Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
i
KATA PENGANTAR
Kurikulum progam keahlian Budidaya Tanaman dikembangkan sebagai
upaya untuk memenuhi kebutuhan pengembangan program sekolah berbasis
pada kebutuhan dan potensi wilayah. Strategi ini merupakan upaya
peningkatan peran SMK dalam pengembangan wilayah melalui peningkatan
kualitas sumber daya manusia profesional dan produktif sehingga program
sekolah mampu mengakar kuat pada masyarakat. Penyelenggaraan proses
pembelajaran dilaksanakan melalui pendekatan belajar tuntas/Mastery
Learning, yang berorientasi pada kegiatan belajar siswa/Student Centered
Learning, dan berbasis produksi/Production Based Training (PBT).
Kompetensi menangani benih dengan sub kompetensi mengemas dan
menyimpan benih adalah salah satu sub kompetensi yang dipelajari pada
level dua. Level dua ini misi utamanya adalah untuk membentuk kemampuan
problem solving sebagai basic terhadap pembentukan kompetensi level tiga
dan level-level berikutnya, sesuai prosedur tetap yang berlaku dalam
melaksanakan pekerjaan di dunia kerja bidang usaha budidaya tanaman.
Memperhatikan misi yang akan dicapai, maka penerapan kaidah kedisiplinan,
taat asas, ketelitian, tingkat akurasi, dan ketekunan sampai mampu
menembus rasa bosan dalam melaksanakan setiap tahapan proses
produksi/budidaya tanaman menjadi sangat penting.
Modul pembelajaran ini dirancang untuk mengarahkan bagaimana siswa
belajar menguasai materi kompetensi mengelola fasilitas laboratorium
teknologi benih dengan sub kompetensi mengelola bangunan dan peralatan,
mengelola sumber daya manusia, dan mengadministrasikan kegiatan
laboratorium teknologi benih, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Keberhasilan pembelajaran ditandai dengan adanya perubahan perilaku
positif pada diri siswa sesuai dengan standar kompetensi dan tujuan
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
ii
pendidikan. Informasi tentang kompetensi mengelola fasilitas laboratorium
teknologi benih disajikan secara garis besar. Sedangkan untuk pendalaman
dan perluasan materi serta pembentukan kompetensi kunci, dianjurkan siswa
dapat memperoleh melalui observasi di lapangan, studi referensi, diskusi, dan
tutorial dengan guru.
Strategi penyajian modul dirancang agar belajar siswa tidak terfokus
hanya mempelajari satu sumber belajar tapi siswa didorong untuk melakukan
eksplorasi terhadap sumber-sumber belajar lain yang relevan dalam rangka
menanamkan kemampuan belajar sepanjang hayat/learning how to learn.
Melalui pendekatan ini diharapkan basic kompetensi dan kompetensi kunci
seperti kemampuan komunikasi, kerjasama dalam team, penguasaan
teknologi informasi, problem solving, dan pengambilan keputusan dapat
terbentuk pada diri siswa. Dengan pendekatan ini diharapkan tujuan
pendidikan untuk membentuk manusia profesional dan produktif yang
dilandasi oleh budi pekerti dan nilai -nilai luhur bangsa dapat terwujud.
Jakarta, ……………………….2003
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………… i DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… iii PETA KEDUDUKAN MODUL …………………………………………………… v GLOSARIUM ………………………………………………………………..… vi I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………..
A. Latar Belakang ….……………………………………………………………. B. Deskripsi ………………………………………………………………………. 1 C. Prasyarat ………………….………………………………………………….. 3 D. Petunjuk Penggunaan Modul …………………………………………… 3 E. Tujuan Akhir ….……………………………………………………………… 4 F. Kompetensi yang Akan Dicapai ……………………………………… 7 G. Cek Kemampuan………….…………………………………………………… 14 II. Pembelajaran ……………………………………………………………………
A. Rencana Belajar Peserta Diklat……………………………………… 16 B. Kegiatan Belajar:
1. Mengelola bangunan dan peralatan laboratorium teknologi benih ………………………………………………………….
21
a. Tujuan ……………………………………………………………………. 21 b. Uraian Materi ………………………………………………………… 21 c. Rangkuman …………………………………………………………… 43 d. LembarTugas …………………………………………………………. 47 e. Lembar Latihan .……………………………………………………… 48 f. Lembar Jawaban …………….. …………………………………… 49 g. Lembar Kerja ………………………………………………………… 51 2. Mengelola administrasi laboratorium ...…………………………. 60 a. Tujuan …………………………………………………………………… 60 b. Uraian Materi …………………………………………………… 60 c. Rangkuman …………………………………………………… 65 d. Tugas ………………………………………………………… 68 e. Lembar Latihan ……………………………………………… 69 f. Lembar Jawaban ……………….…………………………… 69 g. Lembar Kerja ……………………………………………………… 73
III. EVALUASI …………………………………………………………………… 75 A. Evaluasi Kognitif Skill ……………………………………………… 75 B. Evaluasi Psikomotorik Skill ……………………………………… 75
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
iv
C. Evaluasi Attitude Skill …………………………… 77 D. Produk/ Benda Kerja .……………………………………… 78 C. Kunci Jawaban ……… ……………………………………… 80
IV. PENUTUP ………………………………………………………… 85 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 86
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
v
PETA KEDUDUKAN MODUL
M 1 2
A 1.2
D
G 1.2
F
B
B
C
I
K
H
J
N 1 2
O 1 2
P Q R S
T
U
V
1 2 3 4
X 1 2
R
W
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
vi
PERISTILAHAN/GLOSSARY
Supplayer adalah orang yang memberikan pasokan benda kerja hasil
pekerjaannya kepada rekannya yang akan menggunakan benda kerja
tersebut dalam siklus produksi suatu barang.
Customer adalah orang yang akan menggunakan benda kerja hasil
pekerjaan rekannya dalam satu tim kerja untuk menghasilkan benda kerja
tertentu yang merupakan kelanjutan dari pekerjaan supplayer pada suatu
siklus produksi.
Verifikasi adalah proses pemeriksaan terhadap proses pembelajaran dan
evaluasi yang telah dilakukan untuk memastikan apakah pelaksanaannya
sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah disepakati.
Quality Assurance (QA) adalah proses penjaminan mutu yang dilakukan
secara internal oleh tim QA melalui proses verifikasi untuk memastikan bahwa
proses evaluasi dan hasil-hasilnya sudah benar sesuai kaidah yang telah
disepakati.
Quality Control adalah proses penjaminan mutu yang dilakukan oleh tim
QC dari industri untuk memastikan bahwa proses evaluasi dan hasil-hasilnya
yang dilakukan oleh guru dan sudah diverifikasi oleh QA sudah benar sesuai
kaidah yang telah disepakati.
Klipping adalah kumpulan tulisan dari majalah, surat kabar, jurnal
penelitian, dan lain-lain yang relevan dengan kompetensi yang sedang
dipelajari.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
vii
Student Centered Learning adalah pembelajaran berorientasi pada
bagaimana siswa belajar bukan bagaimana guru mengajar.
Mastery Learning adalah proses pembelajaran yang mengutamakan
penguasaan kompetensi peserta diklat terhadap kompetensi yang dipelajari
benar-benar berkompeten/mastery, mereka belum diperbolehkan pindah ke
kompetensi berikutnya bila kompetensi sebelumnya belum tercapai.
Production Based Training adalah pembelajaran melalui kegiatan
produksi/belajar pada lini produksi.
Port Folio Hasil Belajar adalah produk belajar siswa berdasarkan standar
port folio yang telah disepakati antara guru, institusi penjamin mutu, dan
siswa. Port folio hasil belajar siswa dapat berupa resume, kliping, gambar,
foto, video, slide, benda kerja, dan lain-lain.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
1
I. PENDAHULUAN
A Deskripsi
Penerapan standarisasi proses dan produk pada suatu kegiatan usaha
sudah menjadi kebijakan sebagian besar lembaga/perusahaan. Kebijakan ini
dalam rangka meningkatkan efisiensi dan kepercayaan pasar terhadap
produk yang dihasilkan. Sejalan dengan kecenderungan tersebut maka
penyelenggaraan kegiatan operasional perusahaan mengarah pada
penerapan prinsip-prinsip supplayer and customer. Dalam sistem ini maka
standar kinerja seseorang dalam setiap aktifitasnya dituntut mempunyai
tingkat presisi yang tinggi, karena menjadi prasyarat mutlak agar produk
pada setiap tahapan proses dapat digunakan oleh costomernya pada tahapan
proses berikutnya. Memperhatikan hal-hal tersebut, maka proses pendidikan
di SMK yang orientasi utamanya adalah menyiapkan tenaga-tenaga
profesional harus mampu menciptakan kondisi yang dapat membentuk
perilaku warga sekolah menjadi manusia-manusia profesional. Salah satu
konsep profesional yang dimaksud di sini adalah bukan karena tingginya
kualifikasi kompetensi yang dimiliki tetapi sejauh mana kesungguhan siswa
menggunakan kompetensinya dalam menjalankan pekerjaannya sehingga
mampu menghasilkan produk yang dapat memuaskan konsumennya.
Kompetensi mengelola fasilitas laboratorium teknologi benih dengan sub
kompetensi mengelola bangunan dan peralatan, dan mengadministrasikan
kegiatan laboratorium teknologi benih sebagai level pelaksana pada program
keahlian Budidaya Tanaman merupakan dasar kompetensi yang produk
utamanya adalah data dan perangkat administratif pengelolaan fasilitas
laboratorium teknologi benih. Produk ini dalam siklus produksi akan
dipergunakan sebagai perangkat kontrol pada setiap tahapan proses mulai
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
2
dari perencanaan, proses hingga akhir produksi. Selain itu melalui
penguasaan kompetensi ini diharapkan mampu memberikan apresiasi kepada
para siswa untuk mempelajari kompetensi melakukan perencanaan
(planning), pencatatan (recording), dan pelaporan (reporting) pada level
penghasil benih (wirausahawan) pemula sehingga mampu melaksanakan
semua kegiatan sesuai prosedur dan menghasilkan produktifitas yang sesuai
dengan standar.
Kemampuan problem solving dalam pendidikan berbasis kompetensi
merupakan salah satu aspek kompetensi yang harus dipenuhi sesuai
standar/Performance Criteria. Pada level dua program pembelajaran SMK,
problem solving skills merupakan sasaran utama yang akan dibentuk dalam
kegiatan belajar mengajar. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka kegiatan
belajar siswa diarahkan untuk membentuk problem solving skills. Strategi
yang harus ditempuh siswa adalah berlatih melakukan suatu pekerjaan
dengan kaidah yang benar sampai dicapai unjuk kerja dengan tingkat presisi
yang tinggi. Pengembangan problem solving skills sampai mencapai mastery
dapat dilakukan pada kegiatan produksi secara berulang-ulang sehingga
bekerja sesuai kaidah harus menjadi bibit/budaya dalam hidupnya.
Modul pembelajaran ini disajikan mengacu pada standar kompetensi
level dua budidaya tanaman sebagai salah satu bahan ajar untuk
mengarahkan bagaimana melakukan suatu pekerjaan pengelolaan fasilitas
laboratorium teknologi benih dengan benar. Kebenaran ini diukur dengan
pendekatan dua dimensi, yaitu apakah pekerjaan-pekerjaan itu dapat
dilaksanakan dengan nyaman, baik untuk keselamatan diri, alat dan bahan,
serta kesesuaian hasil pekerjaan dengan standar.
Untuk menguasai kompetensi mengelola fasilitas laboratorium teknologi
benih dengan sub kompetensi mengelola bangunan dan peralatan, mengelola
sumber daya manusia, dan mengadministrasikan kegiatan laboratorium
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
3
teknologi ini siswa dianjurkan untuk memahami kaidah-kaidah kerja dalam
mendata/mencatat, menganalisa, dan menyusun laporan dalam pengelolaan
fasilitas, serta menyusun data administrasi kegiatan laboratorium teknologi
benih dan standar produk yang ditetapkan. Sebagai salah satu referensi
dalam penguasaan sub kompetensi ini peserta seyogyanya dapat melakukan
observasi pada kegiatan mengemas dan menyimpan benih yang dilakukan
pada Training Production Unit di sekolah atau pada petani pengusaha benih
yang berhasil.
B. PRASYARAT
Sebelum anda mempelajari modul ini, Anda diwajibkan untuk terlebih
dahulu mempelajari modul yang membahas tentang kegiatan prosesing
benih, pengujian benih, dan pengemasan benih yang diantaranya membahas
secara khusus tentang penggunaan dan pengoperasian fasilitas laboratorium
(bangunan, peralatan, dan perangkat administrasi) teknologi benih.
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1. Bacalah modul ini secara berurutan dari Kata Pengantar sampai Check List
pahami dengan benar isi dari setiap babnya.
2. Setelah Anda mengisi Check List, apakah Anda termasuk kategori orang
yang perlu mempelajari modul ini? Apabila Anda menjawab YA, maka
pelajari modul ini.
