KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur peneliti panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat–Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini, yang berjudul
“latihan keseimbangan tubuh meningkatkan keseimbangan tubuh, menurunkan risiko
jatuh dan meningkatkan kualitas hidup lanjut usia“. Penelitian ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala hormat dan
ketulusan hati, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam rangka menyusun
penelitian ini, yaitu kepada Prof. dr. D. N. Wirawan, MPH selaku Ketua Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana, Dr. Pande
Putu Januraga, M.Kes, DrPH selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana, Dr. Desak Putu Yuli
Kurniati, MKM selaku Ketua Koordinator Konsentrasi KIA-Kespro, Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana, Dr. dr. RA.
Tuty Kuswardhani, Sp,PD, K-Ger, Finasim, MARS selaku Pembimbing I penyusunan
penelitian ini yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan saran,
bimbingan dan petunjuk sehingga penelitian ini dapat diselesaikan, Dr. I Wayan Gede
Artawan Eka Putra, M.Epid selaku Pembimbing II penyusunan penelitian yang
senantiasa memberikan saran, bimbingan dan petunjuk sehingga penelitian ini dapat
diselesaikan.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
maka peneliti mohon kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penelitian ini.
1
Semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar melakukan penelitian dan
hasilnya dapat bermanfaat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Denpasar, Desember 2016
Peneliti
2
ABSTRAKLATIHAN KESEIMBANGAN MENINGKATKAN KESEIMBANGAN TUBUH,
MENURUNKAN RISIKO JATUH DAN MENINGKATKAN KUALITASHIDUP LANSIA DI PUSKESMAS 3 DENPASAR UTARA
Lansia adalah seseorang yang berusia ≥ 60 tahun, pada lansia terjadi penurunanfungsi organ tubuh seperti sistem muskuluskeletal, penglihatan, vestibular yangmengatur keseimbangan tubuh lansia sehingga akan mempengaruhi risiko jatuh dankualitas hidup. Untuk meningkatkan keseimbangan tubuh lansia dilakukan latihankeseimbangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihankeseimbangan terhadap peningkatan keseimbangan tubuh, menurunkan risiko jatuhdan meningkatkan kualitas hidup lansia.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design quasyekperimental, sampel dalam penelitian ini 234 lansia, 117 untuk kelompok yangdiberikan intervensi dan 117 kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan di wilayahkerja Puskesmas 3 Denpasar Utara Kelurahan Peguyangan Kaja. Pengumpulan datadilakukan mulai dari awal Juni – Agustus 2016.
Variabel perancu yang mempengaruhi penelitian ini usia, jenis kelamin,pendidikan, penggunaan obat. Setelah melakukan analisis multivariat diperoleh hasillatihan keseimbangan terhadap peningkatan keseimbangan tubuh (rerata 3,7; CI 95%:2,7-4,6) untuk risiko jatuh diperoleh hasil (RR=0,19; 95%CI: 0,105-0,346). Kualitashidup tidak terbukti meningkat dengan (RR=1,75; 95%CI: 0,816-3,753), dengankesimpulan latihan keseimbangan meningkatkan keseimbangan tubuh, menurunkanrisiko jatuh.
Latihan keseimbangan perlu di laksanakan secara berkesinambungan oleh tenagakesehatan dan kader. latihan keseimbangan meningkatkan keseimbangan tubuh,menurunkan risiko jatuh dan akan berdampak terhadap kualitas hidup lansia,latihankeseimbangan sangat efektif dan efisisen untuk dilakukan. Dengan keseimbangantubuh yang optimal lansia akan bebas beraktifitas tanpa merasa takut jatuh. Selain itudengan peningkatan latihan keseimbangan terjadi peningkatan kualitas hidup lansia,tetapi untuk kualitas hidup harus dilakukan evaluasi atau pemantauan dalam kurunwaktu tertentu.
