkatan produksi pada era Revolusi Hijau di tahun
1960-an. Benih merupakan salah satu input dasar dalam kegiatan produksi tanaman dan
merupakan salah satu syarat untuk mewujudkan pembangunan perkebunan yang efisien dan
berdaya saing tinggi. Seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan efisiensi dan daya
saing usaha perkebunan maka semakin menigkat pula kebutuhan akan benih unggul dan
saran produksi bermutu. Secara umum, pengetahuan tentang berbagai aspek mutu benih
sangat berperan dalam perkembangan komoditi perkebunan dan akan terus memainkan
peran utama dalam penignkatan prouksi tanaman perkebunan di masa mendatang.
Penggunaan benih yang tidak memenuhi syarat dapat menurunkan hasil produksi, hal ini
ditunjukkan dengan kondisi tanaman yang buruk karena rendahnya mutu fisik, fisiologis,
dan meningkatnya keerentanan terhadap serangan hama dan penyakit pada tanaman.
Proses untuk mendapatkan benih unggul, bermutu dan bersertifikat membutuhkan
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 4
sinergitas antara ketersediaan produksi benih dengan kebutuhan di lapangan yang dikemas
dalam manajemen sistem perbenihan. Disisi lain dengan semakin berkembangnya dunis
usaha perbenihan perkebunan yang dapat menghasilkan beragam produk dengan mutu yang
baik, kebutuhan akan penggunaan benih unggul bermutu, optimis dapat terpenuhi.
Direktorat Jenderal Perkebunan terus berupaya memperbaiki dan memperkuat sistem
perbenihan nasional agar para pekebun terhindar dari berbagai kerugian akibat penggunaan
benih yang tidak unggul, tidak bermutu, dan tidak bersertifikat. Upaya yang dilakukan
untuk memudahkan konsumen mendapatkan benih maka telah ditetapkan produsen benih
yang merupakan kelembagaan usaha perbenihan yang memproduksi benih berupa
biji/kecambah/setek maupun benih siap salur, dengan demikian benih yang dihasilkan
merupakan benih yang berkualitas. Sedangkan untuk menjamin kualitas sumber benih dan
benih yang beredar, Ditjen Perkebunan secara operasional mempunyai 3 unit pelaksana
teknis pusat (UPT Pusat) untuk mengawasi dan menguji mutu benih di seluruh Indonesia.
Ketiga UPT Pusat dimaksud adalah Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman
Perkebunan (BBP2TP) Medan, Surabaya, dan Ambon.
Secara umum, kinerja pembangunan industri perbenihan perkebunan selama periode
2009-2014 sudah cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan semakin besarnya peran swasta
maupun masyarakat dalam mengembangan usaha perbenihan perkebunan, namun demikian
peran pemerintah baik pusat maupun daerah masih diperlukan dalam memfasilitasi
pengembangan usaha perbenihan bagi komoditas perkebunan yang kurang diminati oleh
swasta. Dukungan penguatan perbenihan melalui pihak swasta juga diatur melalui
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal dimana pemerintah
memberikan fasilitas kepada penanam modal asing yang berbentuk perseroan terbatas
untuk memperoleh kemudahan pelayanan dan/atau perizinan berupa 1) hak atas tanah, 2)
fasilitas pelayanan keimigrasian dan 3) fasilitas perizinan impor. Kemudahan pelayanan
dan/atau perizinan atas fasilitas perizinan impor tersebut, salah satunya dapat diberikan
berupa pembebasan atau keringanan bea masuk atas impor barang modal/bahan baku
untuk kebutuhan produksi sendiri serta mesin atau peralatan untuk keperluan produksi yang
belum dapat diproduksi di dalam negeri.
1.4. Potensi dan Tantangan
1.4.1. Potensi
Potensi pengembangan pembangunan kebun sumber benih tebu dan tanaman perkebunan
lainnya antara lain :
a. Adanya peraturan perundangan yang mengatur mengenai perbenihan perkebunan.
b. Dukungan teknologi perbenihan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 5
c. Dukungan SDM dan kelembagaan perbenihan.
d. Adanya produsen benih.
e. Adanya dukungan kinerja penelitian varietas.
f. Adanya plasma nutfah (sumber daya genetik).
g. Tersedianya varietas unggul yang sudah dilepas.
h. Tersedianya benih unggul lokal yang sudah ditetapkan.
i. Tersedianya kebun sumber benih dengan potensi produksi yang dihasilkan.
1.4.2. Tantangan
Pada Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 sebagai pengganti Undang-Undang Nomor
32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dijelaskan bahwa urusan pertanian merupakan
urusan pemerintahan pilihan yang bersifat konkuren sehingga urusan pertanian yang secara
khusus meliputi sub sektor perkebunan dalam pembagian kewenangan antara Pemerintahan
Pusat dan Pemerintahan Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) akan menjadi
tanggungjawab bersama dan didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi dan
eksternalitas serta kepentingan strategis nasional. Undang-undang tersebut memasukkan
bidang-bidang terkait sub sektor perkebunan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
seperti tenaga kerja, statistik, pemberdayaan masyarakat dan desa, pangan, lingkungan
hidup, dan pertanahan sebagai urusan wajib yang tidak terkait pelayanan.
Upaya meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas perkebunan tidak terlepas dari
kondisi benih yang digunakan dan penggunaan sarana produksi lainnya seperti pupuk dan
pestisidia. Masalah benih perkebunan menjadi penting, mengingat komoditas perkebunan
merupakan investasi jangka panjang pada periode tanaman belum menghasilkan, khususnya
tanaman tahunan yang relatif lama. Dengan demikian penggunaan benih unggul akan
memberikan dampak yang baik terhadap budidaya tanaman dari resiko kerugian yang cukup
tinggi. Selain itu, pengadaan benih belum sesuai dengan musim tanam, biasanya benih
sampai di lokasi setelah musim tanam dan kadangkala benih sudah kadaluarsa dan
mengalami penurunan kualitas. Kondisi lain adalah persoalan infrastruktur yang menyokong
sistem perbenihan sulit berkembang karena memerlukan investasi yang cukup besar. Tidak
banyak swasta yang mau menanamkan investasi untuk usaha perbenihan/perbibitan. Di lain
pihak, pemerintah kurang berdaya menangani perbenihan karena persoalan ketersediaan
anggaran dan kendala di sistem perbenihan itu sendiri. Dalam rangka mengantisipasi
permasalahan tersebut dan untuk mencapai sasaran yaitu tersedianya benih unggul yang
bermutu (varietas, mutu, waktu, jumlah, lokasi, dan harga) harus sesuai dengan ketentuan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 tahun 1995 Perbenihan Tanaman yang
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 6
mempersyaratkan benih bina yang diedarkan harus memenuhi standar mutu yang
ditetapkan.
Untuk menjamin mutu benih, produksi benih bina harus melalui ‘sertifikasi’. Masalah
perbenihan lainnya adalah adanya keterbatasan sumber benih. Kebutuhan benih bermutu
dan bersertifikat yang semakin meningkat ini perlu diikuti ketersediaan sumber benih,
namun demikian belum semua wilayah mempunyai sumber benih. Keberadaan industri
benih hanya di daerah tertentu dan belum tersebar di wilayah pengembangan komoditas
perkebunan. Selain itu, upaya meningkatkan integritas pengembangan sumber benih
dengan wilayah pengembangan komoditas perkebunan belum dilakukan secara optimal
terutama untuk pengembangan sumber daya insani (SDI) perbenihan.
Dalam sistem perbenihan didukung oleh beberapa sub sistem yang terdiri dari: 1) sub sistem
pengembangan varietas untuk mengantisipasi perubahan dan perkembangan selera
masyarakat; 2) sub sistem produksi dan distribusi benih dalam rangka mewujudkan
kemandirian benih; 3) sub sistem perbaikan mutu melalui sertifikasi dan pelabelan; dan 4)
sub sistem kelembagaan dan peningkatan SDI. Keberhasilan dalam menggerakkan seluruh
komponen sub sistem perbenihan sangat dipengaruhi oleh komponen pendukung antara lain
lembaga perbenihan, sumber daya insani, sarana dan prasarana, kebijakan pemerintah,
sistem informasi, dan kesadaran konsumen dalam menggunakan benih bermutu. Dalam
penerapan sub sistem perbenihan tersebut, berdasarkan penelitian dan praktek
di lapangan, penggunaan benih/bibit unggul bermutu diakui telah menjadi satu faktor kunci
keberhasilan peningkatan produksi komoditas perkebunan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 7
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019
Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019 disusun
dengan mengacu pada arah dan kebijakan pembangunan nasional sebagaimana tercantum
dalam RPJMN 2015-2019, maka Direktorat Perbenihan Perkebunan menetapkan tujuan
dalam pembangunan perkebunan tahun 20152019 yang akan dicapai sesuai dengan
penetapan visi, misi, serta tugas pokok dan fungsi organisasi, sebagai berikut :
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas benih melalui penyediaan benih unggul
bermutu, bersertifikat, dan pembangunan kebun sumber benih tanaman perkebunan.
2. Meningkatkan pelayanan perencanaan, program, anggaran, kerjasama teknis,
administrasi keuangan, asset, umum, organisasi, tata laksana, kepegawaian, hukum,
humas, administrasi perkantoran, evaluasi pelaksanaan kegiatan, layanan rekomendasi
teknis dan penyediaan data serta informasi yang berkualitas.
3. Meningkatkan upaya strategis dalam memfasilitasi penerapan pembinaan usaha
perbenihan perkebunan berkelanjutan, dan perizinan usaha perbenihan perkebunan.
4. Meningkatkan fasilitasi ketersediaan teknologi perbenihan perkebunan.
5. Meningkatkan fasilitasi kegiatan pemberdayaan kelembagaan produsen benih.
6. Meningkatkan pembinaan, bimbingan teknis dan pendampingan kepada pelaku usaha
perbenihan terutama dalam penggunaan benih.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah menetapkan 9 Agenda Prioritas NAWACITA
sebagai jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam
bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Amanat pembangunan nasional
dalam 9 Agenda Prioritas NAWACITA yang wajib dilaksanakan Direktorat Perbenihan
Perkebunan dalam pengembangan perkebunan Tahun 2015-2019 sebagaimana tercantum
dalam RPJMN 2015-2019 mencakup 4 agenda prioritas diantaranya : 1) meningkatnya
produktivitas rakyat dengan membangun kebun sumber benih tanaman tebu dan 15
komoditas unggulan perkebunan dengan sub agenda prioritas melaksanakan pengawasan
mutu dan peredaran benih tanaman perkebunan; 2) Peningkatan pengembangan
kelembagaan Perbenihan Tanaman Perkebunan; dan mewujudkan kemandirin perbenihan
dengan memfasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan.
Selain itu agenda prioritas terkait membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah (perbatasan, daerah tertinggal dan daerah kawasan timur Indonesia) dan
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 8
desa dalam kerangka negara kesatuan menjadi salah satu arah kebijakan yang akan
diprioritaskan Ditjen. Perkebunan melalui kegiatan sistematik.
2.1.1. Visi Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019
Direktorat Perbenihan Perkebunan menetapkan Visi Direktorat Perbenihan Perkebunan
Tahun 20152019 yaitu “Menjadi Direktorat Perbenihan yang profesional dalam
mewujudkan peningkatan produksi benih tanaman perkebunan secara optimal,
berdaya saing dan berkelanjutan untuk mendukung pengembangan perkebunan”.