3. Untuk memudahkan belajar Anda dalam mencapai kompetensi ini, maka
pelajari dulu Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), dan prosedur
pembelajaran sampai Anda memperoleh sertifikat kompetensi serta tujuan
pembelajaran. Apabila ada yang kurang jelas tanyakan pada guru
pembimbing Anda.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
4
4. Laksanakan semua tugas-tugas yang ada dalam modul ini agar
kompetensi Anda berkembang sesuai standar.
5. Buatlah rencana belajar Anda dengan menggunakan format seperti yang
ada dalam modul, konsultasikan dengan guru dan institusi pasangan
penjamin mutu hingga mendapatkan persetujuan.
6. Lakukan kegiatan belajar untuk mendapatkan kompetensi sesuai rencana
kegiatan belajar yang telah Anda susun dan disetujui oleh guru dan
institusi pasangan penjamin mutu.
7. Setiap mempelajari satu sub kompetensi, Anda harus mulai dari
menguasai pengetahuan pendukung (lembar informasi), melaksanakan
tugas-tugas, dan mengerjakan lembar latihan.
8. Dalam mengerjakan Lembar Latihan, Anda jangan melihat Kunci Jawaban
terlebih dahulu, sebelum Anda menyelesaikan Lembar Latihan.
9. Laksanakan Lembar Kerja untuk pembentukan psikomotorik skills sampai
Anda benar-benar terampil sesuai standar. Apabila Anda mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugas ini, konsultasikan dengan guru Anda.
10. Kerjakan Lembar kerja sesuai yang ada dalam modul ini, apabila dalam
membuat perencanaan Anda mengalami kesulitan, silahkan Anda
konsultasikan dengan guru pembimbing Anda.
D. Tujuan Akhir Setelah mempelajari modul ini, Anda mampu mengelola fasilitas laboratorium
teknologi benih dengan mengacu pedoman pengelolaan laboratorium
teknologi benih International Seed Testing Assosiation , apabila disediakan:
dokumen acuan pengelolaan laboratorium dari ISTA, data kondisi daya
dukung fasilitas lembaga, dan data peluang usaha produksi benih.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
5
Matrik Tujuan dan Kompetensi Mengelola Fasilitas Laboratorium Teknologi Benih
No Tujuan Kompetensi Kejuruan
Kompetensi Sosial
Kompetensi Metoda
Kompetensi Diri
1.
2.
Mengelola
Fasilitas
Laboratorium
Tek- nologi
Benih.
Meningkatkan
kemandirian,
hubungan
sosial, kemam
- puan
perencanaan,
menyimpul-
kan,
menganalisis,
dan
mengevaluasi
Membuat data:
? pengelolaan
bangunan,
dan peralatan
? administrasi
kegiatan
? merencanakan,
? menginventari-
sir
? menganalisis.
? menyimpulkan,
? mengevaluasi
fasilitas labora
torium tekno -
logi benih.
o Berinteraksi
sosial da-
lam hal:
kerjasama,
dan komuni
kasi.
o Merencanakan
o Mencari dan
menangani
data/informasi
o Menganalisis
o Menyimpulkan
o Mengevaluasi
? Percaya diri
? Memecahkan
masalah
? Mengambil
keputusan
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
6
E. Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)
Garis-garis besar program pengajaran merupakan pokok-pokok materi diklat
dan proses pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik untuk
menguasai kompetensi mengelola fasilitas laboratorium teknologi benih. Di
bawah ini disajikan garis-garis besar program pengajaran pengelolaan
fasilitas laboratorium teknologi benih dengan sub kompetensi mengelola
bangunan dan peralatan laboratorium, dan mengadministrasikan kegiatan
laboratorium teknologi benih dan cara memahaminya agar Anda dapat
belajar dengan benar.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
7
Mata Diklat : Mengelola fasilitas laboratorium teknologi benih Kode : V. Alokasi Waktu : 24 jam
MATERI POKOK PEMBELAJARAN KOMPETENSI/ SUB KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
LINGKUP BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETRAMPILAN
BUKTI BELAJAR
V.
Mengelola fasilitas
la- boratorium
teknologi benih
V.1.
Mengelola
bangunan dan
peralatan labora
torium teknologi
benih.
Data pengelolaan
bangunan dan
peralat an dibuat
berdasarkan
kebutuhan,
kesesuai- an fungsi,
dan persya ratan
teknisnya.
? Bangunan dan per
alatan
laboratorium
teknologi benih,
meliputi:
bangunan
pengujian,
bangun an rumah
kaca dan
peralatannya.
? Disiplin
? Taat azas
? Kemauan
untuk bekerja
keras
? Konsisten
? Kemauan
untuk
memperoleh
? Tujuan dan
pengertian
pengelolaan
? Kebutuhan,
kese suaian
fungsi dan
spesifikasi
fasilitas
? Membuat data
pengelolaan
bangunan,
dan peralatan
labo- ratorium
tekno logi
benih.
Data/kliping/catatan/
reverensi tentang
daftar dan langkah
pengelo- laan
bangunan, dan
peralatan
laboratorium
teknologi benih
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
8
MATERI POKOK PEMBELAJARAN KOMPETENSI/
SUB KOMPETENSI KRITERIA
UNJUK KERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUA N KETRAMPILAN BUKTI BELAJAR
? Data
pengelolaan,
meliputi:
kebutuh- an,
kesesuian fungsi,
spesifikasi, dan
jumlah.
hasil terbaik
? Kemauan
untuk bekerja
cepat
? Kreatif
? Tata cara
penyusunan
data
pengeloaan
bangunan, dan
peralatan.
? Catatan/gambar/
sketsa, spesifikasi,
tata letak dan pro-
sedur pengelolaan
bangunan, dan per-
alatan laboratorium
teknologi benih.
V.2.
Mengadministrasikan
kegiatan laboratori-
um teknologi benih.
Data administrasi
kegiatan
laboratorium dibuat
berdasarkan:
kebutuhan,
kesesuai- an fungsi,
dan persya ratan
teknisnya
? Sistem
administrasi
laboratorium
tekno logi benih,
meliputi:
penanganan
admi- nistrasi
contoh kirim ,
penanganan hasil
pengujian, dan
pe nanganan
buku-bu ku
catatan kegiatan.
? Disiplin
? Taat azas
? Kemauan
untuk bekerja
keras
? Konsisten
Kemauan
untuk
memperoleh
hasil terbaik
? Tujuan dan
pengertian
pengadministra
sian kegiatan
laboratorium
? Kebutuhan,
kese suaian
fungsi dan
spesifikasi
administrasi
kegiatan
laboratorium
? Membuat data
administrasi
kegiatan labo-
ratorium tekno
logi benih.
? Data/kliping/catata
n/reverensi
tentang ad
ministrasi kegiatan
la boratorium
teknologi benih
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
9
MATERI POKOK PEMBELAJARAN KOMPETENSI/
SUB KOMPETENSI KRITERIA
UNJUK KERJA LINGKUP BELAJAR
SIKAP PENGETAHUAN KETRAMPILAN BUKTI BELAJAR
? Prosedur pengad -
ministrasian
labora tori um
teknologi benih
meliputi:
penerimaan dan
pencocokan data
? Kemauan
untuk bekerja
cepat
? Kreatif
? Catatan/gambar/sk
etsa: prosedur
pengad
ministrasian
kegiatan
laboratorium
teknolo gi benih.
contoh kirim,
pemberian kode
pada kartu
nomor
laboratorium,
pe- ngisian data,
pe - nyimpanan
arsip, dan
pengiriman
laporan hasil uji.
? Tata cara
penyusunan
administrasi
kegiatan
laboratorium
teknologi benih
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
10
Petunjuk Pengujian :
1. Pengujian dilakukan oleh dunia usaha/industri atau asosiasi profesi yang
relevan
2. Kualifikasi penguji :
? Menguasai standar kompetensi pengelolaan fasilitas laboratorium
teknologi benih dengan sub kompetensi mengelola bangunan dan
peralatan laboratorium, mengelola sumber daya manusia, dan
mengadministrasikan kegiatan laboratorium teknologi benih
? Memiliki latar belakang sesuai dengan keahlian yang diujikan
? Paham prosedur pengujian
? Mampu membuat perencanaan pengujian
? Mampu melakukan pengujian berdasarkan prosedur
3. Tempat pengujian dilakukan di dunia usaha/industri atau di Sekolah
Menengah Kejuruan
4. Prosedur pengujian dimulai dari pengumpulan bukti ujian/evaluasi
(melalui observasi, tes, portofolio/bukti belajar) sampai dengan
pengolahan nilai.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
11
1. Bagaimana Anda memahami Garis-garis Besar Program
Pengajaran
Garis-garis Besar Program Pengajaran merupakan daftar kompetensi
dan uraian kompetensi yang akan dipelajari peserta diklat untuk menjadi
seorang profesional pelaksana teknis di bidang pengelolaan laboratorium
teknologi benih. Agar Anda dapat menguasai kompetensi dengan benar,
maka Anda harus mengetahui kompetensi dan uraiannya sebagai acuan
belajar Anda.
a. Judul Kompetensi (Unit Competency) setara dengan Mata
Diklat
Judul kompetensi menunjukkan suatu kemampuan melaksanakan
tugas pada suatu bidang pekerjaan budidaya tanaman yang akan Anda
kuasai setelah Anda mempelajari dan menyelesaikan semua tugas-
tugas yang telah ditetapkan dalam Kriteria Unjuk Kerja (Performance
Criteria). Dalam mengelola fasilitas laboratorium teknologi benih
dengan sub kompetensi mengelola bangunan dan peralatan, dan
mengadministrasikan kegiatan laboratorium teknologi benih, Anda
akan dikatakan berhasil/berkompeten apabila Anda telah dapat
mengelola fasilitas laboratorium sesuai standar yang telah ditetapkan
(standar produk dan standar pencapaiannya), serta mampu
menjelaskan bagaimana pekerjaan itu harus dilakukan.
b. Sub Kompetensi (Element Competency)
Sub kompetensi adalah merupakan sasaran antara (Enabling
Objective) dari suatu kompetensi yang harus dipenuhi, untuk mampu
menguasai kompetensi yang diharapkan. Pada setiap kompetensi
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
12
biasanya terdiri dari 2 sampai dengan 6 sub kompetensi. Anda akan
dinyatakan berkompeten apabila masing-masing sub kompetensi
tersebut telah dipenuhi sesuai standar pencapaian yang telah
ditetapkan. Apabila ada satu saja sub kompetensi dalam suatu
kompetensi tidak Anda penuhi, maka Anda dinyatakan belum
berkompeten sehingga Anda tidak dapat mengandalkan pencapaian
suatu sub kompetensi dengan tingkat penguasaan yang tinggi,
sedangkan sub kompetensi yang lainnya kurang karena dalam sistem
ini keberhasilan penguasaan kompetensi didasarkan pada keberhasilan
menguasai setiap sub kompetensi sesuai standar.
c. Kriteria Unjuk Kerja (Performance Criteria)
Kriteria unjuk kerja adalah pernyataan tugas yang harus Anda
lakukan untuk mencapai sub kompetensi. Kriteria unjuk kerja ini juga
merupakan pernyataan yang akan diuji untuk menyatakan apakah
Anda dinyatakan berkompeten atau belum. Dalam kegiatan evaluasi
kriteria unjuk kerja ini akan diukur melalui beberapa metode
pengukuran. Untuk performansi Anda akan diobservasi terhadap
kegiatan Anda dalam melakukan pekerjaan dan untuk sikap dapat
dilakukan melalui observasi dan tertulis serta untuk pengetahuan
Anda akan diukur melalui tes tertulis atau wawancara.
d. Ruang Lingkup (Range of Variable)
Ruang lingkup berisi penjelasan tentang ruang lingkup materi yang
harus dipelajari/dipenuhi oleh siswa pada setiap kriteria unjuk kerja,
agar Anda memenuhi tugas-tugas untuk menguasai kompetensi.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
13
e. Sikap (Affective Skill)
Sikap adalah perilaku spesifik yang harus dipenuhi siswa pada saat
melaksanakan kegiatan unjuk kerja. Sikap ini harus tercermin pada
diri siswa setiap saat melaksanakan kegiatan yang sama, baik diawasi
oleh guru maupun tidak diawasi di mana saja dan kapan saja. Artinya
bahwa sikap ini harus menjadi sistem nilai pada diri siswa (value
system)
f. Pengetahuan (Understanding Knowledge)
Pengetahuan adalah informasi/pemahaman (understanding) tentang
pengetahuan yang diperlukan siswa untuk mendukung
kemampuannya dalam melaksanakan setiap unjuk kerja yang
bersangkutan. Dengan menguasai pengetahuan tersebut maka siswa
akan mengetahui tentang apa yang dikerjakan itu, bagaimana
melakukannya, kapan harus dilaksanakan, dan mengapa harus
dilakukan.
g. Ketrampilan (Psikomotorik Skill)
Ketrampilan adalah dasar ketrampilan yang diperlukan agar siswa
dapat melakukan unjuk kerja dengan benar sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan.
h. Bukti Belajar (Learning Evidence Indicator)
Bukti belajar adalah produk belajar yang harus dihasilkan oleh siswa
yang disusun sesuai dengan standar hasil belajar yang telah
ditetapkan. Standar bukti belajar harus mampu menggambarkan
kompetensi siswa yang telah dipelajari. Bukti belajar ini harus
dikemas dalam bentuk portfolio hasil belajar siswa yang dapat
digunakan sebagai bukti belajar apabila sudah mendapatkan
pengesahan dari guru pembimbing.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
14
F. CEK KEMAMPUAN
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1.
