Download - KASUS2 FORENSIK
DAFTAR ISI
Daftar isi................................................................................................................................. i
BAB I. Pendahuluan.............................................................................................................. 1
BAB II. Laporan Kasus.......................................................................................................... 2
BAB III. Pembahasan............................................................................................................
Perkiraan Kronologis Kasus ...................................................................................
Interpretasi Pemeriksaan Temuan Mayat Bayi......................................................
Pemeriksaan Temuan Tersangka (Ibu)..................................................................
Pemeriksaan Pembuktian Hubungan Ibu dan Mayat Bayi....................................
Visum et Repertum................................................................................................
BAB IV. Tinjauan Pustaka....................................................................................................
A. Aspek Hukum ...................................................................................................
B. Prosedur Medikolegal ........................................................................................
C. Lahir Hidup ........................................................................................................
D. Lahir Mati ..........................................................................................................
BAB V. Daftar Pustaka ........................................................................................................ 17
i
BAB I
PENDAHULUAN
Pembunuhan anak adalah pembunuhan bayi oleh ibu kandung pada saat bayi
dilahirkan atau sesaat sesudahnya dengan alasan takut ketahuan telah melahirkan bayi
tersebut. Pembunuhan anak sering dilakukan dengan cara yang menyebabkan asfiksia
seperti pencekikan, penjeratan, dan pembekapan, kekerasan benda tumpul dan tajam jarang
ditemukan.
Pada kasus dugaan pembunuhan anak, pemeriksaan pada tersangka difokuskan pada:
identifikasi, tanda-tanda baru melahirkan anak, berapa lama telah melahirkan anak, tanda-
tanda partus precipitatus, dan pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan pada bayi difokuskan
pada: identifikasi, viabilitas, bayi tersebut lahir hidup atau lahir mati?, tanda-tanda
perawatan, waktu kelahiran, cara dan sebab kematian, dan tindak pidana yang mungkin
terjadi. Harus dibuktikan bahwa tersangka adalah ibu kandung korban (bayi yang
ditemukan). Identifikasi menggunakan sidik jari DNA perlu dipertimbangkan.
Dari 10.968 kasus forensik (jenazah yang dikirim dengan dugaan kematian tidak
wajar) yang diterima Instalasi Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSU Dr.
Soetomo Surabaya sejak tahun 2000 – 2009, terdapat 112 (1,02%) kasus jenazah bayi yang
dikirim dengan dugaan pembunuhan, pembunuhan anak, penelantaran dan beberapa dengan
SPVR (Surat Permintaan Visum et Repertum) yang tidak mencantumkan dugaan penyidik.
Dari 112 bayi tersebut, menurut hasil otopsi 98 bayi dinyatakan viabel dan 14 bayi
tidak viabel. Dari 98 yang viabel tersebut, 6 bayi dengan tanda-tanda perawatan, sedangkan
92 bayi tanpa tanda-tanda perawatan.
Dengan demikian berarti dapat diduga 112 bayi tersebut: 92 (82,14%) bayi dengan
dugaan pembunuhan anak, 14 (12,50%) bayi dengan dugaan hasil abortus, 6 (5,35%) kasus
dengan dugaan penelantaran atau pembunuhan biasa.
92 (0,83%) kasus dugaan pembunuhan anak dari 10.968 kasus forensik memang
secara prosentase hanya sedikit. Tapi bahwa dalam 10 tahun terakhir ada 92 ibu kandung
yang diduga tega menghabisi nyawa anak kandungnya sendiri bukanlah hal yang bisa
dimaklumi.1
1
BAB II
LAPORAN KASUS
Sesosok mayat bayi lahir ditemukan di suatu tempat sampah. Masyarakat
melaporkannya kepada polisi. Mereka juga melaporkan bahwa semalam melihat seorang
perempuan yang menghentikan mobilnya didekat sampah tersebut dan berada disana cukup
lama. Seorang dari anggota masyarakat sempat mencatat nomor mobil perempuan tersebut.
Polisi mengambil mayat bayi tersebut dan menyerahkannya kepada anda sebagai
dokter direktur rumah sakit. Polisi juga menyatakan bahwa sebentar lagi si perempuan yang
dicurigai sebagai pelakunya akan dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa. Anda harus
mengatur segalanya agar semua pemeriksaan dapat berjalan dengan baik dan akan
membriefing para dokter yang akan menjadi pemeriksa.