2.1.2. Misi Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019
Direktorat Perbenihan Perkebunan menetapkan Misi Direktorat Perbenihan Perkebunan
Tahun 20152019 sebagai berikut:
1. Mewujudkan peningkatan produksi benih tanaman perkebunan secara berkelanjutan.
2. Mewujudkan pelayanan prima dan berkualitas di bidang sertifikasi dan pengawasan
peredaran benih tanaman perkebunan.
3. Mewujudkan peningkatan penyediaan teknologi perbenihan perkebunan secara
berkelanjutan.
4. Menyediakan fasilitas pembinaan dan penanganan usaha perbenihan perkebunan
berkelanjutan.
5. Mendorong upaya pemberdayaan dan penumbuhan kelembagaan perbenihan.
6. Mendorong upaya penerapan teknologi budidaya pembanguanan kebun sumber benih
dengan baik dan berwawasan lingkungan.
2.1.3. Tujuan Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019
Untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional dan pembangunan pertanian
pada periode jangka menengah tahun 20152019, maka Direktorat Perbenihan Perkebunan
menetapkan tujuan dalam pembangunan perkebunan tahun 20152019 yang akan dicapai
sesuai dengan penetapan visi, misi, serta tugas pokok dan fungsi organisasi sebagai
berikut :
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas benih melalui penyediaan benih unggul
bermutu dan pembangunan kebun sumber benih tanaman perkebunan.
2. Meningkatkan pelayanan perencanaan, program, anggaran, kerjasama teknis,
administrasi keuangan, asset, umum, organisasi, tata laksana, kepegawaian, hukum,
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 9
humas, administrasi perkantoran, evaluasi pelaksanaan kegiatan, layanan rekomendasi
teknis dan penyediaan data serta informasi yang berkualitas.
3. Meningkatkan upaya strategis dalam memfasilitasi penerapan pembinaan usaha
perbenihan perkebunan berkelanjutan, dan perizinan usaha perbenihan perkebunan.
4. Meningkatkan fasilitasi ketersediaan teknologi perbenihan perkebunan.
5. Meningkatkan fasilitasi kegiatan pemberdayaan kelembagaan produsen benih.
6. Meningkatkan pembinaan, bimbingan teknis dan pendampingan kepada pelaku usaha
perbenihan terutama dalam penggunaan benih.
2.1.4. Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019
Arah kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan ditetapkan Dalam rangka mendukung
arah kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019 dan kebijakan
Pembangunan Nasional Tahun 2015-2019. Arah kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan
Tahun 2015-2019 sebagai dasar pelaksanaan strategi, program dan kegiatan Direktorat
Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019 ditetapkan menjadi Arah Kebijakan Umum dan
Arah Kebijakan Khusus.
Arah kebijakan umum ditetapkan dalam rangka mendukung program Direktorat Perbenihan
Perkebunan Tahun 2015-2019 yaitu peningkatan produksi dan produktivitas tanaman
perkebunan berkelanjutan, Arah kebijakan umum Pembangunan Perkebunan Tahun
2015-2019 yaitu:
1. Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan
a. Kebijakan penyediaan benih unggul bermutu tanaman perkebunan, untuk
mendukung pembangunan perkebunan berupa : pembangunan kebun induk (KI),
pemeliharaan kebun induk (KI), pemeliharaan kebun entres dan pemeliharaan kebun
benih datar (KBD).
b. Kebijakan penerapan budidaya yang baik (GAP).
c. Kebijakan pemeliharaan kebun sumber benih (BPT, PIT dan kebun entres) yang telah
ditetapkan.
d. Kebijakan pemeliharaan kebun sumber benih unggul yang telah ditetapkan.
e. Kebijakan penetapan kebun sumber benih tanaman perkebunan (BPT, PIT dan kebun
entres).
f. Kebijakan penetapan kebun sumber benih varietas yang telah dilepas.
g. Identifikasi calon kebun sumber benih tanaman Perkebunan.
h. Evaluasi kelayakan kebun sumber benih tanaman perkebunan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 10
2. Fasilitas Teknis Penyediaan Benih Tanaman Perkebunan
Arah kebijakan khusus adalah arah kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun
2015-2019 yang ditetapkan dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis
Pembangunan Perkebunan Tahun 2015-2019 difokuskan pada pengembangan sumber benih
komoditas perkebunan unggulan nasional menurut fungsinya.
a. Sumber benih tanaman tebu dan 15 komoditas unggulan perkebunan dalam rangka
mendukung pemenuhan penyediaan bahan baku dalam rangka peningkatan produksi dan
produktivitas tebu dan 15 komoditas tanaman perkebunan.
b. Pengawasan mutu dan peredaran benih tanaman perkebunan.
c. Peningkatan pengembangan kelembagaan Perbenihan Tanaman Perkebunan.
d. Fasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan.
e. Pengembangan sumber daya insani (SDI) perkebunan.
f. Penguatan kemitraan usaha perkebunan.
g. Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintahan yang baik.
2.2. Sasaran Direktorat Perbenihan Perkebunan tahun 2015-2019
Sasaran strategis Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019 yang selaras dengan
kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan sebagaimana tertuang dalam Renstra Direktorat
Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019 adalah mendukung terpenuhinya kebutuhan pangan
strategis perkebunan, terpenuhinya kebutuhan perbenihan perkebunan untuk komoditas
ekspor dan pengendali impor dan terpenuhinya kebutuhan perbenihan perkebunan untuk
komoditas ekspor dengan indikator kinerja tahun 2015-2019 (edisi revisi) adalah :
1. Jumlah benih tebu yang beredar yang memenuhi standar mutu benih (mata) yang
menjadi tugas pokok dan fungsi dari Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan
Mutu Benih.
2. Jumlah varietas unggul komoditas perkebunan yang dilepas (varietas) yang menjadi
tugas pokok dan fungsi dari Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu
Benih.
3. Jumlah benih lada, pala, cengkeh, jambu mete, kopi kelapa sawit, karet,kakao, kelapa
dan teh beredar yang memenuhi standar mutu benih (batang) yang menjadi tugas pokok
dan fungsi dari Subdirektorat Penilaian Varietas dan Pengawasan Mutu Benih.
4. Jumlah benih tebu bermutu yang tersedia (mata) yang menjadi tugas pokok dan fungsi
dari Subdirektorat Benih Tanaman Semusim dan Rempah.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 11
5. Jumlah benih lada, pala dan cengkeh bermutu yang tersedia (batang) yang memenuhi
standar mutu benih (batang) yang mejadi tugas pokok dan fungsi Subdirektorat Benih
Tanaman Semusim dan Rempah.
6. Jumlah benih jambu mete, kopi, kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan teh yang
bermutu (batang) yang memenuhi standar mutu benih (batang) yang menjadi tugas
pokok dan fungsi dari Subdirektorat Benih Tanaman Tahunan dan Penyegar.
7. Jumlah kelembagaan produksi benih (kelembagaan) dan jumlah kelembagaan
pengawasan benih (kelembagaan) yang menjadi tugas pokok dan fungsi dari
Subdirektorat Kelembagaan Benih.
2.3. Strategi Direktorat Perbenihan Perkebunan
Strategi perbenihan perkebunan 5 tahun mendatang:
a. Strategi pemenuhan penyediaan benih tebu dan 15 komoditas unggulan perkebunan lain
dalam rangka peningkatan produksi nasional.
b. Strategi peningkatan pengawasan mutu benih komoditas unggulan perkebunan.
c. Strategi penguatan kelembagaan perbenihan perkebunan.
d. Strategi fasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan.
Aspek-aspek kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan tahun 2015-2019 dalam rangka
mencapai sasaran yang telah ditetapkan disajikan pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Aspek-aspek Kebijakan Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019
No. Aspek-aspek Kebijakan
1. Pembangunan Kebun sumber benih baru, pemeliharaan kebun sumber benih yang
sudah dibangun, penilaian/pemurnian dan penetapan kebun sumber benih baru
pada wilayah pengembangan perkebunan.
2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas mutu benih dan sosialisasi/penyebaran
informasi kepada masyarakat tentang manfaat dan penggunaaan benih unggul.
3. Meningkatkan pengawasan sertifikasi dan peredaran benih tanaman perkebunan.
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Pengawa Benih Tanaman (PBT)
melalui pelatihan, dan meningkatkan keikutsertaan PBT dalam proses Hukum kasus-
kasus perbenihan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 12
No. Aspek-aspek Kebijakan
5. Meningkatkan kuantitas dan kualitas NSPK malaui penerbitan baru dan revisi
terbitan sebelumnnya serat meningkatkan jangkauan distribusi sesuai sasaran dan
tujuan.
6. Memperkuat aspek kelembagaan petani/pekebun yang menunjang efisiensi produksi
dan kemitraan usaha.
7. Mempersiapkan kemampuan SDI dengan bekal kemampuan, keahlian, dan
kemandirian yang kuat di bidang perbenihan.
2.4. Perjanjian Kinerja
Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/penetapan kinerja antara atasan dengan bawahan dalam
mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya alam yang tersedia
melalui target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan
pencapaiannya yang berupa hasil (outcomes) maupun keluaran (output).
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 berdasarkan Rencana
Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2018 disusun setelah DIPA Direktorat Perbenihan Perkebunan
diterima pada bulan Januari 2018 dan telah mengikuti Pedoman Permen-PAN dan RB Nomor
53 Tahun 2014. PK Direktorat Perbenihan Perkebunan ditandatangani oleh Direktur
Perbenihan Perkebunan dan Direktur Jenderal Perkebunan pada bulan Januari 2018.
PK tersebut berupa outcomes yang dimanifestasikan dalam dimensi penyediaan benih
tanaman perkebunan. Seiring waktu berjalan ada revisi perubahan perjanjian kinerja pada
Bulan Juli 2018.
Pada Tahun 2018 Direktorat Perbenihan Perkebunan mendapat alokasi dana yang tertuang
dalam DIPA/POK yang dikeluarkan pada tanggal 05 Januari 2018 dengan total anggaran
sebesar Rp9.709.000.000.
Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja serta target yang telah disusun dalam Format
Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2018 dapat dilihat pada
Tabel 2.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 13
Tabel 2. Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018
No. Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Kriteria
Keberhasilan
1. Terpenuhinya Kebutuhan Perbenihan pangan strategis perkebunan
Jumlah benih tebu yang tersedia sesuai kebutuhanproduksi tanaman tebu
103.680.000 mata
125.208.000 Mata
2. Terpenuhinya Kebutuhan Perbenihan untuk komoditas ekspor dan pengendali imporpangan strategis perkebunan
Jumlah benih lada yang tersedia sesuai kebutuhan produksi lada
931.500 Batang
562.371 Batang
Jumlah benih pala yang tersedia sesuai kebutuhan produksi pala
714.000 Batang
701.143 Batang
Jumlah benih jambu mete yang tersedia sesuai kebutuhan produksi jambu mete
739.200 Batang
739.200 Batang
Jumlah benih kopi yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kopi
10.116.462 Batang
8.738.052 Batang
Jumlah benih karet yang tersedia sesuai kebutuhan produksi karet
1.002.750 Batang
736.250 Batang
Jumlah benih kakao yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kakao
7.260.543 Batang
4.795.443 Batang
Jumlah benih kelapa yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kelapa
1.418.200 Batang
1.246.200 Batang
Jumlah benih teh yang tersedia sesuai kebutuhan produksi teh
2.100.000 Batang
2.100.000 Batang
Jumlah benih kemiri sunan yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kemiri sunan
9.600 Batang
9.600 Batang
Jumlah benih sagu yang tersedia sesuai kebutuhan produksi sagu
24.000 Batang
24.000 Batang
Jumlah benih cengkeh yang tersedia untuk keperluan ekspor benih cengkeh
364.000 Batang
340.000 Batang
Jumlah kelembagaan produksi dan pengawasan benih
690 Kelembagaan
Jumlah varietas unggul komoditas perkebunan yang dilepas
13 Varietas
Sasaran program dan kegiatan pembangunan perkebunan Tahun 2018 yang ditetapkan
didukung oleh anggaran yang tertuang dalam DIPA/POK dan selanjutnya menjadi Perjanjian
Kinerja (PK) Eselon II lingkup Ditjen. Perkebunan dengan Direktur Jenderal Perkebunan
Tahun 2018, untuk melaksanakan 2 (dua) kegiatan utama dengan total anggaran sebesar
Rp9.709.000.000 dengan rincian sebagai berikut:
(1) Terpenuhinya kebutuhan perbenihan pangan strategis perkebunan yaitu Jumlah benih
tebu yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu dengan alokasi anggaran
sebesar Rp1.051.975.000.