Kata kunci: latihan keseimbangan, keseimbangan tubuh, risiko jatuh, kualitas hidup, lansia
3
ABSTRACT
BALANCE EXERCISES ON ELDERLY IMPROVE THE BODY BALANCE,AND LOWERING FALL RISK, AND IMPROVE QUALITY OF LIFE IN
NORTH DENPASAR PUBLIC HEALTH CENTER 3
Elderly is a person aged ≥ 60 years. In the elderly, decreased organs functionsuch as musculoskeletal system, visual, and vestibular that regulate body balanceaffects fall risk and quality of life. To improve body balance of the elderly, they willperform balance exercises. This study aims to determine the effect of balance exercisesto increase body balance, lowering the fall risk, and improve the quality of life of theelderly.
This research is quantitative research with quasy experimental design. Samplein this study are consist of 234 elderly divided into two groups, 117 of them assignedin the group given the intervention and the other 117 on the control group. Theresearch was carried out in the region of North Denpasar Public Health Center 3,Peguyangan Kaja village. Data collection was conducted from early June to August2016.
Confounding variables that affect this study were age, sex, education, and drugusage. After conducting a multivariate analysis,the results are suggesting that balanceexercise could increase body balance with (mean=3,72: 95%CI; 2,7-4,6), and balanceexercise to fall risk with (RR=0,19: 95%CI; 0,105-0,346). The quality of life with(RR=1,75: 95%CI; 0,816-3,753). The result conclude that balance exercises couldimprove body balance and reducing fall risk.
Balance exercises on elderly should be performed and managed continuouslyby health workers and health volunteers. Balance exercises are believed to helpimprovingbody balance, lowering the fall risk, and affect the quality of life of theelderly. Balance exercises are very effective and efficient to do. With optimal bodybalance,elderly would have more freedom in activity without being afraid of falling. Inaddition, increase of balace exercise could improve quality of life of the elderly, butthe quality of life should be evaluated or monitored over a certain period of time.
Keywords: balance exercise, body balance, fall risk, quality of life, elderly.
4
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DALAM.................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................ iii
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH............................. iv
ABSTRAK…………………………………………………………………. v
ABSTRACT………………………………………………………………… vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah..................................................................... 11.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 71.3 Tujuan Penelitian................................................................................ 81.4 Manfaat Penelitian............................................................................. 8
1.4.1 Manfaat Teoritis........................................................................ 81.4.2 Manfaat Praktis......................................................................... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perubahan Lanjut Usia ........................................................................... 102.2 Keseimbangan Tubuh............................................................................... 12
2.2.1 Perubahan Keseimbangan Tubuh Proses Menua...................... 132.2.2 Komponen Keseimbangan Tubuh……………………………. 152.2.3 Penilaian Fungsi Keseimbangan……………………………... 152.2.4 Faktor-faktor Mempengaruhi keseimbangan tubuh………….. 16
2.3 Risiko Jatuh ....................................................................................... 182.3.1 Faktor-Faktor Risiko Jatuh....................................................... 192.3.2 Instrumen Pengkajian Risiko Jatuh…………………………... 21
2.4 Kualitas Hidup ........................................................................................ 222.4.1 Pengertian…………………………………………………….. 222.4.2 Komponen Kualitas hidup…………………………………… 222.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup…………. 23
5
2.4.4 Instrumen Penilaian Kualitas Hidup…………………………… 24