2
BAB III
PEMBAHASAN
PERKIRAAN KRONOLOGIS KASUS
Seorang mahasiswi berusia 19 tahun, tega membunuh dan membuang bayinya yang
baru lahir ke suatu tempat sampah. Tersangka melahirkan bayinya seorang diri saat semua
keluarganya tidak ada di rumah . Karena takut ketahuan oleh orang tua, tersangka pun
memilih untuk membunuh bayinya dengan cara membekap mulut bayi dengan bantal. Lalu
tersangka memasukkan bayi yang baru lahir tersebut kedalam sebuah kardus dan
dibuangnya ke suatu tempat sampah pada dini hari. Hal ini dia lakukan lantaran malu
hamil diluar nikah.
Tertangkapnya tersangka oleh pihak polisi berawal dari laporan warga yang
menemukan mayat bayi lahir di suatu tempat sampah. Warga juga melaporkan bahwa
mereka melihat seorang perempuan yang menghentikan mobilnya didekat tempat sampah
dan berada disana cukup lama. Seorang dari warga berhasil mencatat nomor polisi mobil
perempuan tersebut. Polisi pun berhasil menangkap tersangka dan melakukan pemeriksaan
terhadapnya.
INTERPRETASI PEMERIKSAAN TEMUAN MAYAT BAYI
PEMERIKSAAN LUAR :
1. Organ genitalia eksterna pada bayi → menunjukkan jenis kelamin bayi
2. Bayi masih penuh darah dan tali pusat masih melekat pada plasenta → menunjukkan
bahwa bayi belum mendapatkan perawatan
3. Tanda sianosis di ujung jari, kuku, mulut → menunjukkan ia mengalami kematian akibat
asfiksia
3
4. Tardieu’s spot pada konjungtiva bulbi, palpebra dan kulit wajah → menunjukkan tanda
khas pada kasus asfiksia
5. Luka memar pada mukosa bibir dan pipi → menunjukkan adanya pembekapan pada bayi
6. Didapatkan hasil PB = 50 cm. → panjang badan bayi diukur untuk memperkirakan usia
bayi dalam kandungan menggunakan rumus De Haas. Pada kasus ini PB bayi = 50 cm,
berarti usia bayi = 50/5 x 4 minggu = 40 minggu.
PEMERIKSAAN DALAM :
1. Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung jantung, paru
berwarna merah muda tidak merata dengan pleura tegang (taut pleura)
2. Gambaran mozaik pada paru
3. Hasil uji apung paru positif
4. Pemeriksaan mikroskopik paru menunjukkan alveoli paru yang mengembang
sempurna
5. Adanya udara dalam duodenum menunjukkan lahir hidup dan telah hidup 6-12 jam.
PEMERIKSAAN IBU
A. Tanda persalinan
Perubahan pada serviks dan segmen bawah uterus
Tepi luar serviks yang berhubungan dengan os eksternum biasanya mengalami
laserasi terutama di bagian lateral. Ostium serviks berkontraksi perlahan dan
beberapa hari setelah persalinan hanya dapat ditembus oleh dua jari. Pada minggu
pertama ostium tersebut menyempit, karena ostium tersebut telah menyempit
serviks menebal dan kanal kembali terbentuk. Epitel serviks menjalani
pembentukan kembali dalam jumlah yang cukup banyak sebagai akibat pelahiran
bayi.segmen bawah uterus mengalami penipisan cukup bermakna akan berkontraksi
dan tertarik kembali.
4
Perubahan pada traktus urinarius
Kandung kemih masa nifas mempunyai kapasitas menampung yang bertambah
besar dan relative tidak sensitive. Pengosongan yang tidak sempurna serta
overdistensi dan urin residual yang berlebihan sering terjadi. Pengamatan yang
cermat terhadap semua wanita postpartum, dengan melakukan kateterisasi yang
tepat pada mereka yang tidak apat berkemih dapat menghindari sebagian besar
masalah berkemih.
Peritoneum dan dinding abdomen
Ligamentum latum dan rotundum jauh lebih kendur dibanding kondisi saat tidak
hamil dan ligament-ligamen ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih
dari peregangan dan pengenduran yang terjadi selama kehamilan. Sebagai akibat
putusnya serat-serat elastic kulit dan distensi berkepanjangan yang disebabkan
uterus hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk sementara waktu.