(2) Terpenuhinya kebutuhan perbenihan perkebunan untuk komoditas ekspor dan
pengendali impor
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 14
- Jumlah benih lada yang tersedia sesuai kebutuhan produksi lada dengan alokasi
anggaran sebesar Rp5.200.547.000
- Jumlah benih pala yang tersedia sesuai kebutuhan produksi pala dengan alokasi
anggaran sebesar Rp6.789.888.000
- Jumlah benih jambu mete yang tersedia sesuai kebutuhan produksi jambu mete
dengan alokasi anggaran sebesar Rp2.502.052.000
- Jumlah benih kopi yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kopi dengan alokasi
anggaran sebesar Rp26.022.86.7000
- Jumlah benih karet yang tersedia sesuai kebutuhan produksi karet dengan alokasi
anggaran sebesar Rp6.327.075.000
- Jumlah benih kakao yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kakao dengan alokasi
anggaran sebesar Rp36.938.393.000
- Jumlah benih kelapa yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kelapa dengan alokasi
anggaran sebesar Rp15.272.254.500
- Jumlah benih teh yang tersedia sesuai kebutuhan produksi teh dengan alokasi
anggaran sebesar Rp3.889.784.000
- Jumlah benih kemiri sunan yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kemiri sunan
dengan alokasi anggaran sebesar Rp190.699.000
- Jumlah benih sagu yang tersedia sesuai kebutuhan produksi sagu dengan alokasi
anggaran sebesar Rp1.124.709.000
- Jumlah benih cengkeh yang tersedia untuk keperluan ekspor benih cengkeh dengan
alokasi anggaran sebesar Rp2.378.161.000
- Jumlah kelembagaan produksi dan pengawasan benih dengan alokasi anggaran
sebesar Rp5.431.925.000
- Jumlah varietas unggul komoditas perkebunan yang dilepas dengan alokasi anggaran
sebesar Rp4.565.410.000
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 15
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Pengukuran Kinerja
Capaian kinerja organisasi disajikan sebagai pertanggungjawaban pimpinan atas nama
organisasi untuk setiap perjanjian kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja dengan menggunakan analisis yang realistis dan formal sesuai aturan
yang berlaku.
Pengukuran kinerja dilakukan dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam
pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan
outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang
akuntabel. Setiap akhir Tahun Anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus
melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui pencapaian target kinerja yang
ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Hal ini sesuai yang diamanatkan dalam
Permen-PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014.
Direktorat Perbenihan memiliki peran yang sangat besar dalam pencapaian indikator
ketersediaan benih untuk kebutuhan produksi. Peran tersebut harus dilakukan sesuai
dengan tugas dan fungsi sebagai fasilitator dan penggerak pembangunan sesuai dengan
kewenangannya.
Capaian Kinerja Direktorat Perbenihan Tahun 2018, sesuai perjanjian kinerja antara
Direktur Perbenihan dengan Dirjen Perkebunan seperti tertulis pada pada tabel 3 sebagai
berikut:
Tabel 3. Keberhasilan Capaian Kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018, Berdasarkan Perjanjian Kinerja
No. Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Kriteria
Keberhasilan
1. Terpenuhinya Kebutuhan Perbenihan pangan strategis perkebunan
Jumlah benih tebu yang tersedia sesuai kebutuhanproduksi tanaman tebu
103.680.000 mata
125.208.000 Mata
120,76
2. Terpenuhinya Kebutuhan Perbenihan untuk komoditas ekspor dan pengendali imporpangan strategis perkebunan
Jumlah benih lada yang tersedia sesuai kebutuhan produksi lada
931.500 Batang
562.371 Batang
60,37
Jumlah benih pala yang tersedia sesuai kebutuhan produksi pala
714.000 Batang
701.143 Batang
98,19
Jumlah benih jambu mete yang tersedia sesuai kebutuhan produksi jambu mete
739.200 Batang
739.200 Batang
100
Jumlah benih kopi yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kopi
10.116.462 Batang
8.738.052 Batang
86,37
Jumlah benih karet yang tersedia sesuai kebutuhan produksi karet
1.002.750 Batang
736.250 Batang
73,42
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 16
No. Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi % Kriteria
Keberhasilan
Jumlah benih kakao yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kakao
7.260.543 Batang
4.795.443 Batang
66,05
Jumlah benih kelapa yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kelapa
1.418.200 Batang
1.246.200 Batang
87,87
Jumlah benih teh yang
tersedia sesuai kebutuhan produksi teh
2.100.000
Batang
2.100.000
Batang
100
Jumlah benih kemiri sunan yang tersedia sesuai kebutuhan produksi kemiri sunan
9.600 Batang
9.600 Batang
100
Jumlah benih sagu yang tersedia sesuai kebutuhan produksi sagu
24.000 Batang
24.000 Batang
100
Jumlah benih cengkeh yang tersedia untuk keperluan ekspor benih cengkeh
364.000 Batang
340.000 Batang
93,41
Jumlah kelembagaan produksi dan pengawasan benih
690 Kelembagaan
690 Kelembagaan
100
Jumlah varietas unggul komoditas perkebunan yang dilepas
13 Varietas
33 Varietas
100
Berdasarkan Tabel 3 tersebut di atas, capaian keberhasilan Direktorat Perbenihan dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Sasaran terpenuhinya kebutuhan perbenihan pangan strategis perbenihan perkebunan
dengan indikator kinerja jumlah benih tebu yang tersedia sesuai kebutuhan produksi
tanaman tebu dengan capaian 121,04% dengan kategori sangat berhasil. Capaian ini
dihitung berdasarkan perbandingan antara capaian realisasi benih tebu yang tersedia
untuk bahan tanam Kebun Tebu Giling (KTG) yang bersumber dari pembangunan Kebun
Benih Datar (KBD) tebu tahun 2018 dan lanjutan KBD tebu 2017 yang tanam tahun 2018
sebanyak 125.496.000 mata dengan target ketersediaan benih tebu sebanyak
103.680.000 mata.
2. Capaian sasaran terpenuhinya kebutuhan perbenihan perkebunan untuk komoditas
ekspor dan pengendali impor pangan strategis perkebunan sesuai dengan indikator
sebagai berikut:
a) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih lada siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul lada siap tanam sesuai kebutuhan produksi lada mencapai
60,37% dengan kategori kurang berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan
perbandingan antara realisasi benih lada siap tanam yang tersedia baik untuk
rehabilitasi maupun perluasan tahun 2018 ditambahkan lanjutan produksi benih lada
tahun 2017 siap tanam tahun 2018 sebanyak 562.371 batang dengan target benih
lada siap tanam sebanyak 931.500 batang.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 17
b) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih pala siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul pala siap tanam sesuai kebutuhan produksi pala mencapai
98,2% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan perbandingan
antara realisasi benih pala siap tanam yang tersedia baik untuk rehabilitasi maupun
perluasan tahun 2018 ditambahkan lanjutan produksi benih pala tahun 2017 siap
tanam tahun 2018 sebanyak 701.143 batang dengan target benih pala siap tanam
sebanyak 714.000 batang.
c) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih jambu mete siap tanam dengan indikator
kinerja ketersediaan benih unggul jambu mete siap tanam sesuai kebutuhan
produksi jambu mete mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung
berdasarkan capaian realisasi produksi/penyediaan benih jambu mete siap tanam
tahun 2018 sebesar 739.200 batang dibandingkan dengan target 739.200 batang.
d) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih kopi siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul kopi siap tanam sesuai kebutuhan produksi kopi mencapai
86,37% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan capaian realisasi
produksi/penyediaan benih kopi siap tanam tahun 2018 sebesar 8.737.452 batang
dibandingkan dengan target 10.116.462 batang.
e) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih karet siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul karet siap tanam sesuai kebutuhan produksi karet
mencapai 73,42% dengan kategori cukup berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan
capaian realisasi produksi/penyediaan benih karet siap tanam tahun 2018 sebesar
736.250 batang dibandingkan dengan target 1.002.750 batang.
f) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih kakao siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul kakao siap tanam sesuai kebutuhan produksi kakao
mencapai 66,05% dengan kategori cukup berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan
capaian realisasi produksi/penyediaan benih kakao siap tanam tahun 2018 sebesar
4.795.443 batang dibandingkan dengan target 7.260.543 batang.
g) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih kelapa siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul kelapa siap tanam sesuai kebutuhan produksi kelapa
mencapai 87,87% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan capaian
realisasi produksi/penyediaan benih kelapa siap tanam tahun 2018 sebesar
1.246.200 batang dibandingkan dengan target 1.418.200 batang.
h) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih teh siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul teh siap tanam sesuai kebutuhan produksi teh mencapai
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 18
100% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan capaian realisasi
produksi/penyediaan benih teh siap tanam tahun 2018 sebesar 2.100.000 batang
dibandingkan dengan target 2.100.000 batang.
i) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih kemiri sunan siap tanam dengan indikator
kinerja ketersediaan benih unggul kemiri sunan siap tanam sesuai kebutuhan
produksi kemiri sunan mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung
berdasarkan capaian realisasi produksi/penyediaan benih kemiri sunan siap tanam
tahun 2018 sebesar 9.600 batang dibandingkan dengan target 9.600 batang.
j) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih sagu siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul sagu siap tanam sesuai kebutuhan produksi sagu
mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan capaian
realisasi produksi/penyediaan benih sagu siap tanam tahun 2018 sebesar 24.000
batang dibandingkan dengan target 24.000 batang.
k) Sasaran terpenuhinya kebutuhan benih cengkeh siap tanam dengan indikator kinerja
ketersediaan benih unggul cengkeh siap tanam sesuai kebutuhan produksi cengkeh
mencapai 93,41% dengan kategori berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan
perbandingan antara realisasi benih cengkeh siap tanam yang tersedia baik untuk
rehab maupun perluasan tahun 2018 ditambahkan lanjutan produksi benih cengkeh
tahun 2017 siap tanam tahun 2018 sebanyak 340.000 batang dengan target benih
pala siap tanam sebanyak 364.000 batang.
l) Sasaran terpenuhinya jumlah kelembagaan produksi dan pengawasan benih
berdasarkan kebutuhan mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini
dihitung berdasarkan capaian realisasi pengembangan kelembagaan perbenihan
sebanyak 698 kelembagaan dibandingkan dengan target 698 kelembagaan.
m) Sasaran terpenuhinya jumlah varietas unggul komoditias perkebunan yang dilepas
berdasarkan kebutuhan mencapai 100% dengan kategori berhasil. Capaian ini
dihitung berdasarkan hasil pelepasan varietas tahun 2018 dengan capaian realisasi
sebanyak 48 varietas dengan 13 komoditi yang telah dilepas dibandingkan dengan
target 13 varietas.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 19
3.2. Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja
Sesuai yang diamanahkan dalam PermenPAN&RB Tahun 2014, Laporan Kinerja pelaksanaan
anggaran lingkup Instansi Pemerintah diwajibkan mengevaluasi dan menganalisis kinerja
berdasarkan aspek sebagai berikut:
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka
menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional (jika ada);
5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran);
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian
pernyataan kinerja).