2.5 Latihan Keseimbangan…………………………………………………. 242.5.1 Pengertian…………………………………………………….. 242.5.2 Prosedur Latihan Keseimbangan ……………………………. 252.5.3 Latihan Keseimbangan Meningkatkan Keseimbangan Tubuh
Menurunkan Risiko Jatuh, Dan Meningkatkan Kualitas Hidup……………………………………………...... 26
BAB III. KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir.............................................................................. 293.2 Konsep Penelitian.............................................................................. 313.3 Hipotesis Penelitian............................................................................ 32
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian......................................................................... 334.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 344.3 Penentuan Sumber Data..................................................................... 34
4.3.1 Jenis Data.................................................................................. 344.3.2 Populasi …………………………………………………….... 344.3.3 Sampel Penelitian...................................................................... 354.3.4 Tehnik sampling…………………………………………….... 37
4.4 Variabel Penelitian............................................................................. 374.4.1 Variabel Independen.................................................................. 374.4.2 Variabel Dependen.................................................................... 374.4.3 Variabel Confounding............................................................... 374.4.4 Definisi Operasional................................................................. 38
4.5 Instrumen Penelitian.......................................................................... 414.6 Prosedur Penelitian............................................................................ 424.7 Analisis Data...................................................................................... 45
4.7.1 Analisis statistik deskriptif........................................................ 454.7.2 Analisis perbandingan............................................................... 45
4.8 Etika Penelitian.................................................................................. 48
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………… 495.2 Karakteristik Sampel Penelitian…………………………………….. 505.3 Hasil Pengamatan Variabel Penelitian…………………………….... 52
5.3.1 Latihan Keseimbangan Meningkatkan Keseimbangan Tubuh.. 525.3.2 Latihan Keseimbangan menurunkan Risiko Jatuh……………. 53
6
5.3.3 Latihan Keseimbangan Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Menurunkan Risiko Jatuh Dan Meningkatkan Kualitas Hidup…………………………………… 54
5.3.4 Latihan Keseimbangan Meningkatkan KeseimbanganTubuh………………………………………………………...
56
BAB VI PEMBAHASAN6.1 Karakteristik Lansia…………………………………………………… 576.2 Latihan Keseimbangan Meningkatkan Keseimbangan
Tubuh Lansia…………………………………………………………. 596.3 Latihan Keseimbangan Menurunkan Risiko
Jatuh Pada Lansia……………………………………………………. 636.4 Latihan Keseimbangan Terhadap Kualitas Hidup Lansia …………… 686.5 Latihan Keseimbangan Meningkatkan Keseimbangan Tubuh
Menurunkan Risiko Jatuh…………………………………………… 73
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN7.1 Simpulan…………………………………………………………… 767.2 Saran………………………………………………………………….. 76DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
7
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Definisi Operasional................................................................. 37
Tabel 4.2 Tabel Latihan Keseimbangan menurunkan Risiko Jatuh …………………................................................ 46
Tabel 5.1 Karakteristik Responden .......................................................... 49
Tabel 5.2 Hasil Analisis Latihan Keseimbangan Meningkatkan Keseimbangan Tubuh............................................................... 50
Tabel 5.3 Hasil Analisis Latihan Keseimbangan MenurunkanRisiko Jatuh.............................................................................. 52
Tabel 5.4 Hasil Analisis Latihan Keseimbangan Terhadap Kualitas Hidup Lansia………………………………………… 52
