WuryantoDeputi Direktur
KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat-Nya Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional
(KEKR) Provinsi Kalimantan Tengah Februari 2019 ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kajian ini disusun sebagai
upaya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah
dalam memberikan informasi terkait perkembangan ekonomi,
moneter, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah,
ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat di Provinsi Kalimantan
Tengah, baik untuk stakeholders internal Bank Indonesia maupun
eksternal.
Dalam penyusunan kajian ini, Bank Indonesia memanfaatkan data dan
informasi yang diperoleh dari berbagai pihak, seperti perbankan dan
instansi di lingkungan pemerintah daerah, BUMN maupun swasta,
serta pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu, kami menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyediaan
data dan informasi dimaksud. Harapan kami, hubungan kemitraan
yang terjalin baik selama ini dapat dijaga dan ditingkatkan di masa
yang akan datang. Kami juga mengharapkan masukan dan saran agar
dapat lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan
manfaat yang maksimal bagi seluruh stakeholders.
Akhir kata, kami berharap semoga buku ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan petunjuk
dan kemudahan kepada kita semua dalam upaya mendukung
kegiatan pembangunan di Provinsi Kalimantan Tengah.
Palangka Raya, 22 Februari 2019
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI KALIMANTAN TENGAH
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
TABEL INDIKATOR
RINGKASAN UMUM
Daftar IsiI
ii
v
v
vi
viii
x
1.1 Pertumbuhan Ekonomi Regional & Nasional
1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
1.2.1 Konsumsi
1.2.2 Investasi
1.2.3 Ekspor
1.2.4 Impor
1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
1.3.1 Pertanian
1.3.2 Industri Pengolahan
1.3.3 Perdagangan
1.3.4 Pertambangan
BOKS 1. Penelitian Peningkatan Daya Saing Ekspor Kalimantan Tengah
Keuangan Pemerintah
BAB IPERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO DAERAH
2
4
5
7
8
11
12
13
14
15
16
18
BAB IIKEUANGAN PEMERINTAH
2.1 Realisasi APBD Pemerintah Daerah
Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018
2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Triwulan
IV 2018
2.3 Realisasi APBD Pemerintah Kabupaten/Kota
Triwulan IV 2018
22
24
26
BAB IIIPERKEMBANGAN INFLASI
3.1 Perkembangan Inflasi Secara Umum
3.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran
3.2.1 Kelompok Bahan Makanan
3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa
Keuangan
3.2.3 Kelompok Lainnya
3.3 Inflasi Berdasarkan Kota
3.4 Tantangan Implementasi Pengendalian Inflasi
Daerah
3.5 Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah
30
31
31
32
33
34
36
36BAB IVSTABILITAS KEUANGANDAERAH PENGEMBANGAN UMKM
4.1 Kondisi Umum
4.2 Asesmen Sektor Perbankan
4.2.1 Kinerja Perbankan Secara Umum
4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
4.2.3 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan
4.2.4 Suku Bunga Perbankan
4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan Perbankan
4.3 Asesmen Sektor Korporasi
4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi
4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi
4.4 Asesmen Sektor Rumah Tangga
4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga
4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga
4.5 Pengembangan Akses Keuangan Kepada UMKM
4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM
4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM
BOKS 2. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui
Akselerasi Pengembangan Destinasi Pariwisata
Daerah
40
40
40
41
41
42
43
43
43
44
46
46
47
48
48
48
51
iiiKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019ii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR GRAFIK
TABEL INDIKATOR
RINGKASAN UMUM
Daftar IsiI
ii
v
v
vi
viii
x
1.1 Pertumbuhan Ekonomi Regional & Nasional
1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
1.2.1 Konsumsi
1.2.2 Investasi
1.2.3 Ekspor
1.2.4 Impor
1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran
1.3.1 Pertanian
1.3.2 Industri Pengolahan
1.3.3 Perdagangan
1.3.4 Pertambangan
BOKS 1. Penelitian Peningkatan Daya Saing Ekspor Kalimantan Tengah
Keuangan Pemerintah
BAB IPERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO DAERAH
2
4
5
7
8
11
12
13
14
15
16
18
BAB IIKEUANGAN PEMERINTAH
2.1 Realisasi APBD Pemerintah Daerah
Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018
2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Triwulan
IV 2018
2.3 Realisasi APBD Pemerintah Kabupaten/Kota
Triwulan IV 2018
22
24
26
BAB IIIPERKEMBANGAN INFLASI
3.1 Perkembangan Inflasi Secara Umum
3.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Pengeluaran
3.2.1 Kelompok Bahan Makanan
3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa
Keuangan
3.2.3 Kelompok Lainnya
3.3 Inflasi Berdasarkan Kota
3.4 Tantangan Implementasi Pengendalian Inflasi
Daerah
3.5 Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah
30
31
31
32
33
34
36
36BAB IVSTABILITAS KEUANGANDAERAH PENGEMBANGAN UMKM
4.1 Kondisi Umum
4.2 Asesmen Sektor Perbankan
4.2.1 Kinerja Perbankan Secara Umum
4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
4.2.3 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan
4.2.4 Suku Bunga Perbankan
4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan Perbankan
4.3 Asesmen Sektor Korporasi
4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi
4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi
4.4 Asesmen Sektor Rumah Tangga
4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga
4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga
4.5 Pengembangan Akses Keuangan Kepada UMKM
4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM
4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM
BOKS 2. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui
Akselerasi Pengembangan Destinasi Pariwisata
Daerah
40
40
40
41
41
42
43
43
43
44
46
46
47
48
48
48
51
iiiKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019ii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
BAB VIIPROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH
7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan
Nasional
7.2 Prospek Ekonomi Kalimantan Tengah
7.2.1 Prospek Sisi Permintaan
7.2.2 Prospek Sisi Penawaran
7.3 Prospek Inflasi Daerah
78
78
79
82
83
BAB VIKETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN
6.1 Ketenagakerjaan
6.1.1 Partisipasi Angkatan Kerja
6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka
6.2 Kesejahteraan
6.2.1 Kemiskinan
6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan
6.2.3 Nilai Tukar Petani
72
72
73
74
74
75
76
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi di
Kalimantan
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan
Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah
Sisi Penawaran (%)
Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah Triwulan IV 2017 dan III-
IV 2018 (Rp Miliar)
Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan
Tengah Triwulan IV 2018 dan III-IV 2018 (Rp
Miliar)
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di
Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp
Miliar)
Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di
Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp
Miliar)
Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di
Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018
Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok
Tabel 3.2 Komoditas penyumbang Inflasi kelompok
Bahan Makanan
Daftar Tabel3
4
13
24
25
26
27
27
31
32
Tabel 5.1 Perkembangan Inflow-Outflow Provinsi
Kalimantan Tengah (Juta Rupiah)
Tabel 5.2 Kegiatan kas keliling
Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan
Tabel 5.3 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Sampit
Tabel 5.4 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota
Pangkalan Bun
Tabel 5.5 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Muara
Teweh
Tabel 5.6 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Buntok
Tabel 5.7 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Nanga
Bulik
Tabel 5.8 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Puruk
Cahu
Tabel 5.9 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Kuala
Kapuas
Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut
Jenis Kegiatan Utama
Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja
Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral
Tabel 6.4 Daftar Komoditas Penyumbang Garis
Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
Tabel 7.1 Perkembangan Ekonomi Dunia
59
60
61
61
62
63
64
65
66
67
72
73
73
75
78
BAB VPENYELENGGARAANSISTEM PEMBAYARAN DANPENGELOLAAN UANG RUPIAHG
5.1 Kondisi Umum
5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai
5.2.1 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
(SKNBI)
5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS)
5.2.3 Layanan Keuangan Digital
5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non
Tunai dan Elektronifikasi
5.3 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai
5.3.1 Aliran Uang Kartal
5.3.2 Pengelolaan Uang Layak Edar
5.3.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak
Layak Edar (UTLE)
5.3.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu
5.3.5 Upaya Menekan Peredaran Uang Palsu
56
56
56
53
53
58
58
58
60
68
68
69
vKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019iv KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Gambar 3.1 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan
Nasional Maret 2019
Daftar Gambar34
BAB VIIPROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH
7.1 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan
Nasional
7.2 Prospek Ekonomi Kalimantan Tengah
7.2.1 Prospek Sisi Permintaan
7.2.2 Prospek Sisi Penawaran
7.3 Prospek Inflasi Daerah
78
78
79
82
83
BAB VIKETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN
6.1 Ketenagakerjaan
6.1.1 Partisipasi Angkatan Kerja
6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka
6.2 Kesejahteraan
6.2.1 Kemiskinan
6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan
6.2.3 Nilai Tukar Petani
72
72
73
74
74
75
76
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi di
Kalimantan
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan
Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah
Sisi Penawaran (%)
Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi
Kalimantan Tengah Triwulan IV 2017 dan III-
IV 2018 (Rp Miliar)
Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan
Tengah Triwulan IV 2018 dan III-IV 2018 (Rp
Miliar)
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di
Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp
Miliar)
Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di
Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp
Miliar)
Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di
Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018
Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok
Tabel 3.2 Komoditas penyumbang Inflasi kelompok
Bahan Makanan
Daftar Tabel3
4
13
24
25
26
27
27
31
32
Tabel 5.1 Perkembangan Inflow-Outflow Provinsi
Kalimantan Tengah (Juta Rupiah)
Tabel 5.2 Kegiatan kas keliling
Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan
Tabel 5.3 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Sampit
Tabel 5.4 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota
Pangkalan Bun
Tabel 5.5 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Muara
Teweh
Tabel 5.6 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Buntok
Tabel 5.7 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Nanga
Bulik
Tabel 5.8 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Puruk
Cahu
Tabel 5.9 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Kuala
Kapuas
Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut
Jenis Kegiatan Utama
Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja
Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral
Tabel 6.4 Daftar Komoditas Penyumbang Garis
Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
Tabel 7.1 Perkembangan Ekonomi Dunia
59
60
61
61
62
63
64
65
66
67
72
73
73
75
78
BAB VPENYELENGGARAANSISTEM PEMBAYARAN DANPENGELOLAAN UANG RUPIAHG
5.1 Kondisi Umum
5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai
5.2.1 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
(SKNBI)
5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real Time Gross
Settlement (BI-RTGS)
5.2.3 Layanan Keuangan Digital
5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non
Tunai dan Elektronifikasi
5.3 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai
5.3.1 Aliran Uang Kartal
5.3.2 Pengelolaan Uang Layak Edar
5.3.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak
Layak Edar (UTLE)
5.3.4 Perkembangan Temuan Uang Palsu
5.3.5 Upaya Menekan Peredaran Uang Palsu
56
56
56
53
53
58
58
58
60
68
68
69
vKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019iv KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Gambar 3.1 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan
Nasional Maret 2019
Daftar Gambar34
Daftar GrafikGrafik 1.22. Perkembangan Komoditas Impor Utama
Grafik 1.23. Perkembangan Produksi TBS
Grafik 1.24. Perkembangan Produksi Karet
Grafik 1.25. Perkembangan Produksi Padi
Grafik 1.26. Perkembangan Curah Hujan
Grafik 1.27. Perkembangan Produksi CPO
Grafik 1.28. Perkembangan Harga CPO
Grafik 1.29. Kredit LU Perdagangan
Grafik 1.30 IKK dan Indeks Pembelian Barang Tahan
Lama Hasil SK Bank Indonesia
Grafik 1.31. Perkembangan Produksi Batu Bara
Kalimantan Tengah
Grafik 1.32. Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju
Jepang
Grafik 2.1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah
Kalimantan Tengah
Grafik 2.2. Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah
Kalimantan Tengah
Grafik 2.3. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah
Kalimantan Tengah
Grafik 2.4. Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan
Tengah
Grafik 2.5. Komponen Pendapatan Daerah
Grafik 2.6. Kontribusi Komponen Pendapatan
Grafik 2.7. Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 -
2018
Grafik 2.8. Kontribusi Komponen Belanja Daerah
Grafik 3.1. Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Nasional
Grafik 3.2. Inflasi Tahun Berjalan
Grafik 3.3. Perkembangan Harga Komoditas Mingguan
(PIHPS)
2
2
5
5
6
6
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
10
10
11
11
12
12
14
14
14
14
15
15
16
16
17
17
22
22
23
23
25
25
26
26
30
30
32
Daftar GrafikGrafik 1.1 . Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah
dan Nasional
Grafik 1.2. Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan
Grafik 1.3 . ITK Bahan Makanan
Grafik 1.4 . Indeks Keyakinan Konsumen Kalteng
Grafik 1.5 . Konsumsi Listrik RT Kalimantan Tengah
Grafik 1.6 . Perkembangan Kredit Konsumsi
Grafik 1.7 . Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan
Tengah
Grafik 1.8 . Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah
Grafik 1.9 . Likert Scale Investasi
Grafik 1.10. Perkembangan Volume Bongkar Barang
Konstruksi
Grafik 1.11 . Nominal Impor Barang Industri
Grafik 1.12. Volume Impor Barang Industri
Grafik 1.13. Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan
Tengah
Grafik 1.14. Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan
Tengah
Grafik 1.15. Perkembangan Ekspor Komoditas Utama
Grafik 1.16. Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor
Utama
Grafik 1.17. Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang
Utama
Grafik 1.18. Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor
Negara Mitra Dagang
Grafik 1.19. Perkembangan Nilai Impor Kalimantan
Tengah
Grafik 1.20. Perkembangan Volume Impor Kalimantan
Tengah
Grafik 1.21. Perkembangan Negara Asal Impor LN
Grafik 3.4. Inflasi Tahunan Kota Sampel
Grafik 3.5. Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok
Komoditas
Grafik 3.6. Inflasi Kota-kota di Kalimantan
Grafik 3.7. Inflasi Provinsi di Kalimantan
Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan di Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 4.2. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Grafik 4.3. Komposisi DPK Perbankan
Grafik 4.4. Pertumbuhan Kredit Perbankan
Grafik 4.5. Komposisi Kredit Perbankan
Grafik 4.6. Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan
Penggunaan
Grafik 4.7. Suku Bunga Komponen DPK (Giro,
Tabungan, dan Deposito)
Grafik 4.8. NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan
Grafik 4.9. NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi
Grafik 4.10. Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan
Grafik 4.11. Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha
Grafik 4.12. Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya
Grafik 4.13. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Grafik 4.14. Komposisi DPK Perbankan
Grafik 4.15. Indeks Tendensi Konsumen
Grafik 4.16. Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan Yang
Akan Datang
Grafik 4.17. Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
Grafik 4.18. Ekspektasi Harga Survei Konsumen
Grafik 4.19. Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT
Grafik 4.20. Komposisi Kredit RT
Grafik 4.21. NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan
Grafik 4.22. DPK Perseorangan
Grafik 4.23. Komposisi DPK Perseorangan
Grafik 4.24. Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM
Grafik 4.25. Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)
Grafik 5.1. Transaksi Kliring
Grafik 5.2. Pertumbuhan Transaksi Kliring
Grafik 5.3. Transaksi RTGS
Grafik 5.4. Pertumbuhan Transaksi RTGS
Grafik 5.5. Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang
Bertransaksi melalui Agen LKD di Kalteng
Grafik 5.6. Transaksi Uang Kartal
Grafik 5.7. Tren Net Outflow
Grafik 5.8. Perkembangan Inflow Uang Kartal
Grafik 5.9. Perkembangan Outflow Uang Kartal
Grafik 5.10. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Sampit
Grafik 5.11. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Sampit
Grafik 5.12. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Pangkalan Bun
Grafik 5.13. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Pangkalan Bun
Grafik 5.14. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Muara Teweh
Grafik 5.15. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Muara Teweh
Grafik 5.16. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Buntok
Grafik 5.17. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Buntok
Grafik 5.18. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Nanga Bulik
Grafik 5.19. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Nanga Bulik
Grafik 5.20. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Puruk Cahu
49
56
56
57
57
57
59
59
59
59
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
35
35
35
35
41
41
41
42
42
43
43
43
43
45
45
45
46
46
46
46
47
47
47
48
48
48
48
49
viiKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019vi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Daftar GrafikGrafik 1.22. Perkembangan Komoditas Impor Utama
Grafik 1.23. Perkembangan Produksi TBS
Grafik 1.24. Perkembangan Produksi Karet
Grafik 1.25. Perkembangan Produksi Padi
Grafik 1.26. Perkembangan Curah Hujan
Grafik 1.27. Perkembangan Produksi CPO
Grafik 1.28. Perkembangan Harga CPO
Grafik 1.29. Kredit LU Perdagangan
Grafik 1.30 IKK dan Indeks Pembelian Barang Tahan
Lama Hasil SK Bank Indonesia
Grafik 1.31. Perkembangan Produksi Batu Bara
Kalimantan Tengah
Grafik 1.32. Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju
Jepang
Grafik 2.1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah
Kalimantan Tengah
Grafik 2.2. Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah
Kalimantan Tengah
Grafik 2.3. Perkembangan Realisasi Belanja Daerah
Kalimantan Tengah
Grafik 2.4. Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan
Tengah
Grafik 2.5. Komponen Pendapatan Daerah
Grafik 2.6. Kontribusi Komponen Pendapatan
Grafik 2.7. Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 -
2018
Grafik 2.8. Kontribusi Komponen Belanja Daerah
Grafik 3.1. Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Nasional
Grafik 3.2. Inflasi Tahun Berjalan
Grafik 3.3. Perkembangan Harga Komoditas Mingguan
(PIHPS)
2
2
5
5
6
6
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
10
10
11
11
12
12
14
14
14
14
15
15
16
16
17
17
22
22
23
23
25
25
26
26
30
30
32
Daftar GrafikGrafik 1.1 . Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah
dan Nasional
Grafik 1.2. Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan
Grafik 1.3 . ITK Bahan Makanan
Grafik 1.4 . Indeks Keyakinan Konsumen Kalteng
Grafik 1.5 . Konsumsi Listrik RT Kalimantan Tengah
Grafik 1.6 . Perkembangan Kredit Konsumsi
Grafik 1.7 . Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan
Tengah
Grafik 1.8 . Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah
Grafik 1.9 . Likert Scale Investasi
Grafik 1.10. Perkembangan Volume Bongkar Barang
Konstruksi
Grafik 1.11 . Nominal Impor Barang Industri
Grafik 1.12. Volume Impor Barang Industri
Grafik 1.13. Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan
Tengah
Grafik 1.14. Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan
Tengah
Grafik 1.15. Perkembangan Ekspor Komoditas Utama
Grafik 1.16. Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor
Utama
Grafik 1.17. Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang
Utama
Grafik 1.18. Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor
Negara Mitra Dagang
Grafik 1.19. Perkembangan Nilai Impor Kalimantan
Tengah
Grafik 1.20. Perkembangan Volume Impor Kalimantan
Tengah
Grafik 1.21. Perkembangan Negara Asal Impor LN
Grafik 3.4. Inflasi Tahunan Kota Sampel
Grafik 3.5. Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok
Komoditas
Grafik 3.6. Inflasi Kota-kota di Kalimantan
Grafik 3.7. Inflasi Provinsi di Kalimantan
Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan di Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 4.2. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Grafik 4.3. Komposisi DPK Perbankan
Grafik 4.4. Pertumbuhan Kredit Perbankan
Grafik 4.5. Komposisi Kredit Perbankan
Grafik 4.6. Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan
Penggunaan
Grafik 4.7. Suku Bunga Komponen DPK (Giro,
Tabungan, dan Deposito)
Grafik 4.8. NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan
Grafik 4.9. NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi
Grafik 4.10. Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan
Grafik 4.11. Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha
Grafik 4.12. Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya
Grafik 4.13. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Grafik 4.14. Komposisi DPK Perbankan
Grafik 4.15. Indeks Tendensi Konsumen
Grafik 4.16. Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan Yang
Akan Datang
Grafik 4.17. Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
Grafik 4.18. Ekspektasi Harga Survei Konsumen
Grafik 4.19. Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT
Grafik 4.20. Komposisi Kredit RT
Grafik 4.21. NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan
Grafik 4.22. DPK Perseorangan
Grafik 4.23. Komposisi DPK Perseorangan
Grafik 4.24. Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM
Grafik 4.25. Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)
Grafik 5.1. Transaksi Kliring
Grafik 5.2. Pertumbuhan Transaksi Kliring
Grafik 5.3. Transaksi RTGS
Grafik 5.4. Pertumbuhan Transaksi RTGS
Grafik 5.5. Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang
Bertransaksi melalui Agen LKD di Kalteng
Grafik 5.6. Transaksi Uang Kartal
Grafik 5.7. Tren Net Outflow
Grafik 5.8. Perkembangan Inflow Uang Kartal
Grafik 5.9. Perkembangan Outflow Uang Kartal
Grafik 5.10. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Sampit
Grafik 5.11. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Sampit
Grafik 5.12. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Pangkalan Bun
Grafik 5.13. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Pangkalan Bun
Grafik 5.14. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Muara Teweh
Grafik 5.15. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Muara Teweh
Grafik 5.16. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Buntok
Grafik 5.17. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Buntok
Grafik 5.18. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Nanga Bulik
Grafik 5.19. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Nanga Bulik
Grafik 5.20. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Puruk Cahu
49
56
56
57
57
57
59
59
59
59
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
35
35
35
35
41
41
41
42
42
43
43
43
43
45
45
45
46
46
46
46
47
47
47
48
48
48
48
49
viiKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019vi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Tabel IndikatorPEREKONOMIAN DAERAH
INDIKATORIV
2017
I II
2018
MAKRO EKONOMI REGIONAL
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (%, YOY)
BERDASARKAN SEKTORAL
1 . PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN
2 . PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
3 . INDUSTRI PENGOLAHAN
4 . PENGADAAN LISTRIK DAN GAS
5 . PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG
6 . KONSTRUKSI
7 . PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR
8 . TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN
9 . PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM
10 . INFORMASI DAN KOMUNIKASI
11 . JASA KEUANGAN DAN ASURANSI
12 . REAL ESTATE
13 . JASA PERUSAHAAN
14 . ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
15 . JASA PENDIDIKAN
16 . JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL
17 . JASA LAINNYA
BERDASARKAN PERMINTAAN
1 . PENGELUARAN KONSUMSI RT
2 . PENGELUARAN KONSUMSI LNPRT
3 . PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH
4 . PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO
5 . PERUBAHAN INVENTORI
6 . EKSPOR LUAR NEGERI
7 . IMPOR LUAR NEGERI
INFLASI (%, YOY)
1. KOTA PALANGKA RAYA
2 . KOTA SAMPIT
5,28
5,43
3,45
5,31
6,57
4,44
3,26
3,29
6,72
4,52
5,82
5,29
8,27
6,38
8,88
5,45
4,21
4,46
(18,86)
4,47
4,21
5,26
1,54
5,82
2,88
4,50
2,30
2,32
5,57
(15,58)
738,22
2,23
2017III
6,40
14,28
11,52
11,86
5,56
186,85
5,57
IV2018
6,32
1,33
1,58
8,56
5,56
4,48
8,89
5,50
1,27
122,29
8,21
1,48
11,30
8,50
6,87
8,28
8,57
8,38
1,83
165,57
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
INDIKATORI II III IV
2016
I II III IV
2017
I II
2018
PERBANKAN
DANA PIHAK KETIGA (%, YOY)
1 . GIRO
2 . TABUNGAN
3 . DEPOSITO
KREDIT (%, YOY)
1 . MODAL KERJA
2 . INVESTASI
3 . KONSUMSI
KREDIT UMKM (%, YOY)
NON PERFORMING LOAN (NPL) GROSS - (%)
SISTEM PEMBAYARAN
TRANSAKSI TUNAI (%, YOY)
11,68
12,89
11,08
11,42
-2,64
-8,26
-6,07
9,24
17,10
2,67
31,24
7,66
-3,69
22,62
-4,90
-0,61
5,32
-8,79
8,17
21,70
2,74
16,45
0,04
-12,37
13,71
-10,02
-3,61
8,42
-16,07
7,04
20,47
2,72
-20,77
11,91
11,39
10,83
15,21
0,91
15,47
-11,86
9,40
19,94
2,86
2,92
9,48
-1,04
12,39
16,97
21,61
18,70
31,37
9,39
20,83
2,58
16,80
16,65
23,96
12,09
17,85
23,72
19,41
35,51
10,24
22,84
2,28
11,03
18,90
34,12
48,79
16.33
22,25
11,95
37,02
11,60
23,63
1,42
1,45
12,66
9,78
12,16
16,49
38,42
45,15
51,78
13,93
19,95
1,12
15,63
7,84
6,39
14,38
-3,82
15,62
51,76
-4,00
17,02
19,13
0,94
-2,02
4,07
(7,60)
10,86
4,87
21,89
63,42
3,12
15,30
13,42
1,25
25,81
III
6,89
(14,32)
13,20
19,54
22,56
55,12
7,19
17,18
7,62
1,18
16,64
IV
ixKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
viii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
67
68
68
68
68
69
73
73
74
74
75
76
76
76
76
Grafik 5.21. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Puruk Cahu
Grafik 5.22. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Kuala Kapuas
Grafik 5.23. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Kuala Kapuas
Grafik 5.24 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan
Tengah
Grafik 5.25 Perkembangan Temuan Uang Palsu
Grafik 5.26. Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan
Grafik 6.1. Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan
Tenaga Kerja
Grafik 6.2. Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason
Bank Indonesia
Grafik 6.3. Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan
dan Kondisi Usaha
Grafik 6.4. Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah
Secara Spasial
Grafik 6.5. Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank
Indonesia
Grafik 6.6. Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 6.7. Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 6.8. NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya
Grafik 6.9. Pergerakan Nilai Tukar Petani
Tabel IndikatorPEREKONOMIAN DAERAH
INDIKATORIV
2017
I II
2018
MAKRO EKONOMI REGIONAL
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (%, YOY)
BERDASARKAN SEKTORAL
1 . PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN
2 . PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
3 . INDUSTRI PENGOLAHAN
4 . PENGADAAN LISTRIK DAN GAS
5 . PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG
6 . KONSTRUKSI
7 . PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR
8 . TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN
9 . PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM
10 . INFORMASI DAN KOMUNIKASI
11 . JASA KEUANGAN DAN ASURANSI
12 . REAL ESTATE
13 . JASA PERUSAHAAN
14 . ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
15 . JASA PENDIDIKAN
16 . JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL
17 . JASA LAINNYA
BERDASARKAN PERMINTAAN
1 . PENGELUARAN KONSUMSI RT
2 . PENGELUARAN KONSUMSI LNPRT
3 . PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH
4 . PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO
5 . PERUBAHAN INVENTORI
6 . EKSPOR LUAR NEGERI
7 . IMPOR LUAR NEGERI
INFLASI (%, YOY)
1. KOTA PALANGKA RAYA
2 . KOTA SAMPIT
5,28
5,43
3,45
5,31
6,57
4,44
3,26
3,29
6,72
4,52
5,82
5,29
8,27
6,38
8,88
5,45
4,21
4,46
(18,86)
4,47
4,21
5,26
1,54
5,82
2,88
4,50
2,30
2,32
5,57
(15,58)
738,22
2,23
2017III
6,40
14,28
11,52
11,86
5,56
186,85
5,57
IV2018
6,32
1,33
1,58
8,56
5,56
4,48
8,89
5,50
1,27
122,29
8,21
1,48
11,30
8,50
6,87
8,28
8,57
8,38
1,83
165,57
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
INDIKATORI II III IV
2016
I II III IV
2017
I II
2018
PERBANKAN
DANA PIHAK KETIGA (%, YOY)
1 . GIRO
2 . TABUNGAN
3 . DEPOSITO
KREDIT (%, YOY)
1 . MODAL KERJA
2 . INVESTASI
3 . KONSUMSI
KREDIT UMKM (%, YOY)
NON PERFORMING LOAN (NPL) GROSS - (%)
SISTEM PEMBAYARAN
TRANSAKSI TUNAI (%, YOY)
11,68
12,89
11,08
11,42
-2,64
-8,26
-6,07
9,24
17,10
2,67
31,24
7,66
-3,69
22,62
-4,90
-0,61
5,32
-8,79
8,17
21,70
2,74
16,45
0,04
-12,37
13,71
-10,02
-3,61
8,42
-16,07
7,04
20,47
2,72
-20,77
11,91
11,39
10,83
15,21
0,91
15,47
-11,86
9,40
19,94
2,86
2,92
9,48
-1,04
12,39
16,97
21,61
18,70
31,37
9,39
20,83
2,58
16,80
16,65
23,96
12,09
17,85
23,72
19,41
35,51
10,24
22,84
2,28
11,03
18,90
34,12
48,79
16.33
22,25
11,95
37,02
11,60
23,63
1,42
1,45
12,66
9,78
12,16
16,49
38,42
45,15
51,78
13,93
19,95
1,12
15,63
7,84
6,39
14,38
-3,82
15,62
51,76
-4,00
17,02
19,13
0,94
-2,02
4,07
(7,60)
10,86
4,87
21,89
63,42
3,12
15,30
13,42
1,25
25,81
III
6,89
(14,32)
13,20
19,54
22,56
55,12
7,19
17,18
7,62
1,18
16,64
IV
ixKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
viii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
67
68
68
68
68
69
73
73
74
74
75
76
76
76
76
Grafik 5.21. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Puruk Cahu
Grafik 5.22. Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan
Kuala Kapuas
Grafik 5.23. Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan
Kuala Kapuas
Grafik 5.24 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan
Tengah
Grafik 5.25 Perkembangan Temuan Uang Palsu
Grafik 5.26. Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan
Grafik 6.1. Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan
Tenaga Kerja
Grafik 6.2. Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason
Bank Indonesia
Grafik 6.3. Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan
dan Kondisi Usaha
Grafik 6.4. Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah
Secara Spasial
Grafik 6.5. Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank
Indonesia
Grafik 6.6. Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 6.7. Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi
Kalimantan Tengah
Grafik 6.8. NTP Kalimantan Tengah dan Komponennya
Grafik 6.9. Pergerakan Nilai Tukar Petani
PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONALKinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tumbuh melambat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju perekonomian tertahan perlambatan
kinerja lapangan usaha pertanian, dan industri pengolahan. Di sisi permintaan,
pertumbuhan permintaan domestik yang tidak sekuat triwulan sebelumnya menjadi
faktor utama yang menahan pertumbuhan.
Sementara itu, ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2018 secara keseluruhan
tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sebesar
6,72% (yoy). Hal ini disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertambangan yang
mengalami kontraksi, dan industri pengolahan yang mengalami perlambatan di sisi
penawaran, yang berdampak terhadap melambatnya kinerja ekspor di sisi permintaan.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I 2019 diprakirakan akan
meningkat didorong oleh perbaikan kinerja lapangan usaha pertambangan dan
pertanian seiring dengan peningkatan permintaan negara mitra dagang utama. Lebih
lanjut, konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor yang tetap terjaga akan
mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah dari sisi permintaan.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Ringkasan Umum
Realisasi pendapatan pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
mengalami peningkatan didorong oleh pendapatan transfer.
Di sisi lain, realisasi belanja pemerintah daerah tumbuh positif didorong oleh komponen
belanja operasional. Secara wilayah, peningkatan belanja pemerintah daerah terutama
didorong oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten
Kotawaringin Timur, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.
Laju inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 meningkat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya didorong oleh meningkatnya tekanan harga administered prices
yaitu kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan dan kelompok bahan
makanan. Lonjakan permintaan selama periode perayaan Natal dan Tahun Baru yang
tidak disertai dengan pasokan yang cukup, menjadi salah satu penyebab utama
kenaikan tekanan harga. Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan I 2019
diperkirakan akan mereda seiring dengan normalisasi pola konsumsi pasca perayaaan
hari Natal dan libur akhir tahun.
Perekonomian
Kalimantan Tengah
tumbuh melambat pada
triwulan IV 2018. Namun,
ekonomi Kalimantan
Tengah pada triwulan I
2019 diprakirakan akan
meningkat didorong oleh
permintaan domestik
dan ekspor.
Peningkatan realisasi
pendapatan daerah
disertai dengan
pertumbuhan realisasi
belanja pemerintah
daerah
Inflasi Kalimantan Tengah
meningkat pada triwulan
IV 2018 seiring dengan
lonjakan permintaan
selama periode perayaan
Natal dan Tahun Baru.Inflasi triwulan I 2019
diperkirakan akan
mereda.
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kinerja perbankan di
triwulan IV 2018
mengalami perlambatan,
ketahanan terjaga di
level yang baik
Volume transaksi pembayaran non tunai pada triwulan IV 2018 melalui kliring
menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sejalan dengan
deselerasi konsumsi rumah tangga di Kalimantan Tengah.
Di sisi lain, aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah masih masih melanjutkan tren net
outflow pada triwulan IV 2018 dengan tren meningkat disebabkan adanya momentum
perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru yang mendorong terjadinya peningkatan
aliran dana tunai keluar dari Bank Indonesia ke masyarakat melalui sistem perbankan.
Kondisi ketenagakerjaan Kalimantan Tengah sampai dengan Agustus 2018 mengalami
perbaikan tercermin dari penurunan angka Tingkat Pengangguran Terbuka
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, terjadi perbaikan angka
kemiskinan Kalimantan Tengah pada September 2018 dibandingkan dengan periode
yang sama tahun 2017.
Transaksi sistem
pembayaran non tunai
menunjukkan perlambatan
di triwulan IV 2018. Di sisi
lain, transaksi tunai
mengalami peningkatan
sejalan dengan momentum
perayaan hari raya Natal
dan Tahun Baru.
Kondisi ketenagakerjaan
mengalami perbaikan.
Kesejahteraan Kalimantan
Tengah membaik.
STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAERAHKinerja perbankan mengalami perlambatan pada triwulan IV 2018 sejalan dengan
perlambatan kinerja perekonomian Kalimantan Tengah. Hal ini tercermin dari
pertumbuhan kredit yang mengalami deselerasi di tengah akselerasi penghimpunan
DPK. Tendensi peningkatan simpanan DPK ini mengindikasikan sektor swasta memilih
untuk menahan konsumsi/ekspansinya seiring dengan peningkatan suku bunga acuan.
Deselerasi penyaluran kredit disertai oleh penurunan kualitas kredit yang tercermin
dari peningkatan rasio NPL. Meskipun demikian, ketahanan perbankan di wilayah
Kalimantan Tengah masih terjaga di bawah threshold 5%.
Di sisi lain, peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah
telah melampaui ketentuan minimal 20% dari total kredit perbankan Kalimantan
Tengah.
xiKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019x KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
PERTUMBUHAN EKONOMI REGIONALKinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tumbuh melambat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Laju perekonomian tertahan perlambatan
kinerja lapangan usaha pertanian, dan industri pengolahan. Di sisi permintaan,
pertumbuhan permintaan domestik yang tidak sekuat triwulan sebelumnya menjadi
faktor utama yang menahan pertumbuhan.
Sementara itu, ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2018 secara keseluruhan
tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sebesar
6,72% (yoy). Hal ini disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertambangan yang
mengalami kontraksi, dan industri pengolahan yang mengalami perlambatan di sisi
penawaran, yang berdampak terhadap melambatnya kinerja ekspor di sisi permintaan.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I 2019 diprakirakan akan
meningkat didorong oleh perbaikan kinerja lapangan usaha pertambangan dan
pertanian seiring dengan peningkatan permintaan negara mitra dagang utama. Lebih
lanjut, konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor yang tetap terjaga akan
mendorong pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah dari sisi permintaan.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH
Ringkasan Umum
Realisasi pendapatan pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
mengalami peningkatan didorong oleh pendapatan transfer.
Di sisi lain, realisasi belanja pemerintah daerah tumbuh positif didorong oleh komponen
belanja operasional. Secara wilayah, peningkatan belanja pemerintah daerah terutama
didorong oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten
Kotawaringin Timur, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.
Laju inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 meningkat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya didorong oleh meningkatnya tekanan harga administered prices
yaitu kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan dan kelompok bahan
makanan. Lonjakan permintaan selama periode perayaan Natal dan Tahun Baru yang
tidak disertai dengan pasokan yang cukup, menjadi salah satu penyebab utama
kenaikan tekanan harga. Tekanan inflasi Kalimantan Tengah pada triwulan I 2019
diperkirakan akan mereda seiring dengan normalisasi pola konsumsi pasca perayaaan
hari Natal dan libur akhir tahun.
Perekonomian
Kalimantan Tengah
tumbuh melambat pada
triwulan IV 2018. Namun,
ekonomi Kalimantan
Tengah pada triwulan I
2019 diprakirakan akan
meningkat didorong oleh
permintaan domestik
dan ekspor.
Peningkatan realisasi
pendapatan daerah
disertai dengan
pertumbuhan realisasi
belanja pemerintah
daerah
Inflasi Kalimantan Tengah
meningkat pada triwulan
IV 2018 seiring dengan
lonjakan permintaan
selama periode perayaan
Natal dan Tahun Baru.Inflasi triwulan I 2019
diperkirakan akan
mereda.
SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN
Kinerja perbankan di
triwulan IV 2018
mengalami perlambatan,
ketahanan terjaga di
level yang baik
Volume transaksi pembayaran non tunai pada triwulan IV 2018 melalui kliring
menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sejalan dengan
deselerasi konsumsi rumah tangga di Kalimantan Tengah.
Di sisi lain, aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah masih masih melanjutkan tren net
outflow pada triwulan IV 2018 dengan tren meningkat disebabkan adanya momentum
perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru yang mendorong terjadinya peningkatan
aliran dana tunai keluar dari Bank Indonesia ke masyarakat melalui sistem perbankan.
Kondisi ketenagakerjaan Kalimantan Tengah sampai dengan Agustus 2018 mengalami
perbaikan tercermin dari penurunan angka Tingkat Pengangguran Terbuka
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Di sisi lain, terjadi perbaikan angka
kemiskinan Kalimantan Tengah pada September 2018 dibandingkan dengan periode
yang sama tahun 2017.
Transaksi sistem
pembayaran non tunai
menunjukkan perlambatan
di triwulan IV 2018. Di sisi
lain, transaksi tunai
mengalami peningkatan
sejalan dengan momentum
perayaan hari raya Natal
dan Tahun Baru.
Kondisi ketenagakerjaan
mengalami perbaikan.
Kesejahteraan Kalimantan
Tengah membaik.
STABILITAS SISTEM KEUANGAN DAERAHKinerja perbankan mengalami perlambatan pada triwulan IV 2018 sejalan dengan
perlambatan kinerja perekonomian Kalimantan Tengah. Hal ini tercermin dari
pertumbuhan kredit yang mengalami deselerasi di tengah akselerasi penghimpunan
DPK. Tendensi peningkatan simpanan DPK ini mengindikasikan sektor swasta memilih
untuk menahan konsumsi/ekspansinya seiring dengan peningkatan suku bunga acuan.
Deselerasi penyaluran kredit disertai oleh penurunan kualitas kredit yang tercermin
dari peningkatan rasio NPL. Meskipun demikian, ketahanan perbankan di wilayah
Kalimantan Tengah masih terjaga di bawah threshold 5%.
Di sisi lain, peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah
telah melampaui ketentuan minimal 20% dari total kredit perbankan Kalimantan
Tengah.
xiKAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019x KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Ekonomi Kalimantan
Tengah pada triwulan II
2019 diperkirakan akan
tumbuh positif,
sedangkan inflasi
diperkirakan cenderung
lebih rendah dari
triwulan sebelumnya.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAHPerekonomian Kalimantan Tengah triwulan II 2019 diprakirakan akan tumbuh positif di
kisaran 6,30% - 6,70% (yoy). Di sisi penawaran, perbaikan kinerja industri pengolahan
yang didorong oleh adanya potensi membaiknya harga CPO global diprakirakan akan
menjadi motor penggerak perekonomian. Sementara itu di sisi permintaan,
meningkatnya konsumsi rumah tangga khususnya pada Ramadhan dan Idul Fitri
diperkirakan akan memberikan andil positif terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan II
2019. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019
diprakirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2018, dikisaran
5,80% - 6,20% (yoy). Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan ditopang oleh
pertumbuhan konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi.
Tekanan inflasi pada triwulan II 2019 diprakirakan akan berada pada rentang 3,25% -
3,65% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas bawah dipengaruhi oleh
membaiknya pasokan komoditas daging ayam ras. Secara keseluruhan, diprakirakan
inflasi Kalimantan Tengah tahun 2019 akan berada pada rentang 2,90% - 3,30% (yoy)
dengan kecenderungan menuju batas bawah.
PERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO REGIONAL01
Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV 2018 tumbuh melambat sebesar 6,12% (yoy),
lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 6,40% (yoy).
Di sisi penawaran, melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertanian, dan industri pengolahan yang tumbuh tidak sekuat triwulan sebelumnya. Di sisi permintaan, melambatnya kinerja investasi, dan konsumsi RT menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah.
Secara keseluruhan, ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2018 tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sebesar 6,72% (yoy). Hal ini disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertambangan yang mengalami kontraksi, dan industri pengolahan yang mengalami perlambatan di sisi penawaran, yang berdampak terhadap melambatnya kinerja ekspor di sisi permintaan.
Memasuki triwulan I 2019, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah diprakirakan akan meningkat didorong oleh normalisasi kinerja LU pertambangan, dan tumbuhnya LU pertanian di sisi penawaran. Disamping itu, konsumsi RT, investasi, dan ekspor yang tetap terjaga akan mendorong tumbuhnya ekonomi Kalimantan Tengah di sisi permintaan.
xii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Ekonomi Kalimantan
Tengah pada triwulan II
2019 diperkirakan akan
tumbuh positif,
sedangkan inflasi
diperkirakan cenderung
lebih rendah dari
triwulan sebelumnya.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAHPerekonomian Kalimantan Tengah triwulan II 2019 diprakirakan akan tumbuh positif di
kisaran 6,30% - 6,70% (yoy). Di sisi penawaran, perbaikan kinerja industri pengolahan
yang didorong oleh adanya potensi membaiknya harga CPO global diprakirakan akan
menjadi motor penggerak perekonomian. Sementara itu di sisi permintaan,
meningkatnya konsumsi rumah tangga khususnya pada Ramadhan dan Idul Fitri
diperkirakan akan memberikan andil positif terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan II
2019. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019
diprakirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2018, dikisaran
5,80% - 6,20% (yoy). Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan akan ditopang oleh
pertumbuhan konsumsi rumah tangga, ekspor, dan investasi.
Tekanan inflasi pada triwulan II 2019 diprakirakan akan berada pada rentang 3,25% -
3,65% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas bawah dipengaruhi oleh
membaiknya pasokan komoditas daging ayam ras. Secara keseluruhan, diprakirakan
inflasi Kalimantan Tengah tahun 2019 akan berada pada rentang 2,90% - 3,30% (yoy)
dengan kecenderungan menuju batas bawah.
PERKEMBANGAN EKONOMIMAKRO REGIONAL01
Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV 2018 tumbuh melambat sebesar 6,12% (yoy),
lebih rendah dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 6,40% (yoy).
Di sisi penawaran, melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertanian, dan industri pengolahan yang tumbuh tidak sekuat triwulan sebelumnya. Di sisi permintaan, melambatnya kinerja investasi, dan konsumsi RT menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah.
Secara keseluruhan, ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2018 tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sebesar 6,72% (yoy). Hal ini disebabkan oleh kinerja lapangan usaha pertambangan yang mengalami kontraksi, dan industri pengolahan yang mengalami perlambatan di sisi penawaran, yang berdampak terhadap melambatnya kinerja ekspor di sisi permintaan.
Memasuki triwulan I 2019, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah diprakirakan akan meningkat didorong oleh normalisasi kinerja LU pertambangan, dan tumbuhnya LU pertanian di sisi penawaran. Disamping itu, konsumsi RT, investasi, dan ekspor yang tetap terjaga akan mendorong tumbuhnya ekonomi Kalimantan Tengah di sisi permintaan.
xii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV 2018
tumbuh melambat dibandingkan triwulan
sebelumnya. Ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan
IV 2018 tumbuh sebesar 6,12% (yoy), atau lebih rendah
dibandingkan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar
6,40% (yoy). Pertumbuhan lapangan usaha (LU) pertanian,
dan industri pengolahan yang tidak sekuat triwulan
sebelumnya menjadi faktor utama yang menahan laju
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah di sisi
penawaran. Di sisi permintaan, pertumbuhan permintaan
domestik yakni investasi, dan konsumsi rumah tangga (RT)
yang tidak sekuat triwulan sebelumnya menjadi faktor
yang menahan pertumbuhan. Meskipun secara umum
tumbuh melambat, kinerja LU pertambangan dan
konstruksi yang meningkat pasca mengalami kontraksi
pada triwulan sebelumnya menjadi faktor yang menopang
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tetap tumbuh
positif pada triwulan IV 2018 (Grafik 1.1).
Berbeda arah dengan pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah yang melambat, pertumbuhan
ekonomi nasional mengalami peningkatan pada
triwulan IV 2018. Ekonomi nasional tercatat tumbuh
sebesar 5,18% (yoy) pada triwulan IV 2018, atau
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 5,17% (yoy).
Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi nasional pada
triwulan IV 2018 utamanya didorong oleh permintaan
domestik yang tetap kuat. Peran permintaan domestik
yang besar dipengaruhi oleh konsumsi RT, maupun
konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT).
Tercatat konsumsi RT mengalami peningkatan dari 5,00%
(yoy) pada triwulan III 2018 menjadi 5,08% (yoy) pada
triwulan IV 2018 yang didukung oleh pendapatan
masyarakat yang membaik, inflasi yang terkendali, dan
tingkat keyakinan konsumen yang meningkat. Konsumsi
LNPRT meningkat dari 8,59% (yoy) pada triwulan III 2018
menjadi 10,79% (yoy) yang dipengaruhi oleh peningkatan
belanja konsumsi terkait persiapan penyelenggaraan
pemilu 2019. Permintaan domestik yang kuat juga
dipengaruhi kinerja investasi yang masih tinggi.
Di sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh
kinerja LU jasa-jasa di sektor tersier, seperti LU Jasa
Keuangan yang tumbuh sebesar 6,27% (yoy), setelah pada
triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 3,14% (yoy). Di
sektor sekunder, LU Industri Pengolahan tetap tumbuh
kuat sebesar 4,25% (yoy), meskipun capaian ini tidak
sekuat triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar
4,35% (yoy).
Kinerja ekonomi regional Kalimantan tercatat
mengalami peningkatan. Pada triwulan IV 2018,
ekonomi regional Kalimantan tercatat mengalami
pertumbuhan sebesar 5,49% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh
sebesar 3,52% (yoy). Meningkatnya ekonomi regional
didorong oleh ekonomi Kalimantan Utara, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat yang
1.1 PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN IV 2018
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah dan Nasional Tahun 2013-2018
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
0
8
16
24
32
0
2
4
6
8
10
12RP. TRILIUN %YOY
PDRB (ADHK) - KI G. KALTENG - KA G. NASIONAL - KA
Grafik 1.2 Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan Triwulan IV 2018
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
KALTENG
KALTARA
11,32
7,20
KALSEL
13,73
KALBAR
15,96
KALTIM
51,79
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi di Kalimantan
PROVINSI
KALTENG
KALBAR
KALSEL
KALTARA
KALTIM
KALIMANTAN
IV
2017
I II
2018
5,28
5,81
4,46
7,04
1,62
3,37
4,47
5,06
4,98
5,76
1,77
3,24
5,57
5,15
4,60
5,00
1,92
3,35
III
6,40
4,97
5,14
5,62
1,83
3,52
IV
mengalami pertumbuhan meningkat di regional. Keempat
provinsi tersebut tercatat mengalami pertumbuhan
masing-masing sebesar 7,69% (yoy), 5,78% (yoy), 5,14%
(yoy), dan 5,07% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
capaian triwulan III 2018 sebesar 5,62% (yoy), 5,14%
(yoy), 1,83% (yoy), dan 4,97% (yoy). Di sisi lain,
Kalimantan Tengah tercatat menjadi satu-satunya provinsi
yang mengalami pertumbuhan melambat di regional, hal
ini disebabkan oleh kinerja lapangan usaha utama
Kalimantan Tengah seperti pertanian dan industri
pengolahan yang tumbuh melambat pada triwulan IV
2018. Meskipun melambat, capaian pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
merupakan yang tertinggi kedua setelah Kalimantan Utara
(Tabel 1.1).
Pangsa ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan
IV 2018 sebesar 11,32% terhadap total ekonomi
Kalimantan. Pangsa ekonomi Kalimantan Tengah
mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian
triwulan III 2018 yang memiliki pangsa sebesar 11,24%.
Sementara Kalimantan Timur masih menjadi provinsi
dengan pangsa ekonomi tertinggi di regional Kalimantan
yakni sebesar 51,79% (Grafik 1.2).
Secara tahunan, ekonomi Kalimantan Tengah tahun
2018 tumbuh melambat dibandingkan tahun
sebelumnya. Ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun
2018 tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat
dibandingkan dengan capaian tahun 2017 yang tumbuh
sebesar 6,72% (yoy). Melambatnya pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2018 disebabkan
oleh terkontraksinya LU pertambangan dan melambatnya
LU industri pengolahan di sisi penawaran. Kinerja kedua LU
tersebut menyebabkan melambatnya kinerja ekspor,
khususnya ekspor Luar Negeri (LN) di sisi permintaan.
Meskipun melambat, pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Tengah tahun 2018 tetap tumbuh positif ditopang oleh LU
pertanian dan LU perdagangan yang mengalami
peningkatan kinerja di sisi penawaran, dan kinerja
permintaan domestik yakni konsumsi RT dan investasi yang
juga meningkat di sisi permintaan.
Secara keseluruhan, ekonomi nasional tahun 2018
tumbuh meningkat d ibandingkan tahun
sebelumnya. Ekonomi nasional pada tahun 2018 tumbuh
sebesar 5,17% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
capaian tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,07% (yoy),
capaian pertumbuhan pada tahun 2018 merupakan yang
tertinggi dalam lima tahun terakhir. Di sisi permintaan,
meningkatnya ekonomi nasional didorong oleh kuatnya
permintaan domestik, yakni konsumsi dan investasi.
Sementara di sisi penawaran, ekonomi nasional tumbuh
didorong oleh kinerja sektor primer, yakni LU pertanian dan
pertambangan yang meningkat, serta sektor tersier yakni
jasa yang tetap kuat.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I
2019 diprakirakan akan meningkat. Di sisi penawaran,
baiknya curah hujan pada akhir tahun akan mendorong
kinerja LU pertanian tetap kuat pada triwulan I 2019,
produksi TBS yang tetap terjaga, dan panen komoditas
tabama periode tanam Oktober-Maret akan mendorong
LU ini untuk tumbuh. Disamping itu, kinerja LU
pertambangan khususnya sub LU pertambangan batu bara
diperkirakan akan meningkat seiring dengan normalisasi
produksi dan perdagangan pasca terkontraksinya
pertumbuhan pada awal tahun 2018, yang merupakan
dampak surutnya debit air Sungai Barito dan pemotongan
kuota produksi di awal tahun. Di sisi permintaan,
permintaan domestik diperkirakan tetap kuat didukung
oleh konsumsi RT dan investasi yang tetap terjaga.
33KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Perekonomian Kalimantan Tengah triwulan IV 2018
tumbuh melambat dibandingkan triwulan
sebelumnya. Ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan
IV 2018 tumbuh sebesar 6,12% (yoy), atau lebih rendah
dibandingkan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar
6,40% (yoy). Pertumbuhan lapangan usaha (LU) pertanian,
dan industri pengolahan yang tidak sekuat triwulan
sebelumnya menjadi faktor utama yang menahan laju
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah di sisi
penawaran. Di sisi permintaan, pertumbuhan permintaan
domestik yakni investasi, dan konsumsi rumah tangga (RT)
yang tidak sekuat triwulan sebelumnya menjadi faktor
yang menahan pertumbuhan. Meskipun secara umum
tumbuh melambat, kinerja LU pertambangan dan
konstruksi yang meningkat pasca mengalami kontraksi
pada triwulan sebelumnya menjadi faktor yang menopang
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah tetap tumbuh
positif pada triwulan IV 2018 (Grafik 1.1).
Berbeda arah dengan pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah yang melambat, pertumbuhan
ekonomi nasional mengalami peningkatan pada
triwulan IV 2018. Ekonomi nasional tercatat tumbuh
sebesar 5,18% (yoy) pada triwulan IV 2018, atau
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 5,17% (yoy).
Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi nasional pada
triwulan IV 2018 utamanya didorong oleh permintaan
domestik yang tetap kuat. Peran permintaan domestik
yang besar dipengaruhi oleh konsumsi RT, maupun
konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT).
Tercatat konsumsi RT mengalami peningkatan dari 5,00%
(yoy) pada triwulan III 2018 menjadi 5,08% (yoy) pada
triwulan IV 2018 yang didukung oleh pendapatan
masyarakat yang membaik, inflasi yang terkendali, dan
tingkat keyakinan konsumen yang meningkat. Konsumsi
LNPRT meningkat dari 8,59% (yoy) pada triwulan III 2018
menjadi 10,79% (yoy) yang dipengaruhi oleh peningkatan
belanja konsumsi terkait persiapan penyelenggaraan
pemilu 2019. Permintaan domestik yang kuat juga
dipengaruhi kinerja investasi yang masih tinggi.
Di sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi didorong oleh
kinerja LU jasa-jasa di sektor tersier, seperti LU Jasa
Keuangan yang tumbuh sebesar 6,27% (yoy), setelah pada
triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 3,14% (yoy). Di
sektor sekunder, LU Industri Pengolahan tetap tumbuh
kuat sebesar 4,25% (yoy), meskipun capaian ini tidak
sekuat triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar
4,35% (yoy).
Kinerja ekonomi regional Kalimantan tercatat
mengalami peningkatan. Pada triwulan IV 2018,
ekonomi regional Kalimantan tercatat mengalami
pertumbuhan sebesar 5,49% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh
sebesar 3,52% (yoy). Meningkatnya ekonomi regional
didorong oleh ekonomi Kalimantan Utara, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat yang
1.1 PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN IV 2018
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah dan Nasional Tahun 2013-2018
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
0
8
16
24
32
0
2
4
6
8
10
12RP. TRILIUN %YOY
PDRB (ADHK) - KI G. KALTENG - KA G. NASIONAL - KA
Grafik 1.2 Pangsa Ekonomi Provinsi di Kalimantan Triwulan IV 2018
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
KALTENG
KALTARA
11,32
7,20
KALSEL
13,73
KALBAR
15,96
KALTIM
51,79
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Provinsi di Kalimantan
PROVINSI
KALTENG
KALBAR
KALSEL
KALTARA
KALTIM
KALIMANTAN
IV
2017
I II
2018
5,28
5,81
4,46
7,04
1,62
3,37
4,47
5,06
4,98
5,76
1,77
3,24
5,57
5,15
4,60
5,00
1,92
3,35
III
6,40
4,97
5,14
5,62
1,83
3,52
IV
mengalami pertumbuhan meningkat di regional. Keempat
provinsi tersebut tercatat mengalami pertumbuhan
masing-masing sebesar 7,69% (yoy), 5,78% (yoy), 5,14%
(yoy), dan 5,07% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
capaian triwulan III 2018 sebesar 5,62% (yoy), 5,14%
(yoy), 1,83% (yoy), dan 4,97% (yoy). Di sisi lain,
Kalimantan Tengah tercatat menjadi satu-satunya provinsi
yang mengalami pertumbuhan melambat di regional, hal
ini disebabkan oleh kinerja lapangan usaha utama
Kalimantan Tengah seperti pertanian dan industri
pengolahan yang tumbuh melambat pada triwulan IV
2018. Meskipun melambat, capaian pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
merupakan yang tertinggi kedua setelah Kalimantan Utara
(Tabel 1.1).
Pangsa ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan
IV 2018 sebesar 11,32% terhadap total ekonomi
Kalimantan. Pangsa ekonomi Kalimantan Tengah
mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian
triwulan III 2018 yang memiliki pangsa sebesar 11,24%.
Sementara Kalimantan Timur masih menjadi provinsi
dengan pangsa ekonomi tertinggi di regional Kalimantan
yakni sebesar 51,79% (Grafik 1.2).
Secara tahunan, ekonomi Kalimantan Tengah tahun
2018 tumbuh melambat dibandingkan tahun
sebelumnya. Ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun
2018 tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat
dibandingkan dengan capaian tahun 2017 yang tumbuh
sebesar 6,72% (yoy). Melambatnya pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2018 disebabkan
oleh terkontraksinya LU pertambangan dan melambatnya
LU industri pengolahan di sisi penawaran. Kinerja kedua LU
tersebut menyebabkan melambatnya kinerja ekspor,
khususnya ekspor Luar Negeri (LN) di sisi permintaan.
Meskipun melambat, pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Tengah tahun 2018 tetap tumbuh positif ditopang oleh LU
pertanian dan LU perdagangan yang mengalami
peningkatan kinerja di sisi penawaran, dan kinerja
permintaan domestik yakni konsumsi RT dan investasi yang
juga meningkat di sisi permintaan.
Secara keseluruhan, ekonomi nasional tahun 2018
tumbuh meningkat d ibandingkan tahun
sebelumnya. Ekonomi nasional pada tahun 2018 tumbuh
sebesar 5,17% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
capaian tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,07% (yoy),
capaian pertumbuhan pada tahun 2018 merupakan yang
tertinggi dalam lima tahun terakhir. Di sisi permintaan,
meningkatnya ekonomi nasional didorong oleh kuatnya
permintaan domestik, yakni konsumsi dan investasi.
Sementara di sisi penawaran, ekonomi nasional tumbuh
didorong oleh kinerja sektor primer, yakni LU pertanian dan
pertambangan yang meningkat, serta sektor tersier yakni
jasa yang tetap kuat.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan I
2019 diprakirakan akan meningkat. Di sisi penawaran,
baiknya curah hujan pada akhir tahun akan mendorong
kinerja LU pertanian tetap kuat pada triwulan I 2019,
produksi TBS yang tetap terjaga, dan panen komoditas
tabama periode tanam Oktober-Maret akan mendorong
LU ini untuk tumbuh. Disamping itu, kinerja LU
pertambangan khususnya sub LU pertambangan batu bara
diperkirakan akan meningkat seiring dengan normalisasi
produksi dan perdagangan pasca terkontraksinya
pertumbuhan pada awal tahun 2018, yang merupakan
dampak surutnya debit air Sungai Barito dan pemotongan
kuota produksi di awal tahun. Di sisi permintaan,
permintaan domestik diperkirakan tetap kuat didukung
oleh konsumsi RT dan investasi yang tetap terjaga.
33KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
1.2 PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PERMINTAANDi sisi permintaan, permintaan domestik yang tidak
sekuat triwulan sebelumnya menjadi faktor yang
menahan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018. Investasi dan konsumsi RT
tercatat mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar
4,16% (yoy) dan 4,48% (yoy), melambat dibandingkan
dengan capaian triwulan III 2018 sebesar 5,56% (yoy) dan
4,75% (yoy) (Tabel 1.2).
Meskipun mengalami perlambatan, ekonomi Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018 tetap tumbuh positif
ditopang oleh kinerja ekspor yang meningkat. Ekspor
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tumbuh sebesar
17,88% (yoy), meningkat dibandingkan dengan capaian
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,78% (yoy).
Komponen ekspor LN pada triwulan IV 2018 tumbuh
sebesar 30,33% (yoy) meningkat dari 20,70% (yoy) pada
triwulan III 2018, dan menjadi pendorong utama
tumbuhnya ekspor Kalimantan Tengah. Demikian juga
komponen ekspor Antar Daerah (AD) yang tercatat
tumbuh sebesar 9,00% (yoy) pada triwulan IV 2018,
setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,93%
(yoy) (Tabel 1.2).
Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Tengah tahun 2018 tidak setinggi tahun sebelumnya,
disebabkan oleh kinerja ekspor yang melambat
ditengah impor yang meningkat. Tercatat ekspor
Kalimantan Tengah pada tahun 2018 tumbuh sebesar
11,06% (yoy), melambat dibandingkan capaian tahun
sebelumnya sebesar 11,43% (yoy). Kinerja ekspor yang
melambat utamanya disebabkan oleh komponen ekspor
LN yang tumbuh sebesar 1,83% (yoy) pada tahun 2018,
melambat dibandingkan capaian tahun 2017 sebesar
60,26% (yoy). Disamping itu, impor mengalami
pertumbuhan sebesar 10,29% (yoy) pada tahun 2018,
meningkat dibandingkan capaian tahun 2017 sebesar
5,28% (yoy). Meningkatnya impor pada tahun 2018
didorong oleh komponen impor LN yang tumbuh
signifikan sebesar 165,57% (yoy) dibandingkan capaian
tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar -5,00% (yoy)
(Tabel 1.2).
Meskipun melambat, ekonomi Kalimantan Tengah
pada tahun 2018 tetap tumbuh positif ditopang oleh
permintaan domestik yang meningkat. Komponen
permintaan domestik, yakni konsumsi RT dan investasi
mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 4,66%
(yoy) dan 5,73% (yoy), meningkat dibandingkan capaian
tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,46% (yoy) dan
4,02% (yoy) (Tabel 1.2).
Ekonomi Kalimantan diprakirakan meningkat pada
triwulan I 2019 didorong oleh permintaan domestik
dan eksternal yang tetap terjaga. Ekonomi Kalimantan
Tengah pada triwulan I 2019 diperkirakan tumbuh positif
**DATA SANGAT SEMENTARASUMBER : BPS, DATA DIOLAH
*DATA SEMENTARA
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)
KOMPONEN PERMINTAANI** II** III ** IV**
2017
I** II**
2018
KONSUMSI RT
KONSUMSI LNPRT
KONSUMSI PEMERINTAH
PMTB
PERUBAHAN INVENTORI
EKSPOR
EKSPOR LN
EKSPOR AD
IMPOR
IMPOR LN
IMPOR AD
PDRB
4,68
2,82
23,34
(11,25)
5,03
73,28
4,34
4,07
8,22
3,27
4,07
3,28
4,35
4,50 4,91
12,38
(15,58)
13,30
738,22
III**
4,75
5,56
186,85
IV**
4,46
(18,86)
11,43
5,28
5,53
4,48
8,89
5,50
1,27
122,29
12,36
1,83
165,57
6,83
Grafik 1.3 ITK Bahan Makanan
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
0
20
40
60
80
100
120
140
160
TINGKAT KONSUMSI BAHAN MAKANAN LEVEL OPTIMISME ITK
Grafik 1.4 Indeks Keyakinan Konsumen Kalteng
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT KONSUMSI LEVEL OPTIMISME
80
85
90
95
100
105
110
115
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
INDEKS INDEKS
tercatat sebesar 200,01 juta kWh atau tercatat tumbuh
sebesar 6,52% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan posisi pada triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 6,54% (yoy) (Grafik 1.5).
Melambatnya pertumbuhan kredit konsumsi
perbankan di Kalimantan Tengah mengkonfirmasi
perlambatan konsumsi RT pada triwulan IV 2018.