Untuk mengukur efisiensi (E) di gunakan formula berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 214 Tahun 2017, sebagai berikut:
Sedangkan untuk mengukur Nilai Efisiensi (NE) digunakan formula berikut:
Dari formula tersebut berarti suatu kegiatan di katakan efisien jika memiliki nilai
efisiensi lebih besar sama dengan 50% dan jika lebih besar dari 100% dikatakan
efisien tetapi perlu penjelasan lebih lanjut karena dianggap anomali.
3.2.1. Jumlah Benih Tebu yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Tanaman Tebu
Tebu merupakan komoditas utama Ditjen. Perkebunan dan salah satu komoditas strategis
Kementerian Pertanian, untuk itu Direktorat Perbenihan menjadikan ketersediaan benih
tebu untuk mendukung kebutuhan produksi sebagai salah satu indikator kinerja Ditjen.
Perkebunan. Evaluasi dan analisis keberhasilan jumlah benih tebu yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman tebu adalah sebagai berikut:
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 20
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu
Tahun 2018 mencapai 125.496.000 mata atau 121,04% dari target 103.680.000 mata
dan masuk dalam katagori sangat berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena benih tebu untuk kebutuhan
produksi atau bahan tanam Kebun Tebu Giling baru tersedia tahun 2018. Hal ini
menyebabkan dukungan terhadap produksi gula baru dapat terealisasi pada tahun 2020
dan 2019. Pada tahun 2018 hanya 112 ha dari lanjutan pemeliharaan KBD tahun 2017
yang akan menghasilkan 40.320.000 mata benih tebu untuk bahan tanam Kebun Tebu
Giling yang akan mendukung produksi gula pada tahun 2019, sedangkan KBD yang
dibangun pada tahun 2018 benih tebu baru akan ditanam pada tahun 2019 dan baru
menjadi bahan tebu giling pada tahun 2020.
C. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi gula tebu.
D. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 106,99% dari
target 103.680.000 jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman
tebu.
E. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi
tanaman tebu.
F. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa jumlah benih yang
tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu Tahun 2018 masuk dalam kategori sangat
berhasil. Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu Tahun tahun 2018 yaitu, adanya varietas unggul
baru yang adatif di lahan kering dan kuantitas dan kualitas SDM pertebuan.
1. Adanya varietas unggul baru yang adaptif di lahan kering, Hal ini menyebabkan minat
petani untuk menanam tebu meningkat karena sebagian besar areal pertanaman tebu
merupakan lahan kering. Selain itu diyakini varietas unggul baru yang adaptif di lahan
kering menghasilkan produktivitas tebu dan rendemen tinggi. Akibatnya petani
bersemangat untuk menghasilkan benih tebu yang berkualitas untuk bahan tanam KTG.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 21
Benih yang digunakan untuk kegiatan Pembangunan KBD merupakan benih berjenjang
bersertifikat dari Kebun Benih Induk (KBI) yang berasal dari Kebun Percobaan (KP) Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan yang berlokasi di KP Asembagus, KP
Muktiharjo dan KP Karang Ploso, penggunaan benih yang bermutu dengan daya tumbuh
optimal dan pemeliharaan yang baik sehingga KBD menghasilkan benih tebu untuk KTG
yang berkualitas.
2. Kuantitas dan kualitas SDM pertebuan, khususnya di daerah pengembangan baru minat
petani menanam tebu cukup tinggi hal ini menyebabkan petani memelihara dengan baik
KBD yang dibangun untuk menghasilkan bahan tanam KTG.
3. Sarana dan prasarana pendukung, areal pengembangan tebu sebagian besar di lahan
kering, hal ini membutuhkan dukungan prasarana seperti pompa air, pipanisasi untuk
mengairi lahan kering tersebut. Pada kegiatan pembangunan KBD tersebut sarana
seperti pupuk dan prasarana dipergunakan dengan optimal oleh petani sehingga
walaupun terjadi kemarau ekstrim pertanaman tebu di KBD dapat tumbuh baik.
G. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi tanaman tebu, Direktorat Perbenihan melakukan kegiatan utama
Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) tahun 2018 dan Pemeliharaan Lanjutan
Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) tahun 2017 seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam
Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Tanaman Tebu
NO PROVINSI
TARGET REALISASI
KET FISIK (HA)
KEUANGAN (Rp)
KEUANGAN (Rp)
% FISIK (HA)
%
A PEMELIHARAAN KBD TEBU 2018
1 JAWA TENGAH
5 86.300.000 9.251.780 10,72 5 11
2 SULAWESI SELATAN
107 965.675.000 965.675.000 100 107 100
TOTAL 112 1.051.975.000 974.926.780 92,68
112 100
B PEMBANGUNAN KBD TEBU
1 JAWA TENGAH
48 3.231.168.000 1.407.832.000 43,57 5,8 12,08
2 SULAWESI SELATAN
65 3.509.316.000 2.756.718.845 78,55 65 93,97
3 SULAWESI
TENGGARA
50 2.697.500.000 2.493.450.000 92,44 40 80,00
4 NUSA
TENGGARA BARAT
125 6.537.550.000 4.413.917.000 67,52 125 79,80
TOTAL 288
15.975.534.000 11.071.917.845 69,31
235,8 81,88
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 22
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
pembangunan KBD Tahun 2018 dan lanjutan pemeliharaan lanjutan KBD tahun 2017 di atas,
dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata
sebesar 69,85% (Efisien), dengan rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) Tahun 2018 dilaksanakan secara
efisien dengan nilai efisiensi sebesar 69,75%.
Kegiatan Lanjutan Pemeliharaan Pembangunan Kebun Benih Datar (KBD) Tahun 2017
dilaksanakan secara efisien dengan nilai efisiensi sebesar 69,95%.
3.2.2. Jumlah Benih Lada Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Lada
Komoditas lada merupakan salah satu komoditas prioritas nasional yang merupakan salah
satu komoditas pendukung ekspor untuk menghasilkan devisa. Untuk itu ketersediaan benih
lada yang berkualitas untuk mendukung produksi dengan merehab tanaman tua/tidak
produktif dan memperluas lahan dengan pertanaman baru untuk meningkatkan produksi
dan produktivitas lada harus tersedia.
Evaluasi dan analisis keberhasilan Jumlah benih lada yang tersedia yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi lada adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja Jumlah benih lada yang tersedia sesuai kebutuhan produksi lada Tahun
2018 mencapai 562.371 batang atau 60,37% dari target 931.500 dan masuk dalam
katagori kurang berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena benih lada untuk kebutuhan
rehab dan perluasan baru tersedia tahun 2018.
C. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional Jumlah benih lada yang tersedia sesuai kebutuhan
produksi lada.
D. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 17,18% dari
target 931.500 jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman lada.
E. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan
produksi tanaman lada.
F. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 23
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa jumlah benih yang
tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman lada Tahun 2018 masuk dalam kategori kurang
berhasil. Beberapa hal yang menyebabkan kegagalan indikator jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi tanaman lada Tahun tahun 2018 yaitu, anomaly iklim pada tahun
2018, pemeliharaan yang kurang intensif, sarana dan prasarana pendukung.
1. Anomaly iklim pada tahun 2018, Hal ini mengakibatkan cuaca ekstrim baik panas
maupun hujan. Komoditas lada untuk tumbuh dengan baik memerlukan suhu yang tidak
terlalu panas maupun media tanam yang tidak terlalu basah, sehingga perlu
pemeliharaan secara intensif. Kondisi demikian menyebabkan benih lada banyak yang
mati karena kekeringan maupun busuk karena kebanyakan air.
2. Pemeliharaan yang kurang intensif, Lada merupakan tanaman yang memelukan
peleliharaan yang intensif, apabila SDM pelaksana tidak memperhatikan hal-hal
persyaratan tumbuh lada yang baik antara lain intensitas cahaya matahari, media
tanam dan tidak melakukan pemeliharaan dengan baik maka benih lada tidak akan
tumbuh dengan baik bahkan mati.
3. Sarana dan prasarana pendukung, Komoditas lada memerlukan pemeliharaan yang
intensif, bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas Pembantuan (TP) sudah cukup
lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana dan prasarana pendukung antara lain
paranet dan plastic UV namun apabila sarana dan prasarana pendukung tersebut tidak
dipergunakan dengan baik oleh pelaksana kegiatan maka benih lada tidak akan tumbuh
dengan baik sesuai persyaratan teknis.
G. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan.
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi lada, Direktorat Perbenihan melakukan kegiatan utama
Penyediaan Benih Lada Siap Tanam tahun 2018, Pemeliharaan produksi/perbanyakan benih
lada siap tanam Tahun 2017, seperti terlihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam
Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Lada
NO PROVINSI
TARGET REALISASI
KET FISIK (Btg)
KEUANGAN (Rp)
KEUANGAN (Rp)
% FISIK (Btg)
%
A PEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN BENIH SIAP TANAM 2018
1 KALIMANTAN TIMUR
80.000 83.600.000 42.458.375 50,79 80.000 100
2 SULAWESI SELATAN
160.000 295.750.000 213.639.500 72,24 67.000 41,88
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 24
NO PROVINSI
TARGET REALISASI
KET FISIK (Btg)
KEUANGAN (Rp)
KEUANGAN (Rp)
% FISIK (Btg)
%
3 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
40.000 41.900.000 28.295.000 6 7,53 21.250 53,13
TOTAL 280.000 421.250.000 284.392.875 67,51
168.250 60,09
B PENYEDIAAN BENIH PALA SIAP TANAM
1 KALIMANTAN TIMUR
121.500 643.429.000 487.840.438 75,82 121.500 89,23
2 SULAWESI SELATAN
202.500 1.141.839.000 980.336.000 85,86 30.000 14,81
3 SULAWESI TENGGARA
202.500 1.089.719.000 916.850.000 84,14 202.500 100
4 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
405.000 2.325.560.000 1.991.210.000 85,62 40.121 9,91
TOTAL 931.500 5.200.547.000 4.376.236.438 84,15
394.121 42,31
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan lada siap tanam Tahun 2018 dan pemeliharaan produksi/perbanyakan benih
lada siap tanam tahun 2017 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh
nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar (89,05)% (tidak Efisien), dengan rincian pencapaian
kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan lada siap tanam Tahun 2018 dilaksanakan secara tidak efisien
dengan nilai efisiensi sebesar (197,22)%.
Kegiatan pemeliharaan produksi/perbanyakan benih lada siap tanam Tahun 2017
dilaksanakan secara tidak efisien dengan nilai efisiensi sebesar 19,12%.
3.2.3. Jumlah Benih Pala Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Pala
Komoditas lada merupakan salah satu komoditas prioritas yang merupakan salah satu
komoditas pendukung ekspor untuk menghasilkan devisa. Untuk itu ketersediaan benih pala
yang berkualitas untuk mendukung produksi dan produktivitas pala harus tersedia.