2.
3.
4.
5.
Apakah Anda mengetahui pengertian tentang
fasilitas laboratorium teknologi benih?
Apakah Anda mengetahui macam dan sifat
data pengelolaan fasilitas laboratorium
teknologi benih?
Apakah Anda mengetahui tatacara
penyusunan data pengelolaan bangunan, dan
peralatan? Apakan Anda mengetahui:
kebutuhan, kesesuaian, dan spesifikasi
bangunan, dan peralatan laboratorium
teknologi benih?
Apakah Anda mampu membuat data
pengelolaan bangunan, dan peralatan
laboratorium teknologi benih?
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
15
NO PERTANYAAN YA TIDAK 6.
7.
8.
9.
Apakah Anda mengetahui sistem administrasi
laboratorium teknologi benih?
Apakah Anda mengetahui prosedur
penyusunan administrasi kegiatan
laboratorium teknologi benih?
Apakah Anda mampu membuat data
administrasi kegiatan laboratorium teknologi
benih?
Apakan Anda mengetahui: kebutuhan,
kesesuaian fungsi, dan kelengkapan
administrasi kegiatan laboratorium teknologi
benih?
Apabila Anda menjawab “TIDAK” pada salah satu atau lebih pertanyaan di atas, pelajarilah modul ini. Sebaliknya apabila Anda menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka lanjutkanlah dengan mengerjakan evaluasi yang ada pada modul ini.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
16
II. PEMBELAJARAN
A. Rencana Belajar Siswa
Setelah Anda memahami Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP),
selanjutnya Anda akan memahami bagaimana proses pembelajaran untuk
mendapatkan sertifikat kompetensi. Secara diagram proses pembelajaran
pencapaian kompetensi ini akan dilakukan dengan tahapan sebagaimana
terurai pada gambar 1.
Sebagaimana telah diinformasikan dalam pendahuluan bahwa modul ini
hanya sebagian dari sumber belajar yang dapat Anda pelajari untuk
menguasai suatu mengelola fasilitas laboratorium teknologi benih dengan sub
kompetensi mengelola bangunan dan peralatan, mengelola sumber daya
manusia, dan mengadministrasikan kegiatan laboratorium teknologi benih,
untuk mengembangkan kompetensi Anda dalam life skill, Anda perlu latihan.
Aktifitas-aktifitas yang dirancang dalam modul ini selain mengembangkan
kompetensi keteknikan bidang pertanian, Anda juga akan dikembangkan
kompetensi life skill-nya. Untuk itu maka dalam menggunakan modul ini Anda
harus melaksanakan tugas-tugas yang telah dirancang untuk Anda.
a. Buatlah rencana belajar Anda berdasarkan rancangan pembelajaran yang
telah disusun oleh guru, untuk menguasai suatu mengelola fasilitas
laboratorium teknologi benih dengan sub kompetensi mengelola
bangunan dan peralatan, mengelola sumber daya manusia, dan
mengadministrasikan kegiatan laboratorium teknologi benih dengan
menggunakan format sebagai berikut :
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
17
Pencapaian Paraf No Kegiatan Tgl Jam Tempat
Alasan Perubahan
Bila Diperlukan
Siswa Guru
Mengetahui, ..............., ............................. Guru Pembimbing Siswa
(...........................) (.............................)
b. Rumuskan hasil belajar anda sesuai standar bukti belajar yang telah
ditetapkan.
? Untuk penguasaan pengetahuan, Anda dapat membuat suatu
ringkasan menurut pengertian Anda sendiri terhadap konsep-konsep
yang berkaitan dengan sub kompetensi yang telah Anda pelajari.
Selain ringkasan Anda juga dapat melengkapi dengan kliping terhadap
informasi-informasi yang relevan dengan kompetensi yang sedang
Anda pelajari.
? Tahapan pekerjaan dapat Anda tuliskan/gambarkan dalam diagram
alir, yang dilengkapi dengan penjelasannya (siapa penanggung jawab
setiap tahapan pekerjaan, siapa yang terlibat, kapan direncanakan,
kapan direalisasikan, dan hasilnya apa).
? Produk hasil praktek kegiatan di lini produksi dapat Anda kumpulkan
berupa contoh benda kerja atau dalam bentuk visualisasinya (gambar,
foto, dll).
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
18
? Setiap tahapan proses ini sebelum Anda akhiri, lakukanlah diskusi
dengan guru pembimbing untuk mendapatkan persetujuan, dan
apabila ada hal-hal yang harus dibetulkan/dilengkapi, maka Anda
harus melaksanakan saran guru pembimbing Anda.
Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran, dan pengumpulan
portfolio hasil belajar
Bentuk dan standar bukti belajar
Evaluasi hasil belajar oleh guru
Verifikasi oleh QC
Penerbitan Sertifikat
Verifikasi oleh QA
Rencana Belajar Siswa yang disetujui oleh guru dan Institusi Pasangan
Sertifikat
GBPP
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
19
c. Setelah Anda melengkapi semua bukti belajar dari setiap sub kompetensi
pada kompetensi yang sedang Anda pelajari dan sudah mendapatkan
persetujuan guru pembimbing, untuk meyakinkan bahwa Anda telah
berhasil, maka Anda akan dievaluasi oleh guru pembimbing Anda.
Evaluasi dilakukan secara menyeluruh terhadap aspek-aspek yang
diperlukan dalam suatu kompetensi, yaitu aspek ketrampilan motoriknya,
ketrampilan berfikirnya, dan ketrampilan sikapnya, serta kesesuaian
produk hasil kegiatan di lini produksi dengan standar produk yang telah
ditetapkan.
d. Verifikasi oleh tim penjamin mutu dari internal sekolah/Quality Assurance
(QA)
Kegiatan verifikasi oleh QA dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa hasil
evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap penguasaan kompetensi Anda
telah dilakukan dengan benar sesuai prosedur baku dan kriteria
keberhasilan yang telah disepakati antara sekolah, industri pasangan
sebagai penjamin mutu, dan Anda. Dari hasil verifikasi ini, apabila
kegiatan evaluasi oleh guru pembimbing dinyatakan sesuai, maka hasil
evaluasi guru terhadap penguasaan kompetensi Anda dinyatakan sah.
Tetapi apabila tim verifikasi menyatakan tidak sah, maka evaluasi akan
dilakukan bersama oleh guru dan tim QA.
e. Verifikasi oleh tim penjamin mutu dari external sekolah/Quality Control
(QC)
Kegiatan verifikasi oleh QC dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa hasil
evaluasi yang dilakukan oleh internal sekolah terhadap penguasaan
kompetensi Anda telah dilakukan dengan benar sesuai prosedur baku dan
kriteria keberhasilan yang telah disepakati antara sekolah, industri
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
20
pasangan sebagai penjamin mutu, dan Anda. Dari hasil verifikasi ini,
apabila kegiatan evaluasi oleh sekolah dinyatakan sesuai, maka hasil
evaluasi sekolah terhadap penguasaan kompetensi Anda dinyatakan sah.
Tetapi apabila tim verifikasi oleh tim penjamin mutu dari internal
sekolah/Quality Control(QC) menyatakan tidak sah, maka tim QC akan
melakukan evaluasi lagi terhadap pencapaian kompetensi Anda. Hasil
evaluasi oleh industri/external evaluator ini yang akan digunakan untuk
menyatakan Anda telah berkompeten atau belum. Apabila tim external
evaluator menyatakan Anda telah memenuhi kompetensi, maka Anda
dinyatakan berkompeten dan akan diterbitkan sertifikat kompetensi.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
21
B. Kegiatan Belajar
1. Mengelola bangunan dan Peralatan laboratorium teknologi benih.
a. Tujuan
Setelah menyelesaikan sub kompetensi ini, Anda akan mampu:
a. mengelola bangunan laboratorium teknologi benih,
b. mengelola peralatan laboratorium teknologi benih.
b. Uraian Materi
Untuk mendapatkan hasil uji yang tepat, akurat, dan tak terbantahkan
diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, yaitu : personil yang
kompeten, metode yang valid, peralatan yang terkalibrasi, dan akomodasi
lingkungan laboratorium yang sesuai dengan persyaratan pengujian.
Pengujian mutu benih merupakan salah satu bagian yang sangat penting
dari suatu proses produksi benih di samping pemeriksaan lapang,
penanganan hasil produksi dan pelabelan. Mutu suatu calon benih akan
diketahui setelah dilakukan pengujian benih di laboratorium.
Laboratorium berperan besar dalam menyajikan data hasil pengujian
yang tepat, akurat, dan tak terbantahkan baik secara ilmiah maupun
secara hukum. Data hasil pengujian contoh benih mencerminkan mutu
kelompok (lot) benih di mana contoh tersebut diambil dan dari data
tersebut masa berlaku label dapat ditentukan.
Salah satu tujuan jangka pendek Strategi Umum Perbenihan Nasional
adalah melaksanakan sertifikasi benih berbasis sistem mutu. Hal ini
berarti bahwa proses sertifikasi dilakukan dengan berpedoman pada
OECD SCHEME dan ISO 9000 series dan untuk kegiatan pengujian mutu
benih di laboratorium berpedoman pada ISTA (International Seed Testing
Association) Rules dan ISO/IEC 17025 (SNI-19-17025-2000).
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
22
ISTA Rules merupakan metode pengujian benih yang sudah diakui dunia
perdagangan benih secara internasional, karena metode ini sudah diakui
sebagai metode yang reproducible. Guna mendukung perdagangan benih
dalam negeri di tingkat internasional maka sudah saatnya langkah ini
digunakan dengan benar. Metode lain termasuk di dalamnya metode yang
disesuaikan dengan kondisi laboratorium dapat digunakan apabila sudah
divalidasi dan memberikan hasil uji yang valid.
Modul ini berisi tentang pengelolaan bangunan dan standar peralatan
laboratorium (minimal sesuai dengan yang dibutuhkan pada masing-masing
tahapan kegiatan), serta manajemen laboratorium.
Modul Pengeloaan Fasilitas Laboratorium Teknologi Benih ini bertujuan
untuk memberikan gambaran umum tentang tata cara pengelolaan fasilitas,
meliputi: bangunan, peralatan, dan perangkat administrasi kegiatan di
laboratorium benih, sehingga dapat menjadi acuan dalam pendirian
laboratorium dan dalam prosedur pengujian mutu benih, dalam rangka
mewujudkan standarisasi laboratorium perbenihan.
Rencana tata letak sebuah bangunan laboratorium teknologi benih
mencakup fasilitas sederhana untuk pelayanan contoh benih. Secara garis
besar bangunan dibagi menjadi ruang administrasi dan ruang laboratorium.
Jika kegiatan administrasi bertambah atau berkembang, bangunan dapat
diperluas. Adapun persyaratan tata letak laboratorium penguji benih sebagai
berikut :
Lokasi Bangunan laboratorium harus mudah dijangkau oleh produsen, pedagang,
konsumen benih, dan instansi terkait.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
23
Letak Apabila bangunan tersebut terletak di pinggir jalan raya, jarak antara gedung
dan poros jalan raya minimal 10 m (atau tergantung situasi setempat). Letak
bangunan laboratorium menghadap Utara-Selatan, untuk menghindari sinar
matahari langsung masuk ke ruang kerja laboratorium.
Kapasitas Laboratorium Untuk memberikan kenyamanan bagi analis dalam melaksanakan pengujian
diperlukan ruang kerja dan bangunan laboratorium yang memadai. Luas dan
desain bangunan laboratorium benih disesuaikan dengan kapasitas contoh
benih yang diuji serta macam pengujian yang dilakukan setiap tahun.