Tercatat pertumbuhan kredit konsumsi perbankan di
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 14,40%
(yoy), melambat dibandingkan dengan capaian triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,18% (yoy). Secara
nominal, kredit konsumsi perbankan di Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp13,67 triliun
(Grafik 1.6).
Namun secara tahunan, konsumsi RT di Kalimantan
Tengah tahun 2018 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2017. Tercatat konsumsi
RT pada tahun 2018 mengalami pertumbuhan sebesar
4,66% (yoy), meningkat dari tahun sebelumnya yang
tumbuh sebesar 4,46% (yoy). Meningkatnya konsumsi RT
pada tahun 2018 didorong oleh meningkatnya UMP
Kal imantan Tengah sebesar 8,70% (yoy) , dan
meningkatnya realisasi dana bantuan sosial sebesar
41,74% (yoy). Disamping itu peningkatan ini juga
terkonfirmasi dari pertumbuhan kredit konsumsi
perbankan yang tumbuh sebesar 14,40% (yoy),
meningkat dibandingkan capaian tahun 2017 yang
tumbuh sebesar 13,97% (yoy) (Tabel 1.2).
ditopang oleh terjaganya pertumbuhan komponen
permintaan domestik yakni konsumsi RT dan investasi,
serta komponen eksternal yakni ekspor yang tetap terjaga.
1.2.1 KonsumsiKonsumsi Rumah Tangga (RT) pada triwulan IV 2018
mengalami pertumbuhan positif, meskipun sedikit
melambat dibandingkan dengan capaian triwulan
sebelumnya. Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV
2018 tumbuh sebesar 4,48% (yoy), sedikit melambat
dibandingkan dengan capaian triwulan III 2018 sebesar
4,75% (yoy). Melambatnya pertumbuhan konsumsi
rumah tangga pada triwulan IV 2018 terkonfirmasi dari
hasil survei Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Badan Pusat
Statistik (BPS). Angka ITK menunjukkan adanya penurunan
level di triwulan IV 2018, yakni dari 106,65 pada triwulan III
2018 menjadi 105,39 di triwulan IV 2018 (Grafik 1.3).
Menurunnya ITK didorong oleh Indeks Pengaruh Inflasi
Terhadap Tingkat Konsumsi, dimana pada triwulan IV
2018 indeks ini tercatat sebesar 103,58, lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tercatat
sebesar 110,87 (Grafik 1.4). Menurunnya ITK yang
didorong oleh pengaruh inflasi menunjukkan bahwa
melambatnya konsumsi RT pada triwulan IV 2018
disebabkan oleh tingginya inflasi.
Melambatnya pertumbuhan konsumsi RT sejalan
dengan konsumsi listrik RT yang tercatat mengalami
sedikit perlambatan pada triwulan IV 2018. Konsumsi
listrik segmen RT Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 berdasarkan data PT. PLN Distribusi Kalselteng
5KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
4 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
1.2 PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PERMINTAANDi sisi permintaan, permintaan domestik yang tidak
sekuat triwulan sebelumnya menjadi faktor yang
menahan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018. Investasi dan konsumsi RT
tercatat mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar
4,16% (yoy) dan 4,48% (yoy), melambat dibandingkan
dengan capaian triwulan III 2018 sebesar 5,56% (yoy) dan
4,75% (yoy) (Tabel 1.2).
Meskipun mengalami perlambatan, ekonomi Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018 tetap tumbuh positif
ditopang oleh kinerja ekspor yang meningkat. Ekspor
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tumbuh sebesar
17,88% (yoy), meningkat dibandingkan dengan capaian
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,78% (yoy).
Komponen ekspor LN pada triwulan IV 2018 tumbuh
sebesar 30,33% (yoy) meningkat dari 20,70% (yoy) pada
triwulan III 2018, dan menjadi pendorong utama
tumbuhnya ekspor Kalimantan Tengah. Demikian juga
komponen ekspor Antar Daerah (AD) yang tercatat
tumbuh sebesar 9,00% (yoy) pada triwulan IV 2018,
setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 6,93%
(yoy) (Tabel 1.2).
Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan
Tengah tahun 2018 tidak setinggi tahun sebelumnya,
disebabkan oleh kinerja ekspor yang melambat
ditengah impor yang meningkat. Tercatat ekspor
Kalimantan Tengah pada tahun 2018 tumbuh sebesar
11,06% (yoy), melambat dibandingkan capaian tahun
sebelumnya sebesar 11,43% (yoy). Kinerja ekspor yang
melambat utamanya disebabkan oleh komponen ekspor
LN yang tumbuh sebesar 1,83% (yoy) pada tahun 2018,
melambat dibandingkan capaian tahun 2017 sebesar
60,26% (yoy). Disamping itu, impor mengalami
pertumbuhan sebesar 10,29% (yoy) pada tahun 2018,
meningkat dibandingkan capaian tahun 2017 sebesar
5,28% (yoy). Meningkatnya impor pada tahun 2018
didorong oleh komponen impor LN yang tumbuh
signifikan sebesar 165,57% (yoy) dibandingkan capaian
tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar -5,00% (yoy)
(Tabel 1.2).
Meskipun melambat, ekonomi Kalimantan Tengah
pada tahun 2018 tetap tumbuh positif ditopang oleh
permintaan domestik yang meningkat. Komponen
permintaan domestik, yakni konsumsi RT dan investasi
mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 4,66%
(yoy) dan 5,73% (yoy), meningkat dibandingkan capaian
tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,46% (yoy) dan
4,02% (yoy) (Tabel 1.2).
Ekonomi Kalimantan diprakirakan meningkat pada
triwulan I 2019 didorong oleh permintaan domestik
dan eksternal yang tetap terjaga. Ekonomi Kalimantan
Tengah pada triwulan I 2019 diperkirakan tumbuh positif
**DATA SANGAT SEMENTARASUMBER : BPS, DATA DIOLAH
*DATA SEMENTARA
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan Kalimantan Tengah Sisi Permintaan (yoy,%)
KOMPONEN PERMINTAANI** II** III ** IV**
2017
I** II**
2018
KONSUMSI RT
KONSUMSI LNPRT
KONSUMSI PEMERINTAH
PMTB
PERUBAHAN INVENTORI
EKSPOR
EKSPOR LN
EKSPOR AD
IMPOR
IMPOR LN
IMPOR AD
PDRB
4,68
2,82
23,34
(11,25)
5,03
73,28
4,34
4,07
8,22
3,27
4,07
3,28
4,35
4,50 4,91
12,38
(15,58)
13,30
738,22
III**
4,75
5,56
186,85
IV**
4,46
(18,86)
11,43
5,28
5,53
4,48
8,89
5,50
1,27
122,29
12,36
1,83
165,57
6,83
Grafik 1.3 ITK Bahan Makanan
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
0
20
40
60
80
100
120
140
160
TINGKAT KONSUMSI BAHAN MAKANAN LEVEL OPTIMISME ITK
Grafik 1.4 Indeks Keyakinan Konsumen Kalteng
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
PENGARUH INFLASI TERHADAP TINGKAT KONSUMSI LEVEL OPTIMISME
80
85
90
95
100
105
110
115
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
INDEKS INDEKS
tercatat sebesar 200,01 juta kWh atau tercatat tumbuh
sebesar 6,52% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan posisi pada triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 6,54% (yoy) (Grafik 1.5).
Melambatnya pertumbuhan kredit konsumsi
perbankan di Kalimantan Tengah mengkonfirmasi
perlambatan konsumsi RT pada triwulan IV 2018.
Tercatat pertumbuhan kredit konsumsi perbankan di
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 14,40%
(yoy), melambat dibandingkan dengan capaian triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,18% (yoy). Secara
nominal, kredit konsumsi perbankan di Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp13,67 triliun
(Grafik 1.6).
Namun secara tahunan, konsumsi RT di Kalimantan
Tengah tahun 2018 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2017. Tercatat konsumsi
RT pada tahun 2018 mengalami pertumbuhan sebesar
4,66% (yoy), meningkat dari tahun sebelumnya yang
tumbuh sebesar 4,46% (yoy). Meningkatnya konsumsi RT
pada tahun 2018 didorong oleh meningkatnya UMP
Kal imantan Tengah sebesar 8,70% (yoy) , dan
meningkatnya realisasi dana bantuan sosial sebesar
41,74% (yoy). Disamping itu peningkatan ini juga
terkonfirmasi dari pertumbuhan kredit konsumsi
perbankan yang tumbuh sebesar 14,40% (yoy),
meningkat dibandingkan capaian tahun 2017 yang
tumbuh sebesar 13,97% (yoy) (Tabel 1.2).
ditopang oleh terjaganya pertumbuhan komponen
permintaan domestik yakni konsumsi RT dan investasi,
serta komponen eksternal yakni ekspor yang tetap terjaga.
1.2.1 KonsumsiKonsumsi Rumah Tangga (RT) pada triwulan IV 2018
mengalami pertumbuhan positif, meskipun sedikit
melambat dibandingkan dengan capaian triwulan
sebelumnya. Konsumsi rumah tangga pada triwulan IV
2018 tumbuh sebesar 4,48% (yoy), sedikit melambat
dibandingkan dengan capaian triwulan III 2018 sebesar
4,75% (yoy). Melambatnya pertumbuhan konsumsi
rumah tangga pada triwulan IV 2018 terkonfirmasi dari
hasil survei Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Badan Pusat
Statistik (BPS). Angka ITK menunjukkan adanya penurunan
level di triwulan IV 2018, yakni dari 106,65 pada triwulan III
2018 menjadi 105,39 di triwulan IV 2018 (Grafik 1.3).
Menurunnya ITK didorong oleh Indeks Pengaruh Inflasi
Terhadap Tingkat Konsumsi, dimana pada triwulan IV
2018 indeks ini tercatat sebesar 103,58, lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tercatat
sebesar 110,87 (Grafik 1.4). Menurunnya ITK yang
didorong oleh pengaruh inflasi menunjukkan bahwa
melambatnya konsumsi RT pada triwulan IV 2018
disebabkan oleh tingginya inflasi.
Melambatnya pertumbuhan konsumsi RT sejalan
dengan konsumsi listrik RT yang tercatat mengalami
sedikit perlambatan pada triwulan IV 2018. Konsumsi
listrik segmen RT Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 berdasarkan data PT. PLN Distribusi Kalselteng
5KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
4 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 1.8 Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah (%)
SUMBER :BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
DEPOSITO PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN DEPOSITO PEMERINTAH (% YOY) - KA
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Grafik 1.7 Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan Tengah (Miliar Rp)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DATA DIOLAH
BELANJA PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN BELANJA PEMERINTAH (% YOY) - KA
-50
-30
-10
10
30
50
0
4000
8000
12000
16000
20000
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 1.5 Konsumsi Listrik RT Kalimantan Tengah (Juta Kwh)
SUMBER : PLN DISTRIBUSI KALSELTENG, DATA DIOLAH
PENJUALAN LISTRIK RT (JUTA KWH) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
4
8
12
16
20
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
-5
0
5
10
15
-
40
80
120
160
200
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
menunjukkan tingginya realisasi belanja yang dilakukan
pemerintah pada triwulan IV 2018. Secara nominal, total
belanja pemerintah daerah pada triwulan IV, atau pada
tahun 2018 sebesar Rp17,26 triliun. Realisasi belanja
pemerinta daerah Kalimantan Tengah tersebut mencapai
90,88% dari pagu belanja APBD 2018 (Grafik 1.7).
Sejalan dengan realisasi belanja pemerintah daerah
yang meningkat, pertumbuhan deposito pemerintah
pada perbankan mengalami penurunan. Deposito
pemerintah daerah pada triwulan IV 2018 mengalami
pertumbuhan yang menurun sebesar -2,65% (yoy)
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 77,76% (yoy). Total deposito pemerintah daerah
Kalimantan Tengah di perbankan pada triwulan IV 2018
mencapai Rp0,53 triliun, menurun dibandingkan posisi
pada triwulan III 2018 yakni sebesar Rp1,05 triliun.
Menurunnya deposito pemerintah pada triwulan IV 2018
disebabkan oleh tingginya realisasi belanja pemerintah
daerah Kalimantan Tengah (Grafik 1.8).
Pada triwulan I 2019 diprakirakan pertumbuhan
konsumsi RT tetap kuat. Peningkatan konsumsi RT pada
triwulan mendatang terindikasi dari meningkatnya
perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) BPS pada
triwulan I 2019 yakni sebesar 109,07, lebih tinggi dari
capaian triwulan IV 2018 yang tercatat sebesar 105,39.
Pertumbuhan konsumsi RT ini akan didorong oleh masih
tingginya permintaan masyarakat pada momen libur di
awal tahun, dan adanya persiapan pemilu presiden
maupun pemilu legislatif.
Konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2018 tumbuh
meningkat. Konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2018
tercatat tumbuh sebesar 5,50% (yoy) atau meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh
sebesar 4,62% (yoy) (Tabel 1.2) Meningkatnya konsumsi
pemerintah terkonfirmasi dari serapan belanja pemerintah
daerah pada triwulan IV 2018 yang tumbuh sebesar
2,78% (yoy) secara tahunan, atau 58,74% (qtq) secara
triwulanan. Tingginya pertumbuhan secara triwulanan
Grafik 1.10 Perkembangan Volume Bongkar Barang Konstruksi (Ribu ton)
SUMBER : PELINDO III SAMPIT, DATA DIOLAH
VOLUME BONGKAR BARANG (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-80
0
80
160
240
320
Grafik 1.9 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison Bank Indonesia)
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
LIKERT SCALE INVESTASI
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
0
10
20
30
40
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Sejalan dengan pertumbuhan investasi, likert scale
investasi hasil liaison Bank Indonesia mengalami
penurunan pada triwulan IV 2018. Berdasarkan hasil
liaison yang dilakukan oleh Bank Indonesia ke sejumlah
kontak, baik perusahaan maupun pelaku usaha di
Kalimantan Tengah, diketahui bahwa secara umum
aktivitas investasi di Kalimantan Tengah mengalami
perlambatan pada triwulan IV 2018. Hal ini ditunjukkan
oleh nominal likert scale investasi yang mengalami
penurunan menjadi sebesar 0,50 pada triwulan IV 2018,
setelah sebelumnya pada triwulan III 2018 tercatat sebesar
1,29 (Grafik 1.9).
Melambatnya investasi juga terkonfirmasi dari
pertumbuhan impor barang industri secara nominal
yang melambat pada triwulan IV 2018. Impor barang-
barang industri Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
tercatat tumbuh sebesar 172,24% (yoy) atau mengalami
perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tercatat tumbuh sebesar 285,40% (yoy). Impor barang
industri di Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
sebesar USD24,75 juta. Mesin pabrik/pesawat mekanik
menjadi impor barang industri utama pada triwulan IV
2018, dengan pangsa sebesar 45,96% dari impor barang
industri secara keseluruhan (Grafik 1.11).
Berdasarkan volume, impor barang industri juga
tercatat mengalami pertumbuhan melambat pada
triwulan IV 2018. Volume impor barang-barang industri
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat
mengalami pertumbuhan sebesar 52,05% (yoy) atau
Secara tahunan, pertumbuhan konsumsi pemerintah
pada tahun 2018 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tercatat
konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan sebesar
4,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian tahun
2017 sebesar 3,79% (yoy). Hal ini disebabkan oleh realisasi
belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada tahun
2018 sebesar Rp17,26 triliun atau sebesar 90,88% dari
pagu anggaran. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan
dengan tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp16,79 triliun
atau sebesar 87,20% dari pagu anggaran.
Pada triwulan I 2019 diprakirakan pertumbuhan
konsumsi pemerintah akan mengalami perlambatan.
Masih rendahnya tren realisasi belanja pemerintah daerah
Kalimantan Tengah di awal tahun akan menahan
pertumbuhan konsumsi pemerintah tumbuh lebih tinggi.
1.2.2 Investasi Komponen investasi pada triwulan IV 2018 tetap
tumbuh positif, meski melambat dari capaian
triwulan sebelumnya. Investasi pada triwulan IV 2018
tumbuh sebesar 4,16% (yoy), melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,56% (yoy).
Telah selesainya pembangunan pabrik turunan kelapa
sawit tahap pertama oleh salah satu pelaku usaha di 1Kabupaten Kotawaringin Barat disinyalir menjadi
penyebab melambatnya pertumbuhan investasi di
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018. Hal ini
terkonfirmasi dari impor barang modal yang melambat
pada triwulan IV 2018 (Tabel 1.2).
Hasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah1.
7KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
6 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 1.8 Perkembangan Deposito Pemerintah Daerah (%)
SUMBER :BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
DEPOSITO PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN DEPOSITO PEMERINTAH (% YOY) - KA
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Grafik 1.7 Perkembangan Belanja Provinsi Kalimantan Tengah (Miliar Rp)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DATA DIOLAH
BELANJA PEMERINTAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN BELANJA PEMERINTAH (% YOY) - KA
-50
-30
-10
10
30
50
0
4000
8000
12000
16000
20000
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 1.5 Konsumsi Listrik RT Kalimantan Tengah (Juta Kwh)
SUMBER : PLN DISTRIBUSI KALSELTENG, DATA DIOLAH
PENJUALAN LISTRIK RT (JUTA KWH) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
4
8
12
16
20
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
-5
0
5
10
15
-
40
80
120
160
200
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
menunjukkan tingginya realisasi belanja yang dilakukan
pemerintah pada triwulan IV 2018. Secara nominal, total
belanja pemerintah daerah pada triwulan IV, atau pada
tahun 2018 sebesar Rp17,26 triliun. Realisasi belanja
pemerinta daerah Kalimantan Tengah tersebut mencapai
90,88% dari pagu belanja APBD 2018 (Grafik 1.7).
Sejalan dengan realisasi belanja pemerintah daerah
yang meningkat, pertumbuhan deposito pemerintah
pada perbankan mengalami penurunan. Deposito
pemerintah daerah pada triwulan IV 2018 mengalami
pertumbuhan yang menurun sebesar -2,65% (yoy)
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 77,76% (yoy). Total deposito pemerintah daerah
Kalimantan Tengah di perbankan pada triwulan IV 2018
mencapai Rp0,53 triliun, menurun dibandingkan posisi
pada triwulan III 2018 yakni sebesar Rp1,05 triliun.
Menurunnya deposito pemerintah pada triwulan IV 2018
disebabkan oleh tingginya realisasi belanja pemerintah
daerah Kalimantan Tengah (Grafik 1.8).
Pada triwulan I 2019 diprakirakan pertumbuhan
konsumsi RT tetap kuat. Peningkatan konsumsi RT pada
triwulan mendatang terindikasi dari meningkatnya
perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) BPS pada
triwulan I 2019 yakni sebesar 109,07, lebih tinggi dari
capaian triwulan IV 2018 yang tercatat sebesar 105,39.
Pertumbuhan konsumsi RT ini akan didorong oleh masih
tingginya permintaan masyarakat pada momen libur di
awal tahun, dan adanya persiapan pemilu presiden
maupun pemilu legislatif.
Konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2018 tumbuh
meningkat. Konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2018
tercatat tumbuh sebesar 5,50% (yoy) atau meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh
sebesar 4,62% (yoy) (Tabel 1.2) Meningkatnya konsumsi
pemerintah terkonfirmasi dari serapan belanja pemerintah
daerah pada triwulan IV 2018 yang tumbuh sebesar
2,78% (yoy) secara tahunan, atau 58,74% (qtq) secara
triwulanan. Tingginya pertumbuhan secara triwulanan
Grafik 1.10 Perkembangan Volume Bongkar Barang Konstruksi (Ribu ton)
SUMBER : PELINDO III SAMPIT, DATA DIOLAH
VOLUME BONGKAR BARANG (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-80
0
80
160
240
320
Grafik 1.9 Likert Scale Investasi (Hasil Liaison Bank Indonesia)
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
LIKERT SCALE INVESTASI
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
0
10
20
30
40
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Sejalan dengan pertumbuhan investasi, likert scale
investasi hasil liaison Bank Indonesia mengalami
penurunan pada triwulan IV 2018. Berdasarkan hasil
liaison yang dilakukan oleh Bank Indonesia ke sejumlah
kontak, baik perusahaan maupun pelaku usaha di
Kalimantan Tengah, diketahui bahwa secara umum
aktivitas investasi di Kalimantan Tengah mengalami
perlambatan pada triwulan IV 2018. Hal ini ditunjukkan
oleh nominal likert scale investasi yang mengalami
penurunan menjadi sebesar 0,50 pada triwulan IV 2018,
setelah sebelumnya pada triwulan III 2018 tercatat sebesar
1,29 (Grafik 1.9).
Melambatnya investasi juga terkonfirmasi dari
pertumbuhan impor barang industri secara nominal
yang melambat pada triwulan IV 2018. Impor barang-
barang industri Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
tercatat tumbuh sebesar 172,24% (yoy) atau mengalami
perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tercatat tumbuh sebesar 285,40% (yoy). Impor barang
industri di Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
sebesar USD24,75 juta. Mesin pabrik/pesawat mekanik
menjadi impor barang industri utama pada triwulan IV
2018, dengan pangsa sebesar 45,96% dari impor barang
industri secara keseluruhan (Grafik 1.11).
Berdasarkan volume, impor barang industri juga
tercatat mengalami pertumbuhan melambat pada
triwulan IV 2018. Volume impor barang-barang industri
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat
mengalami pertumbuhan sebesar 52,05% (yoy) atau
Secara tahunan, pertumbuhan konsumsi pemerintah
pada tahun 2018 mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tercatat
konsumsi pemerintah mengalami pertumbuhan sebesar
4,12% (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian tahun
2017 sebesar 3,79% (yoy). Hal ini disebabkan oleh realisasi
belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada tahun
2018 sebesar Rp17,26 triliun atau sebesar 90,88% dari
pagu anggaran. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan
dengan tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp16,79 triliun
atau sebesar 87,20% dari pagu anggaran.
Pada triwulan I 2019 diprakirakan pertumbuhan
konsumsi pemerintah akan mengalami perlambatan.
Masih rendahnya tren realisasi belanja pemerintah daerah
Kalimantan Tengah di awal tahun akan menahan
pertumbuhan konsumsi pemerintah tumbuh lebih tinggi.
1.2.2 Investasi Komponen investasi pada triwulan IV 2018 tetap
tumbuh positif, meski melambat dari capaian
triwulan sebelumnya. Investasi pada triwulan IV 2018
tumbuh sebesar 4,16% (yoy), melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,56% (yoy).
Telah selesainya pembangunan pabrik turunan kelapa
sawit tahap pertama oleh salah satu pelaku usaha di 1Kabupaten Kotawaringin Barat disinyalir menjadi
penyebab melambatnya pertumbuhan investasi di
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018. Hal ini
terkonfirmasi dari impor barang modal yang melambat
pada triwulan IV 2018 (Tabel 1.2).
Hasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah1.
7KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
6 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 1.11 Nominal Impor Barang Industri (Juta USD)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH
IMPOR BARANG INDUSTRI (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Grafik 1.12 Volume Impor Barang Industri (Ribu Ton)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH
IMPOR BARANG INDUSTRI (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-200
200
400
600
800
0
%
-
20
40
60
80
100
120
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
-
5
10
15
20
25
30
Pada triwulan I 2019, pertumbuhan investasi
diprakirakan tetap kuat. Berdasarkan hasil liaison Bank
Indonesia, beberapa kontak yang bergerak di LU industri
kelapa sawit optimis terhadap pertumbuhan investasi di
Kalimantan Tengah seiring terdapatnya berbagai proyek
pembangunan infrastruktur pemerintah. Seperti perluasan
dermaga Pelabuhan Bagendang di Kabupaten
Kotawaringin Timur, dan Pelabuhan Bumiharjo di
Kabupaten Kotawaringin Barat diperkirakan akan
memberikan sentimen positif terhadap investasi usaha
yang dilakukan oleh pelaku usaha kelapa sawit di
Kalimantan Tengah.
mengalami perlambatan dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 271,00% (yoy).
Volume impor barang industri di Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 tercatat sebesar 13,66 ribu ton (Grafik
1.12).
Volume bongkar barang konstruksi di Pelabuhan
Kalimantan Tengah juga tercatat mengalami
perlambatan pada triwulan IV 2018. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS), volume bongkar barang di 4
pelabuhan Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
mengalami pertumbuhan sebesar 17,43% (yoy) melambat
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat
mengalami pertumbuhan sebesar 68,37% (yoy). Volume
bongkar barang pada triwulan IV 2018 mencapai 29,64
ribu ton. Melambatnya pertumbuhan volume bongkar
barang disebabkan oleh telah selesainya aktivitas investasi
pembangunan pabrik turunan kelapa sawit tahap pertama
oleh salah satu pelaku usaha di Kabupaten Kotawaringin 2Barat (Grafik 1.10).
Secara tahunan, investasi mengalami pertumbuhan
yang meningkat pada tahun 2018. Tercatat pada tahun
2018 investasi tumbuh sebesar 5,73% (yoy), meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,02% (yoy).
Terdapatnya aktivitas investasi pembangunan pabrik
turunan kelapa sawit tahap pertama oleh salah satu pelaku 3usaha di Kabupaten Kotawaringin Barat menjadi
penyebab tumbuhnya investasi di Kalimantan Tengah pada
tahun 2018.
1.2.3 Ekspor Kinerja ekspor Kalimantan Tengah mengalami
peningkatan pada triwulan IV 2018. Ekspor Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat tumbuh sebesar
17,88% (yoy), meningkat dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,78% (yoy).
Pertumbuhan kinerja ekspor pada triwulan IV 2018
didorong oleh komponen ekspor luar negeri (LN) yang
tumbuh sebesar 30,33% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
20,70% (yoy). Meningkatnya ekspor LN batu bara
disinyalir menjadi penyebab tumbuhnya ekspor LN pada
triwulan IV 2018, peningkatan ini didorong oleh
penambahan kuota ekspor batu bara oleh pemerintah di
akhir tahun. Disamping itu, komponen ekspor antar
daerah (AD) tercatat mengalami pertumbuhan sebesar
Hasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan TengahHasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah
2.3.
Grafik 1.13 Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan Tengah (Juta USD)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
NOMINAL EKSPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-50
-25
0
25
50
75
100
125
150
175
0
75
150
225
300
375
450
525
600
Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan Tengah (Ton)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
VOLUME EKSPOR LN (JUTA TON) PERTUMBUHAN (% YOY)
-150
0
150
300
450
600
750
900
0
2
4
6
8
10
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
triwulan IV 2018. Disamping itu, komoditas karet tercatat
mengalami perbaikan kinerja pada triwulan IV 2018, meski
masih tercatat mengalami kontraksi sebesar -31,47%
(yoy). Kondisi ini membaik dibandingkan triwulan III 2018
yang terkontraksi sebesar -38,50% (yoy). Di sisi lain,
komoditas CPO mengalami kontraksi pada triwulan IV
2018 yakni sebesar -6,58% (yoy), menurun dari triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,85% (yoy) (Grafik
1.15). Melemahnya harga CPO global menjadi penyebab
terkontraksinya ekspor LN CPO pada triwulan IV 2018. Di
sisi pangsa ekspor LN, komoditas batu bara memberikan
kontribusi sebesar 58,96%, CPO mencapai 16,21%, dan
karet sebesar 5,31% (Grafik 1.16).
Ekspor LN Kalimantan Tengah ke negara India
mengalami peningkatan cukup signifikan pada
triwulan IV 2018. Pertumbuhan ekspor LN ke India pada
triwulan IV 2018 tercatat mengalami pertumbuhan
sebesar 17,42% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan III 2018 yang terkontraksi sebesar -10,04% (yoy).
Pertumbuhan ekspor LN ke negara Jepang dan Tiongkok
tetap kuat dengan pertumbuhan masing-masing sebesar
11,19% (yoy) dan 45,80% (yoy), meskipun capaian ini
dibawah triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
11,35% (yoy) dan 224,97% (yoy) (Grafik 1.17).
Meningkatnya permintaan batu bara menjadi penyebab
tumbuhnya ekspor LN menuju India, demikian juga
dengan permintaan batu bara menuju Jepang yang relatif
terjaga. Sedangkan melambatnya ekspor LN menuju
Tiongkok disebabkan oleh menurunnya permintaan CPO.
9,00% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,93% (yoy).
Meningkatnya kinerja ekspor AD ini disinyalir didorong
oleh tetap terjaganya perdagangan CPO domestik
ditengah ekspor LN CPO yang melambat (Tabel 1.2).
Berdasarkan data Ditjen Bea dan Cukai, nominal
ekspor luar negeri (LN) Kalimantan Tengah
mengalami peningkatan. Nominal ekspor LN
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat
mengalami pertumbuhan sebesar 19,34% (yoy) atau
meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 19,24% (yoy). Secara nominal,
ekspor LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
tercatat sebesar USD472,42 juta (Grafik 1.13). Sejalan
dengan nominal yang meningkat, volume ekspor LN
Kalimantan Tengah tercatat juga mengalami peningkatan
sebesar 24,43% (yoy) dibandingkan dari triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,70% (yoy). Total
volume ekspor LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 sebesar 3,53 juta ton (Grafik 1.14).
Komoditas batu bara menjadi pendorong utama
meningkatnya kinerja ekspor luar negeri (LN) pada
triwulan IV 2018. Komoditas batu bara tercatat
mengalami pertumbuhan ekspor LN sebesar 28,30% (yoy)
sete lah pada tr iwulan sebelumnya mengalami
pertumbuhan sebesar 13,04% (yoy). Tetap tingginya
permintaan Jepang, meningkatnya permintaan India, serta
adanya tambahan kuota ekspor batu bara oleh pemerintah
menjadi penyebab pertumbuhan ekspor LN batu bara pada
9KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
8 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 1.11 Nominal Impor Barang Industri (Juta USD)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH
IMPOR BARANG INDUSTRI (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-500
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
Grafik 1.12 Volume Impor Barang Industri (Ribu Ton)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI DATA DIOLAH
IMPOR BARANG INDUSTRI (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-200
200
400
600
800
0
%
-
20
40
60
80
100
120
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
-
5
10
15
20
25
30
Pada triwulan I 2019, pertumbuhan investasi
diprakirakan tetap kuat. Berdasarkan hasil liaison Bank
Indonesia, beberapa kontak yang bergerak di LU industri
kelapa sawit optimis terhadap pertumbuhan investasi di
Kalimantan Tengah seiring terdapatnya berbagai proyek
pembangunan infrastruktur pemerintah. Seperti perluasan
dermaga Pelabuhan Bagendang di Kabupaten
Kotawaringin Timur, dan Pelabuhan Bumiharjo di
Kabupaten Kotawaringin Barat diperkirakan akan
memberikan sentimen positif terhadap investasi usaha
yang dilakukan oleh pelaku usaha kelapa sawit di
Kalimantan Tengah.
mengalami perlambatan dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 271,00% (yoy).
Volume impor barang industri di Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 tercatat sebesar 13,66 ribu ton (Grafik
1.12).
Volume bongkar barang konstruksi di Pelabuhan
Kalimantan Tengah juga tercatat mengalami
perlambatan pada triwulan IV 2018. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS), volume bongkar barang di 4
pelabuhan Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
mengalami pertumbuhan sebesar 17,43% (yoy) melambat
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat
mengalami pertumbuhan sebesar 68,37% (yoy). Volume
bongkar barang pada triwulan IV 2018 mencapai 29,64
ribu ton. Melambatnya pertumbuhan volume bongkar
barang disebabkan oleh telah selesainya aktivitas investasi
pembangunan pabrik turunan kelapa sawit tahap pertama
oleh salah satu pelaku usaha di Kabupaten Kotawaringin 2Barat (Grafik 1.10).
Secara tahunan, investasi mengalami pertumbuhan
yang meningkat pada tahun 2018. Tercatat pada tahun
2018 investasi tumbuh sebesar 5,73% (yoy), meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,02% (yoy).
Terdapatnya aktivitas investasi pembangunan pabrik
turunan kelapa sawit tahap pertama oleh salah satu pelaku 3usaha di Kabupaten Kotawaringin Barat menjadi
penyebab tumbuhnya investasi di Kalimantan Tengah pada
tahun 2018.
1.2.3 Ekspor Kinerja ekspor Kalimantan Tengah mengalami
peningkatan pada triwulan IV 2018. Ekspor Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat tumbuh sebesar
17,88% (yoy), meningkat dibandingkan dengan periode
sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,78% (yoy).
Pertumbuhan kinerja ekspor pada triwulan IV 2018
didorong oleh komponen ekspor luar negeri (LN) yang
tumbuh sebesar 30,33% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
20,70% (yoy). Meningkatnya ekspor LN batu bara
disinyalir menjadi penyebab tumbuhnya ekspor LN pada
triwulan IV 2018, peningkatan ini didorong oleh
penambahan kuota ekspor batu bara oleh pemerintah di
akhir tahun. Disamping itu, komponen ekspor antar
daerah (AD) tercatat mengalami pertumbuhan sebesar
Hasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan TengahHasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah
2.3.
Grafik 1.13 Perkembangan Nilai Ekspor Kalimantan Tengah (Juta USD)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
NOMINAL EKSPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-50
-25
0
25
50
75
100
125
150
175
0
75
150
225
300
375
450
525
600
Grafik 1.14 Perkembangan Volume Ekspor Kalimantan Tengah (Ton)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
VOLUME EKSPOR LN (JUTA TON) PERTUMBUHAN (% YOY)
-150
0
150
300
450
600
750
900
0
2
4
6
8
10
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
triwulan IV 2018. Disamping itu, komoditas karet tercatat
mengalami perbaikan kinerja pada triwulan IV 2018, meski
masih tercatat mengalami kontraksi sebesar -31,47%
(yoy). Kondisi ini membaik dibandingkan triwulan III 2018
yang terkontraksi sebesar -38,50% (yoy). Di sisi lain,
komoditas CPO mengalami kontraksi pada triwulan IV
2018 yakni sebesar -6,58% (yoy), menurun dari triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,85% (yoy) (Grafik
1.15). Melemahnya harga CPO global menjadi penyebab
terkontraksinya ekspor LN CPO pada triwulan IV 2018. Di
sisi pangsa ekspor LN, komoditas batu bara memberikan
kontribusi sebesar 58,96%, CPO mencapai 16,21%, dan
karet sebesar 5,31% (Grafik 1.16).
Ekspor LN Kalimantan Tengah ke negara India
mengalami peningkatan cukup signifikan pada
triwulan IV 2018. Pertumbuhan ekspor LN ke India pada
triwulan IV 2018 tercatat mengalami pertumbuhan
sebesar 17,42% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan III 2018 yang terkontraksi sebesar -10,04% (yoy).
Pertumbuhan ekspor LN ke negara Jepang dan Tiongkok
tetap kuat dengan pertumbuhan masing-masing sebesar
11,19% (yoy) dan 45,80% (yoy), meskipun capaian ini
dibawah triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
11,35% (yoy) dan 224,97% (yoy) (Grafik 1.17).
Meningkatnya permintaan batu bara menjadi penyebab
tumbuhnya ekspor LN menuju India, demikian juga
dengan permintaan batu bara menuju Jepang yang relatif
terjaga. Sedangkan melambatnya ekspor LN menuju
Tiongkok disebabkan oleh menurunnya permintaan CPO.
9,00% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,93% (yoy).
Meningkatnya kinerja ekspor AD ini disinyalir didorong
oleh tetap terjaganya perdagangan CPO domestik
ditengah ekspor LN CPO yang melambat (Tabel 1.2).
Berdasarkan data Ditjen Bea dan Cukai, nominal
ekspor luar negeri (LN) Kalimantan Tengah
mengalami peningkatan. Nominal ekspor LN
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat
mengalami pertumbuhan sebesar 19,34% (yoy) atau
meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 19,24% (yoy). Secara nominal,
ekspor LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
tercatat sebesar USD472,42 juta (Grafik 1.13). Sejalan
dengan nominal yang meningkat, volume ekspor LN
Kalimantan Tengah tercatat juga mengalami peningkatan
sebesar 24,43% (yoy) dibandingkan dari triwulan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 3,70% (yoy). Total
volume ekspor LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 sebesar 3,53 juta ton (Grafik 1.14).
Komoditas batu bara menjadi pendorong utama
meningkatnya kinerja ekspor luar negeri (LN) pada
triwulan IV 2018. Komoditas batu bara tercatat
mengalami pertumbuhan ekspor LN sebesar 28,30% (yoy)
sete lah pada tr iwulan sebelumnya mengalami
pertumbuhan sebesar 13,04% (yoy). Tetap tingginya
permintaan Jepang, meningkatnya permintaan India, serta
adanya tambahan kuota ekspor batu bara oleh pemerintah
menjadi penyebab pertumbuhan ekspor LN batu bara pada
9KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
8 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
JEPANG INDIA TIONGKOK
Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang Utama (% yoy)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
700
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
PAKISTAN
MALAYSIA
5,31
17,98
TIONGKOK
20,54
INDIA
21,70
JEPANG
29,35
-
-
Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Negara Mitra Dagang (%)
Grafik 1.18
CPO BATU BARA KARET
Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Komoditas Utama (% yoy)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
-150
0
150
300
450
600
750
900
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
KAYU
LAINNYA
4,64
14,88
KARET
5,31
BATU BARA
58,96
CPO
16,21
Grafik 1.16 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Utama (%)
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
sebesar 11,06% (yoy), melambat dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar 11,46% (yoy). Dilihat dari komponen
penyusunnya, ekspor LN mengalami perlambatan paling
dalam yakni sebesar 1,83% (yoy), setelah pada tahun 2017
mampu tumbuh sebesar 60,26% (yoy). Melambatnya
ekspor LN merupakan dampak terkontraksinya kinerja LU
batu bara akibat surutnya debit air Sungai Barito, dan
melemahnya harga CPO global. Di sisi lain, ekspor AD
mengalami pertumbuhan sebesar 6,83% (yoy), meningkat
dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,53%
(yoy). Pertumbuhan ekspor AD ini menjadi penopang
kinerja ekspor Kalimantan Tengah secara keseluruhan
tetap tumbuh positif pada tahun 2018.
Ekspor Kalimantan Tengah diprakirakan tetap kuat
pada triwulan I 2019. Kinerja LU pertambangan
diprakirakan tetap terjaga seiring masih tingginya
permintaan negara mitra dagang di awal tahun sesuai tren
historisnya. Disamping itu perdagangan CPO domestik
yang tetap terjaga seiring tingginya serapan produksi CPO
domestik dampak kebijakan B20 pemerintah diperkirakan
akan menjaga ekspor Kalteng tetap tumbuh.
Meningkatnya ekspor batu bara menuju India didorong
oleh kebutuhan batu bara kalori rendah oleh negara
tersebut sebagai bahan bakar pembangkit untuk
memenuhi kebutuhan listrik industri semen dan bijih besi
yang sedang dikembangkan. Demikian pula permintaan
batu bara menuju Jepang tetap terjaga didorong oleh
musim dingin dan baru beroperasinya sejumlah
pembangkit listrik tenaga batu bara. Sementara
menurunnya permintaan CPO menuju T iongkok
disebabkan oleh meningkatnya produksi kacang kedelai
Argentina yang di impor oleh Tiongkok, dimana hal ini
menjadikan kacang kedelai sebagai subtitusi impor
Tiongkok untuk memenuhi kebutuhan terhadap minyak
nabati.
Dari sisi pangsa ekspor LN pada triwulan IV 2018, Jepang
memiliki peran sebesar 29,35% dari keseluruhan ekspor
Kalimantan Tengah, disusul oleh India sebesar 21,70%,
dan Tiongkok 20,54% (Grafik 1.18).
Secara tahunan ekspor Kalimantan Tengah tetap
kuat, meskipun sedikit melambat pada tahun 2018.
Tercatat ekspor Kalimantan Tengah tahun 2018 tumbuh
1.2.4 ImporSejalan dengan nominal impor, volume impor LN
Kalimantan Tengah juga mengalami pertumbuhan
yang melambat pada triwulan IV 2018. Impor LN
Kalimantan Tengah tercatat sebesar 15,86 juta ton atau
tumbuh melambat sebesar 45,47% (yoy) dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
217,61% (yoy) (Grafik 1.20).
Adapun asal impor barang LN Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 didominasi dari negara Malaysia dengan
pangsa sebesar 42,55%. (Grafik 1.21).
Berdasarkan jenis komoditasnya, mesin/pesawat
mekanik merupakan komoditas impor terbesar ke
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 (Grafik
1.22). Sebagian besar komoditas tersebut berasal dari
negara Malaysia dengan pangsa mencapai 81,11%.
Mesin/pesawat mekanik yang diimpor merupakan mesin
industri pengolahan kelapa sawit yang sebagian besar
dipergunakan bagi perusahaan-perusahaan CPO di
Kalimantan Tengah.
Impor Kalimantan Tengah secara keseluruhan pada
tahun 2018 mengalami peningkatan. Tercatat impor
Kalimantan Tengah tumbuh sebesar 10,29% (yoy) pada
tahun 2018, meningkat dibandingkan capaian tahun
sebelumnya sebesar 5,28% (yoy). Dilihat dari komponen
penyusunnya, impor LN meningkat signifikan sebesar
165,57% (yoy) pada tahun 2018, setelah pada tahun
sebelumnya terkontraksi sebesar -5,00% (yoy). Komponen
impor AD juga tercatat mengalami peningkatan sebesar
6,83% (yoy), setelah pada tahun 2017 tumbuh sebesar
Impor Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
mengalami peningkatan. Pertumbuhan impor
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 14,42%
(yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya
yang tercatat sebesar 10,26% (yoy) (Tabel 1.2).
Meningkatnya pertumbuhan impor pada triwulan IV 2018
didorong oleh meningkatnya komponen impor barang AD
yang tumbuh sebesar 12,36% (yoy) dibandingkan triwulan
III 2018 yang tumbuh sebesar 6,68% (yoy). Namun di sisi
lain, komponen impor LN mengalami pertumbuhan yang
melambat sebesar 122,29% (yoy), lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh
sebesar 186,85% (yoy). Lebih dominannya komponen
impor AD dalam struktur impor Kalimantan Tengah
menyebabkan impor Kalimantan Tengah secara
keseluruhan tetap meningkat meskipun komponen impor
LN mengalami perlambatan.
Sejalan dengan melambatnya komponen impor LN
pada triwulan IV 2018, nominal impor barang LN di
Kalimantan Tengah tumbuh melambat. Berdasarkan
data Ditjend Bea dan Cukai, tercatat nominal impor barang
LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 mengalami
pertumbuhan sebesar 215,32% (yoy), melambat
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III 2018 yang
tumbuh sebesar 313,33% (yoy). Total nominal impor
barang LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
adalah sebesar USD30,72 juta (Grafik 1.19). Melambatnya
aktivitas impor LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 didorong oleh telah selesainya realisasi investasi
pembangunan pabrik turunan kelapa sawit di Kabupaten
Kotawaringin Barat pada awal Semester II 2018.
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
NOMINAL IMPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-300
0
300
600
900
1200
1500
1800
0
20
40
60
80
100
120
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
VOLUME IMPOR LN (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
Grafik 1.20 Perkembangan Volume Impor Kalimantan Tengah (ribu ton)
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
02468
101214161820222426
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Perkembangan Nilai Impor Kalimantan Tengah (Juta USD)Grafik 1.19
11KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
10 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
JEPANG INDIA TIONGKOK
Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Negara Mitra Dagang Utama (% yoy)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
700
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
PAKISTAN
MALAYSIA
5,31
17,98
TIONGKOK
20,54
INDIA
21,70
JEPANG
29,35
-
-
Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Negara Mitra Dagang (%)
Grafik 1.18
CPO BATU BARA KARET
Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Komoditas Utama (% yoy)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
-150
0
150
300
450
600
750
900
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
KAYU
LAINNYA
4,64
14,88
KARET
5,31
BATU BARA
58,96
CPO
16,21
Grafik 1.16 Perkembangan Pangsa Komoditas Ekspor Utama (%)
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
sebesar 11,06% (yoy), melambat dibandingkan tahun
sebelumnya sebesar 11,46% (yoy). Dilihat dari komponen
penyusunnya, ekspor LN mengalami perlambatan paling
dalam yakni sebesar 1,83% (yoy), setelah pada tahun 2017
mampu tumbuh sebesar 60,26% (yoy). Melambatnya
ekspor LN merupakan dampak terkontraksinya kinerja LU
batu bara akibat surutnya debit air Sungai Barito, dan
melemahnya harga CPO global. Di sisi lain, ekspor AD
mengalami pertumbuhan sebesar 6,83% (yoy), meningkat
dibandingkan tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,53%
(yoy). Pertumbuhan ekspor AD ini menjadi penopang
kinerja ekspor Kalimantan Tengah secara keseluruhan
tetap tumbuh positif pada tahun 2018.
Ekspor Kalimantan Tengah diprakirakan tetap kuat
pada triwulan I 2019. Kinerja LU pertambangan
diprakirakan tetap terjaga seiring masih tingginya
permintaan negara mitra dagang di awal tahun sesuai tren
historisnya. Disamping itu perdagangan CPO domestik
yang tetap terjaga seiring tingginya serapan produksi CPO
domestik dampak kebijakan B20 pemerintah diperkirakan
akan menjaga ekspor Kalteng tetap tumbuh.
Meningkatnya ekspor batu bara menuju India didorong
oleh kebutuhan batu bara kalori rendah oleh negara
tersebut sebagai bahan bakar pembangkit untuk
memenuhi kebutuhan listrik industri semen dan bijih besi
yang sedang dikembangkan. Demikian pula permintaan
batu bara menuju Jepang tetap terjaga didorong oleh
musim dingin dan baru beroperasinya sejumlah
pembangkit listrik tenaga batu bara. Sementara
menurunnya permintaan CPO menuju T iongkok
disebabkan oleh meningkatnya produksi kacang kedelai
Argentina yang di impor oleh Tiongkok, dimana hal ini
menjadikan kacang kedelai sebagai subtitusi impor
Tiongkok untuk memenuhi kebutuhan terhadap minyak
nabati.
Dari sisi pangsa ekspor LN pada triwulan IV 2018, Jepang
memiliki peran sebesar 29,35% dari keseluruhan ekspor
Kalimantan Tengah, disusul oleh India sebesar 21,70%,
dan Tiongkok 20,54% (Grafik 1.18).
Secara tahunan ekspor Kalimantan Tengah tetap
kuat, meskipun sedikit melambat pada tahun 2018.
Tercatat ekspor Kalimantan Tengah tahun 2018 tumbuh
1.2.4 ImporSejalan dengan nominal impor, volume impor LN
Kalimantan Tengah juga mengalami pertumbuhan
yang melambat pada triwulan IV 2018. Impor LN
Kalimantan Tengah tercatat sebesar 15,86 juta ton atau
tumbuh melambat sebesar 45,47% (yoy) dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
217,61% (yoy) (Grafik 1.20).
Adapun asal impor barang LN Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 didominasi dari negara Malaysia dengan
pangsa sebesar 42,55%. (Grafik 1.21).
Berdasarkan jenis komoditasnya, mesin/pesawat
mekanik merupakan komoditas impor terbesar ke
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 (Grafik
1.22). Sebagian besar komoditas tersebut berasal dari
negara Malaysia dengan pangsa mencapai 81,11%.
Mesin/pesawat mekanik yang diimpor merupakan mesin
industri pengolahan kelapa sawit yang sebagian besar
dipergunakan bagi perusahaan-perusahaan CPO di
Kalimantan Tengah.
Impor Kalimantan Tengah secara keseluruhan pada
tahun 2018 mengalami peningkatan. Tercatat impor
Kalimantan Tengah tumbuh sebesar 10,29% (yoy) pada
tahun 2018, meningkat dibandingkan capaian tahun
sebelumnya sebesar 5,28% (yoy). Dilihat dari komponen
penyusunnya, impor LN meningkat signifikan sebesar
165,57% (yoy) pada tahun 2018, setelah pada tahun
sebelumnya terkontraksi sebesar -5,00% (yoy). Komponen
impor AD juga tercatat mengalami peningkatan sebesar
6,83% (yoy), setelah pada tahun 2017 tumbuh sebesar
Impor Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
mengalami peningkatan. Pertumbuhan impor
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 14,42%
(yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya
yang tercatat sebesar 10,26% (yoy) (Tabel 1.2).
Meningkatnya pertumbuhan impor pada triwulan IV 2018
didorong oleh meningkatnya komponen impor barang AD
yang tumbuh sebesar 12,36% (yoy) dibandingkan triwulan
III 2018 yang tumbuh sebesar 6,68% (yoy). Namun di sisi
lain, komponen impor LN mengalami pertumbuhan yang
melambat sebesar 122,29% (yoy), lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh
sebesar 186,85% (yoy). Lebih dominannya komponen
impor AD dalam struktur impor Kalimantan Tengah
menyebabkan impor Kalimantan Tengah secara
keseluruhan tetap meningkat meskipun komponen impor
LN mengalami perlambatan.
Sejalan dengan melambatnya komponen impor LN
pada triwulan IV 2018, nominal impor barang LN di
Kalimantan Tengah tumbuh melambat. Berdasarkan
data Ditjend Bea dan Cukai, tercatat nominal impor barang
LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 mengalami
pertumbuhan sebesar 215,32% (yoy), melambat
dibandingkan pertumbuhan pada triwulan III 2018 yang
tumbuh sebesar 313,33% (yoy). Total nominal impor
barang LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
adalah sebesar USD30,72 juta (Grafik 1.19). Melambatnya
aktivitas impor LN Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 didorong oleh telah selesainya realisasi investasi
pembangunan pabrik turunan kelapa sawit di Kabupaten
Kotawaringin Barat pada awal Semester II 2018.
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
NOMINAL IMPOR LN (JUTA USD) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-300
0
300
600
900
1200
1500
1800
0
20
40
60
80
100
120
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
VOLUME IMPOR LN (RIBU TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
Grafik 1.20 Perkembangan Volume Impor Kalimantan Tengah (ribu ton)
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
02468
101214161820222426
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Perkembangan Nilai Impor Kalimantan Tengah (Juta USD)Grafik 1.19
11KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
10 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Meskipun melambat, ekonomi Kalimantan Tengah
tetap tumbuh positif ditopang oleh kinerja sejumlah
LU. LU perdagangan menjadi sumber pertumbuhan
ekonomi paling dominan pada triwulan IV 2018, dimana LU
ini tumbuh sebesar 13,37% (yoy) (Tabel 1.3). Walaupun
melambat, pertumbuhan LU perdagangan memberikan
andil pertumbuhan terbesar, yakni 1,52% (yoy) dari total
6,12% (yoy) pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah.
Disamping itu pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah
juga ditopang oleh meningkatnya kinerja LU transportasi
sebesar 26,61% (yoy). Kinerja LU transportasi memberikan
andil pertumbuhan sebesar 1,44% (yoy) dari total
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Meningkatnya
kinerja LU transportasi didorong oleh masuknya transportasi
online di Kota Palangka Raya. Selain dua LU tersebut, kinerja
LU pertambangan yang mengalami normalisasi kinerja
pasca terkontraksi pada triwulan sebelumnya juga menjadi
penopang tumbuhnya ekonomi Kalimantan Tengah.
Tercatat LU pertambangan tumbuh sebesar 1,33% (yoy)
dan memberikan andil 0,20% (yoy) dari total pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Tengah.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah pada tahun 2018 juga mengalami
perlambatan. Tercatat ekonomi Kalimantan Tengah pada
tahun 2018 tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh
sebesar 6,72% (yoy). Kinerja LU pertambangan yang
terkontraksi, dan kinerja LU industri pengolahan yang
melambat menjadi penyebab utama tertahannya
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun
2018.
5,53% (yoy). Meningkatnya impor LN yang sangat
signifikan pada tahun 2018 didorong oleh aktivitas
investasi yang dilakukan oleh sejumlah pelaku usaha
industri kelapa sawit.
Impor Kalimantan Tengah pada triwulan I 2019
diprakirakan mengalami perlambatan. Melambatnya
pertumbuhan komponen investasi pada beberapa triwulan
terakhir diperkirakan akan berdampak terhadap
melambatnya realisasi impor pada triwulan I 2019. Impor
diperkirakan hanya bersumber dari kegiatan investasi
swasta yang bersifat rutin (maintenance mesin), dan
mesin-mesin pendukung dengan nilai yang tidak terlalu 4besar .
Hasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah4.
Sumber : ditjend bea dan cukai, data diolah
LAINNYA
11,24
AUSTRALIA
19,43
TIONGKOK
26,78
MALAYSIA
42,55
Grafik 1.21 Perkembangan Negara Asal Impor LN(%)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
Grafik 1.22 Perkembangan Komoditas Impor Utama (%)
3,25
1.3 PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PENAWARANDi sisi penawaran, melambatnya perekonomian
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
disebabkan oleh kinerja beberapa lapanga usaha
(LU) utama yang tidak sekuat triwulan sebelumnya.
Tercatat LU pertanian sebagai LU dengan pangsa terbesar
di Kalimantan Tengah mengalami pertumbuhan yang tidak
sekuat triwulan sebelumnya pada triwulan IV 2018.
Melambatnya LU pertanian juga diikuti oleh kinerja LU
industri pengolahan yang juga melambat pada triwulan IV
2018 dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya.
Disamping itu LU perdagangan juga tercatat mengalami
sedikit perlambatan kinerja, meskipun capaiannya masih
cukup kuat yang didukung oleh tingginya permintaan
masyarakat di akhir tahun.
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah Sisi Penawaran (%)
KOMPONEN PENAWARAN
PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
PENGADAAN LISTRIK DAN GAS
PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR
TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN
PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
JASA KEUANGAN DAN ASURANSI
REAL ESTATE
JASA PERUSAHAAN
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
JASA PENDIDIKAN
JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL
JASA LAINNYA
PDRB
*DATA SEMENTARA
**DATA SANGAT SEMENTARA
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
IV** I** II**
2018
5,43
3,45
5,31
6,57
4,44
3,26
4,21
5,26
1,54
5,82
2,88
III**
14,28
11,52
11,86
IV**
4,52
5,82
5,29
8,27
6,38
8,88
5,45
4,21
6,32
1,33
1,58
8,56
5,56
8,21
1,48
11,30
8,50
6,87
8,28
8,57
8,38
2017
1.26). Melambatnya produksi padi disebabkan oleh
produksi padi yang baru memasuki masa tanam di bulan
Oktober 2018.
Produksi komoditas perkebunan Kalimantan Tengah
mengalami pertumbuhan yang baik pada triwulan IV
2018. Produksi Tandan Buah Segar (TBS) tercatat
mengalami pertumbuhan sebesar 21,13% (yoy),
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 10,19% (yoy) (Grafik 1.24). Sementara
produksi karet tercatat mengalami kontraksi sebesar -
33,86% (yoy), namun capaian ini membaik dibandingkan
triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -39,19%
(yoy) (Grafik 1.25). Tercatat produksi TBS dan karet
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 5,99
juta ton, dan 17,17 ton. Puncak produksi TBS yang jatuh
p a d a t r i w u l a n I V 2 0 1 8 , a t a u s e k i t a r b u l a n 5Oktober/November menjadi penyebab tetap terjaganya
produksi TBS.
Secara keseluruhan, pertumbuhan LU pertanian
pada tahun 2018 mengalami peningkatan. Tercatat LU
pertanian tumbuh sebesar 6,94% (yoy) pada tahun 2018,
meningkat dibandingkan capaian tahun 2017 yang
tumbuh sebesar 4,52% (yoy). Pertumbuhan ini didorong
meningkatnya luas lahan produktif perkebunan kelapa
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada
tr iwulan I 2019 diproyeksikan mengalami
peningkatan didorong oleh LU pertambangan, dan
LU pertanian. Baiknya curah hujan menjelang akhir tahun
akan mendorong kinerja LU pertanian tetap kuat pada
triwulan I 2019, produksi TBS yang tetap terjaga, dan
panen komoditas tabama periode tanam Oktober-Maret
pada bulan Maret 2019 akan mendorong LU ini untuk
tumbuh. Disamping itu, kinerja LU pertambangan
diperkirakan akan meningkat seiring dengan normalisasi
produksi dan perdagangan pasca terkontraksinya
pertumbuhan pada tahun 2018, dampak surutnya debit air
Sungai Barito.
1.3.1 PertanianKinerja LU pertanian tumbuh positif pada triwulan IV
2018, meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya.
LU pertanian tumbuh sebesar 6,32% (yoy), melambat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
7,56% (yoy). Meskipun tidak tumbuh sekuat triwulan III
2018, LU pertanian dapat tumbuh positif ditopang oleh
terjaganya produksi TBS. Di sisi lain, produksi komoditas
tabama utama yaitu padi mengalami kontraksi yang lebih
dalam yakni sebesar -37,98% (yoy), setelah pada triwulan
sebelumnya terkontraksi sebesar -22,76% (yoy) (Grafik
Hasil FGD dengan GAPKI dan perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.5.
13KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
12 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Meskipun melambat, ekonomi Kalimantan Tengah
tetap tumbuh positif ditopang oleh kinerja sejumlah
LU. LU perdagangan menjadi sumber pertumbuhan
ekonomi paling dominan pada triwulan IV 2018, dimana LU
ini tumbuh sebesar 13,37% (yoy) (Tabel 1.3). Walaupun
melambat, pertumbuhan LU perdagangan memberikan
andil pertumbuhan terbesar, yakni 1,52% (yoy) dari total
6,12% (yoy) pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah.
Disamping itu pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah
juga ditopang oleh meningkatnya kinerja LU transportasi
sebesar 26,61% (yoy). Kinerja LU transportasi memberikan
andil pertumbuhan sebesar 1,44% (yoy) dari total
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Meningkatnya
kinerja LU transportasi didorong oleh masuknya transportasi
online di Kota Palangka Raya. Selain dua LU tersebut, kinerja
LU pertambangan yang mengalami normalisasi kinerja
pasca terkontraksi pada triwulan sebelumnya juga menjadi
penopang tumbuhnya ekonomi Kalimantan Tengah.
Tercatat LU pertambangan tumbuh sebesar 1,33% (yoy)
dan memberikan andil 0,20% (yoy) dari total pertumbuhan
ekonomi Kalimantan Tengah.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah pada tahun 2018 juga mengalami
perlambatan. Tercatat ekonomi Kalimantan Tengah pada
tahun 2018 tumbuh sebesar 5,64% (yoy), melambat jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tumbuh
sebesar 6,72% (yoy). Kinerja LU pertambangan yang
terkontraksi, dan kinerja LU industri pengolahan yang
melambat menjadi penyebab utama tertahannya
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun
2018.
5,53% (yoy). Meningkatnya impor LN yang sangat
signifikan pada tahun 2018 didorong oleh aktivitas
investasi yang dilakukan oleh sejumlah pelaku usaha
industri kelapa sawit.
Impor Kalimantan Tengah pada triwulan I 2019
diprakirakan mengalami perlambatan. Melambatnya
pertumbuhan komponen investasi pada beberapa triwulan
terakhir diperkirakan akan berdampak terhadap
melambatnya realisasi impor pada triwulan I 2019. Impor
diperkirakan hanya bersumber dari kegiatan investasi
swasta yang bersifat rutin (maintenance mesin), dan
mesin-mesin pendukung dengan nilai yang tidak terlalu 4besar .
Hasil liaison Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah4.
Sumber : ditjend bea dan cukai, data diolah
LAINNYA
11,24
AUSTRALIA
19,43
TIONGKOK
26,78
MALAYSIA
42,55
Grafik 1.21 Perkembangan Negara Asal Impor LN(%)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
Grafik 1.22 Perkembangan Komoditas Impor Utama (%)
3,25
1.3 PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PENAWARANDi sisi penawaran, melambatnya perekonomian
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
disebabkan oleh kinerja beberapa lapanga usaha
(LU) utama yang tidak sekuat triwulan sebelumnya.
Tercatat LU pertanian sebagai LU dengan pangsa terbesar
di Kalimantan Tengah mengalami pertumbuhan yang tidak
sekuat triwulan sebelumnya pada triwulan IV 2018.
Melambatnya LU pertanian juga diikuti oleh kinerja LU
industri pengolahan yang juga melambat pada triwulan IV
2018 dibandingkan dengan kinerja triwulan sebelumnya.
Disamping itu LU perdagangan juga tercatat mengalami
sedikit perlambatan kinerja, meskipun capaiannya masih
cukup kuat yang didukung oleh tingginya permintaan
masyarakat di akhir tahun.
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah Sisi Penawaran (%)
KOMPONEN PENAWARAN
PERTANIAN, KEHUTANAN, DAN PERIKANAN
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
INDUSTRI PENGOLAHAN
PENGADAAN LISTRIK DAN GAS
PENGADAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN DAUR ULANG
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN; REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR
TRANSPORTASI DAN PERGUDANGAN
PENYEDIAAN AKOMODASI DAN MAKAN MINUM
INFORMASI DAN KOMUNIKASI
JASA KEUANGAN DAN ASURANSI
REAL ESTATE
JASA PERUSAHAAN
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN, PERTAHANAN DAN JAMINAN SOSIAL WAJIB
JASA PENDIDIKAN
JASA KESEHATAN DAN KEGIATAN SOSIAL
JASA LAINNYA
PDRB
*DATA SEMENTARA
**DATA SANGAT SEMENTARA
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
IV** I** II**
2018
5,43
3,45
5,31
6,57
4,44
3,26
4,21
5,26
1,54
5,82
2,88
III**
14,28
11,52
11,86
IV**
4,52
5,82
5,29
8,27
6,38
8,88
5,45
4,21
6,32
1,33
1,58
8,56
5,56
8,21
1,48
11,30
8,50
6,87
8,28
8,57
8,38
2017
1.26). Melambatnya produksi padi disebabkan oleh
produksi padi yang baru memasuki masa tanam di bulan
Oktober 2018.
Produksi komoditas perkebunan Kalimantan Tengah
mengalami pertumbuhan yang baik pada triwulan IV
2018. Produksi Tandan Buah Segar (TBS) tercatat
mengalami pertumbuhan sebesar 21,13% (yoy),
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 10,19% (yoy) (Grafik 1.24). Sementara
produksi karet tercatat mengalami kontraksi sebesar -
33,86% (yoy), namun capaian ini membaik dibandingkan
triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -39,19%
(yoy) (Grafik 1.25). Tercatat produksi TBS dan karet
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 5,99
juta ton, dan 17,17 ton. Puncak produksi TBS yang jatuh
p a d a t r i w u l a n I V 2 0 1 8 , a t a u s e k i t a r b u l a n 5Oktober/November menjadi penyebab tetap terjaganya
produksi TBS.