Evaluasi dan analisis keberhasilan Jumlah benih pala yang tersedia yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi pala adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja Jumlah benih pala yang tersedia sesuai kebutuhan produksi pala Tahun
2018 mencapai 701.143 batang atau 98,19% dari target 714.000 dan masuk dalam katagori
berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena benih pala untuk kebutuhan
rehabilitasi dan perluasan baru tersedia tahun 2018.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 25
C. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional Jumlah benih pala yang tersedia sesuai kebutuhan
produksi pala.
D. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 33,7% dari
target 714.000 jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman pala.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa jumlah benih yang
tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman pala Tahun 2018 masuk dalam kategori
berhasil. Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi tanaman pala Tahun tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas
SDM pelaksana, dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap hasil pertanaman yang yang dipeliharanya. Selain itu
pengalaman SDM pengelola juga sangat pengaruh, seperti di daerah sentra pala Papua
Barat, Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Utara. Komoditas pala pemeliharaannya
tidak terlalu “rewel”seperti tanaman lada, sehingga benih lada yang dipersiapkan
untuk pengembangan baik rehabilitasi maupun perluasan dapat tumbuh dengan baik
atau tingkat keberhasilannya cukup tinggi.
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
antara lain pupuk organik, pupuk kimia, herbisida dan prasarana pendukung antara lain
paranet, plastic UV dengan tujuan agar tingkat keberhasilan penyiapan benih pala
tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi pala, Direktorat Perbenihan melakukan kegiatan utama
Penyediaan Benih Pala Siap Tanam tahun 2018, Pemeliharaan produksi/perbanyakan benih
pala siap tanam Tahun 2017, seperti seperti pada Tabel 6.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 26
Tabel 6. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung Dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Pala
NO PROVINSI
TARGET REALISASI
KET FISIK (Btg)
KEUANGAN
(Rp)
KEUANGAN
(Rp) %
FISIK
(Btg) %
A PEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN BENIH SIAP TANAM 2018
1 MALUKU 16.000 26.275.000 18.275.000 69,55 16.000 100
2 MALUKU UTARA
32.000 49.161.000 49.161.000 100 32.000 100
3 PAPUA
BARAT
16.000 36.825.000 36.825.000 100 16.000 100
TOTAL 64.000 112.261.000 104.261.000 92,87 64.000 100
B PENYEDIAAN BENIH PALA SIAP TANAM
1 JAWA TENGAH
140.000 1.258.538.000 974.781.000 77,45 63.143 45,10
2 SULAWESI UTARA
140.000 1.329.899.000 1.329.899.000 100,00 140.000 100
3 MALUKU 140.000 1.215.009.000 996.800.000 82,04 140.000 100
4 MALUKU UTARA
210.000 1.796.015.000 1.780.182.000 99,12 210.000 100
5 PAPUA BARAT
84.000 1.190.427.000 1.190.427.000 100,00 84.000 100
TOTAL 714.000 6.789.888.000 6.272.089.000 92,37 637.143 89,24
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan pala siap tanam Tahun 2018 dan pemeliharaan produksi/perbanyakan benih
pala siap tanam tahun 2017 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh
nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar (25,28)% (tidak Efisien), dengan rincian pencapaian
kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan pala siap tanam Tahun 2018 dilaksanakan secara tidak efisien
dengan nilai efisiensi sebesar (118,37)%.
Kegiatan pemeliharaan produksi/perbanyakan benih lada siap tanam Tahun 2017
dilaksanakan secara efisien dengan nilai efisiensi sebesar 67,82%.
3.2.4. Jumlah Benih Jambu Mete Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi
Jambu Mete
Jambu mete merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu
indikator keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih jambu
mete siap tanam mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan.
Evaluasi dan analisis keberhasilan penyediaan benih jambu mete siap tanam adalah sebagai
berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih jambu mete Tahun 2018 mencapai 739.200
batang/polibeg atau 100% dari target 739.200 dan masuk dalam katagori berhasil.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 27
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih jambu mete siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 473,85% dari
target 156.000 batang.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih jambu mete.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih jambu
mete siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil. Kegiatan penyediaan benih
jambu mete siap tanam dilaksanakan di 2 provinsi untuk mendukung kegiatan
pengembangan jambu mete berupa peremajaan dan perluasan.
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman jambu mete Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM
pelaksana, dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.
Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra
pengembangan jambu mete juga sangat pengaruh dalam keberhasilan usaha
pembenihan dilapangan.
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
produksi antara lain pupuk organik, pupuk kimia, herbisida dan prasarana pendukung
seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat keberhasilan
penyediaan benih jambu mete tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih jambu mete
siap tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan dan pemelihraan
produksi/penyediaan benih jambu mete siap tanam di wilayah pengembangan jambu mete
seperti pada Tabel 7.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 28
Tabel 7. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Jambu Mete
NO PROVINSI
TARGET REALISASI
KET FISIK (Btg)
KEUANGAN
(Rp)
KEUANGAN
(Rp) %
FISIK
(Btg) %
A PEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN BENIH SIAP TANAM 2018
1 SULAWESI
TENGGARA
118.800 110.840.000 94.240.000 85,02 118.800 100
2 NUSA TENGGARA
TIMUR
118.800 238.440.000 215.240.950 90,27 118.800 100
TOTAL 237.600 349.280.000 309.480.950 88,61 237.600 100
B PENYEDIAAN BENIH KOPI SIAP TANAM
1 SULAWESI TENGGARA
238.800 1.220.507.000 928.346.000 76,06 238.800 100
2 NUSA TENGGARA TIMUR
262.800 1.281.545.000 1.267.878.800 98,93 262.800 100
TOTAL 501.600 2.502.052.000 2.196.224.800 87,78 501.600 100
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih jambu mete siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai
efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar 80,30% (efisien),
dengan rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan benih jambu mete siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai
efisiensi sebesar 80,30% dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih jambu mete siap tanam 501.600 batang (100%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 87,78% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 80,30%
(efisien).
Pemeliharaan produksi/penyediaan benih jambu mete siap tanam 237.600 batang (100%)
dengan penyerapan anggaran sebesar 88,61% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi
sebesar 80,30% (efisien).
3.2.5. Jumlah Benih Kopi Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kopi
Kopi merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator
keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih kopi siap tanam
mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan
analisis keberhasilan penyediaan benih kopi siap tanam adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih kopi siap tanam Tahun 2018 mencapai 8.737.452
batang/polibeg atau 86,37% dari target 10.116.462 dan masuk dalam katagori berhasil.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 29
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih kopi siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 72,81% dari
target 12.000.000 batang.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih kopi siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih kopi siap
tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman kopi Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana,
dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.
Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra
pengembangan kopi juga memberi andil dalam keberhasilan usaha pembenihan
dilapangan.
2. Sarana dan prasarana pendukung, bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana
pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat
keberhasilan penyediaan benih kopi siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan.
Kegiatan penyediaan benih kopi siap tanam dilaksanakan di 9 provinsi. Penyediaan benih
kopi siap tanam dilakukan untuk mendukung kegiatan pengembangan kopi berupa
peremajaan, rehabilitasi, dan perluasan dengan memenuhi kriteria enam tepat yaitu tepat
jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa
terpenuhi.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 30
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih kopi siap
tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan dan pemelihraan
produksi/penyediaan benih kopi siap tanam di wilayah pengembangan kopi seperti pada
Tabel 8.
Tabel 8. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam
Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kopi
NO PROVINSI
TARGET REALISASI
KET FISIK
(Btg)
KEUANGAN
(Rp)
KEUANGAN
(Rp) %
FISIK
(Btg) %
A PEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN BENIH SIAP TANAM 2018
1 JAWA BARAT 337.896 777.137.000 582.417.000 74,94 337.896 100
2 JAWA TENGAH
167.627 372.692.000 149.146.750 40,02 167.627 100
3 ACEH 494.000 1.032.542.000 511.930.000 49,58 494.000 100
4 SUMATERA
UTARA
693.816 1.070.151.000 960.483.585 89,75 693.816 100
5 LAMPUNG 335.254 1.527.214.000 998.593.780 65,39 335.254 100
6 SULAWESI SELATAN
524.573 854.982.000 582.014.900 68,07 524.573 100
7 BALI 337.896 555.990.000 536.924.528 96,57 337.896 100
8 NUSA TENGGARA TIMUR
478.800 1.963.739.000 1.963.134.937 99,97 478.800 100
TOTAL 3.369.862 8.154.447.000 6.284.645.480 77,07 3.369.862 100
B PENYEDIAAN BENIH KOPI SIAP TANAM
1 JAWA BARAT 1.095.600 3.935.550.000 3.233.702.500 82,17 1.095.600 100
2 JAWA
TENGAH
821.700 2.951.774.000 1.837.656.868 62,26 575.190 70,00
3 ACEH 1.095.600 3.887.872.000 3.402.941.100 87,53 1.095.600 100
4 SUMATERA UTARA
821.700 3.122.321.000 2.724.769.574 87,27 821.700 100
5 SULAWESI SELATAN
1.095.600 4.662.427.000 3.526.520.622 75,64 340.000 31,03
6 BALI 821.700 2.855.042.000 2.761.145.770 96,71 821.700 100
7 NUSA TENGGARA TIMUR
547.800 1.958.565.000 1.935.051.061 98,80 547.800 100
8 PAPUA 273.900 1.110.991.000 1.020.721.000 91,87 70.000 25,56
9 BENGKULU 173.000 1.216.825.000 1.196.650.000 98,34 - -
TOTAL 6.746.600 25.701.367.000 21.639.158.495 84,19 5.367.590 79,56
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih kopi siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar 61,26% (efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 31
Kegiatan penyediaan benih kopi siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai
efisiensi sebesar 61,26% dengan rincian sebagai berikut
Penyediaan benih kopi siap tanam 5.367.590 batang (79,56%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 21.639.158.495 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar
61,26% (efisien).
Pemeliharaan produksi/penyediaan benih kopi siap tanam 3.369.862 ha (100%) dengan
penyerapan anggaran sebesar 77,07% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar
61,26% (efisien).
3.2.6. Jumlah Benih Karet Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Karet
Karet merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator
keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih karet siap tanam
mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan analisis
keberhasilan penyediaan benih karet siap tanam adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih karet siap tanam Tahun 2018 mencapai 736.250 batang
atau 73,42% dari target 1.002.750 dan masuk dalam katagori cukup berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih kopi siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 22,27% dari
target 3.305.500 batang.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih karet siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih karet
siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori cukup berhasil, Permasalahan yang dihadapi
dalam produksi/penyediaan benih karet siap tanam yaitu:
1) Ketersediaan material entres, di setiap provinsi berbeda-beda dan penanaman tegakan
batang bawah baru selesai di bulan Januari 2018 sehingga pelaksanaan okulasi baru
bisa dilakukan di pertengahan triwulan III Pelaksanaan Anggaran 2018.
2) Ketersediaan benih stum mata tidur, tidak dapat terpenuhi dari provinsi yang
bersangkutan saja dan distribusi stum mata tidur oleh penyedia (pemenang tender) ke
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 32
lokasi pembenihan yang dilakukan secara bertahap sehingga mempengaruhi kesiapan
benih siap salur di Tahun Anggaran 2018.
3) Adanya proses gagal lelang, sehingga memerlukan lelang ulang oleh Satker Dinas yang
menyelenggarakan urusan bidang perkebunan di daerah dan berdampak pada
keterlambatan waktu penyaluran benih.