Kembalinya struktur ini ke keadaan normal memerlukan waktu beberapa minggu,
tetapi pemulihan dapat dibantu olahraga.selain timbulnya striae yang berwarna
keperakkan dinding abdomen iasanya kembali ke keadaan sebelum kehamilan.
Namun jika otot-ototnya tetap atonik dinding abdomen akan tetap kendur.mungkin
terdapat pemisahan atau diastasis muskulus rektus yang jelas. Pada keadaan
ini,dinding abdomen di sekitar garis tengah hanya dibentuk oleh peritoneum, fasia
tipis serta lemak subkutan dan kulit.
B. Tanda-tanda Kehamilan
hCG (human Chorionic Gonadotropin)
hormone ini disekresikan ke dalam sirkulasi ibu hamil dan diekskresikan melalui
urin. hCG ini dapat dideteksi pada sekitar 26 hari setelah konsepsi dan peningkatan
ekskresinya sebanding meningkatnya usia kehamilan di antara 30-60 hari. produksi
puncaknya adalah pada usia kehamilan 60-70 hari dan kemudian menurun secara
bertahap dan menetap hingga akhir kehamilan setelah usia kehamilan 100-130 hari.
5
C. Psikologis
Factor psikologik ibu yang baru melahirkan diperhitungkan sebagai factor yang
meringankan, keadaan tersebut menyebabkan ibu melakukan pembunuhan tidak dalam
keadaan yang sadar penuh, dan dalam keadaan demikian, pada si ibu belum sempat timbul
rasa kasih sayang serta keinginan untuk merawat bayinya. Ibu yang membunuh anaknya
karena terdorong oleh rasa ketakutan akan diketahui orang lain melahirkan anak itu,
biasanya anak yang dibunuh didapat dari hubungan yang tidak sah.
PEMERIKSAAN HUBUNGAN MAYAT BAYI DENGAN PELAKU
o Tes DNA mitokondria
Mitokondria memiliki molekul DNA sendiri yang disebut sebagai DNA mitokondria. Pada
manusia genom mitokondria DNA mengandung sekitar 16.000 pasang basa DNA, dimana
ini hanya mewakili sebagian dari total pasang basa DNA yang terdapat pada inti sel. Yang
membuat DNA ini istimewa, tidak seperti DNA nukleus yang diwarisi secara seimbang dari
ayah dan ibu, DNA ini diwarisi hanya dari sang ibu, karena semua mitokondria manusia
diturunkan dari mitokondria sel telur ibu. Sehingga, kita bisa melakukan tes untuk
membandingkan mitokondria anak dan ibu untuk menentukan hubungan mereka.(adanya
kemiripan)Karena mitokondria merupakan struktur yang kuat dan melindungi DNA yang
dikandungnya, DNA mitokondria sangat berguna juga untuk mengidentifikasi korban-
korban bencana alam dimana DNA nukleus sudah terdegradasi ataupun rusak. Sebagian
besar sel di tubuh kita mengandung antara 500 sampai 1000 copy dari molekul DNA
mitokondria yang membuatnya lebih mudah untuk ditemukan dan diekstrak daripada DNA
nukleus.
Cara pengambilan sampel: Sampel darah diambil sebanyak 2 ml dengan menggunakan
tabung EDTA kemudian diberi label yang jelas, dan tanggal pengambilan sampel. Sampel
disimpan pada suhu 4°C.
6
o Tes golongan darah
Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis
karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Dua jenis
penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan ABO dan Rhesus (faktor
Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen ABO dan Rh,
hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel
dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal
ginjal, syok, dan kematian.
VISUM ET REPERTUM
Visum et Repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter, berisi temuan dan
pendapat berdasarkan keilmuannya tentang hasil pemeriksaan medis terhadap manusia atau
bagian tubuh dari manusia, baik hidup maupun mati, atas permintaan tertulis (resmi) dari
penyidik yang berwenang yang dibuat atas sumpah atau dikuatkan dengan sumpah, untuk
kepentingan peradilan.