Secara keseluruhan, pertumbuhan LU pertanian
pada tahun 2018 mengalami peningkatan. Tercatat LU
pertanian tumbuh sebesar 6,94% (yoy) pada tahun 2018,
meningkat dibandingkan capaian tahun 2017 yang
tumbuh sebesar 4,52% (yoy). Pertumbuhan ini didorong
meningkatnya luas lahan produktif perkebunan kelapa
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada
tr iwulan I 2019 diproyeksikan mengalami
peningkatan didorong oleh LU pertambangan, dan
LU pertanian. Baiknya curah hujan menjelang akhir tahun
akan mendorong kinerja LU pertanian tetap kuat pada
triwulan I 2019, produksi TBS yang tetap terjaga, dan
panen komoditas tabama periode tanam Oktober-Maret
pada bulan Maret 2019 akan mendorong LU ini untuk
tumbuh. Disamping itu, kinerja LU pertambangan
diperkirakan akan meningkat seiring dengan normalisasi
produksi dan perdagangan pasca terkontraksinya
pertumbuhan pada tahun 2018, dampak surutnya debit air
Sungai Barito.
1.3.1 PertanianKinerja LU pertanian tumbuh positif pada triwulan IV
2018, meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya.
LU pertanian tumbuh sebesar 6,32% (yoy), melambat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
7,56% (yoy). Meskipun tidak tumbuh sekuat triwulan III
2018, LU pertanian dapat tumbuh positif ditopang oleh
terjaganya produksi TBS. Di sisi lain, produksi komoditas
tabama utama yaitu padi mengalami kontraksi yang lebih
dalam yakni sebesar -37,98% (yoy), setelah pada triwulan
sebelumnya terkontraksi sebesar -22,76% (yoy) (Grafik
Hasil FGD dengan GAPKI dan perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Tengah.5.
13KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
12 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
1.3.2 Industri PengolahanLU industri pengolahan pada triwulan IV 2018
mengalami pertumbuhan positif, meskipun relatif
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan LU industri pengolahan pada triwulan IV
2018 sebesar 0,50% (yoy), melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,05% (yoy).
Melambatnya pertumbuhan LU industri pengolahan
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 disebabkan oleh
melemahnya harga CPO global, yang berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan kelapa sawit di Kalimantan
Tengah.
Melemahnya harga CPO global pada triwulan IV 2018
disinyalir menjadi penyebab terhambatnya
pertumbuhan LU industri pengolahan. Harga CPO
pada triwulan IV 2018 terkontraksi sebesar -19,54% (yoy),
lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mengalami kontraksi sebesar -14,89% (yoy). Tercatat
harga CPO global pada triwulan IV 2018 sebesar 503,51
USD/mt atau menurun dibandingkan dengan triwulan III
2018 yang tercatat sebesar 535,04 USD/mt (Grafik 1.29).
Grafik 1.24 Perkembangan Produksi Karet (Ribu ton)
SUMBER : GAPKINDO KALSELTENG, DATA DIOLAH
PRODUKSI KARET (TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
5
10
15
20
25
30
35
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
-40
-50
Grafik 1.23 Perkembangan Produksi TBS (Juta Ton)
SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH
PRODUKSI TBS (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
1
2
3
4
5
6
7
Grafik 1.25 Perkembangan Produksi Padi (Ribu Ton)
SUMBER : DINAS TPHP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, DATA DIOLAH
%
PRODUKSI PADI (RIBU TON) PERTUMBUHAN (% YOY)
0
150
300
450
600
-40
-25
-10
5
20
35
50
Grafik 1.26 Perkembangan Curah Hujan (mm)
SUMBER : BMKG KALTENG, DATA DIOLAH
CURAH HUJAN (MM)
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
0
75
150
225
300
375
450
0
10
20
30
40
-40
-50
sawit sebesar 5% dibandingkan dengan tahun 2017, dan
meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS)
Kalimantan Tengah sebesar 12,46% (yoy). Disamping itu
pencetakan sawah baru dan program budidaya
pemerintah pusat dan daerah (program UPSUS) berupa
peningkatan luas sawah baru sebesar 6 ribu Ha di
Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau juga berdampak
positif terhadap terhadap pertumbuhan LU pertanian pada
tahun 2018.
Pertumbuhan LU pertanian pada triwulan I 2019
diprakirakan akan meningkat. Peningkatan LU
pertanian pada triwulan I 2019 diprakirakan akan
didorong oleh produksi TBS yang tetap terjaga, dan panen
komoditas tabama periode tanam Oktober-Maret yang
akan panen di bulan Maret 2019. Tingginya curah hujan
pada triwulan IV 2018 (Grafik 1.27) diperkirakan akan
memberikan dampak baik terhadap produksi komoditas
pertanian pada triwulan I 2019.
Grafik 1.27 Perkembangan Produksi CPO (Juta Ton)
SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH
PRODUKSI CPO (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)
Grafik 1.28 Perkembangan Harga CPO (USD/kg)
SUMBER : BLOOMBERG, DATA DIOLAH
HARGA CPO (USD/MT) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
0
10
20
30
40
-
1,20
1,40
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Meskipun harga CPO global melemah, produksi CPO
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 mengalami
peningkatan. Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi
Kalimantan Tengah, produksi CPO Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018 sebesar 1,33 juta ton atau tumbuh
meningkat sebesar 19,01% (yoy) dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,31% (yoy)
(Grafik 1.28). Tingginya produksi TBS pada triwulan IV
2018 menjadi penyebab tingginya produksi CPO
Kalimantan Tengah.
LU industri pengolahan tumbuh positif pada tahun
2018, meskipun tidak sekuat tahun sebelumnya.
Tercatat LU industri pengolahan tumbuh sebesar 5,03%
(yoy) pada tahun 2018, melambat dibandingkan tahun
2017 yang tumbuh sebesar 9,06% (yoy). Melemahnya
harga CPO global sepanjang tahun 2018 menjadi
penyebab utama melambatnya kinerja LU industri
pengolahan. Gejolak perang dagang dan oversupply CPO
global menjadi faktor utama penyebab melemahnya harga
CPO global tahun 2018. Disamping itu, serangkaian black
campaign yang dilakukan oleh Eropa dan Amerika
terhadap produk kelapa sawit, dan penerapan bea masuk
produk sawit oleh India juga memberikan tekanan
tambahan terhadap pertumbuhan LU industri pengolahan
Kalimantan Tengah pada tahun 2018.
LU industri pengolahan diprakirakan akan mulai
menguat pada triwulan I 2019. Terjaganya produksi TBS
dampak baiknya curah hujan pada akhir tahun 2018, dan
penyerapan CPO domestik yang meningkat dampak
kebijakan B20 pemerintah diperkirakan akan memberikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan LU industri
pengolahan Kalimantan Tengah.
1.3.3 PerdaganganKinerja LU perdagangan pada triwulan IV 2018 tetap
kuat. Pertumbuhan LU perdagangan pada triwulan IV
2018 tercatat sebesar 13,37% (yoy), sedikit melambat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat
sebesar 14,28% (yoy). Tetap tingginya permintaan
masyarakat pada momen Natal, dan libur akhir tahun
menjadi penopang tumbuhnya LU ini pada triwulan IV
2018. Capaian pertumbuhan pada triwulan IV 2018 sedikit
melambat disebabkan oleh konsumsi RT yang juga
melambat di sisi permintaan.
Kredit yang disalurkan oleh perbankan ke LU
perdagangan tumbuh positif pada triwulan IV 2018,
meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya. Tercatat
kredit LU perdagangan tumbuh sebesar 0,76% (yoy), atau
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 10,78% (yoy) (Grafik 1.31). Nominal kredit
perdagangan pada triwulan IV 2018 adalah sebesar
Rp6,06 triliun. Adapun kredit perdagangan tersebut
didominasi oleh kredit perdagangan eceran berupa
makanan dan minuman dengan nilai kredit sebesar Rp1,85
triliun.
Menurunnya komponen Indeks Tendensi Konsumen
(ITK), yakni kaitan inflasi dengan konsumsi menjadi
indikasi melambatnya konsumsi masyarakat pada
triwulan IV 2018. Komponen kaitan inflasi dengan
konsumsi masyarakat hasil survei ITK BPS tercatat
15KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
14 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
1.3.2 Industri PengolahanLU industri pengolahan pada triwulan IV 2018
mengalami pertumbuhan positif, meskipun relatif
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Pertumbuhan LU industri pengolahan pada triwulan IV
2018 sebesar 0,50% (yoy), melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,05% (yoy).
Melambatnya pertumbuhan LU industri pengolahan
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 disebabkan oleh
melemahnya harga CPO global, yang berpengaruh
terhadap kinerja perusahaan kelapa sawit di Kalimantan
Tengah.
Melemahnya harga CPO global pada triwulan IV 2018
disinyalir menjadi penyebab terhambatnya
pertumbuhan LU industri pengolahan. Harga CPO
pada triwulan IV 2018 terkontraksi sebesar -19,54% (yoy),
lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mengalami kontraksi sebesar -14,89% (yoy). Tercatat
harga CPO global pada triwulan IV 2018 sebesar 503,51
USD/mt atau menurun dibandingkan dengan triwulan III
2018 yang tercatat sebesar 535,04 USD/mt (Grafik 1.29).
Grafik 1.24 Perkembangan Produksi Karet (Ribu ton)
SUMBER : GAPKINDO KALSELTENG, DATA DIOLAH
PRODUKSI KARET (TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
5
10
15
20
25
30
35
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
-40
-50
Grafik 1.23 Perkembangan Produksi TBS (Juta Ton)
SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH
PRODUKSI TBS (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
1
2
3
4
5
6
7
Grafik 1.25 Perkembangan Produksi Padi (Ribu Ton)
SUMBER : DINAS TPHP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, DATA DIOLAH
%
PRODUKSI PADI (RIBU TON) PERTUMBUHAN (% YOY)
0
150
300
450
600
-40
-25
-10
5
20
35
50
Grafik 1.26 Perkembangan Curah Hujan (mm)
SUMBER : BMKG KALTENG, DATA DIOLAH
CURAH HUJAN (MM)
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
0
75
150
225
300
375
450
0
10
20
30
40
-40
-50
sawit sebesar 5% dibandingkan dengan tahun 2017, dan
meningkatnya produksi Tandan Buah Segar (TBS)
Kalimantan Tengah sebesar 12,46% (yoy). Disamping itu
pencetakan sawah baru dan program budidaya
pemerintah pusat dan daerah (program UPSUS) berupa
peningkatan luas sawah baru sebesar 6 ribu Ha di
Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau juga berdampak
positif terhadap terhadap pertumbuhan LU pertanian pada
tahun 2018.
Pertumbuhan LU pertanian pada triwulan I 2019
diprakirakan akan meningkat. Peningkatan LU
pertanian pada triwulan I 2019 diprakirakan akan
didorong oleh produksi TBS yang tetap terjaga, dan panen
komoditas tabama periode tanam Oktober-Maret yang
akan panen di bulan Maret 2019. Tingginya curah hujan
pada triwulan IV 2018 (Grafik 1.27) diperkirakan akan
memberikan dampak baik terhadap produksi komoditas
pertanian pada triwulan I 2019.
Grafik 1.27 Perkembangan Produksi CPO (Juta Ton)
SUMBER : DINAS PERKEBUNAN PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH
PRODUKSI CPO (JUTA TON) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)
Grafik 1.28 Perkembangan Harga CPO (USD/kg)
SUMBER : BLOOMBERG, DATA DIOLAH
HARGA CPO (USD/MT) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
0
10
20
30
40
-
1,20
1,40
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Meskipun harga CPO global melemah, produksi CPO
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 mengalami
peningkatan. Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi
Kalimantan Tengah, produksi CPO Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018 sebesar 1,33 juta ton atau tumbuh
meningkat sebesar 19,01% (yoy) dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,31% (yoy)
(Grafik 1.28). Tingginya produksi TBS pada triwulan IV
2018 menjadi penyebab tingginya produksi CPO
Kalimantan Tengah.
LU industri pengolahan tumbuh positif pada tahun
2018, meskipun tidak sekuat tahun sebelumnya.
Tercatat LU industri pengolahan tumbuh sebesar 5,03%
(yoy) pada tahun 2018, melambat dibandingkan tahun
2017 yang tumbuh sebesar 9,06% (yoy). Melemahnya
harga CPO global sepanjang tahun 2018 menjadi
penyebab utama melambatnya kinerja LU industri
pengolahan. Gejolak perang dagang dan oversupply CPO
global menjadi faktor utama penyebab melemahnya harga
CPO global tahun 2018. Disamping itu, serangkaian black
campaign yang dilakukan oleh Eropa dan Amerika
terhadap produk kelapa sawit, dan penerapan bea masuk
produk sawit oleh India juga memberikan tekanan
tambahan terhadap pertumbuhan LU industri pengolahan
Kalimantan Tengah pada tahun 2018.
LU industri pengolahan diprakirakan akan mulai
menguat pada triwulan I 2019. Terjaganya produksi TBS
dampak baiknya curah hujan pada akhir tahun 2018, dan
penyerapan CPO domestik yang meningkat dampak
kebijakan B20 pemerintah diperkirakan akan memberikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan LU industri
pengolahan Kalimantan Tengah.
1.3.3 PerdaganganKinerja LU perdagangan pada triwulan IV 2018 tetap
kuat. Pertumbuhan LU perdagangan pada triwulan IV
2018 tercatat sebesar 13,37% (yoy), sedikit melambat
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat
sebesar 14,28% (yoy). Tetap tingginya permintaan
masyarakat pada momen Natal, dan libur akhir tahun
menjadi penopang tumbuhnya LU ini pada triwulan IV
2018. Capaian pertumbuhan pada triwulan IV 2018 sedikit
melambat disebabkan oleh konsumsi RT yang juga
melambat di sisi permintaan.
Kredit yang disalurkan oleh perbankan ke LU
perdagangan tumbuh positif pada triwulan IV 2018,
meskipun tidak sekuat triwulan sebelumnya. Tercatat
kredit LU perdagangan tumbuh sebesar 0,76% (yoy), atau
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 10,78% (yoy) (Grafik 1.31). Nominal kredit
perdagangan pada triwulan IV 2018 adalah sebesar
Rp6,06 triliun. Adapun kredit perdagangan tersebut
didominasi oleh kredit perdagangan eceran berupa
makanan dan minuman dengan nilai kredit sebesar Rp1,85
triliun.
Menurunnya komponen Indeks Tendensi Konsumen
(ITK), yakni kaitan inflasi dengan konsumsi menjadi
indikasi melambatnya konsumsi masyarakat pada
triwulan IV 2018. Komponen kaitan inflasi dengan
konsumsi masyarakat hasil survei ITK BPS tercatat
15KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
14 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 1.29 Kredit LU Perdagangan
SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH
KREDIT PERDAGANGAN (RP. TRILIUN) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
10
20
30
40
50
60
70
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
Grafik 1.30
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
IKK dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama Hasil SK Bank Indonesia
KAITAN INFLASI DENGAN KONSUMSI MAKANAN SEHARI-HARI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
90
95
100
105
110
115
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang
terkontraksi sebesar -0,77% (yoy). Capaian produksi batu
bara yang lebih baik, dan kembali normalnya debit air
Sungai Barito menjadi penyebab tumbuhnya LU
pertambangan pada triwulan IV 2018.
Produksi batu bara pada triwulan IV 2018 mengalami
peningkatan. Produksi batu bara Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018 sebesar 4,06 juta ton atau
meningkat sebesar 68,40% (yoy), dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 30,55% (yoy)
(Grafik 1.32). Produksi batu bara yang yang lebih baik
disebabkan oleh baseline effect terkontraksinya produksi
batu bara pada triwulan IV 2017, yang merupakan dampak
berakhirnya kontrak salah satu perusahaan di Kabupaten
Murung Raya. Disamping itu kembali normalnya debit air
Sungai Barito akibat curah hujan yang cukup baik pada
daerah hulu sungai menyebabkan kapal tongkang dapat
kembali beroperasi dan mendukung naiknya produksi batu
bara Kalimantan Tengah.
Sejalan dengan produksi yang meningkat, kinerja
ekspor LN batu bara Kalimantan Tengah juga
meningkat pada triwulan IV 2018. Ekspor LN batu bara
Kalimantan Tengah tercatat mengalami pertumbuhan
sebesar 28,30% (yoy) pada triwulan IV 2018, meningkat
dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 13,04% (yoy). Meningkatnya ekspor LN batu bara
Kalimantan Tengah didorong oleh meningkatnya
permintaan India yang meningkat seiring dengan
penggunaan batu bara kalori rendah untuk pembangkit
listrik sejumlah industri. Tercatat ekspor batu bara menuju
mengalami penurunan pada triwulan IV 2018, yakni
sebesar 103,58 setelah sebelumnya tercatat sebesar
110,87 pada triwulan sebelumnya. Menurunnya
komponen ini menunjukkan adanya pengaruh inflasi
terhadap melambatnya konsumsi RT pada triwulan IV
2018, dan menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan
LU perdagangan.
Secara keseluruhan, pertumbuhan LU perdagangan
pada tahun 2018 mengalami peningkatan. Tercatat LU
perdagangan tumbuh sebesar 11,30% (yoy) pada tahun
2018, meningkat dibandingkan dengan tahun 2017 yang
tumbuh sebesar 8,02% (yoy). Meningkatnya konsumsi
masyarakat akibat perbaikan pendapatan pada tahun
2018 menjadi penyebab utama tumbuhnya LU
perdagangan. Peningkatan UMP sebesar 8,70% (yoy), dan
meningkatnya realisasi dana bantuan sosial sebesar
41,74% (yoy) mendorong LU perdagangan untuk tumbuh
lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada triwulan I 2019, pertumbuhan LU perdagangan
diprakirakan tetap positif. Pertumbuhan LU
perdagangan diperkirakan tetap terjaga dengan konsumsi
RT yang diperkirakan tetap kuat. Hal ini sejalan dengan
perkiraan konsumsi RT yang juga meningkat, terindikasi
dari adanya peningkatan perkiraan Indeks Tendensi
Konsumen (ITK) BPS pada triwulan I 2019.
1.3.4 PertambanganLU Pertambangan pada triwulan IV 2018 mengalami
pen ingkatan . LU pe r tambangan menga lam i
pertumbuhan sebesar 1,33% (yoy), meningkat
Grafik 1.31 Perkembangan Produksi Batu Bara Kalimantan Tengah (Juta Ton)
SUMBER : DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH
PRODUKSI (METRIC TON) GROWTH
-100
0
100
200
300
400
500
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
Grafik 1.32 Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju Jepang (Juta USD)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
EKSPOR KE JEPANG (JUTA USD) GROWTH (% YOY)
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
0
50
100
150
200
250
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Secara keseluruhan, pertumbuhan LU pertambangan
pada 2018 melambat. Terkontraksinya LU pertambangan
pada tahun 2018 sebesar -0,02% (yoy) dibandingkan
tahun 2017 yang tumbuh sebesar 8,75% (yoy) disebabkan
oleh surutnya debit air Sungai Barito dan pemotongan
kuota produksi batu bara di Kalimantan Tengah hingga
semester I 2018.
LU pertambangan pada triwulan I 2019 diprakirakan
masih tumbuh kuat. Permintaan yang tetap terjaga dari
sejumlah negara mitra dagang seperti India dan Tiongkok
terhadap batu bara kalori rendah, dan musim dingin yang
masih berlangsung di Jepang akan menjadi faktor
pendorong pertumbuhan LU pertambangan pada triwulan
I 2019.
India tumbuh sebesar 94,14% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang terkontraksi
sebesar -36,00% (yoy).
Namun, ekspor LN batu bara Kalimantan Tengah menuju
Jepang yang merupakan negara mitra dagang utama
komoditas batu bara mengalami perlambatan. Tercatat
ekspor batu bara menuju Jepang tumbuh sebesar 18,27%
(yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 23,97% (yoy) (Grafik 1.33). Adapun
nominal ekspor batu bara menuju Jepang sebesar
USD134,82 juta. Permintaan Jepang yang tidak sekuat
sebelumnya merupakan dampak musim dingin yang relatif
lebih hangat dibandingkan biasanya di akhir tahun.
17KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
16 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 1.29 Kredit LU Perdagangan
SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH
KREDIT PERDAGANGAN (RP. TRILIUN) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
10
20
30
40
50
60
70
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
Grafik 1.30
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
IKK dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama Hasil SK Bank Indonesia
KAITAN INFLASI DENGAN KONSUMSI MAKANAN SEHARI-HARI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
90
95
100
105
110
115
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang
terkontraksi sebesar -0,77% (yoy). Capaian produksi batu
bara yang lebih baik, dan kembali normalnya debit air
Sungai Barito menjadi penyebab tumbuhnya LU
pertambangan pada triwulan IV 2018.
Produksi batu bara pada triwulan IV 2018 mengalami
peningkatan. Produksi batu bara Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018 sebesar 4,06 juta ton atau
meningkat sebesar 68,40% (yoy), dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 30,55% (yoy)
(Grafik 1.32). Produksi batu bara yang yang lebih baik
disebabkan oleh baseline effect terkontraksinya produksi
batu bara pada triwulan IV 2017, yang merupakan dampak
berakhirnya kontrak salah satu perusahaan di Kabupaten
Murung Raya. Disamping itu kembali normalnya debit air
Sungai Barito akibat curah hujan yang cukup baik pada
daerah hulu sungai menyebabkan kapal tongkang dapat
kembali beroperasi dan mendukung naiknya produksi batu
bara Kalimantan Tengah.
Sejalan dengan produksi yang meningkat, kinerja
ekspor LN batu bara Kalimantan Tengah juga
meningkat pada triwulan IV 2018. Ekspor LN batu bara
Kalimantan Tengah tercatat mengalami pertumbuhan
sebesar 28,30% (yoy) pada triwulan IV 2018, meningkat
dibandingkan capaian triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 13,04% (yoy). Meningkatnya ekspor LN batu bara
Kalimantan Tengah didorong oleh meningkatnya
permintaan India yang meningkat seiring dengan
penggunaan batu bara kalori rendah untuk pembangkit
listrik sejumlah industri. Tercatat ekspor batu bara menuju
mengalami penurunan pada triwulan IV 2018, yakni
sebesar 103,58 setelah sebelumnya tercatat sebesar
110,87 pada triwulan sebelumnya. Menurunnya
komponen ini menunjukkan adanya pengaruh inflasi
terhadap melambatnya konsumsi RT pada triwulan IV
2018, dan menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan
LU perdagangan.
Secara keseluruhan, pertumbuhan LU perdagangan
pada tahun 2018 mengalami peningkatan. Tercatat LU
perdagangan tumbuh sebesar 11,30% (yoy) pada tahun
2018, meningkat dibandingkan dengan tahun 2017 yang
tumbuh sebesar 8,02% (yoy). Meningkatnya konsumsi
masyarakat akibat perbaikan pendapatan pada tahun
2018 menjadi penyebab utama tumbuhnya LU
perdagangan. Peningkatan UMP sebesar 8,70% (yoy), dan
meningkatnya realisasi dana bantuan sosial sebesar
41,74% (yoy) mendorong LU perdagangan untuk tumbuh
lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pada triwulan I 2019, pertumbuhan LU perdagangan
diprakirakan tetap positif. Pertumbuhan LU
perdagangan diperkirakan tetap terjaga dengan konsumsi
RT yang diperkirakan tetap kuat. Hal ini sejalan dengan
perkiraan konsumsi RT yang juga meningkat, terindikasi
dari adanya peningkatan perkiraan Indeks Tendensi
Konsumen (ITK) BPS pada triwulan I 2019.
1.3.4 PertambanganLU Pertambangan pada triwulan IV 2018 mengalami
pen ingkatan . LU pe r tambangan menga lam i
pertumbuhan sebesar 1,33% (yoy), meningkat
Grafik 1.31 Perkembangan Produksi Batu Bara Kalimantan Tengah (Juta Ton)
SUMBER : DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI KALTENG, DATA DIOLAH
PRODUKSI (METRIC TON) GROWTH
-100
0
100
200
300
400
500
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
8000
9000
Grafik 1.32 Perkembangan Ekspor Batu Bara Menuju Jepang (Juta USD)
SUMBER : DITJEND BEA DAN CUKAI, DATA DIOLAH
EKSPOR KE JEPANG (JUTA USD) GROWTH (% YOY)
-200
-100
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
0
50
100
150
200
250
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Secara keseluruhan, pertumbuhan LU pertambangan
pada 2018 melambat. Terkontraksinya LU pertambangan
pada tahun 2018 sebesar -0,02% (yoy) dibandingkan
tahun 2017 yang tumbuh sebesar 8,75% (yoy) disebabkan
oleh surutnya debit air Sungai Barito dan pemotongan
kuota produksi batu bara di Kalimantan Tengah hingga
semester I 2018.
LU pertambangan pada triwulan I 2019 diprakirakan
masih tumbuh kuat. Permintaan yang tetap terjaga dari
sejumlah negara mitra dagang seperti India dan Tiongkok
terhadap batu bara kalori rendah, dan musim dingin yang
masih berlangsung di Jepang akan menjadi faktor
pendorong pertumbuhan LU pertambangan pada triwulan
I 2019.
India tumbuh sebesar 94,14% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang terkontraksi
sebesar -36,00% (yoy).
Namun, ekspor LN batu bara Kalimantan Tengah menuju
Jepang yang merupakan negara mitra dagang utama
komoditas batu bara mengalami perlambatan. Tercatat
ekspor batu bara menuju Jepang tumbuh sebesar 18,27%
(yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 23,97% (yoy) (Grafik 1.33). Adapun
nominal ekspor batu bara menuju Jepang sebesar
USD134,82 juta. Permintaan Jepang yang tidak sekuat
sebelumnya merupakan dampak musim dingin yang relatif
lebih hangat dibandingkan biasanya di akhir tahun.
17KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
16 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
PENELITIAN PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR KALIMANTAN TENGAHBoks 1
ekspor melainkan lebih disebabkan penurunan ekspor
provinsi lain yang lebih dalam, sedangkan peningkatan
pada 2016 – 2017 lebih disebabkan perbaikan harga batu
bara internasional yang terjadi sejak triwulan IV-2016
(Grafik 2).
Dalam rangka menemukan jenis komoditas yang
berpotensi untuk dikembangkan di provinsi Kalimantan
Tengah, dilakukan pendekatan Trade Outcome Analysis.
Pendekatan ini merupakan pengukuran historis kinerja
perdagangan suatu wilayah yang di analisis baik dari sisi
kuantitatif maupun kualitatif-nya. Pendekatan ini terdiri
dari 6 determinan yaitu RCA & Import Growth, Intensive &
Extensive Margin, Product Staging, Export Growth &
Market Share, Firm Participation/Survival, dan Quality
Shopistication. Jika dilihat dari Story Ekspor Kalimantan
Tengah Kinerja ekspor Kalteng lebih dipicu oleh kenaikan
harga dan bukan kenaikan volume ekspor. Perkembangan
ekspor berfluktuasi mengikuti kecenderungan pergerakan
harga komoditas internasional ekspor utama yaitu batu
bara dan CPO. Sejak akhir tahun 2010, kinerja ekspor
berfluktuasi dengan tren menurun dan mencapai
penurunan terdalamnya di tahun 2016 sebelum
meningkat kembali pada tahun 2017 (Grafik 3).
KALSEL
2013 2014 2015 2016 20172012
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2011
KALSEL
2013 2014 2015 2016 2017
95
5
1.8
00
1.3
60
65
7
5.3
31
13.3
81
Dalam rangka meningkatkan kinerja ekspornya, provinsi
Kalimantan Tengah perlu untuk meningkatkan daya saing
ekspor. Saat ini, peran ekspor Kalimantan Tengah terhadap
nasional dan wilayah Kalimantan, masih rendah dan belum
menunjukkan peningkatan yang signifikan selama satu
dasawarsa terakhir. Kontribusi ekspor Kalimantan Tengah
terhadap total ekspor Indonesia hanya sebesar 1,18%.
Apabila dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan,
ekspor Kalimantan Tengah menduduki peringkat ke-3 (dari
total 4 provinsi) dengan kontribusi hanya sebesar 7,54%
dari jumlah keseluruhan ekspor di regional Kalimantan
(Grafik 1).
Mesin penggerak pertumbuhan ekspor Kalteng masih
didominasi oleh pertambangan dan industri pengolahan.
Dalam satu dasawarsa terakhir, diversifikasi struktur ekspor
Kalteng masih sangat terbatas. Konsentrasi ekspor utama
masih didominasi oleh raw material yaitu hasil tambang
batu bara, diikuti oleh industri pengolahan yaitu minyak
kelapa sawit, karet alam olahan, dan kayu olahan.
Peran ekspor Kalimantan Tengah terhadap regional tidak
terlalu signifikan mengalami perubahan. Ekspor
Kalimantan Tengah sedikit meningkat dari tahun
sebelumnya, bukan disebabkan oleh peningkatan nilai
2014 2015 2016 2017
2016 2017
-40%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
-
200
400
600
800
1.200
1.400
1.800
EKSPOR G. EKSPOR
201520142013201220112010 2013 2014 2015 2016 2017
-
100
200
300
400
500
600
700
800 USD MILLIONS
Dari sisi Perkembangan Trade Balance di Kalimantan
Tengah. Neraca perdagangan Kalimantan Tengah secara
konsisten selalu mengalami surplus. Mulai pada tahun
2017 ada kenaikan surplus yang meningkat dari tahun
2016 walaupun tidak sebesar di tahun 2013 (Grafik 4). Dari
sisi lain nya Peran Sektor Komoditas terhadap Ekspor
dalam lima tahun terakhir didominasi oleh LU pertanian hal
itu dikarenakan luasnya wilayah Kalteng yang didominasi
oleh perkebunan khususnya komoditas kelapa sawit, dan
karet yang mencapai 1,9 juta Ha menjadikan LU ini sebagai
yang terbesar di Kalteng (Tabel 1).
Sedangkan Pemanfaatan teknologi dalam produk hasil
ekspor Kalimatan tengah masih tergolong rendah,
kecenderungan ini sejalan dengan wilayah lainnya
diregional Kalimantan dimana primary products dan
resource based manufacture mendominasi (Grafik 5), hal
ini disebabkan oleh melimpahnya sumber daya alam dan
kebijakan yang kurang memadai untuk mendorong dan
meningkatkan system pengetahuan, inovasi dan
kemampuan produksi. Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan pendekatan Trade Outcome Analysis,
komoditas ekspor Kalimantan Tengah yang memiliki
potensi yang baik untuk dikembangkan lebih lanjut adalah
komoditas minyak kelapa sawit. Namun demikian,
pengembangan komoditas ekspor minyak kelapa sawit di
Kalimantan Tengah masih memiliki beberapa kendala dan
rintangan masih memiliki beberapa kendala dan rintangan
sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 2 dan tabel 3.
KALSEL
100%
80%
60%
40%
20%
0%
19KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
18 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
PENELITIAN PENINGKATAN DAYA SAING EKSPOR KALIMANTAN TENGAHBoks 1
ekspor melainkan lebih disebabkan penurunan ekspor
provinsi lain yang lebih dalam, sedangkan peningkatan
pada 2016 – 2017 lebih disebabkan perbaikan harga batu
bara internasional yang terjadi sejak triwulan IV-2016
(Grafik 2).
Dalam rangka menemukan jenis komoditas yang
berpotensi untuk dikembangkan di provinsi Kalimantan
Tengah, dilakukan pendekatan Trade Outcome Analysis.
Pendekatan ini merupakan pengukuran historis kinerja
perdagangan suatu wilayah yang di analisis baik dari sisi
kuantitatif maupun kualitatif-nya. Pendekatan ini terdiri
dari 6 determinan yaitu RCA & Import Growth, Intensive &
Extensive Margin, Product Staging, Export Growth &
Market Share, Firm Participation/Survival, dan Quality
Shopistication. Jika dilihat dari Story Ekspor Kalimantan
Tengah Kinerja ekspor Kalteng lebih dipicu oleh kenaikan
harga dan bukan kenaikan volume ekspor. Perkembangan
ekspor berfluktuasi mengikuti kecenderungan pergerakan
harga komoditas internasional ekspor utama yaitu batu
bara dan CPO. Sejak akhir tahun 2010, kinerja ekspor
berfluktuasi dengan tren menurun dan mencapai
penurunan terdalamnya di tahun 2016 sebelum
meningkat kembali pada tahun 2017 (Grafik 3).
KALSEL
2013 2014 2015 2016 20172012
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2011
KALSEL
2013 2014 2015 2016 2017
95
5
1.8
00
1.3
60
65
7
5.3
31
13.3
81
Dalam rangka meningkatkan kinerja ekspornya, provinsi
Kalimantan Tengah perlu untuk meningkatkan daya saing
ekspor. Saat ini, peran ekspor Kalimantan Tengah terhadap
nasional dan wilayah Kalimantan, masih rendah dan belum
menunjukkan peningkatan yang signifikan selama satu
dasawarsa terakhir. Kontribusi ekspor Kalimantan Tengah
terhadap total ekspor Indonesia hanya sebesar 1,18%.
Apabila dibandingkan dengan provinsi lain di Kalimantan,
ekspor Kalimantan Tengah menduduki peringkat ke-3 (dari
total 4 provinsi) dengan kontribusi hanya sebesar 7,54%
dari jumlah keseluruhan ekspor di regional Kalimantan
(Grafik 1).
Mesin penggerak pertumbuhan ekspor Kalteng masih
didominasi oleh pertambangan dan industri pengolahan.
Dalam satu dasawarsa terakhir, diversifikasi struktur ekspor
Kalteng masih sangat terbatas. Konsentrasi ekspor utama
masih didominasi oleh raw material yaitu hasil tambang
batu bara, diikuti oleh industri pengolahan yaitu minyak
kelapa sawit, karet alam olahan, dan kayu olahan.
Peran ekspor Kalimantan Tengah terhadap regional tidak
terlalu signifikan mengalami perubahan. Ekspor
Kalimantan Tengah sedikit meningkat dari tahun
sebelumnya, bukan disebabkan oleh peningkatan nilai
2014 2015 2016 2017
2016 2017
-40%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
-
200
400
600
800
1.200
1.400
1.800
EKSPOR G. EKSPOR
201520142013201220112010 2013 2014 2015 2016 2017
-
100
200
300
400
500
600
700
800 USD MILLIONS
Dari sisi Perkembangan Trade Balance di Kalimantan
Tengah. Neraca perdagangan Kalimantan Tengah secara
konsisten selalu mengalami surplus. Mulai pada tahun
2017 ada kenaikan surplus yang meningkat dari tahun
2016 walaupun tidak sebesar di tahun 2013 (Grafik 4). Dari
sisi lain nya Peran Sektor Komoditas terhadap Ekspor
dalam lima tahun terakhir didominasi oleh LU pertanian hal
itu dikarenakan luasnya wilayah Kalteng yang didominasi
oleh perkebunan khususnya komoditas kelapa sawit, dan
karet yang mencapai 1,9 juta Ha menjadikan LU ini sebagai
yang terbesar di Kalteng (Tabel 1).
Sedangkan Pemanfaatan teknologi dalam produk hasil
ekspor Kalimatan tengah masih tergolong rendah,
kecenderungan ini sejalan dengan wilayah lainnya
diregional Kalimantan dimana primary products dan
resource based manufacture mendominasi (Grafik 5), hal
ini disebabkan oleh melimpahnya sumber daya alam dan
kebijakan yang kurang memadai untuk mendorong dan
meningkatkan system pengetahuan, inovasi dan
kemampuan produksi. Berdasarkan hasil penelitian
menggunakan pendekatan Trade Outcome Analysis,
komoditas ekspor Kalimantan Tengah yang memiliki
potensi yang baik untuk dikembangkan lebih lanjut adalah
komoditas minyak kelapa sawit. Namun demikian,
pengembangan komoditas ekspor minyak kelapa sawit di
Kalimantan Tengah masih memiliki beberapa kendala dan
rintangan masih memiliki beberapa kendala dan rintangan
sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 2 dan tabel 3.
KALSEL
100%
80%
60%
40%
20%
0%
19KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
18 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Dari hasil penelitian menggunakan pendekatan AHP dan
hasil FGD dengan pelaku usaha serta dinas-dinas terkait,
diperoleh kesimpulan bahwa akses pasar dan insentif
makro merupakan permasalahan yang paling utama.
Berikut adalah kesimpulan dari masing-masing faktor:
KESIMPULAN
1.
2.
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH02
Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 mengalami
peningkatan terutama didorong oleh peningkatan komponen pendapatan transfer.
Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah mengalami perlambatan pada triwulan
IV 2018, namun masih tumbuh positif yang didorong oleh komponen belanja operasional.
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
20 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Dari hasil penelitian menggunakan pendekatan AHP dan
hasil FGD dengan pelaku usaha serta dinas-dinas terkait,
diperoleh kesimpulan bahwa akses pasar dan insentif
makro merupakan permasalahan yang paling utama.
Berikut adalah kesimpulan dari masing-masing faktor:
KESIMPULAN
1.
2.
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH02
Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 mengalami
peningkatan terutama didorong oleh peningkatan komponen pendapatan transfer.
Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah mengalami perlambatan pada triwulan
IV 2018, namun masih tumbuh positif yang didorong oleh komponen belanja operasional.
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
20 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
2.1 REALISASI APBD PEMERINTAH DAERAH KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV 2018Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah
Kalimantan Tengah, baik Pemerintah Provinsi
maupun Pemerintah Kabupaten mengalami
peningkatan pada triwulan IV 2018. Tercatat realisasi
pendapatan Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 sebesar Rp20,38 triliun atau tumbuh
sebesar 7,23% (yoy), meningkat dibandingkan capaian
triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 0,23% (yoy) (Grafik
2.1). Pertumbuhan realisasi pendapatan pemerintah
daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
didorong oleh komponen pendapatan transfer yang
tercatat mengalami peningkatan signifikan dibandingkan
dengan posisi triwulan sebelumnya. Secara wilayah,
peningkatan pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan
Tengah utamanya didorong oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten
Kotawaringin Timur, dan Pemerintah Daerah Kabupaten
Kapuas. Tercatat sampai dengan triwulan IV 2018, realisasi
pendapatan telah mencapai 98,00% dari pagu yang
dianggarkan.
Komponen pendapatan transfer tumbuh meningkat
dibandingkan triwulan III 2018, dan menjadi
komponen pendapatan dengan peningkatan
tertinggi pada triwulan IV 2018. Realisasi Pendapatan
Transfer pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp17,17
triliun, atau tumbuh 2,50% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan
sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi sebesar
-0,25% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan komponen
pendapatan transfer ini utamanya didorong oleh transfer
dana pemerintah pusat pada Dana Alokasi Umum (DAU)
yang tercatat naik sebesar Rp2,29 triliun, dana bagi hasil
pajak dan SDA yang tercatat naik sebesar Rp1,55 triliun,
dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang tercatat naik sebesar
Rp1,04 triliun. Meningkatnya transfer dana dari
Pemerintah Pusat pada ketiga komponen ini disebabkan
oleh realisasi pemerintah menjelang akhir tahun, setelah
pada triwulan sebelumnya sempat mengalami
keterlambatan transfer. Tercatat hingga akhir triwulan IV
2018, realisasi pendapatan transfer mencapai 99,09% dari
pagu yang dianggarkan.
Di sisi lainnya, pertumbuhan komponen Pendapatan
Asli Daerah (PAD) juga mengalami peningkatan pada
triwulan IV 2018. Realisasi PAD pada triwulan IV tercatat
sebesar Rp2,76 triliun, atau tumbuh sebesar 9,88% (yoy),
meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 8,66% (yoy).
Pertumbuhan PAD didorong oleh peningkatan komponen
pendapatan pajak daerah sebesar Rp580,78 miliar.
Tercatat hingga akhir triwulan IV 2018, realisasi PAD telah
mencapai 98,58% dari pagu yang dianggarkan.
Pendapatan transfer masih menjadi komponen
pendapatan daerah dengan pangsa terbesar.
Pendapatan transfer pada triwulan IV 2018 mendominasi
realisasi pendapatan daerah di Kalimantan Tengah dengan
pangsa sebesar 84,22%. Selanjutnya PAD dan pendapatan
Grafik 2.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (%)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
2,21%
PENDAPATAN TRANSFER
84,22%
PAD
13,57%
Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
PENDAPATAN TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
0
4000
8000
12000
16000
20000
24000
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
BELANJA TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
4000
8000
12000
16000
20000
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
Grafik 2.4 Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (%)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
BELANJA MODAL
27,13%
BELANJA NON MODAL
72,87%
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
pegawai yang meningkat sebesar Rp2,49 triliun dan
belanja barang yang meningkat sebesar Rp1,80 triliun.
Tercatat pada triwulan IV 2018, realisasi belanja
operasional mencapai 91,12% dari pagu yang
dianggarkan.
Di sisi lainnya, komponen belanja modal Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018 juga mengalami
pertumbuhan yang melambat. Realisasi belanja modal
pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp4,68 triliun, atau
tumbuh sebesar 3,83% (yoy), melambat dibandingkan
dengan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 10,30%
(yoy). Meskipun melambat, pertumbuhan belanja modal
tetap positif didorong oleh peningkatan komponen
belanja jalan, irigasi, dan jaringan yang meningkat sebesar
Rp1,50 triliun. Tercatat pada triwulan IV 2018, realisasi
belanja modal telah mencapai 90,70% dari pagu yang
dianggarkan.
Belanja non modal masih menjadi komponen belanja
daerah dengan pangsa terbesar pada triwulan IV
2018. Belanja non modal (belanja operasional dan belanja
tak terduga) Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
memiliki pangsa mencapai 72,87% dibanding total
belanja daerah Kalimantan Tengah. Besarnya belanja non
modal pada triwulan IV 2018 ditopang oleh aktivitas
belanja pegawai dan belanja barang yang mendominasi
90,73% dari komponen belanja non modal. Di sisi lain,
belanja modal menyusul dengan pangsa sebesar 27,13%
terhadap total belanja daerah Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 (Grafik 2.4).
lain-lain menyusul dengan pangsa masing-masing sebesar
13,57% dan 2,21% terhadap total pendapatan daerah di
Kalimantan Tengah (Grafik 2.2).
Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan
Tengah, baik Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten mengalami pertumbuhan
positif pada triwulan IV 2018. Tercatat realisasi belanja
Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 sebesar Rp17,26 triliun atau tumbuh sebesar 2,78%
(yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan III 2018
yang tumbuh sebesar 7,71% (yoy) (Grafik 2.3). Tercatat
komponen belanja operasional menjadi pendorong utama
tumbuhnya belanja Pemerintah Daerah Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018. Secara wilayah,
peningkatan belanja Pemerintah Daerah Kalimantan
Tengah utamanya didorong oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten
Kotawaringin Timur, dan Pemerintah Daerah Kabupaten
Kotawaringin Barat. Tercatat pada triwulan IV 2018,
realisasi belanja mencapai 90,88% dari pagu yang
dianggarkan.
Komponen belanja operasional tumbuh melambat
pada triwulan IV 2018. Realisasi belanja operasional
pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp12,57 triliun,
atau tumbuh sebesar 2,42% (yoy), melambat jika
dibandingkan dengan capaian triwulan III 2018 yang
tumbuh sebesar 7,08% (yoy). Meskipun melambat,
belanja operasional tetap tumbuh positif dan merupakan
komponen utama pendorong belanja. Meningkatnya
belanja operasional didorong oleh komponen belanja
23KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
22 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
2.1 REALISASI APBD PEMERINTAH DAERAH KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV 2018Realisasi pendapatan Pemerintah Daerah
Kalimantan Tengah, baik Pemerintah Provinsi
maupun Pemerintah Kabupaten mengalami
peningkatan pada triwulan IV 2018. Tercatat realisasi
pendapatan Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 sebesar Rp20,38 triliun atau tumbuh
sebesar 7,23% (yoy), meningkat dibandingkan capaian
triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 0,23% (yoy) (Grafik
2.1). Pertumbuhan realisasi pendapatan pemerintah
daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
didorong oleh komponen pendapatan transfer yang
tercatat mengalami peningkatan signifikan dibandingkan
dengan posisi triwulan sebelumnya. Secara wilayah,
peningkatan pendapatan Pemerintah Daerah Kalimantan
Tengah utamanya didorong oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten
Kotawaringin Timur, dan Pemerintah Daerah Kabupaten
Kapuas. Tercatat sampai dengan triwulan IV 2018, realisasi
pendapatan telah mencapai 98,00% dari pagu yang
dianggarkan.
Komponen pendapatan transfer tumbuh meningkat
dibandingkan triwulan III 2018, dan menjadi
komponen pendapatan dengan peningkatan
tertinggi pada triwulan IV 2018. Realisasi Pendapatan
Transfer pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp17,17
triliun, atau tumbuh 2,50% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan
sebelumnya yang tercatat mengalami kontraksi sebesar
-0,25% (yoy). Meningkatnya pertumbuhan komponen
pendapatan transfer ini utamanya didorong oleh transfer
dana pemerintah pusat pada Dana Alokasi Umum (DAU)
yang tercatat naik sebesar Rp2,29 triliun, dana bagi hasil
pajak dan SDA yang tercatat naik sebesar Rp1,55 triliun,
dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang tercatat naik sebesar
Rp1,04 triliun. Meningkatnya transfer dana dari
Pemerintah Pusat pada ketiga komponen ini disebabkan
oleh realisasi pemerintah menjelang akhir tahun, setelah
pada triwulan sebelumnya sempat mengalami
keterlambatan transfer. Tercatat hingga akhir triwulan IV
2018, realisasi pendapatan transfer mencapai 99,09% dari
pagu yang dianggarkan.
Di sisi lainnya, pertumbuhan komponen Pendapatan
Asli Daerah (PAD) juga mengalami peningkatan pada
triwulan IV 2018. Realisasi PAD pada triwulan IV tercatat
sebesar Rp2,76 triliun, atau tumbuh sebesar 9,88% (yoy),
meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 8,66% (yoy).
Pertumbuhan PAD didorong oleh peningkatan komponen
pendapatan pajak daerah sebesar Rp580,78 miliar.
Tercatat hingga akhir triwulan IV 2018, realisasi PAD telah
mencapai 98,58% dari pagu yang dianggarkan.
Pendapatan transfer masih menjadi komponen
pendapatan daerah dengan pangsa terbesar.
Pendapatan transfer pada triwulan IV 2018 mendominasi
realisasi pendapatan daerah di Kalimantan Tengah dengan
pangsa sebesar 84,22%. Selanjutnya PAD dan pendapatan
Grafik 2.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (%)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
2,21%
PENDAPATAN TRANSFER
84,22%
PAD
13,57%
Grafik 2.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
PENDAPATAN TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
0
4000
8000
12000
16000
20000
24000
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 2.3 Perkembangan Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
BELANJA TOTAL (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY) - KA
0
4000
8000
12000
16000
20000
-50
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
Grafik 2.4 Pangsa Realisasi Belanja Daerah Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (%)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
BELANJA MODAL
27,13%
BELANJA NON MODAL
72,87%
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
pegawai yang meningkat sebesar Rp2,49 triliun dan
belanja barang yang meningkat sebesar Rp1,80 triliun.
Tercatat pada triwulan IV 2018, realisasi belanja
operasional mencapai 91,12% dari pagu yang
dianggarkan.
Di sisi lainnya, komponen belanja modal Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018 juga mengalami
pertumbuhan yang melambat. Realisasi belanja modal
pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp4,68 triliun, atau
tumbuh sebesar 3,83% (yoy), melambat dibandingkan
dengan triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 10,30%
(yoy). Meskipun melambat, pertumbuhan belanja modal
tetap positif didorong oleh peningkatan komponen
belanja jalan, irigasi, dan jaringan yang meningkat sebesar
Rp1,50 triliun. Tercatat pada triwulan IV 2018, realisasi
belanja modal telah mencapai 90,70% dari pagu yang
dianggarkan.
Belanja non modal masih menjadi komponen belanja
daerah dengan pangsa terbesar pada triwulan IV
2018. Belanja non modal (belanja operasional dan belanja
tak terduga) Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
memiliki pangsa mencapai 72,87% dibanding total
belanja daerah Kalimantan Tengah. Besarnya belanja non
modal pada triwulan IV 2018 ditopang oleh aktivitas
belanja pegawai dan belanja barang yang mendominasi
90,73% dari komponen belanja non modal. Di sisi lain,
belanja modal menyusul dengan pangsa sebesar 27,13%
terhadap total belanja daerah Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 (Grafik 2.4).
lain-lain menyusul dengan pangsa masing-masing sebesar
13,57% dan 2,21% terhadap total pendapatan daerah di
Kalimantan Tengah (Grafik 2.2).
Realisasi belanja Pemerintah Daerah Kalimantan
Tengah, baik Pemerintah Provinsi maupun
Pemerintah Kabupaten mengalami pertumbuhan
positif pada triwulan IV 2018. Tercatat realisasi belanja
Pemerintah daerah Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 sebesar Rp17,26 triliun atau tumbuh sebesar 2,78%
(yoy), melambat dibandingkan capaian triwulan III 2018
yang tumbuh sebesar 7,71% (yoy) (Grafik 2.3). Tercatat
komponen belanja operasional menjadi pendorong utama
tumbuhnya belanja Pemerintah Daerah Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018. Secara wilayah,
peningkatan belanja Pemerintah Daerah Kalimantan
Tengah utamanya didorong oleh Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten
Kotawaringin Timur, dan Pemerintah Daerah Kabupaten
Kotawaringin Barat. Tercatat pada triwulan IV 2018,
realisasi belanja mencapai 90,88% dari pagu yang
dianggarkan.
Komponen belanja operasional tumbuh melambat
pada triwulan IV 2018. Realisasi belanja operasional
pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp12,57 triliun,
atau tumbuh sebesar 2,42% (yoy), melambat jika
dibandingkan dengan capaian triwulan III 2018 yang
tumbuh sebesar 7,08% (yoy). Meskipun melambat,
belanja operasional tetap tumbuh positif dan merupakan
komponen utama pendorong belanja. Meningkatnya
belanja operasional didorong oleh komponen belanja
23KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
22 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV 2017 dan III-IV 2018 (Rp Miliar)
KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH REALISASI IV 2017
(Rp. MILIAR)
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
PAJAK
RETRIBUSI DAERAH
HSL PENGELOLAAN KEKAYAAN YANG DIPISAHKAN
LAIN-LAIN PAD YANG SAH
PENDAPATAN TRANSFER
DANA BAGI HASIL PAJAK/ BUKAN PAJAK
DANA BAGI HASIL SDA
DANA ALOKASI UMUM
DANA ALOKASI KHUSUS
DANA PENYESUAIAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
HIBAH
DANA INSENTIF DAERAH
PENDAPATAN LAINNYA
4082,81
11,50
123,27
5,23
-
REALISASI III 2018 (Rp. MILIAR)
REALISASI IV 2018 (RP. MILIAR)
% PERUBAHAN III 2018
% PERUBAHAN IV 2018
2810,68
8,32
-
4797,13
12,55
882,26
6,39
-
(9,00)
8,31
18,57
-
17,50
18,57
-
2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Triwulan IV 2018
Realisasi transfer dana dari pemerintah pusat di akhir
tahun menyebabkan komponen pendapatan
transfer mengalami pertumbuhan meningkat pada
triwulan IV 2018. Tercatat komponen pendapatan
transfer terealisasi sebesar Rp3,17 triliun pada akhir
triwulan IV 2018, atau tumbuh meningkat sebesar
16,94% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat kontraksi
sebesar -20,87% (yoy). Melihat lebih dalam pada
komponen pendapatan transfer, tingginya Dana Alokasi
Umum (DAU) menjadi penyebab meningkatnya
pendapatan transfer Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018.
Struktur pembentuk pendapatan daerah Provinsi
Kalimantan Tengah tidak mengalami perubahan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Realisasi
pendapatan tertinggi masih berasal dari komponen
pendapatan transfer sebesar Rp3,17 triliun, diikuti
komponen PAD sebesar Rp1,60 triliun. Berdasarkan
pangsanya, pendapatan transfer mendominasi
pendapatan daerah provinsi Kalimantan Tengah dengan
pangsa sebesar 66,14%, diikuti oleh PAD sebesar 33,36%,
dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 0,49% (grafik
2.6).
Pertumbuhan realisasi pendapatan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah meningkat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Realisasi pendapatan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 tercatat sebesar Rp4,79 triliun atau mengalami
pertumbuhan sebesar 17,50% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar -9,00% (yoy) (Tabel 2.1). Meningkatnya
realisasi transfer dana dari pemerintah pusat menjadi
penyebab meningkatnya pertumbuhan pendapatan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018. Secara keseluruhan pada triwulan IV 2018 realisasi
pendapatan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
tercatat sebesar 104,46%.
Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami
pertumbuhan meningkat pada triwulan IV 2018.
Tercatat PAD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
terealisasi sebesar Rp1,60 triliun pada triwulan IV 2018, atau
tumbuh sebesar 19,25% (yoy), meningkat dibandingkan
dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat
sebesar 17,45% (yoy). Komponen pajak tumbuh sebesar
24,09% (yoy) atau tercatat sebesar Rp1354,67 miliar, dan
menjadi penyumbang utama komponen PAD Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 dan III-IV 2018 (Rp Miliar)
KOMPONEN BELANJA DAERAH
TOTAL BELANJA + TRANSFER
SUBSIDI
REALISASI IV 2017 (Rp. MILIAR)
3687,52
775,59
445,57
38,46
-
REALISASI III 2018 (Rp. MILIAR)
REALISASI IV 2018 (RP. MILIAR)
% PERUBAHAN III 2018
% PERUBAHAN IV 2018
2791,70
948,38
-
4548,05
-
24,50
1,44
-
-
23,34
53,48
-
-
Grafik 2.6 Kontribusi Komponen Pendapatan Triwulan IV 2018 (%)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
0,49%
PENDAPATAN TRANSFER
66,14%
PAD
33,36%
Grafik 2.5 Komponen Pendapatan Daerah Triwulan IV 2018 (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
-20
-10
0
10
20
30
40
50
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)
PAD (RP. MILIAR) - KI DANA PERIMBANGAN (RP. MILIAR) - KI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
sebesar 8,82% (yoy) atau sebesar Rp2,78 triliun, melambat
dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh
sebesar 13,19% (yoy) atau sebesar Rp1,80 triliun. Melihat
komponennya lebih dalam, belanja barang dan belanja
pegawai mengalami peningkatan realisasi tertinggi pada
triwulan IV 2018 yakni sebesar Rp551,46 miliar dan
Rp412,34 miliar.
Sejalan dengan komponen belanja operasional,
komponen belanja modal mengalami pertumbuhan
yang melambat pada triwulan IV 2018. Belanja modal
pada triwulan IV 2018 tercatat mengalami pertumbuhan
sebesar 87,59% (yoy) atau sebesar Rp1,06 triliun,
melambat dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang
tumbuh sebesar 112,47% (yoy). Melihat komponennya
lebih dalam, belanja jalan dan irigasi mengalami
peningkatan realisasi tertinggi sebesar Rp204,44 miliar,
diikuti dengan belanja gedung dan bangunan sebesar
Rp127,37 miliar.
Belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
mengalami pertumbuhan positif, meskipun tidak
tumbuh sekuat triwulan sebelumnya. Realisasi belanja
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 tercatat sebesar Rp3,84 triliun atau mengalami
pertumbuhan 22,94% (yoy), sedikit melambat
dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 28,07% (yoy) (Tabel 2.2). Pertumbuhan
realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018 utamanya didorong oleh komponen
belanja operasional. Sampai dengan akhir triwulan IV
2018, realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah telah mencapai 96,62% dari pagu yang
dianggarkan.
Pertumbuhan komponen belanja operasional
Pemerintah Provinsi pada triwulan IV 2018
mengalami perlambatan. Belanja operasional pada
triwulan IV 2018 tercatat mengalami pertumbuhan
25KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
24 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV 2017 dan III-IV 2018 (Rp Miliar)
KOMPONEN PENDAPATAN DAERAH REALISASI IV 2017
(Rp. MILIAR)
PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
PAJAK
RETRIBUSI DAERAH
HSL PENGELOLAAN KEKAYAAN YANG DIPISAHKAN
LAIN-LAIN PAD YANG SAH
PENDAPATAN TRANSFER
DANA BAGI HASIL PAJAK/ BUKAN PAJAK
DANA BAGI HASIL SDA
DANA ALOKASI UMUM
DANA ALOKASI KHUSUS
DANA PENYESUAIAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
HIBAH
DANA INSENTIF DAERAH
PENDAPATAN LAINNYA
4082,81
11,50
123,27
5,23
-
REALISASI III 2018 (Rp. MILIAR)
REALISASI IV 2018 (RP. MILIAR)
% PERUBAHAN III 2018
% PERUBAHAN IV 2018
2810,68
8,32
-
4797,13
12,55
882,26
6,39
-
(9,00)
8,31
18,57
-
17,50
18,57
-
2.2 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Triwulan IV 2018
Realisasi transfer dana dari pemerintah pusat di akhir
tahun menyebabkan komponen pendapatan
transfer mengalami pertumbuhan meningkat pada
triwulan IV 2018. Tercatat komponen pendapatan
transfer terealisasi sebesar Rp3,17 triliun pada akhir
triwulan IV 2018, atau tumbuh meningkat sebesar
16,94% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat kontraksi
sebesar -20,87% (yoy). Melihat lebih dalam pada
komponen pendapatan transfer, tingginya Dana Alokasi
Umum (DAU) menjadi penyebab meningkatnya
pendapatan transfer Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018.
Struktur pembentuk pendapatan daerah Provinsi
Kalimantan Tengah tidak mengalami perubahan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Realisasi
pendapatan tertinggi masih berasal dari komponen
pendapatan transfer sebesar Rp3,17 triliun, diikuti
komponen PAD sebesar Rp1,60 triliun. Berdasarkan
pangsanya, pendapatan transfer mendominasi
pendapatan daerah provinsi Kalimantan Tengah dengan
pangsa sebesar 66,14%, diikuti oleh PAD sebesar 33,36%,
dan lain-lain pendapatan yang sah sebesar 0,49% (grafik
2.6).
Pertumbuhan realisasi pendapatan Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah meningkat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Realisasi pendapatan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 tercatat sebesar Rp4,79 triliun atau mengalami
pertumbuhan sebesar 17,50% (yoy), meningkat
dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar -9,00% (yoy) (Tabel 2.1). Meningkatnya
realisasi transfer dana dari pemerintah pusat menjadi
penyebab meningkatnya pertumbuhan pendapatan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018. Secara keseluruhan pada triwulan IV 2018 realisasi
pendapatan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
tercatat sebesar 104,46%.
Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami
pertumbuhan meningkat pada triwulan IV 2018.
Tercatat PAD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
terealisasi sebesar Rp1,60 triliun pada triwulan IV 2018, atau
tumbuh sebesar 19,25% (yoy), meningkat dibandingkan
dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat
sebesar 17,45% (yoy). Komponen pajak tumbuh sebesar
24,09% (yoy) atau tercatat sebesar Rp1354,67 miliar, dan
menjadi penyumbang utama komponen PAD Pemerintah
Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.2 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 dan III-IV 2018 (Rp Miliar)
KOMPONEN BELANJA DAERAH
TOTAL BELANJA + TRANSFER
SUBSIDI
REALISASI IV 2017 (Rp. MILIAR)
3687,52
775,59
445,57
38,46
-
REALISASI III 2018 (Rp. MILIAR)
REALISASI IV 2018 (RP. MILIAR)
% PERUBAHAN III 2018
% PERUBAHAN IV 2018
2791,70
948,38
-
4548,05
-
24,50
1,44
-
-
23,34
53,48
-
-
Grafik 2.6 Kontribusi Komponen Pendapatan Triwulan IV 2018 (%)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
0,49%
PENDAPATAN TRANSFER
66,14%
PAD
33,36%
Grafik 2.5 Komponen Pendapatan Daerah Triwulan IV 2018 (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
-20
-10
0
10
20
30
40
50
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)
PAD (RP. MILIAR) - KI DANA PERIMBANGAN (RP. MILIAR) - KI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
sebesar 8,82% (yoy) atau sebesar Rp2,78 triliun, melambat
dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang tumbuh
sebesar 13,19% (yoy) atau sebesar Rp1,80 triliun. Melihat
komponennya lebih dalam, belanja barang dan belanja
pegawai mengalami peningkatan realisasi tertinggi pada
triwulan IV 2018 yakni sebesar Rp551,46 miliar dan
Rp412,34 miliar.
Sejalan dengan komponen belanja operasional,
komponen belanja modal mengalami pertumbuhan
yang melambat pada triwulan IV 2018. Belanja modal
pada triwulan IV 2018 tercatat mengalami pertumbuhan
sebesar 87,59% (yoy) atau sebesar Rp1,06 triliun,
melambat dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang
tumbuh sebesar 112,47% (yoy). Melihat komponennya
lebih dalam, belanja jalan dan irigasi mengalami
peningkatan realisasi tertinggi sebesar Rp204,44 miliar,
diikuti dengan belanja gedung dan bangunan sebesar
Rp127,37 miliar.
Belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
mengalami pertumbuhan positif, meskipun tidak
tumbuh sekuat triwulan sebelumnya. Realisasi belanja
Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 tercatat sebesar Rp3,84 triliun atau mengalami
pertumbuhan 22,94% (yoy), sedikit melambat
dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya yang
tumbuh sebesar 28,07% (yoy) (Tabel 2.2). Pertumbuhan
realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018 utamanya didorong oleh komponen
belanja operasional. Sampai dengan akhir triwulan IV
2018, realisasi belanja Pemerintah Provinsi Kalimantan
Tengah telah mencapai 96,62% dari pagu yang
dianggarkan.
Pertumbuhan komponen belanja operasional
Pemerintah Provinsi pada triwulan IV 2018
mengalami perlambatan. Belanja operasional pada
triwulan IV 2018 tercatat mengalami pertumbuhan
25KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
24 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp Miliar)
PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTA REALISASI IV 2017 (Rp. MILIAR)
KOTAWARINGIN BARAT
KOTAWARINGIN TIMUR
PALANGKA RAYA
LAMANDAU
SERUYAN
SUKAMARA
KATINGAN
BARITO TIMUR
MURUNG RAYA
BARITO UTARA
BARITO SELATAN
KAPUAS
PULANG PISAU
GUNUNG MAS
1288,20
1126,50
1164,48
913,50
REALISASI IV 2018 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN
1261,83
1123,82
-2,05
6,40
Grafik 2.8 Kontribusi Komponen Belanja Daerah Triwulan IV 2018
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
BELANJA TAK TERDUGA
0.00%
BELANJA MODAL
27,55%
BELANJA OPERASI
72,45%
Grafik 2.7 Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 - 2018 (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
BELANJA TAK TERDUGA (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)
BELANJA OPERASI (RP. MILIAR) - KI BELANJA MODAL (RP. MILIAR) - KI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
tertinggi di Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
yakni sebesar 17,25% (yoy). Meningkatnya pendapatan
transfer dari pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum
(DAU) menjadi faktor pendorong tingginya pertumbuhan
pendapatan daerah tersebut. Di sisi lain, Kabupaten
Gunung Mas menjadi kabupaten dengan realisasi
pertumbuhan pendapatan negatif sekaligus terendah di
Kalimantan Tengah dengan penurunan sebesar -6,33%
(yoy). Rendahnya realisasi PAD, dan pendapatan transfer
pada triwulan IV 2018 di Kabupaten Gunung Mas menjadi
faktor penahan pertumbuhan pendapatan daerah
tersebut.