Kegiatan penyediaan benih karet siap tanam dilaksanakan di 4 provinsi wilayah
pengembangan, untuk mendukung kegiatan pengembangan karet berupa peremajaan,
rehabilitasi, dan perluasan.
Permasalahan tersebut di atas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penyediaan benih
karet siap tanam dengan memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat
jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa terpenuhi.
Berdasarkan analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka rekomendasi solusi
perbaikan kinerja yang diberikan berdasarkan permasalahan tersebut secara ringkas
disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Rekomendasi Solusi Permasalahan Penyediaan Benih Karet Siap Tanam
No Permasalahan Rekomendasi solusi
1 Proses gagal lelang (pengadaan benih) Menyusun rencana pengadaan dengan menyesuaikan ketersediaan benih
2 Waktu ketersediaan benih polong/setek/entres
Mengkaji ulang sistem penganggaran untuk kegiatan penyediaan benih siap tanam tanaman perkebunan (multi years), karena starting pembenihan harus menyesuaikan dengan musim panen benih atau ketersediaan benih polong/setek/entres
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih karet siap
tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan dan produksi/penyediaan
benih karet siap tanam di wilayah pengembangan karet seperti pada Tabel 10.
Tabel 10. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Karet
NO KOMODITI/PR
OVINSI
TARGET REALISASI KET
FISIK (Btg) KEUANGAN (Rp) KEUANGAN (Rp) % FISIK (Btg) %
A PEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN BENIH SIAP TANAM 2018
1 SUMATERA BARAT
106.500 820.484.000 749.837.000 91,39 106.500 100
2 RIAU 106.500 719.625.000 700.927.500 97,40 106.500 100
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 33
NO KOMODITI/PR
OVINSI
TARGET REALISASI KET
FISIK (Btg) KEUANGAN (Rp) KEUANGAN (Rp) % FISIK (Btg) %
3 KALIMANTAN BARAT
53.250 359.860.000 338.327.500 94,02 53.250 100
4 BENGKULU 106.500 966.850.000 933.275.000 96,53 - -
TOTAL 372.750 2.866.819.000 2.722.367.000 94,96 266.250 71,43
B PENYEDIAAN BENIH KOPI SIAP TANAM
1 SUMATERA BARAT
180.000 1.988.605.000 1.841.765.000 92,62 180.000 100
2 LAMPUNG 180.000 1.590.580.000 1.408.735.000 88,57 180.000 100
3 KALIMANTAN BARAT
90.000 956.870.000 780.400.300 81,56 90.000 100
4 BENGKULU 180.000 1.679.020.000 1.430.030.000 85,17 20.000,00 11,11
TOTAL 630.000 6.215.075.000 5.460.930.300 87,87 470.000 74,60
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih karet siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar (6,80)% (kurang efisien), dengan
rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan benih karet siap tanam dilaksanakan secara kurang efisien dengan
nilai efisiensi sebesar (6,80)% dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih karet siap tanam 470.000 batang (74,60%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 87,87 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar (6,80)%
(kurang efisien).
Pemeliharaan produksi/penyediaan benih karet siap tanam 266.250 batang (71,43%)
dengan penyerapan anggaran sebesar 94,96 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi
sebesar (6,80)% (kurang efisien).
3.2.7. Jumlah Benih Kakao Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kakao
Kakao merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator
keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih kakao siap tanam
mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan analisis
keberhasilan penyediaan benih kakao siap tanam adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih kakao siap tanam Tahun 2018 mencapai 4.795.433
batang/polibeg atau 66,05% dari target 7.260.543 batang/polibeg dan masuk dalam
katagori kurang berhasil.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 34
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih kakao siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 59,94% dari
target 8.000.000 batang/polibag.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih kakao siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih kakao
siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori kurang berhasil. Permasalahan yang dihadapi
dalam produksi/penyediaan benih kakao siap tanam yaitu:
1) adanya proses gagal lelang, sehingga memerlukan lelang ulang oleh Satker Dinas yang
menyelenggarakan urusan bidang perkebunan di daerah dan berdampak pada ketepatan
waktu penyaluran benih.
2) ketersediaan benih (polong/setek/entres), untuk persemaian sangat tergantung dari
waktu (musim) panen dari benih sumber sehingga lelang pengadaan benih mengalami
pergeseran waktu yang secara administrasi proses pengadaan benih baru dapat
terlaksana pada bulan agustus s.d september 2018.
3) perbanyakan tanaman kakao secara vegetatif, memerlukan waktu untuk proses
sambung pucuk, sementara pengadaan entres baru lelang pada bulan oktober s.d
nopember 2018 sehingga mempengaruhi waktu sertifikasi dan siap salur benih yang
berpotensi dilanjutkan pada tahun 2019.
4) adanya serangan penyakit (jamur), akibat curah hujan yang tinggi sehingga
mempengaruhi pertumbuhan tanaman kakao, bahkan sebagian tanaman mati. Hal ini
terjadi di Satker Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sulawesi Barat.
Kegiatan penyediaan benih kakao siap tanam dilaksanakan di 9 provinsi wilayah
pengembangan, untuk mendukung kegiatan pengembangan kakao berupa peremajaan,
rehabilitasi, dan perluasan.
Permasalahan tersebut di atas sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penyediaan benih
kakao siap tanam dengan memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat
jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa terpenuhi. Oleh karena
itu, solusi dan rekomendasinya adalah terselesaikannya permasalahan tersebut.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 35
Berdasarkan analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka rekomendasi solusi
perbaikan kinerja yang diberikan berdasarkan permasalahan tersebut secara ringkas
disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11. Rekomendasi Solusi Permasalahan Penyediaan Benih Kakao Siap Tanam
No Permasalahan Rekomendasi solusi
1 Proses gagal lelang (pengadaan benih)
Menyusun rencana pengadaan dengan menyesuaikan ketersediaan benih ada
2 Waktu ketersediaan benih polong/setek/entres
Mengkaji ulang sistem penganggaran untuk kegiatan penyediaan benih siap tanam tanaman perkebunan (multi years), karena starting pembenihan harus menyesuaikan dengan musim panen benih (polong) dan
ketersediaan setek/entres
3 Pelaksanaan pembenihan pada waktu curah hujan tinggi karena menyesuaiakan ketersediaan benih polong/setek/entres
Membuat desain rumah pembenihan yang dapat menangkal cuaca ekstrim dari luar area pembenihan
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih kakao siap
tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih kakao siap tanam di
wilayah pengembangan kakao seperti pada Tabel 12.
Tabel 12. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih Yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kakao
NO PROVINSI TARGET REALISASI
KET FISIK (Btg) KEUANGAN (Rp) KEUANGAN (Rp) % FISIK (Btg) %
A PEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN BENIH SIAP TANAM 2018
1 SUMATERA BARAT
335.254 1.093.236.000 895.949.400 81,95 335.254 100
2 SULAWESI SELATAN
335.254 1.008.353.000 801.732.819 79,51 335.254 100
3 SULAWESI TENGGARA
335.254 1.160.254.000 981.759.500 84,62 335.254 100
4 SULAWESI BARAT
335.254 1.167.998.000 864.369.660 74,00 335.254 100
5 NUSA TENGGARA TIMUR
167.627 284.275.000 250.666.200 88,18 167.627 100
TOTAL 1.508.643 4.714.116.000 3.794.477.579 80,49 1.508.643 100
B PENYEDIAAN BENIH KOPI SIAP TANAM
1 SUMATERA UTARA
547.800 2.987.414.000 2.333.722.587 78,12 547.800 100
2 SUMATERA BARAT
547.800 3.484.785.000 2.075.273.000 59,55 547.800 100
3 SULAWESI TENGAH
547.800 3.638.975.000 2.941.831.570 80,84 - -
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 36
NO PROVINSI TARGET REALISASI
KET FISIK (Btg) KEUANGAN (Rp) KEUANGAN (Rp) % FISIK (Btg) %
4 SULAWESI SELATAN
1.095.600 6.263.078.000 5.985.554.850 95,57 - -
5 RIAU 273.900 2.536.351.000 501.498.600 19,77 - -
6 SULAWESI TENGGARA
1.095.600 6.882.776.000 6.634.085.700 96,39 1.095.600 100
7 SULAWESI BARAT
273.900 1.970.362.000 1.326.063.000 67,30 - -
8 NUSA TENGGARA TIMUR
1.095.600 5.857.234.000 5.738.402.625 97,97 1.095.600 100
9 PAPUA 273.900 1.762.114.000 1.555.524.750 88,28 - -
TOTAL 5.751.900 35.383.089.000 29.091.956.682 82,22 3.286.800 57,14
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih kakao siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar (10,44)% (kurang efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan benih kakao siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai
efisiensi sebesar (10,44)% dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih kakao siap tanam 3.286.800 batang (57,14%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 82,22 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar (10,44)%
(kurang efisien).
Pemeliharaan produksi/penyediaan benih kakao siap tanam 1.508.643 batang (100%)
dengan penyerapan anggaran sebesar 80,49 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi
sebesar (10,44)% (kurang efisien).
3.2.8. Jumlah Benih Kelapa Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi
Kelapa
Kelapa merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator
keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih kelapa siap
tanam mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan
analisis keberhasilan penyediaan benih kelapa siap tanam adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih kelapa siap tanam Tahun 2018 mencapai 1.246.200
batang/polibeg atau 87,87% dari target 1.418.200 batang dan masuk dalam katagori
berhasil.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 37
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih kelapa siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 77,94% dari
target 1.599.000 batang.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih kelapa siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih kelapa
siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman kelapa Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM
pelaksana, dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.
Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra
pengembangan kelapa juga sangat pengaruh dalam keberhasilan usaha pembenihan
dilapangan.
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana
pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat
keberhasilan penyediaan benih kelapa siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan.
Kegiatan penyediaan benih kelapa siap tanam dilaksanakan di 13 provinsi pengembangan,
untuk mendukung kegiatan pengembangan kelapa berupa peremajaan, rehabilitasi, dan
perluasan dengan memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat jumlah,
tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa terpenuhi.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih kelapa siap
tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 38
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih kelapa siap tanam di
wilayah pengembangan kelapa seperti pada Tabel 3.
Tabel 13. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kelapa
NO PROVINSI
TARGET REALISASI
KET FISIK (Btg)
KEUANGAN (Rp)
KEUANGAN (Rp) % FISIK (Btg)
%
A PEMELIHARAAN PRODUKSI/PERBANYAKAN BENIH SIAP TANAM 2018
1 JAWA BARAT 88.000 343.126.000 328.909.000 95,86 88.000 100
2 JAWA TENGAH
88.000 351.808.000 232.059.500 65,96 88.000 100
3 SUMATERA BARAT
88.000 376.580.000 301.043.500 79,94 88.000 100
4 RIAU 88.000 510.000.000 422.276.100 82,80 88.000 100
5 SULAWESI UTARA
88.000 469.950.000 460.950.000 98,08 88.000 100
6 SULAWESI TENGAH
88.000 358.571.000 352.135.000 98,21 88.000 100
7 MALUKU 129.000 400.115.000 390.787.000 97,67 129.000 100
8 NUSA TENGGARA TIMUR
88.000 476.315.000 370.159.000 77,71 88.000 100
9 MALUKU UTARA
88.000 352.906.000 352.906.000 100 88.000 100
TOTAL 833.000 3.639.371.000 3.211.225.100 88,24 833.000 100
B PENYEDIAAN BENIH KOPI SIAP TANAM
1 JAWA TENGAH
88.000 2.230.133.000 1.433.109.500 64,26 4.000 4,55
2 SUMATERA UTARA
35.200 1.097.565.000 1.073.322.212 97,79 35.200 100
3 RIAU 88.000 1.904.037.000 1.542.275.450 81,00 - -
4 SULAWESI UTARA
88.000 2.380.177.000 2.358.977.080 99,11 88.000 100
5 SULAWESI SELATAN
88.000 2.276.462.000 2.133.670.500 93,73 88.000 100
6 BALI 17.600 434.573.000 428.022.000 98,49 17.600 100
7 NUSA TENGGARA TIMUR
88.000 1.914.133.000 1.785.652.205 93,29 88.000 100
8 MALUKU UTARA
88.000 2.721.999.500 2.698.857.000 99,15 88.000 100
9 KALIMANTAN UTARA
4.400 160.925.000 160.835.440 99,94 4.400 100
TOTAL 585.200 15.120.004.500 13.614.721.387 90,04 413.200 70,61
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih kelapa siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar 44,82 % (kurang efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 39
Kegiatan penyediaan benih kelapa siap tanam dilaksanakan secara kurang efisien dengan
nilai efisiensi sebesar 44,82% dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih kelapa siap tanam 413.200 batang (70,61%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 90,04 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 44,82 %
(kurang efisien).