Standar Bangunan Laboratorium
Berdasarkan luas dan desain bangunan laboratorium benih dibagi dalam 4
(empat) model, yaitu :
1. Standar Bangunan Laboratorium Penguji Benih Model 1,
2. Standar Bangunan Laboratorium Penguji Benih Model 2,
3. Standar Bangunan Laboratorium Penguji Benih Kapasitas 5000 Contoh
Benih,
4. Standar Bangunan Laboratorium Penguji Benih Kapasitas 2000 Contoh
Benih
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
24
1. Standar Bangunan Laboratorium Penguji Benih Model 1
Bangunan laboratorium penguji benih model 1 dapat dilihat pada Gambar 1, terdiri dari :
1. Ruang tunggu : 30 m2
2. Ruang penerimaan contoh benih : 12 m2 3. Ruang kering : 60 m2 4. Ruang basah : 48 m2 5. Toilet (pria dan wanita) : 8 m2 6. Ruang kelas/Pertemuan : 60 m2
7. Ruang dapur : 7 m2 8. Ruang gudang : 40 m2
9. Rumah kaca : 40 m2 Jumlah : 280 m2
Sumber: Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan, 1981. 2. Standar Bangunan Laboratorium Penguji Benih Model 2
Bangunan laboratorium penguji benih model 2 dapat dilihat pada
Gambar 2, terdiri dari :
1. Ruang tunggu : 24 m2 2. Ruang penerimaan contoh benih : 18 m2 3. Ruang kering : 60 m2 4. Ruang basah : 48 m2 5. Toilet (pria dan wanita) : 8 m2 6. Ruang kelas/pertemuan : 59,5 m2 7. Ruang dapur : 7,5 m2 8. Ruang gudang : 15 m2 9. Rumah kaca : 40 m2
Jumlah : 280 m2
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
25
Sumber Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan, 1981
Standar bangunan Laboraturim Penguji Benih Model 1
Standar Bangunan Laboraturium Penguji Benih Model 2.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
26
3. Standar Bangunan Laboratorium Penguji Benih Kapasitas 5000 Contoh Benih
Luas dan tata letak laboratorium penguji benih dapat dilihat pada Gambar 3, terdiri dari :
1. Ruang penerimaan contoh benih : 11,76 m2 2. Ruang kering : 35,28 m2 3. Ruang basah : 40,48 m2 4. Ruang germinator dengan media pasir : 22,68 m2 5. Ruang daya berkecambah dengan media pasir : 11,76 m2
6. Ruang kelas/pertemuan : 14,08 m2 7. Ruang gudang : 16,80 m2 8. Ruang kerja : 64,90 m2 9. Toilet (pria dan wanita) : 15,54 m2 Jumlah : 233,28 m2
Sumber: International Seed Technology In The Tropics Vol. 11, dalam Seed Science and Technology – 1983,
4. Standar Bangunan Laboratorium Penguji Benih Kapasitas 2000 Contoh Benih
Luas dan tata letak laboratorium penguji benih dapat dilihat pada
Gambar 4, terdiri dari :
1. Ruang kering : 8,75 m2 2. Ruang basah : 30,00 m2 3. Toilet (pria dan wanita) : 9,25 m2 4. Ruang kelas/pertemuan : 6,40 m2 5. Ruang gudang : 4,84 m2 6. Ruang kerja : 12,04 m2
Jumlah : 71,28 m2
Sumber: International Seed Technology In The Tropics Vol. 11, dalam Seed Science and Technology – 1983,
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
27
PERSYARATAN BANGUNAN LABORATORIUM
Persyaratan secara umum bangunan laboratorium teknologi benih adalah
sebagai berikut :
1. Atap
Kemiringan atap 15-45o (tergantung bahan atap yang digunakan),
dengan overstek yang bisa memberikan efek keteduhan dan terhindar
dari sinar matahari langsung.
2. Jendela
pada ruang kering dan ruang basah, jendela dibuat dan diletakkan
memanjang di sebelah Utara atau Selatan. Jendela harus dibuat dari
kaca yang dapat dibuka dan ditutup, lebih baik apabila menggunakan
jendela nako yang dilengkapi dengan ventilasi. Pada dinding sebelah
Barat pada ruang kering dan sebelah Timur pada ruang basah dibuat
jendela dengan kaca tertutup yang diletakkan setinggi 2,0 m dari bawah
memanjang di sebelah Barat dan Timur.
3. Ventilasi
Ventilasi dibuat cukup baik dan terletak memanjang di antara langit-
langit dan jendela di setiap ruang kerja. Bagi ruangan yang akan
dilengkapi dengan AC, ventilasi dibuat seperti jendela (dapat dibuka dan
ditutup) sedangkan yang tidak berventilasi dibuat dengan sistem jalusi
memanjang di atas jendela.
Untuk daerah bersuhu sekitar 35oC, laboratorium benih hendaknya
dilengkapi dengan AC. Kondisi ruang simpan benih terutama suhu
ruangan dipertahankan kurang dari 20OC dan kelembaban udaranya
kurang dari 60 %. Ruang kering diusahakan mempunyai kelembaban
rendah yakni kurang dari 70 %, untuk menjaga kelayakan fungsi
peralatan laboratorium.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
28
Luas dan tata letak Laboraturium Penguji Benih 5000
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
29
Luas dan Tata Letak Laboraturium Penguji Benih 2000
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
30
4. Penerangan
Penerangan di dalam ruangan laboratorium benih harus optimal dan
tidak boleh hanya tergantung dari cuaca/sinar matahari. Untuk itu harus
menggunakan lampu (fluorescent day light bulbs) yang dipasang pada
langit-langit. Penerangan untuk ruang basah seluas 48 m2 (model 1 dan
model 2) minimal diperlukan 4 buah lampu masing-masing 20 watt yang
diletakkan sedemikian rupa sehingga penerangan dapat merata di
seluruh ruangan. Untuk ruang kering seluas 60 m2 (model 1 dan model
2) minimal diperlukan 6 buah lampu masing-masing 20 watt dengan
aturan letaknya seperti ruang basah. Di samping itu untuk keperluan
pengujian dilengkapi dengan lampu meja yang terdiri dari sepasang
lampu neon 65 watt.
5. Sumber Tenaga Listrik
Laboratorium benih harus dilengkapi dengan tenaga listrik yang memadai,
stabil, dan kontinyu, karena selain diperlukan untuk penerangan hampir
semua peralatan laboratorium menggunakan tenaga listrik. Tenaga listrik
yang dibutuhkan kurang lebih 10 KVA yang bersumber dari PLN atau
instalasi lain yang besar. Di ruang laboratorium harus disediakan stop
kontak yang cukup untuk alat-alat laboratorium baik untuk ruang kering
maupun ruang basah, agar mempermudah penggunaan peralatan.
6. Air
Setiap laboratorium benih harus dilengkapi dengan air bersih. Untuk
keperluan pengujian, air yang digunakan harus air bersih yang tidak
mengandung zat-zat dan atau unsur-unsur yang akan mengganggu
pertumbuhan benih. Nilai pH (derajad keasaman) air untuk pengujian
berkisar antara 6,0 – 7,5.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
31
7. Bangunan Rumah Kaca
Penampang bangunan rumah kaca (40 m2) dapat dilihat pada
Gambar 5a, 5b, dan 5c.
Bangunan Rumah Kaca
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
32
Penataan Rak dan Bak Pasir dalam Rumah Kaca
Keterangan :
g : dinding kawat anyam ukuran lubang kawat 2 x 2 cm
j : bak penampungan media pasir/bok pengujian
m : meja beton untuk persiapan penyediaan media perkecambahan
n : saluran pembuangan tertutup di bawah lantai
o : rak portable dari besi
p : pintu
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
33
Penampang Lintang Bangunan Rumah Kaca
Keterangan :
a : atap kaca (tebal 5 mm)
b : dinding kawat nyamuk
c : kaca (tinggi 25 cm)
d : atap kaca (tebal 5 mm)
e : dinding kaca (tinggi 25 cm)
f : jendela kaca (tinggi 25 cm)
g : dinding tembok permanen
h : lubang angin dari roster
i : bak air (kran ai r)
k : saluran pembuangan air
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
34
Peralatan Peralatan minimal yang diperlukan oleh suatu laboratorium penguji benih seperti terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Standar Minimal Peralatan laboratorium Penguji Benih NO JENIS /NAMA PERALATAN UNIT 1. Mechanical/Soil/Electrical Devider 1 2. Oven dan perlengkapannya
a. Oven (suhu 105oC; suhu 200oC) b. Grinder dan saringan c. Desicator d. Cawan e. Jepitan asbes f. Sarung tangan (asbes/karet)
2 2 2 24 2 4
3. Alat pengukur kadar air (Electrical Moisture Meter) 1 4. Timbangan
a. Timbangan kapasitas 1,2 kg b. Timbangan analitik
1 2
5. Alat analisis kemurnian a. Meja kemurnian b. Diaphanoscope c. Pinset d. Scapel e. Loupe f. Magnifier with lamp
4 1 12 12 12 1
6. Mikroskop a. Mikroskop stereo b. Mikroskop compound
1 1
7. Germinator a. Germinator listrik b. Germinator non listrik c. Ruang perkecambahan dengan suhu terkendali
1 6 1
8. Kamera 1 9. Alat pendingin (AC) 2 10. Refrigerator 2 11. Kalkulator (Mini Compet) 10 12. Hand counter 12 13. Blower 1 14. Mesin ketik 1 15. Bak kecambah 100
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
35
NO JENIS /NAMA PERALATAN UNIT 16. Luxmeter 1 17. Glass ware 2 18. Rak arsip benih 2 19. Kursi laboratorium 10 20. Filing cabinet 2 21. Rak untuk blangko 1 22. Komputer 1
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan (2002)
Kelengkapan peralatan laboratorium penguji benih berdasarkan jenis dan
spesifikasinya, meliputi:
Fungsi Alat : Pembagi contoh benih yang akan diuji
Spesifikasi :
Terbuat dari kuningan
Ukuran T=31
Berat 35 lbs
Fungsi A lat : pembagi contoh benih yang
diuji
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
36
Centrifugal Divider Fungsi alat : pembagi contoh benih
yang akan diuji
Oven Listrik Fungsi alat pengeringan benih dalam uji
penetapan kadar air
Cawan porselen Fungsi alat : wadah pengeringan benih
Dalam uji penetapan kadar air
Desikator Fungsi alat : Pengkondisi suhu setelah benih dikeringkan dengan oven listrik
dalam uji penetapan kadar air
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
37
Fungsi alat: penimbang contoh kirim benih Timbangan contoh kirim
Fungsi : penghancur benih dalam penetapan kadar air benih
Moisture Tester Dole 400
Fungsi alat: penghancur benih dalam penetapan kadar air benih Grinding Mills Tekator
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
38
Homogenizer
Fungsi alat: pencampur contoh benih dalam analisa kemurnian benih.
Neraca Analitik Fungsi alat: penimbang benih dan material pencampur dalam analisis kemurnian benih.
Meja Pengujian Kemurnian Fungsi alat: tempat kerja analisis kemurnian benih
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
39
Fungsi alat: pengamat benih kecil yang diduga terkena gangguan organisma pengganggu tanaman, dalam uji kesehatan benih
Magnifier Lamp
Fungsi alat: pengambil, pembelah, dan pengamat contoh benih, dalam beberapa uji mutu benih
Analis Set
Grain Counter
Fungsi alat: penghitung jumlah benih berupa biji-bijian (grain).
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
40
Fungsi alat: pengukur kadar/intensitas sinar dalam uji daya berkecambah.
Lux Meter
Laminar Air Flow Cabinet Fungsi alat: meja/ruang kerja steril (antiseptic) dalam uji kesehatan benih.
Spesifikasi:
? Perbesaran 6,7 – 40 kali Fungsi alat: pembesar obyek (benih) yang diduga terkena serangan organisma pengganggu, dalam uji kesehatan benih.
Stereo Microscope dan Compound Microscope
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
41
Fungsi alat: tempat/ruang tumbuh benih, dalam uji daya berkecambah
Germinator Elektrik
Germinator Cabinet Fungsi alat: tempat/ruang tumbuh benih, dalam uji daya berkecambah
Thermohigrograph Fungsi alat: pengukur suhu dan kelembaban udara.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
42
Alat Bantu penempatan benih pada substrat. Fungsi alat: penempat benih contoh, pada
substrat.
Alat bantu/perkakas gelas Fungsi alat: pengukur, pencampur, wadah pelarut bahan, dan penempat benih.
Macam-macam substrat (media tumbuh) kertas pada Pengujian Daya Kecambah
Fungsi alat: media tumbuh benih dalam uji daya berkecambah benih.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
43
c. Rangkuman
Laboratorium teknologi benih berperan besar dalam menyajikan data
hasil pengujian yang tepat, akurat, dan tak terbantahkan baik secara ilmiah
maupun secara hukum. Data hasil pengujian contoh benih mencerminkan
mutu kelompok benih.
Persyaratan utama tata letak laboratorium penguji benih sebagai berikut :
1. Lokasi Bangunan laboratorium harus mudah dijangkau oleh produsen,
pedagang, konsumen benih, dan instansi terkait.
2. Letak Letak bangunan laboratorium menghadap Utara-Selatan, untuk
menghindari sinar matahari langsung masuk ke ruang kerja
laboratorium.
3. Bangunan Laboratorium Luas dan desain bangunan laboratorium benih disesuaikan dengan
kapasitas contoh benih yang diuji serta macam pengujian yang
dilakukan setiap tahun.
Standar bangunan laboratorium dibagi 4 model, yaitu:
1. Standar Bangunan Laboratorium Penguji Benih Model 1
Bangunan laboratorium penguji benih model 1 dapat dilihat pada Gambar 1, terdiri dari :
a. Ruang tunggu : 30 m2
b. Ruang penerimaan contoh benih : 12 m2 c. Ruang kering : 60 m2 d. Ruang basah : 48 m2 e. Toilet (pria dan wanita) : 8 m2 f. Ruang kelas/Pertemuan : 60 m2
g. Ruang dapur : 7 m2 h. Ruang gudang : 40 m2
i. Rumah kaca : 40 m2 Jumlah : 280 m2
Sumber: Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan, 1981.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
44
2. tandar Bangunan Laboratorium Penguji Benih Model 2
Bangunan laboratorium penguji benih model 2 dapat dilihat pada
Gambar 2, terdiri dari :
1. Ruang tunggu : 24 m2 2. Ruang penerimaan contoh benih : 18 m2 3. Ruang kering : 60 m2 4. Ruang basah : 48 m2 5. Toilet (pria dan wanita) : 8 m2 6. Ruang kelas/pertemuan : 59,5 m2 7. Ruang dapur : 7,5 m2 8. Ruang gudang : 15 m2
9. Rumah kaca : 40 m2
Jumlah : 280 m2
Sumber: Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan, 1981.