Tabel 5.5 Hasil Analisis Multivariat latihan keseimbangan Terhadap Keseimbangan Tubuh Setelah Dikontrol Variabel Confounding………………………………………… 53
Tabel 5.6 Hasil Analisis Multivariat latihan keseimbangan Terhadap Risiko Jatuh Setelah Dikontrol Variabel Confounding ………….. 54
Tabel 5.7 Hasil Analisis Multivariat latihan keseimbangan Terhadap Kualitas Hidup Setelah Dikontrol Variabel Confounding……………………………………………. 54
8
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Konsep....................................................................................... 30
Gambar 4.1 Rancangan penelitian………………………………………….. 32
9
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Jadwal Penelitian
Lampiran 2 : Formulir Penjelasan Persetujuan Partisipasi Penelitian
Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 4 : Karakteristik Responden
Lampiran 5 : Kuesioner Kualitas Hidup
Lampiran 6 : Check List Berg Balance Scale
Lampiran 7 : Hasil Analisis
10
DAFTAR SINGKATAN
UHH : Usia Harapan Hidup
WHO : World Health Organization
WHOQOL : World Health Organization Quality Of Life
HRQL : Health Related Quality Of Life
PBB : Perserikatan Bangsa Bangsa
BBS : Berg balance scale
TUG : The time up and go
11
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dampak keberhasilan pembangunan di Indonesia dalam bidang kesehatan yaitu
terjadi transisi epidemiologi seperti penurunan angka kelahiran, angka kesakitan dan
angka kematian. Peningkatan usia harapan hidup penduduk. Usia harapan hidup
dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah penduduk usia lanjut ≥ 60 tahun. Usia
harapan hidup (UHH) di Indonesia diperkirakan pada tahun 2010-2015 yaitu 72.5-75
tahun (CIA, 2008) dengan kriteria pada perempuan 74 tahun dan pada laki-laki 71
tahun (Badan Pusat Statistik, 2013). Populasi lansia berdasarkan World Health
Organization (WHO) pada tahun 2010 diperkirakan 24 juta jiwa, tahun 2013 7,69 %,
tahun 2015 8,1% dari total populasi, mengalami peningkatan pada tahun 2025 yang
mencapai 1,2 milyar. Tahun 2010 jumlah penduduk lanjut usia hampir sama dengan
jumlah balita. Populasi penduduk lanjut usia di Indonesia merupakan populasi
terbanyak ke II setelah Amerika Serikat. Menurut data World Population Prospects,
2013 dengan jumlah penduduk 242 juta jiwa. Pada tahun 2015 proporsi penduduk
usia 60 tahun keatas sebesar 21.685.400 jiwa, dan diperkirakan pada tahun 2025
menjadi 36 juta jiwa. Jumlah penduduk lansia di provinsi Bali pada tahun 2015 yaitu
4.618.990 jiwa (10.3%) (BPS, 2013). Di kota Denpasar jumlah penduduk lansia
102.000 jiwa, dan Denpasar Utara jumlah lanjut usia 25.270 jiwa (Badan Pusat
Statistik Kota Denpasar, 2013).
2
Secara global dan nasional diprediksi populasi lansia mengalami peningkatan
dengan adanya peningkatan jumlah lansia menunjukan keberhasilan pencapaian
pembangunan manusia secara global dan nasional. Dengan demikian peningkatan
jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu indikator pembangunan dan sekaligus
sebagai tantangan pembangunan dari segi kesejahteraan dan kesehatan masyarakat
Indonesia. Masalah kesehatan yang muncul pada lansia merupakan kelompok atau
populasi berisiko yang semakin meningkat jumlahnya. Populasi berisiko adalah
kumpulan orang-orang yang masalah kesehatanya memiliki kemungkinan berkembang
lebih buruk karena adanya faktor-faktor risiko yang mempengaruhi (Stanley and
Beare, 2006).
Lansia sebagai populasi berisiko ini memiliki dua karakteristik risiko kesehatan
yaitu: risiko biologi termasuk risiko terkait usia, risiko psikososial. Stanley dan Beare
(2006) bahwa risiko biologi terkait usia pada lanjut usia yaitu terjadinya berbagai
penurunan fungsi biologi akibat proses menua. Perubahan fungsi fisiologis seperti
penurunan sistem muskuluskeletal, sistem saraf yang menyebabkan terjadinya
penurunan keseimbangan tubuh, risiko jatuh dan terjadi penurunan kualitas hidup
karena penurunan status kesehatan lansia. Kualitas hidup adalah sebagai persepsi
individu tentang posisi mereka dalam hidup dalam konteks budaya dan sistem nilai
dimana mereka hidup berhubungan dengan tujuan, harapan, standar dan target mereka.