Pemeliharaan produksi/penyediaan benih kelapa siap tanam 833.000 batang (100%)
dengan penyerapan anggaran sebesar 88,24 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi
sebesar 44,82 % (kurang efisien).
3.2.9. Jumlah Benih Teh Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Teh
Teh merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator
keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih teh siap tanam
mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan analisis
keberhasilan penyediaan benih teh siap tanam adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih teh siap tanam Tahun 2018 mencapai 2.100.000
batang/polibeg atau 100% dari target 2.100.000 batang/polibeg dan masuk dalam katagori
berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih teh siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi, tidak dapat dianalisis
karena tidak terdapat keselarasan antara target output yang tertuang dalam
perencanaan strategis organisasi dengan indikator kinerja.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih teh siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih teh siap
tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman teh Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana,
dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 40
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.
Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra
pengembangan teh juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan usaha pembenihan
dilapangan.
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana
pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat
keberhasilan penyediaan benih teh siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan.
Kegiatan penyediaan benih teh siap tanam dilaksanakan di 1 provinsi wilayah
pengembangan untuk mendukung kegiatan pengembangan teh berupa peremajaan,
rehabilitasi, dan perluasan dengan memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis
(varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa
terpenuhi.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih teh siap
tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih teh siap tanam di
wilayah pengembangan teh seperti pada Tabel 14.
Tabel 14. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Teh
NO KOMODITI/PR
OVINSI
TARGET REALISASI KET
FISIK (Btg) KEUANGAN (Rp) KEUANGAN (Rp) % FISIK (Btg) %
PENYEDIAAN BENIH KOPI SIAP TANAM
1 JAWA BARAT 2.100.000 3.889.784.000 3.688.813.000 94,83 2.100.000 100
TOTAL 2.100.000 3.889.784.000 3.688.813.000 94,83 2.100.000 100
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih teh siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar 62,92 % (efisien), dengan
rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 41
Kegiatan penyediaan benih teh siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai efisiensi
sebesar 62,92 % dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih teh siap tanam 2.100.000 batang (100%) dengan penyerapan anggaran
sebesar 94,83 % dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 62,92 % (efisien).
3.2.10. Jumlah Benih Kemiri Sunan Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan
Produksi Kemiri Sunan
Kemiri Sunan merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu
indikator keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih kemiri
sunan siap tanam mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan.
Evaluasi dan analisis keberhasilan penyediaan benih kemiri sunan siap tanam adalah sebagai
berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih kemiri sunan siap tanam Tahun 2018 mencapai 9.600
batang/polibeg atau 100% dari target 9.600 batang/polibeg dan masuk dalam katagori
berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih kemiri sunan siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 80,00% dari
target 12.000 batang/polibag.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih kemiri sunan siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih kemiri
sunan siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman kemiri sunan Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM
pelaksana, dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.
Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra
pengembangan kemiri sunan juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan usaha
pembenihan dilapangan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 42
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana
pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat
keberhasilan penyediaan benih kemiri sunan siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi
teknis yang dipersyaratkan.
Kegiatan penyediaan benih kemiri sunan siap tanam dilaksanakan di 1 provinsi. Penyediaan
benih kemiri sunan siap tanam dilakukan untuk mendukung kegiatan pengembangan kemiri
sunan berupa peremajaan, rehabilitasi, dan perluasan dengan memenuhi kriteria enam
tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi,
dan tepat harga bisa terpenuhi.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih kemiri sunan
siap tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih kemiri sunan siap
tanam di wilayah pengembangan kemiri sunan seperti pada Tabel 15.
Tabel 15. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Kemiri Sunan
NO PROVINSI TARGET REALISASI KET
FISIK (Btg) KEUANGAN (Rp) KEUANGAN (Rp) % FISIK (Btg) %
PENYEDIAAN BENIH KOPI SIAP TANAM
1 NUSA TENGGARA TIMUR
9.600 190.699.000 187.036.000 98,08 9.600,00 100
TOTAL 9.600 190.699.000 187.036.000 98,08 9.600,00 100
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih kemiri sunan siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai
efisiensi kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar rata-rata sebesar 54,80 % (efisien),
dengan rincian pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan benih kemiri sunan siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan
nilai efisiensi sebesar 54,80% dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih kemiri sunan siap tanam 9.600 batang (100%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 98,08% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 54,80%
(efisien).
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 43
3.2.11. Jumlah Benih Sagu Siap Tanam yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Sagu
Sagu merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan. Sebagai salah satu indikator
keberhasilan kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan penyediaan benih sagu siap tanam
mendapat perhatian khusus lingkup Direktorat Perbenihan Perkebunan. Evaluasi dan analisis
keberhasilan penyediaan benih sagu siap tanam adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja penyediaan benih sagu siap tanam Tahun 2018 mencapai 24.000
batang/polibeg atau 100% dari target 24.000 batang dan masuk dalam katagori berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena tidak terdapat kegiatan
penyediaan benih sagu siap tanam pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi, mencapai 43,48% dari
target 55.200 batang.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional produksi/penyediaan benih sagu siap tanam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa penyediaan benih sagu
siap tanam Tahun 2018 masuk dalam katagori berhasil.
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi tanaman sagu Tahun 2018 yaitu, Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana,
dan sarana dan prasarana pendukung kegiatan
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap keberhasilan proses pembenihan sampai benih layak salur.
Selain itu pengalaman SDM pengelola dengan cara penempatan kegiatan pada sentra
pengembangan sagu juga sangat berpengaruh dalam keberhasilan usaha pembenihan
dilapangan.
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
produksi antara lain pupuk organik, pupuk anorganik, herbisida dan prasarana
pendukung seperti paranet dan bahan rumah pembenihan dengan tujuan agar tingkat
keberhasilan penyediaan benih sagu siap tanam tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 44
Kegiatan penyediaan benih sagu siap tanam dilaksanakan di 1 provinsi, untuk mendukung
kegiatan pengembangan sagu berupa peremajaan, rehabilitasi, dan perluasan dengan
memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu,
tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga bisa terpenuhi.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target produksi benih sagu siap
tanam, Direktorat Perbenihan Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan
Perbenihan Tanaman Perkebunan melalui kegiatan penyediaan benih sagu siap tanam di
wilayah pengembangan sagu seperti pada Tabel 16.
Tabel 16. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Sagu
NO PROVINSI
TARGET REALISASI KET
FISIK (Btg)
KEUANGAN (Rp)
KEUANGAN (Rp)
% FISIK (Btg)
%
PENYEDIAAN BENIH KOPI SIAP TANAM
1 PAPUA 24.000 806.909.000 799.681.500 99,10 24.000,00 100
TOTAL 24.000 806.909.000 799.681.500 99,10 24.000 100
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan benih sagu siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar 52,24% (efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
Kegiatan penyediaan benih sagu siap tanam dilaksanakan secara efisien dengan nilai
efisiensi sebesar 52,24% dengan rincian sebagai berikut:
Penyediaan benih sagu siap tanam 24.000 batang (100%) dengan penyerapan anggaran
sebesar 99,10% dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 52,24 % (efisien).
3.2.12. Jumlah Benih Cengkeh yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Cengkeh
Komoditas cengkeh merupakan salah satu komoditas prioritas nasional yang merupakan
salah satu komoditas pendukung ekspor untuk menghasilkan devisa. Untuk itu ketersediaan
benih cengkeh yang berkualitas untuk mendukung produksi dan produktivitas cengkeh harus
tersedia.
Evaluasi dan analisis keberhasilan Jumlah benih cengkeh yang tersedia yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi cengkeh adalah sebagai berikut:
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 45
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja Jumlah benih cengkeh yang tersedia sesuai kebutuhan produksi
cengkeh Tahun 2018 mencapai 340.000 batang atau 93,41% dari target 364.000 batang
dan masuk dalam katagori berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena benih cengkeh untuk kebutuhan
rehabilitasi dan perluasan baru tersedia tahun 2018.
C. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional Jumlah benih cengkeh yang tersedia sesuai
kebutuhan produksi cengkeh.
D. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 58,71% dari
target 364.000 batang jumlah benih yang tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman
cengkeh.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa jumlah benih yang
tersedia sesuai kebutuhan produksi tanaman cengkeh Tahun 2018 masuk dalam kategori
berhasil. Beberapa hal yang mendukung keberhasilan indikator jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi tanaman cengkeh Tahun tahun 2018 yaitu:
1. Kualitas dan kuantitas SDM pelaksana, Dengan kualitas dan kuantitas SDM yang cukup,
akan berpengaruh terhadap hasil pertanaman yang yang dipeliharanya. Selain itu
pengalaman SDM pengelola juga sangat pengaruh, seperti di daerah sentra cengkeh
Sulawesi Utara. Komoditas cengkeh pemeliharaannya tidak terlalu “rewel” seperti
tanaman lada dan tanaman cengkeh adaptasinya cukup luas dari daerah dataran rendah
sampai dataran tinggi, sehingga benih cengkeh yang dipersiapkan untuk pengembangan
baik rehab maupun perluasan dapat tumbuh dengan baik atau tingkat keberhasilannya
cukup tinggi.
2. Sarana dan prasarana pendukung, Bantuan pemerintah melalui alokasi dana Tugas
Pembantuan (TP) sudah cukup lengkap dengan mengalokasikan komponen sarana
antara lain pupuk organik, pupuk kimia, herbisida dan prasarana pendukung antara lain
paranet, plastic UV dengan tujuan agar tingkat keberhasilan penyiapan benih cengkeh
tinggi sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 46
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target jumlah benih yang tersedia
sesuai kebutuhan produksi cengkeh, Direktorat Perbenihan melakukan kegiatan utama
Penyediaan Benih Cengkeh Siap Tanam tahun 2018, seperti pada Tabel 17.
Tabel 17. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung dalam Mencapai Jumlah Benih yang Tersedia Sesuai Kebutuhan Produksi Cengkeh
NO PROVINSI
TARGET REALISASI
KET FISIK (Btg)
KEUANGAN (Rp)
KEUANGAN (Rp)
% FISIK (Btg)
%
PENYEDIAAN BENIH KOPI SIAP TANAM
1 SULAWESI UTARA 280.000 1.853.099.000 1.834.599.000 99,00 280.000 99,25
2 SULAWESI
TENGGARA
84.000 525.062.000 501.150.000 95,45 60.000 71,43
TOTAL 364.000 2.378.161.000 2.335.749.000 98,22 340.000 93,41
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
penyediaan cengkeh siap tanam Tahun 2018 di atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per
kegiatan diperoleh nilai efisiensi sebesar 37,13% (kurang Efisien).