3. Standar Bangunan Laboratorium Penguji Benih Kapasitas 5000 Contoh Benih
Luas dan tata letak laboratorium penguji benih dapat dilihat pada Gambar 3, terdiri dari :
1. Ruang penerimaan contoh benih : 11,76 m2 2. Ruang kering : 35,28 m2 3. Ruang basah : 40,48 m2 4. Ruang germinator dengan media pasir : 22,68 m2 5. Ruang daya berkecambah dengan media pasir : 11,76 m2
6. Ruang kelas/pertemuan : 14,08 m2 7. Ruang gudang : 16,80 m2 8. Ruang kerja : 64,90 m2
9. Toilet (pria dan wanita) : 15,54 m2 Jumlah : 233,28 m2
Sumber: International Seed Technology In The Tropics Vol. 11, dalam Seed Science and Technology – 1983,
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
45
4. Standar Bangunan Laboratorium Penguji Benih Kapasitas 2000 Contoh Benih
Luas dan tata letak laboratorium penguji benih dapat dilihat pada
Gambar 4, terdiri dari :
1. Ruang kering : 8,75 m2 2. Ruang basah : 30,00 m2 3. Toilet (pria dan wanita) : 9,25 m2 4. Ruang kelas/pertemuan : 6,40 m2 5. Ruang gudang : 4,84 m2 6. Ruang kerja : 12,04 m2
Jumlah : 71,28 m2
Sumber: International Seed Technology In The Tropics Vol. 11,
dalam Seed Science and Technology – 1983,
Persyaratan bangunan laboratorium teknologi benih adalah sebagai berikut:
1. Atap
Kemiringan atap 15-45o (tergantung bahan atap yang digunakan),
dengan overstek yang bisa memberikan efek keteduhan dan terhindar
dari sinar matahari langsung.
2. Jendela
Jendela harus dibuat dari kaca yang dapat dibuka dan ditutup, lebih baik
apabila menggunakan jendela nako yang dilengkapi dengan ventilasi.
3. Ventilasi
Ventilasi dibuat cukup baik dan terletak memanjang di antara langit-
langit dan jendela di setiap ruang kerja. Bagi ruangan yang akan
dilengkapi dengan AC, ventilasi dibuat seperti jendela (dapat dibuka dan
ditutup) sedangkan yang tidak berventilasi dibuat dengan sistem jalusi
memanjang di atas jendela.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
46
4. Penerangan
Penerangan di dalam ruangan laboratorium benih harus optimal dan
tidak boleh hanya tergantung dari cuaca/sinar luar. Untuk itu harus
menggunakan lampu (fluorescent day light bulbs) yang dipasang pada
langit-langit.
5. Sumber Tenaga Listrik
Laboratorium benih harus dilengkapi dengan tenaga listrik yang memadai,
stabil, dan kontinyu, karena selain diperlukan untuk penerangan hampir
semua peralatan laboratorium menggunakan tenaga listrik.
Di ruang laboratorium harus disediakan stop kontak yang cukup untuk
alat-alat laboratorium baik untuk ruang kering maupun ruang basah, agar
mempermudah penggunaan peralatan.
6. Air
Untuk keperluan pengujian air yang digunakan harus air bersih yang tidak
mengandung zat-zat dan atau unsur-unsur yang akan mengganggu
pertumbuhan benih. Nilai pH air untuk pengujian berkisar antara 6,0 –
7,5.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
47
d. Lembar Tugas
Untuk lebih membuka dan memperluas pemahaman Anda tentang
kompetensi mengelola bangunan dan peralatan laboratorium teknologi benih,
berikut tugas-tugas yang dapat membantu Anda meningkatkan penguasaan
materi:
1. Buatlah kumpulan berupa rangkuman informasi yang Anda peroleh
tentang mengelola bangunan dan peralatan laboratorium teknologi benih
berdasar pemahaman Anda!.
2. Lakukan kunjungan dan atau konsultasi pada instansi/pengusaha benih
atau unit kerja penanganan perbenihan di sekolah tentang proses
mengelola bangunan dan peralatan laboratorium teknologi benih dan
dapatkan informasi tentang :
a. Bangunan (laboratorium) teknologi benih, mulai dari: keberadaan
lokasi, letak luasan dan kondisi bangunannya
b. Peralatan (prosesing dan uji mutu benih) teknologi benih, mulai dari:
kelengkapannya, kondisi, dan tata letak peralatannya sesuai fungsinya.
c. Produktifitas unit kerja (teknologi benih), efektifitas, dan efisiensi
kinerja unit kerja dalam memberi layanan kepada pelanggannya,
3. Catat hasil observasi tersebut, lakukan analisa global, buat kesimpulan
dan diskusikan dengan teman, dan guru pembimbing Anda!
4. Hasil diskusi yang telah disetujui guru selanjutnya disusun dalam
odner/stopmap ringkasan hasil kunjungan (bservasi) berupa portofolio
hasil belajar Anda.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
48
e. Lembar Latihan
1. Sebutkan tujuan pengelolaan bangunan dan peralatan laboratorium
teknologi benih secara umum!.
2. Sebutkan jenis bangunan yang harus ada pada unit kerja teknologi
benih!.
3. Jelaskan secara singkat persyaratan tata letak bangunan laboratorium
teknologi benih!.
4. Sebutkan kelengkapan peralatan yang harus ada (peralatan minimum)
pada unit kerja laboratorium uji mutu benih!,
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
49
f. Kunci Jawaban
1. Tujuan pengelolaan bangunan dan peralatan laboratorium teknologi benih
secara umum, adalah: untuk lebih mempermudah dalam perencanaan,
pelaksanaan, serta penataan dan pemeliharaan fasilitas bangunan dan
peralatan laboratorium agar dapat selalu terjaga kondisi dan
kegunaannya, serta dapat segera difungsikan setiap saat secara optimal.
2. Jenis bangunan yang harus ada pada unit kerja teknologi benih, adalah:
bangunan laboratorium (dengan kelengkapan ruang kerjanya), dan
bangunan rumah kaca.
3. Persyaratan tata letak bangunan laboratorium teknologi benih:
a. Lokasi Bangunan laboratorium harus mudah dijangkau oleh produsen,
pedagang, konsumen benih, dan instansi terkait.
b. Letak Apabila bangunan tersebut terletak di pinggir jalan raya, jarak antara
gedung dan poros jalan raya minimal 10 m (atau tergantung situasi
setempat). Letak bangunan laboratorium menghadap Utara-Selatan,
untuk menghindari sinar matahari langsung masuk ke ruang kerja
laboratorium.
c. Bangunan Laboratorium Untuk memberikan kenyamanan bagi analis dalam melaksanakan
pengujian diperlukan ruang kerja dan bangunan laboratorium yang
memadai. Luas dan desain bangunan laboratorium benih disesuaikan
dengan kapasitas contoh benih yang diuji serta macam pengujian
yang dilakukan setiap tahun.
4. Kelengkapan peralatan yang harus ada (peralatan minimum) dalam setiap
proses kegiatan pada unit kerja teknologi benih:
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
50
NO JENIS /NAMA PERALATAN UNIT 1. Mechanical/Soil/Electrical Devider 1 2. Oven dan perlengkapannya
a. Oven (suhu 105oC; suhu 200oC) b. Grinder dan saringan c. Desicator d. Cawan e. Jepitan asbes f. Sarung tangan (asbes/karet)
2 2 2 24 2 4
3. Alat pengukur kadar air (Electrical Moisture Meter) 1 4. Timbangan
a. Timbangan kapasitas 1,2 kg b. Timbangan analitik
1 2
5. Alat analisis kemurnian a. Meja kemurnian b. Diaphanoscope c. Pinset d. Scapel e. Loupe f. Magnifier with lamp
4 1 12 12 12 1
6. Mikroskop a. Mikroskop stereo b. Mikroskop compound
1 1
7. Germinator a. Germinator listrik b. Germinator non listrik c. Ruang perkecambahan dengan suhu terkendali
1 6 1
8. Kamera 1 9. Alat pendingin (AC) 2 10. Refrigerator 2 11. Kalkulator (Mini Compet) 10 12. Hand counter 12 13. Blower 1 14. Mesin ketik 1 15. Bak kecambah 100 16. Luxmeter 1 17. Glass ware 2 18. Rak arsip benih 2 19. Kursi laboratorium 10 20. Filing cabinet 2 21. Rak untuk blangko 1 22. Komputer 1
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan (2002)
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
51
g. Lembar Kerja 1
A. Mengelola Bangunan Laboratorium Teknologi Benih
1. Pendahuluan
Kegiatan pengelolaan fasilitas bangunan laboratorium teknologi
Benih diantaranya terdiri dari: penyusunan rencana tata letak sebuah
bangunan laboratorium teknologi benih mencakup fasilitas sederhana
untuk pelayanan prosesing dan uji contoh benih.
Secara garis besar bangunan dibagi menjadi ruang administrasi
dan ruang laboratorium. Jika kegiatan administrasi bertambah atau
berkembang, bangunan dapat diperluas. Adapun persyaratan tata
letak laboratorium teknologi benih sebagai berikut :
a. Lokasi
Bangunan laboratorium harus mudah dijangkau oleh produsen,
pedagang, konsumen benih, dan instansi terkait.
b. Letak
Apabila bangunan tersebut terletak di pinggir jalan raya, jarak
antara gedung dan poros jalan raya minimal 10 m (atau
tergantung situasi setempat). Letak bangunan laboratorium
menghadap Utara-Selatan, untuk menghindari sinar matahari
langsung masuk ke ruang kerja laboratorium.
c. Bangunan Laboratorium
Untuk memberikan kenyamanan bagi analis dalam melaksanakan
pengujian diperlukan ruang kerja dan bangunan laboratorium
yang memadai. Luas dan desain bangunan laboratorium benih
disesuaikan dengan kapasitas contoh benih yang diuji serta
macam pengujian yang dilakukan setiap tahun.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
52
2. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik mampu membuat
perencanaan dan atau pengembangan luasan dan tata letak sebuah
bangunan laboratorium teknologi benih mencakup fasilitas sederhana
untuk pelayanan prosesing dan uji contoh benih sesuai prosedur.
3. Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
? kertas gambar ukuran A-4
? pinsil gambar 3-B
? penggaris lurus 30 – 40 cm, presisi 0,5 – 1 mm.
? busur derajad 180 – 3600.
? Penghapus pinsil.
Bahan yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah :
? data inventarisasi/kondisi fasilitas bangunan atau lahan yang
dimiliki lembaga,
? lay – out pemanfaatan/tata ruang lahan dan bangunan yang
dimiliki lembaga,
? rencana pengadaan, atau pengembangan fasilitas bangunan
lembaga,
? dokumen tentang disain bangunan laboratorium teknologi
benih.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
53
4. Keselamatan dan Kenyamanan Kerja
Dalam pelaksanaan perencanaan dan atau pengembangan
luasan dan tata letak bangunan laboratorium teknologi benih ada
beberapa hal yang harus diperhatikan :
? sebelum memulai pelaksanaan kegiatan, tentukan dan pergunakan
bahan dan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhan,
? pahami cara kerja dan penggunaan peralatan agar kegiatan dapat
berjalan dengan baik,
? atur dan tata kembali sarana dan tempat kerja seperti semula, bila
kegiatan telah selesai dilakukan.
5. Langkah Kerja
Membuat perencanaan dan atau pengembangan luasan dan
tata letak sebuah bangunan laboratorium teknologi benih:
a. Siapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam
merencanakan dan atau mengembangkan luasan dan tata letak
bangunan laboratorium teknologi benih.
b. Lakukan analisis kondisi fasilitas bangunan dan lahan yang dimiliki
oleh lembaga dengan rencana dan atau pengembangan luasan
dan tata letak bangunan laboratorium teknologi benih.
c. Tentukan kebutuhan disain luasan dan tata letak bangunan
laboratorium teknologi benih, sesuai kegiatan/kapasitas kerja yang
akan dilakukan dengan mengacu contoh disain yang telah ada
(diantaranya: seperti contoh pada lembar informasi).
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
54
d. Lakukan pembuatan disain luasan dan tata letak bangunan
laboratorium teknologi benih menggunakan bahan yang telah
Anda sediakan.
e. Lengkapi disain luasan dan tata letak bangunan laboratorium
teknologi benih dengan data diantaranya: arah bangunan, luasan
dan kegunaan masing-masing ruangannya, serta bahan dan
jaringan fasilitas pelengkapnya (dinding, lantai atap, ventilasi,
pintu dan jendela, penerangan, sumber tenaga, jaringan listrik dan
air).
f. Lakukan pemeriksaan ulang tentang langkah perencanaan dan
atau pengembangan disain luasan dan tata letak bangunan
laboratorium teknologi benih beserta keterangan penjelasannya
yang telah dibuat secara lengkap.
g. Evaluasi : Apakah prosedur perencanaan dan atau pengembangan
disain luasan dan tata letak bangunan laboratorium teknologi
benih sudah sesuai? Beri penjelasan!
h. Umpan balik : Apakah ada prosedur perencanaan dan atau
pengembangan disain luasan dan tata letak bangunan
laboratorium teknologi benih yang masih perlu diperbaiki?. Kalau
ada jelaskan alasannya!