Dari sisi belanja, sebagian besar pertumbuhan
belanja kabupaten/kota di Kalimantan Tengah
mengalami kontraksi. Rata-rata pertumbuhan belanja
kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 sebesar -1,11% (yoy), melambat dibandingkan
dengan rata-rata pertumbuhan belanja kabupaten/kota di
Komponen belanja operasional menjadi komponen
dengan pangsa terbesar dalam belanja Pemerintah
Provinsi pada triwulan IV 2018. Tercatat belanja
operasional Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 sebesar Rp2,78 triliun, atau sebesar
72,45% dari total belanja. Sementara itu, komponen
belanja modal berada pada urutan selanjutnya dengan
pangsa sebesar 27,55%. Hingga akhir triwulan IV 2018
tidak terdapat komponen belanja tak terduga (Grafik 2.8).
2.3 Realisasi APBD Pemerintah Kabupaten/Kota Triwulan IV 2018Rata-rata realisasi pendapatan pemerintah
kabupaten/kota di Kalimantan Tengah mengalami
pertumbuhan positif pada triwulan IV 2018.
Rata–rata pertumbuhan pendapatan kabupaten/kota di
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 4,89%
(yoy) (Tabel 2.3). Kabupaten Barito Timur tercatat menjadi
kabupaten dengan realisasi pertumbuhan pendapatan
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018
PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTAREALISASI ANGGARAN (RP MILIAR)
KOTAWARINGIN BARAT
KOTAWARINGIN TIMUR
PALANGKA RAYA
LAMANDAU
SERUYAN
SUKAMARA
KATINGAN
BARITO TIMUR
MURUNG RAYA
BARITO UTARA
BARITO SELATAN
KAPUAS
PULANG PISAU
GUNUNG MAS
PENDAPATAN TOTALRASIO KEMANDIRIAN
179,33
46,43
1261,83
1123,82
14,21
3,87
PAD
REALISASI PAD S/D IV 2018
96,70
91,20
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp Miliar)
PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTA REALISASI IV 2017 (Rp. MILIAR)
KOTAWARINGIN BARAT
KOTAWARINGIN TIMUR
PALANGKA RAYA
LAMANDAU
SERUYAN
SUKAMARA
KATINGAN
BARITO TIMUR
MURUNG RAYA
BARITO UTARA
BARITO SELATAN
KAPUAS
PULANG PISAU
GUNUNG MAS
REALISASI IV 2018 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN
1176,26
945,32
1119,66
821,33
-4,81
13,56
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 adalah sebesar
7,28%, sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya sebesar 6,34% (Tabel 2.5). Kabupaten
Kotawaringin Barat menjadi kabupaten dengan rasio
kemandirian tertinggi hingga akhir triwulan IV 2018
sebesar 14,21%. T ingginya realisasi komponen
pendapatan yaitu komponen pendapatan pajak daerah
mendorong realisasi PAD Kabupaten Kotawaringin Barat
mencapai sebesar 96,70% dari pagu yang dianggarkan
pada tahun 2018. Di sisi lain, Kabupaten Kapuas menjadi
kabupaten dengan rasio kemandirian terendah di
Kalimantan Tengah sebesar 3,02%. Rendahnya realisasi
komponen pendapatan PAD lainnya hingga akhir triwulan
IV 2018 menahan realisasi PAD Kabupaten Kapuas pada
angka 49,19% dari pagu yang dianggarkan.
Kalimantan Tengah pada triwulan III 2018 sebesar 4,94%
(yoy) (Tabel 2.4). Kabupaten Kapuas menjadi kabupaten
dengan realisasi pertumbuhan belanja terendah pada
triwulan IV 2018 yakni sebesar -20,50% (yoy). Rendahnya
realisasi belanja operasional pada triwulan IV 2018
menyebabkan realisasi pertumbuhan belanja Kabupaten
Kapuas tercatat lebih rendah dibandingkan dengan daerah
lain. Di sisi lain, realisasi pertumbuhan belanja Kabupaten
Barito Timur menjadi yang tertinggi di Kalimantan Tengah
dengan pertumbuhan sebesar 17,85% (yoy). Hal ini
dikarenakan meningkatnya realisasi belanja operasional
khususnya belanja pegawai.
Rasio kemandirian kabupaten/kota di Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018 masih tergolong
rendah. Rata-rata rasio kemandirian kabupaten/kota di
27KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
26 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp Miliar)
PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTA REALISASI IV 2017 (Rp. MILIAR)
KOTAWARINGIN BARAT
KOTAWARINGIN TIMUR
PALANGKA RAYA
LAMANDAU
SERUYAN
SUKAMARA
KATINGAN
BARITO TIMUR
MURUNG RAYA
BARITO UTARA
BARITO SELATAN
KAPUAS
PULANG PISAU
GUNUNG MAS
1288,20
1126,50
1164,48
913,50
REALISASI IV 2018 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN
1261,83
1123,82
-2,05
6,40
Grafik 2.8 Kontribusi Komponen Belanja Daerah Triwulan IV 2018
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
BELANJA TAK TERDUGA
0.00%
BELANJA MODAL
27,55%
BELANJA OPERASI
72,45%
Grafik 2.7 Komponen Belanja Daerah Tahun 2015 - 2018 (Rp Miliar)
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
BELANJA TAK TERDUGA (RP. MILIAR) - KI PERTUMBUHAN (% YOY)
BELANJA OPERASI (RP. MILIAR) - KI BELANJA MODAL (RP. MILIAR) - KI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
tertinggi di Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018
yakni sebesar 17,25% (yoy). Meningkatnya pendapatan
transfer dari pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Umum
(DAU) menjadi faktor pendorong tingginya pertumbuhan
pendapatan daerah tersebut. Di sisi lain, Kabupaten
Gunung Mas menjadi kabupaten dengan realisasi
pertumbuhan pendapatan negatif sekaligus terendah di
Kalimantan Tengah dengan penurunan sebesar -6,33%
(yoy). Rendahnya realisasi PAD, dan pendapatan transfer
pada triwulan IV 2018 di Kabupaten Gunung Mas menjadi
faktor penahan pertumbuhan pendapatan daerah
tersebut.
Dari sisi belanja, sebagian besar pertumbuhan
belanja kabupaten/kota di Kalimantan Tengah
mengalami kontraksi. Rata-rata pertumbuhan belanja
kabupaten/kota di Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 sebesar -1,11% (yoy), melambat dibandingkan
dengan rata-rata pertumbuhan belanja kabupaten/kota di
Komponen belanja operasional menjadi komponen
dengan pangsa terbesar dalam belanja Pemerintah
Provinsi pada triwulan IV 2018. Tercatat belanja
operasional Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 sebesar Rp2,78 triliun, atau sebesar
72,45% dari total belanja. Sementara itu, komponen
belanja modal berada pada urutan selanjutnya dengan
pangsa sebesar 27,55%. Hingga akhir triwulan IV 2018
tidak terdapat komponen belanja tak terduga (Grafik 2.8).
2.3 Realisasi APBD Pemerintah Kabupaten/Kota Triwulan IV 2018Rata-rata realisasi pendapatan pemerintah
kabupaten/kota di Kalimantan Tengah mengalami
pertumbuhan positif pada triwulan IV 2018.
Rata–rata pertumbuhan pendapatan kabupaten/kota di
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 sebesar 4,89%
(yoy) (Tabel 2.3). Kabupaten Barito Timur tercatat menjadi
kabupaten dengan realisasi pertumbuhan pendapatan
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.5 Rasio Kemandirian Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018
PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTAREALISASI ANGGARAN (RP MILIAR)
KOTAWARINGIN BARAT
KOTAWARINGIN TIMUR
PALANGKA RAYA
LAMANDAU
SERUYAN
SUKAMARA
KATINGAN
BARITO TIMUR
MURUNG RAYA
BARITO UTARA
BARITO SELATAN
KAPUAS
PULANG PISAU
GUNUNG MAS
PENDAPATAN TOTALRASIO KEMANDIRIAN
179,33
46,43
1261,83
1123,82
14,21
3,87
PAD
REALISASI PAD S/D IV 2018
96,70
91,20
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 2.4 Realisasi Belanja Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Triwulan IV 2018 (Rp Miliar)
PENDAPATAN KABUPATEN/ KOTA REALISASI IV 2017 (Rp. MILIAR)
KOTAWARINGIN BARAT
KOTAWARINGIN TIMUR
PALANGKA RAYA
LAMANDAU
SERUYAN
SUKAMARA
KATINGAN
BARITO TIMUR
MURUNG RAYA
BARITO UTARA
BARITO SELATAN
KAPUAS
PULANG PISAU
GUNUNG MAS
REALISASI IV 2018 (Rp. MILIAR) % PERUBAHAN
1176,26
945,32
1119,66
821,33
-4,81
13,56
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 adalah sebesar
7,28%, sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya sebesar 6,34% (Tabel 2.5). Kabupaten
Kotawaringin Barat menjadi kabupaten dengan rasio
kemandirian tertinggi hingga akhir triwulan IV 2018
sebesar 14,21%. T ingginya realisasi komponen
pendapatan yaitu komponen pendapatan pajak daerah
mendorong realisasi PAD Kabupaten Kotawaringin Barat
mencapai sebesar 96,70% dari pagu yang dianggarkan
pada tahun 2018. Di sisi lain, Kabupaten Kapuas menjadi
kabupaten dengan rasio kemandirian terendah di
Kalimantan Tengah sebesar 3,02%. Rendahnya realisasi
komponen pendapatan PAD lainnya hingga akhir triwulan
IV 2018 menahan realisasi PAD Kabupaten Kapuas pada
angka 49,19% dari pagu yang dianggarkan.
Kalimantan Tengah pada triwulan III 2018 sebesar 4,94%
(yoy) (Tabel 2.4). Kabupaten Kapuas menjadi kabupaten
dengan realisasi pertumbuhan belanja terendah pada
triwulan IV 2018 yakni sebesar -20,50% (yoy). Rendahnya
realisasi belanja operasional pada triwulan IV 2018
menyebabkan realisasi pertumbuhan belanja Kabupaten
Kapuas tercatat lebih rendah dibandingkan dengan daerah
lain. Di sisi lain, realisasi pertumbuhan belanja Kabupaten
Barito Timur menjadi yang tertinggi di Kalimantan Tengah
dengan pertumbuhan sebesar 17,85% (yoy). Hal ini
dikarenakan meningkatnya realisasi belanja operasional
khususnya belanja pegawai.
Rasio kemandirian kabupaten/kota di Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018 masih tergolong
rendah. Rata-rata rasio kemandirian kabupaten/kota di
27KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
26 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
PERKEMBANGANINFLASI DAERAH03
Pada triwulan IV 2018, realisasi inflasi di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan terutama
didorong oleh kelompok administered prices dan volatile foods seiring dengan lonjakan permintaan
pada momen perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru khususnya tarif angkutan udara dan bahan
makanan.
Tekanan inflasi Kalimantan Tengah diperkirakan akan mereda pada triwulan I 2019 sebagai
dampak normalisasi pola konsumsi masyarakat pasca perayaaan hari Natal dan libur akhir tahun.
PERKEMBANGANINFLASI DAERAH03
Pada triwulan IV 2018, realisasi inflasi di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan terutama
didorong oleh kelompok administered prices dan volatile foods seiring dengan lonjakan permintaan
pada momen perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru khususnya tarif angkutan udara dan bahan
makanan.
Tekanan inflasi Kalimantan Tengah diperkirakan akan mereda pada triwulan I 2019 sebagai
dampak normalisasi pola konsumsi masyarakat pasca perayaaan hari Natal dan libur akhir tahun.
Grafik 3.1 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Nasional
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
% (YOY)
KALTENG
NASIONAL
0
1
2
3
4
5
6
Grafik 3.2 Inflasi Tahun Berjalan Kalimantan Tengah
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
%, YTD
2015 2016 2017 2018
-1
0
1
2
3
4
5
6
I II2016
III IV I II2017
III IV I II2018
III IV
4,57 3,81 2,31 4,52
4,45 3,45 3,40 2,88
FEB MAR APR MEI
2018
SEP OKT DES
Inflasi Kalimantan Tengah secara keseluruhan tahun
2018 berada sedikit di atas sasaran yang ditetapkan
oleh pemerintah di awal tahun 2018, yaitu sebesar
4,52% (yoy). Inflasi tersebut berada sedikit di atas
sasaran inflasi sebesar 3,5%±1% dengan dinamika yang
cukup dinamis sepanjang tahun 2018. Laju inflasi tersebut
tidak sejalan dengan laju inflasi di tingkat nasional yang
tercatat mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
(Grafik 3.1). Peningkatan tekanan inflasi terjadi pada
hampir seluruh kelompok, terutama dari kelompok
transportasi, komunikasi & jasa keuangan dan kelompok
bahan makanan yang masing-masing tercatat sebesar
8,88% (yoy) dan 5,09% (yoy), lebih tinggi dari tahun 2017
masing-masing sebesar 3,70% (yoy) dan -1,09% (yoy).
Berdasarkan jenis komoditasnya, angkutan udara
dan daging ayam ras menjadi komoditas utama
yang memiliki andil inflasi tertinggi di Palangka
Raya dan Sampit. Komoditas utama yang menyumbang
terjadinya inflasi di Palangka Raya adalah angkutan udara
(andil inflasi sebesar 0,56), bensin (0,29), daging ayam ras
(0,26), dan bahan bakar rumah tangga (0,24). Sementara
komoditas yang menyumbang inflasi di Sampit adalah
angkutan udara (1,35), bahan bakar rumah tangga (0,45),
daging ayam ras (0,34), dan rokok kretek filter (0,33).
Tingginya andil inflasi angkutan udara dipengaruhi oleh
beberapa hal, diantaranya kenaikan harga minyak,
tingginya permintaan terutama menjelang libur hari besar
keagamaan nasional, dan pengurangan frekuensi
penerbangan oleh beberapa maskapai. Sementara
kenaikan harga daging ayam ras terutama dipengaruhi
oleh peningkatan harga bibit day old chicken dan harga
pakan.
Secara spasial, peningkatan tekanan inflasi terjadi
pada seluruh kota sampel inflasi, yaitu Palangka
Raya dan Sampit. Inflasi di kota Palangka Raya tercatat
sebesar 3,68% (yoy), meningkat dari tahun 2017 sebesar
3,11% (yoy), sedangkan kota Sampit tercatat sebesar
6,02% (yoy), meningkat dari 3,29% (yoy). Kelompok yang
menyumbang inflasi tertinggi baik di kota Palangka Raya
maupun Sampit adalah kelompok transportasi dan bahan
makanan dengan tingkat inflasi masing-masing sebesar
7,01% (yoy) dan 4,61% (yoy) serta 11,95% (yoy) dan
5,89% (yoy). Apabila dibandingkan dengan kota sampel
lain di pulau Kalimantan, kota Sampit merupakan kota
yang memiliki tingkat inflasi tertinggi, sedangkan
pencapaian inflasi kota Palangka Raya berada pada level
yang moderate.
Tekanan inflasi pada triwulan I 2019 diprakirakan
akan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata
historisnya. Prakiraan tersebut sejalan dengan realisasi
inflasi Januari 2019 yang tercatat sebesar 0,45% (mtm),
lebih rendah dari pencapaian rata-rata historis 3 tahun
kebelakang sebesar 0,56% (mtm). Kecenderungan
penurunan tekanan inflasi terjadi di Februari 2019
didukung oleh normalisasi pola konsumsi masyarakat
paska libur tahun baru dan tekanan inflasi administered
prices yang lebih rendah seiring dengan minimalnya
kebijakan terkait tarif dan harga barang dan jasa yang
3.1 PERKEMBANGAN INFLASI SECARA UMUMTekanan inflasi kelompok bahan makanan
meningkat dibandingkan dengan tr iwulan
sebelumnya. Kelompok bahan makanan mengalami
tekanan peningkatan harga dari inflasi sebesar 4,78%
(yoy) pada triwulan III 2018 menjadi 5,09%(yoy) pada
triwulan IV 2018. Komoditas daging ayam ras merupakan
penyumbang andil inflasi tertinggi terhadap laju inflasi
kelompok bahan makanan pada triwulan IV 2018. Inflasi
daging ayam ras tercatat sebesar 15,29% (yoy) dengan
andil 0,27%. Lonjakan permintaan selama periode
perayaan Natal dan Tahun Baru menjadi salah satu
penyebab utama kenaikan tekanan harga. Selain itu,
dampak pelarangan penggunaan Antibiotik Growth
Promoter (AGP) masih berlanjut. Metode lain untuk
mengganti penggunaan AGP masih belum optimal
sehingga berdampak pada meningkatnya kasus kematian
dan menganggu pasokan daging ayam ras Kalimantan
Tengah. Selain komoditas daging ayam ras, komoditas
utama lain yang mendorong terjadinya inflasi pada
kelompok bahan makanan adalah bawang merah, ikan
patin, pisang, dan ikan nila (Tabel 3.2). Kenaikan curah
hujan pada Desember 2018 menganggu produksi
beberapa tanaman hortikultura seperti bawang merah,
dan cabai rawit. Peningkatan curah hujan juga
memberikan pengaruh terhadap turunnya produksi ikan
sungai serta terganggunya proses tangkap ikan oleh
nelayan di laut.
diatur Pemerintah. Lebih lanjut, upaya koordinasi
pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah
(TPID) senantiasa dilakukan dengan fokus mengendalikan
sejumlah risiko inflasi yang perlu diwaspadai, yaitu masih
tingginya ketergantungan pasokan bahan makanan dari
luar wilayah Kalimantan Tengah, anomali cuaca yang
berpotensi mengganggu kinerja produksi pangan, dan
struktur pasar yang masih belum efisien sehingga rentan
terhadap gejolak harga.
3.2 INFLASI BERDASARKAN KELOMPOKTekanan inflasi triwulan IV 2018 didorong oleh
hampir seluruh kelompok pengeluaran. Peningkatan
tekanan inflasi pada triwulan IV 2018 terjadi pada sebagian
besar kelompok pengeluaran, dengan penyumbang
peningkatan inflasi terbesar dari kelompok transportasi,
komunikasi & jasa keuangan dan kelompok bahan
makanan. Kelompok transportasi mengalami peningkatan
tekanan inflasi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
sejalan dengan tingginya permintaan angkutan udara
pada momen libur perayaan hari raya Natal dan Tahun
Baru. Sementara itu, peningkatan tekanan inflasi pada
kelompok bahan makanan terutama disebabkan kenaikan
harga komoditas daging ayam ras. Tingginya preferensi
masyarakat untuk mengonsumsi daging ayam ras pada
perayaan hari besar keagamaan nasional mendorong laju
inflasi komoditas ini. Selain kelompok tersebut, kelompok-
kelompok lain juga mengalami peningkatan laju inflasi
kecuali kelompok kesehatan yang sedikit mengalami
penurunan.
Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok
KELOMPOKI II III IV
2017
I II
2018
BAHAN MAKANAN
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, & TEMBAKAU
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR
SANDANG
KESEHATAN
PENDIDIKAN, REKREASI , & OLAH RAGA
TRANSPOR, KOMUNIKASI, & JASA KEUANGAN
UMUM/TOTAL
2,54
3,65
6,60
2,19
5,33
4,99
3,54
4,10
0,52
2,38
10,54
2,33
3,07
4,40
9,15
4,97
0,74
2,79
9,20
2,08
2,22
2,61
3,89
3,81
-1,09
2,16
9,12
3,07
2,00
2,38
3,70
3,18
-0,49
1,75
5,84
4,92
2,89
2,73
1,16
2,31
5,63
2,05
2,06
4,72
4,22
3,09
1,08
3,08
%, YOY
SUMBER: BPS, DATA DIOLAH
III
4,78
2,23
2,87
4,16
4,30
3,14
5,16
3,72
IV
2,25
3,25
4,43
3,45
8,88
3.2.1 Kelompok Bahan Makanan
31KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
30 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 3.1 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Nasional
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
% (YOY)
KALTENG
NASIONAL
0
1
2
3
4
5
6
Grafik 3.2 Inflasi Tahun Berjalan Kalimantan Tengah
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
%, YTD
2015 2016 2017 2018
-1
0
1
2
3
4
5
6
I II2016
III IV I II2017
III IV I II2018
III IV
4,57 3,81 2,31 4,52
4,45 3,45 3,40 2,88
FEB MAR APR MEI
2018
SEP OKT DES
Inflasi Kalimantan Tengah secara keseluruhan tahun
2018 berada sedikit di atas sasaran yang ditetapkan
oleh pemerintah di awal tahun 2018, yaitu sebesar
4,52% (yoy). Inflasi tersebut berada sedikit di atas
sasaran inflasi sebesar 3,5%±1% dengan dinamika yang
cukup dinamis sepanjang tahun 2018. Laju inflasi tersebut
tidak sejalan dengan laju inflasi di tingkat nasional yang
tercatat mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
(Grafik 3.1). Peningkatan tekanan inflasi terjadi pada
hampir seluruh kelompok, terutama dari kelompok
transportasi, komunikasi & jasa keuangan dan kelompok
bahan makanan yang masing-masing tercatat sebesar
8,88% (yoy) dan 5,09% (yoy), lebih tinggi dari tahun 2017
masing-masing sebesar 3,70% (yoy) dan -1,09% (yoy).
Berdasarkan jenis komoditasnya, angkutan udara
dan daging ayam ras menjadi komoditas utama
yang memiliki andil inflasi tertinggi di Palangka
Raya dan Sampit. Komoditas utama yang menyumbang
terjadinya inflasi di Palangka Raya adalah angkutan udara
(andil inflasi sebesar 0,56), bensin (0,29), daging ayam ras
(0,26), dan bahan bakar rumah tangga (0,24). Sementara
komoditas yang menyumbang inflasi di Sampit adalah
angkutan udara (1,35), bahan bakar rumah tangga (0,45),
daging ayam ras (0,34), dan rokok kretek filter (0,33).
Tingginya andil inflasi angkutan udara dipengaruhi oleh
beberapa hal, diantaranya kenaikan harga minyak,
tingginya permintaan terutama menjelang libur hari besar
keagamaan nasional, dan pengurangan frekuensi
penerbangan oleh beberapa maskapai. Sementara
kenaikan harga daging ayam ras terutama dipengaruhi
oleh peningkatan harga bibit day old chicken dan harga
pakan.
Secara spasial, peningkatan tekanan inflasi terjadi
pada seluruh kota sampel inflasi, yaitu Palangka
Raya dan Sampit. Inflasi di kota Palangka Raya tercatat
sebesar 3,68% (yoy), meningkat dari tahun 2017 sebesar
3,11% (yoy), sedangkan kota Sampit tercatat sebesar
6,02% (yoy), meningkat dari 3,29% (yoy). Kelompok yang
menyumbang inflasi tertinggi baik di kota Palangka Raya
maupun Sampit adalah kelompok transportasi dan bahan
makanan dengan tingkat inflasi masing-masing sebesar
7,01% (yoy) dan 4,61% (yoy) serta 11,95% (yoy) dan
5,89% (yoy). Apabila dibandingkan dengan kota sampel
lain di pulau Kalimantan, kota Sampit merupakan kota
yang memiliki tingkat inflasi tertinggi, sedangkan
pencapaian inflasi kota Palangka Raya berada pada level
yang moderate.
Tekanan inflasi pada triwulan I 2019 diprakirakan
akan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata
historisnya. Prakiraan tersebut sejalan dengan realisasi
inflasi Januari 2019 yang tercatat sebesar 0,45% (mtm),
lebih rendah dari pencapaian rata-rata historis 3 tahun
kebelakang sebesar 0,56% (mtm). Kecenderungan
penurunan tekanan inflasi terjadi di Februari 2019
didukung oleh normalisasi pola konsumsi masyarakat
paska libur tahun baru dan tekanan inflasi administered
prices yang lebih rendah seiring dengan minimalnya
kebijakan terkait tarif dan harga barang dan jasa yang
3.1 PERKEMBANGAN INFLASI SECARA UMUMTekanan inflasi kelompok bahan makanan
meningkat dibandingkan dengan tr iwulan
sebelumnya. Kelompok bahan makanan mengalami
tekanan peningkatan harga dari inflasi sebesar 4,78%
(yoy) pada triwulan III 2018 menjadi 5,09%(yoy) pada
triwulan IV 2018. Komoditas daging ayam ras merupakan
penyumbang andil inflasi tertinggi terhadap laju inflasi
kelompok bahan makanan pada triwulan IV 2018. Inflasi
daging ayam ras tercatat sebesar 15,29% (yoy) dengan
andil 0,27%. Lonjakan permintaan selama periode
perayaan Natal dan Tahun Baru menjadi salah satu
penyebab utama kenaikan tekanan harga. Selain itu,
dampak pelarangan penggunaan Antibiotik Growth
Promoter (AGP) masih berlanjut. Metode lain untuk
mengganti penggunaan AGP masih belum optimal
sehingga berdampak pada meningkatnya kasus kematian
dan menganggu pasokan daging ayam ras Kalimantan
Tengah. Selain komoditas daging ayam ras, komoditas
utama lain yang mendorong terjadinya inflasi pada
kelompok bahan makanan adalah bawang merah, ikan
patin, pisang, dan ikan nila (Tabel 3.2). Kenaikan curah
hujan pada Desember 2018 menganggu produksi
beberapa tanaman hortikultura seperti bawang merah,
dan cabai rawit. Peningkatan curah hujan juga
memberikan pengaruh terhadap turunnya produksi ikan
sungai serta terganggunya proses tangkap ikan oleh
nelayan di laut.
diatur Pemerintah. Lebih lanjut, upaya koordinasi
pengendalian inflasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah
(TPID) senantiasa dilakukan dengan fokus mengendalikan
sejumlah risiko inflasi yang perlu diwaspadai, yaitu masih
tingginya ketergantungan pasokan bahan makanan dari
luar wilayah Kalimantan Tengah, anomali cuaca yang
berpotensi mengganggu kinerja produksi pangan, dan
struktur pasar yang masih belum efisien sehingga rentan
terhadap gejolak harga.
3.2 INFLASI BERDASARKAN KELOMPOKTekanan inflasi triwulan IV 2018 didorong oleh
hampir seluruh kelompok pengeluaran. Peningkatan
tekanan inflasi pada triwulan IV 2018 terjadi pada sebagian
besar kelompok pengeluaran, dengan penyumbang
peningkatan inflasi terbesar dari kelompok transportasi,
komunikasi & jasa keuangan dan kelompok bahan
makanan. Kelompok transportasi mengalami peningkatan
tekanan inflasi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
sejalan dengan tingginya permintaan angkutan udara
pada momen libur perayaan hari raya Natal dan Tahun
Baru. Sementara itu, peningkatan tekanan inflasi pada
kelompok bahan makanan terutama disebabkan kenaikan
harga komoditas daging ayam ras. Tingginya preferensi
masyarakat untuk mengonsumsi daging ayam ras pada
perayaan hari besar keagamaan nasional mendorong laju
inflasi komoditas ini. Selain kelompok tersebut, kelompok-
kelompok lain juga mengalami peningkatan laju inflasi
kecuali kelompok kesehatan yang sedikit mengalami
penurunan.
Tabel 3.1 Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok
KELOMPOKI II III IV
2017
I II
2018
BAHAN MAKANAN
MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK, & TEMBAKAU
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR
SANDANG
KESEHATAN
PENDIDIKAN, REKREASI , & OLAH RAGA
TRANSPOR, KOMUNIKASI, & JASA KEUANGAN
UMUM/TOTAL
2,54
3,65
6,60
2,19
5,33
4,99
3,54
4,10
0,52
2,38
10,54
2,33
3,07
4,40
9,15
4,97
0,74
2,79
9,20
2,08
2,22
2,61
3,89
3,81
-1,09
2,16
9,12
3,07
2,00
2,38
3,70
3,18
-0,49
1,75
5,84
4,92
2,89
2,73
1,16
2,31
5,63
2,05
2,06
4,72
4,22
3,09
1,08
3,08
%, YOY
SUMBER: BPS, DATA DIOLAH
III
4,78
2,23
2,87
4,16
4,30
3,14
5,16
3,72
IV
2,25
3,25
4,43
3,45
8,88
3.2.1 Kelompok Bahan Makanan
31KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
30 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
RP/KG %, WTW
Grafik 3.3 Perkembangan Harga Komoditas Mingguan (PIHPS)
RP/KG %, WTW
RP/KG %, WTWRP/KG %, WTW
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA CABAI RAWIT (SKALA KIRI)
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BAWANG MERAH (SKALA KIRI)
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA DAGING AYAM RAS (SKALA KIRI)
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BERAS MEDIUM (SKALA KIRI)
-8,00
-6,00
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00BERAS MEDIUM
0
40.000
80.000
120.000
160.000 CABAI RAWIT
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000 DAGING AYAM RAS
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000 BAWANG MERAH
12.000
12.500
13.000
13.500
14.000
14.500
15.000
-30,00
-20,00
-10,00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
-50,00
-30,00
-10,00
10,00
30,00
50,00
-30,00
-20,00
-10,00
0,00
10,00
20,00
30,00
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
SUMBER: PIHPS, DATA DIOLAH
yang tidak setinggi triwulan sebelumnya didukung oleh
masuknya periode panen komoditas pangan dan
hortikultura di sentra produksi nasional. Meski demikian,
risiko terkait anomali cuaca dan tinggi gelombang laut di
awal tahun perlu diwaspadai karena dapat menganggu
produksi dan kelancaran distribusi pasokan bahan
makanan dari luar Kalimantan Tengah.
Inflasi kelompok bahan makanan pada triwulan I
2019, diprakirakan berada dalam tren yang
melandai. Penurunan tekanan harga komoditas bahan
makanan terkonfirmasi dari hasil pemantauan harga 6PIHPS . Berdasarkan pemantauan, harga rata-rata daging
ayam ras pada Minggu III Februari 2019 berada pada
kisaran Rp36.550/kg di Palangka Raya dan Rp32.150/kg di
Sampit, turun dari Rp46.650/kg di Palangka Raya dan
Rp46.100/kg di Sampit pada Minggu IV Desember 2018.
Sementara itu, harga rata-rata bawang merah di Palangka
Raya dan Sampit juga mengalami penurunan yaitu menjadi
Rp27.950/kg pada Minggu III Februari 2019 dari
Rp33.950/kg pada Minggu IV Desember 2018. Meredanya
tekanan inflasi dipengaruhi oleh terjaganya pasokan serta
normalisasi pola konsumsi masyarakat paska perayaan hari
raya Natal dan Tahun Baru. Lebih lanjut, tekanan inflasi
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, dapat diakses di hargapangan.id6.
3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa KeuanganLaju inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan
jasa keuangan mengalami peningkatan. Kelompok ini
tercatat mengalami inflasi sebesar 8,88% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
5,16% (yoy) – Tabel 3.1. Komponen utama penyumbang
tekanan harga pada triwulan IV 2018 bersumber dari
kelompok transportasi dan komunikasi. Komoditas yang
mendorong peningkatan tekanan harga kelompok ini
adalah komoditas angkutan udara, bensin, dan tarif pulsa
ponsel yang masing-masing mengalami inflasi sebesar
73,53% (yoy), 8,77% (yoy), dan 8,86% (yoy) dengan andil
inflasi masing-masing sebesar 1,06% (yoy), 0,27% (yoy)
dan 0,19% (yoy). Peningkatan tekanan harga komoditas
angkutan udara disebabkan oleh lonjakan permintaan
SUMBER: BPS, DATA DIOLAH
Inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas, & bahan
bakar meningkat dari triwulan sebelumnya.
Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 3,25%
(yoy) pada triwulan IV 2018, meningkat dari triwulan
sebelumnya sebesar 2,87% (yoy) –Tabel 3.1. Inflasi
kelompok ini utamanya didorong oleh tekanan harga pada
sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air serta sub
kelompok perlengkapan rumah tangga. Adapun
komoditas pada sub kelompok tersebut yang memberikan
andil inflasi terbesar adalah bahan bakar rumah tangga,
biaya sewa rumah, dan seng dengan andil inflasi masing-
masing sebesar 0,31% (yoy), 0,09% (yoy) dan 0,05%
(yoy). Peningkatan tekanan harga pada komoditas bahan
bakar rumah tangga utamanya disebabkan oleh
terganggunya ketersediaan pasokan pada pedagang
ditingkat eceran terdampak peraturan daerah yang
membatasi distribusi gas LPG 3kg hanya sampai pedagang
di tingkat agen. Pada triwulan I 2019, tekanan inflasi
kelompok ini diperkirakan akan mereda seiring dengan
kebijakan pemerintah yang tidak menaikkan tarif listrik di
awal tahun.
Inflasi kelompok sandang meningkat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2018,
kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 4,43% (yoy)
lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat inflasi
sebesar 4,16% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi pada
triwulan IV 2018 didorong oleh meningkatnya tekanan
inflasi sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya.
Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar adalah
emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar
0,11% (yoy). Laju inflasi pada kelompok ini diperkirakan
akan mengalami peningkatan pada triwulan I 2019
didorong oleh membaiknya harga komoditas emas dunia.
Tekanan inflasi kelompok kesehatan lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Kelompok kesehatan tercatat mengalami inflasi sebesar
4,03% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan capaian
triwulan sebelumnya yang sebesar 4,30% (yoy).
Meredanya tekanan inflasi utamanya dipengaruhi oleh
penurunan tekanan inflasi sub kelompok jasa kesehatan
tiket pesawat pada momen hari raya Natal dan Tahun Baru.
Selain itu, kecenderungan harga tiket pesawat yang
meningkat hingga menyentuh level tarif batas atas
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti adanya kenaikan
harga bahan bakar avtur, pengurangan frekuensi
penerbangan yang dilakukan oleh beberapa maskapai,
dan naiknya biaya bandara yang meningkatkan beban
operasional maskapai. Sementara peningkatan tekanan
harga komoditas bensin didorong oleh adanya kebijakan
kenaikan harga BBM Non Subsidi (Pertamax, Pertalite dan
Dexlite) yang terjadi pada 1 Juli 2018.
Tren inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa
keuangan pada triwulan I 2019 diperkirakan akan
melandai. Prakiraan ini sejalan dengan realisasi inflasi
komoditas angkutan udara pada Januari 2019 yang
mengalami penurunan dari sebelumnya inflasi sebesar
47,29% (mtm) di Desember 2018 menjadi deflasi sebesar
-7,48% (mtm). Tekanan inflasi komoditas angkutan udara
yang lebih rendah ini seiring dengan selesainya momen
libur akhir tahun serta tidak adanya momen libur panjang
akhir pekan yang berdampak pada penurunan permintaan
tiket pesawat.
3.2.3 Kelompok LainnyaInflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok &
tembakau mengalami peningkatan. Kelompok ini
tercatat mengalami inflasi sebesar 2,25% (yoy) pada
triwulan IV 2018, meningkat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang sebesar 2,23% (yoy).
Meningkatnya tekanan inflasi kelompok ini utamanya
didorong oleh peningkatan tekanan inflasi sub kelompok
makanan jadi. Adapun komoditas-komoditas yang
memberikan andil inflasi terbesar adalah rokok kretek
filter, ayam goreng, dan rokok kretek, yang masing-masing
tercatat memberikan andil inflasi sebesar 0,24% (yoy),
0,07% (yoy) dan 0,05% (yoy). Pada triwulan I 2019,
tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan akan mereda
yang disebabkan oleh adanya normalisasi pola konsumsi
paska perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru serta
keputusan Pemerintah yang tidak menaikkan tarif cukai
rokok di tahun 2019.
33KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
32 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
RP/KG %, WTW
Grafik 3.3 Perkembangan Harga Komoditas Mingguan (PIHPS)
RP/KG %, WTW
RP/KG %, WTWRP/KG %, WTW
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA CABAI RAWIT (SKALA KIRI)
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BAWANG MERAH (SKALA KIRI)
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA DAGING AYAM RAS (SKALA KIRI)
PERUBAHAN WTW (SKALA KANAN)
KESEIMBANGAN (SKALA KANAN)HARGA BERAS MEDIUM (SKALA KIRI)
-8,00
-6,00
-4,00
-2,00
0,00
2,00
4,00
6,00BERAS MEDIUM
0
40.000
80.000
120.000
160.000 CABAI RAWIT
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000 DAGING AYAM RAS
0
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000 BAWANG MERAH
12.000
12.500
13.000
13.500
14.000
14.500
15.000
-30,00
-20,00
-10,00
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
-50,00
-30,00
-10,00
10,00
30,00
50,00
-30,00
-20,00
-10,00
0,00
10,00
20,00
30,00
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
1 2 3 4 5 6
2018
7 8 9 10 11 12 1 2
2019
SUMBER: PIHPS, DATA DIOLAH
yang tidak setinggi triwulan sebelumnya didukung oleh
masuknya periode panen komoditas pangan dan
hortikultura di sentra produksi nasional. Meski demikian,
risiko terkait anomali cuaca dan tinggi gelombang laut di
awal tahun perlu diwaspadai karena dapat menganggu
produksi dan kelancaran distribusi pasokan bahan
makanan dari luar Kalimantan Tengah.
Inflasi kelompok bahan makanan pada triwulan I
2019, diprakirakan berada dalam tren yang
melandai. Penurunan tekanan harga komoditas bahan
makanan terkonfirmasi dari hasil pemantauan harga 6PIHPS . Berdasarkan pemantauan, harga rata-rata daging
ayam ras pada Minggu III Februari 2019 berada pada
kisaran Rp36.550/kg di Palangka Raya dan Rp32.150/kg di
Sampit, turun dari Rp46.650/kg di Palangka Raya dan
Rp46.100/kg di Sampit pada Minggu IV Desember 2018.
Sementara itu, harga rata-rata bawang merah di Palangka
Raya dan Sampit juga mengalami penurunan yaitu menjadi
Rp27.950/kg pada Minggu III Februari 2019 dari
Rp33.950/kg pada Minggu IV Desember 2018. Meredanya
tekanan inflasi dipengaruhi oleh terjaganya pasokan serta
normalisasi pola konsumsi masyarakat paska perayaan hari
raya Natal dan Tahun Baru. Lebih lanjut, tekanan inflasi
Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional, dapat diakses di hargapangan.id6.
3.2.2 Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa KeuanganLaju inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan
jasa keuangan mengalami peningkatan. Kelompok ini
tercatat mengalami inflasi sebesar 8,88% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
5,16% (yoy) – Tabel 3.1. Komponen utama penyumbang
tekanan harga pada triwulan IV 2018 bersumber dari
kelompok transportasi dan komunikasi. Komoditas yang
mendorong peningkatan tekanan harga kelompok ini
adalah komoditas angkutan udara, bensin, dan tarif pulsa
ponsel yang masing-masing mengalami inflasi sebesar
73,53% (yoy), 8,77% (yoy), dan 8,86% (yoy) dengan andil
inflasi masing-masing sebesar 1,06% (yoy), 0,27% (yoy)
dan 0,19% (yoy). Peningkatan tekanan harga komoditas
angkutan udara disebabkan oleh lonjakan permintaan
SUMBER: BPS, DATA DIOLAH
Inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas, & bahan
bakar meningkat dari triwulan sebelumnya.
Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 3,25%
(yoy) pada triwulan IV 2018, meningkat dari triwulan
sebelumnya sebesar 2,87% (yoy) –Tabel 3.1. Inflasi
kelompok ini utamanya didorong oleh tekanan harga pada
sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air serta sub
kelompok perlengkapan rumah tangga. Adapun
komoditas pada sub kelompok tersebut yang memberikan
andil inflasi terbesar adalah bahan bakar rumah tangga,
biaya sewa rumah, dan seng dengan andil inflasi masing-
masing sebesar 0,31% (yoy), 0,09% (yoy) dan 0,05%
(yoy). Peningkatan tekanan harga pada komoditas bahan
bakar rumah tangga utamanya disebabkan oleh
terganggunya ketersediaan pasokan pada pedagang
ditingkat eceran terdampak peraturan daerah yang
membatasi distribusi gas LPG 3kg hanya sampai pedagang
di tingkat agen. Pada triwulan I 2019, tekanan inflasi
kelompok ini diperkirakan akan mereda seiring dengan
kebijakan pemerintah yang tidak menaikkan tarif listrik di
awal tahun.
Inflasi kelompok sandang meningkat dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2018,
kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 4,43% (yoy)
lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat inflasi
sebesar 4,16% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi pada
triwulan IV 2018 didorong oleh meningkatnya tekanan
inflasi sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya.
Komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar adalah
emas perhiasan yang memberikan andil inflasi sebesar
0,11% (yoy). Laju inflasi pada kelompok ini diperkirakan
akan mengalami peningkatan pada triwulan I 2019
didorong oleh membaiknya harga komoditas emas dunia.
Tekanan inflasi kelompok kesehatan lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Kelompok kesehatan tercatat mengalami inflasi sebesar
4,03% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan capaian
triwulan sebelumnya yang sebesar 4,30% (yoy).
Meredanya tekanan inflasi utamanya dipengaruhi oleh
penurunan tekanan inflasi sub kelompok jasa kesehatan
tiket pesawat pada momen hari raya Natal dan Tahun Baru.
Selain itu, kecenderungan harga tiket pesawat yang
meningkat hingga menyentuh level tarif batas atas
dipengaruhi oleh beberapa hal seperti adanya kenaikan
harga bahan bakar avtur, pengurangan frekuensi
penerbangan yang dilakukan oleh beberapa maskapai,
dan naiknya biaya bandara yang meningkatkan beban
operasional maskapai. Sementara peningkatan tekanan
harga komoditas bensin didorong oleh adanya kebijakan
kenaikan harga BBM Non Subsidi (Pertamax, Pertalite dan
Dexlite) yang terjadi pada 1 Juli 2018.
Tren inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa
keuangan pada triwulan I 2019 diperkirakan akan
melandai. Prakiraan ini sejalan dengan realisasi inflasi
komoditas angkutan udara pada Januari 2019 yang
mengalami penurunan dari sebelumnya inflasi sebesar
47,29% (mtm) di Desember 2018 menjadi deflasi sebesar
-7,48% (mtm). Tekanan inflasi komoditas angkutan udara
yang lebih rendah ini seiring dengan selesainya momen
libur akhir tahun serta tidak adanya momen libur panjang
akhir pekan yang berdampak pada penurunan permintaan
tiket pesawat.
3.2.3 Kelompok LainnyaInflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok &
tembakau mengalami peningkatan. Kelompok ini
tercatat mengalami inflasi sebesar 2,25% (yoy) pada
triwulan IV 2018, meningkat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang sebesar 2,23% (yoy).
Meningkatnya tekanan inflasi kelompok ini utamanya
didorong oleh peningkatan tekanan inflasi sub kelompok
makanan jadi. Adapun komoditas-komoditas yang
memberikan andil inflasi terbesar adalah rokok kretek
filter, ayam goreng, dan rokok kretek, yang masing-masing
tercatat memberikan andil inflasi sebesar 0,24% (yoy),
0,07% (yoy) dan 0,05% (yoy). Pada triwulan I 2019,
tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan akan mereda
yang disebabkan oleh adanya normalisasi pola konsumsi
paska perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru serta
keputusan Pemerintah yang tidak menaikkan tarif cukai
rokok di tahun 2019.
33KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
32 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Pada triwulan IV 2018, tekanan inflasi di kedua kota
sampel inflasi yaitu Palangka Raya dan Sampit
meningkat. Inflasi di kota Palangka Raya (bobot kota :
0,65) dan kota Sampit (bobot kota : 0,35) pada triwulan IV
2018 masing-masing sebesar 3,68% (yoy) dan 6,02%
(yoy). Realisasi inflasi Palangka Raya berada dalam sasaran
inflasi nasional, namun lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang sebesar 2,69%(yoy). Sejalan
dengan Palangka Raya, capaian inflasi kota Sampit juga
tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang sebesar 5,57%(yoy), dan berada di atas
sasaran inflasi nasional. Pergerakan inflasi kedua kota
sampel inflasi Kalimantan Tengah menunjukkan arah
pergerakan yang sama dengan pergerakan inflasi kota-
kota sampel inflasi di pulau Kalimantan dengan tren
meningkat sejalan dengan peningkatan pola konsumsi
masyarakat pada momen perayaan hari raya Natal dan
Tahun Baru.
Inflasi Palangka Raya pada triwulan IV 2018 didorong
oleh kelompok transportasi dan bahan makanan
(Grafik 3.5). Kelompok transportasi di Palangka Raya
mengalami inflasi sebesar 7,01% (yoy), meningkat dari
sebesar 3,19% (yoy) di triwulan III 2018. Peningkatan laju
inflasi terutama didorong oleh tekanan harga angkutan
udara yang mengalami inflasi sebesar 33,54% (yoy), dari
triwulan sebelumnya sebesar 4,79% (yoy) seiring dengan
lonjakan permintaan tiket pesawat pada momen hari raya
terutama komoditas perawatan jasmani dan kosmetik.
Adapun komoditas-komoditas yang memberikan andil
deflasi terbesar pada kelompok ini adalah shampo,
parfum, dan sabun mandi cair yang tercatat masing-
masing memberikan andil deflasi sebesar 0,04% (yoy),
0,03% (yoy), dan 0,02% (yoy). Pada triwulan I 2019,
capaian inflasi kelompok ini diperkirakan akan tetap
terkendali disebabkan oleh normalisasi permintaan paska
libur hari raya Natal dan Tahun Baru.
Inflasi kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga
meningkat dibandingkan dengan tr iwulan
sebelumnya. Kelompok ini tercatat mengalami inflasi
sebesar 3,45% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang sebesar 3,14% (yoy).
Peningkatan capaian inflasi kelompok ini utamanya
didorong oleh peningkatan tekanan harga pada sub
kelompok rekreasi dan olahraga didorong oleh
peningkatan aktivitas rekreasi dan olahraga selama
periode liburan perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru.
Komoditas yang mengalami peningkatan tekanan inflasi
adalah raket, surat kabar harian, dan televisi berwarna
yang masing-masing tercatat inflasi sebesar 26,23% (yoy),
10,30% (yoy) dan 2,78% (yoy). Pada triwulan I 2019,
tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan akan mereda
seiring dengan selesainya periode liburan perayaan hari
raya Natal dan Tahun Baru.
3.3 INFLASI BERDASARKAN KOTA
Gambar 3.1 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Nasional Maret 2019
Grafik 3.6 Inflasi Kota-kota di Kalimantan
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
RATA-RATA TW-IV (2015-2017) IV-2018
(%,YOY)
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00
Palangka Raya
Sampit
Pontianak
Singkawang
Banjarmasin
Tanjung
Balikpapan
Samarinda
Tarakan
Grafik 3.7 Inflasi Provinsi di Kalimantan
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
RATA-RATA (TW-IV) 2015-2017 IV-18
(%,YOY)
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Kalimantan
Nasional
Grafik 3.4 Inflasi Tahunan Dua Kota Kalimantan Tengah
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
%, YOY
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
KALIMANTAN TENGAH PALANGKA RAYA SAMPIT
Grafik 3.5 Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok Komoditas Triwulan IV 2018
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
DEFLASI
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00
INFLASI
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transpor
PALANGKA RAYASAMPIT
(%,YOY)
2,50
3,80
3,58
5,89
3,28
4,20
II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
harga pada sub kelompok transportasi sebesar 15,10%
(yoy). Peningkatan tekanan sub kelompok transportasi
didorong oleh kenaikan harga komoditas angkutan udara
yang terjadi akibat dari masih terbatasnya rute
penerbangan dari dan menuju kota Sampit. Tekanan inflasi
juga terjadi pada kelompok lain yaitu pada kelompok
bahan makanan terutama komoditas daging ayam ras.
Realisasi inflasi Palangka Raya dan Sampit di atas
rata-rata inflasi pada periode yang sama dalam tiga
tahun terakhir (Grafik 3.5). Pada triwulan IV 2018,
tingkat inflasi Palangka Raya dan Sampit tercatat berada di
atas inflasi rata-ratanya selama tiga tahun terakhir yaitu
masing-masing sebesar 3,07%(yoy) dan 3,82% (yoy).
Lebih lanjut, Sampit tercatat sebagai kota yang memiliki
realisasi inflasi tertinggi di antara kota-kota lain di
Kalimantan. Di level provinsi, Kalimantan Tengah tercatat
sebagai provinsi ke-2 dengan tingkat inflasi tertinggi se-
Kalimantan setelah Kalimantan Utara (Grafik 3.6). Seluruh
provinsi di pulau Kalimantan tercatat berada di atas inflasi
nasional sebesar 3,13% (yoy), kecuali Kalimantan Selatan
yang tercatat berada di bawah inflasi nasional.
Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, kelompok bahan
makanan mencatatkan inflasi sebesar 4,61% (yoy),
meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2018 sebesar
3,97% (yoy). Peningkatan laju inflasi tersebut utamanya
masih disebabkan oleh tekanan harga pada sub kelompok
daging dan ikan segar yang masing-masing tercatat inflasi
sebesar 10,08% (yoy) dan 8,55% (yoy). Tekanan harga
yang terjadi pada sub kelompok daging disebabkan oleh
peningkatan harga yang terjadi pada komoditas daging
ayam ras, sedangkan tekanan harga pada sub kelompok
ikan segar terjadi pada komoditas ikan patin dan nila. Di sisi
lain, sub kelompok padi-padian, umbi-umbian & hasilnya
mengalami deflasi sebesar -0,11% (yoy) menahan laju
inflasi Palangka Raya.
Sejalan dengan inflasi Palangka Raya, peningkatan
tekanan inflasi Sampit didorong oleh kelompok
transportasi dan bahan makanan (Grafik 3.5). Laju
inflasi kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan
sebesar 11,95% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
periode sebelumnya tercatat inflasi sebesar 8,43% (yoy).
Tekanan inflasi pada kelompok ini didorong oleh tekanan
35KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
34 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Pada triwulan IV 2018, tekanan inflasi di kedua kota
sampel inflasi yaitu Palangka Raya dan Sampit
meningkat. Inflasi di kota Palangka Raya (bobot kota :
0,65) dan kota Sampit (bobot kota : 0,35) pada triwulan IV
2018 masing-masing sebesar 3,68% (yoy) dan 6,02%
(yoy). Realisasi inflasi Palangka Raya berada dalam sasaran
inflasi nasional, namun lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang sebesar 2,69%(yoy). Sejalan
dengan Palangka Raya, capaian inflasi kota Sampit juga
tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang sebesar 5,57%(yoy), dan berada di atas
sasaran inflasi nasional. Pergerakan inflasi kedua kota
sampel inflasi Kalimantan Tengah menunjukkan arah
pergerakan yang sama dengan pergerakan inflasi kota-
kota sampel inflasi di pulau Kalimantan dengan tren
meningkat sejalan dengan peningkatan pola konsumsi
masyarakat pada momen perayaan hari raya Natal dan
Tahun Baru.
Inflasi Palangka Raya pada triwulan IV 2018 didorong
oleh kelompok transportasi dan bahan makanan
(Grafik 3.5). Kelompok transportasi di Palangka Raya
mengalami inflasi sebesar 7,01% (yoy), meningkat dari
sebesar 3,19% (yoy) di triwulan III 2018. Peningkatan laju
inflasi terutama didorong oleh tekanan harga angkutan
udara yang mengalami inflasi sebesar 33,54% (yoy), dari
triwulan sebelumnya sebesar 4,79% (yoy) seiring dengan
lonjakan permintaan tiket pesawat pada momen hari raya
terutama komoditas perawatan jasmani dan kosmetik.
Adapun komoditas-komoditas yang memberikan andil
deflasi terbesar pada kelompok ini adalah shampo,
parfum, dan sabun mandi cair yang tercatat masing-
masing memberikan andil deflasi sebesar 0,04% (yoy),
0,03% (yoy), dan 0,02% (yoy). Pada triwulan I 2019,
capaian inflasi kelompok ini diperkirakan akan tetap
terkendali disebabkan oleh normalisasi permintaan paska
libur hari raya Natal dan Tahun Baru.
Inflasi kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga
meningkat dibandingkan dengan tr iwulan
sebelumnya. Kelompok ini tercatat mengalami inflasi
sebesar 3,45% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang sebesar 3,14% (yoy).
Peningkatan capaian inflasi kelompok ini utamanya
didorong oleh peningkatan tekanan harga pada sub
kelompok rekreasi dan olahraga didorong oleh
peningkatan aktivitas rekreasi dan olahraga selama
periode liburan perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru.
Komoditas yang mengalami peningkatan tekanan inflasi
adalah raket, surat kabar harian, dan televisi berwarna
yang masing-masing tercatat inflasi sebesar 26,23% (yoy),
10,30% (yoy) dan 2,78% (yoy). Pada triwulan I 2019,
tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan akan mereda
seiring dengan selesainya periode liburan perayaan hari
raya Natal dan Tahun Baru.
3.3 INFLASI BERDASARKAN KOTA
Gambar 3.1 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Nasional Maret 2019
Grafik 3.6 Inflasi Kota-kota di Kalimantan
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
RATA-RATA TW-IV (2015-2017) IV-2018
(%,YOY)
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00
Palangka Raya
Sampit
Pontianak
Singkawang
Banjarmasin
Tanjung
Balikpapan
Samarinda
Tarakan
Grafik 3.7 Inflasi Provinsi di Kalimantan
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
RATA-RATA (TW-IV) 2015-2017 IV-18
(%,YOY)
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Kalimantan
Nasional
Grafik 3.4 Inflasi Tahunan Dua Kota Kalimantan Tengah
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
%, YOY
-
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
KALIMANTAN TENGAH PALANGKA RAYA SAMPIT
Grafik 3.5 Inflasi Tahunan Dua Kota Per Kelompok Komoditas Triwulan IV 2018
SUMBER : BPS, DATA DIOLAH
DEFLASI
- 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00
INFLASI
Bahan Makanan
Makanan Jadi
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
Transpor
PALANGKA RAYASAMPIT
(%,YOY)
2,50
3,80
3,58
5,89
3,28
4,20
II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
harga pada sub kelompok transportasi sebesar 15,10%
(yoy). Peningkatan tekanan sub kelompok transportasi
didorong oleh kenaikan harga komoditas angkutan udara
yang terjadi akibat dari masih terbatasnya rute
penerbangan dari dan menuju kota Sampit. Tekanan inflasi
juga terjadi pada kelompok lain yaitu pada kelompok
bahan makanan terutama komoditas daging ayam ras.
Realisasi inflasi Palangka Raya dan Sampit di atas
rata-rata inflasi pada periode yang sama dalam tiga
tahun terakhir (Grafik 3.5). Pada triwulan IV 2018,
tingkat inflasi Palangka Raya dan Sampit tercatat berada di
atas inflasi rata-ratanya selama tiga tahun terakhir yaitu
masing-masing sebesar 3,07%(yoy) dan 3,82% (yoy).
Lebih lanjut, Sampit tercatat sebagai kota yang memiliki
realisasi inflasi tertinggi di antara kota-kota lain di
Kalimantan. Di level provinsi, Kalimantan Tengah tercatat
sebagai provinsi ke-2 dengan tingkat inflasi tertinggi se-
Kalimantan setelah Kalimantan Utara (Grafik 3.6). Seluruh
provinsi di pulau Kalimantan tercatat berada di atas inflasi
nasional sebesar 3,13% (yoy), kecuali Kalimantan Selatan
yang tercatat berada di bawah inflasi nasional.
Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, kelompok bahan
makanan mencatatkan inflasi sebesar 4,61% (yoy),
meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2018 sebesar
3,97% (yoy). Peningkatan laju inflasi tersebut utamanya
masih disebabkan oleh tekanan harga pada sub kelompok
daging dan ikan segar yang masing-masing tercatat inflasi
sebesar 10,08% (yoy) dan 8,55% (yoy). Tekanan harga
yang terjadi pada sub kelompok daging disebabkan oleh
peningkatan harga yang terjadi pada komoditas daging
ayam ras, sedangkan tekanan harga pada sub kelompok
ikan segar terjadi pada komoditas ikan patin dan nila. Di sisi
lain, sub kelompok padi-padian, umbi-umbian & hasilnya
mengalami deflasi sebesar -0,11% (yoy) menahan laju
inflasi Palangka Raya.
Sejalan dengan inflasi Palangka Raya, peningkatan
tekanan inflasi Sampit didorong oleh kelompok
transportasi dan bahan makanan (Grafik 3.5). Laju
inflasi kelompok transportasi, komunikasi & jasa keuangan
sebesar 11,95% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
periode sebelumnya tercatat inflasi sebesar 8,43% (yoy).
Tekanan inflasi pada kelompok ini didorong oleh tekanan
35KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
34 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
3.4 TANTANGAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAHSecara umum tantangan pengendalian inflasi di
Kalimantan Tengah sepanjang triwulan IV 2018
bersumber dari momen perayaan Natal dan Tahun
Baru. Selain itu, faktor kebijakan pemerintah pusat terkait
harga sejumlah kelompok barang seperti tarif angkutan
dan BBM serta faktor cuaca dan tinggi gelombang laut
juga turut memengaruhi laju inflasi di Kalimantan Tengah.
Faktor lainnya, distribusi komoditas pangan strategis
Kalimantan Tengah dinilai masih belum efisien dan
sebagian besar bahan makanan dipasok dari luar wilayah
(Kalimantan Selatan dan pulau Jawa), sementara produksi
yang dihasilkan sendiri belum mampu memenuhi
kebutuhan konsumsi masyarakat Kalimantan Tengah. Di
sisi lain, efektivitas pengendalian inflasi terutama bagi
Pemerintah Daerah maupun instansi terkait lainnya masih
memiliki tantangan diantaranya:
B e l um op t ima ln ya pe l ak sanaan p rog ram
pengendalian inflasi yang telah dirumuskan dalam
roadmap pengendalian inflasi.
Program kerja pengendalian inflasi di masing-masing
lembaga/instansi belum bersinergi sehingga dampak
dari program tersebut belum optimal.
Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap program
pengendalian inflasi.
3.5 KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAHBerbagai upaya pengendalian inflasi telah dilakukan
oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)
Kalimantan Tengah untuk mengantisipasi kenaikan
harga bahan makanan. Keg ia tan -keg ia tan
pengendalian inflasi telah dilakukan oleh TPID Kalimantan
Tengah sepanjang tahun 2018 berupa pemantauan
harga, penguatan kerjasama dan koordinasi baik di TPID
Provinsi maupun TPID Kabupaten/Kota se-Kalimantan
Tengah. Sebagai tindak lanjut terhadap risiko dan
tantangan pengendalian inflasi Kalimantan Tengah, TPID
se-Kalimantan Tengah akan terus melanjutkan upaya
pengendalian harga baik melalui forum koordinasi
maupun tindak lanjut nyata dengan instansi daerah
terkait. Program kerja TPID difokuskan meliputi produksi,
distribusi, dan menjaga ekspektasi masyarakat melalui
sosialisasi dan publikasi terkait upaya menjaga stabilitas
harga. Upaya stabilisasi harga melalui pelaksanaan pasar
murah, dan operasi pasar insidentil juga akan terus
dilanjutkan sehingga dapat menahan laju inflasi yang
bersumber dari sisi permintaan, penawaran, dan
ekspektasi masyarakat.
High Level Meeting Terbatas “Pengendalian Harga Daging Ayam Ras Melalui Pembentukan Supply Chain Daging Ayam Beku sebagai Buffer Stock Terjaganya Ketersediaan Pasokan dan Kewajaran Harga Daging Ayam”
Merupakan high level meeting tindak lanjut dari rapat terbatas tanggal 29
Agustus 2018 serta beberapa rangkaian koordinasi teknis antara KPw BI
Prov. Kalimantan Tengah, Bulog Divre Kalimantan Tengah dan SKPD
Provinsi Kalimantan Tengah terkait dalam mewujudkan program inovasi
pembentukan supply chain daging ayam beku.
Output HLM merupakan rekomendasi teknis kepada masing-masing
instansi terkait untuk segera mengimplementasikan terbentuknya supply
chain daging ayam beku di Kalimantan Tengah.
LOKASI TANGGAL
Kantor Perwakilan
Bank Indonesia
Provinsi Kalimantan
Tengah
19 Oktober 2018
Tabel 3.2 Kegiatan Pengendalian Inflasi TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Tujuan Kegiatan
KEGIATAN
1.
Bulog Divre Kalimantan Tengah, KPw BI Provinsi Kalimantan Tengah, dan
Pemprov Kalimantan Tengah (Biro Ekonomi, Dinas TPHP, Dinas Ketahanan
Pangan dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian).
Peserta
Pembahasan teknis terkait implementasi penerapan rantai pasokan daging
ayam segar beku kepada Bulog melalui Rumah Pangan Kita, dan pemasok
daging ayam segar beku di Kalimantan Tengah.
Output
Rapat Koordinasi Penyusunan Roadmap Pengendalian Inflasi TPID Provinsi, Kota, dan Kabupaten Se-Kalimantan Tengah
Tujuan Kegiatan
Sampit 11 - 12 Desember
2018
2.
Penyusunan roadmap pengendalian inflasi tahun 2019-2021 masing-
masing TPID Kota/Kabupaten se-Kalimantan Tengah.
Capacity building TPID terkait inflasi dan pengendaliannya.
Update perkembangan realisasi inflasi dan program pengendalian inflasi di
provinsi Kalimantan Tengah.
TPID Kota dan Kabupaten se-Kalimantan Tengah, perwakilan Tim Pengendalian
Inflasi Pusat (TPIP) serta Kepala Unit Fungsi Advisory Ekonomi dan Surveilans
Perwakilan Bank Indonesia se-Indonesia.
Peserta
Peluncuran Program Inovasi TPID Provinsi Kalimantan Tengah “Pembentukan Supply Chain Daging Ayam Beku”
Tujuan Kegiatan
Rumah Pangan Kita
“Asri Sayur”,
Palangka Raya
Kalimantan Tengah
4 Desember 20193.
Tindak lanjut HLM terbatas TPID Provinsi Kalimantan Tengah pada 29
Agustus 2018.
Peluncuran program supply chain daging ayam beku melalui Rumah
Pangan Kita.
37KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
36 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
3.4 TANTANGAN IMPLEMENTASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAHSecara umum tantangan pengendalian inflasi di
Kalimantan Tengah sepanjang triwulan IV 2018
bersumber dari momen perayaan Natal dan Tahun
Baru. Selain itu, faktor kebijakan pemerintah pusat terkait
harga sejumlah kelompok barang seperti tarif angkutan
dan BBM serta faktor cuaca dan tinggi gelombang laut
juga turut memengaruhi laju inflasi di Kalimantan Tengah.