3.2.13. Kelembagaan Produksi dan Pengawasan Benih
Benih sebagai salah satu input produksi di bagian hulu, mempunyai peran strategis dalam
peningkatan produksi dan nilai tambah pertanian. Ketersediaan benih bermutu dari varietas
unggul sampai saat ini masih merupakan masalah besar dalam sistem produksi pertanian.
Kendala penyediaan benih disebabkan karakteristik usaha benih yang memiliki resiko tinggi.
Dalam konteks pengadaan dan distribusi benih, tidak terlepas dari peran kelembagaan
sebagai elemen penting dalam upaya peningkatan produktifitas usahatani dan perbaikan
kemampuan produksi petani. Evaluasi dan analisis keberhasilan Kelembagaan Produksi dan
Pengawasan Benih adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja Kelembagaan Produksi dan Pengawasan Benih mencapai 698 kelembagaan
atau 100% dari target 698 kelembagaan dan masuk dalam katagori berhasil. Capaian Kinerja
terdapat di 33 Provinsi dengan realisasi anggaran Rp20.405.837.757 atau 82,40% dari target
24.763.233.000 dan masuk dalam katagori berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena hanya terdapat kegiatan
Fasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan pada tahun sebelumnya.
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 47
C. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional untuk capaian kinerja Kelembagaan Produksi dan
Pengawasan Benih.
D. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa dilihat dari realisasi
anggaran kegiatan Kelembagaan Produksi dan Pengawasan Benih Tahun 2018 masuk dalam
katagori berhasil. Kegiatan tersebut dilaksanakan di 33 provinsi guna memfasilitasi
Pembinaan Kelembagaan Usaha Produksi Benih dan Pengawasan Benih agar kelembagaan
tersebut dapat terpenuhi.
E. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian kinerja, Direktorat Perbenihan
Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan
melalui kegiatan Pembinaan Kelembagaan Usaha Produksi Benih dan Pengawasan Benih
seperti pada Tabel 18.
Tabel 18. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung Melalui Kegiatan Pembinaan Kelembagaan Usaha Produksi Benih Dan Pengawasan Benih
NO PROVINSI
TARGET REALISASI
FISIK ANGGARAN FISIK % ANGGARAN %
Pembinaan Kelembagaan Usaha Produksi Benih dan Pengawasan Benih
120 Keg 24,763,233,000 119 Keg 99.17 20,405,837,757 82.40
1 JAWA BARAT 3 Keg 326,960,000 3 Keg 100.00 312,751,100 95.65
2 JAWA TENGAH 4 Keg 738,450,000 4 Keg 100.00 461,751,450 62.53
3 DI YOGYAKARTA 3 Keg 446,990,000 3 Keg 100.00 434,685,675 97.25
4 JAWA TIMUR 5 Keg 1,037,047,000 5 Keg 100.00 614,184,075 59.22
5 ACEH 5 Keg 1,072,470,000 5 Keg 100.00 931,222,178 86.83
6 SUMATERA UTARA 4 Keg 480,400,000 4 Keg 100.00 402,122,816 83.71
7 SUMATERA BARAT 4 Keg 701,680,000 4 Keg 100.00 554,954,639 79.09
8 RIAU 2 Keg 220,060,000 2 Keg 100.00 167,030,000 75.90
9 JAMBI 2 Keg 216,860,000 2 Keg 100.00 84,611,500 39.02
10 SUMATERA SELATAN 3 Keg 1,294,480,000 3 Keg 100.00 932,404,032 72.03
11 LAMPUNG 5 Keg 1,235,300,000 5 Keg 100.00 964,640,504 78.09
12 KALIMANTAN BARAT 3 Keg 439,980,000 3 Keg 100.00 389,702,950 88.57
13 KALIMANTAN TENGAH 3 Keg 1,311,120,000 3 Keg 100.00 1,247,686,100 95.16
14 KALIMANTAN SELATAN 3 Keg 333,510,000 3 Keg 100.00 260,885,680 78.22
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 48
NO PROVINSI
TARGET REALISASI
FISIK ANGGARAN FISIK % ANGGARAN %
15 KALIMANTAN TIMUR 3 Keg 474,080,000 3 Keg 100.00 407,642,395 85.99
16 SULAWESI UTARA 5 Keg 1,686,220,000 5 Keg 100.00 1,667,732,500 98.90
17 SULAWESI TENGAH 3 Keg 459,880,000 3 Keg 100.00 307,382,600 66.84
18 SULAWESI SELATAN 11 Keg 2,776,515,000 11 Keg 100.00 2,486,960,377 89.57
19 SULAWESI TENGGARA 10 Keg 2,098,936,000 10 Keg 100.00 1,716,898,000 81.80
20 MALUKU 2 Keg 519,130,000 2 Keg 100.00 360,550,000 69.45
21 BALI 3 Keg 1,458,670,000 3 Keg 100.00 1,378,453,197 94.50
22 NUSA TENGGARA BARAT 3 Keg 596,650,000 3 Keg 100.00 426,269,098 71.44
23 NUSA TENGGARA TIMUR 3 Keg 517,660,000 3 Keg 100.00 505,742,700 97.70
24 PAPUA 2 Keg 212,060,000 2 Keg 100.00 152,712,800 72.01
25 BENGKULU 3 Keg 520,580,000 3 Keg 100.00 414,705,950 79,66
26 MALUKU UTARA 4 Keg 926,725,000 4 Keg 100.00 926,397,000 99.96
27 BANTEN 3 Keg 270,226,000 2 Keg 66.67 235,616,000 87.19
28 KEP. BANGKA BELITUNG 3 Keg 475,245,000 3 Keg 100.00 334,618,500 70.41
29 GORONTALO 4 Keg 709,199,000 4 Keg 100.00 694,139,000 97.88
30 KEPULAUAN RIAU 2 Keg 237,560,000 2 Keg 100.00 147,327,800 62.02
31 PAPUA BARAT 2 Keg 311,060,000 2 Keg 100.00 309,730,000 99.57
32 SULAWESI BARAT 3 Keg 432,580,000 3 Keg 100.00 412,069,300 95.26
33 KALIMANTAN UTARA 2 Keg 224,950,000 2 Keg 100.00 176,963,791 78.67
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
Kelembagaan Usaha Produksi Benih dan Pengawasan Benih Tahun 2018 di atas, dapat
dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar 93,99%
(efisien).
3.2.14. Varietas Unggul Komoditas Perkebunan
Varietas unggul merupakan salah satu komponen teknologi utama yang menentukan
keberhasilan usaha tani. Varietas unggul memberikan manfaat secara teknis dan ekonomis
diantaranya pertumbuhan tanaman menjadi seragam sehingga tercapai produktifitas tinggi,
panen menjadi serempak, rendeman lebih tinggi, mutu hasil lebih tinggi dan sesuai dengan
selera konsumen dan nilai tambah pertanian. Ketersediaan benih bermutu dari varietas
unggul sampai saat ini masih merupakan masalah besar dalam sistem produksi pertanian.
Evaluasi dan analisis keberhasilan Varietas Unggul Komoditas Perkebunan adalah sebagai
berikut:
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 49
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja Varietas Unggul Komoditas Perkebunan mencapai 48 varietas atau 100%
dari target 13 varietas dan masuk dalam katagori berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir tidak dapat dianalisis karena hanya terdapat kegiatan
Fasilitasi teknis penyediaan benih tanaman perkebunan pada tahun sebelumnya.
C. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar nasional tidak dapat dianalisis
karena tidak ada standar nasional untuk capaian kinerja Varietas Unggul Komoditas
Perkebunan.
D. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa dilihat dari realisasi
anggaran kegiatan Kelembagaan Produksi dan Pengawasan Benih Tahun 2018 masuk dalam
katagori berhasil. Kegiatan tersebut dilaksanakan di 33 provinsi guna memfasilitasi
tersedianya varietas unggul komoditas perkebunan agar varietas tersebut dapat terpenuhi.
E. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya (penggunaan anggaran) dan analisis
program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian kinerja, Direktorat Perbenihan
Perkebunan melakukan kegiatan utama pada Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan
melalui kegiatan Fasilitasi Teknis Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan
Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan seperti pada Tabel 19.
Tabel 19. Analisis Efesiensi atas Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Pendukung Melalui Kegiatan Fasilitasi Teknis Penyediaan Benih Unggul Tanaman Perkebunan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan
NO PROVINS TARGET REALISASI
FISIK ANGGARAN FISIK % ANGGARAN %
1 2 3 4 5
6 7 8
1 Fasilitasi Penilaian varietas tanaman perkebunan
33 Keg 4,565,410,000 33 Keg 100 3.823.199.734 83,74
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian kinerja kegiatan
Kelembagaan Usaha Produksi Benih dan Pengawasan Benih Tahun 2018 di atas, dapat
dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi rata-rata sebesar 90.64%
(efisien).
Direktorat Perbenihan Perkebunan
Laporan Kinerja (LAKIN), Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 50
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Laporan Kinerja Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2018 merupakan salah satu
bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan fungsi yang diemban selama
periode tahun 2018. Kesemuanya merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program
kerja Kementerian Pertanian yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra)
Pembangunan Perkebunan dan Renstra Direktorat Perbenihan Perkebunan Tahun 2015-2019.
Berdasarkan hasil penilaian kinerja yang berpedoman pada Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Realisasi penyerapan anggaran tahun 2018, dengan alokasi anggaran Direktorat Perbenihan
Perkebunan untuk Dukungan Perbenihan Tanaman Perkebunan Pusat dan Daerah sebesar
Rp237.004.514.000 realisasi anggaran mencapai Rp176.597.052.441 atau 74,51% dengan
kategori berhasil.
4.2 Saran dan Rekomendasi
1. Perlu adanya percepatan penetapan PPK, Bendahara/PUM, Tim Teknis Pelaksana
kegiatan tingkat Provinsi/Kabupaten dan CP/CL agar kegiatan berjalan sesuai
perencanaan yang telah ditetapkan.
2. Penyusunan juklak/juknis oleh Satker Dinas seharusnya dilakukan sebelum kegiatan
dimulai sehingga dapat menjabarkan/mengakomodir hal-hal yang spesifik lokasi namun
tidak bertentangan dengan Pedoman Teknis.
3. Satker Dinas penerima anggaran dan kegiatan agar melakukan penelaahan POK sejak
awal setelah diterimanya Pedoman Teknis dan pengusulan revisi segera dilakukan pada
awal tahun.
4. Perlu ada sinkronisasi perencanaan dan pengawalan sejak pengusulan sampai
penetapan DIPA.
5. Perlu pengawalan setiap tahapan proses pengadaan barang dan jasa di ULP.
6. Penarikan anggaran harus mengacu pada ROPAK dan dilaksanakan secara konsisten.
7. Perlu merumuskan sistem penganggaran secara multy years khususnya dukungan
kegiatan penyediaan benih siap tanam, mengingat salah satu faktor utama
keberhasilannya adalah ketersediaan benih polong/setek/entres yang secara umum
hanya dapat disiapkan pada triwulan keempat serta proses pembenihan sampai layak
salur membutuhkan waktu yang relatif lama.