Membuat perencanaan dan atau pengembangan luasan dan tata letak sebuah bangunan rumah kaca:
a. Siapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam
merencanakan dan atau mengembangkan luasan dan tata letak
bangunan rumah kaca.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
55
b. Lakukan analisis kondisi fasilitas bangunan dan lahan yang dimiliki
oleh lembaga dengan rencana dan atau pengembangan luasan
dan tata letak bangunan rumah kaca.
c. Tentukan kebutuhan disain luasan dan tata letak bangunan
bangunan rumah kaca, sesuai keegiatan/kapasitas kerja yang akan
dilakukan dengan mengacu contoh disain yang telah ada
(diantaranya: seperti contoh pada lembar informasi).
d. Lakukan pembuatan disain luasan dan tata letak bangunan rumah
kaca menggunakan bahan yang telah Anda sediakan.
e. Lengkapi disain luasan dan tata letak bangunan rumah kaca
dengan data diantaranya: arah bangunan, luasan dan kegunaan
ruangannya, serta bahan dan jaringan fasilitas pelengkapnya
(dinding, lantai atap, ventilasi, pintu dan jendela, penerangan,
sumber tenaga, jaringan listrik dan air).
f. Lakukan pemeriksaan ulang tentang langkah perencanaan dan
atau pengembangan disain luasan dan tata letak bangunan rumah
kaca beserta keterangan penjelasannya telah dibuat secara
lengkap.
g. Evaluasi : Apakah prosedur perencanaan dan atau pengembangan
disain luasan dan tata letak bangunan rumah kaca sudah sesuai?
Beri penjelasan!
h. Umpan balik : Apakah ada prosedur perencanaan dan atau
pengembangan disain luasan dan tata letak bangunan rumah kaca
yang masih perlu diperbaiki?. Kalau ada lengkapi alasannya!
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
56
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
57
B. Mengelola peralatan laboratorium teknologi benih
1. Pendahuluan
Seperti halnya pengelolaan fasilitas bangunan, kegiatan pengeloalan
fasilitas peralatan Laboratorium Teknologi Benih meliputi: penyusunan
rencana kelengkapan dan tata letak peralatan laboratorium teknologi
benih mulai dari penerimaan contoh benih sampai uji mutu benih.
Langkah pengelolaan peralatan Laboratorium Teknologi Benih, harus
diawali dengan inventarisasi kelengkapan dan spesifikasi peralatannya
sesuai dengan jenis kegiatan sebagaimana diuraikan pada modul yang
membahas tentang prosedur pengujian mutu benih hingga pengemasan
benih.
Berdasarkan data inventarisasi tersebut di atas, kemudian dilakukan
perencanaan dan pengembangan pengelolaan fasilitas peralatan sesuai
kelengkapan dan tata letaknya agar dalam pelaksanaan kegiatan
laboratoris dapat dilakukan dengan nyaman dan sesuai kaidah
pelaksanaannya.
2. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik mampu membuat
perencanaan dan atau pengembangan pengelolaan peralatan
laboratorium teknologi benih berdasarkan kelengkapan, tata letak, dan
penggunannnya sesuai prosedur.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
58
3. Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
? kertas gambar ukuran A -4
? pinsil gambar 3-B
? penggaris lurus 30 – 40 cm, presisi 0,5 – 1 mm.
? busur derajad 180 – 3600.
? Penghapus pinsil.
Bahan yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah :
? data inventarisasi/kondisi fasilitas peralatan laboratorium Teknologi
Benih yang dimiliki lembaga,
? lay – out pemanfaatan/tata penempatan peralatan laboratorium
Teknologi Benih yang dimiliki lembaga,
? rencana pengadaan, atau pengembangan fasilitas peralatan
laboratorium Teknologi Benih yang disusun oleh lembaga,
? dokumen tentang perencanaan dan atau pengembangan
pengelolaan peralatan laboratorium teknologi benih berdasarkan
kelengkapan, tata letak, dan penggunannnya.
4. Keselamatan dan Kenyamanan Kerja
Dalam pelaksanaan perencanaan dan atau pengembangan
pengelolaan peralatan laboratorium teknologi benih ada beberapa hal
yang harus diperhatikan:
? sebelum memulai pelaksanaan kegiatan, tentukan dan pergunakan
bahan dan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhan,
? pahami cara kerja dan penggunaan peralatan agar kegiatan dapat
berjalan dengan baik,
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
59
? atur dan tata kembali sarana dan tempat kerja seperti semula, bila
kegiatan telah selesai dilakukan.
5. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam merencanakan
dan atau mengembangkan pengelolaan peralatan laboratorium
teknologi benih.
b. Lakukan analisis kondisi peralatan laboratorium teknologi benih yang
dimiliki oleh lembaga dengan rencana pengembangannya.
c. Tentukan kebutuhan disain perencanaan dan atau pengembangan
pengelolaan peralatan laboratorium teknologi benih, sesuai kegiatan/
kapasitas kerja yang akan dilakukan dengan mengacu rangkaian
kegiatan laboratorium teknologi benih (lihat modul: pengujian mutu
benih, dan pengemasan benih).
d. Lakukan pembuatan disain perencanaan dan atau pengembangan
pengelolaan peralatan laboratorium teknologi benih menggunakan
bahan yang telah Anda sediakan.
e. Lengkapi disain perencanaan dan atau pengembangan pengelolaan
peralatan laboratorium teknologi benih kaca dengan data diantaranya:
jenis dan jumlah peralatan, tata letak, kegunaan, dan keterkaitan
kinerja masing-masing peralatan, serta bahan dan fasilitas
pelengkapnya (asesories, sumber arus/jaringan listrik,
akses/hubungan antara material masukan dan keluaran ? in put, out
come, dan out put ).
f. Lakukan penelitian ulang tentang langkah perencanaan dan atau
pengembangan disain pengelolaan peralatan laboratorium teknologi
benih berdasar kelengkapan, tata letak, dan penggunannnya sesuai
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
60
prosedur beserta keterangan penjelasannya telah dibuat secara
lengkap.
g. Evaluasi : Apakah prosedur perencanaan dan atau pengembangan
disain kelengkapan, tata letak, dan kenyamanan penggunannya sesuai
prosedur? Beri penjelasan!
h. Umpan balik : Apakah ada prosedur pengelolaan kelengkapan, tata
letak, dan kenyamanan dalam penggunan peralatan telah sesuai
prosedur perencanaan dan atau pengembangan pengelolaan peralatan
laboratorium teknologi benih yang masih perlu diperbaiki?. Kalau ada
lengkapi alasannya!
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
61
2. Mengelola Administrasi Laboratorium
a. Tujuan
Setelah menyelesaikan sub kompetensi ini, Anda akan mampu mengelola
administrasi laboratorium.
b. Uraian Materi
Dalam memberikan pelayanan di bidang usaha teknologi benih dituntut
adanya suatu sistem kerja dan administrasi yang efisien baik dalam
pengelolaan kegiatan di lapangan maupun di laboratorium benih mengingat
bahwa produksi benih merupakan aktifitas rutin yang menyangkut pihak-
pihak luar dan menuntut tanggung jawab yang besar. Hal ini dikarenakan
benih merupakan produk yang diperdagangkan. Hasil produktifitas lapangan
dan pengujian benih laboratorium, menentukan mutu dari kelompok benih
(lot) tersebut. Oleh karena itu setiap kelompok varietas komoditas yang
dikelola atau yang mewakili kelompoknya harus disertai dengan keterangan
yang lengkap tentang jenis tanaman, varietas, nomor lot, tanggal panen,
tonase, dan data pengujian yang dikehendaki. Penyampaian hasil pengujian
harus jelas, mudah dimengerti, sesuai dengan standar dan tepat waktu.
Agar laboratorium benih dapat bekerja efisien maka urutan pekerjaan dibuat
seperti pada Gambar 30. Keterangan terinci tentang sistem administrasi
tersebut adalah sebagai berikut :
1). Penanganan Administrasi Contoh Kirim
Administrasi contoh kirim ditangani oleh petugas administrasi, meliputi :
1. Menerima contoh benih dan blangko permohonan dari pengirim benih
2. Mencatat kondisi contoh benih yang diterima (kemasan dan cara
penutupan/jahitan)
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
62
3. Mencocokkan keterangan contoh benih dengan isinya dan bila ada
ketidaksesuaian persyaratan dilakukan konfirmasi ulang dengan
pengirim
4. Memberi nomor kode laboratorium pada contoh kirim
5. Mencatat macam pengujian yang diminta
6. Mencatat data contoh kirim berdasar blangko permohonan dari pengirim
benih
7. Mengisi kartu induk dan buku induk pengujian
8. Menyertakan contoh kirirm tersebut kepada analis benih disertai kartu
pengujian
b). Penanganan Hasil Pengujian
Petugas administrasi laboratorium juga menangani hasil pengujian antara lain
1. Mengumpulkan dan mengisi data hasil pengujian pada kartu induk
pengujian dari analis ke dalam buku induk (setelah dicek dan diparaf
oleh pemeriksa/penyelia)
2. Mengetik laporan hasil uji (LHU) berdasarkan kartu induk pengujian dan
menyampaikannya pada pengirim benih (setelah ditandatangani oleh
penanggung jawab laboratorium)
3. Menyimpan dan memelihara arsip LHU, kartu induk pengujian, dan buku
analis yang berupa blangko secara sistematis. Blangko-blangko tersebut
disusun menjadi satu berkas (jenis blangko dapat disesuaikan dengan
kebutuhan). Masing-masing blangko tersebut memiliki fungsi tersendiri,
misalnya :
Blangko a: Blangko Penetapan Kadar Air untuk internal laboratorium.
Blangko b: Blangko Pengujian Daya Berkecambah untuk internal
laboratorium
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
63
Blangko c: Blangko Pengujian Kemurnian Fisik untuk internal laboratorium
Blangko d: Blangko tambahan untuk permintaan pengujian khusus
Penyimpanan arsip blangko atau yang berupa buku sangat penting untuk
menjaga kemungkinan adanya klaim tentang hasil pengujian dari pihak
pengirim benih, sehingga dapat ditelusuri.
c). Buku-buku Catatan yang Diperlukan
Buku catatan diperlukan baik petugas administrasi benih maupun oleh analis
benih antara lain :
1. Buku Induk
Buku Induk dipegang oleh bagian administrasi laboratorium dan berisi
segala keterangan tentang contoh-contoh benih yang diuji di
laboratorium sesuai dengan urutan nomor kode laboratorium. Untuk
memudahkan sistem penulisan/ pembacaan keterangan, maka dibuat
kolom-kolom sesuai dengan keperluan.
Bagi laboratorium dengan jumlah pengujian lebih dari 2500 per tahun, dibuat
buku induk sesuai dengan jenis/golongan contoh benih yang diuji di
laboratorium, misalnya :
a. Buku induk sertifikasi
b. Buku induk pelabelan
c. Buku induk pengawasan pemasaran (pengecekan data label)
d. Buku induk servis (umum)
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
64
2. Buku Analis
Buku analisis atau buku pengujian, berisi catatan dari analis tentang
tanggal pengujian, cara-cara pengujian, hasil pengujian dan sebagainya.
Untuk tiap-tiap macam pengujian, harus ada satu buku catatan tersendiri.
Macam-macam buku pengujian (buku analis) antara lain :
a. Buku kadar air
b. Buku kemurnian fisik
c. Buku daya berkecambah
d. Buku uji cepat viabilitas secara biokemis
e. Buku berat 1000 butir
f. Buku kesehatan benih
g. Buku verifikasi varietas
h. Buku heterogenitas
3. Buku Harian
Selain buku pengujian, analis juga harus mempunyai buku harian kerja.
Buku ini terutama sangat penting bagi analis, agar hari-hari pengamatan
dapat dilakukan tepat pada waktunya.
4. Blangko dan Kartu Laboratorium
Blangko dan kartu-kartu yang digunakan di laboratorium benih adalah :
a. Kartu Induk
b. Kartu Kadar Air (kartu A)
c. Kartu Kemurnian (kartu B)
d. Kartu Daya Berkecambah (kartu C)
e. Kartu Nomor Kode Laboratorium
f. Kartu Pengujian Cepat Viabilitas secara Biokemis
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
65
g. Kartu Penetapan 1000 Butir
h. Kartu Pengujian Heterogenitas
i. Kartu Pengujian Kesehatan Benih
j. Blangko Laporan Hasil Pengujian
Kartu pengujian A, B, C, diisi analis benih dan kartu induk pengujian
disimpan dengan rapi pada folder berdasarkan macam pengujian di lemari
administrasi. Batas waktu penyimpanan arsip administrasi (berupa
blangko atau kertas) disesuaikan dengan kondisi laboratorium.