Visum et repertum terdiri dari lima bagian yaitu :
1. Projustitia
Terdapat di bawah kop surat yang memiliki fungsi seperti “materai”
2. Pendahuluan
Merupakan uraian tentang identitas dokter pemeriksa, instansi pemeriksa, tempat
dan waktu pemeriksaan, instansi peminta visum, nomor dan tanggal surat
permintaan, serta identitas korban yang diperiksa sesuai dengan permintaan visum
et repertum tersebut
3. Pemberitaan
Diberi judul “Hasil Pemeriksaan”. Merupakan bagian hasil pemeriksaan yang
didapat oleh dokter pemeriksa sehingga bersifat obyektif. Dituliskan secara
sistematik, jelas dan dapat dimengerti oleh orang yang tidak berlatar belakang
kedokteran
7
4. Kesimpulan
Diberi judul “Kesimpulan”. Berisi kesimpulan pemeriksa atas hasil pemeriksaan
dengan berdasarkan keilmuan/keahliannya. Pada korban hidup berisi setidaknya
jenis perlukaan atau cedera, penyebab, serta derajat luka
5. Penutup
Tanpa judul. Merupakan kalimat penutup yang menyatakan visum et repertum
dibuat dengan sebenarnya, berdasarkan keilmuan serta mengingat sumpah dan
sesuai dengan KUHAP.2
8
Contoh :
RS CEPAT SEMBUHJl. Selalu Sehat no 1. Jakarta 11111
Telp/fax 021-21212121
Jakarta,11 Oktober 2013
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
No.01/TU.RSCS/X/2013
Yang bertandatangan dibawah ini, dr. X, SpF, dokter pada Rumah Sakit Cepat Sembuh, atas permintaan dari kepolisian sektor Jakarta Raya dengan suratnya nomor VER-19/10/2013, tertanggal 7 oktober 2013, maka dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal tujuh oktober tahun dua ribu tiga belas, pukul sepuluh lewat lima belas menit waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di RS Cepat Sembuh, telah melakukan pemeriksaan korban dengan nomor registrasi 425-78-90 yang menurut surat tersebut adalah : --------------
Nama : ---------------------------------------------------------------------------------
Umur : --------------------------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin : ---------------------------------------------------------------------------------
Warga Negara : Indonesia ---------------------------------------------------------------------Pekerjaan : ---------------------------------------------------------------------------------Alamat : ---------------------------------------------------------------------------------
HASIL PEMERIKSAAN : ------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN : -----------------------------------------------------------------------------------
Pada mayat bayi lahir -------------------------------------------------------------------------------
Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan sebenarnya dengan menggunakan keilmuan yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah sesuai dengan kitab Undang - undang Hukum Acara Pidana. ----------------------------------------------
Dokter Pemeriksa,
dr. X, SpF
9
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASPEK HUKUM
- Pasal 341 KUHP
Seorang ibu dengan sengaja menghilangkan jiwa anaknya pada ketika dilahirkan atau
tidak berapa lama sesudah dilahirkan, karena takut ketahuan bahwa ia sudah melahirkan
anak, dihukum, karena makar mati terhadap anak , dengan hukuman penjara selama-
lamanya 7 tahun.
- Pasal 342 KUHP
Seorang ibu yang dengan sengaja akan menjalankan keputuan yang diambilnya sebab
takut ketahuan
bahwa ia tidak lama lagi akan melahirkan anak, menghilangkan jiwa anaknya itu pada
ketika dilahirkan atau tidak lama kemudian dari pada itu, dihukum karena pembunuhan
anak yang direncanakan dengan hukuman penjara selama-lamanya 9 tahun.
- Pasal 343 KUHP
Bagi orang lain yang turut campur dalam kejahatan yang diterangkan dalam pasal 341 dan
342 dianggap kejahatan itu sebagai makar mati atau pembunuhan
- Pasal 181 KUHP
Barang siapa mengubur, menyembunyikan, mengangkut atau menghilangkan mayat
dengan maksd hendak menyembunyikan kematian dan kelahiran orang itu, dihukum
penjara selama-lamanya 9 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus
rupiah.