Faktor lainnya, distribusi komoditas pangan strategis
Kalimantan Tengah dinilai masih belum efisien dan
sebagian besar bahan makanan dipasok dari luar wilayah
(Kalimantan Selatan dan pulau Jawa), sementara produksi
yang dihasilkan sendiri belum mampu memenuhi
kebutuhan konsumsi masyarakat Kalimantan Tengah. Di
sisi lain, efektivitas pengendalian inflasi terutama bagi
Pemerintah Daerah maupun instansi terkait lainnya masih
memiliki tantangan diantaranya:
B e l um op t ima ln ya pe l ak sanaan p rog ram
pengendalian inflasi yang telah dirumuskan dalam
roadmap pengendalian inflasi.
Program kerja pengendalian inflasi di masing-masing
lembaga/instansi belum bersinergi sehingga dampak
dari program tersebut belum optimal.
Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap program
pengendalian inflasi.
3.5 KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI DAERAHBerbagai upaya pengendalian inflasi telah dilakukan
oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)
Kalimantan Tengah untuk mengantisipasi kenaikan
harga bahan makanan. Keg ia tan -keg ia tan
pengendalian inflasi telah dilakukan oleh TPID Kalimantan
Tengah sepanjang tahun 2018 berupa pemantauan
harga, penguatan kerjasama dan koordinasi baik di TPID
Provinsi maupun TPID Kabupaten/Kota se-Kalimantan
Tengah. Sebagai tindak lanjut terhadap risiko dan
tantangan pengendalian inflasi Kalimantan Tengah, TPID
se-Kalimantan Tengah akan terus melanjutkan upaya
pengendalian harga baik melalui forum koordinasi
maupun tindak lanjut nyata dengan instansi daerah
terkait. Program kerja TPID difokuskan meliputi produksi,
distribusi, dan menjaga ekspektasi masyarakat melalui
sosialisasi dan publikasi terkait upaya menjaga stabilitas
harga. Upaya stabilisasi harga melalui pelaksanaan pasar
murah, dan operasi pasar insidentil juga akan terus
dilanjutkan sehingga dapat menahan laju inflasi yang
bersumber dari sisi permintaan, penawaran, dan
ekspektasi masyarakat.
High Level Meeting Terbatas “Pengendalian Harga Daging Ayam Ras Melalui Pembentukan Supply Chain Daging Ayam Beku sebagai Buffer Stock Terjaganya Ketersediaan Pasokan dan Kewajaran Harga Daging Ayam”
Merupakan high level meeting tindak lanjut dari rapat terbatas tanggal 29
Agustus 2018 serta beberapa rangkaian koordinasi teknis antara KPw BI
Prov. Kalimantan Tengah, Bulog Divre Kalimantan Tengah dan SKPD
Provinsi Kalimantan Tengah terkait dalam mewujudkan program inovasi
pembentukan supply chain daging ayam beku.
Output HLM merupakan rekomendasi teknis kepada masing-masing
instansi terkait untuk segera mengimplementasikan terbentuknya supply
chain daging ayam beku di Kalimantan Tengah.
LOKASI TANGGAL
Kantor Perwakilan
Bank Indonesia
Provinsi Kalimantan
Tengah
19 Oktober 2018
Tabel 3.2 Kegiatan Pengendalian Inflasi TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Tujuan Kegiatan
KEGIATAN
1.
Bulog Divre Kalimantan Tengah, KPw BI Provinsi Kalimantan Tengah, dan
Pemprov Kalimantan Tengah (Biro Ekonomi, Dinas TPHP, Dinas Ketahanan
Pangan dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian).
Peserta
Pembahasan teknis terkait implementasi penerapan rantai pasokan daging
ayam segar beku kepada Bulog melalui Rumah Pangan Kita, dan pemasok
daging ayam segar beku di Kalimantan Tengah.
Output
Rapat Koordinasi Penyusunan Roadmap Pengendalian Inflasi TPID Provinsi, Kota, dan Kabupaten Se-Kalimantan Tengah
Tujuan Kegiatan
Sampit 11 - 12 Desember
2018
2.
Penyusunan roadmap pengendalian inflasi tahun 2019-2021 masing-
masing TPID Kota/Kabupaten se-Kalimantan Tengah.
Capacity building TPID terkait inflasi dan pengendaliannya.
Update perkembangan realisasi inflasi dan program pengendalian inflasi di
provinsi Kalimantan Tengah.
TPID Kota dan Kabupaten se-Kalimantan Tengah, perwakilan Tim Pengendalian
Inflasi Pusat (TPIP) serta Kepala Unit Fungsi Advisory Ekonomi dan Surveilans
Perwakilan Bank Indonesia se-Indonesia.
Peserta
Peluncuran Program Inovasi TPID Provinsi Kalimantan Tengah “Pembentukan Supply Chain Daging Ayam Beku”
Tujuan Kegiatan
Rumah Pangan Kita
“Asri Sayur”,
Palangka Raya
Kalimantan Tengah
4 Desember 20193.
Tindak lanjut HLM terbatas TPID Provinsi Kalimantan Tengah pada 29
Agustus 2018.
Peluncuran program supply chain daging ayam beku melalui Rumah
Pangan Kita.
37KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
36 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
LOKASI TANGGALKEGIATAN
Rapat Teknis Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Paparan capaian inflasi Kalimantan Tengah periode bulan sebelumnya
beserta analisa komoditas penyumbang andil inflasi tertinggi atau andil
deflasi terdalam.
Paparan capaian kota Inflasi IHK dan agregat provinsi Kalimantan tengah
dibandingkan dengan capaian inflasi regional.
Paparan event atau kejadian yang dapat menjadi potensi
peningkatan/penurunan inflasi selama sebulan kedepan.
Pembahasan upaya yang akan dilakukan oleh masing-masing anggota
TPID selama periode kedepan.
Tujuan Kegiatan
Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Peserta
Kantor Pemerintah
Provinsi Kalimantan
Tengah
1 Oktober 2018
1 November 2018
3 Desember 2018
4.
Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Peserta
Press Release Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Menyampaikan poin-poin hasil pembahasan pada rapat teknis bulanan kepada
media, dalam rangka untuk mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat
Kalimantan Tengah.
Tujuan Kegiatan
Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah dan Wartawan media lokal
Kalimantan Tengah
Peserta
Kantor Pemerintah
Provinsi Kalimantan
Tengah
2 Oktober 2018
2 November 2018
4 Desember 2018
5.
STABILITAS KEUANGAN DAERAHPENGEMBANGAN AKSESKEUANGAN DAN UMKM
04
Indikator aset perbankan pada triwulan IV 2018 menunjukkan peningkatan didorong oleh
peningkatan pertumbuhan DPK.
Ketahanan sistem keuangan relatif masih terjaga, meskipun sedikit menurun seiring dengan
peningkatan risiko kredit bermasalah.
Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2018
melebihi target minimal 20% dari total kredit perbankan Kalimantan Tengah.
Secara umum, kondisi stabilitas keuangan Kalimantan Tengah tahun 2018 masih terjaga
ditengah melambatnya intermediasi.
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
38 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
LOKASI TANGGALKEGIATAN
Rapat Teknis Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Paparan capaian inflasi Kalimantan Tengah periode bulan sebelumnya
beserta analisa komoditas penyumbang andil inflasi tertinggi atau andil
deflasi terdalam.
Paparan capaian kota Inflasi IHK dan agregat provinsi Kalimantan tengah
dibandingkan dengan capaian inflasi regional.
Paparan event atau kejadian yang dapat menjadi potensi
peningkatan/penurunan inflasi selama sebulan kedepan.
Pembahasan upaya yang akan dilakukan oleh masing-masing anggota
TPID selama periode kedepan.
Tujuan Kegiatan
Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Peserta
Kantor Pemerintah
Provinsi Kalimantan
Tengah
1 Oktober 2018
1 November 2018
3 Desember 2018
4.
Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Peserta
Press Release Bulanan TPID Provinsi Kalimantan Tengah
Menyampaikan poin-poin hasil pembahasan pada rapat teknis bulanan kepada
media, dalam rangka untuk mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat
Kalimantan Tengah.
Tujuan Kegiatan
Seluruh anggota TPID Provinsi Kalimantan Tengah dan Wartawan media lokal
Kalimantan Tengah
Peserta
Kantor Pemerintah
Provinsi Kalimantan
Tengah
2 Oktober 2018
2 November 2018
4 Desember 2018
5.
STABILITAS KEUANGAN DAERAHPENGEMBANGAN AKSESKEUANGAN DAN UMKM
04
Indikator aset perbankan pada triwulan IV 2018 menunjukkan peningkatan didorong oleh
peningkatan pertumbuhan DPK.
Ketahanan sistem keuangan relatif masih terjaga, meskipun sedikit menurun seiring dengan
peningkatan risiko kredit bermasalah.
Peran perbankan dalam pembiayaan UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2018
melebihi target minimal 20% dari total kredit perbankan Kalimantan Tengah.
Secara umum, kondisi stabilitas keuangan Kalimantan Tengah tahun 2018 masih terjaga
ditengah melambatnya intermediasi.
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
38 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
4.1 KONDISI UMUMpada tabungan dan deposito perbankan. Meskipun
demikian, perlambatan penyaluran kredit ke rumah
tangga disertai perbaikan kualitas kredit seiring dengan
proses restrukturisasi yang dilakukan oleh perbankan.
Ketahanan sektor rumah tangga terjaga pada level yang
baik dengan tren rasio NPL yang menurun dan terjaga di
bawah threshold 5%.
Di tengah perlambatan penyaluran kredit secara
umum, laju pertumbuhan kredit UMKM mengalami
peningkatan. Penyaluran kredit UMKM tumbuh lebih
tinggi dari triwulan sebelumnya seiring dengan upaya
perbankan untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia
mengenai rasio penyaluran kredit UMKM minimum
sebesar 20% di akhir tahun 2018. Secara umum, rasio
penyaluran kredit UMKM di Kalimantan Tengah tercatat
sebesar 20,10% di atas batas minimum.
Secara umum, pada tahun 2018 tekanan terhadap
stabilitas sistem keuangan meningkat seiring
dengan perlambatan kinerja intermediasi yang
disertai dengan peningkatan risiko kredit. Kinerja
intermediasi perbankan melambat tertahan oleh kinerja
lapangan usaha utama dan rumah tangga Kalimantan
Tengah yang mengalami perlambatan. Total kredit bank
umum di Kalimantan Tengah mengalami deselerasi di
tengah peningkatan pertumbuhan DPK terutama pada
jenis simpanan tabungan dan deposito sejalan dengan
kenaikan suku bunga simpanan. Risiko kredit bermasalah
perbankan di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan
tercermin dari tren rasio NPL yang meningkat meskipun
masih terjaga dibawah ambang batas 5%.
Penyaluran kredit perbankan kepada korporasi
mengalami deselerasi sejalan dengan perlambatan
perekonomian Kalimantan Tengah. Deselerasi
penyaluran kredit terutama terjadi pada korporasi yang
bergerak di sektor pertambangan sejalan dengan
penurunan harga komoditas batubara dunia di triwulan IV
2018. Lebih lanjut, penyaluran pendanaan di sektor
pertanian mengalami penurunan dampak dari
perlambatan kinerja korporasi kelapa sawit yang
terpengaruh oleh tren penurunan harga komoditas CPO
internasional, dan peningkatan tarif impor dari negara
mitra dagang. Perlambatan penyaluran kredit korporasi ini
disertai dengan penurunan kualitas kredit yang
diindikasikan dari peningkatan rasio NPL korporasi yang
mencapai 2,37% dari tahun 2017 tercatat 0,83%. Namun,
rasio NPL korporasi masih terjaga di bawah threshold 5%.
Kredit perbankan ke sektor rumah tangga melambat
sejalan dengan perlambatan kinerja konsumsi rumah
tangga. Rumah tangga diindikasikan cenderung
menahan kegiatan konsumsinya dan memilih untuk
menabung. Tendensi ini tercermin dari peningkatan DPK
rumah tangga yang cukup signifikan. Tingginya inflasi dan
peningkatan suku bunga simpanan, mendorong rumah
tangga untuk mengalokasikan sebagian penghasilannya
4.2 ASESMEN SEKTOR PERBANKAN4.2.1 Kinerja Perbankan Secara UmumIntermediasi perbankan tumbuh melambat sejalan
dengan perlambatan laju perekonomian Kalimantan
Tengah. Penyaluran kredit tumbuh melambat di tengah
peningkatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Perlambatan pertumbuhan kredit pada triwulan IV 2018
secara sektoral terutama dipengaruhi oleh kredit di
lapangan usaha pertanian, perdagangan dan
pertambangan. Perlambatan kredit disertai dengan
penurunan kualitas kredit tercermin dari tren rasio NPL
yang meningkat, namun masih terjaga di bawah level
indikatifnya.
Total aset bank umum tumbuh positif didorong oleh
peningkatan pertumbuhan DPK. Total aset bank umum
pada triwulan IV 2018 tercatat Rp35,62 triliun, meningkat
dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp33,57
triliun (Grafik 4.1). Secara tahunan, pertumbuhan aset
bank umum triwulan IV 2018 tumbuh sebesar 9,45%
(yoy), lebih tinggi dari triwulan III 2018 yang tumbuh
sebesar 0,22% (yoy).
Grafik 4.3 Komposisi DPK Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
III 2018 IV 2018
27,98%54,52%17,49%DEPOSITOTABUNGANGIRO
25,71%51,67%22,62%DEPOSITOTABUNGANGIRO
Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
ASET G.ASET
RP TRILIUN %, YOY
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
0
5
10
15
20
25
30
35
40
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-20
-10
0
10
20
30
40
50
G.DPK G.GIRO G.TABUNGAN G.DEPOSITO
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak KetigaDPK pada triwulan IV 2018 tumbuh lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. DPK
perbankan pada triwulan IV 2018 tumbuh 13,13% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK pada
triwulan III 2018 yang tercatat tumbuh 6,89% (yoy).
Berdasarkan jenisnya, peningkatan kinerja DPK
dipengaruhi oleh percepatan pertumbuhan simpanan
dalam bentuk deposito yang tumbuh 34,70%(yoy), lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2018 sebesar
19,54%(yoy) - Grafik 4.2. Di sisi lain, tabungan melambat
dari sebelumnya 13,20% (yoy) menjadi 8,90% (yoy) di
triwulan IV 2018, sedangkan giro tercatat masih
mengalami kontraksi sebesar 0,36% (yoy), menahan laju
pertumbuhan DPK untuk tumbuh lebih tinggi lagi.
Berdasarkan komposisinya, tabungan masih mendominasi
total keseluruhan DPK perbankan sebesar 54,52% (Grafik
4.3).
Akselerasi pertumbuhan DPK perbankan terjadi baik
di level korporasi maupun rumah tangga sejalan
dengan peningkatan suku bunga simpanan.
Percepatan pertumbuhan simpanan deposito mendorong
DPK tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.
Peningkatan deposito diindikasikan sebagai dampak dari
kenaikan suku bunga deposito yang terjadi pada triwulan
IV 2018. Kenaikan suku bunga ini ditengarai sebagai
respon dari perbankan atas kenaikan suku bunga acuan
yang telah naik sebanyak 6 kali selama tahun 2018 dari
4,25% di awal tahun hingga mencapai 6,00% di akhir
tahun. Di sisi lain, giro masih mengalami kontraksi seiring
dengan peningkatan aktivitas pembayaran korporasi di
akhir tahun. Perlambatan tabungan ditengarai sebagai
dampak dari shifting dana rumah tangga dari simpanan
tabungan ke simpanan deposito.
4.2.3 Penyaluran Kredit dan PembiayaanSejalan dengan pergerakan perekonomian
Kalimantan Tengah, penyaluran kredit perbankan di
Kalimantan Tengah tumbuh melambat. Pertumbuhan
kredit di Kalimantan Tengah tercatat tumbuh melambat
dari triwulan sebelumnya sebesar 22,56% (yoy) menjadi
10,67% (yoy) (Grafik 4.4). Tren pertumbuhan kredit
Kalimantan Tengah juga sejalan dengan pergerakan
pertumbuhan kredit nasional yang mengalami deselerasi
yaitu dari triwulan III 2018 sebesar 12,69% menjadi
sebesar 11,75%. Secara nominal, penyaluran kredit di
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar
Rp53,01 triliun, naik dari triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar Rp51,21 triliun. Berdasarkan jenisnya,
pertumbuhan kredit Kalimantan Tengah utamanya
41KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
40 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
4.1 KONDISI UMUMpada tabungan dan deposito perbankan. Meskipun
demikian, perlambatan penyaluran kredit ke rumah
tangga disertai perbaikan kualitas kredit seiring dengan
proses restrukturisasi yang dilakukan oleh perbankan.
Ketahanan sektor rumah tangga terjaga pada level yang
baik dengan tren rasio NPL yang menurun dan terjaga di
bawah threshold 5%.
Di tengah perlambatan penyaluran kredit secara
umum, laju pertumbuhan kredit UMKM mengalami
peningkatan. Penyaluran kredit UMKM tumbuh lebih
tinggi dari triwulan sebelumnya seiring dengan upaya
perbankan untuk memenuhi ketentuan Bank Indonesia
mengenai rasio penyaluran kredit UMKM minimum
sebesar 20% di akhir tahun 2018. Secara umum, rasio
penyaluran kredit UMKM di Kalimantan Tengah tercatat
sebesar 20,10% di atas batas minimum.
Secara umum, pada tahun 2018 tekanan terhadap
stabilitas sistem keuangan meningkat seiring
dengan perlambatan kinerja intermediasi yang
disertai dengan peningkatan risiko kredit. Kinerja
intermediasi perbankan melambat tertahan oleh kinerja
lapangan usaha utama dan rumah tangga Kalimantan
Tengah yang mengalami perlambatan. Total kredit bank
umum di Kalimantan Tengah mengalami deselerasi di
tengah peningkatan pertumbuhan DPK terutama pada
jenis simpanan tabungan dan deposito sejalan dengan
kenaikan suku bunga simpanan. Risiko kredit bermasalah
perbankan di Kalimantan Tengah mengalami peningkatan
tercermin dari tren rasio NPL yang meningkat meskipun
masih terjaga dibawah ambang batas 5%.
Penyaluran kredit perbankan kepada korporasi
mengalami deselerasi sejalan dengan perlambatan
perekonomian Kalimantan Tengah. Deselerasi
penyaluran kredit terutama terjadi pada korporasi yang
bergerak di sektor pertambangan sejalan dengan
penurunan harga komoditas batubara dunia di triwulan IV
2018. Lebih lanjut, penyaluran pendanaan di sektor
pertanian mengalami penurunan dampak dari
perlambatan kinerja korporasi kelapa sawit yang
terpengaruh oleh tren penurunan harga komoditas CPO
internasional, dan peningkatan tarif impor dari negara
mitra dagang. Perlambatan penyaluran kredit korporasi ini
disertai dengan penurunan kualitas kredit yang
diindikasikan dari peningkatan rasio NPL korporasi yang
mencapai 2,37% dari tahun 2017 tercatat 0,83%. Namun,
rasio NPL korporasi masih terjaga di bawah threshold 5%.
Kredit perbankan ke sektor rumah tangga melambat
sejalan dengan perlambatan kinerja konsumsi rumah
tangga. Rumah tangga diindikasikan cenderung
menahan kegiatan konsumsinya dan memilih untuk
menabung. Tendensi ini tercermin dari peningkatan DPK
rumah tangga yang cukup signifikan. Tingginya inflasi dan
peningkatan suku bunga simpanan, mendorong rumah
tangga untuk mengalokasikan sebagian penghasilannya
4.2 ASESMEN SEKTOR PERBANKAN4.2.1 Kinerja Perbankan Secara UmumIntermediasi perbankan tumbuh melambat sejalan
dengan perlambatan laju perekonomian Kalimantan
Tengah. Penyaluran kredit tumbuh melambat di tengah
peningkatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK).
Perlambatan pertumbuhan kredit pada triwulan IV 2018
secara sektoral terutama dipengaruhi oleh kredit di
lapangan usaha pertanian, perdagangan dan
pertambangan. Perlambatan kredit disertai dengan
penurunan kualitas kredit tercermin dari tren rasio NPL
yang meningkat, namun masih terjaga di bawah level
indikatifnya.
Total aset bank umum tumbuh positif didorong oleh
peningkatan pertumbuhan DPK. Total aset bank umum
pada triwulan IV 2018 tercatat Rp35,62 triliun, meningkat
dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp33,57
triliun (Grafik 4.1). Secara tahunan, pertumbuhan aset
bank umum triwulan IV 2018 tumbuh sebesar 9,45%
(yoy), lebih tinggi dari triwulan III 2018 yang tumbuh
sebesar 0,22% (yoy).
Grafik 4.3 Komposisi DPK Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
III 2018 IV 2018
27,98%54,52%17,49%DEPOSITOTABUNGANGIRO
25,71%51,67%22,62%DEPOSITOTABUNGANGIRO
Grafik 4.1 Pertumbuhan Aset Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
ASET G.ASET
RP TRILIUN %, YOY
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
0
5
10
15
20
25
30
35
40
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.2 Dana Pihak Ketiga (DPK)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-20
-10
0
10
20
30
40
50
G.DPK G.GIRO G.TABUNGAN G.DEPOSITO
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
4.2.2 Penghimpunan Dana Pihak KetigaDPK pada triwulan IV 2018 tumbuh lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. DPK
perbankan pada triwulan IV 2018 tumbuh 13,13% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK pada
triwulan III 2018 yang tercatat tumbuh 6,89% (yoy).
Berdasarkan jenisnya, peningkatan kinerja DPK
dipengaruhi oleh percepatan pertumbuhan simpanan
dalam bentuk deposito yang tumbuh 34,70%(yoy), lebih
tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2018 sebesar
19,54%(yoy) - Grafik 4.2. Di sisi lain, tabungan melambat
dari sebelumnya 13,20% (yoy) menjadi 8,90% (yoy) di
triwulan IV 2018, sedangkan giro tercatat masih
mengalami kontraksi sebesar 0,36% (yoy), menahan laju
pertumbuhan DPK untuk tumbuh lebih tinggi lagi.
Berdasarkan komposisinya, tabungan masih mendominasi
total keseluruhan DPK perbankan sebesar 54,52% (Grafik
4.3).
Akselerasi pertumbuhan DPK perbankan terjadi baik
di level korporasi maupun rumah tangga sejalan
dengan peningkatan suku bunga simpanan.
Percepatan pertumbuhan simpanan deposito mendorong
DPK tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya.
Peningkatan deposito diindikasikan sebagai dampak dari
kenaikan suku bunga deposito yang terjadi pada triwulan
IV 2018. Kenaikan suku bunga ini ditengarai sebagai
respon dari perbankan atas kenaikan suku bunga acuan
yang telah naik sebanyak 6 kali selama tahun 2018 dari
4,25% di awal tahun hingga mencapai 6,00% di akhir
tahun. Di sisi lain, giro masih mengalami kontraksi seiring
dengan peningkatan aktivitas pembayaran korporasi di
akhir tahun. Perlambatan tabungan ditengarai sebagai
dampak dari shifting dana rumah tangga dari simpanan
tabungan ke simpanan deposito.
4.2.3 Penyaluran Kredit dan PembiayaanSejalan dengan pergerakan perekonomian
Kalimantan Tengah, penyaluran kredit perbankan di
Kalimantan Tengah tumbuh melambat. Pertumbuhan
kredit di Kalimantan Tengah tercatat tumbuh melambat
dari triwulan sebelumnya sebesar 22,56% (yoy) menjadi
10,67% (yoy) (Grafik 4.4). Tren pertumbuhan kredit
Kalimantan Tengah juga sejalan dengan pergerakan
pertumbuhan kredit nasional yang mengalami deselerasi
yaitu dari triwulan III 2018 sebesar 12,69% menjadi
sebesar 11,75%. Secara nominal, penyaluran kredit di
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar
Rp53,01 triliun, naik dari triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar Rp51,21 triliun. Berdasarkan jenisnya,
pertumbuhan kredit Kalimantan Tengah utamanya
41KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
40 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 4.5 Komposisi Kredit Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
KONSUMSI
25,78%INVESTASI
44,10%MODAL KERJA
30,12%KONSUMSI
25,87%INVESTASI
40,67%MODAL KERJA
33,46%
IV 2018III 2018
Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
G. TOTAL G. MODAL KERJA G. INVESTASI G. KONSUMSI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
menunjukkan peningkatan meskipun masih terbatas. Suku
bunga kredit tercatat sebesar 9,78% di triwulan IV 2018,
sedikit meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar
9,61%. Berdasarkan jenis penggunaannya, suku bunga
jenis kredit investasi dan kredit modal kerja mengalami
kenaikan yaitu masing-masing dari 8,58% dan 8,74%
menjadi 8,75% dan 9,17% di triwulan IV 2018 (Grafik 4.6).
Peningkatan suku bunga kredit dilakukan perbankan untuk
menjaga intermediation spread di tengah kenaikan suku
bunga DPK dan suku bunga acuan.
Sejalan dengan suku bunga kredit, rata-rata suku
bunga DPK juga mengalami kenaikan. Suku bunga DPK
meningkat di level 2,77% dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Peningkatan ini terjadi pada suku bunga giro
dan deposito masing-masing meningkat ke level 2,06%
dan 6,07% dari triwulan sebelumnya masing-masing
sebesar 1,94% dan 5,69% (Grafik 4.7). Peningkatan suku
bunga DPK seiring dengan peningkatan suku bunga acuan.
Selama triwulan IV 2018, suku bunga acuan BI 7-DRR
telah mengalami peningkatan dari 5,75% di Oktober
2018 menjadi 6,00% di November 2018. Peningkatan
suku bunga acuan ini merupakan salah satu langkah
lanjutan Bank Indonesia untuk secara pre-emptive menjaga
daya saing pasar keuangan domestik terhadap perubahan
kebijakan moneter sejumlah negara dan ketidakpastian
pasar keuangan global yang masih tinggi. Lebih lanjut,
kebijakan tersebut merupakan salah satu langkah yang
perlu dilakukan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar
Rupiah di tengah defisit transaksi berjalan Indonesia.
disumbang oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.
Kredit investasi memiliki pangsa tertinggi dalam
penyaluran kredit bank umum di Kalimantan Tengah yang
mencapai 44,10% (Grafik 4.5).
Berdasarkan jenis lapangan usaha, perlambatan
kredit ditahan sektor pertanian, perdagangan dan
pertambangan. Penyaluran kredit pada sektor pertanian
dan perdagangan masing-masing turun dari -2,11% (yoy)
dan 41,29% (yoy) di triwulan III 2018, menjadi -11,77%
(yoy) dan -22,64% (yoy) di triwulan IV 2018. Penurunan
penyaluran kredit sejalan dengan perlambatan kinerja
lapangan usaha pertanian dan perdagangan yang masing-
masing dipengaruhi oleh pernurunan harga komoditas
CPO dan perlambatan konsumsi rumah tangga. Selain itu,
penurunan penyaluran kredit juga disebabkan oleh
pelunasan kredit beberapa debitur yang telah jatuh tempo.
Kredit pertambangan mengalami perlambatan dari
triwulan sebelumnya 286,41% (yoy) menjadi 220,15%
(yoy) dampak dari kinerja pertambangan yang mengalami
kontraksi selama tahun 2018 yang antara lain dipengaruhi
oleh penurunan harga komoditas batubara dunia serta
hambatan transportasi perdagangan batubara akibat dari
surutnya debit air Sungai Barito.
4.2.4 Suku Bunga PerbankanRata-rata tingkat suku bunga kredit menunjukkan
sedikit peningkatan sejalan dengan peningkatan
suku bunga BI 7-Days Reverse Repo Rate (7-DRR).
Peningkatan BI 7-DRR memberikan dampak lanjutan pada
perbankan tercermin dari suku bunga kredit yang
Grafik 4.8 NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
TOTAL MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.9 NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%) NPL TOTAL (%)
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
TOTAL PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.7 Suku Bunga Komponen DPK (Giro, Tabungan, dan Deposito)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, SUKU BUNGA
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
DPK GIRO TABUNGAN DEPOSITO
Grafik 4.6 Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, SUKU BUNGA
4
6
8
10
12
14
16
18
20
KREDIT MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
lapangan usaha pertambangan. Peningkatan nominal
kredit bermasalah lapangan usaha pertambangan
mencapai Rp150,38 M (qtq) dari Rp184,20 miliar pada
triwulan III 2018 menjadi Rp334,60 miliar sehingga rasio
NPL pertambangan naik dari 6,02% menjadi 12,91% pada
triwulan IV 2018. Di sisi lain, NPL sektor pertanian dan
sektor industri pengolahan terjaga di level yang rendah
dengan tren yang menurun (Grafik 4.9).
4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan PerbankanKualitas kredit bank umum di Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018 meningkat, namun masih
terjaga pada level yang aman. Rasio NPL naik dari
1,18% pada triwulan III 2018 menjadi 1,60% pada
triwulan IV 2018. Berdasarkan jenis penggunaan,
peningkatan risiko kredit terjadi pada kredit investasi yang
tercatat sebesar 1,86%, lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya 0,62%. (Grafik 4.8). Sektor utama
penyumbang peningkatan rasio NPL terbesar di
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 adalah 4.3 Asesmen Sektor Korporasi4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor KorporasiKinerja korporasi Kalimantan Tengah dipengaruhi
oleh perkembangan dari sisi eksternal maupun dari
domestik. Dari sisi eksternal, pertumbuhan ekonomi
global diprakirakan lebih rendah dari proyeksi semula,
namun ketidakpastian pasar keuangan dunia berkurang.
Pertumbuhan ekonomi dunia menunjukkan pertumbuhan
yang semakin konvergen melambat didorong oleh revisi
ekonomi Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok.
Perkembangan ini berdampak pada penurunan harga
komoditas dunia dan harga minyak dunia. Sementara itu,
ketidakpastian pasar keuangan global berkurang
disebabkan kebijakan suku bunga Amerika Serikat yang
lebih dovish sehingga aliran modal ke negara emerging
market sejak akhir 2018 diprakirakan akan terus berlanjut.
Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang utama
mengalami perlambatan. Negara tujuan ekspor utama
provinsi Kalimantan Tengah diantaranya Jepang,
Tiongkok, dan India. Pertumbuhan ekonomi Jepang
43KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
42 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 4.5 Komposisi Kredit Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
KONSUMSI
25,78%INVESTASI
44,10%MODAL KERJA
30,12%KONSUMSI
25,87%INVESTASI
40,67%MODAL KERJA
33,46%
IV 2018III 2018
Grafik 4.4 Pertumbuhan Kredit Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
G. TOTAL G. MODAL KERJA G. INVESTASI G. KONSUMSI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
menunjukkan peningkatan meskipun masih terbatas. Suku
bunga kredit tercatat sebesar 9,78% di triwulan IV 2018,
sedikit meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar
9,61%. Berdasarkan jenis penggunaannya, suku bunga
jenis kredit investasi dan kredit modal kerja mengalami
kenaikan yaitu masing-masing dari 8,58% dan 8,74%
menjadi 8,75% dan 9,17% di triwulan IV 2018 (Grafik 4.6).
Peningkatan suku bunga kredit dilakukan perbankan untuk
menjaga intermediation spread di tengah kenaikan suku
bunga DPK dan suku bunga acuan.
Sejalan dengan suku bunga kredit, rata-rata suku
bunga DPK juga mengalami kenaikan. Suku bunga DPK
meningkat di level 2,77% dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Peningkatan ini terjadi pada suku bunga giro
dan deposito masing-masing meningkat ke level 2,06%
dan 6,07% dari triwulan sebelumnya masing-masing
sebesar 1,94% dan 5,69% (Grafik 4.7). Peningkatan suku
bunga DPK seiring dengan peningkatan suku bunga acuan.
Selama triwulan IV 2018, suku bunga acuan BI 7-DRR
telah mengalami peningkatan dari 5,75% di Oktober
2018 menjadi 6,00% di November 2018. Peningkatan
suku bunga acuan ini merupakan salah satu langkah
lanjutan Bank Indonesia untuk secara pre-emptive menjaga
daya saing pasar keuangan domestik terhadap perubahan
kebijakan moneter sejumlah negara dan ketidakpastian
pasar keuangan global yang masih tinggi. Lebih lanjut,
kebijakan tersebut merupakan salah satu langkah yang
perlu dilakukan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar
Rupiah di tengah defisit transaksi berjalan Indonesia.
disumbang oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.
Kredit investasi memiliki pangsa tertinggi dalam
penyaluran kredit bank umum di Kalimantan Tengah yang
mencapai 44,10% (Grafik 4.5).
Berdasarkan jenis lapangan usaha, perlambatan
kredit ditahan sektor pertanian, perdagangan dan
pertambangan. Penyaluran kredit pada sektor pertanian
dan perdagangan masing-masing turun dari -2,11% (yoy)
dan 41,29% (yoy) di triwulan III 2018, menjadi -11,77%
(yoy) dan -22,64% (yoy) di triwulan IV 2018. Penurunan
penyaluran kredit sejalan dengan perlambatan kinerja
lapangan usaha pertanian dan perdagangan yang masing-
masing dipengaruhi oleh pernurunan harga komoditas
CPO dan perlambatan konsumsi rumah tangga. Selain itu,
penurunan penyaluran kredit juga disebabkan oleh
pelunasan kredit beberapa debitur yang telah jatuh tempo.
Kredit pertambangan mengalami perlambatan dari
triwulan sebelumnya 286,41% (yoy) menjadi 220,15%
(yoy) dampak dari kinerja pertambangan yang mengalami
kontraksi selama tahun 2018 yang antara lain dipengaruhi
oleh penurunan harga komoditas batubara dunia serta
hambatan transportasi perdagangan batubara akibat dari
surutnya debit air Sungai Barito.
4.2.4 Suku Bunga PerbankanRata-rata tingkat suku bunga kredit menunjukkan
sedikit peningkatan sejalan dengan peningkatan
suku bunga BI 7-Days Reverse Repo Rate (7-DRR).
Peningkatan BI 7-DRR memberikan dampak lanjutan pada
perbankan tercermin dari suku bunga kredit yang
Grafik 4.8 NPL Kredit Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
TOTAL MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.9 NPL Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%) NPL TOTAL (%)
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
40,00
45,00
TOTAL PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.7 Suku Bunga Komponen DPK (Giro, Tabungan, dan Deposito)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, SUKU BUNGA
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
DPK GIRO TABUNGAN DEPOSITO
Grafik 4.6 Suku Bunga Komponen Kredit Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, SUKU BUNGA
4
6
8
10
12
14
16
18
20
KREDIT MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
lapangan usaha pertambangan. Peningkatan nominal
kredit bermasalah lapangan usaha pertambangan
mencapai Rp150,38 M (qtq) dari Rp184,20 miliar pada
triwulan III 2018 menjadi Rp334,60 miliar sehingga rasio
NPL pertambangan naik dari 6,02% menjadi 12,91% pada
triwulan IV 2018. Di sisi lain, NPL sektor pertanian dan
sektor industri pengolahan terjaga di level yang rendah
dengan tren yang menurun (Grafik 4.9).
4.2.5 Kualitas Kredit / Pembiayaan PerbankanKualitas kredit bank umum di Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018 meningkat, namun masih
terjaga pada level yang aman. Rasio NPL naik dari
1,18% pada triwulan III 2018 menjadi 1,60% pada
triwulan IV 2018. Berdasarkan jenis penggunaan,
peningkatan risiko kredit terjadi pada kredit investasi yang
tercatat sebesar 1,86%, lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya 0,62%. (Grafik 4.8). Sektor utama
penyumbang peningkatan rasio NPL terbesar di
Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018 adalah 4.3 Asesmen Sektor Korporasi4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor KorporasiKinerja korporasi Kalimantan Tengah dipengaruhi
oleh perkembangan dari sisi eksternal maupun dari
domestik. Dari sisi eksternal, pertumbuhan ekonomi
global diprakirakan lebih rendah dari proyeksi semula,
namun ketidakpastian pasar keuangan dunia berkurang.
Pertumbuhan ekonomi dunia menunjukkan pertumbuhan
yang semakin konvergen melambat didorong oleh revisi
ekonomi Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok.
Perkembangan ini berdampak pada penurunan harga
komoditas dunia dan harga minyak dunia. Sementara itu,
ketidakpastian pasar keuangan global berkurang
disebabkan kebijakan suku bunga Amerika Serikat yang
lebih dovish sehingga aliran modal ke negara emerging
market sejak akhir 2018 diprakirakan akan terus berlanjut.
Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang utama
mengalami perlambatan. Negara tujuan ekspor utama
provinsi Kalimantan Tengah diantaranya Jepang,
Tiongkok, dan India. Pertumbuhan ekonomi Jepang
43KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
42 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Indonesia triwulan IV 2018 tercatat 5,18% (yoy), sedikit
naik dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya
sebesar 5,17%. Pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan menunjukkan permintaan yang kuat
didorong oleh konsumsi swasta maupun pemerintah.
Selanjutnya di 2019, konsumsi swasta diprakirakan tetap
baik seiring dengan terjaganya daya beli dan keyakinan
konsumen serta dampak positif persiapan pemilu. Namun
demikian, ekspor diperkirakan masih terbatas dipengaruhi
pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai. Hal ini
menjadi tantangan bagi kinerja korporasi, terutama yang
berorientasi ekspor.
diprakirakan tumbuh melambat seir ing dengan
melambatnya pertumbuhan ekonomi mitra utama Jepang
(Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok). Di Tiongkok,
perlambatan ekonomi diprakirakan akan terus berlanjut,
terutama disebabkan perlambatan kinerja investasi seiring
dengan kebijakan deleveraging yang semakin ketat dan
ekskalasi trade war. Di sisi lain, perekonomian India
diprakirakan akan tumbuh lebih kuat sejalan dengan
kinerja konsumsi dan investasi yang masih kuat didukung
oleh net ekspor yang membaik.
Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan volume
perdagangan dunia, harga komoditas utama dunia
diprakirakan juga menurun. Harga komoditas ekspor
utama Kalimantan Tengah selama tahun 2018 tumbuh
melambat dan diprakirakan berlanjut hingga 2019
terutama komoditas batubara. Penurunan harga batubara
disebabkan oleh meningkatnya kapasitas produksi
batubara Tiongkok, serta melambatnya permintaan
global. Disamping itu, kebijakan Tiongkok untuk
mengurangi penggunaan batubara secara bertahap
memberikan tekanan pada harga batubara dunia. Di sisi
lain, harga komoditas CPO dan karet diprakirakan akan
membaik di tahun 2019 setelah sebelumnya di 2018
melambat akibat melemahnya permintaan dan
meningkatnya pasokan. Pada 2019, harga CPO
diprakirakan membaik ditopang oleh meningkatnya
permintaan seiring dengan penurunan pajak impor CPO di
India. Harga karet juga diprakirakan membaik di 2019
sejalan dengan menurunnya pasokan karet, adanya
kebijakan penggunaan karet oleh beberapa negara
(Indonesia, Malaysia, dan Thailand), serta upaya Tiongkok
untuk mendorong konsumsi domestik. Harga minyak pada
2019 diprakirakan masih dalam tekanan seiring dengan
meningkatnya produksi minyak Amerika Serikat di tengah
rencanan penurunan produksi OPEC dan melambatnya
permintaan.
Dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada triwulan IV 2018 tetap kuat didukung oleh
permintaan domestik. Perkembangan ekonomi
4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor KorporasiPerkembangan intermediasi perbankan kepada
korporasi melambat seiring dengan deselerasi
perekonomian Kalimantan Tengah. Pada triwulan IV
2018, penyaluran kredit kepada korporasi mengalami
perlambatan yang disertai dengan peningkatan kredit
bermasalah, tercermin dari peningkatan rasio NPL
korporasi khususnya di sektor pertambangan dan
transportasi & komunikasi. Di sisi lain, DPK korporasi
tercatat mengalami akselerasi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya.
Pada triwulan IV 2018, pertumbuhan kredit kepada
debitur korporasi melambat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Kredit korporasi tercatat tumbuh
sebesar 4,22% (yoy), lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan di triwulan III 2018 sebesar 19,23% (yoy).
Deselerasi terjadi pada kredit modal kerja yang hanya
tumbuh sebesar 8,17% (yoy), lebih rendah dari triwulan
sebelumnya sebesar 82,28%. Di sisi lain, kredit investasi
tercatat mengalami peningkatan menahan laju
perlambatan yang lebih dalam. Kredit investasi tumbuh
sebesar 2,09% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang
mengalaim penurunan sebesar -6,84% (yoy) - Grafik 4.10.
Kredit investasi memiliki pangsa paling tinggi dalam
penyaluran kredit korporasi di Kalimantan Tengah yang
mencapai 63,48%.
Grafik 4.11 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
TOTAL KREDIT PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
Grafik 4.10 Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
G. TOTAL G. MODAL KERJA G. INVESTASI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
kredit korporasi perbankan, diikuti oleh pertambangan,
industri pengolahan dan perdagangan dengan pangsa
masing-masing sebesar 11,10%, 5,63% dan 5,02%.
Kualitas kredit perbankan menurun ditunjukkan oleh
NPL kredit korporasi yang lebih tinggi dari triwulan III
2018. Rasio NPL korporasi Kalimantan Tengah pada
tr iwulan IV 2018 tercatat sebesar 2,37%, naik
dibandingkan triwulan III 2018 yang tercatat 0,99%.
Peningkatan NPL terutama didorong oleh pemburukan
kualitas kredit korporasi pertambangan khususnya
per tambangan batubara . Ras io NPL korporas i
pertambangan naik dari 4,38% di triwulan III 2018 menjadi
11,31% di triwulan IV 2018. Di sisi lain, LU perdagangan
menunjukkan perbaikan kualitas kredit yang signifikan yaitu
dari 4,40% menjadi 0,81% di triwulan IV 2018 sejalan
dengan perbaikan kinerja LU perdagangan yang tercermin
dari akselerasi PDRB Lapangan Usaha Perdagangan
sepanjang tahun 2018 (Grafik 4.12). Berdasarkan
komposisinya, pangsa kredit korporasi bermasalah
didominasi dari sektor pertambangan yang mencapai
53,06% terhadap total kredit korporasi bermasalah.
Perlambatan penyaluran kredit korporasi terutama
t e r j a d i p a d a l a p a n g a n u s a h a p e r t a n i a n ,
perdagangan dan pertambangan. Kredit debitur
korporasi pertanian mengalami penurunan penyaluran
kredit sebesar -11,77% (yoy), turun lebih dalam dari
triwulan III 2018 sebesar -2,11% (yoy). Penurunan
penyaluran kredit lapangan usaha pertanian sejalan
dengan perlambatan pertumbuhan PDRB LU Pertanian.
Meningkatnya ketidakpastian seperti tren penurunan
harga CPO internasional, peningkatan tarif impor dari
negara mitra dagang (a.l. India dan Tiongkok), dan
meningkatnya pasokan komoditas substitusi menjadi salah
satu faktor penahan laju lapangan usaha ini. Kredit
debitur perdagangan juga mengalami kontraksi sebesar -
22,64% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 41,29% (yoy). Perlambatan di lapangan usaha
perdagangan sejalan dengan upaya restrukturisasi yang
dilakukan perbankan untuk memperbaiki kualitas kredit.
Sementara itu, penyaluran kredit kepada sektor
pertambangan melambat dari tumbuh 325,76% (yoy),
menjadi 236,83% (yoy) dampak dari kontraksi lapangan
usaha pertambangan selama tahun 2018 yang
dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas batubara
dunia serta hambatan transportasi perdagangan batubara
akibat dari surutnya debit air Sungai Barito. Di sisi lain,
lapangan usaha industri dan pertambangan tumbuh tinggi
menahan laju penurunan kredit korporasi yang semakin
dalam (Grafik 4.11). Berdasarkan komposisinya, sektor
pertanian masih tercatat sebagai sektor ekonomi utama
dengan pangsa kredit korporasi terbesar di Kalimantan
Tengah yaitu mencapai 64,72% dari total penyaluran
Grafik 4.12 Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%)
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
45KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
44 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Indonesia triwulan IV 2018 tercatat 5,18% (yoy), sedikit
naik dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya
sebesar 5,17%. Pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan menunjukkan permintaan yang kuat
didorong oleh konsumsi swasta maupun pemerintah.
Selanjutnya di 2019, konsumsi swasta diprakirakan tetap
baik seiring dengan terjaganya daya beli dan keyakinan
konsumen serta dampak positif persiapan pemilu. Namun
demikian, ekspor diperkirakan masih terbatas dipengaruhi
pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai. Hal ini
menjadi tantangan bagi kinerja korporasi, terutama yang
berorientasi ekspor.
diprakirakan tumbuh melambat seir ing dengan
melambatnya pertumbuhan ekonomi mitra utama Jepang
(Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok). Di Tiongkok,
perlambatan ekonomi diprakirakan akan terus berlanjut,
terutama disebabkan perlambatan kinerja investasi seiring
dengan kebijakan deleveraging yang semakin ketat dan
ekskalasi trade war. Di sisi lain, perekonomian India
diprakirakan akan tumbuh lebih kuat sejalan dengan
kinerja konsumsi dan investasi yang masih kuat didukung
oleh net ekspor yang membaik.
Sejalan dengan perlambatan pertumbuhan volume
perdagangan dunia, harga komoditas utama dunia
diprakirakan juga menurun. Harga komoditas ekspor
utama Kalimantan Tengah selama tahun 2018 tumbuh
melambat dan diprakirakan berlanjut hingga 2019
terutama komoditas batubara. Penurunan harga batubara
disebabkan oleh meningkatnya kapasitas produksi
batubara Tiongkok, serta melambatnya permintaan
global. Disamping itu, kebijakan Tiongkok untuk
mengurangi penggunaan batubara secara bertahap
memberikan tekanan pada harga batubara dunia. Di sisi
lain, harga komoditas CPO dan karet diprakirakan akan
membaik di tahun 2019 setelah sebelumnya di 2018
melambat akibat melemahnya permintaan dan
meningkatnya pasokan. Pada 2019, harga CPO
diprakirakan membaik ditopang oleh meningkatnya
permintaan seiring dengan penurunan pajak impor CPO di
India. Harga karet juga diprakirakan membaik di 2019
sejalan dengan menurunnya pasokan karet, adanya
kebijakan penggunaan karet oleh beberapa negara
(Indonesia, Malaysia, dan Thailand), serta upaya Tiongkok
untuk mendorong konsumsi domestik. Harga minyak pada
2019 diprakirakan masih dalam tekanan seiring dengan
meningkatnya produksi minyak Amerika Serikat di tengah
rencanan penurunan produksi OPEC dan melambatnya
permintaan.
Dari sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada triwulan IV 2018 tetap kuat didukung oleh
permintaan domestik. Perkembangan ekonomi
4.3.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor KorporasiPerkembangan intermediasi perbankan kepada
korporasi melambat seiring dengan deselerasi
perekonomian Kalimantan Tengah. Pada triwulan IV
2018, penyaluran kredit kepada korporasi mengalami
perlambatan yang disertai dengan peningkatan kredit
bermasalah, tercermin dari peningkatan rasio NPL
korporasi khususnya di sektor pertambangan dan
transportasi & komunikasi. Di sisi lain, DPK korporasi
tercatat mengalami akselerasi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya.
Pada triwulan IV 2018, pertumbuhan kredit kepada
debitur korporasi melambat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Kredit korporasi tercatat tumbuh
sebesar 4,22% (yoy), lebih rendah dibandingkan
pertumbuhan di triwulan III 2018 sebesar 19,23% (yoy).
Deselerasi terjadi pada kredit modal kerja yang hanya
tumbuh sebesar 8,17% (yoy), lebih rendah dari triwulan
sebelumnya sebesar 82,28%. Di sisi lain, kredit investasi
tercatat mengalami peningkatan menahan laju
perlambatan yang lebih dalam. Kredit investasi tumbuh
sebesar 2,09% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang
mengalaim penurunan sebesar -6,84% (yoy) - Grafik 4.10.
Kredit investasi memiliki pangsa paling tinggi dalam
penyaluran kredit korporasi di Kalimantan Tengah yang
mencapai 63,48%.
Grafik 4.11 Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Usaha
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
TOTAL KREDIT PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
Grafik 4.10 Kredit korporasi Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-40
-20
0
20
40
60
80
100
120
G. TOTAL G. MODAL KERJA G. INVESTASI
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
kredit korporasi perbankan, diikuti oleh pertambangan,
industri pengolahan dan perdagangan dengan pangsa
masing-masing sebesar 11,10%, 5,63% dan 5,02%.
Kualitas kredit perbankan menurun ditunjukkan oleh
NPL kredit korporasi yang lebih tinggi dari triwulan III
2018. Rasio NPL korporasi Kalimantan Tengah pada
tr iwulan IV 2018 tercatat sebesar 2,37%, naik
dibandingkan triwulan III 2018 yang tercatat 0,99%.
Peningkatan NPL terutama didorong oleh pemburukan
kualitas kredit korporasi pertambangan khususnya
per tambangan batubara . Ras io NPL korporas i
pertambangan naik dari 4,38% di triwulan III 2018 menjadi
11,31% di triwulan IV 2018. Di sisi lain, LU perdagangan
menunjukkan perbaikan kualitas kredit yang signifikan yaitu
dari 4,40% menjadi 0,81% di triwulan IV 2018 sejalan
dengan perbaikan kinerja LU perdagangan yang tercermin
dari akselerasi PDRB Lapangan Usaha Perdagangan
sepanjang tahun 2018 (Grafik 4.12). Berdasarkan
komposisinya, pangsa kredit korporasi bermasalah
didominasi dari sektor pertambangan yang mencapai
53,06% terhadap total kredit korporasi bermasalah.
Perlambatan penyaluran kredit korporasi terutama
t e r j a d i p a d a l a p a n g a n u s a h a p e r t a n i a n ,
perdagangan dan pertambangan. Kredit debitur
korporasi pertanian mengalami penurunan penyaluran
kredit sebesar -11,77% (yoy), turun lebih dalam dari
triwulan III 2018 sebesar -2,11% (yoy). Penurunan
penyaluran kredit lapangan usaha pertanian sejalan
dengan perlambatan pertumbuhan PDRB LU Pertanian.
Meningkatnya ketidakpastian seperti tren penurunan
harga CPO internasional, peningkatan tarif impor dari
negara mitra dagang (a.l. India dan Tiongkok), dan
meningkatnya pasokan komoditas substitusi menjadi salah
satu faktor penahan laju lapangan usaha ini. Kredit
debitur perdagangan juga mengalami kontraksi sebesar -
22,64% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 41,29% (yoy). Perlambatan di lapangan usaha
perdagangan sejalan dengan upaya restrukturisasi yang
dilakukan perbankan untuk memperbaiki kualitas kredit.
Sementara itu, penyaluran kredit kepada sektor
pertambangan melambat dari tumbuh 325,76% (yoy),
menjadi 236,83% (yoy) dampak dari kontraksi lapangan
usaha pertambangan selama tahun 2018 yang
dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas batubara
dunia serta hambatan transportasi perdagangan batubara
akibat dari surutnya debit air Sungai Barito. Di sisi lain,
lapangan usaha industri dan pertambangan tumbuh tinggi
menahan laju penurunan kredit korporasi yang semakin
dalam (Grafik 4.11). Berdasarkan komposisinya, sektor
pertanian masih tercatat sebagai sektor ekonomi utama
dengan pangsa kredit korporasi terbesar di Kalimantan
Tengah yaitu mencapai 64,72% dari total penyaluran
Grafik 4.12 Kualitas Kredit Korporasi dan Komponennya
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%)
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
PERTANIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI PERDAGANGAN
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
45KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
44 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 4.15 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
SUMBER: BPS, DATA DIOLAH
0
40
80
120
160
200
OPTIMIS
PESIMIS
IKE PENGHASILAN
PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.16 Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan yang akan datang
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
40
80
120
160
200
EKSPEKTASI KONDISI EKONOMI 6 BLN YADEKSPEKTASI KONDISI PENGHASILAN 6 BLN YAD
EKSPEKTASI KETERSEDIAAN LAP KERJA 6 BLN YAD
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.13 Dana Pihak Ketiga (DPK)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-100,00
-50,00
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
G. DPK G. GIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.14 Komposisi DPK Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
DEPOSITO
49.49%TABUNGAN
12.61%GIRO
37.89%
III 2018
35.39%GIRO
45.32%
IV 2018
dipengaruhi oleh keyakinan rumah tangga terhadap
kondisi ekonomi saat ini dan yang akan datang. Survei
yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa secara
umum keyakinan rumah tangga terhadap kondisi ekonomi
saat ini masih cukup optimis dengan derajat keyakinan
meningkat dari triwulan sebelumnya yang dipengaruhi
oleh peningkatan indeks keyakinan ketersediaan lapangan
pekerjaan dan pembelian barang tahan lama (Grafik 4.15).
Kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan IV
2018 tumbuh positif meski sedikit melambat dari
triwulan sebelumnya. Berdasarkan PDRB, kinerja
konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,48% (yoy),
sedikit melambat dari triwulan sebelumnya yang tercatat
sebesar 4,75% (yoy). Kondisi ini juga terkonfirmasi dari 7Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang mengalami
penurunan dari 106,65 menjadi 105,39. Penurunan ITK
ditekan oleh penurunan pendapatan dan pengaruh inflasi
terhadap tingkat konsumsi (Grafik 4.17).
Penghimpunan DPK korporasi pada triwulan IV 2018
tercatat mengalami peningkatan. Kinerja DPK
korporasi mengalami peningkatan pada triwulan IV 2018
yaitu naik sebesar 45,33% (yoy) dari triwulan sebelumnya
yang tercatat 24,30%(yoy). Peningkatan ini terjadi pada
jenis simpanan tabungan dan deposito masing-masing
tumbuh 75,70% (yoy), dan 93,24% (yoy) dari triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 37,63% (yoy), dan
19,43% (yoy) - Grafik 4.13. Berdasarkan komposisinya,
deposito mendominasi jenis simpanan korporasi mencapai
sebesar 49,49%, diikuti oleh giro sebesar 37,89% dan
tabungan sebesar 12,61%.
4.4 Asesmen Sektor Rumah Tangga4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga
Konsumsi rumah tangga berperan da lam
perekonomian dan menjadi salah satu pendorong
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Pada
triwulan IV 2018, pertumbuhan konsumsi rumah tangga
menyumbang 40,11% dari total pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah. Kinerja konsumsi rumah tangga
Indeks Tendensi Konsumen adalah indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang. Indeks ini dihasilkan Badan Pusat Statistik.
7.
Grafik 4.18 Ekspektasi Harga Survei Konsumen
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
50
100
150
200
250
EKSPEKTASI HARGA 3BLN YAD EKSPEKTASI HARGA 6BLN YAD
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.17 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
INDEKS
80,00
85,00
90,00
95,00
100,00
105,00
110,00
115,00
120,00
125,00
ITK PENDAPATAN PENGARUH INFLASI TINGKAT KONSUMSI
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
perlambatan pada triwulan IV 2018 yaitu tercatat tumbuh
sebesar 13,80% (yoy), lebih rendah dari triwulan III 2018
sebesar 16,61% (yoy). Perlambatan terjadi seiring dengan
melambatnya konsumsi rumah tangga. Perlambatan kredit
rumah tangga utamanya ditekan oleh Kredit Properti (KPR
dan Ruko) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
Penurunan kredit rumah tangga disertai dengan perbaikan
kualitas kredit rumah tangga. Rasio NPL kredit rumah
tangga menunjukkan perbaikan dari 0,86% pada triwulan
III 2018 menjadi 0,71% pada triwulan IV 2018 (Grafik
4.19). Ketahanan sektor rumah tangga masih tergolong
berada pada level yang baik tercermin dari rasio NPL di
bawah threshold 5%.
Perlambatan kredit rumah tangga ditekan oleh
kredit properti dan kredit kendaraan bermotor. KPR
dan KKB mengalami deselerasi yaitu dari masing-masing
tumbuh 21,80% (yoy) dan 45,04% (yoy) menjadi tumbuh
18,25% (yoy) dan 41,14% (yoy) pada triwulan IV 2018
(Grafik 4.20). Perlambatan ini sejalan dengan perlambatan
konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2018 (Grafik
Keyakinan konsumen meningkat di tengah
perlambatan konsumsi rumah tangga. Keyakinan
konsumen akan kondisi ekonomi saat ini maupun yang
akan datang memengaruhi pola belanja rumah tangga.
Dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, optimisme
konsumen saat ini maupun 6 bulan yang akan datang
terhadap kondis i perekonomian menunjukkan
peningkatan sehingga tingkat kerentanan pada rumah
tangga tergolong membaik (Grafik 4.15 dan 4.16).
Ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan
kerja meningkat.
Tren inflasi yang meningkat pada triwulan IV 2018,
berpotensi menahan laju konsumsi masyarakat lebih
dalam dan meningkatkan risiko kerentanan. Pada
triwulan IV 2018, inflasi Kalimantan Tengah meningkat
dari 3,72% (yoy) pada triwulan III 2018 menjadi sebesar
4,52% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh
komoditas angkutan udara dan komoditas daging ayam
ras. Tekanan harga ke depannya diperkirakan akan mereda
seiring dengan normalisasi pola konsumsi masyarakat
pasca perayaan Natal dan Tahun Baru. Di samping itu,
meredanya tekanan harga dipengaruhi oleh terjaganya
pasokan didukung oleh masuknya periode panen
komoditas pangan dan hortikultura di sentra produksi
nasional.
4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga
Kredit perbankan ke sektor rumah tangga melambat
sejalan dengan perlambatan kinerja konsumsi rumah
tangga. Penyaluran kredit rumah tangga mengalami
Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%) RP TRILIUN
TOTAL KREDIT NPL (%)
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
0
2
4
6
8
10
12
14
16
47KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
46 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 4.15 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
SUMBER: BPS, DATA DIOLAH
0
40
80
120
160
200
OPTIMIS
PESIMIS
IKE PENGHASILAN
PEMBELIAN BARANG TAHAN LAMA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.16 Ekspektasi Kondisi Ekonomi 6 bulan yang akan datang
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
40
80
120
160
200
EKSPEKTASI KONDISI EKONOMI 6 BLN YADEKSPEKTASI KONDISI PENGHASILAN 6 BLN YAD
EKSPEKTASI KETERSEDIAAN LAP KERJA 6 BLN YAD
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.13 Dana Pihak Ketiga (DPK)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-100,00
-50,00
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
G. DPK G. GIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.14 Komposisi DPK Perbankan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
DEPOSITO
49.49%TABUNGAN
12.61%GIRO
37.89%
III 2018
35.39%GIRO
45.32%
IV 2018
dipengaruhi oleh keyakinan rumah tangga terhadap
kondisi ekonomi saat ini dan yang akan datang. Survei
yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan bahwa secara
umum keyakinan rumah tangga terhadap kondisi ekonomi
saat ini masih cukup optimis dengan derajat keyakinan
meningkat dari triwulan sebelumnya yang dipengaruhi
oleh peningkatan indeks keyakinan ketersediaan lapangan
pekerjaan dan pembelian barang tahan lama (Grafik 4.15).
Kinerja konsumsi rumah tangga pada triwulan IV
2018 tumbuh positif meski sedikit melambat dari
triwulan sebelumnya. Berdasarkan PDRB, kinerja
konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,48% (yoy),
sedikit melambat dari triwulan sebelumnya yang tercatat
sebesar 4,75% (yoy). Kondisi ini juga terkonfirmasi dari 7Indeks Tendensi Konsumen (ITK) yang mengalami
penurunan dari 106,65 menjadi 105,39. Penurunan ITK
ditekan oleh penurunan pendapatan dan pengaruh inflasi
terhadap tingkat konsumsi (Grafik 4.17).
Penghimpunan DPK korporasi pada triwulan IV 2018
tercatat mengalami peningkatan. Kinerja DPK
korporasi mengalami peningkatan pada triwulan IV 2018
yaitu naik sebesar 45,33% (yoy) dari triwulan sebelumnya
yang tercatat 24,30%(yoy). Peningkatan ini terjadi pada
jenis simpanan tabungan dan deposito masing-masing
tumbuh 75,70% (yoy), dan 93,24% (yoy) dari triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 37,63% (yoy), dan
19,43% (yoy) - Grafik 4.13. Berdasarkan komposisinya,
deposito mendominasi jenis simpanan korporasi mencapai
sebesar 49,49%, diikuti oleh giro sebesar 37,89% dan
tabungan sebesar 12,61%.
4.4 Asesmen Sektor Rumah Tangga4.4.1 Sumber Kerentanan Sektor Rumah Tangga
Konsumsi rumah tangga berperan da lam
perekonomian dan menjadi salah satu pendorong
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah. Pada
triwulan IV 2018, pertumbuhan konsumsi rumah tangga
menyumbang 40,11% dari total pertumbuhan ekonomi
Kalimantan Tengah. Kinerja konsumsi rumah tangga
Indeks Tendensi Konsumen adalah indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan triwulan mendatang. Indeks ini dihasilkan Badan Pusat Statistik.
7.
Grafik 4.18 Ekspektasi Harga Survei Konsumen
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
50
100
150
200
250
EKSPEKTASI HARGA 3BLN YAD EKSPEKTASI HARGA 6BLN YAD
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.17 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
INDEKS
80,00
85,00
90,00
95,00
100,00
105,00
110,00
115,00
120,00
125,00
ITK PENDAPATAN PENGARUH INFLASI TINGKAT KONSUMSI
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
perlambatan pada triwulan IV 2018 yaitu tercatat tumbuh
sebesar 13,80% (yoy), lebih rendah dari triwulan III 2018
sebesar 16,61% (yoy). Perlambatan terjadi seiring dengan
melambatnya konsumsi rumah tangga. Perlambatan kredit
rumah tangga utamanya ditekan oleh Kredit Properti (KPR
dan Ruko) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).
Penurunan kredit rumah tangga disertai dengan perbaikan
kualitas kredit rumah tangga. Rasio NPL kredit rumah
tangga menunjukkan perbaikan dari 0,86% pada triwulan
III 2018 menjadi 0,71% pada triwulan IV 2018 (Grafik
4.19). Ketahanan sektor rumah tangga masih tergolong
berada pada level yang baik tercermin dari rasio NPL di
bawah threshold 5%.
Perlambatan kredit rumah tangga ditekan oleh
kredit properti dan kredit kendaraan bermotor. KPR
dan KKB mengalami deselerasi yaitu dari masing-masing
tumbuh 21,80% (yoy) dan 45,04% (yoy) menjadi tumbuh
18,25% (yoy) dan 41,14% (yoy) pada triwulan IV 2018
(Grafik 4.20). Perlambatan ini sejalan dengan perlambatan
konsumsi rumah tangga pada triwulan IV 2018 (Grafik
Keyakinan konsumen meningkat di tengah
perlambatan konsumsi rumah tangga. Keyakinan
konsumen akan kondisi ekonomi saat ini maupun yang
akan datang memengaruhi pola belanja rumah tangga.
Dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, optimisme
konsumen saat ini maupun 6 bulan yang akan datang
terhadap kondis i perekonomian menunjukkan
peningkatan sehingga tingkat kerentanan pada rumah
tangga tergolong membaik (Grafik 4.15 dan 4.16).
Ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan
kerja meningkat.
Tren inflasi yang meningkat pada triwulan IV 2018,
berpotensi menahan laju konsumsi masyarakat lebih
dalam dan meningkatkan risiko kerentanan. Pada
triwulan IV 2018, inflasi Kalimantan Tengah meningkat
dari 3,72% (yoy) pada triwulan III 2018 menjadi sebesar
4,52% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh
komoditas angkutan udara dan komoditas daging ayam
ras. Tekanan harga ke depannya diperkirakan akan mereda
seiring dengan normalisasi pola konsumsi masyarakat
pasca perayaan Natal dan Tahun Baru. Di samping itu,
meredanya tekanan harga dipengaruhi oleh terjaganya
pasokan didukung oleh masuknya periode panen
komoditas pangan dan hortikultura di sentra produksi
nasional.
4.4.2 Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga
Kredit perbankan ke sektor rumah tangga melambat
sejalan dengan perlambatan kinerja konsumsi rumah
tangga. Penyaluran kredit rumah tangga mengalami
Grafik 4.19 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit RT
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%) RP TRILIUN
TOTAL KREDIT NPL (%)
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
0
2
4
6
8
10
12
14
16
47KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
46 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
III 2018 IV 2018
Grafik 4.23 Komposisi DPK Perseorangan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
DEPOSITO
22.83%TABUNGAN
73.00%GIRO
4.17%71.81%GIRO
5.28%
Grafik 4.22 DPK Perseorangan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
GROWTH % RP TRILIUN
-20
-10
0
10
20
30
40
DPK PERSEORANGAN g. DPK Perseorangan G.KIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
DPK rumah tangga pada triwulan IV 2018 tercatat
tumbuh meningkat dari triwulan sebelumnya. Total
DPK rumah tangga pada triwulan IV 2018 tercatat tumbuh
17,73% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
III 2018 yang tercatat tumbuh sebesar 16,60% (yoy).
Secara nominal, total DPK pada triwulan IV 2018 sebesar
Rp17,73 triliun, tumbuh dari triwulan III 2018 sebesar
Rp16 ,60 t r i l i un . Be rdasa rkan komponennya ,
meningkatnya DPK rumah tangga terjadi pada deposito.
Deposito tercatat tumbuh sebesar 20,38% (yoy), lebih
tinggi dari triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 7,21%
(yoy) (Grafik 4.22). Meningkatnya pertumbuhan DPK
antara lain disebabkan oleh meredanya tingkat konsumsi
dan tendensi pola menabung rumah tangga sejalan
dengan peningkatan suku bunga DPK. Adapun komponen
DPK rumah tangga didominasi oleh tabungan yang
mencapai 73,00% diikuti oleh deposito sebesar 22,83%
dan giro sebesar 4,17% (Grafik 4.23).
4.20). Rumah tangga diindikasikan menahan kegiatan
konsumsinya khususnya untuk pembelian rumah
tinggal/properti serta kendaraan bermotor dan memilih
untuk mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk
ditabung di simpanan deposito perbankan sejalan dengan
peningkatan suku bunga deposito perbankan.
Ketahanan sektor rumah tangga terjaga pada level
yang aman dengan tren rasio NPL yang menurun.
Rasio NPL kredit rumah tangga terjaga pada level dibawah
threshold 5% yaitu 0,71% lebih rendah dari triwulan III
2018 sebesar 0,86%. Perbaikan terjadi pada seluruh jenis
kredit rumah tangga (Grafik 4.21). Peningkatan kualitas
kredit ini sejalan dengan upaya-upaya restrukturisasi yang
dilakukan oleh perbankan. Berdasarkan komposisi, pangsa
kredit bermasalah sektor rumah tangga mayoritas berasal
dari kredit properti (KPR dan Ruko) sebesar 46,37% dari
total kredit bermasalah rumah tangga, diikuti oleh kredit
multiguna dan kredit kendaraan bermotor yang masing-
masing sebesar 29,49% dan 18,74%.
Grafik 4.21 NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
TOTAL KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.20 Komposisi Kredit RT
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
RP TRILIUN
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-20
-10
0
10
20
30
40
50
G. MODAL KERJA G. INVESTASI
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.24 Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
% (GROWTH YOY, NPL) RP TRILIUN
0
2
4
6
8
10
12
0
5
10
15
20
25
30
K. UMKM G. UMKM NPL. UMKM
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
4.5 Pengembangan Akses Keuangan Kepada UMKM4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM
Dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan
dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil,
berkelanjutan dan inklusif, Bank Indonesia
senantiasa mendorong peningkatan akses keuangan
diantaranya kepada UMKM. Untuk mendukung tujuan
tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan
melalui Peraturan Bank Indonesia No.17/12/PBI/2015
mengenai ketentuan penyaluran kredit atau pembiayaan
UMKM oleh bank umum. Kebijakan ini mensyaratkan bank
umum untuk menjaga rasio penyaluran kredit UMKM
secara bertahap yaitu sejak tahun 2015 sebesar 5%, tahun
2016 sebesar 10%, tahun 2017 sebesar 15%, dan tahun
2018 sebesar 20%. Peningkatan akses keuangan UMKM
terhadap layanan jasa keuangan perbankan ini ditujukan
untuk mengatasi kesenjangan informasi antara pelaku
UMKM dengan penyedia jasa keuangan perbankan.
Perbankan memiliki keterbatasan informasi perihal
kelayakan UMKM, sedangkan pelaku UMKM memiliki
keterbatasan informasi mengenai produk-produk bank,
terutama prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi
dalam mengakses layanan perbankan. Sampai dengan
akhir tahun 2018, rasio penyaluran kredit atau
pembiayaan UMKM di Kalimantan Tengah mencapai
20,10% terjaga di atas ambang batas 20%.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank
Indones ia P rov ins i Ka l imantan Tengah untuk
meningkatkan akses keuangan dan daya saing UMKM di
Pertumbuhan kredit perbankan kepada sektor
UMKM meningkat di tengah perlambatan kredit
secara umum. Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan
IV 2018 sebesar 7,86% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan III 2018 sebesar 7,62% (yoy) dengan
nominal sebesar Rp10,65 triliun (Grafik 4.24). Berdasarkan
jenis penggunaannya, akselerasi pertumbuhan kredit
UMKM terjadi pada kredit modal kerja sebesar 9,86% (yoy)
dari triwulan sebelumnya sebesar 9,44% (yoy) (Grafik
4.25). Berdasarkan komposisinya, kredit UMKM
Kalimantan Tengah utamanya disalurkan untuk sektor
perdagangan yang mencapai Rp4,8 triliun, dengan pangsa
sebesar 46,27%, diikuti oleh sektor pertanian yang
mencapai Rp2,56 triliun, (pangsa 22,97%).
Kualitas kredit UMKM mengalami perbaikan di
tengah meningkatnya penyaluran kredit. Pada
triwulan IV 2018, rasio NPL UMKM sebesar 1,68%
membaik dari triwulan sebelumnya sebesar 2,17%.
Perbaikan rasio NPL terutama disumbang oleh sektor
perdagangan, pertanian, dan konstruksi. Ketahanan
sektor UMKM dari sisi keuangan masih terjaga dengan
baik dengan tolak ukur tingkat NPL yang masih di bawah
5%. Kredit UMKM bermasalah mayoritas berasal dari
sektor perdagangan dengan pangsa 66,18% terhadap
total kredit UMKM bermasalah, selanjutnya berturut-turut
konstruksi, pertanian dan industri pengolahan masing-
masing sebesar 9,41%, 7,24% dan 3,92%.
4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM
49KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
48 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
III 2018 IV 2018
Grafik 4.23 Komposisi DPK Perseorangan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
DEPOSITO
22.83%TABUNGAN
73.00%GIRO
4.17%71.81%GIRO
5.28%
Grafik 4.22 DPK Perseorangan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
GROWTH % RP TRILIUN
-20
-10
0
10
20
30
40
DPK PERSEORANGAN g. DPK Perseorangan G.KIRO G. TABUNGAN G. DEPOSITO
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
DPK rumah tangga pada triwulan IV 2018 tercatat
tumbuh meningkat dari triwulan sebelumnya. Total
DPK rumah tangga pada triwulan IV 2018 tercatat tumbuh
17,73% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan
III 2018 yang tercatat tumbuh sebesar 16,60% (yoy).
Secara nominal, total DPK pada triwulan IV 2018 sebesar
Rp17,73 triliun, tumbuh dari triwulan III 2018 sebesar
Rp16 ,60 t r i l i un . Be rdasa rkan komponennya ,
meningkatnya DPK rumah tangga terjadi pada deposito.
Deposito tercatat tumbuh sebesar 20,38% (yoy), lebih
tinggi dari triwulan III 2018 yang tumbuh sebesar 7,21%
(yoy) (Grafik 4.22). Meningkatnya pertumbuhan DPK
antara lain disebabkan oleh meredanya tingkat konsumsi
dan tendensi pola menabung rumah tangga sejalan
dengan peningkatan suku bunga DPK. Adapun komponen
DPK rumah tangga didominasi oleh tabungan yang
mencapai 73,00% diikuti oleh deposito sebesar 22,83%
dan giro sebesar 4,17% (Grafik 4.23).
4.20). Rumah tangga diindikasikan menahan kegiatan
konsumsinya khususnya untuk pembelian rumah
tinggal/properti serta kendaraan bermotor dan memilih
untuk mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk
ditabung di simpanan deposito perbankan sejalan dengan
peningkatan suku bunga deposito perbankan.
Ketahanan sektor rumah tangga terjaga pada level
yang aman dengan tren rasio NPL yang menurun.
Rasio NPL kredit rumah tangga terjaga pada level dibawah
threshold 5% yaitu 0,71% lebih rendah dari triwulan III
2018 sebesar 0,86%. Perbaikan terjadi pada seluruh jenis
kredit rumah tangga (Grafik 4.21). Peningkatan kualitas
kredit ini sejalan dengan upaya-upaya restrukturisasi yang
dilakukan oleh perbankan. Berdasarkan komposisi, pangsa
kredit bermasalah sektor rumah tangga mayoritas berasal
dari kredit properti (KPR dan Ruko) sebesar 46,37% dari
total kredit bermasalah rumah tangga, diikuti oleh kredit
multiguna dan kredit kendaraan bermotor yang masing-
masing sebesar 29,49% dan 18,74%.
Grafik 4.21 NPL Kredit RT Berdasarkan Penggunaan
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
NPL (%)
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
TOTAL KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.20 Komposisi Kredit RT
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
RP TRILIUN
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
KPR/KPA RUKO KKB MULTIGUNA LAINNYA
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM (Penggunaan)
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
%, YOY
-20
-10
0
10
20
30
40
50
G. MODAL KERJA G. INVESTASI
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 4.24 Pertumbuhan & NPL Kredit UMKM
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
% (GROWTH YOY, NPL) RP TRILIUN
0
2
4
6
8
10
12
0
5
10
15
20
25
30
K. UMKM G. UMKM NPL. UMKM
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
4.5 Pengembangan Akses Keuangan Kepada UMKM4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM
Dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan
dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil,
berkelanjutan dan inklusif, Bank Indonesia
senantiasa mendorong peningkatan akses keuangan
diantaranya kepada UMKM. Untuk mendukung tujuan
tersebut, Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan
melalui Peraturan Bank Indonesia No.17/12/PBI/2015
mengenai ketentuan penyaluran kredit atau pembiayaan
UMKM oleh bank umum. Kebijakan ini mensyaratkan bank
umum untuk menjaga rasio penyaluran kredit UMKM
secara bertahap yaitu sejak tahun 2015 sebesar 5%, tahun
2016 sebesar 10%, tahun 2017 sebesar 15%, dan tahun
2018 sebesar 20%. Peningkatan akses keuangan UMKM
terhadap layanan jasa keuangan perbankan ini ditujukan
untuk mengatasi kesenjangan informasi antara pelaku
UMKM dengan penyedia jasa keuangan perbankan.
Perbankan memiliki keterbatasan informasi perihal
kelayakan UMKM, sedangkan pelaku UMKM memiliki
keterbatasan informasi mengenai produk-produk bank,
terutama prosedur dan persyaratan yang harus dipenuhi
dalam mengakses layanan perbankan. Sampai dengan
akhir tahun 2018, rasio penyaluran kredit atau
pembiayaan UMKM di Kalimantan Tengah mencapai
20,10% terjaga di atas ambang batas 20%.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank
Indones ia P rov ins i Ka l imantan Tengah untuk
meningkatkan akses keuangan dan daya saing UMKM di
Pertumbuhan kredit perbankan kepada sektor
UMKM meningkat di tengah perlambatan kredit
secara umum. Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan
IV 2018 sebesar 7,86% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan III 2018 sebesar 7,62% (yoy) dengan
nominal sebesar Rp10,65 triliun (Grafik 4.24). Berdasarkan
jenis penggunaannya, akselerasi pertumbuhan kredit
UMKM terjadi pada kredit modal kerja sebesar 9,86% (yoy)
dari triwulan sebelumnya sebesar 9,44% (yoy) (Grafik
4.25). Berdasarkan komposisinya, kredit UMKM
Kalimantan Tengah utamanya disalurkan untuk sektor
perdagangan yang mencapai Rp4,8 triliun, dengan pangsa
sebesar 46,27%, diikuti oleh sektor pertanian yang
mencapai Rp2,56 triliun, (pangsa 22,97%).
Kualitas kredit UMKM mengalami perbaikan di
tengah meningkatnya penyaluran kredit. Pada
triwulan IV 2018, rasio NPL UMKM sebesar 1,68%
membaik dari triwulan sebelumnya sebesar 2,17%.
Perbaikan rasio NPL terutama disumbang oleh sektor
perdagangan, pertanian, dan konstruksi. Ketahanan
sektor UMKM dari sisi keuangan masih terjaga dengan
baik dengan tolak ukur tingkat NPL yang masih di bawah
5%. Kredit UMKM bermasalah mayoritas berasal dari
sektor perdagangan dengan pangsa 66,18% terhadap
total kredit UMKM bermasalah, selanjutnya berturut-turut
konstruksi, pertanian dan industri pengolahan masing-
masing sebesar 9,41%, 7,24% dan 3,92%.
4.5.2 Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM
49KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
48 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Kalimantan Tengah telah ditempuh melalui berbagai
macam cara, yaitu diantaranya melalui penyelenggaraan
temu akbar 1000 UMKM yang mempertemukan penyedia
jasa keuangan perbankan dengan pelaku UMKM,
pembentukan klaster pengendalian inflasi, memfasilitasi
UMKM binaan pada berbagai pameran berskala nasional,
membantu pemasaran UMKM binaan melalui berbagai
kanal, memfasilitasi studi banding kerajinan rotan untuk
meningkatkan daya saing produk, dan pembentukan
Sekolah Lapang Peternak Rakyat sebagai bentuk
pengembangan komoditas sapi yang terintegrasi dengan
sawit.
51KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI AKSELERASIPENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DAERAH
Boks 2
amenitas, pelaku usaha dan promosi destinasi wisata.
Salah satu aspek yang perlu untuk diperbaiki dan
ditingkatkan adalah ketersediaan fasilitas dan jasa-jasa
pendukung dalam rangka meningkatkan kenyamanan
pengunjung, terutama wisatawan mancanegara.
Diperlukan sinergi dan koordinasi kelembagaan baik di
tingkat pusat maupun daerah, serta masyarakat, pelaku
usaha dan sektor swasta.
Industri pariwisata memiliki pengaruh yang positif
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, baik terhadap
sektor riil maupun neraca pembayaran. Pengembangan
pariwisata mampu mendorong pertumbuhan investasi,
dan penyerapan tenaga kerja sehingga berkontribusi
positif terhadap sektor riil. Di sisi lain, pengembangan
pariwisata juga memberikan dampak positif terhadap
neraca pembayaran melalui ekspor jasa dan investasi yang
berorientasi ekspor.
Perkembangan pariwisata di Kalimantan Tengah
menunjukkan pertumbuhan yang positif dalam 4 tahun
terakhir. Tingkat kunjungan wisatawan mengalami
pertumbuhan yang cukup signifikan sejak tahun 2014
(Grafik 1). Sampai dengan Agustus 2018, jumlah
kunjungan wisatawan ke Kalimantan Tengah mencapai
670 ribu wisatawan, tumbuh 165,21% dari tahun 2014.
Jumlah pemesanan hotel (bintang dan non bintang) di
Kalimantan Tengah juga menunjukkan peningkatan dari
585 ribu orang selama tahun 2015 menjadi 1 juta orang
pada tahun 2018, dengan rata-rata lama menginap selama
1 sampai dengan 3 hari. Mayoritas wisatawan masih
didominasi oleh wisatawan domestik, namun demikian
dalam 4 tahun terakhir wisatawan mancanegara telah
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini
menunjukkan adanya potensi ekonomi dan devisa yang
Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi
daerah yang berkelanjutan dan resilien, diperlukan
stabilitas makroekonomi yang didukung oleh struktur
neraca pembayaran yang kuat. Saat ini, surplus neraca
pembayaran Kalimantan Tengah seluruhnya masih
disumbang oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya
alam. Meski memiliki nilai ekspor yang besar, komoditas
berbasis sumber daya alam rentan terhadap pergerakan
harga komoditas dunia. Untuk itu, perlu dikembangkan
sumber pertumbuhan ekonomi baru sebagai upaya
diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendukung neraca pembayaran.
Pengembangan pariwisata merupakan salah satu upaya
yang dapat ditempuh untuk meningkatkan penerimaan
devisa dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih
inklusif. Di beberapa provinsi di Indonesia, penerimaan
devisa dari sektor pariwisata sudah setara dengan hasil
ekspor komoditas-komoditas berbasis sumber daya alam
yang menjadi komoditas ekspor utama nasional. Di
provinsi Kalimantan Tengah, kontribusi pariwisata
terhadap PDRB, penyerapan tenaga kerja maupun
penerimaan devisanya masih relatif rendah bila
dibandingkan dengan beberapa daerah di wilayah
Kawasan Timur Indonesia. Namun, saat ini Pemerintah
Daerah tengah mendorong pengembangan 4 destinasi
pariwisata utama, yaitu Taman Nasional Tanjung Puting,
Taman Nasional Sebangau, Pantai Gosong Senggora dan
Pantai Ujung Pandaran.
Untuk mengoptimalkan destinasi-destinasi tersebut
sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan
penerimaan devisa daerah, masih terdapat tantangan-
tantangan yang harus segera diselesaikan. Tantangan
tersebut mencakup tantangan baik dari sisi atraksi,
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
50 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Kalimantan Tengah telah ditempuh melalui berbagai
macam cara, yaitu diantaranya melalui penyelenggaraan
temu akbar 1000 UMKM yang mempertemukan penyedia
jasa keuangan perbankan dengan pelaku UMKM,
pembentukan klaster pengendalian inflasi, memfasilitasi
UMKM binaan pada berbagai pameran berskala nasional,
membantu pemasaran UMKM binaan melalui berbagai
kanal, memfasilitasi studi banding kerajinan rotan untuk
meningkatkan daya saing produk, dan pembentukan
Sekolah Lapang Peternak Rakyat sebagai bentuk
pengembangan komoditas sapi yang terintegrasi dengan
sawit.
51KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI AKSELERASIPENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA DAERAH
Boks 2
amenitas, pelaku usaha dan promosi destinasi wisata.
Salah satu aspek yang perlu untuk diperbaiki dan
ditingkatkan adalah ketersediaan fasilitas dan jasa-jasa
pendukung dalam rangka meningkatkan kenyamanan
pengunjung, terutama wisatawan mancanegara.
Diperlukan sinergi dan koordinasi kelembagaan baik di
tingkat pusat maupun daerah, serta masyarakat, pelaku
usaha dan sektor swasta.
Industri pariwisata memiliki pengaruh yang positif
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, baik terhadap
sektor riil maupun neraca pembayaran. Pengembangan
pariwisata mampu mendorong pertumbuhan investasi,
dan penyerapan tenaga kerja sehingga berkontribusi
positif terhadap sektor riil. Di sisi lain, pengembangan
pariwisata juga memberikan dampak positif terhadap
neraca pembayaran melalui ekspor jasa dan investasi yang
berorientasi ekspor.
Perkembangan pariwisata di Kalimantan Tengah
menunjukkan pertumbuhan yang positif dalam 4 tahun
terakhir. Tingkat kunjungan wisatawan mengalami
pertumbuhan yang cukup signifikan sejak tahun 2014
(Grafik 1). Sampai dengan Agustus 2018, jumlah
kunjungan wisatawan ke Kalimantan Tengah mencapai
670 ribu wisatawan, tumbuh 165,21% dari tahun 2014.
Jumlah pemesanan hotel (bintang dan non bintang) di
Kalimantan Tengah juga menunjukkan peningkatan dari
585 ribu orang selama tahun 2015 menjadi 1 juta orang
pada tahun 2018, dengan rata-rata lama menginap selama
1 sampai dengan 3 hari. Mayoritas wisatawan masih
didominasi oleh wisatawan domestik, namun demikian
dalam 4 tahun terakhir wisatawan mancanegara telah
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini
menunjukkan adanya potensi ekonomi dan devisa yang
Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi
daerah yang berkelanjutan dan resilien, diperlukan
stabilitas makroekonomi yang didukung oleh struktur
neraca pembayaran yang kuat. Saat ini, surplus neraca
pembayaran Kalimantan Tengah seluruhnya masih
disumbang oleh ekspor komoditas berbasis sumber daya
alam. Meski memiliki nilai ekspor yang besar, komoditas
berbasis sumber daya alam rentan terhadap pergerakan
harga komoditas dunia. Untuk itu, perlu dikembangkan
sumber pertumbuhan ekonomi baru sebagai upaya
diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendukung neraca pembayaran.
Pengembangan pariwisata merupakan salah satu upaya
yang dapat ditempuh untuk meningkatkan penerimaan
devisa dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih
inklusif. Di beberapa provinsi di Indonesia, penerimaan
devisa dari sektor pariwisata sudah setara dengan hasil
ekspor komoditas-komoditas berbasis sumber daya alam
yang menjadi komoditas ekspor utama nasional. Di
provinsi Kalimantan Tengah, kontribusi pariwisata
terhadap PDRB, penyerapan tenaga kerja maupun
penerimaan devisanya masih relatif rendah bila
dibandingkan dengan beberapa daerah di wilayah
Kawasan Timur Indonesia. Namun, saat ini Pemerintah
Daerah tengah mendorong pengembangan 4 destinasi
pariwisata utama, yaitu Taman Nasional Tanjung Puting,
Taman Nasional Sebangau, Pantai Gosong Senggora dan
Pantai Ujung Pandaran.
Untuk mengoptimalkan destinasi-destinasi tersebut
sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi dan
penerimaan devisa daerah, masih terdapat tantangan-
tantangan yang harus segera diselesaikan. Tantangan
tersebut mencakup tantangan baik dari sisi atraksi,
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
50 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
-
2018*)2014 2015 2016 2017 20182015 2016 2017
- -
cukup besar ke depan apabila pariwisata dapat dikelola
secara maksimal.
Dilihat dari sebaran daerah, Kabupaten Kotawaringin
Barat menjadi pintu gerbang pariwisata yang paling
diminati oleh wisatawan mancanegara. Destinasi wisata
utama yang paling diminati oleh wisatawan mancanegara
adalah Taman Nasional Tanjung Puting yang berlokasi di
Kabupaten Kotawaringin Barat. Taman Nasional Tanjung
Puting merupakan salah satu wilayah hutan konservasi
terbesar di dunia dan menjadi destinasi eco-tourism paling
diminati oleh wisatawan mancanegara. Di sisi lain, pusat
aktivitas pariwisata bagi wisatawan domestik berada di
Kota Palangka Raya, disusul oleh Kabupaten Kotawaringin
Barat dan Kabupaten Kotawaringin Timur (Tabel 1).
SUKAMARA 21.500
21.855
59
35
10
-
50
130
10
56
112
32
-
-
3.810
Tingginya kunjungan wisatawan domestik tersebut
ditengarai didorong oleh kunjungan MICE, adanya
pelaksanaan pembangunan proyek pemerintah dan/atau
perjalanan transit menuju daerah lain. Hal ini didukung
oleh keberadaan bandara di Kota dan Kabupaten tersebut.
Taman Nasional Tanjung PutingTaman Nasional Tanjung Puting memiliki potensi
pengembangan wisata berbasis eco-tourism yang besar,
mengingat Tanjung Puting merupakan kawasan konservasi
orang utang terbesar di dunia. Taman Nasional Tanjung
Puting merupakan destinasi wisata andalan provinsi
Kalimantan Tengah khususnya dalam menarik wisatawan
asing. Jumlah pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting
mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir
dengan mayoritas berasal dari mancanegara yang
mencapai 60,32% dari keseluruhan pengunjung (Grafik
3). Wisatawan mancanegara yang mengunjungi Taman
Nasional Tanjung Puting umumnya berkebangsaan
Spanyol, diikuti negara Amerika Serikat, Jerman, dan
Inggris (Grafik 4). Selain sebagai tujuan rekreasi, Taman
Nasional Tanjung Puting juga menjadi pusat penelitian
terkait rehabilitasi orang utan, serta flora dan fauna lainnya
bagi peneliti mancanegara (Grafik 5).
Potensi pengembangan pariwisata Kalimantan Tengah
masih terbuka luas. Pariwisata di Kalimantan Tengah
memiliki keunggulan komparatif yang tersebar di berbagai
wilayah kabupaten dan masih dapat dioptimalkan.
53KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 3 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK KALIMANTAN TENGAH (DIOLAH)
2013 2014
-
2015 2016 20172012
DOMESTIK MANCANEGARA
Grafik 4 Share Pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting Menurut Kebangsaan
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK KALIMANTAN TENGAH (DIOLAH)
SPANYOL
INGGRIS
PERANCIS
Kalimantan Tengah menyandang status sebagai paru-paru
dunia, memiliki kawasan konservasi hutan yang luas yang
dihuni oleh flora dan fauna yang beragam. Potensi ini
dapat dimanfaatkan dalam mendukung pengembangan
eco-tourism yang dapat menarik minat wisatawan
mancanegara.
Ketersediaan infrastruktur konektivitas menjadi salah satu
kunci untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara ke Tanjung Puting. Saat ini pintu masuk
wisatawan mancanegara menuju Tanjung Puting adalah
melalui Bandar Udara Iskandar di kota Pangkalan Bun.
Masih terdapat tantangan untuk meningkatkan
aksesibilitas Tanjung Puting, diantaranya kapasitas Bandar
Udara Iskandar yang masih terbatas, keberadaan Tourist
Information Center yang masih perlu ditingkatkan,
ketersediaan transportasi publik menuju dermaga kumai,
serta kondisi dermaga yang masih perlu ditingkatkan agar
lebih representatif bagi wisatawan mancanegara.
Sinergi antara pelaku usaha, masyarakat di sekitar
destinasi, dan otoritas pengelola kawasan Taman Nasional
Tanjung Puting sangat diperlukan untuk meningkatkan
pener imaan devisa dar i kunjungan wisatawan
mancanegara. Penguatan integrasi antara otoritas
pengelola kawasan dengan pelaku usaha dan masyarakat
sekitar masih perlu untuk diperkuat dan ditingkatkan
untuk mendorong pengelolaan destinasi wisata yang lebih
profesional.
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
52 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
-
2018*)2014 2015 2016 2017 20182015 2016 2017
- -
cukup besar ke depan apabila pariwisata dapat dikelola
secara maksimal.
Dilihat dari sebaran daerah, Kabupaten Kotawaringin
Barat menjadi pintu gerbang pariwisata yang paling
diminati oleh wisatawan mancanegara. Destinasi wisata
utama yang paling diminati oleh wisatawan mancanegara
adalah Taman Nasional Tanjung Puting yang berlokasi di
Kabupaten Kotawaringin Barat. Taman Nasional Tanjung
Puting merupakan salah satu wilayah hutan konservasi
terbesar di dunia dan menjadi destinasi eco-tourism paling
diminati oleh wisatawan mancanegara. Di sisi lain, pusat
aktivitas pariwisata bagi wisatawan domestik berada di
Kota Palangka Raya, disusul oleh Kabupaten Kotawaringin
Barat dan Kabupaten Kotawaringin Timur (Tabel 1).
SUKAMARA 21.500
21.855
59
35
10
-
50
130
10
56
112
32
-
-
3.810
Tingginya kunjungan wisatawan domestik tersebut
ditengarai didorong oleh kunjungan MICE, adanya
pelaksanaan pembangunan proyek pemerintah dan/atau
perjalanan transit menuju daerah lain. Hal ini didukung
oleh keberadaan bandara di Kota dan Kabupaten tersebut.
Taman Nasional Tanjung PutingTaman Nasional Tanjung Puting memiliki potensi
pengembangan wisata berbasis eco-tourism yang besar,
mengingat Tanjung Puting merupakan kawasan konservasi
orang utang terbesar di dunia. Taman Nasional Tanjung
Puting merupakan destinasi wisata andalan provinsi
Kalimantan Tengah khususnya dalam menarik wisatawan
asing. Jumlah pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting
mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir
dengan mayoritas berasal dari mancanegara yang
mencapai 60,32% dari keseluruhan pengunjung (Grafik
3). Wisatawan mancanegara yang mengunjungi Taman
Nasional Tanjung Puting umumnya berkebangsaan
Spanyol, diikuti negara Amerika Serikat, Jerman, dan
Inggris (Grafik 4). Selain sebagai tujuan rekreasi, Taman
Nasional Tanjung Puting juga menjadi pusat penelitian
terkait rehabilitasi orang utan, serta flora dan fauna lainnya
bagi peneliti mancanegara (Grafik 5).
Potensi pengembangan pariwisata Kalimantan Tengah
masih terbuka luas. Pariwisata di Kalimantan Tengah
memiliki keunggulan komparatif yang tersebar di berbagai
wilayah kabupaten dan masih dapat dioptimalkan.
53KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 3 Jumlah Pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK KALIMANTAN TENGAH (DIOLAH)
2013 2014
-
2015 2016 20172012
DOMESTIK MANCANEGARA
Grafik 4 Share Pengunjung Taman Nasional Tanjung Puting Menurut Kebangsaan
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK KALIMANTAN TENGAH (DIOLAH)
SPANYOL
INGGRIS
PERANCIS
Kalimantan Tengah menyandang status sebagai paru-paru
dunia, memiliki kawasan konservasi hutan yang luas yang
dihuni oleh flora dan fauna yang beragam. Potensi ini
dapat dimanfaatkan dalam mendukung pengembangan
eco-tourism yang dapat menarik minat wisatawan
mancanegara.
Ketersediaan infrastruktur konektivitas menjadi salah satu
kunci untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara ke Tanjung Puting. Saat ini pintu masuk
wisatawan mancanegara menuju Tanjung Puting adalah
melalui Bandar Udara Iskandar di kota Pangkalan Bun.
Masih terdapat tantangan untuk meningkatkan
aksesibilitas Tanjung Puting, diantaranya kapasitas Bandar
Udara Iskandar yang masih terbatas, keberadaan Tourist
Information Center yang masih perlu ditingkatkan,
ketersediaan transportasi publik menuju dermaga kumai,
serta kondisi dermaga yang masih perlu ditingkatkan agar
lebih representatif bagi wisatawan mancanegara.
Sinergi antara pelaku usaha, masyarakat di sekitar
destinasi, dan otoritas pengelola kawasan Taman Nasional
Tanjung Puting sangat diperlukan untuk meningkatkan
pener imaan devisa dar i kunjungan wisatawan
mancanegara. Penguatan integrasi antara otoritas
pengelola kawasan dengan pelaku usaha dan masyarakat
sekitar masih perlu untuk diperkuat dan ditingkatkan
untuk mendorong pengelolaan destinasi wisata yang lebih
profesional.
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
52 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
PENYELENGGARAANSISTEM PEMBAYARANPENGELOLAAN UANG RUPIAH
05
Aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah masih melanjutkan tren net outflow pada triwulan IV
2018 dengan kecenderungan meningkat sejalan dengan pola musiman lonjakan kebutuhan
uang kartal masyarakat pada periode libur Natal dan Tahun Baru.
Jumlah transaksi pembayaran non tunai melalui kliring menunjukkan perlambatan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, baik secara nominal maupun volume.
Terjadi peningkatan temuan jumlah uang palsu yang ditemukan di Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
PENYELENGGARAANSISTEM PEMBAYARANPENGELOLAAN UANG RUPIAH
05
Aliran uang di provinsi Kalimantan Tengah masih melanjutkan tren net outflow pada triwulan IV
2018 dengan kecenderungan meningkat sejalan dengan pola musiman lonjakan kebutuhan
uang kartal masyarakat pada periode libur Natal dan Tahun Baru.
Jumlah transaksi pembayaran non tunai melalui kliring menunjukkan perlambatan
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, baik secara nominal maupun volume.
Terjadi peningkatan temuan jumlah uang palsu yang ditemukan di Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
5.1 KONDISI UMUMPenurunan ini, mengindikasikan sebagian besar transaksi
non tunai di Kalimantan Tengah cenderung menggunakan
RTGS.
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank
Indonesia memiliki tujuan tunggal, yaitu mencapai
dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Untuk
mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia didukung oleh
tiga pilar dimana salah satunya adalah mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sistem
pembayaran terdiri dari sistem pembayaran non tunai dan
tunai. Pengelolaan sistem pembayaran non tunai memiliki
tujuan untuk menyediakan infrastruktur pembayaran yang
handal dan aman dalam rangka mendukung aktivitas
perekonomian. Sementara pengelolaan s istem
pembayaran tunai ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
uang Rupiah dalam jumlan nominal yang cukup, jenis
pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang
layak edar.
Secara umum, perputaran uang pada triwulan IV
2018 meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya sesuai dengan pola musimannya. Total
transaksi uang kartal di provinsi Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 meningkat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh lonjakan
kebutuhan uang kartal masyarakat pada periode libur
Natal dan Tahun Baru. Lebih lanjut, perkembangan kinerja
transaksi uang kartal masih mengalami net outflow
dengan kecenderungan naik. Di sisi lain, transaksi
pembayaran non tunai melalui kliring mengalami
penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya di
tengah peningkatan transaksi pembayaran non tunai
melalui RTGS, baik secara nilai maupun volume.
SKNBI merupakan sarana transfer dana non tunai secara ritel selain RTGS dengan nominal transaksi sampai dengan Rp500 juta.
8.
5.2 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI
8Transaksi pembayaran non tunai melalui SKNBI
menunjukkan penurunan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2018, transaksi
melalui SKNBI menurun dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya, baik secara nominal maupun volume.
Perputaran kliring secara nominal pada triwulan IV 2018
mencapai Rp2,17 triliun, turun dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang mencapai Rp2,34 triliun.
Sejalan dengan nominal transaksi, volume transaksi juga
menunjukkan penurunan pada triwulan IV 2018 tercatat
sebanyak 64.857 lembar dibandingkan dengan triwulan III
2018 yang mencapai 69.639 lembar (Grafik 5.1).
Penurunan transaksi kliring pada triwulan IV 2018
mengindikasikan sebagian besar transaksi non tunai di
Kalimantan Tengah cenderung menggunakan RTGS. Di
provinsi Kalimantan Tengah, penyelenggaraan kegiatan
kliring dilaksanakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Kalimantan Tengah untuk Kota Palangka Raya
sedangkan di wilayah Sampit dan Pangkalan Bun
diselenggarakan oleh bank umum yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia.
5.2.1 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
Grafik 5.1 Transaksi Kliring
RP (MILIAR) VOLUME (LEMBAR)
VOLUME NILAI
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
0
500
1000
1500
2000
2500
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 5.2 Pertumbuhan Transaksi Kliring
YOY %
G-NILAI G-VOLUME
-50
0
50
100
150
200
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 5.3 Transaksi RTGS
RP (MILIAR) VOLUME (LEMBAR)
VOLUME NILAI
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
IV
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
Grafik 5.4 Pertumbuhan Transaksi RTGS
YOY %
G-NILAI G-VOLUME
I II
2017
III IV I II
2018
III
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
IV
-
(100)
(50)
50
100
150
200
250
300
JML. PEMEGANG REK. JML. AGEN
II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Grafik 5.5 Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang Bertransaksi melalui Agen LKD di Kalteng
IV
5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real 9 Time Gross Settlement (BI-RTGS)
Transaksi pembayaran non tunai RTGS pada triwulan
IV 2018 menunjukkan peningkatan dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Transaksi RTGS pada
triwulan IV 2018 mencapai Rp13,89 triliun, naik
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat
sebesar Rp7,57 triliun. Sejalan dengan nominal transaksi,
volume transaksi juga menunjukkan peningkatan pada
triwulan IV 2018 tercatat sebanyak 1.229 lembar
dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang mencapai
1.189 lembar (Grafik 5.3). Penggunaan RTGS yang lebih
tinggi dibandingkan dengan SKNBI mencerminkan
preferensi/alternatif pilihan masyarakat yang memilih
menggunakan fasilitas RTGS untuk transaksi yang lebih
cepat dan efisien.
BI RTGS merupakan sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan dalam waktu seketika (real-time), khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang dikategorikan High Value Payment System atau bernilai besar, di atas Rp100 juta.
9.
5.2.3 Layanan Keuangan Digital Frekuensi transaksi non tunai di Kalimantan Tengah
melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) mengalami
peningkatan pada triwulan IV 2018. Nominal transaksi
yang dilakukan di agen LKD Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp1,29 miliar dengan
frekuensi transaksi sebanyak 12.133 kali, meningkat
dibandingkan dengan frekuensi transaksi pada triwulan III
2018 yang tercatat sebanyak 11.193 kali dengan nominal
transaksi sebesar Rp841,05 juta. Transaksi di agen LKD
pada triwulan IV 2018 tersebut didominasi oleh transaksi
pembayaran atas tagihan yang bersifat rutin atau berkala
sebanyak 7.397 kali dengan nominal transaksi sebesar
Rp399,62 juta dan transaksi pembayaran pengisian ulang
(top up) uang elektronik sebanyak 2.412 kali dengan
nominal transaksi sebesar Rp503,86 juta. Peningkatan
transaksi tersebut didorong oleh semakin luasnya cakupan
layanan keuangan digital yang ditandai dengan adanya
kenaikan jumlah agen LKD yang terbentuk. Kemajuan
teknologi, perkembangan instrumen pembayaran non
tunai dewasa ini, serta peningkatan pengetahuan
masyarakat mengenai manfaat pembayaran secara non
tunai menjadi faktor yang mendorong peningkatan
tersebut. Agen LKD di Kalimantan Tengah sampai dengan
triwulan IV 2018 tercatat sebanyak 3.282, meningkat
dibandingkan dengan jumlah agen LKD pada triwulan III
2018 yang tercatat sebanyak 2.256 agen.
57KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
56 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
5.1 KONDISI UMUMPenurunan ini, mengindikasikan sebagian besar transaksi
non tunai di Kalimantan Tengah cenderung menggunakan
RTGS.
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank
Indonesia memiliki tujuan tunggal, yaitu mencapai
dan memelihara kestabilan nilai Rupiah. Untuk
mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia didukung oleh
tiga pilar dimana salah satunya adalah mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran. Sistem
pembayaran terdiri dari sistem pembayaran non tunai dan
tunai. Pengelolaan sistem pembayaran non tunai memiliki
tujuan untuk menyediakan infrastruktur pembayaran yang
handal dan aman dalam rangka mendukung aktivitas
perekonomian. Sementara pengelolaan s istem
pembayaran tunai ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
uang Rupiah dalam jumlan nominal yang cukup, jenis
pecahan yang sesuai, tepat waktu dan dalam kondisi yang
layak edar.
Secara umum, perputaran uang pada triwulan IV
2018 meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya sesuai dengan pola musimannya. Total
transaksi uang kartal di provinsi Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 meningkat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh lonjakan
kebutuhan uang kartal masyarakat pada periode libur
Natal dan Tahun Baru. Lebih lanjut, perkembangan kinerja
transaksi uang kartal masih mengalami net outflow
dengan kecenderungan naik. Di sisi lain, transaksi
pembayaran non tunai melalui kliring mengalami
penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya di
tengah peningkatan transaksi pembayaran non tunai
melalui RTGS, baik secara nilai maupun volume.
SKNBI merupakan sarana transfer dana non tunai secara ritel selain RTGS dengan nominal transaksi sampai dengan Rp500 juta.
8.
5.2 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI
8Transaksi pembayaran non tunai melalui SKNBI
menunjukkan penurunan dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2018, transaksi
melalui SKNBI menurun dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya, baik secara nominal maupun volume.
Perputaran kliring secara nominal pada triwulan IV 2018
mencapai Rp2,17 triliun, turun dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang mencapai Rp2,34 triliun.
Sejalan dengan nominal transaksi, volume transaksi juga
menunjukkan penurunan pada triwulan IV 2018 tercatat
sebanyak 64.857 lembar dibandingkan dengan triwulan III
2018 yang mencapai 69.639 lembar (Grafik 5.1).
Penurunan transaksi kliring pada triwulan IV 2018
mengindikasikan sebagian besar transaksi non tunai di
Kalimantan Tengah cenderung menggunakan RTGS. Di
provinsi Kalimantan Tengah, penyelenggaraan kegiatan
kliring dilaksanakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia
Provinsi Kalimantan Tengah untuk Kota Palangka Raya
sedangkan di wilayah Sampit dan Pangkalan Bun
diselenggarakan oleh bank umum yang ditunjuk oleh Bank
Indonesia.
5.2.1 Transaksi Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
Grafik 5.1 Transaksi Kliring
RP (MILIAR) VOLUME (LEMBAR)
VOLUME NILAI
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
80.000
0
500
1000
1500
2000
2500
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 5.2 Pertumbuhan Transaksi Kliring
YOY %
G-NILAI G-VOLUME
-50
0
50
100
150
200
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 5.3 Transaksi RTGS
RP (MILIAR) VOLUME (LEMBAR)
VOLUME NILAI
-
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
IV
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
Grafik 5.4 Pertumbuhan Transaksi RTGS
YOY %
G-NILAI G-VOLUME
I II
2017
III IV I II
2018
III
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
IV
-
(100)
(50)
50
100
150
200
250
300
JML. PEMEGANG REK. JML. AGEN
II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Grafik 5.5 Jumlah Agen dan Jumlah Rekening yang Bertransaksi melalui Agen LKD di Kalteng
IV
5.2.2 Transaksi Melalui Bank Indonesia - Real 9 Time Gross Settlement (BI-RTGS)
Transaksi pembayaran non tunai RTGS pada triwulan
IV 2018 menunjukkan peningkatan dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Transaksi RTGS pada
triwulan IV 2018 mencapai Rp13,89 triliun, naik
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat
sebesar Rp7,57 triliun. Sejalan dengan nominal transaksi,
volume transaksi juga menunjukkan peningkatan pada
triwulan IV 2018 tercatat sebanyak 1.229 lembar
dibandingkan dengan triwulan III 2018 yang mencapai
1.189 lembar (Grafik 5.3). Penggunaan RTGS yang lebih
tinggi dibandingkan dengan SKNBI mencerminkan
preferensi/alternatif pilihan masyarakat yang memilih
menggunakan fasilitas RTGS untuk transaksi yang lebih
cepat dan efisien.
BI RTGS merupakan sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan dalam waktu seketika (real-time), khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang dikategorikan High Value Payment System atau bernilai besar, di atas Rp100 juta.
9.
5.2.3 Layanan Keuangan Digital Frekuensi transaksi non tunai di Kalimantan Tengah
melalui Layanan Keuangan Digital (LKD) mengalami
peningkatan pada triwulan IV 2018. Nominal transaksi
yang dilakukan di agen LKD Kalimantan Tengah pada
triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp1,29 miliar dengan
frekuensi transaksi sebanyak 12.133 kali, meningkat
dibandingkan dengan frekuensi transaksi pada triwulan III
2018 yang tercatat sebanyak 11.193 kali dengan nominal
transaksi sebesar Rp841,05 juta. Transaksi di agen LKD
pada triwulan IV 2018 tersebut didominasi oleh transaksi
pembayaran atas tagihan yang bersifat rutin atau berkala
sebanyak 7.397 kali dengan nominal transaksi sebesar
Rp399,62 juta dan transaksi pembayaran pengisian ulang
(top up) uang elektronik sebanyak 2.412 kali dengan
nominal transaksi sebesar Rp503,86 juta. Peningkatan
transaksi tersebut didorong oleh semakin luasnya cakupan
layanan keuangan digital yang ditandai dengan adanya
kenaikan jumlah agen LKD yang terbentuk. Kemajuan
teknologi, perkembangan instrumen pembayaran non
tunai dewasa ini, serta peningkatan pengetahuan
masyarakat mengenai manfaat pembayaran secara non
tunai menjadi faktor yang mendorong peningkatan
tersebut. Agen LKD di Kalimantan Tengah sampai dengan
triwulan IV 2018 tercatat sebanyak 3.282, meningkat
dibandingkan dengan jumlah agen LKD pada triwulan III
2018 yang tercatat sebanyak 2.256 agen.
57KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
56 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan ElektronifikasiPada triwulan IV 2018, pengembangan layanan
keuangan non tunai dan elektronifikasi telah
dilakukan melalui edukasi kepada masyarakat dan
koordinasi dengan Pemerintah Daerah. Program
pengembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan
Elektronifikasi merupakan upaya mensinergikan kebijakan
keuangan inklusif dan elektronifikasi. Adapun tujuan dari
program tersebut adalah meningkatkan akses masyarakat
kepada layanan keuangan formal, mendorong masyarakat
menggunakan sistem pembayaran dan instrumen
pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi
pembayaran, dan mengubah kebiasaan masyarakat dalam
bertransaksi yang sebelumnya tunai menjadi non tunai,
dari yang sifatnya manual menjadi elektronik. Dalam
mencapai tujuan tersebut, Kantor Perwakilan Bank
I ndones i a P rov in s i Ka l iman tan Tengah t e l ah
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan antara lain:
Edukasi Sistem Pembayaran Non Tunai
Edukasi diberikan kepada setiap kunjungan yang
dilakukan stakeholders kepada Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. Disamping
itu, sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)
turut diberikan kepada masyarakat umum, pegawai
perbankan dan instansi, pelajar dan mahasiswa di Kota
Palangka Raya untuk memberikan informasi serta
manfaat bertransaksi secara non tunai.
Memberikan edukasi tentang Gerbang Pembayaran
Nasional (GPN) kepada seluruh lapisan masyarakat
melalui media elektronik seperti iklan videotron dan
media sosial. Hal ini diharapkan agar masyarakat lebih
familiar dan mengetahui tentang GPN serta dapat ikut
serta untuk mendukung program pemerintah melalui
pemakaian kartu ATM berlogo GPN pada setiap
transaksi yang dilakukan.
Edukasi Sistem Pembayaran Non Tunai
Penerapan elektronifikasi dengan Cash Management
System (CMS) dalam pengelolaan anggaran biaya pada
Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.
Monitoring penerapan CMS, Bank Indonesia juga akan
melaksanakan Focus Group Discussion dengan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota terkait
penerapan CMS bersama dengan PT.BPD Kalimantan
Tengah sebagai penyedia layanan tersebut.
5.3 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN TUNAI
Total transaksi uang kartal di provinsi Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018 meningkat. Total
perputaran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 tercatat sebesar Rp4,94 triliun, atau lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan III 2018 sebesar Rp3,83
triliun (Grafik 5.6). Meningkatnya perputaran uang kartal
pada triwulan IV 2018 merupakan pola musiman dimana
terdapat lonjakan aliran dana tunai keluar dari Bank
Indonesia ke masyarakat melalui sistem perbankan yang
dipengaruhi oleh periode libur Natal dan Tahun Baru.
Kondisi ini, terkonfirmasi dari perkembangan kinerja
transaksi uang kartal pada triwulan IV 2018 yang 10menunjukkan terjadinya net outflow sebesar Rp3,33
triliun naik dari triwulan sebelumnya sebesar Rp1,67 triliun
(Grafik 5.7).
Peningkatan net outflow pada triwulan IV 2018
sebagai dampak dari peningkatan kebutuhan
masyarakat pada perayaan hari raya Natal dan Tahun
Baru. Dari hasil analisa aliran uang kartal di provinsi
Kalimantan Tengah terkonfirmasi bahwa terjadi
Net Outflow merupakan kondisi dimana jumlah uang yang keluar dari Bank Indonesia melalui sistem perbankan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah uang yang masuk.
10.
5.3.1 Aliran Uang Kartal
Grafik 5.7 Tren Net Outflow
RP MILIAR
(4.000)
(3.500)
(3.000)
(2.500)
(2.000)
(1.500)
(1.000)
(500)
-
500 Net Inflow
Net Outflow
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 5.6 Transaksi Uang Kartal
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
INFLOW TOTALOUTFLOW
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Apabilia dilihat dari aliran uang masuk/keluar
(inflow/outflow), nominal inflow Kalimantan Tengah
tercatat turun pada triwulan IV 2018. Secara nominal,
total inflow pada triwulan IV 2018 tercatat Rp805,92
miliar, mengalami penurunan dibandingkan dengan
triwulan III 2018 yang tercatat Rp1,08 triliun (Grafik 5.8). Di
sisi lain, nominal total outflow meningkat menjadi Rp4,93
triliun dari periode sebelumnya sebesar Rp3,82 triliun
(Grafik 5.9). Penurunan inflow yang disertai dengan
peningkatan outflow utamanya disebabkan oleh tingginya
aliran uang kartal dari provinsi Kalimantan Tengah ke luar
daerah sebagai dampak dari peningkatan aktivitas bisnis
menjelang akhir tahun dan peningkatan kebutuhan
masyarakat dalam menyambut momen libur hari raya
Natal dan Tahun Baru.
peningkatan net outflow pada triwulan IV 2018 yang
tercatat Rp3,33 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan
net outflow pada triwulan III 2018 yang tercatat Rp1,67
triliun (Tabel 5.1). Peningkatan tersebut searah dengan laju
inflasi Kalimantan Tengah yang meningkat pada triwulan
IV sebesar 4,52% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tercatat 3,72% (yoy).
Kebutuhan masyarakat akan uang kartal didorong oleh
peningkatan konsumsi barang dan jasa, terutama yang
berkaitan dengan kebutuhan hari raya Natal dan Tahun
Baru, sepert i bahan makanan, tar i f angkutan
antarkota/provinsi dan tarif angkutan udara.
Tabel 5.1 Perkembangan Inflow-Outflow Provinsi Kalimantan Tengah (Juta Rupiah)
INDIKATORI II III IV
2017
INFLOW
OUTFLOW
NET INFLOW/OUTFLOW
PEMUSNAHAN UTLE (BILYET)
1.193.532
1.765.682
-572.150
212.332
613.996
3.778.220
-3.164.224
270.407
1.185.552
2.094.885
-909.333
296.781
662.060
4.072.026
-3.409.966
229.358
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II III IV
2018
Grafik 5.8 Perkembangan Inflow Uang Kartal
RP MILIAR
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 5.9 Perkembangan Outflow Uang Kartal
RP MILIAR
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
59KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
58 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
5.2.4 Upaya Pengembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan ElektronifikasiPada triwulan IV 2018, pengembangan layanan
keuangan non tunai dan elektronifikasi telah
dilakukan melalui edukasi kepada masyarakat dan
koordinasi dengan Pemerintah Daerah. Program
pengembangan Layanan Keuangan Non Tunai dan
Elektronifikasi merupakan upaya mensinergikan kebijakan
keuangan inklusif dan elektronifikasi. Adapun tujuan dari
program tersebut adalah meningkatkan akses masyarakat
kepada layanan keuangan formal, mendorong masyarakat
menggunakan sistem pembayaran dan instrumen
pembayaran non tunai dalam melakukan transaksi
pembayaran, dan mengubah kebiasaan masyarakat dalam
bertransaksi yang sebelumnya tunai menjadi non tunai,
dari yang sifatnya manual menjadi elektronik. Dalam
mencapai tujuan tersebut, Kantor Perwakilan Bank
I ndones i a P rov in s i Ka l iman tan Tengah t e l ah
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan antara lain:
Edukasi Sistem Pembayaran Non Tunai
Edukasi diberikan kepada setiap kunjungan yang
dilakukan stakeholders kepada Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah. Disamping
itu, sosialisasi Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)
turut diberikan kepada masyarakat umum, pegawai
perbankan dan instansi, pelajar dan mahasiswa di Kota
Palangka Raya untuk memberikan informasi serta
manfaat bertransaksi secara non tunai.
Memberikan edukasi tentang Gerbang Pembayaran
Nasional (GPN) kepada seluruh lapisan masyarakat
melalui media elektronik seperti iklan videotron dan
media sosial. Hal ini diharapkan agar masyarakat lebih
familiar dan mengetahui tentang GPN serta dapat ikut
serta untuk mendukung program pemerintah melalui
pemakaian kartu ATM berlogo GPN pada setiap
transaksi yang dilakukan.
Edukasi Sistem Pembayaran Non Tunai
Penerapan elektronifikasi dengan Cash Management
System (CMS) dalam pengelolaan anggaran biaya pada
Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.
Monitoring penerapan CMS, Bank Indonesia juga akan
melaksanakan Focus Group Discussion dengan
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota terkait
penerapan CMS bersama dengan PT.BPD Kalimantan
Tengah sebagai penyedia layanan tersebut.
5.3 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN TUNAI
Total transaksi uang kartal di provinsi Kalimantan
Tengah pada triwulan IV 2018 meningkat. Total
perputaran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 tercatat sebesar Rp4,94 triliun, atau lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan III 2018 sebesar Rp3,83
triliun (Grafik 5.6). Meningkatnya perputaran uang kartal
pada triwulan IV 2018 merupakan pola musiman dimana
terdapat lonjakan aliran dana tunai keluar dari Bank
Indonesia ke masyarakat melalui sistem perbankan yang
dipengaruhi oleh periode libur Natal dan Tahun Baru.
Kondisi ini, terkonfirmasi dari perkembangan kinerja
transaksi uang kartal pada triwulan IV 2018 yang 10menunjukkan terjadinya net outflow sebesar Rp3,33
triliun naik dari triwulan sebelumnya sebesar Rp1,67 triliun
(Grafik 5.7).
Peningkatan net outflow pada triwulan IV 2018
sebagai dampak dari peningkatan kebutuhan
masyarakat pada perayaan hari raya Natal dan Tahun
Baru. Dari hasil analisa aliran uang kartal di provinsi
Kalimantan Tengah terkonfirmasi bahwa terjadi
Net Outflow merupakan kondisi dimana jumlah uang yang keluar dari Bank Indonesia melalui sistem perbankan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah uang yang masuk.
10.
5.3.1 Aliran Uang Kartal
Grafik 5.7 Tren Net Outflow
RP MILIAR
(4.000)
(3.500)
(3.000)
(2.500)
(2.000)
(1.500)
(1.000)
(500)
-
500 Net Inflow
Net Outflow
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 5.6 Transaksi Uang Kartal
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
INFLOW TOTALOUTFLOW
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Apabilia dilihat dari aliran uang masuk/keluar
(inflow/outflow), nominal inflow Kalimantan Tengah
tercatat turun pada triwulan IV 2018. Secara nominal,
total inflow pada triwulan IV 2018 tercatat Rp805,92
miliar, mengalami penurunan dibandingkan dengan
triwulan III 2018 yang tercatat Rp1,08 triliun (Grafik 5.8). Di
sisi lain, nominal total outflow meningkat menjadi Rp4,93
triliun dari periode sebelumnya sebesar Rp3,82 triliun
(Grafik 5.9). Penurunan inflow yang disertai dengan
peningkatan outflow utamanya disebabkan oleh tingginya
aliran uang kartal dari provinsi Kalimantan Tengah ke luar
daerah sebagai dampak dari peningkatan aktivitas bisnis
menjelang akhir tahun dan peningkatan kebutuhan
masyarakat dalam menyambut momen libur hari raya
Natal dan Tahun Baru.
peningkatan net outflow pada triwulan IV 2018 yang
tercatat Rp3,33 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan
net outflow pada triwulan III 2018 yang tercatat Rp1,67
triliun (Tabel 5.1). Peningkatan tersebut searah dengan laju
inflasi Kalimantan Tengah yang meningkat pada triwulan
IV sebesar 4,52% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya yang tercatat 3,72% (yoy).
Kebutuhan masyarakat akan uang kartal didorong oleh
peningkatan konsumsi barang dan jasa, terutama yang
berkaitan dengan kebutuhan hari raya Natal dan Tahun
Baru, sepert i bahan makanan, tar i f angkutan
antarkota/provinsi dan tarif angkutan udara.
Tabel 5.1 Perkembangan Inflow-Outflow Provinsi Kalimantan Tengah (Juta Rupiah)
INDIKATORI II III IV
2017
INFLOW
OUTFLOW
NET INFLOW/OUTFLOW
PEMUSNAHAN UTLE (BILYET)
1.193.532
1.765.682
-572.150
212.332
613.996
3.778.220
-3.164.224
270.407
1.185.552
2.094.885
-909.333
296.781
662.060
4.072.026
-3.409.966
229.358
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II III IV
2018
Grafik 5.8 Perkembangan Inflow Uang Kartal
RP MILIAR
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 5.9 Perkembangan Outflow Uang Kartal
RP MILIAR
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
5000
59KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
58 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Tengah, kas keliling dalam dan luar kota, serta pelaksanaan
kas titipan di sejumlah kabupaten.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah melakukan kegiatan kas keliling
untuk memenuhi kebutuhan uang kartal yang
berkualitas baik dan layak edar di masyarakat.
Kegiatan kas keliling dilaksanakan di tempat keramaian
masyarakat seperti pasar tradisional dan pasar modern,
baik di dalam kota maupun luar kota Palangka Raya. Pada
triwulan IV 2018 telah dilakukan 14 kali kegiatan kas
keliling, dengan rincian 8 kegiatan kas keliling dalam kota
(KKDK) dan 6 kegiatan kas keliling luar kota (KKLK). Selain
itu, modal kerja yang dikeluarkan untuk pelaksanaan
kegiatan kas keliling pada triwulan IV 2018 tercatat
sebesar Rp3,85 miliar. Dengan bertambahnya 14 kali
kegiatan kas keliling pada triwulan IV 2018 tersebut, maka
sepanjang tahun 2018 telah dilakukan 58 kali kegiatan kas
keliling, dengan rincian 29 kali kas keliling dalam kota
(KKDK) dan 29 kegiatan kas keliling luar kota (KKLK)
dengan modal kerja yang dikeluarkan mencapai sebesar
Rp18,21 miliar.
Selain dalam bentuk kegiatan kas keliling, distribusi
uang di luar kantor juga dilakukan dalam bentuk Kas
Titipan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah telah membuka 7 (tujuh) lokasi kas
titipan yakni Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit),
Kabupaten Kotawaringin Barat (Pangkalan Bun),
Kabupaten Barito Selatan (Buntok), Kabupaten Barito
Utara (Muara Teweh), Kabupaten Lamandau (Nanga Bulik),
Kabupaten Murung Raya (Puruk Cahu) dan Kabupaten
Kapuas (Kuala Kapuas). Kegiatan Kas Titipan ini dilakukan
melalui pola kerja sama dengan perbankan setempat
dalam pelaksanaannya.
Secara karakteristik, transaksi pembayaran tunai di
Kalimantan Tengah selama tahun 2018 masih
mengikuti pola yang sama dengan tahun-tahun
s e b e l u m n y a , y a i t u n e t o u t f l o w d e n g a n
kecenderungan meningkat. Total net outflow tahun
2018 meningkat d ibandingkan dengan tahun
sebelumnya, dari sebesar Rp8,07 triliun pada tahun 2017
menjadi sebesar Rp9,04 triliun. Dalam 5 tahun terakhir,
transaksi pembayaran tunai Kalimantan Tengah selalu
mengalami net outflow dengan kecenderungan
meningkat terutama pada periode hari besar keagamaan
nasional seperti Ramadhan, Lebaran, dan Natal serta
periode libur akhir tahun. Dari hasil focus group discussion
dengan beberapa bank utama di Kalimantan Tengah,
kondisi ini antara lain dipengaruhi oleh preferensi sebagian
besar masyarakat yang memilih untuk membelanjakan
sebagian penghasilannya diluar wilayah Kalimantan
Tengah. Selain itu, masih tingginya transaksi ekonomi
berbasis uang tunai yang dilakukan masyarakat terutama
di daerah-daerah yang jauh dari akses sistem perbankan
(ATM, Kantor Cabang Bank dan mes in EDC)
mengakibatkan kebutuhan akan uang kartal selalu
meningkat setiap tahun.
5.3.2 Pengelolaan Uang Layak EdarKegiatan pendistribusian Uang Layak Edar (ULE)
dilaksanakan di dalam maupun di luar kota KPwBI
Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan pengelolaan dan
pendistribusian yang telah dilakukan KPwBI Provinsi
Kalimantan Tengah ini ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan uang Rupiah dalam jumlah nominal yang
cukup, jenis pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat,
dan dalam kondisi yang layak edar. Distribusi ULE
dilaksanakan dengan mekanisme penukaran uang di loket
Bank Indonesia dan perbankan di wilayah Kalimantan
2014 2015 2016I II III IV
2017
I II
2018
10
22
12,54
9
14
8,57
1
6
1,58
10
6
5,81
III
8
11
5,85
IV
6
8
3,85
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
ke IV 2018 tercatat sebesar Rp353,87 miliar, mengalami
peningkatan dibandingkan triwulan III 2018 yang tercatat
sebesar Rp209,77 miliar. Sacara tahunan, pada tahun
2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar Rp1.229,77
miliar,meningkat dibandingkan 2017 yang tercatat sebesar
Rp996,87 miliar dan penarikan UTLE sebesar Rp247,91
miliar.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih
merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)
yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 40,17%, diikuti oleh
pecahan Rp100.000,- dan Rp2000,- dengan pangsa
masing-masing 30,17% dan 9,57% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Sampit. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp200,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 32,43% dan
29,29%.
Secara keseluruhan total perputaran uang kartal
yang disalurkan melalui Kas Titipan yang tersebar di
7 (tujuh) lokasi mengalami peningkatan pada
triwulan IV 2018. Total perputaran uang kartal pada
triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp3,28 triliun, atau
meningkat dibandingkan dengan total perputaran uang
kartal Kas Titipan pada triwulan III 2018 yang tercatat
sebesar Rp2,86 triliun. Adapun total perputaran uang
kartal terbesar terjadi di Kas Titipan Kota Sampit yang
tercatat sebesar Rp1,31 triliun pada triwulan IV 2018, yang
mengalami peningkatan dari sebelumnya tercatat sebesar
Rp1,17 triliun pada triwulan III 2018.
Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan
NAMA KAS TITIPANIII 2018 IV 2018
TOTAL
SAMPIT
MUARA TEWEH
PANGKALAN BUN
BUNTOK
NANGA BULIK
PURUK CAHU
KUALA KAPUAS
TOTAL
1.166.445,0 1.306.705,0
686.222,3
III 2018 IV 2018
OUTFLOW
766.245,00 846.800,00
III 2018 IV 2018
INFLOW
400.200,0
3.346,5
459.905,0
(DALAM JUTA RUPIAH)
Kas Titipan Kabupaten Kotawaringin Timur(Sampit)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 9 kali dan 7 kali penarikan Uang Tidak
Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Sampit. Secara
nominal, dropping ULE ke kas titipan Sampit pada triwulan
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.3 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Sampit
140.000
-
-
100.000
70.000
90.000
-
100.000
-
80.000
76.000
50.000
706.000
10
5
-
10
-
-
-
5
-
5
-
-
35
200.630
7.575
-
144.118
114.900
198.920
-
209.765
-
116.890
129.540
107.435
1.229.773
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
60.000
-
-
40.000
40.000
100.000
-
100.000
-
30.000
50.000
50.000
470.000
-
4.000
-
2.000
4.000
3.600
-
6.000
-
-
3.200
-
22.800
-
2.000
-
1.000
600
1.800
-
2.000
-
4.000
-
4.000
15.400
-
1.000
-
500
100
2.200
-
1.000
-
2.000
-
3.000
9.800
400
400
-
400
200
1.080
-
600
-
800
200
400
4.480
-
-
-
-
-
60
-
-
-
-
-
-
60
150
100
-
150
-
150
-
100
-
50
50
25
775
50
50
-
38
-
20
-
50
-
25
50
-
283
20
20
-
20
-
10
-
10
-
10
40
10
140
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
61KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
60 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Tengah, kas keliling dalam dan luar kota, serta pelaksanaan
kas titipan di sejumlah kabupaten.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah melakukan kegiatan kas keliling
untuk memenuhi kebutuhan uang kartal yang
berkualitas baik dan layak edar di masyarakat.
Kegiatan kas keliling dilaksanakan di tempat keramaian
masyarakat seperti pasar tradisional dan pasar modern,
baik di dalam kota maupun luar kota Palangka Raya. Pada
triwulan IV 2018 telah dilakukan 14 kali kegiatan kas
keliling, dengan rincian 8 kegiatan kas keliling dalam kota
(KKDK) dan 6 kegiatan kas keliling luar kota (KKLK). Selain
itu, modal kerja yang dikeluarkan untuk pelaksanaan
kegiatan kas keliling pada triwulan IV 2018 tercatat
sebesar Rp3,85 miliar. Dengan bertambahnya 14 kali
kegiatan kas keliling pada triwulan IV 2018 tersebut, maka
sepanjang tahun 2018 telah dilakukan 58 kali kegiatan kas
keliling, dengan rincian 29 kali kas keliling dalam kota
(KKDK) dan 29 kegiatan kas keliling luar kota (KKLK)
dengan modal kerja yang dikeluarkan mencapai sebesar
Rp18,21 miliar.
Selain dalam bentuk kegiatan kas keliling, distribusi
uang di luar kantor juga dilakukan dalam bentuk Kas
Titipan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah telah membuka 7 (tujuh) lokasi kas
titipan yakni Kabupaten Kotawaringin Timur (Sampit),
Kabupaten Kotawaringin Barat (Pangkalan Bun),
Kabupaten Barito Selatan (Buntok), Kabupaten Barito
Utara (Muara Teweh), Kabupaten Lamandau (Nanga Bulik),
Kabupaten Murung Raya (Puruk Cahu) dan Kabupaten
Kapuas (Kuala Kapuas). Kegiatan Kas Titipan ini dilakukan
melalui pola kerja sama dengan perbankan setempat
dalam pelaksanaannya.
Secara karakteristik, transaksi pembayaran tunai di
Kalimantan Tengah selama tahun 2018 masih
mengikuti pola yang sama dengan tahun-tahun
s e b e l u m n y a , y a i t u n e t o u t f l o w d e n g a n
kecenderungan meningkat. Total net outflow tahun
2018 meningkat d ibandingkan dengan tahun
sebelumnya, dari sebesar Rp8,07 triliun pada tahun 2017
menjadi sebesar Rp9,04 triliun. Dalam 5 tahun terakhir,
transaksi pembayaran tunai Kalimantan Tengah selalu
mengalami net outflow dengan kecenderungan
meningkat terutama pada periode hari besar keagamaan
nasional seperti Ramadhan, Lebaran, dan Natal serta
periode libur akhir tahun. Dari hasil focus group discussion
dengan beberapa bank utama di Kalimantan Tengah,
kondisi ini antara lain dipengaruhi oleh preferensi sebagian
besar masyarakat yang memilih untuk membelanjakan
sebagian penghasilannya diluar wilayah Kalimantan
Tengah. Selain itu, masih tingginya transaksi ekonomi
berbasis uang tunai yang dilakukan masyarakat terutama
di daerah-daerah yang jauh dari akses sistem perbankan
(ATM, Kantor Cabang Bank dan mes in EDC)
mengakibatkan kebutuhan akan uang kartal selalu
meningkat setiap tahun.
5.3.2 Pengelolaan Uang Layak EdarKegiatan pendistribusian Uang Layak Edar (ULE)
dilaksanakan di dalam maupun di luar kota KPwBI
Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan pengelolaan dan
pendistribusian yang telah dilakukan KPwBI Provinsi
Kalimantan Tengah ini ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan uang Rupiah dalam jumlah nominal yang
cukup, jenis pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat,
dan dalam kondisi yang layak edar. Distribusi ULE
dilaksanakan dengan mekanisme penukaran uang di loket
Bank Indonesia dan perbankan di wilayah Kalimantan
2014 2015 2016I II III IV
2017
I II
2018
10
22
12,54
9
14
8,57
1
6
1,58
10
6
5,81
III
8
11
5,85
IV
6
8
3,85
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
ke IV 2018 tercatat sebesar Rp353,87 miliar, mengalami
peningkatan dibandingkan triwulan III 2018 yang tercatat
sebesar Rp209,77 miliar. Sacara tahunan, pada tahun
2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar Rp1.229,77
miliar,meningkat dibandingkan 2017 yang tercatat sebesar
Rp996,87 miliar dan penarikan UTLE sebesar Rp247,91
miliar.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih
merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)
yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 40,17%, diikuti oleh
pecahan Rp100.000,- dan Rp2000,- dengan pangsa
masing-masing 30,17% dan 9,57% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Sampit. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp200,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 32,43% dan
29,29%.
Secara keseluruhan total perputaran uang kartal
yang disalurkan melalui Kas Titipan yang tersebar di
7 (tujuh) lokasi mengalami peningkatan pada
triwulan IV 2018. Total perputaran uang kartal pada
triwulan IV 2018 tercatat sebesar Rp3,28 triliun, atau
meningkat dibandingkan dengan total perputaran uang
kartal Kas Titipan pada triwulan III 2018 yang tercatat
sebesar Rp2,86 triliun. Adapun total perputaran uang
kartal terbesar terjadi di Kas Titipan Kota Sampit yang
tercatat sebesar Rp1,31 triliun pada triwulan IV 2018, yang
mengalami peningkatan dari sebelumnya tercatat sebesar
Rp1,17 triliun pada triwulan III 2018.
Tabel 5.3 Kegiatan Kas Titipan
NAMA KAS TITIPANIII 2018 IV 2018
TOTAL
SAMPIT
MUARA TEWEH
PANGKALAN BUN
BUNTOK
NANGA BULIK
PURUK CAHU
KUALA KAPUAS
TOTAL
1.166.445,0 1.306.705,0
686.222,3
III 2018 IV 2018
OUTFLOW
766.245,00 846.800,00
III 2018 IV 2018
INFLOW
400.200,0
3.346,5
459.905,0
(DALAM JUTA RUPIAH)
Kas Titipan Kabupaten Kotawaringin Timur(Sampit)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 9 kali dan 7 kali penarikan Uang Tidak
Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Sampit. Secara
nominal, dropping ULE ke kas titipan Sampit pada triwulan
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.3 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Sampit
140.000
-
-
100.000
70.000
90.000
-
100.000
-
80.000
76.000
50.000
706.000
10
5
-
10
-
-
-
5
-
5
-
-
35
200.630
7.575
-
144.118
114.900
198.920
-
209.765
-
116.890
129.540
107.435
1.229.773
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
60.000
-
-
40.000
40.000
100.000
-
100.000
-
30.000
50.000
50.000
470.000
-
4.000
-
2.000
4.000
3.600
-
6.000
-
-
3.200
-
22.800
-
2.000
-
1.000
600
1.800
-
2.000
-
4.000
-
4.000
15.400
-
1.000
-
500
100
2.200
-
1.000
-
2.000
-
3.000
9.800
400
400
-
400
200
1.080
-
600
-
800
200
400
4.480
-
-
-
-
-
60
-
-
-
-
-
-
60
150
100
-
150
-
150
-
100
-
50
50
25
775
50
50
-
38
-
20
-
50
-
25
50
-
283
20
20
-
20
-
10
-
10
-
10
40
10
140
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
61KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
60 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 5.10 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Sampit
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
20.000
4,87%
50.000
40,17%
100.000
30,17%
2.000
9,57%
5.000
8,38%
10.000
6,58%
1.000
0,26%
Grafik 5.11 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Sampit
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
29,29%
500
23,64%
1.000
32,43%
50
0,00%
100
14,64%
26
0,00%
Kas Titipan Kabupaten Kotawaringin Barat(Pangkalan Bun)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 4 kali dan 4 kali penarikan Uang Tidak
Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Pangkalan Bun.
Secara nominal, dropping ULE ke kas titipan Pangkalan
Bun pada triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp690 juta,
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2018
yang tidak dilakukannya kegiatan dropping. Sacara
tahunan, pada tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE
sebesar Rp205,73 mil iar,mengalami penurunan
dibandingkan 2017 yang tercatat sebesar Rp927,20 miliar
dan penarikan UTLE sebesar Rp93,07 miliar meningkat
dibandingkan 2017 yang tercatat sebesarRp 73,87 miliar.
Terjadinya penurunan dropping kas titipan Pangkalan Bun
di tahun 2018 disebabkan oleh perubahan transaksi
keuangan dari outflow menjadi inflow. Hal tersebut sejalan
dengan meningkatnya penarikan UTLE yang terjadi pada
kas titipan Pangkalan Bun.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih
merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)
yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 40,89%, diikuti oleh
pecahan Rp2.000,- dan Rp100.000,- dengan pangsa
masing-masing 19,33% dan 14,87% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Pangkalan Bun. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 45,12% dan
23,17%.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.4 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Pangkalan Bun
-
-
-
-
40.000
40.000
-
-
-
-
-
-
80.000
-
-
-
4
-
-
-
-
-
5
-
-
9
-
-
-
2.896
106.939
95.200
-
-
-
690
-
-
205.725
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
-
-
-
-
60.000
50.000
-
-
-
-
-
-
110.000
-
-
-
800
4.000
2.000
-
-
-
-
-
-
6.800
-
-
-
1.000
1.000
1.000
-
-
-
-
-
-
3.000
-
-
-
500
1.400
1.400
-
-
-
-
-
-
3.300
-
-
-
480
400
600
-
-
-
600
-
-
2.080
-
-
-
-
-
40
-
-
-
-
-
-
40
-
-
-
90
110
120
-
-
-
50
-
-
370
-
-
-
15
25
30
-
-
-
25
-
-
95
-
-
-
6
4
10
-
-
-
10
-
-
30
-
1
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
4
Grafik 5.12 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Pangkalan Bun
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
20.000
5,58%
50.000
40,89%
100.000
14,87%
2.000
19,33%
5.000
12,27%
10.000
6,58%
1.000
0,74%
Grafik 5.13 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Pangkalan Bun
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
18,29%
500
23,17%
1.000
45,12%
50
2,44%
100
10,98%
26
0,00%
Kas Titipan Kabupaten Barito Utara(Muara Teweh)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 8 kali dan 2 kali penarikan Uang Tidak
Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Muara Teweh. Secara
nominal, dropping ULE ke kas titipan Muara Teweh pada
triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp264,62 miliar,
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2018
tercatat sebesar Rp149,61 miliar. Sacara tahunan, pada
tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar
Rp619,41 miliar, mengalami penurunan dibandingkan
2017 yang tercatat sebesar Rp1.053,73 miliar dan
penarikan UTLE sebesar Rp13,73 miliar meningkat
dibandingkan 2017 yang tercatat sebesarRp 9,14 miliar.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih
merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)
yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 36,39%, diikuti oleh
pecahan Rp100.000,- dan Rp5.000,- dengan pangsa
masing-masing 20,56% dan 14,17% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Muara Teweh. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 54,90% dan
29,41%.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.5 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Muara Teweh
-
-
42.000
-
20.000
20.000
40.000
38.000
-
48.000
38.000
50.000
296.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
75.070
-
88.239
41.875
87.550
62.062
-
84.040
94.575
86.000
619.411
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
-
-
30.000
-
64.000
-
46.000
21.000
-
30.000
51.000
20.000
262.000
-
-
2.000
-
2.000
19.600
-
2.000
-
2.000
2.000
4.000
33.600
-
-
-
-
1.000
1.000
1.000
400
-
2.000
2.000
8.000
15.400
-
-
1.000
-
1.000
1.000
500
200
-
1.000
1.500
4.000
10.200
-
-
-
-
200
200
-
400
-
1.000
-
-
1.800
-
-
-
-
-
-
-
-
-
40
-
-
40
-
-
50
-
30
50
50
50
-
-
50
-
280
-
-
10
-
5
25
-
10
-
-
25
-
75
-
-
10
-
4
-
-
2
-
-
-
-
16
1
1
1
1
1
1
1
1
8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
63KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
62 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 5.10 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Sampit
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
20.000
4,87%
50.000
40,17%
100.000
30,17%
2.000
9,57%
5.000
8,38%
10.000
6,58%
1.000
0,26%
Grafik 5.11 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Sampit
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
29,29%
500
23,64%
1.000
32,43%
50
0,00%
100
14,64%
26
0,00%
Kas Titipan Kabupaten Kotawaringin Barat(Pangkalan Bun)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 4 kali dan 4 kali penarikan Uang Tidak
Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Pangkalan Bun.
Secara nominal, dropping ULE ke kas titipan Pangkalan
Bun pada triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp690 juta,
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2018
yang tidak dilakukannya kegiatan dropping. Sacara
tahunan, pada tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE
sebesar Rp205,73 mil iar,mengalami penurunan
dibandingkan 2017 yang tercatat sebesar Rp927,20 miliar
dan penarikan UTLE sebesar Rp93,07 miliar meningkat
dibandingkan 2017 yang tercatat sebesarRp 73,87 miliar.
Terjadinya penurunan dropping kas titipan Pangkalan Bun
di tahun 2018 disebabkan oleh perubahan transaksi
keuangan dari outflow menjadi inflow. Hal tersebut sejalan
dengan meningkatnya penarikan UTLE yang terjadi pada
kas titipan Pangkalan Bun.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih
merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)
yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 40,89%, diikuti oleh
pecahan Rp2.000,- dan Rp100.000,- dengan pangsa
masing-masing 19,33% dan 14,87% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Pangkalan Bun. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 45,12% dan
23,17%.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.4 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Pangkalan Bun
-
-
-
-
40.000
40.000
-
-
-
-
-
-
80.000
-
-
-
4
-
-
-
-
-
5
-
-
9
-
-
-
2.896
106.939
95.200
-
-
-
690
-
-
205.725
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
-
-
-
-
60.000
50.000
-
-
-
-
-
-
110.000
-
-
-
800
4.000
2.000
-
-
-
-
-
-
6.800
-
-
-
1.000
1.000
1.000
-
-
-
-
-
-
3.000
-
-
-
500
1.400
1.400
-
-
-
-
-
-
3.300
-
-
-
480
400
600
-
-
-
600
-
-
2.080
-
-
-
-
-
40
-
-
-
-
-
-
40
-
-
-
90
110
120
-
-
-
50
-
-
370
-
-
-
15
25
30
-
-
-
25
-
-
95
-
-
-
6
4
10
-
-
-
10
-
-
30
-
1
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
4
Grafik 5.12 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Pangkalan Bun
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
20.000
5,58%
50.000
40,89%
100.000
14,87%
2.000
19,33%
5.000
12,27%
10.000
6,58%
1.000
0,74%
Grafik 5.13 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Pangkalan Bun
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
18,29%
500
23,17%
1.000
45,12%
50
2,44%
100
10,98%
26
0,00%
Kas Titipan Kabupaten Barito Utara(Muara Teweh)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 8 kali dan 2 kali penarikan Uang Tidak
Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Muara Teweh. Secara
nominal, dropping ULE ke kas titipan Muara Teweh pada
triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp264,62 miliar,
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2018
tercatat sebesar Rp149,61 miliar. Sacara tahunan, pada
tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar
Rp619,41 miliar, mengalami penurunan dibandingkan
2017 yang tercatat sebesar Rp1.053,73 miliar dan
penarikan UTLE sebesar Rp13,73 miliar meningkat
dibandingkan 2017 yang tercatat sebesarRp 9,14 miliar.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih
merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)
yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 36,39%, diikuti oleh
pecahan Rp100.000,- dan Rp5.000,- dengan pangsa
masing-masing 20,56% dan 14,17% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Muara Teweh. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 54,90% dan
29,41%.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.5 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Muara Teweh
-
-
42.000
-
20.000
20.000
40.000
38.000
-
48.000
38.000
50.000
296.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
75.070
-
88.239
41.875
87.550
62.062
-
84.040
94.575
86.000
619.411
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
-
-
30.000
-
64.000
-
46.000
21.000
-
30.000
51.000
20.000
262.000
-
-
2.000
-
2.000
19.600
-
2.000
-
2.000
2.000
4.000
33.600
-
-
-
-
1.000
1.000
1.000
400
-
2.000
2.000
8.000
15.400
-
-
1.000
-
1.000
1.000
500
200
-
1.000
1.500
4.000
10.200
-
-
-
-
200
200
-
400
-
1.000
-
-
1.800
-
-
-
-
-
-
-
-
-
40
-
-
40
-
-
50
-
30
50
50
50
-
-
50
-
280
-
-
10
-
5
25
-
10
-
-
25
-
75
-
-
10
-
4
-
-
2
-
-
-
-
16
1
1
1
1
1
1
1
1
8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
63KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
62 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 5.14 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Muara Teweh
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
20.000
11,67%
50.000
36,39%
100.000
20,56%
2.000
6,25%
5.000
14,17%
10.000
10,69%
1.000
0,28%
Grafik 5.15 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Muara Teweh
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
15,69%
500
29,41%
1.000
54,90%
50
0,00%
100
0,00%
26
0,00%
Kas Titipan Kabupaten Barito Selatan(Buntok)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 11 kali dan 3 kali penarikan Uang Tidak
Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Buntok. Secara
nominal, dropping ULE ke kas titipan Buntok pada triwulan
ke IV 2018 tercatat sebesar Rp263,26 miliar, mengalami
peningkatan dibandingkan triwulan III 2018 tercatat
sebesar Rp182 miliar. Sacara tahunan, pada tahun 2018
telah dilakukan dropping ULE sebesar Rp843,17 miliar,
mengalami penurunan dibandingkan 2017 yang tercatat
sebesar Rp938,05 miliar dan penarikan UTLE sebesar
Rp4,93.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih
merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)
yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 45,05%, diikuti oleh
pecahan Rp100.000,- dan Rp20.000,- dengan pangsa
masing-masing 26,01% dan 8,30% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Buntok. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 40,16% dan
30,33%.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.6 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Buntok
-
30.000
60.000
50.000
40.000
20.000
40.000
-
60.000
60.000
28.000
38.000
426.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
1
-
56.070
82.930
122.600
90.080
46.238
100.000
-
82.000
83.255
92.000
88.000
843.173
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
-
24.000
19.000
65.000
50.000
10.000
60.000
-
21.000
20.000
50.000
50.000
369.000
-
2.000
1.200
2.000
-
14.000
-
-
-
-
8.000
-
27.200
-
-
2.000
3.000
-
1.000
-
-
600
2.000
4.000
-
12.600
-
-
500
2.000
-
1.000
-
-
300
1.000
1.500
-
6.300
-
-
200
600
-
200
-
-
80
200
400
-
1.680
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20
-
-
20
-
50
20
-
60
25
-
-
20
-
70
-
245
-
20
10
-
20
13
-
-
-
-
30
-
93
-
-
-
-
-
-
-
-
-
34
-
-
34
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
11
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kas Titipan Kabupaten Lamandau(Nanga Bulik)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 4 kali di Kas Titipan Nanga Bulik. Secara
nominal, dropping ULE ke kas titipan Nanga Bulik pada
triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp112 miliar,
mengalami penurunan dibandingkan triwulan III 2018
tercatat sebesar Rp194,06 miliar. Sacara tahunan, pada
tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar
Rp426,62.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp50,000,- , Rp1000,- dan Rp500,-
merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)
yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 48,06%, diikuti oleh
pecahan Rp100.000,- dan Rp20.000,- dengan pangsa
masing-masing 33,33% dan 5,56% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Nanga Bulik. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa yang sama besar yaitu
sebesar 50,00%.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.7 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Nanga Bulik
-
-
-
70.000
-
-
30.000
-
80.000
-
-
60.000
240.000
-
-
-
120.555
-
-
100.460
-
93.600
-
-
112.000
426.615
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
-
-
-
50.000
-
-
60.000
-
13.000
-
-
50.000
173.000
-
-
-
-
-
-
8.000
-
-
-
-
-
8.000
-
-
-
200
-
-
1.000
-
400
-
-
2.000
3.600
-
-
-
200
-
-
1.000
-
-
-
-
-
1.200
-
-
-
80
-
-
400
-
200
-
-
-
680
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
50
-
-
40
-
-
-
-
-
90
-
-
-
25
-
-
20
-
-
-
-
-
45
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Grafik 5.16 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Buntok
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
20.000
8,30%
50.000
45,05%
100.000
26,01%
2.000
5,13%
5.000
7,69%
10.000
7,69%
1.000
0,12%
Grafik 5.17 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Buntok
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
27,87%
500
30,33%
1.000
40,16%
50
0,00%
100
1,64%
26
0,00%
65KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
64 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 5.14 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Muara Teweh
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
20.000
11,67%
50.000
36,39%
100.000
20,56%
2.000
6,25%
5.000
14,17%
10.000
10,69%
1.000
0,28%
Grafik 5.15 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Muara Teweh
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
15,69%
500
29,41%
1.000
54,90%
50
0,00%
100
0,00%
26
0,00%
Kas Titipan Kabupaten Barito Selatan(Buntok)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 11 kali dan 3 kali penarikan Uang Tidak
Layak Edar (UTLE) di Kas Titipan Buntok. Secara
nominal, dropping ULE ke kas titipan Buntok pada triwulan
ke IV 2018 tercatat sebesar Rp263,26 miliar, mengalami
peningkatan dibandingkan triwulan III 2018 tercatat
sebesar Rp182 miliar. Sacara tahunan, pada tahun 2018
telah dilakukan dropping ULE sebesar Rp843,17 miliar,
mengalami penurunan dibandingkan 2017 yang tercatat
sebesar Rp938,05 miliar dan penarikan UTLE sebesar
Rp4,93.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih
merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)
yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 45,05%, diikuti oleh
pecahan Rp100.000,- dan Rp20.000,- dengan pangsa
masing-masing 26,01% dan 8,30% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Buntok. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 40,16% dan
30,33%.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.6 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Buntok
-
30.000
60.000
50.000
40.000
20.000
40.000
-
60.000
60.000
28.000
38.000
426.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
1
-
56.070
82.930
122.600
90.080
46.238
100.000
-
82.000
83.255
92.000
88.000
843.173
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
-
24.000
19.000
65.000
50.000
10.000
60.000
-
21.000
20.000
50.000
50.000
369.000
-
2.000
1.200
2.000
-
14.000
-
-
-
-
8.000
-
27.200
-
-
2.000
3.000
-
1.000
-
-
600
2.000
4.000
-
12.600
-
-
500
2.000
-
1.000
-
-
300
1.000
1.500
-
6.300
-
-
200
600
-
200
-
-
80
200
400
-
1.680
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20
-
-
20
-
50
20
-
60
25
-
-
20
-
70
-
245
-
20
10
-
20
13
-
-
-
-
30
-
93
-
-
-
-
-
-
-
-
-
34
-
-
34
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
11
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Kas Titipan Kabupaten Lamandau(Nanga Bulik)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 4 kali di Kas Titipan Nanga Bulik. Secara
nominal, dropping ULE ke kas titipan Nanga Bulik pada
triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp112 miliar,
mengalami penurunan dibandingkan triwulan III 2018
tercatat sebesar Rp194,06 miliar. Sacara tahunan, pada
tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar
Rp426,62.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp50,000,- , Rp1000,- dan Rp500,-
merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)
yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 48,06%, diikuti oleh
pecahan Rp100.000,- dan Rp20.000,- dengan pangsa
masing-masing 33,33% dan 5,56% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Nanga Bulik. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa yang sama besar yaitu
sebesar 50,00%.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.7 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Nanga Bulik
-
-
-
70.000
-
-
30.000
-
80.000
-
-
60.000
240.000
-
-
-
120.555
-
-
100.460
-
93.600
-
-
112.000
426.615
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
-
-
-
50.000
-
-
60.000
-
13.000
-
-
50.000
173.000
-
-
-
-
-
-
8.000
-
-
-
-
-
8.000
-
-
-
200
-
-
1.000
-
400
-
-
2.000
3.600
-
-
-
200
-
-
1.000
-
-
-
-
-
1.200
-
-
-
80
-
-
400
-
200
-
-
-
680
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
50
-
-
40
-
-
-
-
-
90
-
-
-
25
-
-
20
-
-
-
-
-
45
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
1
1
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Grafik 5.16 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Buntok
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
20.000
8,30%
50.000
45,05%
100.000
26,01%
2.000
5,13%
5.000
7,69%
10.000
7,69%
1.000
0,12%
Grafik 5.17 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Buntok
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
27,87%
500
30,33%
1.000
40,16%
50
0,00%
100
1,64%
26
0,00%
65KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
64 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Kas Titipan Kabupaten Murung Raya(Puruk Cahu)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 6 kali di Kas Titipan Puruk Cahu. Secara
nominal, dropping ULE ke kas titipan Buntok pada triwulan
ke IV 2018 tercatat sebesar Rp131,90 miliar, mengalami
penurunan dibandingkan triwulan III 2018 tercatat sebesar
Rp269,27 miliar. Sacara tahunan, pada tahun 2018 telah
dilakukan dropping ULE sebesar Rp587,29 miliar,
mengalami penurunan dibandingkan 2017 yang tercatat
sebesar Rp938,05 miliar.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp100,000,- , Rp1000,- dan Rp500,-
masih merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam
(UL) yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp100,000,- memilki pangsa sebesar 37,41%, diikuti oleh
pecahan Rp50.000,- dan Rp20.000,- dengan pangsa
masing-masing 33,69% dan 11,85% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Puruk Cahu. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa yang sama besar yaitu
sebesar 50,00%.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.8 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Puruk Cahu
-
-
88.000
-
20.000
-
100.000
-
78.000
-
96.000
-
382.000
-
-
131.300
-
54.820
-
162.675
-
106.600
-
131.900
-
587.295
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
-
-
41.000
-
33.000
-
40.000
-
28.000
-
30.000
-
172.000
-
-
1.200
-
1.000
-
20.000
-
-
-
2.000
-
24.200
-
-
600
-
400
-
1.000
-
600
-
2.000
-
4.600
-
-
300
-
300
-
1.000
-
-
-
1.500
-
3.100
-
-
200
-
120
-
600
-
-
-
400
-
1.320
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
50
-
-
-
-
-
50
-
-
-
-
-
-
25
-
-
-
-
-
25
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
2
1
1
6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Grafik 5.18 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Nanga Bulik
20.000
5,56%
50.000
48,06%
100.000
33,33%
2.000
4,72%
5.000
3,33%
10.000
5,00%
1.000
0,00%
Grafik 5.19 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Nanga Bulik
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
0,00%
500
50,00%
1.000
50,00%
50
0,00%
100
0,00%
26
0,00%
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
Grafik 5.20 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Puruk Cahu
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
20.000
11,85%
50.000
33,69%
100.000
37,41%
2.000
6,46%
5.000
6,07%
10.000
4,51%
1.000
0,00%
Grafik 5.21 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Puruk Cahu
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
0,00%
500
50,00%
1.000
50,00%
50
0,00%
100
0,00%
26
0,00%
Kas Titipan Kabupaten Kota Kapuas(Kuala Kapuas)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 10 kali di Kas Titipan Kuala Kapuas.
Secara nominal, dropping ULE ke kas titipan Kuala Kapuas
pada triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp249,28 miliar,
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2018
yang tercatat sebesar Rp218,42 miliar. Sacara tahunan,
pada tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar
Rp773,75 miliar.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih
merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)
yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 40,17%, diikuti oleh
pecahan Rp100.000,- dan Rp2000,- dengan pangsa
masing-masing 30,17% dan 9,57% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Sampit. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp200,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 32,43% dan
29,29%.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.9 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Kuala Kapuas
-
70.000
60.000
62.000
20.000
-
30.000
24.000
40.000
68.000
20.000
34.000
428.000
-
79.045
84.000
93.000
50.000
-
71.340
86.040
61.040
83.200
82.085
84.000
773.750
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
-
9.000
24.000
31.000
30.000
-
30.000
62.000
20.000
15.000
58.000
50.000
329.000
-
-
-
-
-
-
10.000
-
-
-
-
-
10.000
-
-
-
-
-
-
600
-
400
-
3.000
-
4.000
-
-
-
-
-
-
500
-
300
-
1.000
-
1.800
-
-
-
-
-
-
200
-
320
200
-
-
720
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20
20
20
-
50
-
110
-
25
-
-
-
-
20
20
-
-
25
-
90
-
10
-
-
-
-
-
-
-
-
10
-
20
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
67KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
66 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Kas Titipan Kabupaten Murung Raya(Puruk Cahu)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 6 kali di Kas Titipan Puruk Cahu. Secara
nominal, dropping ULE ke kas titipan Buntok pada triwulan
ke IV 2018 tercatat sebesar Rp131,90 miliar, mengalami
penurunan dibandingkan triwulan III 2018 tercatat sebesar
Rp269,27 miliar. Sacara tahunan, pada tahun 2018 telah
dilakukan dropping ULE sebesar Rp587,29 miliar,
mengalami penurunan dibandingkan 2017 yang tercatat
sebesar Rp938,05 miliar.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp100,000,- , Rp1000,- dan Rp500,-
masih merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam
(UL) yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp100,000,- memilki pangsa sebesar 37,41%, diikuti oleh
pecahan Rp50.000,- dan Rp20.000,- dengan pangsa
masing-masing 33,69% dan 11,85% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Puruk Cahu. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp500,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa yang sama besar yaitu
sebesar 50,00%.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.8 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Puruk Cahu
-
-
88.000
-
20.000
-
100.000
-
78.000
-
96.000
-
382.000
-
-
131.300
-
54.820
-
162.675
-
106.600
-
131.900
-
587.295
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
-
-
41.000
-
33.000
-
40.000
-
28.000
-
30.000
-
172.000
-
-
1.200
-
1.000
-
20.000
-
-
-
2.000
-
24.200
-
-
600
-
400
-
1.000
-
600
-
2.000
-
4.600
-
-
300
-
300
-
1.000
-
-
-
1.500
-
3.100
-
-
200
-
120
-
600
-
-
-
400
-
1.320
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
50
-
-
-
-
-
50
-
-
-
-
-
-
25
-
-
-
-
-
25
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
2
1
1
6
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Grafik 5.18 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Nanga Bulik
20.000
5,56%
50.000
48,06%
100.000
33,33%
2.000
4,72%
5.000
3,33%
10.000
5,00%
1.000
0,00%
Grafik 5.19 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Nanga Bulik
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
0,00%
500
50,00%
1.000
50,00%
50
0,00%
100
0,00%
26
0,00%
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
Grafik 5.20 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Puruk Cahu
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
20.000
11,85%
50.000
33,69%
100.000
37,41%
2.000
6,46%
5.000
6,07%
10.000
4,51%
1.000
0,00%
Grafik 5.21 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Puruk Cahu
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
0,00%
500
50,00%
1.000
50,00%
50
0,00%
100
0,00%
26
0,00%
Kas Titipan Kabupaten Kota Kapuas(Kuala Kapuas)
Sepanjang tahun 2018 telah dilaksanakan Dropping
ULE sebanyak 10 kali di Kas Titipan Kuala Kapuas.
Secara nominal, dropping ULE ke kas titipan Kuala Kapuas
pada triwulan ke IV 2018 tercatat sebesar Rp249,28 miliar,
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2018
yang tercatat sebesar Rp218,42 miliar. Sacara tahunan,
pada tahun 2018 telah dilakukan dropping ULE sebesar
Rp773,75 miliar.
Berdasarkan dropping ULE hingga triwulan IV 2018,
uang pecahan Rp50,000,- dan Rp1000,- masih
merupakan Uang Kertas (UK) dan Uang Logam (UL)
yang paling diminati masyarakat. Uang pecahan
Rp50,000,- memilki pangsa sebesar 40,17%, diikuti oleh
pecahan Rp100.000,- dan Rp2000,- dengan pangsa
masing-masing 30,17% dan 9,57% dari total UK yang
disalurkan ke kas titipan kota Sampit. Di sisi lain, UL
pecahan Rp1000,- dan Rp200,- merupakan UL yang paling
banyak disalurkan dengan pangsa sebesar 32,43% dan
29,29%.
SUMBER : DITJEND PERBENDAHARAAN NEGARA KALTENG, DIOLAH
Tabel 5.9 Penyelenggaraan Kas Titipan di Kota Kuala Kapuas
-
70.000
60.000
62.000
20.000
-
30.000
24.000
40.000
68.000
20.000
34.000
428.000
-
79.045
84.000
93.000
50.000
-
71.340
86.040
61.040
83.200
82.085
84.000
773.750
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
JUL
AGS
SEP
OKT
NOV
DES
SUB TOTAL
BULAN100.000 50.000 20.000 10.000 5.000 2.000 1.000 1.000 500 200 100 50 25
TOTALFREK-UENSI
UANG KERTAS UL PECAHAN
-
9.000
24.000
31.000
30.000
-
30.000
62.000
20.000
15.000
58.000
50.000
329.000
-
-
-
-
-
-
10.000
-
-
-
-
-
10.000
-
-
-
-
-
-
600
-
400
-
3.000
-
4.000
-
-
-
-
-
-
500
-
300
-
1.000
-
1.800
-
-
-
-
-
-
200
-
320
200
-
-
720
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20
20
20
-
50
-
110
-
25
-
-
-
-
20
20
-
-
25
-
90
-
10
-
-
-
-
-
-
-
-
10
-
20
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
67KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
66 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 5.25 Perkembangan Temuan Uang Palsu
LEMBAR
0
100
200
300
400
500
600
700
489
177
42 25
611
138
211
132 108
42
175
333 28 21 37 17 7 12
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
38
Grafik 5.24 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan Tengah
RP MILIAR %
0
10
20
30
40
50
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1000,00
1200,00
1400,00
PTTB RASIO PTTB THD INFLOWINFLOW
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
IV
5.3.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak Layak Edar (UTLE)Bank Indonesia terus menjalankan kebijakan clean
money policy untuk menjaga kualitas uang kartal
yang beredar di tengah masyarakat. Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah selalu
melakukan berbagai upaya bersama stakeholder lainnya
dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas uang
rupiah (disebut dengan soil level) di masyarakat.
Pelaksanaan kebijakan clean money policy yang dilakukan
secara rutin untuk melakukan pemusnahan terhadap Uang
UTLE yang dilakukan secara governance sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
Bank Indonesia juga terus meningkatkan efektifitas
penarikan UTLE yang beredar di masyarakat. Kegiatan
penarikan ULTE yang dilakukan oleh Bank Indonesia
diantaranya dengan layanan kas di dalam kantor serta
penukaran, layanan kas keliling baik di dalam kota maupun
di luar kota, serta penarikan ULTE yang dilakukan di 7 kas
titipan yang telah bekerja sama dengan Bank Indonesia
5.3.4 Perkembangan Temuan Uang PalsuTerjadi peningkatan jumlah uang palsu yang
ditemukan di Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018. Jumlah temuan uang palsu pada triwulan IV 2018
tercatat sebanyak 38 lembar, baik yang dilaporkan
perbankan maupun masyarakat. Jumlah uang palsu yang
d i t emukan te r sebut menga lami pen ingka tan
dibandingkan jumlah temuan pada triwulan III 2018 yang
Grafik 5.22 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Kuala Kapuas
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
20.000
4,01%
50.000
52,72%
100.000
34,29%
2.000
2,88%
5.000
2,88%
10.000
3,21%
1.000
0,00%
Grafik 5.23 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Kuala Kapuas
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
20,41%
500
36,73%
1.000
22,45%
50
0,00%
100
20,41%
26
0,00%
Provinsi Kalimantan Tengah. Efektifitas penarikan UTLE
yang beredar di masyarakat terlihat dengan meningkatnya
rasio Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) terhadap
UTLE yang masuk ke khasanah Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah yaitu sebesar 18,61% pada triwulan IV
2018 meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2018
yang tercatat sebesar 3,73%. Sepanjang tahun 2018, rasio
PTTB terhadap UTLE mencapai 14,23%, turun
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai
27,59%.
Grafik 5.26 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan
LEMBAR
0
5
10
15
20
25
30
35
100000 50000 20000 5000
29
3
21
7
18
2 1
28
8
1
16
1
6
1
57
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
24
12
1
TWI-2017 TWII-2017 TWIII-2017 TWIV-2017 TWI-2018 TWII-2018 TWIII-2018
2000
tercatat sebanyak 12 lembar. Pecahan Rp100.000,- dan
pecahan Rp50.000,- merupakan pecahan yang dominan
dari uang palsu yang beredar di Kalimantan Tengah. Uang
palsu pecahan Rp100.000,- pada triwulan IV 2018 tercatat
sebanyak 24 lembar, atau meningkat dari triwulan III 2018
yang tercatat sebanyak 5 lembar. Sementara uang palsu
pecahan Rp50.000,- pada triwulan IV 2018 tercatat
sebanyak 12 lembar, atau meningkat dibandingkan
dengan triwulan III 2018 tercatat sebanyak 7 lembar.
Secara tahunan, temuan uang palsu mengalami
penurunan yaitu dari sebanyak 119 lembar pada tahun
2017 menjadi sebesar 74 lembar. Penurunan ini sejalan
dengan upaya-upaya yang terus dilakukan oleh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah
untuk menekan peredaran uang palsu dan uang tiruan
melalui kegiatan sosialisasi dan bersinergi dengan pihak -
pihak terkait.
5.3.5 Upaya Menekan Peredaran Uang PalsuKPwBI Provinsi Kalimantan Tengah berusaha untuk
menekan peredaran uang palsu dan uang tiruan
melalui kegiatan sosialisasi dan bersinergi dengan
pihak terkait. Sebagai upaya untuk mengurangi serta
menanggulangi peredaran uang palsu di wilayah Provinsi
Kalimantan Tengah, KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah
terus meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan
terhadap peredaran uang palsu dengan melaksanakan
berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi ciri-ciri keaslian
uang rupiah dengan 3D (Dilihat, Diraba dan Diterawang).
Pada triwulan IV 2018, KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah
telah melakukan kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang
Rupiah dan sanksi hukum terhadap pelaku tindak pidana
pemalsuan uang Rupiah, dengan cara edukasi kepada
masyarakat umum, pedagang, pegawai perbankan,
instansi, pelajar serta mahasiswa guna mempermudah
masyarakat mengenali keaslian uang Rupiah baik melalui
media elektronik maupun sosialisasi secara langsung.
Selain itu, KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah juga
bersinergi dengan para penegak hukum dalam rangka
mengawal proses hukum dan bekerjasama dengan
kepolisian dalam mempercepat proses klarifikasi uang
palsu maupun penyerahan bukti uang palsu untuk
mempercepat penyelesaian di pengadilan. Bank Indonesia
telah memiliki sistem counterfeit analysis center generasi
ke II dimana dapat menghimpun berbagai data terkait
peredaran uang palsu. Perorangan dan perbankan bisa
segera melakukan klarifikasi jika menemukan dan
menerima uang palsu. Setiap uang palsu yang
diklarifikasikan ke Bank Indonesia akan diinput. Data base
itu menjadi salah satu trigger bagi Bank Indonesia di bantu
kepolisian dalam memulai pengungkapan kasus peredaran
uang palsu.
69KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
68 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 5.25 Perkembangan Temuan Uang Palsu
LEMBAR
0
100
200
300
400
500
600
700
489
177
42 25
611
138
211
132 108
42
175
333 28 21 37 17 7 12
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
38
Grafik 5.24 Pemusnahan UTLE di KPw Kalimantan Tengah
RP MILIAR %
0
10
20
30
40
50
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1000,00
1200,00
1400,00
PTTB RASIO PTTB THD INFLOWINFLOW
I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
IV
5.3.3 Pemberian Tanda Tidak Berharga pada Uang Tidak Layak Edar (UTLE)Bank Indonesia terus menjalankan kebijakan clean
money policy untuk menjaga kualitas uang kartal
yang beredar di tengah masyarakat. Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah selalu
melakukan berbagai upaya bersama stakeholder lainnya
dalam rangka menjaga dan meningkatkan kualitas uang
rupiah (disebut dengan soil level) di masyarakat.
Pelaksanaan kebijakan clean money policy yang dilakukan
secara rutin untuk melakukan pemusnahan terhadap Uang
UTLE yang dilakukan secara governance sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
Bank Indonesia juga terus meningkatkan efektifitas
penarikan UTLE yang beredar di masyarakat. Kegiatan
penarikan ULTE yang dilakukan oleh Bank Indonesia
diantaranya dengan layanan kas di dalam kantor serta
penukaran, layanan kas keliling baik di dalam kota maupun
di luar kota, serta penarikan ULTE yang dilakukan di 7 kas
titipan yang telah bekerja sama dengan Bank Indonesia
5.3.4 Perkembangan Temuan Uang PalsuTerjadi peningkatan jumlah uang palsu yang
ditemukan di Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018. Jumlah temuan uang palsu pada triwulan IV 2018
tercatat sebanyak 38 lembar, baik yang dilaporkan
perbankan maupun masyarakat. Jumlah uang palsu yang
d i t emukan te r sebut menga lami pen ingka tan
dibandingkan jumlah temuan pada triwulan III 2018 yang
Grafik 5.22 Pangsa Penyaluran Uang Kertas Kas Titipan Kuala Kapuas
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
20.000
4,01%
50.000
52,72%
100.000
34,29%
2.000
2,88%
5.000
2,88%
10.000
3,21%
1.000
0,00%
Grafik 5.23 Pangsa Penyaluran Uang Logam Kas Titipan Kuala Kapuas
SUMBER : BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
200
20,41%
500
36,73%
1.000
22,45%
50
0,00%
100
20,41%
26
0,00%
Provinsi Kalimantan Tengah. Efektifitas penarikan UTLE
yang beredar di masyarakat terlihat dengan meningkatnya
rasio Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) terhadap
UTLE yang masuk ke khasanah Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan Tengah yaitu sebesar 18,61% pada triwulan IV
2018 meningkat dibandingkan dengan triwulan III 2018
yang tercatat sebesar 3,73%. Sepanjang tahun 2018, rasio
PTTB terhadap UTLE mencapai 14,23%, turun
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai
27,59%.
Grafik 5.26 Temuan Uang Palsu Berdasarkan Pecahan
LEMBAR
0
5
10
15
20
25
30
35
100000 50000 20000 5000
29
3
21
7
18
2 1
28
8
1
16
1
6
1
57
SUMBER: BANK INDONESIA, DATA DIOLAH
24
12
1
TWI-2017 TWII-2017 TWIII-2017 TWIV-2017 TWI-2018 TWII-2018 TWIII-2018
2000
tercatat sebanyak 12 lembar. Pecahan Rp100.000,- dan
pecahan Rp50.000,- merupakan pecahan yang dominan
dari uang palsu yang beredar di Kalimantan Tengah. Uang
palsu pecahan Rp100.000,- pada triwulan IV 2018 tercatat
sebanyak 24 lembar, atau meningkat dari triwulan III 2018
yang tercatat sebanyak 5 lembar. Sementara uang palsu
pecahan Rp50.000,- pada triwulan IV 2018 tercatat
sebanyak 12 lembar, atau meningkat dibandingkan
dengan triwulan III 2018 tercatat sebanyak 7 lembar.
Secara tahunan, temuan uang palsu mengalami
penurunan yaitu dari sebanyak 119 lembar pada tahun
2017 menjadi sebesar 74 lembar. Penurunan ini sejalan
dengan upaya-upaya yang terus dilakukan oleh Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah
untuk menekan peredaran uang palsu dan uang tiruan
melalui kegiatan sosialisasi dan bersinergi dengan pihak -
pihak terkait.
5.3.5 Upaya Menekan Peredaran Uang PalsuKPwBI Provinsi Kalimantan Tengah berusaha untuk
menekan peredaran uang palsu dan uang tiruan
melalui kegiatan sosialisasi dan bersinergi dengan
pihak terkait. Sebagai upaya untuk mengurangi serta
menanggulangi peredaran uang palsu di wilayah Provinsi
Kalimantan Tengah, KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah
terus meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan
terhadap peredaran uang palsu dengan melaksanakan
berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi ciri-ciri keaslian
uang rupiah dengan 3D (Dilihat, Diraba dan Diterawang).
Pada triwulan IV 2018, KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah
telah melakukan kegiatan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang
Rupiah dan sanksi hukum terhadap pelaku tindak pidana
pemalsuan uang Rupiah, dengan cara edukasi kepada
masyarakat umum, pedagang, pegawai perbankan,
instansi, pelajar serta mahasiswa guna mempermudah
masyarakat mengenali keaslian uang Rupiah baik melalui
media elektronik maupun sosialisasi secara langsung.
Selain itu, KPwBI Provinsi Kalimantan Tengah juga
bersinergi dengan para penegak hukum dalam rangka
mengawal proses hukum dan bekerjasama dengan
kepolisian dalam mempercepat proses klarifikasi uang
palsu maupun penyerahan bukti uang palsu untuk
mempercepat penyelesaian di pengadilan. Bank Indonesia
telah memiliki sistem counterfeit analysis center generasi
ke II dimana dapat menghimpun berbagai data terkait
peredaran uang palsu. Perorangan dan perbankan bisa
segera melakukan klarifikasi jika menemukan dan
menerima uang palsu. Setiap uang palsu yang
diklarifikasikan ke Bank Indonesia akan diinput. Data base
itu menjadi salah satu trigger bagi Bank Indonesia di bantu
kepolisian dalam memulai pengungkapan kasus peredaran
uang palsu.
69KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
68 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN06
Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan Tengah Agustus 2018 tercatat sebesar
4,01%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
Tingkat kemiskinan Kalimantan Tengah pada September 2018 membaik dibandingkan periode
yang sama tahun 2017. Angka kemiskinan Kalimantan Tengah September 2018 tercatat sebesar
5,10% atau sebanyak 136.446 penduduk.
KETENAGAKERJAAN DANKESEJAHTERAAN06
Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan Tengah Agustus 2018 tercatat sebesar
4,01%, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
Tingkat kemiskinan Kalimantan Tengah pada September 2018 membaik dibandingkan periode
yang sama tahun 2017. Angka kemiskinan Kalimantan Tengah September 2018 tercatat sebesar
5,10% atau sebanyak 136.446 penduduk.
6.1 KETENAGAKERJAAN
Angka TPT pada bulan Agustus 2018 tercatat
menurun dibandingkan dengan bulan Agustus 2017.
Membaiknya kondisi ketenagakerjaan di Provinsi
Kalimantan Tengah merupakan salah satu faktor penyebab
turunnya tingkat pengangguran terbuka pada Agustus
2018 yang tercatat sebesar 4,01%. Perbaikan kondisi
ketenagakerjaan didorong adanya peningkatan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2018 yang
tercatat sebesar 70,03%. (Tabel 6.1).
Peningkatan kondisi ketenagakerjaan pada Agustus
2018 juga tercermin pada indeks ketersediaan
lapangan kerja hasil Survei Konsumen (SK) Bank
Indonesia. Indeks ketersediaan lapangan kerja SK Bank
Indonesia pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar 109,83
atau meningkat secara signifikan dibandingkan dengan
triwulan III 2018 yang tercatat sebesar 101,00. Perbaikan
kondisi ketenagakerjaan sejalan dengan masih baiknya
kinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 yang tercatat tumbuh sebesar 6,12% (yoy).
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018 utamanya didorong oleh
peningkatan lapangan usaha transportasi, pergudangan
perdagangan besar dan eceran.
Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama
STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB
2018
ANGKATAN KERJA
BEKERJA
PENGANGGURAN
BUKAN ANGKATAN KERJA
PENDUDUK USIA KERJA
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) (%)
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (%)
BEKERJA TIDAK PENUH
SETENGAH MENGANGGUR
PARUH WAKTU
1.397.187
1.352.812
44.416
517.574
1.914.762
72,97
3,18
421.942
99.296
322.646
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
FEB AGS
2017
1.370.766
1.327.871
42.895
490.771
1.861.537
73,64
3,13
402.625
115.524
287.101
1.276.669
1.222.707
53.962
608.088
1.884.757
67,74
4,23
376.140
111.920
264.220
FEB AGS
2016
1.285.916
1.238.677
47.239
526.089
1.812.005
70,97
3,67
377.811
129.915
247.896
1.311.427
1.248.189
63.238
527.784
1.839.221
71,30
4,82
394.068
111.733
282.335
AGS
1.355.400
1.301.000
54.400
579.920
1.935.320
70,03
4,01
399.927
94.062
305.865
6.1.1 Partisipasi Angkatan KerjaAngka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Kalimantan Tengah pada bulan Agustus 2018
tercatat meningkat dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya. TPAK Kalimantan Tengah pada bulan
Agustus 2018 adalah sebesar 70,03% lebih rendah
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun
sebelumnya sebesar 67,74%. Pertumbuhan jumlah
penduduk angkatan kerja yang tercatat sebesar 6,17%
(yoy) atau lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan
jumlah penduduk usia kerja sebesar 2,68% (yoy) (Grafik
6.1) mendorong peningkatan TPAK. Sejalan dengan hal
tersebut, pertumbuhan serapan tenaga kerja pada
Agustus 2018 tercatat meningkat dibandingkan dengan
Agustus 2017 menjadi sebesar 6,40% (yoy) dari
sebelumnya kontraksi sebesar -2,04% (yoy). (Tabel 6.2).
Tingkat serapan tenaga kerja tertinggi di Kalimantan
Tengah berasal dari sektor pertanian. Sampai dengan
Agustus 2018 total tenaga kerja yang bekerja pada sektor
pertanian mencapai 499.194 orang atau sebesar 38,37%
dari total tenaga kerja di Kalimantan Tengah. Selanjutnya,
di posisi kedua dan ketiga serapan tenga kerja berasal dari
sektor jasa dan perdagangan dengan pangsa masing-
masing 21,57% dan 17,74% (Tabel 6.3). Membaiknya
tingkat serapan tenaga kerja pada lapangan usaha
perdagangan dan pertanian sejalan dengan capaian
kinerja kedua lapangan usaha tersebut sebagai pendorong
utama sumber pertumbuhan PDRB Kalimantan Tengah
triwulan III 2018 yang masing-masing memberikan andil
pertumbuhan sebesar 1,89% (yoy) dan 1,48% (yoy).
Sejalan dengan hal tersebut, hasil survei Liaison Bank
Indonesia juga mengkonfirmasikan adanya
peningkatan partisipasi angkatan kerja secara
Grafik 6.1 Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
(4,00)
(2,00)
-
2,00
4,00
6,00
8,00
GROWTH ANGKATAN KERJA GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA
FEB AGS
2013
FEB AGS
2014
FEB AGS
2015
FEB AGS
2016
FEB AGS
2017
FEB
2018
AGS
Grafik 6.2 Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason Bank Indonesia
SUMBER : LIASON BANK INDONESIA, DIOLAH
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
keseluruhan pada triwulan III 2018 dibandingkan
triwulan sebelumnya. Meningkatnya partisipasi
angkatan kerja terindikasi dari naiknya angka likert scale
penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan Liaison Bank
Indonesia pada triwulan III 2018. Angka likert scale
penggunaan tenaga kerja pada triwulan III 2018 tercatat
sebesar 0,30, atau meningkat dibandingkan posisi
triwulan sebelumnya yang sebesar -0,55. Angka 0.30 pada
likert scale ini menandakan adanya peningkatan
optimisme pelaku usaha terhadap kondisi penggunaan
tenaga kerja di Kalimantan Tengah pada triwulan III 2018
(Grafik 6.2).
Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral
SEKTORAGS
2018
PERTANIAN
INDUSTRI
PERDAGANGAN
PERTAMBANGAN
JASA
LAINNYA
TOTAL
521.915
66.288
228.896
102.408
249.729
183.577
1.352.812
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
FEB AGS
2017
554.126
51.466
250.492
83.405
244.187
144.195
1.327.871
490,428
53,310
240,384
77,520
218,375
142,690
1,222,707
FEB AGS
2016
506.976
57.255
247.881
78.010
216.835
132.170
1.239.127
451.873
62.230
247.390
128.708
216.664
141.324
1.248.189
SHARE
AGS 2018
38,37%
5,53%
17,74%
6,28%
21,57%
10,51%
100,00%
FEB
499.194
71.945
230.797
81.703
280.626
136.735
1.301.000
Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja
STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB
2018
ANGKATAN KERJA
GROWTH ANGKATAN KERJA
SERAPAN TENAGA KERJA
GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA
1.397.187
1,93
1.352.803
1,88
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
FEB AGS
2017
1.370.766
6,60
1.327.871
7,20
1.276.669
(2,65)
1.222.707
(2,04)
FEB AGS
2016
1.285.916
(0,17)
1.238.677
(0,72)
1.311.427
3,06
1.248.189
2,76
AGS
1.355.400
6,17
1.301.000
6,40
6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan
Tengah te rpantau menga lami penurunan
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada bulan Agustus 2018 angka TPT Provinsi Kalimantan
Tengah tercatat sebesar 4,01% atau lebih rendah
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
sebesar 4,23%. Angka pertumbuhan angkatan kerja yang
tercatat sebesar 6,17% (yoy), lebih besar dibandingkan
dengan pertumbuhan jumlah angkatan kerja yang
menganggur yang tercatat hanya sebesar 0,81% (yoy)
menyebabkan penurunan angka TPT.
Angka TPT pada Februari 2019 diperkirakan akan
meningkat seiring dengan hasil Survei Konsumen
Bank Indonesia yaitu terjadi peningkatan pada pada
Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks
Kondisi Usaha Triwulan IV 2018. Angka indeks
ketersediaan lapangan kerja triwulan IV 2018 tercatat
sebesar 109,83 atau naik dari 101,00 pada triwulan
sebelumnya. Perbaikan kondisi ketersediaan lapangan
73KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
72 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
6.1 KETENAGAKERJAAN
Angka TPT pada bulan Agustus 2018 tercatat
menurun dibandingkan dengan bulan Agustus 2017.
Membaiknya kondisi ketenagakerjaan di Provinsi
Kalimantan Tengah merupakan salah satu faktor penyebab
turunnya tingkat pengangguran terbuka pada Agustus
2018 yang tercatat sebesar 4,01%. Perbaikan kondisi
ketenagakerjaan didorong adanya peningkatan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Agustus 2018 yang
tercatat sebesar 70,03%. (Tabel 6.1).
Peningkatan kondisi ketenagakerjaan pada Agustus
2018 juga tercermin pada indeks ketersediaan
lapangan kerja hasil Survei Konsumen (SK) Bank
Indonesia. Indeks ketersediaan lapangan kerja SK Bank
Indonesia pada triwulan IV 2018 tercatat sebesar 109,83
atau meningkat secara signifikan dibandingkan dengan
triwulan III 2018 yang tercatat sebesar 101,00. Perbaikan
kondisi ketenagakerjaan sejalan dengan masih baiknya
kinerja perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan IV
2018 yang tercatat tumbuh sebesar 6,12% (yoy).
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah
pada triwulan IV 2018 utamanya didorong oleh
peningkatan lapangan usaha transportasi, pergudangan
perdagangan besar dan eceran.
Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama
STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB
2018
ANGKATAN KERJA
BEKERJA
PENGANGGURAN
BUKAN ANGKATAN KERJA
PENDUDUK USIA KERJA
TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) (%)
TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (%)
BEKERJA TIDAK PENUH
SETENGAH MENGANGGUR
PARUH WAKTU
1.397.187
1.352.812
44.416
517.574
1.914.762
72,97
3,18
421.942
99.296
322.646
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
FEB AGS
2017
1.370.766
1.327.871
42.895
490.771
1.861.537
73,64
3,13
402.625
115.524
287.101
1.276.669
1.222.707
53.962
608.088
1.884.757
67,74
4,23
376.140
111.920
264.220
FEB AGS
2016
1.285.916
1.238.677
47.239
526.089
1.812.005
70,97
3,67
377.811
129.915
247.896
1.311.427
1.248.189
63.238
527.784
1.839.221
71,30
4,82
394.068
111.733
282.335
AGS
1.355.400
1.301.000
54.400
579.920
1.935.320
70,03
4,01
399.927
94.062
305.865
6.1.1 Partisipasi Angkatan KerjaAngka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Kalimantan Tengah pada bulan Agustus 2018
tercatat meningkat dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya. TPAK Kalimantan Tengah pada bulan
Agustus 2018 adalah sebesar 70,03% lebih rendah
dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun
sebelumnya sebesar 67,74%. Pertumbuhan jumlah
penduduk angkatan kerja yang tercatat sebesar 6,17%
(yoy) atau lebih besar dibandingkan dengan pertumbuhan
jumlah penduduk usia kerja sebesar 2,68% (yoy) (Grafik
6.1) mendorong peningkatan TPAK. Sejalan dengan hal
tersebut, pertumbuhan serapan tenaga kerja pada
Agustus 2018 tercatat meningkat dibandingkan dengan
Agustus 2017 menjadi sebesar 6,40% (yoy) dari
sebelumnya kontraksi sebesar -2,04% (yoy). (Tabel 6.2).
Tingkat serapan tenaga kerja tertinggi di Kalimantan
Tengah berasal dari sektor pertanian. Sampai dengan
Agustus 2018 total tenaga kerja yang bekerja pada sektor
pertanian mencapai 499.194 orang atau sebesar 38,37%
dari total tenaga kerja di Kalimantan Tengah. Selanjutnya,
di posisi kedua dan ketiga serapan tenga kerja berasal dari
sektor jasa dan perdagangan dengan pangsa masing-
masing 21,57% dan 17,74% (Tabel 6.3). Membaiknya
tingkat serapan tenaga kerja pada lapangan usaha
perdagangan dan pertanian sejalan dengan capaian
kinerja kedua lapangan usaha tersebut sebagai pendorong
utama sumber pertumbuhan PDRB Kalimantan Tengah
triwulan III 2018 yang masing-masing memberikan andil
pertumbuhan sebesar 1,89% (yoy) dan 1,48% (yoy).
Sejalan dengan hal tersebut, hasil survei Liaison Bank
Indonesia juga mengkonfirmasikan adanya
peningkatan partisipasi angkatan kerja secara
Grafik 6.1 Pertumbuhan Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
(4,00)
(2,00)
-
2,00
4,00
6,00
8,00
GROWTH ANGKATAN KERJA GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA
FEB AGS
2013
FEB AGS
2014
FEB AGS
2015
FEB AGS
2016
FEB AGS
2017
FEB
2018
AGS
Grafik 6.2 Likert Scale Penggunaan Tenaga Kerja Liason Bank Indonesia
SUMBER : LIASON BANK INDONESIA, DIOLAH
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
keseluruhan pada triwulan III 2018 dibandingkan
triwulan sebelumnya. Meningkatnya partisipasi
angkatan kerja terindikasi dari naiknya angka likert scale
penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan Liaison Bank
Indonesia pada triwulan III 2018. Angka likert scale
penggunaan tenaga kerja pada triwulan III 2018 tercatat
sebesar 0,30, atau meningkat dibandingkan posisi
triwulan sebelumnya yang sebesar -0,55. Angka 0.30 pada
likert scale ini menandakan adanya peningkatan
optimisme pelaku usaha terhadap kondisi penggunaan
tenaga kerja di Kalimantan Tengah pada triwulan III 2018
(Grafik 6.2).
Tabel 6.3 Sebaran Tenaga Kerja per Sektoral
SEKTORAGS
2018
PERTANIAN
INDUSTRI
PERDAGANGAN
PERTAMBANGAN
JASA
LAINNYA
TOTAL
521.915
66.288
228.896
102.408
249.729
183.577
1.352.812
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
FEB AGS
2017
554.126
51.466
250.492
83.405
244.187
144.195
1.327.871
490,428
53,310
240,384
77,520
218,375
142,690
1,222,707
FEB AGS
2016
506.976
57.255
247.881
78.010
216.835
132.170
1.239.127
451.873
62.230
247.390
128.708
216.664
141.324
1.248.189
SHARE
AGS 2018
38,37%
5,53%
17,74%
6,28%
21,57%
10,51%
100,00%
FEB
499.194
71.945
230.797
81.703
280.626
136.735
1.301.000
Tabel 6.2 Angkatan Kerja dan Serapan Tenaga Kerja
STATUS PEKERJAAN UTAMAFEB
2018
ANGKATAN KERJA
GROWTH ANGKATAN KERJA
SERAPAN TENAGA KERJA
GROWTH SERAPAN TENAGA KERJA
1.397.187
1,93
1.352.803
1,88
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
FEB AGS
2017
1.370.766
6,60
1.327.871
7,20
1.276.669
(2,65)
1.222.707
(2,04)
FEB AGS
2016
1.285.916
(0,17)
1.238.677
(0,72)
1.311.427
3,06
1.248.189
2,76
AGS
1.355.400
6,17
1.301.000
6,40
6.1.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kalimantan
Tengah te rpantau menga lami penurunan
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada bulan Agustus 2018 angka TPT Provinsi Kalimantan
Tengah tercatat sebesar 4,01% atau lebih rendah
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
sebesar 4,23%. Angka pertumbuhan angkatan kerja yang
tercatat sebesar 6,17% (yoy), lebih besar dibandingkan
dengan pertumbuhan jumlah angkatan kerja yang
menganggur yang tercatat hanya sebesar 0,81% (yoy)
menyebabkan penurunan angka TPT.