Lansia yang mengalami gangguan keseimbangan tubuh dan berisiko untuk jatuh
memiliki kualitas hidup yang rendah, kualitas hidup adalah persepsi individu tentang
posisi mereka dalam konteks nilai budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup yang
3
berhubungan dengan tujuan, harapan, standar dan target mereka kualitas hidup
meliputi kesehatan fisik individu, kesejahteraan psiko-sosial dan fungsi independensi,
kontrol atas kehidupan, keadaan materi, dan lingkungan eksternal. Gangguan
keseimbangan tubuh dan risiko jatuh pada lansia berkaitan dengan status kesehatan,
karena kualitas hidup erat kaitanya dengan kesehatan. Lansia mengalami berbagai
perubahan kondisi hidup yang pada umumnya menurun. Kesehatan sebagai bagian
dari kondsi lansia juga mengalami penurunan. Menurut Mollenkopf dan Walker
(2007) penelitian dari beberapa dekade terakhir telah mengumpulkan bukti bahwa
kesehatan adalah salah satu penentu kualitas hidup. Efek menguntungkan dari gaya
hidup sehat dan aktivitas fisik terhadap status kesehatan dirasakan dan diakui oleh
masyarakat dan tenaga kesehatan dapat meningkatkan kualitas hidup. Latihan fisik
merupakan aspek penting dari pencegahan dan terapi beberapa artikel review telah
menunjukan bahwa manfaat olah raga tidak terbatas pada penyakit somatik, tetapi juga
meluas ke kesehatan mental. Banyak penelitian mendukung penggunaan aktivitas fisik
sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan atau Health Related Quality Of Life
(HRQOL) (Stocchi, De Feo, and Hood, 2007).
Semakin meningkatnya permasalahan pada kesehatan lanjut usia dibutuhkan
perhatian dari semua pihak untuk mangantisipasi berbagai permasalahan pada lanjut
usia. Terjadinya perubahan struktur pada lanjut usia salah satunya yaitu dengan
memberdayakan dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan pada lanjut usia,
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan lanjut usia yaitu dilakukan secara terpadu
dan lintas sektor. Penanganan yang dicanangkan oleh pemerintah untuk meningkatkan
4
status kesehatan pada lanjut usia seperti posyandu lansia, senam lansia, dan program
pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) santun lanjut usia. Untuk mencapai
masyarakat lanjut usia yang sehat, mandiri, dan produktif, baik lanjut usia yang sehat
atau mengalami risiko tinggi karena proses penuaan.
Penuaan merupakan proses menghilangnya secara perlahan-perlahan
kemampuan jaringan tubuh dan sel untuk memperbaiki dan mempertahankan struktur
dan fungsi tubuh secara normal. Perubahan-perubahan yang terjadi diantaranya seperti
kardiovaskuler, neurosensori, muskuluskeletal dan perubahan lainya. Penurunan
sistem muskuluskeletal berkaitan dengan pergerakan dan keseimbangan tubuh.
Keseimbangan tubuh dipengaruhi oleh kontrol dari sistem sensorik dan
muskuluskeletal. Penurunan sistem sensori berkaitan juga dengan sistem
keseimbangan tubuh selain fungsi sensori berkaitan dengan sistem muskuluskeletal
yang berhubungan dengan mobilitas dan aktifitas, ketika lansia mengalami penurunan
fungsi muskuluskeletal seperti penurunan masa otot dan tulang secara otomatis akan
mengalami gangguan keseimbangan tubuh.
Meningkatnya populasi lanjut usia juga diikuti dengan peningkatan gangguan
keseimbangan yang sering terjadi pada lanjut usia. Berdasarkan survey di masyarakat
Amerika Serikat, Tinetti (1992) bahwa gangguan keseimbangan meningkat yaitu usia
> 65 tahun sebesar 30% dan usia > 80 tahun mencapai 40% bahkan dapat mencapai 50
% (Hesti, 2010). Di Indonesia masih sedikit data yang menunjukan gangguan
keseimbangan. Badan penelitian dan pengembangan kesehatan Departemen Kesehatan
RI dalam Achmanegara (2012) memaparkan lanjut usia yang berusia 55-64 tahun yang
5
mengalami gangguan keseimbangan sebesar 63,8% dan usia 65-74 tahun sebesar
68.7%. Prevalensi keseimbangan tubuh lanjut usia sebesar 30-50% (Hesti, 2008),
sedangkan di Provinsi Bali data mengenai angka kejadian gangguan keseimbangan
pada lansia apabila diasumsikan sekitar 30% - 50%. Jika terjadi gangguan
keseimbangan dapat meningkatkan risiko jatuh pada lanjut usia.