- Pasal 304 KUHP
Barang siapa dengan sengaja menyebabkan atau membiarkan orang dalam kesengsaraan,
sedang ia wajib memberi kehidupan perawatan atau pemeliharaan pada orang itu karena
hukum yang berlaku atasnya atau karena menurut perjanjian, dihukum penjara selama 2
tahun 8 bulan atau denda sebanyak-banyaknya empat ribu lima ratus rupiah.
10
- Pasal 305 KUHP
Barang siapa menaruhkan anak yang dibawah umur 7 tahun disuatu tempat supaya
dipungut oleh orang lain, atau dengan maksud akan terbebas dari pada pemeliharaan anak
itu , meninggalkannya , dihukum penjara sebanyak-banyaknya 5 tahun 6 bulan.
- Pasal 306 KUHP
(1) Kalau salah satu perbuatan yang diterangkan dalam pasal 304 dan 306 itu
menyebabkan luka berat maka si tersalah dihukum penjara selama-lamanya 7 tahun 6
bulan.
(2) Kalau salah satu perbuatan ini menyebabkan orang lain mati, sitersalah itu dihukum
penjara selama-lamanya 9 tahun.
- Pasal 307 KUHP
Kalau sitersalah karena kejahatab yang diterangkan dalam pasal 305 adalah bapa atau ibu
anak itu, maka baginya hukuman yang ditentukan dalam pasal 305 dan 306 dapat
ditambah dengan sepertiganya.
- Pasal 308 KUHP
Kalau ibu menaruh anaknya disuatu tempat supaya dipungut oleh orang lain tidak lama
sesudah anak itu dilahirkan oleh karena takut akan diketahui orang ia melahirkan anak
atau dengan maksud akan terbebas dari pemeliharaan anak itu, meninggalkannya , maka
hukuman maksimum yang tersebut dalam pasal 305 dan 306 dikurangi sehingga
seperduanya.
11
B. PROSES MEDIKOLEGAL
1. Penemuan dan pelaporan
- Dilakukan oleh warga masyarakat yang melihat, mengetahui atau mengalami suatu
kejadian yang diduga merupakan suatu tindak pidana.
- Pelaporan dilakukan ke pihak yang berwajib,dalam hal ini Kepolisian RI dan lain-lain.
2. Penyelidikan
- Dilakukan oleh penyelidik untuk mengetahui apakah benar ada kejadian seperti yang
dilaporkan.
- Menurut Pasal 4 KUHAP, penyelidik adalah setiap pejabat polisi negara Republik
Indonesia.
3. Penyidikan
- Dilakukan oleh penyidik
- Tindak lanjut setelah diketahui benar-benar terjadi suatu kejadian.
- Penyidik dapat meminta bantuan seorang ahli.
- Menurut pasal 2 PP No 27/1983, penyidik adalah Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia dengan pangkat serendah-rendahnya Pembantu Letnan Dua, dan pejabat
pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang
sekurang-kurangnya Pengatur Muda Tingkat 1(golongan II/b).
4. Pemberkasan perkara
Dilakukan oleh penyidik, menghimpun semua hasil penyidikannya dan diteruskan ke
penuntut umum.
5. Penuntutan
Dilakukan oleh penuntut umum di siding pengadilan setelah berkas perkara yang lengkap
diajukan ke pengadilan.
12
6.Persidangan
- Persidangan pengadilan dipimpin oleh hakim atau majelis hakim.
- Dilakukan pemeriksaan terhadap terdakwa, para saksi dan juga para ahli. Dokter dapat
dihadirkan di sidang pengadilan untuk bertindak selaku saksi ahli atau selaku dokter
pemeriksa
7. Putusan pengadilan
Vonis dijatuhkan oleh hakim dengan ketentuan, yaitu keyakinan pada diri hakim bahwa
memang telah terjadi suatu tindak pidana dan bahwa terdakwa memang bersalah.
Keyakinan hakim harus ditunjang oleh sekurang-kurangnya dua dari lima alat bukti yang
sah, yaitu keterangan saksi, keterangan terdakwa, keterangan ahli, surat dan petunjuk.
Terkait kasus ini dasar hukum yang berhubungan kewajiban dokter membantu peradilan
diatur dalam:
Pasal 133 KUHAP
(1) penyidik berwenang untuk mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
(2) permintaan dilakukan secara tertulis
(3) mayat yang dikirimkan kepada ahli harus diperlakukan secara baik.