5. Sistem Pemberian Kode
Untuk memudahkan administrasi serta efisiensi kerja, maka ti ap-tiap
golongan contoh kirim diberi nomor kode tersendiri, misalnya :
Tabel 3. Kode contoh kirim di laboratorium untuk pengujian khusus
No. JENIS UJI KODE LAB.
1.
2.
3.
4.
5.
Pengujian viabilitas benih secara biokemis
Penetapan berat 1000 butir
Penetapan heterogenitas
Pengujian kesehatan benih
Pengujian verifikasi species/varietas
KT
KB
KH
KK
KV
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
66
c. Rangkuman
Benih merupakan produk yang diperdagangkan, dimana hasil produktifitas
lapangan dan pengujian benih laboratorium menentukan mutu dari kelompok
benih (lot) tersebut. Oleh karena itu setiap kelompok varietas komoditas yang
dikelola atau yang mewakili kelompoknya harus disertai dengan keterangan
yang lengkap tentang jenis tanaman, varietas, nomor lot, tanggal panen,
tonase, dan data pengujian yang dikehendaki. Penyampaian hasil pengujian
harus jelas, mudah dimengerti, sesuai dengan standar dan tepat waktu;
sehingga pengelolaan administrasi yang baik sangat dituntut dalam
penanganannya.
Agar laboratorium benih dapat bekerja efisien maka urutan pekerjaan
pengadministrasian kegiatannya disusun sebagai berikut :
1. Menerima contoh benih dan blangko permohonan dari pengirim benih
2. Mencatat kondisi contoh benih yang diterima (kemasan dan cara
penutupan/jahitan)
3. Mencocokkan keterangan contoh benih dengan isinya dan bila ada
ketidaksesuaian persyaratan dilakukan konfirmasi ulang dengan
pengirim
4. Memberi nomor kode laboratorium pada contoh kirim
5. Mencatat macam pengujian yang diminta
6. Mencatat data contoh kirim berdasar blangko permohonan dari pengirim
benih
7. Mengisi kartu induk dan buku induk pengujian
8. Menyertakan contoh kirirm tersebut kepada analis benih disertai kartu
pengujian
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
67
Buku catatan diperlukan baik petugas administrasi benih maupun oleh analis
benih antara lain :
1. Buku Induk
Buku Induk dipegang oleh bagian administrasi laboratorium dan berisi
segala keterangan tentang contoh-contoh benih yang diuji di
laboratorium sesuai dengan urutan nomor kode laboratorium. Untuk
memudahkan sistem penulisan/ pembacaan keterangan, maka dibuat
kolom-kolom sesuai dengan keperluan.
2. Buku Analis
Buku analisis atau buku pengujian, berisi catatan dari analis tentang
tanggal pengujian, cara-cara pengujian, hasil pengujian dan sebagainya.
Untuk masing-masing jenis pengujian, harus ada satu buku catatan
tersendiri.
Macam-macam buku pengujian (buku analis) antara lain :
a. Buku kadar air
b. Buku kemurnian fisik
c. Buku daya berkecambah
d. Buku uji cepat viabilitas secara biokemis
e. Buku berat 1000 butir
f. Buku kesehatan benih
g. Buku verifikasi varietas
h. Buku heterogenitas
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
68
3. Buku Harian
Selain buku pengujian, analis juga harus mempunyai buku harian kerja.
Buku ini terutama sangat penting bagi analis, agar hari-hari pengamatan
dapat dilakukan tepat pada waktunya.
4. Blangko dan Kartu Laboratorium
Blangko dan kartu-kartu yang digunakan di laboratorium benih adalah:
a. Kartu Induk
b. Kartu Kadar Air (kartu A)
c. Kartu Kemurnian (kartu B)
d. Kartu Daya Berkecambah (kartu C)
e. Kartu Nomor Kode Laboratorium
f. Kartu Pengujian Cepat Viabilitas secara Biokemis
g. Kartu Penetapan 1000 Butir
h. Kartu Pengujian Heterogenitas
i. Kartu Pengujian Kesehatan Benih
j. Blangko Laporan Hasil Pengujian
Kartu pengujian A, B, C, diisi analis benih dan kartu induk pengujian
disimpan dengan rapi pada folder berdasarkan macam pengujian di lemari
administrasi. Batas waktu penyimpanan arsip administrasi (berupa
blangko atau kertas) disesuaikan dengan kondisi laboratorium.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
69
d. Lembar Tugas
Untuk memperluas pemahaman Anda tentang mengelola administrasi
laboratorium teknologi benih, berikut merupakan sebagian tugas yang
dapat membantu meningkatkan penguasaan materi ini yaitu :
1. Buatlah resume informasi yang Anda peroleh tentang mengelola
administrasi laboratorium teknologi benih menurut pemahaman Anda !
2. Lakukan observasi pada petani benih/pengusaha benih/kegiatan
produksi sekolah tentang proses pengelolaan administrasi
laboratorium teknologi benih dan himpun informasi tentang :
a. Sistem kerja dan pengadministrasian dalam pengelolaan kegiatan
di laboratorium teknologi benih,
b. Tujuan pengelolaan administrasi laboratorium,
c. Jenis-jenis perangkat administrasi laboratorium,
d. Prosedur menyiapkan perangkat administrasi laboratorium,
e. Cara pengisian/penggunaan perangkat administrasi laboratorium,
f. Mengapa diperlukan perangkat administrasi laboratorium,
g. Alur kerja pengelolaan administrasi laboratorium.
3. Catat hasil observasi tersebut, lakukan analisis, buat kesimpulan dan
diskusikan dengan teman Anda dan guru pembimbing Anda !
4. Hasil diskusi yang telah disetujui guru/pembimbing selanjutnya di
inventarisir/dikumpulkan dalam odner/stopmap portfolio hasil belajar
Anda.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
70
e. Lembar Latihan
1. Sebutkan langkah-langkah penanganan administrasi contoh kirim
benih, mulai ketika laboratorium penguji benih menerima contoh kirim
hingga hasil pengujian diperoleh dan siap diberikan kembali kepada
pemohon pengujian!.
2. Jelaskan secara singkat, 3 (tiga) tugas utama petugas administrasi
laboratorium dalam menangani hasil pengujian!.
3. Tulis dan uraikan secara singkat, 3 (tiga) jenis buku catatan yang
diperlukan oleh petugas administrasi benih maupun analis benih!.
4. Tuliskan kodifikasi laboratorium pengujian benih terhadap masing-
masing golongan contoh kirim, untuk pengujian khusus!.
f. Kunci Jawaban
1. Langkah-langkah penanganan administrasi contoh kirim benih, mulai
ketika laboratorium penguji benih menerima contoh kirim hingga hasil
pengujian diperoleh dan siap diberikan kembali kepada pemohon
pengujian:
a. Menerima contoh benih dan blangko permohonan dari pengirim
benih
b. Mencatat kondisi contoh benih yang diterima (kemasan dan cara
penutupan/jahitan)
c. Mencocokkan keterangan contoh benih dengan isinya dan bila ada
ketidaksesuaian persyaratan dilakukan konfirmasi ulang dengan
pengirim
d. Memberi nomor kode laboratorium pada contoh kirim
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
71
e. Mencatat macam pengujian yang diminta
f. Mencatat data contoh kirim berdasar blangko permohonan dari
pengirim benih
g. Mengisi kartu induk dan buku induk pengujian
h. Menyertakan contoh kirirm tersebut kepada analis benih disertai
kartu pengujian
2. Tiga tugas utama petugas administrasi laboratorium dalam
menangani hasil pengujian!.
a. Mengumpulkan dan mengisi data hasil pengujian pada kartu induk
pengujian dari analisis ke dalam buku induk (setelah dicek dan
diparaf oleh pemeriksa/penyelia)
b. Mengetik laporan hasil uji (LHU) berdasarkan kartu induk pengujian
dan menyampaikannya pada pengirim benih (setelah
ditandatangani oleh penanggung jawab laboratorium)
c. Menyimpan dan memelihara arsip LHU, kartu induk pengujian, dan
buku analis yang berupa blangko secara sistematis.
3. Tiga jenis buku catatan yang diperlukan oleh petugas administrasi
benih maupun analis benih:
a. Buku Induk
Buku Induk dipegang oleh bagian administrasi laboratorium dan
berisi segala keterangan tentang contoh-contoh benih yang diuji di
laboratorium sesuai dengan urutan nomor kode laboratorium.
Untuk memudahkan sistem penulisan/ pembacaan keterangan,
maka dibuat kolom-kolom sesuai dengan keperluan.
Gambar 30. Alur Kerja Administrasi di Laboratorium
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
72
b. Buku Analis
Buku analisis atau buku pengujian, berisi catatan dari analis
tentang tanggal pengujian, cara-cara pengujian, hasil pengujian
dan sebagainya. Untuk tiap-tiap macam pengujian, harus ada satu
buku catatan tersendiri.
Macam-macam buku pengujian (buku analis) antara lain :
o Buku kadar air
o Buku kemurnian fisik
o Buku daya berkecambah
o Buku uji cepat viabilitas secara biokemis
o Buku berat 1000 butir
o Buku kesehatan benih
o Buku verifikasi varietas
o Buku heterogenitas
c. Buku Harian
Selain buku pengujian, analis juga harus mempunyai buku harian
kerja. Buku ini terutama sangat penting bagi analis, agar jadwal
pengamatan dapat dilakukan tepat pada waktunya.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
73
4. Kodifikasi laboratorium pengujian benih terhadap masing-masing
golongan contoh kirim, untuk pengujian khusus!.
No. JENIS UJI KODE LAB.
1.
2.
3.
4.
5.
Pengujian viabilitas benih secara biokemis
Penetapan berat 1000 butir
Penetapan heterogenitas
Pengujian kesehatan benih
Pengujian verifikasi species/varietas
KT
KB
KH
KK
KV
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
74
g. Lembar Kerja
A. Mengelola Administrasi Laboratorium
1. Pendahuluan
Karena benih merupakan produk yang diperdagangkan, dimana hasil
produktifitas lapangan dan pengujian benih laboratorium menentukan
mutu dari kelompok benih (lot) tersebut. Maka setiap kelompok
varietas komoditas yang dikelola atau yang mewakili kelompoknya
harus disertai dengan keterangan yang lengkap tentang jenis
tanaman, varietas, nomor lot, tanggal panen, tonase, dan data
pengujian yang dikehendaki. Penyampaian hasil pengujian harus
jelas, mudah dimengerti, sesuai dengan standar dan tepat waktu;
sehingga pengelolaan administrasi yang baik sangat dituntut dalam
penanganannya.
2. Tujuan
Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik mampu mengelola
administrasi laboratorium teknologi benih mulai dari penerimaan
contoh benih yang akan diuji hingga diperoleh hasil uji dalam bentuk
laporan hasil uji benih sesuai prosedur.
3. Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
? Alat tulis (boll point, atau mesin ketik)
Bahan yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah :
? data blangko permohonan pengujian dari pengirim benih,
? kartu pengujian contoh benih,
? kartu induk pengujian,
? buku induk pengujian,
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
75
4. Keselamatan dan Kenyamanan Kerja
Dalam pengadministrasian kegiatan laboratorium teknologi benih
ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
? sebelum memulai pelaksanaan kegiatan, tentukan dan pergunakan
bahan dan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhan,
? pahami langkah kerja dan prosedur penggunaan/pengisiannya agar
kegiatan dapat berjalan dengan baik,
? atur dan tata kembali sarana dan tempat kerja seperti semula, bila
kegiatan telah selesai dilakukan.
5. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam mengelola
administrasi laboratorium teknologi benih.
b. Pelajari dan catat kondisi contoh benih yang diterima, baik
kemasan dan cara pengemasannya: penutupan/jahitan (dalam
praktek ini, dari data sekunder/ blangko permohonan pengujian
dari pengirim benih)
c. Berikan nomor kode laboratorium, pada contoh kirim yang akan
diuji.
d. Catat macam/jenis pengujian yang diminta oleh pemohon,
e. Catat data contoh kirim berdasar blangko permohonan dari
pengirim benih,
f. Lakukan pengisian kartu induk dan buku induk pengujian,
g. Buatlah laporan hasil uji, dengan disertai kartu pengujian,
h. Evaluasi : Apakah prosedur pengadministrasian kegiatan pengujian
benih pada laboratorium teknologi benih sudah sesuai? Beri
penjelasan!
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
76
i. Umpan balik : Apakah ada prosedur pengadministrasian kegiatan
pengujian benih pada laboratorium teknologi benih yang masih
perlu diperbaiki?. Kalau ada jelaskan alasannya!
III. EVALUASI A. Evaluasi Kognitif Skill
1. Uraikan secara singkat dan jelas, 3 (tiga) persyaratan utama tata
letak laboratorium penguji benih!.
2. Uraikan secara singkat dan jelas 6 (enam) persyaratan bangunan
laboratorium teknologi benih!.
3. Sebutkan jenis dan jumlah minimal peralatan yang diperlukan oleh
suatu laboratorium penguji benih!.
4. Sebutkan urutan pekerjaan pengadministrasian kegiatan
laboratorium teknologi benih!.
5. Uraikan secara singkat dan jelas 3 (tiga) buku catatan diperlukan
petugas administrasi benih dan analis benih!.