Lanjut usia menganggap jatuh sebagai konsekuensi yang alami, jatuh merupakan
bagian yang abnormal dari proses penuaan. Lanjut usia memiliki ketakutan yang
realistis untuk mengalami jatuh. Sekitar 5% sampai 6% dampak yang diakibatkan dari
jatuh yaitu cidera serius, tetapi konsekuensi dari jatuh lebih dari cidera serius yaitu
jatuh dapat memalukan, menyakitkan dan menyebabkan keterbatasan untuk
beraktifitas sehingga lansia akan ketergantungan terhadap orang lain, dan
mengakibatkan membatasi aktifitas lansia dan kemandirian lansia. Konsekuensi lain
dari jatuh termasuk kerusakan jaringan lunak dan terbaring lama. Berbaring lama
merupakan tanda kelemahan, penyakit dan isolasi sosial.
Kejadian jatuh di Indonesia pada lanjut usia dan permasalahanya belum menjadi
masalah yang prioritas dikarenakan jatuh dianggap sebagai hal yang normal. Hal ini
berbeda dengan negara-negara berkembang pencegahan jatuh terhadap lansia menjadi
prioritas kesehatan di masyarakat. Insiden jatuh setiap tahunya lansia yang tinggal
dikomunitas meningkat dari 25% pada usia 70 tahun menjadi 35% setelah berusia
lebih dari 75 tahun. Faktor yang mempengaruhi jatuh dibagi menjadi faktor internal
dan faktor eksternal, faktor internal yang mempengaruhi adalah penurunan fungsi fisik
yaitu penurunan keseimbangan, sensori, fleksibilitas dan kekuatan. Untuk faktor
6
eksternal adalah lingkungan, faktor risiko lingkungan seperti penerangan lingkungan,
tipe dan jenis bangunan, sandal yang tidak sesuai (Center Disease control and
prevention, 2008). Studi pendahuluan yang dilakukan di Banjar Kumara Buana dari 10
lanjut usia 7 lansia (70%) pernah mengalami jatuh, dan 30 lansia (30%) tidak pernah
mengalami jatuh.
Keseimbangan merupakan faktor utama terhadap kejadian jatuh di Indonesia.
Aktivitas yang menurunkan risiko jatuh pada lanjut usia seperti program latihan,
latihan yang dapat meningkatkan tonus otot, kekuatan, ketahanan, fleksibilitas, dan
keseimbangan tubuh. Sebagai pencegahan latihan adalah investasi seumur hidup
latihan sangat bermanfaat baik untuk lansia yang sehat maupun untuk lansia yang
mengalami masalah fisik yang kronis. Aktifitas dan latihan dapat mempertahankan
mobilitas yang berfungsi untuk keseimbangan tubuh .
Latihan yang bisa dilakukan untuk keseimbangan dan kekuatan otot untuk
pencegahan terjadinya jatuh dengan mengkaji faktor intrinsiknya seperti latihan
kekuatan otot, mengatur posisi, dan latihan rentang gerak dan latihan keseimbangan
(Stanley, 2007). Besarnya pengaruh keseimbangan terhadap kejadian jatuh pada lanjut
usia di komunitas menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan penelitian ini,
beberapa penelitian menunjukkan bahwa pencegahan jatuh melalui penanganan
terhadap risiko intrinsik dilakukan melalui latihan kekuatan otot, latihan keseimbangan
dan latihan Tai-Chi (Hiyamizu, 2011). Center Disease Control and Prevention (2010)
merekomendasikan beberapa latihan yaitu dan Tai-Chi, Stay Safe-Stay Active dan
Otago Exercise.