Pasal 134 KUHAP
(1) apabila pembuktian bedah mayat sangat diperlukan penyidik wajib
memberitahu kepada keluarga korban.
(2) penyidik wajib menjelaskan maksud dan tujuan dengan sejelasjelasnya
(3) apabila dalam 2 hari tidak ada tanggapan, penyidik segera melaksanakan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 133 ayat 3.
Pasal 135
Pasal 179
(1) setiap orang yang dimintai pendapatnya sebagai ahli, wajib memberikan
keterangan ahli demi keadilan
13
(2) wajib memberikan keterangan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut
pengetahuan dalam bidang keahliannya.
Pasal 53 UU Kesehatan ayat 3
Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pembuktian, dapat melakukan tindakan medic
terhadap seseorang dengan mempertahankan kesehatan dan keselamatan yang
bersangkutan.3
C. LAHIR HIDUP
Lahir hidup adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konsepsi yang lengkap,yang setelah
pemisahan,bernapaa atau menunjukkan tanda kehidupan lain, tanpa mempersoalkan usia
gestasi, sudah atau belumnya tali pusat dipotong atau uri dilahirkan.
Pemeriksaan :
- Dada sudah mengembang, Diagfragma sudah turun sampai selaniga 4-5,terutama pada
bayi yang telah lama hidup.
- Pemeriksaan makroskopik paru : Paru sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian
kandung jantung konsistensi seperti spons,teraba derik udara
- Uji apung paru : Memberikan hasil positif
- Pemeriksaan mikroskopik paru :
Menunjukkan alveoli paru yang mengembang sempurna dengan atau tanpa emfisema
obstruktif,serta tidak terlihat adanya projection. Pada pewarnaan gomori atau
ladewig, serabut retikulin akan tampak tegang.
14
D. LAHIR MATI
Lahir mati adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan dari ibunya,
tanpa mempersoalkan usia kehamilan. Kematian ditandai oleh janin yang tidak bernapaa
atau tidak menunjukkan tanda kehidupan lain, seperti denyut jantung,denyut nadi nadi dan
gerakan otot rangka.
Pemeriksaan :
- Tanda tanda maserasi
Merupakan proses pembusukan intra uterin,yang berlangsung dari luar kedalam. Tampak
setelah 8-10 hari kematian inutero. Bila kematian baru terjadi 3 atau 4 hari,hanya terlihat
perubahan pada kulit saja,berupa vesikel atau bula yang berisi cairan kemerahan.
- Tanda-tanda lain :
Epidermis berwarna putih dan berkeriput, bau tengik (bukan bau busuk),tubuh mengalami
perlunakan sehingga dada terlihat mendatar,sendi lengan dan tungkai lunak. Organ-organ
tampak basah tetapi tidak berbau busuk
- Dada belum mengembang
Iga masih datar dan diagfragma masih setinggi iga ke 3-4. Sukar dinilai bila mayat sudah
membusuk.
- Pemeriksaan makroskopik paru
Paru-paru mungkin masih tersembunyi di belakang kandung jantung atau telah mengisi
rongga dada. Paru-paru berwarna kelabu ungu merata seperti hati,konsistensi padat,tidak
teraba derik udara dan pleura yang longgar. Berat paru kira-kira 1/70 x berat badan
- Uji apung paru
Dilakukan dengan teknik tanpa sentuh untuk menghindari kemungkinan timbulnya
artefak pada sediaan histopatologik jaringan paru akibat manipulasi berlebihan
15
- Mikroskopik paru
Tanda khas untuk paru bayi belum bernafas : adanya tonjolan,berbentuk seperti bantal
yang kemudian akan bertambah tinggi dengan dasar menipis sehingga tampak seperti
gada.
16
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Hoediyanto (2010). Pembunuhan Anak (Infanticide) dalam Buku Ajar Ilmu Kedokteran Forensik
dan Medikolegal. Edisi 7, eds. Hariadi A., Hoediyanto. Surabaya: Departemen Ilmu Kedokteran
Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya p. 302 – 310.
2. Safitry Oktavinda, Mudah membuat visum et repertum kasus luka. Jakarta :Departemen Ilmu
Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. P 2-6.
3. Bagian Forensik FK UI. Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran. 1st
ed. Jakarta:
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1994. p. 11-2, 24, 40.
17