B. Evaluasi Psikomotor Skill
NO SUB KOMPETENSI KRITERIA YA TIDAK
Bahan: data
inventarisasi/kondisi fasilitas
bangunan disiapkan sesuai
persyaratan teknis
1. Mengelola Bangunan
Laboratorium
Teknologi Benih
Prosedur penyusunan
rencana pengadaan atau
pengembangan fasilitas,
dibuat sesuai prosedur
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
77
Hasil kerja/produk, dihasilkan
sesuai persyaratan teknis
NO SUB KOMPETENSI KRITERIA YA TIDAK
Bahan: data
inventarisasi/kondisi fasilitas
peralatan disiapkan sesuai
persyaratan teknis
Prosedur penyusunan
rencana pengadaan atau
pengembangan fasilitas,
dibuat sesuai prosedur
2. Mengelola Peralatan
Laboratorium
Teknologi Benih
Hasil kerja/produk, dihasilkan
sesuai persyaratan teknis
Bahan (contoh benih kirim,
atau data sekunder) dan alat
disiap - kan sesuai
persyaratan teknis
Contoh (data) benih kirim
diteri- ma & ditangani sesuai
prosedur
Kartu dan buku induk
pengujian diisi sesuai
prosedur
3. Mengelola
Administrasi
Laboratorium
Teknologi Benih
Laporan Hasil Uji dibuat
sesuai persyaratan teknis
Apabila ada salah satu kriteria dijawab “TIDAK” maka Anda harus mengulangi kegiatan menangani benih sampai sesuai kriteria.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
78
Sebaliknya bila semua kriteria dijawab “YA” maka Anda dikatakan sudah berkompeten dalam kegiatan menangani benih, dan Anda dapat melanjutkan belajar pada kompetensi berikutnya.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
79
C. Evaluasi Attitude Skill
Penilaian ini dilakukan dengan pendekatan Metode Fish Bone dengan format
sebagai berikut :
Format Penilaian Sikap
SKOR PEROLEHAN
Believe
(Preferensi
Siswa)
Evaluation
(Guru/Evaluator) NO
ATRIBUT
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Disiplin
2. Taat azas
3. Kemauan untuk bekerja
keras
4. Konsisten
5. Kemauan untuk
memperoleh hasil
terbaik
6. Kemauan untuk bekerja
cepat
7. Kreatif
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
80
Catatan : Untuk mengisi skor sikap Anda dalam melaksanakan kegiatan
pengelolaan administrasi laboratorium pengujian benih, ada dua
sumber yang harus ditulis, yaitu :
a. Skor sikap di bawah kolom believe/preferensi Anda sendiri,
Anda harus mengisi setiap atribut sesuai apa yang Anda
rasakan selama melaksanakan kegiatan belajar pada
kompetensi yang Anda lakukan. Dalam konteks ini Anda
diharap berlaku jujur sesuai dengan kondisi yang Anda alami.
Sebab bila Anda tidak jujur, maka yang rugi Anda sendiri
karena sikap Anda tidak akan berkembang positif sesuai yang
diharapkan.
b. Skor sikap di bawah kolom evaluation diisi oleh guru
pembimbing Anda yang melakukan pengamatan langsung
terhadap perilaku Anda selama melaksanakan pembelajaran
kompetensi yang Anda lakukan.
Perhitungan Skor
Skor sikap = ? B x E
Perolehan Nilai Sikap = ? ?100???
?TertinggixNilai
TertinggiSkorPerolehanSkor
D. Produk/ Benda Kerja
1. Rumuskan hasil belajar anda sesuai standar bukti belajar yang telah
ditetapkan.
2. Untuk penguasaan pengetahuan, anda dapat membuat suatu
ringkasan menurut pengertian anda sendiri terhadap konsep-konsep
yang berkaitan dengan sub kompetensi yang telah anda pelajari.
Selain ringkasan anda juga dapat melengkapi dengan kliping
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
81
terhadap informasi-informasi yang relevan dengan kompeensi yang
sedang anda pelajari.
3. Tahapan pekerjaan dapat anda tuliskan/gambarkan dalam diagram
alir, yang dilengkapai dengan penjelasannya (siapa penanggung
jawab setiap tahapan pekerjaan, siapa yang terlibat, kapan
direncanakan, kapan direalisasikan, dan hasilnya apa).
4. Produk hasil praktik kegiatan di lini produksi dapat anda kumpulkan
berupa contoh benda kerja, atau dalam bentuk visualisasinya
(gambar, foto, dll)
5. Setiap tahapan proses ini belum dapat diakhiri, lakukanlah diskusi
dengan guru pembimbing untuk mendapatkan persetujuan, dan
apabila ada hal-hal yang harus dibetulkan/dilengkapi, maka anda
harus melaksanakan saran guru pembimbing anda.
6. Setelah anda melengkapi semua bukti belajar dari setiap sub
kompetensi pada kompetensi yang sedang anda pelajari dan sudah
mendapatkan pesetujuan guru pembimbing, untuk meyakinkan
bahwa anda telah berhasil, maka anda akan dievaluasi oleh guru
pembimbing anda. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh terhadap
aspek-aspek yang diperlukan dalam suatu kompetensi, yaitu aspek
keterampilan sikapnya, serta kesesuaian produk hasil kegiatan di lini
produksi dengan standar produk yang telah ditetapkan.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
82
E. Kunci Jawaban
1. Persyaratan utama tata letak laboratorium penguji benih sebagai
berikut:
a. Lokasi
Bangunan laboratorium harus mudah dijangkau oleh produsen,
pedagang, konsumen benih, dan instansi terkait.
b. Letak
Letak bangunan laboratorium menghadap Utara-Selatan, untuk
menghindari sinar matahari langsung masuk ke ruang kerja
laboratorium.
c. Bangunan Laboratorium
Luas dan desain bangunan laboratorium benih disesuaikan
dengan kapasitas contoh benih yang diuji serta macam
pengujian yang dilakukan setiap tahun.
2. Persyaratan utama bangunan laboratorium teknologi benih adalah
sebagai berikut:
a. Atap
Kemiringan atap 15-45o (tergantung bahan atap yang
digunakan), dengan overstek yang bisa memberikan efek
keteduhan dan terhindar dari sinar matahari langsung.
b. Jendela
Jendela harus dibuat dari kaca yang dapat dibuka dan ditutup,
lebih baik apabila menggunakan jendela nako yang dilengkapi
dengan ventilasi.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
83
c. Ventilasi
Ventilasi dibuat cukup baik dan terletak memanjang di antara
langit-langit dan jendela di setiap ruang kerja. Bagi ruangan
yang akan dilengkapi dengan AC, ventilasi dibuat seperti jendela
(dapat dibuka dan ditutup) sedangkan yang tidak berventilasi
dibuat dengan sistem jalusi memanjang di atas jendela.
d. Penerangan
Penerangan di dalam ruangan laboratorium benih harus optimal
dan tidak boleh hanya tergantung dari cuaca/sinar luar. Untuk
itu harus menggunakan lampu (fluorescent day light bulbs)
yang dipasang pada langit-langit.
e. Sumber Tenaga Listrik
Laboratorium benih harus dilengkapi dengan tenaga listrik yang
memadai, stabil, dan kontinyu, karena selain diperlukan untuk
penerangan hampir semua peralatan laboratorium
menggunakan tenaga listrik.
Di ruang laboratorium harus disediakan stop kontak yang cukup
untuk alat-alat laboratorium baik untuk ruang kering maupun
ruang basah, agar mempermudah penggunaan peralatan.
f. Air
Untuk keperluan pengujian air yang digunakan harus air bersih
yang tidak mengandung zat-zat dan atau unsur-unsur yang
akan mengganggu pertumbuhan benih. Nilai pH air untuk
pengujian berkisar antara 6,0 – 7,5.
3. Jenis dan jumlah minimal peralatan yang diperlukan oleh suatu
laboratorium penguji benih, adalah:
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
84
NO JENIS /NAMA PERALATAN UNIT 1. Mechanical/Soil/Electrical Devider 1 2. Oven dan perlengkapannya
a. Oven (suhu 105oC; suhu 200oC) b. Grinder dan saringan c. Desicator d. Cawan e. Jepitan asbes f. Sarung tangan (asbes/karet)
2 2 2 24 2 4
3. Alat pengukur kadar air (Electrical Moisture Meter) 1 4. Timbangan
a. Timbangan kapasitas 1,2 kg b. Timbangan analitik
1 2
5. Alat analisis kemurnian a. Meja kemurnian b. Diaphanoscope c. Pinset d. Scapel e. Loupe f. Magnifier with lamp
4 1 12 12 12 1
6. Mikroskop a. Mikroskop stereo b. Mikroskop compound
1 1
7. Germinator a. Germinator listrik b. Germinator non listrik c. Ruang perkecambahan dengan suhu terkendali
1 6 1
8. Kamera 1 9. Alat pendingin (AC) 2 10. Refrigerator 2 11. Kalkulator (Mini Compet) 10 12. Hand counter 12 13. Blower 1 14. Mesin ketik 1 15. Bak kecambah 100 16. Luxmeter 1 17. Glass ware 2 18. Rak arsip benih 2 19. Kursi laboratorium 10 20. Filing cabinet 2 21. Rak untuk blangko 1 22. Komputer 1
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan (2002)
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
85
4. Urutan pekerjaan pengadministrasian kegiatan laboratorium
teknologi benih, adalah:
a. Menerima contoh benih dan blangko permohonan dari pengirim
benih
b. Mencatat kondisi contoh benih yang diterima (kemasan dan
cara penutupan/jahitan)
c. Mencocokkan keterangan contoh benih dengan isinya dan bila
ada ketidaksesuaian persyaratan dilakukan konfirmasi ulang
dengan pengirim
d. Memberi nomor kode laboratorium pada contoh kirim
e. Mencatat macam pengujian yang diminta
f. Mencatat data contoh kirim berdasar blangko permohonan dari
pengirim benih
g. Mengisi kartu induk dan buku induk pengujian
h. Menyertakan contoh kirirm tersebut kepada analis benih disertai
kartu pengujian
5. Buku catatan diperlukan petugas administrasi benih dan analis
benih, antara lain :
a. Buku Induk
Buku Induk dipegang oleh bagian administrasi laboratorium dan
berisi segala keterangan tentang contoh-contoh benih yang diuji
di laboratorium sesuai dengan urutan nomor kode laboratorium.
Untuk memudahkan sistem penulisan/ pembacaan keterangan,
maka dibuat kolom-kolom sesuai dengan keperluan.
b. Buku Analis
Buku analisis atau buku pengujian, berisi catatan dari analis
tentang tanggal pengujian, cara-cara pengujian, hasil pengujian
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
86
dan sebagainya. Untuk masing-masing jenis pengujian, harus ada
satu buku catatan tersendiri.
c. Buku Harian
Selain buku pengujian, analis juga harus mempunyai buku harian
kerja. Buku ini terutama sangat penting bagi analis, agar hari-hari
pengamatan dapat dilakukan tepat pada waktunya.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
87
IV. PENUTUP
Setelah Anda menyelesaikan seluruh proses pembelajaran kompetensi
mengelola fasilitas dan peralatan benih, dan mengumpulkan seluruh bukti-
bukti belajar (portfolio) sesuai standar yang telah ditetapkan, selanjutnya
Anda dapat mendaftarkan untuk mengikuti uji kompetensi. Pendaftaran uji
kompetensi ini dapat melalui guru pembimbing di sekolah Anda, untuk
pendaftaran ini perlu kejelasan kompetensi apa yang akan diikuti uji
kompetensinya, kapan uji kompetensi diselenggarakan, dimana uji
kompetensi akan diselenggarakan. Hal-hal yang harus dipertimbangkan
sebelum mendaftarkan, Anda harus yakin bahwa Anda sudah belajar dan
sudah melakukan kompetensi yang akan dimintakan pengakuannya melalui
uji kompetensi, dan Anda merasa berkompeten serta guru Anda juga sudah
merekomendasi bahwa Anda telah cukup berkompeten. Pendaftaran dapat
melalui guru, industri penjamin mutu, atau lembaga sertifikasi profesi yang
ada di daerah dimana Anda bermukim/bersekolah. Prosedur untuk
mendapatkan sertifikat kompetensi secara diagram mulai dari perencanaan
belajar sampai sertifikasi.
Mengelola Fasilitas dan Peralatan Benih
88
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1986, ISTA Handbook on Seed Sampling. The International Rules for Seed Testing Association. Zurich, Switzerland.
---------. 1999/2000, Pedoman Umum Analisa Mutu Benih. Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura, Direktorat Bina Perbenihan. Jakarta.
---------. 2000, SNI 19-17025-2000, Persyaratan Umum Kompetensi
Laboratorium Pengujian dan Laboratorium Kalibrasi. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.
---------.2001, Seed Science and Technology, Amandements to 1999 edition
of ISTA Rules. Volume 30. Zurich, Switzerland. ---------. 2003, Pedoman Umum Laboratorium Penguji Benih, Balai
Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, Jakarta. Justice, O. L. dan Bass, L. N. 1990. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih
(transl.). Rajawali Pers. Jakarta. Kartasapoetra, A. G. 1992. Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan
Praktikum. Bina Aksara. Jakarta. Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih (edisi revisi). Raja Grafindo Persada.
Jakarta.