7
Latihan-latihan diatas belum maksimal menurunkan risiko jatuh pada lanjut usia,
beberapa latihan belum spesifik untuk dilakukan lanjut usia. Waktu yang lama
merupakan salah satu faktor yang memiliki efek samping seperti kelemahan pada
lanjut usia. Jenis latihan keseimbangan yang akan diberikan adalah latihan
keseimbangan (balance exercise) (National Health Service, 2013). Modifikasi ini
diberi nama latihan keseimbangan lansia (LKS lansia). Latihan ini berdurasi 30-45
menit, dilakukan tiga kali seminggu selama 8 minggu latihan. Selama ini latihan yang
dilakukan untuk meningkatkan keseimbangan tubuh dan menurunkan risiko jatuh
adalah senam lansia yang dilaksanakan satu minggu sekali.
Penurunan ketidakseimbangan tubuh meningkatkan angka kejadian jatuh pada
lansia yang cukup tinggi. LKS lansia merupakan latihan yang belum pernah dilakukan
di Provinsi Bali, untuk meningkatkan keseimbangan tubuh, menurunkan risiko jatuh,
dan meningkatkan kualitas hidup dilakukan senam lansia rutin. Berdasarkan fenomena
tersebut, peneliti melakukan penelitian tentang “Pengaruh Latihan Keseimbangan
(LKS) Terhadap Keseimbangan Tubuh, Risiko Jatuh, Dan Kualitas Hidup Lansia”.
1.2 Rumusan Masalah
Terjadi peningkatan proporsi penduduk lanjut usia di populasi yang akan
menyebabkan peningkatan permasalahan diantaranya penurunan keseimbangan tubuh,
peningkatan risiko jatuh dan penurunan kualitas hidup lanjut usia, dari peningkatan
permasalahan diatas, setelah adanya latihan keseimbangan (LKS) pada lansia yang
merupakan modifikasi dari latihan keseimbangan (balance exercise). Penting
8
diterapkan di populasi lanjut usia. Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dibuat
pertanyaan.
a. Apakah latihan keseimbangan (LKS) meningkatkan keseimbangan tubuh pada
lansia?
b. Apakah latihan keseimbangan (LKS) menurunkan risiko jatuh pada lansia?
c. Apakah latihan keseimbangan (LKS) meningkatkan kualitas hidup lansia?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui latihan keseimbangan (LKS) akan meningkatkan keseimbangan
tubuh, menurunkan risiko jatuh, dan meningkatkan kualitas hidup lansia.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian untuk mengidentifikasi
a. Latihan keseimbangan (LKS) meningkatkan keseimbangan tubuh pada lansia.
b. Latihan keseimbangan (LKS) menurunkan risiko jatuh pada lansia.
c. Latihan keseimbangan (LKS) meningkatkan kualitas hidup pada lansia.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
a. Ilmu pengetahuan
Penelitian ini dapat di gunakan sebagai dasar untuk mengembangkan
ilmu dalam bidang kesehatan lansia.
9
b. Peneliti selanjutnya
Penelitian ini memberikan bukti berbasis data untuk penelitian selanjutnya
dalam meneliti lebih jauh tentang faktor lain yang berkaitan dengan
keseimbangan tubuh, risiko jatuh dan kualitas hidup lansia seperti aktifitas
lansia, psikososial.
1.4.2 Praktis
a. Penelitian LKS selain senam lansia dapat dijadikan sebagai dasar untuk
meningkatkan keseimbangan tubuh, menurunkan risiko jatuh dan
meningkatkan kualitas hidup lansia, sehingga lansia dapat menikmati masa tua
secara bermartabat, dan keluarga yang merawat lansia juga akan terbantu
karena lansia yang dirawat lebih sehat dan memiliki hidup yang berkualitas.
b. Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh bidang pelayanan kesehatan masyarakat
untuk menentukan kebijakan seperti Puskesmas dalam melaksanakan posyandu
lansia bahwa LKS bertujuan meningkatkan status kesehatan lansia sehingga
berdampak terhadap kualitas hidup lansia.