Angka TPT pada Februari 2019 diperkirakan akan
meningkat seiring dengan hasil Survei Konsumen
Bank Indonesia yaitu terjadi peningkatan pada pada
Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks
Kondisi Usaha Triwulan IV 2018. Angka indeks
ketersediaan lapangan kerja triwulan IV 2018 tercatat
sebesar 109,83 atau naik dari 101,00 pada triwulan
sebelumnya. Perbaikan kondisi ketersediaan lapangan
73KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
72 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dan Kondisi Usaha Survei Konsumen Bank Indonesia
SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH
0,00
40,00
80,00
120,00
160,00
200,00
KEGIATAN USAHA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 6.4 Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah Secara Spasial
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
MAR SEP
2012 2013 2014 2015 2016 2017
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP
KOTA KOTADESA KOTA+DESA DESA KOTA+DESA
ANGKA KEMISKINAN
2018
MAR SEP
pada bulan September 2018. Apabila dibandingkan
dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,
jumlah penduduk miskin di wilayah pedesaan turun
sebanyak 1.228 jiwa atau sebesar -1,37% (yoy).
Sementara jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan
turun sebanyak 210 jiwa atau sebesar -0,43% (yoy). Saat
ini jumlah penduduk miskin di wilayah pedesaan mencapai
88.319 jiwa atau 64,73% dari total penduduk miskin di
Kalimantan Tengah. Sejalan dengan penurunan di daerah
pedesaan, jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan
pada bulan September 2018 juga mengalami penurunan
sebesar 0,43% menjadi sebanyak 48.127 jiwa (Grafik 6.3).
Terdapat peningkatan garis kemiskinan di
Kalimantan Tengah pada September 2018. Dalam
satu tahun terakhir garis kemiskinan di Kalimantan Tengah
mengalami peningkatan sebesar 5,08% (yoy) atau menjadi
sebesar Rp427.494,00 per kapita per bulan. Garis
kemiskinan di wilayah perkotaan tercatat meningkat lebih
tinggi dibandingkan dengan wilayah pedesaan. Garis
kemiskinan perkotaan mengalami peningkatan sebesar
6,67% (yoy) menjadi Rp403.547,00 per kapita per bulan,
sedangkan garis kemiskinan di pedesaan hanya
mengalami peningkatan yaitu sebesar 5,20% (yoy)
menjadi Rp.440.649,00 per kapita per bulan di periode
September 2018. Terjadinya peningkatan garis kemiskinan
yang diikuti dengan membaiknya tingkat kemiskinan,
mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan dan
pendapatan masyarakat Kalimantan Tengah dibandingkan
dengan periode sebelumnya.
kerja juga didorong oleh membaiknya indeks kondisi usaha
yang juga mengalami peningkatan dari sebelumnya
tercatat sebesar 108,33 menjadi sebesar 114,00 pada
triwulan IV 2018. (Grafik 6.2).
6.2 KESEJAHTERAAN6.2.1 KemiskinanBerdasarkan data rilis terakhir BPS bulan Sepember
2018, terjadi perbaikan tingkat kemiskinan
Kalimantan Tengah. Tingkat kemiskinan Kalimantan
Tengah pada September 2018 tercatat sebesar 136.446
jiwa atau 5,10% dari jumlah penduduk Kalimantan
Tengah, atau lebih rendah dari tingkat kemiskinan pada
periode September 2017 yang tercatat sebesar 137.884
jiwa atau 5,26% dari jumlah penduduk Kalimantan
Tengah. Membaiknya tingkat kemiskinan pada September
2018 dibandingkan periode September 2017 didukung
oleh tren meningkatnya pendapatan masyarakat yang
terjadi seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi
provinsi Kalimantan Tengah secara kumulatif dan
meningkatnya Upah Minimum Provinsi Kalimantan Tengah
sebesar 8,73% pada awal tahun 2018. Membaiknya
tingkat kemiskinan Kalimantan Tengah sejalan dengan
membaiknya tingkat kemiskinan secara nasional yang
tercatat sebesar 9,66% pada September 2018, lebih
rendah dari tingkat kemiskinan pada periode September
2017 sebesar 10,12%.
Secara spasial, jumlah penduduk miskin di daerah
perkotaan dan pedesaan mengalami penurunan
Indeks kedalaman kemiskinan pada September 2018
mengalami penurunan seiring dengan membaiknya
tingkat kemiskinan secara keseluruhan. Indeks
kedalaman kemiskinan Kalimantan Tengah turun menjadi
0,819 pada September 2018 dibandingkan dengan
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,840.
Turunnya indeks kedalaman kemiskinan merupakan
indikasi bahwa secara umum rata-rata pengeluaran
masing-masing penduduk miskin di provinsi Kalimantan
Tengah mulai mendekati angka garis kemiskinan (Grafik
6.5).
Di sisi lain, indeks keparahan kemiskinan pada
September 2018 justru mengalami peningkatan.
Indeks keparahan kemiskinan Kalimantan Tengah pada
September 2018 tercatat 0,200 atau naik dibandingkan
dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar
0,197. Hal ini menjelaskan bahwa terjadi perluasan
penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin di
tengah perbaikan hampir di seluruh indikator kemiskinan
lainnya pada periode antara September 2017 dan
September 2018 (Grafik 6.6).
Pada September 2018, komoditas makanan masih
menjadi kelompok komoditas yang memberikan
sumbangan terbesar pada garis kemiskinan yaitu
komoditas beras, sedangkan komoditi bukan
makanan yang memberi sumbangan terbesar
terhadap garis kemiskinan adalah perumahan.
Komoditi beras tercatat memberikan sumbangan sebesar
20,56% di perkotaan dan 27,20% di perdesaan.
Sementara untuk komoditi bukan makanan yang
memberikan sumbangan terbesar untuk garis kemiskinan
adalah perumahan sebesar 6,75% persen di perkotaan
dan 6,71% di perdesaan (Tabel 6.4).
6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan
Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank Indonesia
SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III
Membaiknya tingkat kemiskinan juga terkonfirmasi
oleh indeks penghasilan saat ini, hasil Survei
Konsumen (SK) Bank Indonesia. Angka indeks
penghasilan saat ini mengalami peningkatan dari 115,83
pada periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi
117,50 pada triwulan IV 2018. Terjadinya peningkatan
indeks tersebut menunjukkan mulai membaiknya
optimisme masyarakat terhadap perbaikan pendapatan
masyarakat di Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018,
dan menjadi faktor pendorong membaiknya tingkat
kemiskinan Kalimantan Tengah. (Grafik 6.4).
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
(1) (2) (3) (4)
KOMODITI
MAKANAN
BUKAN MAKANAN
PERUMAHAN
BENSIN
AIR
PENDIDIKAN
75,63
16,20
5,23
4,34
3,52
3,29
2,54
2,22
1,53
14,56
3,80
1,50
1,38
MAKANAN
BUKAN MAKANAN
PERUMAHAN
BENSIN
PENDIDIKAN
81,01
3,55
3,48
1,56
3,40
%
PERKOTAAN
KOMODITI
PERDESAAN
%
Tabel 6.4 Daftar Komoditas Penyumbang Garis Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
75KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
74 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 6.3 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dan Kondisi Usaha Survei Konsumen Bank Indonesia
SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH
0,00
40,00
80,00
120,00
160,00
200,00
KEGIATAN USAHA KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 6.4 Angka Kemiskinan Kalimantan Tengah Secara Spasial
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
MAR SEP
2012 2013 2014 2015 2016 2017
0
20000
40000
60000
80000
100000
120000
140000
160000
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP
KOTA KOTADESA KOTA+DESA DESA KOTA+DESA
ANGKA KEMISKINAN
2018
MAR SEP
pada bulan September 2018. Apabila dibandingkan
dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,
jumlah penduduk miskin di wilayah pedesaan turun
sebanyak 1.228 jiwa atau sebesar -1,37% (yoy).
Sementara jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan
turun sebanyak 210 jiwa atau sebesar -0,43% (yoy). Saat
ini jumlah penduduk miskin di wilayah pedesaan mencapai
88.319 jiwa atau 64,73% dari total penduduk miskin di
Kalimantan Tengah. Sejalan dengan penurunan di daerah
pedesaan, jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan
pada bulan September 2018 juga mengalami penurunan
sebesar 0,43% menjadi sebanyak 48.127 jiwa (Grafik 6.3).
Terdapat peningkatan garis kemiskinan di
Kalimantan Tengah pada September 2018. Dalam
satu tahun terakhir garis kemiskinan di Kalimantan Tengah
mengalami peningkatan sebesar 5,08% (yoy) atau menjadi
sebesar Rp427.494,00 per kapita per bulan. Garis
kemiskinan di wilayah perkotaan tercatat meningkat lebih
tinggi dibandingkan dengan wilayah pedesaan. Garis
kemiskinan perkotaan mengalami peningkatan sebesar
6,67% (yoy) menjadi Rp403.547,00 per kapita per bulan,
sedangkan garis kemiskinan di pedesaan hanya
mengalami peningkatan yaitu sebesar 5,20% (yoy)
menjadi Rp.440.649,00 per kapita per bulan di periode
September 2018. Terjadinya peningkatan garis kemiskinan
yang diikuti dengan membaiknya tingkat kemiskinan,
mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan dan
pendapatan masyarakat Kalimantan Tengah dibandingkan
dengan periode sebelumnya.
kerja juga didorong oleh membaiknya indeks kondisi usaha
yang juga mengalami peningkatan dari sebelumnya
tercatat sebesar 108,33 menjadi sebesar 114,00 pada
triwulan IV 2018. (Grafik 6.2).
6.2 KESEJAHTERAAN6.2.1 KemiskinanBerdasarkan data rilis terakhir BPS bulan Sepember
2018, terjadi perbaikan tingkat kemiskinan
Kalimantan Tengah. Tingkat kemiskinan Kalimantan
Tengah pada September 2018 tercatat sebesar 136.446
jiwa atau 5,10% dari jumlah penduduk Kalimantan
Tengah, atau lebih rendah dari tingkat kemiskinan pada
periode September 2017 yang tercatat sebesar 137.884
jiwa atau 5,26% dari jumlah penduduk Kalimantan
Tengah. Membaiknya tingkat kemiskinan pada September
2018 dibandingkan periode September 2017 didukung
oleh tren meningkatnya pendapatan masyarakat yang
terjadi seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi
provinsi Kalimantan Tengah secara kumulatif dan
meningkatnya Upah Minimum Provinsi Kalimantan Tengah
sebesar 8,73% pada awal tahun 2018. Membaiknya
tingkat kemiskinan Kalimantan Tengah sejalan dengan
membaiknya tingkat kemiskinan secara nasional yang
tercatat sebesar 9,66% pada September 2018, lebih
rendah dari tingkat kemiskinan pada periode September
2017 sebesar 10,12%.
Secara spasial, jumlah penduduk miskin di daerah
perkotaan dan pedesaan mengalami penurunan
Indeks kedalaman kemiskinan pada September 2018
mengalami penurunan seiring dengan membaiknya
tingkat kemiskinan secara keseluruhan. Indeks
kedalaman kemiskinan Kalimantan Tengah turun menjadi
0,819 pada September 2018 dibandingkan dengan
periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,840.
Turunnya indeks kedalaman kemiskinan merupakan
indikasi bahwa secara umum rata-rata pengeluaran
masing-masing penduduk miskin di provinsi Kalimantan
Tengah mulai mendekati angka garis kemiskinan (Grafik
6.5).
Di sisi lain, indeks keparahan kemiskinan pada
September 2018 justru mengalami peningkatan.
Indeks keparahan kemiskinan Kalimantan Tengah pada
September 2018 tercatat 0,200 atau naik dibandingkan
dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar
0,197. Hal ini menjelaskan bahwa terjadi perluasan
penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin di
tengah perbaikan hampir di seluruh indikator kemiskinan
lainnya pada periode antara September 2017 dan
September 2018 (Grafik 6.6).
Pada September 2018, komoditas makanan masih
menjadi kelompok komoditas yang memberikan
sumbangan terbesar pada garis kemiskinan yaitu
komoditas beras, sedangkan komoditi bukan
makanan yang memberi sumbangan terbesar
terhadap garis kemiskinan adalah perumahan.
Komoditi beras tercatat memberikan sumbangan sebesar
20,56% di perkotaan dan 27,20% di perdesaan.
Sementara untuk komoditi bukan makanan yang
memberikan sumbangan terbesar untuk garis kemiskinan
adalah perumahan sebesar 6,75% persen di perkotaan
dan 6,71% di perdesaan (Tabel 6.4).
6.2.2 Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan
Grafik 6.5 Indeks Penghasilan Survei Konsumen Bank Indonesia
SUMBER : SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
160,00
180,00
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III
Membaiknya tingkat kemiskinan juga terkonfirmasi
oleh indeks penghasilan saat ini, hasil Survei
Konsumen (SK) Bank Indonesia. Angka indeks
penghasilan saat ini mengalami peningkatan dari 115,83
pada periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi
117,50 pada triwulan IV 2018. Terjadinya peningkatan
indeks tersebut menunjukkan mulai membaiknya
optimisme masyarakat terhadap perbaikan pendapatan
masyarakat di Kalimantan Tengah pada triwulan IV 2018,
dan menjadi faktor pendorong membaiknya tingkat
kemiskinan Kalimantan Tengah. (Grafik 6.4).
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK
(1) (2) (3) (4)
KOMODITI
MAKANAN
BUKAN MAKANAN
PERUMAHAN
BENSIN
AIR
PENDIDIKAN
75,63
16,20
5,23
4,34
3,52
3,29
2,54
2,22
1,53
14,56
3,80
1,50
1,38
MAKANAN
BUKAN MAKANAN
PERUMAHAN
BENSIN
PENDIDIKAN
81,01
3,55
3,48
1,56
3,40
%
PERKOTAAN
KOMODITI
PERDESAAN
%
Tabel 6.4 Daftar Komoditas Penyumbang Garis Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
75KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
74 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 6.8 NTP Kalimantan Tengah dan Komponen Penyusunnya
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
0
20
40
60
80
100
120
140
160
INDEKS DIBAYAR PETANI (IB) NTP
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 6.9 Pergerakan Nilai Tukar Petani (NTP)
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
80,00
85,00
90,00
95,00
100,00
105,00
110,00
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN
(P1)
Grafik 6.6. Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
KOTA+DESA
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
MAR SEP
2012 2013 2014 2015 2016 2017
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP
2018
MAR SEP
Grafik 6.7. Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
KOTA+DESA
0,000
0,050
0,100
0,150
0,200
0,250
0,300
0,350 (P2)
MAR SEP
2012 2013 2014 2015 2016 2017
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP
2018
MAR SEP
-2,4% dari 87,98 pada triwulan III 2018 menjadi 86,01
pada triwulan IV 2018. Belum pulihnya harga komoditas
CPO dunia yang berdampak pada masih rendahnya harga
jual TBS di level petani menyebabkan penurunan NTP
subsektor perkebunan rakyat. Disisi lain, masih terdapat
tiga subsektor yang mengalami peningkatan NTP yaitu
subsektor hortikultura, peternakan dan perikanan yang
masing-masing meningkat sebesar 1,27% (qtq), 0,89%
(qtq) dan 0,34% (qtq). Membaiknya NTP subsektor
hortikultura dan perikanan didiorong oleh peningkatan
konsumsi masyarakat menjelang hari raya Natal dan Tahun
Baru pada triwulan IV 2018. Sementara peningkatan NTP
subsektor peternakan masih disebabkan oleh tingginya
harga jual komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras
yang terjadi sejak hari raya idul fitri hingga akhir triwulan IV
2018. (Grafik 6.8).
Nilai Tukar Petani kembali mengalami penurunan
pada triwulan IV 2018. NTP gabungan Kalimantan
Tengah triwulan IV 2018 tercatat sebesar 95,56, atau turun
dari triwulan III 2018 sebesar 95,84. Penurunan NTP
gabungan sejalan dengan melambatnya lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan pertanian pada triwulan IV
2018. Penurunan NTP ini didorong oleh penurunan indeks
yang harus diterima petani (IT) yang terjadi seiring dengan
tingginya tingkat inflasi konsumsi rumah tangga di
Pedesaan yang tercatat sebesar 4,48% (yoy) pada triwulan
IV tahun 2018 (Grafik 6.7). Penurunan NTP Kalimantan Tengah triwulan IV 2018
terutama didorong oleh penurunan pada NTP
subsektor perkebunan rakyat. Subsektor perkebunan
rakyat tercatat mengalami penurunan terdalam
dibandingkan dengan subsektor lainnya, yakni sebesar
6.2.3 Nilai Tukar Petani
PROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH07
Perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 diprakirakan akan tumbuh positif,
sementara inflasi diprakirakan relatif rendah dan stabil dalam sasaran target 3,5% ± 1
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 diprakirakan akan berada pada
kisaran 5,80% hingga 6,20% (yoy).
Inflasi Kalimantan Tengah di tahun 2019 diprakirakan berada pada rentang 2,90% hinggga 3,30%
(yoy), dengan kecenderungan menuju batas atas.
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
76 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Grafik 6.8 NTP Kalimantan Tengah dan Komponen Penyusunnya
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
0
20
40
60
80
100
120
140
160
INDEKS DIBAYAR PETANI (IB) NTP
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
Grafik 6.9 Pergerakan Nilai Tukar Petani (NTP)
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
80,00
85,00
90,00
95,00
100,00
105,00
110,00
I II
2014
III IV I II
2015
III IV I II
2016
III IV I II
2017
III IV I II
2018
III IV
TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN
(P1)
Grafik 6.6. Indeks Kedalaman Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
KOTA+DESA
0,000
0,200
0,400
0,600
0,800
1,000
1,200
MAR SEP
2012 2013 2014 2015 2016 2017
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP
2018
MAR SEP
Grafik 6.7. Indeks Keparahan Kemiskinan Provinsi Kalimantan Tengah
SUMBER: BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
KOTA+DESA
0,000
0,050
0,100
0,150
0,200
0,250
0,300
0,350 (P2)
MAR SEP
2012 2013 2014 2015 2016 2017
MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP MAR SEP
2018
MAR SEP
-2,4% dari 87,98 pada triwulan III 2018 menjadi 86,01
pada triwulan IV 2018. Belum pulihnya harga komoditas
CPO dunia yang berdampak pada masih rendahnya harga
jual TBS di level petani menyebabkan penurunan NTP
subsektor perkebunan rakyat. Disisi lain, masih terdapat
tiga subsektor yang mengalami peningkatan NTP yaitu
subsektor hortikultura, peternakan dan perikanan yang
masing-masing meningkat sebesar 1,27% (qtq), 0,89%
(qtq) dan 0,34% (qtq). Membaiknya NTP subsektor
hortikultura dan perikanan didiorong oleh peningkatan
konsumsi masyarakat menjelang hari raya Natal dan Tahun
Baru pada triwulan IV 2018. Sementara peningkatan NTP
subsektor peternakan masih disebabkan oleh tingginya
harga jual komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras
yang terjadi sejak hari raya idul fitri hingga akhir triwulan IV
2018. (Grafik 6.8).
Nilai Tukar Petani kembali mengalami penurunan
pada triwulan IV 2018. NTP gabungan Kalimantan
Tengah triwulan IV 2018 tercatat sebesar 95,56, atau turun
dari triwulan III 2018 sebesar 95,84. Penurunan NTP
gabungan sejalan dengan melambatnya lapangan usaha
pertanian, kehutanan dan pertanian pada triwulan IV
2018. Penurunan NTP ini didorong oleh penurunan indeks
yang harus diterima petani (IT) yang terjadi seiring dengan
tingginya tingkat inflasi konsumsi rumah tangga di
Pedesaan yang tercatat sebesar 4,48% (yoy) pada triwulan
IV tahun 2018 (Grafik 6.7). Penurunan NTP Kalimantan Tengah triwulan IV 2018
terutama didorong oleh penurunan pada NTP
subsektor perkebunan rakyat. Subsektor perkebunan
rakyat tercatat mengalami penurunan terdalam
dibandingkan dengan subsektor lainnya, yakni sebesar
6.2.3 Nilai Tukar Petani
PROSPEKPEREKONOMIAN DAERAH07
Perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2019 diprakirakan akan tumbuh positif,
sementara inflasi diprakirakan relatif rendah dan stabil dalam sasaran target 3,5% ± 1
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2019 diprakirakan akan berada pada
kisaran 5,80% hingga 6,20% (yoy).
Inflasi Kalimantan Tengah di tahun 2019 diprakirakan berada pada rentang 2,90% hinggga 3,30%
(yoy), dengan kecenderungan menuju batas atas.
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
76 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
7.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA DAN NASIONAL
Pertumbuhan ekonomi dunia melandai ditengah
ketidakpastian pasar keuangan global. Melandainya
pertumbuhan ekonomi dunia utamanya dipengaruhi oleh
pertumbuhan ekonomi negara maju yang diproyeksi lebih
rendah dari prakiraan awal (Tabel 7.1). Pertumbuhan
ekonomi AS 2019 diprakirakan melambat akibat pasar
tenaga kerja yang semakin ketat, dan dukungan fiskal
yang terbatas. Stance kebijakan moneter Bank Sentral
Amerika Serikat The Fed diperkirakan lebih dovish, yakni
condong untuk menunda kenaikan suku bunga atau
melakukan kebijakan moneter yang lebih longgar,
sehingga diprakirakan The Fed akan menurunkan
kecepatan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR).
Pertumbuhan ekonomi Eropa juga diprakirakan melambat
pada 2019, sehingga akan memengaruhi kecepatan
normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral Eropa,
European Central Bank (ECB). Di negara berkembang,
pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus melambat
dipengaruhi oleh melemahnya konsumsi dan ekspor neto,
dampak perang dagang dengan Amerika Serikat dan
proses deleveraging yang masih berlanjut. Sejalan dengan
prospek pertumbuhan ekonomi dunia, harga komoditas
global diprakirakan menurun, termasuk harga minyak
dunia akibat peningkatan pasokan dari AS. Sementara
ketidakpastian pasar keuangan global masih dipengaruhi
masalah geopolitik dunia ditengah perang dagang yang
masih berlangsung.
Pertumbuhan ekonomi global yang melandai serta
ketidakpastian pasar keuangan global mendorong
pertumbuhan volume perdagangan dunia
melambat. Pertumbuhan volume perdagangan dunia
diprakirakan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya. Hal
tersebut disebabkan oleh realisasi volume perdagangan
dunia tahun 2018 yang lebih rendah dari perkiraan, sejalan
dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global, serta
meningkatnya isu proteksionisme seperti penetapan tarif
impor oleh AS dan sentimen brexit yang masih menghantui
kondisi geopolitik global. Hal ini menyebabkan aktivitas
ekspor dan impor di negara maju mengalami penurunan
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global yang
melandai. Perlambatan volume perdagangan diprakirakan
terus berlanjut pada tahun 2019. Hal tersebut juga
terindikasi dari beberapa indikator perdagangan dari
World Trade Organization (WTO) dan IFO World Economic
Survey.
Pertumbuhan ekonomi Nasional diprakirakan tetap
kuat ditopang permintaan domestik. Ekonomi
Nasional diproyeksikan tetap kuat ditopang oleh
konsumsi, baik konsumsi RT maupun konsumsi
Pemerintah. Konsumsi RT diprakirakan tetap baik seiring
terjaganya daya beli dan keyakinan konsumen, yang juga
merupakan dampak positif persiapan pemilu. Konsumsi
Pemerintah akan tumbuh ditopang oleh belanja barang,
khususnya dalam rangka persiapan pemilu, dan juga
belanja dalam rangka bantuan sosial. Namun, kinerja
ekspor diperkirakan masih tumbuh terbatas dipengaruhi
pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai dan harga
komoditas ekspor utama Indonesia yang menurun.
Sementara itu, impor diperkirakan mulai menurun sejalan
dengan kebijakan yang ditempuh.
SUMBER : WORLD ECONOMIC OUTLOOK, IMF OKTOBER 2018
Tabel 7. 1 Perkembangan Ekonomi Dunia
KATEGORI
DUNIA
AMERIKA SERIKAT
EROPA
JEPANG
TIONGKOK
INDIA
2018 2019
PROYEKSI
3,70
2,80
1,80
0,90
6,60
7,30
3,50
2,50
1,60
1,10
6,20
7,50
2020
7.2 PROSPEK EKONOMI KALIMANTAN TENGAHPertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan
II 2019 diprakirakan berada pada kisaran 6,30% -
6,70% (yoy). Dari sisi permintaan, meningkatnya
konsumsi RT diperkirakan akan menjadi sumber
pertumbuhan yang didorong oleh tren historis
meningkatnya permintaan masyarakat pada Ramadhan
dan Idul Fitri. Adanya penyelengaraan pemilu pada
masyarakat pada kondisi ekonomi triwulan II 2019
mengalami peningkatan. Tercatat Indeks Ekspektasi
Konsumen (IEK) hasil SK Bank Indonesia triwulan IV 2018
yang menggambarkan ekspektasi kondisi ekonomi
triwulan II 2019 berada pada angka 127,67, nilai yang
diatas 100 menandakan kuatnya ekspektasi masyarakat
terhadap aktivitas konsumsi pada 6 bulan mendatang,
atau triwulan II 2019.
Konsumsi RT diprakirakan akan meningkat pada
tahun 2019. Konsumsi RT akan didukung oleh perbaikan
pendapatan, dan meningkatnya keyakinan konsumsi
masyarakat. Perbaikan pendapatan akan didukung oleh
rencana naiknya UMP Kalimantan Tengah tahun 2019
sebesar 5-10%. Disamping itu pagu anggaran bantuan
sosial (bansos) nasional yang direncanakan meningkat
pada tahun 2019 diperkirakan juga memberikan dampak
positif terhadap tingkat konsumsi masyarakat. Kinerja LU
utama Kalimantan Tengah yang diprakirakan akan
membaik pada tahun 2019, khususnya LU pertanian juga
diperkirakan akan memperbaiki daya beli masyarakat.
Pada triwulan II 2019 kinerja konsumsi pemerintah
diprakirakan akan meningkat. Konsumsi Pemerintah
diperkirakan akan mulai meningkat sesuai dengan tren
historisnya memasuki triwulan II 2019, didorong oleh
realisasi sejumlah proyek dan program kerja. Disamping itu
adanya penyelenggaraan Pemilu 2019 diperkirakan akan
menjadi pendorong utama tumbuhnya konsumsi
Pemerintah pada triwulan II 2019.
Secara keseluruhan konsumsi pemerintah
diprakirakan akan tumbuh lebih tinggi pada tahun
2019. Rencana pagu anggaran belanja Pemerintah Provinsi
sebesar ±Rp5,33 triliun pada tahun 2019 merupakan
sebuah peningkatan dan diperkirakan akan memberikan
dampak posit if terhadap tumbuhnya konsumsi
pemerintah pada tahun 2019. Penyelenggaraan Pemilu
pada pertengahan tahun juga akan memberikan dampak
positif terhadap pertumbuhan konsumsi Pemerintah di
tahun 2019.
triwulan II juga diperkirakan memberikan dampak positif
terhadap pertumbuhan konsumsi RT dan konsumsi
Pemerintah. Disamping itu kinerja investasi diperkirakan
akan mengalami peningkatan seiring realisasi proyek
swasta. Kinerja ekspor diperkirakan tetap kuat meskipun
terdapat risiko bias bawah yang disebabkan oleh perkiraan
harga komoditas utama Kalimantan Tengah yang
melemah di pasar global pada tahun 2019. Dari sisi
penawaran, LU industri pengolahan diperkirakan
mengalami peningkatan didorong oleh adanya potensi
membaiknya harga CPO global dan terjaganya serapan
CPO domestik seiring kebijakan B20 Pemerintah.
Disamping itu LU perdagangan diperkirakan mengalami
peningkatan didorong oleh tingginya konsumsi RT dari sisi
permintaan.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada
tahun 2019 diprakirakan mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2018, berada pada
kisaran 5,80% - 6,20% (yoy). Dari sisi permintaan,
pertumbuhan konsumsi rumah tangga, ekspor, dan
investasi diprakirakan masih menjadi pendorong utama
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun
2019. Sementara dari sisi penawaran, LU pertanian,
industri pengolahan diperkirakan akan kembali mengalami
pertumbuhan. Selain itu, pertumbuhan di sisi penawaran
juga didukung oleh membaiknya LU pertambangan yang
mengalami normalisasi paska terjadinya tekanan pada
tahun 2018.
7.2.1 Prospek Sisi PermintaanKonsumsi RT pada triwulan II 2019 diprakirakan
mengalami peningkatan. Meningkatnya konsumsi RT
diperkirakan akan didorong oleh meningkatnya
permintaan masyarakat pada momen perayaan Ramadhan
dan Idul Fitri. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang
didorong oleh adanya pencairan tunjangan hari raya
diperkirakan memberikan pengaruh baik terhadap
konsumsi RT di Kalimantan Tengah. Hasil Survei Konsumen
(SK) Bank Indonesia menunjukkan ekspektasi konsumsi
79KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
78 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
7.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA DAN NASIONAL
Pertumbuhan ekonomi dunia melandai ditengah
ketidakpastian pasar keuangan global. Melandainya
pertumbuhan ekonomi dunia utamanya dipengaruhi oleh
pertumbuhan ekonomi negara maju yang diproyeksi lebih
rendah dari prakiraan awal (Tabel 7.1). Pertumbuhan
ekonomi AS 2019 diprakirakan melambat akibat pasar
tenaga kerja yang semakin ketat, dan dukungan fiskal
yang terbatas. Stance kebijakan moneter Bank Sentral
Amerika Serikat The Fed diperkirakan lebih dovish, yakni
condong untuk menunda kenaikan suku bunga atau
melakukan kebijakan moneter yang lebih longgar,
sehingga diprakirakan The Fed akan menurunkan
kecepatan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR).
Pertumbuhan ekonomi Eropa juga diprakirakan melambat
pada 2019, sehingga akan memengaruhi kecepatan
normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral Eropa,
European Central Bank (ECB). Di negara berkembang,
pertumbuhan ekonomi Tiongkok terus melambat
dipengaruhi oleh melemahnya konsumsi dan ekspor neto,
dampak perang dagang dengan Amerika Serikat dan
proses deleveraging yang masih berlanjut. Sejalan dengan
prospek pertumbuhan ekonomi dunia, harga komoditas
global diprakirakan menurun, termasuk harga minyak
dunia akibat peningkatan pasokan dari AS. Sementara
ketidakpastian pasar keuangan global masih dipengaruhi
masalah geopolitik dunia ditengah perang dagang yang
masih berlangsung.
Pertumbuhan ekonomi global yang melandai serta
ketidakpastian pasar keuangan global mendorong
pertumbuhan volume perdagangan dunia
melambat. Pertumbuhan volume perdagangan dunia
diprakirakan lebih rendah dari prakiraan sebelumnya. Hal
tersebut disebabkan oleh realisasi volume perdagangan
dunia tahun 2018 yang lebih rendah dari perkiraan, sejalan
dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi global, serta
meningkatnya isu proteksionisme seperti penetapan tarif
impor oleh AS dan sentimen brexit yang masih menghantui
kondisi geopolitik global. Hal ini menyebabkan aktivitas
ekspor dan impor di negara maju mengalami penurunan
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global yang
melandai. Perlambatan volume perdagangan diprakirakan
terus berlanjut pada tahun 2019. Hal tersebut juga
terindikasi dari beberapa indikator perdagangan dari
World Trade Organization (WTO) dan IFO World Economic
Survey.
Pertumbuhan ekonomi Nasional diprakirakan tetap
kuat ditopang permintaan domestik. Ekonomi
Nasional diproyeksikan tetap kuat ditopang oleh
konsumsi, baik konsumsi RT maupun konsumsi
Pemerintah. Konsumsi RT diprakirakan tetap baik seiring
terjaganya daya beli dan keyakinan konsumen, yang juga
merupakan dampak positif persiapan pemilu. Konsumsi
Pemerintah akan tumbuh ditopang oleh belanja barang,
khususnya dalam rangka persiapan pemilu, dan juga
belanja dalam rangka bantuan sosial. Namun, kinerja
ekspor diperkirakan masih tumbuh terbatas dipengaruhi
pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai dan harga
komoditas ekspor utama Indonesia yang menurun.
Sementara itu, impor diperkirakan mulai menurun sejalan
dengan kebijakan yang ditempuh.
SUMBER : WORLD ECONOMIC OUTLOOK, IMF OKTOBER 2018
Tabel 7. 1 Perkembangan Ekonomi Dunia
KATEGORI
DUNIA
AMERIKA SERIKAT
EROPA
JEPANG
TIONGKOK
INDIA
2018 2019
PROYEKSI
3,70
2,80
1,80
0,90
6,60
7,30
3,50
2,50
1,60
1,10
6,20
7,50
2020
7.2 PROSPEK EKONOMI KALIMANTAN TENGAHPertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah triwulan
II 2019 diprakirakan berada pada kisaran 6,30% -
6,70% (yoy). Dari sisi permintaan, meningkatnya
konsumsi RT diperkirakan akan menjadi sumber
pertumbuhan yang didorong oleh tren historis
meningkatnya permintaan masyarakat pada Ramadhan
dan Idul Fitri. Adanya penyelengaraan pemilu pada
masyarakat pada kondisi ekonomi triwulan II 2019
mengalami peningkatan. Tercatat Indeks Ekspektasi
Konsumen (IEK) hasil SK Bank Indonesia triwulan IV 2018
yang menggambarkan ekspektasi kondisi ekonomi
triwulan II 2019 berada pada angka 127,67, nilai yang
diatas 100 menandakan kuatnya ekspektasi masyarakat
terhadap aktivitas konsumsi pada 6 bulan mendatang,
atau triwulan II 2019.
Konsumsi RT diprakirakan akan meningkat pada
tahun 2019. Konsumsi RT akan didukung oleh perbaikan
pendapatan, dan meningkatnya keyakinan konsumsi
masyarakat. Perbaikan pendapatan akan didukung oleh
rencana naiknya UMP Kalimantan Tengah tahun 2019
sebesar 5-10%. Disamping itu pagu anggaran bantuan
sosial (bansos) nasional yang direncanakan meningkat
pada tahun 2019 diperkirakan juga memberikan dampak
positif terhadap tingkat konsumsi masyarakat. Kinerja LU
utama Kalimantan Tengah yang diprakirakan akan
membaik pada tahun 2019, khususnya LU pertanian juga
diperkirakan akan memperbaiki daya beli masyarakat.
Pada triwulan II 2019 kinerja konsumsi pemerintah
diprakirakan akan meningkat. Konsumsi Pemerintah
diperkirakan akan mulai meningkat sesuai dengan tren
historisnya memasuki triwulan II 2019, didorong oleh
realisasi sejumlah proyek dan program kerja. Disamping itu
adanya penyelenggaraan Pemilu 2019 diperkirakan akan
menjadi pendorong utama tumbuhnya konsumsi
Pemerintah pada triwulan II 2019.
Secara keseluruhan konsumsi pemerintah
diprakirakan akan tumbuh lebih tinggi pada tahun
2019. Rencana pagu anggaran belanja Pemerintah Provinsi
sebesar ±Rp5,33 triliun pada tahun 2019 merupakan
sebuah peningkatan dan diperkirakan akan memberikan
dampak posit if terhadap tumbuhnya konsumsi
pemerintah pada tahun 2019. Penyelenggaraan Pemilu
pada pertengahan tahun juga akan memberikan dampak
positif terhadap pertumbuhan konsumsi Pemerintah di
tahun 2019.
triwulan II juga diperkirakan memberikan dampak positif
terhadap pertumbuhan konsumsi RT dan konsumsi
Pemerintah. Disamping itu kinerja investasi diperkirakan
akan mengalami peningkatan seiring realisasi proyek
swasta. Kinerja ekspor diperkirakan tetap kuat meskipun
terdapat risiko bias bawah yang disebabkan oleh perkiraan
harga komoditas utama Kalimantan Tengah yang
melemah di pasar global pada tahun 2019. Dari sisi
penawaran, LU industri pengolahan diperkirakan
mengalami peningkatan didorong oleh adanya potensi
membaiknya harga CPO global dan terjaganya serapan
CPO domestik seiring kebijakan B20 Pemerintah.
Disamping itu LU perdagangan diperkirakan mengalami
peningkatan didorong oleh tingginya konsumsi RT dari sisi
permintaan.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada
tahun 2019 diprakirakan mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun 2018, berada pada
kisaran 5,80% - 6,20% (yoy). Dari sisi permintaan,
pertumbuhan konsumsi rumah tangga, ekspor, dan
investasi diprakirakan masih menjadi pendorong utama
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun
2019. Sementara dari sisi penawaran, LU pertanian,
industri pengolahan diperkirakan akan kembali mengalami
pertumbuhan. Selain itu, pertumbuhan di sisi penawaran
juga didukung oleh membaiknya LU pertambangan yang
mengalami normalisasi paska terjadinya tekanan pada
tahun 2018.
7.2.1 Prospek Sisi PermintaanKonsumsi RT pada triwulan II 2019 diprakirakan
mengalami peningkatan. Meningkatnya konsumsi RT
diperkirakan akan didorong oleh meningkatnya
permintaan masyarakat pada momen perayaan Ramadhan
dan Idul Fitri. Meningkatnya pendapatan masyarakat yang
didorong oleh adanya pencairan tunjangan hari raya
diperkirakan memberikan pengaruh baik terhadap
konsumsi RT di Kalimantan Tengah. Hasil Survei Konsumen
(SK) Bank Indonesia menunjukkan ekspektasi konsumsi
79KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
78 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Sumatera dan Jawa. Disamping itu adanya proyeksi harga
CPO global oleh IMF yang diperkirakan mengalami
perbaikan pada tahun 2019 juga memberikan sentimen
positif terhadap perkiraan kinerja ekspor Kalimantan
Tengah.
Pertumbuhan investasi pada triwulan II 2019
diprakirakan tetap tumbuh positif. Investasi
diperkirakan mengalami peningkatan memasuki triwulan II
2019 sesuai dengan tren historisnya. Realisasi sejumlah
proyek oleh pihak swasta di sektor industri kelapa sawit
akan memengaruhi pertumbuhan investasi Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019.
Kinerja investasi diprakirakan akan mengalami
peningkatan didukung oleh proyek infrastruktur
pemerintah pada tahun 2019. Sejumlah proyek
infrastruktur pemerintah yang mulai berangsur rampung
seperti Bandar Tjilik Riwut, dan adanya perluasan dermaga
pelabuhan Bagendang di Sampit, dan Bumiharjo di
Pangkalan Bun diperkirakan akan memberikan sentimen
positif terhadap masuknya investasi di Kalimantan Tengah
di tahun 2019.
Ekspor diprakirakan tetap tumbuh pada triwulan II
2019. Kinerja ekspor diperkirakan tetap mengalami
pertumbuhan positif dan menjadi sumber pertumbuhan
pada triwulan II 2019, meskipun capaiannya diperkirakan
tidak sekuat triwulan I 2019. Ekspor CPO domestik yang
tetap terjaga, dan potensi permintaan batu bara kalori
rendah I nd i a y ang mu l a i men ingka t s e i r i ng
pengembangan berbagai industri yang dilakukan
diperkirakan akan menjaga ekspor batu bara tetap
tumbuh. Meskipun terdapat potensi proyeksi permintaan
batu bara tersebut bias bawah seiring dengan sinyal
melemahnya harga global.
Kinerja ekspor diprakirakan tetap tumbuh positif
pada tahun 2019. Kembali normalnya kinerja LU
pertambangan setelah mengalami kontraksi pada tahun
2018 diperkirakan akan mendorong kinerja ekspor batu
bara. Adanya kebijakan Pemerintah yakni penerapan B20
dalam campuran bahan bakar domestik diperkirakan akan
mendorong ekspor antar daerah komoditas CPO. Peran
Kalimantan Tengah sebagai salah satu sentra produksi CPO
nasional diperkirakan akan mendorong ekspor antar
daerah CPO untuk memenuhi kebutuhan input B20 di
7.2.2 Prospek Sisi PenawaranLU pertanian diprakirakan tetap tumbuh positif pada
triwulan II 2019. Produksi komoditas utama perkebunan
yakni TBS diperkirakan tetap terjaga seiring semakin
produktifnya usia tanaman, yang juga didorong oleh masih 11baiknya curah hujan hingga awal triwulan I 2019 . Di sisi
lainnya, produksi komoditas tabama diperkirakan akan
melambat paska panen raya musim tanam periode
Oktober-Maret di beberapa daerah sentra produksi.
LU pertanian diprakirakan dapat tumbuh lebih tinggi
pada tahun 2019. Meningkatnya produksi TBS
Kalimantan Tengah sebesar 27,03% (yoy) pada tahun
2018 diperkirakan masih dapat meningkat pada tahun 122019 seiring semakin produktifnya usia tanaman .
LU industri pengolahan diprediksi mengalami
pertumbuhan meningkat pada triwulan II 2019.
Terjaganya produktivitas TBS diprakirakan akan
mendorong LU industri pengolahan yang merupakan LU
turunan pertanian untuk tetap tumbuh pada triwulan II
2019. Adanya sinyal harga CPO global yang mulai
membaik memasuki triwulan II 2019, dan tetap terjaganya 13perdagangan CPO domestik yang didorong oleh
mandatory B20 diperkirakan akan memberikan dampak
positif terhadap pertumbuhan LU industri pengolahan.
LU industri pengolahan diprediksi tumbuh lebih baik
pada tahun 2019. Harga CPO global yang diproyeksikan
membaik di tahun 2019 oleh IMF dapat memberikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan LU industri
pengolahan di Kalimantan Tengah. Disamping itu, semakin
baiknya produksi TBS Kalimantan Tengah seiring umur
tanaman yang semakin dewasa diperkirakan akan
memberikan pengaruh positif terhadap input industri
Hasil liaison Bank IndonesiaHasil liaison Bank IndonesiaHasil liaison Bank Indonesia
11.12.13.
Pada triwulan II 2019 diprakirakan inflasi Kalimantan
Tengah akan berada pada rentang 3,25%-3,65%
(yoy) dengan kecenderungan menuju batas bawah.
Prakiraan ini lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan
inflasi triwulan I 2019 sebesar 4,10%-4,50% (yoy).
Proyeksi diperkirakan memiliki kecenderungan menuju
batas bawah seiring dengan membaiknya supply
komoditas daging ayam ras. Tekanan inflasi pada triwulan
II 2019 utamanya akan dipengaruhi oleh permintaan
masyarakat pada momen Ramadhan dan Idul Fitri.
Secara keseluruhan, diprakirakan inflasi Kalimantan
Tengah tahun 2019 akan berada pada rentang 2,90%
- 3,30% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas
bawah. Inflasi Kalimantan Tengah diprakirakan akan
menurun dibandingkan dengan realisasi inflasi tahun
2018. Hal ini didorong oleh baseline effect tingginya
realisasi pada tahun 2018, normalisasi harga akan
mendorong capaian inflasi lebih rendah dibandingkan
tahun sebelumnya. Konsumsi diperkirakan tetap kuat
namun relatif terbatas seiring dengan pengetatan
kebijakan moneter yang dilakukan. Disamping itu upaya
pengendalian inflasi yang terus dilakukan oleh Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah
be r sama dengan Pemer in tah P rov in s i da l am
mengendalikan harga, khususnya komoditas daging ayam
ras diperkirakan akan meredam tekanan inflasi pada tahun
2019.
pengolahan dan mendorong pertumbuhan. Terdapatnya
mandatory B20 juga diperkirakan akan memberikan
sentimen positif terhadap penyerapan produksi CPO
Kalimantan Tengah oleh pasar domestik.
LU pertambangan dan penggalian diprakirakan
tetap tumbuh pada triwulan II 2019. Normalisasi
produksi komoditas batu bara yang mengalami kontraksi
pada triwulan II 2018 diperkirakan akan mendorong
pertumbuhan LU pertambangan dan penggalian pada
triwulan II 2019 (baseline effect). Disamping itu
terdapatnya potensi permintaan batu bara yang tetap
terjaga dari India yang baru mengembangkan sejumlah
industri baru diperkirakan dapat menjaga pertumbuhan LU
pertambangan.
LU pertambangan dan penggalian diprakirakan akan
mengalami perbaikan pada tahun 2019. Produksi
komoditas batu bara diperkirakan akan membaik, setelah
pada tahun 2018 mengalami kontraksi dampak rendahnya
kuota produksi, surutnya debit air Saungai Barito, dan
baseline effect berakhirnya operasional salah satu
perusahaan batu bara pada akhir tahun 2017. Namun
terdapat potensi proyeksi bias bawah seiring dengan
melemahnya proyeksi batu bara global pada tahun 2019
oleh IMF.
Pertumbuhan LU perdagangan diperkirakan
meningkat pada triwulan II 2019. Peningkatan daya beli
masyarakat seiring adanya momen perayaan Ramadhan
dan hari raya Idul Fitri akan mendorong meningkatnya
pertumbuhan LU perdagangan. Disamping itu terdapatnya
pelaksanaan pemilu pada triwulan II 2019 juga dapat
mendorong konsumsi RT maupun Pemerintah yang dapat
berdampak terhadap kinerja perdagangan.
Pertumbuhan LU perdagangan diprakirakan tetap
positif. Prakiraan kondisi ekonomi Kalimantan Tengah
yang membaik pada tahun 2019 juga akan mendorong LU
perdagangan tumbuh positif. Terdapatnya peningkatan
daya beli masyarakat seiring adanya perbaikan
pendapatan masyarakat dampak meningkatnya UMK
akan mendorong pertumbuhan LU perdagangan.
7.3 PROSPEK INFLASI DAERAH
Kelompok Bahan MakananTekanan inflasi dari kelompok bahan makanan
diprakirakan akan sedikit meningkat pada triwulan II
tahun 2019. Tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan
akan meningkat pada triwulan II didorong oleh tingginya
permintaan pada momen Ramadhan dan Idul Fitri. Secara
historis, komoditas daging ayam ras menjadi penyumbang
andil inflasi terbesar pada momen HBKN seperti Idul Fitri di
Kalimantan Tengah. Namun diperkirakan tekanan inflasi
dari komoditas tersebut tidak akan setinggi historisnya
yang didukung oleh adanya program inovasi TPID
81KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
80 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Sumatera dan Jawa. Disamping itu adanya proyeksi harga
CPO global oleh IMF yang diperkirakan mengalami
perbaikan pada tahun 2019 juga memberikan sentimen
positif terhadap perkiraan kinerja ekspor Kalimantan
Tengah.
Pertumbuhan investasi pada triwulan II 2019
diprakirakan tetap tumbuh positif. Investasi
diperkirakan mengalami peningkatan memasuki triwulan II
2019 sesuai dengan tren historisnya. Realisasi sejumlah
proyek oleh pihak swasta di sektor industri kelapa sawit
akan memengaruhi pertumbuhan investasi Kalimantan
Tengah pada triwulan II 2019.
Kinerja investasi diprakirakan akan mengalami
peningkatan didukung oleh proyek infrastruktur
pemerintah pada tahun 2019. Sejumlah proyek
infrastruktur pemerintah yang mulai berangsur rampung
seperti Bandar Tjilik Riwut, dan adanya perluasan dermaga
pelabuhan Bagendang di Sampit, dan Bumiharjo di
Pangkalan Bun diperkirakan akan memberikan sentimen
positif terhadap masuknya investasi di Kalimantan Tengah
di tahun 2019.
Ekspor diprakirakan tetap tumbuh pada triwulan II
2019. Kinerja ekspor diperkirakan tetap mengalami
pertumbuhan positif dan menjadi sumber pertumbuhan
pada triwulan II 2019, meskipun capaiannya diperkirakan
tidak sekuat triwulan I 2019. Ekspor CPO domestik yang
tetap terjaga, dan potensi permintaan batu bara kalori
rendah I nd i a y ang mu l a i men ingka t s e i r i ng
pengembangan berbagai industri yang dilakukan
diperkirakan akan menjaga ekspor batu bara tetap
tumbuh. Meskipun terdapat potensi proyeksi permintaan
batu bara tersebut bias bawah seiring dengan sinyal
melemahnya harga global.
Kinerja ekspor diprakirakan tetap tumbuh positif
pada tahun 2019. Kembali normalnya kinerja LU
pertambangan setelah mengalami kontraksi pada tahun
2018 diperkirakan akan mendorong kinerja ekspor batu
bara. Adanya kebijakan Pemerintah yakni penerapan B20
dalam campuran bahan bakar domestik diperkirakan akan
mendorong ekspor antar daerah komoditas CPO. Peran
Kalimantan Tengah sebagai salah satu sentra produksi CPO
nasional diperkirakan akan mendorong ekspor antar
daerah CPO untuk memenuhi kebutuhan input B20 di
7.2.2 Prospek Sisi PenawaranLU pertanian diprakirakan tetap tumbuh positif pada
triwulan II 2019. Produksi komoditas utama perkebunan
yakni TBS diperkirakan tetap terjaga seiring semakin
produktifnya usia tanaman, yang juga didorong oleh masih 11baiknya curah hujan hingga awal triwulan I 2019 . Di sisi
lainnya, produksi komoditas tabama diperkirakan akan
melambat paska panen raya musim tanam periode
Oktober-Maret di beberapa daerah sentra produksi.
LU pertanian diprakirakan dapat tumbuh lebih tinggi
pada tahun 2019. Meningkatnya produksi TBS
Kalimantan Tengah sebesar 27,03% (yoy) pada tahun
2018 diperkirakan masih dapat meningkat pada tahun 122019 seiring semakin produktifnya usia tanaman .
LU industri pengolahan diprediksi mengalami
pertumbuhan meningkat pada triwulan II 2019.
Terjaganya produktivitas TBS diprakirakan akan
mendorong LU industri pengolahan yang merupakan LU
turunan pertanian untuk tetap tumbuh pada triwulan II
2019. Adanya sinyal harga CPO global yang mulai
membaik memasuki triwulan II 2019, dan tetap terjaganya 13perdagangan CPO domestik yang didorong oleh
mandatory B20 diperkirakan akan memberikan dampak
positif terhadap pertumbuhan LU industri pengolahan.
LU industri pengolahan diprediksi tumbuh lebih baik
pada tahun 2019. Harga CPO global yang diproyeksikan
membaik di tahun 2019 oleh IMF dapat memberikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan LU industri
pengolahan di Kalimantan Tengah. Disamping itu, semakin
baiknya produksi TBS Kalimantan Tengah seiring umur
tanaman yang semakin dewasa diperkirakan akan
memberikan pengaruh positif terhadap input industri
Hasil liaison Bank IndonesiaHasil liaison Bank IndonesiaHasil liaison Bank Indonesia
11.12.13.
Pada triwulan II 2019 diprakirakan inflasi Kalimantan
Tengah akan berada pada rentang 3,25%-3,65%
(yoy) dengan kecenderungan menuju batas bawah.
Prakiraan ini lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan
inflasi triwulan I 2019 sebesar 4,10%-4,50% (yoy).
Proyeksi diperkirakan memiliki kecenderungan menuju
batas bawah seiring dengan membaiknya supply
komoditas daging ayam ras. Tekanan inflasi pada triwulan
II 2019 utamanya akan dipengaruhi oleh permintaan
masyarakat pada momen Ramadhan dan Idul Fitri.
Secara keseluruhan, diprakirakan inflasi Kalimantan
Tengah tahun 2019 akan berada pada rentang 2,90%
- 3,30% (yoy) dengan kecenderungan menuju batas
bawah. Inflasi Kalimantan Tengah diprakirakan akan
menurun dibandingkan dengan realisasi inflasi tahun
2018. Hal ini didorong oleh baseline effect tingginya
realisasi pada tahun 2018, normalisasi harga akan
mendorong capaian inflasi lebih rendah dibandingkan
tahun sebelumnya. Konsumsi diperkirakan tetap kuat
namun relatif terbatas seiring dengan pengetatan
kebijakan moneter yang dilakukan. Disamping itu upaya
pengendalian inflasi yang terus dilakukan oleh Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Tengah
be r sama dengan Pemer in tah P rov in s i da l am
mengendalikan harga, khususnya komoditas daging ayam
ras diperkirakan akan meredam tekanan inflasi pada tahun
2019.
pengolahan dan mendorong pertumbuhan. Terdapatnya
mandatory B20 juga diperkirakan akan memberikan
sentimen positif terhadap penyerapan produksi CPO
Kalimantan Tengah oleh pasar domestik.
LU pertambangan dan penggalian diprakirakan
tetap tumbuh pada triwulan II 2019. Normalisasi
produksi komoditas batu bara yang mengalami kontraksi
pada triwulan II 2018 diperkirakan akan mendorong
pertumbuhan LU pertambangan dan penggalian pada
triwulan II 2019 (baseline effect). Disamping itu
terdapatnya potensi permintaan batu bara yang tetap
terjaga dari India yang baru mengembangkan sejumlah
industri baru diperkirakan dapat menjaga pertumbuhan LU
pertambangan.
LU pertambangan dan penggalian diprakirakan akan
mengalami perbaikan pada tahun 2019. Produksi
komoditas batu bara diperkirakan akan membaik, setelah
pada tahun 2018 mengalami kontraksi dampak rendahnya
kuota produksi, surutnya debit air Saungai Barito, dan
baseline effect berakhirnya operasional salah satu
perusahaan batu bara pada akhir tahun 2017. Namun
terdapat potensi proyeksi bias bawah seiring dengan
melemahnya proyeksi batu bara global pada tahun 2019
oleh IMF.
Pertumbuhan LU perdagangan diperkirakan
meningkat pada triwulan II 2019. Peningkatan daya beli
masyarakat seiring adanya momen perayaan Ramadhan
dan hari raya Idul Fitri akan mendorong meningkatnya
pertumbuhan LU perdagangan. Disamping itu terdapatnya
pelaksanaan pemilu pada triwulan II 2019 juga dapat
mendorong konsumsi RT maupun Pemerintah yang dapat
berdampak terhadap kinerja perdagangan.
Pertumbuhan LU perdagangan diprakirakan tetap
positif. Prakiraan kondisi ekonomi Kalimantan Tengah
yang membaik pada tahun 2019 juga akan mendorong LU
perdagangan tumbuh positif. Terdapatnya peningkatan
daya beli masyarakat seiring adanya perbaikan
pendapatan masyarakat dampak meningkatnya UMK
akan mendorong pertumbuhan LU perdagangan.
7.3 PROSPEK INFLASI DAERAH
Kelompok Bahan MakananTekanan inflasi dari kelompok bahan makanan
diprakirakan akan sedikit meningkat pada triwulan II
tahun 2019. Tekanan inflasi kelompok ini diperkirakan
akan meningkat pada triwulan II didorong oleh tingginya
permintaan pada momen Ramadhan dan Idul Fitri. Secara
historis, komoditas daging ayam ras menjadi penyumbang
andil inflasi terbesar pada momen HBKN seperti Idul Fitri di
Kalimantan Tengah. Namun diperkirakan tekanan inflasi
dari komoditas tersebut tidak akan setinggi historisnya
yang didukung oleh adanya program inovasi TPID
81KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
80 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Kalimantan Tengah, yakni penambahan suplai daging
ayam ras, melalui pembentukan supply chain daging ayam
ras beku. Diperkirakan keberadaan supply chain daging
ayam ras beku ini dapat meredam tekanan inflasi
komoditas daging ayam ras pada hari raya Idul Fitri, seperti
yang telah berhasil dilakukan pada hari raya Natal tahun
2018.
Inflasi kelompok bahan makanan diprakirakan akan
relatif terkendali pada tahun 2019. Tingginya inflasi
kelompok bahan makanan pada tahun 2018 disebabkan
oleh tekanan dari komoditas daging ayam ras. Adanya
upaya pengendalian daging ayam ras dari TPID Kalimantan
Tengah berupa penambahan suplai daging ayam ras dalam
bentuk daging ayam beku yang telah dilakukan pada akhir
tahun 2018 diperkirakan dapat berdampak terhadap
menurunnya tekanan dari kelompok ini di tahun 2019.
Kelompok Transportasi dan Bahan BakarTekanan pada kelompok transportasi dan bahan
bakar diprakirakan akan meningkat pada triwulan II
2019. Tingginya tekanan kelompok ini diperkirakan
bersumber dari tarif angkutan udara yang mengalami
kenaikan sejak akhir tahun 2018. Penyesuaian tarif
angkutan udara oleh sejumlah maskapai , dan
berkurangnya frekuensi penerbangan dari dan menuju
Kalimantan Tengah menjadi penyebab tingginya tarif
angkutan udara. Tingginya permintaan masyarakat pada
momen Ramadhan dan Idul Fitri terhadap moda
transportasi udara akan memberikan sumbangan
terhadap tekanan inflasi Kalimantan Tengah secara
keseluruhan.
Inflasi kelompok transportasi dan bahan bakar
diprakirakan meningkat pada tahun 2019.
Penyesuaian tarif angkutan udara dan berkurangnya
frekuensi penerbangan dari dan menuju Kalimantan
Tengah diperkirakan akan memberikan tekanan inflasi
kelompok ini pada tahun 2019.
Kelompok Transportasi dan Bahan BakarTekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau diprakirakan akan meningkat
pada triwulan II 2019. Peningkatan daya beli masyarakat
seiring perayaan Ramadhan dan Idul Fitri akan
memberikan tekanan lebih tinggi terhadap kondisi inflasi
kelompok ini. Disamping itu, tingginya kebergantungan
Kalteng terhadap pasokan makanan jadi dari luar daerah
juga terekspos risiko terpengaruhi oleh meningkatnya
ongkos logistik yang didorong oleh inflasi tarif angkutan
udara.
Tekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau diprakirakan akan meningkat
namun relatif terkendali pada tahun 2019. Tekanan
inflasi kelompok ini diprakirakan akan dipengaruhi oleh
meningkatnya UMK Kalimantan Tengah pada tahun 2019.
Namun pengaruhnya diperkirakan akan relatif terkendali
seiring dengan prospek ketatnya kebijakan moneter pada
tahun 2019.
Daftar Istilah dan Singkatan
Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.
month to month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya.
quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.
year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.
Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1-100.
Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100.
Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.
Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi.
Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.
Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan.
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah.
PDRB
mtm
yoy
Indeks KeyakinanKonsumen (IKK)
Indeks Harga Konsumen(IHK)
Indeks Kondisi Ekonomi
Indeks EkspektasiKonsumen
Pendapatan Asli Daerah(PAD)
Dana Perimbangan
Indeks PembangunanManusia (IPM)
Inflasi
Volatile Foods
Administered Price
qtq
83KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
82 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Kalimantan Tengah, yakni penambahan suplai daging
ayam ras, melalui pembentukan supply chain daging ayam
ras beku. Diperkirakan keberadaan supply chain daging
ayam ras beku ini dapat meredam tekanan inflasi
komoditas daging ayam ras pada hari raya Idul Fitri, seperti
yang telah berhasil dilakukan pada hari raya Natal tahun
2018.
Inflasi kelompok bahan makanan diprakirakan akan
relatif terkendali pada tahun 2019. Tingginya inflasi
kelompok bahan makanan pada tahun 2018 disebabkan
oleh tekanan dari komoditas daging ayam ras. Adanya
upaya pengendalian daging ayam ras dari TPID Kalimantan
Tengah berupa penambahan suplai daging ayam ras dalam
bentuk daging ayam beku yang telah dilakukan pada akhir
tahun 2018 diperkirakan dapat berdampak terhadap
menurunnya tekanan dari kelompok ini di tahun 2019.
Kelompok Transportasi dan Bahan BakarTekanan pada kelompok transportasi dan bahan
bakar diprakirakan akan meningkat pada triwulan II
2019. Tingginya tekanan kelompok ini diperkirakan
bersumber dari tarif angkutan udara yang mengalami
kenaikan sejak akhir tahun 2018. Penyesuaian tarif
angkutan udara oleh sejumlah maskapai , dan
berkurangnya frekuensi penerbangan dari dan menuju
Kalimantan Tengah menjadi penyebab tingginya tarif
angkutan udara. Tingginya permintaan masyarakat pada
momen Ramadhan dan Idul Fitri terhadap moda
transportasi udara akan memberikan sumbangan
terhadap tekanan inflasi Kalimantan Tengah secara
keseluruhan.
Inflasi kelompok transportasi dan bahan bakar
diprakirakan meningkat pada tahun 2019.
Penyesuaian tarif angkutan udara dan berkurangnya
frekuensi penerbangan dari dan menuju Kalimantan
Tengah diperkirakan akan memberikan tekanan inflasi
kelompok ini pada tahun 2019.
Kelompok Transportasi dan Bahan BakarTekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau diprakirakan akan meningkat
pada triwulan II 2019. Peningkatan daya beli masyarakat
seiring perayaan Ramadhan dan Idul Fitri akan
memberikan tekanan lebih tinggi terhadap kondisi inflasi
kelompok ini. Disamping itu, tingginya kebergantungan
Kalteng terhadap pasokan makanan jadi dari luar daerah
juga terekspos risiko terpengaruhi oleh meningkatnya
ongkos logistik yang didorong oleh inflasi tarif angkutan
udara.
Tekanan inflasi kelompok makanan jadi, minuman,
rokok, dan tembakau diprakirakan akan meningkat
namun relatif terkendali pada tahun 2019. Tekanan
inflasi kelompok ini diprakirakan akan dipengaruhi oleh
meningkatnya UMK Kalimantan Tengah pada tahun 2019.
Namun pengaruhnya diperkirakan akan relatif terkendali
seiring dengan prospek ketatnya kebijakan moneter pada
tahun 2019.
Daftar Istilah dan Singkatan
Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu.
month to month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya.
quarter to quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan sebelumnya.
year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya.
Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1-100.
Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100.
Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukkan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100.
Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.
Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi.
Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.
Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan.
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.
Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah.
PDRB
mtm
yoy
Indeks KeyakinanKonsumen (IKK)
Indeks Harga Konsumen(IHK)
Indeks Kondisi Ekonomi
Indeks EkspektasiKonsumen
Pendapatan Asli Daerah(PAD)
Dana Perimbangan
Indeks PembangunanManusia (IPM)
Inflasi
Volatile Foods
Administered Price
qtq
83KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
KA
NT
OR
PE
RW
AK
ILA
N B
AN
K I
ND
ON
ES
IAP
RO
VIN
SI
KA
LIM
AN
TA
N T
EN
GA
H
82 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019
Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.
Terdiri dari rekening giro masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam Rupiah pada sistem moneter.
Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara penerimaan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.
Singkatan dari Non Performing Loans disebut juga kredit bermasalah, dengan kolektibilitas kurang lancar (3), diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.
Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan.
Singkatan dari Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 juta s/d Rp5 miliar.
Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang kartal yang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank.
Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.
Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.
Selisih antara outflow dan inflow.
Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalam kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.
Uang Giral
NIM
NPLs
Restrukturisasi kredit
UMKM
UYD
Inflow
Outflow
Netflow
PTTB
Uang Kartal
84 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL . FEBRUARI 2019